BAB II
MANAJEMEN PROYEK
BAB II MANAJEMEN PROYEK
2.1
Uraian Umum Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Namun, di sisi lain proyek konstruksi teknik sipil memiliki karakteristik yang unik, membutuhkan sumber daya serta membutuhkan organisasi sehingga dalam perencanaannya diperlukan adanya rancangan dan program pembangunan tersendiri yang lebih dikenal dengan istilah manajemen proyek. Penyelenggaraan suatu proyek membutuhkan suatu organisasi yang teratur dan rapi sehingga dapat melaksanakan proyek secara keseluruhan. Tujuan adanya organisasi adalah agar pekerjaan dapat berjalan sesuai rencana dan dapat diperoleh suatu hasil kerja yang sesuai rencana dan sesuai dengan tujuan pembangunan. Keberhasilan organisasi dalam proyek konstruksi akan terlihat jika organisasi tersebut mampu mengendalikan tiga hal, yaitu mutu, waktu, dan biaya. Dalam hal ini mutu bangunan yang dihasilkan harus sesuai dengan syarat teknis yang diajukan, waktu yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan proyek harus sesuai dengan rencana, serta biaya proyek harus sesuai dengan anggaran yang telah disediakan. Dengan demikian setiap kegiatan yang dilakukan dapat berjalan secara teratur dan kontinyu menuju tujuan akhir. Menurut Jati (2002), suatu organisasi biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Ada suatu kelompok orang tertentu, 2) Ada kegiatan yang berbeda tetapi satu sama lain saling berkaitan sehingga merupakan kesatuan usaha/kegiatan, 3) Setiap kelompok memberikan sumbangan usaha/tenaga, 4) Ada pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang, koordinasi dan pengawasan, 5) Ada suatu tujuan tertentu.
2.2
Unsur-Unsur Pengelola Proyek Dalam kegiatan pembangunan proyek konstruksi terdapat suatu proses yang
mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa sebuah bangunan. Orang atau badan hukum yang berperan dan terlibat dalam proses pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
7
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
pembangunan proyek disebut sebagai unsur-unsur pelaksana pembangunan proyek. Masing-masing unsur pelaksana pembangunan proyek mempunyai tugas, kewajiban, tanggung jawab, hak dan wewenang serta dengan kepentingan yang berbeda-beda sesuai dengan kedudukan serta kegiatan yang dilakukannya. Secara umum terdapat empat unsur pelaksana atau badan hukum/organisasi yang terlibat dan berkepentingan atas terwujudnya suatu proyek pembangunan yaitu : Pemberi tugas/Pemilik
Proyek
(Owner),
Konsultan
Perencana,
Konsultan
Pengawas,
Kontraktor/Pelaksana Proyek (Contractor) begitu juga di Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon, terdapat beberapa unsur pengelola proyek seperti yang disebutkan di atas.
2.2.1 Pemberi Tugas (Owner) Menurut Ervianto (2005) pemilik proyek atau pemberi tugas adalah orang atau badan hukum yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pengguna jasa dapat berupa perseorangan, badan/lembaga pemerintah maupun swasta. Tugas dan wewenang pemberi tugas adalah sebagai berikut : 1)
Memberi tugas kepada perencana untuk membuat gambar rencana dan hitungan rencana serta menyetujui jika sudah disepakati.
2)
Membayar dan menyediakan sejumlah biaya yang diperlukan untuk terlaksananya proyek.
3)
Mempunyai wewenang terhadap proyek.
4)
Menjadi konsultan pengawas dalam mengawasi proyek secara langsung.
5)
Memonitor perkembangan proyek dan berhak memberi instruksi kepada kontraktor.
6)
Menghadiri rapat-rapat koordinasi proyek dan berhak mengklaim pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar rencana dan mutu pekerjaan. Pada Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon yang berkedudukan
sebagai pemberi tugas (Owner) adalah PT. SUNINDO GAPURAPRIMA.
2.2.2 Konsultan Perencana Menurut Ervianto (2005) konsultan perencana adalah suatu badan hukum atau perseroan mempunyai keahlian dalam bidang sipil, arsitektur, mekanikal dan elektrikal, Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
8
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
yang membuat perencanaan, lengkap dengan rencana anggaran biaya, serta memberikan saran dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu pekerjaan. Tugas dan wewenang dari Konsultan Perencana adalah sebagai berikut : 1)
Membuat gambar-gambar rencana awal detail penjelasan lengkap dengan perhitungan konstruksi.
2)
Membuat metode-metode serta detail yang akan dipakai sesuai dengan persyaratan dalam aturan konstruksi.
3)
Membuat estimasi harga bangunan yang akan digunakan oleh pemilik (Owner).
4)
Memberikan penjelasan kepada konsultan pengawas/manajemen konstruksi dan kontraktor/pelaksana tentang segala sesuatu yang kurang jelas dan meragukan untuk dilaksanakan/dikerjakan.
5)
Bertanggung jawab penuh terhadap perencanaan sehingga dapat terlaksana.
6)
Menjawab pertanyaan sehubungan dengan perencanaannya bila timbul hal-hal yang kurang jelas di lapangan. Pada Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon, konsultan perencana
dibagi menjadi beberapa bagian menurut pekerjaannya : 1) Konsultan Arsitektur Bertugas sebagai perencana bentuk dan dimensi bangunan. Dalam proyek ini adalah PT. INDOMEGAH ARCHITECT. 2) Konsultan Struktur Bertugas sebagai perencana struktur bangunan. Dalam proyek ini adalah PT. DAVYSUKAMTA & PARTNERS STRUCTURAL ENGINEERS. 3) Konsultan Mechanical Electrical (M/E) Bertugas sebagai perencana mekanikal dan elektrikal bangunan. Dalam proyek ini adalah PT. METAKOM PRANATA. 4) Konsultan Quantity Surveyor Memiliki tugas sebagai perencana dan pengendali biaya, dalam proyek ini adalah PT. REKAGRIYA MITRA BUANA.
2.2.3 Konsultan Pengawas Menurut Ervianto (2005) konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan tersebut. Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
9
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Tugas dan kewajiban konsultan pengawas adalah sebagai berikut : 1)
Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
2)
Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan.
3)
Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
4)
Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
5)
Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya pekerjaan. Pada Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon yang bertugas
sebagai konsultan pengawas adalah PT. TRIPANOTO SRI KONSULTAN.
2.2.4 Kontraktor Menurut Ervianto (2005) kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Tugas dan wewenang dari kontraktor adalah sebagai berikut : 1)
Melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan SPK dan spesifikasi.
2)
Membuat dan memberikan laporan harian tentang pengawasan dan pelaksanaan proyek, dan laporan lainnya yang menunjukkan kualitas pekerjaan kepada konsultan manajemen konstruksi.
3)
Memilih dan mempelajari terlebih dahulu gambar-gambar sebelum melaksanakan pekerjaan dan apabila terdapat kesalahan/kekeliruan dan kekurangan harus memberitahu kepada Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik (Owner). Pada Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon yang bertugas
sebagai kontraktor adalah PT. WIJAYA KARYA BANGUNAN GEDUNG.
2.3
Hubungan Kerja Pengelola Proyek Untuk menjalin hubungan kerja yang baik dan terorganisir dalam mengelola Proyek
Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon ini, setiap unsur-unsur dalam proyek bekerja sesuai dengan kedudukan, tanggung jawab, dan fungsinya masing-masing. Yang Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
10
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
dimaksud dengan hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan antar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat secara langsung suatu pembangunan konstruksi. Adapun hubungan kerja antar unsur-unsur pengelola proyek dapat dilihat pada Gambar 2.1
Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
11
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Pemilik Proyek/Pengguna Anggaran PT. Sunindo Gapuraprima
Konsultan Perencana Struktur PT. Davysukamta Partners & Structural Engineers Konsultan Arsitektur PT. Indomegah Architect Konsultan M/E PT. Metakom Pranata Konsultan QS PT. Rekagriya Mitra Buana
Konsultan Pengawas PT. Tripanoto Sri Kosultan
Kontraktor/Pelaksana Utama PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pengelola Proyek (sumber : PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung) Keterangan: : Garis komando, merupakan garis perintah dalam kaitannya dengan kontrak kerja. : Garis koordinasi, merupakan tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Pemilik proyek (owner), konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor terikat oleh kontrak, Peraturan Pemerintah dan Undang-undang yang berlaku yang harus ditaati oleh semua unsur-unsur pengelola proyek.
Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
12
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Hubungan kerja antar unsur pengelola proyek adalah sebagai berikut : 1)
Hubungan kerja antara pemilik proyek (owner) dan konsultan perencana. Pemilik proyek (owner) menyampaikan kehendaknya kepada konsultan perencana
agar direncanakan suatu bangunan yang sesuai dengan yang dikehendaki dan anggaran biaya yang disediakan. Pemilik proyek (owner) memberikan informasi tentang : a. Status tanah proyek bangunan. b. Lokasi proyek, termasuk luas tanah dan luas bangunan. c. Jenis/macam bangunan dan struktur yang digunakan. d. Anggaran biaya yang direncanakan. 2)
Hubungan kerja antara pemilik proyek (owner) dan kontraktor pelaksana. Untuk melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan, kontraktor/pelaksana utama
memerlukan anggaran biaya yang sesuai dengan besarnya nilai kontrak. Anggaran biaya pembangunan itu dapat diminta kepada pemilik proyek (owner) dengan sistem pembayaran yang telah ditentukan dan disepakati bersama dalam rencana kerja dan persyaratanpersyaratan berdasarkan atas prestasi dari pekerjaan setelah mendapat persetujuan konsultan pengawas dan konsultan QS. 3)
Hubungan kerja antara pemilik proyek (owner) dan konsultan pengawas. Konsultan pengawas yang bertugas mengawasi langsung pekerjaan di lapangan dan
bertanggung jawab kepada pemilik proyek (owner). Konsultan pengawas harus melaporkan pekerjaan yang telah dicapai di lapangan, juga mengenai persoalan-persoalan yang belum dapat diatasi oleh konsultan pengawas ataupun kontraktor pelaksana. 4)
Hubungan kerja antara konsultan perencana dan kontraktor pelaksana. Konsultan perencana menyusun rencana kerja dan syarat-syarat yang disertai
dengan gambar rencana (bestek). Dari kedua data tersebut kontaktor/pelaksana utama dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang dikehendaki oleh pemilik proyek (owner).
Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
13
BAB II
2.4
MANAJEMEN PROYEK
Struktur Organisasi Kontraktor Utama Struktur organisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama yang
melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek. Struktur organisasi ini dibuat untuk menjabarkan fungsi tugas dan tanggung jawab dari masing–masing bagian. PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung sebagai kontraktor pelaksana dalam Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon memiliki struktur organisasi seperti Gambar 2.2. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa masing-masing memiliki hubungan kerja satu sama lain di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Hubungan kerja tersebut dapat bersifat garis komando maupun garis koordinasi.
Project Manager SYAMSUL HADI, ST
QSHE SHALAHUDDIN SHULTHANY, ST.
Site Engineer AGUNG PRASETYO, ST
Keuangan BOPRIARI, SE AGUNG M., SE NIKEN, SE
ME HISAR, ST HARUN, ST BASUKI MARGI CATUR, ST
Surveyor KOESWARA WAHYU DEDY
Produksi POENGKY SUHARTO AGUNG ARIS
Komersil AGUNG P., ST FAHMI, ST BUDI ADITYA EKO WARDOYO
Engineer SHALAHUDDIN., ST
Quality Control SHALAHUDDIN, ST
Drafter LODYK, ST ITA, ST IIM, ST
Logistik PUJIANTO
K3/5R EDY CHAN
Gudang RAJAB SULIS
Storing KIKI ARIS
HANA, ST
Keterangan: : Garis Perintah dan Tanggung Jawab : Garis Koordinasi QSHE
: Quality Safety Health Environment
Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Kontraktor Utama (sumber : PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung)
Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
14
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
2.4.1 Fungsi Utama Manajer Proyek Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon adalah unit kerja pelaksana pengelola usaha yang bertindak sebagai penanggung jawab untuk secara langsung melaksanakan operasi usaha dalam mencapai laba divisi. Manajer Proyek mempunyai fungsi utama yaitu mengupayakan pencapaian laba secara efisien dan efektif serta mewakili perusahaan dalam membina hubungan yang saling menguntungkan dengan pemilik proyek dan atau pihak lain di luar perusahaan. Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon dipimpin seorang Manajer Proyek yang diangkat oleh Direksi atau Pejabat yang diberi wewenang untuk itu dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer Divisi. Manajer Proyek bertanggung jawab atas : 1) Terlaksananya pengendalian Project Scorecard. 2) Tercapainya sasaran penjualan, produksi dan laba. 3) Terlaksananya pengelolaan sumber daya proyek secara efektif dan efisien dengan berpedoman pada biaya, mutu dan waktu yang telah disepakati. 4) Terlaksananya pekerjaan konstruksi untuk menghasilkan produk bermutu dengan metode yang efisien dan efektif serta memenuhi persyaratan ikatan kerja yang telah disepakati oleh pemilik proyek dan perusahaan. 5) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan. 6) Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen Mutu WIKA (SMM ISO 8001 : 2000 series, OHSAS 18001 : 1999, 5R dan sistem manajemen mutu lainnya yang dikembangkan perusahaan).
2.4.2 Fungsi Utama Site Engineer Site Engineer mempunyai fungsi utama yaitu, merumuskan rencana kerja dan metoda kerja serta pengendalian pelaksanaan proyek. Site Engineer diangkat oleh Direksi atau Pejabat yang diberi wewenang untuk itu dan bertanggung jawab langsung kepada Project Manajer Proyek. Site Engineer bertanggung jawab atas : 1) Fungsi Engineer : a. Tersajinya rencana kerja proyek secara lengkap dan rinci, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terdapat penyimpangan dari rencana kerja. Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
15
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
b. Terselenggaranya evaluasi kesesuaian jadwal tiap paket dengan kontrak yang diserahkan oleh sub kontraktor, dengan jadwal induk/jadwal rinci beserta upaya pemutahirannya (up date) secara berkala melalui peninjauan terhadap kemajuan proyek. c. Penyelenggaran fungsi perancangan dan teknis proyek. d. Tersusunnya upaya peningkatan prestasi pekerja agar proyek selesai sesuai rencana serta meninjau penyimpangan teknis yang terjadi. e. Terselenggaranya tertib administrasi di bidang teknis. f. Terlaksnanya Sistem Manajemen Mutu WIKA (SMM 9000 series, Sistem Manajemen K3 dan PMT). g. Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan. 2) Fungsi Komersial : a. Tersajinya perumusan kondisi-kondisi kontrak kerja antara WIKA dengan sub kontraktor yang jelas dan dapat mengamankan kepentingan perusahaan. b. Tersajinya pengkajian kondisi-kondisi kontrak antara WIKA dengan pelanggan, dan mengusulkan adanya penyesuaian atas kasus-kasus rancu dan dapat menimbulkan resiko bagi perusahaan. c. Terlaksananya pengelolaan aspek kontrak atas perubahan pekerjaan. d. Terlaksananya tertib administrasi. e. Terlaksananya pengelolaan aspek kontraktual dari klaim. f. Terpeliharanya pelaksanaan rencana kerja proyek. g. Tersajinya laporan analisa kegiatan produksi dan proyeksi secara periodik. h. Terselenggaranya penyediaan proyek dalam hal rolling RAB/RKP dan laporan proyek selesai. i. Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA (SMM ISO 9001 : 2000 series, OHSAS 18001 : 1999, 5R, dan sistem manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.) j. Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
16
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
3) Fungsi Pengadaan dan Peralatan : a. Tersedianya informasi perkembangan bahan, material, dan peralatan sesuai dengan spesifikasi, penggunaan, mutu dan harga dengan syarat pembayaran yang menguntungkan proyek. b. Tersedianya informasi sub kontraktor yang dapat diandalkan baik dari segi kemampuan teknis, ekonomis dan terpecaya. c. Tersedianya informasi mengenai sumber daya alat baik dari segi spesifikasi, kondisi dan tarif sewa serta mobilisasi dan demobilisasinya. d. Tersajinya kebutuhan jumlah, spesifikasi, kondisi, pendayagunaan bahan, material, peralatan bantu serta sub kontraktor. e. Penyusunan pembelian bahan, material, pengadaan material bantu serta pemakaian sub kontraktor. f. Penyelenggaraan pembelian bahan, peralatan, dan material. g. Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA (SMM ISO 9001 : 2000 series, OHSAS 18001 : 1999, 5R, dan sistem manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.) h. Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
2.4.3 Fungsi Utama Seksi Keuangan dan Administrasi Seksi Keuangan dan Administrasi, sesuai dengan fungsi utama yaitu : mengelola fungsi Keuangan, Akuntansi, Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Manajemen Perkantoran Mutakhir, Pengelolaan Fungsi Umum dan Pergudangan lingkup proyek dalam rangka menunjang peningkatan produktifitas sumber daya manusia dan tingkat laba proyek. Seksi Keuangan dan Administrasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Keuangan dan Administrasi yang diangkat oleh Manajer Divisi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu dan bertanggung jawab langsung kepada Site Enginer Proyek. Kepala Keuangan dan Administrasi bertanggung jawab atas : 1) Terlaksananya pegelolaan keuangan proyek yang efektif dan efisien. 2) Tersajinya informasi tentang proses pencairan tagihan proyek. 3) Terlaksananya pencairan tagihan proyek. 4) Terlaksananya proses akuntansi yang tertib. 5) Terlaksananya fungsi personalia ang menjadi tanggung jawabnya. Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
17
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
6) Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA (SMM ISO 9001 : 2000 series, OHSAS 18001 : 1999, 5R, dan sistem manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.) 7) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
2.4.4 Fungsi Utama Unit Pengelolaan Konstruksi Unit Pengelolaan Konstruksi mempunyai fungsi utama yaitu, terselenggaranya pengelolaan konstruksi dan proses produksi secara efisien dan efektif di proyek. Unit Pengelolaan Konstruksi dipimpin oleh Manajer Konstruksi yang diangkat oleh Direksi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu dan bertanggung jawab langsung kepada Site Enginer Proyek. Manajer Konstruksi bertanggung jawab atas : 1) Tersusunnya laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan tentang kondisi konstruksi di lapangan. 2) Terselenggaranya produksi sesuai jadwal, spesifikasi, mutu dan biaya yang telah direncanakan. 3) Terkelolanya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja, metode kerja dan gambaran kerja, termasuk pengkoordinasian dengan seluruh sub kontraktor. 4) Terdeteksinya kemungkinan-kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang. 5) Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA (SMM ISO 9001 : 2000 series, OHSAS 18001 : 1999, 5R, dan sistem manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.) 6) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
2.4.5 Fungsi Utama Unit Pelaksana Unit Pelaksana mempunyai fungsi utama yaitu, terselenggaranya tugas pelaksanaan harian pekerjaan konstruksi sesuai dengan lingkup pekerjaan proyek. Unit Pelaksana Proyek dipimpin oleh seorang Pelaksana Utama yang diangkat oleh Manajer Divisi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu dan bertanggung jawab atas : 1) Terlaksananya rencana kerja dan pendayagunaan sumber daya rinci sesuai dengan target produksi yang telah ditetapkan. Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
18
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
2) Terkendalinya kemajuan pekerjaan di lapangan, serta melaksanakan opname pekerjaan mingguan sesuai dengan prosedur yang berlaku. 3) Terlaksananya pekerjaan tambah/kurang. 4) Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA (SMM ISO 9001 : 2000 series, OHSAS 18001 : 1999, 5R, dan sistem manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.) 5) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
2.4.6 Fungsi Utama Quality Safety Health Environment (QSHE) Unit QSHE mempunyai fungsi utama yaitu terselenggaranya tugas perencanaan dan pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) lingkup pekerjaan proyek. Unit QSHE dipimpin oleh QSHE Manager yang diangkat oleh Manajer Divisi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu dan bertanggung jawab langsung kepada Site Enginer Proyek. QSHE Manager bertanggung jawab atas : 1)
Terumusnya Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di seluruh pelaksanaan pekerjaan proyek, beserta upaya penegakan/ pelaksanaannya bagi seluruh organ proyek.
2)
Terlaksananya tertib administrasi berkaitan dengan penerapan K3.
3)
Terselenggaranya evaluasi K3 secara berkala.
4)
Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA (SMM ISO 9001 : 2000 series, OHSAS 18001 : 1999, 5R, dan sistem manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.)
5)
Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
2.4.7 Surveyor Surveyor adalah orang yang bertugas dalam hal menentukan kedalaman galian, ketebalan pemadatan tanah, dan pengukuran kelurusan dan ketinggian/elevasi suatu bangunan, penentuan lokasi as bangunan. Karena tugas-tugasnya tersebut maka seorang Surveyor haruslah orang yang teliti, karena hasil kerja seorang Surveyor sangat menentukan tegak tidaknya suatu bangunan. Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
19
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
2.4.8 Security Security adalah orang yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban didalam lingkungan proyek, mencegah keributan dan perselisihan, mengawasi dan mencatat tamutamu yang datang ke proyek selama proyek berlangsung.
2.5
Tenaga Kerja dan Waktu Kerja
2.5.1 Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor yang memegang peranan penting dan sangat menentukan dalam keberhasilan pelaksanaan suatu pembangunan proyek (Ervianto, 2005). Alokasi tenaga kerja yang baik dan benar untuk tiap jenis pekerjaan dalam proyek sangat diperlukan. Pemilihan tenaga kerja yang tepat akan melancarkan proyek, menghemat biaya proyek dan akan berpengaruh terhadap mutu dan kualitas pekerjaan. Tenaga kerja yang terlibat dalam Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon ini menggunakan sistem borongan, terdiri dari mandor, tukang, dan pembantu tukang. 1)
Mandor dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu, misalnya dapat membaca gambar-gambar konstruksi, dapat membuat hitungan-hitungan ringan dan dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan
2)
Tukang merupakan tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman serta cara kerja yang sederhana
3)
Pembantu tukang adalah tenaga kerja yang bekerja dengan mengandalkan kondisi fisik yang kuat dan sehat serta tanpa memerlukan keahlian tertentu
2.5.2 Waktu Kerja Waktu kerja pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon ditetapkan sebagai berikut : 1)
Waktu kerja dimulai dari hari Senin sampai hari Minggu dengan waktu kerja setiap harinya sembilan jam yang dimulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00
2)
Waktu istirahat selama enam puluh menit, yaitu pukul 12.00 sampai pukul 13.00
3)
Waktu kerja tambahan/lembur dihitung mulai dari pukul 19.00 sampai pukul 22.00 Hari besar adalah hari libur bagi pekerja, jika pada hari tersebut ada waktu diluar
jam kerja digunakan untuk mengejar keterlambatan kerja lapangan, makan dihitung sebagai jam lembur. Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
20
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
2.5.3 Sistem Pengupahan Tenaga Kerja Sistem pengupahan dan pembayaran gaji tenaga kerja pada Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon ini dibedakan berdasarkan status tenaga kerja adalah sebagai berikut : 1)
Tenaga Kerja Tetap Tenaga kerja yang memiliki pendidikan, pengalaman, dan keahlian, dan mendapatkan gaji bulanan dan upah lembur di luar jam kerja.
2)
Tenaga kerja kontrak/musiman Tenaga kerja yang dibutuhkan pada waktu tertentu saja dan mendapatkan gaji sesuai dengan jenis pekerjaannya dan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaiannya.
3)
Tenaga Kerja Harian Tenaga
kerja
yang
mendapatkan
upah
berdasarkan
perhitungan
presensi
kehadirannya setiap hari. Tenaga kerja harian mendapatkan upah setiap dua minggu sekali, pada hari Sabtu, sesuai dengan jumlah hari kerjanya pada dua minggu tersebut.
2.6
Sistem Manajemen Laporan Proyek Laporan proyek dibuat untuk mengetahui perkembangan segala macam kegiatan
yang ada di proyek. Adapun bentuk-bentuk laporan yang dipakai pada proyek adalah sebagai berikut (Ervianto, 2005) : 1)
Laporan Proyek Harian (Daily Report) Semua kegiatan yang terjadi di proyek dalam satu hari harus direkam secara rinci dan informatif. Hal-hal yang harus diamati dan dicatat dalam setiap hari adalah rencana prestasi yang harus diselesaikan, prestasi yang dicapai, jumlah pekerja, jenis dan jumlah peralatan yang dipakai, serta kondisi keadaan cuaca yang terjadi.
2)
Laporan Proyek Mingguan (Weekly Report) Laporan harian yang telah dikumpulkan selama satu minggu dapat diakumulasikan dan kemudian dapat dibentuk rekaman baru yang disebut laporan mingguan.
3)
Laporan Proyek Bulanan (Monthly Report) Laporan mingguan yang telah dikumpulkan selama satu bulan (empat minggu) diakumulasikan dan kemudian dapat dibentuk rekaman baru yang disebut laporan bulanan.
Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
21
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Pada Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon sistem laporan yang digunakan adalah sistem laporan proyek harian, mingguan dan bulanan. Untuk laporan bulanan akan diserahkan ke kantor pusat PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung.
Proyek Pembangunan Gedung Parkir Mall Solo Paragon
22