MINERAL LOGAM DAN NON LOGAM A.
Mineral Batuan merupakan suatu bentuk padatan alami yang disusun oleh satu
atau lebih mineral dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan heterogen (terbentuk dari beberapa jenis mineral), dan hanya beberapa yang merupakan homogen (disusun oleh satu mineral atau monomineral). Tekstur batuan memperlihatkan karakteristik komponen penyusun batuan, sedangkan struktur batuan memperlihatkan proses pembentukannya. Mineral ialah suatu benda padat homogen yang terbentuk di alam secara anorganik, mempunyai komposisi kimia tertentu dan susunan atom yang teratur. Berdasarkan definisi tersebut, maka air, batubara, minyak bumi dan gas alam, tidak dapat disebut sebagai mineral, meskipun keempatnya terbentuk atau terjadi di alam. Unsur - unsur seperti inilah yang menyebabkan definisi tersebut di atas mempunyai
kelemahan-kelemahan,
karena
beberapa
ahli
mineralogi
berpendapat bahwa keempat unsur itu termasuk mineral juga. Batasan mineral adalah suatu benda padat homogen, menyatakan bahwa mineral terdiri dari satu fasa padat hanya satu macam material, yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi senyawa - senyawa yang lebih sederhana oleh suatu proses fisika. Dengan adanya batasan ini, maka cairan - cairan dan gas - gas yang terbentuk atau terjadi di alam, tidak termasuk mineral. Perlu diketahui bahwa es adalah mineral (suatu yang sangat umum, teristimewa es pada tempat yang tinggi, atau pada lintang-lintang tertentu), tetapi air bukannya mineral. Sifat fisik suatu mineral berhubungan erat dengan struktur kristal dan komposisi kimianya, sehingga dengan mempelajari sifat-sifat fisiknya, dapat dibuat beberapa deduksi tentang struktur kristal dan komposisi kiminya. Selain itu, sifat fisik suatu mineral berguna juga dalam segi keteknikan, karena pemakaian mineral dalam industri terutama bergantung pada sifatnya.
B.
Mineral Logam Mineral Logam adalah bahan galian dari mana dapat diambil (diextract)
satu macam logam atau lebih secara ekonomis (metallic mineral), contohnya
kalkopirit (Cu), galena (Pb), sfalerit (Zn), kasiterit (Sn), magnetit dan hematit (Fe), dan lain-lain. Berdasarkan sifat kimianya, mineral dapat diklasifikasi menjadi 8 golongan, yaitu : 1. Elemen nativ 2. Sulfida,
mineral yang mengandung gugusan sulfur: Contohnya : pirit,
kalkopirit, sfalerit, galena, dan sebagainya. 3. Oksida dan Hidroksida, mineral yang mengandung gugusan oksigen. Contohnya : kuarsa, kasiterit, magnetit, hematit, kromit, dan sebagainya. 4. Halida 5. Carbonat, Nitrat, Borat, dan Iodat,
mineral yang mengandung gugusan
karbonat. Contohnya : kalsit, magnesit, dan sebagainya. 6. Sulfat, Khromat, Molibdat, dan Tungstat, mineral yang mengandung gugusan sulfat. 7. Fosfat, Arsenat, dan Vanadat. 8. Silikat, mineral yang mengandung gugusan silikat (mengandung unsur Si dan O) atau alumosilikat (Si, O, dan Al), sebagian besar mineral pembentuk batuan. Contohnya : ortoklas, plagioklas, hornblende, biotit, dan sebagainya. Selain dapat dilihat berdasarkan sifat kimianya, mineral juga dapat dilihat berdasarkan sifat fisiknya seperti warna, kilap, sistem kristal, pecahan, belahan, gores, kekerasan dan berat jenisnya. Contohnya antara lain: 1. Nama
: Perak, Ag
Warna
: Putih
Kilap
: Metalik
Sistem Kristal
: Isometrik
Pecahan
: Hakli
Belahan
:-
Gores
: Coklat
Kekerasan
: 2,5 - 3
Specific Gravity
: 10,5
Genesis
: Sulfida, zeolit, kalsit, barit, dan fluorit.
2. Nama
: Tembaga, Cu
Warna
: Merah
Kilap
: Metalik
Sistem Kristal
: Isometrik
Pecahan
: Hakli
Belahan
:-
Gores
: Merah metalik
Kekerasan
: 2,5 - 3
Specific Gravity
: 8,94
Genesis
: khalkosit, bornit, epidot, kalsit, dan prehnit.
3. Nama Warna
: Abu - abu kehitaman
Kilap
: Metalik
Sistem Kristal
: Isometrik
Pecahan
: Hakli
Belahan
:-
Gores
: Abu - abu baja
Kekerasan
: 4 - 4,5
Specific Gravity
: 14 - 19 atau 21,46 bila murni
Genesis
: Olivin, khromit, piroksen, dan magnetit.
4. Nama
C.
: Platina, Pt
: Intan, C
Warna
: Kuning pucat atau tak berwarna
Kilap
: Adamantin
Sistem Kristal
: Isometrik
Pecahan
: Konkoidal
Belahan
: Sempurna
Gores
: Putih
Kekerasan
: 10
Specific Gravity
: 3,50
Genesis
: Olivin.
Mineral Non Logam
Mineral non-logam / mineral industri adalah mineral yang bukan penghasil atau sumber logam maupun energi, tetapi bahan galian yang dapat dipakai langsung atau sebagai bahan baku untuk industri (non-metallic mineral) Isolator : mika dan asbes Refractory mineral : silika, alumina, zirkon dan topaz Abrasive mineral : corundum, garnet, intan dan topaz General industry mineral: fosfat, belerang, batu gamping, garam, barit, boraks, felspar, magnesit,gypsum, clay dan lain-lain Adapun contoh beberapa mineral non logam beserta komposisi kimianya yaitu : Felspar (KAlSi3O8)+H2O+CO2 lempung (Al2Si2O5(OH)4)+K2CO3+4SiO4) Anhidrit (CaSO4)+ 2H2O gipsum (CaSO4 2H2O) Batu gamping (CaCO3)+ H2O + CO2 Ca(HCO3)2 Salah pembentukan contoh mineral diatas yaitu proses pelapukan (weathering) yang dapat menjadikan perubahan kimia dan/atau fisik dari mineral atau batuan karena kegiatan atau gaya asal-luar (atmosfer, hidrosfer, biosfer), sering terjadi dipermukaan atau dekat permukaan yang mengakibatkan hancurnya batuan.mineral, warna, kekerasan. Penyebab pelapukan yaitu : Atmosfer: udara-CO2 Hidrosfer: air-H2O, udara dan air mengakibatkan perubahan susunan kimia Cuaca: suhu/temperatur (perubahan), perubahan suhu mengakibatkan hancurnya batuan Biosfer (tumbuh-tumbuhan, binatang), mengakibatkan pecah/hancurnya batuan Akibat pelapukan : Perubahan susunan mineral, Perubahan struktur batuan, Pembentukan limonit dan tudung besi, Pembentukan endapan laterit, Pembentukan tanah. Pelapukan kimia (dekomposisi, penguraian) menyebabkan: Perubahan susunan mineral karena pengaruh atmosfer (udara
CO2 dan O2) dan hidrosfer (air-H2O); Terjadi reaksi kimia (proses oksidasi, hidrasi, karbonasi, dan
pelarutan); Penyebab: reaksi kimia antara batuan dengan H2O, CO2, dan O2. Bentuk/hasil pelapukan: perubahan susunan kimia/mineral. Akibat : perubahan susunan mineral (dekomposisi), struktur dan kekerasan batuan (lunak),
pembentukan limonit dan laterit, terjadinya lapisan tanah.