BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, 1981 , ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanya Pneumonia pneumosistis (sekaran (sekarang g masih masih diklas diklasifi ifikas kasikan ikan sebaga sebagaii PCP tetapi tetapi diketa diketahui hui disebabkan oleh Pneumocystis Pneumocystis jirovecii jirovecii ) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles. Angeles. (CDC (CDC,, 1981) Dua spesies HIV yang diketahui diketahui menginfeks menginfeksii manusia manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah adalah sumber sumber dari dari mayori mayoritas tas infeks infeksii HIV di dunia dunia,, sement sementara ara HIV-2 HIV-2 sulit sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat. Barat. (Reeves, J. D. and Doms, R. W, 2002). 2002). Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys ), monyet monyet dari dari Guinea Guinea Bissau Bissau, Gabon, Gabon, dan Kamerun. Kamerun. Banyak Banyak ahli ahli berpen berpendap dapat at bahwa bahwa HIV masuk masuk ke dalam dalam tubuh tubuh manusi manusiaa akib akibat at kont kontak ak deng dengan an prim primat ataa lain lainny nya, a, cont contoh ohny nyaa sela selama ma berb berbur uru u atau atau pemot pemotong ongan an daging daging.. (Cohen (Cohen,, J. 2000). 2000). Teori Teori yang yang lebih lebih kontro kontrover versia siall yang yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, AIDS , menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an 1950 -an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. polio. (Curtis, T. 1992). Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada. (Hooper, E. 1999) Parasitologi ialah ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang hidup untuk sementara atau tetap di dalam atau pada permukaan jasad lain dengan maksud untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari jasad itu (parasitos: jasad yang mengambil makanan; logos: ilmu) I.Zooparasit: parasit yang berupa hewan, dibagi dalam: a. Protozoa: Protozoa: hewan hewan bersel bersel satu satu seperti seperti amoeba amoeba 1
b. Metazoa: hewan yang bersel banyak yang dibagi lagi dalm helmintes (cacing) dan artropoda (serangga) II.Fitoparasit: parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari: a.
Bakteri
b.
Fungus (jamur) (Tjokronegoro,1998)
Cryptosporidium pertama kali dikenal sebagai penyebab penyakit pada tahun 1976. Sebagai metode dikembangkan untuk menganalisis sampel tinja, yang protozoa semakin dilaporkan sebagai penyebab penyakit manusia. Crypto pertama kali dikategorikan sebagai masalah hewan karena mayoritas kasus awal didiagnosis dalam penangan seperti binatang ternak seperti sapi. 155 spesies mamalia telah dilaporkan terinfeksi wity Cryptosporidium parvum atau C. parvum. Dari 15 nama spesies bukan manusia Cryptosporidium vertebrata menular ke host C. baileyi, C. canis, C. felis, C. hominis, C meleagridis, C. muris, dan C. parvum telah dilaporkan juga dapat menjangkiti manusia. Manusia adalah host utama untuk C. hominis, dan kecuali C. parvum, yang tersebar luas di host dan bukan manusia adalah yang paling sering dilaporkan zoonosis spesies, spesies yang tersisa terutama telah dilaporkan dalam immunocrompomised manusia Pertama dipublikasikan secara luas pecahnya Crytpsporidiosis terjadi pada tahun 1987 di Carrollton, Georgia, di mana sekitar 13.000 orang menjadi sakit dengan penyakit. Sumber wabah dijiplak ke sebuah sistem air kota tercemar. Enam tahun kemudian, di Milwaukee, Wisconsin, air minum lagi terkontaminasi, menyebabkan sekitar 400.000 orang menjadi sakit. Baru akhir-akhir ini diketahui bahwa protozoa ini menyebabkan penyakit pada manusia. Kasus pertama kriptosporidiosis pada manusia dilaporkan pada tahun 1976. Sampai tahun 1980 kriptosporidiosis pada manusia yang dilaporkan masih kurang dari 10 kasus. Ternyata bahwa kriptosporidiosis terutama ditemukan pada penderita imunokompromais (AIDS) dan menyebabkan diare yang berat disertai tinja cair.
2
B.
Rumusan Masalah
Makalah ini berusaha mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Apakah pengertian dari HIV/AIDS ? 2. Apakah Pengertian dari Cryptosporidiosis ? 3. Faktor-faktor apa yang menyebabkan Cryptosporidiosis ? 4. Patologis HIV/AIDS dengan Parasit Cryptosporidiosis ? 5. Bagaimana tindakan pengobatan?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah : 1. Mengetahui pengertian HIV/AIDS. 2. Mengetahui pengertian Cryptosporidiosis . 3. Mengetahui faktor-faktor penyebab Cryptosporidiosis . 4. Patologis HIV/AIDS dan Parasit Cryptosporidiosis . 5. Mengetahui tindakan penngobatan.
D.
Metode Penulisan
Metode yang dipakai dalam penyusunan makalah ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi pustaka. Dalam upaya penyusunan ini, penulis membaca dan memahami berbagai informasi, baik artikel maupun jurnal dari internet untuk dijadikan acuan dan menemukan teori-teori yang relevan dengan tema yang diambil.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor . Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
4
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut. Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara. Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA). HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
5
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.
6
B. Pengertian Cryptosporidiosis
Cryptosporidiosis (kriptosporidiosis), juga dikenal sebagai crypto, adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Cryptosporidium, yang merupakan protozoa parasit dalam divisi Apicomplexa. Ia akan mempengaruhi usus mamalia dan biasanya berupa infeksi akut jangka pendek. Hal ini menyebar melalui rute fecal-oral (kotoran-mulut), sering juga dari air yang terkontaminasi. Kriptosporidiosis (kripto) adalah infeksi yang disebabkan parasit
Cryptosporidium parvum. Parasit mengambil nutrisinya dari organisme hidup lain, yang disebut induk. Tubuh kita adalah induk tersebut bila kita terinfeksi kripto. Kripto sebagian besar mempengaruhi usus dan menyebabkan diare. Kripto mudah menular melalui makanan atau air yang tercemar, atau hubungan langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi. Di AS, kurang lebih 15-20% Odha terinfeksi kripto; angka untuk Indonesia belum diketahui. Hanya sebagian infeksi ini mengembangkan penyakit berat. Kripto menyebabkan diare, mual, dan muntah, serta kram perut. Pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya sehat, gejala ini tidak bertahan lebih dari sekitar satu minggu. Namun kripto dapat berlangsung lama jika sistem kekebalan sudah rusak. Ini biasa terjadi pada jumlah CD4 di bawah 200. Pada orang terinfeksi HIV, bila kripto berlangsung empat minggu atau lebih, orang tersebut dianggap AIDS, berdasarkan definisi yang berlaku di AS. Diare dapat mengganggu penyerapan gizi. Jika berlangsung lama, ini dapat menyebabkan penurunan yang luar biasa pada berat badan, yang disebut wasting. Wasting AIDS adalah kehilangan berat badan lebih dari 10% pada Odha secara tidak sengaja, ditambah diare, atau rasa lemah dan demam, hingga lebih
7
dari 30 hari. Wasting dihubungkan dengan perkembangan penyakit dan kematian. Kehilangan 5% berat badan pun dapat menimbulkan dampak negatif yang serupa. Wasting tetap merupakan masalah untuk Odha walau dalam zaman terapi antiretroviral (ART). Sebagian dari berat badan yang hilang adalah lemak. Lebih penting adalah kehilangan massa otot. Ini juga disebut “massa badan tidak berlemak ( lean
body mass)” atau “massa sel badan (body cell mass)”. Massa badan tidak berlemak diukur dengan analisis impedansi biolistrik (bioelectrical impedance
analysis /BIA). Ini tes sederhana dan tidak menyakitkan, dan dilaksanakan di praktek ahli gizi. Wasting AIDS dan lipodistrofi (perpindahan lemak dalam tubuh) keduanya dapat menyebabkan perubahan pada bentuk tubuh. Wasting adalah kehilangan otot. Lipodistrofi termasuk kehilangan lemak. Jadi dua masalah ini tidak sama. Namun wasting pada perempuan bisa diawali oleh kehilangan lemak. Beberapa penyakit menyebabkan masalah serupa. Untuk konfirmasi diagnosis, dokter biasanya memeriksa kotoran (tinja) untuk parasit dan telurnya. Ini disebut ‘tes O dan P’, atau ‘ova (telur) dan parasit’.
C. Faktor Penyebab Cryptosporidiosis Cryptosporidium adalah protozoa patogen dari divisi Apicomplexa dan menyebabkan penyakit diare yang disebut cryptosporidiosis. Jenis Apicomplexan patogen
lainnya
yaitu
parasit
Plasmodium
(malaria)
dan
Toxoplasma
(toksoplasmosis). Tidak seperti Plasmodium, yang penularannya melalui vektor nyamuk, Cryptosporidium tidak memanfaatkan seekor serangga vektor pun dan mampu menyelesaikan siklus hidupnya dalam satu host, sehingga cysta-nya dikeluarkan bersamaan dengan kotoran dan mampu menular ke host baru.
8
Parasit cryptosporidium menginfeksi orang dan berbagai jenis binatang di seluruh dunia. Infeksi ini diperoleh dengan mencerna parasit di dalam air atau makanan yang terkontaminasi oleh kotoran manusia atau hewan dengan bersentuhan dengan tanah, seseorang, atau benda yang telah terkontaminasi dengan parasit. Infeksi terjadi bila tertelan ookista matang yang dikeluarkan dengan tinja hospes terinfeksi. Ekskistasi terjadi di traktus gastrointestinal atas, sporozoit keluar dari ookista dan masuk ke sel epitel usus pada bagian apeks di dalam membran sel hospes, tetapi tidak di dalam sitoplasma, disebut meront. Parasit berkembangbiak secara aseksual dan menghasilkan merozoit yang memasuki sel lain. Merozoit kemudian membentuk
mikro- dan makrogametosit yang
berkembang menjadi mikro- dan makrogamet. Setelah pembuahan terbentuk ookista yang mengandung 4 sporozoit. Ada dua macam ookista: yang berdinding tipis mengeluarkan sporozoit di dalam usus dan menyebabkan auotinfeksi, sedangkan yang berdinding tebal dikeluarkan dengan tinja. Meront dan ookista berukuran 4-5 mikron. Masa prepaten, yaitu waktu antara infeksi dan pengeluaran ookista berkisar antara 5-12. Lama pengeluaran ookista sebulan atau lebih pada orang imnokompeten, sedangkan pada yang imonokompromais jauh lebih lama. 9
Infeksi penyakit ini dari material yang terkontaminasi seperti tanah, air, makanan yang tidak dimasak atau telah kontak dengan kotoran manusia atau hewan yang terinfeksi. Kontak kemudian ditransfer ke mulut dan ditelan. Hal ini terutama terjadi diantara mereka yang biasa kontak dengan air tawar saat berenang. Tingginya resistensi oocysts Cryptosporidium terhadap disinfektan seperti khlor memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama dan masih dalam kondisi siap menginfeksi. Cryptosporidiosis adalah penyebab yang paling umum pada diare di antara anak-anak yang tinggal di daerah berkembang dimana sanitasinya buruk. Hal ini kadangkala terjadi diantara wisatawan ke beberapa daerah. Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, terutama mereka yang mengidap AIDS, mudah terkena cryptosporidiosis dan seringkali penyakitnya parah, berlangsung lama. Sejumlah Cryptosporidium menulari mamalia. Pada manusia, jenis Cryptosporidium utama penyebab penyakit adalah C. parvum dan C. hominis (sebelumnya C. parvum genotip 1). C. canis, C. felis, C. meleagridis, dan C. muris juga dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Infeksi cryptosporidiosis biasanya bersifat infeksi akut jangka pendek, namun dapat menjadi parah dan sulit disembuhkan pada anak-anak dan individu dengan immunocompromised (seperti pasien AIDS). Pada manusia, ia akan tetap berada di usus terbawah dan dapat bertahan disana sampai lima bulan
10
BAB III PEMBAHASAN
A.
Patologis antara HIV/AIDS dan Cryptosporidiosis
AIDS
merupakan
singkatan
dari
Acquired
Immune
Deficiency
Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia oleh parasit yang biasa hidup dalam tubuh. parasit tersebut tidak dapat diberantas. Cara terbaik untuk menghindari terjadinya Cryptosporidiosis adalah dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik mungkin tidak menunjukkan gejala, atau infeksi ini akan sembuh dengan sendirinya; tidak diketahui dengan jelas apakah dapat terjadi reinfeksi atau infeksi laten dengan reaktivasi. Orang-orang dengan gangguan imunitas kekebalannya segera dapat pulih kembali pada saat penyebab imunosupresi (seperti malnutrisi atau infeksi oleh virus yang berulang terjadi seperti campak) telah disembuhkan. Pada penderita AIDS dengan gambaran klinis yang bervariasi dan dapat terjadi masa tanpa gejala; infeksi cryptosporidium parvum biasanya bertahan seumur hidup; kira-kira 2 % dari penderita AIDS yang dilaporkan CDC – Atlanta mengalami infeksi dengan Kriptosporidiosis pada saat didiagnosa AIDS; pengalaman dari rumah sakit yang merawat penderita AIDS menunjukkan bahwa 10 - 20 % dari penderita AIDS mendapatkan infeksi kriptosporidiosis beberapa saat setelah
11
menderita AIDS. Ketika Cryptosporidium menyebar ke luar usus – karena penyakit ini dapat menjadi dominan akibat tubuh kekurangan imun pada pasien AIDS – mereka dapat mencapai paru-paru, telinga, pankreas, dan bagian perut lainnya. Parasit dapat menulari biliary tract (sekitar lever), menyebabkan biliary cryptosporidiosis. Hal ini menyebabkan cholecystitis dan cholangitis. Pada
manusia
crytosporidium
ditemukan
di
faring,
esofagus,
lambung,duodenum, yeyunum, ileum, apendiks, olon, rektum, kandung empedu dan saluran pankreas. Infeksi paling berat di temukan di yeyunum. Pada pemeriksaan histologik ditemukan atrfi vilus dan ukuran kript yang membesar, serta infiltrasi sel mononuklear di lamina propria. Cryptosporidium hanya ditemukan pada permukaan selepitel. Pada hewan kriptosporidiosis merupakan penyakit yang akut disertai diare dengan tinja cair, anokresia dan turunnya berat badan. Penyakit pada hewan merupakan penyakit yang sembuh sendiri atau fatal, tidak pernah menjadi menahun. Pada manusia beatnya penyakit ditentukan oleh status imunnya. Pada penderita imunokompeten basanya infeksi asimtomatik atau sembuh sendiri (selflimited), sedangkan penderita imonokompromais sering menderita diare menahun yang berlanjut sampai meninggal. Kriptosporidiosis pada manusia biasanya disertai diare dengan tinja cair yang sering, tanpa adanya darah, kehilangan cairan dalam jumlah besar (3 liter sampai 17 liter) dapat dijumpai pada pasien imonokompromais, yang mungkin disebabkan toksin yang mirip toksin kolera. Gejala bisa terjadi dengan tiba-tiba 7 sampai 10 hari setelah infeksi dan terutama terdiri dari kram perut dan sering, mencret. Mual, muntah, kehilangan nafsu makan, demam, dan kelemahan bisa terjadi. Pada orang yang sistem kekebalannya lemah, gejala bisa mulai secara bertahap, dan diare bisa berbagai macam dari ringan sampai berat (hingga 3 sampai 4 galon pada tinja encer setiap hari pada orang dengan AIDS). Diare pada pasien imonokompromais diare mungkin selama 4 bulan atau lebih, pernah dilaporkan sampai 3 tahun. Gejala klinis lainnya adalah nyeri di ulu hati, mual, muntah, anoreksia dan demam ringan. Kematian tidak langsung
12
disebabkan oleh cryptosporidium, tetapi diare dan malnutrisi merupakan faktor penting. B.
Tindakan Pengobatan Cryptosporidiosis
Belum ada obat untuk mencegah kripto. Perlindungan terbaik adalah kebersihan. Hindari hubungan dengan kotoran manusia atau hewan. Cuci tangan setelah ke kamar mandi, bekerja di kebun, menangani cucian kotor atau hewan, atau mengganti popok. Kripto dapat menular melalui hubungan seks oral-anal (mulut ke dubur). Hindari menelan air waktu berenang karena air dapat tercemar kotoran manusia atau hewan yang mengandung kripto. Kerang atau tiram mentah dapat membawa kripto. Air ledeng atau air sumur dapat tercemar kripto. Jika jumlah CD4 kita di bawah 300, kita sebaiknya mempertimbangkan langkah ini: •
Merebus air minum atau yang dipakai untuk memasak sedikitnya satu menit; atau
•
Memakai air mineral (botol); atau
•
Memakai air yang disaring: memakai saringan rumah yang dipastikan sebagai ‘Saringan 1-mikron’; atau
•
Memakai air sulingan. Air mineral mungkin tidak aman kalau tidak direbus atau disaring secara benar. Tidak ada obat yang bisa diandalkan untuk pengobatan radang usus
cryptosporidium. Obat tertentu seperti paromomycin, atovaquone, nitazoxanide, dan azithromycin kadang-kadang digunakan, tetapi biasanya hanya memiliki efek sementara. Kesulitan ini terutama terjadi untuk orang dengan penyakit parah dan sistem kekebalan yang lemah. Berbagai antibiotika dan kemoterpeutik telah dicoba untuk terapi kriptosporidiosis, tetapi tidak satupun yang efektif. Pada penderita dengan terapi imunosupresif kritosporodiosis dapat disembuhkan bila pemberian obat-obat tersebut dihentikan. Pemberian spiramisin 3x1 gram selama 2 minggu dapat menolong. Pengobatan bisa manjur pada tahap awal penyakit. Cairan-cairan perlu terus diganti secara oral (banyak minum). Dalam situasi langka, cairan darah mungkin diperlukan. Antibiotik biasanya tidak bermanfaat, dan kekambuhan ulang sering terjadi.
13
Orang dengan sistem kekebalan yang sehat biasanya sembuh dengan sendirinya. Nitazoxanide diberikan kepada anak untuk cepat sembuh dan kemungkinan bermanfaat untuk orang dewasa yang sehat. Meskipun begitu, hal ini biasanya tidak efektif pada orang dengan AIDS yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Jika mungkin, masalah sistem kekebalan harus diobati. Jika orang
menggunakan
obat-obatan
yang menekan
sistem
kekebalan
(immunosupressants), obat-obatan tersebut harus dihentikan, atau dosisnya dikurangi. Sampai sistem kekebalan diperbaiki, diare bisa berlanjut sepanjang hidup. Pada orang dengan AIDS, obat-obatan antiretroviral bisa meningkatkan fungsi kekebalan dan menghilangkan diare yang disebabkan oleh cryptosporidium
parvum, tetapi beberapa orang bisa tetap terinfeksi secara permanen. Orang dengan diare berat biasanya membutuhkan pengobatan dengan cairan oral atau infus dan obat-obatan anti diare seperti loperamide. Meskipun, loperamide tidak bisa menolong orang yang menderita AIDS. Pada immunocompromised seperti pengidap AIDS, penyembuhan penyakit cryptosporidiosis berjalan lambat atau bisa juga tidak dapat disembuhkan sama sekali. Sering menyebabkan kondisi parah dan permanen terutama dalam bentuk diare berair yang digabungkan dengan menurunnya kemampuan usus untuk menyerap gizi. Hasilnya adalah penyakit akan semakin parah : dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan gizi, kekurangan tenaga, dan akhirnya mati. Spiramycin dapat membantu dalam merawat pasien diare yang sedang dalam tahap awal AIDS. Tingkat kematian bagi pasien yang terinfeksi AIDS pada umumnya didasarkan pada jumlah CD4; pasien dengan CD4 lebih dari 180 sel / mm ³ umumnya sembuh dengan dukungan dan perawatan dari obat rumah sakit, tetapi pasien dengan CD4 di bawah 50 sel / mm ³, efeknya biasanya fatal dalam tiga sampai enam bulan. Kasus (langka) : seorang pasien AIDS dari Iran yang telah mengalami pulmonary cryptosporidiosis selain cryptosporidiosis usus, pemberian azithromycin dan paromomycin membantu menghapus infeksi dari tubuhnya. Saat ini, pendekatan yang terbaik adalah bagaimana meningkatkan status kekebalan pada pasien dengan immunodefisiensi. Probiotic Saccharomyces boulardii dijual melalui apotik-apotik dan toko-toko kesehatan (dengan nama
14
merek obat Florastor di Amerika Serikat dan DiarSafe di Inggris) telah ditemukan untuk menjadi bermanfaat dalam perawatan diare dan gejala penyakit lainnya termasuk
cryptosporidium.
Parenteral
octreotide
asetat
dapat
membantu
menurunkan jumlah kotoran yang keluar.
15
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Cryptosporidiosis (kriptosporidiosis), juga dikenal sebagai crypto, adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Cryptosporidium, yang merupakan protozoa parasit dalam divisi Apicomplexa. Ia akan mempengaruhi usus mamalia dan biasanya berupa infeksi akut jangka pendek. Hal ini menyebar melalui rute fecal-oral (kotoran-mulut), sering juga dari air yang terkontaminasi.
16
Parasit cryptosporidium menginfeksi orang dan berbagai jenis binatang di seluruh dunia. Infeksi ini diperoleh dengan mencerna parasit di dalam air atau makanan yang terkontaminasi oleh kotoran manusia atau hewan dengan bersentuhan dengan tanah, seseorang, atau benda yang telah terkontaminasi dengan parasit. Cryptosporidiosis adalah penyebab yang paling umum pada diare di antara anak-anak yang tinggal di daerah berkembang dimana sanitasinya buruk. Hal ini kadangkala terjadi diantara wisatawan ke beberapa daerah. Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, terutama mereka yang mengidapAIDS, mudah terkena cryptosporidiosis dan seringkali penyakitnya parah, berlangsung lama. Telur (oocysts) pada cryptosporidium sangat kuat dan seringkala terdapat pada permukaan air di Amerika Serikat. Parasit tersebut tidak bisa dibunuh dengan pembekuan atau dengan kadar klorin yang biasa di dalam kolam renang atau air minum. Kriptosporidium adalah parasit yang agak lazim. Kuman ini ditemukan pada hewan, manusia, tanah, dan air. Kripto mudah menular. Pada orang dengan sistem kekebalan sehat, kripto menyebabkan diare dan masalah perut lain untuk kurang lebih satu minggu. Pada Odha dengan jumlah CD4 di bawah 300, diare dapat berlangsung lama. Cara terbaik mencegah infeksi kripto adalah dengan sering cuci tangan. Karena kemungkinan air ledeng/air sumur tercemar kripto, hanya memakai air yang direbus atau disaring, atau air mineral (botol) untuk minum dan masak. Nitazoksanid dapat dipakai untuk memerangi kripto. Diare terus-menerus akibat kripto harus ditangani dengan baik untuk menghindari masalah yang lebih berat seperti wasting.
B.
Saran
1. Sebagai perawat hendaknya mengetahui infeksi protozoa parasit khususnya Cryptosporidium, karena infeksi ini sering terjadi. 2. Dalam penata laksanaanya / pengobatan harus memperhatikan factor predisposisi untuk keberhasilan pengobatan tersebut.
17
DAFTAR PUSTAKA
Boston, MA: Little Brown Co, 1–1070. ISBN 0-316-37261-7. CDC. (1981). Pneumocystis Pneumonia — Los Angeles. CDC. Diakses pada 17 Januari 2006 Cohen, J. (2000). "Vaccine Theory of AIDS Origins Disputed at Royal Society". Science 289 (5486): 1850–1851. PubMed Curtis, T. (1992). "The origin of AIDS". Rolling Stone (626): 54–59, 61, 106, 108 Cooper, E. (1999). The River : A Journey to the source of HIV and AIDS , 1st, Hhttp://spiritia.or.id/ http://www.odhaindonesia.org James Chin, MD, MPH. 2005. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan LingkunganDepartemen Kesehatan R.I. Reeves, J. D. and Doms, R. W (2002). "Human Immunodeficiency Virus Type 2".
J. Gen. Virol. 83 (Pt 6): 1253–1265. PubMed. www.medicastore.com
18
19