L aporan aporan Studi K elayaka layakan n T ambang
P T Zair muthsa
BAB 6 PENGANGKUTAN 6.1 JALAN ANGKUT Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitarnya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Jalan angkut tambang ini digunakan untuk mempermudah
kegiatan
penambangan,pra
penambangan
dan
pasca
tambang. Dilihat dari lokasi nya maka jalan angkut yang akan dibangun adalah :
5 km
1,2 km
Pit
Dumping Area 1km
Kantor perumahan
800m
Stockpile
2 km
Darat /dumptruck
CrushingPlant
150 km
Pengkapalan
GAMBAR 6.1 SKEMA JALAN ANGKUT DI TAMBANG PT ZAIRMUTHSA
VI-1 VI-1
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
Dari gambar diatas bahwa dapat dilihat jalan tambang yang diperlukan selama proses penambangan maupun pasca tambang yaitu : a. Jalan angkut tanah dari tambang ke dumping area dan sebaliknya b. Jalan angkut batubara dari tambang ke crushing plant dan sebaliknya c. Jalan angkut batubara dari crushing plant ke stockpile d. Jalan angkut di sekitar perkantoran dan perumahan e. Jalan angkut batubara ke pemasaran dengan pengkapalan f. Jalan angkut batubara dari stickpile hingga keluar area t ambang Konstruksi jalan angkut yang akan dibangun di daerah penambangan adalah dengan menggunakan material yang lebih keras agar jalan angkut tersebut dapat dilalui dan tidak licin yaitu dengan menggunakan campuran batu dan pasir atau menggunakan pasir merah yang dipadatkan Jalan angkut dalam tambang direncanakan akan dilengkapi dengan lampu penerangan jalan di salah satu sisinya, dengan interval setiap 100 m, demikian pula dengan jalan angkut batubara yang dikelola oleh perusahaan. Dengan demikian operasi pengangkutan tanah penutup dan batubara tetap dapat dilakukan pada malam hari. Untuk pengamanan kegiatan transportasi, selain digunakan lampu penerangan jalan, pada beberapa lokasi ruas jalan juga dilakukan pemasangan rambu-rambu lalu lintas, misalnya pada lokasi tanjakan, turunan, tikungan tajam, persimpangan dan lain sebagainya Seperti halnya jalan angkut di kota, jalan angkut di tambang pun harus dilengkapi penyaliran
(drainage)
yang
ukurannya
memadai.
Sistem
penyaliran harus mampu menampung air hujan pada kondisi curah hujan yang
tinggi
dan
harus
mampu
pula
mengatasi
luncuran
partikelpartikel kerikil atau tanah pelapis permukaan jalan yang terseret arus air hujan menuju penyaliran. Apabila jalan tambang melalui sungai atau parit, maka harus dibuat jembatan yang konstruksinya mengikuti persyaratan yang biasa diterapkan pada konstruksi jembatan umum di jalan kota. Parit yang dilalui jalan tambang mungkin dapat diatasi dengan pemasangan gorong-gorong
VI-2
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
(culvert), kemudian dilapisi oleh campuran tanah dan batu sampai pada ketinggian jalan yang dikehendaki. 6.1.1 Jalan angkut rom
Jalan angkut ROM (Run Of Mine) merupakan ruas jalan yang di bangun
dari bukaan tambang menuju ke
lokasi crushing plant yang
berjarak mendatar ± 1,5 km, akan tetapi ruas jalan yang harus ditempuh adalah sepanjang 5km km.jalan angkut ROM yang dibuat terdiri dari tanah merah yang dipadatkan dan dibuat dengan lebar jalan sebesar 15 km. Apabila dalam Proses Penambangan nya sudah mencapai daerah terjauh yaitu pada tahun ke 8-10, maka jalan angkut ROM akan bertambah panjang mencapai 9 km. Di unit pengolahan batubara atau crushing plant, batubara yang dihasilkan dari produksi tambang akan ditransportasikan ke tempat penyimpanan sementara batubara ROM yaitu Raw Coal Stockpile seluas 7 Ha. Selanjutnya batubara dari timbunan tersebut akan diangkut oleh wheel loader (WA 500) menuju ke penampungan awal (hopper). Produk dari Crushing Plant adalah batubara fraksi -5 cm yang juga ditimbun di area Crushing Plant (Product Stockpile) dengan luasan ± 6 Ha. Dari sinilah produk batubara hasil crushing plant itu akan dimuat oleh tersebut akan dimuat oleh wheel loader (WA 500) ke atas bak dump truck Hino M 100 untuk di angkut ke lokasi pengguna yaitu PLTU. 6.1.2. Jalan Angkut Product Coal 6.1.2.1. Jalan angkut dari CPP ke PLTU
Jalan angkut batubara dari proses Crushing plant ini dibangun dengan material tanah yang menghungkan ke Pemukiman warga sekitar nya dengan panjang jalan 20 km (lebar 30m) dan dari Lokasi Tambang menuju ke Pembangkit Listrik yang dibangun dengan material aspal sepanjang 8 km (lebar 20m). Sehingga total jalan angkut total adalah ± 10 Km .
VI-3
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
Pada desa Talang Guci ini akan dibangun daerah Pusat Listrik Tenaga Uap dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakarnya, dan batubara produk dari CPP akan ditumbun di lokasi PLTU pada lokasi penimbunan ( fine coal stockpile) seluas ± 6 km.
TABEL VI.1 RENCANA JALAN TAMBANG No.
Dari
Ke
Jarak
Kondisi
Material
Dump
(Km)
Jalan
Angkutan
Truck
1
Pit
WDA
1,2
Tanah
T.Penutup
Cat.771D
2
Pit
Pit
0,5-2,5
Tanah
T.Penutup
Cat.771D
3
Pit
CPP
6,0-16,0
Tanah
Raw Coal
Hino M 100
4
CPP
Fasilitas
3,0
Tanah
-
-
10,0
Tanah+aspal
Fine Coal
Hino M
tambang 5
CPP
PLTU
100
6.1.2.2. Jalan di sekitar Kantor dan Perumahan
Di sekitar lokasi perkantoran dan perumahan karyawan akan dibangun jalan dengan material tanah dan aspal dengan panjang totalnya 4 km dan juga termasuk ruas jalan yang menuju ke Coal Processing Plant. Jalan ini dipergunakan untuk operasi aktifitas lalulintas karyawan PT. Zairmuthsa di daerah perkantoran dan perumahan dengan kendaraankendaraan yang ringan, seperti minibus dan pick-up (4WD) dan sepeda motor.
6.1.3. Kontribusi Jalan Angkut
Kontruksi jalan angkut batubara dan tanah penutup yang akan dibangun itu dibuat sama, masing-masing direncanakan untuk mampu menerima beban total (alat angkut dan muatan) sekitar 60 ton. Kecepatan
VI-4
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
angkut rata-rata 20-50 km/jam, kelandaian memanjang direncanakan maksimum 7%, sedangkan kelandaian melintang direncanakan 5 %. Kelandaian
memanjang
minimum
ditentukan
berdasarkan
ada
tidaknya lereng di kanan-kiri jalan tidaka ada lereng maka kelandaian memanjang minimum boleh sama dengan nol; apabila di kana-kiri jalan ada lereng maka kelandaian memanjang minimumnya adalah 0,3-0,5% untu memungkinkan air dapat mengalir. Lebar saluran air di kanan dan di kiri jalan dibuat antara 0,7-1,0 meter, dengan kedalaman sekitar 0,5-0,6 meter.
TABEL VI.2 KONDISI PERLAPISAN JALAN SESUAI DENGAN KONDISINYA
KONDISI JALAN DENGAN SUB BASE TANAH LUNAK JENIS PERLAPISAN
DESKRIPSI
TEBAL (CM)
Sirtu
35 – 50
Pasir Urug
50
Subgrade (tanah lunak)
-
KONDISI JALAN DENGAN SUB BASE TANAH KERAS JENIS PERLAPISAN
DESKRIPSI
TEBAL (CM)
Sirtu
35
Pasir Urug
15
Subgrade (tanah keras)
-
KONDISI JALAN DENGAN SUB BASE TANAH LEMPUNGAN JENIS PERLAPISAN
DESKRIPSI
TEBAL (CM)
Sirtu
35
Pasir Urug
15
Crushed Stone
20 – 30
Subgrade (tanah lempung)
-
VI-5
Laporan Studi Kelayakan Tambang
Kelandaian
memanjang
PT Zair muthsa
minimum
ditentukan
berdasarkan
ada
tidaknya lereng di kanan-kiri jalan tidaka ada lereng maka kelandaian memanjang minimum boleh sama dengan nol; apabila di kana-kiri jalan ada lereng maka kelandaian memanjang minimumnya adalah 0,3-0,5% untuk memungkinkan air dapat mengalir. Lebar saluran air di kanan dan di kiri jalan dibuat antara 0,7-1,0 meter, dengan kedalaman sekitar 0,5-0,6 meter.
TABEL VI.3 HUBUNGAN KECEPATAN KENDARAAN DENGAN KELANDAIAN MEMANJANG MAKSIMUM
KECEPATAN KENDARAAN
KELANDAIAN MAKSIMUM (%)
(KM/JAM) > 110
5
50 - 110
6 – 7
<50
8
D < 150 m
g max + 1
Volume rendah
G max + 2
d = jarak kelandaian memanjang dalam arah horizontal (terpendek)
6.2 Bangunan Unit Pengolahan Batubara
Bangunan Unit Pengolahan Batubara yang akan di bangun PT. JAYA COAL ini terdiri dari tempat penimbunan batubara Produk tambang ,kantor Pengolahan dan Temapat Penimbunan Terakhir.
6.2.1. Tempat Penimbunan Batubara Produk Tambang
Bangunan Tempat penimbunan Batubara produk tambang di bangun dengan lahan seluas 250 m x 250 m
dimana pada bagian dasar nya di
lapisi oleh batubara dengan kadar rendah (bedding Coal) setebal 0,5 m untuk mengantisipasi agar batubara yang diproduksi dari tambang tidak tercemar oleh laposan tanah atau pun lumpur. Lahan tempat Penimbunan ini di perisapkan untuk laju produksi selama 2 minggu kedepan atau sekitar
VI-6
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
200.000 ton sehingga tinggi timbunan batubara rata-rata adalah sebesar 12 m. 6.2.2 Kantor Pengolahan
Bangunan kantor pengolahan merupakan salah satu bagian dari infrastruktur tambang yang dibuat untuk menunjang produksi tambang terutama dalam hal kontrol kualitas batubara. Bangunan ini akan dilengkapi dengan laboratorium batubara skala kecil. Kantor pengolahan akan terdiri dari 6 buah ruangan, sedangkan laboratorium terdiri dari 2 buah ruangan, selanjutnya disediakan pula fasilitas kamar mandi, kamar kecil dan ruang ibadah. Total kebutuhan lahan seluas 300 m 2. Kontruksi bangunan kantor ini dibuat dari kayu dengan atap asbes. Beberapa fasilitas lain disediakan pada bangunan ini antara lain : a.
Fasilitas jaringan listrik
b.
Fasilitas jaringan air
c.
Fasilitas jaringan komunikasi (internal menggunakan intercom, eksternal menggunakan komunikasi radio frekuensi)
d.
Fasilitas jaringan komputer LAN
e.
Fasilitas Administrasi
6.2.3. Crushing Plant
Bangunan crushing plant terdiri dari ruangan yang berisi rangkaian mesin-mesin dan sarana penunjangnya seperti hopper, grizzly feeder, primary crusher, belt conveyor, vibrating screen, secondary crusher dan stacking conveyor. Batubara yang berasal dari hopper mengalami proses sampai ke stacking conveyor dimana pada ujung conveyor tersebut, batubara produk yang berukuran -5 cm akan ditransportasikan
ke tempat
penimbunan batubara yang disebut product coal stockpile atau fine coal stockpile. Luas lahan yang diperlukan untuk bangunan crushing plant adalah sebesar 100 x 100 m 2.
6.2.4. Tempat Penimbunan Batubara Produk Crushing Plant
VI-7
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
Bangunan ini terdiri dari lahan seluas 200 m x 200 m yang dasarnya dilapisi oleh batubara kadar rendah (bedding coal) setebal 0,5 m untuk mengantisipasi agar batubara dari crushing plant tidak tercemar oleh tanah dan lumpur. Lahan penimbunan dipersiapkan untuk laju produksi selama 2 minggu atau sebesar 200.000 ton sehingga tinggi timbunan batubara ratarata adalah sebesar 12 m. Di lokasi penimbunan batubara produk dari crushing plantini akan di muat dengan menggunakan wheel Loader yang akan dimuat keatas dump truck yang akan mengangkut batubara sedangkan untuk transportasi pengkapalan digunakan belt conveyor yang akan mentransport batubara dari crushing plant ke tongkang. Total luas lahan untuk tempat penimbunan batubara, kantor pengolahan, unit pengolahan, jalan akses dan ruang terbuka adalah sebesar 200.000 m 2 atau 20 Ha.
6.3 Bangunan Kantor dan Perumahan Karyawan 6.3.1. Bangunan Kantor Tambang
Selain
infrastruktur
yang
sangat
menunjang
dalam
proses
penambangan, baik itu infrastruktur berupa jalan ,bangunan pengolahan dan lainnya, bangunan kantor dan perumahan juga merupakan infrastruktur yang penting dalam keberlangsungan aktifatas karyawan. Kebutuhan lahan untuk masing-masing bangunan kantor adalah sebesar 120 m 2, sehingga luas keseluruhan yang dibutuhkan adalah sekitar 500 m 2. Konstruksi bangunan kantor ini dibuat dari kayu dengan atap asbes. Beberapa fasilitas yang disediakan pada setiap bangunan kantor antara lain adalah : a.
Fasilitas jaringan listrik
b.
Fasilitas jaringan air
c.
Fasilitas jaringan komunikasi
d.
Fasilitas jaringan komputer LAN
e.
Fasilitas administrasi
6.3.2. Bangunan Perumahan Karyawan
VI-8
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
Untuk pemukiman karyawan maka perusahaan akan membangun fasilitas pemukiman yang terdiri dari : 1. Perumahan Karyawan Biasa Fasilitas perumahan ini diperuntukan bagi karyawan tetap setingkat kepala bagian, yang belum berkeluarga. Bangunan perumahan ini akan dibangun sebanyak 8 unit masing-masing mempunyai luas 6 x 30 m2. 2. Perumahan Karyawan Staf : Fasilitas perumahan ini diperuntukan bagi karyawan tetap perusahaan setingkat kepala divisi dan manajer yang belum atau tel ah berkeluarga. Bangunan perumahan ini dibangun sebanyak 5 unit yang masing-masing berukuran sekitar 26,5 x 12 m 2.
6.3.3. Bangunan Masjid
Selain bangunan perumahan karyawan perusahaan di bangun pula Bangunan masjid selain sebagai fasilitas untuk beribadah karyawan yang beragama islam yang akan menunaikan ibadahnya, tapi juga terbuka untuk warga sekitar yang akan memanfaatkannya sebagai tempat ibadah. Bangunan masjid yang akan dibangun adalah berukuran 12 x 10 m 2, terdiri dari ruang sembahyang, ruang penjaga dan ruang serbaguna. Kebutuhan lahan untuk masjid diperkirakan sekitar 120 m 2.
6.3.4. Bangunan Pos Keamanan
Bangunan pos keamanan akan dibangun di setiap lokasi yang strategis yang membutuhkan pengamanan, seperti misalnya pintu masuk daerah tambang, perkantoran, perumahan, unit preparasi batubara dan stockpile. Setiap bangunan pos keamanan mempunyai luas 4 x 4 m 2 terdiri dari ruang jaga dan ruang peralatan atau perlengkapan. Kebutuhan lahan untuk bangunan pos keamanan diperkirakan sekitar 16 m 2, sehingga luas lahan keseluruhan yang dibutuhkan untuk 8 unit pos keamanan dengan jalur hijau adalah sebesar 98 m2.
VI-9
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
6.4 Bangunan Utilitas Energi/Listrik dan Air 6.4.1. Stasiun BBM
Untuk mencukupi bahan bakar operasi penambangan baik berupa solar maupun bensin maka perlu dibangun stasiun bahan bakar dengan tujuan untuk mengontrol pendistribusian ataupun pemakaian bahan bakar oleh peralatan utama maupun peralatan pendukung operasi pertambangan. Persediaan bahan bakar ini disimpan pada empat tangki bahan bakar yang masing-masing mempunyai kapasitas 16.000 liter. Untuk menjaga keamanan tangki bahan bakar, maka tangki tersebut diletakkan di atas balok kayu, sehinga tidak langsung menyentuh tanah. Juga disekeliling tangki dibuatkan saluran air untuk menjaga agar tangki tersebut senantiasa bebas dari rendaman air yang dapat menimbulkan korosi. Untuk memudahkan pengawasan dalam pendistribusian bahan bakar,maka perlu dibangun kantor pelayanan bahan bakar di kawasan stasiun bahan bakar ini yang letaknya dekat dengan pompa bahan bakar. Kantor ini berukuran 2,7 x 2,7 m 2 sedangkan kawasan stasiun bahan bakar keseluruhan akan membutuhkan lahan seluas 20 x 15 m 2.
6.4.2. Instalasi Listrik
Bangunan stasiun pembangkit tenaga listrik direncanakan untuk penempatan generator-generator pembangkit listrik yang digerakkan dengan bahan bakar, sehingga dapat membangkitkan energi listrik yang dibutuhkan untuk berbagai kepentingan operasi penambangan. Untuk menunjang kelancaran distribusi tenaga listrik tersebut maka harus disediakan generator sebagai pembangkit tenaga listrik sebanyak 3 unit masing-masing di lokasi tambang, lokasi crushing plant , dan lokasi kantor atau perumahan.
VI-10
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
TABEL VI.4 PENYEDIAAN ENERGI LISTRIK DAN STASIUN PEMBANGKIT LISTRIK
LOKASI
FUNGSI
DAYA
KEBUTUHAN
(WATT)
KUANTITAS
TOTAL (WATT)
Bangunan
Penerangan Ruangan
50
500
25.000
Kantor dan
Penerangan Halaman
25
250
6.250
Perumahan
Jaringan Komunikasi
500
2
1.000
Jaringan Komputer
500
10
5.000
Alat-alat Elektronik
300
20
6.000
Bengkel
Penerangan Ruangan
50
250
12.500
Tambang
Penerangan Halaman
25
100
2.500
Jaringan Komunikasi
500
1
500
Peralatan Bengkel
1000
10
10.000
Listrik Gudang
Penerangan Ruangan
50
250
12.500
Tambang
Penerangan Halaman
100
100
10.000
Jaringan Komunikasi
500
1
500
Stasiun
Daya Penggerak
0,1 – 4,0
14
10.500
Pompa
Pompa Air
Genset I
-
-
-
102.250
Crushing
CPP dan penerangan
-
-
250.000
Genset II
-
-
-
250.000
Dasar
Penirisan Tambang
63.000
2
126.000
Lampu
Penerangan Jalan
500
75
37.500
Tambang
Penerangan di Pit
3000
20
60.000
Stockpile
Penerangan Halaman
100
100
10.000
-
-
-
233.500
Plant
Tambang
tbg. Genset III
VI-11
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
TOTAL
-
385.750
6.4.3. Instalasi Air 1. Stasiun Pompa Air Bersih :
Stasiun pompa air direncanakan dengan tujuan untuk mensuplai kebutuhan air bersih dan mandi yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari termasuk unyuk minum, masak, mandi, cuci, dan lain sebagainya. Stasiun pompa air ini harus dapat menyediakan air bersih dan sehat yang memenuhi standar kualitas kesehatan, baik secara fisik maupun secara kimiawi. Penyediaan air bersih diambil dari air sungai yang kondisi airnya masih bersih dan segar. TABEL VII.5 PENYEDIAAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN SEHAT
LOKASI
FUNGSI
DEBIT
TOTAL DEBIT
KEBUTUHAN
(LITER/DET)
(LITER/DET)
Perumahan
Jaringan air bersih
1,67
1,67
Karyawan
untuk perumahan
Kantor
Jaringan air bersih
1,67
1,67
Tambang
untuk kantor
Jalan
Penyiraman jalan
3,06
3,06
Bengkel dan cuci
3,06
3,06
jumlah
9,46
Allowance
2,36
Tambang Bengkel
kendaraan
(25%) Total
11,82 l/s
2. Instalasi Pengolahan Air Bersih :
Untuk lokasi tambang, sumbrr air berasal dari air sungai yang disalurkan ke saluran pengambilan air melalui pintu pengambilan. Dari sini air disedot memakai pompa menuju ke kolam pengendap.Pada saluran VI-12
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
pengambilan air sungai, dibangun juga tempat dan pintu penguras. Setelah air mengalami proses pengendapan di kolam pengendap yang berukuran (25 x 25 x 3,5) m 3 dengan menggunakan bahan-bahan pengendap seperti tawas dan batu kapur (gamping), selanjutnya air dimasukkan ke kolam reservoir berukuran (10 x 10 3) m 3, yang mempunyai kapasitas 300 m 3.Untuk distribusi air ke instalasi-instalasi yang membutuhkan, maka air reservoir akan dipompa dengan menggunakan pompa air menuju ke empat buah tangki air yang masing-masing berkapasitas 8.000 liter, yang dipasang pada ketinggian 6 m dari muka tanah atau ± 15 m dari elevasi reservoir. Dari tangki air, selanjutnya air bersih tersebut didistribusikan ke instalasiinstalasi yang memerlukan melalui pipa-pipa.
6.5 Bangunan Utilitas Mekanik 6.5.1. Bengkel Tambang
Bengkel tambang merupakan infrastruktur yang akan dipergunakan untuk merawat alat-alat berat yang memerlukan perbaikan dan perawatan. Letak bangunan ini diusahakan tidak terlalu jauh dari lokasi tambang agar alat-alat berat yang memerlukan perbaikan dapat dengan cepat diperbaiki. Bangunan ini juga dilengkapi dengan peralatan-peralatan bengkel alat berat. Luas lahan yang direncanakan untuk bengkel ini adalah : Bengkel tidak beratap
: 12 m x 25 m = 300 m 2
Bengkel beratap
: 12 m x 20 m = 240 m 2
6.5.2. Garasi Kendaraan
Garasi kendaraan digunakan untuk kendaraan-kendaraan yang dipakai untuk srana transportasi manusia, seperti kendaraan roda 4 untuk dinas serta untuk pengangkutan karyawan, termasuk kendaraan untuk pengawas lapangan (sepeda motor). Garasi kendaraan ini akan dilengkapi dengan peralatan-peralatan bengkel untuk kendaraan ringan. Konstruksi bangunan garasi akan terdiri dari kayu dengan atap asbes. Luas lahan yang dibutuhkan adalah sekitar 25 x 25 m 2.
VI-13
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
6.5.3. Tempat Cuci Kendaraan
Bangunan ini dipergunakan untuk tempat cuci kendaraan operasional tambang dan mempunyai luas 8 x 6 m 2. Pada bangunan ini tersedia air untuk keperluan pencucian kendaraan.
6.5.4. Gudang Tambang
Bangunan ini diguanakan sebagai tempat penyimpanan semua aset perusahaan yang secara fisik memerlukan volume ruangan yang besar, antara lain suku cadang alat-alat berat, peralatan tambang, adan suku cadang kendaraan. Juga digunakan untuk menyimpan material-material lain yang dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan sipil tambang seperti pipa, rangka besi, kayu, asbes dan lain sebagainya. Untuk maksud tersebut maka diperlukan kantor pelayanan dan pengawasan gudang dengan luas sebesar 5 x 6 m2. Lokasi yang disediakan untuk lokasi tambang ini sekelilingnya harus dipagar dengan menggunakan papan kayu yang banyak tersedia di lokasi tambang. Gudang tambang ini akan dibangun di atas lahan seluas 80 x 50 m2.
6.6. Saluran Penirisan Tambang
Saluran penirisan tambang merupakan bangunan saluran yang akan dibuat untuk mengalirkan air tambang dari sumber ke pelepasannya. Sumber air tambang antara lain adalah : a.
Air yang berasal dari sumber mata air dan mengalir melalui jalur aliran sungai.
b.
Air yang berasal dari air hujan yang mengalir di sekitar daerah tambang kemudian melalui jalur aliran sungai.
c.
Air yang berasal dari tampungan air di kolam pengendap di setiap bukaan tambang. Saluran penirisan pada jalur-jalur tersebut pada akhirnya akan bertemu
di kolam pengendapan utama. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa air tambang yang akan dibuang ke jalur penirisan ini, sebelumnya telah
VI-14
Laporan Studi Kelayakan Tambang
PT Zair muthsa
mengalami proses pengendapan di kolam pengendap yang ada pada masingmasing bukaan tambang, sehingga air buangan yang keluar diharapkan tidak tercemar secara fisik maupun kimiawi.
VI-15