MAKALAH
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENGAPLIKASIKAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Profesi Keguruan (PPG)
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA.
Disusun oleh:
Sahara Adjie Samudera Argarry Akbar Mahmul Fadhilah Harahap
11160110000055 11160110000014 11160110000064
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018/ 1440
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 2 C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3 A. Pengertian Model Pembelajaran Inovatif ..................................................... 3 B. Ciri-ciri Model Pembelajaran Inovatif ......................................................... 6 C. Macam-macam Model Pembelajaran Inovatif ............................................. 7 D. Contoh Pelaksanaan Model Pembelajaran Inovatif ................................... 10 BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 14 A. Kesimpulan ................................................................................................ 14 B. Saran ........................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran sejatinya melibatkan berbagai unsur dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur lain yang menunjang terjadinya interaksi belajar. Terdapat banyak kritik dan kajian ilmiah yang menerangkan bahwasanya pembelajaran kebanyakan berorientasi pada guru sehingga gurulah yang berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh siswa dan tidak memberikan ruang kreativitas baik bagi siswa dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Hal ini menjadi suatu dasar pemisah antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, untuk merevolusi tatanan pembelajaran agar jauh lebih berkembang, guru dituntut agar dapat melaksanakan pembelajaran yang inovatif sehingga diharapkan ke depannya pembelajaran dapat lebih bermakna dan aplikatif. Pada dasarnya pembelajaran inovatif ini dibutuhkan oleh semua pelaku pendidikan, terutama tenaga pendidik/guru yang memainkan peran besarnya di lingkungan kelas. Peran utama guru dalam menerapkan model ini bukan sebatas kegiatan belajar mengajar saja, namun guru diharapkan dapat menumbuhkan sifatsifat inovatif dalam diri siswa. Maka dari itu, model pembelajaran ini membutuhkan perhatian khusus agar dapat menjadi kualifikasi terbaik dalam mencetak guru profesional yang inovatif. Di dalam makalah ini, kami akan paparkan model pembelajaran inovatif dimulai dari pengertian, ciri-ciri, macam-macam, dan contoh pelaksanaan model pembelajaran inovatif. Adapun penyusunan makalah ini bersumber dari bahan bacaan dan referensi lain yang sekiranya dapat membantu pembaca dalam memahami poin-poin penting dalam implementasi model pembelajaran inovatif ini.
1
2
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, kami merumuskan persoalan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran inovatif? 2. Bagaimana ciri-ciri, macam, dan contoh pelaksanaan model pembelajaran inovatif ini?
C. Tujuan Penulisan Ada pun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan model pembelajaran inovatif. 2. Untuk mengetahui ciri-ciri, macam, dan contoh pelaksanaan model pembelajaran inovatif.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Inovatif Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Model pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.1 Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Fungsi utama model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran.2 Dalam materi makalah ini, pembahasan berfokus pada model pembelajaran yang inovatif. Ditinjau dar segi bahasa, Kata “inovatif” merupakan kata sifat dari “inovasi” yang di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti “bersifat memperkenalkan sesuatu yang baru; bersifat pembaruan (kreasi baru).”3 Tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.4
1
Rusman, Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2016), hlm. 132. 2 Ibid., hlm. 133. 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia daring, “Inovatif”, (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/inovatif, Diakses pada hari Ahad, 16 Desember 2018). 4 M. Musfiqon dan Nurdyansyah. N. Pendekatan Pembelajaran Saintifik, (Sidoarjo: Learning Center, 2015), hlm. 1. (Lihat pula: Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional).
3
4
Hemat penulis, kutipan UU No. 20 Tahun 2003 di atas merupakan salah satu landasan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran inovatif secara tersirat yang dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk membangun pengetahuan itu sendiri atau secara mandiri. Dalam mewujudkan pembelajaran inovasi diperlukan adanya keterkaitan model pembelajaran, media pembelajaran, dan yang paling utama yaitu strategi pembelajaran.5 Dari hal di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Beberapa guru mengartikan model “biasa” tersebut adalah model atau metode ceramah tradisional. Dalam proses belajar mengajar, kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang tak terpisahkan dengan pendidik dan peserta didik. Seperti halnya di atas, pembelajaran inovatif didesain oleh guru atau instruktur merupakan metode yang baru agar mampu memfasilitasi peserta didik mendapat kemajuan dalam setiap proses dan hasil belajar dengan tujuan mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan dengan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan. Pembelajaran inovatif ini dapat dilihat dari peserta didik kolaboratif dalam mengartikulasikan pikiran dan gagasan secara jelas dan efektivitas melalui tutur lisan dan tulisan. Dalam terminologi ini, terdapat dua makna dari model pembelajaran inovatif ini yakni: 1. Model pembelajaran sebagai produk pemikiran inovatif, dan 2. Model pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk inovatif.
Agar dapat mewujudkan pembelajaran inovatif, maka dibutuhkan tenaga pendidik/guru yang dapat mengarahkan kepada hal demikian. Sebagaimana pernah 5
Risda Septia Wardhani, Konsep & Pengembangan Pembelajaran Inovatif, (Umsida, 2018), hlm. 2.
5
disinggung oleh pemakalah sebelumnya, salah satu kriteria guru yaitu harus memiliki profesionalitas dan mampu berinovasi. Tentu saja hal tersebut sangat tepat mengingat kita berada di zaman yang serba ‘cepat’. Guru profesional yang inovatif adalah guru yang selain memiliki kompetensi guru yang melebihi kompetensi guru profesional yang biasa, juga adalah guru profesional yang di atas rata-rata.6 Oleh karenanya, untuk mencapai “di atas ratarata” itu guru harus terus menambah dan memperluas ilmunya. Dengan begitu akan tercipta usaha pembaruan (inovasi), terutama pembaruan dalam pembelajaran. Prof Abuddin Nata menjelaskan bahwa agar tercapainya kompetensi guru profesional dan inovatif diperlukan hal berikut:7 1. Untuk dapat melakukan inovasi atau hal-hal baru, berarti ia (guru) harus terus menambah dan memperluas ilmunya. 2. Untuk mengetahui adanya hal-hal baru yang perlu diadakan, berarti ia harus terus melakukan penelitian dan temuan baru yang dibutuhkan. 3. Untuk menawarkan atau mengganti yang lama dengan hal-hal baru, berarti harus ada keberanian, karena setiap ada inovasi baru membutuhkan (menyebabkan) risiko berupa tenaga, waktu, biaya, sarana prasarana, sumber daya manusia yang tidak sedikit.
Ada beberapa sebab dan alasan mengapa kita membutuhkan seorang guru profesional yang inovatif, yaitu:8 1. Bidang pendidikan termasuk bidang sosial yang memiliki keterkaitan dengan berbagai disiplin ilmu yang amat luas. 2. Tuntutan masyarakat pada umumnya dan dunia kerja pada khususnya terhadap pendidikan mudah berubah dan cenderung makin tinggi. 3. Terjadinya perubahan paradigma dalam pendidikan yang berdampak pada perubahan komponen pendidikan, terutama komponen tenaga pendidik/guru, yakni kualifikasi guru. 6 Abuddin Nata, Pengembangan Profesi Keguruan dalam Perspektif Islam, (Ciputat: TP, 2018), hlm. 282. 7 Ibid. 8 Ibid., hlm. 285 – 286.
6
4. Tuntutan abad 21, yaitu peningkatan berbagai pendekatan, metode pengajaran, kurikulum, media, dan alat-alat pengajaran. Selain itu, Anik Ghufron menambahkan bahwa sebab kita membutuhkan guru yang dapat menerapkan model pembelajaran inovatif ini karena model ini dinilai relevan karena menjurus pada student centered learning, outcomes based learning, dan constructivism.9
B. Ciri-ciri Model Pembelajaran Inovatif Sebagaimana yang kita tahu, istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Model pengajaran mempunyai ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Secara umum suatu model pembelajaran dianggap baik Menurut para ahli apabila memiliki ciri – ciri sebagai berikut : 1. Memiliki prosedur yang sistematik untuk memodifikasi perilaku siswa 2. Hasil belajar yang ditetapkan secara khusus yaitu perubahan perilaku siswa secara positif. 3. Penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif. 4. Ukuran keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran sehingga bisa menetapkan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. 5. Interaksi dengan lingkungan agar mendorong siswa lebih aktif dalam lingkungannya.10 Hal senada juga dinyatakan oleh Aris Shoimin dalam bukunya bahwa ciri – ciri model pembelajaran yang baik antara lain: 1. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya 2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
9
Anik Ghufron, Model Pembelajaran Inovatif, (UNY, 2010), hlm. 4. Wahyuari Sartono, Metode Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Grasindo, 2012), hlm. 207.
10
7
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil. 4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.11 Dari ciri-ciri di atas, penyusun menarik kesimpulan bahwa secara singkat model pembelajaran inovatif adalah model yang digunakan guru dalam mengajar yang akan membawa peserta didik untuk berpikir inovatif. Suatu pembelajaran yang inovatif tentu harus didasari oleh penetapan proses yang baik. Selain itu, suatu model pembelajaran yang baik harus disusun dan dilandasi pemikiran yang sistematis, logis, dan dapat berpengaruh pada peningkatan positif perilaku siswa baik ketika proses pembelajaran berlangsung ataupun pasca pembelajaran tersebut dilaksanakan. Selanjutnya, lingkungan belajar yang telah ditetapkan haruslah kondusif, sebagai pendorong agar siswa lebih aktif, dan agar tujuan pembelajaran tercapai sesuai keinginan.
C. Macam-macam Model Pembelajaran Inovatif Model pembelajaran inovatif memiliki karakteristik yang khas, di antaranya guru memiliki keinginan untuk melakukan perubahan, pemahaman dan keterampilan untuk mencapai tujuan, memahami benar apa faktor-faktor penunjang, menggunakan strategi atau metode melaksanakan perubahan, dan mengevaluasi ketercapaian tujuan yang ditetapkan dalam perencanaan. Menurut S Chauhan, dalam bukunya model-model mengajar (pembelajaran) inovatif dibagi dalam tiga kelompok orientasi, antara lain:12 Pertama, model pembelajaran inovatif yang berorientasi pada interaksi sosial. Di antara ciri-ciri model pembelajaran inovatif ini antara lain:
11 Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2014), hlm. 24. 12 Chauhan, S, Innovation in Teaching and Learning Process. (New Delhi: Vikas Publishing, 1979). PVT. Ltd.
8
1. Menekankan pentingnya hubungan sosial yang berkualitas dalam proses interaksi sosial di antara siswa selama proses pembelajaran. 2. Bertujuan untuk meningkatkan peran individu dalam proses-proses sosial, meningkatkan kualitas kehidupan demokrasi, kerja sama, dan toleransi. 3. Dibangun atas asumsi dasar, bahwa manusia tidak akan bisa berkembang dengan baik apabila tidak mampu menjalin kerja sama sesama manusia (interaksi sosial) secara berkualitas. 4. Posisi guru dan murid sama-sama bagian dari suatu sistem sosial dalam kelompok, dan guru berfungsi sebagai pembimbing dan motivator bagi siswa selama proses-proses sosial, untuk mengembangkan kualitas hidup dalam kelompoknya. Kedua, model pembelajaran inovatif yang berorientasi pada pemrosesan informasi. Di antara ciri-ciri model pembelajaran inovatif ini antara lain: 1. Menekankan pada cara siswa memproses informasi pengetahuan yang diperoleh siswa berkaitan dengan lingkungan kehidupannya. 2. Tujuan utama model ini adalah membantu, memotivasi siswa untuk mengembangkan segala potensi dirinya untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang kehidupan lingkungannya. 3. Model ini menjelaskan cara memproses informasi dengan dua pendekatan berpikir, yaitu pendekatan induktif (berpikir dari contoh ke dalil/ teori atau dari spesifik ke umum) dan pendekatan deduktif (berpikir dari teori ke contoh atau dari umum ke spesifik). 4. Menekankan pentingnya kemampuan siswa dalam memecahkan beragam persoalan kehidupan sehari-hari/ lingkungannya baik dari pendekatan induktif atau pendekatan deduktif. 5. Guru membantu, membimbing dan memotivasi siswa untuk memperoleh dan memproses data untuk kemudian siswa secara mandiri mampu memecahkan problem atau permasalahan sosial, sehingga siswa terus didorong untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan berpikirnya.
9
Ketiga, model pembelajaran inovatif yang berorientasi pada optimalisasi individu. Di antara ciri-ciri model pembelajaran inovatif ini antara lain: 1. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap siswa (individu) adalah sumber atau sentral layanan pendidikan atau pembelajaran. 2. Tujuan utama model ini adalah memusatkan perhatian proses pembelajaran pada siswa (siswa harus aktif, kreatif dan responsif) untuk mengembangkan semua potensi dirinya secara maksimal. 3. Setiap guru harus memahami beragam kemampuan individu dan sifat-sifat serta karakter (pribadi) setiap siswa, agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara lebih efektif dan berkualitas dalam pengembangan kepribadian siswa. 4. Membantu siswa mampu memecahkan beragam masalah individu dan kelompoknya (masyarakat). 5. Membantu siswa mampu memilih jenis kegiatan pembelajaran yang memberi arti (makna) bagi kehidupannya. 6. Model ini berupaya untuk menumbuhkan tanggung jawab, keterbukaan, kejujuran, dan mengarahkan diri sendiri secara positif untuk perkembangan yang seimbang. Pada dasarnya, pengembangan dan penerapan model-model pembelajaran inovatif oleh guru-guru di setiap satuan pendidikan pada era sekarang dan yang akan datang harus bisa menerapkan ketiga kelompok orientasi model-model pembelajaran inovatif tersebut di atas. Perlu diingat bahwa dalam penerapan model pembelajaran inovatif tertentu harus sesuai dengan esensi materi, keadaan lingkungan dan kemampuan siswa serta tujuan yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran di sekolah.
10
D. Contoh Pelaksanaan Model Pembelajaran Inovatif Terdapat banyak sekali model atau metode yang mendukung pembelajaran inovatif. Namun di dalam makalah ini kami akan menyampaikan beberapa yang sesuai dengan hal tersebut. 1. Cara Belajar Siswa Aktif Cara belajar siswa aktif adalah pendekatan belajar yang mengajak peserta didik untuk aktif melakukan berbagai kegiatan. Tata cara mengajar dengan CBSA sebagai berikut:13 a. Guru membuat satuan acara pengajaran b. Guru melakukan pendahuluan, seperti guru memasuki ruang kelas dengan mengucapkan salam, guru menertibkan ruangan kelas, menyediakan sarana, prasarana, referensi dan bahan bacaan, membuka dengan basmalah, menjelaskan topik bahasan dan mengaitkan dengan topik sebelumnya, dan membuat kelompok c. Kegiatan inti, seperti guru membagi kertas kerja yang sudah disiapkan berisi fakta, data, dalil, teori, konsep, prosedur, dan pertanyaan yang harus dijawab, kemudian peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan,
guru
memantau
peserta
didik
sambil
memberikan
pendampingan dan motivasi, juru tulis mencatat hasil diskusi, masingmasing kelompok menyampaikan hasil diskusinya, guru memberikan catatan pengamatan atas diskusi, dan guru meminta peserta didik menyimpulkan hasil bacaan d. Kegiatan penutup, seperti memberikan catatan atas jalannya diskusi, melakukan post-test, memberikan tugas, menutup pelajaran dengan hamdalah,
merapikan
kelas
mengucapkan salam.
13
Abuddin Nata, Op. Cit., hlm. 296 – 297.
dan
meninggalkan
kelas
dengan
11
2. Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya.14 Dalam praktiknya pengajaran dengan cara CTL sebagai berikut: 1. Kembangkan pemikiran, bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri; menemukan sendiri; dan mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya; 2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik; 3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya; 4. Ciptakan masyarakat belajar; 5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran; 6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan; 7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara. Dengan melakukan tujuh langkah ini, ciri kelas yang menggunakan pendekatan kontekstual antara lain; pengalaman nyata, kerja sama saling menunjang, gembira, belajar dengan aktif dan kritis, menyenangkan, tidak membosankan, sharing dengan teman, guru kreatif dan inovatif.15
3. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
14 15
Tukiran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 49. Abuddin Nata, Op. Cit., hlm. 299.
12
sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat.16 Metode pembelajaran terdiri dari bermacam-macam, di antaranya metode STAD (Student Teams Achievement Division). Metode ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkin. Langkah-langkahnya yaitu para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 orang yang bersifat heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah); tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim; secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu untuk mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari; tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu.17
4. Problem Based Learning Problem Based Learning adalah bahwa para siswa yang tergabung dalam kelompok-kelompok diminta untuk menginvestigasi masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan secara akademik. Masalah tersebut misalnya soal tawuran pelajar, bullying di sekolah, menurunnya prestasi belajar siswa, meningkatnya perceraian di masyarakat, meningkatnya wanita hamil di luar nikah; meningkatnya hutang negara, pro kontra tentang kurikulum 2013, dan sebagainya.18
16
Ibid., hlm. 303 Ibid., hlm. 303. 18 Ibid., hlm. 313. 17
13
Dalam pelaksanaannya, metode PBL dilakukan dengan menempuh tahapan berikut, yaitu; 1) Merencanakan yang ditandai oleh peserta didik yang berpasangan dalam kelompok-kelompok kecil untuk menginvestigasi masalah kehidupan nyata yang membingungkan; 2) Merancang situasi bermasalah yang tepat; 3) Melaksanakan pelajaran PBK dengan cara memberikan orientasi tentang permasalahan, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membantu investigasi
mandiri
dan
mempresentasikan hasil.19
19
Ibid., hlm. 314.
kelompok,
dan
mengembangkan
dan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dirancang oleh guru, yang sifatnya baru, tidak seperti biasanya dilakukan, dan bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan sendiri dalam rangka proses perubahan perilaku ke arah yang lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Suatu pembelajaran yang inovatif tentu harus didasari oleh penetapan proses yang baik. Selain itu, suatu model pembelajaran yang baik harus disusun dan dilandasi pemikiran yang sistematis, logis, dan dapat berpengaruh pada peningkatan positif perilaku siswa baik ketika proses pembelajaran berlangsung ataupun pasca pembelajaran tersebut dilaksanakan. Ciri-ciri dasar dari model pembelajaran inovatif adalah adanya ‘perubahan’ yang dapat mendorong kemampuan siswa ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut meliputi komponen-komponen dalam pembelajaran seperti strategi, metode, media, dan sebagainya. Model pembelajaran inovatif terbagi ke dalam tiga orientasi, yaitu Pertama, model pembelajaran inovatif yang berorientasi pada interaksi sosial. Kedua, model pembelajaran inovatif yang berorientasi pada Pemrosesan Informasi, dan Ketiga, model pembelajaran inovatif yang berorientasi pada optimalisasi individu. Di antara contoh model pembelajaran ini adalah Cara Belajar Siswa Aktif (Student Active Learning), Pembelajaran Kontekstual (Contextual Learning), Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning), Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan sebagainya.
B. Saran Untuk mendalami materi ini, kita perlu memahami konsep dasar disertai dengan bagian-bagian penting lainnya di dalam materi kuliah ini. Selain itu diperlukan sumber atau rujukan lain yang mendukung materi agar pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
14
15
Menyadari bahwa kami selaku penyusun makalah masih jauh dari kata sempurna, ke depannya kami akan lebih fokus dan lebih detail dalam menjelaskan apa yang terkandung dalam makalah di atas disertai sumber - sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Selain itu, guna meningkatkan kualitas penulisan makalah, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca saya terima menjadi stimulus bagi saya untuk terus maju dan berkembang demi mewujudkan pendidikan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Chauhan, S. Innovation in Teaching and Learning Process. New Delhi: Vikas Publishing, 1979. Ghufron, Anik. Model Pembelajaran Inovatif. UNY, 2010. M. Musfiqon dan Nurdyansyah. N. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Learning Center, 2015. Nata, Abuddin. Pengembangan Profesi Keguruan dalam Perspektif Islam. Ciputat: TP, 2018. Rusman. Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press, 2016. Sartono, Wahyuari. Metode Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Grasindo, 2012. Shoimin, Aris. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: ArRuzz Media, 2014. Taniredja, Tukiran. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta, 2011. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Wardhani, Risda Septia, Konsep & Pengembangan Pembelajaran Inovatif. Umsida, 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia daring, “Inovatif”, (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/inovatif, Diakses pada hari Ahad, 16 Desember 2018).
16