KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah makalah sejarah ini dengan baik. Makalah ini berkaitan berkaitan dengan perkembangan perkembangan Mataram kuno dan Tarumanegara. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi memenuhi tugas sejarah serta memberi tahu kepada pembaca mengenai perkembangan kerajaan Mataram kuno dan Tarumanegara. Dalam pembuatan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari pihak-pihak terkait untuk memperoleh informasinya. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu hasil makalah kami ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Kami senantiasa mengharapkan konstribusi pemikiran anda sehingga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Maros, Februari 2014 Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Agama Hindu dan Buddha berasal dari India. Kedua agama tersebut masuk dan dianut oleh penduduk di berbagai wilayah Nusantara. Pada waku yang hampir bersamaan, sekitar abad ke-4, bersamaan dengan mulai berkembangnya hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Cina. Sebelum pengaruh Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia, diperkirakan penduduk Indonesia menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Agama Buddha disebarluaskan ke Indonesia oleh para bhiksu, sedangkan mengenai pembawa agama Hindu ke Indonesia terdapat 4 teori sebagai berikut:
Teori ksatria (masuknya agama Hindu disebarkan oleh para ksatria)
Teori waisya (masuknya agama Hindu disebarkan para pedagang berkasta waisya)
Teori brahmana (masuknya agama Hindu disebarkan para Brahmana)
Teori campuran (masuknya agama Hindu disebarkan ksatria, Brahmana, maupun waisya) Antara abad ke-4 hingga ke-16 di berbagai wilayah Nusantara berdiri berbagai kerajaan
bercorak agama Hindu dan Buddha. Pada makalah ini, akan dijelaskan sejarah kerajaan Mataram kuno danTarumanegara.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana asal-usul dan perkembangan pada masa kerajaan Mataram kuno dan Tarumanegara? 2. Bagaimana keadaan masyarakat pada masa kerajaan Mataram kuno dan Tarumanegara? 3. Apa saja sumber-sumber sejarah di masa kerajaan Mataram kuno dan Tarumanegara? 4. Apa penyebab kemunduran kerajaan Mataram kuno dan Tarumanegara?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui asal-usul keberadaan masa kerajaan Mataram kuno dan Tarumanegara. 2. Untuk mengetahui keadaan masyarakat pada masa kerajaan Mataram kuno dan Tarumanegara. 3. Dapat mengetahui sumber-sumber sejarah yang terkait dengan kerajaan Mataram kuno dan Tarumanegara. 4. Dapat mengetahui penyebab kemunduran kerajaan Mataram kuno dan Tarumanegara.
BAB II PEMBAHASAN
A. Kerajaan Mataram kuno a. Awal Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan jaman Hindu yang banyak meninggalkan sejarah melalui prasasti yang ditemukan. Kerajaan ini pada awalnya berdiri di wilayah Jawa Tengah yang juga dikenal sebagai kerajaan Medang. Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad 8. Namun, sejak abad 10 kerajaan ini mengalihkan pusat kekuasaannya di Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi – Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini sangat subur. Kerajaan Mataram kuno merupakan kerajaan Hindu yang pernah berjaya dengan dua dinasti. Dinasti yang pernah berjaya memimpin Mataram kuno adalah Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu (di bagian utara), dan Dinasti Syailendra yang beragama Buddha (di bagian selatan). Dalam hal pembuatan candi, kedua dinasti dapat bekerja sama, tetapi di bidang politik terjadi perebutan kekuasaan
b. Tatanan Birokasi Kerajaan Mataram Kuno
Selama 178 tahun berdiri, kerajaan Mataram kuno dipimpin oleh raja-raja yang sebagian terkenal dengan keberanian, kebijaksanaan dan sikap toleransi terhadap agama lain. Adapun rajaraja yang sempat memerintah kerajaan Mataram Kuno antara lain: 1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M) 2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M) 3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M) 4. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M) 5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M) 6. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840-863 M) 7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (863-882 M) 8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-898 M)
9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910 M)
c.
Sumber Sejarah Kerajaan Mataram kuno
Salah satu sumber sejarah bukti keberadaan Kerajaan Mataram kuno adalah prasasti prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Prasasti-prasasti tersebut antara lain Prasasti Canggal, Prasati Balitung, Prasati Kalasan, Prasati Kalurak, Prasasti Ratu Boko, Prasasti Nelanda. Selain meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Mataram juga membangun banyak candi, baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha. Candi-candi peninggalan Kerajaan Mataram antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, dan tentu saja
yang
paling
kolosal
adalah Candi
Borobudur, candi
megah
yang
dibangun
sungai
Progo,
meliputi
oleh Sailendrawangsa.
d. Keadaan Masyarakat pada Masa Kerajaan Mataram kuno a.
Kehi dupan ekonomi
Pusat
kerajaan
Mataram
Kuno
terletak
di
Lembah
daratanMagelang, Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta. Daerah itu amat subur sehingga rakyat menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian. Hal ini mengakibatkan banyak kerajaankerajaan serta daerah lain yang saling mengekspor dan mengimpor hasil pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan sejak masa pemerintahan Rakai Kayuwangi. Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung berkuasa. Raja telah memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan serta penduduk
disekitar
kanan-kiri
aliran
Sungai
Bengawan
Solo
diperintahkan
untuk
menjaminkelancaran arus lalu lintas perdagangan melalui aliran sungai tersebut. Sebagai imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri sungai tersebut dibebaskan dari pungutan pajak. Lancarnya pengangkutan perdagangan melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.
b.
Kehidupan politi k
Untuk mempertahankan wilayah kekuasaannya, Mataram Kuno menjalin kerjasama dengan kerajaan tetangga, misalnya Sriwijaya, Siam dan India. Selain itu, Mataram Kuno juga menggunakan sistem perkawinan politik. Contohnya; pada masa pemerintahan Samaratungga yang berusaha menyatukan kembali Wangsa Syailendra dan Wangsa Sanjaya dengan cara
anaknya yang bernama Pramodyawardhani(Wangsa Syailendra) dinikahkan dengan Rakai Pikatan (Wangsa Sanjaya). Dengan adanya perkawinan politik ini, maka jalinan kerukunan beragama antara Hindu (Wangsa Sanjaya) dan Buddha (Wangsa Syailendra) semakin erat.
c.
Kehi dupan agama dan sosi al budaya
Kerajaan Mataram diperintah oleh Dinasti Sanjaya dan Dinasti Sailendra. Dinasti Sanjaya beragama Hindu dengan pusat kekuasaannya di utara. Kerajaan Mataram Kuno meskipun dalam praktik keagamaannya terdiri atas agama Hindu dan agama Buddha, masyarakatnya tetap hidup rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu dibuktikan ketika mereka bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur. Masyarakat Hindu yang sebenarnya tidak ada kepentingan dalam membangun Candi Borobudur, tetapi karena sikap toleransi dan gotong royong yangtelah mendarah daging turut juga dalam pembangunan tersebut. Keteraturan kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno juga dibuktikan adanya kepatuhan hukum pada semua pihak. Peraturan hukum yang dibuat oleh penduduk desaternyata juga di hormati dan dijalankan oleh para pegawai istana. Semua itu bias berlangsung karena adanya hubungan erat antara rakyat dan kalangan istana. Semangat kebudayaan masyarakat Mataram Kuno sangat tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya peninggalan berupa prasasti dan candi. Prasasti peninggalandari Kerajaan Mataram Kuno, seperti prasasti Canggal (tahun 732 M), prasasti Kelurak (tahun 782 M), dan prasasti Mantyasih (Kedu). Selain itu, juga dibangun candi Hindu, seperti candi Bima, candi Arjuna, candi Nakula, candi Prambanan, candi Ratu Baka, dan candi Sukuh. Selain candi Hindu, dibangun pula candi Buddha, misalnya candi Borobudur, candi Kalasan, candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, dan candiMendut. Mereka juga telah mengenal bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Selain itu,masyarakat kerajaan Mataram Kuno juga mampu membuat syair.
e.
Kemunduran Kerajaan Mataram Kuno
Kemunduran kerajaan Mataram Kuno disebabkan karena kedudukan ibukota kerajaan yang semakin lama semakin lemah dan tidak menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh: 1. Tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia luar, 2. Sering dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi, 3. Mendapat ancaman serangan dari kerajaan Sriwijaya.
Oleh karena itu pada tahun 929 M ibukota Mataram Kuno dipindahkan ke JawaTimur (di bagian hilir Sungai Brantas) oleh Empu Sindok. Pemindahan ibukota ke JawaTimur ini dianggap sebagai cara yang paling baik. Selain Jawa Timur masih wilayah kekuasaan Mataram Kuno, wilayah ini dianggap lebih strategis. Hal ini mengacu pada letak sungai Brantas yang terkenal subur dan mempunyai akses pelayaran sungai menuju Laut Jawa. Kerajaan itu kemudian dikenal dengan Kerajaan Mataram Kuno di JawaTimur atau Kerajaan Medang Kawulan.
B. Kerajaan Tarumanegara a. Awal Berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa, tepatnya dengan pusat di daerah Bogor pada abad ke-4 hingga abad ke7 M. Kerajaan Tarumanegara sendiri memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas, yaitu mencakup hampir seluruh wilayah Jawa Barat, Banten, dan Jakarta sekarang. Kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan bercorak Hindu tertua di Pulau Jawa dan di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
b. Tatanan Birokrasi Kerajaan Tarumanegara
Tarumanegara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Adapun rajaraja tersebut antara lain: 1.
Jayasingawarman (358-382 M)
2.
Dharmayawarman (382-395 M)
3.
Purnawarman (395-434 M)
4.
Wisnuwarman (434-455 M)
5.
Indrawarman (455-515 M)
6.
Candrawarman (515-535M)
7.
Suryawarman (535-561M)
8.
Kertawarman (561-628 M)
9.
Sudhawarman (628-639 M)
10.
Hariwangsawarman (639-640 M)
11.
Nagajayawarman (640-666 M)
12.
c.
Linggawarman (666-669 M)
Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanegara
Sumber-sumber sejarah berdirinya kerajaan Tarumanegara berasal dari prasasti-prasasti dan berita asing. a.
Beri ta asin g
Berita asing yang dimaksud adalah berita dari Cina. Di jaman Dinasti T’ang menyebutkan bahwa ada pendeta yang bernama Fa-Hien yang terdampar di pantai utara Jawa. Sebelumnya pendeta Fa-Hien pada tahun 414 M, bertolak dari Srilangka menuju Kanton, setelah dua hari berlayar, ia diserang angin topan hingga ia terdampar di ye-po-ti. Ye-po-ti adalah ejaan Cina dari kata Jawadwipa yang sama dengan Jawa. Dalam catatan perjalanannya, Pendeta Fa-Hien menyebutkan bahwa di daerah pantai utara Pulau Jawa bagian barat telah ditemukan masyarakat yang mendapat pengaruh Hindu (India). Masyarakat yang ditemukan itu diperkirakan menjadi bagian dari masyarakat Kerajaan Tarumanegara.
b.
Prasasti
Ada 7 prasasti yang menerangkan keberadaan Kerajaan Tarumanegara, prasasti itu antara lain: 1) Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor) 2) Prasasti Jambu (Bogor) 3) Prasasti Pasir Awi (Leuwikiang) 4) Prasasti Muara Cianten (Bogor) 5) Prasasti Munjul (Banten) 6) Prasasti Tugu (Jakarta Utara) 7) Prasasti Cidanghiyang (Banten)
c.
Keadaan Masyarakat pada Masa Kerajaan Tarumanegara a.
Kehi dupan ekonomi
Prasasti Tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di kerajaan Tarumanegara
denagn dunia luar. Juga perdagangan dengan daerah-daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonomian masyarakat kerajaan Tarumanegara sudah berjalan teratur.
b.
Kehidupan politi k
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja Purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawahsawah pertanian rakyat.
c.
Kehi dupan agama dan sosi al budaya
Kehidupan sosial kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya raja purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum Brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa. Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan sebagai bukti kebesaran kerjaan tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti prasasti tersebut menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.
d. Kemunduran Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan runtuh pada sekitar abad ke-7 Masehi. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa setelah abad ke-7, berita mengenai kerajaan ini tidak pernah terdengar lagi baik dari sumber dalam negeri maupun luar negeri . Para ahli berpendapat bahwa runtuhnya Kerajaan Tarumanegara kemungkinan besar disebabkan karena adanya tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang terus melakukan ekspansi wilayah.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran