KAJIAN PELAKSANAAN PUSKESMAS SANTUN LANJUT USIA 1
Clara Tyas Eviningrum, 2
Bondan Palestin, 3
Ni Ketut Mendri Abstract The population of elderly in Indonesia keeps increasing. This resulted in degenerative diseases.Since the number of elderly are growing, then the Government develop Puskesmas Santun Lanjut Usia for the elderly in order to remain healthy, independent and useful. This research aims to know the illustration of the implementation of Puskesmas Santun Lansia in Seyegan health center at Sleman District. Research using qualitative descriptive method. The subject is the head of the clinic, the program holder, person in charge of Posyandu in Seyegan health center, and also the elderly who come to Seyegan health center. This research was conducted with interviews of some aspects that is opinion on the form of the program implementation, forms a partnership with the cadres of Posyandu, type of service, the benefits derived from the Ministry of health, Ministry of health satisfaction perceived Elderly and obstacles of implementation. Data analysis i.e. by choosing or conclude things from the interview. The results obtained i.e. that the implementation of general Puskesmas Santun Lansia is in compliance with the existing Guidelines and activities that Have yet to be implemented, namely Posbindu Plus in every Posyandu. The collaboration is done i.e. coaching on the elderly, Elderly cadres, construction directly to Posyandu and facilitate the gymnastics venue for the elderly and Clinics in health cheched. The type of the given service examination to the edery is the registration counter wich is set apart. The Ministry provided a good and satisfying. Eldery have benefit from health services while one says do not get benefits. The obstacles in the implementation of that is just under half the active cadre. The conclution is the implementation of Puskesmas Santun Lansia went well and in accordance with the elements in the existing guideline that is pro active, polite service, convenience, service by profe ssional and standard. Keyword: Guideline Book, Implementation Puskesmas Santun Lansia Abstrak Jumlah penduduk Lanjut Usia di Indonesia terus meningkat. Hal ini berdampak pada penyakit degeneratif. Semakin banyaknya Lansia, maka pemerintah mengembangkan Puskesmas Santun Lansia yang memberikan pelayanan kesehatan bagi Lansia agar tetap sehat, mandiri dan berdaya guna. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia di Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman, dengan metode deskriptif kuali tatif. Subjek penelitian adalah Kepala Puskesmas, pemegang program Puskesmas Santun Lansia, Kader Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas dan Lansia, dilakukan dengan wawancara mendalam mengenai bentuk pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia, bentuk kerjasama dengan kader Posyandu, jenis pelayanan, manfaat yang diperoleh dari pelayanan kesehatan, kepuasan pelayanan kesehatan dan hambatan pelaksanaan. Analisis data
dengan memilih atau menyimpulkan kembali hal- hal pokok dari wawancara. Hasil didapatkan pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia secara umum sudah sesuai dengan Pedoman yang ada, kegiatan yang belum terlaksana Posbindu Plus di setiap Posyandu. Bentuk kerjasama yang dilakukan yaitu pembinaan pada Lansia, kader Lansia, pembinaan langsung ke Poyandu dan memfasilitasi tempat untuk senam Lansia serta pemeriksaan kesehatan di Posyandu. Jenis pelayanan yang diberikan secara khusus pada Lansia adanya loket yang disendirikan. Pelayanan kesehatan yang diberikan baik dan memuaskan. Lansia mendapatkan manfaat daripelayanan kesehatan sedangkan ada satu mengatakan tidak mendapatkan manfaat. Hambatan H ambatan dalam pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia yaitu hanya separuh kader yang aktif. Kesimpulan dari penelitian ini Pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia berjalan baik dan sesu ai dengan unsur-unsur dalam pedoman yang ada yaitu pro aktif, kemudahan pelayanan, santun, pelayanan oleh tenaga profesional dan sesuai standar. Kata Kunci: Buku Pedoman, Pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia 1, 2,3.
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehata n Kemenkes Yogyakarta
2
Pendahuluan Lansia di seluruh dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar . 1
Umur Harapan Hidup (UHH) di tingkat Provinsi DIY adalah 73,2 tahun. 2
Dari data S usenas dilaporkan bahwa UHH di Kabupaten Sleman meningkat yaitu untuk pria dari 71,50 tahun menjadi 72 tahun dan untuk wanita dari 72 tahun menjadi 76,79 tahun, hal ini berdampak pada peningkatan penyakit degeneratif. Peningkatan umur harapan hidup ini dip
engaruhi oleh multifaktor yang dalam hal ini kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting didalamnya. Peran pengaruh kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian, perba ikan sistem pelayanan kesehatan. 3
Sebagai bentuk perbaikan sistem pelayanan kesehatan bagi Lansia, Kementerian Kesehatan mengembangkan program Puskesmas santun Lanj ut Usia (Lansia) di 33 provinsi. 4
Pemegang program mengatakan pelaksanaan program Puskesmas Santun Lanjut Usia di Puskesmas Seyegan sudah berjalan sekitar 5 t ahun. Dari hasil wawancara dengan tenaga kesehatan di Puskesmas Seyegan, ada sekitar 160 170 jiwa Lansia yang datang berobat.
Metode Desain penelitian deskriptif kualitatif dengan metode survey dan pengumpulan data dengan wawancara. Waktu penelitian dar i bulan Februari Mei 2015 di salah satu Puskesmas di kabupaten Sleman. Subjek penelitian adalah informan yaitu Kepala Puskesmas, Pemegang Program, Kader
Posyandu, dan Lansia. Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, kertas dan pulpen, dan alat perekam suara. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan studi dokumentasi, mencari jurnal terkait, dan mencari sumber buku dari Puskesmas. 7
Proses analisa data yang digunakan hanya merangkum, menulis hal hal pokok dan memfokuskan pada hal h al penting tentang pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia . T ujuan penelitian diketahuinya gambaran pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia di Puskesmas Seyegan Kabupaten Sleman , diketahui pendapat Kepala Puskesmas tentang kesesuaian pelaksanaan Program Puskesmas Santun Lansia dengan pedoman yang sudah ada, diketahuinya pendapat Kepala Puskesmas mengenai bentuk kerjasama antara Puskesmas dengan Kader Posyandu Lansia terhadap pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia, diketahuinya pendapat pemegang program
Puskesmas Santu n Lansia tentang jenis pelayanan, diketahuinya pendapat kader tentang ebntuk kerjasama dengan Puskesmas dalam mendukung pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia, diketahuinya pendapat Lansia tentang pelaksanaan secara umum Puskesmas Santun Lansia, manfaat yang diperoleh, kepuasan terhadap pelayanan 3 kesehatan dan diketahuinya hambatan dalam pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia.
Hasil Penelitian Karakteristik Informan Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, Pemegang Program Puskesmas Santun Lansia, Kader Posyandu, dan tiga Lansia yang berobat di Puskesmas. Pendapat Kepala Puskesmas mengenai kesesuaian pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia dengan pedoman yang sudah ada yaitu semua pelaksanaan sudah sesuai dengan pedoman meskipun masih ada item/ kegiata n yang belum terlaksana. Berikut kutipannya: “ soalnya ada yang sudah kita laksanakan ada juga yang belum terlaksanakan tetapi semua sesuai dengan pedoman yang sudah ada...ya, itu sesuai dengan buku pedoman ” “
Jadi yang sudah dilaksanakan itu adalah pembinaan Posyandu Lansia, kemudian ada pembinaan kader Lansia setiap dua bulan sekali di Puskesmas, kemudian ada 65 Posyandu Lansia kemudian disini ada juga senam Lansia setiap hari sabtu yang belum terlaksana kita baru akan mulai Posbindu. Karena biasanya lansia i tu biasanya penyakit degeneratif. Nanti jadinya di Posyandu lansia itu akan kita lakukan Posbindu Plus karena Ponsbindu itu sifatnya screening tetapi kita memberi nama Plus itu dengan adanya pemeriksaan (Informan 1). ” Pendapat Kepala Puskesmas mengenai ben tuk kerjasama yaitu pembinaan ke Lansia, Kader, Posyandu, dan memfasilitasi tempat maupun sound sistem untuk senam Lansia. Berikut kutipanya: “Pembinaan ke Lansia, Posyandu kemudian ke kadernya dan juga pemeriksaan di Posyandu. Setiap 2 bulan sekali ada pe mbinaan di Puskesmas, namun setiap bulan selalu ada laporan dari Pustu pustu. Puskesmas memfasilitasi tempat dan juga sound sistem” (Informan 1). ” Pendapat pemegang program tentang jenis pelayanan yang diberikan yaitu mendahulukan lansia diatas 60 tahun. B erikut kalimatnya: “
Kita mendahulukan dari umur diatas 60 tahun to, itu disendirikan, dari pendaftaran itu sudah disendirikan walaupun tempat pendaftaran masih jadi satu, tetapi nanti bagi yang lansia sudah disendirikan kemudian ke BP atau pemeriksaan umum terus ke Obat, itu diprioritaskan nomor satu bagi lansia. Pelayanan yang diberikan ya pemeriksaan umum, cek laboratorium, fisioterapi dan pemeriksaan lainnya (Informan 2). ” Pendapat kader Posyandu tentang bentuk kerjasama dengan Puskesmas yaitu adanya pem eriksaan disetiap kegiatan Posyandu Lansia. Berikut kutipanya: 4 “ Jadi membuat lancar Posyandu kalau ada Puskesmas pengobatan dan segalanya juga lancar karena langsung kepada petugas puskesmas. Sehingga dalam pelaksanaan Posyandu Lansia itu terbantu karena a da tenaga kesehatan dari Puskesmas yang datang disetiap ada Posyandu sehingga lansia juga
menjadi semangat untuk mengikuti Posyandu (Informan 3). ” Pendapat Lansia mengenai pelaksanaan secara umum yaitu ketiga Lansia mengatakan pelayanan yang diberikan baik . Salah satu informan menyatakan, “pelayanan yang diberikan baik, cukup baik lah pokoknya” (Informan 4). Pendapat Lansia mengenai manfaat yang dieproleh yaitu dua dari tiga infroman Lansia mengatakan mendapatkan manfaat dari adanya pelaksanaan Puskesmas Sa ntun Lansia. Namun salah satu Lansia mengatakan tidak mendapatkan manfaat apa apa. Salah satu informan mengatakan, “Ya gimana ya ini diberi obat belum sembuh. Ya tidak ada manfaat yang lebih ya, Cuma begini begini saja. Saya juga kurang tau” (Informan 5). Pendapat Lansia mengenai kepuasan yang dirasakan terhdapat pelayanan kesehatan Puskesmas Santun Lansia yaitu ketiga informan mengatakan pelayanan yang diberikan khususnya bagi Lansia sangat memuaskan. Salah satu informan menyatakan, “saya puas terhadap pel ayanan yang diberikan sekarang, kalau dikata puas ya puas sekali mbak, pelayanannya bagus,
digabungkan dengan bagaimana tadi sikap petugasnya, kemudian yang didahulukan yaitu Lansia” (Informan 4). Pendapat informan yaitu Kepala Puskesmas dan pemegang progr am tentang hambatan dalam pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia yaitu kurangnya partisipasi kader yang aktif. Salah satu informan mengatakan, “Nah itu...hambatan cukup. Karena kader lansia dalam daftar itu banyak sekali tetapi yang aktif itu kalau dihitung h itung mungkin hanya separuhnya saja mbak” (Informan 1).
Pembahasan Pendapat Kepala Puskesmas mengenai kesesuaian pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia dengan pedoman yang sudah ada yaitu semua pelaksanaan sudah sesuai dengan pedoman meskipun masih ada item/ kegiatan yang belum terlaksana (Posbindu Plus). Pendapat yang disampaikan yang telah dilaksanakan sudah sesuai pada Buku Pedoman Pus kesmas Santun Lanjut Usia 2010 . Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Efnileli yang mengatakan bahwa hasil Petugas belum melaksanakan program sesuai standar. 8
Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Indriati dari 121 Puskesmas di DIY setengahnya tidak mempunyai program
pelayanan lansia secara formal. Keseuaian pelaksanaan program dengan pedoman yang sudah ada akan sangat membantu dalam menilai keberhasilan suatu program. 9
5 Pendapat Kepala Puskesmas mengenai bentuk kerjasama yaitu pembinaan ke Lansia, Kader, Posyandu, dan memfasilitasi tempat maupun sound sistem untuk senam Lansia. Pendapat tersebut sesuai dalam Buku Pedoma n Pus kesmas Santun Lansia dimana Puskesmas memberikan dukungan atau bimbingan pada Lansia dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat dan mandiri. 10
Pembinaan kepada Lansia maupun kader memang diperlukan. Pembinaan yang dilakukan tidak hanya sekedar membina melainkan memberi bekal pengetahuan yang baru ataupun pengetahuan baru mengenai masalah kesehatan dan mengevaluasi kegiatan kegiatan yang telah dilaksanakan. Pendapat pemegang program tentang jenis pelayanan yang diberikan yaitu menda hulukan lansia diatas 60 tahun, penyendirian loket pendaftaran meskipun masih menjadi satu tempat, dan pelayanan kesehatan pada umumnya. Jenis pelayanan yang disebutkan tersebut masuk dalam beberapa kegiatan yang tercantum pada buku pedoman Puskesmas Lanj u
t Usia yang meliputi: kegiatan promotif, kegiatan preventif, kegiatan berupa deteksi dini dan pemantauan kesehatan Lansia, kegiatan kuratif dan kegiatan rehabilitatif khususnya pada Lansia. Pelayanan kesehatan bagi Lansia mengutamakan pada deteksi penyakit secara dini sehingga Lansia diupayakan tetap dapat mandiri. 10
Pendapat kader Posyandu tentang bentuk kerjasama dengan Puskesmas yaitu adanya pemeriksaan disetiap kegiatan Posyandu Lansia sehingga dalam pelaksanaan Posyandu dapat terbantu dari petugas Pusk esmas. Berbeda dengan peneliti an Efnileli yang mengatakan cakupan yang mendukung pelaksanaan program Puskesmas Santun Lansia masih rendah yaitu: petugasnya kurang aktif, komunikasi dengan lintas program maupun dengan masyarakat kurang, kurang dukungan peja bat setempat, kader posyandu hanya dua orang, sumber daya petugas khusus Posyandu
Lansia saat ini belum ada , peralatan untuk pemeriksaan kesehatan tidak memenuhi kualitas , petugas belum melaksanakan program sesuai standar dan pengawasan Kepala Puskesmas k urang. 8
Keterlibatan petugas kesehatan sangat diperlukan dalam kegiatan di Posyandu terlebih dalam pendampingan selama kegiatan dan memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan. Pendapat Lansia mengenai pelaksanaan secara umum yaitu ketiga Lansia meng atakan pelayanan yang diberikan baik. Pendapat yang serupa juga di sampaikan oleh Ambariani yang mengatakan bahwa Secara khusus diperoleh simpulan bahwa dimensi bukti fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan, dan perhatian, yang diterima oleh pasien Lansia d alam pelayanan Puskesmas Santun Lansia, dipersepsikan cukup baik. 6
6 Begitu juga dengan salah satu ju rnal Indonesia yang mengatakan bahwa kualitas
pelayanan Puskesmas Santun Lansia mempunyai pengaruh pada kepuasan pasien lansia , telah dipersepsikan memiliki kenyataan cukup baik. 11
Pemberian pelayanan kesehatan yang dilakukan dengan tepat, sesuai pedoman dan penuh perhatian akan memberikan kesan yang baik kepada setiap pasien Lansia. Pendapat Lansia mengenai manfaat yang dieproleh yaitu dua dari tiga infroman Lansia mengatakan mendapatkan manfaat dari adanya pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia. Namun salah satu Lansia mengatakan tidak mendapatkan manfaat apa apa karena kondisi yang begitu begitu saja. Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti untuk mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakkan yang diderita. Setiap Lansia akan mengalami penyakit degeneratif dimana penyakit itu tidak dapat disembuhkan secara total namun hanya bisa dikontrol sehingga tidak mengakibatkan sakit yang lebih parah. Lansia yang rutin mengunjungi pelayanan kesehatan dan
selalu menggunakan pelayanan kesehatan, akan mendapatkan manfaat tersendiri. Pend apat Lansia mengenai kepuasan yang dirasakan terhdapat pelayanan kesehatan Puskesmas Santun Lansia yaitu ketiga informan mengatakan pelayanan yang diberikan khususnya bagi Lansia sangat memuaskan. Pendapat yang sama juga disampaikan Ambariani hasil penelit ian yang dilakukan membuktikan bahwa kualitas pelayanan Puskesmas Santun Lansia signifikan berpengaruh positif pada kepuasan pasien lansia, 6
konsisten dengan hasil penelitian Bamfo dan Hagin dalam Ambariani yang menyatakan bahwa hubungan antara lansia dan perawat ataupun tenaga kesehatan saat menerima pelayanan kesehatan merupakan inti kepuasan pasien Lansia, komunikasi dan kepercayaan merupakan kunci yang akan menumbuhkan ataupun menciptakan kepuasan bagi pasien Lansia. 6,12
Pelayanan yang maksimal kepada pasien Lansia mampu meningkatkan kepuasan Lansia terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Perhatian dan komunikasi yang
baik merupakan kepuasan tersendiri dari Lansia dalam menilai pelayanan kesehatan. Pendapat informan yaitu Kepala Puskesmas dan pemeg ang program tentang hambatan dalam pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia yaitu kurangnya partisipasi kader yang aktif dalam kegiatan Posyandu, hanya separuhnya saja yang aktif. Beberapa hambatan juga disampaikan oleh Syamzurizal yang menyatakan sarana khusus untuk pelayanan usila belum ada dan dana operasional program Puskesmas Santun Usila belum tersedia. Hal tersebut berdampak pada proses pelaksanaan program Puskesmas Santun Lansia. Perencanaan belum optimal, sementara pengorganisasian program hanya 7 dilakuk an dengan membuat struktur organisasi dan menunjuk penanggungjawab program tanpa memberikan petunjuk teknis yang jelas . 13
Hasil penelitian yang s ama oleh Triyani dan Familia E yang menunjukkan penyampaian untuk kejelasan informasi hanya dimengerti secara d etail oleh koordinator program Santun Lansia, hal ini dikarenakan refreshing petugas hanya setahun sekali. 14
Pada dasarnya, hambatan selalu dijumpai
disetiap pelaksanaan kegiatan. Keaktifan kader juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan prog ram Puskesmas Santun Lansia, sehingga dengana danya kader yang aktif pelayanan yang diberikan akan menjadi lebih baik. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti hanya melakukan penelitian di satu Puskesmas, sehingga tidak ada perbandingan dengan Pu skesmas lain, penelitian yang dilakukan terbatas hanya pada kajian pelaksanaan program, dan pendapat dari beberapa informan mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan hampir sama, sehingga ada pengulangan informasi.
Kesimpulan Pelaksanaan program Puskesm as Santun Lansia sudah dilaksanakan yaitu pembinaan kepada Lansia, kader Posyandu Lansia dan pembinaan langsung ke Posyandu Lansia sesuai dengan buku Pedoman yang sudah ada, meski pun ada beberapa item yang belum terlaksana yaitu pengadaan Posbindu Plus di setiap Posyandu Lansia. Tetapi semua pelaksanaan sudah disesuaikan dengan pedoman Puskesmas Santun Lansia tahun 2010 Bentuk kerjasama yang dilakukan dari Puskesmas kepada Kader Posyandu Lansia agar terlaksananya Puskesmas Santun Lansia adalah pembinaan kep ada Lansia
maupun Kader Posyandu Lansia, pembinaan secara langsung di Posyandu dan juga adanya pemeriksaan di Posyandu Lansia. Puskesmas memfasilitasi tempat dan sound sistem untuk senam Lansia yang dilakukan setiap hari Sabtu. Beberapa jenis pelayanan kes ehatan yang disampaikan antara lain: Pemeriksaan umum, cek laboratorium, fisioterapi, pemeriksaan kesehatan lainnya hingga pemberian resep obat yang diresepkan oleh dokter, dan loket yang sudah disendirikan untuk Lansia meskipun masih menjadi satu tempat p endaftaran dengan lainnya. Kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan Puskesmas dan Kader Posyandu Lansia di masing masing dusun akan mendukung terlaksananya pelaksanaan Puskesmas Santun Lansia, alasannya adalah kader Posyandu Lansia dapat memberikan pela yanan dengan lebih baik dan lancar karena bimbingan dari tenaga kesehatan Puskesmas. Ketiga informan (Lansia) mengatakan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas khususnya bagi Lansia sudah baik dan bagus. Pemberian pelayanan yang tepat dan penuh perhatian akan mempengaruhi penilaian 8 Lansia terhadap pelayanan kesehatan yang diterima. Dua dari tiga Lansia menyatakan
mendapatkan manfaat dari pelayanan kesehatan yang diterima. Satu Lansia mengatakan tidak mendapatkan manfaat apa apa karena kondisi yang dirasaka n sama saja. Ketiga informan (Lansia) menyatakan kepuasannya terhadap pelayanan kesehatan yang diterima khususnya pelayanan kesehatan bagi Lansia di Puskesmas, dimana petugas kesehatan melayani dengan ramah dan pelayanan yang diberikan sesuai dengan harap an Lansia. Hambatan yang dirasakan oleh Kepala Puskesmas dan Pemegang Program yaitu mengenai kader Lansia yang banyak tetapi hanya separuh yang aktif dan juga penerimaan masyarakat yang pada mulanya tidak mengetahui bahwa pelayanan terhadap Lansia harus di utamakan. Puskesmas Seyegan telah menjalankan kegiatan Puskesmas Santun Lansia sesuai dengan unsur unsur yang ada di Buku Pedoman Santun Lansia yaitu pro aktif dengan adanya kegiatan pemeriksaan di kelompok Lansia / Posyandu Lansia, memberikan kemudahan pe layanan dengan menyendirikan loket meskipun masih jadi satu tempat pendaftaran,
pelayanan yang diberikan kepada Lansia baik dilihat dari pendapat Lansia yang berobat, pelayanan dilakukan oleh tenaga profesional yaitu perawat dan dokter, serta memberikan pe layanan sesuai dengan standar yang ada.
Referensi 1. Nugroho, W. (2007). Keperawatan Gerontik. Jakarta : ECG 2. BPS. (2013). Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta 2013. Yogyakarta: BPS 3. Dinkes Kab. Sleman. (2011). Kesehatan Usia Lanjut 2010. Yogyakarta: Dinkes Sl eman. 4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Triple Burden Ancam Lansia. Jurnal Nasional . Diunduh tanggal 1 Januari 2015 dari http://www.jurnas.com/emobile/10/2013 10
09/268655 5. P arjiyatna. (2012). Gambaran Pelaksanaan Tugas Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis II Desa Canden Jetis Bantul. KTI. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 6. Ambariani, dkk. (2014). Pengaruh Kualitas Pelayanan pada Kepuasan Pasien Lanjut Usia di Puskesmas Santun Lanjut Usia Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2014. Artikel. Diunduh tanggal 25 Desember 2014 dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp content/uploads/2014/07/ARTIKE L AMBARIANI.pdf 7. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif . Bandung : CV.Alfabeta 8. Efnieli. (2014). Analisis Implementasi Program Posyandu Lansia di Kota
Cirebon. Artikel diunduh tanggal 14 Juni 2015 dari eprints.undip.ac.id/43257/1/Art ikel__Efni_ EDIT.docx 9. Indriati, dkk. (2014). Penilaian Kepatuhan Terhadap Standar Kebijakan Nasional untuk Pelayanan Kesehatan Lansia di Yogyakarta: Puskesmas Santun Lansia. Artikel. Diunduh pada tanggal 19 Juni 2015 dari http://www.kebijakankesehatanindonesia. net/v13/component/content/article/1968.ht ml 9 10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan . Jakarta 11. Indonesian Journal Of Education . (2014). Pengaruh Kualitas Pelayanan Puskesmas Santun Lansia pada Kepuasan Pasien Lanjut Usia di Puskesmas Santun Lanjut Usia Kabupaten Bogor Jawa Barat. Diunduh pada tanggal 20 Juni 2015 dari Indonesia: http://www.ijemc.org/abs 8 12.
Bamfo & Joan Elorm Hagin. (2011). Choosing A Holistic Care Approach For The Elderly. Thesis. Diunduh pada tanggal 16 Juni 2015 dari http://publications.theseus.fi/bitstream/han dle/10024/34242/Finished%20thesis.pdf 13. Syamsurizal, S. (2007). Evaluasi Pelaksanaan Program Puskesmas Santun Usila di Kota Singkawang Kalimantan Barat. Tesis. Diunduh pada tanggal 15 Juni 2015 dari http : / /etd . repository. ugm.ac.id / index.php? mod = penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&a ct=view&typ=html&buku_id=34798 14. Triyandi & Familia, E. (2014). Analisis Implementasi Kebijakan Program Santun Lanjut Usia di Puskesmas Banget ayu Kota Semarang. Thesis. Diunduh pada tanggal 15 Juni 2015 dari http://eprints.undip.ac.id/44754/