BATUAN DUNIT
I.
Pengertian Dunit adalah batuan beku plutonik, komposisi ultramafik, dengan tekstur kasar atau phaneritic. Batuan beku ultramafic dikenal juga dengan ultrabasic. Kandungan silikanya rendah (kurang dari 45 persen) dan lebih banyak mineral mafic (mineral berwarna gelap kaya magnesium dan besi). Batuan ultramafic umumnya terbentuk di mantel bumi, dari kedalaman sekitar 12 mil (sekitar 20 kilometer) di bawah permukaan hingga setebal ratusan mil ke dalam perut bumi, muncul ke permukaan ketika lempeng tektonik bertumbukan di lempeng samudera, atau ketika bagian interior lempeng benua tipis dan merenggang. Dunit dan batuan peridotit lainnya dianggap konstituen utama dari mantel bumi di atas kedalaman sekitar 400 kilometer. Dunit jarang ditemukan dalam batuan kontinental, tetapi di mana ia ditemukan, biasanya terjadi di dasar urutan ofiolit di mana lempengan batu mantel dari zona subduksi telah diserahkan ke kerak benua dengan obduction selama benua atau pulau busur tabrakan (orogeny). Hal ini juga ditemukan di massifs alpine peridotit yang mewakili potongan sub-kontinental mantel terkena selama orogeny tumbukan. Dunit biasanya mengalami metamorfosis retrograde di dekat-permukaan lingkungan dan diubah untuk serpentinit dan soapstone. Dunit disebut oleh ahli geologi Austria, Ferdinand von Hochstetter pada tahun 1859 setelah Dun Gunung dekat Nelson, Selandia Baru. Dunn Gunung diberi nama karena warna dun dari batuan ultramafik yang mendasarinya. Hasil warna ini dari permukaan pelapukan yang mengoksidasi besi dalam olivin di daerah beriklim sedang (pelapukan di iklim tropis membuat tanah merah dalam). Dun Gunung dipisahkan dari yang adik Gunung massif, Merah, di ujung selatan dari Pulau Selatan, Selandia Baru, dengan Patahan Alpine, sebuah km sekitar 600 sesar mendatar panjang dekstral mirip dengan San Andreas kesalahan di California, Amerika Serikat. Sebuah eksposur besar dari dunit di Amerika Serikat dapat ditemukan sebagai Suster Gunung Kembar, dekat Gunung Baker di Cascade Range utara Washington.
Di Indonesia batuan ini dapat dijumpai pada daerah-daerah yang secara geologis cukup tua, seperti Karangsambung dan Bayat di Jawa Tengah, Sulawesi terutama di Sorowako. Batuan ini terutama tersusun oleh olivin : [(Mg,Fe)2SiO4] dan Piroksen baik Orthopiroksen [(Mg,Fe)SiO3] maupun Klinopiroksen [Ca(Mg,Fe)Si2O6]. Dunit dapat digunakan untuk menyerap CO2 dan membantu mengurangi perubahan iklim global melalui batu dipercepat pelapukan. Hal ini akan melibatkan penyebaran jumlah besar dunit ditumbuk halus di daerah tropis dikenal dekat sumber dunit.
Jenis Batuan
: Batuan beku dalam (Ultra Basa)
Nama Batuan
: Dunit
Warna
: Coklat keabuan
Struktur
: Massive
Tekstur
:
Tingkat kristalisasi
: Holokristalin
Besar butir
: Fanerik
Bentuk kristal
: Anhedral
Hubungan ntarkristal : Equigranular
Komposisi
: Piroksin, Olivin,
Kegunaan
: Bahan bangunan
II.
Komposisi Mineral Pada batuan Dunit, pengelompokan mineral Olivine dan Piroksen lebih besar daripada sejumlah kecil mineral lain seperti Chromite dan Pyrope.
Komposisi mineral pada batuan dunit yaitu : Mineral utama :
Olivine : [(Mg,Fe)2SiO4]
Piroksen
:
Orthopiroksen
[(Mg,Fe)SiO3]
dan
Klinopiroksen [Ca(Mg,Fe)Si2O6] Mineral aksesoris :
Chromite : FeCr2O4
Pyrope : Mg3Al2Si3O12
Kation yang ada pada batuan Dunit : Fe3+ , Cr3+ , Al3+ Ca2+ Mg2+
III.
Analisis Kation
1)
a. Analisis Kation golongan 3: Sedikit sampel (filtrat), kemudian tambahkan larutan HCl = tidak terjadi perubahan reaksi Lalu tambahkan H2S = tidak terjadi perubahan reaksi Lalu tambahkan (NH4)2S = terjadi perubahan reaksi Maka, kemungkinan sampel mengandung ion kation golongan 3. Dalam hal ini, mengandung ion Fe3+ , Cr3+ , Al3+ . b. Uji reaksi terhadap ion ferri (Fe3+) Golongan 3: Gunakan larutan ferri khlorida (FeCl3). Dengan natrium asetat terjadi warna merah, yang mengendap jika dipanaskan. FeCl3 + (CH3COO)Na (CH3COOH)Fe + NaCl3 c. Uji reaksi terhadap ion chrom (Cr3+) Golongan 3: gunakan larutan cromi sulfat Cr2(SO4)3.
Tambahkna larutan ammonia maka akan terjadi endapan hijau abu-abu. Endapan ini akan larut dalam larutan ammonia berlebihan dan akan terbentuk larutan berwarna abu-abu. Cr2(SO4)3 + NH3 Cr2N + 3HSO4 d. Uji reaksi terhadap ion aluminium (Al3+) Golongan 3: Gunakan larutan aluminium sulfat Al2(SO4)3. Dengan ammonium sulfida aka terjadi endapan putih. Al2(SO4)3 + (NH4)2S 2AlS + 2NH4SO6
2)
a. Analisis Kation golongan 4: Sedikit sampel (filtrat), kemudian tambahkan larutan HCl = tidak terjadi perubahan reaksi Lalu tambahkan H2S = tidak terjadi perubahan reaksi Lalu tambahkan (NH4)2S = tidak terjadi perubahan reaksi Lalu tambahkan (NH4)CO3
,
NH4OH , NH4Cl = terjadi
perubahan reaksi (terbentuk endapan putih). Maka, kemungkinan sampel mengandung ion kation golongan 4. Dalam hal ini, mengandung ion Ca2+. b. Uji reaksi terhadap ion kalsium (Ca2+) Golongan 4: Gunakan larutan kalium khlorida (CaCl2).
Tambahkan ammonium karbonat akan terjadi endapan putih. CaCl2 + NH4Cl CaCl + NH4Cl2
3)
a. Analisis Kation golongan 5: Sedikit sampel (filtrat), kemudian tambahkan larutan HCl = tidak terjadi perubahan reaksi Lalu tambahkan H2S = tidak terjadi perubahan reaksi Lalu tambahkan (NH4)2S = tidak terjadi perubahan reaksi Lalu tambahkan (NH4)CO3 , NH4OH , NH4Cl = tidak terjadi perubahan reaksi Lalu tambahkan NH4OH , NH4Cl , Na2HPO4 = terjadi perubahan reaksi (terbentuk endapan putih).
Maka, kemungkinan sampel mengandung ion kation golongan 5. Dalam hal ini, mengandung ion Mg2+. b. Uji reaksi terhadap ion magnesium (Mg2+) Golongan 5: Gunakan larutan magnesium khlorida (MgCl2).
Dengan larutan ammonium khlorida, ammonia, dan natrium phospat akan membentuk endapan putih. MgCl2 + NH4Cl + NH3 + Na2PO4 MgCl + 2NaCl + NH3 + NH4PO4
Dari analisis kation dan uji reaksi ion-ion di atas, maka kation pada batuan Dunit yaitu sbb : Fe3+ , Cr3+ , Al3+
Kation golongan 3
Ca2+
Kation golongan 4
Mg2+
Kation golongan 5
DAFTAR PUSTAKA
http://fahrygeologicas.blogspot.com/2012/04/batuan-ultrabasa.html http://mandeleyevrapuan.blogspot.com/2012/10/vbehaviorurldefaultvmlo_15.html http://library-teguh.blogspot.com/2009/09/batuan-ultramafic-untuk-mengikatkarbon.html http://thekoist.wordpress.com/2012/03/18/texbook-menyebutnya-ultramafic-apapunitu-ultramafic-and-mafic-complex/ http://minexminingexploration.blogspot.com/2012/04/batuan-ultramafik.html
TUGAS KIMIA ANALIT “ ANALISIS KATION PADA BATUAN DUNIT ”
OLEH: NAMA
: YULIANITA GATI
NIM
: 121101134
KELAS
:C
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND TAHUN 2012/2013