LAPORAN MESIN BUBUT
PROSES PEMBUATAN BAHAN DRILL CHUCK
Oleh: Edwin Maulana Fauzi (161211012) 1MA/D3-Teknik Mesin
JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BAB I TEORI 1. Bor 1.1 Definisi Bor
Mata bor adalah alat yang paling ideal untuk membuat lubang yang rapih dan presisi. Bisa digunakan pada bahan kayu, plastik ataupun logam. Banyak jenis dan ukuran lubang yang bisa dibuat dengan menggunakan bor, akan tetapi dengan mempertimbangkan ukuran lubang dan jenis bahan kita perlu menggunakan mata bor yang tepat. Selain itupun jenis bahan pembuat mata bor juga menentukan kualitas hasil pelubangan. lebih keras logam pada mata mata bor akan lebih halus hasil pengeboran. 1.2 Bagian-Bagian Bor
Pada gambar dibawah ini merupakan bagian-bagian mata bor.
1.3 Macam-Macam Bor
Mata bor memiliki jenis-jenis yang berbeda sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, berikut jenis-jenis mata bor: a. Twist Bits Jenis mata bor yang paling banyak digunakan dan cukup universal fungsinya. Bisa digunakan menggunakan mesin bor tangan atau mesin bor duduk baik secara horisontal maupun vertikal. Mata bor ini bisa untuk membuat lubang pada bahan kayu, plastik atau logam. Biasan ya tersedia
dalam ukuran ∅ 4 - 12 mm. Lebih baik buat sebuah titik pusat menggunakan paku atau sekrup untuk arahan mata bor ini ketika anda menggunakan mesin bor tangan. b. Masonry Bits Dirancang untuk membuat lubang pada tembok,
beton atau batu. Digunakan dengan
mesin bor pada setelan martil (gerakan bir bergetar seperti ketukan martil) dan pada ujung mata bor terdapat logam keras sebagai pemotong. Biasanya tersedia dalam ∅ 4-15mm dan mata bor lebih panjang daripada twist bits (300 - 400mm). c. Spur Bits Dikenal sebagai mata bor kayu dengan ujung mata bor runcing pada bagian tengahnya dan pisau pengiris pada bagian kelilingnya. Ujung runcing di tengah berfungsi untuk menjaga agar mata bor tetap lurus sehingga lubang yang dihasilkan
presisi
dan
dengan ∅ yang
sama. Ukuran ∅ yang tersedia sekitar 6-15mm.
d. Countersink Bits Mata bor ini bersudut 90° pada ujungnya dan berfungsi untuk membuat lubang
45°
terhadap
permukaan
kayu.
Biasanya dipakai pada saat membuat lubang untuk kepala sekrup agar permukaan sama rata dengan kayu. Mata bor ini bisa berdiri sendiri dan ada juga yang terpasang langsung dengan mata bor utama untuk membuat lubang sekrup.
e. Foster Bits Yaitu mata bor yang berfungsi untuk membuat lubang engsel sendok. Paling baik apabila dioperasikan dengan mesin bor duduk yang lebih stabil. Karena apabila menggunakan mesin bor tangan akan sulit untuk mengendalikan kestabilan posisi mata bor dan lubang yang dihasilkan kurang berkualitas. Diameter yang tersedia
mengikuti
standar
diameter
engsel
sendok, dari 15, atau 35 mm.
f.
Hole Saw Bits Lebih tepat mungkin kita sebut gergaji lubang karena bentuk mata bornya yang seperti gergaji dengan diameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Berdiameter antara 25 - 60mm.
2. Reamer 2.1 Definisi Reamer
Alat untuk memperluas lubang. Lubang hasil pengeboran kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang atau benda pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi hal seperti ini diperlukan adanya perluasan lubang menggunakan alat reamer.Untuk mendapatkan ukuran yang pas maka pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih kecil dari diameter lubang yang telah ditentukan kemudian diperluas menggunakan reamer. 2.2 Bagian-Bagian Reamer •
Tangkai ; Adalah bagian dari peluas yang dicekam.
•
Badan ; Adalah bagian dari peluas yang mempunyai beberapa pisau dengan alur diantaranya alur yang mungkin lurus dan sepiral.
•
Pengarah ; Berguna Untuk ;
•
o
Memelihara ukuran yang tetap,
o
Memperhalus Permukaan,
o
Memberi ukuran yang baik.
Kepala ; Adala bagian yang memotong dalam perluasan
2.3 Macam-Macam Reamer
2.3.1
Reamer Tangan (Hand Reamer) Sebuah alat untuk membesarkan lubang tangan yang lebih lancip lagi atau memimpin (seperti mata bor) di depan dari pada membesarkan lubang mesin. Hal ini untuk mengimbangi kesulitan untuk memulai s ebuah lubang dengan kekuatan tangan saja. Hal ini juga memungkinkan alat untuk membesarkan lubang untuk memulai lurus atau spiral dan mengurangi resiko kerusakan.
2.3.2
Reamer Mesin (Machine Reamer) Sebuah alat untuk membesarkan lubang mesin hanya memiliki sangat sedikit mengarah masuk Karena membesarkan lubang dan benda kerja adalah pra-sejajar dengan mesin tidak ada risiko itu mengembara tentunya. Selain gaya pemotongan konstan yang dapat diterapkan oleh mes in memastikan bahwa mulai memotong segera. Tangkai spiral memiliki keuntungan membersihkan swarf otomatis tetapi juga tersedia dengan tangkai lurus seperti jumlah swarf dihasilkan selama operasi reaming harus sangat kecil.
3. Ulir 3.1 Definisi Ulir
Ulir adalah profil melingkar, melilit pada suatu benda berbentuk silinder atau bulat memanjang yang mempunyai sudut kisar dan jarak kisar ulir. Ulir berfungsi untuk mengikat atau menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk. tetapi secara umum fungsi thread atau ulir dapay dibagi yaitu: •
sebagai pemersatu : menjadikan beberapa komponen menjadi satu unit barang jadi
•
sebagai penerus daya: sistem ulir digunakan untuk memindah kan suatu daya menjadi daya lain contoh berfungsi pada dongkrak
•
sebagai alat pencegah kebocoran : pada hal ini ulir biasanya digunakan untuk sambungan pipa migas dengan sudut kemiringan thread dan bentuk tertentu untuk mecegah adanya kebocoran.
3.2 Bagian-Bagian Ulir
•
Pitch (p) adalah jarak antara titik puncak ulir yang memiliki spasi seragam diukur sejajar dengan sumbu.
•
Diameter mayor (d), adalah diameter terluar dari ulir.
•
Diameter minor (dr atau d1), adalah diameter terkecil dari ulir.
•
Pitch diameter (dm atau d2), adalah diameter imaginer dimana lebar dan tinggi alur sama besar.
•
Root adalah bagian dasar ulir.
•
Crest adalah bagian atas/puncak ulir.
•
Thread angle adalah sudut ulir diantara crest.
•
Depth – perpendicular distance from crest to root
•
Lead (kisar) adalah jarak ulir satu putaran diukur sejajar terhadap sumbu. Lead sama dengan dua kali pitch pada ulir double atau 3 kali pitch pada ulir triple
3.3 Jenis-Jenis Ulir Berdasarkan Standar
Berdasarkan standar yang digunakan sebenarnya ada banyak macam standar tetapi standar umum yang sering digunakan hanya ada dua macam yaitu sebagai berikut: a. Ulir Metrik (ISO) Merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60 o dan keseluruhan dimensinya dalam satuan metris. Simbol dari ulir ini adalah “M” contohnya M8 x 1,25 artinya ulir metris dengan diameter 8 mm dan pitch 1,25 mm b. Ulir Whitwoth Merupakan ulir segitiga dengan puncak 55 o dan keseluruhan dimensinya dalam satuan british (inch). Simbol dari ulir ini adalah “W”. contohnya W2”x20TPI adalah ulir whitworth dengan diameter 2” dan terdapat 20 Thread per inch (jumlah puncak ulir tiap satuan inchi) 3.4 Jenis-Jennis Ulir Berdasarkan Bentuk
Berdasarka bentuknya ulir dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut: •
Ulir Seitiga
•
Ulir Segiempat
•
Ulir Trapesium
•
Ulir Acme
•
Ulir Bulat
•
Ulir Bola
•
Ulir Tanduk
BAB II PRAKTIK
Proses pembuatan bahan drill chuck dilakukan dengan melalui proses-proses berikut : 1. Persiapan
Sebelum melakukan pekerjaan alignment sediakanlah safety tools guna menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan. Adapun langkah-langkah kerja untuk melakukan alignment adalah: . •
Persiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
•
Membaca gambar kerja
•
Gunakan peralatan sesuai pada tempatnya
•
Periksa setiap bagian poros, puli, chack dan sabuk penggerak padasaat motor sebelum bekerja maupun sedang bekerja.
•
Lakukan pengukuran untuk menentukan ketegak lurusan, kebulatan menggunakan dial indicator.
•
Lakukan pemeriksaan kebengkokan pada chack / pencekam,Gunakan dial indicator.
•
Periksa setiap eretan, apakah terjadi gesekan antara eretan dan kedudukan eretan.
•
Lumasi oli / pelumas pada bagian – bagian yang terjadi gesekan.
•
Lakukan penyetelan / nglepel pada kedudukan mesin agar terjadikeseimbangan.
•
Menghitung kecepatan putaran mesin Vc=(π.d.n)/1000 n=(Vc.1000)/πd Ket:
1. Vc: Kecepatan potong 2. n: Putaran Mesin (RPM) 3. d: Diameter Benda Kerja
•
Tulislah catatan setiap hasil pemeriksaan.
•
Bersihkan tempat kerja setelah mengaligment.
2. Peralatan yang Digunakan •
Jangka sorong
•
Kunci tool holder
•
Tool holder
•
Kunci Toll Post
•
kunci chuck
•
Kunci L
•
Pahat
•
Kuas
•
Senter
•
Chuck Drill
•
Kaca Mata
•
Mata Bor
•
Pahat Ulir Luar dan Dalam
3. Proses Pembubutan Benda Kerja 1 3.1. Gambar Kerja 1 25
3 4
6 3
18
8 6 6 , 1 2 3
5 3
1 6 °
3.2. Facing •
Masukkan benda ke chuck
•
Seting kedudukan benda kerja agar saat chuck berputar benda kerja tidak lepas dan berputar dengan lurus.
•
Setting ketinggian pahat setinggi dengan senter putar o
Masukkan senter putar kedalam kepala lepas.
o
Miringkan pahar kearah kepala lepas
o
Kemudian setting ketinggian pahat setinggi senter putar
•
Kedudukan pahat di geser sekitar 10 °
•
Atur kecepatan mesin sesuai dengan yang kita hitung
•
Tempelkan mata pahat ketengah-tengah permukaan benda kerja
•
Nyalakan mesin
•
Facing permukaan benda kerja hingga rata dan sampai ukuran 43 mm.
Setelah selesai proses facing matikan mesin.
3.3. Center Drill •
Pasang center drill pada chuck drill dan pastikan sudah terpasang dengan kencang.
•
Pasang chuckdrill pada tail stock dan pastikan chuckdrill tidak goyang.
•
Dekatkan kepala lepas dengan benda kerja
•
Setting kecepatan mesin sesuai dengan yg telah dihitung
•
Bor benda kerja dengan kedalaman yang telah ditentukan o
Pastikan benda kerja tercekam dengan kencang.
o
Saat melakukan pemakanan eretan diputar maju mundur agar bram terbuang.
3.4. Bubut Memanjang Luar panjang 25mm lebar 43mm •
Pasang pahat pada tool post.
•
Setting ketinggian pahat setinggi dengan senter putar o
Masukkan senter putar kedalam kepala lepas.
o
Miringkan pahat kearah kepala lepas
o
Kemudian setting ketinggian pahat setinggi senter putar
•
Kemudian setting derajat pahat tegak lurus atau 90°.
•
Setting kecepatan putar mesin o
n=(Vc .1000)/(π .d)
n=(20.1000)/(3,14 .43)=148 rpm
•
Gores benda kerja untuk menandai
•
Tempelkan pahat ke sisi benda kerja yang akan dimakan
•
Putarkan skala pada eretan bawah ke angka “0”
•
Lalu geser eretan bawah kekanan sampai menunjukan skala 5,5-5,0
•
Geser eretan kekanan hingga tidak sejajar dengan benda kerja
•
Putarkan kembali skala pada eretan ke angka “0”
•
•
Nyalakan mesin Lakukan pemakanan sepanjang 25mm hingga mencapai diameter luar ∅43mm dengan tebal pemakanan 0,5mm sekali pemakanan.
•
Setelah selesai proses pemakanan matikan mesin.
3.5. Pengeboran Tembus sampai
16mm (Secara bertahap)
•
Masukan mata bor ∅ 6mm kedalam chuckdrill.
•
Pastikan matabor tercekam dengan kuat.
•
Pasang chuckdrill pada tail stock dan pastikan chuckdrill tidak goyang.
•
Dekatkan kepala lepas dengan benda kerja.
•
Setting kecepatan putar mesin o
n=(Vc .1000)/(π .d) n=(20.1000)/(3,14 .6)=1061 rpm
o
•
setting kecepatan mesin pada tabel yang mendekati 1061 rpm
Dekatkan mata bor pada benda kerja yg telah di center drill sebelumnya.
•
Kunci kepala lepas agar saat proses pemakanan kepala lepas tidak bergeser kebelakang.
•
•
Nyalakan mesin. Putar eretan pada kepala lepas kekanan untuk memajukan mata bor dan kekiri untuk memundurkan mata bor.
•
Pada saat pemakanan putar eretan kekanan secara pelan dan sesekali putar kekiri untung membuang bram.
•
Lakukan pengeboran sampai tembus benda kerja.
•
Ganti bor dengan matas bor selanjutnya
•
Setting kembali kecepatan mesin sesuai mata bor nya
•
Kemudian lakukan kembali proses bor dengan mata bor diameter selanjutnya sampai diameter mata bor 16
3.6.
22mm) •
Masukan mata bor ∅ 22mm kedalam tail stock
•
Pastikan matabor tercekam dengan kuat.
•
Dan pastikan mata bor tidak goyang.
•
Dekatkan kepala lepas dengan benda kerja.
•
Setting kecepatan putar mesin o
n=(Vc .1000)/(π .d)
o
n=(20.1000)/(3,14 .22)=289 rpm
o
setting kecepatan mesin pada tabel yang mendekati 289 rpm
•
Dekatkan mata bor pada benda kerja yg telah di bor sebelumnya.
•
Kunci kepala lepas agar saat proses pemakanan kepala lepas tidak bergeser kebelakang.
•
•
Nyalakan mesin. Putar eretan pada kepala lepas kekanan untuk memajukan mata bor dan kekiri untuk memundurkan mata bor.
•
Pada saat pemakanan putar eretan kekanan secara pelan dan sesekali putar kekiri untung membuang bram.
•
Lakukan pengeboran sampai ukuran panjang sekitar
21-22 mm
untuk pemakanan selanjutnya menggunakan pahat bubut dalam hingga ukuran panjanag 24 mm 3.7. Pengeboran tidak tembus
32mm
•
Masukan mata bor ∅ 32mm kedalam tail stock.
•
Pastikan matabor tercekam dengan kuat.
•
Dan pastikan mata bor tidak goyang.
•
Dekatkan kepala lepas dengan benda kerja.
•
Setting kecepatan putar mesin o
n=(Vc .1000)/(π .d)
o
n=(20.1000)/(3,14 .32)=200 rpm
o
setting kecepatan mesin pada tabel yang mendekati 200 rpM
•
Dekatkan mata bor pada benda kerja yg telah di bor sebelumnya.
•
Kunci kepala lepas agar saat proses pemakanan kepala lepas tidak bergeser kebelakang.
•
•
Nyalakan mesin. Putar eretan pada kepala lepas kekanan untuk memajukan mata bor dan kekiri untuk memundurkan mata bor.
•
Pada saat pemakanan putar eretan kekanan secara pelan dan sesekali putar kekiri untung membuang bram.
•
Lakukan pengeboran sampai ukuran panjang sekitar 21-22 mm untuk pemakanan selanjutnya menggunakan pahat bubut dalam hingga ukuran panjang 24 mm.
3.8. Bubut Memanjang Dalam (panjang 24 mm dan lebar 35mm) •
Pasang pahat bubut dalam pada tool post dengan kuat.
•
Setting ketinggian mata pahat setinggi dengan center putar.
•
Setelah setting ketinggian pahat, putar tool post 90° ke arah kiri.
•
Kemudian kencangkan tool post.
•
Setting kecepatan putar mesin
•
o
n=(Vc .1000)/(π .d)
o
n=(20.1000)/(3,14 .32)=200 rpm
setelah setting kecepatan mesin, tempelkan mata pahat pada bagian dalam benda kerja yang akan dibubut dalam.
•
•
Nyalakan mesin. Mulailah langkah pemakanan dengan besar pemakanan 0,3-0,5 mm hingga panjang 24mm dan lebar ∅35mm
•
Matikan mesin setelah beres
3.9. Pembubutan Ulir dalam •
Pasang pahat ulir pada tool post.
•
Setting ketinggian pahat setinggi dengan senter putar o
Masukkan senter putar kedalam kepala lepas.
o
Miringkan pahat kearah kepala lepas
o
Kemudian setting ketinggian pahat setinggi senter putar
•
Kemudian setting derajat diputar kekiri secara tegak lurus.
•
Setting kecepatan putar mesin pada kecepatan paling lambat.
•
Tuas pembuat ulir disetting agar dapat menghasilkan ulir Matriks dengan kedalaman 1mm.
•
Pastikan mesin poros penggerak otomatis ulir bergerak.
•
Dekatkan pahat kebenda kerja.
•
Setting skala pada eretan atas ke angka “0”
•
Kemudian nyalakan mesin.
•
Lalu nyalakan penggerak otomatis yg bergerak ke kiri untuk proses pemakanan.
•
Saat proses pemakanan tebal pemakanan hanya diperbolehkan 2 strip skala pada eretan.
•
Saat pahat mencapai ujung bagian yang ingin diulir (12mm), matikan penggerak otomatis, dan putar eretan kea rah keri atau skala pada eretan menunjukan angka 5,5.
•
Kemudian nyalakan mesin tapi dengan putaran yg berlawanan (tuas penghidup mesin ditarik keatas).
•
Kemudian hidupkan kembali penggerak otomatis.
•
Dan ulangi proses pemakanan diatas hingga kedalaman ulir 0,5mm atau skala pada eretan 1,5 skala.
3.10.
Pembubutan Tirus 32
3 4
6 3
8 6 6 , 1 2 3
5 3
4. Proses Pembubutan Benda Kerja 2 4.1. Gambar Kerja 2 43,5 10
23,5
10
3x45°
2x45°
3 3
3 2
17
3
4 3
5 3
6 3
3 4
26,5
4.2. Facing (menghaluskan bagian dasar bekas gergaji) pada kedua sisi, panjang benda sesuai dengan gambar 2 (43,5 mm) •
Masukkan benda ke chuck
Seting kedudukan benda kerja agar saat chuck berputar benda kerja tidak
•
lepas dan berputar dengan lurus. Setting ketinggian pahat setinggi dengan senter putar
•
o
Masukkan senter putar kedalam kepala lepas.
o
Miringkan pahar kearah kepala lepas
o
Kemudian setting ketinggian pahat setinggi senter putar
•
Kedudukan pahat di geser sekitar 10°
•
Atur kecepatan mesin sesuai dengan yang kita hitung
•
Tempelkan mata pahat ketengah-tengah permukaan benda kerja
Nyalakan mesin
•
•
Facing permukaan benda kerja hingga rata dan sam pai ukuran 43,5 mm.
•
Setelah selesai proses faceing matikan mesin.
4.3. Center Drill (mengebor permukaan benda kerja yang telah di facing) Pasang center drill pada chuck drill dan pastikan sudah terpasang •
dengan kencang. •
Pasang chuckdrill pada tail stock dan pastikan chuckdrill tidak goyang.
•
Dekatkan kepala lepas dengan benda kerja
•
Setting kecepatan mesin sesuai dengan yg telah dihitung
•
•
Nyalakan mesin. Bor benda kerja dengan kedalaman yang telah ditentukan o
Pastikan benda kerja tercekam dengan kencang.
o
Saat melakukan pemakanan eretan pada kepala lepas diputar kekanan dengan perlahan dan sesekali putar balik ke kiri agar bram terbuang.
•
Matikan mesin
4.4. Bubut Memanjang (panjang 33.5mm lebar 43mm dan Panjang 10mm Lebar 36mm ) Pasang pahat pada tool post. • Setting ketinggian pahat setinggi dengan senter putar • o Masukkan senter putar kedalam kepala lepas. o Miringkan pahat kearah kepala lepas o Kemudian setting ketinggian pahat setinggi senter putar Kemudian setting derajat pahat tegak lurus atau 90 ° • • Setting kecepatan putar mesin
- =
. .
=
. , .
= 148
•
Gores benda kerja untuk menandai
•
Tempelkan pahat ke sisi benda kerja yang akan dimakan
•
Putarkan skala pada eretan bawah ke angka “0”
•
Lalu geser eretan bawah kekanan sampai menunjukan skala 5,55,0
•
Geser eretan kekanan hingga tidak sejajar dengan benda kerja
•
Putarkan kembali skala pada eretan ke angka “0”
•
•
Nyalakan mesin Lakukan pemakanan sepanjang 33.5mm hingga mencapai diameter luar ∅43mm dengan tebal pemakanan 0,5mm sekali pemakanan.
•
Lakukan kembali proses tersebut dengan pemakanan sepanjang 10mm hingga mencapai ∅36mm
•
Setelah selesai proses pemakanan matikan mesin.
4.5. Proses pembuatan celah/alur • Pasang pahat alur dengan ketebalan pahat 2,5-3,0 mm pada tool post. • Setting ketinggian pahat setinggi dengan senter putar Masukkan senter putar kedalam kepala lepas. o Miringkan pahat kearah kepala lepas o o Kemudian setting ketinggian pahat setinggi senter putar • Kemudian setting derajat pahat tegak lurus atau 90°. • Setting kecepatan putar mesin n=(Vc .1000)/(π .d) o n=(20.1000)/(3,14 .43)=148 rpm o Tempelkan mata pahat pada benda kerja yang akan dibubut. • Nyalakan mesin. • • Lakukan pemakanan sepanjang 3 mm hingga kedalaman ∅34mm dengan tebal pemakanan 0,02mm sekali pemakanan. Setelah selesai proses pemakanan matikan mesin. • 4.6. Pembuatan Ulir Luar • Pasang pahat ulir pada tool post. •
Setting ketinggian pahat setinggi dengan senter putar o
Masukkan senter putar kedalam kepala lepas.
o
Miringkan pahat kearah kepala lepas
o
Kemudian setting ketinggian pahat setinggi senter putar
•
Kemudian setting derajat diputar kekiri secara tegak lurus.
•
Setting kecepatan putar mesin pada kecepatan paling lambat.
•
Tuas pembuat ulir disetting agar dapat menghasilkan ulir Matriks dengan kedalaman 1mm.
•
Pastikan mesin poros penggerak otomatis ulir bergerak.
•
Dekatkan pahat kebenda kerja.
•
Setting skala pada eretan atas ke angka “0”
•
Kemudian nyalakan mesin.
•
Lalu nyalakan penggerak otomatis yg bergerak ke kiri untuk proses pemakanan.
•
Saat proses pemakanan tebal pemakanan hanya diperbolehkan 2 strip skala pada eretan.
•
Saat pahat mencapai ujung bagian yang ingin diulir (7mm), matikan penggerak otomatis, dan putar eretan kea rah keri atau skala pada eretan menunjukan angka 5,5.
•
Kemudian nyalakan mesin tapi dengan putaran yg berlawanan (tuas penghidup mesin ditarik keatas).
•
Kemudian hidupkan kembali penggerak otomatis.
•
Dan ulangi proses pemakanan diatas hingga kedalaman ulir 0,5mm atau skala pada eretan 1,5 skala .
4.7. Bubut Memanjang (panjang 10mm lebar 33mm) •
Balik penyekaman benda kerja
•
Set pahat dan kecepatan seperti bubut memanjang sebelumnya
•
Kemudian lakukan pemakanan seperti bubut memanjang sebelumnya sepanjang 10mm hingga ∅33mm.
4.8. Proses Pembuatan Champer 2 x 45° dan 3 x 45° •
Pasang pahat champer berderajat 45°pada tool post.
•
Setting ketinggian pahat setinggi dengan senter putar
•
o
Masukkan senter putar kedalam kepala lepas.
o
Miringkan pahat kearah kepala lepas
o
Kemudian setting ketinggian pahat setinggi senter putar
Kemudian setting derajat pahat tegak lurus atau 90°.
•
Setting kecepatan putar mesin o
n=(Vc .1000)/(π .d)
o
n=(20.1000)/(3,14 .43)=148 rpm
•
Gores benda kerja untuk menandai
•
Tempelkan pahat ke sisi benda kerja yang akan dimakan
•
Putarkan skala pada eretan bawah ke angka “0”
•
Lalu geser eretan bawah kekanan sampai menunjukan skala 5,5-5,0
•
Geser eretan kekanan hingga tidak sejajar dengan benda kerja
•
Putarkan kembali skala pada eretan ke angka “0”
•
•
Nyalakan mesin Lakukan pemakanan sepanjang 3mm dengan kemiringan 45°, dan satu bagian lagi sepanjang 2mm dengan kemiringan 45°.
•
Saat proses pemakanan, ketebalan pemanan 0,2-0,3mm pada skala eretan.
•
Setelah selesai proses pemakanan matikan mesin.
4.9. Pengeboran Tembus •
23mm
Pengeboran ∅ 33mm Dilakukan secara bertahap dari ∅ 6mm,
∅12mm, ∅18mm, kemudian ∅ 23mm. •
Pasang bor ∅ 6mm pada drill chuck
•
Set Kecepatan sesuai diameter matabor
•
Kemudian lakukan pengeboran hinggap menembus benda
•
Selanjutnya
ganti
mata
bor
dengan
matabor
diameter
selanjutnya •
Set kembali kecepatan sesuai mata bor.
•
Lakukan pengeboran hingga tembus
•
Dan lakukan hingga mata bor yang di tuju yaitu ∅ 23mm
4.10.
Pengeboran tidak tembus
30mm
•
Masukan mata bor ∅ 30mm kedalam tail stock
•
Pastikan matabor tercekam dengan kuat
•
Dan pastikan mata bor tidak goyang.
•
Dekatkan kepala lepas dengan benda kerja.
•
Setting kecepatan putar mesin
=
. .
=
. , .
= 212
•
setting kecepatan mesin pada tabel yang mendekati 212 rpm
•
Dekatkan mata bor pada benda kerja yg telah di bor sebelumnya.
•
Kunci kepala lepas agar saat proses pemakanan kepala lepas tidak bergeser kebelakang
•
•
Nyalakan mesin. Putar eretan pada kepala lepas kekanan untuk memajukan mata bor dan kekiri untuk memundurkan mata bor.
•
Pada saat pemakanan putar eretan kekanan sec ara pelan dan sesekali putar kekiri untung membuang bram.
•
Lakukan pengeboran sampai ukuran panjang sekitar 21-22 mm untuk pemakanan selanjutnya menggunakan pahat bubut dalam hingga ukuran panjanag 26,5 mm
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Setelah melakukan praktek bubut ini dapat disimpulkan bahwa: • Pada pembubutan bahan drill chuck ini dilakukan beberapa proses pembubutan
yaitu: Bubut memanjang, bubut, celah, bubut ulir, bubut tirus, bubut memanjang dalam, bubut ulir dalam, bubut chamfer, dan proses pengeboran pada mesin bubut. •
Untuk hasil pembubutan yang baik diperlukan ketelitian dan prosedur kerja yang baik
2.
Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan antara lain : •
Sebelum menggunakan mesin bubut diharapkan sebelumnya memahami terlebih dahulu tentang teori dasar dan tata cara menggunakan mesin bubut yang benar.
•
Selalu ikuti SOP pada mesin bubut agar proses pembubutan berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://andhy07.files.wordpress.com/2010/03/pertemuan-ke-4.pdf http://maulananurulistiqlal.blogspot.co.id/2014/05/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html http://haryantoabdi.blogspot.co.id/2012/10/bagian-bagian-mata-bor.html http://machiningtool.blogspot.co.id/2014/09/macam-macam-jenis-ulir-types-of-thread.html http://www.himamesin-uny.or.id/2015/05/28/jenis-ulir-dan-fungsinya.html https://thadinugroho.wordpress.com/2014/09/03/bagian-bagian-ulir-ulir/