Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Judul:
Kisah Inspiratif Peraih Beasiswa Editor: Muhammad Nasrullah Ilustrator dan Desain Cover: Ways Al Khusaini
Cetakan Pertama, Juni 2015
Penerbit:
Darul Hikmah Media Jalan KH. Ismail No. 90 Mojokerto Jawa Timur Telp. 085778081258
Bekerja sama dengan
MA Darul Hikmah www.ma-darulhikmah.net MA Darul Hikmah – Mojokerto
ii
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
PENGANTAR Umumnya masyarakat kita menganggap bahwasanya kuliah itu hanya untuk orang yang memiliki uang banyak saja, sehingga kebanyakan masyarakat dengan tingkat ekonomi kurang mampu sudah mundur dan memutuskan untuk tidak daftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), kebanyakan mereka lebih memilih bahwa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) biayanya jauh lebih murah daripada PTN. Padahal secara fakta membuktikan jika sebenarnya kalau di total biaya di PTN jauh lebih murah. Kini informasi tentang beasiswa pun tersedia luas dan dapat diperoleh secara mudah di internet. Mulai dari persyaratan, deskripsi, waktu pembukaan hingga batas akhir pendaftaran beasiswa. Buku ini dengan bahasa yang sangat ringan mengupas kisah beberapa pengalaman alumni MA Darul Hikmah dalam menjemput impian beasiswanya, mulai dari mencari informasi, mempersiapkan berkas-berkas beasiswa hingga rahasia dan tips tersembunyi yang barangkali baru diungkapkan oleh penulis kisah yang ada dalam buku ini. Semoga buku ini dapat memberikan tambahan suntikan semangat dan motivasi untuk selalu memperjuangkan impian beasiswa masing-masing pembaca.
Penulis MA Darul Hikmah – Mojokerto
iii
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
DAFTAR ISI PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................... iv M. NASRULLAH ................................................................................... 1 Mulai dari Anak Asrama Hingga Anak Rumahan, Berawal dari Mahasiswa Biasa hingga Mahasiswa Wirausaha ............................ 2 IRFATUN NIHAYAH ........................................................................... 11 Cahaya Yang Kembali Lagi ............................................................. 12 NUR LAILATUL FARIDA ..................................................................... 20 Berawal Dari Sebuah Keinginan .................................................... 21 SAFITRI NENIK AGUSTIN ................................................................... 29 Mencoret Target Ke-16 ................................................................. 30 SULTHONUN ARIFIN ......................................................................... 51 Apel atau Kembang? ..................................................................... 52 M. ALIFUDDIN IKHSAN ..................................................................... 63 Dengan Lima Puluh Dua Ribu Tujuh Ratus, Saya Kuliah ................ 64 ITA AROFAH ...................................................................................... 78 Jejak Itu Berawal dari Sini .............................................................. 79
MA Darul Hikmah – Mojokerto
iv
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
M. JAWAHIR...................................................................................... 85 Semua Berawal dari Impian........................................................... 86 KHOIRUN NISAK................................................................................ 91 My Journey To Get Success ........................................................... 92 SITI MUFARRIKHA ............................................................................. 97 Berawal dari Bidik Misi .................................................................. 98
MA Darul Hikmah – Mojokerto
v
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
M. NASRULLAH Jurusan Sistem Informasi 2009 -Institut Teknologi Sepuluh Nopember-
MA Darul Hikmah – Mojokerto
1
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Mulai dari Anak Asrama Hingga Anak Rumahan, Berawal dari Mahasiswa Biasa hingga Mahasiswa Wirausaha 6 tahun telah berlalu, segala rasa sedih, senang, suka, duka, cita, hingga memperjuangkan hidup menjadi Mahasiswa yang mempunyai ideologi santri. 6 tahun yang lalu gaya hidup yang baru telah dimulai, berawal dari seorang anak Sekolah Menegah Pertama Negeri 1 Krian yang merupakan salah satu sekolah favorit kala itu di daerah Sidoarjo yang setiap selesai sekolah langsung pulang ke rumah dan belajar serta mengaji di salah satu pondok pesantren cabang dari Darul Falah Pusat berubah 90 derajat menjadi seorang santri yang mengais ilmu dari KH. Basyaruddin Ismail, beliau merupakan salah seorang kyai kharismatik di mojokerto yang telah wafat sekitar tahun 2002. Meskipun tidak bertemu dengan beliau, namun jejak serta pemikiran beliau masih bias dirasakan oleh hampir 250 an santri yang belajar di sana. Banyak bibit-bibit unggul telah bercokol dari pesantren ini, meskipun kecil namun alumninya sangat berguna di masyarakat, ada yang menjadi kyai, ustadz, pengajar, hingga menjadi pengusaha. 3 tahun di pesantren telah berlalu, akhir tahun di pesantren bagaikan sakaratul maut dalam benak ini, bagaimana tidak ? pada akhir tahun itu ditentukan apakah diri ini khusnul khotimah ataupun su’ul khotimah. Belajar, hafalan, ke maqom Mbah Kyai, serta ibadah-ibadah lainnya menjadi keseharian rutin yang semakin
MA Darul Hikmah – Mojokerto
2
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
ditambah, harapan mendapatkan akhir yang bagus serta ilmu yang berkah merupakan salah satu alasan utamanya. Alhamdulillah, Ujian Nasional dinyatakan lulus meskipun nilainya pas-pasan, bahkan terdapat satu nilai yang hampir saja harus Ngulang pada UNAS tahun depan. 35, … merupakan total akumulatifnya, sangat sedikit sekali karena pada waktu itu terdapat 6 mata pelajaran yang diujikan. Ditambah lagi Pengajuan Formulir Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) juga dinyatakan lulus, sehingga dapat melanjutkan pendidikan tingkat sarjana disalah satu perguruan tinggi favorit di negeri ini, yaitu ITS Surabaya. Lengkap sudah kebahagiaan ketika itu. Alhmdulillah permohonan khusnul khotimah di ijabahi olehNya. Pijakkan Kaki di Kampus 10 November, gelar Anak Asrama resmi dianugrahkan. Nama itu sudah tidak asing terdengar di penjuru negeri ini. Kampus yang mencetak banyak teknokrat, insinyur, analis, hingga pejabat yang tangguh sekaliber Menteri Pendidikan Nasional RI Prof. Dr. Muhammad Nuh, DEA. Bahkan Presiden SBY juga pernah kuliah di ITS meskipun hanya 1 tahun. Hehe … Melihat Bundaran ITS saja sudah berdecak kagum, apalagi memasuki kampus yang memiliki Luas lebih dari 180 hektar( berdasarkan data dari situs resmi kampus ITS). Esok harinya penyambutan hangat dari temen-temen komunitas CSS MORA ITS menyambut dengan hangat, keluarga baru D’09 mulai terbentuk dari berbagai karakter santri dari penjuru negeri. Mulai saat itu telah resmi menjadi anak penghuni Asrama Mahasiswa ITS Surabaya,
MA Darul Hikmah – Mojokerto
3
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
karena setiap mahasiswa baru dari PBSB wajib bermisili di asrama, agar koordinasi dengan Kementrian Agama selaku penyelenggara Beasiswa menjadi lebih mudah, serta mencegah dari pergaulanpergaulan yang kurang baik. Ketika Santri Kuliah di Kampus ITS Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi secara gratis tidak saya sia-siakan. Rasanya hampir semua mahasiswa PBSB yang berkuliah di berbagai PTN juga mempunyai satu pikiran yang sama dengan saya. Terbukti banyak prestasi yang mereka torehkan, mulai dari mereka yang berhasil mewakili kampusnya untuk pertukaran pelajar (Student Exchange) ke berbagai Negara, tidak hanya itu saja prestasi mereka di bidang akademik juga sangat tidak mengecewakan, tidak sedikit mereka yang berhasil lulus dengan IPK Cumlaud. Hingga pencetus ide PBSB sekaligus Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang ketika itu masih dipegang oleh Dr. Muhammad Ali, beliau selalu memuji anak PBSB sebagai Santri yang Extra Ordinery. Melihat mereka yang berhasil menorehkan banyak prestasi, siapa yang tidak timbul iri dalam dirinya. Namun iri dalam hal ini bukan iri hati yang cenderung kea rah yang negatif, namun lebih ke iri yang positif yaitu ingin menorehkan prestasi yang sama dengan mereka. Tidak hanya itu saja, berada di kampus ITS juga serasa berada di sebuah lingkungan yang dipenuhi oleh mahasiswa yang prestatif, bagaimana tidak ? prestasi mereka juga sama-sama luar biasa.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
4
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Mulai ketika itu diri ini bertekad sekuat tenaga untuk meraih prestasi-prestasi yang lebih dari mereka. Langkah itu diawali dengan menuliskan beberapa target dan impian ke depan. Dari sana berhasil saya tuliskan kurang lebih 27 impian, kemudian impian itu saya tempel pada pintu luar lemari, dinding dan tempat-tempat yang mudah terlihat oleh mata, sehingga ketika membaca tulisan tersebut dijamin motivasi dan semangat diri akan berkobar kembali. berbekal coretan-coretan mimpi itulah mulai tersusun kehidupan kampus yang lebih tertata dan terarah serta tidak bingung lagi ke depannya apa yang kita inginkan? Mulai saat itu saya manfaatkan waktu untuk hal-hal yang membawa manfaat serta positif, mulai dari mendaftarkan diri ke organisasi mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) hingga organisasi yang bergerak di bidang keagamaan, yaitu Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) karena masih merasa punya tanggungan untuk menyebarkan kalimat-kalimat Allah serta menyalurkan secuil ilmu yang pernah di dapatkan dari pondok pesantren. berikut Riwayat Oragnisasi yang saya ikuti selama 3 tahun terakhir ini : Anggota KOPMA ITS (2009), anggota Kajian Islam Sistem Informasi (2009), Anggota CSS MORA ITS (2009), Staff KOPMA ITS (2010), Staff bidang Pemberdayaan Sumber Daya Islam KISI (2010), Anggota PMII (2010), Staff Humas CSS MORA ITS(2010), Staff Personalia KOPMA ITS (2010), Anggota Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Jurusan JMMI ITS (2010), Ketua Departemen Islamic Business Center KISI (2011), Ketua Departemen Kewirausahaan CSS MORA ITS (2011), Asisten Direktur BISNIS KOPMA ITS (2011), Tim Badan Pengawas Kepengurusan HMSI ITS (2011), Direktur Bidang Personalia KOPMA ITS (2012), dari beberapa organisasi tersebut juga mengikuti cukup
MA Darul Hikmah – Mojokerto
5
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
banyak pelatihan dan seminar. Alhamdulillah dengan berbagai ORMAWA (Organisasi Mahasiswa) tersebut kehidupan di kampus menjadi sangat berwarna menjadikan mental serta pengalaman yang tak terhitung harganya. 3 tahun lebih berada di kampus kebanggaan ITS, membawa diri saya meraih beberapa prestasi bersama Keluarga Mahasiswa (KM) ITS, diantaranya : 1. Penerima Beasiswa Santri Berprestasi ( PBSB ) Kementrian DEPAG 2009. 2. Peserta Karya Tulis Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember bidang Pengabdian Masyarakat ( PKMM ) tahun 2010 dan Di Danai dengan Judul : “Sistem Informasi MICOWEB yang interaktif untuk Masyarakat Desa Kedungmaling Mojokerto” . 3. Tim Admin Website CSS MoRA ITS tahun 2010 – 2011. 4. Salah satu penerima dana pengembangan Wirausaha Mahasiswa dalam Event PMW (Program Mahasiswa Wirausaha ) ITS Surabaya dengan judul Usaha “ Digital Printing Amanah, digital printing 24 Jam dan Ramah Lingkungan”. 5. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Bidang Kewirausahaan (PKMK) tahun 2011 yang Di danai dengan judul : “Penyu Unik : Media Penyubur Tanaman Unik dan Berestetika”. 6. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Bidang Kewirausahaan (PKMK) tahun 2011 yang Di danai dengan judul : “Pengembangan
MA Darul Hikmah – Mojokerto
6
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Usaha SIPLHO Coorporation sebagai Trade dan Konsultan IT”. 7. Peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional (PIMNAS ) ke 25 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY ) pada Tahun 2012. 8. Finalis Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan PIMNAS 25 UMY Jogjakarta 2012. 9. Peserta Jambore Koperasi tingkat Nasional dalam rangka HUT Koperasi ke 62 di Kebun Raya Purwodadi Kabupaten Pasuruan JATIM pada Tahun 2010. 10. Peserta Jambore Koperasi tingkat Nasional dalam HUT Koperasi ke 63 di Bumi Perkemahan Kebun Binatang Ragunan Jakarta pada Tahun 2011. 11. Finalis 9 Besar Marketing Business Competition Indonetwork.com Tingkat Surabaya Tahun 2011. 12. Finalis 80 Besar Pemuda Penggerak Koperasi (PPK) Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur Tahun 2011. Begitulah kawan, ketika santri diberikan kesempatan untuk belajar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN), salah satunya ITS Surabaya, mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, karena tidak akan datang kesempatan yang kedua kalinya. CSS MORA ITS di Mount Arjuna Pagi yang indah, rerumputan hijau, langit yang cerah serta penampakan dari gunung Penanggungan yang tampat sangat jelas harus segera diabadikan dalam kamera, karena cuaca di puncak
MA Darul Hikmah – Mojokerto
7
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
pegunungan sangatlah cepat berubah. Selain Puncak Penanggungan juga tampak jelas sekali puncak Welirang. Begitu indah dan besar kuasa ilahi, begitu indah pemandangan serta kekayaan alam negeri Nusantara ini, seluas mata memandang dari ujung barat hingga timur tampak sederetan pegunungan yang saling sambung menjadi satu membentuk barisan gunung yang indah. Tepat 06 April 2012 dini hari kami rombongan dari pendaki CSS MORA ITS angkatan 2009 beserta beberapa anak ITS lainnya sampai di ujung puncak Mount Arjuna yang pertama. Meskipun belum sampai pada puncak yang tertinggi, hati kami sangat senang dan gembira. Kamera HP yang sudah kami matikan sejak awal melakukan perjalanan pendakian baru kami nyalakan ketika sampai di puncak, agar kami bias mengabadikan keindahan Sun Rise(matahari terbit). Perjalanan kami lanjutkan kembali hingga puncak yang selanjutnya, pada puncak ke dua ini kami menemukan beberapa makam kecil yang bertuliskan nisan In Memorium. Kemudian juga terdapat taman yang dipenuhi dengan bunga edelwis, Bunga yang hanya tumbuh pada ketinggian tertentu saja. 3 hari berada dalam perjalanan itu sungguh merupakan kenangan yang tak terlupakan hingga sekarang, bahkan ketika kami berhasil mengibarkan bendera spanduk CSS MORA ITS dan menyentuh bendera merah putih yang berada pada puncak tertinggi Gunung Arjuna. Semester 7, Awal dari Anak Rumahan Tidak terasa sudah 6 semester menempa kehidupan di kampus perjuangan ITS. Suka maupun duka bercampur menjadi satu
MA Darul Hikmah – Mojokerto
8
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
kesatuan membentuk rasa syukur kepada ilahi robbi yang tak bias dinilai dengan segala apapun itu. berjuta kenikmatan dan pengalaman yang tidak dapat ditukar dengan apapun, karena waktu dan masa tidak dapat diputar kembali kea rah belakang, bahkan di percepat sekalipun ke masa depan. Kini ketika telah berada pada penghujung perkuliahan di kampus ITS semua kenangan ketika menjadi mahasiswa baru, mendapatkan cercaan dosen, mendapatkan hinaan senior angkatan, berlibur bersama dengan angkatan, melihat film premier bersama hingga melakukan pengabdian masyarakat juga bersama. Begitu juga dengan urusan tempat tinggal, hampir semua statusnya juga saya sandang. Mulai dari menjadi anak asrama yang tinggal di Asrama Mahasiswa ITS, ketika itu juga menjadi mahasiswa yang kuliah pulang dan kuliah pulang, hal ini terjadi ketika masih berada di jenjang semester 1 dan 2 (Tahun Pertama). Kemudian ketika semester 3 dan 4 (Tahun ke dua ) berpindah ke kos-kosan, dari sini saya mulai aktif diberbagai organisasi, sehingga tidak lagi kuliah pulang dan kuliah pulang, namun kuliah rapat – kuliah rapat. Tak jarang pulang sampai kos-kosan diatas tengah malam karena kebetulan saat itu merupakan jadwal ada rapat di salah satu organisasi yang saya ikuti. Tak kurang 3 hingga 5 organisasi yang saat itu saya geluti. Dari sini nilai index prestasi (IP) saya mulai menurun, meskipun masih dalam kisaran 3,.. sihh. Pada tahun berikutnya mulai saya cicipi yang nama pesantren mahasiswa, suatu pesantren yang hampir seluruhnya merupakan berasal dari kalangan mahasiswa. Berada disana hanya dalam kisaran 4 hingga 5 bulan. semester 6 menjadi awal terbentuknya usaha baru dan mulai mencoba bidang wirausaha.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
9
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Alhamdulillah sekitar bulan juni akhir terbentuk Digital Printing Amanah bersama dengan ke empat temen sejawat. Awal semester 7, saya putuskan untuk tidak lagi tinggal dikontrakan bersama teman-teman, sehingga pulang-pergi Sidoarjo Surabaya hingga saat ini. Dari situlah awal saya menjadi anak “Rumahan”. …. Berawal dari Mahasiswa Biasa hingga Mahasiswa Wirausaha Sekitar tahun 2010 awal kampus ITS mulai menggencarkan program-program yang bertujuan untuk menciptakan pengusahapengusaha muda, tidak tanggung-tanggung hingga dibentuk tim kerja khusus yang fokus utamannya adalah menciptakan banyak wirausaha muda. Selain itu kampus ITS tidak ragu mencairkan dana hingga milyaran rupiah untuk memberikan stimulus kepada para mahasiswa agar berani memulai usaha, dana itu kemudian diberikan kepada mahasiswa melalui Program Mahasiswa Wirausaha yang dimulai dari tahun 2010 hingga sekarang, kisaran dana yang diberikan maksimal hingga 40.000.000 setiap tim/bisnis. Alhamdulillah tahun 2010 merupakan tonggak awal mulai melirik dan tertarik terhadap dunia wirausaha hingga pada tahun 2011 berhasil lolos dalam program PMW 2011 POKJA ITS sehingga mendapatkan suntikan dana sebesar 27.000.000 untuk merealisasikan bisnis yang telah direncanakan sebelumnya, hingga saat ini pernah mencapai omset 7.000.000 dalam 1 bulan. Di tahun 2009 menjadi mahasiswa biasa, 2010 mulai Mahasiswa sibuk Rapat hingga tahun 2011 Mahasiswa Wirausaha dan 2012 ini Insya Allah menuju Mahasiswa siap kembali ke Pesantren. Amiieen.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
10
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
IRFATUN NIHAYAH Jurusan Biologi 2010 -UIN Maulana Malik Ibrahim-
MA Darul Hikmah – Mojokerto
11
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Cahaya Yang Kembali Lagi Sebut saja namanya Nur, Nur adalah putri kelima dari 5 bersaudara. Ia punya 3 orang kakak perempuan dan seorang kakak laki-laki. Nur hidup dalam keluarga yang sederhana tapi juga tidak merana. Sewaktu kecil Nur juga pernah merasakan bagaimana pahitnya hidup dalam keluarga kecil itu. Namun orangtuanya selalu mengajarkan padanya indahnya hidup dengan berbagi meskipun dalam keadaan yang kekurangan, sehingga ia tetap bersemangat untuk sekolah. Bahkan, Nur masuk TK pada usia yang masih sangat dini yaitu umur 3,5 tahun. Dengan usia yang sangat muda itu Nur sudah belajar mandiri, Nur berangkat dan pulang sekolah bersama dengan kakaknya, Nur tidak pernah diantar oleh ibu ataupun ayahnya karena ibunya sibuk bekerja di sawah dan ayahnya harus bekerja sebagai TU di sebuah sekolahan swasta. Kadang Nur merasa iri melihat teman-temanya yang ditemani oleh orangtua mereka ke sekolah, namun apa daya tangan tak sampai, Nur pun memilih untuk memendam keinginan itu karena ia tahu itu tidak akan terjadi. Saat itu karena Nur masih terlalu kecil untuk pulang sekolah berjalan kaki sehingga ia harus selalu sabar untuk menunggu kakaknya pulang sekolah sampai siang hari. Kadang Nur juga sampai tertidur di bangku sekolah ketika menunggu kakaknya. Sungguh masa kecil yang tak akan terlupakan. Nur akhirnya masuk MI, ia tak akan masuk SD karena basic pendidikan orangtuanya adalah pendidikan agama Islam. Sampai MI pun Nur tidak pernah berangkat sekolah diantar ayahnya, mungkin hanya sekali dua kali saja ketika ban sepeda Nur bocor. Nur sadar
MA Darul Hikmah – Mojokerto
12
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
betapa sibuknya kedua orangtuanya dalam mencari nafkah untuknya dan kakak-kakanya agar tetap bisa sekolah. Sehingga ia sangat senang sekali ketika ada acara pengambilan raport oleh wali murid, karena pada saat itulah ayahnya pasti menyempatkan diri untuk mengambil raport Nur dan kakak-kakaknya karena kebetulan mereka di sekolah yang sama. Oleh karena itu Nur selalu berusaha agar ia selalu mendapat rangking 1 karena ia tidak mau mengecewakan ayahnya. Nur selalu menjadi juara kelas mulai kelas 3 sampai kelas 6. Saat itu Nur tidak mengerti apapun mengenai sekolah SMP, sehingga ia juga tidak mempersiapkan diri untuk memilih ia akan sekolah dimana. Nur juga tidak memikirkan sama sekali untuk melanjutkan sekolah di pesantren karena ia merasa Nur terlalu nakal untuk menjadi santri. Namun semua kakak Nur melanjutkan pendidikan mereka di pesantren, maka ia juga hanya bisa menurut saja apa yang dikatakan orangtuanya. Akhirnya orantua Nur memutuskan agar Nur melanjutkan sekolah di pesantren yang sama dengan pesantren kakaknya yaitu PP. Darul Hikmah. Namun pada saat Nur masuk pesantren untuk MTs kakaknya sudah pindah atau boyong karena tidak ada pilihan jurusan yang sesuai dengan minatnya, karena kakaknya sudah masuk kelas 3 MA. Jadilah Nur tinggal di pesantren tersebut tanpa ada seorang pun yang ia kenal. Seminggu berjalan Nur tinggal di pesantren dengan perasaan yang sedih karena berpisah dengan orangtuanya. Awalnya setiap seminggu sekali orangtuanya datang untuk menjenguknya, namun lama-kelamaan menjadi 2 atau 3 minggu sekali orangtuanya datang. Nur sudah mulai terbiasa dengan kegiatan di pesantren dan sekolahnya, Nur juga sudah mulai akrab dengan teman-teman di
MA Darul Hikmah – Mojokerto
13
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
pondoknya. Satu hal baru yang didapatkan Nur pada saat itu, belajar untuk hidup sederhana dan selalu berbagi dengan orang lain. Pelajaran itu tidak mudah didapatkan oleh orang-orang yang tidak pernah merasakan hidup di pesantren. Nur tinggal di komplek pesantren yang terpisah dari sekolahnya. Komplek yang ditempati Nur juga tidak memiliki santri yang banyak seperti komplek yang lainnya, sehingga Nur dan temantemannya sudah seperti keluarga. Nur mempunyai seorang sahabat di pondok tersebut, sebut saja namanya Mala. Nur dan Mala menjadi teman akrab karena mereka adalah santri termuda di komplek pondok tersebut dan juga teman sekelas ketika MTs. Nur dan Mala selalu bersama hingga mereka lulus MTs, meskipun kadang terjadi sedikit kesalahpahaman antara mereka berdua, namun Nur selalu bisa mengatasinya. Setelah 3 tahun di pesantren Nur dan Mala lulus dari MTs, kemudian tanpa pikir panjang Nur mendaftarkan diri ke MA Darul hikmah karena ia tidak ingin pindah dari pesantren. Mala pun akhirnya juga masuk MA Darul Hikmah, tapi mereka tidak sekelas karena Mala daftar ulang terakhir. Meskipun mereka beda kelas tapi mereka tetap menjaga persahabatan mereka. Pada saat kelas 1, Nur punya teman baru yang juga akan menjadi teman akrabnya, sebut saja namanya Rere, Kaka, dan Rahma. Mereka menjadi teman akrab dalam tahun pertama. Tahun berikutnya mereka terpisah karena pemilihan jurusan. Nur dan Rere masuk IPA, sedangkan Kaka dan Rahma masuk IPS. Pada saat pemilihan jurusan, Mala juga masuk IPA. Dari kelas IPA tersebut Nur jadi punya banyak sahabat, ada Mala, Rere, Fia, Hida, Siti, dan Lita. Mereka selalu berbagi cerita dan belajar bersama, sampai pada suatu saat ketika Mala harus pindah
MA Darul Hikmah – Mojokerto
14
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
ke Malaysia karena ia harus ikut ayahnya yang kerja disana. Mereka bersedih atas kepergian Mala, tapi di antara mereka yang paling merasa kehilangan Mala adalah Nur, karena mereka telah lama menjadi sahabat. Namun Nur tidak terlarut dalam kesedihannya karena masih ada sahabat-sahabatnya yang lain yang selalu menghiburnya. Akhirnya Nur sampai juga kelas 3 MA bersama sahabat-sahabatnya. Setelah melewati serangkaian kesibukan anak kelas 3 seperti les tambahan dan try out untuk mempersiapkan ujian nasional, Nur dan sahabat-sahabatnya masih belum memikirkan untuk melanjutkan kuliah. Nur dan sahabatnya tidak tahu sama sekali informasi tentang beasiswa untuk kuliah, sampai suatu saat ia tahu dari teman sekelasnya yang akan daftar beasiswa kuliah. Akhirnya informasi itu menyebar ke semua anak kelas 3 dan tentunya Nur dan temantemannya juga ingin mendapatkan beasiswa tersebut. Namun karena kuota pendaftaran untuk tiap sekolah hanya 10 orang jadi pihak sekolah mengambil kebijakan dengan mengadakan tes untuk pendaftaran beasiswa tersebut. Nur dan sahabatnya juga mengikuti tes tersebut. Waktu pengumuman tes pun tiba, 10 orang telah terpilih, 9 orang dari kelas IPA dan 1 orang dari kelas IPS. Nama-nama yang tercantum adalah Lita, Hida, Fia, Rere, Siti, Ria, Yuli, Ahmad, Toha dan Nur. Nur merasa sangat senang karena mendapat kesempatan untuk mengikuti tes beasiswa. Nur bersama teman-temannya akhirnya berangkat ke Surabaya untuk mengikuti tes beasiswa dari Kementrian Agama RI. Pada saat itu Ria tidak ikut karena suatu halangan jadi mereka berangkat hanya 9 orang dengan didampingi seorang TU dari sekolah. Mereka berangkat ke Surabaya dengan
MA Darul Hikmah – Mojokerto
15
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
angkutan umum dengan biaya mereka sendiri. Di Surabaya sudah ada salah satu kakak kelas mereka yang juga mendapatkan beasiswa di ITS Surabaya, sebut saja namanya Mas Irul. Mas Irul adalah orang yang mencarikan tempat untuk Nur dan teman-temannya menginap karena tes beasiswa diadakan esok harinya. Mas Irul juga mengantarkan adik-adik kelasnya itu menuju tempat tes. Ruang tes beasiswa dibedakan berdasarkan pemilihan kampus yang dipilih. Pada saat itu 4 teman Nur memilih kampus UNAIR Surabaya, 4 lainnya memilih kampus ITS Surabaya, dan Nur seorang diri memilih kampus UIN Malang. Awalnya Nur ingin memilih UGM sebagai kampus tujuannya, namun orangtuanya tidak memberinya ijin untuk kulliah terlalu jauh dari rumah. Orangtuanya menyuruh Nur memilih kampus yang di Jawa Timur saja, seperti di Surabaya. Tapi Nur tidak ingin kuliah di Surabaya, akhirnya ia memilih UIN Malang sebagai tujuannya. Nur pun masuk ke ruang tes untuk kampus UIN Malang. Saat itu UIN Malang adalah satu-satunya kampus yang mensyaratkan calon mahasiswanya hafal Al-Qur’an minimal 10 juz untuk beasiswa tersebut. Nur memilih UIN Malang dengan modal nekat karena hafalannya masih dapat 5 juz pada waktu itu. Tes beasiswa pada waktu itu dilaksanakan dalam 2 hari, hari pertama yaitu tes tulis untuk semua kampus tujuan sedangakan hari kedua tes wawancara khusus untuk kampus UIN Malang. Hari pertama tes berjalan lancar mulai jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Setelah itu Nur dan teman-temannya kembali ke penginapan untuk istirahat. Namun Nur masih harus mempersiapkan diri untuk tes wawancara. Nur tidak mengetahui apa saja pertanyaan yang akan diajukan esok harinya. Keesokan harinya teman-teman Nur pulang
MA Darul Hikmah – Mojokerto
16
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
kerumahnya masing-masing karena tidak ada tes lagi, berbeda dengan Nur yang kembali ke tempat tes dengan ditemani Mas Irul saja. Pada saat itu Mas Irul tidak bisa menemani Nur sampai selesai sehingga Nur masuk ke ruang tes seorang diri. Awal masuk ruang tersebut Nur biasa saja karena Mas Irul masih disana menuggu Nur. Namun pada saat menunggu nama Nur dipanggil, tiba-tiba Mas Irul sudah tidak ada. Nur merasa takut karena tidak ada yang ia kenal dan juga gugup karena tes wawancara. Akhirnya nama Nur dipanggil, ia pun maju di depan 3 orang penguji utusan dari UIN Malang. Pertanyaan demi pertanyaan bisa Nur jawab, dan pertanyaan terakhir dari penguji tersebut yang mengagetkan Nur, yaitu melanjutkan ayat Al-Qur’an yang dibaca oleh penguji. Nur merasa sangat takut karena Nur sama sekali tidak mempersiapkan hafalannya, ia tidak menyangka jika wawancara tersebut juga mengenai hafalannya. Ayat yang dibacakan penguji untuk Nur pada saat itu adalah ayat pertama Surah Ali Imran. Namun amat disayangkan oleh Nur, ia hanya bisa meneruskan 2 ayat setelahnya karena ia tidak mempersiapkan sama sekali. Nur pun putus asa dan merasa tidak akan mendapatkan beasiswa tersebut. Pengumuman penerimaan beasiswa yaitu sebulan setelah pelaksanaan tes. Dalam waktu sebulan itu Nur hanya bisa berdo’a agar ia bisa mendapatkan beasiswa tersebut, karena ia sangat ingin mengurangi beban orangtuanya untuk membiayai kuliahnya. Nur tak henti-hentinya berdo’a, hingga suatu ketika ia diajak oleh teman pondoknya untuk mengikuti acara Majlis Al-Qur’an di pondok Tebuireng Jombang dalam acara 40 hari wafatnya Gus Dur. Majlis tersebut yaitu khataman Al-Qur’an oleh orang-orang yang hafal Al-
MA Darul Hikmah – Mojokerto
17
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Qur’an dan dibagi menjadi beberapa majlis, satu majlis biasanya berkelompok minimal 2 orang. Pada waktu itu Nur satu majlis dengan teman pondoknya. Nur merasa tidak percaya diri untuk mengikutinya karena Nur masih hafal 5 jus, namun temannya menenangkannya. Akhirnya Nur mendapat bagian juz 1-15, karena Nur masih hafal 5 juz jadi 10 juz sisanya ia membaca bukan menghafal. Itu adalah pertama kalinya Nur menbaca Al-Qur’an sebanyak itu dalam satu kali duduk. Nur hanya memikirkan satu hal pada saat itu, ia menganggap majlisan itu adalah salah satu ikhtiyar terbesarnya untuk mendapatkan beasiswa dan juga lulus sekolah MA. Karena ia ingin mengurangi beban biaya kuliah dan juga membuat orangtuanya bangga, itulah do’a yang selalu diucapkannya. Hari pengumuman UNAS pun tiba, Nur dinyatakan lulus. Nur merasa bahagia, namun ia juga masih bimbang karena pengumuman beasiswa belum keluar. Ia menunggu hari pengumuman beasiswa di rumahnya karena sekolahnya sudah libur. Akhirnya pengumuman hasil seleksi beasiswa pun keluar. Awalnya Nur belum tahu hasil itu sudah keluar, sampai pada suatu siang Nur mendapatkan SMS dari Mas Irul yang isinya “Alhamdulillah Nur sampean dapat beasiswa dari Kemenag”. Nur pun semakin bahagia karena do’anya terkabul, ia pun segera memberi tahu kabar gembira itu pada orangtuanya. Namun, sangat disayangkan juga oleh Nur karena teman-temannya tidak ada yang mendapat beasiswa itu. Dari itu Nur semakin menyadari bahwa selain berusaha juga ada kekuatan do’a yang juga bisa mengubah nasib seseorang. Nur masuk kuliah lebih awal karena harus mengikuti matrikulasi atau pra kuliah selama 2 bulan. Nur masuk jurusan
MA Darul Hikmah – Mojokerto
18
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Biologi di UIN Malang. 2 tahun pertama Nur masih bisa merasakan semangat menjadi mahasiswa Biologi, sebagai penghafal Al-Qur’an dan juga sebagai santri meskipun ia sudah tidak tinggal dipondok. Pada tahun ketiga awal semester 6 Nur mulai merasakan banyak gangguan dari luar sehingga semangatnya untuk menghafalkan AlQur’an semakin memudar dan ia lebih mementingkan urusan kuliahnya. Nur juga mulai sedikit-demi sedikit tidak mengindahkan jiwa kesantriannya. Hal seperti itu berlanjut hingga tahun keempat ketika Nur semester 8 dan mengerjakan skripsinya. Pada saat itu ia mulai jenuh dengan kegiatan kuliahnya, tiba-tiba Nur kembali memikirkan sejatinya ia itu siapa. Akhirnya ia kembali menyadari bahwa Nur adalah seorang santri penghafal Al-Qur’an dan juga seorang majasiswa Biologi. Tanpa disadari Nur merindukan semua pelajaran hidup yang ia dapatkan ketika ia masih di pesantren. Nur merasa ada secercah cahaya yang hilang dalm hatinya selama ia kuliah yaitu cahaya Al-Qur’an. Nur pun memutuskan untuk segera menyelesaikan kuliahnya agar ia bisa kembali menimba ilmu di pondok dan mengembalikan secercah cahaya yang hilang dalam hatinya.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
19
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
NUR LAILATUL FARIDA Jurusan Akhwalus Syahsiyah 2011 -UIN Sunan Ampel Surabaya-
MA Darul Hikmah – Mojokerto
20
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Berawal Dari Sebuah Keinginan Berawal dari sebuah keinginan dan usaha keras disertai dengan doa, semua pasti akan tercapai. Itulah yang senantiasa aku yakinkan dihati kecilku ini. Dua puluh satu tahun yang lalu, aku dilahirkan oleh seorang ibu yang senantiasa aku muliakan. Aku diberi nama Nur Lailatul Farida, biasanya dipanggil Farida or Ida. Aku tinggal di sebuah desa kecil tepatnya desa Brayung, kecamatan Puri kabupaten Mojokerto. Aku bukanlah seorang yang sudah mencapai kesuksesan. Bisa dikatakan aku termasuk seseorang yang menerima suatu keberuntungan yang tidak ada bandingannya. Adanya keberuntungan itu tidak terlepas dari adanya suatu usaha keras disertai dukungan dari beberapa pihak. Ucapan syukur kepada Allah Swt senantiasa ku lantunkan ketika aku mendapatkan sebuah kenikmatan. Beribu tutur terima kasih aku ucapkan kepada orangorang yang selalu memberi dukungan dan motivasi. Diterimanya aku dalam tes PBSB ini merupakan suatu kebanggaan bagiku, tetapi aku tahu bahwa sifat kesombongan tidak melepas kemungkinan akan menghampiriku. Oleh karena itu tetap menjadi seseorang yang biasa saja dan selalu menjaga almamater santri menjadi semboyanku. Pada mulanya, aku mendengar kata PBSB dari guru kesiswaanku, ditambah lagi adanya sosialisasi yang diadakan di sekolah yang dipimpin oleh kakak kelas yang menerima beasiswa itu membuatku lebih mengerti tentang Apa sih PBSB itu? Di hati kecil
MA Darul Hikmah – Mojokerto
21
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
ini, terbesit keinginan untuk bisa melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Untuk bisa mencapai hal itu, maka jalan keluarnya adalah mengikuti tes beasiswa yang di informasikan oleh guru-guru karena aku bukanlah berasal dari keluarga kaya raya, aku hanyalah berasal dari keluarga menengah kebawah. Rasa minder dan kurang percaya diri selalu menghampiriku, sehingga awalnya aku berkecil hati dalam mengikuti tes-tes beasiswa yang telah ada. Akan tetapi, besarnya motivasi dan semangat dari teman-teman seperjuangankulah yang menjadi faktor pendorong utama sehingga aku ikut serta mencoba tes-tes yang diadakan baik dari Kemenag maupun dari perguruan tinggi lain. Aku dan teman-teman baru mendaftarkan diri untuk melakukan seleksi pada hari terakhir pendaftaran. Awalnya yang berminat ikut tes beasiswa ini sangat sedikit, tetapi ketika hari terakhir pendaftaran, siswa yang ikut tes semakin banyak sehingga sekolah mengadakan seleksi bagi siswa yang berminat untuk mengikuti tes PBSB ini. Seleksinya ialah dengan mengikuti tes tulis dan tes baca kitab. Kitab yang dibaca yakni kitab Fathul Qarib yang biasa dipelajari di sekolah. Meskipun aku adalah seorang santri, aku belum mahir dalam membaca kitab kuning sehingga rasa minderpun muncul lagi, tapi aku yakin dengan usaha dan mencoba, semua akan berjalan dengan lancar. Alhamdulillah aku termasuk dari 15 besar siswa yang lulus seleksi sekolah untuk bisa mengikuti tes PBSB. Aku baru memberitahukan hal ini sekaligus meminta izin kepada kedua orang tuaku untuk mengikuti tes yang di adakan di Sukolilo, Surabaya. Kedua orang tuaku ragu karena Surabaya adalah kota Metropolitan,
MA Darul Hikmah – Mojokerto
22
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
mereka khawatir denganku. Selain itu, aku tidak memiliki saudara di kota Surabaya. Aku berusaha meyakinkan mereka agar aku dapat izin untuk ikut tes tersebut. Berdasarkan pemahaman yang telah aku berikan kepada mereka, akhirnya mereka yakin dan mengizinkanku, malahan mereka selalu memberi motivasi agar aku terus belajar dan berdoa. Persyaratan mengikuti PBSB ini sangatlah ribet menurutku, karena aku termasuk santri pondok yang agak sulit mendapat izin pulang dari pengasuh, aku minta tolong kepada orang tuaku untuk mengambil berkas-berkas yang ada dirumah yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan ini. Orang tuaku bolak balik datang ke pondok, aku kasihan dengan beliau, tapi beliau tetap selalu memberi dorongan agar aku mau belajar dan belajar. Mengisi formulir saja banyak yang salah sehingga aku harus memfotocopy ulang dan mengisi lagi sampai berkali-kali. Untuk mempersiapkan diri mengikuti tes, kakak kelasku selalu mengumpulkan seluruh peserta setiap hari minggu untuk sharing bersama tetang kesulitankesulitan yang di alami serta juga memberikan informasi terkait seputar tes PBSB yang pernah mereka alami. Semua siswa yang ikut harus memilih kemana dia akan melanjutkan kuliyahnya nanti seandainya diterima. Aku sengaja bersama 4 teman sekelasku mengambil jurusan yang sama di Universitas yang sama juga yakni di IAIN Sunan Ampel Surabaya yang sekarang sudah bergani nama menjadi UIN Sunan Ampel Surabaya dengan satu jurusan yang sama yakni Ahwalus Syakhsiyah. Kami berempat belum mengetahui tentang jurusan AS tersebut, bahkan guru-guru kami hanya sedikit menjelaskan tentang Ahwalus Syakhsiyah.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
23
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Hari demi hari aku lalui disertai dengan adanya kebingungan dan keragu-raguan akan mengikuti tes ini. Akhirnya hari itu pun telah tiba, yakni hari senin. Pada hari minggu semua peserta kumpul di sekolah untuk berdiskusi mengenai pemberangkatan ke Surabaya. Dari sekolahku, ada 15 peserta. Ditengah perjalanan ketika baru sampai di kota Surabaya, mobil yang kita naiki tiba-tiba mogok, padahal itu sudah jam 06.30 pagi, sedangkan jam 07.00 semua peserta harus segera kumpul di tempat pelaksanaan tes. Kita semua cemas dan galau karena khawatir terlambat mengikuti tesnya. Sekitar setengah jam menunggu dan akhirnya mobil bisa dikendarai kembali. Kita sampai ditempat tujuan pukul 07.45 dan tes bakat sikolastik sudah dimulai. Sebagai seorang yang masih lugu, aku dan teman-teman gugup dan langsung mencari tempat duduk sesuai dengan nomor identitas kita. Tes berjalan sampai sekitar jam 15.00 dan kemudian kami semua pulang. Waktu kita pulang, mobil mogok lagi. Mungkin itulah cobaan bagi kami. Kami sabar dan tabah dalam menghadapi ujian itu serta kami tetap selalu tersenyum dan tertawa bersama disaat suka maupun duka. Saat-saat menunggu hasil tes merupakan saat yang sangat mendebarkan, ketika itu aku berada di pondok meskipun temanteman kelas tiga Aliyah banyak yang pulang. Entah kenapa aku ingin berada di pondok. Kemudian pagi harinya, aku dipanggil oleh kepala sekolah yang masih termasuk keluarga pengasuh pesantren. Ketika itu aku bangun tidur, beliau memberitahu bahwa aku diterima dalam tes PBSB. Seketika itu aku kaget dan terkejut mendengar berita itu. tak lama kemudian Bu Nyai langsung mencariku ke pondok dan ingin memberi tahu hal yang sama. Semua teman-
MA Darul Hikmah – Mojokerto
24
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
temanku juga memberitahu tentang pengumuman itu. Perasaanku sangat senang, gembira, tidak menyangka bahwa aku akan diterima. Kemudian aku menelpon keduan orang tuaku dan mereka sangat terkejut dan senang sekali ketika mendengar hal itu. Aku juga merasa senang bisa membuat orang tuaku kagum dan bangga memilikiku. Hari demi hari kulalui dengan membayangkan perasaan menjadi seorang mahasiswa. Waktu matrikulasi pun tiba, aku berangkat ke UIN Sunan Ampel Surabaya yakni tepatnya di Wisma Bahagia diantar kedua orang tuaku naik biz. Itulah pertama kalinya aku ke Surabaya meskipun aku pernah beberapa kali wisata ke Surabaya. Pada awalnya, aku merasa minder melihat teman-teman dari berbagai daerah yang dilihat dari wajahnya saja termasuk orang yang berprestasi. Aku menjadi seorang yang pendiam, tidak pandai bersosialisasi. Beruntunglah aku bertemu dengan anak yang kota asalnya sama denganku meskipun beda kecamatan, yakni Mojokerto. Semua anak masih saling malu-malu karena belum mengenal lebih jauh. Dihari pertama aku menangis karena aku rindu dengan keluargaku yang ada ddirumah. Entah mengapa air mata seketika itu menetes begitu saja, padahal aku sudah terbiasa hidup jauh dari orang tua. Tapi lama-kelamaan aku merasa senang dan nyaman bisa bertemu dengan teman-teman baru yang berasal dari berbagai daerah serta bisa mengenal berbagai bahasa mereka. Matrikulasi berlangsung selama sekitar 2 minggu. Pertama kali masuk kuliah, suasana dikampus sangatlah jauh berbeda dengan suasana di pesantren dulu. Berbagai macam karakter manusia ditemukan disini. Pergaulanpun lebih bebas
MA Darul Hikmah – Mojokerto
25
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
dibanding pergaulan ketika di pesantren dulu, bahkan antara lakilaki dan perempuan semakin tidak ada jarak. Pertama kali melihat beberapa mahasiswa yang sedikit alay, aku merasa ilfill, tapi lamakelamaan bisa terbiasa. Kebiasaan dan budaya pondok dalam kehidupan seorang santri, lama-kelamaan semakin luntur dan mungkin bisa hilang begitu saja. Dulu, aku sebagai seorang santri, selalu melakukan ibadah-ibadah sunnah seperti sholat dhuha, tahajud, puasa sunnah karena lingkungan juga mendukung. Tetapi sekarang, ketika seorang santri menjadi seorang mahasiswa, banyak perubahan yang terjadi. Mulai dari penampilan, sampai dengan moral yang dimilikinya. Pada dasarnya, cara berpikir seorang santri kebanyakan hanyalah memandang dari satu sisi saja. Sikap seorang santri identik dengan menerima apa yang dikatakan oleh seorang guru atau ustadz. Mereka juga sangat menghormati dan menghargai seorang guru serta kesopanan sangat di utamakan oleh mereka. Apalagi santri yang berasal dari pondok salafiyah. Sebagai seorang santri yang berasal dari pondok yang tidak begitu besar, aku merasa minder dan kurang percaya diri untuk menjadi seorang mahasiswa. Mulai dari penampilan, pergaulan dll, tetapi bagaimanapun juga aku harus tetap menjaga nilai kesantrian yang selama ini aku miliki. Sebagai seorang mahasiswa yang hidup di kota Metropolitan, aku harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dalam hal kemampuan akademik. Kalau masalah penampilan, aku tetap berpenampilan seperti layaknya seorang santri meskipun sedikit ada perubahan. Pada zaman yang sudah modern ini, banyak santri yang mampu melanjutkan studi mereka ke jenjang perkuliahan, mereka berani membuktikan bahwa santri
MA Darul Hikmah – Mojokerto
26
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
juga bisa menjadi seseorang yang lebih dari mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang pesantren. Pemikiran seorang santri juga mengalami perubahan, yang awalnya berpikir hanya dari satu sisi saja, tetapi sekarang mereka sudah berpikir dengan melihat berbagai sisi. Oleh karena itu, sebagai seorang santri hendaknya tetap mempertahankan nilai-nilai kesantriannya serta tidak mudah terpengaruh oleh kehidupan sekitar yang kurang baik. Banyak nilai kesantrian seorang santri itu hilang ketika mereka sudah masuk di dunia pekuliahan. Ini sudah terbukti, karena sesuai dengan pengalaman dan pengamatan yang telah aku lakukan. Didalam benakku, selalu tersimpan keinginan-keinginan yang memberikan semangat ketika melakukan sesuatu yang aku inginkan. Oleh karena itu, adanya keinginan merupakan hal pertama kali yang harus ada dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan disamping adanya usaha keras, doa kepada sang Kuasa dan restu dari kedua orang tua serta guru-guru. Alhamdulillah, aku bisa menyelesaikan studi selama tiga setengah tahun. Hal ini berkat usaha dan kemauan keras yang ada dalam diriku serta atas dukungan dan motivasi dari berbagai pihak. Kini, aku tidak hanya senantiasa menjaga almamater pesantren saja. Aku juga harus senantiasa menjaga nama baik almamater perguruan tinggi yang selama ini menjadi tempatku menimba ilmu yakni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Terima kasih semuanya. Berkat doa kalian aku bisa menyelesaikan studi ini dan menyandang gelar Sarjana Hukum Islam. Memang, ini hanyalah sedikit dari beberapa succes story yang pernah di alami oleh beberapa orang, oleh karena itu kiranya
MA Darul Hikmah – Mojokerto
27
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
ada kesalahan yang tidak mengindahkan dihati pembaca, penulis memohon beribu-ribu kata maaf. Sekian, Thank You!!!
MA Darul Hikmah – Mojokerto
28
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
SAFITRI NENIK AGUSTIN Jurusan Pend. Dokter 2013 -UIN Jakarta –
MA Darul Hikmah – Mojokerto
29
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Mencoret Target Ke-16 Namaku Neni. Lengkapnya Safitri Nenik Agustin. 18 tahun yang lalu aku dilahirkan dari seorang ibu yang sangat menyayangiku. Seorang wanita yang tidak pernah lelah untukku, seorang yang sangat aku banggakan, seorang yang doanya tak pernah berhenti mengalir untukku dan adikku. Seorang wanita yang paling aku sayangi. Karena beliau aku ada dan bisa seperti ini. My mom is my everything. This is my story .. Pengumuman UN MTs . Alhamdulillah aku tertinggi se angkatanku. Hari ini juga kebingungan melanda batin. Perasaan yang wajib ada bagi siswa yang sudah lulus. Begitulah kelas tiga, lulus bingung tak lulus pun bingung. Hal yang paling menyiksa batin adalah ketika ada yang bertanya mau melanjutkan sekolah kemana. Sungguh, itu menyebalkan. Beribu tawaran nama nama sekolah terngiang di telingaku. Mulai dari kakak kelas, teman teman, guru guru menawarkan nama nama sekolah dengan kelebihan masing masing. Prinsipku waktu itu adalah pokoknya aku nggak mau tetap di Darul Hikmah. Aku ingin sekolah yang ada embel-embel “negeri”nya. Mungkin karena dari kecil aku sekolah di sekolah swasta jadinya ingin merasakan bagaimana bersekolah di Sekolah Negeri. Untuk nilai NEM mungkin aku bisa lulus “mungkin”. Namun problemku waktu itu adalah biaya dan transportasi. Orang tuaku kala itu belum memiliki kendaraan pribadi yang dapat MA Darul Hikmah – Mojokerto
30
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
mengantarkanku kemanapun. Penghasilan orang tua juga mungkin terdapat gap yang cukup jauh untuk membayar biaya sekolah apalagi untuk sekolah yang RSBI atau bertaraf internasional. Di saat kebingungan itu hadir, seorang guruku “Pak Alfan” menawariku untuk tetap berada di Darul Hikmah. Dengan alasan uang orang tua dapat ditabung untuk biaya kuliahku nanti. Usulan pak Alfan aku sampaikan kepada ibu, dan ibuku mengiyakan hal tersebut. Walhasil aku tetap berada di Darul Hikmah. Mungkin untuk memikirkan kuliah terlalu jauh seorang tukang sol sandal sepertiku. Tapi hal itu tak karena aku selalu tidak mau memikirkan soal biaya dan beranggapan bahwa tak ada sesuatu yang tak mungkin mau berusaha. Tetap semangat SEKOLAH !!
bagi anak mengapa, aku selalu selagi kita
Banyak sekali godaan yang menghampiri ketika aku memilih tetap berada di Darul Hikmah. Dimulai dari sepupuku yang berpendapat bahwa hal tersebut hanya akan menghambat prestasiku karena dengan tetap berada di Darul Hikmah akan menimbulkan kebosanan dalam diriku yang membuatku malas untuk belajar. Tetapi aku beruntung, ada ibu yang selalu menyupport aku. Beliau mengatakan “kabeh iku tergantung arek e, masio sekolah e favorit nek arek e gak temen yo gak bakal dadi. Tapi nek arek e temen masio di sekolah yang tidak negeri insyaAllah bakal dadi kok nak, contoh e cak Habib”. Nasihat itulah yang selalu aku ingat dan selalu menyemangatiku dikala putus asa sedang menggoda untuk berhenti. Aku selalu tidak mau mendengar tentang omongan orang yang berniat untuk mencibir dan membuatku
MA Darul Hikmah – Mojokerto
31
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
pesimis karena bagiku yang mengerti aku adalah diriku bukan orang lain. Mereka hanya bisa mencibir tanpa memberikan hasil yang baik. “Anjing menggonggong kafilah berlalu”. Huh, EGP !! Perkataan sepupuku memang pernah aku rasakan. Namanya juga manusia, pasti pernah merasakan yang namanya kebosanan. Tetapi hal yang patut digaris bawahi adalah berada tetap di Darul Hikmah mengajarkanku tentang bagaimana belajar tentang kehidupan yang tidak hanya terfokus pada hitungan ekonomi dan matematika yang rumit atau hukum hukum sosial yang serba njelimet tetapi hidup adalah bagaimana kita bisa mengenal-Nya dan berjalan diatas ridla-Nya. Setelah sepupuku, kini giliran orang di sekitar rumahku. Ada yang pernah mengatakan “sekolahno SMK ae, enak koyok anakku langsung kerjo. Lapo mbok sekolahno kunu? Kepingin dadi opo. Enak an SMK.?” . DASAR memangnya aku sekolah niatnya untuk kerja apa !! huuuuuhhh .. lagi pula aku juga gak mau kerja seperti anaknya kaleeeeee .. Ada juga yang pernah berkata kepada ibuku “anak sampean sekolah nang ndi?” “ten Darul Hikmah” “ealah ..” uuhhhh.. sungguh menyebalkan. Memang apa taunya mereka tentang almamaterku, sekolah disitu aja gak pernah. Berani nggomong yang aneh aneh. Lagi pula memangnya sehebat apa sekolahan yang mereka pilihkan untuk anak mereka. Bisa jamin bagus gak ?? dan satu hal yang harus mereka catat. Impianku bukan sekedar bisa kerja dan menghasilkan apa itu yang dinamakan “duit”. Aku ingin menjadi bagian dari sebuah solusi yang nyata. Bukan bagian dari sebuah solusi yang
MA Darul Hikmah – Mojokerto
32
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
untungnya hanya sekejap. Beh, ortu gue juga lebih punya tujuan yang realistik kalee nyekolahin gue disitu. CAMKAN ITU !! Namun hal tersebut tidak jadi beban bagiku. Toh, bukan kata kata mereka yang memutuskan hasilku kelak. Lagi pula Darul Hikmah bagiku satu satunya sekolah yang terbaik. Merekanya saja yang belum mengenal Darul Hikmah apa dan bagaimana. Perkataan mereka yang “mengusik hati” aku jadikan penyemangatku untuk meraih apa yang aku impikan. Dalam hati aku berjanji “Kalian lihat ! 10 tahun mendatang, kalian akan dengan sadar mengatakan. Wah, ternyata Nenik yang sekolah di Darul Hikmah masa depannya tidak seperti yang aku duga ya. Amiin.” Dan kalian akan sadar bahwa mereka yang menjadi bagian dari solusi yang nyata adalah mereka yang lulus dari MA DARUL HIKMAH. Okelah, langsung aja.. Sewaktu kelas dua, aku sering menjemput bapakku pulang kerja karena memang sepeda motornya Alhamdulillah ada satu. Setelah pulang les dari BBEC aku bertolak ke tempat kerja bapak. Aku sering mendapati bapakku dengan penutup hidung seadanya berhadapan dengan debu debu sandal yang beliau selep. Aku jujur kasihan melihat orang tua. Tetes keringat beliau yang menjadi perantara aku dan adikku bisa mengenyam pendidikan. Aku sempat berpikiran “aku harus jadi Dokter, aku ingin mengetahui kondisi paru bapak, aku juga tidak mau bapak terus terusan kerja seperti ini.” Namun kala itu aku juga tidak begitu yakin. Biologiku lemah. Bagiku kala itu hanya.. mimpi.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
33
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Kelas tiga MA. Ujian Nasional tahun ini memang berbeda dari UN tahun sebelumnya. UN 2013 adalah ujian percobaan dalam penerapan sistem 20 kode. Memang, kejam juga kedengarannya pemerintah itu. Rasa takut, Khawatir, gundah, galau dan sebagainya menyelimuti seluruh hati anak kelas tiga. Tidak hanya muridnya tetapi juga gurunya. Setiap hari buku buku UN dipelototi sampai robek. Duh, lebai. Kebingungan tidak hanya terfokus pada soal UN tetapi juga soal SBMPTN. Selain usaha lahiriah, usaha batiniah juga kami lakukan meskipun tidak sebaik saat zaman kakak kelas terdahulu. Passion terbesarku kala itu adalah bisa masuk Fakultas Farmasi (FF) UNAIR. Alasannya simple, aku menyenangi Kimia dan Matematika. Passionku terinspirasi dari pamanku yang sudah sukses, yang namanya sering menjadi buah bibir ibuku ketika menyemangatiku. Ya, beliau adalah pak Habib. Pak Habib merupakan lulusan pertama MA Darul Hikmah. Beliau kala itu melanjutkan pendidikan ke FF UNAIR. Dan Alhamdulillah, sekarang beliau sudah sukses menjadi kepala Apoteker. Beliau adalah salah satu motivatorku juga. Alasannya karena beliau merupakan seseorang yang memiliki semangat belajar yang tinggi, optimistis, pekerja keras dan juga karena kita berasal dari keluarga yang berlatar belakang kurang berada dengan mimpi yang sangat besar. Nama pak Habib juga cukup terkenal dikeluarga Dalem bahkan ketika bu Nyai Hj. Siti Aliyah menyemangati kami ketika hendak ujian, pak Habib adalah salah satu tokoh yang disebut oleh bu Nyai waktu itu. Dan aku ingin menjadi seperti beliau. Aku ingin mewarisi ilmu dan buku beliau yang seabrek itu. DASAR GAK MODAL !!
MA Darul Hikmah – Mojokerto
34
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Ucapan “miring” kembali beredar. Dan ibuku kembali yang harus mendengarnya. “kerjo ae loh, lapo kuliah. Paling yo akhir e sobo pawon wong arek wedok.” “nenik jare kate kuliah, dibiayai Habib ta?”. “Nenik loh gak kedukuren ta jupuk Farmasi? Saingane akeh lhoo .” aku tak mengusikkan hal itu. Soal biaya, mungkin orang tuaku belum mampu. Tetapi ibuku selalu mengatakan “rezeki pean gak tekok ibu ambek bapak”. Kalau kemampuan, memang aku gak pintar kok. Tetapi apa salahnya mencoba. Tidak ada yang salah dari suatu percobaan. Hipotesis pun boleh salah kok. Dan ini yang ingin aku ubah di masyarakat sekelilingku. Siapa juga yang bilang aku cowok. Iya aku cewek, terus kenapa? Memangnya ilmu itu diturunkan hanya untuk kaum “rijal” aja. Ini zaman emansipasi. Lagi pula bukan berarti kuliah terus aku tidak bisa nyaman di dapur? Semangat tidak hanya hadir dari orang tua, tetapi juga kakak kelas yang mengabdi. Ketika itu jam kosong. Kami sekelas nonton film untuk penyemangat kami. Tak lama kemudian datang seorang pria yang tidak asing. Sebagian besar temanku sudah mengenalnya. Tapi tidak denganku. Kemudian ia memperkenalkn diri dan sebagainya. Namanya Nasrul, biasa dipanggil cak Nasrul. Sesuai arti namanya, “pertolongan” (mungkin, kan aku gak bisa bahasa Arab hohohohoho… Dia sering sekali membantu kami. Dia memutar video untuk kami waktu itu. Dalam video itu dikisahkan ada seorang pria namanya pak Danang. Dia seorang yang sukses. Dan satu hal yang sangat menginspirasi adalah beliau bisa kuliah ke Jepang. Dan aku sangat ingin kuliah ke Jepang juga. Cara yang beliau tempuh adalah menuliskan 100 impian beliau dalam secarik kertas dan menempelkannya di dinding kamar beliau sebagai penyemangat beliau. Jika sudah tercapai maka beliau akan mencoret impiannya MA Darul Hikmah – Mojokerto
35
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
tersebut. Cara itu aku ikuti, namun tidak aku tempel. Jujur, aku masih geli kalau seumpama impianku harus dibaca orang tuaku. Dan jujur, untuk 100 aku gak sanggup. Aku hanya bisa 15. Serius, dikit bangett.. ya mau gimana lagi. Orang gak bisa kok. Biar aja ntar kan seiring berjalannya waktu aku bisa menulis lebih dari 100. Amiin . dan impian pertamaku adalah Menjadi MAHASISWI FAKULTAS FARMASI UNAIR 2013. Semangatku untuk melanjutkan studi juga sering dicoba dengan soal soal SBMPTN yang rumitnya luar biasa. Mungkin mengikuti bimbingan adalah cara yang bagus namun itu tidak mungkin. Mengingat biaya bimbel yang luar biasa mahal bagiku. Ibuku hanya mengatakan “wah, kalau segitu ibu gak bisa nak”. Aku juga sebenarnya malu untuk mengutarakan bimbel kepada ibu. Jalan yang kedua adalah aku membeli buku SBMPTN lengkap dengan kunci jawabannya dan mempelajarinya sendiri. Hanya saja jika aku tidak bisa maka guruku dan kakak kelas adalah sasaran utamaku. Bagiku “PDKT” dengan guru adalah hal yang terpenting karena yang menentukan kesuksesan kita juga ridlanya guru. Selain itu jika kita kenal dengan guru juga proses pembelajaran juga akan berlangsung dengan nyaman. Namun “PDKT” nya juga yang wajar wajar saja. Wkwkwkwk . Namun Allah Maha Pengasih. Alhamdulillah, aku dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangiku. Aku ditawari oleh Cak Nasrul untuk mengikuti tes beasiswa untuk bimbel SBMPTN. Aku masih hafal kronologinya. Kala itu aku tengah berada di kamarku, sedang belajar dan handphoneku berdering. Isi pesannya adalah bahwa hari ini adalah hari terakhir pendaftaran beasiswa itu. Aku dengan segala
MA Darul Hikmah – Mojokerto
36
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
kebingungan mengiyakan hal tersebut karana bagiku ini adalah kesempatan atau jalan untuk bisa lolos SBMPTN. Akhirnya dari MA dDarul Hikmah yang mengikuti tes tersebut adalah aku dan Sulton. Kami memang memiliki mimpi yang sama yaitu melanjutkan studi hingga tingkat tertinggi. Tidak berhenti hanya di MA saja. Kami ingin mengharumkan nama MA Darul Hikmah dengan cara kami. Keesokannya, aku meminta bu Khur (guru BK ku) untuk memintakan izin kami kepada Gus Nafek (kepala sekolah) agar direstui mengikuti tes tersebut. Hingga akhirnya, Gus Nafek mengiyakan. Hal tersebut juga aku utarakan kepada adik ibuku (pak Hariri) kebetulan beliau juga guruku dan reaksi beliau sangat mengejutkanku “ini yang mengadakan bukan lembaga NU, tetapi lebih mengarah kepada HTI. Kamu boleh ikut tetapi kamu harus yakin bahwa dirimu tetap berideologi NU. Aku khawatir kamu tidak bisa menerima ketika mereka mengajarkan hal hal yang kamu belum bisa menerimanya yang menjadikan kamu masuk dan menjadi salah satu diantara mereka.“ Perkataan beliau menjadikan restu ibuku mengambang namun aku tetap bersikeras untuk ikut dengan alasan terlanjur daftar. Akhirnya, Try Out pertama dimulai. Ibuku masih ragu untuk mengizinkan aku ikut dan ditambah juga karena aku harus pergi hanya dengan Sulton. Bukan karena ibu berpikiran negatif terhadap Sulton, tetapi karena kita berdua sama sama tidak mengerti jalan ke Surabaya. Kami hanya berpatokan pada omongan cak Alif yang lebih mengerti daripada kami. Akhirnya, aku sempat murung dan kesal sama orang tua sebelum pergi. Aku hanya meninggalkan mereka untuk mandi dan setelah itu suasana berubah. Ibuku mengizinkan, mungkin karena beliau kasihan juga terhadapku. Dan sebelum berangkat aku meminta MA Darul Hikmah – Mojokerto
37
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
maaf kepada beliau dan beliau merangkulku. “Hati hati ya Nak .” kata ibuku. Ohh.. I wanna Cry. ;) Singkat cerita, kami sampai juga di Surabaya dengan selamat. Alhamdulillah. Kami menginap di tempat Mbak Nisa (kakak kelas kami) dan Try Out pertama berjalan lancar. Aku peringkat ke-3 dari 58 siswa, yang artinya aku lolos ke Try Out kedua. Try Out kedua pun berjalan lancar. Kali ini peringkatku bertambah dari 3 menjadi 4 yang intinya aku berhak untuk mendapatkan bimbingan intensif SBMPTN selama satu bulan di Surabaya. Begitupun juga Sulton. Kendala kembali hadir. Neng Bidah (ketua yayasan) tidak mengizinkan kami untuk mengikuti bimbingan itu dengan alasan seperti yang disampaikan oleh pak Hariri. Kami sungguh pusing dengan masalah ini hingga akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi cak Nasrul dan memintanya untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya kepada guru guru. Cak Nas menyanggupi permintaanku dan hasilnya guru guru menyerahkan hal tersebut kepada kami. Namun terlihat bahwa guru guru sepertinya kurang mengizinkan kami untuk mengikutinya. Bukan beliau menghambat kami tetapi karena beliau sanagat menyayangi kami. I Love You too My Parents .. Aku yang kurang mengetahui medan cukup merasa tersiksa kala itu. Dan ketika acara meminta maaf ke guru guru terjadi percakapanku dengan bu Taurisia. Bu Taurisia : (sambil menyambut salamanku dengan lembut) “calon mahasiswa endi iki? Unair ta ITS?” MA Darul Hikmah – Mojokerto
38
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Aku
: (hanya bisa tersenyum)
Bu Taurisia : “lha katae lulus beasiswa iku opo?” Aku
: “mboten kantuk guru guru bu .”
Bu Taurisia : “lalapo?” Aku
: “niku mergakne yang mengadakan mboten tiyang NU”
Bu Taurisia : “selagi kamu tetap NU kan gak papa sih Nik” Aku
: “enggeh sih bu”
Bu Taurisia : “jare wong tuwomu piye?” Aku
: “nggeh terserah sekolahan bu”
Bu Taurisia : “nggene lok Nik, ikuti kata hatimu” Aku
: (hanya mengangguk dan mulai meneteskan air mata)
Bu Taurisia : “ikuti kata hatimu karena jika kamu gagal, kamu akan menyalahkan orang lain.” Aku
: “enggeh bu .”
Keesokan harinya acara meminta maaf kepada guru guru berlanjut. Kali ini aku ke pak Fatoni. Aku
: “pak, nggapunten.”
Pak Fatoni : “iyo yo.”
MA Darul Hikmah – Mojokerto
39
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Aku
: (mulai meneteskan air mata) “pak, kulo loh bingung”.
Pak Fatoni : “bingung lapo? Koyok ditawani rabi ae bingung” Aku
: “hehehehe. Niku lho pak, kulo kan kantuk beasiswa bimbel damel Ujian ten perguruan tinggi tapi guru guru loh mboten setuju dan keputusane niku diserahaken ten kulo, kulo kan bingung pak.”
Pak Fatoni : “lalapo gak oleh?” Aku NU.”
: “nggeh niku mergakne sing nggadak aken sanes tiyang
Pak Fatoni : “nggene loh, guru kamu itu memang tidak berhak melarang kamu untuk mengikuti hal semacam itu. Tetapi harus kamu ingat, kamu lebih mengutamakan memegang akidah kamu atau tidak. Kalau memang cara kamu mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan cara belajar ya gak papa.” Aku
: “ohh enggeh pak .”
Saran dari guru guru masih aku pikirkan matang-matang karena ini adalah jalan untuk masa depanku. Berminggu minggu kabar dari pihak pemberi beasiswa juga tidak ada. Keadaan itu sangat membuatku dan Sulton bingung tak tentu arah. Namun Sulton lebih beruntung karena orang tuanya mengizinkan. Neng Bidah juga menanyakan keputusan kami. Dan aku hanya bisa menjawab dengan senyum. Aku hanya bisa nangis. Aku diajari bu Khur untuk sholat istikharah kala itu. (Kalau tidak salah) sehari MA Darul Hikmah – Mojokerto
40
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
sebelum berangkat aku disuruh ke rumah Pak Marjoko, kebetulan aku lumayan dekat dengan keluarga bu Khur dan pak Marjoko. Pak Joko hanya mengatakan “tidak usah terlalu dianggap pusing, kamu kalaupun tidak ikut bimbel itu juga insyaAllah akan bisa lulus SBMPTN. ASALKAN kamu belajarnya sungguh sunggguh dan tidak terganggu cowok. Kamu lho bisa nik, murid saya yang dulunya agamanya kuat dan memang NU nya juga kuat, akhirnya juga bisa terpeleset ikut aliran aliran yang gak jelas. Aku hanya khawatir kalau kamu ikut beasiswa itu kamu harus ada imbal balik terhadap mereka setelah lulus nanti.” Malam yang membingungkan. Besok siang adalah hari dimana aku harus berangkat ke Surabaya. Aku membujuk orang tuaku untuk mengizinkanku. Segala upaya aku kerahkan untuk meyakinkan orang tua dan keluarga. Orang tuaku mungkin kasihan juga kepadaku dan akhirnya mengizinkan. Namun ditengah yang lain sedang tidur, orang tuaku melakukan istikharah untukku sesuai dengan yang diajarkan bu Khur, kebetulan aku waktu itu sedang halangan. Dan hasilnya, ternyata keburukannya lebih banyak dari kebaikannya. Esok paginya orang tuaku memutuskan untuk konsultasi kepada guru agamaku di rumah mengenai hal itu. Sementara aku memutuskan untuk ke warnet dan mencari info tentang lembaga yang mengadakan beasiswa tersebut. Mulai dari website, akun facebooknya dan lain lain aku jelajahi. Dan aku tidak menemukan hasil yang bisa meyakinkan. Akhirnya aku putuskan untuk chatting dengan Neng Lail. Dan beliau menyarankan untuk konsultasi ke Kyai saja. Setelah itu aku pulang.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
41
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Orang tuaku yang baru datang langsung aku introgasi. Beliau menyuruhku duduk dan mengatakan “sekarang ibu dan bapak udah yakin dan mantap. Yang sabar ya Nak, kata pak Huda tidak usah ikut aja. Wes nurut guru ae. Kalau rezeki kamu memang kuliah ya insyaAllah kuliah, semua udah diatur dengan yang diatas. Wes kamu belajar yang rajin ae, kamu minta beli buku apa? Tak beliin.” Aku dan ibuku menangis kala itu. Aku hanya mengatakan “enggeh pak”. Walaupun sebenarnya juga sulit tetapi aku mencoba untuk tetap semangat. Aku mengatakan ke Sulton kalau aku gak jadi dan dia hanya mengatakan “gak apa nik, jangan nangis, doakan aku yaa”. Sulton kala itu jadi berangkat karena orang tuanya mengizinkan. Aku menyampaikan keputusanku itu kepada neng Lail dan bu Khur, neng Lail membalas sms ku dengan “iyo, gak opo nik. Nurut wong tuwo ae. Luweh barokah. insyaAllah masio pean gak melu bimbingan, iso keterimo ndek PTN sing pean pingini. Nek sempat, nang sareane abah Mail.” Motivasi dari guru dan orang tuaku membakar semangatku. Hari hari aku lalui dengan soal soal SBMPTN. Aku juga me-copy soal dari temanku yang mengikuti bimbel dengan syarat aku harus mengajari dia. Itu tak mengapa bagiku, yang penting aku dapat soal soal yang termutakhir. Selain itu, aku juga mempelajari soal soal dari yang diberikan cak Hadi. Lama kelamaan aku dapat melupakan soal beasiswa itu. Selain belajar, aku juga sering bertanya perihal bidikmisi. Cak Alif dan Cak Huda adalah kakak yang paling sering jadi narasumber
MA Darul Hikmah – Mojokerto
42
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
soal Bidikmisi. Saking seringnya nanya, sampai sampai cak Alif sering menjawab pertanyaanku dengan “iya Nenik...” . Dan singkat cerita, aku tidak lolos SNMPTN. Dari semua siswa yang ikut SNMPTN, hanya Dinda yang lolos di UB. Hal tersebut mengharuskanku untuk ikut SBMPTN. Kebingungan kali ini adalah jurusan. Untuk pilihan pertama oke mantap Farmasi UNAIR, pilihan ketiga Kimia UNAIR. Untuk pilihan yang kedua tanda tanya. Aku ingin ke Farmasi UNEJ. Tetapi ibuku hanya memperbolehkan Malang dan Surabaya. Farmasi UB menurut info, belum terakreditasi kala itu. Akhirnya, aku nurut dengan berat hati bahwa pilihan kedua adalah pendidikan Matematika UM. Itu pilihan ibuku. Waktu tes, aku mendapatkan tempat duduk yang dekat dinding. Dan hal tersebut menjadikanku dapat merebahkan kepalaku. Jujur soal SBMPTN itu sangat memusingkan kepala. Apalagi waktu bidang studi bahasa Inggris. Serius, aku gak nggerti sama sekali. Ditambah lagi rasa kantuk yang tak tertahankan. Akhirnya, aku mengerjakan soal tersebut dengan sedikit sadar dan sedikit tidur. Wkwkwkwk.. tolong jangan ditiru yaaa.. Disaat menunggu pengumuman SBMPTN, ada tawaran untuk mengikuti PBSB. Dan pilihan untuk prodi Farmasi adalah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pilihanku pasti UIN Malang, namun hal tersebut ditertawakan oleh teman-teman. Karena ternyata salah satu syarat ke UIN Malang adalah harus hafal min. 10 juz. Walah, kalau aku hafalnya 10 surat terakhir. Akhirnya, mau gak mau ke UIN Jakarta. Aku hanya mengatakan ke orang tua kalau tidak ada pilihan lain. Dan orang
MA Darul Hikmah – Mojokerto
43
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
tuapun setuju. Untuk pilihan prodi yang pasti Farmasi dong, kan aku mau jadi Apoteker. tapi ini ada dua pilihan dan itu sangat konyol kalau aku hanya mengisi satu pilihan saja. Aku bingung waktu itu, apa yang mau aku pilih. Aku tidak begitu suka pelajaran Biologi. Bahkan nilai UN Biologiku hanya 6,5. Pilihan yang tersisa adalah Kedokteran, Perawat, dan Kesehatan Masyarakat. Aku sempat berpikiran untuk mengambil kedokteran. Namun hal tersebut membuatku tersenyum dalam hati. Bagaimana mungkin? UN Biologi saja segitu. Aku juga tidak begitu sabar sebagaimana seorang dokter pada umumnya. Lagi pula aku tidak ingin bersaing dengan temanku sendiri yang dari awal ingin memilih kedokteran. Dan akhirnya aku memilih Kesehatan Masyarakat. Salah satu syarat ikut PBSB adalah adanya surat keterangan sehat. Aku dan teman teman (kita ber-10 kala itu) pergi ke RS dr. Wahidin Sudirohusodo. Aku sempat nyasar karena memang tidak tau jalan. Duh, aku memang benar benar katrok. sampai di Rumah Sakit, aku bingung mau nggapain. Disana banyak orang dengan resepsionis yang sedang sibuk. Aku memang tidak bersahabat dengan rumah sakit. Mungkin ini adalah kali kedua aku ke rumah sakit. Aku bertanya kepada seorang resepsionis yang berada diujung dan beliau hanya menjawab pertanyaanku dengan arahan tangan. Aku yang tidak mengerti hal tersebut memutuskan untuk kembali duduk. Lama kemudian, aku bertanya kepada resepsionis yang lain dan mendapat jawaban yang memuaskan bahkan beliau sangat ramah denganku. Aku disuruh ke lantai 2. Sampai di Lantai 2 aku bingung juga mau kemana. Banyak ruangan disana. Ketika aku berada di dekat ruang poli gigi, ada
MA Darul Hikmah – Mojokerto
44
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
seorang dokter yang memanggilku “Safitri bukan?”. “iya bu” jawabku. “oh iya, kesini.” Dokter itu bernama dr.Tenri kalau tidak salah. Beliau sangat ramah, baik dan aku nyaman dengan beliau. Pandanganku tentang dokter berubah, aku berpikiran bahwa seorang dokter itu sombong dan sebagainya. Tetapi ternyata itu salah. Di tengah perbincangan, datang seorang ibu dengan menggendong anaknya yang menderita HYDROSEFALUS. Ibu itu berdiri didekatku yang menjadikan aku leluasa dekat dengan balita tersebut. Balita tersebut tersenyum kepadaku dan mengajakku untuk bercanda. Aku hanya tersenyum dan berbalik mengajak untuk bercanda dengannya. Aku sangat iba dengannya. Aku terharu melihat keadaannya yang masih kecil harus menanggung beban yang semacam itu. Waktu itu aku beranggapan “enak juga ya jadi dokter, bisa menolong mereka yang tengah sakit.” Setelah sampai di rumah, aku bingung dengan pilihan yang aku ambil, aku mau jadi apa kalau mengambil prodi Kesehatan Masyarakat karena jujur saja aku kurang begitu mengerti dengan tugas tugas seorang tenaga medis. Akhirnya, keesokan hari di Sekolah aku memutuskan untuk mengganti pilihanku yang semula Kesehatan Masyarakat dan Farmasi menjadi Kedokteran dan Farmasi. Hal tersebut tidak aku sampaikan kepada keluarga dan guru. Setiap ditanya aku hanya menjawab “mau ke Farmasi pak, bu.” Aku memang kalah kalau dibanding dengan temanku yang hafalan ALFIYYAH nya sudah ratusan. Aku bahkan tidak mengerti sama sekali hal itu. Bahkan aku selalu mengatakan aku hanya “lala undil” di PBSB ini. Pemain utamanya adalah teman temanku. Aku
MA Darul Hikmah – Mojokerto
45
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
juga beranggapan “mungkin si-A dan si-B yang lolos.” Namun bukan berarti aku tidak serius, aku tetap enjoy dengan belajarku dan tawakkal aja lah istilahnya. Yang terpenting aku usaha maksimal. Ketika tes aku tidak sempat membawa penghapus, sharpener. Bolpoint yang aku bawa pun tidak bisa dipakai. Keterlaluan !! Akhirnya, teman sebelah dan depanku yang harus menjadi korban. Maaf yaa. Aku meminta penghapus dan pinjam bolpoint serta sharpener kepada mereka. dasar MEMANG BENAR BENAR tidak modal !! Soal PBSB aku kerjakan dengan hati yang santai. Bukan karena bisa, tetapi hanya ingin membuat enjoy saja. Dan musuhku tetap sama. Bahasa Inggris !! aku sempat cemas melihat soal bahasa Inggris itu. Tetapi ya sudahlah tawakkal saja. Tetapi, pilihanku kedokteran. Sainganku banyak, Dengan jawaban bahasa Inggris yang tisak karuan ... bagaimana BISA LOLOS? Selesai tes kepesantrenan kita ber-10 berkumpul di loby depan Asrama Haji Sukolilo. Ada Cak Nasrul disana. Aku hanya mengatakan “duh, Alfiyyah e aku kowah kowoh.” Temanku yang bisa mengatakan ”oh, tadi itu tentang bab ini bab itu dan sebagainya.” Aku hanya bisa diam mendengar perkataan mereka dan tetap keep smiling. Sampai di rumah, aku dengan iseng menulis mimpi ke-16. Lolos PBSB Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aneh juga, sudah tes kok baru nulis mimpi. Tetapi ya sudah, terkadang suatu hal itu tidak harus berjalan dengan prosedur yang runtut juga kok.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
46
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Pengumuman SBMPTN pun keluar dan ternyata aku tidak lulus. Dan Alhamdulillah Sulton lolos di UB. Aku tidak menangis awalnya palingan juga sedih kala itu karena bagiku masih ada PBSB. Namun ibuku merasa sungkan kepadaku. Setelah sholat Ashar, aku menunggu ibu untuk bersalaman. Biasa lah setelah sholat. Saat aku minta salaman, ibu merangkulku dan mengatakan sambil menagis “maafkan ibu ya nak, pean ojok nyalahno ibu nak yo, soal gak boleh ke Surabaya waktu iku, ibu mek pingin sing luweh apik dinggo pean.” “enggeh bu, mboten nopo nopo.” Jawabku, nangis deh jadinya aku. Setelah itu ibuku berdoa “ya Allah, apa yang diinginkan anak kulo, jenengan ridlani ya Allah, jenengan kabulkan.” Aku hanya mengamini doa ibuku dan merasa kasihan juga dengan orang tua karena aku belum bisa memberikan yang terbaik. Aku seperti memberikan beban kepada orang tua. Namun aku meyakinkan diriku “tenang Nen, masih ada PBSB.” Pengumuman PBSB hanya berselang sehari setelah pengumuman SBMPTN. Namun, karena ada kesalahan, pengumuman itu tertunda. Akhirnya, lusa pagi, pak Barok sms aku “bancaan Nen” “apanya pak, wong kulo mboten lolos SBMPTN” “Lho, pean lolos PBSB ke UIN Jakarta Kedokteran lho.” “lho enggeh nopo pak, beneran ?” “iya”
MA Darul Hikmah – Mojokerto
47
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Kemudian aku putuskan untuk ke Warnet dan memang benar. Alhamdulillah ya Allah. Aku peringkat ke-14 dari 20 anak kedokteran. Bapakku langsung merangkulku dan sujud syukur akan hal itu. Ibuku terlihat sangat bergembira kala itu. Mungkin mereka juga kaget dengan prodi yang aku ambil. Kemudian aku memutuskan untuk ke Sekolah dengan Sulton, karena yang lolos dari MA Darul Hikmah jalur PBSB hanya aku dan Sulton. Sampai di sekolah, aku bertemu Bu Khur. “selamat yo Nik”, “iya bu, matur suwon.” Kemudian aku bersalaman dengan pak Marjoko, beliau mengatakan “lho ya, luweh apik kan?”, “enggeh pak”. Kemudian aku disuruh ke kantor dan disana aku bertemu dengan guru guru yang terlihat sangat bahagia dengan lolosnya aku dan Sulton. Lulus pun juga membuat kami bingung. Sulton bingung mau memilih yang mana dan aku bingung bagaimana selanjutnya aku ke Jakarta. Aku belum pernah ke Jakarta. Dan aku tidak memiliki keluarga disana. Kerepotan tidak hanya melandaku tetapi juga keluargaku dan guru guruku, mulai dari menyiapkan tiket, barang barang, berkas berkas dan lain sebagainya. Aku memang paling tidak bisa kalau tidak merepotkan. Dasar belum bisa mandiri !! Sebelum berangkat aku bertanya mengenai matrikulasi kepada pak Habib, karena aku tau beliau pasti paham karena beliau yang mengurusi PBSB di sekolah Amanatul Ummah. Akhirnya beliau mengenalkanku kepada salah seorang murid beliau yang juga kuliah di UIN Jakarta Kedokteran dengan program PBSB. Belaiu juga mengatakan “selamat ya, setiap perjuangan pasti ada air mata, keringat dan darah. Itu biasa. Hanya pastikan berakhir dengan senyum itu saja.” Kata kata itu aku lakukan sebisa mungkin.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
48
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Singkat cerita, aku sampai di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Aku ke Jakarta dengan diantar pakdeku. Karena pakdeku lebih paham Jakarta daripada orang tuaku. Tak mengapa bagiku. Pesan ibu sebelum aku berangkat adalah “dijogo awak e, ibu lebih baik tidak punya anak yang menjadi dokter daripada ibu harus memiliki anak yang tidak berakhlak.” Keluarga adalah segalanya bagiku. ohh.. I Miss You Mom .. Di Jakarta aku menemukan keluarga CSS MoRA yang selalu menjadi tumpuan curhat dan yang selalu menyemangatiku. Aku bertemu orang orang hebat disini. Bertemu dengan para santri yang semangat, hebat dengan satu tujuan yang sama. Menjadikan pesantren selalu didepan. Kami memang berasal dari pesantren, tetapi bukan berarti kami kalah dengan mereka yang berasal dari SMA dan sebagainya. Kami yakin, selagi kami melakukan yang terbaik dan menyerahkan hasil kepada-Nya. Dan ALHAMDULILLAH, Aku bisa mencoret impian ke-16 dalam hidupku. Saatnya untuk berusaha mencoret impian yang lainnya.. SELAMAT BERJUANG !!
SALAM KENAL BAGI MASALAH DAN TANTANGAN, AKU DATANG UNTUKMU KESUKSESAN, SELAMAT TINGGAL WAHAI PELAJARAN MASA LALU.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
49
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Loving you so much,
SAFITRI NENIK AGUSTIN
MA Darul Hikmah – Mojokerto
50
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
SULTHONUN ARIFIN Jurusan Biologi 2013 -Universitas Brawijaya –
MA Darul Hikmah – Mojokerto
51
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Apel atau Kembang? Batas Akhir SMA Tak terasa waktu itu adalah hari pertama saya menginjakkan kaki disekolah dengan status sebagai siswa kelas 3 MA Darul Hikmah Mojokerto. Selain rasa bahagia terdapat juga rasa cemas yang menandakan tidak kurang dari 1 tahun kisah perjalanan SMA saya akan berakhir. Kelak jadi apa saya setalah lulus SMA nanti? Mampukah dengan kemampuan biasa-biasa seperti ini saya bisa melanjutkan kuliah? Apakah Orang tua saya mampu untuk membiayai kuliah? Terus apa yang harus saya lakukan saat ini? Apakah saya harus kerja setelah lulus nanti, Kemudian Gaji yang saya dapatkan dipergunakan untuk kuliah?. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang membuat saya menjadi agak cemas dengan keadaan saat ini. Pikiran terasa terbagi menjadi dua, salah satunya memikirkan sekolah karena pada saat jejang ini saya akan menghadapi UN dan disisi lain saya juga memikirkan Apa yang harus saya lakukan untuk masa depan saya nanti. Namun, Alhamdulillah dalam keadaan seperti itu, saya mendapatkan wejangan (nasihat) dari pak fathoni salah satu guru yang sangat saya kagumi di MA Darul Hikam. saat itu, beliau sedang mengisi jam pelajaran dikelas saya. Disela-sela pemberian pelajaran beliau mengatakan bahwa
MA Darul Hikmah – Mojokerto
52
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Apa yang kelak terjadi pada kita dimasa mendatang itu semua sudah direncanakan baik oleh Allah. Tugas kita adalah hidup sebaikbaiknya pada hari ini dan berusaha memantaskan diri untuk direncanakan baik oleh Allah. Saat itu juga, saya yakin bahwa Allah telah merencanakan baik setelah saya lulus SMA nanti. Dan tugas saya saat ini adalah berusaha sebaik mungkin untuk meraih hal itu , berusaha membahagiakan kedua orang tua, guru-guru dan saudarasaudara saya dengan cara mendapat nilai UN yang baik dan bisa lolos di salah satu Perguruan Tinggi (PT) terbaik di Indonesia. Langkah awal menuju kuliah 5 bulan kemudian tersiar kabar bahwa pedoman Bidikmisi akan dirilis, dimana anggapan saya bahwa Bidik Misi merupakan jalur masuk kuliah bagi lulusan SMA dengan mendapatkan Beasiswa penuh sampai lulus. Tiba saatnya pada pertengahan desember saya bersama teman-teman siswa kelas 3 MA Darul Hikmah yang berminat mengikuti Bidikmisi diwajibkan mengumpulkan berkasberkas yang diperlukan untuk mendaftar Bidikmisi. Perjalanan dalam mengumpulkan berkas-berkas tersebut dimulai dengan legalisasi Akta kelahiran dan Kartu Keluarga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mojokerto, Kemudian surat keterangan kurang mampu di kelurahan, dan meminta Struk Pembayaran listrik di Kantor PLN. Alhamdulillah kurang lebih 2 minggu semua persyaratan yang diperlukan telah terkumpul. Pada saat itu, saya mengira bahwa perjuangan saya telah selesai dan tinggal menunggu MA Darul Hikmah – Mojokerto
53
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
hasilnya. Namun , ternyata Proses sebenarnya masih panjang hingga akhirnya salah satu teman saya mengingatkan bahwa untuk bisa kuliah di perguruan tinggi negeri kita harus mengikuti seleksi secara nasional yaitu SNMPTN (Jalur Undangan) dan SBMPTN (Jalur Tulis) dan Jalur Mandiri di masing-masing Universitas. Selanjutnya tiap sekolah harus mengisi data-data siswa di PDSS. Setelah di beri tahu hal itu oleh teman saya, saya semakin bingung apa itu SNMPTN? Apa itu PDSS? Tidak faham tentang hal itu, akirnya setelah pulang sekolah saya pergi ke warnet untuk mencari informasi tentang SNMPTN dan PDSS dan mendownload buku panduan. Setelah saya baca berkali-kali saya pun paham bahwa untuk bisa kuliah di Perguruan tinggi negeri calon Mahasiswa harus mengikuti seleksi terlebih dahulu yaitu seleksi nasional jalur undangan (SNMPTN), jalur tulis (SBMPTN) dan jalur mandiri. jalur pertama yang dibuka adalah SNMPTN, untuk jalur SNMPTN masing-masing sekolah harus mengisi data siswa yang akan mendaftar ke Perguruan tinggi Negeri ke dalam PDSS yang berisi nilai rapor dari kelas 1 MA sampai kelas 3 MA. Akhirnya saya mulai mengerti langkah awal dalam masuk Perguruan Tinggi Negeri. BPNJ Pendaftaran SNMPTN dibuka pada awal maret 2013, Sedangkan waktu itu masih bulan januari 2013. Jadi ada waktu kosong 2 bulan. Waktu tersebut saya manfaatkan untuk mendalami materi UN dengan mengikuti pelajaran dan mengikuti les tambahan MA Darul Hikmah – Mojokerto
54
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
disekolah, Menjelang akhir februari tepatnya tanggal 27 februari 2013 malam hari terdengar bunyi suara dari HP saya pertanda bahwa ada satu pesan masuk. Pesan tersebut ternyata dari cak nasrul kakak kelas saya di MA Darul Hikmah yang telah lebih dulu sukses dan sedang menjalani semester akhir di ITS Surabaya. Pesan tersebut berisi ajakan kepada saya untuk mengikuti seleksi Beasiswa Perintis Nusantara Jawa Timur (BPNJ) yang diadakan oleh Mahasiswa ITS. Beasiswa ini merupakan Beasiswa pelatihan untuk menghadapi Tes Tulis Masuk PTN. Bagi peserta yang lolos akan mengikuti bimbingan persiapan masuk PTN serta dikarantina selama 3 minggu di Surabaya. Awalnya saya ragu-ragu untuk mengikuti seleksi tersebut namun cak nasrul berhasil meyakinkan saya untuk mengikuti seleksi beasiswa tersebut. 3 hari kemudian saya pergi ke ITS untuk menjalani seleksi tahap 1 BPNJ bersama teman satu sekelas saya Safitri Nenik. Namun, kami berangkat lebih awal tanggal 1 Maret (1 hari sebelum tes) agar tidak terlambat pada saat tes. Kami berangkat dengan naik bus. Perjalanan itu merupakan perjalanan pertama saya berkunjung ke ITS yang kami tempuh selama 3 jam, Kami berangkat hanya mengandalkan petunjuk dari Cak Nasrul. Esoknya tes dilaksanakan tepat pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Setelah menjalani tes, sore itu kami langsung pulang ke Mojokerto. 3 hari kemudian diumumkan peserta yang lolos seleksi tahap 2 BPNJ. Alhamdulillah saya dan dan Nenik lolos ditahap 1. Sehingga kami harus berangkat lagi ke ITS untuk menjalani tes tahap 2 BPNJ pada akhir maret. Selang beberapa hari
MA Darul Hikmah – Mojokerto
55
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
kemudian tersiar kabar bahwa pendaftaran SNMPTN telah dibuka. Namun sampai saat itu juga saya belum menetukan PTN mana yang akan saya pilih. Proses pendaftaran menggunakan NISN dan Kode Akses / Password yang telah diberikan oleh Sekolah. Malam Hari, Saya pergi ke Warung Internet untuk melakukan pendaftarn online SNMPTN, Saya memilih Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang sebagai pilihan PTN pertama dan Universitas Negeri Malang (UM) sebagai pilihan PTN kedua . Esoknya, saya berkonsultasi dengan guru BK, beliau menyarankan agar UM diganti dengan Universitas Brawijaya (UB) Malang. Spontan saya menanggapi bahwa seleksi di UB ketat dan saya kurang yakin bisa lolos di UB karna UB termasuk salah satu Universitas bergengsi di Indonesia. Meskipun saya tidak yakin lolos di UB tapi keinginan saya untuk belajar di UB sangat besar. sepulang dari sekolah saya pergi ke Warung internet, Saya mengambil keputusan untuk mengganti Universitas Negeri Malang (UM) menjadi Universitas Brawijaya (UB). Namun, Seiring berlalunya waktu saya yakin dengan 2 pilihan tersebut. Setalah melakukan pendaftaran online SNMPTN, Saya membaca pada situs SNMPTN bahwa Hasil SNMPTN akan diumumkan pada tanggal 29 mei 2013, yang artinya bahwa 3 bulan lagi hasil tersebut akan keluar. 3 bulan adalah waktu yang lama untuk ditunggu, Namun waktu tersebut saya manfaatkan untuk mendalami materi UN, karena hasil SNMPTN juga ditentukan dengan nilai UN.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
56
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Pada tanggal 30 Maret 2013, saya dan nenik kembali pergi ke Surabaya untuk menjalani tes kedua BPNJ seperti pada tes pertama kami berangkat satu hari sebelum tes berlangsung. Namun, pada tes kedua ini ada hal yang berbeda jika pada tes pertama malam harinya saya tidur di Asrama Mahasiswa ITS pada saat tes kedua ini malam harinya saya tidur di Base Camp KOPMA ITS. Saya tiba di Basecamp KOPMA ITS jam 12 malam. Meskipun di Basecamp tersebut hanya beralas tikar dan tidak ada kipas angin apalagi AC serta kondisi ruangan yang sedikit berantakan tapi tidak apalah yang penting malam ini bisa tidur. Pagi harinya saya bangun jam 05.00, dan Langsung menuju masjid untuk menjalankan sholat subuh setelah itu saya bergegas untuk menyiapkan diri untuk menghadapi tes kedua BPNJ.Tes kedua dilakukan di Gedung Jurusan Kimia ITS seperti pada tes pertama. Tes dimulai tepat pukul 08.00 sampai pukul 10.00 saya merasa soal-soal yang diberikan pada tes kedua lebih sulit dari soal-soal di tes pertama. Seusai tes , kami langsung pulang ke Mojokerto. 3 hari kemudian hasil tes kedua BPNJ diumumkan, tes ini menetukan siapa saja yang akan lolos karantina dan akan mengikuti bimbingan masuk PTN selama 3 minggu di Surabaya. Jam 4 sore saya pergi ke warnet untuk melihat hasil pengumuman tersebut , terlihat teman sekelas saya Safitri Nenik telah lolos dan berada diperingkat 3, kemudian saya terus mencari nama saya dengan menggerakan mouse ke bawah dan pada peringkat 16 tertulis nama lengkap saya seketika itu saya merasa senang, bangga,tidak percaya bercampur aduk dan tidak bisa
MA Darul Hikmah – Mojokerto
57
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
diungapkan dengan apapun, saya lolos karantina dan berangkat ke Surabaya. Peserta yang lolos sebanyak 30 Siswa/siswi dari SMA se Jawa Timur. Alhamdulillah Perasaan ini sudah tidak karuan. Sebelum pulang dari Warung Internet, Saya mencetak Hasil Pengumuman BPNJ. Setiba dirumah pengumuman tersebuta saya perlihatkan ke kedua orang tua saya betapa senangnya mereka melihat anaknya lolos. Namun ada kejadian lucu ketika saya memperlihatkan hasil tersebut ke ayah. Ayah menganggap bahwa saya telah lolos seleksi PTN dan diterima di ITS. Akhirnya saya jelaskan bahwa saya lolos Bimbingan Belajar di Surabaya bukan lolos di PTN sedangkan ITS adalah tempat untuk menyelenggarakan seleksi tersebut. Selanjutnya saya hanya menunggu kabar dari pantia BPNJ mengenai karantina BPNJ yang akan diselenggarakan setelah UN. Setelah lolos BPNJ perasaan yakin dalam diri saya untuk lolos PTN semakin meningkat. UN Tak terasa 12 hari lagi UN akan dilaksanakan. Dalam waktu tak kurang dari 2 minggu itu saya manfaatkan semaksimal mungkin untuk mendalami materi-materi UN terutama pelajaran fisika.Saya mengerjakan soal-soal, mempelajari trik-trik cepat dalam mengerjakan soal UN. Seminggu sebelum UN, pelajaran yang paling saya tekuni ialah fisika. Semua soal tentang fisika saya lahap karna kemampuan akademik saya tentang fisika sangat minim. Tidak ada ruginya saya mempelajari fisika, setelah cukup faham materi yang MA Darul Hikmah – Mojokerto
58
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
mungkin akan keluar UN saya mencoba beberapa kali Try Out sendiri di rumah. Alhasil nilai yang saya dapatkan cukup memuaskan selalu diatas 70. Tidak tahu kenapa UN menjadi hari yang paling istimewa , 1 minggu sebelum UN saya merubah pola makan, dengan memberi peraturan pada diri sendiri sebelum UN berlalu saya tidak boleh mengonsumsi makanan instan, meminum es, makan terlalu asam dan pedas, tidur yang cukup dan tidak terlalu malam. Semua itu saya lakukan secara spontan agar ketika UN saya mengerjakan dengan lancar. Alhamdulillah pola yang saya terapkan membuahkan hasil selama UN saya dapat mengerjakan dengan tenang. 4 hari yang menjadi momok selama 3 tahun ini telah usai. Senjata terakhir yang ampuh merubah segalanya hanya berdoa kepada Allah SWT. Setelah UN, seluruh siswa/siswi MA Darul Hikmah waktu masuk sekolah mulai berkurang, Kami diwajibkan masuk setiap hari Senin dan Kamis dan salah satu kegiatan yang rutin kami lakukan ialah istighotsah, membaca tahlil, serta mendoakan para pendiri Yayasan Darul Hikmah disarean (makam) yang berada dilingkungan Ponpes Darul Hikmah. Melalui perantara Beliaulah Darul Hikmah bisa berdiri kokoh dan akan selalu berkibar. Acara Perpisahan Selama menunggu hasil pengumuman UN. Seluruh siswa kelas 3 melakukan latihan pentas seni yang nantinya akan ditampilkan pada acara perpisahan kelas 3 MA dan MTs. Saat itu saya mendapat peran sebagai dalang dalam drama kolosal. Hari MA Darul Hikmah – Mojokerto
59
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
perpisahan pun tiba yang diadakan pada tanggal 21 Mei 2013. Acara pertama diisi dengan penampilan-penmapilan dari siswa kelas 3 MTs Darul Hikmah. Beberapa jam kemudian tiba saatnya saya maju ke depan panggung untuk membuka penampilan drama kolosal. Awalnya gugup, malu, dan takut salah tapi dengan keberanian tingkat dewa akhirnya saya maju kedepan panggung untuk membuka sesi drama ini, Salah satu teman saya seorang cowok memerankan adegan sebagai cewek dengan dandanan pula seper ti cewek. Penonton yang terdiri dari staf, guru, dan siswa-siswi Darul Hikmah spontan tertawa terbahak-bahak ketika teman saya yang memerankan cewek mulai naik panggung. Kurang lebih 20 menit kami menampilkan drama kolosal ini. Saya meras bahwa acara perpisahan yang kami selenggarakan berjalan dengan sukses . Penampilan kocak ini saya rasakan sebagai obat tegang yang saya alami setelah UN. Esoknya, saya menerima SMS dari panitia BPNJ yang menyatakan bahwa Karantina BPNJ akan dimulai pada hari minggu tanggal 26 mei 2013 itu artinya karantina dilaksanakan 2 hari setelah pengumuman hasil UN. Pengumuman Hasil UN SMA Hari jumat tanggal 24 mei 2013 adalah hari pengumuman hasil UN, seluruh siswa kelas 3 diwajibkan datang ke sekolah untuk mengetahui hasil dari kerja keras mereka dalam mengerjakan soalsoal UN. Saya berangkat ke sekolah tepat pukul 07.00 pagi saat itu suasana di halaman dan lorong sekolah nampak sepi mungkin karna MA Darul Hikmah – Mojokerto
60
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
sebagaian kelas ada kegiatan belajar mengajar tapi ada juga sebagian siswa yang keluyuran diluar kelas mungkin karna jam kosong. Kantor MA Darul Hikmah tampak sibuk dengan seorang lakilaki berpawakan besar mondar-mandir. Sepertinya beliau sedang sibuk dengan pekerjaan beliau. Pandangan saya terfokus kearah ruangan yang selama ini saya datangi dalam 2 kali seminggu. Didalam tempat itu saya bersama teman-teman telah berkumpul untuk melaksanakan doa bersama kepada sesepuh kami yaitu para pendiri Darul Hikmah dan doa terakhir kepada Allah SWT agar diberikan hasil UN yang terbaik. Suasana berubah menjadi serius dan khusuk. Kemudian kami berkumpul di ruang Multimedia untuk menunggu diberikan hasil pengumuman UN. Sebelum hasil UN dibagikan, Ustadz Fathoni memberi sedikit wejangan pada kami bahwa UN bukan akhir segalanya justru UN akan menjadi pembuka bagi kehidupan sebenarnya beliau pesan agar kami menjaga nama MA Darul Hikmah dimanapun kita berada. Saya merasa wejangan itu sangat bermanfaat bagi kami. Tidak berapa lama kemudian pintu multimedia terbuka dengan cahaya matahari yang memasuki celah pintu berbarengan dengan itu muncul seorang laki-laki berpawakan besar dan tinggi dengan kedua tangannya membawa tumpukan amplop-amplop putih, laki-laki tersebut adalah pak soni yang menjabat sebagai waka kurikulum kemudian tanpa basa-basi beliau meletakkan amplop-amplop itu diatas meja dan tangan kanannya meraih sebuah microphone dan memberikan nasihat-nasihat kepada kami. Namun kami lebih terfokus dengan amplop-amplop
MA Darul Hikmah – Mojokerto
61
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
putih yang berada diatas meja tersebut. Akhirnya satu persatu nama kami dipanggil, kelas pertama yang dipanggil adalah kelas 3 IPA, Terdengar pak Soni memanggil nama saya M. Sultonun Arifin Ali Ashar. Secara spontan tubuh saya berdiri dan berjalan menghampiri beliau. Beliau menyodorkan sebuah amplop dan memberi suatu arahan agar amplop itu dibuka diluar ruangan. Disekitar luar ruangan terlihat ekspresi berbeda-beda dari teman-teman yang telah membuka amplop. Perlahan-lahan saya buka amplop itu dengan ucapan Bismillah, Mata saya langsung terfokus pada kata LULUS/TIDAKLULUS. Saya melihat bahwa kata tidak lulus dicoret dengan menggunakan tinta hitam jadi hanya kelihatan kata LULUS dan tandanya saya telah lulus UN. Tidak henti-hentinya saya mengucapkan Alhamdulillah, Saat itu halaman sekolah dibanjiri dengan perasaan bahagia, senang, haru karna seluruh siswa MA Darul Hikmah LULUS. Tidak lupa setelah mengetahui hasil lulus saya langsung menuju ke kantor untuk mengucapkan terimakasih kepada guru-guru yang telah mengajar saya selama ini beliau juga merasa lega dan bangga. kemudian salah satu guru memberi tahu saya kalau nilai UN yang saya dapatkan merupakan nilai akhir UN terbaik kedua sedangkan nilai akhir UN terbaik diraih oleh teman saya Nenik. Setelah itu saya pulang dan menunjukkan hasil UN kepada orang tua saya. Alhamdulillah Beliau cukup senang dan bersyukur.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
62
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
M. ALIFUDDIN IKHSAN Jurusan HKN 2013 -Universitas Negeri Malang-
MA Darul Hikmah – Mojokerto
63
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Dengan Lima Puluh Dua Ribu Tujuh Ratus, Saya Kuliah Ketika pohon sangat kuat dengan topangan akar tunggangnya..... Ketika melati putih meniupkan semerbak segarnya aroma di pagi buta...... Ketika surya setia menaburkan sinar anugerah sepanjang zaman.... Saat ini..... Izinkanlah jiwa ini merajut asa meraih cita nan mulia..... Untuk kejayaan Negeri Dwi Warna. Siang itu terasa terik ketika mentari telah memancarkan kekuatan tertingginya dengan pancaran ultraviolet nan kuat, ku rasakan hal itu sangat meresahkan bagi tubuh kecilku. Kulitku yang sesawoan bercucur keringat yang masam. Perjalanannya pun terus melewati pipiku yang berminyak dan berakhir pada dagu mungilku. Si kecil dari bumi Majapahit itu bernama Alifudin Ikhsan. Teman sebayanya memanggil dengan sebutan Alif . Semua yang ku rasakan membuat hatiku skeptis untuk sekedar datang bersama teman-teman di aula utama Darul Hikmah. Iya, sekolahku hanyalah sekolah swasta yang berada dalam lingkungan pondok pesantren. MA Darul Hikmah merupakan ladang ilmu yang kaya akan manfaat dunia akhirat itu berada 14 KM dari tanah tumpah darah kelahiranku di Desa Kedawung Selatan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto yang konon merupakan istana kerajaan super power di zamannya “Majapahit”. Kala itu, pak Soni Ahmad sang menteri luar negeri
MA Darul Hikmah – Mojokerto
64
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
sekolahku tercinta mengumpulkan semua sisiwa kelas XII untuk sekedar breafing seputar ujian nasional. Sebelum itu, keresahan mulai nampak pada hatiku jauh sebelum memasuki ruangan. Entah kenapa, sejak awal kelas XII saya sudah kepikiran masalah biaya UN yang kala itu mencapai Rp 780.000,-. “Lif, ayo ke aula!” teriak beberapa temanku kala itu. Entah kenapa aku tidak mendengarka seruan itu. Kemudian tak lama setelah itu, datanglah Aim yang mengajak bersama-sama ke aula. “Kira-kira ngapain ya pak soni ngumpulkan kita?” ujar Aim sahabat tercintaku. “Waduh, ya ngak tahu Im, ya udah kita ke sana saja, dengardengar ada banyak pengumuman”. Sahutku. Acara itu pun dimulai dengan cepat dan saksama segala maksud pun di sampaikannya. Hatiku terasa ciut dan jiwaku terasa hampa karena saya belum membayar biaya ujian nasional yang mahal. Biaya UN saya kumpulkan semenjak kelas X SMA setiap hari yang berasal dari uang sakuku. Saya mendapat uang saku Rp 2000,- terkadang Rp 1000,terkadang tidak. Semua uang itu saya tabung demi mengikuti ujian nasional. Semua itu ku lakukan melihat kehidupan orang tuaku yang kurang mampu. Ayahku seorang buruh sepatu yang penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan makan dan membayar hutang. Ibuku seorang ibu rumah tangga yang tidak bekerja selayaknya wanita sekitar rumahku. Inilah yang membuat saya bertekad bulat untuk belajar keras mewujudkan asa yang sudah lama terkubur. Untaian kata-kata bijak terus mengalir dari hulu lisan mereka. “Kamu harus menjadi orang sukses”. Inilah perkataan ibuku yang menjadi cambuk energi potensial yang terus mengalir menempuh belasan kilometer dengan sepeda Phoenix Biru peninggalan almarhum kakek menuju tempat mencari ilmu. Semangat ini tetap kokoh walau tiap hari harus pulang sampai jam 4 sore untuk mengikuti belajar tambahan, MA Darul Hikmah – Mojokerto
65
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa terkadang sampai maghrib masih berada di jalan penghubung JombangMojokerto. “Anak-anak, Ujian sudah tinggal 2 bulan lagi, segera persiapkan adminitrasi dan segala kelengkapannya. Jangan lupa belajar karena UN bukan tujuan akhir kalian, di depan masih banyak ujian-ujian yang akan menghadang kalian. Kita boleh dikatakan sekolah swasta pedesaan, tapi ingat belasan kakak kelas kalian diterima di berbagai perguruan tinggi bergengsi dengan beberapa jalur beasiswa. Ada PBSB (Program Beasisiwa Santri Berprestasi) ada Bidikmisi, ada Etos, ada Djarum dan berbagai beasiswa lainnya. Saya harap kalian belajar lebih keras lagi”. Inilah ucapan yang disampaikan oleh pak soni sebagai wakil sekolah dalam acara pembekalan ujian nasional yang terekam kuat dalam tulisan tintaku di buku diary kecil milikku. Gerbang Keemasan Program beasisiwa santri berprestasi merupakan program beasiswa andalan yang menjadi pusaka semangat kami para siswa kelas XII di sekolah kami. Dengan beasiswa itu, kita dapat kuliah di beberapa universitas terkenal seperti UNAIR Surabaya, UGM Yogyakarta, ITS Surabaya, UIN Malang, UIN Surabaya, UIN Yogyakarta, UIN Jakarta, UIN Bandung, IAIN Semarang dan UPI Bandung. Setiap tahunnya, sekolah saya mampu mengirimkan beberapa siswanya untuk beasiswa PBSB ini. Saya sudah tertarik untuk mengikuti jejak kakak kelas yang nyaman berada di berbagai universitas terbaik tersebut. Ketika pak soni melanjutkan pembicaraan tentang kesuksesan para alumni di PBSB sontak hati ini menangis sedalam-dalamnya. “Mengapa hal ini harus terjadi?”, desisku dalam qalbu. Iya, memang syarat mutlak untuk mengikuti program beasiswa ini adalah seorang santri minimal 2 tahun. Inilah yang ku tangiskan dalam hati. Sejak awal saya di Darul Hikmah tahun 2006 di jenjang setingkat SMP
MA Darul Hikmah – Mojokerto
66
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa bukanlah seorang santri yang mukim dipondok pesantren melainkan sebagai santri kalong yang pulang pergi setiap hari. “Waduh, saya kan bukan santri, tapi bolehkah saya mengikuti program beasiswa ini, pak?” tanya saya pada pak soni. “Wah, ya emang syaratnya itu harus mondok di pesantren 2 tahun, tetapi coba saya akan bicarakan kepada kepala sekolah untuk menindaklanjuti hal ini”, kata pak soni. Asa itu Pun Datang Selesai acara itu, saya segera menemui bu khurriyah selaku pembina BK untuk menanyakan lebih lanjut tentang beasiswa PBSB itu. Beliau menyatakan bahwa sistem penjaringan peserta PBSB akan ditentukan berdasarkan seleksi lokal yang dilaksanakan oleh pihak sekolah. Ini merupakan bentuk profesionalitas sekolah sebagai tempat menuntut ilmu. Setelah mendapatkan informasi yang banyak mengenai beasiswa tersebut, saya pun pulang ke rumah dengan berjalan kaki karena saat itu sepeda saya gembos. Sesampai di rumah, saya langsung menyiapkan beberapa perengkapan ujian nasional yang dibutuhkan oleh sekolah seperti foto copy ijazah, SKHUN, NISN dan sebagainya. Hal yang tak terduga sebelumnya muncullah pertanyaan dari kedua orang tuaku yang menunggui saya merapikan berkas-berkas perlengkapan ujian. “Mau kuliah dimana, le?”, tanya ibu. “Nggeh sak kerso, bu!” (Sak kerso =Terserah) Jawab saya dengan lemah gemulai. “Yo sing penting sinau sing pinter, ben antuk beasiswa. Bapak wes gak kuat nek mbandani akeh-akeh”, sahut Bapak. (yang penting belajar yang rajin karena bapak sudah tidak sanggup membiayai banyak) “Iya pak, insya Allah kuliah Gratis!” kata saya.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
67
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa Cambuk sekeras ini membekas dalam diri saya, mulai sejak itulah saya sadar akan keterbatasan dalam biaya. Semua itu merupakan bukti dukungan konkret yang diberkan oleh kedua orang tua saya untuk terus melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Biarlah dikata seorang tukang sepatu dapat menyekolahkan anaknya sampai sarjana.setiap malam selalu kusempatkan membaca dan mereview ulang pelajaran yang telah diberikan. Sujudku pun saya tambah menjadi beberapa kali lipat dari biasanya, tahajjud, dan beberapa sholat malam selalu ku panjatkan. Berdoa agar man jadda wa jada benar-benar muncul. Membaca buku, menuis kembali, latihan soal-soal dan semuanya telah tersistem bagaikan mesin kendaraan perang yang tak kenal lelah jika tidak kehabisan amunisi. PBSB menjadi sasaran empuk untuk saya dapatkan meskipun dalam hati kecilku berdentum “Kamu kan bukan santri, masak kamu mau mengambil hak mereka?”. Kata-kata ini memang menjadi sebuah hambatan batin tersendiri. Tetapi tidak dengan kedua orang tua ku yang selalu mendukung segala yang saya lakukan, tentu dengan menasihati segala tindakanku. Mereka selalu berdoa siang dan malam mengenai kesuksesan anaknya. Kau bagaikan mentari nan cerah Abadi trus menyinari Darahmu mengalir bersama dagingku Tak kau pikirkan Segala sakit, duka, jerih mu Demi keemasan permatamu Tak kau pikirkan Milyaran rupiah tlah kau keluarkan Demi diriku Sungguh, Tetesan matamu menjadi vitamin Akan keberhasilanku
MA Darul Hikmah – Mojokerto
68
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa Peluk rindumu selalu menghangatkan badanku Entah dengan apa aku menggantinya Andai aku sulaiman Seluruh isi kerajaan bumi tak mencukupi tuk membalas semua itu Sungguh engkaulah hartaku nan mulia Tak cukup satu juta kali ucapan terima kasih untuk membalas semua budi baik yang telah diberikan kedua orang tuaku. Entah apa yang harus aku berikan kepada mereka, yang terpenting selalu saya akan berusaha untuk terus membuat mereka tersenyum bangga atas semua prestasi yang ku raih. Cinta Atas Pandangan Pertama Bidikmisi Tak lama setelah penjelasan pak soni tentang seputar ujian nasional, datanglah Tim Sosialisasi Bidikmisi dari Universitas Airlangga Surabaya membawa segudang informasi terkait dengan beasiswa untuk siswa kurang mampu secara ekonomi, mereka juga membawa berbagai macam informasi tentang penerimaan mahasiswa baru di Universitas terbaik di Jawa Timur itu. Kedatangan mahasiswa UNAIR membawa kado yang membahagiakan bagi saya dan keluarga yang baru mengetahui ternyata ada beasiswa yang khusus untuk akan dari golongan keluarga kurang mampu. untuk pertama kalinya saya mendengarkan penjelasan atas beasiswa Bidikmisi ini secara total keseluruhan. Prinsip utama beasiswa Bidimisi ini adalah program pemerintah yang diberikan untuk membantu siswa dari kalangan menengah ke bawah untuk mendapatkan derajat pendidikan yang sama dalam perguruan tinggi negeri. Beberapa minggu sebelumnya memang saya memperoleh penjelasan seputar Bidikmisi dari beberapa alumni yang diterima di jurusan Kimia UNESA dan Psikologi UNAIR. Tetapi informasi yang diberikan masih banyak yang belum saya pahami. Dari sinilah semangat juang belajar terus berkobar-
MA Darul Hikmah – Mojokerto
69
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa kobar seperti sautan api yang menyala besar. Ingin rasanya untuk mendapatkan beasiswa itu. Di akhir bulan maret 2012, saya merasa persiapan ujian nasional masih sangat kurang. Sebagian pelajaran non UN sudah mulai dikurangi jam pertemuannya guna untuk meningkatkan pemahaman atas materi yang akan diujikan. Tetapi entah mengapa hal ini masih sering merasa santai padahal ujian sudah semakin dekat. Pikiran sudah tidak menjadi fokus tatkala melihat biaya pendidikan tinggi yang sangat mahal. Saya merasa semua persiapan sudah final tetapi tetap saja merasa bahwa fisika sebagai monster cumi-cumi yang kejam, Biologi sebagai virus influenza yang tiap hari menghampiriku, Kimia yang bagai senyawa anorganik yang sukar diuraikan serta matematika yang seperti rumus logaritma yang sukar terpecahkan. Semua itu merupakan hal yang harus dihadapi guna meraih beasiswa Bidikmisi. Pendaftaran SNMPTN jalur undangan tahun 2012 pun telah dibuka. Semua siswa lebih memilih fokus memperdalam materi UN dari pada ribet mengurus beasiswa bidikmisi jalur undangan. Airlangga Goes to My House Sekian panjang penjelasan Bidikmisi UNAIR membawa angin harapan bagi perjalanan sekolahku. Dahulu Kimia yang menjadi senya anorganik kini sudah dapat terurai dengan enzim semangat juang. Dahulu Fisika yang menjadi monster cumi-cumi, kini telah dikalahkan oleh superhero keberanian. Dahulu matematika yang seperti rumus logaritma kini telah ditemukan alur penyelesaian dengan doa. Semua akhirnya terwujud saat perwakilan kemahasiswaan Universitas Airlangga Surabaya datang ke rumah saya. Siang itu, 25 Maret 2012 pukul 12.30 datang dua orang berbaju dinas yang dikawal oleh 2 mahasiswa beralmamater UNAIR membawa segebok berkas yang dibungkus map warna cokelat. Kedatangan mereka
MA Darul Hikmah – Mojokerto
70
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa tentu sangat mengejutkan kami sekeluarga. Selang beberapa waktu kemudian, mereka menyampaikan maksud kedatangannya ke rumah saya. Surat pun kami terima dan langsung saya baca. Ternyata isinya adalah permohonan untuk mendaftar ke Universitas Airlangga Surabaya jalur Undangan Prestasi. Kaget rasanya menerima penghargaan yang tinggi atas apa yang saya raih barusan. Banyak pertanyaan yang muncul tentang surat itu, esok harinya saya langsung menemui pak Soni untuk mengklarifikasi surat tersebut. Dan sungguh diluar dugaan, memang benar saya akan diikutkan seleksi prestasi masuk UNAIR. Ternyata dari sekolahan saya, saya tidak sendirian. Ternyata ada dewi qurrota a’yun yang juga sama-sama mendapatkan hadiah ini. Beberapa utusan UNAIR ini pun langsung melihat sendiri kondisi keluarga saya. Mereka melihat rumah kami dari depan sampai belakang. Kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, kamar belajar, ruang dapur dan semua isinya juga diperiksa detail dan di ambil gambar untuk dilapokan ke pihak rektorat UNAIR. Alhamdulillah... puji syukur tak terbantahkan untuk peristiwa yang besar dalam hidupku ini. Saya merasa ini adalah awal dari tujuan yang sebenarnya. Sesegera setelah berbicara langsung dengan kepala sekolah dan jajaran yayasan Darul Hikmah, saya langsung mempersiapkan beberapa berkas yang akan diserakhan ke UNAIR yang akan diantar langsung oleh pak Soni. Satu hari kemudian, semua berkas seperti surat keterangan tidak mampu, foto copy rekening listrik, PBB, surat keterangan gaji, kartu keluarga dan berbagai piagam penghargaan yang pernah saya terima. Pak Soni juga menyiapkan surat keterangan siswa dan raport yang akan mendukung seleksi adminitratif. Semua yang dilakukan oleh mereka semua hanya demi tujuan saya kuliah di universitas airlangga. Pagi hari, 27 Maret 2012 berkas sudah siap untuk diberangkatkan ke Surabaya. Pak soni sendiri yang berangkat menuju UNAIR dengan harapan dapat menyumbangkan beberapa siswanya untuk masuk UNAIR. Ketika beliau berada di UNAIR saya mendapat vtelepon mendadak dari
MA Darul Hikmah – Mojokerto
71
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa beliau kalau berkasnya ada yang kurang, yaitu foto copy akta kelahiran yang dilegalisasi oleh kantor catatan sipil kabupaten setempat. Saat itu juga saya menemui kepala desa untuk dibuatkan surat tanda lahir sebagai pengganti akta kelahiran karena pada waktu itu saya belum mempunyainya. Setibanya di sekolah pak soni langsung menghampiri saya dan meminta surat tersebut. Tanpa berpikir panjang surat itu pun saya berikan. Beliau dengan motor kesayangannya pergi kembali ke UNAIR untuk menghadap Pembantu Rektor III bidang kemahasiswaan Universitas Airlangga dan menyampaikan maksud kedatangannya untuk membawa berkas yang sempat tertinggal. Akhirnya pihak rektorat UNAIR memberikan pin dan kode akses untuk dapat mendaftarkan saya lewat jalur online. Dengan keterbatasan yang kami miliki di sekolah, maka pendaftaran online kami rasa sangat sulit. Dan akhirnya pada 29 Maret 2012 pak Soni pun memberikan kode akses kepada saya untuk daftar sendiri. Sejak inilah setiap sore sepulang dari sekolah, saya mampir ke warnet untuk melihat informasi dan mencoba mendaftar sendiri. Hari terakhir pendaftaran SNMPTN pun berakhir 31 Maret 2012 dan saya belum terdaftar sebagai peserta SNMPTN Jalur Undangan, padahal saya sudah terdaftar sebagai peserta Bidikmisi. Malam hari, 31 Maret 2012 pukul 21.00 saya mencoba mengulangi pendaftaran tetapi masih gagal. Ketika hal ini kami omongkan ke UNAIR, maka mereka meganjurkan saya untuk mengikuti jalur tes tulis SNMPTN 2012 yang juga jalur Bidikmisi. Kurelakan hal ini terjadi dan sabar adalah satu-satunya hal yang harus saya lakukan, menunggu sembari UN berlangsung. Lubang yang Menyakitkan Ketika fajar mulai menampakkan wajah cerianya dipagi itu, saya juga sedang berbahagia karena akan mengikuti tes PBSB di asrama haji sukolilo Surabaya. Kebeerangkatan menuju kota pahlawan saya tempuh
MA Darul Hikmah – Mojokerto
72
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa dengan bermodal semangat yang berkobar-kobar. Pengalaman perjalanan jauh sudah tidak membuat saya khawatir jika tersesat. Pukul 07.30 WIB saya berangkat dari pasar Brangkal naik bus jurusan terminal Purabaya Surabaya. Sesampai disana saya dan teman-teman yang sama-sama ingin beradu nasib dengan soal tes beasiswa naik bus kota yang supek dan panas menuju terminal Joyoboyo untuk naik angkutan kota menuju ITS Surabaya. Ya, ITS adalah tempat transit pertama kami untuk menunggu kakak kelas kami yang siap menampung kami sementara sampai tes PBSB berakhir. Malam hari ketika itu, kami semua di bimbing untuk pembekalan akhir tes PBSB di serambi Masjid ITS sampai jam 11.30 malam. Saya yang sangat antusias merasa pembinaannya kurang, tetapi saya juga melihat bahwa teman-teman saya yang lain seperti Lailul Munjidah, Husni Intan Islami, Khoirun Nisa’, dan beberapa yang lain telah merasa lelah dan ingin secepatnya untuk beristirahat. Subuh pun datang dan kami semua sudah siap untuk menuju lokasi tes yang hanya berjarak 3 KM dari lokasi kami menginap. Sebelum kami berangkat, doa bersama pun kami gelar dengan harapan bahwa tes kali ini banyak diantara kami yang lolos. Tepat pukul 05.30 WIB semua sudah pada posisi siap, dan kami pun berangkat. Setibanya di lokasi tes kami berpisah karena ruangan terbagi atas beberapa gedung. Waktu itu saya mengambil jurusan Tafsir Hadis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Saingan saya 218 peserta diseluruh Jawa Timur sedangkan kuota seluruh Indonesia hanyalah 20 Mahasiswa. Bismillah saya mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan yakin akan keberhasilan. Sebulan setelah tes PBSB hasil pun kami terima. Ternyata saya tidak diterima dalam program PBSB ini. Lautan kesedihan mendera saya sampai larut 3 hari lamanya. Entah mengapa saya tidak lolos? Apakah kurang kerasnya saya belajar? Atau kurang khusuknya saya berdoa? Atau apa? Pertanyaan ini sulit untuk dijawab sampai sekarang. Tetapi Alhamdulillah 2 dari 10 siswa MA Darul Hikmah berhasil lolos dalam seleksi ini, dia adalah Khoirun Nisa’ yang diterima di jurusan Biologi ITS
MA Darul Hikmah – Mojokerto
73
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa Surabaya dan Lailul Munjidah di jurusan Fisika UPI Bandung. Mereka berdua adalah teman-teman saya yang super hebat. Keyakinan yang kuat adalah modal utama mereka menembus PBSB. Setelah kekalahan perang di arena PBSB saat itu, saya juga mengikuti tes SNMPTN jalur Tulis. Kekalahan di PBSB adalah buah semangat baru untuk keberhasilan Bidikmisi. Saya melaksanakan tes di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Saya mengambil jurusan Pendidikan Sains UNESA dan Statistika UNAIR. Semangat saya untuk mengerjakan tes ini, berharap akan hasil yang memuaskan. Jauh sebelum tes ini saya lakukan banyak cercaan yang mendera dari berbagai sudut kehidupan mulai dari perkataan jago yang kehilangan taju, jago kandang masih kuat dalam kurungan dan sebagainya. Tapi semua itu saya terima dengan ikhlas. Juli 2012, pengumuman SNMPTN telah muncul, dengan bergegas saya menuju warnet untuk melihat hasil akhir perjuangananku selama beberapa bulan. Isinya juga cukup menarik pandangan yakni untuk kedua kalinya saya GAGAL dalam tes, atau TIDAK LOLOS SNMPTN. Sedih rasanya dan kesedihan ini jauh lebih lama dari pada kesedihan tidak lolos PBSB, karena mungkin Bidikmisilah satu-satunya pengharapan dan itupun tidak saya terima. 2 minggu setelah itu, saya menderita sakit. Mungin karena efek lelah dalam pikiran dan di dukung dengan rasa duka yang mendalam akhirnya memaksa saya untuk tidur di pembaringan selama 2 minggu. Asa yang Muncul Menuju Puncak Keemasan Akhir bulan Juli 2012, saya mendapat telepon dari salah satu TU di MA Darul Hikmah untuk menghadap kepala sekolah MTs Darul Hikmah sesegera mungkin. Saya juga masih kurang mengetahui perihal pemanggilan saya ke sekolah. Setelah saya tiba di sekolahan, saya langsung berziarah ke makam para auliya’ yang masih satu komplek dengan sekolahan. Ini adalah makam para pendiri pondok pesantren dan
MA Darul Hikmah – Mojokerto
74
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa pendiri yayasan Darul Hikmah. Doa terpanjat sekaligus curhatan batin saya sampaikan kepada Allah melalui beliau. Setelah itu baru saya menghadap kepala sekolah yang tidak lain merupakan puteri dari pendiri yayasan dan madrasah Darul Hikmah. Ternyata beliau meminta saya untuk menjadi petugas pembantu perpustakaan Darul Hikmah sambil menunggu ujian atau tes penerimaan mahasiswa baru tahun depan (2013). Tawaran itu pun langsung saya terima, dan esok harinya saya telah memulai membantu mengembangkan Perpustakaan Darul Hikmah. Inilah awal dari jalanku yang sesungguhnya. Berada di perpustakaan setiap hari membuat saya leluasa membaca buku yang saya inginkan guna menggapai inpian saya untuk kuliah jalur Bidikmisi. Selama di Perpustakaan saya merasa menemukan surga pencari ilmu dimana keleluasaan membaca semua buku yang ada telah di depan mata. Sebagai rasa terima kasihku kepada Darul Hikmah, kala itu saya berikrar untuk menjadikan perpustakaan yang besar dan menjadi percontohan untuk sekolah swasta yang lain. Satu semester pertama saya di Perpustakaan berbagai macam terobosan baru saya lakukan demi kemajuan perpustakaan. Hal ini di dukung dengan adanya petugas perpustakaan lainya. Ketika awal saya berada di perpustakaan luasnya hanya 7x9 meter dengan 937 Judul buku 19.871 eksemplar buku. Hal inilah yang saya perjuangkan sehingga pada bulan Mei 2013 perpustakaan Darul Hikmah berubah menjadi 7x21 meter dengan luas total 10x24 meter dan koleksi buku pun bertambah menjadi 1372 Judul dan 22.385 eksemplar. Perpuatakaan seluas ini telah berhasil terwujud berkat kerjasama semua pihak. Waktu itu saya juaga berhasil menobatkan Perpustakaan Darul Hikmah sebagai Perpustakaan sekolah swasta terbesar di Kabupaten Mojokerto. Gelar Perpustakaan percontohan saya dapatkan secara tidak langsung melihat hasil bahwa 3 sekolah setingkat SD, 2 sekolah setingkat SMP serta 1 Sekolah setingkat SMA berkiblat pada Perpustakaan yang saya pegang.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
75
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa Dari hasil inilah, saya semakin siap untuk mengikuti seleksi Bidikmisi jalur SBMPTN 2013. Strategi jitu saya rancang sebaik mungkin, termasuk ending lulusan dan peluang untuk masuk. Akhirnya Benteng Pun Berhasil Dijebol Kekalahan perang besar di 2012 membuat saya lebih siap dalam menghadapi pertempuran babak kedua. Ini adalah detik pembalasan kekalahan perang yang lampau. Tes tulis SBMPTN saya lakukan dengan santai dan tanpa ambisius yang tinggi. Tetapi ranah Bidikmisi tetap menjadi tujuan besar hasi tes ini. Saya waktu itu tes di SD Labolatorium UNESA dan tinggal sementara di rumah Budhe (Panggilan untuk kakak dari Bapak). Dari rumah sementara menuju ruang ujian saya berjalan kaki sekitar 4 KM, berangkat jam 05.00 dan sampai di lokasi jam 07.10 WIB. Mengapa jalan kaki? Karena ini adalah salah satu bentuk riyadhoh (usaha batin) melalui untaian sholawat yang keluar di setiap langkah kaki. Tak terasa ujian ini pun saya lewati dengan rasa optimis yang lebih kuat dari tahun kemarin (2012). Saya mengambil Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang dan Universitas Negeri Surabaya serta jurusan D3 Perpustakaa UNAIR. Menunggu hasil tes itu keluar, saya telah sibuk membantu mengembangkan Perpustakaan. Ujian Nasional adik kelas juga menjadi bahan kerja tambahan bagi saya, tetapi itu semua enjoy saya lakukan. Hasil tes SBMPTN pun keluar. Berberada dengan tahun 2012 yang lalu, kali ini saya tidak kuat untuk melihat hasil ujian saya. Kekhawatiran tidak diterima masih dalam pikiran saya. Saya pun mencari koran Jawa Pos yang memuat hasil SBMPTN 2013. Dengan melihat secara jeli satu persatu barisan dikolom pengumuman SBMPTN, saya mencari nama saya. Tetapi nama saya lagi-lagi tidak ada dalam koran tersebut. Entah kenapa kesedihan itu tidak muncul dan malah ingin memastikannya di web resmi SBMPTN 2013. Ketika mau login dan menekan enter, saya berdoa semoga
MA Darul Hikmah – Mojokerto
76
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa diterima. Diruangan itu saya ditemani Bu Munirotuz Zakiyah dan Pak Alfan Darojat yang memang sedang berada diruangan itu. Berdebar kencang jantung ini berdetak dan akhirnya, komputer TU pun mengatakan bahwa SELAMAT ANDA DITERIMA DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG. Sontak kebahagiaan itu muncul dan guru-guru saya yang kebetulan ada dalam ruangannya pun mengucapkan selamat atas kesuksesan saya. Ketika itu, kepala sekolah MTs Darul Hikmah pun langsung memberikan nasihat juga mengenai nasib Perpustakaan yang sedang naik daun. Saya pun mengatakan, “Walau saya kuliah, saya akan tetap memantau perkembangan Perpustakaan dan saya berjanji tidak akan meninggalkan Darul Hikmah dalam batin saya”. “Silahkan belajar dan berjuang untuk kejayaan Darul HIkmah!” Ujar Kepala Sekolah. Keberangkatan saya menuju Universitas Negeri Malang sedikit terhambat masalah biaya. Iya, waktu itu adalah bulan Ramadhan 1434 H, saya berangkat ke Malang untuk pertama kalinya dengan uang Rp 52.700,. Uang ini saya dapat dari orang tua saya yang memberikan bekal transportasi Rp 40.000,- dan uang jajan saya Rp 12.700,-. Uang ini adalah uang yang bersejarah ketika saya harus mencari kos dan perjalanan untuk menuju bangku kuliah. Iya, uang ini masih sangat saya ingat jumlahnya karena perjalanan saya menuju Kota Malang saya abadikan dengan diary yang cantik sebagai bukti tenangan akan perjalanan hidup saya. Terima kasih saya ucapkan kepada semua yang telah membantu mewujudkan mimpiku untuk kuliah di universitas keguruan seperti UM ini. Semua itu terwujud atas tekad bulat dan semangat yang membara serta suplemen pantang putus asa dalam setiap langkah. HANYA DENGAN LIMA PULUH DUA RIBU TUJUH RATUS, SAYA KULIAH.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
77
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
ITA AROFAH Jurusan Teknik Industri 2014 -Universitas Trunojoyo-
MA Darul Hikmah – Mojokerto
78
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Jejak Itu Berawal dari Sini Mimpi adalah kunci Untuk kita menaklukkan dunia Berlarilah tanpa lelah Sampai engkau meraihnya Laskar pelangi… Tak kan terikat waktu Bebaskan mimpimu di angkasa Warnai bintang di jiwa Menarilah dan terus tertawa Walau dunia tak seindah surga Bersyukurlah pada yang kuasa Cinta kita di dunia Selamanya Cinta kepada hidup Memberikan senyuman abadi Walau hidupkadang tak adil Tapi cinta lengkapi kita […] Berulang kali lagu itu kami putar: Aku, Mbak Ela, dan Dinda. Seperti tak ada bosannya lagu Laskar Pelangi itu. Lagu yang menjadi soundtrack film Laskar Pelangi, yang dinyanyikan oleh Giring Nidji sangatlah kami gemari. Karena liriknya yang mewakili perasaan kami, begitu juga kisah dari film Laskar Pelangi yang telah menggugah semangat kami.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
79
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
“Hahaha…”, serempak kami tertawa menyaksikan adegan Harun dan ibunya yang berjalan cepat setengah berlari saat memasuki SD Muhammadiyah. Ini bukanlah yang pertama kali kami memutar film Laskar pelangi, tapi berulang-ulang kali. Tapi entahlah kami tak pernah merasakan bosan. Motivasi, yah karena banyak mendapatkan motivasi dari film ini. Tak hanya filmnya, kami pun sudah khatam novelnya. “Bermimpilah, tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu” Kata yang tertulis dalam novel pertama Andrea Hirata itu, seakan membakar semangat kami. Membuat kami berani bermimpi. Beruntung Lintang, Arai, Ikal dan kawan-kawannya mempunyai Bu Muslimah. Tapi kami tak kalah beruntungnya, kami punya Pak Alfan. Salah seorang guru MTs kami yang sangat kami favoritkan. Bahasa Inggris adalah pelajaran yang selalu kami nantikan. Bukan karena kami jago dalam Bahasa Inggris, akan tetapi kehadiran Pak Alfan yang kami nantikan. Setiap beliau memasuki kelas kami, kami seperti mendapatkan vitamin yang selalu memacu kami untuk menjadi orang yang hebat. “Kalian membuat kelompok 4 orang maksimal 5 orang. Buatlah poster dalam bahasa inggris nanti dipasang di pigora *…+” perintah Pak Alfan pada kami semua yang duduk di kelas VIII Mts. “El, kita sekelompok aja: Aku, Kamu, dan Ita”, bisik Dinda pada Mbk Ela. “4 orang, Din. Kurang 1”, sambut Mbk Ela sambil berbisik “Ta, kita sekelompok. Tapi kurang 1, siapa ya?”, Tanya Dinda padaku.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
80
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
“Aih, jangan Cuma 4 orang. 5 orang saja, kan maksimal 5 orang, biar iurannya lebih ringan”, jawabku “Betul, kamu”, sahut Dinda. Di depan bangunan berwarna abu-abu, berpintu hijau, berfasilitas wifi, kami deg-degan : aku, mbak nay, mita, dan ajeng. Kami berencana melihat hasil pengumuman SNMPTN. Hatiku gelisah, kabar buruk mulai sedikit terasa, tapi tak aku pedulikan dan mencoba untuk tak menghiraukan sesuatu yang mengusik benakku. Laptop mungil sudah menyala, wifi sudah connect, halaman sudah muncul. Waktunya kami meng-entry password dan username SNMPTN kami dengan bergantian. “Mbk Nay, pean dulu ya..” pintaku agar mbk nay duluan yang melihat hasil SNMPTN nya . “Enggeh, mbk..” sambil meng-entry password dan username nya, sementara kita semua menatap layar laptop dengan tanpa berkedip. “yaaaahh..” serempak kami dengan suara lirih. Ada tulisan bertanda merah yang mengartikan tidak lolos dalam SNMPTN pada tahun ini. Kemudian kami tertawa, mbk Nay yang paling pintar diantara kita saja tidak lolos, apalagi kita. Kecil kemungkinannya. Kami lanjutkan membuka hasil kami, untuk mengobati rasa penasaran dan ternyata tak satupun diantara kami yang lolos. Keberuntungan tidak berpihak pada kami. Tampaknya matahari sudah menyembunyikan dirinya. Entah karena tak enak melihat kami yang sedang merasakan kekecewaan ataukah memang hari sudah terlalu sore. Kulihat jam yang menempel di ruangan belakangku, jam sudah hampir menunjukkan pukul 17.00 WIB. Aku pun bergegas pulang, dan temanku yang lain bergegas untuk kembali ke pondok.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
81
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Aku tak percaya, akankah aku kuat menghadapi kenyataan. Detik yang telah menghancurkan langkah untuk kuliah. Aku seperti orang yang tak punya tujuan, aku ingin pulang. Tapi aku bingung. Ibuk, yah ibuk di rumah pasti menunggu kedatangan ku. Dan ibuk pasti menanyakan tentang hasil tadi. Aku tak tega jika aku harus membuat beliau kecewa. Apa yang harus aku lakukan, bagaimana ekspresiku nanti jika aku bertemu ibuk. Bagaimana ekspresiku nanti saat aku mengabarkan kabar buruk ini. Aku tak boleh menangis di depannya. ** “Assalaamu’alaikum..” ucapku sambil masuk ke rumah “Wa’alaikumsalam.. udah datang? Kok cepat? Gimana hasilnya tadi? Tanya ibuku panjang dan menanti jawabanku “haha.. belum lolos buk” jawabku sambil tertawa menyembunyikan luka yang sebenarnya hatiku ingin sekali menangis. “Ya sudah, ndak apa-apa.. Mungkin belum rejekimu. Masih banyak kesempatan, di coba saja. Kalau sudah rejekimu, pasti ketrima”. “Mungkin, jawabku sambil berjalan ke kamar. Yah, kamar adalah tempat paling aman untuk menumpahkan air mata ini. Tit. Tit. Tit. Tit. Begitu banyak sms masuk, ternyata dari temantemanku menanyakan hasil tadi. Tak satupun yang aku balas, kemudian 1 sms lagi masuk. Ku lirik Hp ku. Ternyata yang sms Mbak Ela, dengan semangat ku rai Hp ku dan segera membacanya : Mbk Ela : Ta, besok ayo daftar SBMPTN. Aku : Oke, Mbak.. Di sekolahan aja, ya? Kan ada wifi gratis Mbk Ela : Oke lha.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
82
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Kita memang sudah janjian, kita daftar SBMPTN bareng kalau SNMPTN nggk lolos. ^^^ Saat aku ke pasar, ku lihat ada penjual balon air. Yah, itu memang mainan anak kecil. Tapi aku menginginkannya. “berapaan pak”, tanyaku pada yang jual “Rp. 5000,- mbk”. “Beli satu pak” “Buat siapa? Buat mbaknya sendiri, ta? Gratis aja wes, asal pean ikut aku?” canda si penjual “Hehe, ndak pak.. ini uangnya. Makasih”. Ujarku sambil meninggalkannya, pulang. ^^^ Di halaman belakang aku asyik bermain balon air. Aku biarkan ibuk dan kakakku menggoda. Biarpun mereka menilai aku aneh, seperti orang yang frustasi, biarlah.. mereka pasti memahamiku. “Masa kecil kurang bahagia”, celetuk kakakku “Biarin”, jawabku sinis “nggak pengen mencoba? Seru lho..” tambahku lagi dengan sediit merayu “mana.. aku nyobak bentar” sambil mengambilnya “Huh bilang aja kalau pengen” sahutku “It, ini lho Hp mu bunyi. Ada sms sepertinya” “Iya Buk”, jawabku sambil berlari meraih Hp Sms itu dari mbak Ela Teringat aku dengan video “Sang Pembuat Jejak”. Video yang pernah di putar Cak Nas dan Cak Afif sewaktu Bimbel di sekolah.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
83
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Berlari aku ke dalam rumah, segera ku raih buku catatan yang dulu aku tuliskan mimpi-mimpiku. 1. Lulus UN 2. Kuliah di PTN 3. 4. 5. 6. Point pertama dan kedua sedang ku jalani.
MA Darul Hikmah – Mojokerto
84
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
M. JAWAHIR Jurusan Teknik Elektro 2014 -Universitas Trunojoyo –
MA Darul Hikmah – Mojokerto
85
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Semua Berawal dari Impian Ini adalah kisahku kisah yang berawal dari mimpi dan mimpi itu menjadi kenyataan dan dari kenyataan itu hatiku sangat bersyukur kepada tuhan yang maha esa karena tuhan harapan, keinginan, kemauanku jadi kenyataan terimakasih tuhanku alhamdulillah..... Berawal dari seorang guru BK ku mimpiku berawal beliau berkata saat mengajar pelajaran BK. Guru BK : anak-anak dalam waktu dekat ini kamu akan lulus dari sekolahan ini dan ibu menyarankan untuk kalian semua untuk ikut beasiswa bidik misi Murid : apa itu beasiswa bidik misi bu? Guru BK : wah.........wah....kalian belum pernah tau ya beasiswa bidik misi? Hadah........ee.....kebiasaan gak pernah baca ....facebookan...sms an ae....sering e gini lo anak-anak beasiswa bidik misi tu beasiswa yang diadakan pemerintah untuk mendaftarkan dan memasukkan siswa siswi berprestasi ke PTN dengan tanpa biaya /gratis. Murid : Wah .....enak lak an bu gratis Guru BK : Iya mangkanya kamu kalian semua saya sarankan ikut semua biar masa depan kalian lebih baik dan entar syarat-syaratnya sudah di tempel di mading MA. Dari situlah awal mimpiku aku berangan-angan "andai aku jadi mahasiswa wah.... Orang tua ku, orang desa ku bangga sama aku meskipun sekolah nggak patek serius". Tiba waktu istirahat aku MA Darul Hikmah – Mojokerto
86
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
dan teman-teman ngumpul biasa ngumpul-ngumpul bayar iuran buat beli makanan khas dari darul hikmah ote-ote membahana sama pentol jahat seusai beli makanan makan lalu teman-teman bicara tentang beasiswa bidik misi maka terjadilah percakapan penentu masa depan. Aku : He......rek...ngak ikut a beasiswa tadi? Habib : Lapo elok ojo wes kelas e kene diam-diam moro-moro kuliah nang luar negeri ae AL AZHAR. Judin : Wah gus e calon e nang AL AZHAR gus munir Munir : Izo rek ......wes ayo bareng-bareng ae nang al azhar lapo elok bidik misi keren co......mesir ee Dari percakapan itu aku merasa minder "wah aku ikut ta gak ya ..... Anak anak pada ngak respon e ". Hari demi hari banyak guruguru yang saat mengajar tanya " e.....siapa yang di sini mau ikut bidik misi " dari pertanyaan itu yang respon cuma anak anak-anak perempuan guru-guru kaget "lo.....kenapa yang laki-laki ngak da yang ikut? Wah.....wah.....wah...dari kelas ujung sampek sini aku tanyai sama semua yang semangat yang perempuan yang laki-laki kayak krupuk layu gak da semangate blasss". Hari penentuan telah tiba pendaftaran bidik misi kurang satu minggu berkas harus di kumpulkan aku bingung karena gak punya akte wah....... Cepat-cepat aku bilang ke bapak ibuku gara-gara akte aku hampir putus asa karna jadinya telat untung aja ngak apa apa sama cak hadi aku diam diam daftar bidik misi soalnya malu sama teman teman yang katanya ingin ke kairo mesir hahahaha...
MA Darul Hikmah – Mojokerto
87
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Berkas sudah ada saat uploat data e...... Fotonya belum ada pinjem kesana kesini gak ada alhamdulillah pinjam aniq kamera udah foto e.......... Gak boleh ternyata fotonya harus begroun polos balik lagi cari cari kamera alhamdulillah dapat hapenya Aniq udah foto malah gak ada cadrider cari cari lagi kabel data. Naik turun tangga lantai 1-3 6x rasanya seperti ngangakat beban 1 ton beras di pundak dan berjalan sejauh 1 km lelahnya minta ampun. Tapi semangat terus berkobar gpp besoknya komputer lab da kendala ada yang eror, wifinya putuslah,gak kebagian komputer lah , yang internrtnya lemot lah cobaan kok terus ya! Alhamdulillah judin ngasih pinjaman aku laptop senang buwanget .data udah ku masukkan urusan bidik misi beres, tinggal doa. Hari demi hari doa terus aku panjatkan kata gos gos doa setelah azan itu mustajabah aku azan magrib isak di masjid setiap hari lalu berdoa "ya allah sampean ngersak aken kulo ketrami bidikmisi ten madura " gak cukup itu setiap sore aku wasilah kepada mbah kholil bangkalan dan para kyai darul hikmah agar bisa ketrima lalu aku mengaji al qur'an doa....doa....dan doa terus aku panjatkan ikhtiarlah waktu pun tiba tanggal berapa aku lupa penggumuman SNMPTN tiba aku buka di web e. Ternyata ada tanda hijau dengan tulisan SELAMAT ANDA DI TRIMA DI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO aku ngak percaya aku telfon cak nas tanya. e cak nas bingung karena belum cek saat di cek sama cak nas " oh...... Kamu ketrima hir ". Wah orang tua tau aku ketrima kebahagiaan itu tak terhingga seperti menerima emas 1 ton hahahaha. Besoknya orang tua ku syukuran nasi tumpeng di rumah wah. Semua pada senang aku ketrima di Universitas Trunojoyo
MA Darul Hikmah – Mojokerto
88
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
mulai dari guru guru ku tetangga saudara teman teman tapi ada perkataatn yang membekas di fikiran ku yaitu perkataan Pak Toni. Pak Toni : Lho....... Her awakmu ketrima ? Aku : Nggeh Pak. Pak Toni : Lho ....... Seng bendinane turuan ktrimo wes adek kelasmu kongonen turu ae ben ktrimo kabeh. Aku : hahahahaha........ Siap Pak. Memang cita cita itu berawal dari mimipi dijalani dengan hati di terapkan dengan usaha secara sunguh-sungguh ingat bang nidji berdendang Laskar Pelangi tak kan terikat waktu bebaskan mimpimu di angkasa warnai bintang di jiwa menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga bersyukurlah pada Yang Kuasa cinta kita di dunia selamanya… cinta kepada hidup memberikan senyuman abadi walau hidup kadang tak adil tapi cinta lengkapi kita laskar pelangi tak kan terikat waktu jangan berhenti mewarnai jutaan mimpi di bumi
MA Darul Hikmah – Mojokerto
89
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga bersyukurlah pada Yang Kuasa cinta kita di dunia menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah surga bersyukurlah pada Yang Kuasa cinta kita di dunia selamanya selamanya Itulah adalah dalil sohih untuk para pencari ilmu hahahaha....... HIDUP MAHASISWAAAA! Ini kisah ku! Bagaimana kisahmu?
MA Darul Hikmah – Mojokerto
90
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
KHOIRUN NISAK Jurusan Ekonomi Syari’ah 2014 -Universitas Trunojoyo -
MA Darul Hikmah – Mojokerto
91
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
My Journey To Get Success Kala mentari menampakkan wajahnya, hentakan kaki kecil melangkah bersama sahabat sejati menuju sekolah tercinta “DARUL HIKMAH”. Saat masa putih abu-abu akan hilang dalam benakku berkata, kemana aku akan berlabuh setelah itu, akankah aku melanjutkan studiku ke jenjang yang lebih tinggi?. Melihat kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu aku merasa pesimis bisa melanjutkan studiku ke PTN, karena sejak kecil aku telah ditinggal oleh ayah tercinta sehingga ibulah yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga. Aku dengan dengan dua saudaraku ,kakakku “zumrotul fatimiyah” dan adikku “ Nuriyah rahmawati” hidup serba sederhana. Namun berkat guru-guru dan kakak alumni DH yang sudikiranya memotivasi dan memperkenalkan kami tentang beasiswa-beasiswa, diantaranya ada beasiswa Bidikmisi yaitu beasiwa bagi siswa yang kurang mampu namun berprestasi, dan ada beasiswa PBSB yaitu beasiswa untuk santri berprestasi dll. Namun saya tertarik dengan beasiswa Bidikmisi. Kemudian saya sharingsharing ke bu khurriyah selaku guru BK seputar beasiswa tersebut. Kemudian saya dkk. diberi hujangan dan motivasi untuk tetap percaya diri menaklukkan beasiwa tsb. Dan para Gos-gos juga memberi kami hujangan dan masukan sebelum kami memilih sebuah PTN dan kami juga didoakan oleh mereka. Alhamdulillah kami juga dibantu oleh banyak pihak sekolah diantaranya pak sony, cak hadi,cak nasrul,cak afif,cak alif dll. Kami dibimbing dalam pendaftaran bidikmisi waktu itu, karena pendaftaran Bidikmisi cukup ribet perlu proses yang panjang. Pertama dengan
MA Darul Hikmah – Mojokerto
92
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
mengumpulkan berkas-berkas seperti KTP, KK, Akte Kelahiran, PBB, SKTM, Rekening Listrik per Bulan, foto diri, foto rumah, foto keluarga dan lain-lain. Pertama saya mengikuti SNMPTN (Bidikmisi) yaitu merupakan jalur masuk PTN dengan melalui raport atau disebut juga jalur undangan tanpa tes tulis dengan dengan 2 pilihan PTN dengan 2 prodi saya waktu itu memilih UM (malang) denga prodi PGSD lalu kedua saya memilih UNESA ( Surabaya) dengan prodi pkn. Saya terus berdoa dan minta restu orang tua. Sebulan kemudian SNMPTN diumumkan namun saya dinyatakan tidak lolos. Tapi langkahku tak terhenti sampai disini aja saya terus mencari info, kemudian ada jalur lain yaitu SBMPTN yaitu jalur masuk PTN melalui tes tulis dengan 3 pilihan PTN dengan 3 prodi, waktu itu saya memilih UM (Malang) dengan prodi PGSD, dan kedua UNESA (Surabaya) dengan prodi pendidikan akuntansi dan terakhir ini jangan ditiru yaaaa sobat karena saya asal milih dan cari peluang ^_^ yaitu di UTM (Madura) dengan prodi Ekonomi Syariah. Waktu itu saya tesnya di UINSA (Surabaya) dengan umi,ika dan mufarrikha. Bisa dibilang waktu itu kami BONEK alias Bondo Nekad karena kami berempat tidak tahu sama sekali kota Surabaya dan lokasi UINSA juga gak tahu sama sekali. Untugnya ada salah satu kakak alumni DH mbg Farida yang juga kuliah disitu, kemudian saya calling2an sama mbg farida dan akhirnya kami berempat dianter dan ditumpangi tidur di kost-annya. Tes dilaksanakan satu hari dari pukul 09.00-14.00, namun hari itu cuaca tidak mendukung karena Surabaya diguyur hujan namun hal itu tak membuat kami putus asa kami tetap berangkat ke kampus UINSA walau harus becek-becekan. Teng…teng…teng… tanda tes pun dimulai, waktu itu saya se-ruang
MA Darul Hikmah – Mojokerto
93
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
dengan Mufarrikha. Soal pertama TPA tes Potensi Akademik lumayan membuat kepala saya puyeng namun saya ingat trik-trik yang telah diajarkan Cak Afif dan Cak Nasrul waktu Bimbel tiap hari sabtu, saya mengerjakan dengan PD ,saya baca sholawat sebelum mengerjakan. Tetttt…waktu habis,saatnya istirahat. Kemudian bel masuk pun dibunyikan, soal terakhir SOSHUM untuk program IPS dan TKDU pengetahuan umum, Alhamdulillah saya bisa mengerjakannya karena soal-soalnya sempat saja pelajari dulu. Tengggg … waktu tes selesai. Kami berempat sholat dzuhur di masjid kampus dan kemudian kami pulang naik bis. Perjalanan kami sempat terhenti begitu lama karena banjir melanda sebagian wilayah di Surabaya dan sekitarnya akibatnya kemacetan pun memanjang,akhirnya kami diturunkan di by pass krianoleh sopirnya. Kami bener2 gak tau jalan pulang sampai2 temanku pingsan akhirnya seorang tukang betor(becak motor) menolong kami,beliau mau mengantar kami berempat sampai kerumah,subhanallah begitu mulianya orang tsb. Sebulan kemudian hasil SBMPTN diumumkan dan Alhamdulillah diantara kami berempat yang lolos ada 2 yaitu Mufarrikha di UM (Malang) dengan Prodi Sastra Arab dan saya di UTM (Madura) dengan prodi Ekonomi syariah. Tapi waktu itu perasaanku bercampur aduk sedih, terharu, takut, bahagia dll, karena saya ingin keterima di UM (Malang) namun Alloh berkehendak lain, waktu itu saya sempat tidak berani pulang karena takut dimarahi iu karena ibutidak merestui anaknya kuliah di luar kota Surabaya dan malang, namun pada akhirnya ibu berhasil diyakinkan kakakku. Alhamdulillah saya direstui ibu, saya lega mendengarnya. Dan Alhamdulillah nya lagi anak DH yang ketrima di UTM ada jawahir,Ita
MA Darul Hikmah – Mojokerto
94
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Arofah, Ratna Nuzila,Hevi Alfadin jadi ibu tidak khawatir lagi kalau saya kuliah di UTM. Sempat putus asa mendengar tetangga2 bilang bahwa Madura itu keras,kasar dll namun hal itu tak mengurungkan niatku utuk kuliah. Kadang saya disepelehkan orang2, kenapa kog kuliah di Madura? Namun pada intinya dimanapun kita kuliah/mencari ilmu itu tergantung pada diri kita sendiri, kita gak tau kelak jadi apa kita. Dan sebulan kemudian tim survey dari pihak UTM Madura mendatangi rumahku untuk dicek apakah layak di mendapat beasiswa Bidikmisi atau tidak. Alhamdulillah saya dinyatakan layak mendapatkan beasiswa Bidikmisi. Kurang lebih sebulan kemudian saya dkk dan juga ibu hendak ke UTM untuk melakukan daftar ulang dan juga tes kesehatan, waktu itu kami(ita,zila,aku) tidak mengetahui lokasi UTM dan untungnya Jawahir punya saudara di kamal, kemudian kami numpang di tempat saudaranya jawahir kami diperkenalkan dengan orang2 madura ditunjukkan lokasi2 dll. Bener-bener pengalaman yang luar biasa bisa mencari ilmu di sebrang pulau. Bak menanam bunga ,member pupuk,menyiram,merawat,melawan hama2 perusak sampai akhirnya bunga indah pun bisa kita petik ya itulah gambaran saat kita berusaha,berdoa,sabar dan sampai akhirnya kita mendapatkan buah manis dari perjuangan kita. Dengan besiswa Bidikmisi saya bisa kuliah gratis dan juga saya mendapatkan Living Cost(biaya hidup) 600rb per bulannya dan mendapat uang buku dan transport. Namun dengan beasiswa tersebut saya harus belajar dengan sungguh-sungguh karena kita di kasih amanat oleh Negara untuk belajar. kunci kesuksesan diantaranya : 1) Tawadhu’ sama guru 2) Patuh sama orang tua
MA Darul Hikmah – Mojokerto
95
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
3) 4) 5) 6)
Selalu ingat sama alloh Tidak patah semangat Selalu berusaha dan berdoa Belajar
Orang yang sukses yaitu orang yang mempunyai Visi dan Misi yang jelas. Saat ini saya benar-benar bersyukur sama Alloh SWT atas apa yang telah dapatkan saat ini, dan untuk ibu ku tercinta yang telah berjuan demi anak-anaknya dan selalu menyebutku dalam lantunan doa-doanya, terima kasih juga buat guru-guru DARUL HIKMAH yang telah membimbing ku sampai saat ini, kepada kakakkakak Alumni Cak Afif, Cak Nasrul, Cak Hadi, Cak Alif dan lain-lain yang telah banyak membantu dan memotivasi saya serta kepada kakakku Zumrotul Fatimiyah dan Adikku Nuriyah Rahmawati dan Teman-temanku yang telah memberikan dukungan. Itulah sekilas kisah perjuanganku semoga bisa bermanfaat ^_^
LET’S MOVING ON AND SAY NO TO GIVE UP…!!! Bermimpilah terus sampai tuhan memeluk mimpi kita^_^
MA Darul Hikmah – Mojokerto
96
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
SITI MUFARRIKHA Jurusan Pend. Bhs Arab 2014 -Universitas Negeri Malang -
MA Darul Hikmah – Mojokerto
97
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Berawal dari Bidik Misi Sudahkah ada rencana buat kalian beberapa tahun kemudian setelah lulus dari bangku Aliyah? Pasti ada yang rencana mondok, kuliah, kerja atau ada juga yang masik bingung? Yang masih bingung coba deh baca coretan kisahku ini, barangkali bisa menginspirasi kalian untuk kuliah. Dan untuk menambah greget buat kalian yang sudah ada rencana kuliah. Alkisah… Aku beradal dari keluarga S3 ( Sangat Sangat Sederhana ) Bapakku seorang kuli bangunan yang kerjanya pasang surut, terkadang kerja terkadang tidak. Ibu, sebagai penjaga sekaligus penjual dagangan milik tetangga disebuah toko kecil. Dan aku punya 1 adik 5 tahun lebih muda dariku. Kelas 3 Aliyah sebagian besar siswa mulai kembali ke jalan yang benar. Kelas 3 pula akan diisi dengan keseriusan belajar. Dan dikelas 3 bapak ibu guru mulai memberikan motivasi yang lebih untuk kuliah. Apalagi aku ingat setiap hari jum’at pelajaran BK, Bu Khur selalu memaparkan pada kami hal-hal seputar kuliah beserta beasiswanya. Beliau juga mulai mewanti-wanti untuk mulai mengumpulkan berkas-berkas yang di butukkan untuk pendaftaran kuliah juga beasiswanya. Sedikit keinginan dari dulu ditambahtambah lagi keinginan untuk kuliah semakin yakin dalam hati dan pastinya juga dengan jalan Bidik Misi (BM). Meskipun waktu itu orang tua khawatir jika ditengah-tengah pendidikan nantinya tetap MA Darul Hikmah – Mojokerto
98
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
mengeluarkan uang. Aku mengerti dengan kekhawatiran ortu melihat ekonomi keluarga saat itu. Tapi yang beliau dengarkan hanyalah kabar miring yang belum tentu kebenarannya dan juga berasal dari sumber yang dapat begitu saja dipercaya. Menjelang UN, kami sudah mulai mengumpulkan berkasberkas untuk memenuhi persyaratan Bidik Misi. Untuk masuk Perguruan Tinggi terdapat banyak jalur, salah satunya jalur undangan / SNMPTN yang waktu itu aku ikuti juga. SNMPTN akan mempertimbangkan diterima atau tidaknya kita dengan melihat nilai UN kita. Ujian Nasional berlalu… Banyak waktu kosong yang kami miliki karena sudah tidak ada pelajaran lagi. Waktu ini kami gunakan untuk mengumpulkan berkas. Ketika itu kurang lebih kami disyaratkan untuk mengumpulkan beberapa berkas berikut: 1. Fotocopy KK 2. SKTM ( Surat Keterangan Tidak Mampu ) 3. Struk PBB 4. Surat Keterangan penghasilan Orang Tua 5. Akta Kelahiran 6. Rekening listrik 3 bulan terakhir 7. Foto bersama keluarga, foto rumah nampak dari depan & samping, dan ruang tamu Berkas yang dkumpulkan tidak hanya berbentuk kertas tetapi ada juga berbentuk softfile untuk di-upload. KK sudah ada. Foto dengan keluraga dan rumah bisa diatur. SKTM dan Surat
MA Darul Hikmah – Mojokerto
99
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
Keterangan Penghasilan Orang Tua sudah ada ditangan setelah mondar mandir ke balai desa. Akta Kelahiran belum beres karena masih harus dimintakan stempel dari kantor Catatan Sipil. Waduh nggak tau tempatnya, tapi untung teman yang lain ada yang tau tempatnya. Ku putuskan kesana bareng teman-teman denagn naik len karena tidak ada yang punya kendaraan sendiri. Setiba di sana, malang sekali nasib kami. Kami baru saja masuk di kantor, para pegawai mulai keluar kantor. Saat ditanyakan ternyata kantor sudah tutup dan akan buka lagi 2 jam kemudian. Setelah menunggu beberapa saat, kami putuskan naik len meninggalkan kantor Catatan Sipil untuk mengantarkan salah satu teman ke Apotik tertentu. Karena sebelumnya kami sudah berjanji akan mengantarkannya. Setelah tujuan yang satu sudah didapat, kami kembali ke kantor. Malang, hal yang tadi terulang kembali. Tapi Alhamdulillah ada ibu-ibu yang tau kalau tadinya kita juga kesana tapi sudah tutup. Akhirnya akta kami di stempel dan pulang. Ternyata cobaan tidak hentinya menghampiri kami, len tidak kunjung datang. Terpaksa kami naik mercykel alias jalan kaki dari kantor Catatan Sipil ke rumah kami masing-masimg Huft… capek, lapar, haus. Subhanallah …
MA Darul Hikmah – Mojokerto
100
Kumpulan Kisah Peraih Beasiswa
MA Darul Hikmah – Mojokerto
101