Alasan 3 di butuhkannya metode pelaksaan konstruksi Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur dan telah dirancang sesuai dengan pengetahuan maupun standar yang telah diujicobakan. Dalam setiap pelaksanaan konstruksi dibutuhkan inovasi teknologi, agar berbagai kegiatan pembangunan dapat berjalan secara efisien dan efektif, serta diperoleh produk konstruksi yang lebih berkualitas. 1. Untuk memperoleh Produk tepat mutu/kualitas Metode sangat di perlukan s ebagai pedoman pelaksaan pekerjaan tersebut sehingga produk yang yang hasilkan sesuai dengan kualitas yang di inginkan. 2. Tepat biaya/kuantitas Dengan adanya metode pelaksaan konstruksi dapat mengambarkan biaya yang butuhkan untuk menghasilkankan produk 3. Efesiensi waktu Dengan ditetapkan rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti mengikuti prosedur dan telah dirancang sesuai standar sehingga waktu yang di perlukan dapat dapat di atur dan menentukan waktu di buruhkan buruhkan untuk senyelesaikan suatu produk
2. METODE PELAKSANAAN RUMAH TINGGAL I . TAHAP PERENCANAAN 1. PENJADWALAN PELAKSANAAN PEKERJAAN a. Pembuatan Rencana Rencana Kerja ( Kurva S ) Penjadwalan adalah adalah penentuan waktu waktu dengan urutan-urutan kegiatan proyek hingga menghasilkan menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan,untuk menyusun jadwal proyek dilakukan langkah-langkah berikut: 1.Rencana Kerja 2.Grafik kemajuan kemajuan pekerjaan/prestasi kerja, untuk 3.Rencana kerja (Kurva S) sebagai acuan dalam pelaksanaan dilapangan. Hal ini akan sangat bermanfaat agar jadwal jadwal pembanguanan rumah dapat dilaksanakan dengan baik. baik. b . Gambar Kerja (Shop Drawing) Drawing) Sebelum memulai pekerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepihak Owner.Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencana, dan setel ah mendapat persetujuan dari pihak Owner baru dapat untuk dilaksanakan di lapangan. lapangan. c. Material/Bahan Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan material/bahan yang akan dipergunakan, diajukan contoh untuk mendapat persetujuan dari pihak Owner. Semua material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini sedapat mungkin dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS .Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan. II . TAHAP PELAKSAAN 1.PEMBUATAN PAGAR DAN BARAK Pembuatan pagar pengaman sebagai pembatas wilayah proyek (site), dipasang mengelilingi lokasi pembangunan. Ketinggian pagar + 2.00 dari titik nol existing (tanah asli), material utama adalah seng gelombang dengan tiang sandaran adalah kayu dengan dimensi menyesuaikan. Adapun metode pemasangan tidak mengikat, namun pada prinsipnya konstruksi pagar pengaman bersifat semipermanen yang mudah pengerjaannya, kokoh dan kuat kuat selama masa konstruksi. Pembuatan bangunan darurat untuk keperluan sendiri sehubungan dengan pekerjaan pekerjaan pelaksanaan pelaksanaan pekerjaan. berupa Kantor Lapangan, Lapangan, Los Kerja dan Gudang.
2.PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Pembersihan Lapangan Sebelum pelaksanaan pekerjaan, lapangan harus dibersihkan dahulu dari rumput, semak dan akar-akar pohon. 2. Pengukuran Tapak/Lapangan 3. Pembuatan Tugu patokan Dasar 4. Bouwplank 5. Kantor dan Gudang Kantor Pengawas lapangan merupakan bangunan sementara dengan konstruksi utama dari rangka kayu, dinding dari multipleks dan lantai dari semen. Kantor Pengawas dengan gudang, dibuat dengan ukuran minimal 4m x 3m. 3.PEKERJAAN TANAH 1. Galian Tanah 2.Urugan Pasir 3.Urugan Tanah Kembali 4.PEKERJAAN PONDASI 1. Lingkup Pekerjaan Pada pondasi Foot plate menggunakan adukan campuran 1 pc : 4 ps karena adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian yang keropos dan untuk pondasi digunakan batu yang baik . Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi Foot plate yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan pondasi 3. Pekerjaan bekisting 4. Pengecoran Pada pondasi untuk kolom-kolom beton, sloof beton dan sebagainya harus disediakan stekstek tulangan kolom yang tertanam dengan baik pada pondasi sedalam 20 cm dan terlihat dari luar sepanjang 50 cm diatas sloof dengan diameter dan jumlah besi sesuai kolom beton. 5.PEKERJAAN KOLOM STRUKTUR, BALOK UTAMA, BALOK ANAK, KONSOL DAN PLAT LANTAI Pemasangan tulangan beton dilakukan sesuai dengan gambar. Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya harus menggunakan kawat besi beton (kawat b endrat),diikat dengan kuat tidak bergeser selama pengecoran dan bebas dari tanah maupun kotoran lainnya. Bekisting atau cetakan harus datar dan tegak lurus tidak ada yang bocor sehingga kedudukan dan bentuknya tetap saat pengecoran maupun sesudah pengecoran. Sebelum pengecoran berlangsung penulangan diteliti kembali. Setelah pengecoran selesai maka harus dilindungi terhadap sinar matahari, oleh angin, hujan atau aliran air yang dapat merusak proses pengeringan tersebut. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap dalam keadaan basah selama 4 hari dengan menyemprotkan air pada permukaan air tersebut. Pembongkaran bekisting cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2x beban sendiri atau minimal 21 hari. 5. PEKERJAAN PASANGAN Sebelum pelaksanaan pekerjaan pasangan dimulai, batu bata dir endam di dalam air sampai j enuh dan permukaan yang akan dipasang harus basah. Bata yang dipasang harus bata utuh/tidak pecah, kecuali untuk laslasan. Pemasangan bata harus dipasang berselang-seling dengan perbedaan separuh bata dan satu sama lain harus terdapat ikatan yang sempurna. Tebal siar/spesie batu bata tidak boleh kurang dar i 1 cm dan maksimum 2 cm.Untuk semua dinding mulai permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1 pc : 3 psr, demikian juga untuk dinding kamar mandi dan WC mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 150cm digunakan 1 pc : 3 psr. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, balok penguat beton, maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang angkur Ø - 10 mm tiap jarak 1,2 m. 6. PEKERJAAN PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG KERAMIK 7. PEKERJAAN PLESTERAN 1. Jenis Plesteran
a. Plesteran tahan air (trasram) 1 pc : 3 psr digunakan untuk menutup dinding yang selalu berhubungan dengan air, plesteran sudut dan plesteran beton. Plesteran dinding sisi luar bangunan yang tidak terlindung digunakan plesteran 1 pc : 3 psr. Plesteran 1 pc : 5 psr digunakan untuk seluruh dinding selain dinding tahan air. Untuk plesteran/screed pelat atap (dak) menggunakan plesteran kedap air dengan campuran 1 pc : 5 psr . 8.PEKERJAAN LANTAI DAN PENUTUP DINDING a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya dilakukan pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan lantai/ dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. 9. PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU/JENDELA 10.PEKERJAAN PLAFOND 11. PEKERJAAN CAT Daerah pengecatan : a. Pengecatan seluruh bidang dinding. b. Pengecatan seluruh bidang plafond. 12. PEKERJAAN MEKANIKAL 12. PEKERJAAN SISTEM PERESAPAN AIR LIMBAH/ KOTOR DAN AIR HUJAN Dalam sistem peresapan air kotor/limbah di sini antara lain adalah sbb : a. Perpipaan Lingkup pekerjaan perpipaan air limbah secara umum meliputi perpipaan Air Limbah Sanitair, Air Limbah Dapur. b. Tangki Septicktank Tangki septicktank berfungsi untuk mengolah air limbah selama jangka waktu pemakaian s ebesar pemakaian air rata-rata sehari. c. Peresapan 13. PEKERJAAN ELEKTRIKAL Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Pengadaan dan pemasangan kabel TM dan kabel feeder TR b. Pengadaan dan pemasangan lampu. c. Pengadaan dan pemasangan kabel instalasi penerangan dan stop kontak. 3. Tahapan dalam pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali antara lain : 1. 2. 3. 4.
Pekerjaan persiapan Pekerjaan galian Pekerjaan urugan pasir Pekerjaan pasangan pondasi
Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-batu kali tersebut sebelum dipasang.
Pekerjaan Galian Beberapa hal yang harus dilakukan dalam peker — jaan galian adalah : 1. Siapkan alat-alat yang diperlukan 2. — Menggali tanah dengan ukuran lebar sa ma dengan lebar pondasi bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan. 3. — Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat. 4. — Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan 5. — Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
Pekerjaan Urugan Pasir Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
Pekerjaan Pasangan Pondasi Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil dan pemasangan batu kali. Pembuatan profil :
1. — Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). P rofil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi. 2. — Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil. 3. — Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi. 4. — Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih kua t. 5. — Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh. 6. — Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat,demikian juga peilnya. Pemasangan batu kali : Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir dan siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
4. Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan pondasi 3. Pekerjaan bekisting 4. Pengecoran 1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu: Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan. 2. Pekerjaan Penulangan
Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. 3. Pekerjaan Bekisting Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. 4. Pekerjaan Pengecoran Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan kerikil/split menjadi satu
kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah. Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu: Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan. 5.Metode Pelaksanaan Bore pile A. Penentuan Titik Bore Pile Menentukan titik bored pile dengan menggunakan alat theodolit. Penentuan titik bored p ile mengacu pada data perencanaan yang sebelumnya sudah dilakukan untuk menentukan titik Bench Mark (BM) dilapangan B. Pengeboran Awal ( Pre Boring) sebelum pemasangan chasing tahap sebelumnya adalah pengeboran a wal dengan menggunakan mata bor augher. Augher sendiri adalah mata bor yang berbentuk spiral, digunakan karena tanah permukaan yang dinilai cukup keras sehingga lebih efektif menggunakan mata bor augher. Pengeboran awal dilakukan untuk membuat casing dapat berdiri dan tidak menyimpang dari titik yang direncanakan, pengeboran awal ini sebaiknya sedalam 1-1,5 meter.
C. Pemasangan Casing Pemasangan casing dilakukan dengan menggunakan alat vibrator , alat ini diletakan diatas casing dengan bantuan mobile crane. Pengendalian kemiringan juga harus dilakukan dengan menggunakan alat water pass atau bias juga menggunakan unting – unting, namun dalam hal ini tidak memiliki.Pemasangan pipa casing dihentikan
apabila tinggi atas pipa casing sudah berada 0,5 m dari dasar tanah dan setelah pipa casing terpasang maka tahap selanjutnya adalah menimbun kembali galian disekitar pipa casing. D. Pekerjaan Pengeboran Pengeboran adalah proses pengerjaan penggalian menggunakan mata bor untuk enghasilkan lubang yang bulat pada lahan atau tanah yang sudahn rencanakan. Penggalian dilakukan dengan drilling bucket Setelah selesainya pekerjaan galian dengan menggunakan Drilling Bucket , lubang galian harus segera dibersihkan dari lumpur dikarenakan lumpur yang berada digalian apabila tidak dibersihkan nantinya akan mempengaruhi kualitas dari beton bore pile. Metode yang digunakan adalah dengan mengganti mata bor pada Drilling Bucket dengan Clearing Bucket . E Pemasangan Tulangan Fabrikasi tulangan sebaiknya dikerjakan pada saat pekerjaan pengukuran berlangsung agar pada saat p ekerjaan pemasangan tidak terganggu atau tidak terlambat fabrikasi tulangan selesai maka tahap selanjutnya adalah pemasangan tulangan ke dalam lubang bore pile, dikarenakan dalamnya lubang galian melebihi 12m maka tulangan dibagi menjadi beberapa segmen dan untuk sambungannya dilakukan secara las listrik F Pengecoran Setelah pemasangan tulangan sudah selesai dan pipa tremie telah terpasang, maka tahap selanjutnya adalah pengecoran. Setelah truk mixer yang membawa mortar sudah berada dilokasi pengecoran dapat dilakukan lalu pelepasan pipa tramie.Pipa tremie harus diangkat dan kemudian dilepas pada saat yang tepat tahap demi tahap. GPelepasan Casing Setelah pengeceoran selesai, dilanjutkan dengan pencabutan casing dengan menggunakan vibrator ( vibrohammer ). Untuk mencabut casing , sebelumnya kait ( hook ) yang sebelumnya terpasang perlu dilepas, kemudian casing dijepit dengan vibrator dan dicabut dengan bantuan mobile crane. Franki Pile
Franki Pile memiliki kebisingan dan getaran tingkat tere ndah dalam sistem tiang pancang dan cocok di mana kebisingan yang tinggi dan tingkat getaran yang akan menimbulkan masalah lingkungan. Bila pondasi Tiang Pancang beton atau pipa baja dipancang dan langsung menjadi pondasi tiang untuk mendukung beban yang bekerja, sedangkan pipa atau casing pada sistem Pondasi Tiang Frangki yang terpancang akan dicabut kembali pada saat p engecoran. Perbedaan lain antara Pondasi Tiang Pancang dengan Pondasi Tiang Franki adalah tempat jatuhnya palu atau hammer pada saat pemancangan. Bila pada Pondasi Tiang Pancang, hammer langsung jatuh pada kepala tiang pancang, sedangkan pada Pondasi Tiang Franki yang dipancang adalah ujung tiang sebelah bawah yang terlebih dahulu telah diisi koral. Metode pelaksanaan 1. Pipa baja dengan ujung bawah terbuka, diletakkan di atas tanah tepat pada titik (patok) tiang 2. Batu koral lalu dimasukkan ke dalam pipa yang kosong itu dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan “Skip” setinggi kurang lebih 0,6 -1,0 meter di dalam pipa. 3. Koral dipadatkan dengan tumbukan palu/drop hammer di dalam pipa sehingga melekat menjadi suatu sumbat pada ujung pipa. Palu penumbuk (drop hammer) berbobot kurang lebih 3,2 ton. 4. Pemasangan pipa besi dilakukan dengan cara menumbuk sumbat koral pada ujung pipa sehingga mencapai kedalaman yang diinginkan. Pemancangan dihentikan apabila penurunan pipa tidak lebih dari 30 mm dalam sepuluh pukulan, dengan tinggi jatuh palu setinggi 1,20 per pukulan. 5. Setelah mencapai kedalaman yang diharapkan, pipa ditahan dengan sling dan sumbat koral yang terdapat di dalam pipa dipukul hingga lepas dan keluar dari pipa. Beton kering lalu diisikan sedikit demi sedikit ke dalam pipa untuk pembuatan pembesaran (bulb) atau enlarged base. 6. Keranjang besi terdiri dari 6 besi utama diameter 22 mm yang dililit spiral diameter 8 mm jarak 20 cm untuk seluruh panjang tiang Franki. Keranjang besi tersebut lalu dimasukkan ke dalam pipa dan merupakan pembesian dari tiang pondasi. 7. Tiang Franki lalu dibuat dengan mengecor beton sedikit demi sedikit kedalam pipa disertai dengan pemadatan sambil pipa sedikit demi sedikit dicabut. Beton yang digunakan dalam pengecoran adalah dengan mutu K-225 dan Faktor Air Semen tidak kurang dari 0,4 dan slump berkisar antara 0-2,5 cm. Pengecoran beton diakhiri dengan penambahan setinggi lebih kurang 30 cm-50 cm agar beton pada ketinggian yang diinginkan terjamin baik dan keras.
Keterangan Gambar diatas : 1. 2.
Pipa baja dengan ujungnya disumbat dengan beton yang sudah mengering. Dengan penumbuk yang jatuh bebas (drop hammer) sumbat beton tersebut ditumbuk. Akibat dari tumbukan tersebut, pipa beton dan sumbatnya akan masuk ke dalam tanah. 3. Pipa terus ditumbuk dan sudah mencapai lapisan tanah keras. 4. Setelah itu pipanya ditarik keluar ke atas sambil dilakukan pengecoran 5. Tiang Franki sudah selesai, disini sumbat beton melebar sehingga ujung bawah akan berbentuk seperti jamur (The Mushrom Base) sehingga tahanan ujung menjadi besar. Sedangkan permukaan tiang tidak lagi rata, sehingga lekatannya dengan tanah menjadi sangat kasa r