TUGAS KELOMPOK DASAR KESELAMATAN KESEHATAN KERJA
Topik Bahasan : ‘’Radiasi’’
Disusun oleh : Kelompok Arini
(111510138)
Devi satriani lingga
(111510
Elastiani
(111510055)
Ela jonda vitaloka
(111510035) (111510035)
Indah isnaini
(111510141) (111510141)
Mentari
(1115100045)
Fakultas ilmu kesehatan Universitas muhammadiyah pontianak 2012
KATA PENGANTAR
puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala nikmat kesehatan dan kesempatan waktu kepada kami hingga dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya serta tidak mendapat kendala dalam penyusunan. Tugas ini adalah disusun berlatarbelakang pemenuhan mata kuliah ‘’dasar keselamatan kesehatan kerja (k3)’’ dengan dosen pengajar : ibu paulina,SKM,M,Kes.tugas ini berisikan pembahasan mengenai Radiasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen bersangkutan,yang telah mengajar dan membimbing mata kuliah tersebut juga rekan kelompok yang telah membantu untuk berkerjasama. Namun
jika
dalam
penyusunan
tugas
ini
masih
terdapat
kekurangan
serta
ketidaksempurnaan maka dengan besar hati kami mohon maaf,serta dengan besar mengharapkan masukan berupa kritik dan saran .
Akhir kata tim penyusun mengucapkan terima kasih.
Pontianak, oktober 2012-10-14
Tim penyusun
Daftar isi Kata pengantar................................................................. i Daftar isi........................................................................... ii Bab 1 Pendahuluan........................................................................ Bab II Pembahasan......................................................................... Bab III Kesimpulan............................................................................. Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Manakala kita mendengar kata ?radiasi?, maka yang pertama terbayang oleh kita adalah sesuatu yang sangat menakutkan, mengerikan, dan sesuatu yang serba misterius. Hal tersebut sangat mudah dipahami karena sifat dari radiasi sendiri yang tidak terlihat, tidak berwarna, tidak dapat dirasakan, tetapi konon dapat merusak selsel
tubuh
kita,
bahkan
dapat
menginduksi
terjadinya
kanker.
Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk tujuan apapun dan sekecil apapun radiasi yang digunakan, pasti mengandung potensi bahaya bagi manusia, tetapi selama kita selalu memperhatikan ketentuan keselamatan radiasi, maka kita dapat memanfaatkan radiasi untuk tujuan apapun dengan ?aman?. Ada pepatah lama yang mengatakan tak kenal maka tak sayang, demikian pula dengan ?radiasi?. Apabila kita tidak mengenali betul sifat dan ketentuan keselamatannya, maka yang ada hanyalah rasa takut yang berlebihan atas dampakdampak yang mungkin ditimbulkannya. Tetapi apabila kita mau mempelajari lebih lanjut, khususnya mengenai prosedur keselamatan kerja dengan radiasi, maka kita justru
dapat
memanfaatkan
radiasi
untuk
berbagai
tujuan.
adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi agar dosis radiasi pengion yang mengenai manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan. Akibat buruk dari radiasi pengion dikenal sebagai efek somatik apabila diderita oleh orang yang terkena radiasi, dan disebut efek genetik apabila dialami oleh keturunannya. Radiasi tidak dapat dilihat, didengar ataupun dicium. Indra manusia tidak dapat mendeteksi radiasi maupun membedakan apakah suatu bahan bersifat radioaktif atau tidak. Namun, ada instrumen khusus yang dapat mendeteksi dan mengukur radiasi secara akurat dan tepat.
Bab II PEMBAHASAN
II.1 Radiasi
Radiasi dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Salah satu contoh sumber radiasi yang sudah kita kenal adalah matahari . Matahari yang kita kenal memberikan cahaya dan panas. Tanpa sinar matahari tidak akan ada kehidupan di bumi ini, akan tetapi harus diakui terlalu banyak sinar matahari yang mengenai tubuh bisa jadi sangat berbahaya. Karena itu jumlah paparan sinar matahari harus kita batasi. Efek dari panas matahari biasanya dicegah dengan menggunakan kacamata hitam, topi, pakaian dan pemakaian tabir surya. pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain.Radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave,radar dan handpone. II.1.2 Jenis Radiasi Radiasi terdiri dari beberapa jenis dan setiap jenis dari radiasi tersebut memiliki panjang gelombang masing-masing
1) Ditinjau dari massanya radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa. Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik.
Radiasi partikel adalah radiasi yang memiliki massa terukur, misalnya partikel beta, alfa dan neutron. Partikel beta dengan simbol -1β0menunjukkan bahwa jumlah massa dari radiasi tersebut adalah 0 dan jumlah muatannya adalah 1 negatif. Partikel alfa dengan simbol 2α4 menunjukkan bahwa partikel ini memiliki massa sebesar 4 satuan massa atom (sma) dengan jumlah muatan sebesar positif 2.
Sedangkan partikel neutron dengan simbol 0n1 menunjukkan jumlah massa dari neutron adalah 1 sma dan jumlah muatannya adalah 0.
2) Ditinjau dari muatan listriknya, radiasi terbagi menjadi radiasi non pengion dan pengion. Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet.
Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak suatu materi, akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion-ion hasil ionisasi ini dapat menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan/materi, termasuk benda hidup, yang berinteraksi oleh radiasi. Radiasi pengion terkadang disebut juga sebagai radiasi atom atau radiasi nuklir. Yang termasuk ke dalam radiasi pengion adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel beta, alfa dan neutron. Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan ionisasi secara langsung. Sedangkan sinar-x, sinar gamma dan sinar kosmik, meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, juga termasuk golongan radiasi pengion karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. III.1.3 PRINSIP KESELAMATAN RADIASI
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan, pengusaha instalasi yang melaksanakan setiap kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir yang dapat
mengakibatkan penerimaan dosis radiasi harus memenuhi prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan sebagai berikut :
1. Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya harus didasarkan pada azas manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi paparan radiasi hanya disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan.
2. Limitasi
Dosis ekivalen yang diterima oleh pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan pemerintah (Bapeten). Batas dosis yang ditetapkan bagi pekerja dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek non stokastik (deterministik) dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Nilai Batas Dosis bagi anggota masyarakat, ditentukan hampir sama dengan dosis radiasi dari sumber radiasi alam atau biasa dikenal dengan radiasi latar belakang.
3. Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya ( As Low As Reasonably Achieveable ? ALARA ) dengan mempertimbangkan factor ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendahrendahnya. Prinsip keselamatan radiasi dapat digambarkan sebagai berikut:
NILAI BATAS DOSIS
Nilai Batas Dosis yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Bapeten No. 01/KaBAPETEN/V-99 adalah penerimaan dosis yang tidak boleh dilampaui oleh seorang pekerja radiasi dan anggota masyarakat selama jangka waktu satu tahun, tidak bergantung pada laju dosis, tetapi tidak termasuk penerimaan dosis dari penyinaran medis dan penyinaran alam. Nilai Batas Dosis bukan batas tertinggi yang apabila dilampaui seseorang akan mengalami akibat merugikan yang nyata. Meskipun demikian setiap penyinaran yang tidak perlu harus dihindari
dan
penerimaan
dosis
harus
diusahakan
serendah-rendahnya.
Menurut Surat Keputusan Kepala Bapeten No. 01/Ka-BAPETEN/V-99 Nilai Batas dosis ditetapkan sebagai berikut :
a. Nilai Batas Dosis bagi pekerja radiasi untuk seluruh tubuh 50 mSv per tahun b. Nilai Batas Dosis untuk anggota masyarakat umum untuk seluruh tubuh 5 mSv pertahun. Dalam hal penyinaran local yaitu hanya pada bagian-bagain khusus dari tubuh, dosis rata-rata dalam tiap organ atau jaringan yang terkena harus tidak le bih dari 50 mSv.
MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI
Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 setiap instalasi yang menggunakan radiasi pengion wajib menerapkan Manajemen Keselamatan Radiasi, yang meliputi :
1. Organisasi Proteksi Radiasi
Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion wajib membentuk organisasi proteksi radiasi agar dalam pemanfaatan tenaga nuklir semua persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilaksanakan sesuai ketentuan.
2. Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktivitas
Untuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja radiasi maka dilakukan pemantauan dosis. Setiap pekerja radiasi wajib menggunakan dosimeter perorangan baik yang dapat diaca langsung maupun yang tidak dapat dibaca langsung sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.
3. Peralatan Proteksi Radiasi
Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi pengion harus menyediakan dan mengusahakan peralatan proteksi radiasi, pemantauan dosis perorangan, pemantauan daerah kerja dan pemantauan lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan jenis sumber radiasi yang digunakan . 4. Pemeriksaan Kesehatan
Setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi harus sehat dan minimal berusia 18 tahun. Pengusaha instalasi harus menyelenggarakan pemeriksaan yang meliputi; pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan berkala selama masa kerja, dan pemerksaan kesehatan pada waktupemutusan hubungan kerja. Apabila dipandang perlu dapat dilakukan pemeriksaan khusus.
5. Penyimpanan Dokumentasi
Dokumentasi yang memuat catatan dosis, hasil pemantauan daerah kerja, hasil pemantauan lingkungan, dan kartu kesehatan pekerjaharus disimpan paling tidak selama tiga puluh tahun terhitung sejak pekerja radiasi bekerja
6. Jaminan Kualitas
Program jaminan kualitas harus dilakukan sejak dari perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan perawatan.
7. Pendidikan dan Pelatihan
Setiap pekerja radiasi harus memperoleh pendidikan dan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi. (Tasripin, SKM)
Bab III KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebutdisimpulkan, bahwa radiasi merupakan dapat diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Salah satu contoh sumber radiasi yang sudah kita kenal adalah matahari . Matahari yang kita kenal memberikan cahaya dan panas. Tanpa sinar matahari tidak akan ada kehidupan di bumi ini, akan tetapi harus diakui terlalu banyak sinar matahari yang mengenai tubuh bisa jadi sangat berbahaya. Karena itu jumlah paparan sinar matahari harus kita batasi. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan, pengusaha instalasi yang melaksanakan setiap kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir yang dapat mengakibatkan penerimaan dosis radiasi harus memenuhi prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA