BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Be Belakang
Kortik Kortikost ostero eroid id merupa merupakan kan obat obat yang yang mempu mempunya nyaii khasiat khasiat dan indika indikasi si klinis klinis yang yang sangat luas. Kortikosteroid sering disebut sebagai life saving drug. Manfaat dari preparat ini cukup besar tetapi karena efek samping yang tidak diharapkan cukup banyak, maka dalam penggunaannya dibatasi termasuk dalam bidang dermatologi kortikosteroid merupakan pengobatan yang paling sering diberikan kepada pasien. 1,2 Kortikosteroid adalah derivat dari horm ho rmon on ko kort rtik ikos oste tero roid id yan ang g di diha hasi silk lkan an ol oleh eh ke kele lenj njar ar ad adre rena nal. l.
Horm Hormon on ini ini dapa dapatt
mempengaruhi volume dan tekanan darah, kadar gula darah, otot dan resistensi tubuh. 3, Kortikosteroid sintetik mulai digunakan sebagai terapi sejak tahun 1!"#. $ahun 1!"1 %ul&berger dkk melaporkan keberhasilan terapi kortison sistemik dan adrenokortikotropik hormon '()$H* pada pasien peradangan kulit. %atu tahun kemudian, %ul&berger dan +ittern berhasil mengobati pasien erupsi eksematous dengan hidrokortison topikal. %ejak saat itu, selama # tahun terakhir penelitian dikembangkan untuk mengekplorasi potensi, konsentrasi, bentuk sediaan, dan bahan aktif kortikosteroid untuk meminimalisasi efek jangka panjang penggunaan terapi ini." Kortik Kortikost osteroi eroid d terbag terbagii menjadi menjadi dua golong golongan an utama, utama, yaitu yaitu glukok glukokort ortiko ikoid id dan mineralokortikoid. -olon -olongan gan glukok glukokort ortiko ikoid id adalah adalah kortik kortikost osteroi eroid d yang yang efek utamany utamanyaa menyimpan glikogen hepar dan inflamasi, sedangkan golongan mineralokortikoid memiliki efek utama pada keseimbangan air dan elektrolit. /ang termasuk golongan glukokortikoid sintetik adalah deksametason, prednison, methylprednisolone, triamsinolon dan betametason. 0 Methylprednisolone merupakan golongan glukokortikoid sintetik dengan struktur mirip dengan hormon alami yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Methylprednisolone biasanya digunakan dalam terapi pengganti insufisiensi adrenal dan sebagai agen antiinflamasi dan imunosupresan.! embahasan mengenai methylprednisolone akan menjadi topik utama dalam laporan ini. Melalui pengetahuan tentang farmakokinetik, farmakodinamik, indikasi, kontraindikasi, dosis, efek samping, keamanan dan interaksi dari methylprednisolone kita dapat mempelajari obat ini lebih detail dan mampu mengaplikasikan penggunaannya dengan tepat.
1
1.2
Tujuan
ntuk mengetahui dan menambah 4a4asan mengenai obat methylprednisolone dan penggunaannya dalam pratek klinik.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi an !"rf"l"gi #$at
Methylprednisolone adalah kortikosteroid. Mekanisme kerja dari methylprednisolone adalah sebagai Kortikosteroid hormon reseptor agonist . Methylprednisolone adalah glukokortioid turunan prednisolon yang mempunyai efek kerja dan penggunaan yang sama seperti senya4a induknya. Methylprednisolone adalah suatu glukokortikoid sintetik dan diabsorpsi secara cepat melalui saluran pencernaan. Methylprednisolone merupakan kortikosteroid
dengan kerja intermediate
yang termasuk
kategori
adrenokortikoid,
antiinflamasi dan imunosupresan.1# Methylprednisolone
nama
kimianya
21'acetylo5y*11,
1dihydro5ymethyl,
''alpha*, 11'beta** pregna1,diene3, 2#dione. Methylprednisolone merupakan serbuk kristalin ber4arna putih, tidak berbau, meleleh pada 21"6 dengan sedikit penguraian. 7arut dalam dioksan, sedikit larut dalam aseton, etanol, metanol, kloroform, dan sedikit sekali larut dalam eter. Methylprednisolone praktis tidak larut da lam air.11
-ambar 1. 8umus
%truktur Kimia
Methylprednisolone 2.2. %ar&ak"kinetik
Methylprednisolone diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian dosis oral.Konsentrasi puncak setelah pemberian oral di plasma dicapai dalam 4aktu maksimal sekitar 1,"2,3 jam. 9ioavabilitas absolut methylprednisolone pada subyek sehat yang normal umumnya tinggi '02: sampai 0!:* setelah pemberian oral. ;ni artinya ratarata konsentrasi puncak yang dicapai adalah 1,1 < 2,2 jam. 12 Methylprednisolone secara luas didistribusikan ke seluruh tubuh dan digambarkan oleh model 2kompartemen. =olume ratarata distribusi pada 3 sukarela4an de4asa berkisar 1 1," 7. Methylprednisolone didistribusikan secara luas kedalam jaringan, melintasi penghalang darahotak, penghalang plasenta, dan disekresi dalam (%;. =olume yang tampak jelas dari distribusi adalah sekitar 1, 7>kg. rotein plasma mengikat methylprednisolone 3
pada manusia adalah sekitar :. Methylprednisolone di metabolisme inaktif di hati, yang utama 2#?hydro5ymethylprednisolone and 2#@hydro5ymethylprednisolone. Metabolisme di hati terutama melalui en&im 3( en&yme. Methylprednisolone, seperti banyak substrat 3(, juga dapat menjadi substrat untuk ($ binding cassette '(9)* protein transport p glikoprotein, mempengaruhi distribusi jaringan dan interaksi dengan obat lain. 12 +aktu paruh eliminasi total methylprednisolone adalah sekitar 1,0 ",2 jam. Aumlah pembersihan sekitar " sampai m7> menit> kg. %etelah pemberian ;= dari radiolabelled methylprednisolone untuk enam pasien kanker, ": di ekskresikan di urin setelah ! jam dan !: di feses selama " hari 2#: dari dosis total di ekskresikan dalam empedu. 12
2.'. %ar&ak"ina&ik Methylprednisolone
merupakan
kortikosteroid
dengan
lama
kerja
sedang>intermediate, yang termasuk kategori adrenokortikoid dan mempunyai efek antiinflamasi dan imunosupresan.1# Adrenokortikoid:
%ebagai adrenokortikoid, methylprednisolone berdifusi mele4ati membran dan membentuk komplek dengan reseptor sitoplasmik spesifik. Komplek tersebut kemudian memasuki inti sel, berikatan dengan BC(, dan menstimulasi rekaman messenger 8C( 'm8C(* dan selanjutnya sintesis protein dari berbagai en&im akan bertanggung ja4ab pada efek sistemik adrenokortikoid. 9agaimanapun, obat ini dapat menekan perekaman m8C( di beberapa sel 'contohnyaD limfosit*. Efek Glukokortikoid:
(ntiinflamasi 'steroidal* -lukokortikoid menurunkan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi, karena itu menurunkan gejala inflamasi tanpa dipengaruhi penyebabnya. -lukokortikoid menghambat akumulasi sel inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada lokasi inflamasi. Methylprednisolone juga menghambat fagositosis, pelepasan en&im lisosomal, sintesis dan atau pelepasan beberapa mediator kimia inflamasi. Meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui secara lengkap, kemungkinan efeknya melalui blokade faktor penghambat makrofag 'M;E*, menghambat lokalisasi makrofagD reduksi atau dilatasi permeabilitas kapiler yang terinflamasi dan mengurangi lekatan leukosit pada
endotelium kapiler,
menghambat
pembentukan
edema
dan
migrasi
leukositF
dan
meningkatkan sintesis lipomodulin (macrocortin), suatu inhibitor fosfolipase (2mediasi pelepasan asam arakhidonat dari membran fosfolipid, dan hambatan selanjutnya terhadap sintesis asam arakhidonatmediator inflamasi derivat 'prostaglandin, tromboksan dan leukotrien*. Kerja immunosupresan juga dapat mempengaruhi efek antiinflamasi. Immunosupresan
Mekanisme
kerja
immunosupresan
belum dimengerti
secara lengkap tetapi
kemungkinan dengan pencegahan atau penekanan sel mediasi 'hipersensitivitas tertunda* reaksi imun seperti halnya tindakan yang lebih spesifik yang mempengaruhi respon imun, -lukokortikoid mengurangi konsentrasi limfosit timus '$limfosit*, monosit, dan eosinofil. Methylprednisolone juga menurunkan ikatan immunoglobulin ke reseptor permukaan sel dan menghambat sintesis dan atau pelepasan interleukin, sehingga $limfosit blastogenesis menurun dan mengurangi perluasan respon immun primer. -lukokortikoid juga dapat menurunkan lintasan kompleks immun melalui dasar membran, konsentrasi komponen pelengkap dan immunoglobulin. 1#
2.(
Inikasi
Methylprednisolone dapat digunakaan pada pengobatan kondisi berikutD 1* -angguan endokrin ;nsufisiensi adrenokortikal primer atau sekunder 'hidrokortison atau kortison merupakan obat pilihan meskipun analog sintetiknya dapat digunakan bersamaan dengan mineralokortikoid pada kondisi yang cocok, suplementasi mineralokortikoid penting untuk mengobatibayi dengan kondisi ini*F hiperplasia adrenal kongenital, tiroiditis nonsupuratif, dan hiperkalsemia yang berhubungan dengan kanker.
2* -angguan reumatik %ebagai terapi tambahan untuk pemberian jangka pendek 'membantu pasien melalui episode akut atau eksaserbasi* pada artritis psoriasis, artritis reumatoid 'untuk kasus tertentu memerlukan terapi dengan dosis pemeliharaan rendah*F ankylosing "
spondylitisF bursitis akut dan subakut,tenosinovitis akut nonspesifikF gout arthritis akutF posttraumatic osteoarthritisF sinovitis pada osteoartritisF dan epikondilitis.
3* enyakit kolagen Bigunakan pada saat eksaserbasi atau sebagai terapi pemeliharaan pada kasus tertentu systemic lupus erythematosus dan reumatik karditis akut.
* enyakit dermatologi emfigus, bullous dermatitis herpetiformis, erythema multiforme yang berat 'sindrom %tevenAohnson*, dermatitis eksfoliatif, mycosis fungoides dan psoriasis berat.
"* Keadaan alergi ntuk mengontrol seasonal atau perennial allergic rhinitis, asma bronkial, dermatitis kontak, atopik dermatitis, serum sickness, angioedema dan urtikaria berat 'tidak mampu melakukan kegiatan seharihari* dan tidak berhasil diatasi dengan pengobatan konvensional yang adekuat.
* enyakit mata (lergi akut dan kronik yang berat dan proses inflamasi pada mata dan bagian mata yang lain, seperti konjungtivitis alergi, keratitis, allergic corneal marginal ulcers, herpes &oster, ophthalmicus, iritis dan iridocyclitis, choriorenitis, inflamasi segmen anterior, diffuse posterior uveitis dan choroiditis, optic neuritis dan sympathetic ophthalmia.
* enyakit pernafasan -lukokortikoid tidak secara langsung berefek sebagai bronkodilator , tetapi
sebagai anti inflamasi. Gbat ini bekerja menghambat produksi sitokin dan kemokin , menghambat sintesis eicosanoid, menghambat peningkatan eosinophil, basopohil, leukosit
lain
di
jaringan
paru
dan
menurunkan
permeabilitas
vaskuler.
Methylprednisolone dan golongan kortikostroid yang lain dapat di gunakan dalam terapi asma bronchial. %arkoidosis simtomatik, sindrom 7oeffler.s yang tidak dapat ditangani dengan cara lain, beriliosis, tuberkulosis paru fulminan atau meyebar ketika secara bersamaan dilakukan kemoterapi antituberkulosis, emfisema pulmonari di mana bronkospasme atau bronchial edema mempunyai peranyang signifikan dan diffuse interstitial pulmonary fibrosis 'sindrom Hamman8ich*.
0* -angguan hematologi ;diopatik dan trombositopenia sekunder pada orang de4asa, acuired 'auto immune* hemolytic anemia,eritroblastopenia '89) anemia* dan anemia hipoplastik kongenital 'erythroid*.
!* enyakit neoplastik ntuk penatalaksanaan paliatif leukemia, limfosarkoma dan limfoma pada de4asa dan leukemia akut pada anakanak.Keadaan edema untuk merangsang diuresis atau remisi proteinuria pada sindrom nefrotik 'nonuremic, tipe idiopatik atau yang disebabkan oleh lupus erythematosus* dan digunakan bersama dengan obatobat diuretik, untuk merangsang diuresis pada gagal jantung kongestif yang refrakter dan sirosis hati dengan asites refrakter.
1#* enyakit gastrointestinal ntuk membantu pasien melalui masa kritis penyakit ulcerative colitis, regional enteritis dan saria4an 'sprue* yang sulit disembuhkan.
11* 7ainlain
8eaksi inflamasi pasca operasi gigi dan meningitis tuberkulosis dengan blok subarachnoid atau blok yang terjadi jika diberikan bersamaan dengan kemoterapi antituberkulosis.12
2.)
K"ntrainikasi
Kontraindikasi pemakaian methylprednisolone adalah penyakit jamur sistemik dan Hipersensitif terhadap methylprednisolone atau glukokortikoid lainnya. 13
2.*
Efek Sa&+ing
enyebab timbulnya efek samping dapat dikarenakan penghentian pemberian secara tibatiba atau pemberian terusmenerus terutama dengan dosis besar. emberian dalam jangka lama yang dihentikan tibatiba dapat menimbulkan insufisiensi adrenal akut dengan demam, mialgia, atralgia dan malaise. ;nsufisiensi terjadi akibat kurang berfungsinya kelenjar adrenal yang telah lama tidak memproduksi kortikosteroid endogen karena rendahnya mekanisme umpan balik oleh kortikosteroid eksogen dalam hal ini metil prednisolon. Komplikasi yang timbul akibat pengobatan lama ialah gangguan cairan dan elektrolit, hiperglikemia dan glikosuria, mudah dan mendapat infeksi terutama tuberkulosis, pasien tukak peptik mungkin dapat mengalami perdarahan atau perforasi, osteoporosis, fraktur vetebra, miopati yang karakteristik, psikosis, habitus pasien )ushing 'antara lain moon face, buffalo hump, timbunan lemak supraklavikular, obesitas sentral, ekstremitas kurus, striae, ekimosis, akne dan hirsutisme*. 1 Methylprednisolone memberikan efek samping sebagai berikut D ;nsufisiensi adrenokortikal D • Bosis tinggi untuk periode lama dapat terjadi penurunan sekresi endogeneous kortikosteroid dengan menekan pelepasan kortikotropin pituitary insufisiensi adrenokortikal sekunder. •
Ifek muskuloskeletal D Cyeri atau lemah otot, penyembuhan luka yang tertunda, dan atropi matriks protein tulang yang menyebabkan osteoporosis, retak tulang belakang karena tekanan, nekrosis aseptik pangkal humerat atau femorat, atau retak patologi tulang panjang.
•
-angguan cairan dan elektrolit D 8etensi sodium yang menimbulkan edema, kekurangan kalium, hipokalemik alkalosis, hipertensi, serangan jantung kongestif.
•
Ifek pada mata D Katarak subkapsular posterior, peningkatan tekanan intra okular, glaukoma, 0
eksoftalmus.
•
Ifek endokrin D Menstruasi yang tidak teratur, timbulnya keadaan cushingoid , hambatan pertumbuhan pada anak, toleransi glukosa menurun, hiperglikemia, bahaya diabetes mellitus.
•
Ifek pada saluran cerna D Mual, muntah, anoreksia yang berakibat turunnya berat badan, peningkatan selera makan yang berakibat naiknya berat badan, diare atau konstipasi, distensi abdominal, pankreatitis, iritasi lambung, ulceratif esofagitis. Auga menimbulkan reaktivasi, perforasi, perdarahan dan penyembuhan peptik ulcer yang tertunda.
•
Ifek sistem syaraf D %akit kepala, vertigo, insomnia, peningkatan aktivitas motor, iskemik neuropati, abnormalitas II-, konvulsi.
•
Ifek dermatologi D (tropi kulit, jera4at, peningkatan keringat, hirsutisme, eritema fasial, striae, alergi dermatitis, urtikaria, angiodema.
•
Ifek samping lain D enghentian pemakaian glukokortikoid secara tibatiba akan menimbulkan efek mual, muntah, kehilangan nafsu makan, letargi, sakit kepala, demam, nyeri sendi,
2.,
deskuamasi, mialgia, kehilangan berat badan, dan atau hipotensi. 1# Interaksi #$at Kombinasi kortikosteroid dengan obat antiinflamasi nonsteroid meningkatkan risiko
terjadinya ulkus peptikum dan perdarahan gastrointestinal.Kortikosteroid dilaporkan menimbulkan antagonis pada blokade neuromuskular yang disebabkan oleh pancuronium. Gbatobat yang menginduksi en&imen&im hepatik, seperti fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin dapat meningkatkan klirens methylprednisolone. Gleh sebab itu jika terapi methylprednisolone
diberikan
bersamasama
obatobat
tersebut,
maka
dosis
methylprednisolone harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Gbatobat
seperti troleandomisin
and
ketokona&ol dapat
menghambat
metabolisme methylprednisolone, dan akibatnya akan menurunkan klirens atau ekskresi methylprednisolone.
Gleh
methylprednisolone
harus
sebab
itu
disesuaikan
jika
diberikan
untuk
bersamaan,
menghindari
maka
toksisitas
dosis steroid.
Methylprednisolone dapat meningkatkan klirens aspirin dosis tinggi yang diberikan secara !
kronis. Hal ini dapat menurunkan kadar salisilat di dalam serum, dan apabila terapi methylprednisolone dihentikan akan meningkatkan risiko toksisitas salisilat. (spirin harus digunakan secara berhatihati apabila diberikan bersamasama dengan methylprednisolone pada pasien yang menderita hipoprotrombinemia. Ifek methylprednisolone pada terapi antikoagulan oral bervariasi. 9eberapa laporan menunjukkan adanya peningkatan dan laporan lainnya menunjukkan adanya penurunan efek antikoagulan apabila diberikan bersamasama dengan methylprednisolone. Gleh sebab itu indeks koagulasi harus selalu dimonitor untuk mempertahankan efek antikoagulan sebagaimana yang diharapkan. 12 2.-
D"sis an seiaan %ediaan oral Methylprednisolone 'generik, medrol, meprolone* F 2,,0,1, 32 mg tablet.
%ediaan paranteral methylprednisolone asetat 'generic, Bepomedrol* F 2#, #, 0# mg> m7 ;M. %ediaan paranteral methylprednisolone sodium susinat 'generik, solu medrol* F #,12", "##, 1### mg>vial injeksi. 1" Be4asa %ecara oral Bosis a4al pada de4asa dari methylprednisolone dapat bermacammacam dari mg < 0 mg per hari, dosis tunggal atau terbagi, tergantung keadaan penyakit diberikan bersamaan dengan makanan. 13 %ecara intramuskular atau intravena, 1## mg , diulangi sesuai keperluan. ntuk dosis tinggi ' pulse terapi*D intravena, 3# mg> kgbb diberikan sekurang • •
kurangnya 3# menit. Bosis dapat diulangi setiap jam sesuai kebutuhan. ntuk eksaserbasi akut pada sklerosis gandaD intramuskular atau intravena, 1# mg>
•
hari selama satu minggu, diikuti dengan mg setiap hari selama satu bulan. ntuk pengobatan luka tulang punggung akutD intravena, 3# mg > kgbb diberikan
•
selama 1" menit, diikuti dengan " menit infus, ", mg> kgbb> jam, selama 23 jam. ntuk pengobatan tambahan pada (;B% yang berhubungan dengan pneumosistis cariniiD intravena, 3# mg dua kali sehari pada hari pertama sampai kelima, 3# mg sekali sehari pada hari keenam sampai kesepuluh, 1" mg sekali sehari pada hari ke sebelas sampai dua puluh satu. 13
9ayi dan anakD •
;nsufisiensi adrenokortikalD intramuskular #,11 mg> kg berat badan atau 3,33 mg> m 2 permukaan tubuh sehari 'dalam dosis terbagi tiga* setiap hari ke tiga. ntuk pengobatan luka tulang punggung akutD intravena, 3# mg> kgbb diberikan selama 1" menit, diikuti selama " menit dengan infus ", mg> kgbb> jam, selama 23 jam. 1#
•
;ndikasi lainD intramuskular, #,13!#,03" mg> kgbb.
•
ntuk pengobatan tambahan pada (;B% yang berhubungan dengan pneumosistis cariniiD (nakanak berusia lebih dari 13 tahunD sama dengan dosis de4asa. 13
2.
Na&a Dagang13 /
)omedrol
Medi5on
/
Bepomedrol
Medrol
/
Elason
Meprilon
/
Heli5on
Metisol
/
;ntidrol
Metrison
/
7ameson
hadilon
/
rednicort
redno5
/
retilon
8hemafar
/
%ane5on
%oluMedrol
/
%omerol
%onicor > %onicor 1
/
%tenirol
$isolon
/
$ison
$oras
/
Methylprednisolone He5pharm
rbason
/
Methyprednisolone G-9 Be5a
2.10 Peringatan
$idak dianjurkan untuk 4anita hamil dan menyusui, kecuali memang benarbenar dibutuhkan, dan bayi yang lahir dari ibu yang ketika hamil menerima terapi 11
kortikosteroid ini harus diperiksa. Kemungkinan adanya gejala hipoadrenalism. asien yang menerima terapi kortikosteroid ini dianjurkan tidak divaksinasi terhadap smallpox, juga imunisasi lain terutama yang mendapat dosis tinggi, untuk mencegah kemungkinan bahaya komplikasi neurologi. enggunaaan jangka panjang pada bayi dan anakanak harus hatihati dan perlu observasi karena dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Aika kortikosteroid digunakan pada pasien dengan $9) latent atau Tuber Culin Reactivity perlu dilakukan penga4asan yang teliti sebagai pengaktifan kembali penyakit yang dapat terjadi. (da peningkatan efek kortikosteroid pada pasien dengan hipotiroidi dari cirrhosis. $idak dianjurkan penggunaan pada penderita ocular herpes simplex, karena kemungkinan terjadi perforasi corneal. emakaian obat ini dapat menekan gejalagejala klinis dari suatu penyakit infeksi. emakaian jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi.11
BAB III PENUTUP
Methylprednisolone merupakan golongan glukokortikoid sintetik dengan struktur mirip 12
dengan hormon alami yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Methylprednisolone diabsorpsi dengan
cepat
secara
oral,
dimetabolisme
dihati,
dan
diekskresi
le4at
urin.
Methylprednisolone merupakan kortikosteroid dengan lama kerja sedang>intermediate, yang termasuk kategori
adrenokortikoid
dan
mempunyai
efek
antiinflamasi
dan
imunosupresan. Biindikasikan pada pengobatan kondisi gangguan endokrin, gangguan reumatik, penyakit kolagen, penyakit dermatologi, keadaan alergi, penyakit mata, penyakit pernafasan, gangguan hematologi, penyakit neoplastik, dan penyakit gastrointestinal. Kontraindikasi pada penyakit jamur sistemik dan hipersensitif terhadap methylprednisolone. Ifek samping dapat timbul dikarenakan penghentian pemberian secara tibatiba atau pemberian terusmenerus terutama dengan dosis besar. emberian obat ini dapat berinteraksi dengan obatobatan yang menginduksi en&imen&im hepatik. emberian methylprednisolone tidak dianjurkan pada 4anita hamil dan menyusui dan hatihati pemberian pada bayi dan anak.
13