KONSEP DASAR MEDIS
A. DEFINISI Low back pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri local maupun radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalarannyeri ke arah tungkai dan kaki. (http://neurology.multiply.com) Low back pain adalah suatu sensasi nyeri
yang
dirasakan
pada
diskus
intervertebralis umumnya lumbal bawal L4-L5 dan L5-S1. Low back pain (LBP) adalah suatu gejala dan bukan suatu diagnosis, dimana pada beberapa kasus gejalanya sesuai
juga dapat melalui otot, ligament dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanaan awal nyeri pinggang akut berfokus pada istirahat dan pemakaian analgetik. 2. Chronic low back pain Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan avau rasa nyeri yang berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahayadan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor. B. KLASIFIKASI Nyeri punggung bawah (Low Back Pain) disebabkan oleh berbagai kelainan atau perubahan patologik yang mengenai berbagai macam organ atau jaringan tubuh. Oleh karena itu beberapa ahli membuat klasifikasi yang
menimbulkan LBP di bagian dalam dan tidak ada hubungannya dengan aktivitas tubuh. 3. Low Back Pain Neurogenik Keadaan patologik pada saraf dapat menyebabkan nyeri punggung bawah yaitu: a. Neoplasma b. Araknoiditis c. Stenosis kanalis spinalisis 4. Low Back Pain Spondoligenik LBP Spondilogenik ialah suatu nyeri yang dirasakan oleh berbagai proses pathologic di kolumna vertabralis yang terdiri dari unsure tulang (osteogenik), diskus intervebralis (diskogenik) dan miofasial (miogenik) dan proses patologik diartikulasio sakroiliaka. 5. Low Back Pain Psikogenik
7. Keseleo. 8. Terlalu lama pada getaran. 9. Gaya berjalan. 10. Merokok. 11. Duduk terlalu lama. 12. Kurang latihan (olah raga). 13. Depresi /stress. 14. Olahraga (golp,tennis,sepak bola).
D. PATOFISIOLOGI Kolumna vertebralis dapat di anggap sebagai sebuah batang elastic yang tersusun atas banyak unit rigit (vertebrae) dan unit fleksibel (diskus intervertebralis) yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai ligament dan otot paravertebralis.
dan tak teratur. Diskus lumbal bawah L4-L5 dan L4-S1, menderita stress paling berat
perubahan
degenerasi
terberat.
Penonjolan faset
dapat
mengakibatkan penekanan pada akar syaraf ketika keluar dari kanalis spinalis yang menyebabkan nyeri menyebar sepanjang syaraf tersebut. Sekitar 12% orang dengan nyeri punggung bawah yang menderita hernia nucleus pulposus. Dibawah ini gambar tulang belakang mulai dari yang normal dan tidak normal menunjukkan berbagai masalah-masalah yang terjadi pada tulang belakang sehingga dapat menyebabkan terjadinya nyeri pinggang.
b. Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu dan tergantung dari aktivitas fisik c. Kondisi kesehatan pasien secara umum baik 2. LBP dengan keterlibatan neurologis, dikaitkan dengan adanya 1 atau lebih tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya keterlibtan neurologis : a. Gejala : nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai dan kaki ataupun adanya rasa baal di daerah nyeri. b. Tanda : adanya tanda iritasi radikular, gangguan motorik maupun sensorik atau reflex. 3. Red flag a LBP dengan kecurigaan mengenai adanya cedera atau kondisi patologis yang berat pada spinal. Karakteristik umum : a. Trauma fisik berat seperti jatuh dari ketinggian ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.
Dapat diketahui warna cairan LCS, adanya kesan sumbatan / hambatan aliran LCS, jumlah sel, kadar protein, NaCl dan glukosa. Untuk menentukan ada tidaknya sumbatan dilakukan tes Queckenstedt yaitu pada waktu dilakukan pungsi lumbal diperhatikan kecepatan tetesannya, kemudian kedua vena jugularis ditekan dan diperhatikan perubahan kecepatan tetesannya. Bila bertambah cepat dengan segera, dan waktu tekanan dilepas kecepatan tetesan kembali seperti semula berarti tidak ada sumbatan. Bila kecepatan bertambah dan kembalinya terjadi secara perlahan-lahan berarti ada sumbatan tidak total. Bila tidak ada perubahan makin lambat tetesannya berarti sumbatan total. 2. Foto rontgen Dapat diidentifikasikan adanya fraktur corpus vertebra, arkus atau prosesus spinosus, dislokasi vertebra, spondilolistesis, bamboo spine, destruksi vertebra, osteofit, ruang antar vertebra menyempit, scoliosis,
2. Medikamentosa Obat – obat simptomatik yaitu: analgetika, kortikosteroid, AINS. Obat – obat
kausal:
anti
tuberculosis,
antibiotic,
nukleolisis
misalnya
khimopapain, kolagenase (untuk HNP). 3. Fisioterapi Biasanya dalam bentuk diatermi misalnya pada HNP, trauma mekanik akut, serta traksi pelvis misalnya untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis. 4. Terapi operatif Jika tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang nyata atau terhadap kasus fraktur yang langsung mengakibatkan defisit neurologik. H. PENCEGAHAN Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya Low Back Pain dan cara mengurangi nyeri apabila LBP telah terjadi, diantaranya adalah :
d. Straight Leg Raising , gunanya untuk meregangkan dan menguatkan otot hamstring dan gluteus. Tekniknya adalah satu lutut kanan di tekut, kaku kiri dinaikkan ke atas tanpa bantuan lengan dan tangan, pertahankan 5 – 10 detik, ulangi sebaliknya. e. Sit Up, gunanya untuk menguatkan otot perut dan punggung bawah. Tekniknya adalah pelan – pelan menaikkan kepala dan leher sehingga dagu menyentuh dada, diterukan dengan mengangkat punggung bagian sampai kedua tangan mencapai lutut (tangan diluruskan), sedangkan punggung bagian tengah dan bawah tetap menempel pada dasar. f. Hidung ke lutut, gunanya menguatkan otot perut dan meregangkan otot iliopsoas. Tekniknya adalah dengan posisi menekuk, lutut secara bergantian ditarik sampai ke hidung, pertahankan 5 – 10 detik, lakukan pada lutut satunya.
dan punggung tetap tegak dan angkatlah barang tersebut sedekat mungkin dengan tubuh. e. Waktu berjalan, berjalannya dengan posisi tegak, rileks dan jangan tergesa – gesa f. Waktu duduk, pilihlah tempat duduk yang, dengan criteria busa jangan terlalu lunak, punggung kursi berbentuk huruf S, bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin kontak dengan kursi, bila duduk dalam waktu lama, letakkan satu kaki lebih tinggi dari yang satunya g. Waktu tidur, punggung dalam keadaan mendatar (kurangi pemakain alas kasur yang memakai alas dari per) h. Saat olahraga, sebaiknya olahraga renang dan jogging.
penderita mempunyai sikap tertentu untuk meredakan rasa nyeri tersebut. e. Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh, erat kaitannya dengan aktivitas tubuh, perlu ditanyakan posisi yang bagaimana dapat memperberat dan meredakan rasa nyeri. f. Riwayat Trauma, perlu dijelaskan trauma yang tak langsung kepada penderita misalnya mendorong mobil mogok, memindahkan almari yang cukup berat, mencabut singkong, dan sebagainya. g. Proses terjadinya nyeri dan perkembangannya, bersifat akut, perlahan, menyelinap sehingga penderita tidak tahu pasti kapan rasa sakit mulai timbul, hilang timbul, makin lama makin nyeri, dan sebagainya. h. Obat – obat analgetik yang diminum, menelusuri jenis analgetik apa saja yang pernah diminum. i.
Kemungkinan adanya proses keganasan.
Observasi kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya angulasi, pelvis yang asimetris dan postur tungkai yang abnormal.
b. Palpasi dan perkusi
Terlebih dulu dilakukan pada daerah sekitar yang ringan rasa nyerinya, kemudian menuju daerah yang paling nyeri.
Raba columna vertebralis untuk menentukan kemungkinan adanya deviasi
Tanda vital (vital sign)
4. Pemeriksaan neurologik a. Motorik: menentukan kekuatan dan atrofi otot serta kontraksi involunter.
LCS akan meningkat, akan menyebabkan tekanan pada radiks bertambah, timbul nyeri radikuler. Positif pada spondilitis. d. Tes Valsava Penderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS akan meningkat, hasilnya sama dengan percobaan Naffziger. e. Tes Prespirasi Dengan cara minor, yaitu bagian tubuh yang akan diperiksa dibersihkan dan dikeringkan dulu, kemudian diolesi campuran yodium, minyak kastroli, alcohol absolute. Kemudian bagian tersebut diolesi tepung beras. Pada bagian yang berkeringat akan berwarna biru, yang tidak berkeringat akan tetap berwarna putih. Tes ini untuk menunjukkan adanya ganguan saraf otonom. 7. Pola fungsi kesehatan a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan. 3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan 4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal 5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, prognosis, dan
tindakan
berhubungan
dengan
kesalahan
informasi/kurang
pengetahuan tentang tehnik mekanika tubuh melindungi punggung.
6. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek-efek iritan mekanika
atau
tekanan
sekunder
terhadap
tirah
baring.
C. Intervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut
Rencana keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi NOC : NIC : Pain Level, Lakukan pengkajian nyeri secara pain control, komprehensif termasuk lokasi, comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi Kriteria Hasil: Mampu mengontrol nyeri (tahu Observasi reaksi nonverbal dari penyebab nyeri, mampu menggunakan ketidaknyamanan tehnik nonfarmakologi untuk Bantu pasien dan keluarga untuk mencari mengurangi nyeri, mencari bantuan) dan menemukan dukungan Melaporkan bahwa nyeri berkurang Kontrol lingkungan yang dapat dengan menggunakan manajemen nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, Mampu mengenali nyeri (skala, pencahayaan dan kebisingan intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Kurangi faktor presipitasi nyeri Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri untuk berkurang menentukan intervensi Tanda vital dalam rentang normal Ajarkan tentang teknik non farmakologi: Tidak mengalami gangguan tidur napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……... Tingkatkan istirahat Berikan informasi tentang nyeri seperti
Nanda hal: 469 Domain 12 : Kenyamanan Kelas 1 : Kenyamanan fisik Code : 00132 Defenisi : Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang tibatiba atau lambat, dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
Batasan Karakteristik :
Diaphoresis Dilatasi pupil Ekspresi wajah nyeri
Focus menyempit Keluhan tentang intensitas standar skala nyeri Keluhan tentang karakteristik nyeri Laporan tentang perilaku nyeri Perilaku distraksi
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Faktor yang berhubungan : Agen cedera biologis Agen cedera fisik Agen cedera kimiawi
2. Hambatan mobilitas fisik
NOC : Joint Movement : Active Mobility Level Self care : ADLs Transfer performance Kriteria Hasil: Klien meningkat dalam aktivitas fisik Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)
Nanda Hal. 232 Domain 4 : Aktivitas dan istirahat Kelas 2 : Aktivitas/Olahraga Code : 00085
Defenisi : Keterbatas dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah
Batasan karakteristik: Dispneu setelah beraktivitas Ganggua sikap berjalan
NIC : Exercise therapy : ambulation Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
Gerakan lambat Gerakan spastic Gerakan tidak terkordinasi Instabilitas postur Kesulitan membolak-balikan posisi keterbatasan rentang gerak ketidaknyamanan penururnan kemampuan motorik halus motorik kasar penurunan tremor
Faktor yang berhubungan : Agen farmaseutikal Ansietas Depresi Fisik tidak bugar Gangguan fungsi kognitif Gangguan metabolism Gangguan musculoskeletal Gangguan neuromuscular Gangguan sensori persepsi Intoleran aktivitas Kaku sendi Malnutrisi Nyeri
Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps. Berikan alat Bantu jika klien memerlukan. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan
Penurunan kekuatan otot Penurunan kendali otot Penurunan ketahanan tubuh Penurunan massa otot Program pembatasan gerak 3. Gangguan Pola Tidur
NOC: NIC : Sleep Enhancement Anxiety Control Nanda Hal. 229 Determinasi efek-efek medikasi Comfort Level Domain 4 : Aktivitas atau Istirahat terhadap pola tidur Pain Level Kelas 1 : Tidur atau istirahat Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat Rest : Extent and Pattern Code : 000198 Fasilitasi untuk mempertahankan Sleep : Extent ang Pattern aktivitas sebelum tidur (membaca) Kriteria Hasil : Definsi : Ciptakan lingkungan yang nyaman Jumlah jam tidur dalam batas normal Intrupsi jumlah waktu dan kualitas Kolaburasi pemberian obat tidur Pola tidur,kualitas dalam batas normal tidur akibat factor eksternal Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat Mampu mengidentifikasi hal-hal yang Batasan Karakteristik : meningkatkan tidur Kesulitan jatuh tertidur Ketidakpuasan tidur Menyatakan tidak merasa cukup istirahat Penurunan kemampuan berfungsi Perubahan pola tidur normal Sering terjaga tanpa jelas penyebabnya.
Faktor yang berhubungan : Gangguan karena pasangan tidur. Halangan lingkungan (mis. Bising, pajanan cahaya/gelap, suhu, kelembapan, lingkungan yang tidak dikenal) Imobilisasi Kurang privasi Pola tidur tidak menyehatkan (mis. Karena tanggung jawab menjadi pengasuh, menjadi orang tua, pasangan tidur)
4. Defisit Perawatan Diri Nanda Hal.258 Domain 4 : Aktivitas / Istirahat Kelas 5 : Perawatan Diri Code : 00108
NOC Self care : Activity of Daily Living (ADLs) kriteria hasil: Klien terbebas dari bau badan Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
Definisi : Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas mandi secara mandiri
NIC : Self Care assistane : ADLs Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu u ntuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki. Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien ▪
▪
▪
▪
Batasan Karakteristik : ketidakmampuan untuk mandi ketidakmampuan untuk berpakaian ketidakmampuan untuk makan,
▪
ketidakmampuan untuk toileting ▪
Fakor yang berhubungan: Ansietas Gangguan fungsi kognitif Ganguan musculoskeletal Gangguan neuromuscular Gangguan persepsi Kelemahan Kendala lingkungan Nyeri Penurunan motivasi
▪
▪
tidak mampu melakukannya. Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya. Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan. Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas seharihari.
5. Defisiensi Pengetahuan
NOC Knowledge: disease process Knowledge: health behavior Kriteria Hasil : Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat atau tim kesehatan
Nanda Hal. 274 Domain 5 : Persepsi atau kognisi Kelas 4 : Kognisi Code : 00126
Definisi : Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu
NIC Teaching: disease proses Berikan penilaian tentangtingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat Gambaran tanda dan gejala yang b iasa muncul pada penyakit,dengan cara yang tepat. Gambaran tanda dan gejala yang b iasa
Batasan Karakteristik : Ketidakakuratan melakukan tes Ketidakakuratan melakukan perintah Kurang pengetahuan Perilaku tidak tepat (misalnya, hysteria,bermusuhan,agitasi, apatis),
lainya
muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat. Gambaran proses penyakit, dengan cara yang tepat. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat Hindari jaminan yang kosong Sediakan bagi keluarga atau SO Informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan dating dan atau pengontrolan penyakit Diskusikan pilihan terapi atau penanganan Dukun pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan Rujuk pasien pada group atau agensi dikomunitas local, dengan cara yang tepat Instruksikan pasien mengenai tanda
dan gejala untukl melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat 6. Resiko Kerusakan Integritas NOC Kulit Tissue Integrity : Skin and mucous Nanda Hal. 426 Membranes Domain 11:keamanan/perlindungan Hemodialysis akses Kelas 2 : Cedera Fisik Kriteria Hasil : Code : 00047 Integritas kulit yang baik bias dipertahankan Definisi : rentan mengalami kerusakan Perfusi jaringan baik epidermis dan/atau dermis, yang dapat Menunjukkan pemahamamab dalam mengganggu kesehatan proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang Faktor Risiko : Mampu melindungi kulit dan Eksternal mempertahankan kelembaban kulit dan Cedera kimiawi kulit (mis, luka perawatan alami bakar, kapsaisin, metilen klorida, agen mustard) Ekskresi Factor mekanik (mis, daya gesek, tekanan, imobilitas fisik) Hipertermia Hipotermia Kelembapan Lembab Sekresi Terapi radiasi
NIC Pressure Management Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar Hindari kerutan pada tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap b ersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien setiap dua jam sekali) Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion /baby oil pada aderah yang tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien
Usia ekstream
Internal Agen Farmaseutucal Factor psikogenik Gangguan metabolism Gangguan pigmentasi Gangguan sensasi Gangguan sirkulasi Gangguan turgor kulit Imunodefisiensi Nutrisi tidak adekuat Perubahan hormonal Tekanan pada tonjolan tulang