DOKUMEN 1 KURIKULUM 2013 Tahun Pelajaran 2017-2018
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG DINAS PENDIDIKAN
UNIT PELAKSANA PENDIDIKAN KECAMATAN
SEKOLAH DASAR NEGERI 16 BENUA KAYONG KECAMATAN BENUA KAYONG 2017-2018
LEMBAR PENGESAHAN Berdasar kepada hasil musyawarah TIM penyusun Kurikulum SDN 16 Benua Kayong dan memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum SDN 16 Benua Kayong disahkan untuk diberlakukan tahun pelajaran 2017/2018.
Ketapang, 28 Juli 2017 Mengetahui : Kepala UPPK Benua Kayong
Yang mengesahkan, Kepala SDN 16 Benua Kayong
Drs. AMIRUDIN NIP. 19610801 199001 1 007
HAIRUNNAS, S.Pd. NIP.196603031987011001
Mengetahui: Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang
Drs. H. JAHILIN, M.PD Pembina Utama Muda NIP. 19650315 199412 1 002
ii
TIM PENYUSUN KURIKULUM SDN 16 BENUA KAYONG Tahun Pelajaran 2017/2018 Konselor
Ketua Anggota
: Pengawas TK/SD Kecamatan Benua Kayong Karnaen, S.Pd. M.MPd NIP. 196729091999040001 : Kepala Sekolah SDN 16 Benua Kayong : Dewan Guru RUMLAH, A.Ma.Pd. 1 FITRIANTI, S.Pd.SD. 2 SUGINI, S.Pd. 3 MISRUKIAH 4 LATIFAH 5 NURMADIAH 6 HOSNA, S.Pd. 7 BASIRIN, S.Pd.D. 8 RUSDIANTO, A.Ma. 9 KARMILA, S.Pd. 10 11 RONIDAWATI, S.Pd. 12 ROSITA, S.Pd.SD.
Pada Tanggal : 5 Juli 2017 Kepala Sekolah
HAIRUNNAS, S.Pd. NIP. 196603031987011001
iii
REKOMENDASI KURIKULUM SEKOLAH DASAR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KETAPANG ---------------------------------------------------------------------------------------------------Setelah memeriksa dokumen kurikulum yang ditetapkan/disahkan oleh, Satuan Pendidikan : SDN 16 Benua Kayong Alamat : Jl. Tamat pematang naning Kel. Mulia Kerta Kec. Benua Kayong Kode Pos78822 Dengan menggunakan instrumen validasi/telaah Kurikulum 2013, bersama ini : Nama : Karnaen, S.Pd. M.MPd NIP : 196729091999040001 Jabatan : Pengawas TK/SD Kecamatan Benua Kayong Memberikan pertimbangan/Rekomendasi KayongTersebut :
kepada
Kurikulum
SDN
Dapat direkomendasikan tanpa syarat
Semua unsur Kurikulum 2013 terpenuhi dengan lengkap
16
Benua
Dapat direkomendasikan dengan syarat untuk perbaikan/penyempurnaan
Belum dapat direkomendasikan Dengan alasan : Unsur Kurikulum 2013 terpenuhi tetapi kurang lengkap Unsur Kurikulum 2013 tidak lengkap
Demikian pernyataan kami buat sebagai bahan ditetapkannya kurikulum SDN 16 Benua Kayong
pertimbangan/rekomendasi
Ketapang,29 Juli 2017 Pengawas Pembina Karnaen, S.Pd. M.MPd NIP. 196729091999040001
iv
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa karena atas semua limpahan rahmat serta hidayah-Nya SDN 16 Benua Kayong telah dapat menyusun Kurikulum Pendidikan Sekolah Dasar. Penyusunan Kurikulum merupakan salah satu upaya mengelementasikan dari Standar Isi (SI), Standar Kelulusan (SKL), Standar Proses, serta Standar Penilaian (SP) menjadi kegiatan pembelajaran yang operasional, siap dilaksanakan oleh sekolah, sesuai dengan karakteristik, sosial, budaya, serta tatanan global dan daerah serta berorientasi pada kebutuhan siswa. Kurikulum SDN 16 Benua Kayong disusun dengan mengacu pada standar isi (SI ) dan standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh BSNP dan mengacu pada model-model Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 yang dihasilkan oleh Pusat Kurikulum. Kami menyadari bahwa dokumen Kurikulum ini masih belum sempurna. Penyempurnaan secara berkelanjutan akan terus dilakukan seiring kajiankajian standar yang telah terbitkan, seperti standar proses, standar pendidikan dan tenaga pendidik, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar penilaian, dan kelak akan dikaji berdasarkan standar pembiayaan yang sampai saat disusunnya Kurikulum ini belum diterbitkan diharapkan dapat menjadi sumber acuan dalam penyusunan Kurikulum disekolah kami. Kurikulum Sekolah ini merupakan referensi bagi Kepala Sekolah, para guru, Komite, orang tua murid dan pembina lainnya dalam memahami dan melaksanakan Standar Nasional Pendidikan, khususnya Standar Isi dan Standar Lulusan. Sekolah melakukan pengembangan sesuai dengan keadaan, potensi dan kebutuhan sekolah. Sekolah Dasar Negeri 16 Benua Kayong menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak, terutama komite sekolah, para guru dan tokoh masyarakat di sekitar sekolah yang telah banyak membantu sehingga terlaksana penyusunan Kurikulum ini. Semoga Kurikulum Sekolah ini memberi inspirasi kepada Kepala Sekolah, para Guru dan Komite Sekolah dalam pengelolaan sekolah untuk kemajuan Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 16 Benua Kayong khususnya dan pendidikan anakanak kita umumnya. Ketapang, Juli 2017 Tim Penyusun Kurikulum 2013
v
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN TIM PENYUSUN KURIKULUM SDN 16 BENUA KAYONG .......................................... iii REKOMENDASI ................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................................... v DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 A.
Latar Belakang ........................................................................................ 1
B.
Landasan Penyusunan Kurikulum .............................................................. 1
C.
Tujuan Penyusunan Kurikulum ................................................................. 4
D.
Prinsip Pengembangan Kurikulum ............................................................. 5
BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH..................................... 8 A.
Tujuan Pendidikan ................................................................................... 8
B.
Visi Sekolah ............................................................................................. 8
C.
Misi Sekolah ............................................................................................ 8
D.
Tujuan Sekolah ....................................................................................... 9
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM ................................................................ 10 A. Struktur Kurikulum ..................................................................................... 10 B. Muatan Kurikulum ...................................................................................... 11 1. Mata Pelajaran ........................................................................................ 12 2. Pengembangan Diri ................................................................................ 15 3. Pengaturan Beban Belajar ..................................................................... 16 4. Penilaian ............................................................................................... 16 5. Kenaikan Kelas, Kelulusan dan Mutasi ..................................................... 18 6. Pendidikan Kecakapan Hidup .................................................................. 19 BAB IV KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR...................................................... 21 A. Kompetensi Inti .......................................................................................... 21 B. Kompetensi Dasar ....................................................................................... 22 BAB V PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK ............ 24 A. PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU) ................................... 24 B. PENDEKATAN SAINTIFIK (ILMIAH) .............................................................. 24 C. PENILAIAN AUTENTIK (RESPONSIF) ............................................................ 26 BAB VI KALENDER PENDIDIKAN ................................................................................... 27 vi
A. Permulaan Tahun Pelajaran ...................................................................... 27 B. Waktu Belajar ........................................................................................... 27 C. Kegiatan Tengah Semester ........................................................................ 27 D. Libur Sekolah ............................................................................................ 27 E. Jadwal Kegiatan ......................................................................................... 27 BAB VII PENUTUP .......................................................................................................... 31
vii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Globalisasi informasi dan transformasi membawa dampak terhadap peradaban berbangsa dan bernegara, tidak terkecuali terhadap sisitem pendidikan kita. Undang-Undang Dasar 1945 sebaga dasar perundangan di Indonesia memberikan pencerahan dan tanggungjawab kepada setiap kita untuk senantiasa melakukan upaya pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan yang semula bersifat sentralistik, berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undangundang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan pasal 35 tentang Standar Nasional Pendidikan. Juga adanya tuntutan globalisasi dalam bidang Pendidikan yang memacu agar hasil pendidikan nasional dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju. Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bentuk nyata dari pengelolaan pendididkan ini adalah diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, penyusunannya maupun dalam pelaksanaannya di sekolah. Merespon penerapan kurikulum 2013 yang dicanangkan pemerintah, SDN 16 BENUA KAYONG berusaha mengintegrasikan pemakaian kurikulum 2013 pada kelas I,II,IV dan V mengacu pada Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.
B.
Landasan Penyusunan Kurikulum 1. Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik 1
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut. a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. c.
d.
Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan 2
masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia. 2. Landasan Yuridis Kurikulum 2013 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradabann bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, ketrampilan sosial memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota ummat manusia. Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, konten pendidikan yang dikembangkan kurikulumi tidak berupa prestasi besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang dihadapi masyarakat, bangsa dan ummat manusia dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memposisikan pendidikan sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini. 3
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warian budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di masa mendatang. Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warganegara dimasa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi. Adapun Landasan Filosofis Kurikulum 2013 adalah Sebagai Berikut : 1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dan Kebudayaan 2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 2. PP No 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan 3. Permendikbud No 20 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti LulusanPendidikan Dasar dan Menengah 4. Permendikbud No 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah 6. Permendikbud No 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah 7. Permendikbud No 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah 8. Surat Edaran Mendikbud No. 08/D/KR/2016 tanggal 24 Mei 2016 tentang Pembelian Buku Teks Pelajaran melalui Dana BOS C.
Tujuan Penyusunan Kurikulum Kurikulum ini, selain merupakan kurikulum operasional juga merupakan pedoman pelaksanaan setiap kegiatan di sekolah dengan 4
tujuan mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Walaupun Kurikulum ini pada akhirnya tetap hanya sebuah dokumen, akan tetapi apabila terlaksana di lapangan dalam proses pembelajaran dengan baik (baik di kelas maupun di luar kelas ), berlangsung secara efektif dan mampu membangkitkan aktivitas dan kreatifitas anak, maka eksistensinya sangat berarti bagi sekolah. Dalam hal ini para pelaksana kurikulum (guru) yang akan melaksanakan kurikulum ini dalam proses pembelajaran sungguh-sungguh serta mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi peserta didik, sehingga peserta didik betah di sekolah. Maka pembelajaran di sekolah dasar hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik, efektif, demokratis, menyenangkan dan mengasyikkan. Dengan semangat seperti itulah dokumen kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di SDN 16 Benua Kayong. D.
Prinsip Pengembangan Kurikulum Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan. Ada pun 14 prinsip itu adalah: 1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya. 2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas. 3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind 5
4.
5.
6.
7.
8.
9.
maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yangberjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global. 6
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal. 11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas. 12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka. 13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya. 14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya.
7
BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
SD N 16 Benua Kayong, sebagai lembaga pendidikan mengemban amanat untuk mencapai dan mendukung Visi dan Misi Pendidikan Nasional serta pendidikan di daerah masing – masing. Oleh karna itu SD N 16 Benua Kayong perlu memiliki Visi dan Misi Sekolah yang dapat dijadikan arah kebijakan dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. A.
Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
B.
Visi Sekolah Perkembangan dan tantangan masa depan seperti; perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang sangat cepat, era informasi, dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SDN 16 Benua Kayong memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah yang diinginkan dimasa datang yang diwujudkan dalam Visi sekolah yakni
“ Santun dalam budaya, unggul dalam prestasi, beriman dan bertaqwa” Visi tersebut diatas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.
C. Misi Sekolah Untuk mencapai Visi tersebut maka sekolah merancang Misi Sekolah, Adapun Misi Sekolah dapat dijabarkan sebagai berikut : Meningkatkan kemampuan dan kinerja staf pengajar dan penjaga sekolah dengan loyalitas dan dedikasi yang tinggi dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pendidikan Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif dalam suasana yang harmonis sehingga kemampuan setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah sehingga terciptanya sikap hidup dimana setiap individu mencintai pekerjaannya sesuai dengan bidang tugasnya dan menghargai waktu 8
Meningkatkan partisipasi aktif semua warga sekolah dalam mewujudkan program sekolah sesuai dengan bidang tugas masing-masing sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna D.
Tujuan Sekolah Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini. 1. Meningkatnya prilaku budi pekerti luhur 2. Meningkatnya Imtak dan Iptek 3. Meningkatnya keterampilan siswa dengan bakat serta minat 4. Meningkatnya kepribadian seutuhnya
9
BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum Sekolah atas persetujuan Komite Sekolah dan memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta minat peserta didik, menetapkan pengelolaan kelas SDN 16 Benua Kayong menerapkan system klasikal Peserta didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang telah diprogramkan dalam struktur kurikulum. Struktur kurikulum SDN 16 Benua Kayong meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun. Kelas I,II,IV dan kelas V telah melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013. Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk kurikulum SDN 16 BENUA KAYONG organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum). Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I dan II ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum SDN 16 BENUA KAYONG menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang. Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban belajar. Sturktur Kurikulum Untuk Kelas I dan IV No 1 2 3 4 5 6
Alokasi Waktu Belajar Perminggu I II IV V
Mata Pelajaran Kelompok A Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial 10
4
4
4
4
5 8 5 -
5 9 6 -
5 7 6 3 3
5 7 6 3 3
1 2 3
Kelompok B Seni Budaya dan Prakarya Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan MULOK JUMLAH JAM
4
4
4
4
4 2 32
4 2 34
4 2 38
4 2 38
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I dan II di atas dapat diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik. Di kelas IV dan V nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SDN 16 Benua Kayong antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.
B. Muatan Kurikulum Muatan Kurikulum 2013 SDN 16 Benua Kayong meliputi sejumlah mata pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat 11
dan semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah.Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satua pendidikan. a.
b.
c.
Pendidikan Agama/ Budi Pekerti Tujuan : Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT; Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan: Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016.
Bahasa Indonesia Tujuan Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 12
Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016. d.
e.
f.
Matematika Tujuan: Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016. Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan: Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memacahkan masalah dan membuat keputusan. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016. Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan: 13
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016. g.
Seni Budaya dan Prakarya Tujuan : Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya. Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya. Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016.
h.
Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan Tujuan : Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 i. Muatan Lokal (Mulok) Letak geografis SDN 16 Benua Kayong yang berada di kawasan kota dan perdagangan akan, banyak memberi warna terhadap proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, program Muatan Lokal yang dipilih adalah yang berkaitan dengan kondisi di lingkungan sekitar sekolah, yaitu : Kelas 2 Lingkungan Sekitar Kita. 14
Kelas 4 Budidaya Pertanian Padi dan Pertanian Sayuran dengan Media Hidroponik.
2. Pengembangan Diri Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan tersebut. a. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan klasikal. Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen, yaitu : 1) Pelayanan konseling, meliputi pengembangan : - Kehidupan pribadi - Kemampuan sosial - Kemampuan belajar 2) Ekstrakurikuler, meliputi kegiatan : - Kepramukaan - Bola Voli - Sepak bola - Kerohanian b. Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan sebagai berikut :
secara
tidak
terprogram
dapat
Program pembiasaan mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter peserta didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan keteladanan. RUTIN
SPONTAN
KETELADANAN
Upacara
Membiasakan diri
Berpakaian rapi
Senam
Memberi salam
Sholat berjamaah
Membuang sampah pada tempatnya
Memberikan pujian Tepat waktu
Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar di sekolah. Seluruh guru ditugaskan untuk membina program pembiasaan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif, potensi, ekspresi, perilaku, dan kondisi psikologis peserta didik merupakan portofolio yang digunakan untuk penilaian Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara : a. Identifikasi Daya dukung dan potensi Bakat dan minat siswa. b. Pemetaan Jenis layanan pengembangan diri Petugas yang melayani 15
c.
Siswa yang dilayani Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan Program (Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar). Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan ) Monitoring Pelaksanan Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif ) Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid, transparan dan akuntable) Pelaporan : Umum dalam format raport Rinci dalam buku laporan pengembangan diri.
3. Pengaturan Beban Belajar Sekolah menetapkan beban belajar peserta didik sebagai berikut : a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur 20 % dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. c. Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua jam kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SDN 16 Benua Kayong Tatun Pelajaran 2017/2018 Minggu Satu jam Jumlah jam Efektif Waktu pembelajaran Kelas pembelajaran per pembelajaran tatap Per Minggu tahun per tahun muka/menit ajaran 1050 jam 1 35 32 36 pembelajaran 1120 jam 2 35 34 36 pembelajaran 1190 jam 3 35 34 36 pembelajaran 1260 jam 4 35 38 36 pembelajaran 1260 jam 5 35 38 36 pembelajaran 1260 jam 6 35 36 36 pembelajaran Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
4. Penilaian Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan.Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: a. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil 16
belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. b. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. c. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. d. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik. e. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. f. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan. Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing indikator adalah 75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal. Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial intake siswa, dan saran prasarana. Adapun Standar Hasil Belajar/KKM SDN 16 Benua Kayong Tahun Pelajaran 2016/2017untuk kelas I, II, IV dan kelas V adalah sebagai berikut : Standar Hasil Belajar/KKM Kelas I, II, IV dan Kelas V No 1 2 3 4 5 6 1 2 3
KKM
Mata Pelajaran Kelompok A Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Kelompok B Seni Budaya dan Prakarya Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan MULOK
17
I
II
-
-
IV
V
Penilaian pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas: a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi aspek: a. sikap Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik. b. pengetahuan Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik c. keterampilan. Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
5. Kenaikan Kelas, Kelulusan dan Mutasi a.
Kenaikan Kelas Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas SDN 16 Benua Kayong sebagai berikut : 1) Siswa sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. 2) Kehadiran siswa minimal 75% 3) Prilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.
b.
Kelulusan Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1),siswa dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar setelah : 1) Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD)Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran. 2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan. 3) Persentasi kehadiran minimal 75% 4) Lulus Ujian Sekolah
c.
Mutasi 1) Mutasi siswa di SDN 16 Benua Kayong terjadi apabila ada permintaan dari orang tua yang secara tertulis dan ditanda tangani langsung oleh orang tua karena mengikuti kepindahan orang tuanya. 2) Jika siswa tidak naik disekolah lain masuk ke Sekolah ini tetap diterima diterima walaupun KKM Sekolah asal lebih rendah dari Sekolah ini. 3) Siswa Kelas VI setelah tiga bulan belajar diusahakan tidak pindah kesekolah lain. 4) Jika siswa pindah dalam masa tiga bulan pada semester I harus melampirkan daftar nilai harian, dan Nomor Ujian Nasional.
d.
Penerimaan Murid Baru 18
Penerimaan Siswa baru akan dilaksanakan setiap awal tahun ajaran, sekitar bulan akhir bulan Juni dan Awal bulan Juli. Sebelum menerima siswa baru dibentuk Panitia Penerimaan Murid Baru yang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Panitia sepengetahuan kepala sekolah memberi pengumuman kepada masyarakat melalu warta sekolah dan spanduk serta pengumunan dengan ketentuan sebagai berikut; (a) mendaftar langsung kesekolah; (b) mengisi formulir yang disediakan sekolah; (c) menanda tangani surat pernyataan akan bersekolah dan mengikuti aturan sekolah; (d) melampirkan akte kelahiran; (e) mengutamakan anak berusia 7 sampai 12 tahun.
6. Pendidikan Kecakapan Hidup Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan oleh sekolah merupakan bagian integral dari pembelajaran pada setiap mata pelajaran. a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal. Dengan demikian materi kecakapan hidup akan diperoleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran sehari-hari yang diemban oleh mata pelajaran yang bersangkutan. Pendidikan Kecakapan hidup di SDN 16 Benua Kayong Mengacu pada Mata pelajaran Muatan lokal KLS / STANDAR KOMPETENSI SMT I / 1 1.Siswa memiliki pengetahuan tenteng Kesehatan diri secara sederhana. 2. Siswa memiliki pengetahuan tentang kesehatan lingkungan. 3. Siswa mengenal beberapa jenis peralatan kesehatan secara I/2 sederhana. 4. Siswa memiliki pengetahuan tentang jenis-jenis penyakit II / 1 sederhana. 5. Siswa memiliki pengetahuan tentang jenis tanaman obat tradisional. II / 2 1. Memahami manusia sebagai mahluk sosial. 2. Mengenal anggota tubuh dan cara memelihara kebersihan diri. 3. Mengenal hewan dan tumbuhan, pemanfatan dan upaya pelestarianya. III / 1
4. Mengenal air bersih dan pemakaiannya. 5. Mengenal udara disekitar kita. 6. Memahami tanah sebagai tempat mahluk hidup. 19
7. Mengenal energi dalam kehidupan sehari-hari. III / 2
IV / 1 IV / 2
1. Mengenal Rumah adat melayu. 2. Mengenal jenis bahan rumah adat Melayu. 3. Mengetahui fungsi rumah adat. 4. Mengenal rumah adat dayak. 5. Mengenal jenis bahan rumah adat dayak. 6. Mengetahui fungsi rumah adat dayak. 1. 2. 3. 4.
Memiliki kemampuan tentang budidaya tanaman padi. Pengelolaan,perawatan dan penanganan panen. Mengenal jenis-jenis tanaman sayur – sayuran. Mengolah tanaman sayur-sayuran.
V/1
1. Adat perkawinan melayu 2. Adat melahirkan. 3. Adat anak remaja
V/ 2
4. Mengenal penyambutan hari-hari besar 5. Jenis upacara adat 6. Pakaian adat remaja
VI / 1
1. Siswa mengetahui tentang jenis-jenis ikan laut. 2. Siswa memiliki pengetahuan tentang cara menangkap ikan air laut. 3. Siswa memiliki pengetahuan tentang cara penanganan hasil ikan laut.
VI / 2
4. Siswa memiliki pengetahuan tentang perikanan air tawar. 5. Pembudi dayaan ikan lele. 6. Siswa Mengetahui cara pemeliharaan dan pengolahan ikan lele.
20
BAB IV KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatujenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkankualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasivertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satukelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsipbelajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yangdipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara kontenKompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari matapelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yangberkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Tabel : Kompetensi Ini Kelas I,II,IV dan Kelas V KOMPETENSI INTI KELAS I 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan 21
KOMPETENSI INTI KELAS II 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. . 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara . 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa
KOMPETENSI INTI KELAS I kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
KOMPETENSI INTI KELAS IV 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya .
4.
1.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru.
2.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
3.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
4.
KOMPETENSI INTI KELAS II ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya. KOMPETENSI INTI KELAS V Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau 22
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.
23
BAB V PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU, PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU) Kurikulum SDN 16 Benua Kayong menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif pada kelas I dan kelas IV. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, dan II, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya. B. PENDEKATAN SAINTIFIK (ILMIAH) Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: 1. Mengamati; 2. Menanya; 3. Mengumpulkan informasi/eksperimen; 4. Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan 5. Mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
24
Tabel: Keterkaitan antara Langkah Pembelajarandengan Kegiatan Belajar dan Maknanya Langkah Kompetensi yang Kegiatan Belajar Pembelajaran Dikembangkan Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan, melihat (tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari informasi Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan informasi yang tidak dipahami dari kreativitas, rasa ingin apa yang diamati atau pertanyaan tahu, kemampuan untuk mendapatkan informasi merumuskan pertanyaan tambahan tentang apa yang diamati untuk membentuk (dimulai dari pertanyaan faktual pikiran kritis yang perlu sampai ke pertanyaan yang bersifat untuk hidup cerdas dan hipotetik) belajar sepanjang hayat Mengumpulkan - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap informasi/ - membaca sumber lain selain buku teliti, jujur,sopan, eksperimen teks menghargai pendapat - mengamati objek/ kejadian/ orang lain, kemampuan - aktivitas berkomunikasi, - wawancara dengan narasumber menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengasosiasikan/ - mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap mengolah dikumpulkan baik terbatas dari hasil jujur, teliti, disiplin, taat informasi kegiatan aturan, kerja keras, mengumpulkan/eksperimen mau kemampuan pun hasil dari kegiatan mengamati menerapkan prosedur dan kegiatan mengumpulkan dan kemampuan informasi. berpikir induktif serta - Pengolahan informasi yang deduktif dalam dikumpulkan dari yang bersifat menyimpulkan . menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Mengkomunikasi kan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
25
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
C. PENILAIAN AUTENTIK (RESPONSIF) Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses. Bentuk-Bentuk Penilaian Autentik Yang Di Kembangkan 1. Penilaian Sikap a. Observasi b. Penilaian Diri c. Penilaian Antarteman d. Jurnal Catatan Guru 2. Penilaian Pengetahuan a. Tes Tulis b. Tes Lisan c. Penugasan 3. Penilaian Keterampilan a. Penilaian Produk b. Penilaian Proyek c. Penilaian Praktek
26
BAB VI KALENDER PENDIDIKAN Kalender pendidikan disusun dan disesuaikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/ pemerintah daerah. Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran adalah sebagai berikut: A. Permulaan Tahun Pelajaran Permulaan tahun pembelajaran dimulai pada hari Senin minggu ketiga bulan Juli, atau apabila hari berikutnya yang bukan hari libur. Hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga) hari . B. Waktu Belajar Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi semester I ( satu) dan semester II (dua ). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (enam) hari. C. Kegiatan Tengah Semester Kegiatan tengah semester direncanakan selama 6 (enam) hari. Kegiatan tengah semester akan diisi pelaksanaan ulangan tengah semester. D. Libur Sekolah Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan. Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/ Kabupaten dalam hal penentuan hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan. E. Jadwal Kegiatan Rencana kegiatan sekolah tahun pelajaran 2017 / 2018 adalah sebagaimana tergambar pada kalender akademik :
27
28
29
30
BAB VII PENUTUP Kurikulum ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaik- baiknya sehingga kegiatan belajar mengajar di SDN 16 Benua Kayong Kecamatan Benua Kayong Kabupaten ketapang ini menjadi lebih menyenangkan, menantang, mencerdaskan, serta sesuai dengan keadaan daerah dan peserta didik setempat. Di samping itu, kami dewan guru, akan berusuha menerapkan Kurikulum ini dengan sebaik-baiknya, yang nantinya akan dapat mengevaluasi secara informal terhadap dokumen Kurikulum ini maupun pelaksanaannya. Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan karakter bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar. Pada akhirnya, kesungguhan, komitmen, kerja keras, dan kerjasama dari para guru, kepala sekolah, serta warga sekolah secara keseluruhan adalah merupakan kunci utama bagi perwujudan dari apa yang telah direncanakan. Pemberlakuan Kurikulum di Sekolah Dasar Negeri 16 Benua Kayong Kecamatan Benua Kayong Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat dengan harapan dapat memenuhi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Ketapang, Juli 2017 Kepala Sekolah
HAIRUNNAS, S.Pd NIP. 196603031987011001
31
Lampiran- lampiran
32
33