PENDAHULUAN Latar Belakang
Setiap tingkah laku individu satu dengan individu lain pasti berbeda. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Tapi, apabila gagal dalam memenuhi kepentingannya akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Dan suat suatu u hal hal yang yang salin saling g berk berkai aitan tan,, apab apabil ilaa seoran seorang g indi indivi vidu du mempu mempuny nyai ai prasa prasang ngka ka dan dan akan akan cenderung membuat sikap untuk membeda-bedakan. Maka akan terjadi sikap bahwa kebudayaan dirinya lebih baik daripada kebudayaan orang lain, sehingga timbullah konlik yaitu berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Di dalam kelompok masyarakat Indonesia, konlik dapat disebabkan karena aktor harga diri dan kebanggaan kelompok terusik, adanya perbedaan pendirian atau sikap, perbedaan kebudayaan, benturan kepentingan !politik, ekonomi, kekuasaan". #dat kebiasaan dan tradisi tra disi yang hidup dalam masyarakat merupakan tali pengikat kesatuan perilaku di dalam masyarakat. Suatu kelompok yang ada dalam keadaan konlik yang berlangsung lama biasanya mengalami dis-integrasi. Dan untuk menyelesaikan semua itu melalui integrasi masyarakat. Integrasi dapat berlangsung cepat atau lambat karena dipengaruhi oleh aktor homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geograis, dan eektiitas komunikasi.
PEMBAHASAN 1. PERB PERBED EDAA AAN N KEPE KEPENT NTIN INGA GAN N
$epentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan dorongan untuk memenuhi memenuhi kepentingan kepentingannya. nya. $epentingan $epentingan ini siatnya siatnya esensial esensial bagi kelangsunga kelangsungan n hidup individu itu sendiri. sendiri. %ika individu individu berhasil berhasil dalam memenuhi memenuhi kepentingan kepentingannya, nya, maka ia akan merasa puas, dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan ini akan banyak menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Dengan berpegang kepada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau alat dalam memenu memenuhi hi kepent kepenting ingann annya, ya, maka maka kegiata kegiatan-k n-kegi egiatan atan yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh indivi individu du di dalam dalam masyarakat pada hakikatnya merupakan maniestasi pemenuhan dari kepentingan tersebut. &ada umumnya, secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial'psikologis. (leh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspekaspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. &erbedaan-perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh dua aktor, yaitu aktor pembawaan dan lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu dalam hal kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya ling lingku kung ngan an yang yang berb berbed edaa akan akan memu memung ngki kink nkan an timb timbul ulny nyaa perb perbed edaan aan indi indivi vidu du dalam dalam hal hal kepentingan meskipun pembawaannya sama. &erbedaan kepentingan itu antara lain berupa ) *" +" " " " /" 0" 1"
$epentingan $epentingan individu individu untuk untuk memperoleh memperoleh kasih sayang sayang $epentingan $epentingan individu individu untuk untuk memperoleh memperoleh harga harga diri $epentingan $epentingan individu individu untuk untuk memperole memperoleh h pengharg penghargaan aan yang yang sama $epentingan $epentingan individu individu untuk untuk memperol memperoleh eh prestasi prestasi dan dan posisi posisi $epentingan $epentingan individu individu untuk untuk dibutu dibutuhkan hkan oleh oleh orang orang lain lain $epentingan $epentingan individ individu u untuk memperole memperoleh h kedudukan kedudukan di dalam kelompo kelompokny knyaa $epentingan $epentingan indivi individu du untuk untuk memperoleh memperoleh rasa aman aman dan perlindun perlindungan gan diri $epentingan $epentingan individu individu untuk untuk memperol memperoleh eh kemerdeka kemerdekaan an diri
$enyataan-k $enyataan-kenyata enyataan an seperti itu menunjukk menunjukkan an ketidakmamp ketidakmampuan uan suatu ideologi ideologi mewujudka mewujudkan n idealisme yang merupakan konsensus dari berbagai subideologi yang akhirnya akan melahirkan kondisi dis-integrasi atau konlik. &ermasalahan utama yang jelas tampak dalam tinjauan konlik ini adalah adanya jarak yang terlalu besar antara harapan !tujuan sosial" dengan kenyataan pelaksanaan dan hasilnya.
$enyataan seperti itu disebabkan oleh cara pandang yang berbeda antara pemerintah'penguasa sebagai pemegang kendali ideologi dengan berbagai kelompok kepentingan sebagai sub-sub ideologi. Di sinilah tercermin adanya perbedaan kepentingan antara berbagai kelompok kepentingan dalam kerangka tinjauan politik. %ika lebih terperinci kita melihat pola hubungan antara berbagai kelompok kepentingan sesuai dengan kelompok sosial yang ada dalam masyarakat, maka akan tampak lagi adanya konlik di antara mereka yang disebabkan karena cara pandang mereka yang berbeda tentang satu masalah. $atakanlah tentang peranan kelompok sosial dalam pembangunan negara, tentu saja kelompok agama, kelompok sosial, ahli-ahli ekonomi, para hartawan, dan lainlain akan melihatnya dari sudut kepentingan masing-masing kelompok tersebut. %ika lebih detail lagi kita perhatikan pola hubungan dalam satu kelompok, kita akan menemui adanya konlik intern yang disebabkan karena perbedaan kepentingan masing-masing individu dalam kelompok itu atau sebagai akibat heterogenitas suatu kelompok. &erbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konlik tetapi mengenal beberapa ase yaitu ) *. 2ase disorganisasi yang terjadi karena kesalahpahaman !akibat pertentangan antara harapan dengan standar normati", yang menyebabkan sulit atau tidak dapatnya satu kelompok sosial menyesuaikan diri dengan norma !ideologi". +. 2ase disintegrasi !konlik" yaitu pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk seperti timbulnya emosi massa yang meluap, protes, aksi mogok, pemberontakan, dan lain-lain. Secara lebih teliti 3Walter T. Martin dan kawan-kawannya 4 mengemukakan tahapan pertama disintegrasi sebagai berikut ) *" $etidaksepahaman anggota kelompok tentang tujuan sosial yang hendak dicapai yang semula menjadi pegangan kelompok +" 5orma-norma sosial tidak membantu anggota masyarakat lagi dalam mencapai tujuan yang telah disepakatinya " 5orma-norma dalam kelompok dan yang dihayati oleh kelompok bertentangan satu sama lain " Sanksi sudah menjadi lemah bahkan sanksi tidak dilaksanakan dengan konsekuen lagi " Tindakan anggota masyarakat sudah bertentangan dengan norma kelompok &andangan sosiologis tentang proses disorganisasi dan disintegrasi tidak saja akan melahirkan konlik sosial, tetapi pada hal-hal tertentu dapat mengarah kepada integrasi kelompok maupun masyarakat. 2. PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETHNOSENTRISME a. Prasangka dan Diskriminasi
&rasangka atau prejudice berasal dari kata latin prejudicium, yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagai berikut ) •
Semula diartikan sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman
•
yang lalu. Dalam bahasa Inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan
•
pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa atau tidak matang. Dalam konteks rasial, prasangka diartikan ) 3suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi4. Dalam hal ini terkandung suatu ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilkan dari beberapa pengalaman dan yang
•
didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai siat dari anggota seluruh kelompok etnis. &rasangka !prejudice" diartikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk tanpa kritik terlebih dahulu. 6ahasa arab menyebutnya 3sukhud7on4. Seseorang secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab 3khusud7on4 yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
&rasangka dan diskriminasi adalah dua hal yang ada relevansinya. $edua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjelajar, melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah disertai tindakan-tindakan kekerasan dan destrukti yang merugikan. &rasangka mempunyai dasar pribadi, di mana setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Melalui proses belajar dan semakin besarnya manusia, membuat sikap cenderung untuk membeda-bedakan. &erbedaan yang secara sosial dilaksanakan antar lembaga atau kelompok dapat menimbulkan prasangka. $erugiannya prasangka melalui hubungan pribadi akan menjalar, bahkan melembaga !turun-temurun" sehingga tidak heran jika prasangka ada pada mereka yang berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, pemimpin, atau negarawan. %adi, prasangka dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. (leh karena itu, perlu mendapatkan perhatian dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau masyarakat multi-etnik. Suatu hal yang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak diskriminati terhadap ras yang diprasangkanya. Tetapi, dapat pula yang bertindak diskriminati tanpa didasari prasangka, dan sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminati. &erbedaan terpokok antara prasangka dan diskriminati adalah bahwa prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminati pada tindakan. Menurut Morgan !*8//", sikap adalah kecenderungan untuk berespons baik secara positi atau negati terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui bila ia sudah bertindak atau bertingkah laku.
(leh karena itu, bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. %adi, prasangka merupakan kecenderungan yang tidak tampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang siatnya realistis. Dengan demikian, diskriminati merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing. &rasangka ini sebagian besar siatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri !tidak berdasarkan pengalaman sendiri" karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain, atau dioper dari milieu dimana orang menetap. 9radasi prasangka menunjukkan adanya distansi sosial antara ingroup dan outgroup. Dengan kata lain, tingkat prasangka itu menumbuhkan jarak sosial tertentu di antara anggota kelompok sendiri dengan anggota-anggota kelompok luar, dengan kata lain adanya diskriminati antar kelompok. &rasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, siat berat sebelah, dan dibarengi proses simpliikasi !terlalu menyerdehanakan" terhadap suatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari, prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsur eekti yang kuat. %ika prasangka itu disertai agresivitas dan rasa permusuhan, semuanya tidak bisa disalurkan secara wajar, biasanya orang yang bersangkutan lalu mencari obyek 3kambing hitam4, yaitu suatu obyek untuk melampiaskan segenap rustasi, dan rasa-rasa negati. $ambing hitam itu biasanya berwujud individu atau kelompok sosial yang lemah, golongan minoritas, anggota kelompok luar, ras lain, atau suatu bangsa tertentu. Dengan kata lain, mencoba untuk mendiskriminasikan pihak-pihak lain, yang belum tentu pihak-pihak tersebut bersalah. &ada la7imnya, prasangka sedemikian itu dibarengi dengan rasionalisasi, yaitu membuat rasional segala prasangka dan pikiran yang negati, diproyeksikan kepada si 3kambing hitam4. &ada akhirnya dibarengi justiikasi diri, yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku sendiri. &rasangka sebagai suatu sikap tidaklah merupakan wawasan dasar dari individu melainkan merupakan hasil proses interaksi antar individu atau golongan. #tau lebih tepat jika prasangka itu merupakan hasil proses belajar dan pengenalan individu dalam perkembangannya. &ada prinsipnya, seseorang akan bersikap tertentu terhadap orang lain atau terhadap suatu kelompok apabila ia telah memiliki pengetahuan itu tidak dapat kita pastikan apakah bersiat positi atau negati. &engetahuan itu akan membuat seseorang atau satu kelompok berpersepsi, berpikir dan merasa terhadap obyek tertentu. Dari sinilah lahirnya suatu sikap dalam bentuk tingkah laku yang cenderung negati. Dengan demikian, prasangka dapat dikatakan seperti yang dikemukakan oleh Newcomb sebagai sikap yang tak baik dan sebagai suatu predisposisi untuk berikir, merasa dan bertindak dengan cara yang menentang atau menjauhi dan bukan menyokong atau mendekati orang-orang lain, terutama
sebagai anggota kelompok. &engertian Newcomb tersebut timbul dari gejala-gejala yang terjadi dalam masyarakat. &engalaman seseorang yang bersiat sepintas, yang bersiat perormance semata akan cepat sekali menimbulkan sikap negati terhadap suatu kelompok atau terhadap seseorang. Melihat penampilan orang-orang negro makan sering menimbulkan kesan keras, sadis, tidak bermoral, dan sejenisnya. &andangan yang demikian akan menimbulkan kesan segan bergaul dengan mereka dan selalu memandangnya dengan sikap negati. b. Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi
Tidak sedikit orang-orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok: Tampaknya kepribadian dan intelegensia, juga aktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka. 5amun demikian, belum jelas benar ciri-ciri kepribadian mana yang membuat seseorang mudah berprasangka. Sementara pendapat menyebutkan bahwa orang yang berintelegensi tinggi, lebih sukar untuk bersikap berprasangka. Mengapa: $arena orang-orang macam ini bersiat dan bersikap kritis. Tetapi, akta-akta dalam kehidupan sehari-sehari menunjukkan bahwa mereka yang tergolong dalam jajaran kaum cendekiawan, bahkan juga para pemimpin dan negarawan juga bisa berprasangka. 6ukankah lahirnya senjata-senjata antar benua !Inter ;ontinental 6alistic Missile I;6M" adalah suatu prasangka yang berlebihan dari para pemimpin, negarawan negara-negara adikuasa !superpower". 6ukankah pemasangan rudal-rudal jarak pendek milik #merika Serikat di daratan
>alaupun
begitu,
bisa
saja
bertindak diskriminasi terhadap ras seseorang
bertindak
diskriminati
yang tanpa
berlatarbelakang pada suatu prasangka. Demikian juga sebaliknya, seseorang yang berprasangka dapat saja berperilaku tidak diskriminati. Di Indonesia, kelompok keturunan cina sebagai kelompok minoritas sering menjadi sasaran prasangka rasial, walaupun secara yuridis telah jadi warga negara Indonesia dan dalam ==D *8 6ab ? &asal +0 dinyatakan bahwa semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang di ambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar. @ebih-lebih lagi bila sikap berprasangka itu muncul dari pikiran sepintas, untuk kemudian disimpulkan dan di buat pukul rata sebagai siat dari seluruh anggota kelompok sosial tertentu. #pabila muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminati terhadap kelompok sosial lain, atau terhadap suatu suku bangsa, kelompok etnis tertentu, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan sosial yang lebih luas. Suatu contoh ) beberapa peristiwa yang semula menyangkut beberapa orang saja, sering menjadi luas, melibatkan sejumlah orang. #kan menjadi lebih riskan lagi apabila peristiwa itu menjalar lebih luas, sehingga melibatkan orang-orang di suatu wilayah tertentu, yang diikuti dengan tindakan-tindakan kekerasan dan destrukti dengan berakibat mendatangkan kerugian yang tidak kecil. c. Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi a) Berlatarbelakang sejarah
(rang-orang kulit putih di #merika Serikat berprasangka negati terhadap orang-orang 5egro, berlatar belakang pada sejarah masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang 5egro berstatus sebagai budak. >alaupun reputasi dan prestasi orang-orang 5egro dewasa ini cukup dapat dibanggakan, terutama dalam bidang olahraga, akan tetapi prasangka terhadap orang-orang 5egro sebagai biang keladi kerusuhan dan keonaran belum sirna sampai dengan generasi-generasi sekarang ini. b) Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
Suatu prasangka muncul dan berkembang dari suatu individu terhadap individu lain, atau terhadap kelompok sosial tertentu manakala terjadi penurunan status atau terjadi &emutusan Aubungan $erja !&A$" oleh pimpinan perusahaan terhadap karyawannya. &ada sisi lain, prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pisah antara kelompok orang-orang kaya dengan golongan orang-orang miskin. Aarta kekayaan orang-orang kaya baru, diprasangkai bahwa harta-harta itu didapat dari usaha-usaha yang tidak halal. #ntara lain dari usaha korupsi dan penyalahgunaan wewenang sebagai pejabat dan lain sebagainya. c) Bersumber dari faktor kepribadian
$eadaan rustasi dari beberapa orang atau kelompok sosial tertentu merupakan kondisi yang cukup untuk menimbulkan tingkah laku agresi. &ara ahli beranggapan bahwa prasangka lebih dominan disebabkan tipe kepribadian orang-orang tertentu. Tipe authoritarian personality adalah sebagai ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersiat konservati dan bersiat tertutup.
d) Berlatarbelakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
6isa ditambah lagi dengan perbedaan pandangan poltik, ekonomi dan ideologi. &rasangka yang berakar dari hal-hal tersebut diatas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang bersiat universal. 6eberapa diantaranya ) konlik Irlandia =tara - Irlandia Selatan ) konlik antara golongan keturunan Bunani - Turki di ;yprus dan perang Irak - Iran berakar dari latar belakang adanya prasangka agama'kepercayaan agama. &erang Cietnam, pendudukan #ghanistan oleh =ni Soviet, konlik-konlik di lingkungan negara-negara #merika Tengah lebih banyak bermotikan ideologi politik, dan strategi global. Munculnya kelompok-kelompok ekonomi, berdirinya akta-akta pertahanan seperti 5#T( atau S<#T( adalah contoh-contoh yang jelas dan gamblang - berkat dari adanya suatu prasangka dan adanya politik global dari negara-negara adikuasa. d. Usaha mengurangimenghilangkan prasangka dan diskriminasi a) Perbaikan kondisi sosial ekonomi
&emerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan bagi warga negara Indonesia yang masih tergolong di bawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin. Melalui pelaksanaan-pelaksanaan program-program pembangunan yang mantap dan didukung oleh lembaga-lembaga ekonomi pedesaan seperti 6==D dan $=D. %uga melalui program $redit ;andak $ulak !$;$", $redit Modal $erja &ermanen !$M$&", dan dalam sektor pertanian dengan program ) Intensiikasi $husus !Insus", &royek &erkebunan Inti akyat !&I", juga &royek Tebu akyat diperkirakan golongan ekonomi lemah lambat-laun akan dapat menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor perekonomian. Dengan begitu, prasangka-prasangka ketidakadilan dalam sektor perekonomian antara kelompok ekonomi kuat dan kelompok ekonomi lemah sedikit banyak dapat dikurangi dan akhirnya akan sirna. b) Perluasan kesempatan belajar
#danya usaha-usaha pemerintah dalam perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warga negara Indonesia, paling tidak dapat mengurangi prasangka bahwa program pendidikan, terutama pendidikan tinggi hanya dapat dinikmati oleh kalangan masyarakat menengah dan kalangan atas. Mengapa: =ntuk mencapai jenjang pendidikan tertentu di perguruan tinggi memang mahal. =ntuk mencapai jenjang pendidikan tertentu, selain harus memiliki kemampuan otak, juga harus punya modal. 6agi mereka yang memiliki keduanya, sungguh sangat beruntung. Sebaliknya, sungguh malang bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan otak dan modal. Mereka akan selalu tercecer dan tersisih dalam persaingan memperebutkan bangku sekolah.
Masih beruntung bagi mereka yang memiliki kemampuan otak. %ika dapat mencapai prestasi tinggi dan dapat dipertahankan secara konsisiten, beasiswa yang aneka ragam itu dapat diraih dan kantong pun tidak akan kering-kerontang. Dengan memberi kesempatan luas untuk mencapai tingkat pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi bagi seluruh warga negara Indonesia tanpa kecuali, prasangka dan perasaan tidak adil pada sektor pendidikan cepat atau lambat akan hilang lenyap. c) Sikap terbuka dan sikap lapang
Aarus selalu kita sadari bahwa berbagai tantangan yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam negeri, semuanya akan dapat merongrong keutuhan negara dan bangsa. $ebhinekaan masyarakat berikut sejumlah nilai yang melekat, merupakan basis empuk bagi timbulnya prasangka, diskriminasi, dan keresahan. 6erbagai ideologi secara historis pernah mendapat tempat dan berkiprah di republik ini, bukan mustahil akan mengambil manaat kemajemukan kultur, status dan kelas masyarakat. 6ukan mustahil kalau mereka memanaatkan situasi berprasangka, resah, dan kemelut. #palagi dalam suasana transisi masa satu asas, berbagai pengaruh dan kemungkinan itu tidak boleh diremehkan begitu saja. Sesungguhnya idealisme paham kebangsaan yang mencanangkan persatuan dan kemerdekaan, telah menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas dan loyalitas yang tinggi. Dengan berbagai sikap unggul itu, diharapkan akan berkelanjutan dengan sikap saling percaya, saling menghargai, menghormati dan menjauhkan diri dari sikap berprasangka. Dilandasi dengan sikap-sikap tersebut diatas , akan muncul sikap terbuka, sikap lapang untuk menerima kritik, suatu makna dari perbedaan pendapat yang wajar dalam kemajuan masyarakat Indonesia. =paya menjalin komunikasi dua arah, karena masing-masing berniat membuka diri untuk berdialog antar golongan, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan persatuan bangsa, adalah suatu cara yang sungguh bijaksana. e. !thnosentrisme
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki ciri khas kebudayaan, yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan dengan norma-norma, nila-nilai yang terkandung dan tersiat dalam kebudayaan tersebut. Suku bangsa, ras tersebut cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala yang berbeda dengan kurang baik, kurang estesis, bertentangan dengan kodrat alam dan sebagainya. Aal-hal tersebut diatas dikenal sebagai ethnosentrisme, yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan
norma-norma kebudayaannya sendiri sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak, dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
$onlik !pertentangan" mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar dan perang. Dasar konlik berbeda-beda. Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konlik, yaitu ) *" Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat di dalam konlik. +" =nit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan. " Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut. $onlik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. $onlik dapat terjadi pada lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkup yang luas, yaitu masyarakat. *" &ada tara di dalam diri seseorang, konlik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan-dorongan yang antagonistik di dalam diri seseorang. +" &ada tara kelompok, konlik-konlik ditimbulkan dari konlik-konlik yang terjadi di dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan, nilai, dan norma, motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka. " &ada tara masyarakat, konlik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang bersangkutan
berada. &erbedaan dalam tujuan, nilai, norma, serta minat disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis di dalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain. &ara penulis seperti Berstein, Coser, Follett, immel, Wilson, dan !yland E memandang konlik sebagai sesuatu yang tidak dapat dicegah timbulnya, yang secara potensial dapat mempunyai kegunaan yang ungsional dan konstrukti E namun sebaliknya, dapat pula tidak bersiat ungsional dan destrukti !6erstein, *88". $onlik mempunyai potensi untuk memberikan pengaruh yang positi maupun negati dalam berbagai tara interaksi manusia. Sanord mengatakan bahwa ) 3Seseorang yang telah mempelajari cara-cara menanggulangi konlik di dalam dirinya sendiri, adalah orang yang akan berkembang dengan lebih baik, dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah menghadapi konlik yang serius di dalam dirinya sendiri !5evitt Sanord, *8//". $emampuan orang yang biasa menghadapi konlik dalam melaksanakan atau menggunakan mekanisme-mekanisme dan tingkah laku penyesuaian diri, akan semakin luas dan semakin leksibel, dan kemampuan empatinya dapat meningkat dengan cepat. Sebaliknya, konlik-konlik yang terjadi di dalam diri seseorang yang berlangsung terlalu lama, terlalu gawat, atau terlalu mendasar terhadap struktur kepribadian seseorang, dapat menuntun kepada desintegrasi kepribadian yang berat dan kehilangan kemampuan untuk melaksanakan ungsinya. &ada tara kelompok, konlik dapat menuntun kepada peningkatan pemahaman dan penguatan hubungan di antara para anggota kelompok, karena perbedaan-perbedaan yang timbul dapat disalurkan dan tidak dibiarkan terpendam di dalam hati masing-masing orang. $onlik menimbulkan rangsangan untuk bertingkah laku dan merupakan basis interaksi. ;oser menyatakan bahwa hanyalah dengan melalui pengungkapan perbedaan-perbedaan di antara para anggotanya, yang memungkinkan kelompok untuk dapat menggambarkan nilai-nilai dan minat-minat bersama. &ada saat hal-hal yang tidak disepakati diungkapkan, maka hal yang telah disepakati pun menjadi lebih jelas. $ejelasan mengenai kesepakatan dan ketidaksepakatan tersebut, pada saatnya, secara langsung menunjang kesatupaduan atau ikatan kelompok. $onlik sosial dapat menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang meningkatkan kemampuan orang untuk melibatkan diri di dalam kegiatan-kegiatan pemecahan masalah dengan hasil-hasil yang memuaskan. Selain memperhatikan aspek-aspek dalam konlik yang memberikan manaat, tidak boleh dilupakan pula bahwa banyak konlik yang bersiat destrukti dan dapat menuntun kepada terjadinya desintegrasi kelompok. Dengan demikian, cara-cara yang digunakan anggota-anggota kelompok untuk mengenali,
memecahkan dan menanggulangi konlik, merupakan hal yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan berkelompok. $onlik mungkin realistis maupun tidak realistis. $onlik yang realistis terkait dengan tujuan yang rasional, dan konlik terjadi berkenaan atau merupakan kelengkapan untuk pencapaian tujuan. Dalam konlik yang tidak realistis, konlik tersebut merupakan tujuan itu sendiri. Tipe konlik ini timbul dari proses-proses yang tidak rasional dan emosional dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Seringkali pihak-pihak yang terlibat di dalam konlik, tidak menyadari akan proses proses emosional yang telah memotivasi mereka untuk memasuki pertentangan itu. Aampir semua konlik yang berlangsung di dalam kerumitan situasi kehidupan manusia, mempunyai elemen rasional maupun elemen tidak rasional. @ebih jauh lagi konlik-konlik tersebut mungkin ungsional maupun disungsional pada saat yang bersamaan. =paya untuk memecahkan konlik selalu timbul selama berlangsungnya kehidupan suatu berkelompok, namun terdapat perbedaan-perbedaan di dalam siat dan intensitas konlik pada berbagai tahap perkembangan kelompok. &emecahan terhadap konlik-konlik yang besar tidak akan dapat terjadi sampai suatu kelompok telah berkembang mencapai suatu titik dimana terdapat kesepakatan yang mendasar di dalam kelompok terjadi dengan pasti. Di dalam proses-proses pembuatan keputusan, terletak metode-metode pengendalian konlik yang dapat digunakan terhadap semua atau setiap konlik !>ilson an yland, *8/8". #dapun cara-cara pemecahan konlik-konlik tersebut adalah sebagai berikut ) *" El"#"nat"$n yaitu pengunduran diri dari salah satu pihak yang terlibat di dalam konlik, yang diungkapkan dengan ) a" $ami mengalah b" $ami mendongkol c" $ami ke luar d" $ami membentuk kelompok kami sendiri +" S%&'%gat"$n ata% D$#"nat"$n , artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya. Tentu saja cara ini bukan suatu cara pemecahan yang memuaskan bagi pihak-pihak yang terlibat. " Ma'$r"t( R%le, artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi. &ada hakikatnya, majority ini merupakan salah satu bentuk dari subjugation. " M"n$r"t( )$n*ent, artinya kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan, dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama. " )$#+r$#"*e k$#+r$#"-, artinya kedua atau semua sub kelompok yang terlibat di dalam konlik, berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah !halway".
/" Integrat"$n "ntegra*"-, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak. Integrasi merupakan cara pemecahan konlik yang paling dewasa !#lbert 6andura, *8/8". Setelah &erang Dunia II selesai, sejumlah negara di #sia mendapat peluang, menyatakan kemerdekaannya, seperti India, 6urma, Muangthai, Malaya, dan Indonesia. &ada umumnya negara-negara tersebut dijajah oleh negara-negara 6arat selama waktu yang lama. Dalam masa penjajahan rakyat setempat tidak diberikan kesempatan yang luas dalam ikut serta di bidang pemerintahan. &engetahuan dan pengalaman yang serba sedikit dalam bidang pemerintahan menimbulkan masalah setelah mencapai kemerdekaan. 5egara Indonesia sebagai bagian dari negara-negara di #sia Tenggara menghadapi beberapa masalah atau problema, setelah mencapai kemerdekaan pada tahun *8. &ada dasarnya problema yang dihadapi oleh negara Indonesia meliputi ) 1- Pr$&le#a Pe#er"ntaan Seakan-akan merupakan patokan, bahwa negara modern harus mempergunakan sistem
pemerintahan model 6arat. @ambang statusnya ternyata juga mempengaruhi sikap Indonesia di dalam memilih model sistem pemerintahan, agar dapat diterima sebagai anggota baru yang terbebas dari belenggu penjajah. >alaupun ==D *8 memakai sistem pemerintahan dari 6arat sebagai modelnya. Tetapi pernyataan tentang kepribadian bangsa dalam segala aspek nampak jelas. Semangat ==D *8 disingkirkan, sementara kelompok yang menginginkan sistem liberalisme mencapai kemenangan. Tetapi pada %uli *88 dengan Dekrit &residen ==D *8 diberlakukan kembali. 2- Pr$&le#a I/e$l$g" Bang*a Di #sia Tenggara terdapat pengaruh yang kuat dari pandangan %eerson dan MarFist. Sebagai alternati Indonesia lebih menekankan pencarian ideologi bangsa pada akar budaya bangsa. &ancasila yang digali dari kebudayaan sendiri dapat diterima segala ideologi bangsa. 3- Pr$&le#a Ke/aeraan /an M"n$r"ta* Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau dan berpuluh-puluh suku bangsa merupakan masalah tersendiri dalam alam kemerdekaan. Suku-suku bangsa tersebar di seluruh pulau-pulau di Indonesia seperti suku #ceh, 6atak, Minangkabau, &adang, 6ugis, Makassar dan Minahasa di Sulawesi, suku #mbon di Maluku, suku 6ali, dan seterusnya. &ada 7aman penjajahan disatukan oleh kekuatan kolonial 6elanda yang mempergunakan kekerasan. Setelah mencapai kemerdekaan, =ndang-=ndang Dasar dan peraturan-peraturan lain yang bersiat 5asional. &eraturan-peraturan yang bersiat nasional merupakan produk baru dan masih dirasakan sebagai sesuatu yang asing. Setiap suku-suku bangsa lebih merasa terikat
oleh sistem budayanya masing-masing. (leh karena itu, dala m menjalin hubungan antar suku atau yang bersiat 5asional, sistem budaya sukunya lebih ditonjolkan. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan bahwa pada masa akhir kekuasaan 6elanda di Indonesia, rasa kesukuan memang sengaja ditiup-tiupkan oleh 6elanda dalam usaha menyelamatkan kekuasaan-5ya. Minoritas di Indonesia yaitu suku asing keturunan ;hina, #rab,
0. GOLONGAN GOLONGAN !ANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL a. "asyarakat "ajemuk dan #asional $ndonesia
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat negara yang terdiri dari berapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan 5asional, yaitu berwujud 5egara Indonesia. Masyarakat yang majemuk tersebut dipersatukan oleh sistem 5asional yang mengintegrasikannya melalui jaringan-jaringan administrasi pemerintahan, politik, ekonomi dan sosial yang berpusat di kota-kota. =ntuk lebih jelas dikemukakan aspek dari kemasyarakatan tersebut. %) Suku Bangsa dan &ebudayaan
Indonesia terdiri dari sekitar *.GGG buah pulau besar dan kecil dan sejumlah laut, selat samudera mewujudkan satu daerah atau lingkungan alam yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. &erbedaan lingkungan alam mempengaruhi ciri-ciri jasmaniah penduduk di masingmasing daerah sehingga penduduk Indonesia mewujudkan ciri-ciri jasmaniah yang berbeda beda. Di daerah-daerah di Indonesia yang tersebar luas terdiri dari sejumlah suku bangsa yang dikenal pula dengan masyarakat daerah. Di Sumatera dikenal beberapa suku bangsa seperti) #ceh, 6atak, Minangkabau, dan sebagainya. Di $alimantan dikenal suku bangsa Dayak, 6anjar. Di Sulawesi dikenal suku bangsa Makassar, 6ugis, Minahasa dan di kepulauan-kepulauan lainnya dikenal suku bangsa yang tidak sedikit jumlahnya. Tiap suku bangsa tersebut memiliki kebudayaan sendiri yang berbeda dengan kebudayaan serta bangsa lain. $ebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (leh karena tiap suku bangsa mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri. Maka di Indonesia juga terdapat sejumlah sistem budaya yang dipergunakan oleh masing-masing suku bangsa. Dalam kehidupan sehari-hari suku bangsa itu mempergunakan sistem budayanya sendiri yang terdiri dari seperangkat ilmu pengetahuan, kepercayaan, hukum, adat-istiadat, kesenian
dan kebiasaan-kebiasaan lainnya. Sistem kebudayaan tersebut ditaati oleh warga masyarakatnya. =saha mengingkari sistem budayanya dianggap oleh warga masyarakatnya sebagai tindakan yang menyeleweng. &elaku dari pelanggaran tersebut mendapat sanksi dari masyarakatnya. 6erat-ringannya
sanksi didasarkan atas
berat-ringannya
pelanggaran yang dilakukan.
&elanggaran yang berat dapat menyebabkan orang tersebut dikeluarkan dari masyarakat. %ika disistematiskan maka masyarakat merupakan sumber energi yang menghasilkan kebudayaan. Dan kebudayaan sebagai sistem budaya merupakan alat yang mengatur atau mengontrol masyarakatnya. ') (gama
Dilihat dari segi historis, suku-suku bangsa di Indonesia mempunyai toleransi yang besar terhadap agama atau kepercayaan yang lain. Sebelum kedatangan agama Aindu yang berasal dari India, orang-orang Indonesia sudah mempunyai kepercayaan sendiri yang biasa disebut dengan istilah #nimisme dan Dinamisme. #gama Aindu datang di Indonesia dengan jalan damai. $ontak agama tersebut melalui jalan perdagangan. Setelah agama Aindu mengalami kemunduran, datanglah agama lain berturut-turut agama Islam dan $risten. $edua agama tersebut juga diterima dengan cara-cara yang damai. $epercayaan seperti diwujudkan dalam agama Islam atau agama $risten dan kepercayaan lain !Aindu 6udha" merupakan sumber nilai yang dianut oleh warganya. 5ilai merupakan pedoman umum yang digunakan dalam memilih antara berbagai kemungkinan pilihan. 5ilai digunakan untuk menentukan baik tidaknya sesuatu. 5ilai biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi terkait dengan kepercayaan tertentu membenarkannya. (rang mempergunakan nilai-nilai yang dianutnya bersama ini dinamakan nilai-nilai budaya. 5ilai-nilai budaya mungkin merupakan nilai lama, tetapi juga mungkin merupakan nilai-nilai baru. ) Bahasa
&ada suku-suku bangsa yang bermacam-macam itu terikat pula oleh satu persamaan yaitu bahasa. 6ahasa yang merupakan alat komunikasi dalam melaksanakan interaksi sosial diantara kelompoknya. Di 6ali, masyarakatnya mempergunakan bahasa 6ali dalam mengadakan hubungan. Di masyarakat 6ugis mempergunakan bahasa 6ugis. Di %awa, masyarakatnya mempergunakan bahasa %awa. Di daerah 6atak, masyarakatnya mempergunakan bahasa 6atak. Demikian pula karya-karya sastra masyarakat daerah itu mempergunakan bahasa daerahnya masing-masing. *) #asion $ndonesia
Di luar suku bangsa 6atak, Minangkabau, Sunda, %awa, 6ugis, 6ali, 6anjar, Sasak dan sebagainya di Indonesia masih terdapat satu 5asion baru yaitu 5asion Indonesia.
5asion merupakan kesatuan solidaritas, yang terbentuk sebagai hasil proses setelah $emerdekaan tahun *8. 5asion Indonesia merupakan suatu ederasi antara suku-suku bangsa yang masing-masing merupakan kesatuan tersendiri dan ederasi ini tetap mempertahankan kesatuan mereka masing-masing. 5asion Indonesia juga mempunyai kebudayaan sendiri yang disebut kebudayaan 5asional. $ebudayaan 5asional terbentuk dan merupakan perpaduan dari kebudayaan daerah yang dapat diterima oleh masyarakat dan suku-suku bangsa lainnya. $ebudayaan 5asional itu sendiri masih dalam tahap proses pembentukan lebih lanjut. &ada suku bangsa %awa yang mempunyai karyakarya sastra %awa dan ditulis dalam bahasa %awa merupakan kebudayaan daerah. Tetapi karyakarya sastra %awa yang alam bahasa Indonesia dan dapat diterima dan dimengerti oleh sukusuku bangsa yang lain dapat digolongkan dalam kebudayaan 5asional. Tarian-tarian daerah yang dapat diterima dan dinikmati oleh warga daerah lainnya di seluruh Indonesia dapat juga disebut sebagai Tari 5asional. Aal yang menggembirakan ialah bahwa ada beberapa ahli yang mencoba kreasi tarian baru yang dapat diterima dan dinikmati di seluruh Indonesia, seperti 6agong $usudiardjo, Sarlito >. $usumo. $esenian wayang mungkin akan tetap sebagai kesenian daerah saja, karena tidak dapat diterima dan dinikmati oleh warga'orang dari suku bangsa lain. %adi, dalam pembentukan kebudayaan 5asional unsur-unsurnya berasal dari kebudayaan daerah. $ebudayaan daerah itu sendiri tidak akan punah, tetapi tetap berkembang terus. %ustru mengembangkan kebudayaan daerah berarti pula memperkaya kebudayaan 5asional.
5asion Indonesia 5asion daerah !kebudayaan daerah" $ebudayaan 5asional
$ebudayaan 5asional sebagai sistem kebudayaan 5asional mengontrol perilaku para warganya. &enyimpanan dari sistem kebudayaan 5asional merupakan pelanggaran yang akan dikenakan sanksi. b. $ntegrasi
Istilah integrasi berasal dari bahasa inggris yaitu inte"ration yang berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Integrasi juga berarti proses mengkoordinasikan berbagai tugas, ungsi, dan bagian-bagian, sedemikian rupa dapat bekerja sama dan tidak saling bertentangan dalam pencapaian sasaran dan tujuan.
Menurut &aul 6. Aorton, integrasi yaitu proses
pengembangan masyarakat yang mana segenap kelompok ras dan etnik mampu berperan secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi. &enduduk Indonesia yang menempati
wilayah yang luas ini bukan hanya terikat oleh satu sistem kebudayaan. Tetapi banyak sistem kebudayaan. Sistem kebudayaan yang berlaku di Indonesia) *" +" " "
Sistem kebudayaan daerah Sistem kebudayaan agama, seperti Islam, $risten, Aindu, dan 6udha. Sistem kebudayaan 5asional Sistem kebudayaan asing, seperti ;hina, #rab.
$eempat unsur di atas merupakan unsur dari kebudayaan 5asional. $eempat unsur tersebut sekaligus menjadi landasan atau corak masalah dihadapi oleh masyarakat Indonesia yang majemuk. (rang Indonesia merupakan pendukung lebih dari satu sistem kebudayaan sebagai contoh seorang Sunda dalam berkomunikasi dengan sukunya mempergunakan sistem kebudayaan Sunda. Di samping itu seorang Sunda ada yang beragama Islam. Sebagai bagian dari rakyat Indonesia, orang Sunda itu juga memakai sistem kebudayaan 5asional. Dalam hal ini masalah besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia setelah merdeka yaitu masalah integrasi di antara masyarakat yang majemuk itu. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian kesatuan. Masyarakat majemuk itu tetap pada kemajemukan masing-masing. Mereka dapat hidup serasi, berdampingan, seperti tulisan yang terdapat dalam @ambang 5egara yaitu 6hinneka Tunggal Ika, yang berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. $arena itu harus memperjelas dalam hubungan antara ) *" $ebudayaan atau kekuatan nasional dengan kebudayaan suku-suku bangsa'daerah. +" $ebudayaan suku-suku bangsa'daerah dengan kebudayaan suku-suku bangsa'daerah yang lain. %ika kekuatan nasional terlalu mendominasi kehidupan politik, sosial, ekonomi warga suku-suku bangsa'daerah, akan menimbulkan konlik antara pusat dan daerah. $iranya timbulnya pemberontakan Dewan 6anteng yang dipimpin oleh $ol. #hmad Ausein dapat dianalisa dari segi itu. $uatnya integrasi akan menjadi salah satu ukuran timbul atau tidaknya pemberontakan pemberontakan di daerah. Demikian pula dominasi kekuatan di tingkat 5asional oleh salah satu suku bangsa akan menimbulkan konlik kekuatan antara suku-suku bangsa. Dalam peristiwa pemberontakan &ernesta, suku %awa dimusuhi oleh orang Minahasa, karena suku %awa dianggap mendominasi kekuasaan 5asional. Cariabel-variabel lain yang dapat menjadi penghambat dalam integrasi ialah ) *" +" " "
$laim'tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang di anggap sebagai miliknya. Isu asli tidak asli Isu agama &rasangka dan ethnosentrisme
#d.*. Dalam hal ini terdapat klaim pengakuan dari suatu suku bangsa terhadap wilayah tertentu sebagai daerah sukunya. Aal yang mungkin kurang tepat bahwa banyak pembagian propinsi yang didasarkan pada garis wilayah suatu suku bangsa. &ropinsi %awa 6arat batasnya merupakan batas wilayah yang ditempati suku Sunda. %awa Tengah merupakan tempat tinggal suku %awa. &ropinsi Sumatera =tara merupakan tempat tinggal suku #ceh. #d.+. Sejak 7aman penjajahan di Indonesia terdapat orang-orang, yaitu orang-orang Tionghoa, #rab, mereka walaupun nenek moyangnya berasal dari luar Indonesia, tetapi kebudayaannya sudah sangat berbeda dengan kebudayaaan nenek moyangnya. (leh karena itu, mereka digolongkan sebagai golongan sosial. Setelah kemerdekaan nampak jelas bahwa orang Tionghoa lebih baik kedudukan ekonominya dibandingkan dengan orang-orang Indonesia lainnya. Dalam masa penjajahan orang-orang Tionghoa digunakan sebagai pedagang perantara dengan orang-orang Indonesia oleh 6elanda. Mereka mendapatkan asilitasasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan orang Indonesia sendiri. Setelah merdeka adanya perbedaan dalam kehidupan ekonomi antara orang-orang Indonesia dengan orangorang Tionghoa menjadi masalah dengan issue asli dan tidak asli. #similasi yang dipandang sebagai jalan keluar yang paling baik ternyata sulit dilaksanakan karena adanya perbedaan dan atau hambatan kebudayaan. #d.. #gama yang masuk di Indonesia seperti $risten, $atholik, Islam telah mengambil oper kedudukan agama-agama atau sistem kepercayaan yang sebelumnya dianut oleh suku-suku bangsa Indonesia. #gama-agama besar itu telah dimasukkan dalam kebudayaan suku bangsa bahkan menjadi inti pendorong dinamika kebudayaan tersebut. #gama-agama besar itu dijadikan sumber etika dalam sistem nilai dan ajaran-ajaran moral dari kebudayaan suku bangsa yang bersangkutan. Aubungan antara agama dengan kebudayaan suku sangat erat, seperti ternyata pada petugas-petugas atau ungkapan-ungkapan. Aal yang dapat menimbulkan masalah ialah sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan. #d.. &rasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu yang dihubungkan siat buruk yang berkait pada golongan tertentu tadi. &rasangka biasanya dikaitkan dengan ethnosentrisme yaitu anggapan bahwa sukunya merupakan suku bangsa yang paling baik dibandingkan dengan suku bangsa lainnya. %elas, bahwa prasangka dan ethnosentrisme menjadi penghalang adanya integrasi. (leh karena itu, masyarakat yang tingkat kemajemukannya tinggi akan menghadapi banyak kesulitan dalam integrasi dibandingkan dengan masyarakat yang tingkat kemajemukannya lebih sederhana.
c. $ntegrasi Sosial
Integrasi sosial !integrasi masyarakat" dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi, dan berkurangnya prasangka prasangka di antara anggota masyarakat secara keseluruhan. Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di masyarakat sehingga tidak terjadinya konlik, dominasi, tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi, dan tumbuh integrasi tanpa paksaan. (leh karena itu, untuk mewujudkan integrasi masyarakat majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka. Aal yang penting, mengamati dimensi kemajemukan suatu masyarakat dapat dilakukan dengan melihat jumlah kelompok yang berbeda kebudayaannya, konsensus anggota-anggota masyarakat terhadap nilai yang mengikat seluruh warga masyarakat, dan mudah-tidaknya individu pindah dari suatu kelompok ke kelompok lainnya. Sejarah telah mencatat bahwa S%#+a Pe#%/a yang dicetuskan pada tahun *8+1 adalah suatu perwujudan solidaritas sosial begitu kental dalam kalbu antar golongan pemuda. Tidak perlu dipertanyakan dari mana asal-usul suku bangsa, ras, agama, bahasa dan lain sebagainya. Mereka bergabung, membaur, menyatu dalam kadar solidaritas yang tinggi, menuju terwujudnya integrasi sosial-integrasi nasional. $ondisi yang mirip juga pernah terjadi, walaupun dimensi waktu dan jumlah pelaku berbeda. Dalam kurun waktu tahun lima puluhan sampai enam puluhan, semua golongan begitu larut dalam semangat solidaritas sosial yang tinggi, larut dalam kesadaran kebersamaan dalam berbangsa dalam mengendap. >alaupun tidak dapat dipungkiri, pada kurun waktu itupun terdapat percikan-percikan konlik sosial dalam bentuk pemberontakan-pemberontakan di daerah-daerah tertentu di wilayah epublik Indonesia. 5amun begitu, semua pihak tetap menyadari, bahwa Tanah #ir tercinta 5egara $esatuan Indonesia ini didirikan sebagai hasil kerjasama semua pihak, dan semua golongan. 6ahwa bangsa dan budaya Indonesia pada hakikatnya satu. $enyataan adanya berbagai suku bangsa, ras dan corak-ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan 6udaya 6angsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan 6udaya 6angsa seluruhnya, sehingga menjadi modal dasar bagi terwujudnya Integrasi Sosial - Integrasi 5asional. . INTEGRASI NASIONAL
Menurut I;;<, integrasi nasional dapat diartikan sebagai penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari satu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang utuh, atau memadukan masyarakatmasyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Integrasi yang dimaksud disini adalah kesatuan dan persatuan negara. Secara umum, integrasi nasional mencerminkan proses persatuan orang-orang dari berbagai wilayah yang berbeda atau memiliki berbagai perbedaan baik suku, budaya, dan berbagai latar belakang ekonomi. Integrasi nasional identik dengan integrasi bangsa yang berarti suatu proses penyatuan atau perubahan berbagai aspek sosial budaya ke dalam suatu wilayah dan pembentukan nasional atau bangsa. Integrasi nasional adalah masalah yang dialami oleh semua negara atau nation yang ada di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang dihadapinya. 6eberapa negara yang berdiri setelah &erang Dunia II ternyata banyak yang tidak mampu mengintegrasikan berbagai golongan dalam masyarakatnya. &erang Saudara yang terjadi di 5igeria terjadi karena 5igeria tidak berhasil mengintegrasikan suku-suku bangsa Aausa, 2ulani, Ibo, dan Boruba, sehingga lahirlah negara baru yang menamakan diri epublik 6aiara. $etidakmampuan India mempersatukan seluruh wilayahnya, melahirkan 5egara &akistan. $etika wilayah Timur memberontak, &akistan tidak mampu mempersatukan kedua wilayah itu sehingga pada tahun *80* lahirlah 6angladesh. #merika Serikat, $anada, dan #ustralia menghadapi masalah integrasi bangsa-bangsa imigran. Demikianlah bentuk-bentuk permasalahan yang disebabkan oleh masalah integrasi ini. Menghadapi masalah integrasi ini sebenarnya tidak memiliki kunci yang pasti karena masalah yang dihadapi berbeda dan latar belakang sosio kultural nation state yang berbeda pula. Sehingga masalah integrasi ini cenderung diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan. #da yang menempuh jalan kekerasan dan ada yang menempuh strategi politik yang lebih lunak. %) Beberapa Permasalahan $ntegrasi #asional
&ermasalahan utama yang dihadapi dalam integrasi nasional ini adalah cara pandang yang berbeda tentang pola laku duniawi dan cara untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, masalah integrasi nasional ini pada prinsipnya bersumber pada perbedaan ideologi. &erbedaan ideologi ini disebabkan karena perbedaan alsaah hidup yang banyak berpengaruh dalam proses sosialisasinya, maupun dalam pembentukan konsepsi nalarnya. Termasuk aktor dominan dalam pembentukan suasana kesenjangan ideologi ini adalah masalah agama. $arena agama dipandang sebagai nilai hakiki sehingga kontrol sosial masyarakat agama cenderung lebih peka dan sering tajam. &ermasalahan yang kedua, permasalahan yang ditimbulkan oleh kondisi masyarakat majemuk, yang terdiri dari berbagai kelompok etnis baik di antara penduduk pribumi maupun keturunan asing. Menurut Aarsya 6achtiar, kelompok etnis atau suku-suku bangsa yang ada di daerah merupakan
nation-nation pribumi yang telah terbentuk lama sebelum nation Indonesia diproklamasikan. Mereka memiliki ciri-ciri sendiri yang merupakan ciri-ciri suatu nation. Memiliki kebudayaan sendiri, bahasa sendiri, daerah teritorial sendiri dan perasaan solidaritas antara anggota-anggota warga masyarakat yang bersangkutan. &erasaan solidaritas yang tinggi menyebabkan nation-nation lama tidak bisa hilang walaupun telah bergabung dalam nation Indonesia yang baru. Aal ini yang menyebabkan bahwa masalah integrasi berbagai kelompok etnis merupakan masalah pokok bagi integrasi nasional Indonesia. Selain masalah etnis pribumi Indonesia juga menghadapi masalah integrasi warga negara keturunan asing. $arena mereka yang tergolong keturunan asing ini secara genitas masih memiliki hubungan dengan negara asalnya, maka mereka berusaha mengembangkan kebudayaan negara asalnya di Indonesia. Ini merupakan masalah baru bagi negara Indonesia. Dari segi kemungkinan memberontak untuk memperjuangkan satu wilayah sendiri, keturunan asing maupun peranakan membuat jarak yang tegas dengan kelompok pribumi. Ini juga masalah yang cukup rumit bagi kelancaran integrasi nasional secara utuh. &ermasalahan ketiga, adalah masalah teritorial daerah yang seringkali berjarak cukup jauh. @ebih-lebih Indonesia yang berbentuk negara kepulauan dan merupakan arus lalu lintas dua benua dan dua samudera. $ondisi ini akan lebih mempererat rasa solidaritas kelompok etnis tertentu. Masalah keempat, ditinjau dari kehidupan dan pertumbuhan &artai &olitik. &ermasalahan politik di Indonesia berpengaruh pula dalam mencapai integrasi nasional. ;harles @ewis Tylor dan Michael ;. Audson mencatat beberapa indikator pertentangan politik di Indonesia yaitu terjadinya demonstrasi, kerusuhan, serangan bersenjata, meningkatnya angka kematian akibat kekerasan politik, pemindahan kekuasaan eksekuti yang bersiat ireguler. Disamping itu adanya partai-partai politik yang terikat oleh kepentingan-kepentingan primordial yang secara tidak langsung terikat oleh kepentingan daerah dan kelompok elite serta kelompok etnis tertentu. Aal ini sesuai dengan yang ditulis Pr$. R. "ll"a# L"//le dalam bukunya #$thnicity, %arty, and National &nte"ration ' (n &ndonesia Case tudy# , bahwa integrasi nasional Indonesia mempunyai dua dimensi yaitu dimensi hori7ontal dan dimensi vertikal. Dimensi hori7ontal dimaksudkan untuk menunjuk perbedaan suku, agama, aliran, dan lain-lain. Sedangkan dimensi vertikal dimaksudkan untuk menunjuk kesenjangan kelompok elite nasional dengan massa. Bang terakhir ini mengakibatkan partisipasi politik massa yang sangat kecil. ') Upaya Pendekatan
Disamping perbedaan golongan itu sendiri mempunyai potensi untuk menuju ke arah integrasi dengan sistem silang-menyilang !Cross Cuttin" ())iliation" yang akan melahirkan pelapisan sosial
yang saling silang-menyilang, atau paling tidak akan membuat konlik sosial tidak menjadi terlalu tajam, maka diusahakan pula langkah-langkah yang lebih sistematis dan operasional. Demikianlah dengan sistem silang-menyilang ini konlik antara suku-suku bangsa daerah akan dapat di redakan dengan adanya pertemuan di bidang agama. =paya-upaya yang dilaksanakan untuk memperkecil dan memungkinkan menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu antara lain ) *. =ntuk mempertebal keyakinan seluruh warga negara yang terdiri dari berbagai golongan itu terhadap ideologi nasional, maka pemerintah berusaha untuk mewujudkan idealisme atau cita-cita nasional yang di amanatkan oleh seluruh bangsa kepada ideologi melalui pengembangan di berbagai sektor, dengan titik tekan pada pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan. Termasuk politik dan kebudayaan. +. 6erusaha membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah'pulau dengan pembangunan sarana komunikasi, inormasi, dan transportasi. . Menggali kebudayaan daerah untuk dijadikan kebudayaan nasional dan membina penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa 5asional. . Membentuk jaringan asimilasi bagi berbagai kelompok etnis baik pribumi maupun keturunan
asing.
=ntuk
langkah
ini
dapat
dicontohkan
dengan
transmigrasi,
pertukaran'mutasi karyawan dari satu daerah lain, adanya 6#$(M &$6, dan lain-lain, disamping asimilasi budaya. . Melalui jalur-jalur ormal seperti pendidikan perundang-undangan yang berlaku bagi seluruh warga negara dan pendekatan ormal lainnya. ) $ntegrasi #asional Dalam Perspektif
Seperti yang diasumsikan oleh Har*(a . Ba4t"ar bahwa masalah integrasi nasional akan tetap merupakan masalah, tanpa memandang apakah itu negara baru ataupun negara yang sudah lama, karena pada setiap soal konlik dapat saja terjadi. Disamping itu berpedoman pada teori alter T. Mart"n yang telah dikemukakan terdahulu bahwa perbedaan golongan mempunyai dua
kemungkinan yang sama besar untuk menjadi konlik !disintegrasi" atau integrasi, maka kemungkinan integrasi nasional menjadi masalah, sama besar dengan tercapainya integrasi. 5amun demikian, integrasi nasional sebagai suatu cita-cita nasional maupun negara akan dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan yang timbul dengan berbagai usaha yang mendukung potensi masyarakat untuk berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross Cuttin" ())iliation. Di samping dukungan usaha-usaha seperti yang telah dikemukakan di atas, maka masih ada penunjang yang cukup berpengaruh terhadap usaha-usaha lain yaitu memperkuat kedudukan ideologi nasional.
KESIMPULAN $epentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kepentingannya. &ada umumnya, secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis
dan
kebutuhan
sosial'psikologis.
$enyataan-kenyataan
saat
ini
menunjukkan
ketidakmampuan suatu ideologi mewujudkan idealisme yang merupakan konsensus dari berbagai subideologi yang akhirnya akan melahirkan kondisi dis-integrasi atau konlik. &rasangka adalah sikap negati atau juga dapat bersiat positi terhadap sesuatu. &rasangka dibedakan dengan diskriminasi. &rasangka bersumber dari suatu sikap sedangkan diskriminasi menunjuk pada suatu tindakan. &rasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, siat berat sebelah, dan dibarengi proses simpliikasi !terlalu menyerdehanakan" terhadap suatu realita. Sebab-sebab timbulnya prasangka yaitu berlatarbelakang sejarah, dilatarbelakangi oleh perkembangan
sosio-kultural
dan
situasional,
bersumber
dari
aktor
kepribadian,
dan
berlatarbelakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan agama. =paya untuk mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi adalah perbaikan kondisi sosial ekonomi, perluasan kesempatan belajar, adanya sikap terbuka dan sikap lapang. Integrasi sosial !integrasi masyarakat" dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi, dan berkurangnya prasangka prasangka di antara anggota masyarakat secara keseluruhan. Integrasi nasional sebagai suatu cita-cita nasional maupun negara akan dapat terwujud atau paling tidak menekan kemungkinan permasalahan yang timbul dengan berbagai usaha yang
mendukung potensi masyarakat untuk berintegrasi sendiri secara alamiah dengan sistem Cross Cuttin" ())iliation.
DA5TAR PUSTAKA #hmadi, #bu. &lmu osial *asar . %akarta) ineka ;ipta, +GG8. https)''nathaniaseptavy.wordpress.com'tag'prasangka-diskriminasi-ethosentris' https)''urkanny.wordpress.com'industrial-eng'term-iii'ilmu-sosial-dasar'pertentangan-sosial-danintegrasi-masyarakat' http)''www.ilmusaudara.com'+G*'*G'pengertian-integrasi-macam-macam-serta.html:mH*
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar “Pertentangan - Pertentangan Sosial Dan Integrasi Masyarakat”
Kelompok 6 Pendidikan Ekonomi / R.3.I
Disusun Oleh : Tuti Alawiyah !"#$#%$""&$%'
ni.ersitas Indra/rasta P01I 2l3 1aya Tengah 4el3 0edong5 Pasar 1e6o - 2akarta Timur #7,*" Tel/3 "!#' 8,,&,%"&5 8,,8#7""
(hindy )atika !"#$#%$""&*"' Anggun +ko Purwanto !"#$#%$""&,#'