DIVISI 1. UMUM a. Mobilisasi Persiapan Pekerjaan 1. Mobilisasi Tenaga Kerja Sebelum melaksanakan pekerjaan, persiapan yang harus dilakukan dalam proyek adalah mempersiapkan tenaga kerja yang profesional yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan. Selain dari pekerja-pekerja lapangan, dalam pelaksanaannya juga harus mempersiapkan staf pengawas lapangan baik dari proyek itu sendiri, konsultan, maupun kontraktor. 2. Mobilisasi Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan penyedia fasilitas- fasilitas yang berfungsi dapat mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan proyek mutlak diperlukan. Oleh karena itu alat-alat berat digunakan sebagai salah satu fasilitas dalam pekerjaan dapat menunjang kelancaran dan terlaksananya kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, mulai dari tahap pelaksanaan sampai akhir tahap pelaksanaan. Alat-alat berat tersebut harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi lapangan dan kemampuan pekerjaan yang mampu dilaksanakan, dimana sejumlah alat berat perlu dikoordinasikan dengan secermat mungkin untuk mendapatkan efisiensi pekerjaan yang sebaik-baiknya. Peralatan yang dipergunakan antara lain yaitu : Dump Truck Motor Grader Wheel Loader Exavato Generator Se Water Tank Aspalt sprayer Tandem Roller 2. Mobilisasi Material Material yang dipergunakan dalam proyek Pembangunan Jalan Tanah ke Sirtu Perumahan Khusus diperoleh dari tempat pengolahan aspal yang berlokasi Boom Baru Pusri Palembang. b. Manajemen dan keselamatan lalu lintas Tujuan Pengendalian lalu lintas atau kegiatan pengaturan lalu lintas dalam pelaksanaan suatu proyek, dimaksudkan untuk mengatur dan mengupayakan pengamanan lalu lintas kendaraan di jalan pada area yang sedang dikerjakan atau sekitar area tersebut pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung hal ini dilakukan dengan cara merencanakan, mempersiapkan, menyusun tata pemasangan sarana pengamanan lalu lintas dengan segala perlengkapan untuk dipakai sepanjang berlangsungnya pekerjaan proyek. berdasarkan kondisi lapangan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, berikut ini disampaikan rencana pengaturan lalulintas yang akan diterapkan
Pelaksanaan Pengendalian lalu lintas dilaksanakan oleh Tim yang bukan hanya menguasai masalah lalu lintas saja tapi juga masalah teknik serta langsung bertanggung jawab pada General Superintendent/ PM. Bagian ini juga melakukan koordinasi aktif kepada Konsultan dan pihak pemberi tugas tentang waktu, perubahan jalur dan lainnya sehingga dapat diperkecil segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Pengaturan lalulintas ini terdiri dari: Penyediaan alatalat pengatur lalulintas, Pengecekan, peralatan dan perlindungan sepanjang area konstruksi Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi Pemasangan alat-alat lalu lintas selama konstruksi Pelaksanaannya akan dikonfirmasikan dengan pihak yang berwenang. Kontraktor akan memelihara jalan yang berpengaruh kepada area operasional dengan kondisi yang balk yang tentunya bekerja sama dengan badan yang berwenang untuk mengatur kelancaran lalu lintas agar terhindar dari kemacetan, seperti dengan Dinas Perhubungan dan Kepolisian. Dalam menyiapkan Fasilitas pengaturan lalu lintas, maka sepanjang area kerja, alat-alat pengatur lalu lintas akan dipasang, yaitu pada titik-titik tertentu sesuai dengan kebutuhan. Peralatan Fasilitas pengatur lalulintas yang diperlukan antara lain sbb • Rambu perhatian, petunjuk, larangan dan sebagainya. • Barikade • Papan pemberitahuan • Rubber cone • Lampu-lampu • Baju rompi pengaman lalu lintas • Genset • Handy talky untuk komunikasi
DIVISI 2. DRAINASE a. Beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor Sebelum melakukan pekerjaan, terlebih dahulu ditunjukkan semen usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik. Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability). Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai. A. Tahap pelaksanaan: Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan air) Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan menggunakan concerete pan mixer. Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pembesian dan bekisting. Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan ke dalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
-
Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam cetakan. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan menjadi rata dan halus. Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan karung basah. Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar. B. Tenaga: Pekerja Biasa Tukang Mandor C. Bahan: Semen Pasir Beton Agregat Kasar Bekisting Paku D. Peralatan: Batching Plant Truck Mixer Conc. Vibrator Water Tanker Alat Bantu Beton K250 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregat kasar diterima dilokasi pekerjaan. Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K250 dapat diuraikan secara berikut: Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan. Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di basecamp akan dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan/ diikat dengan menggunakan kawat beton. Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawing. Sebelum dilakukan pengecoran beton, semua hasil rakitan penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintai persetujuannya dari Direksi Pekerjaan. b. Baja tulangan untuk struktur drainase beton minor Pekerjaan dilakukan secara manual Lokasi pekerjaan sepanjang jalan Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan, Jam kerja efektif per-hari 7 jam dan bahan baja yang akan digunakan adalah baja polos atau berulir dan bermutu yang sesuai dengan gambardan tumpuan tulangan akan dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan beton pracetak ,kawat pengikat untuk mengikat tulangan menggunakan kawat baja lunak ,Urutan kerja Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan Batang tulangan dipasang/ disusun sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan persilangannya diikat kawat bahan Baja Tulangan (Polos) U32 Kawat beton Penggunaan. Alat yang Diperlukan Gunting Potong Baja 2 buah Kunci Pembengkok Tulangan 2 buah Alat lainnya Dan tenaga yang kami gunakan kerja satu hari
dibutuhkan tenaga Mandor Tukang Pekerja. Proses pelaksanaan dilapangan akan dilaksanakan bertahap sesuai dengan pekerjaan pasangan atau struktur yang dilaksanakan, serta mengjukan ijin kerja pelaksanaan kepada Direksi dan pengawas lapangan. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH a. Timbunan biasa dari sumber galian Untuk mendapatkan hasil Pekerjaan Timbunan dari sumber galian yang baik yang memenuhi syarat standar mutu sebagai berikut: o Permukaan bidang timbunan dipadatkan terlebih dahulu dengan nilai kepadatan yang sudah ditentukan (sesuai spesifikasi) o Bahan Timbunan (hasil galian) memenuhi syarat (misalnya bebas dari material organis kotoran, akar, rumput top soil) o Bahan Timbunan yang dipergunakan telah disetujui (Approval) oleh Klien ataupun project manager o Dilakukan test kepadatan dari bahan timbunan di laboratorium mekanika tanah untuk diadakan acuan test kepadatan di lapangan. o Dilakukan trial embankment, sehingga didapatkan hasil dengan peralatan yang dipergunakan nilai kepadatan dari timbunan tersebut (misalnya jumlah lintasan untuk pemadatan dengan compactor yang dipergunakan). PERALATAN o Bulldozer o Compactor o Excavator o Dump Truck o Water Tank o Theodolith o Waterpass o Alat Bantu (cangkul, linggis dan lain-lain) URAIAN PROSEDUR o Meyiapkan peralatan berat (Excavator, Bulldozer, Compactor, Dump Truck) yang cukup, dan dalam kondisi baik. o Meyiapkan peralatan pembantu (Linggis, Cangkul, dll) yang cukup o Meyiapkan lokasi pekerjaan yang akan ditimbun dengan urutan sebagai berikut: o Mengupas/stripping permukaan tanah yang akan ditimbun dengan ketebalan sesuai spesifikasi (± 20 cm) o Memadatkan tanah sesudah dikupas/stripping sehingga diperoleh permukaan dengan kepadatan sesuai spesifikasi. b. Penyiapan badan jalan Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pembangunan jalan tanah ke jalan sirtu meliputi pekerjaan pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar. Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:
•
Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan seperti semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya. • Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan • Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibrator roller atau menggunakan Combination Vibrator Roller pada daerah pelebaran yg tidak terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibrator roller. Pemadatan Tanah Dasar Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah: • Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian. • Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan spesifikasi. • Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan eksisting. c. Pembersihan dan pengupasan lahan Pembersihan lahan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon, halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh direksi Pekerjaan. URAIAN PROSEDUR Adapun Tahapan pekerjaan pembersihan lahan tersebut adalah sebagai berikut: Tahap Pertama yaitu melakukan Pekerjaan Survey pengukuran, Pekerjaan Survey pengukuran dilakukan untuk menentukan batas-batas daerah yang akan dibersihkan menggunakan peralatan survey seperti pita ukur atau GPS. Batas daerah yang akan dibersihkan dapat diberi tanda dengan menggunakan patok dari kayu atau dengan menggunakan tali pembatas, atau dengan cara lain yang disetujui direksi pekerjaan . Jika pekerjaan pembersihan lahan tersebut dalam skala yang lebih besar atau diperlukan pengupasan lapisan permukaan tanah dasar maka ketersediaan data elevasi (ketinggian) merupakan salah satu hal yang harus terpenuhi. Untuk dapat memperoleh data ketinggian diperlukan survey pemetaan yang lebih detail menggunakan peralatan survey seperti Total Station atau theodolite. Tahap kedua yaitu pekerjaan Pembersihan dan pengupasan lahan Semua pepohonan dan semak-semak dibersihkan dengan menggunakan alat Excavator atau dengan alat lain yang sesuai. Untuk pohon yang relatif besar dengan diameter lebih dari 15 cm, dilakukan pemotongan dengan mesin potong dari bagian atas pohon secara bertahap hingga ke bagian bawah. Semua tunggul dan akar sisa pemotongan harus dicabut dengan excavator dan dibuang ke tempat lain yang disetujui direksi pekerjaan menggunakan dump truck Tahap Selanjutnya yaitu menutup dan meratakan lubang bekas pembongkaran akar atau tunggul dengan bahan timbunan yang disetujui direksi pekerjaan dan kemudian dipadatkan dengan alat pemadat yang memadai.
DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkuatn, Penghamparan dan pemadatan bahan untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan Tanpa penutup aspal dan suatu lapis permukaan sementara pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang telah disiapkan.Pemasokan bahan akan mencakup , jika perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran dan operasi- operasi lainnya yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini. (1)
Lapis Permukaan Agregate tanpa penutup aspal Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan bahan untuk pelaksanaan Perkerasan BerbutirTanpa Penutup Aspal (Lapis Permukaan Agregat dan Lapis Pondasi Agregat) diatas permukan yang telah disiapkan dan diterima sesuai dengan ketentuan dan detail yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan. Pemasokan bahan akan mencakup, jika perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran dan operasi-operasi lainnya yang diperiukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini. Pekerjaan Lapis Permukaan tanap penutup aspal dengan prosedur sebagai berikut : a. Pengangkutan Material Pengangkutan material dari Base camp atau Quary kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dialakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan material ditempat yang lain. b. Penghampara Material Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan Motor Grader dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: • Kondisi cuaca yang memungkinkan • Panjang hamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi (15 cm padat). • Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan c. Pemadatan Material Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller dan Tandem Roller, Dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan kejalur sebelahnya dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai areal pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuai dengan hasil trial compaction.
Divisi 6. Perkerasan aspal 6.1. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
Sebelum melakukan pekerjaan ini kami akan meminta ijin dan pengesahan pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan ,dan pekerjaan ini kami akan Menggunakan alat berat (cara mekanik) Komposisi campuran Aspal Pen 60 atau Pen 80 Kerosene Berat isi bahan Aspal Pen 60 atau Pen 80 Kerosen Bahan dasar (aspal & minyak pencair) semuanya diterima di lokasi pekerjaan Urutan kerja Aspal dan Minyak Flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Distributor ke atas permukaan yang akan dilapis. Maksud dari pekerjaan ini adalah pelapisan aspal cair pada permukaan jalan yang telah beraspal atau pun pada permukaan berbutir, dasar dari teknik pelaksanaan pekerjaan ini adalah suhu dan prosentasi aspal yang dipakai, dan untuk semua standart akan kami sesuaikan dengan RKS dan Gambar Kerja. 6.2. Lapis Perekat – Aspal Cair Hampir sama dengan pekerjaan lapis resap pengikat – aspal cair yaitu Menggunakan alat berat (cara mekanik) Urutan kerja Aspal dan Minyak Flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Distributor ke atas permukaan yang akan dilapis. Maksud dari pekerjaan ini adalah pelapisan aspal cair pada permukaan jalan yang telah beraspal atau pun pada permukaan berbutir, dasar dari teknik pelaksanaan pekerjaan ini adalah suhu dan prosentasi aspal yang dipakai, dan untuk semua standart akan kami sesuaikan dengan RKS dan Gambar Kerja. 6.3. Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) Pekerjaan ini meliputi Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran bahan agregat dengan aspal, pengiriman sampai lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-WC dibuat di Base Camp AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas dumptruck lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk menahan suhu AC-WC tetap stabil lalu dikirm kelokasi pekerjaan yang telah siap peralatan mekanik seperti finisher alat penhampar dan alat-lat pemadat. Bahan dituang ke bak finisher dari dumptruck, finisher menhgampar campuran aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi pada ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan kerataan dan kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet demikian seterusnya pekerjaan dilakukan atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya kami telah mengajukan hasil pengujian bahan Campuran Aspal Panas serta ijin kerja, dan pekerjaan ini dilakukan setelah memohon ijin dan pengesahan pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan. 6.4. Laston Lapis Antara Antara Perata (AC-BC (L)) Hampir sama dengan Pekerjaan Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) pekerjaan ini meliputi Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran bahan agregat dengan aspal, pengiriman sampai lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-BC dibuat di Base Camp AMP sesuai dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas dumptruck lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk menahan suhu AC-BC tetap stabil lalu dikirm kelokasi pekerjaan yang telah siap peralatan mekanik seperti finisher alat penhampar dan alat-lat pemadat.
Bahan dituang ke bak finisher dari dumptruck, finisher menhgampar campuran aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi pada ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan kerataan dan kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet demikian seterusnya pekerjaan dilakukan atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya kami telah mengajukan hasil pengujian bahan Campuran Aspal Panas serta ijin kerja kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan Divisi 7. Struktur a. Pasangan batu Pasangan batu dilaksanakan untuk pembuatan tembok penahan tanah (TPT) pada lokasilokasi tertentu untuk mencegah kelongsoran. Bahan material yang digunakan: 1. Batu pecah 2. Pasir 3. Semen Prosedur pekerjaan: 1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu gambar request dan diserahkan kepada direksi untuk disetujui 2. Menyerahkan hasil pengujian material (Job Mix design) yang akan digunakan harus sesuai spesifikasi teknik yang disyaratkan 3. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan 4. Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi apakan lokasi pekerjaan sudah memenuhi syarat untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut. Tahapan pekerjaan: 1. Sebelum pemasangan, galian pondasi dilakukan terlebih dahulu 2. Kedalaman galian sesuai dengan gambar pelaksanaan 3. Bahan material yang digunakan batu pecah, pasir dan semen 4. Material tambahan yaitu suling-suling dari pipa PVC dan ijuk untuk saringan 5. Bahan material untuk pembuatan adukan pasir dan semen 6. Material tersebut dicampur menggunakan concerte mixer dan diberi air 7. Komposisi campuran pasir, semen dan air sesuai dengan spesifikasi 8. Sebelum pemasangan harus dibuatkan profil terlebih dahulu untuk memudahkan pemasangan gambar 9. Pemasangan dilakukan oleh tukang batu yang dibantu pekerja Pasangan batu dengan mortar mencakup pelapisan sisi kanan dan kiri saluran serta dasar saluran, baik bentuk, ukuran, garis ketinggian dan dimensi mengacu kepada gambar kerja dan cara kerja mengacu kepada RKS dari pekerjaan ini. Pada sisi saluran dibuat pengaliran air dari pipa dengan membubuhi ijuk pada bagian sisi dalam pipa. Pemasangan dengan manual dan menggunakan alat bantu secukupnya. Sedangkan untuk pengadukan mortal dengan menggunakan alat Concrete Mixer. Pemasangan batu harus dimulai dari dasar saluran menuju keatas permukaan sampai rata dengan ketinggian tidak melebihi permukaan bahu jalan agar drainase lancar dan bahu tidak tergerus oleh aliran air. Batu dipasang satu persatu dengan ketebalan spesi ± 3 cm
dengan tetap mempertahankan tegak lurus terhadap diding saluran. Sedangkan untuk lantai saluran agar tidak terjadi sendimen / air tergenang tetap mempertahankan kelandaian air bebas mengalir. Bahan – bahan yang dibutuhkan. § Batu : Batu yang digunakan terdiri dari batu alam yang tidak bulat, keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air (Mutu dan ukurannya dengan persetujuan Direksi). § Pasir : Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi. Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alatalat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap berat kering. § Semen : Portland sement yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland semen yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia. Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras), Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat penyimpangan bahan tersebut, dengan membuat gudang khusus dan memakai lantai papan di bagian bawah. § Air : Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Spesifikasi pekerjaan ini, Air tawar yang dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton/ mortar Pemakaian Tenaga Kerja : Pekerja, Tukang, Mandor Pemakaian Bahan : Batu Belah, Semen, Pasir Pemakaian Alat : Concrete Mixer, Water Tanker, Alat Bantu Prosedur Pelaksanaan : § Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan dipasang. § Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama. § Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang. § Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. § Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan. Spesifikasi Teknis: 1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah. b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama. c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya. 2) Adukan Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari dari Spesifikasi. 3) Drainase Porous Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari Spesifikasi. DIVISI 8. PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR
DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN 9.1. Uraian: Pekerjaan ini mencakup operasi-operasi yang disetujui oleh Direksi pekerjaan yang semula tidak diperkirakan (atau disediakan dalam daftar kualitas dari Divisi 1 sampai Divisi 10) tetapi diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan. Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut pekerjaan harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis apapun sebagaimana yang ditunjukkan atau diperintakan oleh direksi pekerjaan, dan dapat mencakup pekerjaan tambahan dari drainase, galian, timbunan, stabilisasi, pengujian, pengembalian (restitution) perkerasan lama ke bentuk semula, pelapisan ulang, struktur atau pekerjaan lainnya. 9.2. 1. Pelaksanaan pekerjaan harian A. Perintah pekerjaan harian a. Pekerjaan harian dapat diminta secara tertulis oleh direksi pekerjaan b. Untuk pekerjaan yang akan dilaksanakan dimana harga satuan pekerjaan harian sudah dimasukkan dalam daftar kuantitas dan harga, perintah ini akan menguraikan batas dan sifat dari pekerjaan yang diperlukan dengan lampiran gambar dan dokumen kontrak yang telah direvisi untuk menentukan detail pekerjaan, dan akan menentukan metode untuk menetapkan harga akhir dari pekerjaan yang diperintahkan. c. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan dimana diperlukan persetujuan terlebih dahulu atas harga satuan pekerjaan arian yang baru atau tambahan, maka perintah ini akan dirujuk silang ke, dan akan disertai dengan variasi (Pekerjaan tambah/kurang) mencakup harga satuan baru atau tambahan yang disetujui. d. Direksi pekerjaan akan menandatangani dan memberikan tanggal perintah pekerja harian untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. B. Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran pekerja untuk pembayaran menurut pekerjaan harian harus dilakukan menurut jam kerja aktual dari penggunaan pekerja yang disahkan pada harga satuan untuk sebagai jenis pekerja yang dimasukkan dalam daftar dan kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran itu haruslah merupakan kompensasi untuk biaya-biaya berikut ini: a. Upah pekerja, pajak, bonus, asuransi, tunjangan hari libur, akomodasi dan fasilitas kesejahteraan, pengobatan, seluruh tunjangan serta biaya lainnya yang diuraikan dalam “Peraturan Tenaga Kerja Indonesia” b. Penggunaan dan pemeliharaan perkakas tangan c. Biaya transportasi ke dan dari lokasi pekerjaan yang dilaksanakan. d. Seuruh biaya administrasi dan keuangan yang bersangkutan, pengawasan di luar mandor, dan biaya pelengkap lainnya serta biaya umum (over head) yang diperlukan untuk memobilisasi pekerja ke lokasi pekerjaan e. Laba DIVISI 10. PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN 10.1. Pemeliharaan Rutin Perkerasan 1. Perkerasan Berpenutup Aspal Pengembalian kondisi terhadap lubang yang lebih besar dari 40 cm x 40 cm, tepi yang rusak, retak halus yang mencakup lebih dari 10 % dari setiap 100 m panjang, retak-retak lebar yang memerlukan pengisian celah retak satu per satu, retak buaya yang dianggap oleh Direksi Pekerjaan bersifat struktural sehingga perlu digali dan ditambal, dan pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki lereng melintang jalan, bentuk atau kekuatan struktural perkerasan yang tidak dipandang sebagai bagian dari pekerjaan pemeliharaan rutin dan harus diukur dan dibayar menurut Seksi-seksi yang berkaitan dari Spesifikasi ini untuk bahan yang digunakan, seperti Campuran Aspal Panas, dan sebagainya. 2. Perkerasan Tanpa Penutup Aspal Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dan keriting (corrugation), dan perataan ringan dengan "grader" untuk mendistribusi kembali bahan yang lepas. Pengembalian kondisi jalan tanpa penutup aspal yang beralur (rutting) atau rusak berat dengan pengkerikilan kembali selain perataan dengan "grader" tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Pekerjaan perbaikan semacam ini harus diukur dan dibayar sesuai dengan bahan yang digunakan. 3. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan Pekerjaan pemeliharaan rutin harus mencakup operasi seperti pengisian lubang dengan agregat bahu jalan, pembuangan semak-semak, rumput-rumput dan penghalang lainnya yang mengganggu fungsi bahu jalan. Pekerjaan perbaikan bahu jalan berskala besar yang mencakup pengisian agregat bahu jalan atau penggalian dan pengisian kembali agregat bahu jalan atau pelaburan bahu jalan tidak boleh dimasukkan ke dalam pekerjaan pemeliharaan rutin. Perbaikan bahu jalan semacam itu harus diukur dan
dibayar menurut Seksi yang berkaitan untuk bahan-bahan yang digunakan, seperti Lapis Pondasi Agregat Kelas A, B atau S, Burtu, dan sebagainya. 4. Pemeliharaan Rutin Selokan, Selokan Air, Galian dan Timbunan Pemeliharaan rutin selokan dan saluran air sementara maupun permanen harus dijadwalkan sedemikian rupa sehingga aliran air yang lancar dapat dijaga selama Periode Pelaksanaan. Selokan dan saluran air lama maupun yang baru dibuat harus dijaga agar bebas dari semua bahan yang lepas, sampah, endapan dan pertumbuhan tanaman yang tidak dikehendaki yang mungkin akan menghalangi aliran air permukaan. Pemeliharaan semacam itu harus dilaksanakan secara teratur berdasarkan rutinitas dan segera setelah aliran permukaan akibat hujan lebat telah berhenti mengalir. 5. Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan Pekerjaan pemeliharaan harus mencakup operasi seperti pembersihan dan perbaikan rambu jalan, patok pengaman dan patok kilometer yang rusak, perbaikan rel pengaman dan pengecatan kembali huruf yang tak terbaca pada rambu jalan. Tidak menimbulkan goresan atau garutan pada rambu jalan dalam proses pembersihan dan perbaikan rambu jalan. Penyediaan rambu jalan, patok pengarah, patok kilometer atau rel pengaman yang baru, baik pada lokasi baru atau mengganti bagian-bagian yang rusak atau pengecatan marka jalan harus dianggap sebagai pekerjaan perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas dan harus dibayar secara terpisah