32
21
15
14
Dismenorea dan Penanggulangannya
(Studi Kasus Mahasiswi Vokasi Kedokteran Tahun 2013)
Dosen Pembimbing:Elsa Roselina, S.Kp, MKMOleh:Azimatul Huda (1306467936)Hanna Budi Mansyah (1306467620)Nabilla Yuharlina (1306467684)Salsabila Syifa Rahmania (1306467583)
Dosen Pembimbing:
Elsa Roselina, S.Kp, MKM
Oleh:
Azimatul Huda (1306467936)
Hanna Budi Mansyah (1306467620)
Nabilla Yuharlina (1306467684)
Salsabila Syifa Rahmania (1306467583)
Program Vokasi Fisioterapi
Universitas Indonesia
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul Dismenora dan Penanggulangannya (Studi Kasus Mahasiswi Vokasi Kedokteran Tahun 2013).
Laporan penelitian ini merupakan bagian dari kegiatan perkuliahan mata kuliah Metodologi Riset Kedokteran dan Penelitian Ilmiah. Laporan penelitian ini disusun agar pembaca dapat mengetahui cara penanggulangan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi nyeri menstruasi (dismenorea).
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Elsa Roselina, S.Kp, MKM selaku dosen mata kuliah Metodologi Riset Kedokteran dan Penelitian Ilmiah, yang telah membimbing kami dalam menyusun laporan penelitian ini. Kemudian, kami juga mengucapkan terimakasih kepada para informan yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai. Tak lupa pula, tersusunnya penelitian ini berkat kerjasama yang baik dari anggota kelompok kami.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membagun sangat diharapkan demi perbaikan laporan penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Depok, Mei 2014
Penulis
ABSTRAK
Dismenorea merupakan rasa nyeri yang dirasakan seorang wanita saat menstruasi. Nyeri dismenorea ditandai dengan gejala kram yang terasa pada daerah abdomen bagian bawah. Akibat dari rasa nyeri ini dapat mengganggu seorang wanita dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Secara klinis, dismenorea dapat dibedakan menjadi dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang dismenorea dan cara penanggulangannya. Penelitian dilakukan di Program Vokasi Universitas Indonesia pada bulan Maret sampai April 2014. Besar sampel penelitian berjumlah 2 orang yang diambil secara judgement sampling dari mahasiswi Vokasi Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2013. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain studi kasus. Dalam proses pengumpulan data, penelitian ini menggunakan cara wawancara pada informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nyeri dismenorea yang dialami informan memiliki berbagai variasi, baik itu karakteristik nyeri maupun lama nyeri tersebut berlangsung. Usaha yang dilakukan untuk menanggulangi dismenorea pun juga bervariasi, diantaranya dengan menggunakan obat-obatan herbal, kompres hangat, berguling-guling disertai menekan perut, istirahat, banyak mengonsumsi sayur dan buah, banyak meminum air, dan berolahraga. Maka dari itu, dengan melakukan penanggulangan dismenorea dapat memungkinkan seorang wanita yang mengalami dismenorea tetap bisa melakukan aktivitasnya.
Kata kunci: dismenorea, penanggulangan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
ABSTRAK iii
DAFTAR ISI iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Pertanyaan Penelitian 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 2
BAB 2 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Pengertian Menstruasi 3
B. Siklus Menstruasi 3
C. Perubahan-perubahan yang Terjadi Saat Menstruasi 4
D. Gangguan Menstruasi 5
1. Menoragia (Hipermenorea) 5
2. Hipomenorea 6
3. Amenorea 6
4. Oligomenorea 7
5. Polimenoragia 7
6. Polimenorea 7
7. Metroragia 8
8. Dismenorea 8
E. Cara Membedakan Nyeri Menstruasi Normal dan Menstruasi Bermasalah 12
BAB 3 13
METODE PENELITIAN 13
A. Desain Penelitian 13
B. Tempat dan Waktu Penelitian 13
C. Populasi dan Sampel Penelitian 13
D. Cara Pengambilan Sampel 14
E. Cara Pengumpulan Data 14
F. Analisa Data 14
G. Etik penelitian 14
BAB 4 15
HASIL DAN PEMBAHASAN 15
A. Hasil 15
1. Karakteristik nyeri 15
2. Keluhan lain 16
3. Dampak terhadap kegiatan keseharian 17
4. Cara menanggulangi rasa nyeri 17
5. Keefektifan cara penanggulangan 18
B. Pembahasan 19
BAB 5 22
PENUTUP 22
A. Kesimpulan 22
B. Saran 22
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 26
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menstruasi merupakan siklus yang terjadi secara berkala tiap bulannya yang terjadi pada seorang wanita yang telah memasuki usia pubertas. Menstruasi tentunya hal yang normal terjadi pada setiap wanita, karena menstruasi menandakan bahwa fungsi tubuh seorang wanita dalam keadaan yang normal. Menstruasi dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Otak melepaskan hormon reproduksi yang memfasilitasi indung telur untuk melepaskan hormon esterogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan mematangkan sel telur hingga terjadilah menstruasi atau kehamilan bila ada pembuahan.1
Saat wanita memasuki masa menstruasi, banyak dari sebagian wanita yang mengalami gangguan menstruasi. Mulai seperti menoragia (hipermenorea), hipomenorea, amenorea, oligomenoria, polimenoragia, polimenorea, metroragia, dismenorea, dan sebagainya. Bagi wanita terkadang datangnya menstruasi menyebabkan ketidaknyamanan saat beraktivitas. Apalagi jika sampai menghalangi aktivitasnya sehari-hari dengan rasa nyeri yang sangat hebat, seperti dismenorea. Dismenorea atau nyeri haid adalah rasa nyeri yang timbul menjelang dan selama menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, ditandai dengan gejala kram pada abdomen bagian bawah.2
Secara klinis, dismenorea dibagi menjadi dua, yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder. Dismenorea primer merupakan dismenorea yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang biasanya disebabkan karena perubahan pola hidup, sedangkan dismenorea sekunder merupakan nyeri menstruasi yang disebabkan oleh penyakit, gangguan atau kelainan di dalam maupun di luar rahim.
Untuk mengadakan penelitian tentang dismenorea pada mahasiswi dan penganggulangannya, kami melakukan penelitian pendahuluan pada 10 mahasiswi di Vokasi Kedokteran, 7 diantaranya merasakan sakit saat menstruasi. Kami mendapatkan 1 orang yang telah kami klasifikasikan termasuk pada ciri-ciri wanita yang terkena
dismenorea dengan rasa nyeri yang berat disertai keluhan mual sehingga muntah dan, 1 orang yang merasakan nyeri yang sedang. Dari 2 orang tersebut kami mewawancarai mereka untuk mengetahui lebih dalam bagaimana sikap responden selama ini menghadapi dismenorea, apa saja yang mereka lakukan untuk menggulanginya dan perbedaan dari kedua responden tersebut.
Pertanyaan Penelitian
Bagaimana mahasiswi menganggulangi gangguan dismenorea yang terjadi pada diri mereka?.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan dari mengkaji permasalahan tersebut adalah:
Mengetahui karakteristik nyeri dismenorea.
Mengetahui cara penanggulangan dismenorea.
Manfaat Penelitian
Kajian penelitian tentang dismenorea yang terjadi pada mahasiswi Vokasi Kedokteran Program Vokasi Universitas Indonesia ini kami harapkan dapat bermanfaat untuk orang banyak. Adapun manfaat tersebut adalah:
Bagi pembaca: khususnya wanita yang mengalami berbagai gangguan dan termasuk penderita dismenorea. Penelitan ini dapat bermanfaat untuk mereka dan dapat digunakan langsung untuk menghadapi masalah mereka, dan juga untuk masyarakat luas agar lebih mengetahui menstruasi dan gangguannya seperti dismenorea dengan lebih baik, dan dapat berguna juga untuk informan keluarga dan kerabat mereka terdekat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah beban fisologis dalam tubuh seorang perempuan yang terjadi secara berkala yang dialami setiap bulan secara rutin. Menstruasi dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Otak melepasakan hormon reproduksi yang memfasilitasi indung telur untuk melepaskan hormon esterogen dan progesteron. Kedua hormon ini akan mematangkan sel telur hingga terjadilah menstruasi atau kehamilan bila ada pembuahan. Menstruasi atau haid merupakan suatu kondisi yang dialami setiap perempuan. Biasanya seorang gadis dikatakan sudah menginjak remaja bila telah mengalami haid yang pertama (disebut sebagai menarche). Datangnya haid ini menandakan bahwa fungsi tubuh seorang perempuan berjalan dengan baik dan normal.1
Menstruasi pertama (menarche) terjadi pada usia-usia pubertas berkisar pada usia 10-16 tahun, yang biasanya terjadi sekitar 2 tahun setelah membesarnya payudara dan ditandai dengan tumbuhnya pubic hair. Pada beberapa anak perempuan biasanya menstruasi dapat terjadi lebih cepat, yaitu pada usia 9 tahun.3 Menarche bisa tertunda dengan olahraga yang intensif dan juga aktivitas fisik. Menarche juga dipengaruhi oleh Body Mass Index (BMI), BMI yang normal adalah 20-25, sedangkan BMI yang berukuran 19 atau di bawah itu akan mengalami keterlambatan menstruasi yang terjadi pertama kali.4
Siklus Menstruasi
Pendarahan menstruasi biasa terjadi sekitar 21-35 hari, sedangkan keluarnya darah menstruasi dari uterus seorang wanita yang sehat sendiri biasanya terjadi antara 3-6 hari. Hal ini terjadi akibat dari penurunan kadar hormon progesteron pada suatu siklus menstruasi yang berovulasi.
Mendekati saat menstruasi, indung telur (ovarium) dan beberapa bagian tubuh yang lain menghasilkan sejumlah hormon. Ini semua mempunyai pengaruh terhadap rahim,
dan menyebabkan lapisan pada dinding rahim berubah menjadi tebal dan juga suplai darah menjadi lebih banyak. Pada saat itu dinding rahim menjadi lebih siap untuk menerima telur yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan, hormon progesteron akan bertugas untuk memelihara kehamilan. Apabila tidak terjadi kehamilan, produksi hormon progesteron akan berhenti, dan lapisan endometrium segera terbuang menjadi darah menstruasi yang normal sampai habis.
Seluruh siklus ini terjadi dengan suatu keteraturan.Walaupun jangka waktu pada kebanyakan wanita adalah 28 hari, tetapi hal ini dapat juga berbeda. Sebagian wanita mengalaminya dalam setiap 21 hari, sedangkan yang lain bisa sampai 35 hari bahkan lebih. Tetapi siklus antara 21-35 hari adalah siklus yang lazim untuk kebanyakan wanita yang normal.5
Sumber: siklushaid.comGambar 1 Siklus menstruasi
Sumber: siklushaid.com
Gambar 1 Siklus menstruasi
Perubahan-perubahan yang Terjadi Saat Menstruasi
Saat menstruasi seorang wanita biasanya mengalami perubahan-perubahan pada dirinya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan psikis maupun perubahan fisik.
Perubahan Psikis
Kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi sehingga dapat menimbulkan fobia terhadap menstruasi.
Merasa tidak nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga seorang wanita akan terbatas untuk melakukan kegiatan.
Mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul dikarenakan akibat dari perubahan cara kerja hormon-hormon karena adanya pengaruh rasa nyeri yang timbul saat menstruasi.
Adanya perubahan pola makan yang cenderung meningkat, terutama pada makanan yang manis.
Merasa gelisah dan memiliki gangguan tidur. Pada saat menstruasi seorang wanita akan mengalami gangguan atau masalah susah tidur atau insomnia.6
Perubahan Fisik
Munculnya jerawat sebelum menstruasi. Hal ini disebabkan ketika sebelum menstruasi, biasanya produksi hormon testosteron sangat tinggi dan dapat mencapai jumlah yang maksimum yang dapat memicu produksi minyak yang berlebih pada kulit dan menimbulkan jerawat.
Rasa sakit pada kepala.
Keputihan.
Gangguan Menstruasi
Menoragia (Hipermenorea)
Menoragia adalah siklus menstruasi yang berjalan normal akan tetapi lama dan jumlah pendarahannya lebih banyak. Ketika wanita normal seharusnya berakhir setelah masa menstruasi pada 4-5 hari tetapi pada wanita yang mengalami menoragia menstruasi mereka akan berlangsung selama 8 hari bahkan lebih.
Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30-80 ml darah selama sekitar 7 hari menstruasi. Bila perdarahan melampaui 7 hari, maka seorang perempuan akan kehilangan darah melebihi 80 ml dan dikategorikan menoragia. Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh.7
Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan menstruasi yang lebih pendek sekitar 1-2 hari dengan jumlah darah yang sedikit. Hipomenorea disebabkan karena gangguan hormonal endokrin dan kelainan pada uterus.
Amenorea
Amenorea adalah suatu keadaan dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi. Amenorea dibagi dalam dua kategori, yaitu:
Amenorea primer
Seorang remaja perempuan yang belum mengalami menstruasi pada usia 10-16 tahun dikategorikan mengalami amenorea primer. Penyebab dari amenorea primer dikarenakan adanya kelainan yang diderita pada seorang anak perempuan dari lahir. Kelainan yang terjadi dapat berupa vagina yang tidak mempunyai lubang kecil pada selaput dara sebagai saluran untuk mengeluarkan darah menstruasi, sehingga darah terbendung dalam vagina. Namun, dalam kasus ini dapat dilakukan insisi sehingga darah yang terbendung dapat langsung mengalir keluar dan menstruasi pun dapat berjalan lancar. Dalam kasus yang lain dapat terjadi karena wanita yang lahir tanpa adanya vagina, kasus ini dapat diatasi dengan cara bedah plastik untuk dapat kembali menerima rekonstruksi yang mendekati normal. Yang lain dapat pula terjadi karena mengalami ketidaknormalan kromosom. Ketika seorang wanita seharusnya mempunyai 2 kromosom X tetapi pada wanita ini hanya memiliki 1 kromosom X dan membuat kelainan dalam perkembangan seks sekunder.5
Amenorea sekunder
Amenorea sekunder terjadi pada wanita yang tiba-tiba menstruasinya terhenti walaupun semula menstruasi berjalan dengan normal. Penyebab umum berhentinya menstruasi pada wanita disebabkan rendahnya kadar hormon di dalam sistem menstruasi dan biasanya dapat teratasi sendiri tanpa melakukan perawatan.
Oligomenorea
Seorang wanita biasanya mengalami siklus menstruasi dalam rentang 21-35 hari. Namun, tidak semua wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur setiap bulannya. Kelainan pada siklus menstruasi pada wanita salah satunya berupa oligomenorea.
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana menstruasi terjadi terlalu jarang dengan rentang waktu lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah pendarahan tetap sama. Oligomenorea disebabkan karena adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.8
Polimenoragia
Polimenoragia merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita mengalami menstruasi dengan pendarahan yang sangat banyak dan lama dari siklus menstruasi berkurang. Polimenoragia biasanya disebabkan apabila ada peradangan kronis yang terjadi pada organ-organ pinggul. Akan tetapi, polimenoragia juga sering terjadi pada wanita yang menderita gangguan emosi, keadaan gelisah, dan kelainan psikosomatik.
Polimenorea
Polimenorea adalah siklus haid yang terjadi lebih sering atau terjadi kurang dari 21 hari per siklusnya. Seorang wanita yang mengalami polimenorea biasanya akan mengalami menstruasi hingga 2 kali atau bahkan lebih dalam sebulan. Polimenorea memiliki pola yang teratur dan jumlah pendarahannya relatif sama atau lebih dari pendarahan yang normal.
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi atau memendeknya fase luteal dari siklus haid. Penyebab terjadinya polimenorea lainnya adalah adanya kongesti (bendungan) pada ovarium yang disebabkan oleh proses peradangan (infeksi), endometriosis, dan sebagainya.9
Metroragia
Metroragia atau pendarahan di luar menstruasi, terjadi dalam masa antara dua menstruasi. Pada metroragia, menstruasi dapat terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan pendarahan yang lebih sedikit. Antara mentroragia dan menstruasi tidak ada hubungannya, namun oleh sebagian wanita keadaan ini dianggap sebagai menstruasi walaupun hanya berupa bercak.
Metroragia disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau kelainan fungsional, selain itu metroragia juga dapat disebabkan oleh keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis.
Dismenorea
Nyeri haid (dismenorea) merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit. Nyeri haid ini timbul akibat kontraksi diritmik miomentrium yang menampilkan satu atau lebih gejala mulai dari nyeri yang ringan sampai berat pada perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik pada sisi medial paha.10
Dismenorea dapat dikategorikan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati. Berdasarkan jenis nyeri, dismenorea dibedakan menjadi dua, yaitu:
Dismenorea Spasmodik
Dismenorea spasmodik adalah nyeri yang dirasakan ketika sebelum atau segera setelah menstruasi dimulai yang berada di bagian bawah perut. Dismenorea spasmodik ini dapat dialami oleh wanita muda maupun wanita yang berusia 40 tahun ke atas. Para wanita yang mengalami dismenorea spasmodik biasanya tidak dapat melakukan aktivitas. Dismenorea spasmodik memiliki ciri-ciri, meliputi pingsan, mual dan muntah.
Dismenorea Kongestif
Dismenorea kongestif biasanya dapat diketahui beberapa hari sebelum masa menstruasi. Dismenorea kongestif memiliki gejala yang ditimbulkan kurang lebih berlangsung selama 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Gejala-gejala yang ditimbulkan dismenorea kongestif, antara lain pegal, sakit pada payudara, lelah, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, ceroboh, gangguan tidur,dan timbul memar di paha serta lengan atas. Pada saat menstruasi datang, dismenorea kongestif tidak terlalu menimbulkan nyeri, bahkan setelah menstruasi hari pertama, penderita dismenorea kongestif akan merasa lebih baik.
Dismenorea yang berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, antara lain:
Dismenorea Primer
Dismenorea primer atau yang dikenal sebagai dismenorea tiba-tiba, biasanya terjadi sesudah menarche (sekitar 1 tahun atau lebih). Dismenorea primer merupakan nyeri menstruasi yang terjadi tanpa adanya kelainan ginekologik yang nyata.11 Rasa nyeri timbul sebelum atau bersama-sama menstruasi dan berlangsung dalam beberapa jam. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik yang sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala. Rasa nyeri itu utamanya dapat dirasakan pada bagian bawah perut dan sering menjalar ke bagian dalam paha. Ada juga kemungkinan rasa sakit pada punggung bagian bawah. Dismenorea primer hampir selalu hilang dengan sendirinya setelah seorang wanita berusia 25-30 tahun, dan biasanya berada pada puncaknya dalam usia 15-20 tahun. Perubahan-perubahan kegiatan fisik, pola hidup maupun kurangnya bergerak dapat berpengaruh terhadap terjadinya dismenorea primer.
Dismenorea Sekunder
Dismenorea sekunder sering ditemukan pada wanita yang berusia dewasa pertengahan sekitar lebih dari 35 tahun dan jarang terjadi sebelum usia 30 tahun. Dismenorea sekunder merupakan nyeri menstruasi yang disebabkan oleh penyakit, gangguan atau kelainan di dalam maupun di luar rahim. Nyeri dimulai saat menstruasi dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah menstruasi. Nyeri yang dirasakan saat dismenorea sekunder sering dikatakan sebagai indikator adanya penyakit yang diderita yang menyangkut dengan penyakit reproduksi yang ditemukan pada kelainan ginekologik atau organik seperti endometriosis dan adenomiosis, uterus miomatosus, penyakit radang panggul, dan polip endometrium.
Keadaan yang paling buruk dikenal dengan endometriosis. Endometriosis adalah adanya sepotong jaringan yang kecil, yang mirip dengan yang melapisi kandungan, telah mulai tumbuh pada organ-organ pinggul lain mungkin diluar rahim, atau indung telur, atau saluran-saluran falopia.7 Endometriosis dapat menyebabkan distorsi anatomi pelvis dan obstruksi tuba fallopi yang menyebabkan infertilitas.10
Biasanya beban psikologis yang berat lah yang dapat mendasari dismenorea sekunder. Kebanyakan dismenorea sekunder terjadi pada wanita yang secara alami berpembawaan tegang, gelisah atau cemas. Dismenorea sekunder terkadang juga berhubungan dengan nyeri dan ngilu, sakit punggung dan kelainan pinggul secara umum. Rasa sakit pada pinggul terjadi 2-3 hari sebelum masa menstruasi dimulai, rasa sakit ini tetap ada sepanjang masa menstruasi, dan akan berhenti ketika menstruasi juga berhenti.
Dismenorea dapat diobati dengan beberapa cara, yaitu:
Dismenorea Primer
Pembunuh rasa sakit.
Pengobatan yang umumnya bersifat sebagai penghenti rasa sakit (analgesik) biasanya memberi kesembuhan yang mantap terhadap rasa sakit dan rasa tidak enak. Banyak cara yang berbeda baik dengan resep dokter maupun dari toko obat, kebanyakan obat tersebut mengandung aspirin (asam salisil asetil), parasetamol dan kodein dalam dosis yang beragam.
Pemberian anti pasmodik.
Para dokter memberikan resep pengobatan tersebut untuk dapat menyembuhkan kekejangan otot rahim, tetapi obat ini harus dibeli dengan resep dokter dan harus dibawah pengamatan paramedik.
Terapi hormon.
Pil kontrasepsi dapat memiliki pengaruh yang besar terhadap berkurangnya rasa sakit dari dismenorea primer. Karena didalam pil tersebut mengandung hormon-hormon yang menghalangi terjadinya ovulasi. Terhalangnya proses ovulasi dapat menekan terbentuknya progesteron dan juga menghentikan pembuatan prostaglandin tanpa rasa sakit. Tetapi pil ini tidak dapat digunakan pada wanita muda dan belum menikah.
Perawatan umum.
Perawatan umum juga berpengaruh untuk mengatasi dismenorea terjadi. Kegiatan fisik, kebersihan diri, hidup yang teratur (istirahat teratur, makan teratur, olahraga teratur, tidak merokok, dll) hanya dapat menolong secara umum. Hal-hal tersebut paling tidaknya membantu untuk membuat tubuh lebih berfungsi dengan normal.
Dismenorea Sekunder
Tindakan operatif.
Tindakan operatif dilakukan dengan cara pembedahan pada wanita yang mengalami dismenorea sekunder.
Pengobatan medika mentosa.
Pengobatan medika mentosa diawali dengan kontrasepsi oral, androgen (danazol), dan progestin. Pengobatan medika mentosa memang dapat mengurangi lesi endometriosis, namun angka residifnya sangat tinggi.10
Alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri menstruasi, antara lain:
Suhu panas (bantal pemanas, kompres, minum minuman hangat, mandi air hangat).
Hidup yang sehat dan teratur (tidur dan istirahat cukup, olahraga teratur, makan yang bergizi dan minum teratur, tidak merokok maupun minum alkohol, mengurangi konsumsi kopi).
Visualisasi konsentrasi.
Aroma terapi.
Pijatan.
Tumbuhan obat (daun sadewa, teki, dan sebagainya).11
Cara Membedakan Nyeri Menstruasi Normal dan Menstruasi Bermasalah
Cara membedakan nyeri menstruasi normal atau bermasalah adalah jika nyeri menstruasi timbul lebih lama dari 2-3 hari dan terasa sangat berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, hal ini patut dicurigai adanya gangguan yang mendasarinya dan sebaiknya segera diperiksakan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Sedangkan untuk yang mengalami nyeri yang berlangsung selama kurang dari 2-3 hari, hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penilitian kami menggunakan metode riset penelitian kualitatif. Adapun menggunakan desain studi kasus.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
Penilitian ini bertempat di gedung perkuliahan Program Vokasi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan April 2014.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Program Vokasi Universitas Indonesia angkatan tahun 2013.
Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini kami mengambil dari mahasiswi Vokasi Kedokteran angkatan tahun 2013.
Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian kami ini adalah sebanyak 2 orang responden. Satu orang dari mahasiswi program studi fisioterapi dan 1 orang dari mahasiswi program studi perumahsakitan.
Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel dalam penelitian kami dengan menggunakan judgement sampling dimana sampel terpilih sesuai dengan karakteristik.
Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan wawacara pada kedua responden kami dari mahasisiwi Vokasi Kedokteran.
Analisa Data
Dalam menganalisa data, kami membuat transkrip wawancara kemudian menganilisis dengan
Etik penelitian
Informed Consent
Kami memberikan lembar informed consent sebelum kami melakukan wawancara. Informed consent ditandatangani oleh responden kami setelah menyetujuinya dan sebelum wawancara dimulai.
Anonimity
Dalam penelitian ini, kami akan menyamarkan nama responden yang kami wawancarai saat data penelitian ini kami sampaikan.
Kerahasiaan
Kami sebagai peneliti akan merahasiakan apapun informasi yang telah kami dapatkan dari responden dan tidak akan membiarkan informasi itu akan bocor kepada pihak lain.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan observasi dan pencarian informan yang dilakukan, peneliti berhasil memperoleh informan yang memenuhi syarat dari Program Vokasi Kedokteran tahun 2013 dan semua informan memberikan kesediaan untuk menjadi informan penelitian ini.
Adapun karakteristik informan penelitian ini adalah sebagai berikut: informan penelitian ini adalah mahasiswi yang pada saat pengambilan data berlangsung, masih tercatat sebagai mahasiswi Program Vokasi Kedokteran Universitas Indonesia tahun 2013. Semua informan berjenis kelamin perempuan dan mengalami nyeri saat menstruasi.
Karakteristik nyeri
Dari jawaban kedua responden tentang rasa nyeri dismenorea terdapat berbagai variasi baik itu intensitas nyeri yang dirasakan, karakteristik nyeri, dan lama nyeri. Dalam intensitas rasa nyeri, responden RU menyampaikan bahwa ia merasakan nyeri yang cukup berat, sedangkan responden HT menyampaikan ia juga merasakan nyeri tetapi tidak terlalu berat.
"Iya sangattt. Sakitnya hanya saat menstruasi dimulai. Sakitnya itu sakit, mules, ya gitu sakitnya juga sampai ke punggung, pegel-pegel, dan kram juga." (RU, April 2014)
"Iyaa. Tetapi saya juga merasakan sakitnya itu biasanya sebelum dan sesudah. Sebelum mens itu udah ada ciri-cirinya sakitnya pegel (ee) daerah pinggul terus abis itu di ketek ada muncul benjolan sakit gitu. " (HT, April 2014)
Jika dinyatakan dalam skala 1-5 responden RU menilai ia berada pada skala 3, sedangkan responden HT berada pada skala yang ia rasakan adalah skala 2.
"Kayaknya ada ditiga, kalo empat kan itu kayak mau pingsan ato mau mati." (RU, April 2014)
"Kira-kira ada diskala dua." (HT, April 2014)
Sedangkan untuk lama nyeri yang mereka rasakan bergantung pada intensitas nyeri yang dirasakan. Responden RU menyatakan lama nyeri yang ia rasakan yaitu selama 10-12 jam, sedangkan responden HT menyatakan nyeri itu ada sekitar 2 atau 3 hari dalam waktu 2 jam.
"Sakitnya cuma sesudah. Biasanya rasa sakit itu muncul setelah satu sampai dua jam setelah menstruasi pertama dimulai. Lama sakitnya sepuluh sampai dua belas jam kerasa sakit itu." (RU, April 2014)
"Biasanya ngerasa sakitnya itu ada sebelum dan sesudah kalau sebelum menstruasi sakitanya itu empat hari sebelum,kalo sesudah menstruasi biasanya bertahan sampai dua atau tiga hari setelah dapet, kalo dihitung sama sebelum mungkin sekitar seminggu. Kalo hari pertama dapet itu berapa ya kira-kira kerasanya mah seharian sih, tapi pas sakit bangetnya mah dua jam kira-kira." (HT, April 2014)
Keluhan lain
Nyeri saat dismenorea biasanya sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik yang sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala. Pada responden RU dia merasakan sakit perut, mulas, pegal-pegal di punggung,dan kram di perut, dengan tambahan RU mengalami muntah. Saat terakhir kali RU mengalami dismenorea ia muntah hingga 4 kali, karena keseringan muntah inilah ia merasakan tubuhnya sangat lemas, dan malas untuk makan karena makanan yang masuk pasti keluar kembali. Pada responden HT, keluhan lain selain rasa nyeri pada perut, ia merasakan pusing, pegal-pegal, tidak nyaman, dan susah tidur (insomnia). Dari penyataan ini terlihat responden RU lebih merasakan nyeri yang cukup berat dikarenakan adanya cairan atau makanan dari dalam tubuh yang keluar dan meyebabkan rasa lemas yang sangat.
"Mules, ya gitu sakitnya juga sampai ke punggung,pegel-pegel, dan kram juga. Mual, kayak orang masuk angin, sakit seperti orang maag tapi sebenarnya tidak punya maag, bahkan saya sampai muntah. Bulan terakhir kemarin sih sampai empat kali muntah." (RU,April 2014)
"(ee) pusing, terus kalo darahnya banyak pusing, terus pegel pegel, terus nggak ada posisi nyaman, terkadang kalo BAB juga jadi itu mungkin karena panas kali, lapar nggak jelas itu apa, jadi susah tidur, ada rasa kram." (HT, April 2014)
Dampak terhadap kegiatan keseharian
Keluhan yang dirasakan pada masing-masing responden ternyata mempunyai dampak yang mengganggu kegiatan sehari-hari mereka. Pada responden RU dia memilih untuk tidak ikut kuliah karena dismenorea yang ia rasakan, beristirahat di rumah, dan tidak melakukan apapun. RU juga tidak kemanapun karena biasanya ia tidak akan tahan dengan udara dingin yang ada di luar. Sedangkan, responden HT mengaku masih bisa mengikuti jadwal kuliahnya, hanya saja kadang konsentrasinya berkurang.
"Iya, mengganggunya seperti mendingan saya tidak kuliah dari pada masuk dalam keadaan sakit seperti itu, tapi jika ada mata kuliah yang tidak bisa ditinggal ato sangat penting, saya akan berusaha tetap masuk walau dengan rasa sakit yang sangat. Selain itu, saya tidak bisa terkena dingin, jadi tidak bisa keluar rumah. Terus makan sih makan, tapi pasti nanti akan keluar lagi jadi akibatnya saya jadi males untuk makan." (RU,April 2014)
"Lebih ke konsentrasi ajah, jadi nggak konsentrasi, tapi kalo kuliah masih bisa, berkegiatan masih bisa, misalkan berkegiatan bisa cuma nggak konsen, Lebih fokusnya ke rasa sakit." (HT, April 2014)
Cara menanggulangi rasa nyeri
Karena rasa nyeri akibat dismenorea yang mereka rasakan mereka mempunyai cara penanggulangan yang berbeda. Pada responden RU yang rasa nyerinya lebih berat ia menanggulanginya dengan meminum kiranti (obat yang dijual bebas di pasaran untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi datang.) selama itu RU tidak pergi kemana-mana, dan istirahat yang cukup. Sedangkan HT dengan rasa nyeri yang tidak terlalu berat mengaku ia pernah ke dokter untuk periksa dan konsultasi. Dokter menyatakan tidak ada penyakit atau hal-hal lain yang serius. Tetapi dokter menyarankan untuk mencegah rasa sakit itu terjadi dengan hebat dengan mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, serta meminum air yang banyak. Sedangkan saat sedang terjadi sakit ia menggunakan bahan-bahan herbal yang diracik sendiri. Bahan-bahan herbal itu adalah kunyit, asam, dan gula merah, direbus dan diminum air perasannya beserta kunyitnya juga. Bahan-bahan herbal itu menurut HT sangat bermanfaat.
"Biasanya sih saya minum obat pereda nyeri seperti kiranti. Kalau rasa sakit itu masih bisa ditahan, saya usahakan tidak minum. Biasanya sih kalo dirumah saya suka dikompres air anget, tapi disini tidak." (RU, April 2014)
"(mm) Biasanya kan datang mensnya awal bulan, jadi kan udah tau nih, terus pernah searching juga sakit itu karena apa kram perut itu saat haid karena apa, jadi ternyata karena kurang sayur kurang minum, sama olahraga, jadi udah tau dua minggu sebelum dapet itu mesti olahraga lebih sering, makan sayur lebih banyak. Biasanya bikin kunyit, kunyit asem, asem, kunyit, sama gula merah direbus terus diminum sama kunyit-kunyitnya dikunyah, soalnya kalo udah sakit itu kan pengen cepet nggak ada, jadi ya udah tapi kunyitnya direbus, terus kan tidur abis itu, abis bangun tuh enakan, terus jadi lebih lancar keluar darahnya juga, dan biasanya sih lebih sering ke neken perut mau dengan guling-guling atau kayak gimana yang penting posisi perutnya diteken, pernah pake kiranti dan obat-obatan tapi nggak berasa apa-apa, terus baca juga katanya obat nggak boleh jadi nggak boleh minum, konsultasi sama dokter takutnya pertamanya disuruh usg gara-gara takutnya ada sesuatu kan biasanya rutin tiap bulan gitu, tapi dicek ternyata nggak ada apa-apa katanya sih lebih konsumsi sayur sama olahraga." (HT, April 2014)
Keefektifan cara penanggulangan
Dalam penanggulangan dengan cara-cara meminum obat-obatan herbal yang diracik sendiri atau yang sudah dijual di masyarakat diakui keduanya cukup efektif, walaupun rasa nyeri yang mereka rasakan masing-masing tidak hilang dengan 100% tetapi mereka mengaku merasakan nyeri yang dirasakan dapat berkurang dan akan membantu mereka agar tidak terlalu merasakan nyeri yang terlalu berat.
"Ya efektif, walau rasa sakitnya tidak sepenuhnya hilang, tetapi mengurangi saja. Tapi bagi saya itu sangat membantu." (RU,April 2014)
"Cukup, dulu mah lebih parah tapi sekarang mencegah sebelum itu." (HT, April 2014)
B. Pembahasan
Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial. Ketika suatu jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan–bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti serotonin, histamin, ion kalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi yang akan mengakibatkan respon nyeri.13 Rasa nyeri saat terjadi menstruasi dapat menjadi indikator adanya dismonerea, akan tetapi hal ini tidak dapat selalu disebut sebagai dismenorea karena sebagian besar wanita mengalami nyeri pelvik selama menstruasi, maka dari itu istilah dismenorea hanya digunakan untuk nyeri menstruasi yang cukup berat. Nyeri dismenorea yang dialami kedua responden, baik RU maupun HT adalah dismenorea primer. Perbedaannya ialah rasa nyeri dan intensitas waktu nyeri berlangsung. Responden RU menyatakan ia mengalami nyeri yang lumayan berat saat 2 jam menstruasi dimulai dan berlangsung selama 10-12 jam Sedangkan responden HT mengalami nyeri sedang selama 2 jam diantara 2 hari setelah menstruasi dimulai. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa nyeri dismenorea merupakan situasi dimana seorang wanita mengalami nyeri di sekitar perut saat menstruasi dimulai dan bisa terjadi selama beberapa jam.
Selain merasakan nyeri, wanita yang mengalami dismenorea biasanya juga sering merasakan kejang uterus dan spastik yang sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala. Responden RU menyatakan bahwa ia merasakan sakit selain kram di perut, ia juga merasakan pegal-pegal di punggung dan sampai mengalami muntah. Berdasarkan penyataannya saat rasa mual itu ada ia bisa muntah hingga 4 kali. Muntah merupakan usaha mengeluarkan makanan dari tubuh dan bisa mengurangi tekanan akibat adanya sumbatan atau pembesaran organ yang menyebabkan penekanan pada saluran pencernaan.14 Karena mengalami muntah tentunya ia merasakan lemas dan berdampak pada aktivitas keseharian yang dilakukannya. Sedangkan responden HT menyatakan ia merasakan keluhan pusing, pegal-pegal, tidak nyaman dan susah tidur. Akibat rasa pegal, pusing dari dismenorea ia merasakan kondisi yang kuang nyaman untuk beraktivitas.
Rasa nyeri yang terjadi tentunya akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Maka dari itu, untuk mengurangi rasa nyeri sehingga dapat beraktivitas dibutuhkanlah pengobatan yang dapat membantu mereka dalam mengatasi rasa nyeri yang mereka alami. Pengobatan dapat melalui obat-obatan kimiawi yang mengandung analgetika maupun antiprostaglandin. Selain itu dapat pula menggunakan obat-obatan herbal alami, seperti kunyit dan asam jawa. Rimpang tanaman kunyit yang mengandung curcumin bermanfaat sebagai analgetika, antiinflamasi, antioksidan, antimikroba, pencegah kanker, antitumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.12 Analgetik dan antiinflamasi bermanfaat untuk menghilangkan atau mengurangi rasa sakit karena dismenorea. Sedangkan asam jawa yang paling bermanfaat dalam hal antiinflamasi dan antipiretika untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri adalah anthocyanin karena agen tersebut mampu menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX) sehingga mampu menghambat dilepaskannya prostaglandin. Sedangkan bahan tannins, saponins, sesquiterpenes, alkaloids, dan phlobatamins akan sangat bermanfaat untuk menenangkan pikiran dan mengurangi tekanan psikis.15 Kandungan ini berguna untuk mengurangi tekanan psikis akibat nyeri dismenorea yang dideritanya.
Dalam pengobatan nonfarmasi, latihan-latihan olahraga yang ringan dapat dilakukan untuk mengurangi dismenorea. Olahraga merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat berolahraga tubuh akan menghasilkan hormon endorfin. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak dan dapat menimbulkan rasa nyaman. Selain itu, dapat juga menggunakan kompres hangat, dimana kompres hangat dapat meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaaan sejahtera, meningkatkan aliran menstruasi, dan meredakan vakongesti pelvis.16
Responden HT menyatakan saat ia mengetahui bahwa ia akan mengalami menstruasi, ia akan lebih mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan disertai memperbanyak olahraga untuk mempersiapkan agar tubuhnya berada dalam keadaan prima saat menstruasi. Sedangkan untuk mengurangi rasa sakit saat menstruasi dimulai, responden HT menggunakan bahan-bahan herbal yang diracik sendiri meliputi kunyit dan asam jawa yang dapat mengatasi nyeri saat dismenorea. Sedangkan responden RU tidak melakukan persiapan apapun untuk menghadapi menstruasi. Hal inilah yang bisa menyebabkan responden RU menderita rasa nyeri yang lebih berat.
BAB 5
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis mendapat kesimpulan bahwa sesungguhnya informan dari progam studi perumahsakitan dan program studi fisioterapi mengalami nyeri menstruasi (dismenorea). Akan tetapi, kedua responden memiliki variasi dalam hal karakteristik nyeri, lama nyeri dan juga keluhan-keluhan lain yang sesuai dengan rasa nyeri yang mereka rasakan.
Kedua responden mengaku dampak dari rasa sakit dan keluhan-keluhan yang mereka rasakan itu mengganggu kegiatan sehari-hari mereka seperti kuliah. Dengan rasa nyeri yang mengganggu kegiatan mereka sehari-hari itu mereka mencoba untuk menanggulangi rasa nyeri tersebut dengan pengobatan nonfarmasi seperti lebih sering berolah raga, lebih banyak memakan makanan yang mengandung sayur-sayuran dan buah-buahan kemudian memperbanyak minum air. Mereka juga menggunakan bahan farmasi herbal seperti kunyit dan asam jawa, baik yang sudah ada dalam kemasan hasil olahan pabrik maupun yang diracik sendiri. Mereka menyatakan pengobatan itu cukup mampu mengurangi rasa nyeri walapun rasa nyerinya tidak sampai hilang. Akan tetapi, pengurangan rasa nyeri itu dirasa sangat membantu mereka.
Saran
Dalam penelitian ini, peneliti juga memiliki beberapa saran bagi para informan dan pembaca. Peneliti menyarankan kepada para informan untuk melakukan pencegahan sebelum terjadinya menstruasi dengan melakukan olahraga secara rutin sehingga dapat memperlancar aliran darah di dalam tubuh. Selain itu, peneliti juga menyarankan untuk memakan makanan yang mengandung sayur-sayuran dan buah-buahan serta memperbanyak meminum air. Saat informan merasakan dismenorea, peneliti menyarankan agar para informan meminum obat-obatan herbal seperti kunyit yang
bermanfaat sebagai analgetik untuk meredakan nyeri dan asam jawa yang bermanfaat untuk tekanan psikis akibat nyeri dismenorea yang dialami. Informan disarankan pula untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaannya dengan rajin mengganti pembalut minimal 2 kali dalam sehari saat menstruasi. Bagi pembaca, peneliti menyarankan agar dapat menambah wawasan dari membaca penelitian ini, dan pembaca juga dapat mengambil sisi positif dari semua hal yang tercantum di dalam penelitian ini.
Untuk penelitian yang lebih mendalam selanjutnya, peneliti berharap ada penelitian lebih lanjut lagi mengenai apa saja yang bisa dilakukan untuk menanggulangi rasa nyeri saat dismenorea dengan jumlah responden yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Elvira SD. Sindrom pra menstruasi normalkah?. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2010.
Al-Maqassary A. Dismenore (Nyeri haid). 2012. http://www.psychologymania.com /2012/06/dismenore-nyeri-haid.html. Diakses tanggal 25 Februari 2014.
Royal College Of Obstetricians & Gynaecologists. Complete women's health. London:Thorsons; 2000.
Gilli Andre. Women's sexual health. London: Baillière Tindall; 1997.
Knight JF.Wanita ciptaan ajaib. Bandung: Indonesia Publishing House; 2004.
Anon. 2010. Makalah gangguan psikologi menstruasi dan perkawinan. http://akbidmanna.blogspot.com/2010/03/makalah-gangguan-psikologi-menstruasi.html. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Yuanita Lira. 2012. 5 jenis gangguan menstruasi. http://lira-y-fkm11.web.unair.ac.id/artikel_detail-41361-Umum-5%20jenis%20gangguan%20 menstruasi.html. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Pramudita Dissy. 2010. Oligomenorea. http://www.klikdokter.com/rubrikspesialis /read/14/kesehatankewanitaan/2010/07/05/6/oligomenorea-#.UxXAWM6uNvI. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Hendrik. Problema haid: tinjauan syariat Islam dan medis. Solo: Tiga Serangkai; 2006. Didapat dari: URL: http://www.books.google.co.id. Diakses tanggal 25 Februari 2014.
Hestiantoro A, Pramayadi CT, Hadisaputra W. Masalah gangguan haid dan infertilitas. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2008.
Anon. Dismenore (Dysmenorrhea) Part 2. 2010. http://www.lusa.web.id/dismenore-dysmenorrhea-part-2/. Diakses tanggal 3 Maret 2014.
Olivia F, Alam S dan Hadibroto I. Seluk beluk food supplement. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2006.
Purwati Eka. Fisiologi nyeri. 2011. http://ekapurwati.blogspot.com/2011/10/fisiologi-nyeri.html. Diakses tanggal 20 Mei2014.
Judarwanto Widodo. 2012. Penyebab muntah dan penanggulangannya. http://health.kompas.com/read/2012/12/17/11523480/15.Penyebab.Muntah.dan.Penanggulangannya. Diakses tanggal 20 Mei 2014.
Anindita AY. Pengaruh kebiasaan mengkonsumsi minuman kunyit asam terhadap keluhan dismenorea primer pada remaja putri di Kotamadya Surakarta. [skripsi online]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta; 2010. Didapat dari: URL: http://eprints.uns.ac.id/4/2/169941211201010231.pdf
Bobak, Laudermik, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2005.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Persetujuan Responden
Kami adalah tim peneliti kelompok 5 Fisioterapi 2013 sedang melakukan penelitian dengan judul "Dismenorea dan Penanggulangannya". Penelitian ini bertujuan untuk pemenuhan tugas mata kuliah Metodologi Riset Kedokteran dan Penulisan Ilmiah.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan bersedia untuk dilakukan wawancara. Semua informasi yang anda berikan dalam wawancara ini akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.
Pernyataan Persetujuan Program Studi : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden untuk membantu dalam kelancaran penelitian tersebut.
Pernyataan Persetujuan
Program Studi :
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden untuk membantu dalam kelancaran penelitian tersebut.
Terimakasih atas partisipasi anda dalam penelitian ini.
Depok, …… April 2014
Responden
Lampiran 2
Data Responden
Nama
Umur
Program Studi
RU
19
Perumahsakitan
HT
20
Fisioterapi
Lampiran 3
Pertanyaan Penelitian
Apakah anda merasakan nyeri saat terjadi menstruasi? Bagaimana karakteristik rasa nyeri tersebut?
Apakah anda mulai merasakan nyeri itu saat sebelum menstruasi? Kapan anda mulai merasakan nyeri itu? Berapa lama anda merasakannya?
Apakah itu berlanjut saat menstruasi dimulai?
Jika anda hanya merasakan sakit saat menstruasi dimulai, berapa lama anda mengalami nyeri tersebut?
Jika ada tingkatan nilai rasa nyeri 1-5, rasa nyeri yang anda rasakan berada di tingkatan berapa?
Selain rasa nyeri adakah keluhan lain yang anda rasakan?
Apakah itu menggangu kegiatan keseharian anda?
Separah apa rasa nyeri itu mengganggu anda?
Bagaimana cara anda untuk menanggulangi nyeri atau keluhan yang anda rasakan tersebut?
Apakah cara anda untuk menangulangi rasa nyeri tersebut cukup efektif?
Lampiran 4
Transkip Wawancara
Pertanyaan
Kutipan
Apakah anda merasakan nyeri saat terjadi menstruasi? Bagaimana karakteristik rasa nyeri tersebut?
"Iya sangattt. Sakitnya hanya saat menstruasi dimulai. Sakitnya itu sakit, mules, ya gitu sakitnya juga sampai ke punggung, pegel-pegel, dan kram juga."
"Iyaa. Tetapi saya juga merasakan sakitnya itu biasanya sebelum dan sesudah. Sebelum mens itu udah ada ciri-cirinya sakitnya pegel (ee) daerah pinggul terus abis itu di ketek ada muncul benjolan sakit gitu."
Kapan biasanya anda mulai merasakan sakit?
"Satu jam atau dua jam setelahnya."
"Sakitnya itu sebelum dan sesudah mens."
Berapa lama biasanya merasakan sakit?
"Lama sakitnya sepuluh sampai dua belas jam kerasa sakit itu. "
"Kalo hari pertama dapet itu berapa ya kira-kira kerasanya mah seharian sih, tapi pas sakit bangetnya mah dua jam kira-kira."
Jika ada tingkatan nilai rasa nyeri 1-5, rasa nyeri yang anda rasakan berada di tingkatan berapa?
"Kayaknya ada ditiga, kalo empat kan itu kayak mau pingsan ato mau mati."
"Kira-kira ada didua."
Selain rasa nyeri adakah keluhan lain yang anda rasakan?
"Mules, ya gitu sakitnya juga sampai ke punggung,pegel-pegel, dan kram juga. Mual, kayak orang masuk angin, sakit seperti orang maag tapi sebenarnya tidak punya maag, bahkan saya sampai muntah. Bulan terakhir kemarin sih sampai empat kali muntah."
"(ee) pusing, terus kalo darahnya banyak pusing, terus pegel pegel, terus nggak ada posisi nyaman, terkadang kalo BAB juga jadi itu mungkin karena panas kali, lapar nggak jelas itu apa, jadi susah tidur, ada rasa kram."
Apakah itu menggangu kegiatan keseharian anda?
"Iya, mengganggunya seperti mendingan saya tidak kuliah dari pada masuk dalam keadaan sakit seperti itu, tapi jika ada mata kuliah yang tidak bisa ditinggal ato sangat penting, saya akan berusaha tetap masuk walau dengan rasa sakit yang sangat. Selain itu, saya tidak bisa terkena dingin, jadi tidak bisa keluar rumah. Terus makan sih makan, tapi pasti nanti akan keluar lagi jadi akibatnya saya jadi males untuk makan."
"Lebih ke konsentrasi ajah, jadi nggak konsentrasi, tapi kalo kuliah masih bisa, berkegiatan masih bisa, misalkan berkegiatan bisa cuma nggak konsen, Lebih fokusnya ke rasa sakit."
Bagaimana cara anda untuk menanggulangi nyeri atau keluhan yang anda rasakan tersebut?
"Biasanya sih saya minum obat pereda nyeri seperti kiranti. Kalau rasa sakit itu masih bisa ditahan, saya usahakan tidak minum. Biasanya sih kalo dirumah saya suka dikompres air anget, tapi disini tidak."
"(mm) Biasanya kan datang mensnya awal bulan, jadi kan udah tau nih, terus pernah searching juga sakit itu karena apa kram perut itu saat haid karena apa, jadi ternyata karena kurang sayur kurang minum, sama olahraga, jadi udah tau dua minggu sebelum dapet itu mesti olahraga lebih sering, makan sayur lebih banyak. Biasanya bikin kunyit, kunyit asem, asem, kunyit, sama gula merah direbus terus diminum sama kunyit-kunyitnya dikunyah, soalnya kalo udah sakit itu kan pengen cepet nggak ada, jadi ya udah tapi kunyitnya direbus, terus kan tidur abis itu, abis bangun tuh enakan, terus jadi lebih lancar keluar darahnya juga, dan biasanya sih lebih sering ke neken perut mau dengan guling-guling atau kayak gimana yang penting posisi perutnya diteken, pernah pake kiranti dan obat-obatan tapi nggak berasa apa-apa, terus baca juga katanya obat nggak boleh jadi nggak boleh minum, konsultasi sama dokter takutnya pertamanya disuruh usg gara-gara takutnya ada sesuatu kan biasanya rutin tiap bulan gitu, tapi dicek ternyata nggak ada apa-apa katanya sih lebih konsumsi sayur sama olahraga."
Apakah cara anda untuk menangulangi rasa nyeri tersebut cukup efektif?
"Ya efektif, walau rasa sakitnya tidak sepenuhnya hilang, tetapi mengurangi saja. Tapi bagi saya itu sangat membantu."
"Cukup, dulu mah lebih parah tapi sekarang mencegah sebelum itu."
Apakah anda pernah mengunjungi dokter untuk konsultasi mengenai ini?
"Nggak, emang itu normal ya. Semua cewek juga kayak gitu. Soalnya dulu guru biologi saya bilang dia sampai pingsan, jadi saya bersyukur aja nggak sampai pingsan."
"Pernah konsultasi, disuruh tapi nggak ada apa-apa, disaranin banyak olahraga dan makan sayuran juga buah-buahan aja."
Sejak kapan anda mulai merasakan nyeri menstruasi?
"Sejak pertama kali mens."
"Sejak awal mens."
Menurut anda adakah faktor keturunan yang mempengaruhi nyeri menstruasi?
"Iya ada, soalnya ibuk saya sampai sekarang masih suka nyeri walaupun ibu saya lebih senang meracik obat sendiri."
"Ibu dan kakak perempuan saya sih biasa aja, cuma saya yang agak sakit."
22
26
25
24
23
13
iv
2
1
12
3