Laporan Praktikum Hematologi Pembuatan Sediaan Apus Darah Dara h Tepi Tepi I.
BAHAN PEMEI!SAAN
Bahan pemeriksaan "ang dipakai adalah darah #ena. II.
T$%$AN &. $ntuk mengetahui mengetahui dan mempela'ari mempela'ari teknik teknik pembuatan pembuatan sediaan apusan darah tepi. tepi. (. $ntuk mengetahui mengetahui gambaran gambaran sel darah darah )eritrosit )eritrosit** leukosit* leukosit* trombosit+. trombosit+.
III.
PINSIP
Darah diteteskan di ob'ek glass* dipaparkan )spreading+ kemudian di keringkan dengan bagian ekor di atas* di,at di, at lalu dilihat di ba-ah mikroskop. mikro skop. I.
EA/EN0BAHAN &. Samp Sampel el dara darah h #en #ena. a. (. Na(EDTA.
.
ALAT &. 1b'ek 'ek gl glass. (. De,k gl glass. 2. Pipet te tetes. es. 3. Mikroskop.
I.
DASA TE1I
Sediaan apus darah tepi merupakan slide untuk mikroskop "ang pada salah satu sisin"a dilapisi dengan lapisan tipis darah #ena "ang di-arnai dengan pe-arnaan )-right0giemsa+ dan diperiksa di ba-ah mikroskop. Sediaan apus "ang baik adalah "ang ketebalann"a ,ukup dan bergradasi dari kepala )a-al+ sampai ke ekor )akhir+. 4ona mor5ologi sebaikn"a paling dari kurang 6 ,m. 7iri sediaan apus "ang baik meliputi8 •
Sediaan tidak melebar sampai tepi ka,a ob'ek* pan'ang 9 : (02 pan'ang ka,a.
•
Mempun"ai bagian "ang ,ukup tipis untuk diperiksa* pada bagian itu eritrosit tersebar merata berdekatan dan tidak saling menumpuk.
•
Pinggir sediaan rata* tidak berlubang dan tidak bergaris;garis.
•
Pen"ebaran leukosit "ang baik tidak berkumpul pada pinggir atau u'ung sedimen.
!egunaan dari pemeriksaan apusan darh tepi "aitu untuk menge#aluasi mor5ologi dari sel darah tepi )trombosit* eritrosit* leukosit+* memperkirakan 'umlah leukosit dan trombosit* identi5ikasi parasit. Pers"aratan pembuatan apusan darah "aitu ob'ek glass harus bersih* kering* bebas lemak. Segera dibuat setelah darah "ang diteteskan* karena 'ika tidak persebaran sel tidak tida k merata. Leukosit akan terkumpul terku mpul pada bagian tertentu* terten tu* ,lumping trombosit. Teknik "ang digunakan menggunakan teknik dorong )push slide+ "ang pertama kali diperkenalkan oleh ma<-ell -introbe dan men'adi standar untuk apus darah tepi. &. P1SED$ &. Men"i Men"iapk apkan an semu semuaa alat alat dan bah bahan. an. (. Mengambil Mengambil tetesan tetesan darah darah dengan dengan pipet pipet dan meneteskann"a meneteskann"a pada ob'ek ob'ek glass. glass. 2. Meletak Meletakkan kan de,k de,k glass di depan depan tetesan tetesan darah darah dengan dengan sudut 26=;36 26=;36=. =. 3. Menarik de,k glass glass ke belakang sampai menempel dengan darah* darah* kemudian menarikn"a ke depan. 6. Mengeri Mengeringkan ngkan selam selamaa &> menit menit dengan dengan ekor ekor di bagian bagian atas. atas. ?. Mem Memberi beri nam nama0 a0la labe bel. l.
@. Meli Meliha hatt di mikr mikros osko kop p &. HASI HASIL L PEN/ PEN/AM AMA ATAN Mor5ologi apusan8 &. !epala ala 8 tebal bal (. Badan Badan 8 lebih lebih tipis tipis dari bagian bagian kepala kepala 2. !aki
8 tipis pis
4ona8
I. II.
8 Masih terdapat tumpukan eritrosit* tebal* berdesakan* tidak beraturan. 8 Lebih tipis* eritrosit masih bertumpuk* tidak rata.
III.
8 Tebal* eritrosit bergerombol* roule<.
I.
8 Sama seperti ona II* tipis.
. I. I.
8 Sel darah tidak tertumpuk* pen"ebaran satu;satu* rata* bentuk utuh. 8 Sangat tipis* lebih longgar dan 'arang. PEMBAHASAN
Sediaan apus darah tepi dapat digunakan untuk berbagai ma,am pemeriksaan* misaln"a untuk menge#aluasi mor5ologi sel darah* memperkirakan 'umlah sel darah dan 'uga pemeriksaan identi5ikasi parasit. $ntuk membuat sediaan hapus darah tepi dibutuhkan teknik dan kemampuan. !arena kita harus hati;hati dalam membuatn"a. Pada praktikum kali ini* tidak dilakukan penge,atan. Pemba,aan "ang baik adalah pemba,aan pada ona ke . !arena pada ona tersebut eritrosit terletak satu;satu* tidak bertumpuk;tumpuk. Pemba,aan dimulai dari perbesaran&><* dilan'utkan dengan perbesaran 3><. Hasiln"a pada ona ke ditemukan eritrosit "ang tersebar merata )satu;satu+* tidak bertumpuk;tumpuk dan bentukn"a utuh. Terdapat 'uga leukosit dengan ukuran "ang lebih besar dari eritrosit. Dalam praktikum ini* kesalahan sering ter'adi pada pembuatan apusan darah. Diantaran"a adalah darah "ang diteteskan terlalu ban"ak* saat melakukan spreading ragu;ragu sehingga terbentuk sediaan "ang bergaris;garis* kurang bersih saat membersihkan ob'ek glass )lemakn"a masih ada+ sehingga terdapat lubang;lubang dan ekor seperti bendera robek. Hal ini disebabkan oleh kurangn"a latihan dan teknik "ang dimiliki oleh praktikan. .
!ESIMP$LAN
Didapatkan sediaan apus darah tepi "ang baik. Pada ona ke terlihat eritrosit "ang tersebar satu;satu* leukosit dan trombosit. This entr" -as posted on Mar,h &2* (>&3* in hematologi* Pelatihan IT and tagged hematologi* Sediaan Apus Darah Tepi. Lea#e a ,omment
Laporan Praktikum Mikrotek_PEMBUATAN PREPARAT APUSAN DARAH
PEMBUATAN PREPARAT APUSAN DARAH
I.
TANGGAL PRAKTIKUM
Senin* >( Mei (>&&
II. TUJUAN
&. Mahasis-a mampu membuat preparat a-etan darah dengan metode apus dan pe-arnaan metode omano-ski (. Mahasis-a mampu menganalisis hasil pembuatan preparat apus darah 2. Mahasis-a mengetahui berbagai ma,am bentuk sel darah pada manusia.
III. LANDASAN TERI
Sel darah pada umumn"a dikenal ada tiga tipe "aitu8 eritrosit* lekosit dan trombosit. Eritrosit manusia dalam keadaan normal berbentuk ,akram bulat bikonka5 dengan diameter @*( Cm tanpa inti* lebih dari separoh komposisi eritrosit terdiri dari air )?>+ dan sisan"a berbentuk substansi koloidal padat. Sel ni bersi5at elastis dan lunak. Lekosit )sel darah putih+ terdapat pada bagian pinggir sel darah* lekosit ini dibagi men'adi dua "aitu granulosit dan agranulosit. /ranulosit terbagi men'adi tiga "aitu Netro5il )terban"ak+ berbentuk bulat dengan diameter &>;&( Cm* Eosino5il "ang strukturn"a lebih besar daripada netro5il )&>;&6 Cm+ dan Baso5il )paling sedikit+ dengan ukuran hampir sama dengan netro5il tetapi baso5il sangat sulit ditemukan. Agranulosit dibagi men'adi dua "aitu Lim5osit "ang mempun"ai ukuran "ang be#ariasi* inti bulat sitoplasma mengelilingi inti seperti ,in,in dan berperan penting dalam imunitas tubuh* dan Monosit )sel lekosit terbesar+* intin"a berbentuk o#al kadang terlipat; lipat dapat bergerak dengan membentuk pseudopodia. Tipe ketiga "aitu Trombosit )disebut 'uga keping darah+* berbentuk sebagai keping;keping sitoplasma lengkap dengan membran "ang mengelilingin"a* Trombosit terdapat khusus pada sel darah mammalia. $ntuk melihat struktur sel;sel darah dengan mikroskop ,aha"a pada umumn"a dibuat sediaan apus darah. Sediaan apus darah ini tidak han"a digunakan untuk mrmpela'ari sel darah tapi 'uga digunakan untuk menghitung perbandingan 'umlah masing;masing sel darah. Pembuatan preparat apus darah ini menggunakan suatu metode "ang disebut metode oles
)metode smear+ "angmerupakan suatu sediaan dengan 'alan mengoles atau membuat selaput )5ilm+ dan substansi "ang berupa ,airan atau bukan ,airan di atas gelas benda "ang bersih dan bebas lemak untuk kemudian di5iksasi* di-arnai dan ditutup dengan gelas penutup )Handari* (>>2+. Beberapa langkah "ang harus diperhatikan dalam pembuatan preparat dengan metode smear sebagai berikut8 &. (.
!etebalan 5ilm
ilm di5iksasi agar melekat erat pada gelas benda sehingga "akin bah-a sel;sel di dalamn"a strukturn"a tetap normal 2.
Memberi -arna )pe-arnaan+
3.
Menutup dengan gelas penutup
ilm darah )sediaan oles+ ini dapat di-arnai dengan berbagai ma,am metode termasuk larutan;larutan "ang sederhana antara lain8 pe-arnaan /iemsa* pe-arnaan a,id 5ast* pe-arnaan garam* pe-arnaan -right* dan lain;lain. Pe-arnaan /iemsa disebut 'uga pe-arnaan omano-ski. Metode pe-arnaan ini ban"ak digunakan untuk mempela'ari mor5ologi sel;sel darah* sel;sel lien* sel;sel sumsum dan 'uga untuk mengidenti5ikasi parasit;parasit darah misal Tripanosoma* Plasmodia danlain;lain dari golongan protooa. Hasil pe-arnaan dengan /iemsa pada darah manusia akan memperlihatkan eritrosit ber-arna merah muda* nukleolus lekosit ber-arna ungu kebiru;biruan* sitoplasma lekosit ber-arna sangat ungu muda* granula dari lekosit eosino5il ber-arna ungu tua* granula dari lekosit netro5il dan lekosit baso5il ber-arna ungu
I!. "ARA KERJA
Men"iapkan u'ung 'ari kiri bagian tengah atau manis dengan dikipas;kipaskan kea rah kaki kemudian mengurutn"a kearah u'ung 'ari. Men"eterilkan u'ung 'ari dan 'arum 5ranke dengan al,ohol @>. Men"iapkan ( ka,a benda "ang bersih dan bebas lemak . Menusuk u'ung 'ari dengan 'arum 5ranked dan keluarkan darah* kemudian mengoles u'ung 'ari pada salah sisi gelas benda A bagian kanan "ang bebas lemak* kemudian meletakkan gelas benda kedua )B+ pada sisi pendek dengan sudut 36 dera'at* hingga men"entuh tetesan darah pada gelas benda pertama sehingga timbul kapilaritas. Setelah ter'adi kapilaritas* gelas benda kedua diapus ke arah men'auhi sisi kanan gelas benda pertama dengan kekuatan dan ke,epatan "ang sama rata sehingga didapat 5ilm darah "ang tipis dan rata.
!emudian apusan darah dikering anginkan* setelah men'adi kering di5iksasi dengan metanol selama 6 menit dan dikering anginkan. Dengan menggunakan pipet tetes* seluruh permukaan sediaan oles ditetesi dengan larutan /iemsa selama 2>;3> menit. !emudian men,u,i dengan air mengalir* mengkeringanginkan kemudian mengamati di ba-ah mikroskop dan kemudian memberi label. Berikut se,ara ringkas rin,ian -aktu "ang diperlukan untuk membuat apus darah.
No
Tahapan
Alat
Bahan
Wakt u
1
2
"
&
'
)
7
/
Mengurut ujung jari manis tangan kiri Mensterilkan ujung jari dan jarum franke Mengam#il dan menampung sampel darah Mem#uat apusan darah
-
-
1 menit
Jarum frankel
-Alkohol 70 -!apas
1 menit
-$elas #enda -Jarum %ranke
-Alkohol 70 -!apas
" menit
- 2 $elas #enda
-Tetes darah
Mengeringangin -rak pe(arna kan apusan datar darah -!ipas angin Mem*ksasi -pipet Metanol+kapas permukaan *lm darah dan mengeringangik an Me(arnai *lm -ipet -$iemsa " darah dan -Beker gelas -a.uades dingin men,u,i a#elling -Alat tulis+ la#el+ Mengamati dan -mikroskop -reparat apusan menganalisis -alat tulis darah Total Waktu ang diperlukan
!. HASIL PENGAMATAN
' menit 10 menit ' menit
&0 menit 2 menit 10 menit 72 menit
Nama Preparat Apus
Ha#i$
Darah
Homo SMEA /IEMSA >(;>6;(>&&
!I. PEMBAHASAN Pada praktikum pembuatan apusan darah ini* kelompok kami memakai ( probandus.
Pembuatan preparat apus darah ini dilakukan dengan metode apus0 smear0 oles. Pada praktikum ini darah probandus "ang digunakan adalah darah manusia . Berdasarkan 5oto dari hasil pengamatan preparat apus darah Homo dengan pe-arnaan /iemsa diketahui bah-a preparat se,ara 5isik ,ukup baik* bersih* rapi dan ber-arna ungu. Dapat terlihat adan"a eritrosit dan leukosit.
Eritrosit ditun'ukkan dengan -arna kekuning;kuningan0 agak transparan. Eritrosit berbentuk bulat dan tak berinti. Sedangkan leukosit ditun'ukkan dengan sel "ang memiliki inti "ang ber-arna ungu. Farna biru pada leukosit disebabkan karena
pe-arnaan "ang
diberikan pada saat pembuatan preparat. Inti leukosit akan men"erap -arna "ang bersi5at basa. Pada preparat tampak terlihat leukosit "ang ditemukan adalah neutro5il dan lim5osit. Hal ini berkaitan dengan 'umlah0 presentase neutro5il memang paling ban"ak dalam darah* "aitu men,apai 66;@> dari 'umlah leukosit "ang ada. Sedangkan pada gambar preparat "ang keempat dapat ditemui adan"a lim5osit. Berkaitan dengan 5ungsin"a sebagai antibodi* maka kita dapat memprediksi bah-a probandus "ang keempat sedang mengalami gangguan 5isik )sakit+. Sel leukosit terlihat men,olok pada preparat karena intin"a "ang ber-arna biru. Sehingga kita dapat membedakann"a dengan eritrosit. Inti leukosit bersi5at basa* sehingga 'ika direaksikan dengan pe-arna basa maka sel tersebut akan men"erap -arnan"a. Eritrosit memiliki kadar "ang paling ban"ak dalam darah 'ika dibandingkan dengan leukosit dan trombosit. %umlah eritrosit antara indi#idu "ang satu dengan indi#idu "ang lain itu berbeda;beda. Ini dapat disebabakan oleh beberapa 5aktor* salah satun"a adalah ketinggian tempat. Indi#idu "ang hidup di daerah dataran tinggi akan memiliki 'umlah eritrosit lebih ban"ak dibandingkan indi#idu "ang hidup di dataran rendah. Ini terkait dengan kebutuhan 5isiologin"a. Pada indi#idu "ang hidup di dataran tinggi membutuhkan asupan oksigen "ang ,ukup* sedang kandungan oksigen di dataran tinggi lebih sedikit sehingga membutuhkan ban"ak Hb untuk mengikat oksigen. Begitu 'uga sebalikn"a. Pada preparat "ang kami peroleh tidak semuan"a menampakkan hasil "ang bagus )bisa dilihat dalam gambar+. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti8 &. !esalahan prosedur "ang dilakukan oleh praktikan pada saat membuat apusan* sehingga sel;seln"a ada "ang rusak karena tertekan (. !ekurang
terampilan
praktikan
dalam
menggunakan
mikroskop*
sehingga
pen,aha"aan atau pem5okusann"a kurang 2. !ekurang terampilan praktikan dalam mengambil 5oto preparat 3. Lensa mikroskop "ang kotor. 1leh karena itu* dalam praktikum pembuatan apusan darah "ang selan'utn"a kami sarankan agar8
&. Praktikan benar;benar telah menguasai prosedur ker'a pembuatan preparat apus darah (. Praktikan perlu dibekali dengan kemampuan pengoperasian mikroskop terlebih dahulu 2. Praktikan sebaikn"a 'uga dibekali dengan ketrampilan pengambilan 5oto preparat 3. Alat;alat "ang akan digunakan untuk praktikum diusahakan dalam keadaan la"ak pakai. 1leh karena itu perlu adan"a penge,ekan alat sebelumm praktikum "ang dilakukan oleh kelompok piket dengan di dampingi oleh asisten atau laboran.
!II.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis* dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut8 &. Preaparat a-etan darah dapat dibuat dengan metode apus dan metode pe-arnaan omano-ski (. Pe-arnaan apus dengan at pe-arna giemsa me-arnai sel darah putih dengan kontras dan dapat membedakan bagian nukleus dengan bagian sel "ang lain 2. Bentuk sel darah merah tampak o#al dan sel darah putih ukurann"a tampak lebih besar dan terdapat nu,leus
!III.SARAN
&. $ntuk membuat preparat darah harus dilakukan se,ara hati;hati dan terampil (. $ntuk dapat melihat nu,leus sel darah putih dapat menggunakan at pe-arna giemsa* lakukan prosedur praktikum dengan benar 2. $ntuk menghasilkan preparat "ang baik dan 'elas* sebaikn"a pada -aktu melakukan pengapusan diusahakan setipis mungkin
I%.DA&TAR PUSTAKA
ud"atmi*Eli. (>&&. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang8 %urusan Biologi MIPA $NNES. Subo-o. &GG(. Histologi umum. %akarta8 PT.Bumi Aksara. Marianti* Adit"a.(>&>. Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan. Semarang 8 Biologi MIPA $NNES. Beranda http://mahendrabio.blogspot.co.id/p/laporan-praktikum-mikrotekpembuatan.html
Darah adalah se'enis 'aringan ikat "ang sel;seln"a )elemen pembentuk+ tertahan dan diba-a dalam matriks ,airan )plasma+. Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih kental. 7airan ini memiliki rasa dan bau "ang khas* serta pH @*3 )@*26;@*36+. Farna darah ber#ariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan* bergantung pada kadar oksigen "ang diba-a sel darah merah )Sloane* (>>2+.
olume darah total sekitar 6 liter pada laki;laki de-asa berukuran rata;rata dan kurang sedikit pada perempuan de-asa. olume ini ber#ariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan 'umlah 'aringan adiposa dalam tubuh. olume ini 'uga ber#ariasi sesuai perubahan ,airan darah dan konsentrasi elektrolitn"a )Sloane* (>>2+.
Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan ,airan )plasma+* "ang sebagian besar mengandung garam;garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma adalah albumin. Protein lainn"a adalah antibodi )imunoglobulin+ dan protein pembekuan. Plasma 'uga mengandung hormon;hormon* elektrolit* lemak* gula* mineral dan #itamin. Selain men"alurkan sel;sel darah* plasma 'uga8 &. Merupakan ,adangan air untuk tubuh (. Men,egah mengkerutn"a dan tersumbatn"a pembuluh darah 2. Membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh.
Bahkan "ang lebih penting* antibodi dalam plasma melindungi tubuh mela-an bahan; bahan asing )misaln"a #irus* bakteri* 'amur dan sel;sel kanker+* ketika protein pembekuan mengendalikan perdarahan. Selain men"alurkan hormon dan mengatur e5ekn"a* plasma 'uga mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan )Sher-ood*(>>(+.
Pada dasarn"a darah memiliki tiga 5ungsi utama "aitu membantu pengangkutan at; at makanan* perlindungan atau proteksi dari benda asing* dan mengatur regulasi kandungan air 'aringan* pengaturan suhu tubuh* dan pengaturan pH. Terdapat tiga ma,am unsur seluler darah* "aitu eritrosit* leukosit* dan trombosit.
&.
Sel darah merah )eritrosit+.
Menurut Sloane )(>>2+* eritrosit merupakan diskus bikonka5* bentukn"a bulat dengan lekukan pada sentraln"a dan berdiameter @*?6 Cm. Eritrosit terbungkus dalam membran sel
dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan 5leksibel* sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapiler )pembuluh darah terke,il+. Setiap eritrosit mengandung sekitar 2>> 'uta molekul hemoglobin* se'enis pigmen pernapasan "ang mengikat oksigen. olume hemoglobin men,apai sepertiga #olume sel.
Eritrosit merupakan sel "ang paling ban"ak dibandingkan dengan ( sel lainn"a* dalam keadaan normal men,apai hampir separuh dari #olume darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin* "ang memungkinkan sel darah merah memba-a oksigen dari paru;paru dan mengantarkann"a ke seluruh 'aringan tubuh. 1ksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel;sel* dengan bahan limbah berupa karbon dioksida* "ang akan diangkut oleh sel darah merah dari 'aringan dan kembali ke paru;paru. (.
Sel darah putih )leukosit+
%umlahn"a lebih sedikit* dengan perbandingan sekitar & sel darah putih untuk setiap ??> sel darah merah. Terdapat 6 'enis utama dari sel darah putih "ang beker'a sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam mela-an in5eksi* termasuk menghasilkan antibodi. Dibedakan berdasarkan ukuran* bentuk nukleus* dan ada tidakn"a granula sitoplasma. Sel "ang memiliki granula sitoplasma disebut granulosit sedangkan sel tanpa granula disebut agranulosit.
a.
/ranulosit
&+
Neutro5il
%uga disebut granulosit karena berisi enim "ang mengandung granul;granul* 'umlahn"a paling ban"ak. Neutro5il membantu melindungi tubuh mela-an in5eksi bakteri dan 'amur dan men,erna benda asing sisa;sisa peradangan. Ada ( 'enis neutro5il* "aitu neutro5il berbentuk pita )imatur* belum matang+ dan neutro5il bersegmen )matur* matang+.
Menurut Sloane )(>>2+* neutro5il memiliki granula ke,il ber-arna merah muda dalam sitoplasman"a. Nukleusn"a memiliki tiga sampai lima lobus "ang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Diametern"a men,apai G Cm samapai &( Cm.
(+
Eosino5il
Eosino5il memiliki granula sitoplasma "ang kasar dan besar* dengan pe-arnaan oran"e kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua* dan berdiameter &( Cm sampai &6 Cm. Ber5ungsi sebagai 5agositik lemah. %umlahn"a akan meningkat saat ter'adi alergi atau pen"akit parasit* tetapi akan berkurang selama stress berkepan'angan. Selain itu eosino5il 'uga membunuh parasit* merusak sel;sel kanker dan berperan dalam respon alergi.
2+
Baso5il
Baso5il memiliki se'umlah granula sitoplasma besar "ang bentukn"a tidak beraturan dan akan ber-arna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nukleus berbentuk S. diametern"a sekitar &( Cm sampai &6 Cm. Baso5il 'uga berperan dalam respon alergi. Sel ini mengandung histamin.
b.
Agranulosit
&+
Lim5osit
Lim5osit merupakan sel utama pada sistem getah bening "ang berbentuk s5eris* berukuran "ang relati5 lebih ke,il daripada makro5ag dan neutro5il. Selain itu* lim5osit bergaris tengah ?; Cm* (>;2> dari leukosit darah* memiliki inti "ang relati5 besar* bulat sedikit ,ekung pada satu sisi. Sitoplasman"a sedikit dan kandungan baso5ilik dan auro5ilikn"a sedikit. Lim5osit;lim5osit dapat digolongkan berdasarkan asal* struktur halus* sur5a,e markers "ang berkaitan dengan si5at imunologisn"a* siklus hidup dan 5ungsi )E5endi* (>>2+.
Lim5osit dibagi ke dalam ( kelompok utama )arieh* (>>+8 &.
Lim5osit B berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh men'adi sel plasma*
"ang menghasilkan antibodi (. Lim5osit T terbentuk 'ika sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelen'ar th"mus* dimana mereka mengalami pembelahan dan pematangan. Di dalam kelen'ar th"mus* lim5osit T bela'ar membedakan mana benda asing dan mana bukan benda asing. Lim5osit T de-asa meninggalkan kelen'ar th"mus dan masuk ke
dalam pembuluh getah bening dan ber5ungsi sebagai bagian dari sistem penga-asan kekebalan.
(+
Monosit
Monosit merupakan sel leukosit "ang besar 2; dari 'umlah leukosit normal* diameter G;&> um tapi pada sediaan darah kering diameter men,apai (> Cm atau lebih. Inti biasan"a eksentris* adan"a lekukan "ang dalam berbentuk tapal kuda. Sitoplasma relati5 ban"ak dengan pulasan -righ berupa bim abu;abu pada sa'ian kering. /ranula auro5il* merupakan lisosom primer* lebih ban"ak tapi lebih ke,il. Ditemui retikulim endoplasma sedikit. %uga ribosom* pliribosom sedikit* ban"ak mitokondria. Apa ratus /olgi berkembang dengan baik* ditemukan mikro5ilamen dan mikrotubulus pada daerah identasi inti. Monosit terdapat dalam darah* 'aringan ikat dan rongga tubuh. Monosit tergolong 5agositik mononu,lear )s"stem retikuloendotel+ dan mempun"ai tempat;tempat reseptor pada permukaan membrann"a. $ntuk imunoglobulin dan komplemen )E5endi* (>>2+.
•
?6 Neutro5il berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap in5eksi bakteri serta proses peradangan ke,il lainn"a* serta biasan"a 'uga "ang memberikan tanggapan pertama terhadap in5eksi bakteri akti#itas dan matin"a neutro5il dalam 'umlah "ang ban"ak men"ebabkan adan"a nanah.
•
3 Eosino5il terutama berhubungan dengan in5eksi parasit* dengan demikian meningkatn"a eosino5il menandakan ban"akn"a parasit.
•
J& Baso5il terutama bertanggung 'a-ab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan 'alan mengeluarkan histamin kimia "ang men"ebabkan peradangan.
•
(6 Lim5osit lebih umum dalam sistem lim5a. Darah mempun"ai tiga 'enis lim5osit8 K
Sel B8 Sel B membuat antibodi "ang mengikat patogen lalu menghan,urkann"a. )Sel B tidak han"a membuat antibodi "ang dapat mengikat patogen* tapi setelah adan"a serangan* beberapa sel B akan mempertahankan kemampuann"a dalam menghasilkan antibodi sebagai la"anan sistem memori.
Sel T8 7D3 )pembantu+ Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan )"ang bertahan dalam in5eksi HI+ sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. 7D )sitotoksik+ dapat membunuh sel "ang terin5eksi #irus.
Sel natural killer8 Sel pembunuh alami )natural killer* N!+ dapat membunuh sel tubuh "ang tidak menun'ukkan sin"al bah-a dia tidak boleh dibunuh karena telah terin5eksi #irus atau telah men'adi kanker.
•
? Monosit membagi 5ungsi pembersih #akum )5agositosis+ dari neutro5il* tetapi lebih 'auh dia hidup dengan tugas tambahan8 memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat diha5al dan dibunuh* atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk men'aga.
Monosit dikenal 'uga sebagai makro5ag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam 'aringan.
2.
Platelet )trombosit+.
Merupakan paritikel "ang men"erupai sel* dengan ukuran lebih ke,il daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan* trombosit berkumpul dapa daerah "ang mengalami perdarahan dan mengalami pengakti#an. Setelah mengalami pengakti#an* trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan "ang membantu menutup pembuluh darah dan menghentikan perdarahan. Pada saat "ang sama* trombosit melepaskan bahan "ang membantu mempermudah pembekuan )%unOuiera*&GG@++.
Sediaan apus darah adalah suatu sarana "ang digunakan untuk menilai berbagai unsure sel darah tepi* seperti eritrosit* leukosit* dan trombosit. Selain itu dapat pula digunakan untuk mengidenti5ikasi adan"a parasit seperti malaria* mikro5ilaria* dan lain;lain. Sediaan
apus "ang dibuat dan dipulas dengan baik merupakan s"arat mutlak untuk mendapatkan hasil pemeriksaan "ang terbaik merupaka s"arat mutlak untuk mendapatkan hasil pemeriksaan "ang baik.
Bahan pemeriksaan "ang terbaik adalah darah segar "ang berasal dari kapiler atau #ena dengan atau tanpa EDTA. Sediaan "ang disimpan tanpa di5iksasi terlebih dulu tidak dapat dipulas sebaik sediaan segar. !eban"akan ,ara memulas sediaan darah menggunakan prinsip omano-ski* seperti Fright* /iemsa* Ma";/run-ald;Biemsa atau Fright;/iemsa )Murtiati dkk* (>&>+.
Praktikum mengenai sediaan apus darah kali ini bertu'uan untuk mengamati dan menilai berbagai unsure sel darah pada manusia seperti sel darah merah )eritrosit+* sel darah putih )leukosit+* dan keping darah )trombosit+. Berdasarkan Murtiati* dkk )(>&>+* sediaan apus darah 'uga dapat digunakan untuk mengidenti5ikasi adan"a parasit seperti malaria* mi,ro5ilaria* dan lain;lain. Namun pada praktikum kali ini han"a dilakukan pengamatan untuk mengetahui deskripsi bentuk dari berbagai sel darah dan menilai persentase sel darah "ang teramati.
Sediaan apus darah dilakukan dengan menggunakan bahan darah segar "ang berasal dari kapiler atau #ena 1P. 1P pada praktikum ini adalah nurha"ati. Pertama praktikan mengambil darah dari u'ung 'ari telun'uk tangan kiri menggunakan blood lan,et atau slat suntik kemudian men,ampurkann"a dengan EDTA supa"a tidak ,epat membeku. Setelah itu praktikan menaruhn"a ke ka,a ob'ek. !emudian men"entuhkan ka,a penutup ke tetesan darah hingga darah melebar. Selan'utn"a membentuk sudut 2>;3>> dengan ka,a penutup* lalu digerakkan ke kiri membentuk apusan darah "ang tidak terlalu tipis ataupun terlalu tebal karena 'ika terlalu tebal maka saat pengamatan di ba-ah mikroskop akan terlihat tidak 'elas karena sel darah bertumpuk.
Setelah mendapat sediaan "ang bagus )tidak tebal dan tipis+* maka membiarkann"a hingga kering* setelah itu meneteskan metanol ke atas sediaan hingga bagian "ang terlapisi darah tertutup semuan"a dan membiarkann"a selama 6 menit. ungsi metanol adalah untuk mem5iksasi darah sehingga darah tidak hilang saat diamati. Selan'utn"a sediaan diteteskan dengan giemsa "ang telah dien,erkan dengan air dan membiarkann"a selama (> menit dan
membilasn"a dengan air dan mengeringkann"a. ungsi giemsa adalah untuk me-arnai darah sehingga mudah dibedakan dan dapat terlihat 'elas saat diamati. Faktu perendaman ini sebaikn"a 'angan terlalu lama karena darah bisa tidak terlihat akibat pe-arnaan "ang terlalu pekat.
Selan'utn"a setelah sediaan apus darah telah selesai* maka dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop untuk memeriksa sediaan apus darah. Sebelum pengamatan sediaan apus darah diteteskan min"ak emersi terlebih dahulu* tu'uan pemberian min"ak emersi ini "aitu untuk men,egah kerusakan pada mikroskop. Dengan perbesaran lemah )&>><+* praktikan han"a melihat bulat;bulat ke,il "ang sangat ban"ak dan belum terlihat 'elas perbedaan antara leukosit* eritrosit dan trombosit.
Setelah menggunakan pembesaran 3>><* praktikan menemukan ukuran eritrosit "ang ke,il * berbentuk bulat bikonka5 tidak berinti* dan ber-arna ungu bening. Farna ungu ini akibat pe-arnaan dengan giemsa* sehingga -arna darah "ang semula merah* setelah diamati di mikroskop berubah men'adi ungu. Hal ini sesuai dengan literatur "aitu eritrosit berbentuk ,akram bikonka5 atau ,akram pipih* sel tidak berinti dan tidak pun"a organel seperti sel;sel lain. Eritrosit berukuran sekitar @*6Cm dan bagian pusat lebih tipis dan lebih terang dari bagian tepin"a. Selain itu* eritrosit mengandung hemoglobin "ang ber5ungsi untuk mentransport 1( )Dikaamelia* (>>+.
Pembentukan eritrosit atau eritropoiesis ter'adi di sumsum merah "ang terletak pada tulang belakang* sternum )tulang dada+* tulang rusuk* tengkorak* tulang belikat* tulang panggul serta tulang;tulang anggota badan )kaki dan tangan+. Eritrosit berumur pendek. Tidak adan"a inti pada eritrosit men"ebabkan eritrosit tidak mampu mensintesis protein untuk tumbuh* atau untuk memperban"ak diri )Dikaamelia* (>>+. Namun dengan tidak adan"a inti pada eritrosit dan dengan bentuk "ang berupa bikonka5 maka eritrosit memiliki kemampuan "ang optimal dalam mengikat oksigen sehingga kebutuhan akan oksigen men'adi terpenuhi. Itu sebabn"a apabila seseorang menderita pen"akit sel sabit* "aitu pen"akit "ang disebabkan karena struktur eritrositn"a berbentuk seperti bulan sabit* memiliki kemampuan mengikat oksigen "ang lebih sedikit sehingga membuat penderita men'adi anemia dan lemah.
Pada pengamatan di praktikum ini tidak ditemukan eritrosit "ang berbentuk selain bikonka5* itu artin"a 1P tidak menderita kelainan struktur eritrosit. !elainan pada struktur eritrosit dapat disebabkan karena 5aktor genetika ataupun lingkungan.
!emudian didapatkan beberapa 'enis leukosit* namun praktikan tidak mampu mengidenti5ikasin"a apakah termasuk baso5il* eosino5il* batang* neutro5il* lim5osit ataupun monosit. Hal tersebut karena keterbatasan pembesaran pada mikroskop "ang digunakan sehingga tidak dapat terlihat dengan 'elas bentuk dari inti sel leukosit tersebut. Penggolongan leukisit men'adi 6 ma,am merupakan penggolongan berdasarkan ukuran sel* bentuk nukleus* da ada tidakn"a granula sitoplasma sehingga perlu pengamatan "ang lebih teliti dan perbesaran mikroskop "ang baik serta dapat pula dibantu dengan menggunakan min"ak emersi.
Berdasarkan re5erensi* sel neutro5il memiliki granula ke,il ber-arna merah muda dalam sitoplasman"a. Nukleusn"a memiliki tiga sampai lima lobus "ang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Diametern"a men,apai G Cm samapai &( Cm. Sel eosino5il memiliki granula sitoplasma "ang kasar dan besar* dengan pe-arnaan oran"e kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua* dan berdiameter &( Cm sampai &6 Cm. Ber5ungsi sebagai 5agositik lemah. Sedangkan baso5il memiliki se'umlah granula sitoplasma besar "ang bentukn"a tidak beraturan dan akan ber-arna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nukleus berbentuk S. diametern"a sekitar &( Cm sampai &6 Cm )Sloane* (>>2+.
$ntuk kelompok leukosit "ang merupakan agranulosit "aitu lom5osit dan monosit* diperoleh data berdasarkan re5ernsi bah-a lim5osit bergaris tengah ?; Cm* (>;2> dari leukosit darah* memiliki inti "ang relati5 besar* bulat sedikit ,ekung pada satu sisi. Sitoplasman"a sedikit dan kandungan baso5ilik dan auro5ilikn"a sedikit )E5endi* (>>2+. Sedangkan monosit merupakan sel leukosit "ang besar 2; dari 'umlah leukosit normal* diameter G;&> um tapi pada sediaan darah kering diameter men,apai (> Cm atau lebih. Inti biasan"a eksentris* adan"a lekukan "ang dalam berbentuk tapal kuda )E5endi* (>>2+.
Menurut re5erensi "ang kami peroleh* 'enis sel darah putih "ang paling ban"ak adalah netro5il dengan presentase sebesar 6>;@> * sedangkan "ang paling sedikit adalah baso5il* "aitu >*&;>*3 .
Monosit ber5ungsi untuk membunuh bakteri* 5ungsi monosit ini sama dengan neutro5il* han"a 'umlahn"a sa'a "ang berbeda. %umlah monosit "ang tinggi menunu'ukkan disel sedang ter'adi in5eksi. Berdasarkan pengamatan* 'umlah monsit sedikit* sehingga neutro5ilpun kurang akti5 dalam merespon perusakan 'aringan. Dengan kata lain* 'umlah neutro5il dalam darah "ang seharusn"a mempun"ai kadar0'umlah "ang tinggi dalam darah men'adi menurun 'umlahn"a. Lim5osit ber5ungsi sebagai elemen kun,i dalam respon kekebalan tubuh. !adar lim5osit "ang ban"ak
diduga
karena
sedikitn"a
'umlah
neuto5il
dalam
darah.
Sehingga
untuk
mempertahankan kekebalan tubuh* maka lim5ositlah "ang beker'a se,ara akti5.
Neutro5il berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap in5eksi bakteri serta proses peradangan ke,il lainn"a* serta biasan"a 'uga "ang memberikan tanggapan pertama terhadap in5eksi bakteri akti#itas dan matin"a neutro5il dalam 'umlah "ang ban"ak men"ebabkan adan"a nanah. Eosino5il terutama berhubungan dengan in5eksi parasit* dengan demikian meningkatn"a eosino5il menandakan ban"akn"a parasit. Baso5il terutama bertanggung 'a-ab untuk memberi reaksi alergi antigen dengan 'alan mengeluarkan histamin kimia "ang men"ebabkan peradangan.
Lim5osit lebih umum dalam sistem lim5a. Darah mempun"ai tiga 'enis lim5osit "aitu Sel B membuat antibodi "ang mengikat patogen lalu menghan,urkann"a. )Sel B tidak han"a membuat antibodi "ang dapat mengikat patogen* tapi setelah adan"a serangan* beberapa sel B akan mempertahankan kemampuann"a dalam menghasilkan antibodi sebagai la"anan sistem memori+. Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan )"ang bertahan dalam in5eksi + serta penting untuk menahan bakteri intraseluler. Sel natural killer merupakan sel pembunuh alami )natural killer* N!+ "ang dapat membunuh sel tubuh "ang tidak menun'ukkan sin"al bah-a dia tidak boleh dibunuh karena telah terin5eksi atau telah men'adi kanker.
Sedangkan trombosit "ang teramati "aitu trombosit berukuran sangat ke,il terlihat seperti titik atau ber,ak "ang berada di luar sel dan ber-arna ungu. Hal ini sesuai dengan teori "ang men"ebutkan bah-a trombosit adalah sel darah tak berinti* berbentuk ,akram dengan diameter & ; 3 mikrometer dan #olume @ : 5l.. Nilai normal trombosit ber#ariasi sesuai metode "ang dipakai. %umlah trombosit normal menurut Dea,ie adalah &6> : 3>> < &>G 0 L. Bila dipakai metode ees E,ker nilai normal trombosit &3> : 23> < &>G0 L* dengan menggunakan 7oulter 7ounter harga normal &6> : 26> < &>G0L.
Dari ketiga ma,am sel darah "ang teramati diperoleh persentasen"a "aitu eritrosit seban"ak @> dari lapang pandang "ang diamati* leukosit seban"ak &> dan trombosit seban"ak (>. Berdasarkan re5erensi 'uga disebutkan bah-a persentase sel darah merah )eritrosit+ pada tubuh merupakan "ang paling besar. Sedangkan leukosit memiliki 'umlah "ang lebih sedikit daripada sel eritrosit. Dalam Sloane )(>>2+* disebutkan bah-a 'umlah eritrosit pada laki;laki sehat men,apai 3*( hingga 6*6 'uta sel per mm2 dan sekitar 2*( hingga 6*( 'uta per mm2 pada -anita sehat* sedangkan 'umlah normal leukosit adalah @>>> sampai G>>> per mm2 dan trombosit ber'umlah (6>.>>> sampai 3>>.>>> per mm2. Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan "aitu 'umlah eritrosit trombosit leukosit. Meskipun ber'umlah paling sedikit dari ketiga sel darah "ang ada* 5ungsi leukosit pada tubuh sangat penting* dimana dalam keadaan sakit atau terserang benda asing maka 'umlah leukosit dapat meningkat.
Praktikum anatomi 5isiologi manusia kali ini adalah pembuatan apus darah manusia menggunakan metode apus0 smear0 oles. Darah "ang digunakan adalah darah manusia . Berdasarkan 5oto dari hasil pengamatan preparat apus darah manusia dengan pe-arnaan /iemsa diketahui bah-a preparat se,ara 5isik ,ukup baik* bersih* dan ter-arna. Dapat terlihat adan"a eritrosit dalam 'umlah ban"ak dan leukosit. Eritrosit "ang diamati ber-arna agak bening transparan. Eritrosit berbentuk bulat* dengan bentuk seperti ,ekungan ),akram+ pada sisi dalam )tengah+ dan tak berinti. Leukosit ditun'ukkan dengan sel "ang memiliki inti ber-arna ungu. Farna ungu disebabkan oleh inti leukosit "ang basa sehingga mudah men"erap at -arna giemsa. Leukosit "ang paling ban"ak di'umpai ialah neutro5il dan monosit berkisar antara &>;&6* serta sedikit eosino5il dengan presentase kurang dari 6. Presentase neutro5il memang paling ban"ak dalam darah* "aitu men,apai 6>;@> dari 'umlah leukosit "ang ada. Ditemukan"a leukosit dalam preparat apus darah menun'ukkan bah-a pendonor sdang mengalami sakit berkaitan dengan 5ungsi leukosit sebagai bentuk pertahanan tubuh manusia.
Preparat tampak rapat namun sel;seln"a dapat teramati dengan baik karena tidak bertumpuk* sehingga dapat dikatakan ketipisan apusan sudah ,ukup baik.
http800,ah"aaulia.blogspot.,o.id0(>&20&(0lapor an;an5isman;sediaan;apus;darahQ.html