BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bumi sebagai tempat tinggal bagi kehidupan berbagai makhluk hidup,
memiliki sumber daya alam yang dapat digunakan untuk mendukung kehidupan
makhluk hidup tersebut. Disadari atau tanpa kita sadari, banyak sekali
barang-barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari- hari berasal
dari sumber daya alam yang ada di sekitar kita. Mulai dari peralatan
rumah tangga, bahan bangunan, bahan-bahan pertanian, hingga bahan obat-
obatan banyak yang berasal dari bahan-bahan di sekitar kita. Bahan-
bahan alam tersebut ada yang langsung bisa dimanfaatkan oleh manusia.
Namun ada juga yang harus diolah terlebih dahulu baru bisa kita
manfaatkan.
Bahan-bahan alam yang tersedia di bumi diantaranya berupa
tumbuhan, air, tanah, batuan, mineral, batubara, minyak bumi gas alam
dan lain-lain. Setiap jenis bahan alam tersebut memiliki perannya masing-
masing bagi kehidupan manusia, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung
Bahan-bahan yang ada disekitar kita memiliki sifat dan
karakteristik masing-masing yang berbeda satu sama lain. Karakteristik
tersebut diantaranya adalah sifat fisik, sifat kimia dan strukturnya.
Karakteristik inilah yang membuat bahan-bahan tersebut bisa memiliki
fungsi tertentu yang khas. Batu-batuan, pasir dan logam, sifatnya
sangat keras, kadang bersifat racun dan tidak mengandung bahan-bahan
yang dibutuhkan tubuh sehingga bahan ini tidak dapat diperuntukkan untuk
makanan dan sering dipakai untuk keperluan bangunan dan infra struktur
lainnya. Tetapi sebaliknya bahan alam yang berasal dari tumbuhan dan
hewan banyak mengandung bahan yang diperlukan tubuh, seperti
karbohidrat, protein, lemak sehingga sering dikomsumsi sebagai sumber
energi bagi pertumbuhan manusia.
Dalam makalah ini hanya akan membahas mengenai Kearifan Dalam
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kearifan dalam bentuk kegiatan pertanian ?
2. Bagaimana kearifan dalam bentuk pemanfaatan pertambangan ?
3. Bagaimana kearifan dalam bentuk kegiatan industry dan jasa ?
4. Apa itu Sumber Daya Energi ramah lingkungan dan terbaharukan ?
5. Bagaimana cara pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan prinsip
ekofisiensi?
6. Apakah itu AMDAL ?
7. Bagaimana Pengelolaan Sumber Daya Alam dengan Prinsip Berwawasan
Lingkungan dan Berkelanjutan ?
8. Bagaimana Pengelolaaan Sumber Daya Alam dengan Prinsip Mengurangi ?
9. Bagaimana Pengelolaan Sumber Daya Alam dengan Prinsip Daur Ulang ?
C. Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan makalah yang bertema kearifan pemanfaatan SDA
yang memiliki beberapa tujuan. Diantaranya :
1. Untuk mengetahui kearifan dalam bentuk kegiatan pertanian .
2. Untuk mengetahui kearifan dalam bentuk pemanfaatan pertambangan.
3. Untuk mengetahui kearifan dalam bentuk kegiatan industry dan jasa.
4. Untuk mengetahui apa itu Sumber Daya Energi ramah lingkungan dan
terbaharukan.
5. Untuk mengetahui bagaimana cara pemanfaatan sumber daya alam
berdasarkan prinsip ekofisiensi.
6. Untuk mengetahui apakah itu AMDAL.
7. Untuk mengetahui Pengelolaan Sumber Daya Alam dengan Prinsip
Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan.
8. Untuk mengetahui Pengelolaaan Sumber Daya Alam dengan Prinsip
Mengurangi.
9. Untuk mengetahui Pengelolaan Sumber Daya Alam dengan Prinsip Daur
Ulang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SECARA ARIF
1. Kearifan dalam Bentuk Kegiatan Pertanian
Pertanian adalah pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam
hayati terutama tanaman produktif yang menghasilkan dan dapat di
pergunakan sebagai kehidupan manusia. Sedangkan pengertian pertanian
dalam arti sempit adalah suatu proses becocok tanam di suatu lahan
yang telah di siapkan sebelumnya dalam skala kecil pola perdagangan
lokal, serta mengunakan cara manual tanpa terlalu banyak memakai
menejemen .
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah
sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat
penting untuk dikembangkan di negara kita.
Secara umum, di Indonesia terdapat beberapa bentuk pertanian
sebagai berikut:
1. Sawah
Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan
basah dan memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak,
sawah tadah hujan maupun sawah pasang surut. Yang pada masa
sekarang sudah hampir punah. Sawah merupakan cara bertani yang
lebih baik di bandingkan cara lain karena sudah menerapkan
saptausaha tani.
2. Ladang (Huma)
Ladang merupakan sistem pertanian pada lahan kering yang
sering disebut juga"HUMA". Pada sistem pertanian ini berpindah-
pindah yaitu melakukan pembukaan hutan dengan cara pembakaran
lahan yang telah terbuka ditanami padi dan palawija. Hal ini
merugikan karena unsur-unsur hara yang bersifat meyuburkan tanah
akan hilang akibat pengolahan tanah yang salah. Sistem ini
berakibat pada tanah longsong dan banjir.
3. Tegalan
Tegalan merupakan sistem pertanian lahan kering yang sudah
menetap. Jenis tanaman yang ditanam pada lahan ini diantaranya
palawija dan padi gogo. Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan
kering (dry farming) yang bergantung pada pengairan air hujan,
ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan
dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat
pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim
kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman
pertanian.
Jenis pertanian tanaman pangan, antara lain padi, jagung, ketela
pohon, kedelai, dan kacang tanah.
2. Kearifan dalam Bentuk Pemanfaatan Pertambangan
Sumber daya alam adalah keanekaragaman kekayaan alam yang terdapat
di bumi, udara, dan air, yang di manfaatkan untuk kepentingan dan
memenuhi kebutuhan manusia. Sumber alam terbagi menjadi dua. Di
antaranya adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat
diperbaharui adalah tanah, air, hewan, dan tumbuhan. Sumber daya alam
ini harus tetap kita jaga kelestariannya, supaya ekosistemnya tidak
rusak. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah hasil
tambang yang berasal dari perut bumi. Misalnya batu bara, minyak bumi,
timah, tembaga , emas, perak, dan mineral lainnya. Kita harus dapat
mengolahnya sebaik mungkin serta tidak merusak lingkungan sekitar.
Sumber daya alam ini akan terbentuk kembali setelah jutaan tahun
kemudian.
Kegiatan Pertambangan merupakan Pertambangan tergolong pada
kegiatan yang memerlukan hard engineering (rekayasa keras) yang sangat
berisiko menganggu lingkungan. Sehingga kegiatan penambangan
seharusnya dilakukan secara arif dengan mempertimbangkan kemampuan
lingkungan, tidak berlebihan dan tidak merusak lingkungan. Hal yang
perlu diingat karena setiap lingkungan memiliki keterbatasan.
Hasil tambang termasuk sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui sehingga dalam mengelolaannya harus sehemat dan sebaik
mungkin. Upaya dalam mengatasi hal tersebut dengan melakukan strategi
pertambangan berwawasan lingkungan sampai dengan proses pengolahannya
sampai terus mencari sumber daya pengganti.
Beberapa cara dalam mengelola bahan tambang secara berkelanjutan :
a. Penghematan dalam pemakaiannya dengan selalu mengingat generasi
penerus
b. Melakukan ekspor tambang bukan sebagai bahan mentah, tetapi sudah
menjadi bahan baku atau jadi
c. Mengadakan penyelidikan dan penelitian untuk menemukan lokasi
pertambangan yang baru
d. Apabila dimungkinkan diusahakan bahan pengganti yang sifatnya dapat
diperbaharui
3. Kearifan dalam Bentuk Kegiatan Industri dan Jasa
a. Dampak Industri Terhadap Lingkungan
Dari proses industri. Hal ini perlu dicermati karena di
Indonesia masih banyak industri yang belum bisa menerapkan sistem
yang ramah terhadap lingkungan. Industri seperti ini menyebakan
pencemaran terhadap lingkungan yang secara langsung atau tidak
langsung menyebabkan kerugian bagi lingkungannya baik itu penduduk
yang tinggal disekitar kawasan industri atau dampak terhadap
kerusakan lingkungan daerah sekitarnya.
Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi suatu penyakit
kronis yang dirasa sangat sulit untuk dipulihkan. Pada zaman orde
baru, pembangunan diarahkan dari sektor agraris kemudian beralih ke
sektor industri. Selama 20 tahun terakhir pembangunan ekonomi
Indonesia mengarah kepada industrialisasi. Tidak kurang terdapat
30.000 industri yang beroperasi di Indonesia dari tahun ke tahun
menunjukkan peningkatan (Suardana, 2008). Peningkatan jumlah ini
menimbulkan dampak ikutan dari industrialisasi ini yaitu terjadinya
peningkatan dampak dari hasil buangan industri ini dirasakan
sekarang ini.
Pencemaran air, udara, tanah dan pembuangan limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) dihasilkan dari proses produksi
industri. Salah satu penyebab yang terjadi karena pemerintah dan
pelaku industri kurang mengedepankan sektor lingkungan. Akibatanya
merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh komunitas-komunitas
yang tinggal di sekitar kawasan industri.
Limbah industri umumnya berupa bahan sintetik, logam berat,
bahan beracun berbahaya yang sulit untuk diurai oleh proses biologi
(nondegradable) selain itu limbah industri bersifat menetap dan
mudah terakumulasi (biomagnifikasi) bahkan logam berat sebagai
sebuah unsur memiliki kodrat menetap di alam tidak dapat
dihilangkan.
Sedangkan limbah domestik umumnya tersusun atas limbah
organik, jenis limbah ini dapat terurai menjadi zat-zat yang tidak
berbahaya dan dapat dihilangkan dari perairan dengan proses
biologis alamiah (biodegradable), proses kimia dan fisika. Selain
itu yang perlu dikawatirkan adalah dampak limbah industri terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah industri yang bersifat
nonbiodegradable berbahaya terhadap kesehatan manusia karena
beberapa unsur logam berat seperti merkuri memiliki sifat toksik
dan destruktif terhadap organ penting manusia.
b. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berimbang haruslah
berorientasi pada kebutuhan pokok hidup manusia, pemerataan sosial,
peningkatan kualitas hidup, serta pembangunan yang berkesinambungan
Agar pembangunan yang berwawasan lingkungan ini dapat berjalan
dengan baik, maka pembangunan tersebut perlu memiliki pandangan
jauh ke depan yang dirumuskan sebagai visi pembangunan. Dan dapat
diimplementasikan ke dalam pembangunan jangka panjang secara ideal
serta berorientasi kepada kepentingan seluruh rakyat. Visi
pembangunan yang dimaksud adalah tercapainya peningkatan kualitas
hidup seluruh masyarakat melalui: pengembangan kecerdasan,
pengembangan teknologi, ketrampilan dan moral pembangunan sumber
daya manusia yang tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
serta seni untuk mengelola sumber daya alam secara bijaksana dan
berkesinambungan.
Oleh karena itu, pembangunan harus mengandung makna
perkembangan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui
keadilan.
Berhasil atau tidaknya visi ini sangat tergantung pada misi
pembangunan melalui strategi pembangunan yang dijalankan.
Strategi pembangunan adalah usaha untuk meningkatkan potensi
sumber daya manusia dalam mendayagunakan sumber daya alam dengan
segenap peluang serta kendalanya. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara:
1. Penggunaan teknologi bersih yang berwawasan lingkungan dengan
segala perencanaan yang baik dan layak.
2. Melaksanakan rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat
guna dalam menghasilkan barang dan jasa yang unggul, tangguh
dan berkualitas tinggi, yang berdampak positif bagi
kelangsungan hidup pembangunan itu sendiri.
3. Adanya pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya pembangunan,
sehingga sesuai dengan rencana dan tujuannya.
Selain itu pembangunan harus dilaksanakan sesuai
misinya, seperti adanya rencana pembangunan dan pemantauan, harus
dilakukan pengevaluasian serta pengauditan. Bertujuan untuk
memberikan umpan balik yang diperlukan bagi penyempurnaan
pelaksanaan maupun tahap perencanaan pembangunan berikutnya.
4. Sumber Daya Energi Ramah Lingkungan dan Terbarukan
Energi terbarukan adalah sumber energi yang cepat dipulihkan
kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Energi terbarukan
dihasilkan dari sumberdaya energi yang secara alami tidak akan habis
bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Energi terbarukan
kerap disebut juga sebagai energi berkelanjutan (sustainable energy).
Konsep energi terbarukan mulai dikenal di dunia pada era 1970-an.
Kemunculannya sebagai antitesis terhadap pengembangan dan penggunaan
energi berbahan fosil (batubara, minyak bumi, dan gas alam) dan
nuklir. Selain dapat dipulihkan kembali, energi terbarukan diyakini
lebih bersih (ramah lingkungan), aman, dan terjangkau masyarakat.
Penggunaan energi terbarukan lebih ramah lingkungan karena mampu
mengurangi pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan di banding
energi non-terbarukan.
Jenis sumber energi terbarukan (renewable energy) yang dimiliki
Indonesia cukup banyak. Jika dikelola dan dimanfaatkan dengan baik
diyakini dapat menggantikan energi fosil. inilah daftar 8 sumber
energi terbarukan di Indonesia yang dapat dimanfaatkan.
1) Biofuel
Biofuel atau bahan bakar hayati adalah sumber energi
terbarukan berupa bahan bakar (baik padat, cair, dan gas) yang
dihasilkan dari bahan-bahan organik. Sumber biofuel adalah tanaman
yang memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan
tanaman yang memiliki kandungan minyak nabati tinggi (seperti
jarak, ganggang, dan kelapa sawit).
2) Biomassa
Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu pada
bahan biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau belum
lama mati. Sumber biomassa antara lain bahan bakar kayu, limbah dan
alkohol. Pembangkit listrik biomassa di Indonesia seperti PLTBM
Pulubala di Gorontalo yang memanfaatkan tongkol jagung.
3) Panas Bumi
Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber energi
terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan
disimpan di dalam bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis,
berlimpah, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Namun
pemanfaatannya masih terkendala pada teknologi eksploitasi yang
hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng tektonik. Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara
lain: PLTP Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP
Dieng (Jawa Tengah), dan PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).
4) Air
Energi air adalah salah satu alternatif bahan bakar fosil yang
paling umum. Sumber energi ini didapatkan dengan memanfaatkan
energi potensial dan energi kinetik yang dimiliki air. Sat ini,
sekitar 20% konsumsi listrik dunia dipenuhi dari Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA). Di Indonesia saja terdapat puluhan PLTA, seperti
: PLTA Singkarak (Sumatera Barat), PLTA Gajah Mungkur (Jawa
Tengah), PLTA Karangkates (Jawa Timur), PLTA Riam Kanan (Kalimantan
Selatan), dan PLTA Larona (Sulawesi Selatan).
5. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dengan Prinsip Ekofisiensi
Pada awalnya, proses energi yang terdapat di alam berjalan
seimbang karena alam berperan sebagai penyeimbang. Apabila ada
populasi tertentu yang berkembang sangat cepat, populasi tersebut akan
terkena wabah dan kembali pada kondisi semula. Setiap proses energi
tidak ada yang sempurna sehingga selalu menghasilkan entropi (limbah).
Oleh karena itu, setiap ada peningkatan kegiatan industri maka akan
terjadi peningkatan limbah yang dikeluarkan dan dilepas ke alam. Hal
tersebut memunculkan pandangan tentang pemanfaatan SDA berdasarkan
prinsip ekoefisiensi.
Hal yang paling pokok dalam pemanfaatan sumber daya alam
berdasarkan prinsip ekoefisiensi adalah sebagai berikut.
1. Menghemat sumber daya alam yang digunakan.
2. Menggunakan semua sumber daya alam yang dihasilkan dalam proses
energi (industri).
3. Proses penambangan sumber daya alam tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan.
4. Sumber daya alam yang ditambang dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lama.
5. Proses penggunaan sumber daya alam tidak menimbulkan entropi atau
limbah.
Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan sumber daya alam
berdasarkan prinsip ekoefisiensi.
1. Penggunaan Air Bersih
Air yang dikelola oleh perusahaan air minum diambil dari
sebagian mata air tanpa mengurangi fungsi mata air untuk mengairi
sungai. Saluran air yang digunakan betul-betul saluran yang tidak
mencemari air dan tidak menimbulkan kebocoran. Kelebihan air
ditampung sebagai cadangan untuk kebutuhan di musim kemarau untuk
perluasan layanan. Saluran air yang digunakan untuk mendistribusi
ke pelanggan menggunakan saluran yang bersih dan tidak mudah bocor.
Penggunaan air pada konsumen betul-betul disesuaikan dengan
kebutuhan. Air limbah rumah tangga disalurkan ke tempat pembuangan
(petak-petak penampungan air) yang telah disedia kan. Kemudian air
tersebut kotorannya diendapkan dan airnya dapat digunakan untuk
pengairan taman atau tanaman. Sebagian hasil retribusi air bersih
digunakan untuk reboisasi di daerah sekitar mata air yang digunakan
sebagai sumber air bersih.
2. Industri Kertas
Bahan baku yang digunakan berasal dari hutan produksi tebang
pilih secara selektif sehingga kayu yang diambil betul-betul akan
diguna kan. Dalam proses penebangan kayu tidak merusak tanaman dan
satwa lainnya sehingga hutan produksi masih terus berproduksi
secara lestari. Mesin pengolahan yang digunakan adalah mesin yang
hemat bahan baku dan bahan bakar sehingga limbah yang dihasilkan
tidak terlalu banyak dan tidak menimbulkan terjadinya pencemaran
lingkungan. Debu dan gas buangan dalam proses industri disaring
melalui filter atau disertai dengan penanaman pepohonan sehingga
polutan dapat diserap oleh beraneka ragam pepohonan. Pepohonan yang
ditanam adalah bukan tanaman buah-buahan melainkan tanaman yang
diusahakan kayunya agar tidak mencemari manusia.
Air yang digunakan dalam proses industri tidak mengurangi
kebutuhan air masyarakat sekitar, misalnya diambil dari sungai. Air
buangannya kemudian ditampung dan diolah kembali sehingga air yang
dibuang ke sungai kualitasnya sama dengan air sebelumnya yang
digunakan. Limbah bubur kayu (pulp) dan debu kertas ditampung untuk
kemudian digunakan sebagai bio gas dan pupuk pertanian. Berdasarkan
contoh di atas, pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan prinsip
ekoefisiensi berdampak pada penghematan sumber daya dengan hasil
yang setinggi-tingginya, tidak mencemari lingkungan, dan dapat
dilakukan secara berkelanjutan. Hal tersebut dapat memberikan mutu
kehidupan yang jauh lebih layak dan proses energi yang berlangsung
di alam mencapai keseimbangan.
6. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan Ekolabel
AMDAL merupakan suatu alat atau cara yang digunakan dalam
mengendalikan perubahan lingkungan sebelum suatu tindakan kegiatan
pembangunan dilaksanakan. Hal ini dilakukan karena setiap kegiatan
pembangunan selalu menggunakan pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan hidupnya, sehingga secara langsung(otomatis) akan terjadi
perubahan lingkungan. Dengan demikian perlu pengaturan pengelolaan
pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, serta cara
mengeliminer dampak, supaya pembangunan-pembangunan yang lainnya dan
berikutnya dapat tetap dilakukan. Hasil utama AMDAL antara lain adalah
memperkirakan dampak yang diakibatkannya, pengelolaan dampak dan
pemantauan dampak.
Mengapa AMDAL diperlukan?
AMDAL diperlukan dengan tugas menjaga kualitas lingkungan supaya
tidak rusak karena adanya kegiatan-kegiatan pembangunan seperti
dijelaskan sebelumnya. Soeratmo, G, (1995), menjelaskan bahwa manusia
dalam memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan nya melakukan berbagai
aktivitas dari yang sederhana sampai yang sangat canggih, mulai dari
yang hanya sedikit saja merubah sumberdaya alam dan lingkungan sampai
yang menimbulkan perubahan besar. Pada awal kebudayaan manusia
perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia masih dalam kemampuan
alam untuk memulihkan diri sendiri secara alamiah, tetapi aktivitas
manusia makin lama makin menimbulkan perubahan sumberdaya alam dan
lingkungannya. Perubahan-perubahan lingkungan makin lama makin
menimbulkan kerugian bagi manusia sendiri dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, kesejahteraannya, bahkan keselamatan dirinya, yaitu dalam
bentuk dampak kegiatan pembangunan atau akibatakibat sampingan dengan
adanya kegiatan pemabngunan. Oleh karena itu untuk menghindari akibat-
akibat atau dampak-dampak tersebut, perlu dipersiapkan rencana
pengendalian dampak negatif yang akan terjadi. Untuk itu perlu
memperkirakan dampak-dampak apa saja yang akan terjadi, langkah ini
disebut dengan prakiraan dampak atau pendugaan dampak atau
Environmental Impact Assessment dan langkah-langkah tersebut merupakan
proses dalam AMDAL. Dengan demikian AMDAL dilakukan untuk
mengendalikan setiap kegiatan pembangunan supaya mengacu pada
pendekatan ansipasi terhadap perubahan lingkungan dan ekosistem dan
dapat mempunyai Kegunaan dan Manfaat bagi masyarakat.
Kegunaan dan Manfaat AMDAL
AMDAL merupakan bagian dari suatu sistem pembangunan secara
keseluruhan, maka AMDAL tidak berdiri sendiri. Kegunaan dan manfaat
AMDAL dapat dilihat dari beberapa pendekatan , yaitu:
1) Kegunaan dan manfaat bagi masyarakat;
AMDAL dapat mempunyai kegunaan dan manfaat bagi masyarakat,
karena AMDAL merupakan kajian yang juga melibatkan masyarakat dalam
memberikan masukan atau informasi pada kajian AMDAL. Sehingga
perencanaan adanya pembangunan di wilayahnya dapat terinformasikan
dari aspek postif dan negatifnya. Misalnya aspek positifnya, yaitu
dapat membantu wilayah disekitar perencanaan pembangunan dalam
penyerapan tenaga kerja sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan,
adanya sarana dan prasarana jalan dan listrik sehingga membantu
dalam adanya sarana transportasipada wilayah tersebut dan lainnya.
2) Kegunaan dan manfaat AMDAL bagi pengambil keputusan;
Amdal bermanfaat bagi pengambil keputusan sebagai bahan
masukan dalam pengarahan dan pengawasan pembangunan sehingga dapat
terhindar dari akibat sampingan yang tidak diinginkan dan
merugikan. Selain tiu pengambil keputusan dapat mengetahui dampak
yang melampui batas toleransi, dampak terhadap masyarakat, dampak
terhadap kegiatan pembangunan lainnya, pengaruh terhadap lingkungan
yang lebih luas. Kegunaan bagi hal lainnya adalah sebagai acuan
dalam penelitian bidang keilmuan dan pemanfaatan teknologi ;
sebagai pembanding pelaksanaan AMDAL lainnya dan sebagai prasyarat
dalam pendaan proyek dan perizinan.
3) Kegunaan dan manfaat AMDAL dalam pengelolaan dan pemantauan
lingkungan;
Hasil studi Amdal dinyatakan dalam bentuk Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Dengan
adanya RKL dan RPL ini maka pelaksanaan kegiatan pembangunan akan
terikat secara hukum untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan
lingkungannya, karena dalam RKL dan RPL terdapat prosedur
pengembangan dampak positif dan penanggulangan dampak negatif,
serta prosedur pemantauan lingkungannya.
B. PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
Di Indonesia, banyak kita jumpai kerusakan pada ekosistem di alam
yang diakibatkan oleh pengolahan sumber daya alam yang tidak benar.
Kerusakan pada alam ini, misalnya pencemaran air akibat pembuangan
limbah pabrik, kerusakan hutan akibat penebangan secara liar, polusi
udara karena asap dari pabrik, dan pencemaran tanah karena sampah rumah
tangga. Sumber daya alam ini bukan warisan yang diberikan nenek moyang
kita dan bukan berati dapat kita habisakan seenaknya. Tapi, alam
merupakan harta untuk kemajuan dan kebaikan di masa depan untuk generasi
selanjutnya.
Sumber daya alam yang tersebar di dunia ini tidak selamanya
melimpah. Terdapat beberapa jenis sumber daya alam yang terbatas
jumlahnya. Hal tersebut disebabkan oleh proses terbentuknya yang
memerlukan jangka waktu sangat lama hingga jutaan tahun, sehingga tidak
dapat segera dimanfaatkan dan ditunggu hasilnya. Sumber daya alam
merupakan segala sesuatu yang berasal dari alam dan dapat dimanfaatkan
hasilnya bagi kebutuhan manusia. Sumber daya alam terbagi menjadi dua
macam, yaitu sebagai berikut.
Sumber daya alam yang diperbaharui, yaitu sumber daya alam yang
selalu dapat diperbaharui keberadaanya dan dimanfaatkan setiap kali
dibutuhkan. Misalnya air, tanah, udara, hewan dan tumbuhan.
Sumber daya alam yang tidak diperbaharui, yaitu sumber daya alam yang
tidak dapat lagi diperbaharui keberadaanya. Setelah satu kali proses
langsung habis digunakan. Misalnya logam mulia, gas alam, minyak
bumi, dan sebagainya.
Konsep Pengelolaan Sumber Daya Alam
Pengelolaan sumber daya alam haruslah dilakukan dengan prinsip
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam
dengan prinsip mengurangi, dan pengelolaan sumber daya alam dengan
prinsip daur ulang.
1. Pengelolaan Sumber Daya Alam dengan Prinsip Berwawasan Lingkungan dan
Berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan dengan cara hati-
hati. Pada dasarnya, harus berwawaskan lingkungan dan berkelanjutan
supaya terjaga kelestariannya. Kelestarian sumber daya alam ini
dilakukan untuk mendukung kehidupan ekosistem mahkluk hidup. Bila
ekosistemnya terganggu maka kehidupan sekitarnya dapat musnah atau
rusak. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menjaganya,
yaitu sebagai berikut.
a. Reboisasi dan Penghijauan
Hutan yang rusak harus diusahakan untuk dilakukan penghijauan
kembali. Dengan dilakukan reboisasi, kondisi tanah yang rusak
dapat pulih kembali. Kerusakan hutan akan berpengaruh pada air,
tanah, dan udara. Keuntungan yang didapat dari adanya penghijauan
sangat banyak, di antaranya tumbuhan dapat menyaring dan mengatur
air di tanah, mencegah banjir, dan menyimpan cadangan air. Daun-
daun yang berguguran dari pepohonan akan membusuk dan menjadi
lapisan humus yang menyuburkan tanah. Tumbuhan juga menyaring
karbondioksida di udara dan mengubahnya menjadi oksigen untuk kita
bernapas.
Selain itu, adanya penghijauan akan membawa dampak yang baik bagi
ekosistem di daerah yang mengalami kerusakan. Ekosistem yang
sebelumnya musnah atau hilang akan kembali seperti semula.
Kembalinya ekosistem di hutan akan membawa keuntungan bagi kita
juga dan harus dimanfaatkan dengan bijaksana.
b. Tersiring atau Sengkedan
Untuk mencegah terjadinya erosi dan tanah longsor, pada tanah
perbukitan dan pegunungan yang digunakan sebagai lahan olah perlu
dibuat tersiring. Tujuan dibuatnya terasiring adalah untuk menahan
laju hujan yang turun dari atas bukit atau pegunungan menuju ke
bawah. Selain ditahan lajunya, air dapat diserap berbagai tanaman
yang tumbuh di atasnya.
c. Pengembangan pada Daerah Aliran Sungai
Daerah aliran sungai adalah daerah yang sering mengalami kerusakan
dan pencemaran. Hal ini karena daerah aliran sungai sangat peka
akan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang disebabkan arus
sungai. Untuk menanggulangi hal itu, perlu dibuat pengendalian
yang khusus. Pengendalian yang dapat dilakukan, antar lain sebagai
berikut.
Adanya tindakan tegas menghukum para pelaku perusak
lingkungan, sesuai dengan UU No.4 Tahun 1982 yang berisi
ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.
Mengadakan pemulihan daerah sekitar sungai dengan reboisasi
dan penghijauan. Tujuannya untuk menyimpan air, mengatur, dan
mencegah pendangkalan sungai.
Untuk mengatur debit air perlu dibangun bendungan dan saluran
irigasi yang teratur.
Menertibkan pembuangan sampah. Sampah hasil pembuangan rumah
tangga banyak menimbulkan berbagai penyakit, bau busuk dan
menggangu penglihatan. Untuk itu, perlu adanya pembuangan
sampah yang disesuaikan dengan tempatnya. Tidak melakukan
pembuangan sampah disembarangan tempat, seperti di sungai dan
tempat yang bukan semestinya. Tempat penimbunan sampah akhir
harus jauh dari lingkungan penduduk. Dibuat tempat pengolahan
sampah menjadi sesuatu yang berguna sehingga tidak menumpuk
terus dengan sia-sia.
Pengolahan air limbah industri. Pembuangan air limbah hasil
proses industri di pabrik-pabrik dan hasil industri lainya.
Pabrik yang ada di Indonesia kebanyakan tidak mengindahkan
etika lingkungan ketika membuang sisa akhir proses olahan. Hasil
olah akhir yang berupa air limbah dibuang ke sungai atau tempat
lainya, tidak melalui penyulingan terlebih dulu untuk menjadi
bersih. Akan tapi, dibuang begitu saja keluar. Air limbah akan
mencemari aliran air yang bersih. Selain air, yang tercemar juga
tanah di sekitar pabrik itu. Air limbah yang merembes ke tanah
akan mencemari sumber air yang terletak di bawah tanah dan
berbahaya untuk di konsumsi.
Untuk itu, perlu adanya usaha mengatasi permasalahan
pembuangan pada limbah sisa pengolahan, yaitu sebagai berikut.
Lokasi industri pabrik harus jauh dari lingkungan pemukiman
penduduk.
Air hasil limbah harus diolah atau penyulingan sebelum dibuang
ke sungai dan tempat sekitarnya.
Dilakukan netralisasi segera pada daerah yang terkena bahan
beracun hasil pembuangan pabrik.
Adanya tindakan berat bagi pabrik yang menyalahi aturan
pembuangan air hasil limbah pabrik.
2. Pengelolaaan Sumber Daya Alam dengan Prinsip Mengurangi
Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehri-hari, manusia selalu
memerlukan sumber daya alam di sekitarnya, baik sumber daya alam
hayati dan nonhayati. Ketika melakukan penambangan atau pengolahan
sumber daya alam, jangan sampai dihabiskan sepenuhnya. Tapi hanya
mengurangi saja, diambil seperlunya untuk kebutuhan hidupnya.
Pengambilan secara sembarangan, terutama dihabiskan dan dibiarkan
begitu saja tanpa dilakukan perbaikan, akan merusak ekosistem di
tempat itu.
Lingkungan yang rusak secara tidak langsung akan berdampak pada
kita, sekarang atau nanti. Sumber daya alam mempunyai sifat saling
tergantung dengan lingkungan sekitar dan juga sumber alam yang lain.
Kerusakan yang terjadi akan berakibat pada sumber daya alam yang lain
dan terjadilah bencana alam di mana-mana.
3. Pengelolaan Sumber Daya Alam dengan Prinsip Daur Ulang
Kemajuan teknologi harusnya dapat digunakan manusia untuk
melakukan penangulangan atau mengolah hasil akhir dari sumber daya
alam. Dengan teknologi, dapat dibuat suatu alat yang dapat mengolah
sampah menjadi produk akhir yang berguna seperti menjadi kompos,
kertas, pupuk organik, bijih plastik, dan sebagainya. Proses daur
ulang tidak hanya sebatas pada sampah, tetapi pada barang lain hasil
buangan proses suatu produksi di masyarakat sehingga hasil akhir
tidak menjadi barang yang sia-sia, tetapi tetap dapat berguna bagi
manusia untuk digunakan kembali.
Untuk pengolahan sampah, bisa mengunakan dua sistem, yaitu
sebagai berikut.
Sistem pengolahan formal. Pengolahan ini dilakukan dengan cara
pengumpulan sampah dari rumah penduduk, kemudian diangkut dan
dibuang ke tempat pembuangan akhir. Yang melakukan gerakan ini
adalah pemerintah lewat dinas kebersihan dan taman kota sehingga
lebih terencana dan berkesinambungan.
Sistem pengolahan informal. Pengolahan ini dilakukan oleh
masyarakat sendiri. Masyarakat yang sadar akan melakukan gerakan
kebersihan lingkungan dengan mengadakan berbagai program
kebersihan. Seperti sekarang yang lagi marak di kota-kota besar
yaitu adanya Bank Sampah. Adanya program ini tidak hanya berfungsi
menjaga kebersihan lingkungan, tetapi bisa mnejadi nilai tambah
pemasukan.
Program ini memisahkan sampah organik dan nonorganik lalu
diadakan daur ulang limbah. Sampah yang ada akan diolah menjadi barang
yang bermanfaat seperti kompos, pupuk organik, dan sebagainya. Untuk
bahan nonorganik seperti plastik bisa diolah kembali menadi bijih
plastik untuk keperluan pabrik, pembuatan produk plastik atau barang
berguna lainnya di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pertanian adalah pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati
terutama tanaman produktif yang menghasilkan dan dapat di pergunakan
sebagai kehidupan manusia.
2. Kegiatan Pertambangan merupakan Pertambangan tergolong pada kegiatan
yang memerlukan hard engineering (rekayasa keras) yang sangat
berisiko menganggu lingkungan. Sehingga kegiatan penambangan
seharusnya dilakukan secara arif dengan mempertimbangkan kemampuan
lingkungan, tidak berlebihan dan tidak merusak lingkungan.
3. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berimbang haruslah
berorientasi pada kebutuhan pokok hidup manusia, pemerataan sosial,
peningkatan kualitas hidup, serta pembangunan yang berkesinambungan.
4. Energi terbarukan adalah sumber energi yang cepat dipulihkan kembali
secara alami, dan prosesnya berkelanjutan.
5. Hal yang paling pokok dalam pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan
prinsip ekoefisiensi adalah menghemat sumber daya alam yang
digunakan.
6. AMDAL merupakan suatu alat atau cara yang digunakan dalam
mengendalikan perubahan lingkungan sebelum suatu tindakan kegiatan
pembangunan dilaksanakan.
7. Pengelolaan sumber daya alam harus dilakukan dengan cara hati-hati.
Pada dasarnya, harus berwawaskan lingkungan dan berkelanjutan supaya
terjaga kelestariannya.
8. Ketika melakukan penambangan atau pengolahan sumber daya alam, jangan
sampai dihabiskan sepenuhnya. Tapi hanya mengurangi saja, diambil
seperlunya untuk kebutuhan hidupnya.
9. Dengan teknologi, dapat dibuat suatu alat yang dapat mengolah sampah
menjadi produk akhir yang berguna.
B. Saran
Kita sebagai manusia sangat bergantung pada sumber daya alam dan
lingkungan, oleh karena itu mari kita jaga dan lestarikan serta
manfaatkan secara arif dan bijaksana, demi kelangsungan dan
kesejahteraan seluruh umat manusia di dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia TOS. 2010. Kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya air di Kampung
Kuta (Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis,
Jawa Barat). [skripsi]. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik [BPS] Kabupaten Temanggung. 2004. Temanggung dalam
angka 2004. BPS Kabupaten Temanggung.
Ridwan NA. 2007 Januari-Juni. Keilmuan kearifan lokal. Dalam: Jurnal Studi
Islam dan Budaya. [Internet]. [dikutip 11 November 2011]; 5(1): 27-
38. http://www.search-document.com/pdf/1/keilmuan-kearifan-
lokal.html
Sartini. 2004. Menggali kearifan lokal nusantara sebuah kajian filsafati.
Dalam: Jurnal Filsafat. [Internet]. [dikutip 11 November 2011];
37(2): 111-120. Dapat diunduh dari : http://www.search-
document.com/pdf/1/1/Menggali-Kearifan-Lokal-Nusantara-Sebuah-Kajian-
Filsafati.html
Suhartini. 2009. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan
penerapan MIPA [16 Mei 2009]. Yogyakarta. [Internet]. [diunduh 09
November 2011]. Dapat diunduh dari: http://www.search-
document.com/pdf/1/Kajian-Kearifan-Lokal-Masyarakat-dalam-
Pengelolaan-Sumberdaya-Alam-dan-Lingkungan.html
Woga .E. 2009. Misi, misiologi & evalingesasi di Indonesia. [Internet].
[dikutip 11 November 2011]. Dapat diunduh dari:
http://books.google.co.id/books?id=TNSv00IumZAC&printsec=frontcover&d
q=edmund+woga&hl=id#v=onepage&q=edmund%20woga&f=false