TUGAS MANAJEMEN EKSPLORASI METODE-METODE DALAM EKSPLORASI
Disusun Oleh : Arfinsa Ainurzana 111.150.081 Kelas A (Pindah ke Kelas D Selasa 07.30 WIB)
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA 2017
Manajemen Eksplorasi
METODE-METODE DALAM EKSPLORASI
Metode menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan eksplorasi menurut kbbi dapat diartikan sebagai penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentan g keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru; penyelidikan dan penjajakan daerah yang diperkirakan mengandung mineral berharga dengan jalan survei geologi, survei geofisika, atau pengeboran untuk menemukan deposit dan mengetahui luas wilayahnya. Maka dari itu metode eksplorasi dapat diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melakukan penyelidikan mengenai objek-objek geologi, melalui berbagai cara dan pendekatan. Secara umum metode eksplorasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : •
Metode Langsung ❖ Metode langsung di permukaan. ❖
•
Metode langsung di bawah permukaan
Metode Tidak langsung ❖ Metode tidak langsung dengan cara geofisika yang mencakup beberapa cara yaitu geomagnetik (suseptibilitas), gravitasi, cara seismik (cepat rambat gelombang) yang terdiri dari cara refraksi dan refleksi, cara geolistrik (resistivitas), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih rumit dari cara-cara sebelumnya. ❖ Metode tidak langsung dengan cara geokimia yang meliputi antara lain mengenai bed rock, soil, air, dan endapan sungai.
1
Manajemen Eksplorasi
1.
METODE LANGSUNG
Metode eksplorasi langsung adalah kegiatan pengamatan yang dapat dilakukan dengan kontak visual dan fisik dengan kondisi permukaan/bawah permukaan, terhadap
endapan
yang
dicari,
serta
dapat
dilakukan
deskripsi
megaskopis/mikroskopis, pengukuran, dan sampling terhadap objek yang dianalisis. Begitu juga dengan interpretasi yang dilakukan, dapat berhubungan langsung dengan fakta-fakta dari hasil pengamatan lapangan. Metode eksplorasi langsung ini dapat dilakukan pada sepanjang kegiatan. Macam-macam metode eksplorasi langsung : 1. Pemetaan Geologi 2. Tracing Float, Paritan, dan Sumur uji 3. Sampling 4. Pemboran Eksplorasi Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi adalah kegiatan pendataan segala bentuk informasi geologi permukaan dan menghasilkan suatu bentuk laporan berupa peta geologi menggambarkan mengenai penyebaran dan susunan batuan (lapisan batuan), serta memuat informasi gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi pola penyebaran batuan pada daerah tersebut. Di dalam tahap pemetaan ini tahap eksplorsasi menentukan kedetilan pemetaan , sehingga menggunakan skala peta berbeda pula. Tahap awal umumnya menggunakan skala peta 1:25.000, namun pada prospeksi hingga penemuan dibutuhkan skala peta 1:10.000 sampai 1:2.500. Di dalam pemetaan geologi terdapat beberapa langkah yaitu : •
Penyelidikan singkapan Informasi-informasi geologi pada permukaan umumnya diperoleh
melalui pengamatan singkapan batuan. Pengamatan singkapan harus memperhatikan beberapa hal yaitu:
2
Manajemen Eksplorasi
➢
Pengukuran strike & dip lapisan yang tersingkap
➢
Pengukuran dan pengamatan struktur-struktur geologi
➢
Pemerian singkapan dan litologi, mulai dari sifat fisik, tekstur, komposisi mineral, serta dimensi
•
Lintasan Di dalam pemetaan geologi perlu langkah yang sistematis, sehingga
diperlukan lintasan-lintsan pengamatan yang mencakup seluruh daerah pemetaan. Perencanaan lintasan sebaiknya dilakukan sebelum ke lapangan , dengan mengetahui gambaran umum lapangan berupa kondisi geologi regional dan geomorfologi daerah telitian agar lintasan yang direncanakan tersebut efektif dan representatif. •
Interpretasi dan Informasi Peta Informasi yang dapat dihasilkan dari kegiatan pemetaan geologi
antara lain: ➢
Posisi singkapan (koordinat)
➢
Persebaran, arah, dan bentuk objek
➢
Variasi, kedudukan, kontak, dan ketebalan satuan litologi (formasi)
➢
Struktur geologi yang ada
➢
Informasi pendukung lainnya (geomorfologi, hidrogeologi, dan geoteknik.)
Tracing Float dan Tracing dengan panin (Paritan, dan Sumur Uji)
1.1.1
Tracing Float (penjejakan) Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam
3
Manajemen Eksplorasi
melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over burden. 1.1.2
Tracing dengan Panning (mendulang) Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting. Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan
dilanjutkan dengan cara trenching atau test pitting. ➢
Trenching (pembuatan parit) Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada
overburden yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai. Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lain-lain. Trenching (pembuatan paritan) merupakan salah satu cara dalam observasi
singkapan atau dalam pencarian sumber (badan) bijih/endapan. ➢
Test Pitting (pembuatan sumur uji)
4
Manajemen Eksplorasi
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan, kita harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain. Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis. Sampling (Permukaan)
Sampel adalah bagian yang representatif atau satu bagian dari keseluruhan yang bisa menggambarkan berbagai karakteristik untuk tujuan inspeksi atau menunjukkan bukti-bukti kualitas, dimana sifat-sifatnya telah dipelajari untuk mendapatkan informasi keseluruhan. Secara spesifik, sampel dapat dikatakan sebagai sekumpulan material yang dapat mewakili jenis batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) dalam arti kualitatif dan kuantitatif dengan pemerian (deskripsi) termasuk lokasi dan komposisi dari batuan, formasi, atau badan bijih (endapan) tersebut. Proses pengambilan sampel tersebut disebut sampling. Pemilihan metode sampling dan jumlah sampel yang akan diambil tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
5
Manajemen Eksplorasi
➢
Tipe endapan, pola penyebaran, serta ukuran endapan.
➢
Tahapan pekerjaan dan prosedur evaluasi
➢
Lokasi pengambilan sampel (pada zona mineralisasi, alterasi, atau barren)
➢
Kedalaman pengambilan sampel, yang berhubungan dengan letak dan kondisi batuan induk.
➢
Anggaran untuk sampling dan nilai dari bijih.
Didalam metode sampling dapat terjadi bebrapa kesalahan yang mungkin terjadi dalam sampling, antara lain: ➢
Salting, yaitu peningkatan kadar pada conto yang diambil sebagai
akibat masuknya material lain dengan kadar tinggi ke dalam conto. ➢ Dilution,
yaitu pengurangan kadar akibatnya masuknya waste ke
dalam conto. ➢ Erratic
high assay, yaitu kesalahan akibat kekeliruan dalam
penentuan posisi (lokasi) sampling karena tidak memperhatikan kondisi geologi. ➢
Kesalahan dalam analisis kimia, akibat conto yang diambil kurang representatif.
Macam – macam metode sampling : ➢
Grab sampling: teknik sampling dengan cara mengambil bagian
(fragmen) yang berukuran besar dari suatu material (baik di alam maupun dari suatu tumpukan) yang mengandung mineralisasi secara acak (tanpa seleksi yang khusus). Tingkat ketelitian sampling pada metode ini relatif mempunyai bias yang cukup besar. ➢
Bulk sampling: metode sampling dengan cara mengambil material
dalam jumlah (volume) yang besar, dan umum dilakukan pada semua fase kegiatan (eksplorasi sampai dengan pengolahan). ➢
Chip
sampling: salah satu metode sampling dengan cara
mengumpulkan pecahan batuan ( rock chip) yang dipecahkan
6
Manajemen Eksplorasi
melalui suatu jalur (dengan lebar ± 15 cm) yang memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling tersebut biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu kantong conto. ➢
Channel sampling: suatu metode
membuat
alur
(channel)
pengambilan conto dengan
sepanjang
permukaan
yang
memperlihatkan jejak bijih (mineralisasi). Alur tersebut dibuat secara teratur dan seragam (lebar 3-10 cm, kedalaman 3-5 cm) secara horizontal, vertikal, atau tegak lurus kemiringan lapisan. Pemboran (bawah permukaan)
Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang dilakukan adalah menentukan zona mineralisasi dari permukaan. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat dihentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh. Dalam
melakukan
perencanaan
pemboran,
perlu
diperhatikan
dan
direncanakan mengenai beberapa hal dengan baik, antara lain: ➢
Kondisi geologi dan topografi
➢
Tipe pemboran yang akan digunakan
➢
Spasi pemboran
➢
Waktu pemboran
➢
Pelaksana (kontraktor) pemboran.
Dalam pemilihan alat pemboran pun perlu diperhatikan: ➢
Tujuan (open hole – coring)
➢
Topografi dan geografi (keadaan medan, sumber air)
7
Manajemen Eksplorasi
➢
Litologi dan struktur geologi (kedalaman, pemilihan mata bor)
➢
Biaya dan waktu yang tersedia
➢
Peralatan dan keterampilan.
Hasil yang diharapkan dari pemboran eksplorasi, antara lain :
2.
➢
Identifikasi struktur geologi
➢
Sifat fisik batuan samping dan badan bijih
➢
Mineralogi batuan samping dan badan bijih
➢
Geometri endapan
➢
Sampling, dll.
METODE TIDAK LANGSUNG
Metode eksplorasi tak langsung adalah metode eksplorasi yang tidak berhubungan langsung dengan kondisi permukaan atau bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari. Namun melalui anomali-anomali yang diperoleh dari hasil pengamatan/pengukuran dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik atau kimia dari endapan. 2.1
Metode Geofisika
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan bumi. Beberapa metode geofisika antara lain : 2.1.1
Metode Gravitasi Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi
sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan
8
Manajemen Eksplorasi
merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan. Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk atau pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ t erdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi. 2.1.2
Metode Geolistrik Metode geolistrik ialah salah satu metode dalam geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik didalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya dipermukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, pengukuran arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Metode geolistrik yang terkenal antara lain metode potensial diri (SP), arus tellurik, magnetotellurik, elektromagnetik, IP (induced Polarization), dan resistivitas (Tahanan Jenis) (Muhammad Arsyad, 2005). Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resist ivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan luas pen ampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohmmeter. Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode
9
Manajemen Eksplorasi
arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau “potential electode” disingkat P. Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda potensial dan elektrodaelektroda arus, dikenal beberapa jenis konfigurasi resistivitas tahanan jenis, antara lain: •
Konfigurasi Wenner Pada konfigurasi ini jarak antara keempat elektroda sama yaitu a dengan dipole potensial P1P2 berada di tengah-tengah antara C1 dan C2.
•
Konfigurasi Schlumberger Pada konfigurasi ini sering digunakan penamaan yang berbeda yaitu A dan B sebagai C1 dan C2, M dan N sebagai P1 dan P2. Konfigurasi ini dimaksudkan untuk mengukur gradient potensial sehingga jarak antar elektroda yang membentuk dipole potensial MN dibuat sangat kecil dan berada di tengah-tengah antara A dan B.
•
Konfigurasi Dipole- Dipole Pada konfigurasi ini elektroda arus dan elektroda potensial masingmasing membentuk dipole yang disebut sebagai dipole arus C1C2 dan dipole potensial P1P2 dengan jarak a.
•
Konfigurasi Pole Dipole Yaitu sumber arus tunggal tetapi pengukuran beda potensial dilakukan pada elektroda P1 dan P2 yang membentuk dipole (saling berdekatan) dengan jarak a. Konfigurasi Pole-Pole, yaitu merupakan konfigurasi elektroda elementer dimana terdapat satu titik sumber arus dan satu titik ukur potensial. Untuk itu salah satu elektroda arus C2 dan elektroda potensial P2 ditempatkan di tempat yang cukup jauh relatif terhadap C1 dan P1 sehingga pengaruhnya dapat diabaikan.
10
Manajemen Eksplorasi
2.1.3
Metode Geomagnetik Dalam metode geomagnetik, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa
dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Magnet atau besi berani dalam bahasa tradisionalnya adalah biji besi yang memiliki sifat menarik dan memantulkan partikel partikel besi dan logam lain jika dia berada dalam jangkauan daya magnetismenya. Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan magnet bumi (gambar I), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi : ➢
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur
➢
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
➢
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang horizontal.
➢
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut : ➢
Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
➢
Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
➢
Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral ikutan
➢
Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam jumlah cukup
➢
Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang mengandung mineral magnetik.
11
Manajemen Eksplorasi
2.1.4
Metode Seismik Metode seismik terbagi menjadi dua macam yaitu seismik refleksi (pantul)
dan seismik refraksi (bias) namun untuk eksplorasi minyak dan gas metose seismik yang sering digunakan seismik refleksi karena dapat mengetahui kondisi permukaan hingga dalam. Metode ini memiliki tiga tahapan yaitu : akuisisi, pengolahan data dan interpretasi, ketiga tahapan tersebut sangat penting dalam menerapkan metode seismik dan saling berhubungan. Akuisisi merupakan tahap awal pengambilan data di lapangan, data yang diperoleh dari lapangan berupa field tape akan melalui beberapa proses seperti filtering, dekonvolusi, koreksi statik analisa kecepatan sehingga menghasilkan penampang seismik yang baik. 1.
Metode Seismik Refraksi Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan, merupakan salah satu metode untuk memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang penelitian lainnya. Metode ini mencoba menentukan kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone. Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik (seismic source) menuju penerima (receiver) pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga data yang dibutuhkan hanya data first break saja. Gelombang yang datang setelah first break diabaikan karena gelombang seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang lainnya kecuali pada
12
Manajemen Eksplorasi
jarak offset yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama kali gelombang diterima oleh setiap geophone. Parameter jarak (offset) dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang dikenal sebagai parameter elastisitas. Kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam metode seismik, Metode seismik
refraksi
menerapkan
waktu
tiba
pertama
gelombangdalam
perhitungannya. Gelombang P memiliki kecepatan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam perhitungan. Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam oleh receiver pada permukaan bumi hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal i ni hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r = 900 sehingga sin r = 1). Dan hal ini sesuai dengan asumsi diawal bahwa kecepatan lapisan dibawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan di atas interface.
Gambar Metode Sismik Refraksi
2.
Motode Seismik Refleksi Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih
tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau
13
Manajemen Eksplorasi
getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda. Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk gelombang di dasar laut. Metode seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan gelombang akustik untuk mengetahui keadaan bawah permukaan bumi. Gelombang seismik yang digunakan berasal dari sumber getaran ( berupa dinamit,vibrator,palu hammer) yang melewati bawah permukaan kemudian di pantulkan oleh bidang batas batuan sehingga dapat diterima oleh receiver (geophone dan hydrophone). Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode s eismik refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat terhadap gambaran atau model geologi bawah permukaan dikarenakan data-data yang diperoleh lebih akurat. Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu: 1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail. 2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk mengolah data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik migrasi.
14
Manajemen Eksplorasi
3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison, pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau model geologi bawah permukaan.
Gambar Metode Seismik Refleksi
Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang.Metode seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi perminyakan, penentuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love. 2.2
Metode Geokimia
Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia. Anomali
dihasilkan
dari
mobilitas
dan
dispresi
unsur-unsur
yang
terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya.
15
Manajemen Eksplorasi
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.
3.
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN •
Kelebihan Metode Langsung di Permukaan:
a. Data geologi benar-benar sesuai dengan fakta lapangan yang ada. b. Keakuratan data atas permukaan lebih terjamin. c. Memerlukan waktu yang lebih sedikit. d. Biaya lebih murah, karena tanpa sewa alat-alat canggih. e. Lebih praktis karena tanpa perlu memasang alat-alat yang berharga mahal. •
Kekurangan Metode Langsung di Permukaan:
a. Informasi geologi di bawah permukaan minim. b. Kesulitan melakukan identifikasi dan korelasi peristiwa yang terjadi di bawah permukaan pada masa lampau.
•
Kelebihan Metode Langsung di Bawah Permukaan:
a. Keakuratan data mengenai informasi bawah permukaan tinggi, karena pengambilan data dengan pemboran merupakan sesuai dengan atau mendekati fakta lapangan bawah permukaan b. Dalam eksplorasi endapan bijih, melalui pemboran dapat diketahui kualitas dari suatu mineral bijih dan dapat sekaligus dikontrol melalui metode tersebut •
Kekurangan Metode Langsung di Bawah Permukaan
a. Membutuhkan biaya yang mahal. b. Interpretasi data yang memakan waktu. •
Kelebihan Metode Geofisika:
a. Dapat mengetahui kondisi bawah permukaan dalam suatu model geologi
16
Manajemen Eksplorasi
b. Mempermudah dalam eksplorasi air tanah (geolistrik), minyak bumi (seismik), dan endapan mineral logam (geomagnet) c. Lebih praktis •
Kekurangan Metode Geofisika
a. Membutuhkan biaya yang mahal karena kecanggihan alat b. Pemeliharaan dan perawatan alat harus hati-hati, bahkan alat harus terhindar dari kehujanan c. Membutuhkan software khusus untuk mengolah hasil akusisi data di lapangan, yang pada umumnya berkukuran besar •
Kelebihan dari Metode Geokimia:
a. Mengetahui secara detil komposisi kimia dari suatu obyek eksplorasi b. Tidak membutuhkan banyak data, misalnya hanya sampel batuan •
Kekurangan dari Metode Geokimia:
a. Membutuhkan biaya yang mahal untuk melakukan analisis geokimia b. Memerlukan waktu yang agak lama dalam melakukan analisis geokimia c. Memiliki proses yang sedikit agak rumit
17
Manajemen Eksplorasi
DAFTAR PUSTAKA
Joyce, A.S.1974. Exploration Geochemistry. Adelaide: Techpress. Telford, W.M.1990. Applied Geophysics Second Edition. Cambrigde: Cambrigde University Press. Tim Dosen. 2012. Bahan Ajar Diklat Metode Eksplorasi Minerba: Bandung: Pusdiklat Geologi Bandung
Santoso, Djoko, 2002, Pengantar Teknik Geofisika, Bandung: Penerbit ITB.
18