20
BAB II
DASAR TEORI KONSTRUKSI FLY OVER
Konstruksi Fly Over
Fly over adalah suatu struktur bangunan yang termasuk struktur bangunan jembatan, dimana juga memiliki bagian-bagian yang sama dengan jembatan. Seperti approach, bentang utama, bangunan bawah, bangunan atas dan berbagai kelengkapan lainnya. (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7079-3102100019-bab1.pdf)
Bangunan Bawah (Sub Structure)
Fungsi utama bangunan bawah adalah memikul beban – beban pada bangunan atas dan pada bangunan bawahnya sendiri untuk disalurkan ke pondasi. Yang selanjutnya beban – beban tersebut oleh pondasi disalurkan ke tanah. (http:// e-journal. uajy. ac. id/ 2575/3/2TS11921.pdf)
Bangunan bawah (abutmen) Fly over Kalibanteng ini menggunakan struktur beton Bertulang antara besi tulangan dan beton dengan di dukung pondasi tiang bor (Straus pile/Bored Pile) sedalam 35 meter.
Bangunan Atas (Upper Structure).
Fungsi utama bangunan atas di fly over kalibanteng ini adalah Sebagai landasan penerima beban dari kendaraan dan bangunan pendukung lainnya untuk di salurkan ke bangunan bagian bawah. (http://e-journal.uajy.ac.id/ 2575/3/2TS11921.pdf)
Bangunan atas pada fly over kalibanteng menggunakan struktur box girder cor di tempat dengan di tambah lubang tendon sebagai penguat dan pengikat antar segmen box girder.
Perhitungan Rencana Anggaran Pelaksanaan
Perhitungan Kuantitas (Calculation Sheet)
Perhitungan kuantitas meliputi: bahan, upah tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap unit satuan volume pekerjaan terkait pekerjaan persiapan umum (berupa pembersihan lapangan, pemagaran daerah kerja, pembuatan direksi keet, pebuatan papan nama pekerjaan, mobilisasi alat berat), foto dokumentasi, test bahan dan pengujian mutu pekerjaan, penggambaran, dan penggandaan buku/kontrak/laporan hingga pekerjaan struktur (beton, pembesian, galian dan timbunan.
Singkatan dan istilah yang sering di pakai dalam perhitungan kuantitas
Singkatan
Kepanjangan
Istilah
kg
kilogram
Satuan berat
m atau m'
Meter panjang
Satuan panjang
m2
Meter persegi
Satuan luas
m3
Meter kubik
Satuan volume
OH
Orang hari
Satuan tenaga kerja per-hari
PC
Portland Cement
Semen portland
PP
Pasir pasang
Agregat halus ukuran < 5 mm
Tabel 2.1. Singkatan dan istilah dalam perhitungan kuantitas
(Sumber : Konsep Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan SNI)
Syarat dan ketentuan
Persyaratan umum dalam pedoman penyusunan analisa harga satuan pekerjaan (SNI 2837:2008) ini adalah :
Besaran indeks kebutuhan tenaga kerja, bahan dan peralatan ini berlaku untuk seluruh Indonesia. Besaran harga satuan pekerjaan mungkin berbeda untuk masing- masing daerah yang berdasarkan harga dasar bahan dan upah tenaga kerja sesuai dengan kondisi setempat.
Besaran indeks dihitung berdasarkan spesifikasi bahan dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan sesuai dengan standar atau pedoman yang berlaku di Indonesia.
Volume pekerjaan dapat dihitung berdasarkan gambar teknis yang telah disetjui (misal gambar detail desain atau jika ada gambar hasil shop drawing), atau besaran volume pekerjaan (BoQ) yang telah tertera pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Jam kerja efektif untuk para pekerja diperhitungkan selama 7(tujuh) jam per hari.
Indeks bahan, upah (tenaga) dan juga ada yang termasuk peralatannya ini dipakai untuk menghitung harga satuan pekerjaan.
Harga satuan pekerjaan adalah hasil AHSP ditambah maksimum 15%-nya yang merupakan komponen 5% overhead cost dan keuntungan 10%.
Network Planning (NWP)
Network planing prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara bagian bagian pekerjaan (variabel) yang di gambarkan/ di visualisasikan dalam diagram network. Dengan demikian diketahui bagian bagian pekerjaan mana yang harus di dahulukan, bila perlu di lembur, pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa gesa sehingga alat dan orang dapat di geser ke tempat lain demi effisiensi (Badri S, 1997)
Penggunaan Network Planing di gunakan untuk menyelesaikan suatu proyek yang hanya di lakukan sekali saja, jadi harus di lakukan Network Planning baru lagi untuk proyek yang baru.
Keuntungan penggunaan Network Planning dalam tatalaksana proyek :
Merencanakan, scheduling dan mengawasi proyek secara logis.
Memikirkan secara menyeluruh,tetapi juga detail dari proyek.
mendokumen dan mengkomunikasikan rencana scheduling, dan alternatif lain penyelesaian proyek dengan tambahan biaya.
Mengawasi proyek dengan lebih efisien, sebab hanya jalur kritis saja yang perlu konsentrasi pengawasan ketat.
Data yang di butuhkan untuk penyusunan Network Planning.
Urutan pekerjaan yang logis harus di susun .
Taksiran waktu penyelesaian setiap pekerjaan.
Biaya untuk mempercepat setiap pekerjaan.
Dan sumber-sumber tenaga,alat dan material.
PekerjaanPondasi
Pengertian Pondasi
Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak bagian bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lain di atasnya Untuk setiap struktur bangunan di perlukan perencanaan yang tepat, benar, ekonomis dan mudah di laksanakan serta dapat menahan beban vertikal dan horisontal yang timbul nantinya. (http://library.binus.ac.id/ eColls/ eThesisdoc/ Bab2/ 2012-1-00770-SP%20Bab%202.pdf).
Jenis pondasi
Pondasi tiang pancang
Menurut buku Metode konstruksi dan Alat-alat Berat karangan Ir.Djoko wipolo, IP., MM. Pondasi tiang pancang di kelompokan menjadi 3 kelompok, Large displecement pile, Small displacement pile, Replacement pile.
Pondasi Bored Pile
Untuk bangunan di tengah kota seperti Fly over kalibanteng ini pondasi tiang pancang sudah kurang cocok lagi dan mulai di tinggalkan. Disamping diesel hammer menimbulkan suara yang keras juga getaran getaran yang di timbulkan akan mengganggu bangunan di sekitar. Efek positifnya bored pile diameter dan kedalamannya dapat di atur sesuai kebutuhan daya dukung yang sudah di rencanakan, diameter bored pile bervariasi antara 300-2000 mm dan kedalaman dapat mencapai 50m. (Wipolo D,2009)
Pondasi Bored Pile
Dari desain yang di pakai dan pertimbangan dari perencana tentang pondasi yang di pakai maka perencana memilih pondasi bored pile pada pelaksanaan pembangunan abutment fly over kalibanteng ini. Pengeboran lubang pondasi memakai sistem Rotary Drilling Rig. Dalam proses pengeboran tersebut dapat di asumsikan mengalami beberapa kendala, berikut adalah kendala yang sering di temui dan cara menanganinya :
Tanah longsor atau berpasir dapat di gunakan casing tambahan
Jika menemui tanah keras maka dapat di gunakan ujung bucket drilling dengan bahan lapisan baja keras atau diamond
Pekerjaan Bekisting dan Perancah
Persyaratan Umum yang harus dipenuhi pada pekerjaan perancah dan bekisting adalah sebagai berikut:
Perancah dan Bekisting harus kokoh dan kuat, agar bentuk penampang beton sesuai dengan yang diharapkan.
Struktur perancah dan bekisting harus mampu menahan beban beton segar,beban sendiri, beban akibat getaran vibrator dan beban angin.
Kerapatan sambungan pada panel harus terjamin sehingga tidak terjadi kebocoran pada sambungan antar panel (misal:plywood) serta pada sudut pertemuan antar panel ketika beton telah di corkan. (http://myblog-alfauzi.blogspot.com/2011/05/perancah-dan-bekisting-seri2.html)
Pekerjaan Bekisting
Bekisting atau formwork adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara yang merupakan cetakan / mal ( beserta pelengkapnya pada bagian samping dan bawah dari suatu konstruksi beton yang dikehendaki. Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan (Stephens, 1985)
Acuan (bekisting) adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk pencetak beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang direncanakan. Karena bersifat sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar setelah beton mencapai kekuatan yang cukup.
Persyaratan umum dalam mendisain suatu struktur, baik struktur permanen maupun sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.
Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.
Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.
Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi sehingga pertimbangan – pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi:
Ekonomis.
Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar.
Tidak bocor
Untuk memenuhi persyaratan umum yaitu kekuatan, kekakuan dan stabilitas di atas maka seperti pada design struktur umumnya, peranan ilmu statika dalam perencanaan bekisting sangatlah penting.
Jenis - Jenis Bekisting
Pada pekerjaan pelaksanaan pembangunan abutment 2 fly over kalibanteng di gunakan rencana kerja bekisting Tradisional
Bekisting ini dibuat dari kayu dan triplek atau papan yang tahan akan kelembaban. Sangat mudah untuk diproduksi tetapi memakan waktu untuk struktur yang lebih besar, dan triplek yang digunakan memiliki umur yang relatif singkat. Hal ini masih digunakan secara luas di mana biaya tenaga kerja lebih rendah daripada biaya untuk pengadaan bekisting yang dapat digunakan kembali (reusable). Ini juga merupakan jenis bekisting yang paling fleksibel, karena dapat diterapkan pada bentuk konstruksi yang rumit.
Pemasangan Acuan dan Perancah
Pengertian perancah, menurut Peraturan Menakertrans No1Per/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan, perancah (scaffold) adalah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan dan pemeliharaan. Perancah menurut (Setiawan L & Dkk, 2007 ), perancah adalah konstruksi dari batang bambu, kayu, atau pipa baja yang didirikan ketika suatu gedung sedang dibangun untuk menjamin tempat kerja yang aman bagi tukang yang membangun gedung, memasang sesuatu, atau mengadakan pekerjaan pemeliharaan.
Menurut fungsinya , konstruksi perancah dapat dibagi atas :
Konstruksi perancah kerja panggung
Terbuat dari bambu atau kasau (4x6 atau 5x7) sebagai kerangka perancah . di bagian atasnya diberi lantai papan (kayu atau bambu) untuk tukang dan bahan bangunan. Perancah ini dapat dipindah-pindah dengan mudah karena biasanya ukuran perancah tersebut tidak besar.
Gambar 2.1. Perancah kerja panggung
Konstruksi perancah pengaman
Berfungsi sebagai pengaman tukang dan buruh yang bekerja pada ketinggian lebih dari 5,00 m diatas permukaan tanah, atau sebagai
panggung pengaman bagi orang yang harus lewat dekat tempat bangunan, misalnya jika tempat bangunan terletak pada sisi jalan raya dan sebagainya, sehingga mereka aman terhadap debu dan bahan bangunan atau alat-alat yang jatuh.
Gambar 2.2. Perancah pengaman
Konstruksi perancah penyangga tegak dan mendatar Berfungsi menahan bagian gedung yang harus dipertahankan pada waktu membongkar sebagian atau mengadakan perbaikan terhadapnya sehingga tidak akan runtuh.
Gambar 2.3. Perancah penyangga tegak dan mendatar
Pada pelaksanaan nya pelaksanaan pembangunan Abutmen2 Fly over kali banteng di rencanakan menggunakan Kayu dan bambu sebagai bahan bangunan perancah, Untuk perancah dari bambu atau kayu pada pangkalnya harus > ø 7 cm. yang menentukan kekuatan pada batang panjang ini adalah faktor tekuk. Untuk mengatasi hal tersebut, tiang perancah diikat pada setiap batang pegangan dan batang memanjang horizontal untuk lantai kerja perancah sehinnga kekokohan perancah terjamin. Bagian kaki tiang selalu harus ditanam dalam tanah atau diikat sehingga tidak bergeseran. Bambu harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua, berbintik-bintik putih pada pangkalnya, berserat padat, permukaannya mengkilat. Papan yang digunakan sebagai lantai kerja perancah harus dipotong sejajar seratnya sehingga dapat memuat beban. Jarak antara dinding gedung dan papan lantai kerja tidak boleh melebihi 30 cm. Balok melintang yang digunakan sebagai balok lantai kerja perancah dengan panjang ± 1,00 m ( antara tiang perancah dan dinding gedung yang dibangun, lebar lantai kerja dan jarak terhadap dinding) adalah bambu > ø 7cm atau kayu 5x7 cm. Papan yang digunakan harus minimal 8 mm tebalnya. Rantai , tali, dan sebagainya harus dalm keadaan sempurna (Setiawan L & Dkk, 2007 ).
Pekerjaan Beton
Pengertian Beton
beton yaitu Campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan kimia tambahan yang membentuk massa padat (SNI 03-2847-2002)
Jenis Beton yaitu :
beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500 Kg/m³. Yang menggunakan agregat alam yang di pecah atau tanpa di pecah yang tidak menggunakan bahan tambah. (SNI 03-2834-1992)
beton bertulang adalah beton yang di tulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan di rencanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya (SNI 03-2847-2002)
beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal
beton komposit adalah struktur yang terdiri dari dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk suatu kesatuan hingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.
Pengecoran
Pengecoran terdiri dari beberapa proses sebelum dapat di lakukan pengecoran yaitu (SNI 03-3976-1995)
Pengadukan beton
Proses pencampuran antara bahan – bahan dasar beton, yaitu semen, air, pasir dan kerikil, dalam perbandingan yang baik disebut proses pengadukan beton. Pengadukan ini dilakukan sampai warna adukan tampak rata, kelecakan yang cukup (tidak cair tidak padat), dan tampak campurannya juga homogen. Pemisahan butir – butir seharusnya tidak boleh terjadi selama proses pengadukan ini. Cara pengadukan dapat dilakukan dengan mesin atau tangan.
Pengangkutan Adukan Beton
Adukan beton yang dibuat dengan tangan maupun dengan mesin harus diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi (bereaksi dengan air). Selama pengangkutan harus selalu dijaga agar tidak ada bahan – bahan yang tumpah/keluar atau yang memisahkan diri dari campuran. Cara pengangkutan adukan beton itu tergantung jumlah adukan yang dibuat dan keadaan tempat penuangan. Pengangkutan adukan beton dapat dilakukan dengan menempatkan didalam ember, gerobak dorong, truk aduk beton, ban berjalan atau pompa. Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan ban – berjalan sangat baik bila pengangkutan berlangsung secara terus – menerus dan ditujukan ke tempat yang jauh lebih tinggi. Biasanya adukan beton diperlukan agak kental.
Penuangan Adukan Beton
Ditempat penuangan beton harus segera dipadatkan sebelum semen dan air mulai bereaksi (pada umumnya semen mulai bereaksi dengan air satu jam setelah semen dicampur dengan air).
Pemadatan Adukan Beton
Pada prinsipnya pemadatan adukan beton disini ialah usaha agar sedikit mungkin pori/rongga yang terjadi didalam betonnya. Pemadatan adukan beton dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin.
Pemadatan secara manual dilakukan dengan alat berupa tongkat baja atau tongkat kayu. Adukan beton yang baru saja dituang harus segera dipadatkan dengan cara ditusuk – tusuk dengan tongkat baja/kayu. Sebaiknya tebal beton yang ditusuk tidak lebih dari 15 cm. Penusukan dengan tongkat itu dilakukan beberapa waktu sampai tampak suatu lapisan mortar diatas permukaan beton yang dipadatkan itu. Pemadatan yang kurang mengakibatkan kurang baiknya mutu beton karena berongga.
Pemadatan dengan bantuan mesin dilakukan dengan alat getar (vibrator). Alat getar itu mengakibatkan getaran pada beton segar yang baru saja dituang, sehingga mengalir dan menjadi padat. Penggetaran yang terlalu lama harus dicegah untuk menghindari mengumpulnya kerikil dibagian bawah dan hanya mortar yang ada di bagian atas.
Pekerjaan Penulangan
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur bangunan. (SNI 07-2052-2002)
penyimpanan besi beton.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton.
Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain.
Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak.
Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter).
Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane.
Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m.
Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
Pemotongan dan pembengkokan besi beton.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:
Gunakanlah meja yang kuat dan rata.
Siapkanlah gambar acuan.
Cek diameter besi.
Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan.
Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
Pemasangan besi beton.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :
Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton.
Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah dalam suatu proyek merupakan salah satu bagian yang sangat vital. Pekerjaan tanah di sini meliputi pekerjaan galian, timbunan, pengangkutan, dan pemadatan tanah. Pada umumnya pekerjaan tanah dikerjakan dengan bantuan alat berat. Tujuan dari penggunaan alat – alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat. Manajemen alat berat sangat diperlukan, sehingga dapat menunjang kelancaran dari pekerjaan tersebut. Sasaran dari manajemen alat berat yang merupakan bagian dari manajemen proyek terdiri dari tiga faktor, yaitu ; faktor waktu, mutu, dan biaya. Dalam hal ini yang diterapkan dalam manajemen alat berat adalah mengenai pemilihan, pengaturan, dan pengendalian alat berat yang digunakan dalam suatu proyek.
Pekerjaan galian
Prosedur rencana penggalian di abutmen 2 fly over kalibanteng.
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat..
Timbunan
Pekerjaan timbunan pada pelaksanaan pekerjaan abutment 2 fly over kalibanteng menggunakan tanah bekas galian sebelumnya dengan pemadatan menggunakan stamper dengan pemadatan per layer dengan ketebalan 50-70 cm dari rencana.