Askep Persalinan Lama BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Partus Lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Partus Lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 12 jam yang dimulai dari dari tanda-t tanda-tand andaa persali persalinan nan.. Partus Partus lama lama akan akan menyeba menyebabka bkan n infeks infeksi, i, kehabis kehabisan an tenaga, tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi pendarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian kematian ibu. Pada janin akan terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan meningkatkan kematian bayi. Para ibu baru yang menjalani persalinan pertamanya dengan sulit dan lama mengatakan baha pengalaman tersebut akan mempengaruhi mereka untuk selamanya. !ecara keseluruhan, "# persen anita yang menjalani persalinan sulit mengatakan baha pengalaman tersebut akan meninggalkan kesan pada mereka sepanjang hidupnya. Persalinan yang lama biasa terjadi terutama pada anita yang baru menjalani persalinan anak pertama. Persalinan Persalinan lama didefinisikan didefinisikan sebagai persalinan persalinan dengan dengan kemajuan kemajuan yang lama, yaitu ibu mengalami kontraksi teratur lebih lama dari 12 jam misalnya, atau persalinan yang membutuhkan operasi cesar darurat, bantuan forseps, atau $akum. Para peneliti menemukan baha rasa sakit merupakan hal yang utama diutarakan oleh para ibu baru, terutama mereka yang mengalami persalinan lama.
B. %ujuan 1. &engetahui konsep persalinan lama 2. &engetahui penatalaksanaan 'bu dengan persalinan lama (. &engetahui asuhan keperaatan 'bu dengan persalinan lama BAB II KONSEP DASAR
A. Pengertian Partus lama adalah fase laten lebih dari ) jam. Persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih, bayi belum lahir. *ilatasi ser$iks s er$iks di kanan garis gar is aspada persalinan persa linan aktif +!yaifuddin, 2##2. Persalianan lama disebut juga distosia, didefinisikan sebagai persalinan yang abnormal atau sulit.
B. /tiologi
Pada prinsipnya persalinan lama dapat disebabkan oleh 0 •
elaianan tenagahis tidak efisien +adekuat 3is yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang la4im terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalaami hambatan atau kemacetan.
•
elaianan janin +malpresenstasi, malposisi, janin besar Persalinan dapat mengalami ganagguan atau kemacetan karena kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin.
•
elaianan jalan lahir +panggul sempit, kelainan ser$iks, $agina, tumor elaianan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan. 5aktor resiko persalinan lama 0
•
6mur kurang dari 1" tahun akan terjadi persalinan macet karna jalan lahirtempat keluar janin belum berkembamg sempurnamasih kecil.
•
%inggi badan kurang dari 17# cm dikuatirkan akan terjadi persalinan macet karna tulang panggul sempit.
•
ehamilan pertama dikuatirkan akan terjadi disproporsi janin dalam panggul sehingga akan membahayakan keselamatan janin.
•
Adanya riayat persalinan sulit ditakutkan akan terjadi lagi pada kehamilan yang selanjutnya.
8. %anda dan 9ejala %anda dan gejala partus lama, yaitu0 1. *ehidrasi 2. %anda infeksi •
•
•
%emperature tinggi :adi dan pernafasan Abdomen meteorismus
(. Pemeriksaan abdomen •
&eteorismus
•
Lingkaran bandle tinggi
•
:yeri segmen baah rahim
7. Pemeriksaan local $ul$a-$agina
•
/dema $ul$a
•
8airan ketuban berbau
•
8airan ketuban bercampur mekonium
;. Pemeriksaan dalam •
/dema ser$iks
•
Bagian terendah sulit didorong ke atas
•
%erdapat kaput pada bagian terendah
". eadaan janin dalam rahim •
Asfiksia sampai terjadi kematian
<. Akhir dari persalinan lama •
=upture uteri imminen sampai rupture uteri
•
ematian karena perdarahan dan atau infeksi
). Pembukaan ser$iks mengarah ke sebelah kanan garis aspada partograf. >. Pembukaan ser$iks kurang dari 1 cm per jam. 1#. 5rekuensi kontraksi kurang dari 2 kali dalam 1# menit dan lamanya kurang dari 7# detik
*. ?enis-?enis elainan 3is 1. 'nersia uteri *isini his bersifat biasa dalam arti baha fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu dari pada bagian-bagian lain, peranan fundus tetap menonjol. elainannya terletak dalam hal kontraksi uterus lebih aman, singkat, dan jarang daripada biasa. eadaan umum penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa. !elama ketuban masih utuh umumnya tidak berbahaya, baik bagi ibu maupun janin, kecuali persalinan berlangsung terlalu lama@ dalam hal terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin baik. eadaan ini dinamakan inersia uteri primer atau hypotonic uterine contraction. alau timbul setelah berlangsung his kuat untuk aktu yang lama, dan hal itu dinamakan inersia uteri sekunder. *alam menghadapi inersia uteri, harus diadakan penilaian yang seksama untuk menentukan sikap yang harus diambil. ?angan dilakukan tindakan yang tergesa-gesa untuk mempercepat lahirnya janin. %idak dapat diberikan aktu yang pasti, yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk membuat diagnosis inersia uteri atau untuk mamulai terapi aktif. 2. 3is terlampau kuat 3is terlampau kuat atau disebut juga hypertonic uterine contraction. 9olongan coordinated hypertonic uterine contraction bukan merupakan penyebab distosia. 3is yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai dalam aktu yang sangat sinagkat. Partus yang sudah selesai kurang dari ( jam dinamakan partus presipitatus yang
ditandai oleh sifat his yang normal, tonus otot di luar his juga biasa, kelaiannya pada kekuatan his. Bahaya partus presipitataus bagi ibu ialah terjadinya perlukaaan luas pada jalan lahir, khususnya $agina dan perineum. Bayi bisa mengalami perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam aktu yang singkat. (. 'ncoordinate uterine action *i sini sifat his berubah. %onus otot terus meningkat, juga di luar his, dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya. %idak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan baah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan. *i samping itu tonus otot uterus yang menarik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. 3is jenis ini juga disebut sebagai uncoordinated hypertonic uterine contraction. adang-kadang pada persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan his ini menyebabkan spasmus sirkuler setempat, sehingga terjadi penyempitan ka$umuteri pada tempat itu. 'ni dinamakan lingkaran kontraksi atau lingkaran konstriksi. elainan ini bisa primer atau sekunder. *istosia ser$ikalis dinamakan primer kalau ser$iks tidak membuka karena tidak mengadakan relaksasi berhubung dengan incoordinate uterine action. Penderita biasanya seorang primigra$ida. ala ' menjadi lama, dan dapat diraba jelas pinggir ser$iks yang kaku. alau keadaaan ini dibiarkan, maka tekanan kepala terus menerus dapat menyebabkan nekrosis jaringan ser$iks dan dapat mengakibatkan lepasnya bagian tengah ser$iks secara sirkuler. *istosia ser$ikalis sekunder disebabkan oleh kelainan organik pada ser$iks, misalnya karena jaringan parut atau karena karsinoma. *engan his kuat ser$iks bisa robek, dan robekan ini dapat menjalar ke bagian baah uterus.
/. elainan ala Pada Partus Lama 1. elaianan kala '
5ase laten memanjang 5ase laten terjadi bersamaan dengan persepsi ibu yang bersangkutan akan adanya his teratur yang disertai oleh pembukaan ser$iks yang progresif, alaupun lambat, dan berakhir pada pembukaan (-; cm. 'bu diklasifikasikan barada dalam persalianan aktif apabila dilatasi mencapai ; cm +=osen. Lama fase laten sebesar 2# jam pada ibu nulipara dan 17 jam pada ibu multipara mencerminkan nilai maksimum secara statistic. *urasi rata-ratanya adalah )," jam dan rentangnya dari 1-77 jam +5riedman !achtelben. 5aktor-faktor yang mempengaruhi durasi fase laten antara lain adalah lama anesthesia regional atau sedasi yang berlebihan, keadaan ser$iks yang buruk +missal tebal, tidak mengalami pendataran, atau tidak membuka, persalianan palsu. 5riedman mengklaim baha istirahat atau stimulasi oksitoksin sama efektif dan amannya dalam memperbaiki fase laten yang berkepanjangan. istirahat lebih disarankan karena persalinan palsu sering tidak disadari. &enurut 5riedman, memanjangnya fase laten tidak
memperburuk morbiditas atau mortalitas janin dan ibu, tetapi 8helmo membantah anggapan tersebut.
5ase aktif memanjang 5riedman membagi fase aktif menjadi gangguan protraction+berkepanjanganberlarut-larut dan arrest +macettak maju. 'a mendefinisikan protraksi sebagai kecepatan pembukaan atau penurunan yang lambat, yang untuk nulipara adalah kecepatan pembukaan 1,2 cmjam atau penurunan 1cmjam. untuk multipara, protraksi didefinisukan sebagai kecepatan pembukaan 1.; cmjam atau penurunan 2cmjam. 'a mendefinisikan arrest sebagai berhentinya secara total pembukaan atau penurunan@ kemacetan pembukaan +arrest of dilatation didefinisikan sebagai tidak adanya perubahan ser$iks dalam 2 jam,dan kemacetan penurunan +arrest of descent sebagai tidak adanya penurunan janin dalam 1 jam. eterkaitan atau factor lain yang berperan dalam persalinan yang berkepanjangan dan macet adalah sedasi berlebihan, anesthesia regional, dan malposisi janin, misalnya oksiput posterior persisten. Pada persalinan ini 5riedman menganjurkan pemeriksaan 5etopel$iks untuk mendiagnosis disproporsi sefalopel$iks. terapi yang dianjurkan adalah penatalaksanaan menunggu, sedangkan oksitoksin dianjurkan untuk persalinan yang macet tanpa disproporsi sefalopel$iks.
2. elainan kala '' %ahap ini beraal saat pembukaan ser$iks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya janin. &edian durasinya adalah ;# menit untuk nulipara dan 2# menit untuk multipara, tetapi angka ini juga sangat ber$ariasi. pada ibu dengan paritas tinggi liang $agina dan perineumnya sudah melebar, 2 atau ( kali usaha mengejan setelah pembukaan lengkap mengkin cukup untuk mengeluarkan janin. !ebaliknya, pada seorang ibu dengan panggul sempit atau janin besar, atau dengan kelainan gaya ekspulsif akibat anesthesia regional atau sedasi yanag berat, maka kala '' dapat sangat memanjang. ilpatrick dan Laros melaporkan baha rata-rata persalinan kala '', sebelum pengeluaran janin spontan, memanjang sekitar 2; menit oleh anastesi regional. %ahap panggul atau penurunan janin pada persalinan umumnya berlangsung setelah pembukaan lengkap. !elain itu, kala '' melibatkan banyak gerakan pokok yang penting agar janin dapat meleati jalan lahir. ala '' persalinan pada nulipara dibatasi 2 jam dan diperpanjang sampai ( jam apabila digunakan analgesi regional. 6ntuk multipara 1 jam adalah batasnya, diperpanjang menjadi 2 jam pada penggunaan analgesi regional.
5. *ampak Persalinan Lama Pada 'bu-?anin *ampak yang ditimbukan oleh partus lama antara lain0 •
'nfeksi 'ntrapartum
'nfeksi adalah bahaya yang serius yang mengancam ibu dan janinnya pada partus lama, terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan mengin$asi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneumonia pada janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah konsekuensi serius lainnya. Pemeriksaan ser$iks dengan jari tangan akan memasukkan bakteri $agina ke dalam uterus. Pemeriksaan ini harus dibatasi selama persalinan, terutama apabila dicurigai terjadi persalinan lama. •
=uptura 6teri Penipisan abnormal segmen baah uterus menimbulkan bahaya serius selama partus lama, terutama pada ibu dengan parietas tinggi dan pada mereka dengan riayat !8. Apabila disproporsi antara kepala janin dan panggul sedemikian besar sehingga kepala tidak cakap +engaged dan tidak terjadi penurunan, segmen baah uterus menjadi sangat teregang kemudian dapat menyebabkan ruptura. Pada kasus ini, mungkin terbentuk cincin retraksi patologis yang dapat diraba sebagai sebuah rista trans$ersal atau oblik yang berjalan melintang di uterus antara simpisis dan umbilicus. Apabila dijumpai keadaan ini, diindikasikan persalinan perabdominan segera.
•
8incin =etraksi Patologis Calaupun sangat jarang, dapat timbul konstriksi atau cincin local uterus pada persalianan yang berkepanjangan. %ipe yang paling sering adalah cincin retraksi patologis Bandl, yaitu pembentukan cincin retraksi normal yang berlebihan. 8incin ini sering timbul akibat persalinan yang terhambat, disertai peregangan dan penipisan berlebihan segmen baah uterus. Pada situasi semacam ini identasi abdomen dan menandakan ancaman akan rupturnya !B=. onstriksi uterus local jarang dijumpai saat ini karena terlambatnya persalinan secara berkepanjangan tidak lagi dibiarkan. onstriksi local ini kadang-kadang masih terjadi sebagai konstriksi jam pasir +hourglass constriction uterus setelah lahirnya kembar pertama. Pada keadaan ini, konstriksi tersebut kadang-kadang dapat dilemaskan dengan anesthesia umum yang sesuai dan janin dilahirkan secara normal, tetapi kadang-kadang !8 yang dilakukan dengan segera menghasilkan prognosis yang lebih baik bagi kembar kedua.
•
Pembentukan 5istula Apabila bagian terbaah janin menekan kuat ke PAP, tetapi tidak maju untuk jangka aktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang terletak di antaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan yang berlebihan. arena gangguan sirkulasi, dapat terjadi nekrosis yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula $esiko$aginal, $esikoser$ikal, atau retro$aginal. 6mumnya nekrosis akibat penekanan ini pada persalinan kala '' yang berkepanjangan.
•
8idera Dtot-otot *asar Panggul !aat kelahiran bayi, dasar panggul mendapat tekanan langsung dari kepala janin serta tekanan ke baah akibat upaya mengejan ibu. 9aya-gaya ini meregangkan dan melebarkan dasar
panggul sehingga terjadi perubahan fungsional dan anatomik otot, saraf, dan jaringan ikat. /fek-efek ini bisa menyebabkan inkontinensia urin dan al$i serta prolaps organ panggul. •
aput !uksedaneum Apabila panggul sempit, seaktu persalinan sering terjadi kaput suksedaneum yng besar di bagian terbaah kepala janin. aput ini dapat berukuran cukup besar dan menyebabkan kesalahan diagnostic yang serius. aput hampir dapat mencapai dasar panggul sementara kepala sendiri belum cakap.
•
&olase kepala ?anin Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tulang tengkorak saling bertumpang tindih satu sama lain di sutura-sutura besar, suatu proses yang disebut molase. Biasanya batas median tulang parietal yang berkontak dengan promontorium bertumpang tindih dengan tulang di sebelahnya@ hal yang sama terjadi pada tulang-tulang frontal. :amun, tulang oksipital terdorong ke baah tulang parietal. Perubahan-perubahan ini sering terjadi tanpa menimbulkan kerugian yang nyata. *i lain pihak, apabila distorsi yang terjadi mencolok, molase dapat menyebabkan robekan tentorium, laserasi pembuluh darah janin, dan perdarahan intracranial pada janin.
9. Penatalaksanaan •
%etap memantau mengobser$asi tanda-tanda $ital ibu
•
%etap memantau his dan mengontrol *?? setiap setelah his.
•
Beri infus ibu bila kondisi ibu semakin melemah. 'nfus cairan0
Larutan garam fisiologis
Larutan glucose ;-1#E pada janin pertama0 1 literjam
•
%etap memperhatikan asupan gi4i ibu terutama asupan cairan.
•
member perlindumgan antibiotika-antipiretika
•
Beri Dksigen +sesuai kebutuhan bila terjadi tanda F tanda gaat janin.
•
Posisikan ibu untuk miring ke kiri selama merujuk. BAB III PEMBAHASAN KASUS
Persalinan Lama
:y. =ita (# 9' P# A# hamil 72 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, l etak kepala, puki, kepala teraba di$ergen, pembuka ; cm, kepala turun di hodge ''G, kontraksi (# detik, ada tiga kali kontraksi dalam sepuluh menit. *alam pemantauan kontraksi terjadi innersia uteri. 9ambar partograf menunjukan partus lama fase aktif dilatasi maksimal. 3asil laporan
konsultasi dokter didapatkan terapi akselerasi persalinan. &engingat :y.=ita yang kelelahan dan tidak mampu untuk mangejan dengan benar maka persalinan dilakukan dengan ekstrasi $akum. A. %erminology 1. 91 P# A# 0 kehamilan pertama, belunm pernah melahirkan, belum pernah mengalami keguguran. 2. Letak kepala 0 kepala di baah (. epala teraba di$ergen 0 kapala bayi sudah masuk panggul 7. 3odge '' G 0 kepala bayi telah turun setinggi antara tepi baah simfisis dan spina ischiadika. ;. 'nnersia uteri 0 gangguan kontraksi ". Partus lama fase aktif dilatasi maksimal 0 Proses berlangsungnya persalinan pada kala ' +kala pembukaan yang secara normal berlangsung selama " jam dari pembukaan 7-". %erdiri dari ( fase0 o
fase akselerasi +sekitar 2 jam, pembukaan ( cm sampai 7 cm.
o
fase dilatasi maksimal +sekitar 2 jam, pembukaan 7 cm sampai > cm.
o
fase deselerasi +sekitar 2 jam, pembukaan > cm sampai lengkap +G 1# cm.
<. %erapi akselerasi persalinan 0 terapi induksi persalianan dimana sudah ada kontraksi tapi dibantu dengan obat ). /kstraksi $acuum 0 tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengejan ibu dan ekstraksi pada bayi + &aternal dan :eonatal @ 7>;
B. Permasalahan yang &uncul 1. *ari kasus diatas, kapan normalnya ibu melahirkanH klien sudah mengalami pembukaan ; berarti sudah memasuki kala ' fase aktif dilatasi maksimal, sehingga normalnya 'bu melahirkan I 7 jam kemudian. 2. Apa saja yang harus diperiksa pada kontraksiH •
Ada tidaknya kontraksi
•
=elaksasi
•
*urasi +lamanya kontraksi
•
5rekuensi +berapa kali kontraksi
•
ekuatan
•
Bagian yang mengalami kontraksi
(. Bagaimana criteria persalinan lamaH mengapa persalinan pada :y.=ita dikatakan persalinan lamaH 7. Apa saja yang perlu dipertimbangkan pada pelaksanaan induksiH Bishop telah menetapkan beberapa penilaian agar persalinan induksi dapat berhasil. *engan menggunakan criteria Bishop sudah dapat diperkirakan keberhasilan persalinan anjuran. Pada nilai total anjuran Bishop yang rendah, sebaiknya langsung segera dilakukan secsio sesarea, karena induksi persalinan tidak akan berhasil. 'nduksi persalinan yang dipaksa akan menambah keadaan gaat janjn dalam rahim. Kriteria Bishop Keadaan fisik
Nilai
Total nilai
Pe!"kaan ser#iks $ % Perl"nakan $&'$( Konsistensi ser#iks kak"
#
Arah ser#iks ke !elakan) Ked"d"kan !a)ian terendah &' Pe!"kaan ser#iks *&+ % Perl"nakan ser#iks ,$&-$( Konsistensi ser#iks sedan)
1
Arah ser#iks ke ten)ah Ked"d"kan !a)ian terendah &+ Pe!"kaan ser#iks '&, % Perl"nakan .$&/$( Konsistensi ser#iks l"nak
2
Ked"d"kan !a)ian terendah &*&$ Pe!"kaan ser#iks diatas - % Perl"nakan 0$(
(
;. Bagaimana proses ekstraksi $acumH
/kstraksi Jacum adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengejan ibu dan ekstraksi pada bayi + &aternal dan :eonatal @ 7>;
Indikasi •
Ibu : memperpendek persalinan kala II, penyakit jantung kompensata, penyakit paru fibrotik.
•
•
Janin : adanya gawat janin Waktu : persalinan kala II lama. Kontra Indikasi
•
Ibu : ruptur uteri membakat, ibu tidak boleh mengejan, panggul sempit.
•
Janin : letak lintang, presentasi muka, presentasi bokong, preterm, kepala menyusul. Syarat – Syarat Vacum
•
Pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
•
Presentasi kepala
•
ukup bulan ! tidak prematur "
•
#idak ada kesempitan panggul.
•
Anak hidup dan tidak gawat janin.
•
Penurunan $ III % I& ! dasar panggul ".
•
'ontraksi baik.
•
Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengejan.
•
'etuban sudah pe(ah % dipe(ahkan. Persiapan Tindakan
•
Persiapkan ibu dalam posisi litotomi.
•
'osongkan kandung kemih dan re(tum
•
)ersihkan *ul*a dan perineum dengan antisepti(
•
)eri infus bila diperlukan
•
+iapkan alatalat yang diperlukan.
Teknik Ekstraksi •
Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui posisi kepala, apakah ubunubun ke(il terletak di depan atau kepala, kanan%kiri depan, kanan%kiri belakang untuk menentukan letak denominator.
•
Lakukan episiotomi primer dengan anestesi lokal sebelum mangkuk dipasang pada primigra*ida. +edangkan pada multipara, episiotomi dilakukan tergantung pada keadaan perineum. -apat dilakukan episiotomi primer atau sekunder !saat kepala hampir lahir dan perineum sudah meregang" atau tanpa episiotomi.
•
Lakukan pemeriksaan dalam ulang dengan perhatian khusus pada pembukaan, sifat ser*iks dan *agina, turunnya kepala janin dan posisinya. Pilih mangkuk yang akan dipakai. Pada pembukaan ser*iks lengkap, biasanya dipakai mangkuk nomor .
•
/asukkan mangkuk ke dalam *agina, mulamula dalam posisi agak miring, dipasang di bagian terendah kepala, menjauhi ubunubun besar. Pada presentasi belakang kepala, pasang mangkuk pada oksiput atau sedekatdekatnya. Jika letak oksiput tidak jelas atau pada presentasi lain, pasang mangkuk dekat sakrum ibu. -engan satu atau dua jari tangan, periksa sekitar mangkuk apakah ada jaringan ser*iks atau *agina yang terjepit.
•
Lakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga 0 1,2 kg% (m2, tunggu selama 2 menit. Lalu naikkan tekanan 0 1.2 kg%(m2 tiap 2 menit sampai sesuai tenaga *akum yang diperlukan, yaitu 0 1,3 samapi 0 1,4 kg%(m2. +ebelum mengadakan traksi, lakukan pemeriksaan dalam ulang, apakah ada bagian lain jalan lahir yang ikut terjepit.
•
)ersamaan dengan timbulnya his, ibu diminta mengejan. #arik mangkuk sesuai arah sumbu panggul dan mengikuti putaran paksi dalam. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk agar selalu dalam posisi yang benar, sedang tangan kanan menarik pemegang. #raksi dilakukan se(ara intermiten bersamaan dengan his. Jika his berhenti traksi juga dihentikan.
•
Lahirkan kepala janin dengan menarik mangkuk ke atas sehingga kepala melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion, sementara tangan kiri penolong menahan perineum. +etelah kepala lahir, pentil dibuka, lalu mangkuk dilepas. Lama tarikan sebaliknya tidak lebih dari 21 menit, maksimum 51 menit.
". Apa saja jenis dari induksi pada persalinanH Ind"ksi persalinan adalah suatu usaha untuk mengakhiri kehamilan K2) minggu dengan
berbagai cara dengan tujuan memulai proses persalinan secara per$aginam.
Indikasi 0
1. 'ndikasi janin &isalnya 0 kehamilan leat aktu, diabetes mellitus, gangguan pertumbuhan janin. 2. 'ndikasi ibu
&isalnya0 kenatin janin dalam kehamilan,hydramnion kronis, cacat baaan janin (. 9abungan keduanya &isalnya 0 preeklampsia dan eklampsia, P*, 3ipertensi kronis. Kontraindikasi0
1. Panggul sempit 2. elainan letak bayi, (. Bekas 8esar +relatif 7. Primi gra$ida tua +anak ' usia K(; tahundengan komplikasi obstetri dan medis ;. elainan jantung ". ehamilan risiko tinggi <. Adanya tumor di rongga pnggul. Ma%a&a%an1a2
1. &etode stein dimulai sejak pagi hari •
Pukul #".##0 (# cc oleum ricini
•
Pukul #<.##0 bisulfas kinine #,2## gr
•
Pukul #).##0 bisulfas kinine #,2## gr G klisma air sabun hangat 1 liter
•
Pukul #>.##0 bisulfas kinine, suntikan pituitrin #,2 cc
•
Pukul 1#.##-12.##0 sama
•
Pukul 17.##0 hanya suntikan pituitrin #,2 cc
•
Pukul 1".##0 sama
•
Pukul 1).##0 sama
2. Persalinan anjuran dengan innfus pituitrin *osisnya ; unit dalam ;## cc glukosa ;E )-7# tpm, kenaikan tetesan selama 1; menit 7-) tetes sampai kontraksi optimal tercapai. (. &emecahkan ketuban &emecahkan ketuban merupakan salah satu metode untuk mempercepat proses persalinan. !etelah ketuban pecah, ditunggu sekitar 7-" jam dengan harapan kontraksi otot rahim akan berlangsung. Apabila belum berlangsung kontraksi otot rahim dapat diikuti induksi persalinan dengan infuse glukosa yang mengandung ; unit oksitosin. 7. Persalinan anjuran dengan menggunakan prostaglandin
%elah diketahui baha kontraksi otot rahim terutama dirangsang oleh prostaglandin. Demakaian prostaglandin dalam induksi persalinana dapat dalam bentuk infuse i$ +nalador dan per$aginam +prostaglandin $agina supositoria
8. Asuhan eperaatan 1. Pengkajian •
Pengkajian
1 Anamnesa a.
Biodata meliputi0 :ama, 6mur mengetahui usia ibu apakah termasuk resiko tinggi tidak +terlalu muda apabila 2# tahun atau terlalu tua K (; tahun, Pendidikan pemberian informasi yang tepat bagi klien, pekerjaan +*epks =', 1>>(0 ";.
b. eluhan 6tama. Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan se lalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit +8ristinas 'brahim, 1>>(,<. c.
=iayat penyakit sekarang . *alam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara () F72 minggu +8ristinas 'brahim, 1>>(,( disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya sho +pengeluaran darah campur lendir.kadang ketuban pecah dengan sendirinya. +'da Bagus 9de &anuaba, 1>>)@ 1";.
d. =iayat penyakit dahulu. Adanya penyakit jantung, 3ypertensi, *iabitus mielitus, %B8, 3epatitis, penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan. +*epkes =', 1>>(0"". e.
=iayat penyakit keluarga. Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil kembar pada klien, %B8, 3epatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien, sehingga memperberat persalinannya. *epkes =', 1>>(,"".
f.
=iayat Dbstetri. =iayat haid. *itemukan amenorhhea +aterm ()-72 minggu +8ristinas 'brahim, 1>>(,(, prematur kurang dari (< minggu +*.B. ?ellife, 1>>702).
=iayat kebidanan.
Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah, daan lain-lain. Pada primigra$ida persalinan berlangsung 1(-17 jam dengan pembukaan 1cm jam, sehingga pada multigra$ida berlangsung ) jam dengan 2 cm jam +!arono Prairohardjo, 1>>>,1)(. g. =iayat psikososialspiritual dan budaya. Perubahan psikososial pada trimester ' yaitu ambi$alensi, ketakutaan dan fantasi . Pada trimester '' adanya ketidak nyamanan kehamilan +mual, muntah, :archisitik, Pasif dan intro$ert. Pada trimester ''' klien merasa
tidak feminin lagi karena perubahan
tubuhnya,ketakutan akan kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan sekara t selama persalinan berlangsung +!haron ? =eeder /t all, 1>)<0 (#2. h. Pola ebutuhan sehari-hari. :utrisi
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang menurun. +!haron ? =eeder /t all, 1>)<0 7#;.
'stirahat tidur. lien dapat tidur terlentang,miring ke kanan kiri tergantung pada letak punggung anak,klien sulit tidur terutama kala ' F 'J. +!arono Prairohardjo, 1>>>,1>2.
Akti$itas. lien dapat melakukan akti$itas seperti biasanya, terbatas pada akti$itas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai, lesu. Pada kala ' apabila kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan duduk berjalan-jalan disekitar ruangan kamar bersalin. +!arono Prairohardjo, 1>>>,1>2. Pada kala '' kepala janin sudah masuk rongga PAP klien dalam posisi miring ke kanan kiri . +!arono Prairohardjo, 1>>>,1>;.
/liminasi. Adanya perasaan sering susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan +8hritinas 'brahim, 1>>(0<. Pada akhir trimester ''' dapat terjadi konstipasi. +!haron ? =eeder /t all, 1>)<0 7#".
Personal 3ygiene. ebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai, sepatu alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi. +!arono Prairohardjo, 1>>>,1"#.
!eksual. %erjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual fungsi dari sek yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas. +!haron ? =eeder /t all, 1>)<0 2);.
2 Pemeriksaan fisik a.
Pemeriksaan fisik umum esan umum
Apakah tampak sakit
Bagaimana kesadarannya
Apakah tampak pucat + anemis
Pemeriksaan tanda $ital
%ekanan darah
:adi
!uhu
Pernafasan
b. Pemeriksaan khusus abdomen
esan abdomen
Perut kembung
Apakah tampak gerak janin
Pemeriksaan Leopold
%erdapat tanda abdominal, seperti0
=asa nyeri berlebihan
%anda cairan bebas dengan abdomen
esan lingkaran Bandle meningkat tinggi
Bagian janin mudah diraba
%ampak perdarahan per$aginam
Pemeriksaan *??
*?? normal antara 12#-1"#
eteraturan
Apakah disertai pengeluaran mekonium pada letak kepala
( Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 7 jam selama kala ' pada persalinan, dan setelah selaput ketuban pecah.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut@
Carna cairan amnion
*ilatasi ser$iks
Penurunan kepala +yang dapat dicocokkan dengan periksa luar
?ika ser$iks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis inpartum belum dapat ditegakkan.
?ika terdapat kontraksi yanag menetap, periksa ulang anita tersebut setelah 7 jam untuk melihat perubahan pada ser$iks. Pada tahap ini, jika ser$iks terasa tipis dan terbuka maka anita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidak terdapat perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.
Pada kala '' persalinan lakukan pemeriksaan dalam setiap jam Periksa luar
Periksa dalam
eterangan
;;
3'
epala di atas PAP, mudah digerakkan.
7;
3 '-''
!ulikt
digerakkan
bagian
terbesar kepala belum masuk panggul. (;
3 '' G
Bagian terbesar kepala belum masuk panggul.
2;
3 '' G
Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul.
1;
3 '''-3 'J
epala di dasar panggul. *i perineum
#; eterangan0 -
Periksa luar dengan cara palpasi
-
Periksa dalam dengan J% +Jaginal %ouch
7 Pengelompokan data *D0 •
9' P# A# hamil 72 minggu
3 'J