BAB II ORGANISASI PROYEK 2.1 Bahasan Umum
Suatu proyek yang sedang berlangsung memerlukan penanganan serta organisasi yang teratur dan bertujuan untuk memenuhi hasil yang diharapkan diantaranya, mutu yang baik, waktu dan biaya yang sesuai dengan perencanaan. Untuk memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai dan tepat dengan perencanaan, maka diperlukan suatu manajemen kegiatan yang baik. Manajemen merupakan kemampuan memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan awal dengan teknik atau metode pelaksanaan tertentu. Manajemen dilakukan oleh sekelompok orang pada suatu kegiatan tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efisien untuk mempermudah kegiatan yang sedang dilakukan. Dalam suatu manajemen terdapat beberapa tindakan-tindakan diantaranya : 1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pelaksanaan 4. Pengawasan 5. Evaluasi Dalam suatu organisasi proyek tidak akan terlepas dari Pemilik Proyek (owner), Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) serta Kontraktor dan Konsultan Perencana lainnya, yang memiliki keterikatan satu sama lain dalam melaksanakan suatu pekerjaan konstruksi. 2.2 Pemilik/Pengembang Proyek (Owner)
Pemilik proyek atau pemberi tugas merupakan seseorang atau instansi baik pemerintah maupun swasta yang memilki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu melaksanakannya sesuai dengan perencanaan dan perjanjian kontrak kerja. Dalam proyek pembangunan Galeri Apartemen Ciumbuleuit 3, Bandung, PT Hegar Amanah Jaya Bersama selaku pemilik proyek memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam merealisasikan proyek tersebut. Berikut
penjelasan mengenai tugas dan wewenang owner dalam pelaksanaan proyek konstruksi. a. Tugas pemilik proyek (owner) : 1. Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan konstruksi. 2. Menyediakan
biaya
perencanaan
untuk
pelaksanaan
pekerjaan
konstruksi. 3. Mengadakan kegiatan administrasi proyek, seperti mengurus dan meyelesaikan perijinan berikut persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan proyek konstruksi tersebut. 4. Memilih
kontraktor
pelaksana
dan
konsultan
supervisi
serta
memberikan tugas kepada kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan proyek. 5. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau konsultan MK atas hasil pekerjaan di lapangan. 6. Menerima proyek yang sudah dikerjakan oleh kontraktor. b. Wewenang pemilik proyek (owner) : 1. Membuat surat perintah kerja (SPK). 2. Mengesahkan
atau
menolak
perubahan
pekerjaan
yang
telah
direncanakan. 3. Meminta pertanggung jawaban kepada pelaksana proyek (kontraktor) atas hasil pekerjaan konstruksinya. 4. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi surat pejanjian kontrak, contohnya pelaksanan pembangunan apartemen menggunakan material yang tidak sesuai dengan RKS. 2.3 Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan suatu badan usaha atau perorangan yang diberikan kepercayaan dan kewenangan dengan cara ditunjuk langsung oleh owner, untuk merealisasikan keinginan owner, dengan memperhatikan rancangan teknis serta merencanakan estimasi waktu dan biaya sesuai dengan perjanjian kontrak di awal.
Pada proyek Galeri Apartemen Ciumbuleuit 3, Bandung, ada beberapa konsultan perencana yang ditunjuk owner, yaitu sebagai brikut : 1. Konsultan Perencana Struktur
: PT. Anugerah Multicipta Karya
2. Konsultan Perencana Arsitek
: PT. Trendrama Architect
3. Konsultan Perencana M & E
: PT. Pasada
Dalam pelaksanaan proyek, konsultan perencana memiliki tugas dan wewenang, yaitu sebagai berikut : a. Tugas konsultan perencana : 1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan sesuai dengan keinginan owner. 2. Membuat gambar kerja pelaksanaan berdasarkan penyesuaian yang telah dilakukan di lapangan serta memproyeksikan keinginan dan ide dari pemilik proyek ke dalam desain bangunan. 3. Membuat
rencana
kerja
dan
syarat-syarat
(RKS)
pelaksanaan
bangunan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan konstruksi. 4. Membuat rencana anggaran biaya (RAB) bangunan. 5. Membuat metode pelaksanaan konstruksi sesuai dengan kondisi di lapangan. 6. Melakukan perubahan desain apabila terjadi penyimpangan pekerjaan di lapangan yang dapat berakibat fatal dan tidak memungkinkan untuk mewujudkan desain bangunan tersebut. 7. Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi. b. Wewenang konsultan perencana : 1. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi. 2. Mempertahankan desain yang ada, jika pada pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak sesuai dengan perencanaan di awal. 2.4 Konsultan Manajemen Konstruksi (Konsultan Pengawas)
Konsultan pengawas merupakan suatu badan usaha maupun perorangan yang di beri wewenang oleh owner untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan
pengawas
memerlukan
sumber
daya
manusia
yang
ahli
dibidangnya masing-masing, seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elaktrikal, plumbing dan lain-lain, sehingga diharapkan pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan rencana yaitu tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Dalam proyek pembangunan Galeri Apartemen Ciumbuleuit 3, Bandung, PT. Gerald Dean Mandiri ditunjuk dan diberi kepercayaan oleh owner untuk mengawasi kegiatan-kegiatan yang ada pada proyek konstruksi ini. Dalam pelaksanaan proyek, konsultan pengawas memiliki tugas dan wewenang, yaitu sebagai berikut : a. Tugas Konsultan Pengawas : 1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja. 2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek. 3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek. 4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam pelaksaan pekerjaan proyek. 5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang di ajukan pelaksana proyek sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek. 6. Mengoreksi dan menyetujui gambar as built drawing yang diajukan pelaksana proyek sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek. 7. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek material yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek, namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi pada perencanaan di awal. 8. Mengkoordinir
dan
memberi
pengarahan pada pihak-pihak yang
terlibat. 9. Mengendalikan jadwal pelaksanaan berdasarkan jadwal induk. 10. Mengkoordinir ketersediaan fasilitas pendukung. 11. Memimpin rapat koordinasi lapangan. 12. Memberikan rekomendasi untuk menunjuk kontraktor dan subkontraktor spesialis.
13. Mengawasi pengadaan dan kualitas tenaga kerja, material dan peralatan dari para kontraktor. 14. Menyiapkan prosedur untuk perubahan dan pekerjaan tambahan. 15. Menyusun program untuk keselamatan kerja dan keamanan proyek. 16. Memproses pembayaran para kontraktor. 17. Memproses tuntutan. 18. Memproses pengadaan gambar lengkap. b. Wewenang Konsultan Pengawas : 1. Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana proyek, jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja. 2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan, jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan. 3. Memberikan tanggapan atas usulan dari pihak pelaksana proyek serta berhak memeriksa gambar shop drawing pelaksana proyek. 4. Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan. 5. Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya. 2.5 Pelaksana Proyek (Kontraktor)
Pelaksana proyek atau kontraktor adalah perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan baik itu konstruksi, perminyakan, pertambangan dan sebagainya. Kontraktor bertugas melaksanakan pekerjaan pembangunan proyek sesuai dengan persyaratan dan harga kontrak yang telah ditentukan melalui proses tender ataupun penunjukan langsung oleh pemilik proyek. Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya harus mengacu kepada rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan gambar-gambar yang ada pada dokumen kontrak. Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek (owner) dan dalam pelaksanaan pekerjaannya, diawasi oleh pengawas yang berasal dari owner serta dapat berkonsultasi secara langsung dengan pihak konsultan Manajemen Konstruksi terhadap masalah yang terjadi di lapangan. Dalam proyek pembangunan Galeri Apartemen Ciumbuleuit 3, Bandung, PT. Wijaya
Karya (Wika) Gedung diberi kepercayaan untuk melaksanakan proyek tersebut setelah melewati proses tender yang panjang. Tugas, wewenang dan tanggung jawab kontraktor adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan. 2. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat pendukung lain yang digunakan
mengacu dari spesifikasi dan
gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan 3. Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan pekerjaan dilapangan. 4. Membuat as built drawing, yaitu gambar aktual pelaksanaan konstruksi di lapangan. 5. Meminta persetujuan konsultan pengawas sebelum mengerjakan hal-hal yang konstruktif. 6. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule) yang telah disepakati. 7. Menyerahkan laporan hasil pekerjaan secara rutin kepada konsultan Manajemen Konstruksi yang memuat pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja yang dicapai, jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah bahan yang masuk. 8. Kontraktor pelaksana harus segera melaporkan secara tertulis jika terjadi force majeur. Yang dimaksud force majeur adalah :
Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, banjir).
Perang, huru-hara, pemogokan, pemberontakan dan epidemi yang secara keseluruhan ada hubungan langsung dengan pekerjaan.
Kejadian lain yang dapat diterima oleh Direksi akibat tindakan Pemerintah di bidang Moneter dan Ekonomi yang pelaksanaannya sesuai dengan petunjuk Pemerintah.
9. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan
pekerjaan,
serta
wajib
menyediakan
perlengkapan
pertolongan pertama pada kecelakaan. 10. Menyerahkan pekerjaan kepada Pemilik Proyek apabila telah selesai dilaksanakan. Berikut di bawah ini merupakan struktur organisasi PT Wika Gedung pada Proyek Pembangunan Galeri Apartemen Ciumbuleuit 3, Bandung.
STRUKTUR ORGANISASI PT.WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG PROYEK GALLERY CIUMBULEUIT APARTEMENT 3 Direktur Utama : RI DWAN A.M. Direktur Operasi : WAHYU ABBAS. S Direktur Keuangan : Z A K A R I A Direktur Human Capital & Propert i : NUR AL FATA
Manajer Proyek
KURNIAWAN. P
SITE ENGINEER
KASIE. KEUANGAN
PRODUKSI
HSE
Arief Kurnia wan
TrI Ha di Hariyanto
Laode A. Haris
Hermansyah
TEKNIK
KOMERSIAL
AKUNTASI & KEU.
STRUKTUR
SO
Hadi Susilo
Ibrahim
Abdurrahman. H
Hariyanto
Hermansyah
Triyana
Rudy Irawan Devi
Agus Priyono GUDANG
Fajar
Woko
Hendro
SURVEYOR
Winarto
ARSITEKTUR
QA - QC
Suparman
Sutoyo
Yudha Martono
Eko
Agus Priyono
Asep
Tri Wijayanto
Dendy K
Haryono
Valentino Arya
Mukhidin
ADMINISTRASI
Awan
Sofiani
Iskandar
Jajang
STORING
DANLAT
Agus
Turyono
SULAIMAN
Asep Sukma
Arman
RIE KURNIAWAN
iton Widjanark
MEP HUMAS
Sa nto
K3&5R
Fatha
Sutarya
SUMARNO
Gambar 2.1 Sruktur Organisasi PT Wika Gedung pada Proyek Pembangunan Galeri Apartemen Ciumbuleuit
3, Bandung
Struktur organisasi proyek meliputi susunan personel yang terlibat dalam suatu proyek beserta penjelasan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Personel yang termasuk dalam struktur organisasi proyek inilah yang harus menjalankan manajemen proyek sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan target waktu, biaya dan kualitas yang diharapkan. Adapun uraian tugas dari personel inti adalah, sebagai berikut : 1. Project Manager
Bertanggung jawab terhadap sistem mutu yang diterapkan.
Bertanggung jawab terhadap masalah di lapangan, tugas dan wewenang yang diterapkannya.
Memimpin pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) di proyek.
Memeriksa, merevisi dan memutakhirkan Rencana Mutu Proyek (RMP) dan Rencana Masa Pemeliharaan Proyek (RMPP).
Mengajukan penggunaan supplier subkontraktor, konsultan atau badan penguji terutama yang berpengaruh terhadap mutu kepada wilayah yang diambil dari daftar supplier, subkontraktor, konsultan atau badan penguji terseleksi dari kantor wilayah.
Memantau penanganan terhadap material yang dipasok pelanggan.
Bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan pelaksanaan (terhadap kontrak).
Mengkoordinir dan memutuskan sesuai tingkatannya terhadap pelaksanaan penyelesaian keluhan pelanggan.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan berdasarkan RMP.
Mengkoordinir penyelesaian produk yang tidak sesuai (PTS).
Mewakili perusahaan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pihak luar (Direksi Proyek, Konsultan dan Pemilik)
Menyelesaikan masalah dengan pihak berwenang/pemerintah.
Melaksanakan instruksi yang diberikan oleh Kepala Wilayah yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dan kebijaksanaan perusahaan.
Melakukan pengawasan mutu dan keselamatan kerja.
Mengadakan pembinaan pada karyawan demi peningkatan kemampuan secara optimal pada bidang tugasnya masing-masing.
Mengatur hubungan antara staf dengan pihak luar.
Menempatkan personil yang cakap selama masa pemeliharaan proyek sampai penyerahan pekerjaan yang kedua.
2. Site Engineering Manager
Membuat Perencanaan Operasional meliputi ; Rencana Anggaran Pelaksanaan
Kendali (RAPK) , CASH FLOW, dan melaksanakan pengawasan biaya ( membuat EBPP) dan pengawasan cash in & cash out
Membuat laporan-laporan Proyek (mingguan, bulanan dsb) dan progress fisik mingguan & bulanan
Melakukan seleksi dan negosiasi dengan Sub Kontraktor dan Supplier
Melaksanakan Pengawasan Mutu Produk melalui jadwal inspeksi
Melaksanakan Pengawasan pendatangan material
Melaksanakan
Pengawasan
Jadwal
pendatangan
dan
maintenance
peralatan
Mengadakan Value Engineering terhadap perencanaan Proyek.
Menyiapkan Job List sesuai dengan tahap pekerjaan untuk keperluan Project Manager.
Membuat laporan penutupan Proyek.
Membuat
Perencanaan
Quality
Plan,
Site
Instalation
&
Metode
Pelaksanaan
Membuat Perencanaan Shop Drawing & perhitungan konstruksi yg diperlukan
Membuat Perencanaan Schedulling
Mengadakan komunikasi dengan klien/ perencana/ pengawas dalam bidang-bidang teknis operasional.
3. Site Operation Manager
Mengadakan pengecekan transaksi-transaksi pelaksanaan Proyek
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan.
Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standart mutu yang
ditetapkan.
Mengkoordinir General Superintendent dan Superintendent melakukan pengecekan terhadap pengukuran prestasi mandor,tenaga kerja harian dll.
Mengkoordinir General Superintendent dan Superintendent utk membuat SPK ke mandor , SPP, BPB, bon penerimaan dari mandor
Meneliti dan mensahkan tagihan mandor dan sub kontraktor yang berhubungan dengan volume phisik dan harga satuan.
Membina dan melatih ketrampilan para tukang dan mandor dan menilai kemampuannya sesuai standar atau tidak.
Melaksanakan pengujian-pengujian laboratoris yang diperlukan guna meyakinkan bahwa pekerjaan sudah dilaksanakan mutu yang dikehendaki.
Membina General Superintendent dan Superintendent guna peningkatan kinerjanya dalam mendukung visi perusahaan.
4. Site Administration Manager
Pembuatan laporan keuangan / laporan kas Bank Proyek.
Ketepatan / kelengkapan pengiriman laporan-laporan ke Wilayah (kas bank transistoris, daftar hutang dan lain-lain).
Melaksanakan verifikasi pemeriksaan bukti-bukti yang akan dibayar.
Melayani tamu-tamu dari intern maupun ekstern dan tugas umum.
Mengisi data-data kepegawaian karyawan di tingkat proyek.
Menyimpan data-data kepegawaian karyawan di tingkat proyek.
Mengadakan opname kas setiap akhir bulan.
Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan.
Pembuatan laporan akuntansi proyek setiap akhir bulan.
Menyiapkan dan menyelesaikan perpajakan / retribusi.
Mengurus tagihan, koordinasi dengan urusan teknik dan selalu melaporkan perkembangan proses tagihan / termijn ke Wilayah (Kepala Bagian Administrasi atau Kepala Seksi Keuangan).
Membantu Project Manager dalam bidangnya, terutama menyangkut sumber daya manusia dan keuangan.
Menyusun konsep permintaan dana ke BOM (Board of Management) sesuai dengan Kebutuhan Pelaksanaan Pekerjaan.
Memelihara bukti-bukti kerjanya.
2.6 Pola Hubungan Kerja
Dalam suatu proyek pasti memerlukan sistem koordinasi yang efektif dan efisien antar unsur-unsur dalam proyek yang bertujuan untuk mewujudkan kelancaran dan lebih terjaminnya pelaksanaan suatu proyek. Pada proyek pembangunan Galeri Apartemen Ciumbuleuit 3 ini, setiap unsur-unsur dalam proyek bekerja sesuai dengan kedudukan, tanggung jawab, dan fungsinya masing-masing. Koordinasi yang baik akan menghasilkan suatu tim yang dapat bekerja dengan baik. Koordinasi pada proyek ini terdiri dari dua yaitu koordinasi perintah (komando) dan tanggung jawab. 2.6.1
Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana mempunyai ikatan kontrak. Kontraktor berhak memperoleh biaya dari pemilik proyek yang sesuai dengan perjanjian kontrak yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Biaya tersebut digunakan untuk melaksakan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak. Biaya dapat diberikan oleh pemilik proyek dengan sistem pembayaran sesuai dengan ketentuan yang termuat di dalam kontrak
yang
telah
ditandatangani.
Pemilik
proyek
dapat
memberikan penilaian terhadap kinerja kontraktor bahkan dapat memberhentikan
kerja
kontraktor
jika
kontraktor
tidak
melaksanakan pekerjaan yang telah disetujui didalam kontrak. 2.6.2
Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Manajemen Konstruksi
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Manajemen Konstruksi mempunyai ikatan kontrak. Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab dan wajib melaporkan kemajuan
hasil pekerjaan kepada pemberi tugas. Pemberi tugas memberi imbalan berupa fee atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh konsultan Manajemen Konstruksi. Konsultan pengawas menjadi satu bagian dalam konsultan Manajemen Konstruksi. 2.6.3
Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana mempunyai ikatan kontrak. Konsultan Perencana bertanggung jawab wajib merencanakan pekerjaan kepada pemberi tugas. Pemberi tugas memberi imbalan atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan Perencana. 2.6.4
Hubungan Kerja antara Kontraktor Pelaksana dengan Konsultan Manajemen Konstruksi
Hubungan antara Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Manajemen Konstruksi tidak mempunyai ikatan kontrak. Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Manajemen Konstruksi mempunyai ikatan langsung dengan pemilik proyek.
Konsultan Manajemen Konstruksi
mempunyai tugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan oleh Kontraktor yang kemudian dilaporkan kepada owner . Kontraktor dapat mengkonsultasikan masalah-masalah
yang timbul di lapangan dengan Konsultan Manajemen Konstruksi. 2.6.5
Hubungan Kerja antara Konsultan Manajemen Konstruksi dengan Konsultan Perencana
Hubungan antara Konsultan Manajemen Konstruksi dan Konsultan tidak terdapat hubungan kontrak yang saling mengikat, namun dalam pelaksanaannya perencana berkewajiban dan bertanggung jawab dalam memberikan penjelasan kepada konsultan manajemen konstruksi mengenai desain yang telah dirancang oleh perencana. Konsultan perencana dan konsultan Manajemen Konstruksi berkoordinasi dalam hal pengelolaan dan pengawasan jalannya proyek agar sesuai dengan rancangan konsultan perencana. Selain
itu hubungan kerja dan konsultasi dapat dilakukan jika terjadi perubahan-perubahan.
Berikut di bawah ini merupakan bagan pola hubungan kerja pada proyek pembangunan Galeri Apartemen Ciumbuleuit 3, Bandung. Pemilik Proyek
PT. Hegar Amanah Jaya Bersama
Kontraktor Utama
Konsultan Manajemen Konstruksi
PT. Wijaya Karya Gedung
PT. Gerald Dean Mandiri
Konsultan Perencana Struktur
PT. Anugerah Multicipta Karya Konsultan Perencana Arsitektur
PT. Trendrama Architect Konsultan Perencana M & E
PT. Pasada
Gambar 2.2 Sistem Hubungan Kerja Pengelola Proyek
Keterangan: : Garis komando, merupakan garis perintah dalam kaitannya dengan kontrak kerja. : Garis koordinasi, merupakan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.