TUGAS TEKNIK OPTIK INTERFEROMETER FABRY-PEROT
PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan hidayah- Nya sehingga Makalah Teknik Optik yang berjudul “ Interferometer Febry-Perot” dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini baik dari segi materi maupun penyajian. Untuk itu penulis memohon maaf atas kekurangan dalam makalah ini dan penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surabaya, 25 November 2017
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB II DASAR TEORI 2.1 Interferensi 2.2 2.3 2.4 2.5 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interferometer merupakan alat optik yang disusun berdasarkan peristiwa interferensi gelombang cahaya, dikaitkan dengan pola frinji yang terbentuk akibat adanya perbedaan lintasan optik dari cahaya yang berinteferensi. Frekuensi gelombang cahaya memilik orde = 1015 Hz menyebabkan retina mata tidak mampu menangkap hasil interferensi gelombang cahaya tersebut, sehingga harus diupayakan supaya pola interferensi dapat diamati. Hasil interferensi gelombang tersebut berupa pola gelap terang. Pola terang menandakan intensitas maksimum yang merupakan akibat dari interferensi yang saling memperkuat dan pola gelap menandakan intensitas minimum yang diakibatkan oleh interferensi yang saling melemahkan.[1] Salah satu jenis interferometer tersebut adalah Interferometer Febry-Perot . Percobaan Interferometer Febry-Perot pertama kali dilakukan pada akhir abad ke-19 oleh C. Febry dan A. Perot untuk menggambarkan perbaikan yang signifikan dari Interferometer Michelson. Eksperimen Interferensi Febry-Perot menggunakan bidang permukaan yang keduanya membiaskan hanya sebagian cahaya sehingga memungkinkan adanya banyak sinar yang akan menciptakan pola interferensi. Dengan demikian, interferensi yang dihasilkan pada penampakan frinji lebih smooth.[2] Interferometer Fabry-Perot, selain dapat digunakan untuk mengukur panjang gelombang, biasanya digunakan untuk mengukur indek bias zat transparan. Interferometer Fabry-Perot menggunakan dua buah cermin yang sangat datar dari bahan setengah perak yang dipisah dengan jarak tertentu, dan tersusun secara pararel. Salah satu cermin terhubung dengan plat penggerak, yang bisa merubah jarak antara kedua cermin dengan pergeseran yang sangat kecil. Pola interferensi yang terbentuk lebih jelas dan tajam dibanding interferometer yang lain. [3] Oleh karena itu, pada makalah yang ini kita akan membahas mengenai interferometer Fabry-Perot karena mengingat banyak aplikasi penggunaan Interferensi Febry-Perot yang dapat dipelajari 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang diatas, adalah sebagai berikut :
a. Pengertian Interferensi b. Prinsip Kerja Interferometer Fabry-Perot 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka didapatkan tujuan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui penegertian Interferensi b. Untuk mengetahui prinsip kerja interferometer Fabry-Perot
BAB II DASAR TEORI
2.1 Interferensi Interferensi merupakan superposisi dua gelombang atau lebih. Apabila dua gelombang yang berfrekuensi dan berpanjang gelombang sama tapi berbeda fase bergabung, maka gelombang yang dihasilkan merupakan gelombang yang amplitudonya tergantung pada perbedaan fasenya. Jika beda fasenya adalah 0 atau kelipatan 360°, maka gelombang akan sefase dan berinterferensi saling menguatkan (konstruktif). Amplitudo yang dihasilkan merupakan penjumlahan dari masing-masing gelombang. Jika perbedaannya 180° maka gelombang yang dihasilkan akan saling melemahkan (destruktif). Amplitudo yang dihasilkan merupakan perbedaan amplitudo masing-masing gelombang. Perbedaan fase antara dua gelombang sering disebabkan oleh adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh oleh kedua gelombang. [4]
(a) (b) Gambar 2. 1 (a) Constructive interference (b) Destructive interference
Interferensi gelombang tidak teramati kecuali sumbernya koheren, atau perbedaan fase diantara gelombang konstan terhadap waktu. Koherensi dalam optika biasanya didapatkan dengan membagi cahaya dari sumber tunggal menjadi dua berkas atau lebih yang kemudian digabungkan untuk menghasilkan pola interferensi. Pembagian ini dapat dicapai dengan memantulkan cahaya dari dua permukaan yang terpisah. Alat yang dirancang untuk menghasilkan pola interferensi dari perbedaan panjang lintasan disebut interferometer optik. Interferometer dibagi menjadi 2 jenis, yaitu interferometer pembagi muka gelombang dan interferometer pembagi amplitudo. Pada pembagi muka gelombang, muka gelombang pada berkas cahaya pertama dibagi menjadi dua, sehingga menghasilkan dua buah berkas sinar baru yang koheren, dan ketika jatuh di layar akan membentuk pola interferensi yang berwujud garis gelap terang berselang-seling. Pada interferometer pembagi amplitudo, dapat diumpamakan sebuah gelombang cahaya yang jatuh pada suatu lempeng kaca yang tipis. Sebagian dari gelombang akan diteruskan dan sebagian lainnya akan dipantulkan. Kedua gelombang memiliki amplitudo yang lebih kecil dari gelombang sebelumnya. Ini dapat dikatakan bahwa amplitudo telah terbagi. Jika dua gelombang tersebut bisa disatukan kembali pada sebuah layar maka akan dihasilkan pola interferensi.[5] 2.2 Interferometer Fabry-Perot
DAFTAR PUSTAKA [1] Sambas,Aceng.2011. Interferometer dan Prinsip Babinet :Universitas Islam Negeri Gunung Djati Bandung [2] Solihin, Abdus . 2010 . Laporan Eksperimen Fisika II : Laboratorum Optoelektronika Fisika Modern UNJ [3] Satoto, Dwi, dkk.2007. Studi Interferometer Fabry-Perot Untuk Pengukuran Panjang Gelombang Cahaya :Universitas Diponegoro,Semarang [4] Anonim, “Modul Praktikum Teknik Optik 2017” Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2017