Bab 3
Kewenangan Lembaga-lembaga Negara Menurut UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
"Kompetensi Dasar "Indikator Pencapaian Kompetensi "
"Mengorganisasi "Membangun nilai-nilai Disiplin atas fungsi "
"nilai-nilai terkai "lembaga-lembaga Negara menurut "
"fungsi lembaga-lembaga "Undang-Undang Dasar Negara Republik "
"Negara menurut "Indonesia Tahun 1945 "
"Undang-Undang Dasar "Membangun nilai-nilai Tanggung Jawab atas "
"Negara Republik "fungsi lembaga-lembaga Negara menurut "
"Indonesia Tahun 1945 "Undang-Undang Dasar Negara Republik "
"secara adil "Indonesia Tahun 1945 "
"2.3.Mengorganisasikan "Membangun nilai-nilai Disiplin tentang "
"nilai-nilai terkait "lembaga-lembaga Negara menurut "
"fungsi lembaga-lembaga "Undang-Undang Dasar Negara Republik "
"Negara menurut "Indonesia Tahun 1945 "
"Undang-Undang Dasar "Membangun nilai-nilai Tanggung jawab "
"Negara Republik "tentang lembaga-lembaga Negara menurut "
"Indonesia Tahun 1945 "Undang-Undang Dasar Negara Republik "
" "Indonesia Tahun 1945 "
"Menganalisis kewenangan"Mengidentifikasi Suprastruktur Sistem "
"lembaga-lembaga Negara "Politik Indonesia "
"menurut Undang-Undang "Mengidentifikasi Lembaga-Lembaga Negara RI "
"Dasar Negara Republik "menurut UUD NRI Tahun 1945 "
"Indonesia Tahun 1945 "Menganalisis Impeachment dalam "
" "Ketatanegaraan RI "
" "Menganalisis Tata Kelola Pemerintahan yang "
" "Baik "
" "Menunjukan Partisipasi Warga Negara dalam "
" "Sistem Politik RI "
"Menyaji hasil analisis "4.3.1. Menyaji hasil analisis tentang "
"tentang kewenangan "kewenangan lembaga-lembaga Negara menurut "
"lembaga-lembaga Negara "Undang-Undang Dasar Negara Republik "
"menurut Undang-Undang "Indonesia Tahun 1945 . "
"Dasar Negara Republik "4.3.2. Mengkomunikasikan hasil telaah "
"Indonesia Tahun 1945 "analisis tentang kewenangan "
" "lembaga-lembaga Negara menurut "
" "Undang-Undang Dasar Negara Republik "
" "Indonesia Tahun 1945 "
C. Materi Pembelajaran Bab 3
Materi pelajaran PPKn Kelas X Bab adalah Kewenangan Lembaga-lembaga
Negara menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dengan Sub-Bab
sebagai berikut.
A. Suprastruktur dan Infrastruktur sistem politik Indonesia
B. Lembaga-lembaga Negara RI menurut UUD NRI Tahun 1945
C. Tata kelola pemerintahan yang Baik
D. Partisipasi warga negara dalam sistem politik RI
(materi-materi tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut dalam RPP
berdasarkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur).
D. Proses Pembelajaran
1. PERTEMUAN PERTAMA
Pertemuan pertama materi Bab 3 merupakan wahana dialog untuk lebih
memantapkan proses pembelajaran PPKn yang akan dilakukan berikutnya.
Pertemuan ini juga menjadi wahana untuk membangun ikatan emosional antara
guru dan peserta didik, terkait dengan kesuksesan dan kelancaran
pembelajaran materi Bab 2. Di samping itu, juga untuk memberikan penguatan
kepada peserta didik yang pada pembelajaran materi Bab 2 relatif kurang
berhasil (Remedial). Hal lain adalah bagaimana guru dapat menumbuhkan
ketertarikan peserta didik terhadap materi yang akan dibahas. Dalam
pertemuan ini guru juga dapat mengangkat isu aktual sebagai apersepsi.
a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan peserta didik dapat:
a. Membangun nilai-nilai Disiplin dan Tanggung Jawab atas fungsi lembaga-
lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
b. Mengidentifikasi Suprastruktur dan Infrastruktur Sistem Politik
Indonesia
c. Menyaji dan Mengkomunikasikan hasil analisis tentang kewenangan
lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
b. Materi Pelajaran
1. Pengertian Sistem Politik Indonesia
Sistem politik, terbentuk dari dua pengertian yaitu sistem dan
politik. Sistem adalah suatu kesatuan dari unsur-unsur pembentuknya baik
yang berupa input (masukan) ataupun output (hasil) yang terdapat dalam
lingkungan dan diantara unsur-unsur tersebut terjalin suatu hubungan yang
fungsional.
Secara etimologis kata politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis
yang berarti kota yang bersatus negara kota. Dalam bahasa Arab, istilah
politik diartikan sebagai siyasah yang berarti strategi.
Sistem politik menurut beberapa ahli, diantaranya adalah :
a. David Easton, menyatakan bahwa sistem politik merupakan seperangkat
interaksi yang diabstraksi dari seluruh perilaku sosial, melalui nilai-
nilai mana dialokasikan secara otoritatif kepada masyarakat.
b. Robert A. Dahl menyimpulkan bahwa sistem politik mencakup dua hal
yaitu: pola yang tetap dari hubungan antar manusia, kemudian melibatkan
seseuatu yang luas tentang kekuasaan, aturan dan kewenangan.
c. Rusadi Kantaprawira, berpendapat bahwa sistem politik merupakan berbagai
macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam
suatu unit dan kesatuan yang berupa negara atau masyarakat.
Dari berbagai rumusan di atas, secara umum sistem politik dapat
diartikan sebagai keseluruhan kegiatan politik di dalam negara atau
masyarakat yang mana kegiatan tersebut berupa proses alokasi nilai-nilai
dasar kepada masyarakat dan menunjukan pola hubungan yang fungsional
diantara kegiatan-kegiatan politik tersebut.
Sistem politik menyelengarakan fungsi-fungsi tertentu untuk
masyarakat. Fungsi-fungsi itu adalah membuat keputusan-keputusan kebijakan
yang mengikat alokasi dari nilai-nilai baik yang bersifat nateri maupun
non materil.
Melalui sistem politik aspirasi masyarakat (berupa tuntutan dan
dukungan) yang merupakan cerminan dari tujuan masyarakat dirumuskan dan
selanjutnya dilaksanakan oleh kebijakan-kebijakan negara tersebut.
Terdapat 4 (empat) ciri khas dari sistem politik yang membedaknnya
dengan sistem sosial lainnya, yaitu:
1. daya jangkaunya universal, meliputi semua anggota masyarakat
2. adanya kontrol yang bersifat mutlak terhadap pemakaian kekerasan fisik
3. hak membuat keputusan-keputusan yang mengikat dan diterima secara sah
4. keputusannya bersifat otoritatif, artinya mempunyai kekuatan legalitas
dan kerelaan yang besar.
2. Supra-struktur Politik Indonesia
Dalam menjalankan sistem politik dalam suatu negara diperlukan
struktur lembaga negara yang dapat menunjang jalannya pemerintahan.
Struktur politik merupakan cara untuk melembagakan hubungan antara komponen-
komponen yang membentuk bangunan politik suatu negara supaya terjadi
hubungan yang fungsional. Struktur politik suatu negara terdiri dari
kekuatan supra-struktur dan infra-struktur. Struktur politik negara
Indonesia pun terdiri dari dua kekuatan tersebut.
Supra-struktur politik diartikan sebagai mesin politik resmi di suatu
negara dan merupakan pengerak politik yang bersifat formal. Dengan kata
lain supra-struktur politik merupakan gambaran pemerintah dalam arti luas
yang terdiri dari lembaga-lembaga negara yang tugas dan peranannya di atur
dalam konstitusi negara atau peraturan perundang-undangan lainnya.
Sumber: httpwww.primaironline.comimages_content200994Gedu.bmp
Gambar 3.1: Gedung MPR/DPR merupakan gedung tempat bekerja dan
berkumpulnya wakil rakyat untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. DPR
merupakan salah satu lembaga dalam supra st ruktur politik di
Indonesia
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning, sebagai berikut.
"SINTAK "DESKRIPSI KEGIATAN "
" "Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk "
" "proses belajar mengajar; kerapian dan kebersihan ruang"
" "kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku "
" "yang diperlukan. "
" "Guru memberikan penguatan tentang aspek motivasi "
" "belajar dan sikap spiritual peserta didik berkaitan "
" "dengan sara syukur peserta didik masih dapat "
"Orientasi "melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah "
"peserta didik "(SMA) "
"pada masalah "Guru menegaskan kembali tentang topik dan tujuan "
" "pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan "
" "Guru meminta peserta didik untuk mengamati dengan "
" "membaca buku Bab 3, Sub-bab A. Suprastruktur dan "
" "Infrastruktur Politik Sistem Politik Indonesia. "
" "Guru meminta peserta didik untuk menganalisis suatu "
" "permasalahan terkait dengan Suprastruktur dan "
" "Infrastruktur Politik Sistem Politik Indonesia. "
" "Guru meminta peserta didik mencatat hal-hal yang "
" "penting dan mungkin dapat dieksplorasi pada saat "
" "proses menganalisis nanti "
"Mengorganisasi "Guru membagi peserta didik dalam 7 kelompok yang "
"peserta didik "beranggotakan 4 - 5 orang siwa. Dengan pembagian tugas"
"untuk belajar "sebagai berikut : "
" "Kelompok Ganjil "
" "(Kelompok 1, 3, 5, dan 7) "
" "Analisis tentang Permasalahan dalam Inprastruktur "
" "Politik Indonesia "
" "Kelompok Genap "
" "(Kelompok 2, 4, dan 6) "
" "Analisis tentang Permasalahan dalam Suprastruktur "
" "Politik Indonesia "
" "Guru meminta peserta didik secara kelompok mencatat "
" "pertanyaan yang ingin diketahui, dan mendorong peserta"
" "didik untuk terus menggali rasa ingin tahu dengan "
" "pertanyaan secara mendalam dalam daftar pertanyaan, "
" "terkait dengan tugas yang diberikan "
" "Guru mengamati keterampilan peserta didik secara "
" "perorangan dan kelompok dalam menyusun pertanyaan. "
" "Selama penyelidikan, peserta didik didorong untuk "
" "mengajukan pertanyaan dan mencari informasi "
" "sebanyak-banyaknya tentang tugas diberikan dengan "
" "indikator sebagai berikut : "
" "Landasan hukum "
" "Kedudukan dalam ketatanegaraan RI menurut UUD NRI "
" "Tahun 1945 "
" "Identifikasi 1 (satu) Permasalahan yang pernah "
" "dihadapi lembaga Negara tersebut "
" "Solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi "
" "tersebut "
" "Guru bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, "
" "namun peserta didik harus berusaha untuk belajar "
" "keras. "
" "Guru membantu dan membimbing peserta didik untuk "
" "mengumpulkan informasi tentang tentang tugas "
" "diberikan dengan indikator sebagai berikut : "
" "Landasan hukum "
" "Kedudukan dalam ketatanegaraan RI menurut UUD NRI "
"Membimbing "Tahun 1945 "
"penyelidikan "Identifikasi 1 (satu) Permasalahan yang pernah "
"individual dan "dihadapi lembaga Negara tersebut "
"kelompok "Solusi terkait dengan permasalahan yang dihadapi "
" "tersebut "
" "Peserta didik mengumpulkan informasi "
" "sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan "
" "mengajukan pertanyaan pada peserta didik lain dalam "
" "kelompok untuk berpikir tentang jawaban terhadap "
" "pemecahan masalah terhadap kendala-kendala yang "
" "dihadapi lembaga supra dan inpra struktur politik "
" "tersebut "
" "Guru bertindak sebagai sumber belajar bagi peserta "
" "didik dengan membei konfirmasi atas jawaban peserta "
" "didik, atau mengungkap lebih jauh penyelidikan yang "
" "telah mereka lakukan. "
"Mengembangkan "Guru membimbing peserta didik dalam kelompok untuk "
"dan menyajikan "menyusun laporan hasil kajian kelompok "
"hasil karya "Laporan tersebut dapat berupa bahan tayang "
" "(powerpoint) atau laporan tertulis. "
" "Guru membimbing setiap kelompok untuk menyajikan hasil"
" "telaah di kelas. Kegiatan penyajian dapat dilakukan "
" "setiap kelompok secara bergantian di depan kelas dan "
" "kelompok lain memberikan pertanyaan atau komentar "
" "terhadap hasil kerja dari kelompok penyaji. "
"Menganalisis "Guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi "
"dan "pemikiran dan aktivitas mereka selama proses kegiatan "
"mengevaluasi "pengumpulan informasi, proses analisis serta preses "
"proses "berlangsungnnya tugas kelompok "
"pemecahan "Guru membantu peserta didik melakukan refleksi atau "
"masalah "evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang "
" "telah mereka lakukan. "
" "Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa "
" "syukur kepada Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan "
" "kali ini telah berlangsung dengan baik dan lancar "
d. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan
observasi selama proses pembelajaran berlangsung khususnya pada saat
kegiatan kerja kelompok berlangsung. (Panduan Observasi Terlampir)
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan mengumpulkan hasil kerja
Kelompok sebagaimana tersebut dalam kegiatan pembelajaran diatas
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan
peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil kerja kelompok yang
dibuat baik secara lisan (1 s/d 2 orang yang merupakan perwakilan
kelompok) maupun secara tertulis (selain peserta didik yang
mengkomuniikasikan).
2. PERTEMUAN KEDUA
Pertemuan kedua akan membahas materi tentang Lembaga-Lembaga Negara RI
menurut UUD NRI Tahun 1945 dan Impeachment dalam Ketatanegaraan RI. Dalam
pertemuan ini guru juga dapat mengangkat isu aktual sebagai apersepsi.
a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengkomunikasikan peserta didik dapat :
a. Membangun nilai-nilai Disiplin dan Tanggung Jawab atas fungsi
lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
b. Mengidentifikasi Lembaga-Lembaga Negara RI menurut UUD NRI Tahun
1945
c. Menganalisis Impeachment dalam Ketatanegaraan RI
d. Menyaji dan Mengkomunikasikan hasil analisis tentang kewenangan
lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
b. Materi Pelajaran
Konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 mengatur keberadaan kekuatan supra-struktur politik
Indonesia dari mulai tugas, fungsi, wewenang sampai pada susunan dan
kedudukannya. Aturan dalam konstitusi ini dijabarkan oleh undang-undang.
Secara garis besar berdasarkan UUD 1945 tugas dan wewenang lembaga
negara yang merupakan kekuatan supra struktur politik di Indonesia adalah
sebagai berikut :
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
a. anggota MPR terdiri dari DPR dan DPD (pasal 2 (1) UUD 1945)
b. anggota MPR sebanyak 550 anggota DPD dan 4 X Jumlah propinsi anggota
DPD (UU No. 22 tahun 2003)
c. MPR adalah lembaga negara bukan lembaga tertinggi negara
d. Tugas dan wewenang MPR adalah berwenang mengubah dan menetapkan UUD,
melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden dan hanya dapat
memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD (pasal 3 (1,2,3) UUD 1945).
e. MPR juga memiliki hak dan kewajiban seperti diatur dalam UU No. 22
tahun 2003 tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.
2) Presiden
a. Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat dalam satu
pasangan calon (pasal 6 A(1) UUD 1945).
b. syarat menjadi Presiden lainnya diatur lebih lanjut dalam undang-
undang pasal 6 (2) UUD 1945 amandemen.
c. Kekuasaan Presiden meliputi menurut UUD 1945 amandemen adalah :
1) Membuat undang-undang bersama DPR (pasal 5 (1) dan Pasal 20)
2) Menetapkan peraturan pemeriontah (pasal 5 (2))
3) Memegang kekuasaan tertinggi atas angkatan darat, laut dan udara
(pasal 10)
4) Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain dengan persetujuan DPR (pasal 11)
5) Menyatakan keadaan bahaya (pasal 12)
6) Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan
pertimbangan DPR (pasal 13)
7) Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA
(pasal 14 (1))
8) Memberi amnesty dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(pasal 14 (2))
9) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (pasal
15)
10) Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberikan pertimbangan
dan nasehat kepada Presiden (pasal 16)
11) Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (pasal 17)
12) Mengajukan RUU APBN (pasal 23)
3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
a. Anggota DPR dipilih melalui Pemilu (pasal 19 (1) UUD 1945).
b. Anggota DPR sebanyak 550 orang (UU No. 22 tahun 2003).
c. Fungsi DPR adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi
pengawasan (pasal 20 (1) UUD 1945).
d. Hak anggota DPR adalah hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan
pendapat (pasal 20A (2) UUD 1945).
e. Hak anggota DPR hak mengajukan pertanyaan, hak menyampaikan
usul/pendapat dan hak imunitas (pasal 20A (3) UUD 1945).
4) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
a. BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (pasal 23E
(1) UUD 1945).
b. Hasil pemeriksaan BPK di serahkan kepada DPR, DPD dan DPRD (pasal 23E
(2) UUD 1945).
5) Mahkamah Agung (MA).
a. MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman
disamping sebuah Mahkamah Konstitusi di Indonesia (pasal 24 (2) UUD
1945).
b. MA membawahi peradilan di Indonesia (pasal 24 (2) UUD 1945).
c. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakan hukum dan keadilan (pasal 24 (1) UUD 1945).
6) Mahkamah Konstitusi
a. Mahkamah konstitusi memiliki kewenangan :
1) Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir UU terhadap UUD
2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh UUD.
3) Memutus pembubaran partai politik.
4) Memutus hasil perselisihan tentang Pemilu (Pasal 24C (1) UUD 1945)
5) Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran Presiden
dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (pasal 24C (2) UUD 1945).
b. Mahkamah konstitusi beranggotakan sembilan orang, 3 anggota diajukan
MA, 3 anggota diajukan DPR dan tiga anggota diajukan Presiden.
7) Komisi Yudisial (KY).
a. KY adalah lembaga mandiri yang dibentuk Presiden dengan persetujuan
DPR (pasal 24B (3) UUD 1945).
b. KY berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung serta menjaga dan
menegakan kehormatan, keluhuran martabat, dan perilaku hakim (pasal 24
(1) UUD 1945).
8) Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
a. DPD merupakan bagian keanggotan MPR yang dipilih melalui Pemilu dari
setiap propinsi.
b. DPD merupakan wakil-wakil propinsi.
c. Anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, dan selama bersidang
bertempat tinggal di Ibukota negara RI (UU No. 22 tahun 2003).
d. DPD berhak mengajukan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah dan yang berkaitan dengan daerah.
Impeachment dalam Ketatanegaraan RI
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
membawa perubahan yang signifikan terhadap eksistensi MPR. MPR tidak
lagi memiliki wewenang memilih Presiden dan Wakil Presiden. Namun demikian,
MPR masih tetap memiliki wewenang melakukan impeachment terhadap Presiden
dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya apabila yang bersangkutan
terbukti telah melakukan pelanggaran hukum.
Impeachment Presiden sering diungkapkan oleh masyarakat luas sebagai
istilah yang menunjukkan sebagai pemberhentian Presiden. Impeachment atau
pemakzulan lebih lazim dimaksudkan sebagai dakwaan untuk memberhentikan
Presiden.
Sesungguhnya, kedudukan Presiden dalam sistem pemerintahan
presidensial sangat kuat. Sistem ini dimaksudkan untuk menciptakan
pemerintahan yang stabil dalam jangka waktu tertentu. Dalam sistem ini
ditentukan masa jabatan Presiden untuk jangka waktu tertentu (Fix Term
Office Periode). Presiden dapat diberhentikan dalam jabatannya apabila ia
melakukan pelanggaran hukum yang secara tegas diatur dalam UUD Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Presiden dan Wakil Presiden dapat
diberhentikan dalam jabatannya apabila terbukti melakukan pelanggaran hukum
berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana
berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan apabila terbukti tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Sumber: www.news.detik. com
Gambar 3.2 Gedung Mahkamah Konstitusi adalah tempat masyarakat untuk
mengadukan aspirasinya dalam masalah hukum dan landasan yuridis .
Mekanisme pemberhentian Presiden diatur dalam Pasal 7B UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan ketentuan UUD ini, lembaga
negara yang diberi kewenangan untuk memberhentikan Presiden dalam masa
jabatannya adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun,
sebelum diputus oleh MPR, proses pemberhentian dimulai dengan proses
pengawasan terhadap Presiden oleh DPR. Apabila dari pengawasan itu
ditemukan adanya pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Presiden yang berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat,
perbuatan tercela serta tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden, maka
DPR dengan dukungan 2/3 (dua per tiga) jumlah suara dapat mengajukan usulan
pemberhentian kepada MPR. Namun, terlebih dahulu meminta putusan dari
Mahkamah Konstitusi tentang kesimpulan dan pendapat dari DPR. Dalam hal
Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa pendapat DPR itu tidak berdasarkan
hukum, maka proses pemberhentian Presiden menjadi gugur. Sebaliknya,
jika Mahkamah Konstitusi membenarkan pendapat DPR, maka DPR akan
meneruskannya kepada MPR untuk menjatuhkan putusannya, memberhentikan atau
tidak memberhentikan Presiden.
Dengan demikian, pemberhentian Presiden menurut UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945, harus melewati 3 (tiga) lembaga negara yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Mahkamah Konstitusi (MK), serta Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR). Ketiga lembaga ini memiliki kewenangan
berbeda. DPR melakukan penyelidikan dan mencari bukti-bukti serta
fakta yang mengukuhkan dugaan adanya pelanggaran pasal mengenai
pemberhentian Presiden oleh Presiden (yaitu Pasal 7A UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945) serta mengajukan usul pemberhentian kepada MPR.
Mahkamah Konstitusi mengkaji dari segi hukum dan landasan yuridis alasan
pemberhentian Presiden. MPR yang akan menjatuhkan vonis politik apakah
Presiden diberhentikan atau tetap memangku jabatannya.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini menggunakan Pembelajaran
dalam bentuk Presentasi Kelompok. secara umum kegiatan pembelajaran dibagi
tiga tahapan, yaitu.
"Deskripsi Kegiatan "
"Pendahuluan "
"Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar "
"mengajar dilanjutkan dengan apersepsi "
"Guru menyampaikan topik tentang "Lembaga-Lembaga Negara RI menurut UUD"
"NRI Tahun 1945 dan Impeachment dalam Ketatanegaraan RI". "
"Guru mempersiapkan pembahasan materi melalui metode diskusi. Kelompok "
"yang telah ditentukan topiknya pada pertemuan pertama (kelompok 3 agar"
"mempersiapkan kelompoknya). "
"Kegiatan Inti "
"Mengkomunikasikan "
"Presentasi Kelompok 3, topik Bab 3, Sub-Bab B. Lembaga-Lembaga Negara "
"RI menurut UUD NRI Tahun 1945 dan Sub Bab C. Impeachment dalam "
"Ketatanegaraan RI. "
"Pada saat Kelompok 3 tampil presentasi, kelompok lainnya menyimak "
"materi presentasi (mengamati). "
"Setelah presentasi selesai dipaparkan oleh Kelompok 3, kelompok lain "
"memberikan saran/masukan dan mengajukan pertanyaan terkait dengan "
"materi yang sedang dibahas (menanya). "
"Pengajuan pertanyaan dilakukan dalam bentuk termin pertanyaan (jumlah "
"termin disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia). "
"Kegiatan mengumpulkan informasi dilakukan sebelum presentasi kelompok "
"dalam bentuk penugasan mencari informasi terkait dengan materi yang "
"akan di presentasikan. "
"Kegiatan mengasosiasikan dilakukan baik oleh kelompok yang mendapat "
"tugas presentasi, juga kelompok lain dengan melakukan analisis dalam "
"kelompok pada saat menyimak jalannya presentasi guna membuat "
"pertanyaan. "
"Penutup "
"Guru menyimpulkan materi dan jalannya diskusi. "
"Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat melakukan refleksi terkait "
"dengan kasus tersebut. "
"Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan rasa syukur kepada "
"Allah SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan"
"baik dan lancar. "
d. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses
diskusi berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi.
Dalam observasi ini misalnya dilihat aktivitas dan tingkat perhatian
peserta didik pada saat diskusi berlangsung, kemampuan menyampaikan
pendapat, argumentasi/menjawab pertanyaan serta aspek kerja sama
kelompok.
2. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta didik
diminta untuk mengerjakan tugas pada Tugas Mandiri tentang Sistem
Pemerintahan Republik Indonesia
Untuk memahami lebih jauh tentang makna Sistem Pemerintahan Republik
Indonesia, silakan kalian lengkapi tabel dibawah ini.
Tabel 3.1. Sistem Pemerintahan Republik Indonesia
"No "Sistem Pemerintahan Republik Indonesia "
"1 "Landasan ".............................................."
" "Hukum "................................... "
" "Impeachment ".............................................."
" "di Indonesia".............................................."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " "............. "
"2 "Arti ".............................................."
" "Impeachment ".............................................."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " ".. "
"3 "Penjabaran "Legislatif "
" "Trias ".............................................."
" "Politika ".............................................."
" "dalam Sistem".............................................."
" "Pemerintahan".............................................."
" "RI ".............................................."
" " ". "
" " "Eksekutif "
" " ".............................................."
" " "...............................….............."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " "............................................. "
" " "Yudikatif "
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " ".............................................."
" " "... "
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan
peserta didik dalam presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan
menjawab/mempertahankan argumentasi kelompok, kemampuan dalam
memberikan masukan/saran terkait dengan materi yang sedang dibahas
(mengkomunikasikan secara lisan).
3. PERTEMUAN KETIGA
Pertemuan ketiga akan membahas materi tentang Tata Kelola Pemerintahan
Yang Baik. Dalam pertemuan ini dengan model pembelajaran problem based
learning, peserta didik melakukan analisis mengenai Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik.
a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan peserta didik dapat:
a. Membangun nilai-nilai Disiplin dan Tanggung Jawab atas fungsi
lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
b. Menganalisis Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
c. Menyaji dan Mengkomunikasikan hasil analisis tentang kewenangan
lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 .
b. Materi Pelajaran
Good Governance adalah suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan
pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administratif, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi
tumbuhnya aktivitas usaha.
Dalam tatakelola pemerintahan yang baik, terdapat 3 (tiga) unsur pokok
yang bersifat sinergis, yaitu:
1. unsur pemerintah yang dipercaya menangani administrasi negara pada
suatu periode tertentu
2. unsur swasta/wirausaha yang bergerak dalam pelayanan public
3. unsur warga masyarakat (stakeholders).
Pada prakteknya, tatakelola pemerintahan yang baik merupakan bentuk
pengelolaan negara dan masyarakat yang bersandar pada stakeholders.
Pemerintah dan mayarakat duduk bersama untuk membicarakan masalah-masalah
yang dihadapi berama dan sekaligus merencanakan bersama apa yang mau
dilakukan dan dikerjakan di masa mendatang.
Menurut Laode Ida (2002), tatakelola pemerintahan yang baik memiliki
sejumlah ciri dan karakteristik sebagai berikut:
1) Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat, terutama bekerja sama dalam pengaturan kehidupan sosial
politik dan sosio-ekonomi
2) Komunikasi, yakni adanya jaringan multi sistem (pemerintah, swasta,
dan masyarakat) yang melakukan sinergi untuk menghasilkan output yang
berkualitas
3) Proses penguatan diri sendiri (self enforcing process), dimana ada
upaya untuk mendirikan pemerintah (self governing) dalam mengatasi
kekacauan dalam kondisi lingkungan dan dinamika masyarakat yang tinggi
4) Keseimbangan kekuatan (balance of force), di mana dalam rangka
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development),
ketiga elemen yang ada menciptakan dinamika, kesatuan dalam
kompleksitas, harmoni, dan kerjasama
5) Independensi, yakni menciptakan saling ketergantungan yang dinamis
antara pemerintah, swasta, dan masyarakat melalui koordinasi dan
fasilitasi.
Dalam perkembangan selanjutnya, tata pemerintahan yang baik berkaitan
dengan struktur pemerintahan yang mencakup antara lain:
1) Hubungan antara pemerintah dengan pasar
2) Hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya
3) Hubungan antara pemerintah dengan organisasi kemasyarakatan
4) Hubungan antara pejabat-pejabat yang dipilih (politisi) dan pejabat-
pejabat yang diangkat (pejabat borokrat)
5) Hubungan antara lembaga pemerintahan daerah dengan penduduk perkotaan
dan pedesaan
6) Hubungan antara legislatif dan eksekutif
7) Hubungan pemerintah nasional dengan lembaga-lembaga internasional.
Untuk mengimplementasikan tatakelola pemerintahan yang baik diperlukan
beberapa persyaratan, yaitu:
1) Mewujudkan efisiensi dalam menajemen sektor publik, dengan antara
lain memperkenalkan teknik-teknik manajemen perusahaan di lingkungan
administrasi pemerintah negara, dan melakukan desentralisasi
administrasi pemerintah.
2) Terwujudnya akuntabilitas publik, dalam arti bahwa apa yang dilakukan
oleh pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
3) Tersedianya perangkat hukum yang memadai, yakni peraturan perundang-
undangan yang mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan yang
baik
4) Adanya sistem informasi yang menjamin akses masyarakat terhadap
berbagai kebijakan dan atau informasi yang bersumber baik dari
pemerintah maupun dari elemen swasta serta LSM
5) Adanya transparansi dalam pebuatan kebijakan dan implementasinya,
sehingga hak-hak masyarakat utuk mengetahui (rights to information)
keputusan pemerintah terjamin.
Salah satu wujud tata pemerintahan yang baik adalah adanya citra
pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan yang demokratis merupakan
landasan terciptanya tata keperintahan yang baik. Pemerintahan yang
demokratis menjalankan tata pemerintahan secara terbuka terhadap kritik dan
kontrol dari rakyat.
c. Kegiatan Pembelajaran
Secara umum kegiatan pembelajaran dibagi tiga tahapan: kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
"Deskripsi Kegiatan "
"Pendahuluan "
"Guru mempersiapkan kelas agar lebih kondusif untuk proses belajar "
"mengajar dilanjutkan dengan apersepsi dan tak kalah penting aspek "
"sikap spiritual peserta didik. "
"Guru menyampaikan topik tentang "Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik" "
"Kegiatan Inti "
"Sebelum peserta didik Menganalisis Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik,"
"guru dapat menjelaskan bagaimana Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik. "
"Guru memaparkan secara singkat tentang Tata Kelola Pemerintahan Yang "
"Baik sebagaimana tersebut diatas "
"Mengumpulkan Informasi "
"Peserta didik diberi waktu untuk membaca buku Teks Pelajaran PPKn "
"kelas X atau sumber lain (seperti website/internet/media cetak/sumber "
"lainnya) tentang Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik "
"(dalam kegiatan ini sudah terintegrasi dengan kegiatan mengamati dan "
"kegiatan menanya antarsesama peserta didik). "
"Mengasosiasikan "
"Peserta didik diberi waktu untuk menganalisis Tata Kelola Pemerintahan"
"Yang Baik yang terdapat dalam Bab 3, buku Teks Pelajaran PPKn Kelas X "
"B(Sub-bab D dengan membandingkan dari sumber lain yang relevan "
"(misalnya website/internet/sumber lainnya). "
"Peserta didik melakukkan analisis tentang Tata Kelola Pemerintahan "
"Yang Baik "
"Mengkomunikasikan "
"Secara random (1 s/d 2 orang) peserta didik dapat mengkomunikasikan "
"secara lisan hasil analisis Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik. "
"Sedangkan peserta didik yang lain mengumpulkan hasil analisis secara "
"tertulis. "
"Penutup "
"Guru menyimpulkan hasil pemaparan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik "
"dilanjutkan dengan umpan balik secara lisan kepada peserta didik "
"tentang Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik "
"Sebelum mengakhiri pelajaran, guru dapat melakukan refleksi terkait "
"dengan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik. "
"Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan syukur kepada Allah "
"SWT, Tuhan YME bahwa pertemuan kali ini telah berlangsung dengan baik "
"dan lancar. "
d. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan
observasi selama proses pembelajaran berlangsung khususnya pada saat
kegiatan kerja kelompok berlangsung. (Panduan Observasi Terlampir)
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta
didik diminta untuk mengumpulkan hasil kerja analisis tentang Tata
Kelola Pemerintahan Yang Baik
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian ini dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik
dalam mengkomunikasikan hasil analisis Tata Kelola Pemerintahan Yang
Baik (1 s/d 2 orang) maupun secara tertulis (selain peserta didik
yang mengkomuniikasikan).
4. PERTEMUAN KEEMPAT
Pertemuan ke-empat akan membahas materi tentang Partisipasi warga
negara dalam Sistem Politik Republik Indonesia
a. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan peserta didik dapat:
a. Membangun nilai-nilai Disiplin dan Tanggung Jawab atas fungsi
lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
b. Menunjukan Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik RI
c. Menyaji dan Mengkomunikasikan hasil analisis tentang kewenangan
lembaga-lembaga Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
b. Materi Pelajaran
Peran serta dalam sistem politik lazimnya disebut dengan partisipasi
politik. Partisipasi politik secara umum berarti keterlibatan
seseorang/sekelompok orang dalam suatu kegiatan politik. Menurut Verba,
partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga negara yang legal, yang
sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi seleksi pejabat-
pejabat negara dan atau tindakan-tindakan yang diambil oleh mereka
Partisipasi politik adalah kegiatan yang dilakukan oleh warga negara
baik secara individu maupun kolektif, atas dasar keinginan sendiri maupun
dorongan dari pihak lain yang tujuannya untuk mempengaruhi keputusan
politik yang akan diambil oleh pemerintah, agar keputusan tersebut
menguntungkannya.
Partisipasi politik yang baik akan terwujud dalam masyarakat politik
yang sudah mapan. Suatu komunitas masyarakat dapat disebut masyarakat
politik jika masyarakat tersebut telah memiliki ciri-ciri:
a. selalu ada kelompok yang memerintah dan diperintah
b. memiliki sistem pemerintahan tertentu yang mengatur kehidupan
masyarakat
c. memiliki lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pemerintahan
d. memilki tujuan tertentu yang mengikat seluruh masyarakat
e. memahami informasi dasar tentang siapa yang memegang kekuasaan dan
bagaimana sebuah institusi bekerja
f. dapat menerima perbedaan pendapat
g. memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap masalah-masalah yang
dihadapi bangsa
h. memiliki rasa tanggung jawab terhadap perkembangan dan keadaan negara
dan bangsanya
i. memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan perumusan
penentuan kebijakan negara, mengawasi dan mendukung pelaksanaan
kebijakan tersebut dalam berbagai bidang kehidupan
j. menyadari akan pentingnya pembelaan terhadap negara, kedaulatan,
keberadaan dan keutuhan negara
k. memahami, menyadari dan melaksanakan sikap dan perilaku yang seseuai
dengan hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat dan warga negara
l. patuh terhadap hukum dan menegakan supremasi hukum
m. membangun budaya politik yang demokratis
n. menjunjung tinggi demokrasi, hak asasi manusia, keadilan dan persamaan
o. mengawasi jalannya pemerintahan agar tertata dengan baik
p. memiliki wawasan kebangsaan, sikap dan perilaku yang mencerminkan
cinta tanah air
Partisipasi politik dapat terwujud dalam bentuk perilaku anggota
masyarakat. Contoh partisipasi dan perilaku politik yang sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku adalah :
1. Di lingkungan sekolah
Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, setiap siswa dapat
menampilkan pola perilaku politik yang mencerminkan pelaksanaan
demokrasi langsung, antara lain melalui:
1) Pemilihan ketua kelas, ketua OSIS dan ketua organisasi
ekstrakurikuler seperti Pramuka, Pecinta Alam, PMR, Paskibra dan
sebagainya.
2) Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS atau
organisasi ekstrakurikuler yang diikuti
3) Forum-forum diskusi atau musyawarah yang diselenggarakan di sekolah
2. Di lingkungan masyarakat
Perilaku politik yang merupakan cerminan dari demokrasi langsung
dapat ditampilkan warga masyarakat melalui beberapa kegiatan antara
lain:
1) Forum warga
2) Pemilihan ketua RT, RW, Kepala Desa, Ketua organisasi Masyarakat dan
sebagainya
3) Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga bagi organisasi masyarakat, koperasi, RT-RW, LMD dan
sebagainya
Warga masyarakat dapat menampilkan perilaku politiknya yang
mencerminkan pelaksanaan demokrasi tidak langsung melalui penyampaian
pendapat atau aspirasi baik secara lisan ataupun tertulis kepada
melalui lembaga perwakilan rakyat atau melalui media massa seperti
koran, majalah dan sebagainya. Agar dalam pelaksanaan perilaku politik
tersebut sesuai dengan aturan, maka harus diperhatikan berbagai
ketentuan yang berlaku, sepeti:
1) Pancasila dan UUD RI 1945
2) Peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya undang-undang
HAM, undang-undang parpai politk dan sebagainya.
3) Peraturan yang berlaku khusus di lingkungan setempat, seperti
peraturan RT-Rw, Peraturan Desa dan sebagainya.
4) Norma-norma sosial yang berlaku
3. Di lingkungan negara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perilaku politik yang dapat
kita tampilkan secara langsung diantaranya melalui kegiatan:
a. Pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan Presiden
b. Pemilihan Kepala Daerah langsung (Pilkadal)
c. Aksi demonstrasi yang tertib, damai dan santun
Sedangkan perilaku politik yang tidak langsung diwujudkan dengan
penyampaian aspirasi melalui lembaga perwakilan rakyat, partai politik,
organisasi masyarakat dan media massa. Supaya perilaku yang ditampilkan
mencerminkan perilaku politik yang seseuai aturan, maka harus menaati
ketentuan-ketentuan dalam:
a. Pancasila
b. UUD RI 1945
c. Undang-Undang seperti Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 2002 tentang
Pemilu, Undang-Undang RI Nomor 31 tentang Partai Politik, Undang-
Undang RI Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum dan sebagainya
1) Peraturan Pemerintah
2) Keputusan Presiden
3) Peraturan daerah
Berbagai bentuk partsisipasi dan perilaku politik diatas merupakan
peran serta aktif dalam pelaksanaan sistem politik di indonesia. Peran
aktif warga negara juga dapat dilakukan dalam berbagai aspek lainnya
seperti dalam bidang politik, hukum, ekonomi dan sosial budaya.
Partisipasi warga negara dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara pada gilirannya dapat memperkuat sistem politik bangsa
Indonesia secara keseluruhan.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini menggunakan Model Discovery
Learning berikut.
"SINTAK "DESKRIPSI KEGIATAN "
"Stimulation "Setiap warga negara wajib berpartisipasi aktif "
"(Stimulasi/Pemberia"dalam sistem politik di Indonesia. Sebaliknya "
"n Rangsangan) "masih banyak warga negara yang bersifat apolitis "
" "dalam sistem politik di Indonesia "
"Problem Statemen "Peserta didik diminta mengemukakan sebanyak "
"(Pertanyaan/Identif"mungkin contoh-contoh kasus apolitis (tidak "
"ikasi Masalah) "adanya partisipasi warga negara di bidang politik)"
" "yang dilakukkan warga negara. Kemudian dari "
" "kasus-kasus itu dipilih salah satu dan dirumuskan "
" "dalam bentuk hipotesis atau jawaban sementara atas"
" "pertanyaan masalah yang disampaikan. "
" "Misal: Golongan Putih (Golput) dalam pemilihan "
" "umum disebabkan karena masyarakat kurang percaya "
" "terhadap hasil pemilihan umum. "
"Data Collection "Peserta didik secara individu ditugaskan untuk "
"(Pengumpulan Data) "mencermati kasus-kasus Apolitis (tidak adanya "
" "partisipasi warga negara di bidang politik) yang "
" "dapat ditemukan dalam kenyataan di masyarakat. "
" "Penemuan kasus-kasus apolitis (tidak adanya "
" "partisipasi warga negara di bidang politik) yang "
" "dilakukkan warga negara itu kemudian "
" "dipertentangkan dengan hak dan kewajiban warga "
" "negara di bidang politik yang seharusnya. Contoh "
" "pertentangan itu: "
" "Kenyataan: Di sekitar masih terdapat warga negara "
" "tidak memiliki hak pilih dalam pemilihan unum. "
" "Seharusnya: Setiap warga negara memiliki hak pilih"
" "yang sama dengan warga negara lain dalan pemilihan"
" "umum. "
" "Kenyataan: Di sekitar masih banyak warga negara "
" "yang tidak membayar pajak. Seharusnya: Setiap "
" "warga negara wajib membayar pajak. "
" "Menugaskan peserta didik melakukan diskusi "
" "kelompok untuk merumuskan contoh-contoh kasus "
" "apolitis (tidak adanya partisipasi warga negara di"
" "bidang politik) yang dilakukkan warga negara yang "
" "nyata dengan yang seharusnya. Dari diskusi itu "
" "peserta didik diharapkan dapat merumuskan "
" "pertanyaan sebagai berikut: "
" "Siapakah atau dari kalangan warga negara manakah "
" "yang tidak berpartisipasi dalam sistem politik di "
" "Indonesia, khususnya dalam pemilihan umum ? "
" "Apakah yang menyebabkan seorang warga negara "
" "bersifat apolitis dalam sistem politik di "
" "Indonesia ? "
" "Setelah diskusi kelompok selanjutnya peserta didik"
" "secara individual ditugaskan membuat jawaban "
" "sementara (hipotesis) atas pertanyaan yang telah "
" "dirumuskan dalam diskusi kelompok. Hipotesis yang "
" "diharapkan dibuat peserta didik misalnya: "
" "Warga negara yang tidak berpartisipasi aktip dalam"
" "sistem politik "apolitis" di Indonesia, khususnya "
" "dalam pemilihan umum adalah warga negara yang "
" "berasal dari kelompok masyarakat menengah yang "
" "lebih menyukai status quo. "
" "Yang menyebabkan seorang warga negara bersifat "
" "apolitis dalam sistem politik di Indonesia, "
" "diantaranya karena masyarakat kurang percaya "
" "terhadap hasil pemilihan umum "
" "Peserta didik ditugaskan melakukan wawancara "
" "kepada peserta didik lain untuk mencari jawaban "
" "atas pertanyaan dan hipotesis yang telah dibuat. "
" "Pertanyaan yang diharapkan misalnya: Apakah anda "
" "pernah menemukan warga negara yang tidak "
" "berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum ? Jika "
" "ada, menurut anda apa faktor-faktor penyebab warga"
" "negara tersebut tidak ikut memilih (golput) dalam "
" "pemilu ? Bagaimana sikap anda terhadap warga "
" "negara yang bersikap seperti itu? "
"Data Processing "Peserta didik ditugaskan merumuskan hasil "
"(Pengolahan Data) "wawancara secara kelompok dengan format sebagai "
" "berikut: "
" "Kasus "
" "Faktor Penyebab "
" "Akibat "
" " "
" " "
" " "
" " "
" " "
" " "
" " "
" " "
" " "
" " "
" " "
" " "
" " "
"Verification "Peserta didik secara kelompok membuat kesimpulan "
"(Pembuktian) "tentang : Sikap Apolitis (tidak adanya partisipasi"
" "warga negara di bidang politik) warga negara dalam"
" "sistem politik di Indonesia. Peserta didik "
" "diharapkan dapat membuat kesimpulan, misal: Data "
" "yang dikumpulkan dari wawancara ternyata mendukung"
" "hipotesis. "
" "Secara individual menugaskan masing-masing peserta"
" "didik untuk mencocokkan hipotesisnya dengan "
" "kesimpulkan yang berhasil dirumuskan. "
"Generalization "Peserta didik secara kelompok merumuskan "
"(Menarik Kesimpulan"kesimpulan akhir seperti: "
"/Generalisasi) "Seluruh warga negara seharusnya berpartisipasi "
" "aktif dalam sistem politik di Indonesia, khususnya"
" "dalam pemilihan umum (ikut memilih dan tidak "
" "bersifat apatis atau golput). "
" "Warga negara yang tidak ikut berpartisipasi aktif "
" "(golput) dalam sistem politik di Indonesia, "
" "khususnya dalam pemilihan umum tidak boleh "
" "menduduki jabatan sebagai aparatur pemerintahan "
" "(PNS) atau menuntut haknya kepada negara "
d. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan dengan
observasi selama proses pembelajaran berlangsung khususnya pada saat
kegiatan kerja kelompok berlangsung. (Panduan Observasi Terlampir)
2. Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dalam bentuk penugasan, peserta
didik diminta untuk mengumpulkan hasil kerja kelompok sebagaimana
tersebut diatas (hasil analisis discovery)
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan
peserta didik dalam bentuk Fortopolio hasil kerja kelompok (hasil
analisisn discovery)
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !
1. Perhatikan data berikut :
1. Menetapkan Undang-Undang Dasar dan mengubah Undang-Undang Dasar,
2. Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara,
3. Memilih Presiden dan Wakil Presiden,
4. Menetapkan Undang-Undang Dasar dan/ Perubahan UUD,
5. Melantik Presiden dan Wakil Presiden,
6. Memberhentikan Presiden dan/ Wakil Presiden, serta
Berdasarkan data diatas yang merupakan kewenangan Majelis Permusyawaratan
Rakyat setelah diadakannya Perubahan UUD 1945 ditandai oleh nomor ...
a. Nomor 1, 2, dan 3
b. Nomor 3, 4, dan 5
c. Nomor 2, 4, dan 6
d. Nomor 3, 4, dan 6
e. Nomor 4, 5, dan 6
2. Perhatikan data di bawah ini !
1. Lembaga swadaya masyarakat
2. Dewan Perwakilan Rakyat
3. Dewan Perwakilan Daerah
4. Komisi Pemberantasan Korupsi
5. presiden dan Wakil Presiden
6. Mahkamah Konstitusi
Dari data tersebut di atas yang merupakan lembaga suprastruktur dalam
sistim politik Indonesia adalah….
a. 1, 2, 3 dan 4
b. 1, 3, 4 dan 5
c. 1, 3, 5 dan 6
d. 2, 3, 5 dan 6
e. 3, 4, 5 dan 6
3. Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Ketentuan
pasal tersebut menunjukkan bahwa Presiden Republik Indonesia bertanggung
jawab atas kegiatan pengelolaan keuangan negara yang dilakukan untuk
mencapai tujuan Negara, hal tersebut dengan UU no. 17 tahun 2003, ….
a. Pasal 1 ayat 6
b. Pasal 2 ayat 6
c. Pasal 5 ayat 1
d. Pasal 6 ayat 1
e. Pasal 6 ayat 2
4. Lembaga yang wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden diduga, telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, dan tindak pidana
berat lainnya, adalah…
a. Mahkamah Agung
b. Mahkamah Konstitusi
c. Dewan Perwakilan Rakyat
d. Dewan Perwakilan Daerah
e. Badan Pengawas Keuangan
5. Keberadaan lembaga-lembaga negara di Indonesia begitu dinamis. Hal
tersebut merupakan dampak langsung dari mekanisme pengelolaan kekuasaan
negara yang bersifat dinamis pula, setelah Reformasi lembaga yang tidak
ada dalam struktur kelembagaan Negara adalah…
a. Mahkamah Agung
b. Dewan Perwakilan Rakyat
c. Dewan Perwakilan Daerah
d. Dewan Pertimbangan Agung
e. Badan Pengawas Keuangan
6. Pada saat ini terdapat berbagai lembaga penegak hokum seperti Mahkamah
Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, Kepolisian, Kejaksaan, dan
Komisi Pemberantasan Korupsi. Akan tetapi kasus-kasus pelanggaran hukum
masih saja terjadi, bahkan cederung meningkat. Yang menjadi factor
penyebabnya sebagai berikut …kecuali ….
a. Disiplin masyarakat rendah
b. Kurang tegasnya penegak hukum
c. Rendahnya kesadaran hukum masyarakat
d. Banyak liputan media masa tentang kejahatan
e. Kurangnya contoh dan keteladan dari para pemimpin
7. Peran serta masyarakat dalam sistim politik Indonesia dalam dilakukan
dalam berbagai aktivitas, sesuai UU No. 9 tahun 1998 sebuah produk hukum
yang dikeluarkan awal reformasi di Indonesia di dalamnya terdapat bentuk-
bentuk dan Tata cara menyampaikan pendapat di muka umum, di bawah ini
yang tidak sesuai dengan UU tersebut adalah.…
a. Rapat Umum
b. Mimbar Bebas
c. Arak-arakan
d. Unjuk Rasa
e. Pawai
8. Negara demokrasi (Negara yang berkedaulatan rakyat) menjamin hak-hak
warga Negara serta memberikan kebebasan kepada warga untuk berpendapat
dan berpartisipasi dalam penyelenggaraan bernegara. Namun, berdasar
pengalaman seringkali terjadi demonstrasi yang berakhir ricuh,
pertentangan pendapat yang tajam, dan bahkan mudah terjadi tawuran karena
perbedaan. Kebebasan mengemukakan pendapat di Indonesia terdapat
dalam....
a. Pancasila
b. UUD NRI Tahun 1945
c. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
d. Pasal 28 E ayat (3) UUD NRI Tahun 1945
e. Pasal 30 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
9. Setiap warga negara Indonesia memperoleh kesempatan yang sama untuk
menduduki jabatan dalam pemerintahan. Bahkan, pekerja seni atau artis
lomba-lomba untuk berpartisipasi dalam memperebutkan kursi di
pemerintahan. Hal tersebut mengindikasikan salah satu ciri negara yang
menganut sistem demokrasi, yaitu.....
a. Adanya pemilu berkala
b. Adanya supermasi hukum
c. Adanya akuntabilitas politik
d. Bebas berpendapat, berserikat dan berkumpul
e. Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan
10. Bagi bangsa Indonesia, pilihan yang tepat dalam menerapkan paham
demokrasi adalah dengan menerapkan Demokrasi Pancasila. Paham Demokrasi
Pnacasila sesuai dnegan keribadian bangsa yang digai dari tata nilai
sosial budaya sendiri. Hal ini telah dipraktikkan secara turun temurun
jauh sebelum Indonesia merdeka. Kenyataan ini dapat kita lihat pada
masyarakat desa yang menerapkan.....
a. Voting
b. Kerja sama
c. Sikap individual
d. Musyawarah mufakat
e. Sikap senasib sepenanggungan
B. Uraian
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas !
1. sistem politik dapat diartikan sebagai keseluruhan kegiatan politik di
dalam negara atau masyarakat yang mana kegiatan tersebut berupa proses
alokasi nilai-nilai dasar kepada masyarakat. Jelaskan pengertian sistem
politik menurut pendapat para ahli !
2. Pada dasarnya organisasi-organisasi yang tidak termasuk dalam birokrasi
pemerintahan merupakan kekuatan infra-struktur politik. Jelaskan apa
yang dimaksud partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan,
dan media komunikasi politik.
3. Sesungguhnya, kedudukan Presiden dalam sistem pemerintahan presidensial
sangat kuat, namun dalam perjalanannya presiden dapat di impeach oleh
lembaga Negara lainnya dan ekanisme tersebut diatur dalam Pasal 7B UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Uraikan proses Impeacment dalam
ketatanegaraan RI !
4. Pada prakteknya, tatakelola pemerintahan yang baik merupakan bentuk
pengelolaan negara dan masyarakat yang bersandar pada stakeholders.
Sebutkan 5 (lima) ciri dan karakteristik Tatakelola pemerintahan yang
baik !
5. Partisipasi politik dapat terwujud dalam bentuk perilaku anggota
masyarakat yang berlandaskan pada nilai dan norma yang berlaku. Jelaskan
bentuk perilaku dan partisipasi politik yang dapat dilakukan oleh kita
sebagai warga negara!
C. Kunci Jawaban
1. Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda
"No Soal "Kunci Jawaban "No Soal "Kunci Jawaban "
"1 "E "6 "D "
"2 "D "7 "C "
"3 "D "8 "D "
"4 "B "9 "D "
"5 "D "10 "D "
2. Kunci Jawaban Soal uraian
"No "Jawaban "Skor "
"1 "Pengertian Sistem dan politik menurut para ahli, "4 "
" "diantaranya adalah : " "
" "David Easton, menyatakan bahwa sistem politik merupakan " "
" "seperangkat interaksi yang diabstraksi dari seluruh " "
" "perilaku sosial, melalui nilai-nilai mana dialokasikan " "
" "secara otoritatif kepada masyarakat. " "
" "Robert A. Dahl menyimpulkan bahwa sistem politik " "
" "mencakup dua hal yaitu: pola yang tetap dari hubungan " "
" "antar manusia, kemudian melibatkan seseuatu yang luas " "
" "tentang kekuasaan, aturan dan kewenangan. " "
" "Jack C. Plano, mengartikan sistem politik sebagai pola " "
" "hubungan masyarakat yang dibentuk berdasarkan " "
" "keputusan-keputusan yang sah dan dilaksanakan dalam " "
" "masyarakat tersebut. " "
" "Rusadi Kantaprawira, berpendapat bahwa sistem politik " "
" "merupakan berbagai macam kegiatan dan proses dari " "
" "struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit dan " "
" "kesatuan yang berupa negara atau masyarakat. " "
"2 "Partai Politik, yaitu organisasi politik yang dibentuk "4 "
" "oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara " "
" "sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita " "
" "untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, " "
" "bangsa, dan negara melalui pemilihan umum. Pendirian " "
" "partai politik biasanya didorong oleh adanya persamaan " "
" "kepentingan, persamaan cita-ita politik dan persamaan " "
" "keyakinan keagamaan. " "
" "Kelompok Kepentingan (interest group), yaitu kelompok " "
" "yang mempunyai kepentingan terhadap kebijakan politik " "
" "negara. Kelompok kepentingan menghimpun atau mengeluarkan" "
" "dana dan tenaganya untuk melaksanakan tindakan politik " "
" "yang biasanya berada di luar tugas partai politik. " "
" "Seringkali kelompok ini bergandengan erat dengan salah " "
" "satu partai politik, atau adanya bersifat independen " "
" "(mandiri). Contoh dari kelompok kepentingan serikat " "
" "dagang, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), serikat buruh " "
" "dan sebagainya. " "
" "Kelompok Penekan (pressure group), yaitu kelompok yang " "
" "bertujuan mengupayakan atau memperjuangkan keputusan " "
" "politik yang berupa undang-undang atau kebijakan publik " "
" "yang dikeluarkan pemerintah sesuai dengan kepentingan dan" "
" "keinginan kelompok mereka. Kelompok ini biasanya tampil " "
" "ke depan dengan berbagai cara untuk menciptakan pendapat " "
" "umum yang mendukung keinginan kelompok mereka. Misalnya " "
" "dengan cara demonstrasi, aksi mogok dan sebagainya. " "
" "Media komunikasi politik,yaitu sarana atau alat " "
" "komunikasi politik dalam proses penyampaian informasi dan" "
" "pendapat politik secara tidak langsung baik terhadap " "
" "pemerintah maupun masyarakat pada umumnya. Sarana media " "
" "komunikasi ini antara lain adalah media cetak seperti " "
" "koran, majalah, buletin, brosur, tabloid dan sebagainya. " "
" "Sedangkan media elektronik seperti televisi, radio, " "
" "internet dan sebagainya. Media komunikasi diharapkan " "
" "mampu mengolah, mengedarkan informasi bahkan mencari " "
" "aspirasi/pendapat sebagai berita politik. " "
"3 "Mekanisme pemberhentian Presiden diatur dalam Pasal 7B "3 "
" "UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berdasarkan " "
" "ketentuan UUD ini, lembaga negara yang diberi kewenangan " "
" "untuk memberhentikan Presiden dalam masa jabatannya " "
" "adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun, " "
" "sebelum diputus oleh MPR, proses pemberhentian dimulai " "
" "dengan proses pengawasan terhadap Presiden oleh DPR. " "
" "Apabila dari pengawasan itu ditemukan adanya pelanggaran " "
" "hukum yang dilakukan oleh Presiden yang berupa " "
" "pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, " "
" "tindak pidana berat, perbuatan tercela serta tidak lagi " "
" "memenuhi syarat sebagai Presiden, maka DPR dengan " "
" "dukungan 2/3 (dua per tiga) jumlah suara dapat mengajukan" "
" "usulan pemberhentian kepada MPR. Namun, terlebih dahulu " "
" "meminta putusan dari Mahkamah Konstitusi tentang " "
" "kesimpulan dan pendapat dari DPR. Dalam hal Mahkamah " "
" "Konstitusi memutuskan bahwa pendapat DPR itu tidak " "
" "berdasarkan hukum, maka proses pemberhentian Presiden" "
" "menjadi gugur. Sebaliknya, jika Mahkamah Konstitusi " "
" "membenarkan pendapat DPR, maka DPR akan meneruskannya " "
" "kepada MPR untuk menjatuhkan putusannya, memberhentikan " "
" "atau tidak memberhentikan Presiden. " "
"4 "Tatakelola pemerintahan yang baik memiliki sejumlah ciri "5 "
" "dan karakteristik sebagai berikut: " "
" "Terwujudnya interaksi yang baik antara pemerintah, " "
" "swasta, dan masyarakat, terutama bekerja sama dalam " "
" "pengaturan kehidupan sosial politik dan sosio-ekonomi " "
" "Komunikasi, yakni adanya jaringan multi sistem " "
" "(pemerintah, swasta, dan masyarakat) yang melakukan " "
" "sinergi untuk menghasilkan output yang berkualitas " "
" "Proses penguatan diri sendiri (self enforcing process), " "
" "dimana ada upaya untuk mendirikan pemerintah (self " "
" "governing) dalam mengatasi kekacauan dalam kondisi " "
" "lingkungan dan dinamika masyarakat yang tinggi " "
" "Keseimbangan kekuatan (balance of force), di mana dalam " "
" "rangka mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan " "
" "(sustainable development), ketiga elemen yang ada " "
" "menciptakan dinamika, kesatuan dalam kompleksitas, " "
" "harmoni, dan kerjasama " "
" "Independensi, yakni menciptakan saling ketergantungan " "
" "yang dinamis antara pemerintah, swasta, dan masyarakat " "
" "melalui koordinasi dan fasilitasi. " "
"5 "Bentuk perilaku dan partisipasi politik yang dapat "6 "
" "dilakukan oleh kita sebagai warga negara! " "
" "Di lingkungan sekolah " "
" "Dalam kehidupan di lingkungan sekolah, setiap siswa dapat" "
" "menampilkan pola perilaku politik yang mencerminkan " "
" "pelaksanaan demokrasi langsung, antara lain melalui: " "
" "Pemilihan ketua kelas, ketua OSIS dan ketua organisasi " "
" "ekstrakurikuler seperti Pramuka, Pecinta Alam, PMR, " "
" "Paskibra dan sebagainya. " "
" "Pembuatan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga OSIS " "
" "atau organisasi ekstrakurikuler yang diikuti " "
" "Forum-forum diskusi atau musyawarah yang diselenggarakan " "
" "di sekolah " "
" "Di lingkungan masyarakat " "
" "Perilaku politik yang merupakan cerminan dari demokrasi " "
" "langsung dapat ditampilkan warga masyarakat melalui " "
" "beberapa kegiatan antara lain: " "
" "Forum warga " "
" "Pemilihan ketua RT, RW, Kepala Desa, Ketua organisasi " "
" "Masyarakat dan sebagainya " "
" "Pembuatan peraturan yang berupa anggaran dasar dan " "
" "anggaran rumah tangga bagi organisasi masyarakat, " "
" "koperasi, RT-RW, LMD dan sebagainya " "
" "Di lingkungan negara " "
" "Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perilaku politik" "
" "yang dapat kita tampilkan secara langsung diantaranya " "
" "melalui kegiatan: " "
" "Pemilihan umum untuk memilih anggota legislatif dan " "
" "Presiden " "
" "Pemilihan Kepala Daerah langsung (Pilkadal) " "
" "Aksi demonstrasi yang tertib, damai dan santun " "
"SKOR TOTAL "22 "
D. Penilaian Soal Uraian
Maksud dari kegiatan ini adalah agar terjalin komunikasi antara guru dan
orang tua peserta didik berkaitan dengan kemajuan proses dan hasil belajar
yang dicapai peserta didik . Guru harus selalu mengingatkan dan meminta
peserta didik untuk memperlihatkan hasil tugas atau pekerjaan yang telah
dinilai dan diberi komentar oleh guru kepada orang tua peserta didik.
1. Penilaian sikap, dilakukan selama peserta didik mengikuti proses
pembelajaran Bab 3.
2. Penilaian pengetahuan, dilakukan melalui tes, penugasan dan uji
kompetensi Bab 3.
3. Penilaian keterampilan, dilakukan melalui pemberian tugas individu
ataupun kelompok juga dalam bentuk Fortopolio atau "Proyek
Kewarganegaraan".
Orang tua harus memberikan komentar hasil pekerjaan atau tugas yang
dicapai oleh peserta didik sebagai bentuk apresiasi dan komitmen untuk
bersama-sama mengantarkan peserta didik mencapai prestasi yang lebih baik.
Bentuk apresiasi orang tua diharapkan dapat menambah semangat peserta didik
untuk mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya, baik dalam
penguasaan dan pemahaman materi pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
Hasil penilaian yang telah diparaf atau ditandatangani guru dan orang tua
kemudian disimpan untuk menjadi bagian dari portofolio peserta didik. Untuk
itu, pihak sekolah atau guru harus menyediakan format tugas/pekerjaan
peserta didik. Adapun, interaksi antara guru dan orang tua dapat
menggunakan format di bawah ini.
"Aspek Penilaian "Nilai "Komentar Guru "Komentar Orang Tua "
" "Rata-rata " " "
"Pengetahuan " " " "
"Keterampilan " " " "
"Sikap " " " "
" " " "
"Paraf/Tanda tangan " " "
-----------------------
Kewenangan Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
PETA MATERI DAN PEMBELAJARAN
PROYEK KEWARGANEGARAAN
SUB-BAB
A. Supra dan Infra Struktur Sistem Politik Indonesia
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran : Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi,
Mengasosiasikan dan Mengkomunikasikkan
Kegiatan Pembelajaran : Mengkomunikasikkan
Presentasi Kelompok 3.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
B. Lembaga-lembaga Negara RI menurut UUD NRI Tahun 1945
C. Impeachment dalam Ketatanegaraan RI
SUB-BAB
Kegiatan Pembelajaran : Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasikan dan
Mengkomunikasikkan
KEGIATAN PEMBELAJARAN
E. Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik Republik Indonesia
SUB-BAB
D. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
SUB-BAB
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran : Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi,
Mengasosiasikan dan Mengkomunikasikkan
UJI KOMPETENSI BAB 3
PROGRAM REMEDIAL
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai
materi pelajaran dan belum mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
Bentuk yang dilakukan antara lain peserta didik secara terencana
mempelajari buku teks pelajaran PPKn pada bagian tertentu yang belum
dikuasainya. Guru menyediakan soal-soal latihan atau pertanyaan yang
merujuk pada pemahaman kembali tentang isi buku teks PPKn Bab 3. Peserta
didik diminta komitmennya untuk belajar secara disiplin dalam rangka
memahami materi pelajaran yang belum dikuasainya. Guru kemudian mengadakan
uji kompetensi kembali pada materi yang belum dikuasai peserta didik yang
bersangkutan.
PROGRAM PENGAYAAN
Kegiatan Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah menguasai
materi pelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Bentuk yang
dilakukan antara lain peserta didik diminta untuk mencari Informasi materi
relevan yang tingkat kompetensinya lebih tinggi dari kompetensi yang
diharapkan dalam Bab 3. Selain itu peserta didik tersebut diminta
menyampaikan atau mengumpulkan hasil informasi yang ditemukan.
INTERAKSI GURU DAN ORANG TUA