BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR LATAR BELAKANG Gigi Gigi Impa Impaks ksii adal adalah ah gigi gigi yang yang gaga gagall erups erupsii secar secaraa utuh utuh pada pada posi posisi si yang yang
seharusnya. Hal ini dapat terjadi karena tidak tersedianya ruangan yang cukup pada rahang untuk tumbuhnya gigi dan angulasi yang tidak benar dari gigi tersebut. Insiden impaksi yang paling sering terjadi adalah pada gigi molar tiga. Hal tersebut karena gigi gigi molar molar ketiga ketiga adalah adalah gigi gigi yang yang terakhi terakhirr tumbuh tumbuh,, sehing sehingga ga sering sering mengal mengalami ami impaksi karena tidak ada atau kurangnya ruang yang memadai. Menurut Chu dkk (200! 2".#$ dari %&'" %&'" pasien mengalami impaksi, impaksi, dan gigi molar molar ketiga mandibula yang paling sering mengalami impaksi ("2.$!. Menurut Goldberg yang dikutip oleh ridjaja bah)a pada #000 rontgen *oto yang dibuat pada tahun +0 dari penderita usia 20 tahun, +%$ diantaranya mempunyai paling sedikit satu gigi impaksi. -edang hasil *oto panoramik dari '00 penderita usia antara +%2& tahun yang dibuat tahun +%+ +%+,, '.' '.'$ $ memp mempun unya yaii pali paling ng sedik sedikit it satu satu gigi gigi impa impaks ksi. i. /elu /eluha han n pend penderi erita ta berariasi dari yang paling ringan misalnya hanya terselip sisa makanan sampai yang terberat yaitu rasa sakit yang hebat disertai dengan pembengkakan dan pus. 1.2 RUMUSAN RUMUSAN MASALAH MASALAH
I.2.+ 1agaimana e*inis Impaksi 3 I.2.2 1agaimana 4tiopatogenesis impaksi3 I.2.# 1agaimana /lasi*ikasi impaksi 3 I.2.& 1agamana 4aluasi klinis pada Impaksi 3 I.2. 1agaimana 5era)atan pada impaksi 3 I.2.' 1agaimana 5rognosis pada kasus impaksi3 I.2.% /omplikasi apa yang dapat ditimbulkan impaksi 3
1.3
TUJUAN
I.#.+ Mengetahui e*inis Impaksi I.#.2 Mengetahui 4tiopatogenesis impaksi I.#.# Mengetahui /lasi*ikasi impaksi I.#.& Mengetahui 4aluasi klinis pada Impaksi I.#. Mengetahui 5era)atan pada impaksi 1
I.#.' Mengetahui 5rognosis pada kasus impaksi I.#.% Mengetahui komplikasi impaksi
1.4
MANFAAT
I.&.+
Menambah )a)asan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu gigi dan mulut pada khususnya.
I.&.2
-ebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan klinik bagian ilmu gigi dan mulut.
BAB II 2
STATUS PASIEN
2.1
2.2 +. 2.
IDENTITAS PASIEN
6ama
7 6y. Ika
8enis /elamin
7 5erempuan
9lamat
7 5agelaran Malang
:mur
7 #0 tahun
5ekerjaan
7 I;
-tatus
7 /a)in
-uku 1angsa
7 8a)a Indonesia
anggal 5eriksa
7 22 Maret 20+2
/onsul dari
7
Menderita 7
ANAMNESIS /eluhan :tama 7 Gigi berlubang sebelah kiri atas ;i)ayat 5enyakit 7 5asien mengeluhkan gigi kiri atas berlubang, sebelumnya satu
minggu yang lalu pasien sempat periksa di poli gigi ;-: /epanjen dan sekarang pasien ingin memeriksakan kembali karena obat yang diberikan telah habis. 5asien #.
&.
.
'. %.
mengatakan gigi sudah tidak nyeri dan bengkak lagi. ;i)ayat 5era)atan a. Gigi 7 pernah mencabut gigi ba)ah kiri dan kanan b. 8ar.lunak rongga mulut dan sekitarnya 7 idak pernah ;i)ayat /esehatan 7 /elainan darah 7 idak ditemukan /elainan endokrin 7 idak ditemukan /elainan 8antung 7 idak ditemukan Gangguan nutrisi 7 idak ditemukan /elainan kulitbatobatan yang telah
iabetes melitus /elainan jantung /elainan syara* 9lergi =ainlain
7 isangkal 7 isangkal 7 isangkal 7 isangkal 7
2.3 PEMERIKSAAN FISIK 1. 4kstra >ral Muka 5ipi kiri 5ipi kanan 1ibir atas 1ibir ba)ah -udut mulut /elenjar submandibularis kiri /elenjar submandibularis kanan /elenjar submental /elenjar leher /elenjar sublingualis /elenjar parotis kanan /elenjar parotis kiri 2. Intra >ral Mukosa labial atas Mukosa labial ba)ah Mukosa pipi kiri Mukosa pipi kanan 1ukal *old atas 1ukal *old ba)ah =abial *old atas =abial *old ba)ah Gingial rahang atas Gingial rahang ba)ah =idah asar mulut 5alatum onsil 5haryn?
8
7
6
2
5
4
7 simetris 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak teraba tidak ada kelainan 7 tidak teraba tidak ada kelainan 7 tidak teraba tidak ada kelainan 7 tidak teraba tidak ada kelainan 7 tidak teraba tidak ada kelainan 7 tidak teraba tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 4dema (@!, Hiperemi (@!, 5us (@! 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan 7 tidak ada kelainan
IV
III
II
II
A 7
6 1
5
I IV
V
/eterangan7
I
3
7
I
2
2
1
V
8
1
3
IV
III
IV
4
3
5
8
II
III
II
III
6
√
V
I
I
4
V
A
1
2 7
3 8
4
4 5
6
"
B -ondasi(!, perkusi (!, palpasi (!, C4 (!
B -ondasi(!, perkusi (!, palpasi (!, C4 (! " B Impaksi "
2.4
"
DIAGNOSA SEMENTARA
B 9bses Ginggia
B /aries 5ro*unda " = Impaksi
" 2.5 RENCANA PERAWATAN
"
B 5ro 4kstraksi
B 5ro ambal "
1. Pen!"#$#n %
;< 9mo?icillin tab 00 mg - # dd tab + pc
/ iclo*enat tab 0 mg - 2 dd tab + pc
2. Pe&e'()*##n Pen+n,#n % =ab.;ontgenologi mulut< ;adiologi =ab.5atologi anatomi -itologi 1iopsi =ab.Mikrobiologi 1akteriologi 8amur =ab.5atologi /linik • •
• •
6o. A
6o. DI
7 7 7 7 7 7 7 7
5
3. R+,+)#n % 5oli 5enyakit alam 5oli H 5oli /ulit E /elamin 5oli -yara*
7 7 7 7
2.- DIAGNOSE AKHIR
"
B 9bses Ginggia
2. LEMBAR PERAWATAN
6
T/
22<#
E/e&en
"
<+2
D(#n!*#
T0e'#(
Ke$
9bses
5ro 7 ekstraksi
/I47
Ginggiitis ;< 9mo?icillin 00mg 6o.A
;utin minum obat
- # dd tab + pc
dan antibiotic
/ iclo*enat 0mg
6o.DI
diminum
- 2 dd tab + pc
sampai tuntas
/ontrol kembali
;ajin
dan
rutin mera)at serta menjaga kebersihan ggi
BAB III PEMBAHASAN KASUS 2.1. DEFINISI IMPAKSI
7
Impaksi adalah keadaan dimana gigi tidak dapat erupsi seluruhnya atau sebagian karena tertutup oleh tulang atau jaringan lunak atau keduaduanya. Menurut Grace, gigi impaksi adalah gigi yang mempunyai )aktu erupsi yang terlambat dan tidak menunjukkan tandatanda untuk erupsi secara klinis dan radiogra*is. Menurut =ondhe, gigi impaksi adalah keadaan dimana terhambatnya erupsi gigi yang disebabkan karena terhambatnya jalan erupsi gigi atau posisi ektopik dari gigi tersebut. Menurut -id /irchheimer, gigi impaksi adalah gigi yang tidak dapat erupsi seluruhnya atau sebagian karena tertutup oleh tulang, jaringan lunak atau keduaduanya. 2.2. ETIOPATOLOGIS
8alan erupsi yang salah dari gigi permanen, kemungkinan besar dapat disebabkan oleh kegagalan resorpsi gigi desidui sehingga gigi desidui menjadi persistensi. Hal ini dapat menimbulkan kegagalan gigi permanen untuk bererupsi sehingga menjadi gigi terpendam. 1erikut ini disebutkan beberapa pendapat para ahli yang membahas mengenai etiologi impaksi yaitu 7 2.2.+
Menurut Moyers, pola herediter dapat menyebabkan gigi impaksi namun etiologi yang paling sering didapati adalah persistensi gigi susu, lesi lokal patologis dan penyempitan lengkung rahang atas. 1ishara dkk, meringkaskan teori Moyers bah)a penyebab impaksi seperti berikut 7 +. 5enyebab primer o
ingkat kecepatan resorpsi akar gigi sulung
o
rauma pada benih gigi sulung
o
Gangguan urutan erupsi gigi
o
/ekurangan tempat pada lengkung rahang
o
1enih gigi yang rotasi
o
5enutupan akar gigi yang dini
o
4rupsi kaninus rahang atas ke arah celah pada penderita palatoschisis.
2. 5enyebab sekunder o
ekanan otot yang tidak normal
o
Gangguan endokrin 8
o
e*isiensi itamin
2.2.2. Menurut Mc1ride, kegagalan erupsi gigi permanen untuk mencapai oklusi normal dalam lengkung gigi biasanya disebabkan oleh karena disharmoni antara ukuran mesiodistal gigi geligi dengan lebar lengkung rahang secara keseluruhan. 1ila hal ini yang terjadi gigi akan menyimpang dari posisi erupsi normal dan akhirnya menjadi impaksi. 5enyimpangan erupsi sering dihubungkan dengan posisi benih gigi tersebut yang terletak jauh dalam maksila sehingga harus menempuh jarak cukup jauh dan lebih rumit untuk mencapai posisi yang normal dalam lengkung gigi. 2.2.#. Menurut 1erger +. /ausa lokal o
5osisi gigi yang abnormal
o
ekanan terhadap gigi tersebut dari gigi tetangga
o
5enebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut
o
/urangnya tempat untuk gigi tersebut
o
Gigi desidui persintensi (tidak mau tanggal!
o
5encabutan gigi yang premature
o
In*lamasi yang kronis yang menyebabkan penebalan mukosa sekeliling gigi
o
9danya penyakitpenyakit yang menyebabkan nekrose tulang karena in*lamasi atau abses yang ditimbulkannya
o
5erubahanperubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak anak.
2. /ausa umum o
/ausa prenatal
o
/eturunan
o
o
Miscegenation /ausa postnatal 9
o
-emua keadaan atau kondisi yang dapat mengganggu pertumbuhan pada anakanak seperti 7 a. ;icketsia b. 9nemi c. -yphilis congenital
2.3. KLASIFIKASI IMPAKSI GIGI
2.#.+. 1erdasarkan si*at jaringan 1erdasarkan si*at jaringan, impaksi gigi molar ketiga dapat diklasi*ikasikan menjadi 7 +. Impaksi jaringan lunak 9danya jaringan *ibrous tebal yang menutupi gigi terkadang mencegah erupsi gigi secar normal. Hal ini sering terlihat pada kasus insisius sentral permanen, di mana kehilangan gigi sulung secara dini yang disertai trauma mastikasi menyebabkan *ibromatosis 2. Impaksi jaringan keras /etika gigi gagal untuk erupsi karena obstruksi yang disebabkan oleh tulang sekitar, hal ini dikategorikan sebagai impaksi jaringan keras. i sini, gigi impaksi secara utuh tertanam di dalam tulang, sehingga ketika *lap jaringan lunak dire*leksikan, gigi tidak terlihat. 8umlah tulang secara ekstensi* harus diangkat, dan gigi perlu dipotong potong sebelum dicabut. 2.#.2. /lasi*ikasi 5ell dan Gregory 5ell dan Gregory menghubunkan kedalaman impaksi terhadap bidang oklusal dan garis serikal gigi molar kedua mandibula dalam sebuah pendekatan dan diameter mesiodistal gigi impaksi terhadap ruang yang tersedia antara permukaan distal gigi molar kedua dan ramus ascendens mandibula dalam pendekatan lain.
10
+. 1erdasarkan relasi molar ketiga ba)ah dengan ramus mandibula a. /las I 7 iameter anteroposterior gigi sama atau sebanding dengan ruang antara batas anterior ramus mandibula dan permukaan distal gigi molar kedua. 5ada klas I ada celah di sebelah distal Molar kedua yang potensial untuk tempat erupsi Molar ketiga b. /las II 7 -ejumlah kecil tulang menutupi permukaan distal gigi dan ruang tidak adekuat untuk erupsi gigi, sebagai contoh diameter mesiodistal gigi lebih besar daripada ruang yang tersedia. c. /las III7 Gigi secara utuh terletak di dalam mandibula F akses yang sulit. 5ada klas III mahkota gigi impaksi seluruhnya terletak di dalam ramus. 2. /omponen kedua dalam sistem klasi*ikasi ini didasarkan pada jumlah tulang yang menutupi gigi impaksi. 1aik gigi impaksi atas maupun ba)ah bias dikelompokkan berdasarkan kedalamannya, dalam hubungannya terhadapgaris serikal Molar kedua disebelahnya. aktor umum dalam klasi*ikasi impaksi gigi rahang atas dan rahang ba)ah 7 a. 5osisi 97 1idang oklusal gigi impaksi berada pada tingkat yang sama dengan oklusal gigi molar kedua tetangga. Mahkota Molar ketiga yang impaksi berada pada atau di atas garis oklusal.
11
b. 5osisi 17 1idang oklusal gigi impaksi berada pada pertengahan garis serical dan bidang oklusal gigi molar kedua tetangga. Mahkota Molar ketiga di ba)ah garis oklusal tetapi di atas garis serikal Molar kedua c. 5osisis C7 1idang oklusal gigi impaksi berada di ba)ah tingkat garis serikal gigi molar kedua. Hal ini juga dapat diaplikasikan untuk gigi maksila.+0 Mahkota gigi yang impaksi terletak di ba)ah garis serikal
2.#.#. /lasi*ikasi inter inter mengajukan sebuah klasi*ikasi impaksi gigi molar ketiga mandibula berdasarkan hubungan gigi impaksi terhadap panjang aksis gigi molar kedua mandibula. 1eliau juga mengklasi*ikasikan posisi impaksi yang berbeda seperti impaksi ertikal, horiontal, inverted , mesioangular, distoangular, bukoangular, dan linguoangular. Juek et al mengajukan sebuah sistem klasi*ikasi menggunakan protractor ortodontik. alam penelitian mereka, angulasi dideterminasikan menggunakan sudut yang dibentuk antara pertemuan panjang aksis gigi molar kedua dan ketiga. Mereka mengklasi*ikasikan impaksi gigi molar ketiga mandibula sebagai berikut 7 1.
Dertikal (+0o sampai dengan +0o!7 9?is panjang gigi impaksi berada pada arah yang sama dengan a?is panjang gigi molar kedua
2.
Mesioangular (++o sampai dengan %o! 7 Gigi impaksi mengalami tilting terhadap molar kedua dalam arah mesial.
3.
Horiontal ("0o sampai dengan +00o! 7 9?is panjang gigi impaksi horiontal
4.
istoangular (++o sampai dengan %o! 7 9?is panjang molar ketiga mengarah ke distal atau ke posterior menjauhi molar kedua
5.
=ainnya (+++o sampai dengan "0o! 7 a. 1ukal atau lingual7 -ebagai kombinasi impaksi yang dideskripsikan di atas, gigi juga dapat mengalami impaksi secara bukal atau secara lingual b. ransersal7 Gigi secara utuh mengalami impaksi pada arah bukolingual c. -igni*ikansi7 iap inklinasi memiliki arah pencabutan gigi secara de*initi*. -ebagai contoh, impaksi mesioangular sangat mudah untuk dicabut dan impaksi distoangular merupakan posisi gigi yang paling sulit untuk dicabut. 12
Gigi maksila dengan posisi bukal lebih mudah dicabut karena tulang yang menutupi gigi lebih tipis, sedangkan gigi pada sisi palatal tertutupi jumlah tulang yang banyak, dan membuat ekstraksi sulit untuk dilakukan. 5osisi mesioangular paling sering terjadi pada impaksi gigi ba)ah sedangkan posisi distoangular paling sering terjadi pada impaksi gigi atas. :ntungnya kedua gigi tersebut juga paling mudah pencabutannya. idasarkan pada hubungan ruang, impaksi juga dikelompokkan berdasarkan hubungan bukallingualnya. /ebanyakan impaksi Molar ketiga ba)ah mempunyai mahkota mengarah ke lingual. 5ada impaksi Molar ketiga yang melintang, orientasi mahkota selalu ke lingual. Hubungan melintang juga terjadi pada impaksi gigi atas tetapi jarang. 2.4. EALUASI KLINIS
5emeriksaan a)al harus berupa sebuah ri)ayat medis dan dental, serta pemeriksaan klinis ektra oral dan intral oral yang menyeluruh. Hasil penemuan positi* dari pemeriksaan ini seharusnya dapat mendeterminasikan apakah pencabutan diindikasikan atau disarankan, dan harus mengikutsertakan pemeriksaan radiologi. 2.&.+. 5emeriksaan =okalis +. S$#$+* e'+*( (( (&#)*( . -tatus erupsi gigi impaksi harus diperiksa karena status pembentukan mendeterminasikan )aktu pencabutan. Idealnya, gigi dicabut ketika duapertiga akar terbentuk. 8ika akar telah terbentuk sempurna maka gigi menjadi sangat kuat, dan gigi terkadang displitting untuk dapat dicabut. 2. Re*!'*( &!/#' )e+#. /arena kurangnya ruang molar ketiga yang impaksi sehingga memungkin terjadi resorpsi akar pada molar kedua. -etelah pencabutan gigi molar ketiga yang impaksi, molar kedua harus diperiksa untuk interensi endodontik atau periodontik tergantung pada derajat resorpsi dan keterlibatan pulpa. #. A#n# (ne)*( /!)#/ *ee'$( e'(!)!'!n($(* . In*eksi ini merupakan sebuah in*lamasi jaringan lunak yang menyelimuti mahkota gigi yang sedang erupsi yang hampir seluruhnya membutuhkan penggunaan antibiotik atau prosedur yang jarang dilakukan, eksisi pembedahan pada kasus rekuren. 5eriokoronitis rekuren terkadang membutuhkan pencabutan gigi impaksi secara dini. &. Pe'$(&"#n#n
!'$!!n$() .
/arena
molar
ketiga
yang
sedang
erupsi,
memungkinkan terjadi berjejal pada regio anterior setelah pera)atan ortodonti yang
13
berhasil. >leh karena itu, disarankan untuk mencabut gigi molar ketiga yang belum erupsi sebelum memulai pera)atan ortodontik. . K#'(e* #$#+ 'e*!'*( &!/#' )e$(# #n (( $e$#n# . 9kibatnya kurangnya ruang, kemungkinan terdapat impaksi makanan pada area distal atau mesial gigi impaksi yang menyebabkan karies gigi. :ntuk mencegah karies serikal gigi tetangga, disarankan untuk mencabut gigi impaksi. '. S$#$+* e'(!!n$#/ . 9danya poket sekitar gigi molar ketiga yang impaksi atau molar kedua merupakan indikasi in*eksi. 5enggunaan antibiotic disarankan harus dilakukan sebelum pencabutan gigi molar ketiga impaksi secara bedah untuk mengurangi komplikasi post-operatif. %. O'(en$#*( #n 0+"+n#n (( $e'0## (ne)*( *#/+'#n #)#' (( . hal ini akan didiskusikan secara detail pada pemeriksaan radiologi. ". H+"+n#n !)/+*#/. Hubungan oklusal molar ketiga rahang atas terhadap molar ketiga rahang ba)ah harus diperiksa. /etika gigi molar ketiga rahang ba)ah yang impaksi berada pada sisi yang sama diindikasikan untuk ekstraksi, sisi yang satunya juga harus diperiksa. . Nodus limfe regional . 5embengkakan dan rasa nyeri pada nodus limfe regional mungkin terindikasi in*eksi molar ketiga 2.&.2. ;adiologi
5emeriksaan radiogra*is sangat penting dilakukan untuk menunjang suatu diagnosis dan penentuan lokasi kaninus impaksi. 5emeriksaan tersebut dapat berupa 7 +. ilm periapikal dan oklusal ;adiogra*i periapikal berguna untuk menentukan resorbsi akar dari gigi tetangga, status periodontal dan kedekatan akar . :ntuk menentukan posisi impaksi dalam arah bukolingual biasanya dilakukan pengambilan radiogra*i oklusal yang memberikan orientasi horiontal yang baik bagi gigi serta posisi mahkota dan apeks relati* terhadap gigi tetangga 2. ilm ekstraoral
14
a. -e*alometri *rontal dan lateral dapat membantu menentukan posisi kaninus impaksi, terutama hubungannya dengan struktur *asial lain (misalnya sinus maksila atau dasar hidung!. b. ilm panoramik merupakan radiogra*i yang paling umum dan sering digunakan dalam pemeriksaan dan pera)atan gigi geligi, dapat dijadikan acuan untuk memprediksi kaninus impaksi yaitu lokasi mahkota kaninus dan sudutnya terhadap midline 5emeriksaan radiogra*is dapat digunakan untuk melihat 7 +.
9da tidaknya gigi permanen yang mengalami impaksi
2. 5osisi apeks gigi impaksi dalam lengkung rahang serta hubungannya dengan apeks premolar pertama #. =etak mahkota gigi permanen impaksi. &. =ebar mesio distal gigi permanen yang akan erupsi. Hal ini penting untuk menentukan apakah gig tersebut mendapat ruangan yang cukup di dalam lengkung rahang. . 9da tidaknya resorpsi akar '. 5erlu atau tidaknya pera)atan ortodonti pada gigi geligi lainnya. 2.5. PERAWATAN
5era)atan yang dilakukan pada impaksi gigi molar tiga adalah pengangkatan gigi molar tiga tersebut. Gigi molar yang impaksi atau tumbuh miring tidak ber*ungsi dengan baik dalam pengunyahan dan menyebabkan berbagai macam gangguan. Itulah mengapa gigi tersebut lebih baik diangkat daripada dipertahankan. -emakin cepat mengangkat gigi molar tiga impaksi akan semakin baik daripada harus menunggu sampai timbulnya komplikasi dan rasa sakit yang lebih lanjut. 1ila 9nda menunggu sampai timbul rasa sakit dan keluhan lainnya, resiko terjadinya komplikasi pada saat pengangkatan tentunya akan lebih tinggi, bahkan proses penyembuhan mungkin akan lebih la ma. -emakin muda usia 2.-. PROGNOSIS
5rognosis impaksi umumnya baik dengan penangan segera, sehingga tidak menimbulkan komplikasi.
15
2.. KOMPLIKASI
Gigi molar ketiga merupakan salah satu gigi yang paling banyak dibahas dalam literatur kedokteran gigi, dan pertanyaan besar yang mengemuka adalah apakah perlu untuk melakukan ekstraksi atau tidak perlu mendapatkan perhatian khusus bagi pro*esional untuk memperdebatkan maneuer yang sangat kontroesial ini untuk merencanakan dan mempelajari subjek ini. alaupun tidak semua gigi molar ketiga menyebabkan masalah klinis dan patologis, tiap gigi molar ketiga memiliki sebuah potensi yang besar untuk menyebabkan masalah periodontal yang berhubungan dengan perikoronitis, karies molar, reabrsorbsi gigi molar kedua, dan juga pembentukan kista dan tumor /erusakan atau keluhan yang ditimbulkan dari impaksi dapat berupa7 1.
In*lamasi In*lamasi merupakan suatu perikoronitis yang lanjutannya menjadi abses dento
aleolar akutkronis, ulkus submukus yang apabila keadaan tubuh lemah dan tidak mendapat pera)atan dapat berlanjut menjadi osteomyelitis. 1iasanya gejalagejala ini timbul bila sudah ada hubungan soket gigi atau *olikel gigi dengan rongga mulut.
16
2. ;esorpsi gigi tetangga -etiap gigi yang sedang erupsi mempunyai daya tumbuh ke arah oklusal gigi tersebut. 8ika pada stadium erupsi, gigi mendapat rintangan dari gigi tetangga maka gigi mempunyai daya untuk mela)an rintangan tersebut. Misalnya gigi terpendam molar ketiga dapat menekan molar kedua, kaninus dapat menekan insisius dua dan premolar. 5remolar dua dapat menekan premolar satu. isamping mengalami resorpsi, gigi tetangga tersebut dapat berubah arah atau posisi. #. /ista -uatu gigi yang terpendam mempunyai daya untuk perangsang pembentukan kista atau bentuk patologi terutama pada masa pembentukan gigi. 1enih gigi tersebut mengalami rintangan sehingga pembentukannya terganggu menjadi tidak sempurna dan dapat menimbulkan primordial kista dan *olikular kista. &. ;asa sakit ;asa sakit dapat timbul bila gigi terpendam menekan syara* atau menekan gigi tetangga dan tekanan tersebut dilanjutkan ke gigi tetangga lain di dalam deretan gigi, dan ini dapat menimbulkan rasa sakit.
17
BAB I KESIMPULAN P'!&!$(
memberikan edukasi pada penderita untuk menjaga oral hygiene P'e6en$(
:ntuk mencegah terjadinya komplikasi pada impaksi 7 •
-ikat gigi dengan cara yang benar dan gunakan pasta gigi yang nyaman untuk kesehatan gigi dan gusi anda.
•
5emeriksakan gigi rutin tiap ' bulan sekali ke dokter gigi.
•
/urangi makanan yang manis dan yang kering.
•
5engangkatan<4ktraksi gigi yang impaksi
K+'#$(
Meneruskan menkomsumsi obat yang masih tersisa dan kembali memeriksakan diri setelah obat habis
18
DAFTAR PUSTAKA
+. 9lamsyah ;M, -itumarong 6.(200!. ampak gigi molar tiga mandibula impaksi terhadap kualitas hidup mahasis)a uniersitas sumatera barat. entika ental 8ournal K+0(2!7%#& 2. 9stuti 4;. (2002!. 5realensi karies pada permukaan distal gigi geraham dua rahang ba)ah yang diakibatkan oleh impaksi gigi geraham tiga rahang ba)ah. 8urnal MI/GIKID(%!7+&' #. 1eek GCD. Mor*ologi gigi 2nd ed. 4ditor7 9ndrianto 5. 9lih 1ahasa7 Lu)ono =. 8akarta74GCK+',p.+0+ &. Chanda MH, ahbia 6. 5engaruh bentuk gigi geligi terhadap terjadinya impaksi gigi molar ketiga rahang ba)ah. ento*asial 8urnal /edokteran Gigi 200%K '(2!7'' . )ipayanti 9, 9driatmoko , ;ochim 9. /omplikasi post odontektomi gigi molar ketiga rahang ba)ah impaksi. 8ournal o* the Indonesian ental 9ssocation 200K"(2!720 '. ragiskos . >ral surgery. 4ditor7 -chroder GM, Heidelberg. 9lih 1ahasa7 sitsogianis H. 1erlin7 -pringerK 200%,p.+2'% %. 6asir M, Ma)ardi. 5era)atan impaksi impaksi gigi insisius sentralis maksila dengan kombinasi teknik *lep tertutup dan tarikan ortodontik (laporan kasus!. entika ental 8urnal 200#K"(2!7 ". >bimakinde >-. Impacted mandibular third molar surgeryK an oerie). entiscope 200K+'72# . 5ederson G.(+'!. 1uku ajar praktis bedah mulut 2nd ed. 9lih 1ahasa7 5ur)anto, 1asoeseno. 8akarta7 4GCK hal.'+# +0. -inan 9, 9gar :, 1icakci 99, /osger H. Changes in mandibular third molar angle and position a*ter unilateral mandibular *irst molar e?traction. 9merican 8ournal o* >rthodontics and ento*acial >rthopedics 200'K+2(+!7#% ++. jiptono /6, Harahap -, 9rnus -, >smani -. Ilmu bedah mulut 2nd ed. 8akarta7Cahaya -ukmaK+",p.+&+&" 19