Kepala Adat / Kepala Suku, dalam tradisi kehidupan masyarakat Dayak menjadi sosok yang lebih dihormati daripada tokoh pemerintahan seperti RT atau Lurah. Kepala Adat menjadi tokoh sentral dalam kehidupan masyarakat adat. Segala permasalahan yang timbul ditengah masyarakat, akan terselesaikan apabila kepala adat turun tangan. Biasanya Kepala Adat akan dipilih dari orang yang memiliki keturunan bangsawan. Penghormatan terhadap kepala Adat akan dilakukan oleh warga bahkan sampai dengan saat kepala Adat tersebut meningal dunia. Upacara dan ritual adat akan dilakukan secara besar besaran melibatkan seluruh warga. Hal tersebut masih terjadi di desa budaya Pampang. Pada saat kepala Adat meninggal dunia, akan disemanyamkan di Balai Lamin Adat, jenasah jenasah akan disemayamkan disemayamkan selama selama beberapa beberapa hari dengan dengan tujuan tujuan menunggu kedatangan sanak keluarga dari berbagai daerah di pedalaman Kaltim. Selama berhari-hari masyarakat secara bergotong royong bahu membahu mempersiapkan tempat pemakaman, upacara pemakaman dan peti jenasah. Peti jenasah dibuat dari gelondongan gelondongan kayu kayu ulin besar yang di beri
lubang ditengahnya ditengahnya dan bagian luarnya luarnya akan diukir. Sementara Sementara di lokasi pemakaman disiapkan rumah dari kayu ulin beratap sirap untuk untuk melindungi lubang kubur, juga disiapkan nisan terbuat dari gelondongan kayu ulin yang diukir. Pada waktu yang telah dijadwalkan , jenasah/peti jenasah akan diletakkan diatas rangkaian puluhan batang bambu dan diangkat oleh ratusan warga. Ritual acara pemakaman akan dipimpin oleh orang khusus dan beberapa pendeta. Selama arak-arakan arak-arakan akan diiringi oleh warga dan pasukan perang dengan pakaian pakaian adat lengkap. lengkap. (oleh frans frans aso )
Kalimantan Tengah adalah salah sebuah provinsi diIndonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah memiliki luas 157.983 km² dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010). 2010) .
Sejarah Pada abad ke-14 Lambung Mangkurat memerintah kerajaan Negara Dipa dengan wilayahnya dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting dengan daerah-daerah yang disebut Sakai, yaitu daerah sungai Barito, Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit, Labuan Amas, Biaju Kecil/Kapuas, Biaju Besar/Kahayan, Sebangau, Mendawai, Katingan, Sampit dan Pembuang Pem buang yang berada dibawah para Mantri Sakai, tidak termasuk wilayah Kotawaringin yang di masa itu merupakan kerajaan tersendiri. Selanjutnya Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah Kesultanan Banjar, penerus Negara Dipa. Pada abad ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan Nyai Diang Lawai, Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Raja Maruhum memerintahkan Dipati Ngganding untuk memerintah di negeri Kotawaringin. Dipati Ngganding digantikan oleh menantunya, yaitu Pangeran Dipati Anta-Kasuma putra Raja Maruhum sebagai raja Kotawaringin yang pertama dengan gelar Ratu Kota Waringin. Waringin. Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah suami dari Andin Juluk, putri Dipati Ngganding
dan Nyai Tapu puteri Mantri Kahayan. Di Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma menikahi wanita setempat dan memperoleh anak, yaitu Pangeran Amas dan Putri Lanting. Pangeran Amas yang bergelar Ratu Amas inilah yang menjadi raja Kotawaringin, penggantinya berlanjut hingga Raja Kotawaringin sekarang, yaitu Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah. Sesuai traktat 13 Agustus 1787, Sultan Tahmidullah IIdari Banjar menyerahkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah, Kalimatan Timur, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada VOC, sedangkan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa (daerah Martapura sampai Tamiang Layang-Mangkatip) menjadi daerah protektorat VOC, Belanda. Pada tanggal 4 Mei1826 Sultan Adam al-Watsiqu Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Tengah beserta daerah lainnya kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Sebelum abad XIV, daerah Kalimantan Tengah termasuk daerah yang masih murni, belum ada pendatang dari daerah lain. Saat itu satu-satunya alat transportasi adalah perahu. Tahun 1350 Kerajaan Hindu mulai memasuki daerah Kotawaringin. Tahun 1365, Kerajaan Hindu dapat dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Beberapa kepala suku diangkat menjadi Menteri Kerajaan. Tahun 1620, pada waktu pantai di Kalimantan bagian selatan dikuasai oleh Kerajaan Demak, agama Islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1679 Kerajaan Banjar mendirikan Kerajaan Kotawaringin, yang meliputi daerah pantai Kalimantan Tengah. Daerah-daerah tersebut ialah : Sampit, Mendawai, dan Pembuang. Sedangkan daerah-daerah lain tetap bebas, dipimpin langsung oleh para kepala suku, bahkan banyak dari antara mereka yang menarik diri masuk ke pedalaman. Di daerah Pematang Sawang Pulau Kupang, dekat Kapuas, Kota Bataguh pernah terjadi perang besar. Perempuan Dayak bernama Nyai Undang memegang peranan dalam peperangan itu. Nyai Undang didampingi oleh para satria gagah perkasa, diantaranya Tambun, Bungai, Andin Sindai, dan Tawala Rawa Raca. Di kemudian hari nam a pahlawan gagah perkasa Tambun Bungai, menjadi nama Kodam XI Tambun Bungai, Kalimantan Tengah. Tahun 1787, dengan adanya perjanjian antara Sultan Banjar dengan VOC, berakibat daerah Kalimantan Tengah, bahkan nyaris seluruh daerah, dikuasai VOC. Tahun 1917, Pemerintah Penjajah mulai mengangkat masyarakat setempat untuk dijadikan petugas-petugas pemerintahannya, dengan pengawasan langsung oleh para penjajah sendiri. Sejak abad XIX, penjajah mulai m engadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan dengan maksud untuk memperkuat kedudukan mereka. Namun penduduk pribumi, tidak begitu saja mudah dipengaruhi dan dikuasai. Perlawanan kepada para penjajah mereka lakukan hingga abad XX. Perlawanan secara frontal, berakhir tahun 1905, setelah Sultan Mohamad Seman terbunuh di Sungai Menawing dan dimakamkan di Puruk Cahu. Tahun 1835, Agama Kriste n Protestan mulai masuk ke pedalaman. Hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, para penjajah tidak mampu menguasai Kalimantan secara menyeluruh. Penduduk asli tetap bertahan dan mengadakan perlawanan. Pada Agustus 1935 terjadi pertempuran antara suku Dayak Punan yaitu Oot Marikit dengan kaum penjajah. Pertempuran diakhiri dengan perdamaian di Sampit antara Oot Marikit dengan menantunya Pangenan atau Panganon dengan Pemerintah Belanda. Menurut Hermogenes Ugang , pada abad ke 17, seorang misionaris Roma Katholik bernama Antonio Ventimiglia pernah datang ke Banjarmasin. Dengan perjuangan gigih dan ketekunannya hilir-mudik mengarungi sungai besar di Kalimantan dengan perahu yang telah dilengkapi altar untuk mengurbankan Misa, ia berhasil membapbtiskan tiga ribu orang Ngaju menjadi Katholik. Pekerjaan beliau dipusatkan di daerah hulu Kapuas (Manusup) dan pengaruh pekerjaan beliau terasa sampai ke daerah Bukit. Namun, atas perintah Sultan Banjarmasin, Pastor Antonius Ventimiglia kemudian dibunuh. Alasan pembunuhan adalah karena Pastor Ventimiglia sangat mengasihi orang Ngaju, sementara saat itu orang-orang Ngaju mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Sultan Banjarmasin. Dengan terbunuhnya Pastor Ventimiglia maka beribu-ribu umat Katholik orang Ngaju yang telah dibapbtiskannya, kembali kepada iman asli milik leluhur mereka. Yang tertinggal hanyalah tanda-tanda salib yang pernah dikenalkan oleh Pastor Ventimiglia kepada mereka. Namun tanda salib tersebut telah kehilangan arti yang sebenarnya. Tanda salib hanya menjadi benda fetis (jimat) yang berkhasiat magis sebagai penolak bala yang hingga saat ini terkenal dengan sebutan lapak lampinak dalam bahasa Dayak atau cacak burung dalam bahasa Banjar. Di masa penjajahan, suku Dayak di daerah Kalimantan Tengah, sekalipun telah bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap berada dalam lingkungannya sendiri. Tahun 1919, generasi muda Dayak yang telah mengenyam pendidikan formal, mengusahakan kemajuan bagi masyarakat sukunya dengan mendirikan Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, yang dipelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe , Philips Sinar, Haji Abdulgani, Sian, Lui Kamis , Tamanggung Tundan, dan masih banyak lainnya. Serikat
Dayak dan Koperasi Dayak, bergerak aktif hingga tahun 1926. Sejak saat itu, Suku Dayak menjadi lebih mengenal keadaan zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928, kedua organisasi tersebut dilebur menjadi Pakat Dayak, yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah Hausman Babu, Anton Samat, Loei Kamis. Kemudian dilanjutkan oleh Mahir Mahar, C. Luran, H. Nyangkal, Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Handuran, Amir Hasan, Christian Nyunting, Tjilik Riwut, dan masih banyak lainnya. Pakat Dayak meneruskan perjuangan, hingga bubarnya pemerintahan Belanda di Indonesia. Tahun 1945, Persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak, kemudian mempunyai cabang di seluruh Kalimantan, dipelopori oleh J. Uvang Uray , F.J. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959, Persatuan Dayak bubar, kemudian bergabung dengan PNI dan Partindo. Akhirnya Partindo Kalimantan Barat meleburkan diri menjadi IPKI. Di daerah Kalimantan Timur berdiri Persukai atau Persatuan Suku Kalimantan Indonesia dibawah pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat, dan masih banyak lainnya.
Kondisi dan Sumber Daya Alam
Kondisi Alam Bagian Utara terdiri Pegunungan Muller Swachner dan perbukitan, bagian Selatan dataran rendah, rawa dan paya-paya. Berbatasan dengan tiga Provinsi Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Selatan dan Barat serta Laut Jawa. Wilayah ini beriklim tropis lembab yang dilintasi oleh garis equator.
Keanekaragaman Hayati Banyak yang belum diketahui, dengan ragam wilayah pantai, gunung/bukit, dataran rendah dan paya, segala macam vegetasi tropis mendominasi alam daerah ini. Orangutan merupakan hewan endemik yang masih banyak di Kalimantan Tengah, khususnya di wilayah Taman Nasional Tanjung Puting yang memiliki areal mencapai 300.000 ha di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Seruyan. Terdapat beruang, landak, owa-owa, beruk, kera, bekantan, trenggiling, buaya, kukang, paus air tawar (tampahas), arwana, manjuhan, biota laut, penyu, bulus, burung rangkong, betet/beo dan hewan lain yang bervariasi tinggi.
Sumber Daya Alam Hutan mendominasi wilayah 80%. Hutan primer tersisa sekitar 25% dari luas wilayah. Lahan yang luas saat ini mulai didominasi kebun Kelapa Sawit yang mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan karet dan rotan rakyat masih tersebar hampir diseluruh daerah, terutama di Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau, Gunung Mas dan Kotawaringin Timur. Banyak ragam potensi sumber alam, antara lain yang sudah diusahakan berupa tambang batubara, emas, zirkon, besi. Terdapat pula tembaga, kaolin, batu permata dan lain-lain.
Sosial Kemasyarakatan
Suku Bangsa
Suku Dayak Maanyan
Suku Dayak Dusun
Suku Dayak Lawangan
Suku Dayak Siang Murung
Suku Dayak Punan
Suku Dayak Sampit
Suku Dayak Kotawaringin Barat
Suku Dayak Katingan
Suku Dayak Bawo
Suku Dayak Taboyan
Suku Dayak Mangkatip
Bahasa Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Tengah, bahasa daerah (lokal) terdapat pada 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang meliputi 9 bahasa dominan dan 13 bahasa minoritas, yaitu:
Bahasa dominan : 1.
Bahasa Melayu
2.
Bahasa Banjar
3.
Bahasa Ngaju
4.
Bahasa Manyan
5.
Bahasa Ot Danum
6.
Bahasa Katingan
7.
Bahasa Bakumpai
8.
Bahasa Tamuan
9.
Bahasa Sampit
[3]
Bahasa kelompok minoritas : 1.
Bahasa Mentaya
2.
Bahasa Pembuang
3.
Bahasa Dusun Kalahien
4.
Bahasa Balai
5.
Bahasa Bulik
6.
Bahasa Mendawai
7.
Bahasa Dusun Bayan
8.
Bahasa Dusun Tawoyan
9.
Bahasa Dusun Lawangan
Busana Adat Kotawarigin Barat yang dipengaruh budaya Melayu-Banjar dan Jawa. Sebutan umum suku Dayak yang ada di Kalimantan Tengah adalah suku Dayak Ngaju (dominan), suku lainnya yang tinggal di pesisir adalah Banjar Melayu Pantai merupakan 24,20% populasi. Disamping itu ada pula suku Jawa, Madura, Bugis dan lain-lain. Gabungan suku Dayak (Ngaju, Sampit, Maanyan, [2] Bakumpai) mencapai 37,90%. Suku Dayak di Kalimantan Tengah antara lain:
Suku Dayak Ot Danum
Suku Dayak Ngaju
Suku Dayak Bakumpai 10.
Bahasa Dayak Barean
11.
Bahasa Dayak Bara Injey
12.
Bahasa Kadoreh
13.
Bahasa Waringin
14.
Bahasa Kuhin (bahasa daerah pedalaman Seruyan Hulu)
Agama Seperti daerah lain di Indonesia, di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat berbagai jenis agama dan kepercayaan yang menyebar diseluruh daerah ini, antara lain : 1.
Islam
2.
Kristen Prostestan
3.
Katolik
4.
Hindu Bali
5.
Budha
6. Hindu Kaharingan Kaharingan adalah kepercayaan penduduk asli Kalimantan Tengah yang hanya terdapat di daerah Kalimantan sehingga untuk dapat diakui sebagai agama maka digabungkan dalam agama Hindu. Penganut Agama Hindu Kaharingan tersebar di daerah Kalimantan Tengah dan banyak terdapat di bagian hulu sungai, antara lain hulu sungai Kahayan, sungai Katingan dan hulu sungai lainnya.
Pendidikan Geliat dunia pendidikan di Kalimantan Tengah sekarang sedang berkembang dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan bermunculannya berbagai lembaga pendidikan serta keberadaan beberapa Universitas dan Sekolah Tinggi di Kalimantan Tengah. Universitas Negeri Palangka Raya merupakan Universitas Negeri yang ada di Kalimantan Tengah, selain itu terdapat Universitas Muhammadiyah serta beberapa sekolah tinggi lainnya yang ikut memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Kalimantan Tengah, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tambun Bungai serta Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Palangka Raya. Tak lupa pula berbagai Universitas maupun Sekolah Tinggi rintisan yang terdapat di Kabupaten yang ada di Kalimantan Tengah.
Pemerintahan
Kabupaten dan Kota Provinsi Kalimantan Tengah dibagi menjadi beberapa Daerah Tingkat II, yaitu: No.
Kabupaten/Kota
Ibu kota
1
Kabupaten Barito Selatan
Buntok
2
Kabupaten Barito Timur
Tamiang
3
Kabupaten Barito Utara
Muara Teweh
4
Kabupaten Gunung Mas
Kuala Kurun
5
Kabupaten Kapuas
Kuala Kapuas
6
Kabupaten Katingan
Kasongan
7
Kabupaten Kotawaringin Barat Pangkalan Bun
8
Kabupaten Kotawaringin Timur Sampit
9
Kabupaten Lamandau
10 Kabupaten Murung Raya
Nanga Bulik Purukcahu
11 Kabupaten Pulang Pisau
Pulang Pisau
12 Kabupaten Sukamara
Sukamara
13 Kabupaten Seruyan
Kuala Pembuang
14 Kota Palangka Raya
-
Daftar gubernur No. Foto
Nama
Dari
Sampai
1.
R.T.A. Milono
1 Januari1957
30 Juni 1958
2.
Tjilik Riwut
30 Juni1958
Februari 1967
3.
Reinout Sylvanus
Februari1967
3 Oktober 1978
4.
Willy Annania Gara
3 Oktober1978
7 Oktober 1983
Keterangan
5.
Eddy Sabara
7 Oktober1983
23 Januari 1984
6.
Gatot Amrih
23 Oktober1984 21 Januari 1989
7.
Suparmanto
23 Januari1989 22 Januari 1993
8.
Warsito Rasman
17 Juli1994
Juli 1999
9.
Rappiudin Hamarung
Juli1999
8 Maret 2000
10.
Asmawi Agani
8 Maret2000
23 Maret 2005
11.
Sodjuangan Situmorang 23 Maret2005
4 Agustus 2005 Penjabat Gubernur
12.
Agustin Teras Narang
4 Agustus2005
3 Agustus2010
periode pertama
13.
Agustin Teras Narang
4 Agustus2010
sekarang
periode kedua
Perekonomian
Tenaga Kerja Penduduk Usia 15 Tahun Lebih Menurut Kegiatan Kegiatan Utama
[4]
Februari 2006 Agustus 2006 Februari 2007 Februari 2008
Penduduk Usia 15 Tahun Lebih 1.387.244
1.398.307
1.411.568
1.438.271
Angkatan Kerja
991.764
944.266
1.100.430
1.077.831
Bekerja
991.764
944.266
1.045.186
1.026.211
Potensi Perikanan Potensi perikanan di Kalimantan Tengah sangat besar, khususnya perikanan air tawar. Hal itu dikarenakan luasnya wilayah perairan tawar seperti sungai, danau dan rawa di Kalim antan Tengah.
Pertambangan Sebagian besar penduduk di wilayah Katingan, Khususnya Kecamatan Katingan Tengah bermata pencaharian sebagai petani dan penambang. Hasil tambang utama yang diperoleh adalah emas dan puya (pasir zirkon) yang berwarna merah. Masyarakat dalam melakukan penambangan masih bersifat tradisional sehingga hasil yang diperoleh tidak optimal.
Transportasi Bandar udara Tjilik Riwut Palangka Raya telah bisa melayani penerbangan dari dan ke Surabaya dan Jakarta direct , menggunakan pesawat jet berbadan lebar jenis Boeing 737-200, 737-300 dan 737-400. Penerbangan ini dilayani oleh 4 maskapai, yaitu: Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Lion Air dan Batavia Air. Bandar udara kesayangan masyarakat Palangka Raya ini memiliki pcn 29 fczu , bisa dilintasi denganmobil maupun taksi.
Seni dan Budaya
Seni Musik
Seni musik yang dikenal di daerah ini antara lain: Chordophone
Kacapi
Rebab
Idiophone
Berbagai jenis Gong
Kangkanung
Membranophone
Berbagai jenis Kendang (Gandang)
Katambung
Seni Vokal Seni vokal yang populer di wilayah ini adalah:
Karungut
Kandan
Mansana
Kalalai Lalai
Ngendau
Natum
Dodoi
Marung
Tarian Jenis-jenis tarian yang terdapat di daerah ini antara lain:
Tari Hugo dan Huda
Tari Putri Malawen
Tari Tuntung Tulus dari Barito Timur
Tari Giring-giring
Manasai
Tari Balian Bawo
Tari Balian Dadas
Manganjan
Seni Kriya Seni kriya yang berkembang di wilayah ini adalah:
Seni Pahat patung Sapundu
Seni lukis
Tatto
Anyaman
Seni dari bahan Getah Nyatu
Seni bela diri 1. Kuntau
Upacara Adat
Wadian
Upacara Tiwah (upacara memindahkan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
Wara (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
Balian (upacara atau prosesi pengobatan)
Potong Pantan (upacara peresmian atau penyambutan tamu kehormatan)
Mapalas (upacara membuang sial atau membersihkan diri dari malapetaka)
Ijambe (upacara pemindahan tulang belulang keluarga yang telah meninggal)
Pakaian Pengantin Pengantin pria Kalimantan Tengah memakai celana panjang sampai lutut, selempit perak atau tali pinggangdan tutup kepala. Perhiasan yang dipakai adalah inuk atau kalung panjang, cekoang atau kalung pendek dan kalung yang terbuat dari gigi binatang. Pengantin wanita memakai kain berupa rok pendek, rompi, ikat kepala dengan hiasan bulu enggang, kalung dan subang.
Daftar Nama Kapolres di Wilayah Hukum Polda Kalimantan Tengah
Kapolresta Palangka Raya: AKBP Andreas Wayan Wisaksono, SIK
Kapolres Katingan: AKBP Teuku Saladin, SH
Kapolres Kotawaringin Timur: AKBP Abdul Hasyim, SH, M.Si
Kapolres Kotawaringin Barat: AKBP Nuryadi Purtono, SIK
Kapolres Lamandau: AKBP Gusde Wardana
Kapolres Seruyan: AKBP Gunawan Prijambodo, SIK
Kapolres Sukamara: AKBP I Nyoman Artana
Kapolres Kapuas: AKBP Wisnu Putra, SIK
Kapolres Pulang Pisau: AKBP I Putu T Mahayana
Kapolres Gunung Mas: AKBP I Made Dewa Butirwa, SST, MK
Kapolres Barito Utara: AKBP Drs. Yan Frist Kaiway
Kapolres Barito Selatan: AKBP Drs. Juhana Zulfan, M M
Kapolres Barito Timur: AKBP Bermen J.P. Sianturi, SIK
Kapolres Murung Raya: AKBP Yus Fadillah, SIK
uas wilayah provinsi kalimantan barat adalah 146.807 km² (7,53% luas indonesia). Merupakan provinsi terluas keempat setelah papua, kalimantan timur dan kalimantan tengah. Daerah kalimantan barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki propinsi “seribu sungai”. Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Walaupun sebagian kecil wilayah kalbar merupakan perairan laut, akan tetapi kalbar memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar sepanjang selat karimata dan laut natuna yang berbatasan dengan wilayah provinsi kepulauan riau.Jumlah penduduk di provinsi kalimantan barat menurut sensus tahun 2000 berjumlah 4.073.430 jiwa (1,85% penduduk indonesia).
kondisi iklim
Iklim di kalimantan barat beriklim tropik basah, curah hujan merata sepanjang tahun dengan puncak hujan terjadi pada bulan januari dan oktober suhu udara rata-rata antara 26,0 s/d 27,0.kelembapan rata-rata antara 80% s/d 90%.
Rimba penentu iklim di kalbar
RIMBA BERKABUT
suku bangsa asli bumi kalimantan barat
etnis DAYAK & MELAYU
Etnis Dayak
jumlah etnis dayak yang tidak mempunyai rumpun suku di kalimantan barat ada 75 etnis. Belum di tambah suku2 pendatang seperti etnis jawa, bugis, batak, tionghoa!
Sama halnya dengan etnis dayak, etnis melayu kalimantan barat cukup mendominasi di bumi kalimantan barat dan sangat mudah di jumpai dimana-mana.dan yang menjadi perdebatan belakangan ini bahwa bahasa indonesia yang kita pergunakan selama ini bukan dari riau tetapi dari kerajaan melayu kuno sambas/kalimantan barat/indonesia.
Etnis Melayu
Pakaian adat
Pakaian Adat Dayak
Pakaian Adat Melayu
Bahasa daerahnya
bahasa indonesia merupakan bahasa yang secara umum dipakai oleh masyarakat di
kalimantan barat
. Selain itu bahasa penghubung yaitu
bahasa melayu pontianak, melayu sambas dan bahasa senganan menurut wilayah penyebarannya, demikian juga terdapat beragam jenis bahasa dayak, menurut penelitian institut dayakologi terdapat 188 dialek yang dituturkan oleh suku dayak dan bahasa tionghoa seperti tiochiu dan khek/hakka. terdapat 188 dialek ? <= .
berikut ini beberapa kebanggan yang dimiliki oleh KALIMANTAN BARAT
Kantor Gubernur Kalimantan Barat:
Keraton Kadariyah
Keraton Kadariyah Pontianak
Rumah betang
Replika Rumah Betang Kalimantan Barat
Lembaga Pendidikan tertinggi
Universitas tanjungpura pontianak. (Ana alumni sana gan !! Murah namun bukan murahan
)
Universitas Tanjungpura
Cindera Mata
Songket Sambas
Aksesoris
Tattoo khas dayak
tatto2 khas dayak beginian dicari touris2 mancanegara gan,tercatat di dalam sejarah dunia, etnis dayak salah satu etnis pencetus tatto di muka bumi bersamaan dengan bangsa2 di timur tengah seperti mesir ketika jaman cleopatra dan suku2 di daratan amerika serta africa.
Makanan Khas
Bingke
Bubur Pedas (Sambas)
Lemang (banyak dijual di bulan puasa)
tambahan
Sotong Pangkong
Pengkang (Peniti, Mempawah)
Sotong Pangkong
jadi cumi2 itu di pontianak namanya “sotong” nah apa itu pangkong ? Bahasa indonesianya “pukul” jadi sotong pangkong itu “cumi yang di pukul-pukul” ntar kalo udah gak keras lagi baru bisa di makan, makannya pake sambel juga. Banyak di jual pas bulan puasa.
Jualan sotong pangkong
Jeruk Pontianak
udah ekspor quality loh ini, di pontianak 1kgnya bisa tembus rp.5.000,00, klo udah masuk jakarta bisa gak harganya segitu?
Jeruk Pontianak (tebas, sambas)
Fasilitas Publik
Mega Mall A Yani Pontianak
nih namanya mega mall gan terletak dijalan protokol kota pontianak jalan.ahmad yani, mall kebanggaan rakyat pontianak.Dan segera dibangun mall lagi di depannya.
Museum Kalimantan Barat
Tugu Khatulistiwa
Alun-alun kapuas (sebutannya depan korem)
Jembatan Kapuas I
Special Day di Kalimantan Barat
Tahun Baru di Pontianak
Perayaan Cap Go Meh
Tatung
ini namanya tatung, tatung dalam bahasa hakka yaitu orang yang dirasuki roh dewa atau roh leluhur. Kebanyakan sih yang jadi tatung itu cowox. Tatung ini ada di acara besar seperti chines new year atau cap go meh. Acara Cap Go Meh ini juga diramaikan etnis dayak dan melayu, ini merupakan suatu bukti bahwa indonesia bukan negara banci yang memandang etnis lain adalah kelas rendahan.
Sungai kebanggaan
Pembuatan Lampion Raksasa
Kapuas Tempoe Doelo
Sungai Kapuas saat ini.
Suasana Sungai Kapuas Siang dan Malam Hari
Sungai Kapuas di Siang Hari
Sungai Kapuas (Night View)
Demikianlah postingan untuk perkenalan negeri kalimantan barat. ini hanya gambaran singkat dari negeri zamrud khatulistiwa. Masih banyak hal-menarik yang dapat dikunjungi, terutama yang berasal dari beberapa kabupaten-kabupaten yang ada di dalamnya. —tema selanjutnya 10 kawasan wisata yang sering dikunjungi di Kalimantan Barat..