LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BAB III PELAKSANAAN KONSTRUKSI
3.1 3.1
Pere Perenc ncan anaa aan n Pela Pelaks ksan anaa aan n
Pere Perenc ncan anaa aan n
suat suatu u
proy proyek ek
meli melipu puti ti
semu semuaa
kegi kegiat atan an
fisi fisik k
dilapangan mulai dari persiapan, pekerjaan struktur, finishing, sampai pada bangunan tersebut siap untuk beroperasi. Pelaksanaan proyek harus mendapat pengawasan yang cukup ketat, baik kesesuaian antara perencanaan dan realisasi proyek serta perubahan perubahan perubahan yang mungkin terjadi dilapangan dilapangan,, karena pelaksanaan pelaksanaan proyek proyek akan menentukan hasil akhir dari suatu proyek. Faktor lain yang juga dapat menentukan hasil akhir yang baik adalah perencanaan yang baik, gambargamb gambar ar desa desain in yang yang jelas jelas sehi sehing ngga ga akan akan memu memuda dahk hkan an pela pelaks ksan anaan aan dilapangan. Keberh Keberhasi asilan lan suatu suatu proyek proyek di nilai nilai dari dari bebera beberapa pa hal, hal, melipu meliputi ti biaya, mutu, dan waktu. Proyek dikatakan berhasil jika proyek tersebut telah sesuai dengan mutu yang ditentukan, dengan biaya yang lebih murah dan selesai tepat pada waktunya. Hal ini sangat ditentukan oleh pengawasan yang benar, bahan yang tersedia, tenaga kerja, metode pekerjaan dan alatalat yang digunakan.
3.1.1
Perencanaan Perencanaan Metode Pelaksanaan
Pelak Pelaksa sana naan an kons konstru truks ksii meru merupa paka kan n suat suatu u taha tahapa pan n yang yang sang sangat at pen penti ting ng,, dima dimana na dipe diperl rluk ukan an
suat suatu u meto metode de pela pelaks ksan anaa aan n yang yang
tere terenc ncan ana, a, deta detail il dan dan leng lengka kap p agar agar taha tahapa pan n kons konstr truk uksi si dapa dapatt terlaksana dengan baik sesuai dengan perencanaan, spesifikasi dan kontra kontrak. k. Prencan Prencanaan aan metode metode pelaks pelaksana anaan an merupa merupakan kan salah salah satu satu faktor kunci dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Pro Proses ses
peny penyu usun sunan
meto metod de
pelak elaksa sana naan an
meru erupak pakan
hasi hasill
pembahasan, diskusi, referensi dari berbagai sumber, dan dituangkan dala dalam m bent bentuk uk gamb gambar ar kerj kerjaa serta serta urut urutan an – urut urutan an pela pelaks ksan anaan aan
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 29
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
pekerjaan (procedure, work instruction) yang menjadi acuan dalam pel pelak aksa sana naan an
seti setiap ap
peke pekerja rjaan an.
Adap Adapun un
pere perenc ncan anaan aan
meto metode de
pelaksanaan pekerjaan bore pile adalah sebagai berukut berukut : 1.
Persiapan Sebelum memulai pekerjaan pondasi bore pile semua team yang terlibat harus memahami semua aktivitas yang berkaitan deng engan peker ekerja jaan an bore pile. ile. Peke Pekerj rjaa aan n
bore ore
pile ile
haru arus
berdasarkan pada: •
Spesifikasi
•
Gambar rencana
•
Kontrak
•
Shop Drawing
a.Persiapan Shop Drawing Untuk memudahkan dalam pekerjaan ini harus dibuat gambar rencana yang detail dan lengkap. Gambar rencana berupa gambar kerja atau berupa shop drawing. Gambar kerja harus menjelaskan: Gambar Gambar denah, denah, mengga menggamba mbarka rkan n posisi posisi dari dari bore bore
•
pile lengkap dengan as bangunan, ukuran dan diameter bore pile. Gambar galian pondasi menggambarkan kedalaman
•
rencana bore pile (mengukur level permukaan tanah level bawah bawah dan timbun timbunan an rencan rencanaa bore bore pile) pile) dan kualit kualitas as beton bore pile. Gambar penulangan pondasi menggambarkan jenis
•
baja, baja, diamet diameter er baja, baja, jumlah jumlah baja baja tulang tulangan, an, penula penulanga ngan n yang baik dan sengkang. Gambar ini juga menjelaskan posis posisii bawah bawah dan level level penula penulanga ngan n pada pada pondas pondasii bore bore pile. Semu Semuaa gamb gambar ar kerj kerjaa haru haruss sesu sesuai ai deng dengan an gamb gambar ar rencana yang bersetatus untuk konstruksi , dokumen kontrak
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 30
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
pekerjaan (procedure, work instruction) yang menjadi acuan dalam pel pelak aksa sana naan an
seti setiap ap
peke pekerja rjaan an.
Adap Adapun un
pere perenc ncan anaan aan
meto metode de
pelaksanaan pekerjaan bore pile adalah sebagai berukut berukut : 1.
Persiapan Sebelum memulai pekerjaan pondasi bore pile semua team yang terlibat harus memahami semua aktivitas yang berkaitan deng engan peker ekerja jaan an bore pile. ile. Peke Pekerj rjaa aan n
bore ore
pile ile
haru arus
berdasarkan pada: •
Spesifikasi
•
Gambar rencana
•
Kontrak
•
Shop Drawing
a.Persiapan Shop Drawing Untuk memudahkan dalam pekerjaan ini harus dibuat gambar rencana yang detail dan lengkap. Gambar rencana berupa gambar kerja atau berupa shop drawing. Gambar kerja harus menjelaskan: Gambar Gambar denah, denah, mengga menggamba mbarka rkan n posisi posisi dari dari bore bore
•
pile lengkap dengan as bangunan, ukuran dan diameter bore pile. Gambar galian pondasi menggambarkan kedalaman
•
rencana bore pile (mengukur level permukaan tanah level bawah bawah dan timbun timbunan an rencan rencanaa bore bore pile) pile) dan kualit kualitas as beton bore pile. Gambar penulangan pondasi menggambarkan jenis
•
baja, baja, diamet diameter er baja, baja, jumlah jumlah baja baja tulang tulangan, an, penula penulanga ngan n yang baik dan sengkang. Gambar ini juga menjelaskan posis posisii bawah bawah dan level level penula penulanga ngan n pada pada pondas pondasii bore bore pile. Semu Semuaa gamb gambar ar kerj kerjaa haru haruss sesu sesuai ai deng dengan an gamb gambar ar rencana yang bersetatus untuk konstruksi , dokumen kontrak
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 30
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
dan spesifikasi. Sebelum ketahapan berikutnya gambar harus suda sudah h mend mendap apat at pers perset etuj ujua uan n kons konsul ulta tan n supe superv rvis isio ion n dan dan merupakan gambar refisi terakhir b.
Persiapan lokasi Sebelu Sebelum m pekerj pekerjaan aan pengeb pengebora oran n dilaks dilaksana anakan kan lokasi lokasi
yang akan dibor harus sudah siap. Persiapan lokasi meliputi: •
Memastikan
pekerjaan
pendukung
telah
dilaksanakan seperti pembersihan lokasi, membuat jalan/ alur kerja. •
Persiapan tanda, memberikan tanda sebagai titik acu
dan
elev elevas asii
dala dalam m
penge engeb boran oran..
Pen Penentu entuan an
titi titik k
pengeboran pengeboran harus benar – benar tepat dan dicek sebelum pengeboran dimulai. •
2.
Pengaturan dalam pembuangan lumpur dan air
Pekerjaan pemasangan turap Pekerjaan aan
pemasangan
turap rap
dilaku akukan
sebelum
pengeboran, fungsinya mencegah air sungai masuk ke galian. Turap diangkat dengan crane dan di berdirikan pada titik yang telah di tentukan setelah itu turap dijepit dengan hammer hidrolik lalu didorong. didorong.
3.
Proses Pengeboran •
Menggunakan mesin bor Soilmec kapasitas 30 (tiga puluh)
mete meter, r, peng pengeb ebor oran an dimu dimulai lai deng dengan an meng menggu guna naka kan n auge auger r dengan diameter sedikit besar. Untuk kemudian memasang casing sementara (bila diperlukan) sepanjang maksimum 2 (dua (dua)) mete meter. r. Casi Casing ng seme sement ntar araa
ini ini
dibu dibutu tuhk hkan an untu untuk k
menghindari runtuhnya tanah permukaan di sekeliling lubang bor.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 31
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 3.1 Alat Bore
•
Peng Pengeb ebor oran an
dila dilaku kuka kan n
meng menggu guna naka kan n
auge augerr
buck bucket et
tergant tergantung ung pada pada jenis jenis dan keadaa keadaan n tanah tanah yang yang ditemu ditemukan kan sementara kedalaman serta jenis tanah yang keluar dicatat secar secaraa tera teratu turr samp sampai ai menc mencap apai ai keda kedala lama man n yang yang telah telah ditentukan.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 32
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 3.2 Pengeboran awal
Gambar 3.3 Pemasangan casing
dengan auger bucket
4.
Proses Pembersihan Lubang •
Setelah kedalaman yang diinginkan tercapai, maka proses
pembe pembersi rsihan han dasar dasar lubang lubang dimula dimulaii dengan dengan menggu menggunak nakan an
cleaning bucket . Proses diulang beberapa kali sampai dasar lubang dalam keadaan relatif bersih.
Gambar 3.4 Pembersihan lubang bore pile
5.
Proses Pengecoran Be Beton •
Begi Begitu tu
sele selesa saii
pemb pember ersi siha han n
dasa dasarr
luba lubang ng kemu kemudi dian an
dilaksanakan pemasangan baja tulangan disusul pemasanga pipa tremie. tremie. Panjang jumlah jumlah dan mutu besi tulangan tulangan dibuat dibuat sesuai spesifikasi teknis.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 33
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 3.5 Pemasangan tulangan bore pile
•
Bila di dalam lubang terdapat volume air yang cukup
banyak dan deras maka pengecoran dilaksanakan melalui pipa tremi yang ditutup pada ujung bawahnya menggunakan plat
baja
yang
dinamakan end
plate
atau
dengan
menggunakan plastic foam sebagai pemisah antara beton dan air.
•
Pipa tremie dipasang sepanjang lubang yang dibor dengan
ujungnya bertumpu pada dasar lubang. Beton readymix dengan slump 16 ± 2 cm retender 4 jam dituangkan kedalam tremi hingga pipa tersebut terisi penuh. Pipa lalu ditarik ± 1 meter sehingga end plate terlepas dan beton mengalir. Beton dituangkan lagi kedalam pipa tremi dan dengan demikian pengecoran tiang dilanjutkan sehingga permukaan beton mencapai
ketinggian yang diinginkan.
Selama
proses
pengecoran dilakukan pemadatan dengan menggunakan
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 34
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
vibrator
untuk
mendapatkan
hasil
pengecoran
yang
maksimal. Selama pengecoran berlangsung ujung bawah pipa tremi harus terbenam dalam beton. Bila pipa tremi terlampau panjang maka pipa tremi dengan panjang masing-masing potongan antara 1 - 6 meter harus diangkat dan dipotong.
Gambar 3.6 Proses pengecoran
Gambar 3.7 Tremi diangkat
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 35
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
•
Casing lalu dicabut perlahan-lahan dan pengukuran terakhir
dilakukan
terhadap
beton
untuk
memeriksa
apakah
ketinggian permukaan beton berada diatas rencana dasar pore setinggi ± 1 meter untuk menjamin mutu beton yang baik pada elevasi dasar poer.
Gambar 3.8 Pengangkatan casing
Apabila perlu, casing sementara dicor beton sampai penuh hingga ketinggian permukaan beton yang diinginkan tercapai. Bilamana tidak ada air dalam lubang bor, pengecoran beton dilakukan dengan pipa tremi pendek (± 1 meter) dan corong saja. Pipa tremi pendek ini berfungsi agar beton yang dituangkan jatuh ditengah-tengah lubang.
3.1.2
Perencanaan Pengelolaan Site
Perencanaan pengelolaan site sangat penting untuk menunjang pelaksanaan selama periode konstruksi agar efisien dan efektif selama periode konstruksi, akan diatur supaya mengakomodasi semua
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 36
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
kebutuhan ruang dan aktivitas seefisien mungkin. Idealnya rencana lokasi harus bisa mengakomodasi keseluruhan aktivitas, termasuk pembuatan fasilitas untuk pekerja dan lokasi kantor. Rencana lokasi tergantung tempat yang tersedia, daerah kerja, kondisi lokasi perencanaan dan lain – lain. Tetapi biasanya menggunakan area di sekitar lokasi proyek untuk perencanaan lokasi kantor, tempat kerja gudang penyimpanan material dan lain – lain sepanjang periode konstruksi dan menyediakan akses untuk tujuan keamanan.
3.1.2.1
Lokasi Kantor
Untuk
mendukung
team/personil
didalam
melaksanakan
pekerjaan secara efisien, menentukan lokasi kantor selama periode konstruksi sangat penting. Lokasi kantor meliputi semua fasilitas yang diperlukan, seperti ruang rapat, ruang staf, ruang tamu, kamar mandi, ruang ibadah dan ruangan pendukung lainnya. Adapun lokasi kantor Jaya Konstruksi – Duta Graha. JO, bertempat di jalan Prof. DR. Ida Bagus Mantra Bali.
3.1.2.2
Lokasi Penyimpanan Material dan Tempat Kerja
Penyimpanan material meliputi: •
Tempat penyimpanan aggregat
•
Pagar
•
Kayu
•
Plywood
•
Baja tulangan
•
Semen
•
Dan lain – lain Sedangkan tempat kerja dibangun untuk melakukan aktivitas
seperti, memotong dan pembentukan baja tulangan memperbaiki dan membuat peralatan kerja. Adapun tempat kerja yang direncanakan:
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 37
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
1.
Steel Workshop Lokasi pekerjaan pembesian disiapkan bertujuan untuk
lokasi pembentukan baja tulangan untuk tulangan struktur beton seperti memotong dan pembentukan baja tulangan sesuai dengan gambar rencana. Tempat pekerjaan pembesian dibuat setengah permanen, dilengkapi dengan alat untuk memotong dan alat untuk pembentukan baja tulangan. Tempat kerja pembesian merupakan area terbuka
untuk menyimpan
material dan
dibuatkan tempat untuk bongkar muat material baja, tempat kerja dibuat sebisa mungkin dekat dengan lokasi pekerjaan agar mempermudah penanganan dan transportasi lebih cepat. Tempat penyimpanan direncanakan memiliki bantalan kayu dan selimut penutup untuk mencegah baja tulangan kontak langsung dengan lumpur dan untuk mencegah terkena air ujan.
2.
Formwork and Carpentry workshop Untuk melaksanakan semua aktivitas pekerjaan kayu akan
disediakan tempat kerja untuk tukang kayu dimana bangunan dibuat semi permanen sama halnya tempat pengerjaan baja tulangan,
tempat
kerja
juga
dilengkapi
dengan
tempat
penyimpanan material dan area terbuka.
3.
Ware House Gudang dibuat untuk menyimpan peralatan, material dan
perkakas yang sensitif seperti plywood, semen dan lainya gudang penyimpanan dibuat tertutup direncanakan dibuat dekat lokasi kantor untuk tujuan keamanan.
4.
General Set House Tempat
genzet
penempatannya
direncanakan
dengan
beberapa syarat seperti jauh dari kantor dan bangunan lain disekitanya
sehingga
gangguan
yang
disebabkan
oleh
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 38
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
pengoprasian genzet akan kecil, cukup jauh dari barang yang mudah terbakar dan penempatannya tidak jauh dari tempat pekerjaan
pembesian
untuk
mempermudah
pekerja
mengoprasikan bar cutter dan bar bender. Genzet direncanakan untuk menyediakan pasokan listrik untuk pekerja mengoprasikan mesin pomotong dan pembengkok baja tulangan, menyuplai listrik untuk penerangan, pengoprasian peralatan kantor selama periode konstruksi.
U
Gambar 3.9 Perencanaan Pengelolaan Site
Keterangan gambar: 1.
Lokasi pemondokan pekerja dan gudang 2. Dereksi kit PT. Jaya Konstruksi – Duta Graha. JO dan General set House.
3.
Steel Work Shop
3.1.3
Perencanaan Sumber Daya
Dalam melaksanakan suatu proyek, perencanaan sumber daya adalah salah satu syarat mutlak yang harus dilaksanakan. Dengan perencanaan yang matang dan teliti akan dapat dihindari berbagai hambatan dan kesulitan selama proses pelaksanaan, sehingga apa yang
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 39
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
diharapkan dari pekerjaan tersebut akan memberikan hasil yang optimal dan mendekati kenyataan yang diinginkan. Pada pelaksanaan proyek harus dibuat atau ditetapkan alternatifalternatif yang dianggap baik, dalam artian memenuhi syarat utama yaitu perencanaan yang realistis dan ekonomis. Disebut realistis karena dalam perencanaan yang dibuat mempunyai kemungkinan untuk dapat diwujudkan,
sedangkan
ekonomis berarti
perencanaan tersebut
haruslah hemat tapi tidak mengurangi kualitas. Sehingga nantinya akan terwujud suatu perencanaan yang menjadi lengkap, dan jelas tujuannya, ekonomis, kualitas sesuai dengan spesifikasi serta mudah dalam pelaksanaannya. Dalam mewujudkan suatu konstruksi, sumber daya merupakan komponen utama dalam usaha mencapai tujuan. Sumber daya dalam suatu proyek meliputi :
3.1.3.1
1.
Manusia (Man)
2.
Finansial (Money)
3.
Peralatan (Mechine)
4.
Bahan (Material)
5.
Metode (Method)
Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja
Kelancaran pelaksanaan suatu proyek tidak lepas dari unsur tenaga kerja. Dengan melihat jadwal pelaksanaan dan volume pekerjaan kita dapat memperkirakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Penempatan dan pengawasan tenaga kerja haruslah sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing, sehingga pekerjaan dapat terwujud dengan baik. Cara pengaturan tenaga kerja ini antara lain dengan membuat pengarahan sesuai dengan urutan dan kebutuhan tenaga masing-masing pelaksanaan pekerjaan.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 40
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Untuk jam kerja tambahan (lembur), jika suatu jenis pekerjaan tidak bisa ditangguhkan penyelesaiannya atau dalam situasi tertentu misalnya faktor alam seperti hujan maka jam kerja lembur dilakukan untuk mengejar penyelesaian suatu jenis pekerjaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan didalam penyusunan rencana tenaga kerja antara lain : •
Keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan. •
Jumlah tenaga kerja yang di butuhkan sesuai dengan jenis
pekerjaan. •
Mutu pekerjaan yang dicapai.
•
Waktu pelaksanaan dari pekerjaan yang akan dipekerjakan.
•
Kondisi lapangan dimana konstruksi tersebut akan dikejakan. Dalam penyediaan dan pengaturan tenaga kerja dilakukan
berdasarkan kebutuhan dalam pelaksanaan dan keahlian tenaga kerja sendiri. Tenaga kerja lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek terdiri dari: 1.
Karyawan Adalah tenaga kerja yang dibayar secara tetap oleh kontraktor, karyawan ini bertanggung jawab mengatur, mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan dilapangan. Seluruh kegiatan dilapangan dikoordinir oleh project manager yang didalam pelaksanaannya dibantu oleh site manager.
2.
Pekerja Borongan Adalah tenaga kerja yang dibayar sesuai dengan volume dan jenis pekerjaan yang ditetapkan secara borongan, dalam pelaksanaan dilapangan dibawah pengawasan seorang mandor. Didalam penyediaan jumlah dan jenisnya serta pengaturan dan penempatan tenaga kerja dilapangan disesuaikan dengan jenis dan volume pekerjaan serta waktu pelaksanaan yang tersedia.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 41
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
3.
Pekerja Harian Adalah tenaga kerja yang diupah secara harian dengan besar upah perhari
disesuaikan
dengan
kemampuan
atau
keterampilan tenaga kerja tersebut. Untuk jam kerja disepakati oleh pihak – pihak yang bersangkutan adalah 8 jam perhari, dengan pengaturan waktu sebagai berikut: -
jam kerja pagi
: pukul 08.00 – 12.00 wita
-
jam istirahat
: pukul 12.00 – 13.00 wita
-
jam siang
: pukul 13.00 – 17.00 wita
Sedangkan jumlah tenaga kerja yang digunakan didalam pekerjaan bore pile jembatan tukad Udang-udang di sediakan oleh subkontraktor PT. Paku Bumi, Jakarta
3.1.3.2
Perencanaan Kebutuhan Bahan (Material)
Rencana pengadaan material sangat erat kaitannya dengan kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Jumlah material yang disediakan dapat disesuaikan berdasarkan waktu pelaksanaan ( time schedule ), dimana telah dapat diketahui jumlah kebutuhan material, jenis material yang diperlukan serta urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Disamping itu penyusunan pengadaan material bertujuan untuk menghindari penimbunan material yang dapat menurunkan
kualitas
material
dan
mengganggu
kelancaran
pekerjaan. Adapun material – material yang dipersiapkan dalam pekerjaan
cast in place concrete pile diameter 100 cm dapat digolongkan menjadi dua bagian, adalah sebagai berikut: •
Kebutuhan bahan atau material untuk pekerjaan Turap.
•
Kebutuhan bahan atau material untuk pekerjaan pengecoran.
1.
Kebutuhan Material Untuk Pekerjaan Turap.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 42
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Pekerjaan turap pada cast in place concrete pile ini sangatlah penting agar air dari sungai tidak meresap masuk kedalam lubang yang telah di bor.
2.
Kebutuhan Material Untuk Pekerjaan Pengocoran Yang dimaksud dalam hal ini adalah pengecoran beton. Beton merupakan hasil campuran antara agregat kasar, agregat halus, air, semen, dan biasanya ditambah zat additive yang sudah mengalami suatu reaksi dan pengerasan. Campuran beton pada saat akan dipakai masih dalam keadaan plastis sehingga mudah dikerjakan sesuai dengan rencana dimensi. Untuk pekerjaan cast
in place concrete pile diameter 100 cm ini memakai beton mutu K350. Proses pencampuran beton mutu K350 dilakukan diluar proyek dengan menggunakan alat yang bernama Bathcing Plan. Beton mutu K350 merupakan beton readymix yang dibeli dari perusahaan beton PT. SARANA BETON PERKASA yang beralamat di Jalan Prof. DR. Ida Bagus Mantra, Bali. Mengenai proses pelaksanaan
pencampurannya,
sesuai dengan hasil
penelitian di laboratorim.
3.1.3.3
Perencanaan Kebutuhan Peralatan
Perencanaan pengadaan mesin dan peralatan sangat erat pula kaitannya dengan kelncaran pelaksanaan pekerjaan. Jumlah mesin dan peralatan yang disediakan dapat disesuaikan berdasarkan waktu pelaksanaan (time scehdule). Dimana dari jadwal pelaksanaan tersebut kita dapat mengetahui jumlah kebutuhan mesin dan peralatan yang akan digunakan serta urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Disamping itu juga, penyusunan pengadaan mesin atau peralatan
bertujuan
untuk
menghindari
adanya
penumpukan
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 43
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
peralatan yang berlebihan yang nantinya akan dapat menurunkan kualitas dari peralatan tersebut dan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Adapun mesin dan peralatan yang dipersiapkan dalam pekerjaan
cast in place concrete pile diameter 100 cm dapat digolongkan menjadi tiga bagian adalah sebagai berikut : •
Kebutuhan peralatan untuk pekerjaan persiapan lokasi.
•
Kebutuhan peralatan untuk pekerjaan pemasangan turap. •
Kebutuhan peralatan untuk pekerjaan pengeboran dan pengecoran.
1. Kebutuhan Peralatan untuk Pekerjaan Persiapan Lokasi Untuk pekerjaan persiapan lokasi selalu memakai alat bantu sebagai alat untuk pembutan lokasi, galian timbunan dan penentuan koordinat, level tulangan dan beton bore pile. Adapun jenis - jenis peralatan yang digunakan dalam pekerjaan persiapan lokasi tersebut antara lain : •
Excavator Digunakan untuk membuat akses ke lokasi pengeboran dan proses cut and fill dilokasi pekerjaan bore pile.
•
Bulldozer Digunakan untuk meratakan sekaligus pemadatan tanah timbunan di lokasi pekerjaan bore pile.
•
Vibro Roller Digunakan untuk memadatkan tanah timbunan pada lokasi pengeboran.
•
Dump Truck Digunakan untuk mengangkut tanah timbunan ke lokasi pengeboran.
•
Water Pass
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 44
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Merupakan alat yang dipergunakan untuk mentukan elevasi tanah, level atas tulangan. •
Total station Merupakan alat yang dipergunakan untuk menentukan koordinat bore pile.
•
Prisma Alat yang dibidik untuk menentukan koordinat bore pile.
•
Bak ukur Digunakan untuk membaca duga tinggi
•
Payung Digunakan untuk menghidarkan kontak langsung matahari dengan Water pass dan Total station
•
Patok Kayu Digunakan sebagai tanda atau patok koordinat bore pile
2. Kebutuhan peralatan untuk pekerjaan pemasangan turap Utuk pekerjaan pemasangan turap di perlukan beberapa alat antara lain : •
Turap Digunakan sebagai penahan agar air sungai tidak mengalir ke dalam galian.
•
Mobile crane Digunakan sebagai alat pengangkat turap, hamer hidrolik dan alat-alat berat lainnya.
•
Gen zet 70 KVA Merupakan alat pembangkit listrik bertenaga diesel yang berfungsi untuk pengoperasian hamer hidrolik.
3.
Kebutuhan Peralatan untuk Pekerjaan Pengeboran
dan Pengecoran
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 45
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Untuk pekerjaan pengeboran selalu memakai alat bantu sebagai alat untuk proses pengeboran dan pengecoran. Di dalam menentukan peralatan pengeboran dan pengeboran tersebut tidak boleh sembarangan karena akan mempengaruhi dari prestasi kerja suatu pekerjaan. Adapun jenis - jenis peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pengeboran tersebut antara lain : •
Service Crane Kapasitas max 35 ton Digunakan dalam proses pengeboran
•
Unit Bor Digunakan untuk melakukan proses pengeboran tanah pada lokasi bore pile
•
Appliance drill, Auger bucket
Auger bucket digunakan tahap awal pengeboran berfungsi untuk menggemburkan tanah
Appliance drill digunakan pada akhir pengeboran agar kualitas pengeboran maksimal. •
Roll Meter Digunakan untuk mengukur kedalaman hasil pengeboran.
•
Gen zet 70 KVA Merupakan alat pembangkit listri bertenaga diesel yang berfungsi untuk pengelasan.
•
Mesin Las Digunakan
untuk
penyambungan
baja
tulangan
yang
dianggap perlu. •
Uting – uting Digunakan untuk menentukan tegak lurus unit bore pada saat seting alat bore pile.
•
Plat baja Digunakan sebagai plat dudukan Tower Crane
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 46
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
•
Alat Test Slump Beton Sebelum pembuatan beton, terlebih dahulu dilakukan Test Slump Beton merupakan pengujian terhadap mutu beton baik kekentalannya maupun kekuatan beton. Alat cetak tes beton tersebut silinder kerucut.
•
Tremi Merupakan pipa yang digunakan untuk menuangkan beton dan digunakan menggetarkan campuran beton yang telah dituangkan supaya tidak adanya rongga sekecil apapun dalam cetakan beton.
•
Truck Mixer Digunakan untuk mengangkut campuran beton yang siap dicor dari Bathcing Plan menuju lokasi pekerjaan.
•
Casing Digunakan sebagai bagesting sementara agar tanah tidak longsor masuk ke dalam hasil pengeboran.
•
Cetakan beton Digunakan untuk mencetak benda uji yang berbentuk kubus berukuran 15 x 15 x 15 cm.
•
Water pump Digunakan untuk memompa air dari dalam tanah agar hasil pengeboran maksimum.
4.
Kebutuhan Peralatan untuk Pile Driving Analyzer
(PDA) •
Service Crane Kapasitas max 35 ton Digunakan
untuk
menjatuhkan
drop
hammer
dengan
ketinggian 0,5 – 3 m. •
Drop Hammer Digunakan sebagai hammer/beban untuk memukul pile concrete yang diuji
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 47
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
•
Pile Driving Analyzer Merekam gelombang akibat tumbukan drop hammer.
•
Strain tranducer dan Accelerometer Berfungsi merubah regangan dan percepatan menjadi sinyal elektronik
•
Pelat Baja Digunakan sebagai plat dudukan Service Crane
•
Gen zet 70 KVA Untuk mensuplay tenaga listrik untuk penerangan dan pengoprasian grinda dan alat bor
•
Alat bor Untuk membuat lubang pada concrete pile sebelum dipasang
Strain tranducer dan Accelerometer •
Gerinda Untuk meratakan permukaan beton pada concrete pile
•
Lampu Digunakan sebagai penerangan pada malam hari.
•
Excavator Digunakan untuk excavation persiapan lokasi sebelum test PDA.
3.1.4
Perencanaan Program Kerja dan
Rencana
waktu
Time Schedule
pelaksanaan
dilapangan
(time
schedule)
merupakan pedoman pelaksanaan di lapangan berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Rencana waktu pelaksanaan dibuat agar dapat menyelesaikan pekerjaan peritem (setiap bagian pekerjaan) dalam waktu tertentu, sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan seoptimal mungkin.
1. Fungsi Time Schedule adalah :
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 48
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
•
Sebagai pedoman bagi kontraktor dalam melaksanakan
peklerjaan. •
Sebagai dasar dalam membuat berita acara kemajuan
pekerjaan. •
Sebagai alat kontrol bagi pengawas lapangan dalam menilai
prestasi kerja. •
Sebagai
acuan
didalam
menyediakan
material
dan
penarikan keuangan. 2. Tujuan pembuatan Time Schedule adalah : •
Untuk mengontrol waktu pelaksanaan di lapangan sehingga
tercapai hasil yang optimal dengan pemanfaatan waktu yang efektif. •
Untuk
memudahkan
pimpinan
dalam
mengadakan
koordinasi sehingga dapat menentukan pekerjaan yang harus didahulukan. •
Untuk mengukur atau menilai kemajuan suatu pekerjaan
atau prestasi kerja. 3. Pedoman Pembuatan Time Schedule adalah : •
Batas waktu penyelesaian seluruh pekerjaan.
•
Ruang lingkup pekerjaan, volume dan bobot dari masing-
masing pekerjaan yang dilakukan. •
Peralatan
dan tenaga kerja yang
digunakan dalam
penyelesaian pekerjaan tersebut. •
Urutan dalam ketergantungan pekerjaan satu dengan yang
lainnya selama waktu pekerjaan. 4. Langkah-langkah dalam menyusun time schedule : •
Analisa seluruh pekerjaan yang akan dikerjakan.
•
Susun scoope pekerjaan yang akan dikerjakan, sesuai
dengan urutan prioritasnya. •
Hitung volume dari masing-masing pekerjaan berikut harga
dari pekerjaan.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 49
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
•
Hitung bobot dari masing-masing pekerjaan berikut harga
dari pekerjaan. Harga per item pekerjaan Bobot =
X 100 % Harga seluruh pekerjaan
•
Perkiraan waktu pelaksanaan setiap bagian pekerjaan
•
Susunan waktu pelaksanaan kegiatan berdasarkan perkiraan
waktu pelaksanaan setiap bagian pekerjaan, setiap minggu atau bulan. •
Gambar grafik dari komulatif bobot pekerjaan
•
Apabila perencanaan ini disusun dengan baik maka grafik
tersebut akan menyerupai huruf S yang biasa disebut kurva S yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan dilapangan selanjutnya. Apabila terjadi keterlambatan dapat diambil
langkah-langkah
untuk
mengejar
keterlambatan
tersebut sehingga pekerjaan keseluruhan dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk perencanaan waktu pelaksanaan /
time schedule (terlampir).
3.2
Proses Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pekerjaan adalah suatu metode pelaksanaan proyek di lapangan dengan melakukan tindakan - tindakan tertentu, sehingga didapatkan cara-cara yang paling praktis dan efisien. Adanya teknik pelaksanaan yang tepat, maka akan diperoleh hasil yang optimal. Dengan hasil yang optimal akan diperoleh suatu mutu pekerjaan yang diinginkan / disyaratkan, dan selesai tepat pada waktunya. Ada beberapa cara pelaksanaan proyek yang dikenal, antara lain dengan melaksanakan sendiri (swadaya) atau memborongkan sebagian / keseluruhan pekerjaan. Masing-masing memiliki kelemahan dan keunggulan serta
teknik yang berbeda. Pelaksanaan
secara swadaya memiliki
keuntungan dimana kita bisa mengontrol secara penuh pekerjaan kita, namun dengan syarat bahwa kita memiliki kemampuan dalam pengetahuan
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 50
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
teknik membangun yang memadai. Jika kita memborongkan suatu pekerjaan, keuntungan yang diperoleh misalnya dapat dicapainya hasil sesuai yang diharapkan, karena telah ditangani oleh pihak-pihak yang profesional, namun tentu saja tetap diperlukan suatu pengawasan yang terus menerus. Selain itu kita masih dapat melaksanakan beberapa kegiatan yang lain dalam waktu yang bersamaan. Berikut ini akan diuraikan secara umum teknik pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Paket EBL-01 Tohpati - Kusamba, baik yang kami amati secara langsung maupun yang bisa kami ketahui melalui informasi - informasi dari pelaksana dan
tukang di
lapangan.
Melengkapi
pembahasan
tentang
proses
pelaksanaan ini, serta dilengkapi dengan lampiran berupa foto-foto pelaksanaan pekerjaannya.
3.2.1 Persiapan Pelaksanaan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan cast in place concrete pile (bore pile) diameter 100 jembatan Tukad Udang-Udang pekerjaan yang pertama dikerjakan adalah pekerjaan persiapan, dimana tujuan dari pekerjaan persiapan ini adalah untuk kelancaran dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun persiapan yang dilakukan dalam pekerjaan cast in place concrete pile (bore pile) diameter 100 jembatan Tukad Udang-Udang adalah: 1. Mempersiapkan crane, turap, hamer dan peralatan lain yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan turap. 2. Mempersiapkan mesin bore pile dan crane dan peralatan lain yang diperlukan dalam pekerjaan bore pile. 3. Mempersiapkan bahan atau material yang akan digunakan dalam pekerjaan bore pile. 4. Mempersiapkan tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya dan keahliannya.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 51
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
5. Persiapan lokasi pemasangan turap •
Pertama dilakukan pembersihan lokasi
•
Membuat akses/ jalan untuk mempermudah kelokasi
pekerjaan. •
Penentuan tempat turap dipasang
•
Penempatan alat-alat dan bahan sekitar tempat pemasangan
agar mudah dan cepat dikerjakan dan selajutnya adalha teknik pemasangan turap.
6. Persiapan lokasi pengeboran Adapun teknis dalam persiapan lokasi pengeboran adalah sebagai berikut: •
Menentukan koordinat bore pile dengan menggunakan alat
total station dan diberikan tanda pada koordinat pengeboran dengan patuk kayu pekerjaan ini harus dilakukan dengan tepat dan teliti agar tidak terjadi kesalahan. •
Persiapan berikutnya adalah setting alat bor pile pada titik
pengeboran dan memastikan bore pile berada pada posisi tegak lurus. Setelah alat bore pile dan peralatan yang menunjang proses pengeboran siap tahapan selanjutnya adalah pengeboran.
3.2.2 Teknik Konstruksi Cast in Place Concrete Pile Diameter 100 cm Setelah tahapan persiapan selesai maka tahapan besanjutnya adalah pelaksanaan kostruksi cast in place concrete pile diameter 100 cm. Adapun tahapan – tahapan konstruksi adalah sebagai berikut:
3.2.2.1
Teknik Pelaksanaan Pemasangan turap
Teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Alat di persiapkan di lapangan
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 52
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
2. Turap dan hamer hidrolik diangkat dan dipasang dengan
crane 3. Setelah itu turap di jepit dengan hammer hidrolik dan
didorong vertikal.
Gambar 3.10 persiapan turap & gen zet
Gambar 3.11 persiapan hammer hidrolik
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 53
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 3.12 pengangkatan turap & hammer hidrolik
Gambar 3.13 penjepitan & pendorongan
3.2.2.2
Teknik Pelaksanaan Pengeboran
Proses pengeboran pada pekerjaan cast in place concrete pile diameter 100 cm adalah sebagai berikut: 1. Pengeboran awal Pengeboran menggunakan mesin bor soilmec kapasitas 30 meter, pengeboran dimulai dengan menggunakan auger bucket untuk melunakan tanah. Kedalaman pengeboran sesuai dengan gambar rencana yaitu dari hasil uji daya dukung tanah (SPT).
2. Pemasangan casing & pengeboran akhir.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 54
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
•
Berikutnya dilakukan pemasangan casing sementara
sepanjang 2 meter untuk menghindari runtuhnya tanah permukaan disekeliling lubang bor. •
Setelah itu dibor lagi dengan menggunakan cleaning
bucket/appliance drill agar kualitas pengeboran maksimal (pemberisihan lumpur pada dasar galian). •
Setelah semua yang dikerjakan di atas sudah selesai,
konsultan pengawas melakukan pengecekan kedalaman pengeboran memastikan agar sesuai perencanaan. Hal ini dilakukan supaya kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki
sebelum
dilanjutkan
ke
pekerjaan
tahap
selanjutnya, yaitu pekerjaan pengecoran.
Gambar 3.14 Pengeboran awal menggunakan auger bucket
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 55
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 3.15 pemasangan casing
Gambar 3.16 pembersihan dengan cleaning bucket
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 56
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 3.17 pengukuran kedalaman
Pada table 3.1 disajikan data lapangan cast in place concrete pile diameter 100 cm jembatan Tukad Panti. Adapun data lapangan ca st in place concrete pile diameter 100 cm jembatan Tukad UdangUdang sebagai berikut:
Tabel. 3.1 Data Cast In Place Concrete Pile Diameter 100 cm Jembatan Tukad Udang-Udang Diameter
Length
B2.1 B2.2
(m) 1.00 1.00
(m) 16 16
B2.3
1.00
16
Bridge
Point
Tukad UdandUdang Bridge
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 57
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
B2.4 1.00 A1.1 1.00 A1.2 1.00 A1.3 1.00 A1.4 1.00 Sumber : Data Gambar rencana
3.2.2.3
16 16 16 16 16
Teknik pelaksanaan Pengecoran
Proses pengecoran pada pekerjaan cast in place concrete pile diameter 100 cm adalah sebagai berikut: 1.
Dalam hal ini pelaksanaan pengecoran di lapangan
dilaksanakan setelah pekerjaan pengeboran dan pekerjaan pembesian sudah
selesai
dan
mendapat persetujuan
dari
konsultan pengawas untuk melakanakan pekerjaan pengecoran. 2.
Segala sesuatu baik itu tenaga kerja, bahan maupun
peralatan untuk pengecoran dipersiapkan secara matang. 3.
Begitu
selesai
pembersihan
dasar
lubang
kemudian
dilaksanakan pemasangan baja tulangan. Pada saat pemasangan tulangan dipasang beton decking yang berfungsi agar tulangan lurus dan selimut beton merata ketebalannya. 4.
Disusul pemasangan pipa tremi, pipa tremi dipasang
sepanjang lubang bore pile dengan ujungnya bertumpu pada dasar lubang 5.
Semua proses pengadukan beton dilaksanakan di Bathcing
Plan, dimana
beton dibeli
dari PT. SARANA BETON
PERKASA, merupakan beton readymix dengan mutu K350. 6.
Campuran beton yang sudah jadi kemudian diangkut ke
lokasi
pengecoran
dengan
menggunakan
truck
mixer.
Sesudahnya sampai di lokasi pengecoran, dan di campurkan zat adiktif setelah itu beton sampel diambil untuk membuat benda uji berbentuk kubus 15 x 15 x 15 dan dilakukan slump test dengan
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 58
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
nilai slump test 16 ± 2 kemudian beton langsung dicor pada tempat yang telah ditentukan. 7.
Beton readymix dituangkan ke dalam tremi hingga pipa
tersebut terisi penuh. 8.
Segera setelah dilakukan pengecoran, dilakukan pemadatan
beton dengan tremi. Tremi digetarkan secara vertikal, pada saat penggetaran dilakukan dengan berhati – hati, dimana tremi digetarkan dengan teliti dan tidak boleh menyentuh tulangan. Tremi dimasukan dan ditarik keluar secara perlahan – lahan, penggetaran dilakukan dengan durasi dan intensitas yang cukup agar diperoleh beton yang padat. 9.
Pada waktu penuangan beton pipa yang harus yang ditanam
di dalam beton minimum 1 m. Bila pipa tremi terlampau panjang maka pipa tremi harus diangkat dan dilepas. Penarikan pipa tremi ini agar dilakukan perlahan-lahan sehingga rongga bekas tremi dapat diisi penuh lagi dengan adukan. 10.
Setelah lubang bor terisi penuh dengan beton casing
dicabut perlahan – lahan. 11.
Dan untuk pengerjaan bore pile berikutnya melalui proses
yang sama pula.
Gambar 3.18 Pemasangan tulangan
Gambar 3.19 Pemasangan tremi
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 59
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Gambar 3.20 pencampuran zat adiktif
Gambar 3.21 pengecoran
Gambar 3.22 penyabutan cassing Selama proses konstruksi bore pile keselamatan dan kesehatan kerja kurang diperhatikan, salah satunya pemakaian perlengkapan keselamatan seperti sepatu kerja tidak selalu digunakan oleh pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting dilaksanakan untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja selama pelaksanaan proyek berlangsung.
3.2.3
Koordinasi Pelaksanaan
Pelaksanaan dibawah
pekerjaan konstruksi di lapangan,
pengelolaan
tim
proyek
dipimpin
oleh
dilakukan General
Superintendent. Agar pelaksanaannya mencapai target yang telah ditetapkan
dalam
rencana
pelaksanaan,
maka
diadakan
rapat
koordinasi sebagai salah satu alat bantu manajemen. Rapat koordinasi dilakukan untuk membahas tentang masalah operasional. Dalam
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 60
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
proyek pembangunan jalan dan jembatan paket EBL – 01 Tohpati – Kusamba koordinasi yang dilaksanakan terdiri dari: 1. Kick off meeting Setelah seluruh rencana oleh tim penyusunan rencana kerja yang melibatkan
General
Superintendent,
Deputy
General
Superintendent serta personil inti lain diproyek, ataupun tenaga ahli, maka proyek segera dimulai. Mulainya proyek ditandai dengan dikeluarkanya Notice to Proceed/ Surat Perintah Kerja (SPK). Kick off meeting dilaksanakan saat kegiatan proyek akan dimulai. Tujuan Rapat adalah: •
“Team building” membangun tim proyek agar seluruh team
sesuai dengan struktur organisasi dan uraian kerja, memahami tugas yang menjadi tanggung jawabnya. •
Menyamakan persepsi tentang
jadwal,
kualitas,
dan
anggaran proyek. •
Menyatukan langkah, agar masing – masing unit tidak
berjalan sendiri – sendiri dalam menjalankan tugasnya. •
Mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) yang
berlaku. •
Penjelasan
menyeluruh
dari
General
Superintendent
tentang: -
Target keuntungan yang hendak dicapai
-
Target waktu penyelesaian proyek
-
Target mutu kerja •
Pembagian tugas pekerjaan
•
Menyusun Standard Operating Procedure
•
Target jangka pendek (1 – 2 minggu) yang hendak dicapai.
2. Tool box meeting
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 61
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Rapat persiapan untuk membahas pelaksanaan suatu bagian pekerjaan. 3. Rapat Harian Rapat harian diadakan untuk merencanakan merencanakan apa yang harus dikerjakan besok hari, serta memantau apa yang telah dikerjakan hari ini, apakah sudah sesuai dengan rencana kerja harian. Rapat harian dilaksanakan pada sore hari, dimana para pekerja sudah running – well mengerjakan program harian. •
Peserta rapat: -
Rapat harian diikuti oleh General Superintendent,
Deputy General Superintendent, subkontraktor, mandor dan staf terkait •
Rapat harian dipimpin oleh General Superintendent.
Agenda Rapat
Melakukan evaluasi apakah target yang ditetapkan tercapai, dan menetapkan target untuk besok hari. 4. Rapat Mingguan Rapat mingguan diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan minggu depan, serta memantau apa yang telah dikerjakan minggu ini, untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan rencana kerja mingguan. Rapat mingguan dilaksanakan setiap minggunya setiap hari rabu. •
Peserta rapat -
General
Superintendent,
Deputy
General
Superintendent, Quality Control Manager, staf -
Rapat
mingguan
dipimpin
oleh
General
Superintendent •
Ageda rapat antara lain meliputi: -
Mengevaluasi progress dan pencapaian pekerjaan
yang ditargetkan minggu yang lalu.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 62
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
-
Membahas target penyelesaian pekerjaan seminggu
yang akan datang. 5. Rapat Bulanan Rapat bulanan dipimpin oleh Manajer Proyek. Rapat bulanan dilaksanakan tanggal 25 setiap bulannya. •
Peserta Rapat -
Project
Coordinator,
General
Superintendent,
Deputy General Superintendent, Quality Control Manager, staf , pihak employer dan konsultan supervisi. •
Agenda Rapat -
Meninjau keputusan rapat bulan lalu.
-
Pembahasan pencapaian objective/Program Kerja
Proyek meliputi Evaluasi Biaya Pelaksanaan Proyek, kinerja,
quality
target,
potensial
problem,
customer
complaint, masalah SDM dan Cash flow.
3.3
Proses Pengendalian
Pengawasan dan
pengendalian merupakan syarat yang mutlak
dilaksanakan agar proyek dapat terlaksana dengan baik sesuai perencanaan. Tujuan pengawasan dan pengendalian adalah memantau, mengkaji, mengadakan koreksi dan membimbing agar yang ditetapkan terlaksana sesuai perencanaan. Pelaksanaan proyek berlangsung secara cepat, sehingga bila tidak dilakukan pengawasan dan pengendalian yang cukup akan mengakibatkan terjadinya penyimpangan yang sulit untuk diperbaiki.
3.3.1
Proses Pengawasan
Pengawasan merupakan proses kegiatan yang bersifat kontrol terhadap pelaksanaan suatu kegiatan yang telah disusun sesuai dengan
rencana.
Kegiatan
pengawasan
merupakan
tindakan
pengendalian terhadap segala sesuatu yang telah menjadi dasar
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 63
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
pedoman atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, sehingga bila ada penyimpangan-penyimpangan secara dini dapat diketahui dan selanjutnya segera diadakan perbaikan-perbaikan. Pelaksanaan pengawasan diatur melalui Struktur Organisasi, yang masing-masing unsur mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda untuk mencapai sasaran yang sama, sesuai dengan syarat-syarat
yang telah
ditentukan,
baik
dari
segi
teknis,
administrasi maupun keuangan. Adapun tugas pengawasan meliputi beberapa hal antara lain: •
Penentuan standar suatu tolak ukur yang dipakai untuk menilai pekerjaan yang sedang dilaksanakan, baik mengenai waktu maupun kwalitasnya.
•
Pemeriksaan secara langsung jalannya pelaksanaan pekerjaan apakah telah sesuai dengan rencana atau tidak.
•
Membandingkan suatu kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan perencanaan yang ada.
•
Mengadakan tindakan preventif bilamana terjadi penyimpangan penyimpangan dengan rencana yang ada dengan cara melakukan perbaikan. Pengawasan dilakukan pada saat pelaksanaan pekerjaan dan
penilaian dilakukan terhadap hasil pekerjaan yang telah dicapai. Pengawasan
akan
lebih
menitik
beratkan
pada
efektifitas
pelaksanaan dalam usaha mencapai efesiensi yang maksimal, baik dalam pemakaian tenaga kerja, material dan waktu pelaksanaan tanpa mengabaikan kuaalitas yang direncanakan. Untuk pekerjaan cast in place concrete pile diameter 100 cm proyek pembangunan jalan dan jembatan paket EBL – 01 Tohpati Kusamba terdapat 3 (tiga ) organisasi
yang terlibat dalam
pengawasan dan pengendalian antara lain : 1. Pimpinan Proyek dengan menunjuk Direksi (pengawas lapangan) melakukan pengawasan terhadap : •
Pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan proyek.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 64
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
•
Mutu bahan yang dipakai
•
Kualitas pekerjaan
•
Kuantitas pekerjaan
•
Waktu pelaksanaan 2. Konsultan Pengawas melakukan pengawasan terhadap :
•
Administrasi proyek
•
Pekerjaan fisik dilapangan.
•
Mutu bahan yang dipakai
•
Kualitas pekerjaan
•
Kuantitas pekerjaan
•
Waktu pelaksanaan 3. Kontraktor melakukan pengawasan intern yang meliputi :
•
Waktu pelaksanaan
•
Mutu material
•
Pemakaian peralatan dan tenaga kerja
•
Keamanan dan keselamatan tenaga kerja.
3.3.1.1
Pengawasan Oleh Pimpinan Proyek
Sebagai pimpinan proyek, pengawasan dilakukan secara langsung namun tidak rutin terhadap pelaksanaan proyek dan untuk pengawasan sehari-hari dipimpinan proyek menunjuk direksi teknis ( pengawas lapangan ) sebagai wakilnya. Pengawasan oleh pihak pimpinan proyek ditekankan pada masalah administrasi dan pelaksanaan yang meliputi : 1. Pengawasan terhadap direksi teknis (pengawas lapangan), apakah telah melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik dilapangan sesuai dengan Surat Keputusan (SK) yang telah diterima. 2. Mengawasi
secara
langsung
maupun
tidak
langsung
pelaksanaan fisik dilapangan apakah ada penyimpangan penyimpangan dari rencana semula.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 65
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
3. Memeriksa terhadap laporan, prestasi fisik yang disetujui untuk dibayar.
3.3.1.2
Pengawasan Oleh Konsultan
Konsultan melakukan pengawasan terhadap hasil pekerjaan kontraktor, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat sesuai dengan syarat-syarat
tertulis
dalam
dokumen
kontrak.
Konsultan
bertanggung jawab kepada Pimpinan Proyek karena merupakan wakil dari Pimpinan Proyek untuk melakukan pengawasan secara langsung
setiap
hari
dilapangan,
sehingga
penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi akibat kesalahan atau kelalaian kontraktor bisa dihindari. Konsultan Pengawas juga berkewajiban untuk meneliti kembali hasil dari perencanaan yang dibuat apakah sudah sesuai atau tidak terhadap kondisi di lapangan dan apabila terdapat kekeliruan perencanaan maka dengan segera dilakukan koreksi atau revisi. Adapun hal-hal yang diawasi oleh konsultan antara lain: 1.
Pengawasan Terhadap Mutu Bahan Pengawasan terhadap mutu bahan oleh Konsultan Pengawas dilakukan secara visual di lapangan, dimana pengawasan dilakukan terhadap bahan-bahan yang digunakan antara lain : a. Semen Semen yang digunakan pada proyek ini adalah semen portland type I produksi PT. Semen Gresik ( Persero ) yang telah memenuhi syarat SNI 15-2049 1994. Pengawasan dilakukan terhadap cara penyimpanannya sehinggan mutu dan kwalitasnya dapat dijaga. b. Agregat Halus
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 66
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Yang dimaksud dengan agregat halus disini adalah pasir yang berupa pasir alam. Agregat halus ( pasir ) harus terdiri dari butiran-butiran yang tajam dan keras serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak dan terdiri dari butiran-butiran yang bervariasi besarnya dan tidak boleh mengandung lumpur melampaui 5%. Adapun untuk pemeriksaan di lapangan oleh konsultan dilakukan secara visual mengingat meterial yang didatangkan cukup banyak sehingga pemeriksaan atau pengetesan tidak dapat dilakukan secara cermat , yang penting tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan. Pada proyek ini pasir yang digunakan adalah pasir lokal yang diambil dari Karangasem sesuai dengan sepesifikasi. serta dari pengawasan diperoleh bahwa pasir yang digunakan ini berdasarkan pengawasan visual sudah cukup baik yaitu berwarna kehitaman (kadar lumpur sedikit), gradasi butir bervariasi, dan tidak mengandung kotoran dari bahan organik. c. Agregat Kasar Agregat kasar harus terdiri dari butiran-butiran yang tidak berpori, tidak hancur oleh pengaruh cuaca. Disamping itu agregat kasar harus terdiri dari butiran yang bervariasi besarnya dan tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk menjaga
kualitas agregat
kasar
agar sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan. Pengawasan di lapangan hanya bisa dilakukan secara visual seperti halnya agregat kasar tidak boleh tercampur dengan pasir, tanah, kotoran yang dapat mengurangi mutu dari agregat tersebut. Dalam proyek ini agregat kasar yang
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 67
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
dipakai diproleh dari Klungkung dimana telah dilakukan pengujian dan memenuhi persyaratan dan merupakan agregat hasil olahan mesin (crucel). d. Pengawasan terhadap mutu air Pengawasan terhadap air yang digunakan sebagai bahan adukan beton dilakukan secara visual dilapangan. Air yang digunakan harus bersih dan tidak boleh mengandung kotoran dan lumpur serta zat kimia atau bahan lainnya yang nantinya dapat merusak kualitas beton. Pada proyek ini air yang digunakan ialah air tanah yang sudah dites dimana kandungan lumpur, kotoran maupun zat kimia hampir tidak ada. e. Pengawasan terhadap baja tulangan Yang dimaksud dalam hal ini adalah baja yang digunakan untuk
penulangan
beton.
Untuk
pemeriksaan
dan
pengawasannya di lapangan meliputi : •
Pemeriksaan terhadap kawat. •
Pengawasan terhadap cara penyimpanan baja tulangan yang akan digunakan hendaknya sesuai dengan rencana dan baja tulangan tersebut harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah.
•
Pemeriksaan terhadap ukuran dan diameter baja tulangan harus disesuaikan dengan gambar rencana.
2.
Pengawasan Terhadap Mutu Pekerjaan Pengawasan tehadap mutu pekerjaan selain ditentukan oleh mutu bahan/material yang telah digunakan juga ditentukan oleh teknik
atau
cara
pelaksanaannya.
Pekejaan
hendaknya
dilakukan secermat mungkin mengingat kesalahan pekerjaan menyebabkan kerugian fisik yang tidak kecil nilainya apabila bahan atau meterial suah terpasang.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 68
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Pengawasan terhadap mutu pekerjaan dalam usaha untuk mencapai sasaran hendaknya meliputi pengawasan bagian bagian sebagai berikut : a.
Pengawasan penulangan Pemasangan tulangan di sini hendaknya disesuaikan dengan gambar rencana yang meliputi pembengkokan, penyambungan,
diameter
tulangan
dan
pengikatan
tulangan. Sebelum pengecoran dilakukan letak tulangan harus diperiksa dengan teliti dan dijaga jarak antara tulangan. Tulangan dengan tanah yang berfungsi sebagai bekisting harus diberi selimut beton ( beton decking ). b.
Pengawasan Pengeboran Pengeboran ini hendaknya di sesuaikan dengan gambar rencana yang meliputi kedalaman pengeboran, diameter pengeboran, dan kualitas pengeboran. Pengeboran sangat berpengaruh terhadap mutu pekerjaan pengecoran.
c.
Pengawasan pencampuran dan pengadukan beton Pengawasan ini dilakukan terhadap komposisi campuran agar didapat mutu beton sesuai dengan persyaratan, sesuai dengan hasil percobaan yang telah dilakukan dalam percobaan awal di laboratorium (job mix design). Pada proyek ini campuran yang digunakan untuk pekerjaan cast
in place concrete pile diameter 100 cm adalah beton mutu K350. d.
Pengawasan pengangkutan beton Pengawasan dilakukan sehubungan dengan jarak angkut dan faktor lainnya seperti misalnya cuaca panas dan hujan, sehingga waktu angkut perlu diperhitungkan. Disamping itu juga beton yang keluar dari truck mixer harus segera diangkat dan dicor pada tempat yang telah ditentukan supaya kwalitas beton tidak berkurang.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 69
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
e.
Pengawasan terhadap pengecoran Selama pengecoran harus dilakukan pemadatan yang merata agar tidak terdapat rongga-rongga. Pengecoran dan pemadatan dilakukan dengan menggunakan tremi dan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : •
Tremi yang digunakan harus bersih dari tanah, kotoran dan benda lain yang dapat mengurangi kualitas beton.
•
Cara penuangan adukan beton ke dalam tremi harus diatur
sedemikian
rupa
sehingga
tidak
terjadi
pemisahan beton. •
Tremi dimasukkan vertikal ke dalam adukan tidak boleh miring lebih dari 45 derajat.
•
Selama penggetaran tremi tidak boleh digerakkan horizontal karena hal ini menyebabkan akan terjadinya stagnasi pada campuran beton.
•
Tremi tidak boleh mengenai acuan atau bagian beton yang sudah mulai
mengeras,
untuk menghindari
terjadinya perubahan bentuk. •
Pada saat pengecoran besi tulangan beton tidak boleh digetarkan karena bisa mengakibatkan kawat pengikat besi bisa lepas sehingga posisi besi tidak akan teratur lagi dan akan mempengaruhi kekuatan konstruksi.
•
Panjang tremi di hitung dan sesuai aturan, pada waktu penuangan beton pipa yang harus yang ditanam di dalam beton minimum 1 m. penarikan alat tremi ini agar dilakukan perlahan-lahan sehingga rongga bekas tremi dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
f.
Pengawasan kekentalan adukan beton Kekentalan adukan beton tergantung dari berbagai hal antara lain :
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 70
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Jumlah dan jenisnya semen
•
Nilai faktor air semen
•
Penggunan bahan-bahan pembantu
•
Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump. Adukan beton untuk keperluan pengujian ini harus diambil dari mesin pengaduk dengan menggunakan ember atau tempat lainnya yang tidak menyerap air bila dianggap perlu, adukan beton diaduk lagi sebelum
diadakan
pengujian tersebut. Untuk mencegah kekentalan beton atau penggunaan beton yang terlalu encer ini maka pengujian atau percoban slump mutlak harus dilaksanakan. Pada proyek ini nilai slump yang diproleh sesaat sebelum pengecoran dengan menggunakan kerucut abrahm adalah sebagai berikut : •
Untuk beton mutu K-350 nilai slump yang dipakai adalah 16 ± 2.
g.
Pengawasan terhadap kuat tekan beton Untuk mengetahui kuat tekan beton yang dibuat di lapangan maka pelaksana harus membuat kubus 15 x 15 x 15 cm dengan mengambil sampel setiap pengecoran minimal 5 m3 dua buah kubus kemudian kubus ini diuji di laboratorium pada umur 7 (tujuh) dan 28 ( dua puluh delapan ) hari. Data hasil pengujian kuat tekan beton (terlampir).
h.
Pengawasan terhadap daya dukung pondasi bore pile Untuk mengetahui daya dukung pondasi bore pile maka dilakukan test Pile Driving Analyzer (PDA) pengujian dilaksanakan pada umur beton 28 (dua puluh delapan) hari.
3.
Pengawasan Terhadap Kuantitas Pekerjaan
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 71
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Pengawasan tehadap kwantitas pekerjaan dengan maksud antara lain : Untuk
•
mengetahui
volume
pekerjaan
yang
telah
dilaksanakan oleh kontraktor. Pedomanan
•
dalam
melakukan
pembayaran
terhadap
kontraktor sesuai dengan volume pekerjaan yang telah dilakukan atau diselesaikan.
3.3.1.3
Pengawasan Oleh Kontraktor
Untuk pelaksanaan di lapangan kontrator selalu berpedoman pada : •
Gambar-gambar rencana kerja.
•
Spesifikasi.
•
Surat perjanjian pemborongan. Pengawasan oleh kontraktor biasanya lebih ditekankan padahal-hal yang bersifat intern antara lain :
1.
Pengawasan terhadap waktu pelaksanaan Di dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan, kontraktor harus selalu berpedoman pada rencana waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan, jika terjadi keterlambatan hal ini akan mengakibatkan
kerugian
seperti
pelaksanaan. Hal tersebut juga
peningkatan
biaya
diakibatkan oleh kenaikan
harga bahan-bahan, upah serta denda yang dapat dikenakan akibat keterlambatan pekerjaan tersebut. Untuk hal tersebut maka kontraktor diwajibkan supaya membuat rencana waktu pelaksanaan yang lebih mendetail berdasarkan rencana waktu pelaksanaan. Rencana ini berupa laporan harian, mingguan dan bulanan pelu dibuat baik yang menyangkut meterial, peralatan, tenaga kerja dan cara pelaksanaan maupun jam kerja.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 72
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
2.
Pengawasan terhadap tenaga kerja Adapun yang perlu dilaksanakan oleh kontraktor dalam hal ini antara lain : a. Penggunaan jumlah tenaga kerja secara efisien dan efektif berdasarkan :
•
Jenis pekerjaan yang akan dilakukan
•
Volume pekerjaan yang harus diselesaikan
•
Kemampuan dan keterampilan dari tenaga kerja
•
Waktu pelaksanaan yang telah direncanakan b. Pengaturan tenaga kerja dalam hal ini :
•
Ketaatan dalam melaksanakan pekerjaan
•
Pemanfaatan tenaga kerja
3.
Pengawasan terhadap keamanan dan keselamatan kerja Faktor keamanan dan keselamatan tenaga kerja merupakan sesuatu yang harus diutamakan dan diprioritaskan oleh kontraktor, sehingga ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain : •
Keamanan dan keselamatan terutama dalam penggunaan peralatan pekerjaan yang penuh dengan resiko tinggi, untuk itu sangat perlu adanya bimbingan dan pengarahan agar resiko kecelakaan dapat dihindari.
•
Pengawasan keamanan terhadap meterial baik siang maupun malam supaya terhindar dari pencurian.
4.
Pengawasan terhadap mutu bahan Pengawasan ini dimaksudkan untuk mengatur dan merealisasi pengadaan bahan sesuai dengan kebutuhan
yang telah
ditetapkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sedangkan yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah tempat dan cara penyimpanan material agar tetap memenuhi syarat sesuai dengan perencanaan.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 73
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Untuk memudahkan pengawasan, kontraktor perlu membuat pembukuan gudang tentang keluar masuknya material sehingga dapat dihindari terjadinya pemborosan dalam pemakaian material. 5.
Pengawasan terhadap pemakaian peralatan Pengawasan peralatan ini dimaksudkan untuk memenuhi efisiensi dan produktifitas di dalam penggunaan peralatan secara optimal. Pengawasan peralatan meliputi : •
Pengawasan terhadap pengadaan dan penyediaan peralatan sehingga sesuai dengan kebutuhan baik jenis, jumlah maupun kapasitasnya.
•
Pengawasan terhadap kesiapan dan penggunaan operator yang tepat dan mempunyai keahlian sesuai dengan bidang dan peralatan yang digunakan atau ditangani.
•
Pengawasan terhadap pengoperasian dan pemeliharaan serta penyimpanan peralatan.
6.
Pengawasan terhadap pengendalian biaya Pengawasan ini sangat penting karena menyangkut untung ruginya kontraktor, dimana pengeluaran biaya pelaksanaan sedapat
mungkin
tidak
melampaui
rencana
anggaran
pelaksanaan yang telah ditetapkan.
3.3.2
Pengendalian Waktu, Mutu dan Biaya
Pengendalian waktu, mutu dan biaya dimaksudkan agar dapat mengidentifikasi penyimpangan dan menganalisa data – data pelaporan pelaksanaan selama periode konstruksi tertentu dan membandingkan dengan yang telah direncanakan sehingga dapat diketahui penyimpangan – penyimpangan yang ada seperti penyimpangan waktu pelaksanaan terhadap jadwal, penyimpangan
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 74
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
biaya terhadap anggaran dan penyimpangan mutu terhadap spesifikasi agar dapat diambil tindakan – tindakan untuk mengatasinya.
3.3.2.1
Pengendalian Waktu Pelaksanaan
Untuk memudahkan dalam mengadakan pengendalian terhadap waktu pelaksanaan, maka kontraktor diwajibkan membuat rencana waktu pelaksanaan (time schedule) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam kontrak dan disetujui oleh pimpinan proyek. Dalam time schedule dicantumkan uraian jenis-jenis pekerjaan
dan
nilai
bobot
pekerjaan,
sehingga
dapat
dipergunakan untuk menghitung kemajuan pekerjaan baik untuk suatu jenis pekerjaan ataupun seluruh pekerjaan dalam kontrak. Dengan membandingkan prestasi nyata yang dicapai di lapangan dengan rencana prestasi dalam schedule, maka konsultan dapat menilai apakah kemajuan pekerjaan lebih cepat atau lebih lambat dari rencana. Jika seandainya terjadi keterlambatan maka konsultan bersama kontraktor dapat mengambil tindakan untuk mengatasinya.
3.3.2.2 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dilaksanakan untuk menjamin mutu pekerjaan sesuai dengan sepesifikasi yang telah ditetapkan. Pengendalian mutu ini meliputi pengendalian mutu bahan yang digunakan mutu pekerjaan. Untuk mendapatkan hasil dengan mutu yang diinginkan dalam pelaksanaan harus dilakukan pengujian laboratorium terhadap bahan yang akan dipergunakan, melakukan pengujian terhadap hasil pekerjaan dan melakukan pengawasan yang cukup dalam proses kontruksi.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 75
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Adapun uji laboratorium dan pengawas yang dilakukan untuk pengendalian mutu bahan dan mutu pekerjaan adalah sebagai berikut: 1.
Inspeksi sesuai metode kerja
2.
Pengukuran dan analisa
3.
Pengujian agregat kasar •
Tes Gradasi Analisis Butiran ( Saringan )
•
Tes Berat Jenis
•
Kandungan Butir Halus
•
Kadar Lumpur
•
Berat Volume
4.
Pengujian agregat halus •
Tes Gradasi Analisis Butiran
•
Tes Berat Jenis Pasir
•
Kandungan Butiran Halus
•
Kadar Lumpur Agregat Halus
•
Berat Volume Pasir
5.
Slump test/ uji kekentalan adukan beton
6.
Uji kuat tekan beton (terlampir).
7.
Uji daya dukung bore pile/Test pile driving analiser (PDA)
8.
Pengawasan penyimpanan bahan.
9.
Pengawasan yang cukup dalam proses pelaksanaan
3.3.2.3 Pengendalian Biaya
Proses pengendalian biaya proyek dimulai dari dengan membuat Rencana Anggaran Proyek (RAP) dan Contract Review hingga progress fisik proyek mencapai akhir pelaksanaan. Salah satu alat pengendalian biaya yang dipergunakan oleh PT. Jaya Konstruksi – Duta Graha. JO, berupa laporan keuangan proyek yang
memuat
informasi
tentang
anggaran
biaya
yang
direncanakan, realisasi penggunaan anggaran biaya dan proyeksi
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 76
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
biaya sampai penyelesaian selesai. Realisasi pemakaian anggaran dicek dan dievaluasi secara periodik setiap bulannya dan dibandingkan dengan anggaran rencana. Hal – hal yang diperhatikan dalam pengendalian proyek pembangunan jalan dan jembatan paket EBL – 01 Tohpati – Kusamba meliputi: 1.
Perencanaan anggaran pelaksanaan Penyusunan RAP yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman waktu pengeluaran biaya dan anggaran yang direncanakan untuk kegiatan yang dilaksanakan.
2.
Biaya proyek Biaya proyek meliputi biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung meliputi:
•
Biaya bahan Pengendalian biaya bahan untuk kebutuhan proyek dilakuakan untuk menentukan kebutuhan riil bahan atau material proyek untuk mendukung pelaksanaan proyek dilapangan. Adapun kegiatan – kegian yang dilakukan dalam pengendalian biaya bahan adalah: - Menghitung volume keseluruhan bahan berdasarkan gambar. - Mencocokan dengan volume dalam RAP. - Membuat Surat Permintaan Pembelian (SPP) - Melakukan penawaran harga dengan supplier dan menyiapkan surat pesanan. - Melampirkan jadwal jadwal pengiriman dalam
Purchase Order /PO
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 77
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
- Melakukan pengendalian periodik atas realisasi penerimaan bahan dengan memperhitungkan sisa pekerjaan. •
Biaya tenaga kerja Adapun hal – hal yang dilakukan dalam pengendalian biaya tenaga kerja adalah: - Menghitung volume pekerjaan
sesuai lingkup
pekerjaan dalam kontrak. - Mencocokan dengan volume yang tertera dalam RAP. - Melakukan negosiasi upah sampai mencapai harga yang paling efisien. - Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) •
Biaya sub – kontraktor Pengendalian biaya subkontraktor dilakukan dengan cara antara lain: - Membuat kontrak yang bersifat lumpsum fixed price, artinya biaya untuk pekerjaan yang disubkan telah tetap. - Menjaga agar pekerjaan subkontraktor tidak boleh terlambat dari jadwal yang disepakati. - Menyesuaikan
cara
pembayaran
dengan
cara
pembayaran dari pemilik proyek. •
Biaya peralatan - Mengusahakan agar alat (terutama alat – alat berat) dapat bekerja dengan optimal sehingga produktivitas alat maksimal.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 78
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
- Merencanakan
pemakaian
alat
dengan
baik
sehingga tepat guna. Biaya tak langsung: •
Biaya umum proyek seperti biaya pembangunan
fasilitas
sementara,
gaji
karyawan,
penyediaan
transportasi, listrik, air dan lainya. 3.
Penerimaan kas proyek •
Pembuatan surat permintaan pembayaran (SPP)
dalam proyek ini pembayan dilakukan dengan sertifikat pembayaran bulanan.
4.
•
Membuat kwitansi tagihan
•
Membukukan tagihan
Arus kas proyek Pembuatan arus kas proyek pembangunan jalan dan jembatan paket EBL – 01 Tohpati – Kusamba mencatat penerimaan dan pemakaian biaya. Adapun tahapan pembayaran kepada kontrakor terdiri dari: •
Tahap penerbitan Berita Acara Pekerjaan. Tahap ini
konsultan supervisi melakukan sertifikasi kemajuan kegiatan kontraktor yang berupa sertifikat pembayaran bulanan yang berisi kuantitas, kualitas dan biaya pekerjaan yang dilaporkan perbulan setiap tanggal 25. •
Pembuatan Surat Permintaan Pembayaran. Tahap
ini kontraktor melakukan penagihan terhadap pekerjaan yang telah disertifikasi yang dilaksanakan setiap akhir bulan.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 79
LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
•
Tahap pembuatan Surat Perintah untuk Membayar.
Tahap
ini
bendahara
proyek
mengeluarkan
surat
pembayaran kepada kontraktor.
3.3.3
Pelaporan
Pelaporan dalam pelaksanaan proyek penting dilakukan untuk mempermudah administrasi proyek dan untuk mengetahui perkembangan proyek dalam periode tertentu. Dalam proyek pembangunan jalan dan jembatan paket EBL – 01 Tohpati – Kusamba pelaporan dilaksanakan dengan menyiapkan catatan – catatan yang terdiri dari: 1. Laporan Harian, yaitu catatan yang memuat rencana dan aktual dari pekerjaan dilapangan. Laporan harian ini dibuat oleh supervisor
dan
ditunjukkan
diserahkan
kepada
kepada
project
site
manager
manager
untuk
dan
kemudian
dirapatkan pada rapat intern kontraktor setiap minggunya. 2. Laporan Mingguan, yaitu laporan yang disusun oleh site manager
yang memuat
perkembangan
pekerjaan
setiap
minggunya. 3. Laporan Bulanan, yaitu laporan progress pekerjaan yang disusun oleh Quantity manager dengan persetujuan site manager dan project manager dengan acuan perkembangan pelaksanaan
pekerjaan
setiap
hari
dan
setiap
minggu.
Kemudian laporan bulanan yang telah disertifikasi oleh konsultan supervise diserahkan kepada pihak employer. 4. Inspection Cheklist, yaitu catatan untuk pengecekan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan. Penilaian dilakukan hanya terhadap mutu pekerjaan apakah sudah sesuai gambar rencana atau tidak. 5. Catatan untuk pemesanan bahan, penerimaan bahan dan penggunaan bahan serta laporan stok bahan.
PROYEK PAKET EBL – 01 TOHPATI KUSAMBA 80