MAKALAH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOMUNIKASI “TV DIGITAL” Dosen Pembimbing : Imam Khairi S.T
Disusun Oleh : Misbahul Munir
: 130549810251
Yulita Agustina Sen
: 130549810228
Komala Buana P
: 130549810242
Tia Vindi Putri Y
: 130549810246
Anisa Al Al Husna
: 13 130549810240
Suttriaw Su riawat aty y Tak Takalap lapeta eta
: 1306 13064 48810 88101 125
April Eko
: 130549810264
Universitas Widya Gama Malang 2013 / 2014
KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas membahas mengenai “TELEVISI DIGITAL”. Kami sadar bahwa dalam penyusunan penyusunan makalah ini masih banyak terdapat keku-rangan, baik dari isi maupun cara penulisannya. penulisannya. Hali ini disebabkan oleh keterbatasan keterbatasan wawasan pengetahuan pengetahuan yang kami miliki. mili ki. Oleh karena itu, kami mengharapkan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang. Atas segala bantuan yang telah diberikan saya mengucapkan terima kasih semoga Allah memberikan balasan yang setimpal. Mudah-mudahan Allah S.W.T. meridhoi sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Malang, Malang, 27 Oktober Oktober 2013 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................. ......................................................................... .......................................... ................... I DAFT DAFTAR AR ISI ISI
.... ...... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... .... II
BAB I. PENDAHULUAN ............................................. ................................................................... ......................................... ................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................... ..................................................................... ............................................ ........................1 ..1 1.2 Rumusan Masalah ............................................. ................................................................... .......................................... .................... 2 1.3 Tujua Tujuan n ……………………………………………………………………. 2 BAB II. PEMBAHASAN............................... PEMBAHASAN..................................................... ............................................ ................................... ............. 3
2.1 Dampak Penyiaran TV Digital…………………………………………… Digital…………………………………………… 3 2.2 Perbedaan TV Digital dengan dengan TV Analog Analog………………………………... ………………………………...3 3 ………………4 2.3 Perbedaan mendasar antara TV Digital dengan TV Analog ………………4 2.4 Dampak yang timbul timbul akibat adanya system system siaran digital di Indonesia… Indonesia …...5 2.5 Bagaimana Pendapat Pendapat tentang Prospek masa depan depan penyiaran televisi dikaitkan …………………………………7 dengan adanya digitalisasi system siaran televise ………………………………… 7 ……………………………………………….8 2.6 Cara Kerja Televisi Digital ………………………………………………. 8 2.7 Frekuens Frekuensii TV digital………………………………………………………8 digital………………………………………………………8 2.8 Sistem pemancar pemancar TV digital digital………………………………………………8 ………………………………………………8 2.9 Transisi TV analog ke TV digital…………………………………………9 digital…………………………………………9 BAB III. PENUTUP.. PENUTUP........ ........... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ......... ......... .......... .......... .......... ......... .... 11
3.1. Kesimpulan ............................................ .................................................................. ............................................. ............................. ...... 11 DAFTAR PUSTAKA .............................................. .................................................................... ............................................. ......................... 12
BAB I PENDAHULUAN 1.1. 1.1. Lata Latarr Bela Belaka kang ng
Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV)atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunaka menggunakan n modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio audio dan data ke pesawat televisi. televisi. TV Digital bukan berarti pesawat pesawat televisinya yang digital, namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting). Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar standar televisi digital internasional internasional yang disiarkan disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL Berdasarkan hasil survey dinyatakan bahwa saat ini penggunaan perangkat TV di Indonesia cukup tinggi dibandingkan media informasi lain, yaitu 55% dari seluruh jumlah keluarga di Indonesia itu memiliki TV atau terdapat 40 juta pemirsa TV, maka dapat dinyatakan bahwa media TV merupakan sarana yang paling tepat untuk digunakan sebagai distribusi dan diseminasi informasi di Indonesia. Dengan keterbatasan alokasi frekuensi yang digunakan untuk penyiaran media TV, tentunya akan mengakibatkan jumlah informasi yang diperoleh masyarakat melalui siaran TV menjadi terbatas dan kurang berimbang. Hal inilah yang dijadikan pemerintah untuk untuk melakukan migrasi dari siaran TV Analog ke siaran TV Digital. Selain alasan yang sebelumnya, pengembangan televisi digital antara lain: a. Perubaha Perubahan n lingku lingkunga ngan n ekster eksternal, nal, antara antara lain: 1. Pasar Pasar TV TV analo analog g yang yang suda sudah h jenuh jenuh 2. Kompetisi Kompetisi dengan dengan sistem sistem peny penyiaran iaran satelit satelit dan kabel kabel Perkembangan Perkembangan teknologi, misalnya: b. Tekno Teknolog logii pemrose pemrosesa san n sinyal sinyal digita digitall 2. Teknologi transmisi digital
3. Teknologi semi konduktor 4. Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi
1.2 1.2 Rumu Rumusa san n Masal Masalah ah
1. Keber Keberada adaan an TV TV Digita Digitall di Indon Indones esia ia ? 2. Damp Dampak ak Posi Positi tiff Dan Dan Nega Negatif tif TV Digit Digital al ? 3. Dampa Dampak k Peny Penyiar iaran an TV Digita Digitall 4. Perbe Perbeda daan an TV Digi Digital tal deng dengan an TV Ana Analog log 5. Perbeda Perbedaan an mendas mendasar ar antara antara TV TV Digital Digital dengan dengan TV Analog Analog 6. Dampak Dampak yang yang timbul timbul akibat akibat adanya adanya system system siaran siaran digital digital di Indones Indonesia. ia. 7. Bagaima Bagaimana na Pendapat Pendapat tentan tentang g Prospek Prospek masa masa depan depan penyiaran penyiaran televisi televisi dikaitkan dikaitkan denga dengan n adanya digitalisasi system siaran televise 8. Cara Cara Kerja Kerja Telev Televisi isi Digital Digital 9. Frek Frekue uens nsii TV TV digita digitall 10. Sistem Sistem pemancar pemancar TV digital digital 11. Transisi Transisi TV analog analog ke TV digital digital 1.3 1.3 Tu Tuju juan an
1.
Untuk Untuk menam menambah bah wawas wawasan an pembac pembacaa tentan tentang g perma permasal salaha ahan-p n-perm ermasa asalah lahan an yang yang sering sering
muncul muncul tentang tentang TVdigital TVdigital 2.
Menam Menamba bah h pengeta pengetahua huan n tentang tentang cara cara menan menangan ganii permas permasala alahan han yang yang sering sering mun muncul cul
tentang TV digital 1.3 1.3 Bata Batasa san n Masal Masalah ah
Agar tidak melenceng lebih jauh tentang tentang TV maka penulis penulis akan membahas tentang tentang keberadaan keberadaan TV digital di indonesia dan dampak dampak positif negatif TV digital, Dampak Penyiaran Penyiaran TV Digital, Dampak yang timbul akibat akibat adanya system siaran siaran digital di Indonesia, Bagaimana Pendapat tentang Prospek masa depan penyiaran televisi dikaitkan dengan adanya digitalisa digitalisasi si system system siaran televise, televise, Cara Kerja Televisi Televisi Digital, Digital, Frekuensi Frekuensi TV digital, digital, Sistem Sistem pemancar TV digital, Transisi TV analog analog ke TV digital
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dampak Dampak Penyiaran Penyiaran TV Digital
a. Dampa mpak Pos Posit itif if Banyak manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan beralih ke penyiaran TV digital antara lain: • Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam • Pengurangan terhadap efek noise ,• Kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error correction code, serta • mengurangi efek dopler jika menerima siaran tv dalam kondisi bergerak (misalnya di mobil, bus, maupun kereta api) • Selain itu itu sinyal digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog b. Damp Dampak ak Nega Negati tif f Disamping banyak hal yang bermanfaat, tentunya kendala yang akan dihadapi dalam migrasi ke siaran TV digital pun juga semakin banyak seperti: • Regulasi bidang penyiaran yang harus diperbaiki, • Industri pendukung yang harus segera disiapkan baik perangkat maupun kontennya. • Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, sela in penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.
2.2 Perbedaan TV Digital dengan TV Analog
Di Indonesia agar segera diluncurkan karena Pemerintah juga berpendapat bahwa teknologi televisi digital lebih efisien dalam penggunaan kanal frekuensi dibandingkan
teknologi analog yang selama ini dipergunakan. dipergunakan. Berdasarkan master plan televisi yang tengah disusun, pemerintah akan mengalokasikan 14 kanal frekuensi. 10 kanal frekuensi kini telah dialokasikan bagi televisi swasta yang telah beroperasi. Satu kanal untuk TVRI, satu kanal untuk televisi lokal, dan dua kanal untuk televisi digital. Walaupun televisi digital harus banyak melakukan adaptasi terhadap jangkauan jangkauan yang telah dapat dicapai oleh televisi analog. Penerapan siaran siaran TV digital sebagai pengganti pengganti TV analog pada pada pita UHF dilakukan secara secara bertahap sampai suatu batas waktu cut-off TV analog UHF yang ditetapkan (2015 di kota besar dan 2020 secara nasional). Wilayah layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T sama dengan wilayah layanan TV analog UHF sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 76 Tahun 2003. Alokasi kanal frekuensi untuk layanan TV digital penerimaan tetap free-to-air DVB-T di Indonesia adalah pada band IV dan V UHF, yaitu kanal 28 – 45 (total 18 kanal) dengan lebar pita masing – masing kanal adalah 8 MHz. Namun, setiap wilayah layanan diberikan – wilayah layanan sekitarnya jatah hanya 6 kanal, karena 12 kanal lain digunakan di wilayah – wilayah (pola reuse 3 grup kanal frekuensi). TV digital, katanya, memang menuntut keterlibatan banyak pihak, di antaranya perusahaan seluler, sedangkan pemerintah berfungsi untuk melindungi
produk
TV
digital
dan
sebagai
regulator.
Untuk menyusun strategi migrasi ke teknologi digital, pemerintah diusulkan membentuk Komisi Nasional Televisi yang beranggotakan departemen dan kalangan lembaga penyiaran. Pada 2004 diharapkan Komisi ini sudah terbentuk, sehingga sosialisasi dan uji coba televisi digital dapat dilakukan. 2.3 Perbedaan mendasar antara TV Digital Digital dengan TV Analog
Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi. Perbedaan TV Digital dan TV Analog hanyalah perbedaan pada sistim tranmisi pancarannya, pancarannya, kebanyakan TV TV di Indonesia, masih menggunakan menggunakan sistim sistim analog dengan cara memodulasikannya langsung pada Frekwensi Carrier, Sedangkan pada Pada sistim digital, data gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di pancarkan.
Siaran TV Satelit Dulu memakai memakai Analog. Sekarang Sekarang sudah sudah banyak yang digital. Tidak semua TV satelit memakai sistim Digital. Di beberapa satelit Arab banyak yang memakai mode analog. Sebenarnya untuk menerima siaran digital untuk TV yang analog tidaklah terlalu mahal. Receiver ini hanya tinggal pasang antena dan kemudian AV nya colokkan ke TV. Untuk siaran TV satelit namanya DVB-S (Digital Video Broadcasting – Satelite). Sedangkan untuk di daratan namanya DVB-T(Digital Video Broadcasting – Broadcasting – Terresterial) Terresterial) 2.4 Dampak yang timbul timbul akibat adanya system siaran digital di Indonesia.
Saat ini populasi pesawat televisi tidak kurang dari 40 juta unit, dengan pemirsa lebih dari 200 juta orang, jauh lebih banyak dibandingkan dengan komputer, misalnya, yang hanya sekitar 5,9 juta unit. Terlihat bahwa bahwa penggemar televisi televisi begitu banyak di Indonesia Indonesia . Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele (jauh) dan vision (tampak) jadi televisi t elevisi memiliki arti dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi ini mampu mengubah peradaban dunia. Semua gambar televisi dibentuk oleh titi k tunggal cahaya yang bergerak bolak-balik, depan-belakang atau atas-bawah, secara cepat pada layar televisi yang tak tampak oleh mata, sehingga yang terlihat hanyalah rangkaian gambar. Pada tahun 1884 Paul Nipkow mencetuskan ide tentang pemindaian gambar dengan cara memecahkanya ke dalam rangkaian titik cahaya yang bergerak secara linear menyeberangi menyeberangi sudut pandangan. pandangan. Sinyal televisi t elevisi bekerja seperti radio AM, terkecuali dalam penghubung penghubung pembawa frekuensi fr ekuensi tinggi. Pada radio dari suara besar ke lembut l embut sedangkan televisi dari terang ke gelap. Perangkat televisi disinkronisasikan dengan transmiter untuk menghasilkan pola yang tepat dari sebuah piksel yang akan ditempatkan pada layar. Televisi ditransmisikan dengan dua pita frekuensi, VHF (very high frequency) dan UHF (ultra high frequency), frequency), dan setiap saluran saluran memiliki lebar pita keseluruhan mencapai 6 MHz. Jaringan televisi televisi pertama menggunaka menggunakan n kabel coaxial coaxial dan teknologi teknologi gelombang gelombang mikro. Pada tahun 1970-an satelit satelit menjadi standar dalam menghubungkan menghubungkan kabel dan jaringan penyiaran penyiaran kepada afiliasi mereka dan untuk mentransmisikan berita lokal dan pergelaran olahraga ke kantor berita pusat. Saat ini, jaringan serat optik juga ikut digunakan. di gunakan. Kemunculan televisi televisi digital di indonesia harus dipikirkan dipikirkan dampak dan konsekuensinya karena selama ini masih banyak masyarakat yang menggunakan dan terbiasa
dengan televisi telivisi analog. Sedikit ketidaknyamanan yang mau tidak mau harus diterima dengan peralihan ke TV digital ini adalah: Perlunya pesawat pesawat TV baru atau paling tidak kita perlu membeli membeli TV Tuner baru yang harganya bisa dibilang cukup mahal. Hal tersebut akan menimbulkan dampak yang besar, mengingat hampir seluruh komponen pertelevisian di Indonesia masih menggunakan menggunakan komponen analog, sehingga kemajuan tekhnologi televisi digital ini dapat mematikan usahausaha kecil yang selama ini telah ada. Karenanya hal ini mewajibkan Pemerintah untuk mensosialisasikan mensosialisasikan lebih rinci kepada masyarakat. Mahalnya perangkat perangkat transmisi dan operasional operasional broadcast berbasis berbasis tehnologi digital merupakan persoalan tersendiri bagi kemampuan industri televisi di Indonesia. Bagaimanapun Bagaimanapun untuk bisa menyiarkan program secara digital, perangkat pemancar memang harus diganti dengan perangkat baru yang memiliki sistem modulasi frekuensi secara digital. Untuk mem-back up operasional sehari-hari saja dengan tingkat persaingan antar sesama radio dan televisi swasta nasional saja sudah sangat berat, apalagi untuk harus mengalokasikan mengalokasikan sekian persen pemasukan iklan untuk digunakan bagi digitalisasi. Selain itu, dalam masa transisi, stasiun televisi harus siaran multicast atau operasional di dua saluran secara paralel: analog dan digital, karena tetap memberi kesempatan kesempatan pada masyarakat yang belum dapat membeli televisi digital. Sistem pemrosesan sinyalnya. Pada sistem digital, karena diperlukan tambahan proses misalnya Fast Fourier Transform (FFT), Viterbi decoding dan equalization di penerima, maka TV Digital ini akan sedikit terlambat beberapa detik dibandingkan TV Analog. Ketika TV analog sudah menampilkan gambar baru, maka TV Digital masih beberapa detik menampilkan gambar sebelumnya s ebelumnya.. Bagaimana soal akses pada jaringan media serta kondisi sistem akses itu sendiri. Persoalan seperti pengaturan decoder decoder TV digital maupun content media menjadi layak kaji dalam hal ini. Dan akses pada spektrum frekuensi Bagaimanapun Bagaimanapun pada era penyiaran digital telah terjadi konvergensi konvergensi antarteknologi penyiaran (broadcasting), teknologi komunikasi komunikasi (telepon), dan teknologi internet (IT). Dalam era penyiaran digital, ketiga teknologi tersebut sudah menyatu dalam satu media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat untuk memperoleh ataupun menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan terbuka.
Terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran digital, yang memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih banyak, akan membuka peluang lebih luas bagi para p ara pelaku penyiaran dalam menjalankan fungsinya dan dapat memberikan peluang lebih banyak bagi masyarakat luas untuk terlibat dalam industri penyiaran ini . Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan menghidupkan ekonomi masyarakat. Televisi di Indonesia telah menjadi alat penting baik untuk hiburan maupun untuk mendapatkan mendapatkan informasi. Baik televisi digital maupun analog dalam penyiarannya memiliki kesamaan yaitu memiliki dampak psikologis terhadap penontonnya. Dengan frekuensi menonton yang tinggi dan kualitas tontonan yang rendah akan berdampak buruk baik pada orang dewasa maupun pada pada anak – anak – anak. anak. Sistem penyiaran TV Digital penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara bersama dengan dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil 2.5 Bagaimana Pendapat tentang Prospek Prospek masa depan penyiaran penyiaran televisi dikaitkan dengan dengan adanya digitalisasi digitalisasi system siaran siaran televise televise
Dengan adanya adanya kemajuan dalam teknologi di Indonesia, sudah sudah seharusnya kita merasa bangga. Karena tidak ada lagi kata ketertinggalan dalam segi teknologi. Namun transisi dari perpindahan TV Analog ke TV Digital tidak mudah, banyaknya banyaknya tanggapan dari masyarakat atau pengguna yang berbeda-beda. Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan menggunakan pesawat televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box). Ketika menggunakan pesawat televisi analog, sinyal penyiaran digital akan dirubah oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian
pengguna pesawat pesawat televisi analog tetap dapat dapat menikmati siaran televisi digital. Pengguna Pengguna televisi analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini. Proses transisi yang yang berjalan secara perlahan perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital. Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun membangun infrastruktur televisi analog. Operator televisi t elevisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini seperti studio, bangunan, sumber daya manusia, dan lain sebagainya sebagainya apabila operator televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara penyelenggara TV digital. di gital. Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi. 2.6 Cara Kerja Kerja Televisi Digital Digital
Telev Televisi isi digi digital tal atau atau DTV adala adalah h jenis jenis televi televisi si yang yang mengg mengguna unakan kan modula modulasi si digit digital al dan sistem kompresi untuk menyiarkan menyiarkan sinyal sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan perkembangan dari sistem siaran analog ke digital digital yang mengubah informasi informasi menjadi sinyal digital berbentuk berbentuk bit data seperti komputer. komputer. Pendorong pengembangan pengembangan televisi digital antara lain:
Perubahan lingkungan eksternal
Pasar televisi televisi analog analog yang sudah jenuh jenuh
Kompetisi Kompetisi dengan dengan sistem sistem penyiaran penyiaran satelit satelit dan kabel kabel
Perkembangan Perkembangan teknologi
Teknologi pemrosesan sinyal digital
Teknologi transmisi digital
Teknolog Teknologii semikondu semikonduktor ktor
Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi
2.7 Frekuensi Frekuensi TV digita digitall
Secara teknis, pita spektrum spektrum frekuensi radio yang digunakan digunakan untuk televisi televisi analog dapat digunakan digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan teknologi teknologi analog dengan teknologi teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda. TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan digunakan kamera video. 2.8 Sistem pemancar pemancar TV digital digital
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran penyiaran video video digital terestrial (DVB-T) di di Eropa, dan dan layanan layanan penyiaran digital terestrial terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua Semua standar sistem pemancar pemancar sistem digital digital berbasiskan berbasiskan sistem sistem pengkodean pengkodean OFDM dengan dengan kode kode suara MPEGMPEG -2 untuk ISDB-T ISDB-T dan DTV DTV serta MPEGMPEG-1 untuk DVB-T. Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang yang dipakainya, dipakainya, dimana mode pertama digunakan digunakan untuk aplikasi aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV SDTV bersistem penerima tetap. Semua Semua data modulasi sistem pemancar pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC).
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler seluler digunakan terutama untuk untuk menerima frekuensi televisi televisi digital berformat
DMB
dan
DVB-H.
Siaran
televisi
digital
juga
dapat
diterima
menggunakan menggunakan internet berkecepatan berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai sebagai televisi protokol internet (IPTV). 2.9 Transisi Transisi TV analog analog ke TV digital
Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital. Namun, jika ingin tetap menggunakan pesawat televisi analog, analog, penyiaran penyiaran digital dapat ditangkap ditangkap dengan dengan alat tambahan yang disebut kotak konverter (Set Top Box). Ketika menggunakan menggunakan pesawat televisi analog, sinyal sinyal penyiaran digital akan dirubah oleh kotak konverter menjadi sinyal analog. Dengan demikian pengguna pesawat televisi televisi analog tetap dapat dapat menikmati siaran siaran televisi digital. Pengguna Pengguna televisi analog tetap dapat menggunakan siaran analog dan secara perlahan-lahan beralih ke teknologi siaran digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini. Proses transisi transisi yang berjalan secara secara perlahan perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan menyiarkan siaran televisi digital. Bagi operator televisi, televisi, risiko kerugian berasal berasal dari biaya membangun membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya dibangunnya selama ini seperti seperti studio, bangunan, bangunan, sumber daya manusia, dan dan lain sebagainy sebagainyaa apabila apabila operator operator televis televisii
dapat dapat menerapkan menerapkan pola pola kerja dengan dengan calon calon
penyelenggara TV digital. Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian hari, penyelenggara penyelenggara penyiaran penyiaran televisi digital dapat dibedakan dibedakan ke dalam dua posisi posisi yaitu menjadi menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi. isi.
Perpindahan dari sinyal analog ke sinyal digital sudah dilakukan di sejumlah negara maju beberapa beberapa tahun tahun yang lalu. Di Jerman, proyek proyek penggunaan penggunaan sinyal digital dimulai sejak tahun tahun 2003 2003 di Berlin Berlin dan dan tahun tahun 2005 2005 di Muench Muenchen en.. Sementa Sementara ra Peranc Perancis is dan Inggri Inggriss telah telah menghentikan secara total siaran televisi analog mereka. Di Amerika Serikat, melalui Undang-Undang Undang-Undang Pengurangan Pengurangan Defisit tahun 2005 yang telah disetujui oleh Kongres, setiap stasiun televisi lokal yang berdaya penuh diminta untuk mematikan mematikan saluran analog analog mereka pada tanggal tanggal 17 Februari 2009 dan meneruskan siaran siaran dalam bentuk digital secara eksklusif. Sementara Jepang akan memulai siaran televisi digital secara massal pada tahun 2011.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimp Kesimpula ulan n
Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan beralih ke penyiaran TV digital antara lain: Kualitas Kualitas gambar yang lebih halus dan tajam, tajam, Pengurangan terhadap efek noise, noise, Kemudahan untuk recovery pada penerima dengan error correction correction code, serta serta mengurangi efek dopler jika menerima siaran tv dalam kondisi bergerak (misalnya di mobil, bus, maupun kereta api) Selain itu sinyal digital dapat menampung program siaran dalam satu paket, dikarenakan pemakaian bandwidth pada tv digital tidak sebesar tv analog
Dampak Dampak Negatif Negatif Jika kanal kanal TV TV digital digital ini diberik diberikan an secara secara sembara sembaranga ngan n kepada kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.
DAFTAR DAFTAR PUSTA PUSTAKA KA
http://www.rileks.com/lifestyle/technoz/sains-teknologi/24655-tv-digital-apany http://www.rileks.com/lifestyle/technoz/sains-teknolo gi/24655-tv-digital-apanya-yanga-yangdigital.html http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital