DETEKSI DINI KOMPLIKASI “PADA BAYI BARU LAHIR’
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kepada Allah,Tuhan Pencipta Alam Semesta yang telah menunjukkan kepada kita iman dan islam serta diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan makalah Askeb IV Tentang “Deteksi Dini Komplikasi Pada ayi aru !ahir" ini dengan baik# Shola$at, ta%d&im serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada 'abi akhir &ama &aman, n, pemb pemba$ a$aa umat umat keja kejala lann yang ang bena benarr ('ab ('abii )uha )uhamm mmad ad SA* SA*" kare karena na jasa jasa perjuangannya perjuangannya mengangkat harkat dan martabat manusia menjadi insan mukmin dan berta+$a# )akalah ini disusun selain untuk keperluan kuliah dan juga untuk memenuhi tugas selanjutnya# Kami menulis menulis makalah makalah ini tidak tidak lepas lepas dari bantuan bantuan dan bimbingan bimbingan dari berbagai berbagai pihak, baik materi, moral maupun spiritual# leh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan mengucapkan terimakasih kepada .# K#/#0# A&aim ibrahimy, selaku pengasuh PonPes SalSya1 Sukorejo Situbondo, 2# K#/# /asan asri,!c#, selaku kepala pendidikan tinggi PonPes SalSya1 Sukorejo Situbondo, 3#
!ucky !ut1iana 0#, S#ST#, selaku direktur dan Dosen pembimbing Akademi Kebidanan Ibrahimy Sukorejo Situbondo,
4# /ayatul 0ohimah, S#ST#, selaku Dosen *ali kami yang senantiasa memberikan semangat kepada kami, 5# Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini# Dalam makalah ini kami akan mencoba mengupas masalah6masalah yang berkaitan dengan komplikasi yang terjadi Pada ayi aru !ahir# Semoga makalah ini berman1aat bagi para pembaca# pembaca# Pesan dari kami “7angan menunda6nunda sampai besok apa yang anda kerjakan sekarang"# Seperti pepatah “ tak ada gading yang tak retak ", ", kami mengharapkan segala kritik, masukan membangun dalam perbaikan makalah ini# Sukorejo, .8 )aret 29.3
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................... Judul.......................................................... ............................................... .............................................. ...................... i Kaa P!n"ana#..... P!n"ana#............................ ............................................... ............................................... .............................................. ........................... .... ii Da$a# I%i......................................... I%i................................................................ .............................................. .............................................. ......................... .. iii BAB I PENDAHULUAN
.#. !atar belakang############################### belakang###################################################### ############################################## ################################### ############ . .#2 Tujuan Penulisan############################## Penulisan##################################################### ############################################## ################################# ########## . BAB II TINJAUAN TEORI
2#. De1inisi######################################## De1inisi############################################################### ############################################## #################################### ############# 2 2#2 Tujuan################# Tujuan######################################## ############################################## ############################################## ##################################### ############## 2 2#3 *aktu *aktu Pelaksanaan##################### Pelaksanaan############################################ ############################################## #################################### ############# 3 2#4 Prinsip6Prinsip ayi aru !ahir##################### !ahir############################################ ######################################## ################# 3 2#5 Deteksi Dini Komplikasi Pada !################################################ !###################################################### ###### 4 2#: Komplikasi Pada !######################################################### !########################################################################### ################## 5 2#; )anajemen segera pada !####################################### !############################################################## ####################### .9 BAB III PENUTUP
3#. Kesimpulan########################## Kesimpulan################################################# ############################################## ########################################## ################### 29 3#2 Saran################################### Saran########################################################## ############################################## ########################################### #################### 29 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
&.& Laa# B!la'an"
Angka kematian perinatal yang terdiri atas jumlah yang tidak menunjukkan tanda6 tanda hidup $aktu di lahirkan, penurunan jumlah kematian perinatal dapat di di capai disa disamp mpin ingg deng dengan an memb membua uatt pers persal alin inan an seam seaman an6a 6ama mann nnyya bagi bagi bay bayi ibu# ibu# Deng Dengan an mengusahakan mengusahakan agar janin dan ibu kondisinya baik6baik saja# Periode setelah lahir merupakan a$al kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi#/al itu disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya
komplikasi, tentu proses adaptasi kehidupan
tersebut menjadi lebihsulit untuk dilaluinya# ahkan sering kali menjadi pemicu timbulnya komplikasi lain yangmenyebabkan bayi tersebut tidak mampu melanjutkan kehidupan ke 1ase berikutnya
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memberikan re1erensi dan tambahan $a$asan terhadap mahasis$a sekaligus dapat membantu proses pembelajaran matakuliah ASK IV
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
(.& D!$ini%i
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali,selama periode 9 sampai 28 hari setelah lahir,baik di 1asilitas maupun melalui kunjungan rumah# Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standart yang di berikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali,selama periode 2B hari sampai dengan .. bulan setelah bayi lahir# Asuhan !' adalah asuhan yang diberikan pada ! selama jam pertama setelah kelahiran
!'#
Asuhan neonatal asuhan yang diberikan pada bayi yang berusia 9628 hari
anak -.;= Asuhan neonatal adalah asuhan yang berhubungan dengan 4 minggu pertama setelah
kelahiran#
0esiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupannya # sehingga jika bayi lahir di 1asilitas kesehatan sangat di anjurkan untuk tetap tinggal di 1asilitas kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya# Kunjungan neonatal bertujuan •
Cntuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar#
•
)engetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah kesehatan pada neonatus# Kunjungan bayi bertujuan -
• Cntuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar# • Cntuk )engetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat
pertolongan •
ntuk Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi tumbuh kembang#
(.* +a'u P!la'%anaan
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah sebagai berikut•
Kunjungan 'eonatal ke6.
•
Kunjungan 'eonatal ke62
•
Kunjungan 'eonatal ke63
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi-
•
Kunjungan bayi . kali pada umur 2B hari @ 2 bulan
•
Kunjungan bayi . kali pada umur 365 bulan
•
Kunjungan bayi . kali pada umur :68 bulan
•
Kunjungan bayi . kali pada umur B6.. bulan
(., P#in%i-P#in%i- Ba/i Ba#u La0i#
7ika bayi di lahirkan oleh seorang ibu yang mengalami komplikasi dalam persalinan, penangan bayi tersebut bergantung padao
o
Apakah bayi mepunyai kondisi atau masalah yang perlu kebutuhan segera ,
apakah kondisi ibu memungkinkan mera$at bayi secara penuh, sebagian atau tidak sama sekali seorang bayi dengan tanda bahaya merupakan masalah yang serius, bayi dapat meninggal bila tidak di tangani segera# 'ilailah secepat mungkin setiap bayi yang datang dengan tanda kega$atan, tida tergantung apakah anda di panggil ke ruang bersalin untuk persalinan dengan penyulit, atau bayi yang di ba$a dari ruang bersalin, bangsal bayi atau dar rumah, maupun bayi yang di rujuk dari rumah sakit lain atau puskesmas# 'ilai ulang setiap bayi setelah pemberian terapi atau jika tiba6tiba keadaannya meburuk#
P!nilaian 1!-a
!etakkan bayi padapermukaan yang hangat, di ba$ah pemancar dan dengan pencahayan yang cukup# o
Periksa bayi dengan segera adakah tanda bahaya di ba$ah ini -
)egap6megap menit
Perdarahan
Syok < pucat, dingn, denyut jantung E .89 F>menit, tidak sadar atau kesadaran menurun = (.2 D!!'%i Dini Unu' K3m-li'a%i Pada Ba/i Ba#u La0i# dan N!3nau%
Deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus dengan melihat tanda6tanda atau gejala6gejala sebagai berikut•
Tidak mau minum atau menyusu atau memuntahkan semua
•
0i$ayat kejang
•
ergerak hanya jika di rangsang
•
?rekuensi na1as G39 kali permenit atau E:9 kali permenit
•
Suhu tubuh G3:,5 oH atau E3; oH
•
Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
•
)erintih
•
Ada pustule pada kulit
• 'anah banyak di mata dan mata cekung •
Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
•
Turgor kulit kembali G. detik
•
Timbul kuning atau tinja ber$arna pucat
•
erat badan menurut umur rendah dan atau masalah dalam pemberian ASI
•
ayi berat lahir rendah G2599gram atau E4999gram
•
Kelaianan congenital seperti ada celah di bibir atau langit6langit
)asalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran
Tidak berna1as
Sesak na1as
Sianosis sentral < kulit biru=
ayi berat lahir rendah <!0 = G 2599 gram
!etargis
/ipotermi atau stress dingin
Kejang
Kondisi perlu tindakan a$al
Potensial in1eksi bakteri
Potensial si1ilis
kamarbersalin=
!akukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi
0ujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai (.4 K3m-li'a%i Pada Ba/i Ba#u La0i# Dan N!3nau%
Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates,antara lain
Prematuritas dan !0
As1iksia
In1eksi bakteri
Kejang
Ikterus
Diare
/ipotermi
Tetanus neonatorum
)asalah pemberian ASI
Trauma lahir
Sindroma gangguan perna1asan
Kelainan congenital P#!mau#ia% Dan BBLR
!0 ayi erat !ahir 0endah dibedakan menjadi •
!S0 ayi erat !ahir Sangat 0endah bila lahir berat lahir kurang dari .#599 gram,
•
!0 ayi erat !ahir 0endah bila berat lahir antara .#59.62#4BB gram# Sedangkan bayi
prematur adalah bayi yang dilahirkan kurang dari usia kehamilan 3; minggu# Penyebab !0 dan kelahiran prematur sangatlah multi1aktorial, antara lain asupan gi&i ibu sangat kurang pada masa kehamilan, gangguan pertumbuhan dalam kandungan
•
as1iksia atau gagal untuk bernapas secara spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah lahir#
•
Sindrom Ja$at 'apas salah satu disebabkan karena 1aktor paru yang belum matang tau T0D' sesak sementara pada bayi baru lahir karena cairan paru yang berlebihan#
• hiportemia
Penanganan umum pera$atan !0 atau prematur setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan pencegahan in1eksi# ayi dengan !0 juga sangat rentan terjadinya hiportemia, karena tipisnya cadangan lemak di ba$ah kulit dan masih belum matangnya pusat pengatur panas di otak# Cntuk itu, !0 harus selalu dijaga kehangatan tubuhnya Cpaya yang paling e1ekti1 mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan menggendong bayi# Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau pera$atan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu atau pengasuhnya dengan cara selalu menggendongnya# Hara lain, bayi jangan segera dimandikan sebelum berusia enam jam sesudah lahir , bayi selalu diselimuti dan ditutup kepalanya, serta menggunakan lampu penghangat atau alat pemancar panas )inum sangat diperlukan !0 dan prematur, selain untuk pertumbuhan juga harus ada cadangan kalori untuk mengejar ketinggalan beratnya# )inuman utama dan pertama adalah air susu ibu
A%$i'%i
As1iksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur# ayi dengan ri$ayat ga$at janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami as1iksia pada saat dilahirkan# )asalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan# As1iksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera berna1as secara spontan dan teratur setelah lahir# /al ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan 1aktor61aktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir# Akibat6akibat as1iksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna# Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala6gejala lanjut yang mungkin timbul# K!)an"
Kejang, spasme, atau tidak sadar dapat di sebabkan oleh as1iksia neonatorum, hipoglikemi atau merupakan tanda meningitis atau masalah pada susunan syara1# Diantara episode kejang yang terjadi, bayi mungkin tidak sadar, letargi, re$el atau masih normal# Spasme pada tetanus neonatorum hamper mirip dengan kejang, tetapi kedua hal tersebut harus dibedakan karena manajemen keduanya berbeda# I'!#u%
Ikterus adalah $arna kuning yang ditemukan pada hari ke63 sampai ke6.4, tidak disertai tanda dan gejala ikterus patologis <)uslihatun, 29.9=# Ikterus adalah keadaan transisional normal yang mempengaruhi hingga 59L bayi aterm yang mengalami peningkatan progresif pada kadar bilirubin tak terkonjugasi dan ikterus pada hari ketiga <)yles, 299B=# Ikterus adalah kadar bilirubin yang tak terkonjugasi pada minggu pertama E 2 mg>dl
/ipotermi pada bayi baru lahir adalah suhu tubuh diba$h 3:,5 oH pengukuran dilakukan pada ketiak selama 365 menit# /ipotermi disebabkan oleh -
.# Evaporasi, terjadi apabila bayi lahir tidak segera dikeringkan. 2# Konduksi, terjadi apabila bayi diletakkan ditempat dengan alas yang dingin, seperti pada $aktu menimbang bayi#
3# Radiasi, terjadi apabila bayi diletakkan diudara lingkungan dingin# 4# Konveksi, terjadi apabila bayi berada dalam ruangan ada aliran udara karena pintu, jendela terbuka# Hara )engatasi /ipotermi o
Janti pakain yang dingin dan basah dengan pakain yang hangat dan kering, memakai topi dan selimut yang hangat#
o
ila ada ibu> pengganti ibu anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit# o
Periksa ulang suhu bayi . jam kemudian, bila suhu naik pada batas normal <3:,5 63;,5 o H=, berarti usaha meenghangatkan berhasil#
o
Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering# ila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras#
• 0ujuk apabila terdapat salah satu keadaan -
.# 7ika setelah menghangatkan selama . jam tidak ada kenaikan suhu letargis atau ada bagian tubuh bayi yang mengeras# ila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah lain yang memerlukan penga$asan, bayi tidak perlu dirujuk# 'asihati ibu cara mera$at bayi lekat> metode Kanguru dirumah# Departemen kesehatan 0I 299B T!anu% N!3na3#um T!anu% N!3na3#um Adalah penyakit yang dideritaolehbayibarulahir
Tetanus neonatorum penyebabkejang yang seringdijumpaipada ! yang bukan karena trauma Kelahiran atauas1iksia, tetapi disebabkan in1eksiselama masa neonatal, yang antara
lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau pera$atan tidak aseptic
)erupakan kumpulan gejala yang terdiri dispnea, 1rekuensi perna1asan yang lebih dari :9 kali per menit ,adanya sianosis, adanya rintihan bayi saat ekspirasi serta adanya retraksi suprasternal,interkostal,epigastrium
saat
inspirasi#Penyakit
ini
merupakan
penyakit
membrane hialin,dimana terjadi perubahan atau kurangnya komponen sur1aktan pulmoner komponen ini merupakan suatu &at akti1 pada aleoli yang dapat mencegah kolapnya paru# ?ungsi sur1aktan itu sendiri adalah merendahkan tegangan permukaan aleolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi# Penyakit ini terjadi pada bayi mengingat produksi sur1aktan yang kurang # Pada penyakit ini kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitas menjadi terganggu dan aleolus akan kembali kolaps pada setiap akhir ekspirasi dan pada perna1asan selanjutnya dibutuhkan tekanan negatie intra thorak yang lebih besar dengan cara inspirasi yang lebih kuat # Keadaan kolapsnya paru dapat menyebabkan gangguan pentilasi yang akan menyebabkan hipoksia dan asidosis# Jangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh beberapa sebab,apabila gangguan pernapasan tersebut disertai dengan tanda6tanda hipoksia
penyakit parenkim paru6paru, misalnya penyakit membran hialin atelektatis
o
kelainan perkembangan organ misalnya agenesis paru @ paru ,hemia dia1ragmatika
o
obstruksi jalan na1as , misalnya trakeomalasia , makrolasia #
P!nilaian
Tanda @ tanda gangguan perna1asan pada bayi baru lahir dapat diketahui dengan cara menghitung 1rekuensi perna1asan dan melihat tarikan dinding iga serta $arna kulit bayi# 6i#i 7 6i#i Ba/i Yan" M!n"alami Gan""uan P!#na$a%an
a= 'a1as bayi berhenti lebih 29 detik b= ayi dengan sianosis sentral < biru pada lidah dan bibir =
c= ?rekuensi na1as bayi kurang 39 kali > menit d= ?rekuensi na1as bayi lebih :9 kali >menit , mungkin menunjukan tanda tambahan gangguan na1as# P!naala'%anaan
Tindakan Mang /arus Dilakukan Pada ayi Mang )engalami Jangguan Perna1asan Antara !ain.# eri oksigen dengan kecepatan sedang 2# 7ika bayi menglami apnea • ayi dirangsang dengan mengusap dada atau punggung bayi • ila bayi tidak mulai berna1as atau mengalami sianosis sentral , na1as megap @ megap atau
bunyi jantung menetap kurang dari .99 kali >menit,lakukan resusitasi dengan memakai balon dan sungkup# 3# Kaji ulang temuan dari anamnesis dan pemeriksaan 1isik 4# Periksa kadar glukosa darah#ila kadar glukosa kurang dari 49 mg, tangani sebagai hipoglikemia # 5# erikan pera$atan selanjutnya dan tentukan gangguan na1as berat manejemen spesi1ik menurut jenis gangguan na1asnya :# Tentukan apakah gangguan na1as berat,sedang atau ringan 6a#a M!n1!"a0 T!#)adin/a Gan""uan P!#na$a%an -
7adi untuk mencegah terjadinya ganguan pernapasan Segera lakukan resusitasi pada bayi baru lahir, apabila bayi 6 tidak bernapas sama sekali > bernapas dengan megap6megap 6 bernapas kurang dari 29 kali per menit# (.8 Mana)!m!n S!"!#a Pada Tanda Ba0a/a9
Tiga keadaan yang perlu tindakan segera ialah - tidak berna1as atau megap6megap, sianosis atau sukar berna1as# Tida' 5!#na$a% aau m!"a-m!"a-
Penanganan umum • Keringkan bayi, ganti kain basah dan bungkus dengan pakaian hangat kering • 7ika belum di lakukan, segera klem dan potong tali pusat% • !etakkan bayi di tempat yang keras dan hangat untuk resusitasi • Kerjakan pedoman pencegahan in1eksi dalam melakukan pera$atan dan resusitasi
R!%u%ia%i
Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama kehidupan# Indikator terpenting bah$a di perlukan resusitasi ialah kegagalan na1as setelah bayi lahir# PERALATAN YANG DIBUTUHKAN PADA RESUSITASI NEONATUS
¬ 0uang yang hangat N terang ¬ )eja > tempat resusitasi ¬ Sumber pemancar panas ¬ Kain - bersih, kering, hanga ¬ Sarung tangan N pelindung lain ¬ 7am ¬ Plester P!#l!n"'a-an P!n"0i%a-
¬ Penghisap manual, ¬ )ekanik kateter penghisap- 5?, 8?, .9?, .2? ¬ Pipa lambung no 8?, semprit 29 ml ¬ Penghisap mekonium PERALATAN BALON : SUNGKUP
¬ alon resusitasi ¬ Katup pelepas tekanan ¬ Sungkup bayi cukup N kurang bulan ¬ Tabung dan sungkup ¬ ksigen B9 @ .99L ¬ Sumber oksogen dg 1lo$meter TUJUAN RESUSITASI
Agar entilasi adekuat, 2 dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan 2 ke otak, jantung dan alat ital lainnya# PENATALAKSAAN RESUSITASI PENILAIAN
Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah-
¬ Apakah air ketuban bercampur mekonium <$arna kehijauan= pada
letak kepala# Segera setelah bayi lahir¬ Apakah bayi menangis, berna1as spontan dan teratur, berna1as megap
@ megap atau tidak bernapas )emutuskan bayi perlu resusitasi apabilaKEPUTUSAN
¬ ayi tidak berna1as atau berna1as megap @ megap ¬ Air ketuban bercampur mekonium )ulai melakukan resusitasi segera bila¬ Ba/i ida' 5!#na-a% aau m!"a- 7 m!"a-9
TINDAKAN
!akukan tindakan resusitasi ! ¬ Bila ai# '!u5an 5!#1am-u# m!'3nium9
!akukan resusitasi dengan manajemen air ketuban bercampur mekonium
T!m-a R!%u%ia%i
¬ Tempat rata, keras, bersih dan kering ¬ )eja atau tikar ¬ 3 lembar kain hangat, kering N bersih diatas meja ¬ Dipan ibu- 45 cm dari perineum ibu 6a#a M!m5!#%i0'an Jalan Na-a%
Tergantung¬ Ada > tidak ada mekonium ¬ Tingkat keakti1an bayi
Dilakukan pada mulut terlebih dahulu kemudian hidung# Ada m!'3nium; !a-i 5a/i 5u"a#9
¬ ersihkan sekret dari mulut dan hidung ¬ Kateter penghisap .2 atau .4 ? Tinda'an /an" dila'u'an 5ila )alan na-a% %uda0 5!#%i0;
Unu'9
¬ )erangsang napas ¬ )encegah kehilangan panas, dengan cara
)engeringkan tubuh, singkirkan kain basah, dan reposisi kepala Ran"%an"an Yan" Da-a M!m5anu Ba/i B!#na-a%9
¬ )enepuk atau menyentil telapak kaki ¬ )enggosok punggung, perut, dada atau ekstremitas bayi Ran"%an"an Yan" B!#5a0a/a
TINDAKAN BERBAHAYA
AKIBAT YANG BISA TERJADI
)enepuk punggung
Perlukaan
)enekan rongga dada
Patah tulang, pneumotoraks, distress napas,
)enekan pada keperut
kematian
Dilatasi s1ingter ani
Pecahnya hati, limpa
Kompres dingin, panas
0obeknya s1ingter ani
)enggoyang @ goyang tubuh
/ipotermi, hipertermi, luka bakar Kerusakan otak
¬ Penilaian dan langkah a$al 39 “ ayi tidak bernapas > megap @ megap ?rekuensi jantung G .99 #> menit < dan $arna kulit tetap sianosis= ¬ VTP ¬ ksigenasi .99L R!%u%ia%i ida' dimulai; a-a5ila '!adaan 5a/i9
¬ CK G 23 minggu
R!%u%ia%i Di0!ni'an; a-a5ila9
¬ Setelah semua langkah dilakukan dengan cara yang benar, tetapi-
ayi tidak ber6respon, setelah resusitasi .9 menit# ASUHAN PAS6A RESUSITASI R!%u%ia%i 5a/i 5a#u la0i#9
¬ B!#0a%il
ayi menangis dan bernapas normal sesudaj langkah atau entilasi, diperlukan pemantauan dan dukungan# ¬ B!lum ? Lu#an" B!#0a%il
3O entilasi tetapi belum bernapas > megap @ megap, perlu dilakukan rujukan ¬ Tida' B!#0a%il
Sesudah .9 menit tetapi bayi tidak bernapas RESUSITASI BERHASIL
KONSELING
icara dengan ibu dan keluarga mengenai tindakan resusitasi yang telah dilakaukan dan ajari ibu dan keluarga yaitu dengan cara- menialai perna1asan, tetap menjaga kehangatan bayi, serta $aspadai tanda bahaya# ASUHAN NEONATAL
)inimal 2 jam pertama a# Perna1asan, $arna kulit normal, berikan bayi kepada ibu b# Pemantauan sekasama 2 jam pertama c# 7aga bayi tetap hangat dan kering d# *aspadai apabila Kondisi bayi memburuk BAYI PERLU RUJUKAN &. Ventilasi 2 menit tetapi tetap tidak bernapas > megap @ megap (. ?rekuensi napas G 49 > menit atau E :9 > menit *. Tarikan dinding dada ,. )erintih
inspirasi=
2. Tubuh bayi pucat atau kebiruan 4. ayi lemas
RESUSITASI TIDAK BERHASIL
Ventilasi .9 menit tetapi bayi tidak bernapas makan hentikan resusitasi, berikan.# Konseling berupa dukungan moral kepada ibu dan keluarga 2# Asuhan ibu 3# Asuhan tindak lanjut 4# Pencatatan ASUHAN TINDAK LANJUT PAS6A RESUSITASI
TA'DA A/AMA, berupa¬ Jangguan napas ¬ /ipotermi ¬ Kemungkinan in1eksi bakteri ¬ Ikterus ¬ Jangguan saluran cerna
Sian3%i% aau %u'a# 5!#na$a%
• 7ika bayi sianosis
dinding dada kedalam atau merintih= Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napasbersih eri oksigen 9,5 l>menit le$atkateter hidung atau 0ujuk ke kamar bayi atau ke
nasal prong
tempat pelayanan yang di tuju#
7aga bayi tetap hangat#bungkus bayi dengan kaim lunak, kering, selimuti dan pakai topi
untuk mencegah kehilangan panas# Pemberian oksigen hanya pada sianosis atau sukar bernapas# 7ika terdapat tarikan dinding dada kedalam, atau megap6megap, atau sianosis menetap, tingkatkan konsentrasi oksigen dengan kateter nasal, nasal prong, atau kap oksigen Hatatan-
o
Pemberian oksigen secara sembarangan pada bayi prematur dapat menimbulkan kebutaan#
Mana)!m!n %!"!#a -ada anda 5a0a/a
Perdarahan
)anajemen segera /entikan perdarahan yang tampak
pengiktan tal pusat, jika perdarahan dari tempat khitan atau sirkumsisi, tekan kompres perdarahan dengan kompres steril# eri it k . . mg I) Ambil contoh darah untuk pemeriksaan golongan dan reaksi silang !akukan manajemen umum perdarahan dan kemudian lengkapi penilaian lebih lanjut#
Syok )anajemen segera 7ika perdarahan sebagai penyebab syok -
eri segera cairan in1us ringer laktat atau 'aHl 9,BL dengan dosis .9 m!>kg di berikan selama .9 menit ila tanda syok masih berlanjut ulangi lagi dosis diatas sesudah 29 menit eri segera tran1usi darah , 0hesus negati1
'aikkan kecepatan in1us cairan IV sampai 29 cc>kg >jam selama . jam pertama /angatkan bayi, pastikan lebih hangat Hari tanda6tandasepsis
)anajemen segera Atasi kejang dengan 1enobarbital
ila jalur IV sudah terpasang beri injeksi 1enobarbital29 mg>kgsecara IV pelan dalam $aktu 5 menit# ila jalur IV belum terpasang, beri injeksi 1enobarbital 29 mg>kg dosis tunggal secara I) Pasang jalur IV dan beri caiarn IV dengan dosis rumatan 7aga saluran napas agar tetap bersih dan terbuka eri oksigen, bila perlu Periksa kadar glukosa darah# ila kadar glukosa darahG 45 menit, tangani
untuk hipoglikemi lakukan manajemen lanjut kejang#
Tidak sadar Pasang jalur IV, beri cairan IV dengan dosis rumatan 7aga saluran napas agar tetap bersih dan terbuka, bila perlu beri oksigen !akukan manajemen lanjut tidak sadar#
BAB III PENUTUP *.& K!%im-ulan
Terjadinya kematian bayi baru lahir masih tinggi di indonesia oleh karena itu kita sebagai petugas kesehatan harus mampu mendeteksi dini adanya komplikasi pada bayi baru lahir sehingga kita dapat membuat perencanaan dan penatalaksanaan dari komplikasi tersebutsehingga dapat memberikan pertolongan segera serta dapat mencegah terjadinya kematian# *.( Sa#an
Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah laksanakanlah penatalaksanaan yang sebaik6 baiknya pada ayi baru lahir, sehingga pada akhirnya akan dapatmenurunkan angka kematian ayi baru lahir# agi )ahasis$a
Dalam penetapan manajemen kebidanan diharapkan mahasis$a dapat melakukan pengkajianyang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil yang optimal dan mampu memberikan asuhan yang kompeten bagi pasien# )ahasis$a juga diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yangdiperolehnya selama proses pembelajaran di lapangan# agi Institusi
Pendidikan Diharapkan bimbingan yang seoptimal mungkin dalam membimbingmahasis$a dalam
memberikan asuhan kebidanan
bagi pasien,
sehingga mahasis$a dapat
mengealuasikan teori dan praktek yang telah diperolehnya# agi pasien dan keluarga
Diharapkan kepada klien agar menerapkan asuhan kebidanan yang telah diberikan baik berupatindakan pencegahan maupun dalam pelaksanaannya