LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUIDA LI QUIDA DAN SEMISOLIDA “Sediaan Emu lsi”
Disusun oleh:
Ai Kholisoh
P17335113001
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG JURUSAN FARMASI 2014
SEDIAAN Oleum Cocos 30%
I.
TUJUAN PERCOBAAN
-
Mengetahui formulasi dan prosedur pembuatan emulsi Oleum Cocos
-
Mampu membuat sediaan emulsi yang baik dan menentukan hasil evaluasi pada sediaan emulsi Oleum Cocos
II.
PENDAHULUAN
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Emulsi sebaiknya mengandung pengawet yang cocok. Penyimpanan kecuali dinyatakan lain, simpan dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk. Pada etiket harus juga tertera “KOCOK DAHULU”. (Farmakope Indonesia Edisi III ) Emulsi adalah sistem 2 fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi ada dua yaitu oil in water (o/w) atau minyak dalam air (m/a), dan water in oil (w/o) atau air dalam minyak (a/m). emulsi dapat distabilkan d istabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi yang disebut emulgator (amulsifying agent) atau surfaktan yang dapat mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesa n besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah. Surfaktan menstabilkan emulsi dengan cara menempati antar-permukaan tetesan dan fase fas e eksternal, dan dengan membuat batas fisik disekeliling partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan permukaan antar fase sehingga meningkatkan prosesemulsifikasi prosesemulsifikasi selama pencampuran. (Farmakope Indonesia Edisi IV) Emulsi dibuat untuk mendapatkan preparat atau sediaan yang stabil dan merata atau homogen dari campuran dua cairan yang saling bias tercampur. Tujuan pemakaian emulsi adalah: -
Untuk dipergunakan sebagai obat dalam atau peroral umumnya emulsi tipe o/w
-
Untuk dipergunakan sebagai obat luar. Biasanya ti pa o/w maupun w/o, tergantung pada banyak faktor, misalnya sifat zat nya atau efek terapi yang dikehendaki. dikehendaki. (Ilmu Resep hal, 120)
Oleum cocos atau minyak kelapa adalah minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm kering Cocos nicifera L. (Farmakope Indonesia Ed. III hal 456) Oleum cocos ini berupa minyak, maka dibuat emulsi karena memiliki sistem dua fas e, dimana minyak dan air (sebagai solvent) tidak dapat tercampur. Tetapi salah satu cairannya terdispersi oleh cairan pembawa (emulsifying agent). Efek farmakologi dari oleum cocos adalah emolien. Emolien (pelembab) berfungsi untuk melembabkan kulit. Adapun dosis yaitu pemakaian diketahui. Sedia an ini digunakan untuk topikal ( penggunaan luar) dan dioleskan pada bagian kulit.
III.
FORMULASI 1. Oleum Cocos
Zat Aktif
Oleum Cocos
Struktur
-
Rumus molekul
-
Titik lebur
23o C – 26o C (British Pharmacopoea 2009, hal 1505)
Pemerian
Cairan jernih tidak berwarna atau kuning pucat; bau khas, tidak tengik (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 456)
Kelarutan
Larut 1 : 2 bagian etanol 95% (60oC) Sangat mudah larut dalam kloroform dan eter Praktis tidak larut dalam air (British Pharmacopoea 2009, hal 1505) (Farmakope Indonesia Edisi III hal, 456)
Stabilita
Minyak kelapa tetap dapat dimakan, dan ringan dalam rasa dan bau, untuk beberapa tahun di bawah kondisi penyimpanan biasa. Namun, pada
paparan udara, minyak mudah mengoksidasi dan menjadi tengik, memperoleh bau yang tidak menyenangkan dan rasa asam yang kuat. Simpan dalam ketat, baik diisi kontainer, dilindungi dari cahaya pada suhu tidak melebihi 25o C. Minyak kelapa dapat terbakar pada suhu tinggi, dan mungkin secara spontan panas dan terbakar jika disimpan dalam kondisi panas dan basah. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 184) Inkompabilitas
Minyak kelapa bereaksi dengan zat pengoksidasi, asam dan basa. Polyethylene adalah mudah permeabel terhadap minyak kelapa. Telah terbukti bahwa kekuatan meningkat diperlukan untuk mengusir minyak kelapa dari jarum suntik plastik adalah karena penyerapan minyak menjadi plunger karet; ini mengakibatkan pembengkakan pada plunger karet
dan
peningkatan resistensi terhadap gerakan bawah jarum suntik barre (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 184-185) Keterangan lain
Digunakan sebagai emollient
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk (Farmakope Indonesi Edisi III, hal 456)
Kadar penggunaan
-
2. Tween 80 [C64H124O26] Zat
Tween 80
Sinonim
Atlas E; Armotan PMO 20; Capmul POE-O; Cremophor PS 80; Crillet 4; Crillet 50; Drewmulse POE-SMO; Drewpone
80K; Durfax 80; Durfax 80K; E433; Emrite 6120; Eumulgin SMO; Glycosperse O-20; Hodag PSMO-20; Liposorb O-20; Liposorb O-20K; Montanox 80; polyoxyethylene 20 oleate; polysorbatum 80; Protasorb O20; Ritabate 80;(Z)-sorbitan mono-9-octadecenoate poly(oxy1,2ethanediyl) derivatives; Tego SMO 80; Tego SMO 80V; Twee n 80 . (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 550) Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 549) Rumus molekul
C64H124O26 , 1310 (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 549)
Titik lebur Pemerian
Cairan berminyak, warna kuning, bau yang khas dan hangat, rasa agak pahit. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 550-551)
Kelarutan
Larut dalam air dan etanol Tidak larut dalam minyak
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 551) Stabilita
Polisorbat stabil untuk elektrolit dan asam lemah dan basa; saponifikasi bertahap terjadi dengan asam kuat dan basa. Ester asam oleat sensitif terhadap oksidasi. Polisorbat yang higroskopis harus diperiksa untuk kadar air sebelum digunakan dan dikeringkan jika diperlukan. Juga, sama dengan surfaktan polioksietilena lainnya, penyimpanan lama dapat menyebabkan pembentukan peroksida. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 551)
Inkompabilitas
Perubahan warna dan / atau pengendapan terjadi dengan berbagai zat, khususnya fenol, tanin, ter, dan bahan tarlike. itu aktivitas antimikroba pengawet paraben berkurang dalam kehadiran polisorbat. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 551)
Keterangan lain
Digunakan sebagai emulsifying agent
Penyimpanan
Harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat yang sejuk dan kering (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 551)
Kadar penggunaan
1 sampai 10 % untuk emulsifying agent digunakan bersama emulsi hidrofilik dalam emulsi minyak dalam air (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 550)
3. Span 80 [C24H44O6] Zat
Span 80
Sinonim
Ablunol S-80; Arlacel 80; Armotan MO; Capmul O; Crill 4; Crill 50; Dehymuls SMO; Drewmulse SMO; Drewsorb 80K; E494;Glycomul O; Hodag SMO; Lamesorb SMO; Liposorb O; Montane 80; Nikkol SO-10; Nissan Nonion OP-80R; Norfox Sorbo S-80; Polycon S80 K; Proto-sorb SMO; Protachem SMO; S-Maz 80K; Sorbester P17; Sorbirol O; sorbitan oleate; sorbitani
oleas; Sorgen 40; Sorgon S-40-H; Span 80; Tego SMO (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 676) Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 675) Rumus molekul
C24H44O6 , 429
Titik lebur
-
Pemerian
Krim-cairan kental atau padatan berwarna kuning dengan bau
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 675)
dan rasa yang khas (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 676) Kelarutan
umumnya larut atau terdispersi dalam minyak; mereka juga larut dalam sebagian besar pelarut organik. Dalam air, meskipun tidak larut, mereka umumnya terdispersi. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 676)
Stabilita
Pembentukan sabun bertahap terjadi dengan asam kuat atau basa; sorbitan ester stabil dalam asam lemah atau basa. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 677)
Inkompabilitas
-
Keterangan lain
Digunakan sebagai emulsifying agent
Penyimpanan
Disimpan dalam wadah tertutup baik dalam sejuk dan kering. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 677)
Kadar
1 sampai 10 % untuk emulsifying agent digunakan bersama
penggunaan
emulsi hidrofilik dalam emulsi minyak dalam air (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 676)
4. Butylated Hydroxytoluene [C15H24O] Zat
Butylated Hydroxytoluene
Sinonim
Agidol; BHT; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol; butyl-hydroxytoluene; butylhydroxytoluenum; Dalpac; dibutylated hydroxytoluene; 2,6-di-tert-butyl-p-cresol; 3,5-ditert-butyl-4hydroxytoluene; E321; Embanox BHT; Impruvol; Ionol CP; Nipanox BHT; OHS28890; Sustane; Tenox BHT; Topanol; Vianol (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75) Rumus molekul
C15H24O , 220.35
Titik lebur
70o C
Pemerian
Kristal padat atau bubuk, warna kuning keputihan pucat, dan
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
bau fenolik karakteristik samar. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75) Kelarutan
Praktis tidak larut dalam air, glycerine, propylenglikol Sangat mudah larut dalam acetone, benzene, etanol 95%, methanol, toluene, minyak mineral (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
Stabilita
Paparan cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan perubahan warna dan kerugian aktivitas. Butylated hydroxytoluene harus disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 76)
Inkompabilitas
Butylated hydroxytoluene adalah fenolik dan mengalami reaksi karakteristik fenol. Hal ini tidak sesuai dengan pengoksidasi kuat agen seperti peroksida dan permanganates. Kontak dengan oksidator dapat menyebabkan pembakaran spontan. garam besi menyebabkan perubahan warna dengan hilangnya aktivitas. Pemanasan dengan catalytic jumlah asam menyebabkan dekomposisi yang cepat dengan rilis isobutene gas yang mudah terbakar. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 76)
Keterangan lain
Digunakan sebagai antioksidan (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
Penyimpanan
Disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 76)
Kadar penggunaan
0,0075 sampai 0,1 % untuk penggunaan topical (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 75)
5. Metylparaben [C8H803] Zat
Metylparaben
Sinonim
Aseptoform M; CoSept M; E218; 4-hydroxybenzoic acid methyl ester; metagin; Methyl Chemosept; methylis
parahydroxybenzoas; methyl p-hydroxybenzoate; Methyl Parasept; Nipagin M; Solbrol M; Tegosept M; Uniphen P-23 (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 441) Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 441) Rumus molekul
C8H803 , 152.15 (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 441)
Titik lebur Pemerian
Kristal tak berwarna atu kristal putih bubuk dan tidak berbau (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 442)
Kelarutan
Ethanol 1 : 2 Ethanol (95%) 1 : 3 Ethanol (50%) 1 : 6 Ether 1 in 10 Glycerin 1 : 60 Peanut oil 1 : 200 Propylene glycol 1 : 5 Air 1 : 400 1: 50 (50oC) 1: 30 (80oC) (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 443)
Stabilita
Larutan mengandung air dari methylparaben pada pH Mei 0306 disterilkan oleh autoklaf pada 1208C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan air pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sementara larutan air pada pH 8 atau di atas tunduk pada hidrolisis cepat
(10% atau lebih setelah penyimpanan sekitar 60 hari pada suhu kamar) (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 443) Inkompabilitas
Aktivitas antimikroba Methylparaben dan paraben lainnya adalah sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti sebagai polisorbat 80, sebagai akibat dari micellization. Namun, propilen glikol (10%) telah ditunjukkan untuk mempotensiasi aktivitas antimikroba dari paraben di hadapan nonionik
surfaktan
dan
mencegah
interaksi
antara
methylparaben dan polisorbat 80. Tidak kompatibel dengan bahan lain, seperti bentonit, magnesium trisilikat, minyak esensial,
sorbitol, bedak, tragacanth, dan atropin, natrium
alginat, telah dilaporkan. Itu juga bereaksi dengan berbagai gula dan gula alkohol terkait. Penyerapan methylparaben dengan plastik juga telah dilaporkan; jumlah yang diserap tergantung
pada
jenis
plastik
dan
kendaraan.
Telah
menyatakan bahwa low-density dan high-density
botol
polyethylene tidak menyerap methylparaben. Methylparaben berubah warna dengan adanya besi dan tunduk pada hidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 443) Keterangan lain
Digunakan sebagai preservative (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 441)
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk dan kering (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 443)
Kadar penggunaan
0,02 sampai 0,3 % untuk topical (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 442)
6. Propylparaben [C10H12O3]
Zat
Propylparaben
Sinonim
Aseptoform P; CoSept P; E216; 4-hydroxybenzoic acid propyl ester; Nipagin P; Nipasol M; propagin; Propyl Aseptoform; propyl butex; Propyl Chemosept; propylis parahydroxybenzoas; propyl phydroxybenzoate; Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P-23. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 596)
Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 596) Rumus molekul
C10H12O3 , 180.20
Titik lebur
-
Pemerian
Bubuk Kristal putih, tidak berbau dan rasa hambar th
(6 Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 596) Kelarutan
Sangat mudah larut dalam Acetone dan eter Ethanol (95%) 1 : 1.1 Ethanol (50%) 1 : 5.6 Glycerin 1 : 250 Mineral oil 1 : 3330 Peanut oil 1 : 70 Propylene glycol 1 : 3.9 Propylene glycol (50%) 1 : 110 Air 1 : 4350 (15oC) 1 : 2500 1 : 225 (80 oC) (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597)
Stabilita
Solusi propil paraben berair pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf, tanpa dekomposisi. Pada pH 3-6, berair solusi stabil (kurang dari 10% dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sementara solusi pada pH 8 atau di atas tunduk pada hidrolisis yang cepat (10% atau lebih setel ah
sekitar 60 hari di suhu kamar). (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597) Inkompabilitas
Aktivitas di
antimikroba
hadapan
surfaktan
propil
paraben
nonionik
berkurang
sebagai
akibat
jauh dari
micellization. Penyerapan propylparaben oleh plastik telah dilaporkan, dengan jumlah yang diserap tergantung pada jenis plastik
dan
kendaraan.
Magnesium
silikat
aluminium,
magnesium
trisilikat, oksida besi kuning, dan biru laut biru juga telah dilaporkan
kepada
menyerap
propil
paraben,
sehingga
mengurangi efektivitas pengawet. Propylparaben berubah warna dengan adanya besi dan tunduk hidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597) Keterangan lain
Digunakan untuk preservative (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 596)
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup, terhindar dari cahaya, ditempat sejuk dan kering (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597)
Kadar penggunaan
0,5 % (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 597)
7. Cetyl Alkohol [C16H34O] Zat
Cetyl Alkohol
Sinonim
Alcohol cetylicus; Avol; Cachalot; Crodacol C70; Crodacol C90; Crodacol C95; ethal; ethol; HallStar CO-1695; 1hexadecanol; nhexadecyl alcohol; Hyfatol 16-95; Hyfatol 1698; Kessco CA; Lanette 16; Lipocol C; Nacol 16-95; palmityl alcohol; Rita CA; Speziol C16 Pharma; Tego Alkanol 16; Vegarol 1695.
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155) Struktur
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155) Rumus molekul
C16H34O , 242.44
Titik lebur
45o – 52o C
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155)
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156) Pemerian
Seperti lilin, serpihan putih, butiran, kubus, atau coran. Ini memiliki bau yang khas samar dan rasa hambar. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155)
Kelarutan
Sangat mudah larut dalam etanol 95% dan eter. Kelarutan meningkat dengan meningkatnya suhu; praktis tidak larut dalam air. Larut bila dilelehkan dengan lemak, cair dan parafin padat, dan isopropil miristat. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156)
Stabilita
setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan udara; tidak menjadi tengik. Ini harus disimpan dalam sebuah sumur-ditutup wadah di tempat yang sejuk dan kering. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156)
Inkompabilitas
Tidak kompatibel dengan oksidator kuat. Setil alkohol bertanggung jawab untuk menurunkan titik leleh ibuprofen, yang hasil dalam kecenderungan menempel selama proses lapisan film kristal ibuprofen. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156)
Keterangan lain
Digunakan
sebagai
Coating
agent;
emulsifying
agent;
stiffening agent. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 155) Penyimpanan
Disimpan dalam sebuah sumur-ditutup wadah di tempat yang sejuk dan kering. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 156)
Kadar penggunaan
-
8. Aquadestilata [H2O] Zat
Aquadestilata
Sinonim
Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide. ( 6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipience, hal 766 )
Struktur
( 6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipience, hal 764 ) Rumus
H2O
molekul
(FI III halaman 96)
Titik lebur
0 derajat celcius
Pemerian
Cairan jernih, tidak berwarna, tidah berbau, tidak mempunyai rasa (FI III halaman 96)
Kelarutan
Larut dengan kebanyakan larutan polar ( 6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipience, hal 766 )
Stabilitas
Air secara kimiawi stabil dalam semua keadaan fisik. Air yang meninggalkan sisitem pemurnian farmasi dan memasuki tengki penyimpanan harus memenuhi persyaratan tertentu. Tujuan ketika merancang dan mengoperasikan penyimpanan dan distribusi sistem adalah untuk menjaga air agar tidak melebihi batas yang di izinkan selama penyimpanan. ( 6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipience, hal 766 )
Inkompabilitas
Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan eksipien lain yang rentan tehadap hidrolisis pada suhu kamar. Air dapat bereaksi dengan logam alkali. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat berbagai komposisidan dengan bahan-bahan organic tertentu dan kalium karbida. (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 768)
Keterangan
Digunakan sebagai solvent.
lain
(6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 766)
Penyimpanan
Harus disimpan dalam wadah tertutup (6th Hand Book Of Pharmaceutical Excipients, hal 766)
Kadar
-
penggunaan
IV.
PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PENYELESAIAN No.
1.
Permasalahan
Penyelesaian
Oleum cocos praktis tidak larut Maka dalam air
dibuat
menambahkan
emulsi emulgator
dengan yaitu
tween 80 dan span 80 2.
Oleum cocos mudah teroksidasi
Maka ditambahkan antioksidan
yaitu Butylated Hydroxytoluene (BHT)
3.
Mencegah supaya mikroba
4.
pada
pertumbuhan
sediaan
Maka
ditambahkan
selama antara
kombinasi
Methylparaben
dan
penyimpanan
Propylparaben sebagai preservatif
Sediaan oleum cocos dibuat untuk
Untuk
penggunaan topikal
sediaan ditambahkan oleum rosae
memperbaiki
bau
dari
sebagai parfume 5.
Untuk melarutkan sediaan
Ditambahkan sebagai solvent
V.
PENDEKATAN FORMULA
No. Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
1.
Oleum Cocos
30%
Zat aktif
2.
Tween 80
3.
Span 80
4.
Sodium Lauryl Sulfate
1,5%
Emulsifying agent
5.
Metylparaben
0,2%
Preservative
6.
Propylparaben
0,1%
Preservative
7.
Oleum Rosae
5%
q.s (optimasi) q.s
Emulsifying agent Emulsifying agent
Parfume
8.
Pewarna pink
9.
Cetyl Alkohol
3%
Coating agent
10.
Butylated Hydroxytoluene
0,05%
Antioksidan
11.
Propilenglycol
15%
Preservative
12.
Aquadestilata
q.s
Solvent
VI.
PENIMBANGAN Penimbangan
(optimasi)
Coloring agent
aquadestilata
Dibuat sediaan 8 botol (@ 60 ml) = 500 ml
No.
VII.
Nama Bahan
Jumlah yang Ditimbang
1.
Oleum Cocos
150 gram
2.
Tween 80
13,3175 gram
3.
Span 80
11,6825 gram
4.
Sodium Lauryl Sulfate
7,5 gram
5.
Metylparaben
1 gram
6.
Propylparaben
0,5 gram
7.
Oleum Rosae
q.s (optimasi)
8.
Pewarna pink
q.s (optimasi)
9.
Cetyl Alkohol
15 gram
10.
Butylated Hydroxytoluene
0,25 gram
11.
Aquadestilata
q.s
PROSEDUR PEMBUATAN
1. Dicuci semua botol, lalu keringkan 2. Dikalibrasi botol 62 ml : -
Diukur 62 ml air kedalam gelas ukur
-
Dimasukkan kedalam botol
-
Diberi tanda batas kalibrasi
-
Dibuang air, kemudian keringkan botol hingga siap digunakan
-
Dilakukan langkah diatas untuk 8 botol
3. Dikalibrasi beaker glass I (500 ml) -
Diukur 500 ml air dalam gelas ukur
-
Dimasukkan kedalam beaker glass I
-
Diberi tanda batas kalibrasi
-
Dibuang air, kemudian keringkan beaker glass I hingga siap digunakan
4. Ditimbang semua bahan 5. Campurkan span 80 dan cetyl alcohol ke fase minyak didalam beaker glass 250 ml, lalu panaskan 6. Masukkan tween 80 ke fase air didalam beaker glass 250 ml, lalu panaskan
7. Setelah dipanaskan didapat suhu masing-masing fase air dan minyak yaitu antara 6070oC 8. Dimasukkan BHT, propilparaben, dan methylparaben ke fase minyak lalu panaskan 9. Lalu dimasukkan fase air kedalam beaker glass 500 ml, ditambahkan fase minyak 10. Diaduk dengan menggunakan mixer + 5 menit 11. Lalu diaduk dengan batang pengaduk sampai benar-benar dingin 12. Ditambahkan aquadest kedalam beaker glass 500ml sampai tanda kalibrasi 13. Ditambahkan oleum rosae sebanyak 20 tetes, sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen 14. Ditambahkan pewarna pink yang telah dilarutkan sebanyak 10 tetes, sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen 15. Setelah selesai, dimasukkan sediaan kemasing-masing botol masing-masi ng 62 ml 16. Kemas dan beri etiket
VIII. DATA PENGAMATAN EVALUASI SEDIAAN No
Jenis
Prinsip evaluasi
evaluasi
Jumlah
Hasil
sampel
pengamatan
Mengetahui warna, 1.
Uji
penampilan dan bau
Organoleptic
yang terdapat pada
3
masing-masing sediaan
Syarat
Warna
Warna,
merah
rasa, dan
Penampilan
penampilan
baik
harus
Bau oleum
sesuai saat
rosae
waktu
(mawar)
pembuatan pH pada
2.
Mengetahui pH yang Uji pH
terdapat pada masing-
(1) 6 3
masing sediaan
(2) 6 (3) 6
masingmasing botol harus sama dan merata
3.
Uji Volume
Mengetahui kesetaraan
Terpindahkan
volume pada masing-
3
(1) 61,33
Tinggi
(2) 60,9
volume
masing sediaan
(3) 60,25
pada masingmasing sediaan harus sama dan tidak boleh kurang dari 60 ml
(1) 3,45 s (2) 3,82 s (3) 2,95 s Rata-rata = 3,07 s (4) Terha
4.
Uji Viskositas
dap
Mengetahui viskositas (kekentalan) pada
propi
3
lengl
sediaan
ykol = 29,30 3 cP (5) Terha
Viskositas pada masingmasing botol sediaan harus bisa dituang tetapi tidak encer dan kental
dap sorbit ol = 18,37 9 5.
Uji BJ
Mengetahui berat jenis pada sediaan
3
Rata-rata
BJ pada
bobot
masing-
sediaan =
masing
1,0131
botol
Rata-rata
sediaan
bobot air =
harus
0,995
setara dan merata
Mengetahui 6.
Uji Tinggi
sedimentasi pada
Sedimentasi
sediaan dengan waktu
1
yang telah ditentukan
10” = 10 cm
Masing-
20” = 10 cm
masing
30” = 9,8 cm
sediaan
60” = 9,8 cm
suspensi
120”= 9,8cm
yang di uji
1hari=
tidak
3hari=
terdapat
6hari=
caking Tipe emulsi
7.
Uji Tipe
Mengetahui tipe emulsi
Emulsi
pada sediaan
1
Tipe oil in water
pada saat pengujian harus sama seperti saat pembuatan
IX.
PEMBAHASAN
emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalah sistem disperse; fase cair yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi. Fase cairan terdispersi disebut fase dalam; sedangkan fase cairan pembawanya disebut fase luar. Jika fase dalam berupa minya atau larutan dalam minyak dan fase luarnya air atau larutan, emulsi disebut emulsi minyak dalam air(m/a); sedangkan jika sebaliknya emulsi disebut emulsi air dalam minyak (a/m). (Formularium Nasional Ed. II hal 314)
emulsi menggunakan zat pengemulsi sintetik, umumnya dibuat sebagai berikut: zat pengemulsi yang mudah larut dalam air, terlebih dahulu dilarutkan dalam air atau fase air sedangkan zat pengemulsi yang
mudah larut dalam minyak, terlebih dahulu
dilarutkan dalam minyak. (Formularium Nasional Ed. II hal 314) emulsi dikatakan tidak stabil jika mengalami hal-hal berikut: -
Creaming yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, yaitu satu bagian mengandung fase disper lebih banyak daripada lapisan yang lainnya. Ceaming bersifat reversible, artinya jika dikocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
-
Koalesensi atau cracking (breaking) adalah pecahnya emulsi karena film yang meliputi partiker rusak dan butir minyak berkoalesensi atau menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat irreversible (tidak dapat diperbaiki kembali). Hal ini terjadi karena: a. Peristiwa kimia; seperti penambahan alcohol, perubahan pH, penambahan elektrolit CaO/CaCl2 eksikatus b. Peristiwa fisika; seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan. c. Peristiwa biologis; seperti fermentasi bakteri, jamur, atau ragi.
-
Inversi fase adalah peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba atau sebaliknya. Sifatnya irreversible. Sediaan oleum cocos dibuat dengan komponen dua fasa, yaitu fasa minyak dan air.
Masing-masing fasa dipanaskan pada suhu 60-70 o C, kemudian masukkan fasa minyak kedalam beaker glass yang sudah terisi oleh fasa air, lalu aduk sampai homogen dan pengadukan dibantu oleh mixer + 5 menit, setelah itu aduk dengan batang pengaduk sampai sediaan emulsi benar-benar dingin. Setelah dingin tambahkan parfume sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai menghasilkan bau yang cukup. Kemudian tambahkan coloring agent sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai memberikan warna yang sesuai dan diharapkan. Setiap emulgator memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan ini dikenal dengan istilah “HLB” (Hydrophyl Lipophyl Balance), yaitu angka yang menunjukan perbandingan antara kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil. Semakin besar harga HLB, berarti semakin banyak kelompok yang suka air, artinya emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya. Adapun perhitungan HLB untuk sedian emulsi Oleum Cocos sebagai berikut:
% Tween 80 = (10 – 4,3) / (15 – 4,3) x 100% = 53, 27 % = 53,27/100 x 25 gram = 13,3175 gram % Span 80 = 100% - 53,27% = 46,73 % = 46,73/100 x 25 gram = 11,6825 gram Setelah hampir seminggu sampai dua mingguan maka dilakukan evaluasi pada sediaan, seperti berikut: 1. Uji organoleptik Dalam evaluasi dilakukan uji organoleptic yaitu uji bau, penampilan, dan warna pada masingmasing botol sediaan emulsi. Bau yang tercium harus sama seperti bau pada saat pembuatan awal sediaan emulsi. Warna yang diuji dan terlihat oleh kasat mata harus sama seperti yang diharapkan atau pada saat awal pembuataan emulsi. Penampilan dari masing-masing sediaan emulsi harus terlihat baik tepatnya sama seperti pada saat awal pembuatan. 2. Uji pH Masing-masing botol sediaan emulsi diuji dengan kertas pH. Dilakukan agar mengetahui nilai pH pada masing-masing sediaan emulsi dengan syarat pH pada masing-masing sediaan emulsi harus sama dan merata sehingga dapat mempertahankan keseragamannya. 3. Uji volume terpindahkan Evaluasi dilakukan dengan memasukan emulsi kedalam gelas ukur 100 ml. lalu ukur tinggi volume pada masing-masing sediaan dengan syarat semua sediaan mempunyai volume 100% sama pada saat pembuatan. 4. Uji viskositas Dilakukan pada masing-masing botol sediaan yang telah ditentukan, bertujuan agar mengetahui kekentalan (viskositas) sediaan emulsi. Pertama masukkan larutan emulsi kedalam gelas ukur 100ml, lalu masukkan kelereng kedalamnya. kemudian hitung lama waktu kelereng jatuh dari awal menyentuh emulsi sampai bawah ujung emulsi. Rata-rata nilai viskositas masing-masing kelompok dan dikonversikan dengan propolenglikol dan sorbitol sebagai berikut:
Viskositas
Viskositas
terhadap
terhadap
Propylenglikol
Sorbitol
I
29,303 cP
18,379 cP
3,07 s
II
11,74 cP
7,36 cP
1,23 s
III
10,69 cP
6,705 cP
1,12 s
IV
8,37 cP
0,32 cP
42,23 s
V
17,56 cP
0,68 cP
20,136 s
VI
36,41 cP
1,42 cP
9,713 s
VII
18,42 cP
11,55 cP
1,033 s
Kelompok
Rata-rata viskositas
5. Uji Bobot Jenis Dalam evaluasi ini pengujian dilakukan menggunakan alat yaitu piknometer 1 ml. Larutan emulsi dimasukkan kedalam piknometer lalu timbang, dan catat hasilnya (w 1). Lalu larutan emulsi dibuang dan piknometer dibersihkan, tunggu sampai benar-benar kering jika bisa dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 100 o C. setelah kering timbang kembali piknometer, catat hasilnya (wo). Hasil dari w1 – w0 dinamakan BJ 6. Uji sedimentasi Pengujian dilakukan dengan cara larutan emulsi dimasukkan kedalam gelas ukur 100 ml. Kemudian ukur tinggi sedimentasi dengan penggaris dimulai dari menit ke nol sampai selang waktu yang telah ditentukan, lalu catat. 7. Uji tipe emulsi Pertama-tama emulsi dicampurkan dengan metilen biru didalam cawan petri, jika memberikan warna biru maka emulsi tipe o/w, karena metilen biru larut dalam air. Jika sebaliknya, tidak tercampur maka emulsi tipe w/o yang tidak larut dalam air. 8. KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan yang dibuat adalah sebagai berikut. No. Nama Bahan
Jumlah
Kegunaan
1.
Oleum Cocos
2.
Tween 80
3.
Span 80
4.
Metylparaben
0,2%
Preservative
5.
Propylparaben
0,1%
Preservative
6.
Oleum Rosae
7.
Pewarna pink
8.
Cetyl Alkohol
3%
Coating agent
9.
Butylated Hydroxytoluene
0,05%
Antioksidan
10.
Propilenglycol
15 %
Preservative
11.
Aquadestila
q.s
Solvent
X.
30% 5%
q.s (optimasi) q.s (optimasi)
Zat aktif Emulsifying agent Emulsifying agent
Parfume
Coloring agent
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. F armakope I ndonesia edisi I I I . Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia Departemen Kesehatan, 2009. Br iti sh Pharmacope ed 1 & I I . London: Departemen Kesehatan th Rowe, Raymond,. 2009. H and Book Of Phar maceuti cal Excipi ents 6 . London:
Pharmaceutical Press Syamsuni, A,. 2006. I lm u Resep . Jakarta : Buku Kedokteran EGC Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. F ormular ium Nasional Edisi I I . Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia