DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Malang selama lima tahun ke depan akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang disepakati oleh Pemkab Malang dan DPRD, pertumbuhan ekonomi akan terus ditingkatkan dari 6,2 % pada 2011 menjadi 6,7 % pada tahun 2015. Dengan semakin meningkatnya tingkat ekonomi yang diupayakan di Malang, maka investor akan semakin giat membuka usahanya di daerah Kota Malang maupun Kabupaten Malang. Sehingga kegiatankegiatan yang dapat mendukung terjadinya transaksi ekonomi akan semakin banyak dilakukan seperti kegiatan dinas dan pertemuan pertemuan bisnis untuk kontrak kerja atau kontrak kontrak bisnis. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Malang, Kabupaten Malang telah menjadi daerah yang semakin berkembang karena semakin banyaknya penduduk dan juga pendatang dari luar Malang yang datang dengan berbagai tujuan seperti pendidikan, bisnis, pariwisata, dan sebagainya. Bertambahnya penduduk dan kegiatan yang salah satunya adalah kegiatan dalam bidang ekonomi semakin membutuhkan beberapa fasilitas umum untuk mendukung kegiatan tersebut, misalnya restoran, hotel, mall, bank, perkantoran dll. Akan tetapi hal tersebut belum tersalurkan secara merata keseluruh wilayah kota Malang karena sebagian besar hanya terdapat di pusat kota sehingga pertumbuhan ekonomi di luar sentra ekonomi di kabupaten Malang cukup lambat. Padahal seharusnya
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500 11506050011103 111032 2
1
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
fasilitas tersebut dapat tersebar merata dan mempermudah masyarakat untuk menjangkaunya, terutama untuk bertemu dan membicarakan kegiatan perekonomian dan transaksi bisnis. Salah satu tempat penunjang aktivitas dan transaksi bisnis adalah bangunan hotel. Persebaran hotel, khususnya hotel bisnis di daerah Malang Kabupaten sebagai fasilitas penunjang pertumbuhan ekonomi belum banyak yang diperhatikan. Padahal dengan adanya tempat eksklusif untuk bertransaksi bisnis dan p engadaan kontrak kerja, maka kegiatan bisnis dapat semakin giat dilakukan dan akhirnya menunjang pertumbuhan ekonomi kabupaten Malang. Sejalan dengan keadaan yang demikian, kecamatan Singosari sebagai salah satu tempat yang cukup pesat dalam pertumbuhan ekonomi merupakan tempat yang strategis dan merupakan kota yang dilewati akses utama Malang-Surabaya. Banyaknya industri yang tersebar di sepanjang jalan Singosari-Lawang merupakan salah satu alasan utama kami memilih tapak di daerah Raya Mondoroko, Singosari. Persebaran dealer-dealer otomotif yang sangat banyak disekitar Raya Mondoroko, kedekatan dengan berbagai tempat pelayanan publik seperti Kantor Polisi Resor Malang Raya, Pasar Singosari, Lanud Abd.Rachman Saleh, SMK Mondoroko, dan Rumah Sakit Marsudi Waluyo juga menjadi alasan berikutnya mengapa tapak kami berada di Raya Mondoroko. Kondisi tapak yang berkontur, menjadikan sebuah tantangan bagi kami untuk merancang suatu hotel bisnis yang nyaman dengan memanfaatkan potensi kontur pada tapak. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya hotel bisnis di Singosari ini dapat menyumbang kenaikan tingkat ekonomi di Kabupaten Malang, terutama Malang Utara.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana mendesain sebuah hotel bisnis di lahan berkontur?
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500 11506050011103 111032 2
2
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
fasilitas tersebut dapat tersebar merata dan mempermudah masyarakat untuk menjangkaunya, terutama untuk bertemu dan membicarakan kegiatan perekonomian dan transaksi bisnis. Salah satu tempat penunjang aktivitas dan transaksi bisnis adalah bangunan hotel. Persebaran hotel, khususnya hotel bisnis di daerah Malang Kabupaten sebagai fasilitas penunjang pertumbuhan ekonomi belum banyak yang diperhatikan. Padahal dengan adanya tempat eksklusif untuk bertransaksi bisnis dan p engadaan kontrak kerja, maka kegiatan bisnis dapat semakin giat dilakukan dan akhirnya menunjang pertumbuhan ekonomi kabupaten Malang. Sejalan dengan keadaan yang demikian, kecamatan Singosari sebagai salah satu tempat yang cukup pesat dalam pertumbuhan ekonomi merupakan tempat yang strategis dan merupakan kota yang dilewati akses utama Malang-Surabaya. Banyaknya industri yang tersebar di sepanjang jalan Singosari-Lawang merupakan salah satu alasan utama kami memilih tapak di daerah Raya Mondoroko, Singosari. Persebaran dealer-dealer otomotif yang sangat banyak disekitar Raya Mondoroko, kedekatan dengan berbagai tempat pelayanan publik seperti Kantor Polisi Resor Malang Raya, Pasar Singosari, Lanud Abd.Rachman Saleh, SMK Mondoroko, dan Rumah Sakit Marsudi Waluyo juga menjadi alasan berikutnya mengapa tapak kami berada di Raya Mondoroko. Kondisi tapak yang berkontur, menjadikan sebuah tantangan bagi kami untuk merancang suatu hotel bisnis yang nyaman dengan memanfaatkan potensi kontur pada tapak. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya hotel bisnis di Singosari ini dapat menyumbang kenaikan tingkat ekonomi di Kabupaten Malang, terutama Malang Utara.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana mendesain sebuah hotel bisnis di lahan berkontur?
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500 11506050011103 111032 2
2
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
1.3
TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana mendesain sebuah hotel bisnis di lahan berkontur?
1.4
BATASAN MASALAH
Batasan masalah tapak : - Lokasi tapak berada di Jalan Raya Mondoroko, dekat dengan rumah sakit Marsudi Waluyo - Luas tapak menyesuaikan kebutuhan - Topografi tapak untuk peletakan massa bangunan : berkontur, bervariasi-proporsional mulai relatif datar sampai dengan o
maksimal kemiringan 20 Batasan masalah bangunan :
2
- Luas bangunan total bangunan fungsional ≥ 8000-10000m 8000-10000m - Jumlah massa : majemuk (lebih dari 2 massa)
- Jumlah lantai bertingkat rendah-menengah (2-6 lantai) untuk fungsi utama 4-6 lantai (termasuk l antai basement bila ada) - Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal 50%
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500 11506050011103 111032 2
3
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
1.5
METODE PROGRAM DAN DESAIN
Dalam proses penyusunan laporan pendahuluan ini, penulis melakukan beberapa metode pemrograman dan desain untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam laporan pendahuluan. Data tersebut berupa data tertulis, gambar, tabel dan diagram. Metode yang digunakan antara lain : a. Perumusan Gagasan
Menentukan pembuatan konsep awal proses pembuatan laporan pendahuluan, dengan cara memaparkan gagasan yang berhubungan dengan bangunan Hotel, yang selanjutnya dikembangkan s ehingga dapat memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan tinjauan pustaka yang saling berkaitan dengan objek hotel. b.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan agar penulis dapat memahami objek rancangan, serta mengetahui informasi-informasi yang berhubungan dengan objek. 1. Data Primer
Merupakan data yang didapat dari pengamatan langsung, berikut beberapa metode pengumpulan data primer yang dilakukan penulis :
Observasi Lapangan
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500 11506050011103 111032 2
4
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Observasi lapangan dilakukan dengan cara survei langsung ke tapak untuk mengamati langsung kondisi tapak yang berada di jalan Mayjend Sungkono. Melalui observasi lapangan penulis mendapatkan informasi yang dibutuhkan, seperti kondisi existing tapak, pencapaian, orientasi tapak, pencahayaan dan penghawaan, serta lingkungan di sekitar tapak.
Studi objek komparasi
Meninjau secara langsung bangunan-bangunan yang memiliki kemiripan dengan objek rancangan bangunan hotel, khususnya hotel bisnis. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan maupun masukan untuk merancang bangunan hotel bisnis. 2. Data Sekunder
Data yang berupa foto, atau informasi tertulis yang berkaitan dengan perancangan bangunan hotel, khususnya hotel Bisnis. Data ini digunakan untuk memperkuat dan memberikan gambaran yang lebih jelas data primer. Data ini bersumber dari literatur yang berupa buku, artikel, jurnal dll. Berikut daftar studi literatur yang digunakan :
Panduan Perancangan Bangunan Komersial (Endy Marlina, 2008)
Pengantar Ilmu Perhotelan & Restoran (Graha Ilmu, 2005)
Data Arsitek Edisi Kedua (Ernst Neufert, 1994)
Sistem Bangunan Tinggi
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
5
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
1.5.1 Metode Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul kemudian dikaji ulang dan dianalisis kembali, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai acuan, masukan dan pertimbangan dalam merancang bangunan hotel bisnis. Kemudian, data-data tersebut dikelompokkan sesuai dengan bab dan sub-bab. 1.5.2 Metode Desain Tipologi
Tipologi adalah konsep mendiskripsikan kelompok obyek berdasarkan atas kesamaan sifat-sifat dasar yang berupaya memilah atau mengklasifikasikan bentuk keragaman dan kesamaan jenis. Dalam hal ini, tipologi merupakan hasil elaborasi karakteristik arsitektur, yang tersusun dari berbagai unsur kultural lokal dan luar yang spesifik dalam suatu struktur klasifikatif, baik secara klasifikasi fungsi, geometrik, maupun gaya / corak.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
6
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
BAB II KONSEP DAN PEMBAHASAN HASIL DESAIN 2.1
KONSEP DESAIN
Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi hunian sementara. Hotel memiliki banyak jenis dan fungsi sesuai jenis tersebut. Salah satunya adalah hotel bisnis. Fungsi utama sebuah hotel bisnis adalah sebagai tempat untuk bertemu, membicarakan kegiatan perekonomian dan transaksi bisnis, serta sekaligus sebagai tempat untuk beristirahat bagi para pebisnis. Pekerjaan para pebisnis yang sangat padat membuat mobilitas mereka tinggi sehingga adanya hotel dengan spesifikasi bisnis memang ditujukan untuk mengakomodir kebutuhan berbisnis mereka sembari mewadahi fungsi utama untuk keperluan bisnis dan relaksasi. Sasaran utama bangunan bisnis hotel adalah para pebisnis yang sering melakukan perjalanan bisnis, dengan kegiatan utamanya yakni berbisnis. Hotel yang merupakan tujuan para pebisnis yang kami desain merupakan hotel yang terletak di jalan Raya Mondoroko singosari Lawang, Malang. Berikut adalah keterangan mengenai hotel kami, Lokasi
: Singosari, Malang
Luas Tapak
: 10484m
Batas-batas
: Sekolah dan SPBU Mondoroko (Utara)
2
Ruko-ruko (Selatan) Jalan Raya Monodoroko (Timur)
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
7
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Persawahan masyarakat sekitar (Barat) GSB / GSS
: 5m dan 10m
KDB
: 45%
Dalam mendesain sebuah hotel banyak faktor yang perlu diperhatikan untuk menunjang kebutuhan berbisnis pengguna tersebut. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan pebisnis yang padat tersebut dapat d ikerucutkan beberapa faktor yang dapat menunjang kecepatan transaksi, transaksi dan kesepakatan bisnis dalam Hotel tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1. Desain sirkulasi bangunan yang cepat tuju. 2. Sirkulasi antar massa dapat dicapai dari mana saja dari tapak hotel. 3. Adanya ruang duduk dan mengobrol dimana saja di bangunan hotel. 4. Adanya akses servis yang cepat dari pegawai hotel ke ruang-ruang pada hotel.
Dari beberapa faktor tersebut dapat dibentuk konsep penatan ruang untuk mengakomodasi kecepatan dan efisiensi para pebisnis. 2.1.1
TATA MASSA - RUANG LUAR
Menata ruang luar perlu memperhatikan lingkunagn sekitar dan keselarasan tatanan tersebut dengan tatanan eksisting yang sudah ada sehingga tidak bersifat merusak tetapi malah menambah dan mempercantik tatanan ruang luar yang sudah ada. Penataan pada tapak meliputi Tata massa terhadap tapak,
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
8
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Tata massa bangunan yang kami desain menggunakan tatanan massa utama ditengah sehingga memudahkan akses kemana saja dari fungsi utama hotel yang terwadahi di massa utama tsb.
Bagian tengah tapak yang memiliki kontur lebih tinggi diletakkan massa utama untuk mempertegas fungsi utama hunian berada di titik tersebut. Kemudian dengan berada dit 15
158
8
engah, akses pencapaian kemana-mana
3
lebih cepat dan lebih memakan sedikit waktu. 2
1 15 66
m
8 Bagian depan difungsikan untuk restoran dan kantor
pengelola untuk menunjang para pebisnis yang non
Bagian belakang difungsikan untuk fasilitas penunjang
menginap sehingga bisa bertransaksi bisnis pula di
massa utama seperti fasilitas spa, salon, fitness dan gym
restoran. Sedangkan kantor pengelola diletakkan agak
serta kolam renang untuk relaksasi.
kebelakang untuk dapat mengawasi seluruh kinerja bangunan dan pegawai dengan lebih baik dan lebih mudah serta membuat loading keperluan logistik tidak perlu jauh2 masuk ke dalam area hotel.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
9
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Pada penataan tata massa ruang luar, digunakan sesedikit mungkin cut and fill pada tapak sehingga desain bangunanlah yang mengikuti tapak, bukannya tapak yang mengikuti bentuk bangunan. Kemudian pepohonan yang ada dipreservasi dan ditambahkan pepohonan baru untuk membuat semakin teduh di area sekitar sirkulasi dan taman pada ruang terbuka yang terletak nantinya di depan massa utama dan difungsikan sebagai view taman utama.
2.1.2
TATA RUANG DALAM
Dalam merancang tata ruang dalam dan k ebutuhannya, maka perlu diperhatikan besaran - besaran ruang dan organisasi ruang dalam keseluruhan desain sehingga tetap sinkron dan menunjang konsep sirkulasi yang efektif dan efisien untuk mengakomodasi kecepatan bisnis para pebisnis. Berikut adalah perbedaan tabel besaran ruang dari laporan program kelompok dengan desain yang telah dibuat dengan beberapa penyesuaian.
Ruang
Kantor Pengelola
Jumlah
1
2
Macam-macam Ruang
Besaran (m )
Manajer Utama Sekretaris Manajer Manajer Keuangan Manajer Pengadaan Barang Manajer Personalia Manajer Operasional dan Keteknisan Ruang Staff
30 27,5 25 25 25 25 40
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
Besaran yang ada pada Desain
30 24 24 24 24 24 40
10
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Restaurant
1
Lobi
1
1
Gudang
1
30
Ruang tunggu
15
-
30 8 280 20
30 9 280 21
30
30
2 x 25 = 50 2 x 15 = 30 2 x 15 = 30
45 30 30
21,4
21
Tangga
2
Musholla
30
Dapur Kasir Tempat Makan Ruang Karyawan
2 Ruang servis
Ruang rapat
Kamar mandi
Perempuan Laki-laki
Gudang logistic
36
36
Gudang barang
50
54
Total
827,9 m
776 m2
Massa 2 Ruang
Lobi
Jumlah
1 3
Ballroom
1
Macam-macam Ruang
Recepsionis Lobi lantai 1 Lobi Ruang tunggu Lobi transisi (lantai 2,3,4) Ruang sound Ruang serbaguna Panggung Area duduk
Besaran (m )
Besaran pada desain
16 195 20 3 x 25 = 75
16 192 24 72
20 30 21 500
18 24 21 512
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
11
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Ruang rapat
Meeting room
3
Kamar hunian
45 25 5
Kamar standar Kamar deluxe Kamar eksekutif
Cafe
1
Kasir Ruang makan Dapur
Ruang pelayanan kamar
4
Ruang penyimpanan barang
3 x 70 = 210
210
45 x 36 = 2340 25 x 45 = 1125 5 x 60 = 300
41 x 36 = 1476 22 x 45 = 990 5 x 54 = 270
8 62,5 15
9 64 15
4 x 18 = 72
72
Ruang memasak
60
60
Ruang penyimpanan Ruang karyawan
12 15
42 36
Dapur hotel
1
Musholla
1
42,8
42
Ruang karyawan
1
30
18
Ruang
Jumlah
4 Ruang service
Ruang mekanikal elektrikal
4
1
Macam-macam Ruang
Besaran (m )
Besaran pada desain
Tangga dan lift Kamar Perempuan mandi Laki-laki
4 x 45 = 180 4 x 15 = 60 4 x 15 = 60
180 60 60
Ruang instalasi listrik Ruang instalasi air Ruang instalasi lift
55 55 45
54 54 54
Total
5624,3 m
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
4591m2
12
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Massa 3 Ruang
Jumlah
Macam-macam ruang
Besaran
Besaran pada desain
Recepsionis Lobi
Kamar hunian
Salon dan spa
8
9
Ruang tunggu
20
21
Lobi
60
60
Lobi transisi lantai 2
30
30
20 x 36 = 720
14 x 36 =
Ruang salon
80
84
Ruang spa dan massage
80
84
8
9
1
20
1
Kamar standar
Kasir
Ruang
Gym
Jumlah
Macam-macam Ruang
Besaran pada desain
Area gym
80
72
Ruang ganti + bilas perempuan
20
21
Ruang ganti + bilas laki-laki
20
21
8
9
2 x 25 = 50 2 x 15 = 30 2 x 15 = 30
54 30 30
1 Kasir 2
Ruang service
Besaran (m )
2
Tangga Kamar mandi
Perempuan Laki-laki
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
13
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Dapur 1
Cafe
8
9
62,5
60
15
15
21,4 18
21 18
200
210
Ruang ganti + bilas perempuan
55
54
Ruang ganti + bilas laki-laki
55
54
2
1479m2
Tempat makan Kasir
Musholla Ruang pelayanan kamar
1 1 Kolam renang
Kolam renang
1
Total
1678,9 m
Alasan dari beberapa perubahan perhitungan tersebut adalah untuk meyesuaikan dengan modul konstruksi yang dibuat yaitu 6mx6m sehingga praktis digunakan kelipatan 6 untuk dapat mengakomodir modul tersebut. Untuk organisasi ruang dan kaitan antar ruang terhadap sekitar, berikut adalah diagram bubble mengenai penataan ruang tsb.
Massa 1
Massa 3
IN Restoran dan kantor
Fasilitas dan hunian
Massa 2
Keterkaitan antar Massa
Hunian dan Bisnis
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
14
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Ruang luar Massa 3
Massa 2 Ruang
Keterangan :
Sirkulasi langsung, tanpa melewati ruang transisi
Massa 1
Sirkulasi tidak langsung, dengan melalui ruang transisi
M ain Enterance
Keterkaitan antar Massa
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
15
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Ruang-ruang yang ada pada massa 1 (restoran dan kantor pengelola) diolah sedemikian rupa agar tidak berada dalam satu garis lanatai sehingga ada kesan lebih eksklusif dari ruang kantor dan ruang manajer-manajer dengan penaikan bidang
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
16
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
17
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Dari penataan ruang dalam ini, diharapkan dapat terjadi transaksi bisnis yang ramai dan kecepatan akses pebisnis semakin efisien dan akhirnya semakin menambah nilai rupiah yang berputar melalui transaksi bisnis di Hotel Singosari ini.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
18
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
2.1.3
TAMPILAN BANGUNAN
Tampilan Bangunan yang digunakan untuk hotel kami yaitu bertema modern karena menyesuaikan dengan desain bangunan disekitar yaitu berciri-ciri minim ornamen, memiliki balkon dan tema warna cenderung menggunakan warna-warna yang lembut dan tidak terlalu mencolok. Pemanfaatan balkon sebagai elemen tekstur pada fasad dapat di gunakan, sehingga fasad hotel tidak begitu saja flat nantinya. Kemudian penempatan tanaman-tanaman di balkon juga digunakan untuk memperlembut kesan massif dari bangunan yang nantinya menggunakan warna-warna netral dan kaca-kaca.
Desain bangunan disekitar tapak
Roof garden dapat menjadi material penambah estetika pada balkon dan mengurangi panas pada lapisan dak
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
19
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
2.1.4
STRUKTUR
Untuk mendirikan bangunan dan membuatnya menjadi kuat dan tahan terhadap berbagai gaya yang bekerja padanya, maka sistem struktur nya haruslah kuat. Berikut adalah sistem struktur yang dibuat di hotel kami. Pondasi, Pondasi merupakan struktur bagian bawah bangunan yang berfungsi memikul beban bangunan diatasnya. Secara umum, pondasi terdiri dari 2 macam yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal digunakan apabila bangunan diatasnya tidak terlalu besar contohnya, pondasi batu kal dan pondasi footplat, sedangkan pondasi dalam adalah pondasi yang digunakan untuk bangunan berskala besar seperti pondasi tiang pancang dan pondasi borpile. Pada bangunan hotel bisnis di singosari ini akan digunakan pondasi yang kuat menahan bangunan 4 lantai dan cocok untuk tanah bekas sawah. Maka akan digunakan pondasi tiang pancang untuk bangunan utama yang terdiri dari 4 lantai karena pondasi tiang pancang cocok untuk tanah lembek dan juga pondasi ini kuat menahan bangunan 4 lantai. Sedangkan untuk bangunan yang rendah akan digunakan pondasi footplat.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
20
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Dinding, Dinding merupakan bagian bangunan yang berfungsi untuk menutupi dan menaungi objek dalam bangunan, dinding juga merupakan elemen bangunan yang membentuk ruang. Penggunaan dinding pada hotel ini digunakan bahan beton ringan dan batu-bata serta penggunaan dinding pemikul untuk penguat struktur dibagian tengah dan menggantikan fungsi core. Atap, Atap merupakan mahkota bangunan yang berfungsi untuk melindungi bangunan dari panas, hujan dan penahan hembusan angin. Selain itu, atap juga berfungsi menambah keindahan pada bangunan. Secara umum, konstruksi atap dibagi menjadi dua yakni rangka atap dan penutup atap. Untuk bangunan hotel bisnis ini akan digunakan atap dak beton untuk bangunan utama. Dengan demikian rangka penyusun atap adalah pada balok latei yang berada paling atas dan ditumpangi oleh plat dak rooftop tsb. Atap dak beton sangat cocok untuk bangunan tinggi karena konstruksinya kuat menahan perubahan cuaca dan pada bagian atasnya dapat difungsikan sebagai tempat utilitas dan ruang-ruang seperti rumah AC, tempat AC central (Chiller) dll.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
21
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
2.2
PEMBAHASAN HASIL DESAIN 2.2.1
DESAIN TAPAK
Desain tapak dibuat sedemikian rupa untuk mengikuti besaran ruang yang telah terhitung dan kemudian dicocokkan dengan keadaan kontur atau lahan sehingga disain dapat berbentuk seperti berikut ini. Jalur yang dilewati sungai dan parit akhirnyadapat menjadi daya tarik tersendiri dengan penataan yang tepat.
Tanaman yang digunakan di tapak sebagian besar merupakan tanaman perdu atau pohonpohon kecil yang tidak terlalu lebat dan beberapa pohon besar bertajuk lebar dan pohon palem2 an. Pada areal swimming pool dibuatkan kontur buatan sendiri agar tidak kontras dengan ketinggian yang cukup jauh perbedaannya setinggi 4m.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
22
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
2.2.2
DENAH, TAMPAK, DAN POTONGAN BANGUNAN UTAMA (HUNIAN DAN BISNIS)
LANTAI DASAR DAN PARKIR Lantai dasar dibuat untuk mengakomodasi jumlah kendaraan yang dapar diparkir karena pada split level lantai 2 terdapat ballroom yang cukup besar sehingga dikhawatirkan parkiran tidak cukup untuk menampung mobil dan kendaraan roda 2 dalam jumlah cukup banyak. Parkiran ini cukup untuk 63mobil, 42spdmtr dn 3 bus
area parkir mobil (yg menginap) area parkir umum (mobil) area parkir pegawai
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
23
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
LANTAI 1
Hunian Fasilitas Bisnis Sirkulasi Vertikal Area Servis
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
24
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
LANTAI 2
Hunian Fasilitas Bisnis Sirkulasi Vertikal Area Servis
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
25
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
LANTAI 3
Hunian Fasilitas Bisnis Sirkulasi Vertikal Area Servis
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
26
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
LANTAI 4
Hunian Fasilitas Bisnis Sirkulasi Vertikal Area Servis
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
27
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
TAMPAK dan POTONGAN
Desain fasad luar menggunakan warna-warna netral seperti abu-abu, hitam dan putih. Kemudian pada bagian tertentu diletakan kaca dengan ukuran cukup besar sebagai elemen estetika dan pencahayaan pada ruangan ruangan di dalam bangunan massa
Pada potongan pada gambar dapat dilihat bahwa jarak lantai ke plafon bersih 3,2 dan sisanya merupakan tempat untuk tinggi balok utama dan balok anak serta jaringan utilitas. Kemudian ada pula yang diletakkan ducting pipa AC untuk ballroom dengan sisa ketinggian 0,4m. Untuk struktur ballroom menggunakan balok prategang dengan tinggi balok mencapai 1,7m untuk melawan beban yang ltinggi karena jarak bebas kolom mencapai 38m.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
28
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
2.4
DESAIN RUANG DALAM (INTERIOR)
KAMAR HUNIAN
Kamar hunian standar dan deluxe memiliki material yang kurang lebih sama. Hanya yang membedakan dari keduanya adalah ukuran kamar mandi dan adanya balkon yang memungkinkan penghuni kamar deluxe untuk bersantai.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
29
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Kamar Hunian Eksekutif merupakan kamar yang paling mahal sehingga desain yang diberikan mendekati lux (mewah). Kemudian pada kamar dilengkapi dengan home theater dan PC kelas premium untuk menunjang kecepatan akses dunia bisnis melalui komputer. Partisi dengan bahan bambu finish juga digunakan untuk membatasi visual antara tamu yang berada d ruang tamu (depan) dan kamar tempat berstirahat.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
30
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Denah hunian dedesain sedemikian rupa untuk mendapatkan impresi awal adalah hunian yang bertemakan modern. Hunian ini juga menggunakan warna grdasi dari hitam ke putih dan juga warna warna seperti biru dan krem. agar terkesan lebeih homey. Mayoritas lantai menggunakan kayu dan pada bagian tertentu mengunakan lantai keramik.
HUNIAN STANDAR
HUNIAN EKSEKUTIF Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
31
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
2.2.5
UTILITAS PADA MASSA HUNIAN DAN BISNIS
TRANSPORTASI Transportasi vertikal dan horizontal antar massa dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
sirkulasi umum (lift dan tangga) sirkulasi darurat sirkulasi horizontal antar massa
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
32
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
Untuk transportasi vertikal utama menggunakan lift dan tangga. Lift dan tangga diletakkan di tengah tengah massa bangunan agar pencapaian dari segala sisi merata. Kemudian dibuat tangga di sebelah barat di dekat area hunian kamar-kamar untuk mengakomodasi sirkulasi ke area meeting room di lantai 1 dan sirkulasi ke massa 3 (fasilitas dan hunian) supaya lebih cepat. Tangga diletakkan disebalah barat karena lebih banyak hunian terbangun di daerah barat daripada di sisi timur di dalam massa u tama. Kemudian akses tangga darurat diletakkan di sebelah luar bangunan setelah koridor kamar pada ujung tiap lantai agar memeprecepat proses evakuasi saat terjadi kebakaran. DISTRIBUSI Utilitas pada tapak dapat dilihat pada gambar disamping. Untuk telepon dan akses telekomunikasi, langsung melalui telkom ke line PABX hotel lalu kemudian ke operator di lobby utama dan disebar ke setiap ruang diseluruh tapak.
Ruang genset disendirikan di lantai satu sebelah ujung timur (garis merah dan ruangan bertuliskan genset) sehingga sumber keseluruhan hotel dibagi menjadi 2 dari PLN dan dari Genset. Untuk penempatannya, desain ruangannya harus dapat menyerap suara yang cukup besar agar tidak bising dan sirkulasi udara yang lancar.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
33
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
BAB III SPESIFIKASI MATERIAL DAN PERKIRAAN BIAYA 3.1 Eksterior 3.1.1 Atap
Pelat beton Jenis penutup atap pada keseluruhan hotel berupa konstruksi pelat beton bertulang, sehingga kontruksi penopang atapnya berupa balok-balok yang mendukung pelat tersebut. untuk menghindari kebocoran dapat digunakan pelapis aspal atau lapisan anti bocor dengan merk tertentu.
), merupakan jenis penutup atap dari bahan Plastik komposit (polycarbonate dan poly propylene
plastic komposit, dengan bentuk lembaran hampir sama dengan penutup atap seng, ada yang polos dan bergelombang. Biasanya digunakan untuk penutup atap pada struktur pelengkap rumah, seperti carport , tempat parkir, doorloop, halte, dan sebagainya. Untuk desain pada hotel digunakan untuk jembatan horizontal dari antar massa dan sebagai peneduh di area kolam renang.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
34
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
3.1.2
Dinding Eksterior
Dinding eksterior menggunakan finishing cat berwarna abu-abu, putih dan hitam. Sehingga membutuhkan cat pelapis tahan cuaca. Untuk dinding air mancur dan kolam digunakan cat khusus untuk cat kolam agar cat tidak mudah luntur atau pudar.
3.1.3
Pedestrian dan Sirkulasi Outdoor
Grass blok merupakan elemen pedestrian yang ramah karena dapat membiarkan air hujan meresap ke dalam tanah dan tidak bersifat impermeable seperti aspal. Untuk jalur sirkulasi trotoar dan jalan setapak outdoor digunakan elemen pedestrian berikut ini. Sedangkan untuk pelapis jalan digunakan paving blok karena lebih tahan terhadap cuaca dan tidak perlu perawatan lebih sering seperti grass blok (perlu memangkas tumbuhan bila terlalu tinggi).
Paving block memiliki variasi bentuk, seperti bujur sangkar, persegi panjang,
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
35
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
segi tiga, segi delapan, dan lain-lain yang cocok untuk bangunan residensial maupun public. Selain memiliki bentuk beragam, paving block juga tersedia dalam pilihan warna yang menarik, juga dapat dibuat dalam pola yang indah, contohnya pola lurus, persegi panjang, bujur sangkar, lingkaran maupun garis lengkung.
3.2
Interior 3.2.1 Material Pembatas Ruangan
Bentuk pembatas ruang pada setiap bangunan bermacam-macam, mulai dari yang berdasarkan material dan jenisnya. Pembatas ruang yang berdasarkan jenisnya ada dinding, pagar, dll. Salah satunya dinding, dinding merupakan jenis pembatas ruang yang banyak ditemui disetiap bangunan.; bangunan tersebut menggunakan pembatas ruang baik dengan ruang dalam maupun ruang luar dengan dinding batu bata. Material pembatas ruangan yang digunakan dalm hotel kami adalah material dinding beton ringan, batu bata dan partisi, serta kaca one way (untuk ruang meeting). Material partisi menggunakan bambu laminasi, hardboard dan panel kedap suara. Untuk ballroom dengan akustika yang memerlukan kejernihan suara, maka panel kedap suara dan dinding dengan pelapis kedap suara tsb mutlak diperlukan. Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
36
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
3.2.2
Pintu dan Jendela
Bahan material pintu yang digunakan menggunakan : a.
Pintu kayu Pintu kayu merupakan pintu yang lazim digunakan sehingga sebagai elemen arsitektural dapat dimodifikasi dan dieksplor bentukannya menyesuaikan tema bangunan. Untuk hotel kami, pintu kayu menggunakan kayu jati dengan finishing vernish dan tidak terlalu banyak ukiran atau coakan bentuk. Untuk pintu kamar mandi h unian eksekutif yang menggunakan pintu jenis ini, dilapisi pula dengan cat khusus agar tidak mudah berjamur, lembab dan lapuk.
b.
Pintu kaca Pintu ini mempunyai nilai estetika lebih karena terkesan mewah dan efek pantulan yang ditimbulkan sesuai jenis kacanya menarik. Pintu ini cocok untuk penggunaan area pintu masuk dan pada hotel kami digunakan di side lobby, ruang meeting dan fasilitas salon dan gym di massa 3 (fasilitas dan hunian).
Material Jendela yang digunakan menggunakan jendela berkusen alumunium. Material kaca dari jendela ini dibagi menjadi 2 yaitu untuk kaca indoor (meeting room) dan kaca eksterior (kaca pada dinding luar. Kaca pada dinding luar menggunakan kaca rendah emisi sedangkan kaca pada indoor menggunakan kaca one way.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
37
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
3.3.3
Lantai dan plafon
Lantai pada keseluruhan bangunan menggunakan berbagai amcam jenis lantai. Pada hunian ada 3 lantai yang digunakan yaitu lantai kayu, lantai keramik dan keramik kesat. Sedangkan untuk keseluruhan hotel menggunakan lantai keramik ukuran 50x 50. Untuk plafon, selain plafon pada ballroom dan ruang genset yang khusus karena membutuhkan daya kedap suara yang cukup tinggi, plafon gypsum dapat digunakan pada semua ruangan.
3.3
Struktural Bangunan
a.
Struktur dan Konstruksi 1. Pondasi Tiang Pancang Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Karena lahan pada tapak merupakan tanah persawahan maka setelah proses pemutihan maka cocok menggunakan pondasi tiang pancang untuk mengurangi resiko retak struktur akibat daya dukun g tanah yang tidak stabil.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
38
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
2. Kantilever Kantilever berada pada hunian dimana pada balkon akan dibuat kantilever sebagai salah satu elemen estetika dan penambahan luasan ruang. Untuk kantilever ini digunakan kantilever hingga maksimum 3m. 3. Balok dan kolom Balok dan kolom yang digunakan untuk bangunan hotel berbeda untuk bangunan podium ballroom. Untuk ballroom digunakan balok dan kolom khusus sehingga dimensi tidak terlalu masif namun cukup untuk menopang areal bebas kolom sejauh 38m.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
39
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
4. Plat Lantai Untuk pembuatan plat lantai, menggunakan sistem waffle karena beban yang disangga di atas lantai cukup tebal berat karena banyak hunian di lantai atas hotel tsb. 5. Dinding shaft dan dinding lift Untuk dinding shaft dan dinding lift menggunakan dinding dengan beberapa tulangan sehingga dapat membantu menyangga beban bangunan di pusat titik tengah. Kemudian dinding dibuat menerus dari atas ke bawah untuk jalur sirkulasi u 6. Tangga Darurat Tangga darurat adalah tangga yang memiliki konstruksi tahan api minimal 2 jam sehingga tangga beton ataupun tangga besi baja dapat digunakan untuk tangga darurat ini. untuk tangga darurat di hotel ini, digunakna tangga darurat dengan bahan beton bertulang dan railing baja sehingga tidak turut terbakar saat kebakaran menjalar ke area evakuasi. 7. Sirkulasi a. Tangga : Jenis pembentuk tangga yang akan digunakan yaitu tangga beton, karena untuk bangunan yang bertingkat banyak dibutuhkan keamanan dalam jalur sirkulasi dan tangga ini dapat digunakan sebagai jalur sirkulasi utama maupun sirkulasi darurat (jalur evakuasi). b.
Railling Railing pada hotel dibedakan pada railing tangga dan railing balkon. untuk railing balkon digunakan kaca tebal dan pegangan besi untuk pengamannya.
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
40
DESAIN ARSITEKTUR III - HOTEL
3.4
1.
Perkiraan Biaya
DATA UMUM
Nama Proyek
:
Singosari Hotel
Lokasi
:
Jalan Raya Mondoroko Singosari, Malang
Luas Tapak
:
±10.484 m
Harga tanah
:
Rp 2.500.000,00 /m
Harga bangunan
:
Rp 2.200.000,00 /m
Biaya landscape
:
Rp. 550.000,00 /m2
Luas Lantai Kotor
:
6846 m2
Luas Lantai Kotor Keseluruhan
:
8898,8m
Luas total area fasilitas ruang terbuka
:
9996 m (termasuk lahan parkir)
2.
2 2 2
2
2
BIAYA INVESTASI A. Biaya Bangunan
Lantai
Luas Lantai
Keseluruhan
8898.8m
Koefisien Lantai
Total Harga Biaya Bangunan
Harga/m
Jumlah
Rp 2.200.000,00
Rp 19.577.360.000 Rp 19.577.360.000
Antoni o H eltra Pr adana - 115060500111032
41