1
PERLINDUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM KEGIATAN PENEBANGAN PENEBANGAN POHON MELALUI DESAIN SARUNG TANGAN UNTUK OPERATOR CHAINSAW
MUHIBUDIN
2
PERLINDUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM KEGIATAN PENEBANGAN POHON MELALUI DESAIN SARUNG TANGAN UNTUK OPERATOR CHAINSAW
MUHIBUDIN
2
PERLINDUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DALAM KEGIATAN PENEBANGAN POHON MELALUI DESAIN SARUNG TANGAN UNTUK OPERATOR CHAINSAW
MUHIBUDIN
3
RINGKASAN MUHIBUDIN. Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Kegiatan Penebangan Pohon melalui Desain Sarung Tangan untuk Operator Chainsaw. Chainsaw. Dibimbing oleh EFI YULIATI YOVI. Pekerjaan di bidang kehutanan merupakan jenis pekerjaan berbahaya dan memiliki risiko kecelakaan yang tinggi. Pekerja hutan yang memiliki beban kerja paling berat di bidang kehutanan kehutanan adalah operator chainsaw. Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah getaran, baik getaran akustik (kebisingan) maupun getaran mekanik yang berasal dari mesin gergaji (chainsaw ( chainsaw). ). Gejala atau efek yang ditimbulkan dari getaran tersebut dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja. Untuk itu pengendalian getaran menjadi sangat penting untuk melindungi operator chainsaw. Salah satu bentuk upaya dalam pengendalian getaran adalah penggunaan penggunaan Alat Pelindung Diri D iri ( APD) seperti sarung tangan. Kenyataannya, di lapangan masih banyak operator chainsaw chainsaw yang enggan menggunakan APD. Salah satu faktor operator chainsaw chainsaw enggan menggunakan sarung tangan adalah desain yang ada saat ini tidak sesuai atau belum nyaman. Oleh karena itu, pembuatan desain alternatif sarung tangan ergonomis untuk operator chainsaw sangat penting dilakukan sebagai solusi dari masalah yang ada saat ini. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengujian sarung tangan, dan wawancara dengan kuesioner tertutup untuk mengetahui persepsi
4
SUMMARY
MUHIBUDIN. Safety Protection and Occupational Health (K3) in Tree Felling with Glove Designs for Chainsaw Operators. Operato rs. Supervised by EFI YULIATI YOVI. Certain employment in forestry may be exposed to unexpected danger and high risk of accident. Forest workers who have the haviest workload in forestry are chainsaw operators since they have to deal with vibrations, both acoustic and mechanical, that come from a chainsaw. Needles to say, the vibration can result in occupational diseases. Keeping this in mind, the vibration control becomes very important to protect chainsaw operators. One of the effort to control the vibration is by using Personal Protection Equipment (PPE) such as gloves, regardless of the fact that in the field a lot of chainsaw operators are still reluctant to use PPE. For one thing, it is simply because they do not feel comfortable with the existing designs. Therefore, the creation of alternative designs of ergonomic gloves for chainsaw operators is indispensible as the solution to the present problem. The data collection methods used were test on gloves, and interviews with closed questionnaires to determine the respondents’ perception of the gloves tested. The information obtained in the interviews was used as the basis in the improvement of the manufacture or design of alternative gloves. To determine the effectiveness of the comfort of the gloves, non parametric tests with KruskalWallis method were statistically used.
5
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Kegiatan Penebangan Pohon melalui Desain Sarung Tangan untuk Operator Chainsaw” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal dari atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, November 2012
6
Judul Penelitian : Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Kegiatan Penebangan Pohon melalui Desain Sarung Tangan untuk Operator Chainsaw Nama
: Muhibudin
NIM
: E14080076
Menyetujui: Dosen Pembimbing,
Dr. Efi Yuliati Yovi, S.Hut, M.Life.Env.Sc NIP 19740724 199903 2 003
7
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang
berjudul “Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Kegiatan Penebangan Pohon melalui Desain Sarung Tangan untuk Operator Chainsaw”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan di RPH Maribaya dan RPH Tenjo, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Skripsi ini dapat terwujud karena adanya dukungan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan semoga Allah SWT memberikan berkah yang melimpah. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
8
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Bogor, pada tanggal 09 September 1990 sebagai anak ke empat dari empat bersaudara pasangan Bapak Maman Abdul Malik, S.P.di dan Ibu Yayah. Pada tahun 2008 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas Taman Islam Bogor dan pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Setelah menempuh Tingkat Persiapan Bersama (TPB) selama satu tahun, penulis akhirnya masuk sebagai mahasiswa Manajemen Hutan, Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Selama masa perkuliahan penulis menempuh bantuan beasiswa BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional) pada tingkat TPB dan memperoleh beasiswa BBM pada tingkat akhir. Selain itu penulis pun aktif di beberapa organisasi kemahasiswaan kampus yaitu sebagai Staf DRT DKM Ibaadurahman FAHUTAN IPB (2009-2010), Staf DRT Asrama Sylvasari IPB (2009-2010), Staf Kelompok
9
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu baik secara moral maupun materil. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak terutama Ayahanda Maman Abdul Malik, S.P.di da n Ibu Yayah serta ketiga saudara Neni Nurmayasari, S.Farm, Apt, Mohamad Iqbal, dan Ahmad Khoeroni
yang selalu memberikan do’a, motivasi dan nasihatnya . Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dr. Efi Yuliati Yovi, S.Hut, M.Life.Env.Sc sebagai dosen pembimbing sekaligus sebagai orang tua di bidang akademik atas bimbingan, ide, saran, nasihat, dan ilmu yang telah diberikan. 2. Keluarga Besar Asrama Sylvasari atas bantuan, semangat, dan do’a yang telah diberikan oleh kakanda dan adinda di Sylvasari terutama untuk Usmawan 45: Didin Saepudin, Ali Sarton, Solekhuddin, Ahmad Shofiyullah Zain, Agung Fadillah, Agum Gunawan Supangkat, Charis Wibowo, M. Sugeng, Ade
i
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ...................................................................................................
i
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................
2
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................
2
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................................................
3
2.2 Ergonomi
3
ii
4.3 Geologi ......................................................................................... 22 4.4 Daerah Aliran Sungai .................................................................... 22 4.5 Kondisi Sumberdaya Hutan ........................................................... 23 4.6 Kondisi Sosial ............................................................................... 24 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Responden Terhadap Ketiga Sarung Tangan .................. 25 5.2 Hasil Uji Kruskal-Wallis ............................................................... 27 5.3 Fungsi Sarung Tangan sebagai Pereduksi Getaran ......................... 28 5.4 Modifikasi Desain Sarung Tangan Alternatif ................................. 29 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ................................................................................... 32 6.2 Saran ............................................................................................. 32 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 33 DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... 35
iii
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1
Nilai ambang batas getaran untuk pemajanan lengan dan tangan ................
6
2
Skema keempat tipe skala pengukuran .......................................................
8
3
Contoh metode statistika parametrik dan non parametrik dalam pengujian hipotesis statistika ......................................................................................
9
4
Persyaratan mutu sarung tangan karet ........................................................ 11
5
Persyaratan mutu bahan kulit sapi untuk sarung tangan .............................. 12
6
Persyaratan ukuran sarung tangan .............................................................. 13
7
Persyaratan mutu pengerjaan...................................................................... 13
8
Sebaran jenis tanah dan batuan pembentuk tanah kawasan hutan KP Acacia mangium ........................................................................................ 22
9
Pembagian wilayah KP Acacia mangium berdasarkan aliran DAS ............. 23
10 Rekapitulasi luas kawasan hutan Perum Perhutani KPH Bogor berdasarkan wilayah administratif pemerintahan Tahun 2010 ........................................ 23 11 Luas fungsi kawasan hutan KPH Bogor berdasarkan wilayah
iv
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1 Sarung tangan (ST) krisbow KW10-340 ...................................................... 16 2 Sarung tangan (ST) krisbow KW10-240 ...................................................... 16 3 Percobaan sarung tangan di lapangan........................................................... 16 4 a) Desain sarung tangan alternatif (tampak depan) ....................................... 17 b) Desain sarung tangan alternatif (tampak belakang) .................................. 17 5 Realisasi desain sarung tangan alternatif ...................................................... 18 6 a) Modifikasi desain sarung tangan alternatif (tampak depan) ...................... 30 b) Modifikasi desain sarung tangan alternatif (tampak belakang) ................. 30
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Yovi (2007) mengemukakan bahwa pekerjaan di bidang kehutanan merupakan jenis pekerjaan berbahaya yang memiliki berbagai kendala seperti lingkungan kerja yang sulit, pekerjaan fisik yang berat (melebihi kapasitas kerja pekerja hutan), dan risiko kecelakaan yang tinggi. Pekerja hutan yang memiliki beban ker ja paling berat (Yovi et al. 2005) di bidang kehutanan adalah operator chainsaw. Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah getaran, baik getaran akustik (kebisingan) maupun getaran mekanik yang berasal dari mesin gergaji (chainsaw). Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia (Kep. No 49/MEN-LH/1996). Gejala atau efek yang ditimbulkan dari getaran tersebut dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja dalam bentuk gangguan darah perifer, syaraf perifer, otot, tendon serta tulang dan
2
1.2 Perumusan Masalah
Faktor-faktor yang menyebabkan operator chainsaw enggan menggunakan APD khususnya sarung tangan adalah desain, harga, ketersediaan, efektivitas perlindungan, dan keawetan atau keausan. Batasan dalam penelitian ini adalah mengenai desain, dengan mendesain ulang sarung tangan yang sudah ada berdasarkan hasil persepsi dari operator chainsaw dan pihak lain. 1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi persepsi atau penilaian pekerja terhadap penggunaan APD berupa sarung tangan. 2. Membuat desain alternatif sarung tangan ergonomis untuk operator chainsaw. 1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara: 1. Khusus
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.1.2 Pengertian K3
Menurut Mangkunegara (2002) keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. 2.2.2 Tujuan K3
Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut: a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
4
2.3 Pengaruh Warna dalam Performansi Kerja
Performansi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah lingkungan fisik tempat kerja. Lingkungan fisik adalah sesuatu yang berada di sekitar para pekerja yang meliputi warna, cahaya, udara, suara serta musik yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Moekijat 1995:135). Salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan fisik tempat kerja adalah warna. Aspek warna dapat diaplikasikan dalam tempat kerja melalui permainan warna dalam desain baik desain peralatan, produk, atau media-media lain di sekitar tempat kerja seperti dinding, lantai, dan sebagainya. Beberapa penelitian menunjukan hubungan positif antara arti warna dilihat dari sudut pandang aspek aesthetic, psychological, physiological, associative, dan symbolic dengan efek warna pada desain lingkungan kerja terhadap performansi kerja. Misalnya penelitian yang membuktikan bahwa warna merah cocok untuk meningkatkan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi pada hal-hal yang detail
5
Beberapa merk chainsaw terbaru tidak menggunakan engine berbahan bakar minyak tetapi menggunakan tenaga listrik. Chainsaw terbaru juga dilengkapi dengan pengaman atau penangkap rantai, rem rantai, anti vibrasi, serta pelumasan otomatis. Teknologi bahan pada bilah ( guide bar ) semakin berkembang sehingga diaplikasi bilah yang lebih ringan tetapi tahan terhadap gesekan, tekanan dan panas. Semua hal ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan kerja bagi operator chainsaw sekaligus meningkatkan produktivitas kerjanya. Komponen chainsaw dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu body, engine, bilah dan rantai. Body atau rangka adalah tempat komponen engine (motor), clutch, alat pengatur serta tempat ditambatkannya guide bar dan chain. Pada body ini juga ditambatkan karburator, tangki pelumas, tangki bahan bakar, pengaman rantai, pegangan (handle), dan starter . Engine atau motor adalah mesin penggerak atau pembangkit tenaga berupa motor 2 tak untuk menghasilkan energi mekanik yang memutar sumbu engkol yang pada akhirnya menggerakkan rantai.
6
Dalam kesehatan kerja, getaran yang terjadi secara mekanis dan secara umum terbagi atas (Sucofindo 2002): a. Getaran seluruh tubuh Merupakan getaran yang biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan seperti traktor, bus, helikopter, dan kapal. Efek yang ditimbulkan berupa ketidaknyamanan karena goyangan organ, dan menurut beberapa penelitian dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang (Harrington dan Gill 2005). b. Getaran tangan lengan. Getaran jenis ini biasanya dialami oleh tenaga pekerja seperti operator chainsaw, penempa palu, tukang potong rumput, dan lain-lain. Efek getaran jenis ini berupa kelainan pada peredaran darah dan persyarafan, serta kerusakan pada persendian dan tulang-tulang.
2.6 Nilai Ambang Batas Getaran Lengan Tangan
7
Jenis-jenis APD untuk Operator
Chainsaw
(ILO 1998)
a. Sepatu keselamatan
e. Topi pengaman
b. Celana keselamatan
f.
c. Pakaian tertutup
g. Earmuff
Klep (mesh)
d. Sarung tangan
2.8 Sarung Tangan
Sarung tangan adalah sejenis pakaian yang menutupi lengan dan berfungsi melindungi pekerja dari sayatan, goresan, pecahan dan duri-duri yang ditemukan dalam semua jenis pekerjaan kehutanan dan perkayuan. Sarung tangan juga dapat mengurangi pengaruh getaran mekanis mesin- mesin (Suma’mur 1977).
2.9 Metode non parametrik dalam Statistika 2.9.1
Skala Pengukuran
Berdasarkan skala pengukuran, data digolongkan dalam empat tipe,
8
lebih besar dari 2 dan 1, dan seterusnya. Tetapi, jarak atau selisih antara 1 dan 2, 2 dan 3, dan lainnya tidak mempunyai makna apapun. c. Skala interval
Pada skala interval (atau skala selang), angka-angka yang disajikan menunjukkan tingkatan dan angka yang berurutan memiliki interval (jarak) yang sama. Ciri utama skala interval adalah tidak mempunyai titik dasar (nol) mutlak sehingga operasi perbandingan tidak dapat dilakukan. Contoh skala interval adalah pada pengukuran suhu dengan standar derajat Celcius ( 0C). Suhu 40 0 dan 200 memiliki selisih yang sama dengan suhu 80 0 dan 600 yaitu 0
0
0
20 , akan tetapi suhu 40 tidak berarti 2 kali lebih panas dari 20 . Demikian juga bahwa suhu 00 tidak berarti bahwa tidak mempunyai panas. d. Skala Rasio
Skala rasio merupakan skala pengukuran tertinggi. Selain dapat membedakan, menunjukkan tingkatan, dan memiliki interval yang sama antar dua nilai yang berurutan, skala rasio dapat dibandingkan karena mempunyai
9
terletak pada penggunaan asumsi mengenai populasi. Dalam melakukan pendugaan parameter, inferensia atau penarikan kesimpulan mengenai populasi, metode parametrik memberikan asumsi bahwa populasi menyebar menurut sebaran tertentu. Sebagai contoh, analisis ragam (ANOVA) memberikan asumsi bahwa contoh berasal dari populasi yang menyebar normal dengan ragam yang homogen. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, kesimpulan yang diperoleh menjadi tidak valid. Jika asumsi yang mendasari metode parametrik tidak terpenuhi, kita dapat menggunakan metode inferensia lain yang tidak terlalu bergantung pada asumsi baku. Metode non parametrik pada banyak kasus dapat digunakan untuk keperluan ini. Metode non parametrik tidak membutuhkan asumsi mengenai sebaran data populasi. Karena itu, metode ini sering disebut distribution-free method . Statistika non parametrik mencakup pemodelan statistika, pengujian hipotesis dan inferensia atau penarikan kesimpulan tentang populasi. Meskipun demikian, jika asumsi yang mendasari metode
10
2.10 Profil Badan Standardisasi Nasional (BSN)
Badan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementrian yang memiliki tugas pokok membina dan mengembangkan standardisasi di Indonesia. Pembentukan badan pemerintah ini dilakukan pada tahun 1997 melalui Keputusan Presiden No. 13 Tahun 1997 yang disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Sususnan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001. Badan ini menggantikan fungsi dari Dewan Standardisasi Nasional (DSN). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, maka BSN menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang perumusannya dilakukan secara konsensus oleh stakeholder (produsen, konsumen, ahli atau akademisi, serta pemerintah). SNI merupakan dokumen yang berisi ketentuan teknis (aturan, pedoman atau karakteristik) dari suatu kegiatan
11
melalui www.bsn.go.id sejak tanggal 26 Maret 2010. Dengan fasilitas online terbaru ini, maka stakeholder dapat memperoleh dokumen SNI secara gratis. Selain informasi standardisasi melalui website, BSN juga memiliki fasilitas Perpustakaan Standardisasi terlengkap dimana masyarakat bisa mendapatkan berbagai dokumen standar baik standar nasional maupun standar mancanegara, terbitan BSN, buku-buku standardisasi dengan harga yang sudah diatur dalam PP No. 62 Tahun 2007. Sumber : BSN
2.11 Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI merupakan sertifikasi pada produk (tanda SNI) yang berfungsi untuk jaminan tertulis yang menyatakan bahwa suatu produk telah memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia. APD dikatakan baik jika memiliki perlindungan dan kenyamanan, selain itu juga disarankan telah memenuhi kriteria standar seperti SNI. Sarung tangan yang di desain ulang menggunakan dua bahan utama yaitu karet (SAS) dan kulit (Suede). Oleh karena itu, referensi yang
12
Tabel 4 Persyaratan mutu sarung tangan karet (lanjutan) No II 7 7.1 7.2 8 8.1 8.2 9 9.1 9.2 III
Jenis Uji Kimiawi Ketahanan terhadap basa - tegangan putus sesudah perendaman - perpanjangan putus sesudah perendaman ketahanan terhadap asam - tegangan putus sesudah perendaman - perpanjangan putus sesudah perendaman pengembangan (swelling) - perubahan panjang - perubahan lebar Organoleptis keadaan dan atau kenampakan sarung tangan karet
Satuan
2
Persyaratan
N/mm %
min. 16 min. 600
N/mm %
min. 16 min. 600
% %
maks. 60 maks. 60 kenampakan sarung tangan harus baik, tidak boleh ada tambalan bebas dari lubang, lepuh dan adanya benda-benda asing serta cacat fisik lainnya
Sumber: Dokumen SNI 06-1301-1989
2. Sarung tangan dari kulit sapi Merupakan sarung tangan yang terbuat dari kulit sapi samak krom yang dipakai pada kedua tangan dengan bentuk dan ukuran tertentu, serta digunakan
13
Tabel 6 Persyaratan ukuran sarung tangan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Bagian yang diukur Panjang ibu jari Panjang jari telunjuk Panjang jari tengah Panjang jari manis Panjang jari kelingking Lebar punggung Lingkar pergelangan Lebar ibu jari Lebar jari telunjuk Lebar jari tengah Lebar jari manis Lebar jari kelingking Panjang manset
Kecil (cm) 11 16 19 18 16 13 28 5 4 4 3,75 3,5 13
Sedang (cm) 12 17 20 19 17 14 29 5,5 4,25 4,5 4 3,75 14
Besar (cm) 13 18 21 20 18 15 30 6 4,5 5 4,25 4,0 15
Tabel 7 Persyaratan mutu pengerjaan No 1
Jenis uji Jahitan
2 2.1
2.2
Mutu Bahan Pemotongan bagian punggung tangan, punggung ibu jari, telapak, telapak jari tengah, jari manis dan bagian manset Jahitan
Persyaratan Rapi, tidak meloncat, tidak menumpuk, dijahit (4-5) stik/cm Dipotong sesuai pola arah pemotongan bebas
Rapi, tidak meloncat, tidak menumpuk, dijahit
14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni ~ Juli 2012. Berlokasi di RPH Maribaya dan RPH Tenjo, BKPH Parung Panjang, KPH Bogor, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten untuk 8 operator chainsaw. Penelitian yang ditujukan kepada pihak lain dilakukan di Laboratorium Pemanenan Hutan Fakultas Kehutanan IPB. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan pada penelitian ini adalah sarung tangan, alat tulis, kuesioner, kamera Nikon coolpix s3100, vibration meter , dan chainsaw tipe Stihl ms 380 & 440. Untuk pengolahan dan analisis data, digunakan satu unit peralatan komputer dengan software Corel Draw X4, Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007, dan SPSS ( Statistical Package for the Sosial
15
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan Pada tahap ini, kegiatan penelitian terdiri dari: a) Pengumpulan data, b)
Pengkajian studi lapang dan studi pustaka untuk memperoleh informasi awal penelitian, c) Pengurusan ijin penelitian dan persiapan peralatan survei. Studi lapang dilakukan di IUPHHK-HA PT Arfak Indra, Kabupaten Fak-fak, Papua Barat pada bulan Februari 2012. Melakukan uji coba sarung tangan karet Krisbow KW10-340, dan sarung tangan kulit Krisbow KW10-241 (digunakan di Perum Perhutani Cianjur) kepada responden di perusahaan tersebut. Kedua sarung tangan itu merupakan sarung tangan yang ada untuk operator chainsaw. Namun, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diidentifikasi sehingga alasan pengujian dilakukan untuk mengetahui informasi dari persepsi responden. Informasi tersebut kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan desain alternatif sarung tangan ergonomis untuk operator chainsaw. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata ergon (kerja) dan nomos (peraturan). Secara definisi istilah ergonomi menurut
16
Gambar 1 Krisbow KW10-340.
Gambar 2 Krisbow KW10-240.
17
operator chainsaw, yaitu sarung tangan tersebut tidak nyaman karena bentuk yang tidak sesuai, bahan yang kaku, serta panas. Berdasarkan informasi yang telah didapatkan dari responden, jika digambarkan dengan sebuah desain sarung tangan pada perangkat lunak Corel Draw X4 maka akan tergambar desain sarung tangan sebagai berikut:
1 3
2
Gambar 4a Desain sarung tangan alternatif (tampak depan).
18
melindungi namun dapat menyebabkan kaku dalam bergerak atau tidak fleksibel. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka realisasi sarung tangan menjadi:
1
Gambar 5 Realisasi desain sarung tangan alternatif. Keterangan: 1 = Punggung tangan menggunakan bahan kulit serta dilapisi busa untuk melindungi tangan dari risiko luka ringan, dibuat pola jahitan agar lebih fleksibel dalam bergerak.
19
3.4.3 Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data yang diperoleh dari kuesioner berupa skala Likert , kemudian
data diinput kedalam Microsoft Office Excel 2007. Selanjutnya, setelah data dijumlahkan berdasarkan masing-masing responden, hasil data tersebut diinput kedalam SPSS dengan metode Kruskal-Wallis. 2. Analisis Data Jawaban pertanyaan responden tentang persepsi penggunaan
sarung tangan berupa skala Likert . Skala Likert merupakan skala yang mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu. Skala likert merupakan skala ordinal yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Dalam penelitian ini menggunakan interval nilai 1 ~ 5 dengan keterangan; 1 = sangat tidak baik, 2 = tidak baik, 3 = sedikit baik, 4 = baik, dan 5 = sangat baik. Untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan
APD
dilakukan
uji
Krusskal-Wallis.
Savitri
(2011)
20
Ho diterima apabila nilai Asymp. Sig α ˃ 0,05 Ho dito lak apabila nilai Asymp. Sig α ≤ 0,05 4. Jika Ho diterima berarti semua sarung tangan tidak signifikan Jika Ho ditolak berarti ada sarung tangan yang signifikan dan harus dilakukan uji lanjut Dunn untuk mengetahui sarung tangan mana yang paling baik. Sehingga hipotesis pada kasus tersebut menjadi: H0 = M STi = M STj (Sarung tangan ke-i dan ke-j berpengaruh sama) H1 = M Sti ≠ M STj (sarung tangan ke-i dan ke-j memberikan pengaruh berbeda) 5. Dari uji lanjut Dunn didapatkan mean rank yang paling tinggi, maka nilai yang paling tinggi tersebut merupakan sarung tangan yang paling baik. Baik dalam hal ini terutama dari sisi kenyamanan dari sarung tangan tersebut saat digunakan.
21
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Letak dan Luas Areal Secara astronomis (berdasarkan garis lintang dan garis bujur), wilayah
KPH Bogor terletak pada 106º20'28”BT -107º17'09”BT dan 05º55'24”LS 06º48'00”LS. Luas kawasan hutan KPH Bogor berdasarkan sejarah berita acara tata batas (BATB) adalah 90.856,45 ha dan yang telah dikukuhkan seluas 84.360,40 ha tersebar di tiga kelas perusahaan yaitu: KP Acacia mangium, KP Meranti, dan KP Pinus. Dikarenakan adanya kawasan hutan yang masuk dalam perluasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan Gunung Gede Pangrango, maka luasan kawasan KPH Bogor sampai tahun 2010 adalah 49.342,59 ha. Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Parung Panjang secara administratif pemerintahan berada pada 3 (tiga) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Tenjo, Jasinga dan Parung Panjang. Sedangkan batas-batas
22
0
0
harian tertinggi 25,50 C dan suhu terkecil 18 C berdasarkan ratio bulan basah dan bulan kering setiap tahun serta memiliki konfigurasi lapangan yang sebagian besar relatif datar sampai dengan landai, dengan kemiringan lapangan bervariasi mulai dari datar (0-8 %) dan kemiringan agak curam (15-25 %). Berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut, kawasan KP Acacia mangium berada pada ketinggian 38 – 113 m dari permukaan laut yang terdiri dari: kelompok hutan Cikadu I&II (38 – 75 m dari permukaan laut), kelompok hutan Yanlava (38 – 88 m dari permukaan laut), dan kelompok hutan Parung Panjang I-III (50 – 113 m dari permukaan laut).
4.3 Geologi
Berdasarkan peta tinjau tanah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, jenis tanah pada kawasan hutan KP Acacia mangium KPH Bogor adalah podsolik merah kekuningan dan podsolik kuning dengan jenis batuan sebagian besar adalah oliocene dan sedimentary facies (Tabel 8).
23
Tabel 9 Pembagian wilayah KP Acacia mangium berdasarkan aliran DAS DAS
RPH
Luas (Ha)
Cidurian
Tenjo
1.536,15
Cidurian Maribaya 1.212,40 Cimanceuri Maribaya 914,99 Cimanceuri Jagabaya 1.733,70 Sumber: RPKH Kelas Perusahaan Acacia mangium KPH Bogor Jangka Perusahaan 2011-2015
4.5 Kondisi Sumberdaya Hutan
Dalam pembagian wilayah kerja, luas kawasan hutan KPH Bogor yang termasuk dalam wilayah administratif pemerintahan Kabupaten Bogor, Bekasi, dan Tangerang sebesar 49.342,59 ha (Tabel 10). Tabel 10 Rekapitulasi luas kawasan hutan Perum Perhutani KPH Bogor berdasarkan wilayah administratif pemerintahan Tahun 2010 No 1
2
Kabupaten Bogor
Bogor
BKPH Bogor
Leuwiliang
RPH Babakan Madang Cipayung Cipamingkis
Luas 3.022,80 2.568,60 3.665,82
Jumlah Leuwiliang Gobang Nanggung
9257,22 973,00 2.164,22 83,65
24
Tabel 11 Luas fungsi kawasan hutan KPH Bogor berdasarkan wilayah administratif pemerintahan Tahun 2010 No 1 2 3
Fungsi Hutan Hutan Lindung (ha) Hutan Produksi Tetap (ha) Hutan Produksi Terbatas (ha)
Kabupaten Bogor 20.057,38 17.452,51
Bekasi 5.311,15 5.170,00 -
Tangerang 1.351,55 -
Total (ha) 6.662,70 25227,38 17.452,51
Jumlah 37.509,89 10.481,15 1.351,55 49.342,59 Sumber: RPKH Kelas Perusahaan Acacia mangium KPH Bogor Jangka Perusahaan 2011-2015
4.6 Kondisi Sosial 4.6.1 Pengembangan Wilayah Kabupaten Bogor 2
Kabupaten Bogor dengan luas 230.195 ha (2.301,95 Km ) terdiri dari 40 kecamatan dan 428 desa atau kelurahan. KPH Bogor dengan luas wilayah 49.342,59 ha dikelilingi oleh 25 kecamatan dengan 89 desa yang terdiri dari: 68 desa di wilayah kabupaten Bogor, 14 desa di wilayah kabupaten Tangerang, dan 7 desa di kabupaten Bekasi. Secara administrasi pemerintahan, KP Acacia mangium berada di wilayah kabupaten Bogor dengan 2 kecamatan dan 14 desa.
25
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Ketiga Sarung Tangan
Tabel 12 Penilaian operator chainsaw Kategori
Ketangkasan
Keamanan
Daya Pegang
Kenyamanan Keterangan:
Interval
Kode sarung tangan
sangat tidak
tidak
sedikit
baik
sangat baik
ST1 ST2 ST3 ST1 ST2 ST3 ST1 ST2 ST3 ST1 ST2 ST3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
3 0 2 5 1 0 4 0 7 0 0 0
5 0 4 3 6 5 3 0 1 5 0 4
0 8 1 0 1 3 0 8 0 3 8 4
26
responden menyatakan tidak baik dalam hal ketangkasan seperti pengontrolan jari yang terganggu dalam menekan pemicu gas pada mesin chainsaw. Tabel 13 Penilaian non-operator chainsaw Kategori
Ketangkasan
Keamanan
Daya pegang
Kenyamanan
Kode sarung tangan ST1 ST2 ST3 ST1 ST2 ST3 ST1 ST2 ST3 ST1 ST2 ST3
Interval sangat tidak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Keterangan: ST1 = Sarung Tangan Krisbow KW10-340 ST2 = Sarung Tangan Krisbow KW10-240 ST3 = Sarung Tangan Desain Alternatif
tidak 2 4 0 2 1 1 0 2 1 1 3 2
sedikit 1 1 3 4 3 5 5 2 3 3 3 5
baik 5 3 5 2 4 2 3 4 4 3 2 1
sangat baik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
27
penyempurnaan dari desain alternatif sarung tangan sehingga nilai dari sarung tangan tersebut meningkat dan layak untuk direkomendasikan kepada para pekerja hutan seperti operator chainsaw. 5.2
Hasil Uji Kruskal-Wallis dan Persepsi Terhadap Sarung Tangan
Untuk mengetahui apakah sarung tangan tersebut sudah baik atau layak secara statistik, maka digunakan metode Kruskal-Wallis. Berdasarkan pengolahan dan analisis data lapangan, maka hasil uji Kruskal-Wallis adalah sebagai berikut: Tabel 14 Ranking sarung tangan pada operator chainsaw Grup Operator chainsaw
Kode sarung tangan sarung tangan 1 sarung tangan 2 sarung tangan 3 Total
Keterangan: a = tidak berbeda nyata pada P-Value 0,001 b = berbeda nyata pada P-Value 0,001 N = jumlah pengamatan
N 8 8 8 24
Mean rank 7.44a 20.25 9.81a
28
Tabel 15 Ranking sarung tangan pada non-operator chainsaw Grup Non-operator chainsaw
Kode sarung tangan
N
Mean rank
sarung tangan 1
8
13.62a
sarung tangan 2
8
10.56a
sarung tangan 3
8
13.31a
Total
24
Keterangan: a = tidak berbeda nyata pada P-Value 0,632 N = jumlah pengamatan
Pada Tabel 15, dalam kasus non-operator chainsaw diperoleh nilai yang tidak berbeda jauh diantara ketiga sarung tangan tersebut. Hal ini diperkuat oleh nilai P-value > 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa H 0 diterima pada hipotesis awal, maka cukup bukti untuk mengatakan bahwa tidak ada perbedaan atau samasama baik antar ketiga sarung tangan tersebut pada taraf nyata 5%. Hasil uji Kruskal-Wallis tersebut menunjukkan bahwa persepsi non-operator chainsaw terhadap ketiga sarung tangan tersebut adalah setiap masing-masing sarung tangan memiliki kelebihan dan kekurangan dari setiap bagian-bagian sarung tangan.
29
Tabel 16 Hasil pengukuran getaran pada berbagai macam perlakuan No
Perlakuan
1 2 3 4
Tanpa ST ST1 ST2 ST3
Pengulangan 1 3.7 2.06 1.97 2.72
( full speed ) ; (m/s2) 2 3 3.78 4.03 2.18 1,29 1.95 1.33 2.27 2.31
Rata-rata (m/s2) 3.84 2.12 1.75 2.43
Keterangan: ST1 = Sarung Tangan Krisbow KW10-340 ST2 = Sarung Tangan Krisbow KW10-240 ST3 = Sarung Tangan Desain Alternatif
Berdasarkan informasi pada Tabel 16, sarung tangan terbukti dapat mereduksi getaran mekanis dan hal ini ditunjukkan dengan perbedaan angka antara penggunaan sarung tangan saat percobaan dan tanpa menggunakan sarung tangan. Tabel 16 menjelaskan bahwa dengan menggunakan sarung tangan nilai percepatan yang diterima lebih kecil daripada tanpa menggunakan sarung tangan. Artinya, penggunaan sarung tangan menjadi sangat penting terutama untuk melindungi pekerja hutan seperti operator chainsaw karena sarung tangan terbukti dapat mereduksi getaran mekanis yang diterima tubuh. Namun perbedaan nilai
30
sarung tangan alternatif untuk penyempurnaan desain alternatif sarung tangan agar memenuhi kebutuhan operator chainsaw atau ergonomis. Berdasarkan hasil uji coba sarung tangan desain alternatif dengan sarung tangan konvesional, modifikasi terhadap desain sarung tangan alternatif adalah dari sisi bentuk, dan dari jenis bahan yang digunakan. Bentuk menyesuaikan kebutuhan operator tidak hanya dari sisi kenyamanan namun juga dari sisi keamanan seperti pada tangan kanan hanya bagian telunjuk saja yang tidak tertutup, ini dimaksudkan untuk kenyamanan menekan pemicu gas mesin gergaji dan tetap memperhatikan perlindungan pada jari lainnya. Selain bentuk, jenis bahan yang digunakan juga memperhatikan dari sisi keamanan dan kenyamanan. Oleh karena itu, pada bagian telapak tangan disarankan menggunakan bahan karet yang tidak kaku agar lebih nyaman dalam bergerak dan memiliki daya pegang yang baik saat memegang mesin gergaji. Bahan yang akan digunakan sebaiknya tidak hanya kuat, tetapi juga ringan. Selain itu, bahan yang akan digunakan tetap memperhatikan harga dari kesanggupan operator chainsaw untuk membeli.
31
Hal-hal penting dalam penelitian ini terkait dengan sarung tangan adalah: 1. Desain Bentuk Seperti apa yang telah dijelaskan sebelumnya, bentuk sarung tangan ergonomis
dibuat
menyesuaikan
dengan
kebutuhan
penggunanya,
dan
menyesuaikan dengan lingkungan disekitarnya. Dalam hal ini lingkungan sekitar yang dimaksudkan adalah alat yang digunakan yaitu mesin gergaji (chainsaw). 2. Pemilihan Bahan Jenis bahan yang digunakan untuk sarung tangan sebaiknya tidak hanya memperhatikan dari sisi keamanan dan kenyamanan dari bahan tersebut. Namun, tetap memperhatikan besarnya harga yang menyesuaikan dengan kesanggupan operator chainsaw untuk membelinya. Disarankan jenis bahan yang akan digunakan sebaiknya memenuhi standar dari SNI sebagai acuan, seperti pada dokumen SNI 06-1301-1989 (sarung tangan karet), dan SNI 06-0652-2005 (sarung tangan dari kulit sapi untuk kerja berat). 3. Pemilihan Warna
32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Pekerja (operator chainsaw) menganggap penggunaan APD itu memang penting untuk melindungi diri dari risiko kecelakaan. Kenyataannya, di lapangan masih banyak yang tidak menggunakan APD dikarenakan saat ini APD yang ada kurang nyaman untuk digunakan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa para pekerja lebih mementingkan sisi kenyamanan dari APD (sarung tangan) tersebut dibandingkan dari sisi keamanan. Alternatif desain sarung
tangan
ergonomis
menjadi
salah
satu
solusi
dalam
menjawab
permasalahan yang ada saat ini. Sehingga, diperoleh desain sarung tangan yang sesuai untuk operator chainsaw dalam melaksanakan pekerjaannya yaitu memenuhi kriteria ketangkasan, kenyamanan, perlindungan, dan memiliki daya pegang yang baik.
33
DAFTAR PUSTAKA Ada YSB. 2008. Kebisingan, Pencahayaan, dan Getaran di Tempat Kerja. Mitra XIV (3). [terhubung berkala]. http://isjd.pdii.lipi.go.id/ admin/ jurnal/ 14308282290.pdf [15 Agustus 2012] [Balai K3 Bandung]. 2008. Alat Pelindung Diri. http://hiperkes.wordpress.com/ 2008/04/04/alat-pelindung-diri/ [06-09-2012] [BSN] Badan Standardisasi Nasional.____. Profil Badan Standardisasi Nasional . Perpustakaan BSN: Jakarta Daniel. 1990. Applied Nonparametric Statistics 2nd ed . Boston: PWS-Kent Publishing Company [Depkes] Departemen Kesehatan. 2009. Ergonomi. Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan.http://www.depkes.go.id/download/Ergonomi/PDF [12 Desember 2011] [ILO] International Labour Office. 1998. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan Kehutanan. Yanri Z, penerjemah; Elias, Widiatmoko P, editor. International Labour Office. Geneva. Terjemahan dari: Safety and Health in Forestry Work
34
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1989. Sarung Tangan Karet [SNI 06-13011989]. Perpustakaan BSN: Jakarta [SNI] Standar Nasional Indonesia. 2005. Sarung Tangan Dari Kulit Sapi Untuk Kerja Berat [SNI 06-0652-2005]. Perpustakaan BSN: Jakarta Yovi EY, Takimoto Y, Ichihara K, Matsubara C. 2005 . A study workload and work efficiency in timber harvesting by using chainsaw in pine plantation forest in Java Island – clear cutting operation. Applied Forest Science. 14(1): 17~26 Yovi EY. 2007. %VdotO 2max as physical Load Indicator Unit in Forest Work Operation. Jurnal Manajemen Hutan Tropika XIII (3): 140~145.
35
LAMPIRAN
36
Lampiran 1 Persepsi Pekerja Terhadap Penggunaan APD Nama Umur Pendidikan Terakhir Pekerjaan Pengalaman Kerja (Tahun) Lama Kerja (jam/hari) Daerah Asal No Pertanyaan 1 Apakah anda mengetahui apa itu APD dan macam-macamnya? Sebutkan : 2 Apakah anda mengetahui peraturan menggunakan APD? 3 Apakah anda mengetahui fungsi dari APD tersebut? Sebutkan :
a. pelindung kepala (helmet ) b. penutup telinga (ear muff /ear plug ) c. kacamata (eye google) d. masker
: : : : : : : Jawaban (ya/tidak)
(ya/tidak)
37
Lampiran 2 Persepsi Pengguna Chainsaw Terhadap Sarung Tangan
Nama Umur Pendidikan Terakhir Pekerjaan Pengalaman Kerja (Tahun) Lama Kerja (jam/hari) Daerah Asal No
: : : : : : :
Tanggapan 1
Pernyataan 1
1
2
3
Kemampuan tangan memegang chainsaw dengan erat (tidak licin) Reaksi telapak tangan ketika memegang chainsaw saat menyala (dengan sarung tangan). Kenyamanan/ keleluasaan daerah punggung tangan & pergelangan tangan saat menggunakan sarung tangan.
2
3
4
Tanggapan 2 5
1
2
3
4
Tanggapan 3 5
1
2
3
4
5
38
Lampiran 3 Hasil Uji Kruskal-Wallis 1. Operator chainsaw
Rank Grup Operator chainsaw
Kode sarung tangan sarung tangan 1 sarung tangan 2 sarung tangan 3 Total
N 8 8 8 24
Mean rank 7.44 20.25 9.81
Test Statisticsa, Chi-Square Df Asymp. Sig.
Operator 15.036 2 0.001
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Kode sarung tangan
Dari hasil diatas p-value < 5% maka perlu dilakukan uji lanjut Dunn untuk mengetahui sarung tangan mana yang berpengaruh terhadap kenyamanan. Uji Dunn Diketahui:
39
Lampiran 3 Hasil Uji Kruskal-Wallis (lanjutan)
Pasangan perbandingan: | R ST 1 R ST 2 |=12,81 > 8,472 [ tolak H 0 (berbeda nyata)] | RST1 R ST 3 |= 2,37 < 8,472 [terima H 0 (tidak berbeda nyata)] | RST 2 RST 3 |=10,44 > 8,472 [tolak H 0 (berbeda nyata)] Kesimpulan : Sarung tangan 1 dan 3 tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kenyamanan, tetapi baik sarung tangan 1 dan 3 terhadap sarung tangan 2 memberikan pengaruh yang berbeda pada taraf nyata 5%. 2. Non-operator
chainsaw
Rank Grup Non-operator chainsaw
Kode sarung tangan sarung tangan 1 sarung tangan 2 sarung tangan 3 Total
N 8 8 8 24
Mean rank 13.62 10.56 13.31
40
Lampiran 4 Grafik deskripsi penilaian operator chainsaw terhadap sarung tangan Jumlah Responden terkait Penilaian Sarung Tangan pada empat kategori 9 8 7
n e d6 n o p s 5 e r h4 a l m3 u J
sangat tidak nyaman tidak nyaman sedikit nyaman nyaman
2
sangat nyaman 1 0
ST1
ST2 Ketangkasan
ST3
ST1
ST2
ST3
ST1
Keamanan
ST2 Daya Pegang
Kategori
ST3
ST1
ST2 Kenyamanan
ST3