Definisi Pemasangan Infus Pemas Pemasan anga gan n infu infus s meru merupa paka kan n sebu sebuah ah tekni teknik k yang yang digu diguna naka kan n untuk memungsi vena secara transcutan dengan menggunakan stilet tajam yang kaku dilakukan kan dengan tekn eknik steril sep seperti angeoc angeocate ateter ter atau atau dengan dengan jarum jarum yang yang disambu disambungk ngkan an dengan dengan spuit spuit (Eni (Eni K, 2006 2006! ! Pemas Pemasan anga gan n infu infus s adal adalah ah salah salah satu satu cara cara atau atau bagi bagian an dari dari peng pengob obat atan an untu untuk k memas memasuk ukka kan n obat obat atau atau vita vitami min n ke dalam tubuh pasien ("arma#an, 200$! %eda %edang ngka kan n ifus ifus adal adalah ah mema memasu sukk kkan an cair cairan an dala dalam m juml jumlah ah tertentu melalui vena penderita secara terus menerus dalam jangka #akt #aktu u tert terten entu tu (&'# (&'#ar ar, , 200$ 200$! ! %eme %ement ntar ara a itu itu menu menuru rut t ukm ukman an (200), pemasangan infus intravena adalah memasukkan jarum atau kanu kanula la ke dala dalam m vena vena (pem (pembu bulu luh h bali balik k untu untuk k dile dile#a #ati ti cair cairan an infus*pengobatan, dengan tujuan agar sejumlah cairan atau obat dapa dapat t masu masuk k ke dala dalam m tubu tubuh h mela melalu lui i vena vena dala dalam m jang jangka ka #akt #aktu u tert terten entu tu! ! +ind +indak akan an ini ini seri sering ng meru merupa paka kan n tind tindak akan an life saving saving seperti pada kehilangan cairan yang banyak, dehidrasi dan syok, kare karena na itu itu kebe keberh rhas asil ilan an tera terapi pi dan dan cara cara pemb pember eria ian n yang yang aman aman dipe diperl rluk ukan an peng penget etah ahua uan n dasa dasar r tent tentan ang g kese keseimb imban anga gan n cair cairan an dan elektrolit serta asam basa! adi dapat disimpulkan disimpulkan bah#a pemasangan infus adalah sebuah teknik memasukkan jarum atau kanula kedalam vena untuk memasukkan cairan infus kedalam tubuh!
2.
Tujuan Pemasangan Infus
+ujuan +ujuan utama utama terapi terapi intrave intravena na adalah adalah memper mempertaha tahanka nkan n atau atau mengganti mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, elektrolit, vitamin, protein, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan dipertahankan melalui oral, oral, mengore mengoreksi ksi dan mencega mencegah h ganggu gangguan an cairan cairan dan elektro elektrolit lit, , memper memperbai baiki ki keseim keseimban bangan gan asam asam basa, basa, memberi memberikan kan tranfus tranfusi i darah, darah, menyediakan medium untuk pemberian obat intravena, dan membantu pemberian nutrisi parental (-idayat, 200$!
3.
Keuntungan dan Kerugian
a!Keuntungan. a!Keuntungan. Keuntungan pemasangan pemasangan infus intravena antara lain/ Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat, absorbs total memungkinkan dosis obat obat lebih lebih tepat tepat dan terapi terapi lebih lebih dapat dapat dianda diandalka lkan, n, kecepa kecepatan tan pemberian dapat dikont ontrol sehingga efek ter terapeutik data dipertahankan maupun dimodifikasi, rasa sakit dan iritasi obat obat tertentu jika diberikan intramuscular atau subkutan dapat dihindari sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan rute lain karena molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam traktus gastrointestinalis!
b!Kerugian. Kerugian pemasangan infus intravena adalah/ tidak bisa dilakukan 1drug recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan sensitivitas tinggi, control pemberian yang tidak baik bisa menyebabkan 1speed shock” dan komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu/ konmtaminasi mikroba melalui titik akses ke sirkulasi dalam periode tertentu, iritasi vascular, misalnya flebitis kimia, dan inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan!
4.
Lokasi Pemasangan Infus
enurut Perry dan Potter (2003, tempat atau lokasi vena perifer yang sering digunakan pada pemasangan infus adalah vena supervisial atau perifer kutan terletak di dalam fasia subcutan dan merupakan akses paling mudah untuk terapi intaravena! "aerah tempat infus yang memungkinkan adalah permukaan dorsal tangan (Vena supervisial dorsalis, vena basalika, vena sefalika), lengan bagian dalam (vena basalika, vena sefalika, vena kubital median, vena median lengan ba#ah, dan vena radialis, permukaan dorsal (Vena safena magna, ramus dorsalis! enurut "ougherty, dkk, (2040, Pemulihan lokasi pemasangan terapi intravena mempertimbangkan beberapa factor, yaitu/ a!5mur pasien/ misalnya pada anak kecil, pemilihan sisi adalah sangat penting dan mempengaruhi beberapa lama intravena terakhir b!Prosedur yang diantisipasi/ misalnya jika pasien harus menerima jenis terapi tertentu atau mengalami beberapa prosedur seperti pemedahan, pilih sisi yang tidak terpengaruh oleh apapun c!&ktivitas pasien/ misalnya gelisah, bergerak, tak bergerak, perubahan tingkat kesadaran d!enis intravena/ jenis larutan dan obatobatan yang akan diberikan sering memaksa tempattempat yang optimum (misalnya hiperalimenasi adalah sangat mengiritasi benavena perifer e!"urasi terapi intravena/ terapi jangka panjang memerlukan pengukuran untuk memelihara vena. pilih bena yang akurat dan baik, rotasi sisi dengan hatihati, rotasi sisi pungsi dari distal ke proksimal (misalnya mulai di tangan dan pindah ke lengan f!Keetersediaan vena perifer bila sangan sedikit vena yang ada, pemilihan sisi dan rotasi yang berhatihati menjadi sangat penting. jika sedikit vena pengganti g!+erapi intravena sebelumnya/ flebitis sebelumnya membuat vena menjadi tidak baik untuk digunakan, kemotrapi sering membuat vena menjadi buruk (misalnya mudah pecah atau sklerosis h!Pembedahan sebelumnya/ jangan gunakan ekstremitas yang terkena pada pasien dengan kelenjar limfe yang telah diangkat (misalnya pasien mastektomi tanpa i'in dari dokter
i!%akit sebelumnya/ jangan gunakan ekstremitas yang sakit pada pasien dengan stroke j!Kesukaan pasien/ jika mungkin, pertimbangkan kesukaan alami pasien untuk sebelah kiri atau kanan dan juga sisi!
5.
Cairan Infus
erdasarkan osmolalitasnya, menurut Perry dan Potter (2003, cairan intravena (infus dibagi menjadi 7, yaitu/ a!8airan ersifat isotonis/ osmolaritas (tingkat kepekatan cairan mendekati serum (bagian cair dari komponen darah, sehingga terus berada di dalam pembuluh darah! ermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun! eiliki resiko terjadinya overload (kelebihan cairan, khususnya pada penyakit gagal jantung kongresif dan hipertensi! 8ontohnya adalah cairan 9ingeraktat (9, dan normal saline*larutan garam fisiologis (:a8l 0,;<! b!8airan bersifat hipotonis/ osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (kosentrasi ion :a= lebih rendah dibandingkan serum, sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum! aka cairan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi, sampai akhirnya mengisi selsel yang dituju! "igunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialysis dalam terapi deuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi dengan ketoasidosis diabetic! Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan tibatiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakarnial (dalam otak pada beberapa orang! 8ontohnya adalah :a8l >3< dan Dekstrosa 2,5%. c!8airan bersifat hipertonis/ osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah! ampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urine, dan mengurangi edema bengkak! Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik! isalnya Dextrose 5%, a!l "5% hipertonik, Dextrose 5% # $anger &actate.
6.
SOP Pemasangan Infus
Pelaksanaan dalam pemasangan infus harus dilaksanakan sebaikbaiknya guna menghindari terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan! %ecara teori menurut %mith (2040 %tandar ?peratin Prosedure (%?P dalam pemasangan infus, yaitu/
a!Persiapkan alat dan bahan seperti tiga buah potongan plester sepanjang 2,3 cm! belah dua salah satu plester sampai ke bagian tengah, jarum atau kateter, kapas alcohol atau antiseptik! b!%ambungkan cairan infus dengan infus set terlebih dahulu dan periksa tidak ada udara pada infus set! c!Pasang torniket pada daerah proksimal vena yang akan dikaterisasi 60$0 mm-g! d!8uci tangan dan gunakan sarung tangan! e!Pilih vena yang akan dilakukan pemasangan, untuk anakanak lakukan teknik transiluminasi untuk mendapatkan vena! f!"engan kapas alcohol atau antiseptik yang tepat, bersihkan tempat inersi dan biarkan hingga mongering! g!"orong pasien untuk tarik nafas dalam agar pasien relaksasi dan nyaman! h!asukkan kateter ke vena sejajar dengan bagian terlurus vena, tusuk kulit dengan sudut 70>3 derajat, setelah keluar darah pada ujung kateter, tarik sedikit jarum pada kateter, dorong kateter sampai ujung, dan ditekan ujung kateter dengan 4 jari! i!epaskan torniket! &dapun %tandar ?perating Prosedur (%?P memasang selang infus di 9%5" +ais adalah/ a!8uci tangan b!"ekatkan alat c!elaskan kepada klien tentang prosedur dan sensasi yang akan dirasakan selama pemasangan infus! d!&tur posisi pasien*berbaring! e!%iapkan cairan dengan menyambung botol cairan dengan selang infus dan gantungkan pada standar infus f!enentukan area vena yang akan ditusuk g!Pasang alas h!Pasang tourniket pembendung = 43 8m di atas vena yang akan ditusuk i!Pakai sarung tangan j!"isinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 340 cm k!+usukan @A catheter ke vena dengan jarum menghadap ke jantung l!Pastikan jarum @A masuk ke vena m!%ambungkan jarum @A dengan selang infus n!akukan fiksasi ujung jarum @A di tempat inersi o!+utup area inersi dengan kasa kering kemudian plester p!&tur tetesan infus sesuai program medis B!epaskan sarung tangan r!Pasang label pelaksana tindakan yang berisi/ nama pelaksanan, tanggal dan jam pelaksana s!ereskan alat t!8uci tangan u!?bservasi dan evaluasi respon pasien, catat pada dokumentasi kepera#atan!
.
a!
b!
c!
d!
e!
Kom!"ikasi Pemasangan Infus
Pemasangan infus intravena diberikan secara terus menerus dan dalam jangka #aktu yang lama tentunya akan meningkatkan terjadinya komplikasi! Komplikasi dari pemasangan infus yaitu flebitis, hematoma, infiltrasi, trombiflebitis, emboli udara (-inlay, 2006! Clebitis @nflasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik! Kondisi ini dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah inersi*penusukan atau sepanjang vena, nyeri atau rasa lunak pada area inersi atau sepanjang vena dan pembengkakan! @nfiltrasi @nfiltaris terjadi ketika cairan @A memasuki ruang subkutan di sekililing tempat fungsi vena! @nfiltrasi ditunjukkan dengan adanya pembengkakan (akibat peningkatan cairan di jaringan, palor (disebabkan oleh sirkulasi yang menurun di sekitar area inersi, ketidaknyamanan dan penurunan kecepatan aliran secara nyata! @nfiltrasi mudah dikenali jika tempat penusukan lebih besar daripada tempat yang sama di ekstremitas yang berla#anan! %uatu cara yang lebih dipercaya untuk memastikan infiltrasi adalah dengan memasang torniket di atas atau di daerah proksimal dari tempat pemasangan infus dan mengencangkan torniket tersebut secukupnya untuk menghentikan aliran vena! ika infus tetap menetes meskipun ada obstruksi vena, berarti terjadi infilrasi! @ritasi vena Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas area insersi! @ritasi vena bisa terjadi karena cairan dengan p- tinggi, p- rendah atau osmolaritas yang tinggi (misalnya/ 'hen(toin, voncom(cin, eritrom(cin dan nafellin). -ematoma -ematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke jaringan di sekitar area inersi! -al ini disebabkan oleh pecahnya vena yang berla#anan selama penusukan vena, jarum keluar vena, dan tekanan yang tidak sesuai yang diberikan ke tempat penusukan setelah jarum atau kateter dilepaskan! +anda dan gejala hematoma yaitu ekimosis, pembengkakan segera pada tempat penusukan, dan kebocoran darah pada tempat penusukan! romboflebitis romboflebitis menggambarkan adanya bekuan ditambah peradangan dalam vena! Karakteristik romboflebitis adalah adanya nyeri yang
terlokalisasi, kemerahan, rasa hangat, dan pembengkakan di sekitar area insersi atau sepanjang vena, imobilisasi ekstremitas
karena adanya rasa tidak nyaman dan pembengkakan, kecepatan aliran yang tersendat, demam, malaise, dan leukositosis! f!
rombisis rombisis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran infus berhenti! rombisis disebabkan oleh injuri sel
endotel dinding vena, pelekatan platelet! g!
*cclusion ?cclusion ditandai dengan tidak adanya penambahan aliran ketika
botol dinaikkan, aliran balik darah di selang infus, dan tidak nyaman pada area pemasangan*insersi! ?cclusion disebabkan oleh gangguan aliran @A, aliran balik darah ketika pasien berjalan, dan selang diklem terlalu lama! h! +pasme Aena Kondisi ini ditandai dengan nyeri sepanjang vena, kulit pucat di sekitar vena, aliran berhenti meskipun klem sudah dibuka maksimal! +pasme Aena bisa disebabkan oleh pemberian darah atau cairan yang dingin, iritasi vena oleh obat atau cairan yang mudah mgiritasi vena dan aliran yang terlalu cepat! $eaksi Aasovagal i! "igambarkan dengan klien tibatiba terjadi kollaps pada vena, dingin, berkeringat, pingsan, pusing, mual dan penurunan tekanan darah! 9eaksi vasovagal bisa disebabkan oleh nyeri kecemasan! j! Kerusakan %yaraf, tendon dan ligament Kondisi ini ditadai oleh nyeri ekstrem, kebas*mati rasa, dan kontraksi otot! Efek lambat yang bisa muncul adalah paralysis, mati rasa dan deformitas! Kondisi ini disebabkan oleh tehnik pemasangan yang tidak tepat sehingga menimbulkan injuri di sekitar syaraf, tendon dan ligament! Pustaka/ (K,"?ni! 2047!K+@. http/**inshifacantik!blogspot!com
Pengertian injeksi intravena :
http/**###!youtube!com*.
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung.
1. 2. 3. . ". $.
2.2 Dapat dilakukan pada ( Indikasi ) : Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan dengan cepat. Pasien yang terus menerus muntah – muntah Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat mulutnya. !ypoid Sesak na#as %pilepsi atau kejang – kejang 2.4 Tujuan injeksi : a. untuk memperoleh reaksi obata yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi perenteral lain b. untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan c. untuk memasukkan obet dalam jumlah yang lebih besar 2.5 Lokasi injeksi : &emberikan obat melaui vena secara langsung, di antaranya ' 1.
vena medianan cubitus ( cephalika ) daerah lengan *,
2.
vena saphenous ) tungkai *,
3.
vena jugularis ) leher *
4.
vena #rontalis ( temporalis di daerah #rontalis dan temporal dari kepala.
2.6 Baa!a Pe"#erian Injeksi : 1. Pasien alergi terhadap obat )misalnya mengigil, urticaria, shock, collaps dll* 2. Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekrose atau hematoma 3. +apat menimbulkan kelumpuhan 2.$ %euntungan dan %erugian : 1. euntungan ' !idak mengalami tahap absorbsi, maka kadar obat dalam darah diperoleh secara cepat, tepat dan dapat disesuaikam langsung dengan respon penderita. -arutan tertentu yang iriati# hanya dapat diberikan dengan cara ini karena dinding pembuluh darah relative tidak sensitive dan bila di suntikkan perlahan – lahan obat segera di encerkan oleh darah.
2.
erugian ' %#ek toksik mudah terjadi karena keadaan obat yang tinggi segera mencapai darah dan jaringan. +isamping itu, obat yang di suntikkan tidak dapat di tarik kembali.
bat dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah dan yang menyebakan hemolisis.
Pengertian Intra Cutan Intra Cutan adalah memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit, (lapisan dermis atau dibawah epidermis) pada lengan bawah bagian dalam atau ditempat lain. Intra cutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas (alergi) tubuh terhadap obat yang disuntikan dan cara menyuntikannya obat dengan sudut jarum injeksi 5-5 derajat, setelah itu tunggu reaksi obat antara !-5 menit. "isalnya skin test pada obat ce#ota$ime. Injeksi intra kutan dimasukkan langsung kelapisan epidermis tepat dibawah startum korneum.%mumnya berupa larutan atau suspensi dalam air, volume yang disuntikkan sedikit (!, - !,& ml) atau hingga membentuk gelembung.
&. 'ujuan Injeksi •
"emberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat dilakukan dengan cara suntikan
intra cutan •
ada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan
(absorbsi) obat untuk mendapatkan e#ek obat yang cepat. •
"enghindarkan pasien dari e#ek alergi obat( dengan skin test).
•
"embantu menentukan diagnose terhadap penyakit tertentu misalnya tubercullin test
. Indikasi •
Injeksi biasanya dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral. *pabila klien tidak sadar atau bingung, sehingga klien tidak mampu menelan atau mempertahankan obat dibawah lidah. +leh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan obat klien dilakukan dengan pemberian obat secara injeksi.
Prinsip
.
ebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien, indikasi
pemberian obat, dan e#ek samping obat, dengan prinsip ! benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar pemberian keterangan tentang
obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan bila diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat. &. etelah dilakukan penyuntikan skin test tidak dilakukan desin#ektan. . erawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada penolakan pada suatu
jenis
obat,
maka
perawat
dapat
mengkaji
penyebab
penolakan,
dan
dapat
mengkolaborasikannya dengan dokter yang menangani pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian in#orm consent, maka pasien maupun keluarga yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan untuk pembuktian penolakan therapi.
Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuskular engertian pemberian obat secara intramuskular adalah pemberian obatcairan dengan cara dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus). emberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk sara#, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas. emberian obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara berkala dalam bentuk depot obat. aringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai ban yak vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan. 2.2. Tujuan pemberian obat secara intramuskular 'ujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu agar obat diabsrorbsi tubuh denga n cepat. 2.3. Indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberika obat secara oral, bebas dari in#eksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot a tau sara# besar dibawahnya. emeberian obat secara intramuskular harus dilakukan atas perintah dokter. 2.4. Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular /ontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu0 in#eksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau sara# besar dibawahnya. 2.5. aera! pen"untikan dalam pemberian obat secara intramuskular a. ada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit #leksi. b. ada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi #leksi. *rea ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan sara# besar.
c. ada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul #leksi dan diletakkan di depan tungkai bawah. d. ada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas #leksi.
I#$KSI S%&K%T'( emberian obat yang dilakukan dengan suntikan dibawah kulit dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan daerah sekitar umbilikus (abdomen). emberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. 'ehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikanakan diabsorbsi oleh tubuh dengan pelan dan berdurasi npanjang (slow and sustained absorption). T%#%'( I#$KSI S%&K%T'(
*gar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan (contoh0 1aksin, uji tuberculin) )OK'SI I(#$KSI
. &. . 2. 5. 3.
lengan atas sebelah luar paha bagian depan perut area scapula area ventrogluteal area dorsogluteal
I(IK'SI '( KO(T*' I(IK'SI
.
Indikasi 0 bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. 4okasinya yang ideal adalah
lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas. &. /ontra Indikasi 0 luka, berbulu, alergi, in#eksi kulit T$+(IK I(#$KSI
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 25 derajat dari permukaan kulit. /ulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutisdari jaringan otot.
*sosiasi iabetes *merica menganjurkan insulin dapat diinjeksikan pada satu daerah yang sama selama satu minggu dengan jarak setiap injeksi 6 inci 7satu ruas jari tangan8 dengan penyuntikan insulin secara sub cutan atau tepat di bawah lapisan kulit.
umber0 *limul,
*9i9.:.
&!!3.
/ebutuhan
asar
"anusia
.
akarta0
alemba
"edika
riharjo, ;obert. <<5. 'eknik asar emberian +bat. akarta0 =>C /usmiyati ?uni. &!!2. /eterampilan asar raktik /linik /ebidanan. ?ogyakarta0 @itramaya http0www.medicastore.com ;atna *mbarwati, =ni (&!!<). KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. akarta0 '. /awan ustaka ai#udin, *bdul Aani (&!!3). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. akarta0 ?ayasan Aina ustaka arwono rawirohardjo 'jay, '.: (&!!<). Faktor Patofisiologi Tubuh. :ttp0liew.&3B.wordpress.com pengaruh cara pemberian terhadap absorbs obat diakses tanggal &3 *gustus &! %liyah, "usri#atul dkk (&!!). Ketrampilan Dasar Praktik Klinik . akarta0 alemba "edika
=@IDII 4%/* /ulit merupakan bagian tubuh paling luar yang berguna dalam melindungi diri dari trauma luar dan masuknya benda asing. 'rauma dapat menyebabkan luka pada kulit, yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh karena gesekan, tekanan, suhu, infeksi, dan yang lainnya yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga mengganggu aktivitas seharihari alam bahasa indonesia dikenal dengan kata luka, borok, koreng, dekubitus, dan lain-lain.
II.
Tujuan ,elakukan Pera-atan )uka
'ujuan untuk melakukan perawatan luka adalah 0 § "emberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka. § *bsorbsi drainase.
§ § § § §
"enekan dan imobilisasi luka. "encegah jaringan epitel baru dari cedera mekanis. "encegah luka dari kontaminasi. "eningkatkan hemostasis dengan menekan dressing. "emberikan rasa nyaman mental dan #isik pada pasien.
III.
/4*I@I/*I 4%/* A. 4uka Aerdasarkan sifat kejadiannya dibedakan menjadi . 4uka yang disengaja misalnya terkena radiasi atau bedah. &. 4uka tidak disengaja misalnya luka terkena trauma. 4uka yang tidak disengaja bisa dibagi menjadi luka tertutup (jika tidak terjadi robekan) dan luka terbuka (jika terjadi robekan dan kelihatan. eperti luka abrasi (akibat gesekan), pun!ture (akibat tusukan), hautration (akibat alat-alat yang digunakan dalam perawatan luka). idalam kebidanan yang sering terjadi adalah luka episiotomi, luka bedah seksio !aesarea atau luka saat persalinan. B. 4uka Aerdasarkan penyebabnya dibagi menjadi luka mekanik dan non mekanik 1. 4uka mekanik terdiri atas0 a. "ulnus s!issum, luka sayat benda tajam. inggir lukanya terihat rapi. b. "ulnus !ontusum, luka memar akibat cedera pada jaringan bawah kulit akibat benturan benda tumpul. c. "ulnus la!eratum, luka robek akibat terkena mesin atau benda lainnya yang menyebabkan robeknya jaringan rusak dalam. d. "ulnus punture, luka tusuk yang kecil dibagian luar (dibagian mulut lukanya) tetapi besar dibagian dalam luka. e. "ulnus s!lopetorum, luka tembak akibat tembakan peluru. #. "ulnus morsum, luka gigitan yang tidak jelas bentuknya pada bagianluka. g. "ulnus abrasio, luka terkikis yang terjadi pada bagian luka dan tidak sampai ke pembuluh darah. 2. 4uka non mekanik terdiri a. luka akibat 9at kimia b. 'ermik c. ;adiasi d. erangan listrik. C. 4uka berdasarkan lamanya proses penyembuhan luka dibagi menjadi luka akut dan luka kronis . 4uka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan waktu proses penyembuhan luka, diantaranya luka operasi, luka kecelakaan, dan luka bakar. ika penanganan betul dan luka menutup dalam & hari maka dikatakan luka akut, jika tidak maka akan jatuh pada luka kronis. &. 4uka kronis adalah luka yang sulit sembuh dan #ase penyembuhan lukanya mengalami pemanjangan. "isalkan pada luka dengan dasar luka merah sudah bulan (E& hari) tidak mau menutup. iantaranya luka tekan (dekubitus), luka karena diabetes, luka karena pembuluh darah
vena maupun arteri, luka kanker, luka dehiscene dan abses. salah satu ciri yang khas yaitu adanya jaringan nekroris (jaringan mati) baik yang berwarna kuning maupun berwarna hitam.
IV.
/+D= 4="A*A ada tahun <3& pro#. r. >eorge . Finter melakukan penelitian tentang e#ekti#itas
perawatan luka antara perawatan secara terbuka (kering) dengan perawatan secara tertutup (lembab). :asilnya menunjukan bahwa perawatan luka dengan menggunakan konsep tertutup (lembab) dua kali lebih cepat sembuh dibandingkan dengan perawatan luka terbuka (kering). 4embab yang harus diciptakan adalah lembab yang seimbang (moisture balance). :al ini disebabkan jika lembab yang seimbang tidak tercipta, maka akan terlalu lembab (basah) yang membuat kulit sekitar luka maserasi atau bahkan kurang lembab (kering) sehingga proses penyembuhan luka tidak terjadi dengan optimal. Aeberapa keuntungan prinsip moisture dalam perawatan luka diantaranya0 § § § § § § §
mencegah luka menjadi kering dan keras meningkatkan laju epitelisasi menjaga pembentukan jaringan meningkatkan pembentukan jaringan dermis dapat menurunkan kejadian in#eksi menurunkan nyeri mudah digunakan @*/'+; ?*D> "="=D>*;%:I =D?="A%:*D 4%/* *. roses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai #aktor yaitu0 . "askularisasi mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik utnuk pertumbuhan atau perbaikan sel. &. Anemia, memperlambat proses penyembuhan luka mengingat perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. . #sia, kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan atau kematangan usia seseorang. Damun selanjutnya proses penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka. 2. Penyakit lain, mempengaruhi proses penyembuhan luka. eperti diabetes dan ginjal dapat memperlambat proses penyembuhan luka. 5. $utrisi, merupakan unsur pertama dalam membantu perbaikan sel, terutama karena kandungan 9at gi9i yang terdapat didalamnya, sebagai contoh vitamin * untuk membantu proses epitelisasipenutupan luka dan sintesis kolagen, vitamin A kompleks sebagai ko#aktor pada sistem en9im yang mengatur metabolisme protein, karbohidrat dan lainnya.
3. Kegemukan, obat-obatan, merokok dan stres, mempengaruhi proses penyembuhan luka. +rang yang terlalu gemuk, banyak mengkonsumsi obat-obatan, merokok atau stres akan mengalami proses penyembuhan luka yang lebh lama. A. @aktor yang menghambat penyembuhan luka . 'ehnik penanganan luka yang tidak tepat &. ;asa sakit . *danya penyakit lain misal 0 diabetes 2. /ondisi kesehatan buruk 5. /ondisi nutrisi buruk 3. "inum alkohol, merokok B. emakaian obat-obatan . irkulasi tidak lancar <. 4okasi luka sering bergerak
angkat jahitan luka osted on "ay , &!! by si9huka
*ngkat jahitan adalah "erupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari ke 5-B (sesuai dengan penyembuhan luka), untuk mengangkat jahitan luka bedah atau mengambil jahitan pada luka bedah dengan cara memotong simpul jahitan, bertujuan mencegah in#eksi silang dan mempercepat proses penyembuhan luka. 1.
2.
Indikasi 1.
4uka operasi yang sudah waktunya diangkat jahitannya
2.
4uka pasca bedah yang sudah sembuh
3.
4uka in#eksi oleh karena jahitan
/ontraindikasi 1.
4uka habis operasi yang belum waktunya diangkat jahitannya
2.
emua luka yang dijahit dan belum waktunya diangkat jahitannya