MESIN BUBUT MEMBUAT DRILL CHUCK ”
“
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemesinan
Disusun Oleh : Nama
: Fira Lutfiani Sya’adiah
NIM
:171211014 )
Kelas
: 1 MA
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2018
1.
BOR
Bor adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat dan menghasilkan lubang dengan nilai diameter yang sesuai dengan diameter padamata padamat a bor. 1.1. Bagian-Bagian Bor a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Tangkai Badan Alur Pisau Panjang alur Bibir pemotong Bidang pembuang Bidang bebas Garis tengah bor Pisau bor Bibir serong
1.2. Jenis-Jenis Bor A. Bor Senter (Centre Drill)
Bor senter adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat lubang senter pada ujung permukaan benda kerja. Jenis bor senter ada tiga yaitu; bor senter tipe standar (standar centre driil/ plain type centre drill), bor senter tipe bell (bell type centre drill), bor senter tipe safety (safety type centre drill) dan bor senter tipe radius (radius form centre drill). 1) Bor Senter Tipe Standar (Standard (Standard Type Centre Drill) Bor senter tipe standar (standard type centre drill) terkadang juga disebut plain type centre drill, memiliki sudut mata sayat ujung (point angle) sebesar 118º dan sudut mata sayat pengarah (countersink angle) sebesar 60º. Bor senter jenis ini memiliki beberapa ukuran diantaranya; bor senter tipe standar panjang normal (Gambar 2.1), bor senter tipe standar ukuran pendek (Gambar 2.2), bor bor senter tipe standar ukuran panjang panjang (Gambar 2.3) dan spesifikasi bor senter standar dapat dilihat pada (Gambar 2.4)
Gambar 2.1 . Bor senter tipe standar panjang normal
Gambar 2.2 . Bor senter senter tipe standar ukuran pendek
Gambar 2.3 . Bor senter tipe standar ukuran panjang
Gambar 2.4. Spesifikasi bor senter tipe standar 2) Bor Senter Tipe Bell (Bell Type Centre Drill) Bor senter tipe bell (Gambar 2.5), memiliki sudut mata sayat ujung (point angle) sebesar
118º
dan
sudut
mata
sayat
pengarah
dua
yaitu:
pertama (countersink angle) angle) sebesar 60º dan sudut mata sayat pengarah kedua sebesar 120º.
Gambar 2.5 . Bor senter tipe bell
Gambar 2.6 . Spesifikasi bor senter tipe bell 3) Bor Senter Tipe Safety (Safety Type Centre Drill) Bor senter tipe safety (safety type centre drill) - (Gambar 2.7) terkadang juga disebut bor senter tipe bell type centre drill memilikimata sayat pengarah tirus dan rata. Alat ini pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan senter bor tipe standar, yaitu untuk membuat lubang senter bor yang memiliki sudut pengarah senter 60º. Perbedaannya adalah, apabila pada saat membuat lubang senter bor diperlukan hasil lubang senternya bertingkat lurus setelah bidang tirusnya, maka dapat digunakan senter bor jenis ini.
Gambar 2.7. Bor senter tipe safety (safety type centre drill) 4) Bor Senter Tipe Bentuk Radius (Radius Form Type Centre Drill) Bor senter tipe bentuk bentuk radius (radius form centre drill) - (Gambar 2.8) , memiliki mata sayat pengarah berbentuk radius. Sehingga sehingga hasil lubang senter yang dibuat memilki profil yang sama dengan sudut mata sayatnya yaitu berbentuk radius. Kelebihan lubang senter bor tipe bentuk radius ini adalah, apabila membubut diantara dua senter yang diperlukan pergeseran kepala lepas realtif besar, pada
lubang senter maupun ujung senter tetap/senter putar lebih aman karena bidang singgung pada lubang senter relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan lubang senter bor bentuk standar. Contoh spesifikasi bor senter bentuk radius dapat dilihat pada (Gambar 2.9).
Gambar 2.8 . Bor senter bentuk radius
Gambar 2.9 . Spesifikasi bor senter tipe radius form Penggunaan senter bor pada proses pembubutan harus pasang atau diikat dengan cekam bor (drill chuck) yang dipasang pada kepala lepas. Contoh pengikatan senter drill pada cekam bor untuk proses pembubutan, dapat dilihat pada (Gambar 2.10).
Gambar 2.10 . Contoh pengikatan senter bor pada cekam bor untuk proses pembubutan
Untuk megetahui standar ukuran diameter bodi dan diameter ujung bor senter dalam satuan (mm) dapat dilhat pada (Tabel 2.1). Tabel 2.1. Standar ukuran diameter bodi & diameter ujung bor senter dalam satuan (mm)
Diameter Bodi / Body
Diameter Ujung Bor Senter / Drill
Diameter (mm)
Point Diameter (mm)
1.
3.15
1.0
2.
4.0
1.5
3.
5.0
2.0
4.
6.3
2.5
5.
8.0
3.15
6.
10.0
4.0
7.
12.5
5.0
8.
16.0
6.3
9.
19.0
8.0
No.
B . Mata B or (Twist Dri ll)
Mata bor adalah salahsatu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat dan memperbesar diameter lubang pada benda kerja. Dalam membuat atau memperbesar diameter lubang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu tergantung dari diameter mata bor yang digunakan. a) Pengelompokkan mata bor berdasarkan tangkai Pengelompokan mata bor berdasarkan tangkai, dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1) Mata bor tangkai lurus ,yang pengikatanya pada saat melakukan pengeboran pada mesin bubut menggunakan cekam bor (drill chuck)
Gambar 2.11 . Mata bor tangkai lurus 2) Mata bor tangkai tirus, yang pengikatannya pada saat melakukan pengeboran pada mesin bubut langsung dimasukan pada lubang tirus yang ada di kepala lepas. Mata bor tangkai tirus, yang pengikatanya pada saat melakukan pengeboran pada mesin bubut langsung dimasukan pada lubang tirus yang ada di kepala lepas. Untuk mata bor tangkai tirus, jika pada saat digunakan ukuran tangkai tirusnya lebih kecil dari pada lubang tirus pada kepala lepas, dapat ditambah dengan menggunakan sarung pengurang(drill sleeve).Selain itu perlu diketahui bahwa, untuk mata bor tangkai tirus pada umumnya tirus tangkainya menggunakan standar Tirus Morse/ Morse Taper (MT) yaitu mulai dari MT nomor 1 s.d 6 untuk bagian luarnya.
Gambar 2.12 . Pengikatan mata bor tangkai lurus pada cekam bor, untuk proses pembubutan b) Pengelompokan mata bor berdasarkan spiral Apabila dilihat dari spiralnya, mata bor terbagi menjadi tiga jenis yaitu: 1) Mata bor spiral normal/ normal spiral drill digunakan untuk mengebor jenis bahan baja lunak
2) Mata bor spiral panjang/ slow spiral drill digunakan untuk mengebor jenis bahan baja keras 3) Mata bor spiral pendek/ quick spiral drill digunakan untuk mengebor jenis bahan baja liat. c) Pengelompokan mata bor berdasarkan sudut mata sayat/ potong 1) Mata bor dengansudut mata sayat 90° digunakan untuk mengebor jenis bahan baja lunak 2) Mata bor dengansudut mata sayat 118°, digunakan untuk mengebor jenis bahan baja lunak s.d sedang 3) Mata bor dengansudut mata sayat 135, digunakan untuk mengebor jenis bahan baja keras. 2.
REAMER
2.1. Definisi Reamer Reamer (Peluas) adalah alat potong untuk memperbesar dan memperhalus
permukaan lubang yang telah kita siapkan sebelumnya. Lubang hasil pengeboran kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang atau benda pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi hal seperti ini diperlukan adanya perluasan lubang menggunakan alat reamer. Untuk mendapatkan ukuran yang pas maka pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih kecil dari diameter lubang yang telah ditentukan kemudian diperluas menggunakan reamer. Banyaknya bahan yang dilepas oleh peluas lubang tergantung pada ukuran lubang danbahan yang dipotong, 0,38 mm adalah rata-rata yang baik. 2.2. Bagian-Bagian Reamer
Tangkai
: bagian dari peluas yang dicekam.
Badan
: bagian dari peluas yang mempunyai beberapa pisau dengan alur
diantaranya alur yang mungkin lurus dan sepiral.
Berguna Untuk : - Memelihara ukuran yang tetap, - Memperhalus Permukaan, - Memberi ukuran yang baik.
Kepala
: bagian yang memotong dalam perluasan.
2.3. Jenis-Jenis Reamer
A. Peluas Tangan ( Hand reamer) Sebuah alat untuk membesarkan lubang tangan yang lebih lancip lagi atau memimpin (seperti mata bor) di depan dari pada membesarkan lubang mesin. Hal ini untuk mengimbangi kesulitan untuk memulai sebuah lubang dengan kekuatan tangan saja. Hal ini juga memungkinkan alat untuk membesarkan lubang untuk memulai lurus atau spiral dan mengurangi resiko kerusakan. Peluas Tangan ( Hand reamer) mempunyai tipe Tangkai Segi Empat. Macam – macam Peluas Tangan
Peluas Tangan Tetap
Peluas Tangan yang dapat di kembangkan
B. Peluas Mesin ( Machine reamer) Sebuah alat untuk membesarkan lubang mesin hanya memiliki sangat sedikit mengarah masuk Karena membesarkan lubang dan benda kerja adalah pra-sejajar dengan mesin tidak ada risiko itu mengembara tentunya. Selain gaya pemotongan konstan yang dapat diterapkan oleh mesin memastikan bahwa mulai memotong segera. Tangkai spiral memiliki keuntungan membersihkan swarf otomatis tetapi juga tersedia dengan tangkai lurus seperti jumlah swarf dihasilkan selama operasi reaming harus sangat kecil. C. Peluas Mesin ( Machine reamer) Peluas Mesin mempunyai Dua Tipe Tangkai yaitu :
Tipe Tangkai Tirus
Tipe Tangkai Tirus
Tipe Tangkai Silinder Macam – macam Peluas Mesin
3.
Peluas mesin yang dapat di kembangkan
Peluas mesin yang dapat di atur
Peluas mesin kupas
ULIR
3.1. Definisi Ulir
Ulir adalah garis atau profil melingkar (melilit pada silinder yang mempunyai sudut kisar atau uliran tetap). 3.2. Bagian-Bagian Ulir
3.3. Jenis – Jenis Ulir A. Jenis Ulir Berdasarkan Standar
a) Ulir Metris / Metric Standart Thread merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 60° dan keseluruhan dimensi dalam satuan metris. Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris dengan diameter 8 mm dan pitch 1,25 mm
b) Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread merupakan ulir segitiga dengan sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi dalam satuan british (inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜" x 20 TPI adalah ulir whitworth dengan diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread per Inch (jumlah puncak ulir tiap jarak 1 inchi)
B. Jenis Ulir Berdasarkan Bentuk
A. Ulir segitiga Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir segitiga ini diantaranya adalah 1) Ulir
Pipa
/
BSP
Thread
(British
Standart
Pipe
Thread)
Merupakan ulir standart yang digunakan pada sambungan pipa. disimbolkan
dengan huruf "R" contohnya R ⅜" yaitu ulir standar pipa untuk diameter pipa ⅜"
2) Ulir UNF / Unified Fine Thread Merupakan jenis ulir dengan dimensi gabungan dari metris dan british. Ulir ini mempunyai sudut puncak ulir 60° dan dimensi ukuran dalam satuan british (inchi). Ulir ini kebanyakan digunakan di negara Amerika Serikat dan Kanada. simbol yang digunakan adalah "UNF" contoh UNF ⅜" x 24 TPI yaitu ulir UNF dengan ukuran diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 24. B. Ulir Segiempat / Square Thread Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan untuk beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada tanggem. ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah u lir tiap inchi adalah 8.
C. Ulir trapesium / Trapezium Thread Merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa digunakan pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut. . ulir ini disimbolkan dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya Tr 18 x 4 adalah ulir trapesium dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4 mm.
D. Ulir Bulat / Round Thread Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah dan puncak ulir. biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan secara halus dengan tanpa kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu ulir yang digunakan pada lampu bohlam
E. Ulir bola / Ball Screw Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-bola baja dan digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak ada kelonggaran dengan jarak yang presisi.
F. Ulir majemuk / Multi start Thread Merupakan ulir yang mempunyai lebih dari satu belitan ulir. biasanya untuk penggerak dengan kecepatan tinggi. bentuk profil ulir bisa segitiga, segiempat, trapesium, bola dan sebagainya.
4.
LANGKAH KERJA PEMBUBUTAN BAHAN DRILL CHUCK
4.1. Keselamatan Kerja
1. Siswa wajib mengenakan baju kerja (wear pack/overall) 2. Siswa wajib menggunakan safety shoes 3. Siswa tidak boleh berambut panjang. Kalaupun berambut panjang, harus diikat serapi mungkin agar tidak membahayakan diri. 4. Siswa wajib menggunakan kacamata 5. Sebelum bekerja, pastikan disekitar mesin bubut tidak terdapat cairan yang tumpah. Jika ada, maka bersihkan cairan tersebut terlebih dahulu untuk mengurangi resiko kecelakaan. 6. Siswa tidak boleh mengoperasikan mesin sebelum memahami cara menggunakannya 7. Siswa tidak boleh mengoperasikan bagian-bagian alat yang tidak dijelaskan oleh dosen/instruktur 4.2. Langkah Persiapan sebelum proses pembubutan
1. Mempelajari gambar kerja 2. Memprediksikan peralatan yang digunakan 3. Memasang center putar 4. Memasang pahat bubut 5. Menyetting ketinggian pahat bubut Cara : - Ubah sudut pahat bubut sebesar 45 ke kanan dari sumbu y dengan membuka kunci °
rumah bubut. - Dekatkan toolpost menuju kepala lepas - Sejajarkan ujung pahat dengan ujung center putar dengan jarak ± selembar kertas. 6. Mengukur benda kerja 7. Menghitung putaran mesin Rumus putaran mesin : =
. .
Keterangan : - n = kecepatan putaran mesin - Vc = kecepatan ideal bahan - d = diameter benda 8. Menyetting kecepatan mesin sesuai dengan perhitungan 9. Mencekam benda kerja sesuai kebutuhan
4.3. Peralatan Yang Digunakan
Dalam Praktek ini, ada beberapa peralatan yang harus digunakan yaitu : - Center Putar
- Jangka Sorong
- Chux drill
- Kuas
- Center drill
- Jobsheet/gambar kerja
- Mata bor
- Kunci L
- Pahat bubut Rata Kanan
- Pahat bubut dalam
- Pahat bubut celah
- Pahat bubut Ulir
4.3.1. Proses Pembubutan Benda I
a) Facing
Atur sudut rumah pahat sebesar 10 ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
°
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin. Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas potongan.
b) Membuat lubang Center Drill
Pasang center drill pada chux drill
Pasang kesatuan drill ke kepala lepas
Geser kepala lepas mendekati benda kerja hingga mata drill hampir bersentuhan dengan benda kerja.
Kunci kepala lepas dengan memutar kunci kepala lepas searah jarum jam
Gunakan kecepatan yang besar agar center drill tidak patah
Nyalakan mesin. Putar eretan lepas searah jarum jam hingga setengah mata bor masuk dan melubangi benda kerja.
Setelah benda terlubangi, putar berlawanan jarum jam eretan lepas.
Matikan mesin.
c) Membubut memanjang ( × ∅)
Ukur diameter benda kerja
Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan menggunakan high gauge setinggi 25 mm
Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
=
Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu
×. , ×
= 148,13 .
155 rpm (RIV, 1)
Jepit benda kerja pada cakram penjepit.
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat. Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda sudah dijepit dengan rapat.
Ubah posisi pahat menjadi tegak lurus dengan permukaan benda.
Dekatkan ujung pisau bubut pada permukaan samping benda dengan cara menggeser toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost. Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar 1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang diinginkan (43 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas center putar dari benda.
d) Bor Tembus diameter 16
Pasang bor ∅ 6 (bor pengawalan) pada drill chuck.
Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock.
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan pemakanan.
Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
=
×. ×
, dimana d = diameter mata bor
Maka,
=
20 × 1.000 3,14 × 6
= 1062
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
3,14 × 10
= 637
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000
Ulangi langkah 1-10
20 × 1.000 3,14 × 12
= 531
Ganti mata bor ∅ 12 tadi dengan mata bor ∅ 16.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000 3,14 × 16
= 398
Ulangi langkah 1-10
Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
e) Bor Tak Tembus
Pasang bor ∅ 20 pada drill chuck.
Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock
Hitung panjang langkah bor yang harus masuk L = 24 – x + 10 x
L = 24 – (10/tan 59 ) + 10 °
L = 28 mm
Beri tanda pada tail stock
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan pemakanan.
Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
=
×. ×
, dimana d = diameter mata bor
Maka,
=
20 × 1.000 3,14 × 20
= 318
Nyalakan Mesin Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga tandapada tail stock sejajar dengan permukaan luar benda
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 20 tadi dengan mata bor ∅ 28.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000 3,14 × 28
= 227
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅28 tadi dengan mata bor ∅ 30.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000 3,14 × 30
= 212
Ulangi langkah 1-10
Ganti mata bor ∅30 tadi dengan mata bor ∅ 32.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
Ulangi langkah 1-10
20 × 1.000 3,14 × 32
= 199
Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
f) Bubut Dalam (∅ × )
Pasang pahat bubut dalam pada rumah pahat
Putar rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan center putar
Centerkan ujung mata pahat dengan center putar. Cara melakkannya sama seperti pahat bubut biasa
Putar kembali rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan benda kerja dan sejajar dengan meja kerja
Dekatkan pahat pada benda kerja
Sentuhkan ujung mata pahat dengan permukaan dalam benda kerja yang sudah d bor sebelumnya.
Atur jumlah pemakanan dengan memutar eretan lintang berlawanan arah jarum jam. Pemakanan maksimal yang diperbolehkan adalah 1 mm
Atur kecepatan perputaran benda kerja.
=
×. ,
= 181
Nyalakan mesin Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam masuk. Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan
Matikan mesin
Periksa kedalaman dan diameter lubang menggunakan jangka sorong.
g) Membuat ulir dalam(M36 × 1)
Pasang pahat bubut ulir dalam pada rumah pahat
Masukkan kedalam lubang yang telah di bubutdalam
Ubah pada menj adi pengerjaan untuk ulir
Aturnilai pitch pada (pitch = 1)
Mulai pemakanan sebesar 0,5
Gunakan proses kerja otomatis untuk membuat ulir
Lakukan langkah diatas terus menerus hingga mencapai kedalaman yang diinginkan
h) Facing ∅
Atur sudut rumah pahat sebesar 10 ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
°
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin. Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas potongan.
i) Membuat Tirus
Atur sudut pada pahat bubut sebesar 16 dengan memutar baut setel pada °
rumah pahat.
Dekatkan ujung pahat pada permukaan benda. Nyalakan mesin.
Gerakkan pahat dari kanan ke kiri dengan cara memutar eretan atas searah jarum jam.
Jika pemakanan telah selesai, mundurkan pahat.
matikan mesin lalu hitung diameter ujung – ujung tirus.
4.3.2. Proses Pembubutan Benda II
a) Facing 1 Muka
Atur sudut rumah pahat sebesar 10 ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
°
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin. Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas potongan.
b) Membuat lubang Center Drill
Pasang center drill pada chux drill
Pasang kesatuan drill ke kepala lepas
Geser kepala lepas mendekati benda kerja hingga mata drill hampir bersentuhan dengan benda kerja.
Kunci kepala lepas dengan memutar kunci kepala lepas searah jarum jam
Gunakan kecepatan putar yang besar
Nyalakan mesin. Putar eretan lepas searah jarum jam hingga setengah mata bor masuk dan melubangi benda kerja.
Setelah benda terlubangi, putar berlawanan jarum jam eretan lepas.
Matikan mesin.
c) Membubut Rata (∅ × , )
Ukur diameter benda kerja
Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
=
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar
×. , ×
= 148 .
masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat. Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda sudah dijepit dengan rapat.
Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran jangka sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang hingga pahat menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan mesin. Jauhkan pahat dari benda kerja.
Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan cara menggeser toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost. Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar 1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang diinginkan (43 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas center putar dari benda.
d) Membubut Memanjang (∅ × )
Ukur diameter benda kerja
Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan mengukur panjang benda yang akan dimakan.
Panjang bagian berdiameter 36 mm = 10 mm.
Setting jangka sorong dengan ukuran 10 mm
Gunakan bagian dalam jangka sorong (yang berbentuk panjang dan pipih) untuk mengukur benda kerja. Samakan posisi ujung pahat dengan ujung jangka sorong.
Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
=
×. , ×
= 176,93 .
Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu 190 rpm (RIII, 2)
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat. Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda sudah dijepit dengan rapat.
Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran jangka sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang hingga pahat menggores benda dan membentuk garis ta nda. Setelah itu matikan mesin. Jauhkan pahat dari benda kerja.
Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan cara menggeser toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar 1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang diinginkan (36 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah ditentukan. Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas center putar dari benda.
e) Membuat Celah
Pasang pahat bubut celah pada rumah pahat
Ukur lebar bubut celah. Pahat celah yang digunakan memiliki lebar 2,2 mm sehingga diperlukan penggeseran.
Dekatkan celah pada permukaan benda dengan memutar eretan melintang searah jarum jam.
Atur skala eretan melintang sehingga menunjuk ke nilai 0 mm. Nyalakan mesin. Hitung ukuran benda yang akan mengalami pemakanan. Diameter awal – diameter akhir = jumlah pemakanan 36 mm – 34 mm = 2 mm
Putar eretan melintang secara perlahan sesuai ukuran sampai pahat memakan benda dan membentuk celah (diusahakan memutar setiap 0,5 mm)
Mundurkan kembali pahat.
Geser pahat sejauh 0,8 mm kekanan (untuk melakukan kembali pemakanan)
Lakukan kembali langkah 7 dan 8
Matikan mesin
Cek kedalaman dan lebar celah menggunakan jangka sorong
f) Membuat Ulir Luar M36 × 1
Pasang pahat bubut ulir dalam pada rumah pahat
Tempelkan pahat pada bagian permukaan yang akan di ulir
Ubah pada menjadi pengerjaan untuk ulir
Atur nilai pitch pada (pitch = 1)
Mulai pemakanan sebesar 0,5
Gunakan proses kerja otomatis untuk membuat ulir
Lakukan langkah diatas terus-menerus hingga mencapai kedalaman yang di inginkan
g) Membubut Memanjang ∅ ×
Balik benda kerja
Ukur diameter benda kerja
Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan mengukur panjang benda yang akan dimakan.
Panjang bagian berdiameter 30 mm = 10 mm.
Setting jangka sorong dengan ukuran 10 mm
Gunakan bagian dalam jangka sorong (yang berbentuk panjang dan pipih) untuk mengukur benda kerja. Samakan posisi ujung pahat dengan ujung jangka sorong.
Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
=
×. , ×
= 193,01 .
Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu 190 rpm (RIII, 2)
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda sudah dijepit dengan rapat.
Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran jangka sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang hingga pahat menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan mesin. Jauhkan pahat dari benda kerja.
Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan cara menggeser toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost. Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar 1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang diinginkan (30 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas center putar dari benda.
h) Chamfer × dan 3 × °
°
Pasang pahat bubut chamfer pada rumah pahat
Dekatkan pisau pahat pada benda kerja yang akan di chamfer
Atur kecepatan perputaran benda kerja
Nyalakan mesin
Majukan pahat dengan memutar eretan melintang sejauh 2mm untuk 2 × 45
°
dan sejauh 3 mm untuk chamfer 3 × 45
°
Matikan mesin
i) Bor Tembus ∅ × ,
Pasang bor ∅ 6 (bor pengawalan) pada drill chuck.
Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock.
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan pemakanan.
Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
=
×
, dimana d = diameter mata bor
Maka,
=
×.
20 × 1.000 3,14 × 6
= 1062
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000 3,14 × 10
= 637
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000 3,14 × 12
Ulangi langkah 5-10
= 531
Ganti mata bor ∅ 12 tadi dengan mata bor ∅ 16.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000 3,14 × 16
= 398
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 16 tadi dengan mata bor ∅ 22.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000 3,14 × 22
= 289,5
Ulangi langkah 5-10
Matikan Mesin
Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
j) Bor Tidak Tembus (∅ × , )
Pasang bor ∅ 22 pada drill chuck.
Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock
Hitung panjang langkah bor yang harus masuk L = 24 – x + 10 x
L = 24 – (11/tan 59 ) + 10 °
L = 27 mm
Beri tanda pada tail stock
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan pemakanan.
Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
=
×. ×
, dimana d = diameter mata bor
Maka,
=
20 × 1.000 3,14 × 22
= 289
Nyalakan Mesin Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga tanda pada tail stock sejajar dengan permukaan luar benda
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 22 tadi dengan mata bor ∅ 30.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000 3,14 × 30
= 212
Ulangi langkah 5-10
Matikan Mesin
Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
k) Bubut Dalam
Pasang pahat bubut dalam pada rumah pahat
Putar rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan center putar
Centerkan ujung mata pahat dengan center putar. Cara melakkannya sama seperti pahat bubut biasa
Putar kembali rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan benda kerja dan sejajar dengan meja kerja
Dekatkan pahat pada benda kerja
Sentuhkan ujung mata pahat dengan permukaan dalam benda kerja yang sudah d bor sebelumnya.
Atur jumlah pemakanan dengan memutar eretan lintang berlawanan arah jarum jam. Pemakanan maksimal yang diperbolehkan adalah 1 mm
Atur kecepatan perputaran benda kerja.
=
20 × 1.000 3,14 ×. .
= 398
Nyalakan mesin Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam masuk. Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan