LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BAHAN MAKANAN ACARA I SUMBER KARBOHIDRAT
Disusun oleh :
Nama
: Irlan Awalia Sabrini
NIM
: 12/329204/KU/14976 12/329204/KU/14976
Kelompok
:4
Shift
:1
Tanggal
: 11 Maret 2013
Asisten
: Leyna Chunaifa, Chunaifa, S. Gz
Asisten Instruktur : Sekarrini Widyastuti
PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Acara
: Sereali, Tepung, Umbi Umbi – Umbian.
B. Hari/tanggal
: Senin/11 Maret 2013
C. Tujuan
:
1. Serealia
:
a. Mengetahui kriteria kriteria mutu secara secara fisik beras dan dan jagung, serta serta mengethui proses pengolahan serealia yang benar. b. Mengenal produk olahan serealia dan mengetahui nilai gizi yang terkandung di dalamnya. 2. Tepung
: Menyebutkan Menyebutkan jenis tepung dan pati berdasarkan berdasarkan bahan dasar sifat fisik,
serta pengaruh sifat granula pati dan tepung terhadap pemanasan (sifat gel). 3. Umbi – umbian : a. Mengetahui sifat fisik fisik berbagai berbagai macam umbi – umbian. b. Mengetahui kriteria mutu umbi – umbian. c. Mengetahui macam pengolahan dan jenis produk olahan umbi. d. Mengetahui sifat fisik fisik produk produk olahan olahan umbi. umbi.
BAB II METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan Alat: 1. Serealia : a. Timbangan
(1 buah)
b. Termometer
(1 buah)
c. Bunsen
(1 buah)
d. Stopwatch
(1 buah)
e. Mangkok
(1 buah)
f.
(1 buah)
Sendok
2. Tepung : a. Beaker glass
(1 buah)
b. Pengaduk
(1 buah)
c. Gelas ukur
(1 buah)
d. Jangka sorong
(1 buah)
e.
(1 buah)
Kompor
3. Umbi – umbian : a. Kompor
(1 buah)
b. Panci
(1 buah)
c. Gelas takar
(1 buah)
d. Neraca analitik
(1 buah)
e. Pisau
(1 buah)
f.
(1 buah)
Telenan
Bahan: 1. Serealia :
Produk Olahan Serealia :
a. Beras ketan hitam
(10 gram)
a. Choco Crunch
(1 bungkus)
b. Oat meal
(1 bungkus)
b. Bihun jagung
(1 bungkus)
c. Air
(200 ml)
2. Tepung : a. Maizena
(secukupnya)
b. Tepung ketan hitam
(secukupnya)
3. Umbi – umbian : Umbi cilembu
Produk Olahan Umbi: (1 buah)
Stick Talas
(1 bungkus)
B. Cara Kerja 1. Serealia 1.1 Pengamatan Sifat Fisik Serealia Beras Ketan Hitam, Oat Meal
Mengamati warna, bau, kekilpan serealia
1.2 Pemasakan Beras Ketan Hitam, Oat Meal Menimbang bahan – bahan tersebut sebanyak 10 gram
Memasukkan bahan – bahan tersebut dalam wajan (ditempat yang terpisah)
Menuang 200 ml
Memanaskannya dengan api kecil (bahan dimasukkan dulu sebelumnya
Mencatat waktunya dan membandingkan
1.3 Pengamatan Produk Olahan Bihun Jagung, Choco Crunch
Memasak dan menyajikannya
Mengamati sifat organoleptiknya organoleptiknya
Mengamati nilai gizinya
2. Tepung 2.1 Pengamatan sifat fisik tepung dan pati Tepung Maizena, Tepung Ketan Hitam Mengamati warna (bandingkan dengan BaSO 4), bau, dan tekstur
2.2 Literatur granula tepung t epung
3. Umbi – umbian 3.1 Pengamatan Berat Dapat Dimakan (BDD) Ubi Cilembu MembersihkanBAB dan menimbang berat awal III
Mengupas dan membuang bagian yang rusak
Menimbang berat sesudah di kupas
Menghitung persen berat dapat dimakan (%BDD)
3.2 Pengamatan mutu umbi – umbian Ubi Cilembu Membersihkan dari tanah yang menutupi kulit
Mengamati tekstur, kekompkan, warna, bau, dan kerusakan
3.3 Pemasakan Ubi Cilembu Mengupas dan memotong memotong kubus 2 x 2 x 2 cm
Mencuci
Memasukkan ke dalaam panci bersama 300 ml air
X
Merebus umbi – umbian dan mengamati warna, bau, dan tekstur
Mencatat waktu hingga umbi lunak
Mengamati sifat organoleptik (warna, tekstur, bau, rasa)
3.4 Pengamatan nilai gizi dan sifat organoleptik Keripik kentang, keripik ubi ungu, stik talas, dan keripik singkong
Mengamati sifat organoleptik (warna, bau, rasa, dan tekstur) produk olahan
Mengamati dan mencatat nilai gizi
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Serealia Tabel 1.1 Pengamatan Sifat Fisik Serealia Jenis Serealia
Warna
Bau
Kekilapan
Beras ketan hitam
Hitam kecoklatan
Sedikit wangi
++
Oat meal
Putih gading
Wangi
+
Keterangan : Kekilapan +
tidak mengkilap
+++
mengkilap
++
agak mengkilap
++++
sangat mengkilap
Tabel 1.2 Pemasakan Serealia Jenis Beras
Waktu Pemasakan
Beras ketan hitam
00 : 31 : 18
Oat meal
Tabel 1.3 Pengamatan Produk Olahan Serealia Nama Produk
Warna
Aroma
Rasa
Tekstur
Choco crunch
Coklat tua
Wangi coklat
Coklat
Keras
Bihun
Putih gading
Sedikit apek
Tidak berasa
Keras
2. Tepung 2.1 Tabel Pengamatan Sifat Fisik Tepung No.
Jenis Tepung
Warna
Bau
Tekstur
1.
Maizena
Putih bersih sama dengan
Netral, tidak
+ (dan keset)
BaSO4
wangi
Abu – abu kecoklatan
Wangi
2.
Ketan Hitam
Keterngan : Tekstur ++++
sangat kasar
+++
kasar
++
agak kasar
+
tidak kasar atau halus
+++
3. Umbi – umbian 3.1 Tabel Pengamatan Berat Dapat Dimakan (BDD) Umbi – umbian Berat (gram)
Jenis Umbi
Sebelum Dikupas
Cilembu
159
Sesudah Dikupas
gram
138 gram
Berat Sesudah Dikupas % BDD =
% BDD 86,79 %
138 x 100 % =
X 100 % = 86, 79 %
Berat Sebelum Dikupas
159
3.2 Tabel Pengamatan Tahapan Mutu Umbi – umbian Jenis Umbi
Tekstur
Kekompakan
Warna
Kerusaan
Bau
Cilembu
+++
+++
Coklat
Tidak Ada
Harum
Kekuningan
Manis
3.3 Tabel Pengamatan Pemasakan Umbi - umbian Jenis Umbi Cilembu
Waktu Pemasakan (Lunak) ± 7 menit
Warna
Tekstur
Bau
Rasa
Kuning
+
Harum(berkurang Harum(berk urang
Manis
dibandingan saat mentah Keterangan : Tekstur
Kekompakan
+
Lunak
Tidak Padat
++
Agak Keras
Agak Padat
+++
Keras
Padat
++++
Sangat Keras
Sangat Padat
3.4 Pengamatan Produk Olahan Umbi – umbian Bahan
Warna
Tekstur
Bau
Rasa
Stick Talas
Kuning
++
Sedap
Gurih, asin
Keterangan Nilai Gizi : a. Oatmeal Jumlah Sajian per Kemasan Energi Total per Sajian Lemak Total Lemak Jenuh
1 140 kkal energi dari lemak 25 kkal 39 g % AKG 0,59 5%
Lemaak Tidak Jenuh Lemak Tidak Jenuh Ganda Asam Lemak Trans Kolesterol Protein Karbohidrat Total Serat Pangan Serat Pangan Larut Serat Pangan Tidak Larut Natrium/Sodium Natrium/S odium Kalium/Potasium Kalium/Pot asium Zat Besi Magnesium
1,59 19 0 0 mg 5g 24 g 4g 1g 2g 30 mg 120 mg
3%
0% 9% 8% 15 %
1% 3% 8% 10 %
c. Bihun jagung b. Choco crunch Bihun per 100 gram di dalam TKPI Taaran Saji 1 Sachet (30 gram) Jumlah Sajian per emasan : 3 Jumlah per Sajian Energi Total
110 kkal
Energi dari Lemak
10 kkal % AKG
Lemak Total
1,5 g
2%
Protein
2 g
3%
Karbohidrat
24 g
8%
Serat Pangan
1 g
5%
Gula
11 g
Natrium
55 mg
2%
Vitamin B1 (Tiamin)
35 %
Vitamin B2 (Riboflavin)
35 %
Vitamin B3 (Niasin)
30 %
Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
20 %
Vitamin B6 (Piridoksin)
35 %
Vitamin B9 (Asam Folat)
10 %
Vitamin B12
10 %
Vitamin C
15 %
Kalsium Besi
8% 15 %
Air
12 g
Energi
348 kkal
Protein
4,7 g
Lemak
0,1 g
Karbohidrat
82,1 g
Serat
-
Abu
0,2 g
Kalsium
6 mg
Fosfor
35 mg
Besi
1,8 g
Natrium
12 mg
Kalium
5 mg
Tembaga
-
Seng
-
Retinol
0 mg
β-Karoten
0
Karoten
0
Tiamin
0
Ribovlavin
-
Niasin
-
Vitamin C
0
B. Pembahasan 3.1 Serealia Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat yaitu amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang. Dan amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket. Perbandingan komposisi komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau t idak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras. Secara biologi biji padi yang terdiri dari aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit, endosperma, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada, dan embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras. Dalam praktikum acara serealia, dilakukan tiga pengamatan yaitu :
1. Pengamatan Sifat Fisik Serealia Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui kriteria mutu serealia dari sifat fisiknya yang meliputi warna, bau, dan kekilapan. Yang dilakukan pada sampel beras ketan hitam dan oat meal. Dengan cara mengamati warna dan kekilapan, serta membau sampel. Dimana pada praktikum ini di dapatkan hasil pengamatan ketan hitam yang berwarna hitam kecoklatan, berbau sedikit wangi dan agak mengkilat. Dan pada oat meal di dapatkan hasil warna putih gading, berbau wangi dan tidak mengkilap. Beras hitam beda dengan ketan hitam. Beras dan ketan sebenarnya masih satu spesies, artinya merupakan makhluk hidup yang sama, tetapi berbeda varietas atau ras, sehingga memungkinkan persilangan di antara keduanya. Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam. Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya 'Cianjur Pandanwangi' atau 'Rajalele'). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras. Namun pada praktikum praktikum tersebut beras ketan hitam hitam hanya sedikit wangi, hal tersebut bisa terjadi akibat suhu yang tinggi dan kondisi penyimpanan yang kurang baik, kadar air yang tinggi dan derajat penggilingan. Derajat penyosohan
yang rendah menyebabkan semakin cepat terbentuknya bau tidak enak. Karena proses penyosohan berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Ada 3 jenis preferensi konsumen terhadap beras sosoh, yaitu beras bening, beras putih dan beras mengkilap. Pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan alat penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe abrasive dan untuk beras megkilap menggunakan alat penyosoh sistem pengkabutan
(www.agribisnis.deptan.go.id).
Tinggi-rendahnya
tingkat
penyosohan menentukan tingkat kehilangan zat-zat gizi. Proses penggilingan dan penyosohan yang baik akan menghasilkan butiran beras utuh (beras kepala) yang maksimal dan beras patah yang minimal. Proses penyosohan beras pecah kulit menghasilkan beras giling, dedak dan bekatul. Ketan hitam, meskipun berwarna gelap, ternyata tidaklah memiliki khasiat seperti beras hitam. Pigmen warna antosianin adalah salah satu zat yang dominan pada warna tumbuhan. Makin banyak kandungannya, makin gelap warnanya. Antosianin merupakan salah satu jenis antioksidan, zat yang mampu mencegah kanker, sehingga makin gelap warnanya, makin baik untuk mencegah kanker, tetapi beras hitam mungkin pengecualian, walaupun sama gelapnya, terdapat beberapa zat lain yang jauh lebih berkhasiat.
2. Pemasakan Serealia Praktikum ini berfungsi untuk mengamati berapa lama waktu pemasakan pada serealia dengan sampel beras ketan hitam dan oat meal. Dengan cara menimbang bahan sebanyak 10 gram, masukkan bahan kedalam wajan, dan tambahkan air 200ml, lalu panaskan dengan api kecil, serta mencatat waktu yang dibutuhkan untuk memasak hingga matang. Dari proses pemasakan tersebut di dapatkan hasil untuk memasak beras ketan hitam di butuhkan waktu 31 menit 18 detik. Sedangkan untuk memasak oat meal tidak di ketahui karena terjadi kesalah praktikan saat melakukan praktikum, yaitu pemasakan yang dilakukan dalam menambahkan 200ml air pada saat airnya telah dididihkan, sehingga air yang di gunakan kurang dari 200 ml, karena telah menguap saat dididihkan.
3. Pengamatan Produk Olahan Serealia Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui berbagai macam produk olahan serealia dan mengetahui sifat organoleptiknya serta kandungan zat gizinya dengan sampel yang terdiri dari choco crunch dan bihun jagung. Pada
pengamatan sifat organoleptik choco crunch, berwarna coklat tua, beraroma coklat dan bertekstur keras. Untuk sampel choco crunch tidak dilakukan pemasakan karena sampel tersebut dapat langsung dikonsumsi. Sedangkan pada bihun jagung berwarna putih gading, beraroma sedikit apek, tidak berasa, bertekstur keras saat belum dimasak dan bertekstur lunak saat sesudah dimasak. Untuk kandungan gizi pada bihun jagung tidak diketahui karena pada saat praktikum bihun jagung sudah tidak dalam kemasan aslinya. Sedangkan nilai gizi pada choco crunch yang mengandung 110 kkal, lemak total 1,5 gram, protein 2 graam, dan karbohidrat 24 gram dalam takaran saji 30 gram. Dan bila dibandingkan dengan nilai gizi tepung gandum menurut TKPI (2008) sebagai bahan dasar pembuatannya memiliki energi sebesar 333 kkal, protein 9 gram, lemak 1,0 gram, karbohidrat 77,2 gram (per 100 gram). Dengan demikian kandungan nilai gizi dalam choco crunch tidak jauh berbeda.
3.2 Tepung dan Pati Dalam acara praktikum tepung dan pati dilakukan pengamatan fisik warna, bau, tekstur pada tepung maizena dan tepung ketan hitam dan kemudian dibandingkan dengan BaSO 4. Dari hasil praktikum di dapatkan hasil bahwa tepung maizena berwarna putih bersih seperti BaSO 4, tidak wangi (netral), dan tekstur yang halus dengan sedikit kesat. Sedangkan pada tepung ketan hitam berwarna abu – abu kecoklatan, berbau wangi, dan bertekstur kasar. -BaSO4 Tepung di buat dari jenis padi – padian dan umbi – umbian. Tepung tidak larut air sehingga tepung akan mengendap di dalam air dan bila dipanaskan sambil diaduk – aduk akan mengembang dan mengental. Proses ini disebut gelantinisasi. Dengan kata lain gelatinisasi adalah perubahan yang terjadi pada granula pada waktu mengalami pembengkakan yang luar biasa dan tidak dapat kembali ke bentuk semula (Winarno, 2004). Gelatinisasi juga disebut sebagai peristiwa koagulasi koloid dengan ikatan rantai polimer atau penyerapan zat terlarut yang membentuk jaringan tiga dimensi yang tidak terputus sehingga dapat mengakibatkan terperangkapnya air dan terhentinya aliran zat cair yang ada di sekelilingnya kemudian mengalami proses pengorientasian partikel (Meyer, 1973). Pati
adalah
suatu
polisakarida
yang
mengandung
amilosa
dan
amilopektin. Perbedaan amilosa dengan amilopektin yaitu amilosa merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari butir-butir pati yang terdiri atas molekulmolekul glukosa -1,4-glikosidik -1,4-glikosidik . Amilosa merupakan merupakan bagian dari pati yang yang larut
dalam air. Amilopektin merupakan polisakarida polisakarida bercabang bagian dari pati, terdiri atas molekul-molekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan 1,4glikosidik dengan percabangan percabangan melalui melalui ikatan 1,6-glikosidik 1,6-glikosidik pada setiap 20-25 unit molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian dari pati yang tidak larut dalam
air.
Jika
pada
hidrolisa
amilum
dengan
menggunakan
enzim
menghasilkan maltosa, sedangkan pada hidrolisa amilum dengan menggunakan asam dapat langsung menghasilkan glukosa. Amilosa memberikan sifat keras ( pera pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Faktor-faktor yang mempengaruhi gelatinisasi pati, viskositas, dan karakteristik
gel
pati
menurut
adalah
karakteristik
granula
pati
dimana amilosa akan membentuk gel yang tegar. Strukturnya yang linier menyebabkan granula lebih mudah menyerap air dan gel amilosa cepat terjadi pada konsentrasi yang rendah (5%). Sedangkan amilopektin akan membentuk gel yang lembut dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi (30%) karena struktur yang bercabang membuatnya sulit menyerap air. Faktor kedua adalah suhu gelatinisasi yaitu kisaran suhu saat pengembangan seluruh granula pati. Suhu gelatinisasi dipengaruhi oleh konsentrasi pati dan pH larutan. Konsentrasi pati 20 % dan pH larutan 4-7 akan membentuk gel dengan viskositas yang baik. Faktor lainnya adalah bahan-bahan lain yang ditambahkan seperti Gula, garam, dan asam mempunyai kemampuan mengikat air, lemak membentuk kompleks dengan
amilosa
sehingga
gelatinisasi
terhambat
dan
mengganggu
pengembangan granula pati, serta protein mempunyai kemampuan mengikat air. Jagung mempunyai beragam jenis pati, mulai dari amilopektin rendah sampai tinggi. Jagung dapat digolongkan menjadi empat jenis berdasarkan sifat patinya, yaitu jenis normal mengandung 74-76% amilopektin dan 24-26% amilosa,
jenis
waxy
mengandung
99%
amilopektin,
jenis
amilomaize
mengandung 20% amilopektin atau 40-70% amilosa, dan jagung manis mengandung sejumlah sukrosa di samping pati. Jagung normal mengandung 15,3-25,1% amilosa, jagung jenis waxy hampirtidak beramilosa, jagung amilomize mengandung 42,6-67,8% amilosa, jagung manis mengandung mengandung 22,8% amilosa. Amilosa memiliki 490 unit glukosa per molekul dengan rantai lurus 1-4 a glukosida, sedangkan amilopektin amilopektin memiliki 22 unit glukosa per molekul dengan ikatan rantai lurus 1-4 a glukosida dan rantai cabang 1,6- a glukosida.
3.2 Umbi – Umbian Dalam praktikum acara serealia, dilakukan 4 pengamatan yaitu :
1. Pengamatan Berat Dapat Dimakan (BDD) Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui % BDD (Berat Dapat Dimakan). Pada sampel ubi cilembu, ditimbang untuk mendapatkan berat awal. Lalu dibersihkan, dikupas dan membuang bagian umbi yang rusak. Setelah itu ditimbang lagi untuk mendapatkan berat akhir, kemudian perhitungan % BDD dapat dihitung dengan cara berat sesudah dikupas dibagi berat sebelum dikupas dan dikali 100%. Dari hasil praktikum di dapatkan hasil % BDD ubi cilembu adalah 86, 79 %.
2. Pengamatan Terhadap Mutu Umbi – Umbian Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui mutu umbi dari sifat fisiknya yang meliputi tekstur, kekompakan, warna, kerusakan, dan bau. Sampel yang digunakan adalah ubi cilembu. Dari hasil praktikum didapatkan hasil saat ubi cilembu dalam keadaan mentah teksturnya keras, padat, berwarna coklat kekuningan, kekuningan, berbau harum manis, dan tidak ada kerusakan.
3. Pengamataan Pemasakan Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui waktu pemasakan dan perubahan yang terjadi pada umbi sesudah pemasakan, terhadap sifat organoleptiknya. Dengan sampel ubi cilembu yang dipotong kubus dengan ukuran 2x2x2 cm, lalu dicuci, dimasukkan ke dalam panci yang telah berisi 300 ml air dan direbus hingga lunak. Kemudian diamati warna, tekstur, bau, berat, setelah direbus, kemudian mencatat waktu ketika umbi lunak. Dari hasil pengamatan yang didapatkan data lama waktu pemasakannya ± 7 menit, untuk warna kuning, tekstur lunak dengan bau harum, namun bau harumnya berkurang dibanding saat mentah, dan rasanya maanis.
4. Pengamatan Produk Olahan Pengamatan ini berfungsi untuk mengetahui berbagai macam produk olahan umbi-umbian serta kandungan zat gizinya. Dengan sampel stik talas, yang memiliki warna kuning, tekstur keras, berbau sedap dan rasa yang girih serta asin.
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Serealia 4.1.1
Mutu searealia searealia dapat dapat ditentukan dari pengamatan pengamatan fisik sifat organoleptiknya, organoleptiknya, yaitu warna, bau, dan tekstur. Serealia yang baik adalah serealia yang memiliki warna yang putih untuk beras. Untuk beras ketam hitam dengan mutu yang baik adalah yang berwarna gelap atau hitam kecoklatan. Sedangkan untuk pengolahan serealia yang benar adalah menghasilkan butiran beras utuh (beras kepala) yang maksimal dan beras patah yang minimal.
4.1.2
Produk olahan dasar serealia cukup banyak dan kandungan gizinya cukup terpenuhi pada produk olahan tersebut dan tidak berbeda jauh dengan dasar penyusunnya.
4.2 Tepung dan Pati
4.3 Umbi – Umbian
4.3.1
Mutu suatu jenis umbi dapat diamati dan diketahui dari tekstur, kekompakan, warna, kerusakan, dan bau.
4.3.2
Ciri suatu jeis umbi yang baik dapat diketahui sebagai contoh umbi cilembu yang baik bila setelah dimasak menjadi empuk dan kulitnya mudah terkelupas.
4.3.3
Produk olahan berbahan dasar umbi-umbian cukup banyak dan kandungan gizinya cukup terpenuhi pada produk olahan tersebut dan tidak berbeda jauh dengan bahan dasar penyusunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka dari buku maksimal 10 tahun yang lalu, jurnal 5 tahun yang lalu. Pustaka bukan dari artikel lepas atau tulisan tanpa pengarang (anonim).