1
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN KUBU RAYA MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Besar Kelompok Mata Kuliah Ekonomi Wilayah dan Kota Dosen: Firsta Rekayasa H., S.T, M.T
OLEH : Nama
1. 2. 3. 4. 5. 6.
BAGUS HIDAYAT FEBY SAVITRI DYTA NUR AKBARI ELVIRA NADILA AZIYATI INDRASWARI INDRASWARI M.RICKY SYAHBANI
NIM
D1091151006 D1091151008 D1091151023 D1091151029 D1091151030 D1091151038
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016
2
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang Analisis Pertumbuhan dan Struktur Ekonomi Kabupaten Kubu Raya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada wak tunya. Terimakasih kepada ibu Firsta Rekayasa H, S.T.,M.T. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Wilayah & Kota. Terima kasih juga kepada keluarga, temanteman dan pihak terkait yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makala h ini. Kami sangat berharap makalah analisis ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan sekaligus salah satu acuan dalam kegiatan perekonomian skala wilayah selanjutnya.
Dengan segala keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan, tentunya penyajian makalah analisis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian yang makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pontianak, April 2016
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI Kata Pengantar …………………………………………………………………… …………………………………………………………………….2 .2 Daftar Isi………………………………………………………………………… Isi…………………………………………………………………………...3 ...3 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. B. C. D.
Latar Belakang …………………………………………………………… …………………………………………………………….4 .4 Rumusan Masalah………………………………………………………… Masalah …………………………………………………………5 5 Tujuan …………………………………………………………………… ……………………………………………………………………..5 ..5 Sasaran …………………………………………………………………… …………………………………………………………………….5 .5
BAB II. LANDASAN TEORI A. Pembangunan Ekonomi Berbasis Wilayah ……………………………… ………………………………..7 ..7 B. Konsep Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kota …………………………… ……………………………7 7 C. Pengertian PDRB ………………………………………………………… ………………………………………………………….8 .8 BAB III. GAMBARAN UMUR WILAYAH A. Profil Wilayah…………………………………………………………… Wilayah ……………………………………………………………10 10 B. Demografi Kependudukan ……………………………………………… ……………………………………………….12 .12 C. Kegiatan Perekonomian ………………………………………………… ………………………………………………….12 .12 BAB IV. ANALISIS PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI EKONOMI A. B. C. D. E. F.
Pertumbuhan PDRB …………………………………………………… ……………………………………………………...15 ...15 Kontribusi Sektor Ekonomi …………………………………………… ……………………………………………...20 ...20 Sektor Unggulan di Kabupaten Kubu Raya …………………………… ……………………………...22 ...22 Perubahan Harga Barang Terhadap T ingkat Produsen …………………..25 …………………..25 Laju Pertumbuhan Ekonomi …………………………………………… ……………………………………………..26 ..26 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku …………………………… …………………………….26 .26
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………… ………………………………………………………………28 28 B. Rekomendasi…………………………………………………………… Rekomendasi ……………………………………………………………..29 ..29 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… ……………………………………………………………30 30
4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pertumbuhan
Ekonomi
adalah
ukuran
kuantitatif
perkembangan
perekonomian dalam tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Secara umum peran pertumbuhan ekonomi regional maupun nasional adalah untuk melakukan pembangunan ekonomi dari negara tersebut agar mewujudkan kesejahteraan masyarakat selain itu pembangunan ekonomi adalah upaya terencana untuk meningkatkan kualitas pemerintahan sehingga tercipta suatu kemampuan maupun potensi yang handal dan profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, serta kemampuan untuk mengelola sumber daya ekonomi lokal daerah secara berdaya guna dan berhasil guna untuk kemajuan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihati dari kenaikan GNP ( Gross National Product) ataupun GDP (Gross Domestic Product) tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk yang biasa digunakan untuk PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah besarnya produk domestik bruto (PDB) suatu daerah. Produk domestik regional bruto menyajikan data series PDB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, yang disajikan dalam nilai rupiah maupun persentase. Berdasarkan data beberapa tahun terakhir baik data yang dihimpun secara langsung (data primer), data yang dikutip dari adminstrasi Instansi/Dinas/Lembaga Pemerintah maupun swasta (data sekunder) maupun data yang melengkapi data yang berasal dari data-data lain (data tersier). PDRB adalah sebagai indikator untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu daerah dalam periode tertentu. PDRB juga digunakan untuk mengetahui perkembangan harga di daerah tertentu. Dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan terutama pada sektor pertanian yang menjadi tumpuan bagi perekonomian daerah di Kalimantan Barat terutama dalam
5
penyediaan
lapangan
kerja
Kabupaten
yang
paling
mendukung
dalam
pertumbuhan perekonomian Kalimantan Barat adalah Kabupaten Kubu Raya. Kabupaten ini berbatasan lanngsung dengan Kota Pontianak sebagai ibukota provinsi
Kalimantan
Barat
sehingga
pertumbuhan
perekonomian
dapat
mempengaruhi perekonomian provinsi, salah satunya produk atau balas jasa yang dihasilkan Kubu Raya dan berkontribusi untuk perekonomian Kalimantan Barat. Melihat kemampuan dan kontribusi Kubu Raya serta lapangan usaha yang tersedia kaitannya dengan perekonomian, maka diperlukan analisis data mengenai struktur dan perekonomian Kabupaten Kubu Raya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan yang akan dibahas dan dianalisis dalam laporan ini dibatasi oleh pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1. Bagaimana laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya secara time series? 2. Bagaimana struktur perekonomian Kabupaten Kubu Raya? 3. Apa sektor dominan perekonomian pada Kabupaten Kubu Raya
C. Tujuan
Adapun tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut. 1. Menjelaskan mengenai laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya secara time seris. 2. Menunjukkan struktur perekonomian pada Kabupaten Kubu Raya. 3. Menjelaskan sektor dominan perekonomian pada Kabupaten Kubu Raya.
D. Sasaran
Sasaran dari analisis ini dibagi atas aspek yang menjadi tujuan secara umum dan ditujukan kepada beberapa orang yang bersangkutan. Sasaran dalam analisis ini adalah sebagai berikut.
6
Bagi pemerintah Analisis data ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam membuat kebijakan yang berpengaruh besar pada pertumbuhan dan perekonomian Kabupaten Kubu Raya.
Bagi masyarakat Menambah wawasan kepada pembaca mengenai laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya secara time series. Jika terdapat potensi, dapat menjadi acuan bagi masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam.
Bagi pelajar/mahasiswa Analisis ini dapat dijadikan tolok ukur untuk penelitian atau analisis berikutnya yang masih ada kaitannya dalam pertumbuhan dan perekonomian khususnya Kabupaten Kubu Raya dan meneliti faktor-faktor yang yang mempengaruhi beberapa peristiwa sebagai analisis dari makalah ini.
7
BAB II LANDASAN TEORI A. Pembangunan Ekonomi Berbasis Wilayah
Konsep-konsep pengembangan wilayah adalah sebagai berikut. 1. Pusat-Pusat Pertumbuhan 2. Penembanan Ekonomi Lokal 3. Strategi Penembangan Ekonomi (Location Quotient Analysis/LQ), Shift Share Analysis 4. Pembangunan Ekonomi Berbasis Wilayah 5. Pengembanan Wilayah Berbasis Kompetisi Strategi pembangunan ekonomi berbasis wilayah ini mendasarkan kegiatannya pada sumber daya andalan yan ada pada wilayah tersebut. tentunya sumber daya tidak sama setiap wilayah. Sebetulnya ada beberapa sumber daya yan diberi penekanan dalam pendakatan ini, yaitu. 1) Sumber daya pertanian, termasuk kehutanan dan perikanan 2) Sektor pariwisata, termasauk sumber daya alam, kultur, lansekap dan pemandanan kota (townscape) 3) Kebudayaan termasuk status wilayah yang telah ditetapkan 4) Sumber daya manusia termasuk lembaga pendidikan dan penelitian (Sumber: http://perencanaankota.blogspot.com/2013/02/pembangunan-ekonomiberbasis-wilayah/ ) B. Konsep Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kota
Teori pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dalam melakukan analisa
perkembangan
ekonomi
disuatu
wilayah.
Hal
ini
dikarenakan
pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam suatu pembangunan. Dalam teori klasik Adam Smith menyatakan bahwa salah satu faktor yang menetukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk. Jumlah
8
penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, dan perluasan pasar akan meningkatkan spesialisasi dalam perkonomian tersebut. Sementara itu David Ricardo, mengemukakan pandangannya yang berbeda dengan Adam Smith. Menurutnya, perkembangan penduduk yang berjalan cepat pada akhirnya kan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ke taraf rendah. Pola pertumbuhan ekonomi menurut Ricardo berawal dari jumlah penduduk rendah dan sumber daya alam relatif melimpah. Pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno, sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarka suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat diketahu dengan membandingkan PDRB tahun sebelumnya. (Sumber: http://www.slideshare.net ) C. Pengertian PDRB
PDRB adalah hasil pembangunan ekonomi yang telah dicapai dapat dimanfaatkan sebagai bahan perencanaan maupun evaluasi pembangunan. Salah satu indicator pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah adalah melalui penyajian angka-angka Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB dapat didefinisikan sebagai estimasi total produk barang dan jasa yang diterima oleh masyarakat seuatu daerah sebagai balas jasa dari penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya. Sumber: http://id.scrib.com Ada 3 pendekatan yang digunakan untuk menghitung data PDRB. 1. Pendekatan Produksi; Produk Domestik Regional Bruto adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unitunit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha (sektor), yaitu: (1) pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, (2) pertambangan dan penggalian, (3) industri pengolahan, (4) listrik, gas dan air
9
bersih, (5) konstruksi, (6) perdagangan, hotel dan restoran, (7) pengangkutan dan komunikasi, (8) keuangan, real estate dan jasa perusahaan, (9) jasa-jasa (termasuk jasa pemerintah). Sumber: www.ekonomi-holic.com 2. Pendekatan Pengeluaran; Produk Domestik Regional Bruto adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari : (1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba, (2) konsumsi pemerintah, (3) pembentukan modal tetap domestik bruto, (4) perubahan inventori dan (5) ekspor neto (merupakan ekspor dikurangi impor). Sumber: http://id.m.wikipedia.org 3. Pendekatan Pendapatan; Produk Domestik Regional Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi). (Sumber: http://www.bukukerja.com/2013/05/cara-menghitung-laju pertumbuhan.html ) PDRB memiliki kaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi wilayah kota yan memiliki arti pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yan terjadi di wilayah tersebut yaitu kenaikan seluruh nilai tambah ( value added ) yang terjadi. Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga berlaku. Namun, aar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu, harus dinyatakan dalam riel, artinya dinyatakan dalam hara konstan.
Pendapatan
wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di wilayah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, teknologi. PDRB menunjukkan kemakmuran suatu wilayah. (Boediono, 1985:1)
10
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Profil Wilayah
Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu wilayah administratif di Provinsi Kalimantan Barat dengan luas daerah mencapai 6.985,20 kilometer persegi. Kabupaten Kubu Raya terbentuk pada 17 Juli 2007 dan resmi berdiri pada tanggal 10 Agustus 2007 dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2007 mengenai Pembentukan Kabupaten Kubu Raya di Provinsi Kalimantan Barat. Secara historis Kabupaten Kubu Raya merupakan Daerah Pemerintahan Administratif Swapraja Kubu berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959. Kabupaten Kubu Raya merupakan bagian dari Kabupaten Pontianak, yang terletak dibagian Selatan pada 108°35'-109°58'BT dan O°44'LU 1°01'LS, dan merupakan Wilayah Pantai.
Gambar 3.1. Peta Kabupaten Kubu Raya Sumber: Google, 2016
11
Batas wilayah Kabupaten Kubu Raya adalah sebagai berikut.
Bagian Utara : Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak, dan Kota Pontianak
Bagian Selatan : Kecamatan Pulau Maya Karimata dan Kabupaten Ketapang
Bagian Barat : Laut Natuna
Bagian Timur : Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kecamatan Tayan Hilir, dan Kabupaten Sanggau
Dari sisi pembagian wilayah administrasi, Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9 kecamatan, 101 desa dan 370 dusun yang dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 3.1 Pembagian Wilayah Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Desa Dusun
Luas Wilayah
1
BatuAmpar
14
50
2.002,00 km²
2
Terentang
9
24
786,40 km²
3
Kubu
18
65
1.211,60 km²
4
Telok Pa’kedai
14
46
291,90 km²
5
Sungai Kakap
12
48
453,13 km²
6
Rasau Jaya
5
21
11,07 km²
7
Sungai Raya
12
47
929,30 km²
8
Sungai Ambawang
12
48
726,10 km²
9
Kuala Mandor-B
5
21
473,00 km²
No
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
12
B. Demografi Kependudukan
Kabupaten Kubu Raya berbatasan langsung dengan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat Penduduk Kabupaten Kubu Raya tahun 2015 menurut data dari BPS Kabupaten Pontianak, berjumlah 554,463 jiwa, sehingga rata-rata kepadatan penduduk adalah 79/Km². Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian menunjukkan aktivitas atau profesi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sosial dan ekonominya. Masyarakat umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani, peternak, jasa, buruh, pedagang dan pegawai negeri sipil. Sebagian besar pemukiman penduduk berjajar mengikuti aliran sungai dan berada dipesisir laut. Mata pencaharian penduduk selain sebagai nelayan, petani lahan basah juga mengusahakan lahan kering, peternak, pedagang, dan jasa. Sebagian warga di desa mengkombinasikan kegiatan sebagai nelayan dan petani karena di desa juga terdapat areal persawahan yang cukup potensial dan produktif.
C. Kegiatan Perekonomian
Kubu Raya mempunyai berbagai potensi
sumber daya alam untuk
pengembangan pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan dan per ikanan serta dalam bentuk potensi bahan tambang dan sumber daya energi. Selain sektor pertanian yang menjadi primadona, sektor perikanan memiliki potensi yang dapat diandalkan yang didominasi oleh perikanan laut mengingat Kabupaten Kubu Raya 2
memiliki luas laut yang memadai yaitu luas sekitar 1.630,68 Km dan luas 2
perairan umum sekitar 760 Km . Pertanian lahan kering maupun lahan basah sangat potensial, terdapat beberapa komoditas yang dibudidayakan yaitu : padi, jagung, ubi, kedelai, kacang tanah serta sayur dan buah-buahan. Padi sawah luas tanam 54.366 Ha, luas panen 58.609 Ha dan produksi 202.011 ton. Jagung dengan luas tanam 7,380 Ha, luas panen 7.345 Ha dengan produksi 18.294 ton, dan kedelai luas tanam 135 Ha, luas panen 98 Ha dengan produksi 151 ton. Lahan terluas untuk budidaya tanaman padi terdapat di Kecamatan Sungai Kakap dengan produksi rata-rata 59 ton
13
pertahun. Sedangkan untuk t anaman hortikultura, komoditi potensial dan terkenal di Kubu Raya yang dikembangkan dari durian, langsat, pisang nipah (pisang kapok), nenas, papaya dan lidah buaya (aloevera). Daerah-daerah sentra penghasil komoditas tersebut antara lain adalah Kecamatan Sungai Kakap,Terentang, Batu Ampar, Rasau Jaya dan Teluk Pakedai. Daerah-daerah ini merupakan daerah yang terkenal di Kalimantan Barat sebagai sentra pertanian dengan produksi pertanian yang cukup besar. Bahkan untuk Kecamatan Sungai Kakap telah diusulkan menjadi kawasan Usaha Agropolitan Terpadu (KUAT) dan juga Kecamatan Rasau Jaya sebagai Kota Mandiri Terpadu (KTM), dengan basis industri pertanian, peternakan dan perikanan dengan daya dukung lahan yang memadai. Kegiatan perkebunan untuk komoditas dalam skala industri yaitu komoditas karet, kelapa dan kelapa sawit yang tersebar beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Ambawang, Kuala Mandor B, Batu Ampar, Kubu dan Sungai Kakap dengan produksi yang cukup baik, bahkan untuk komoditas kelapa sawit diperkirakan produsinya akan terus meningkat seiring makin banyaknya pelaku usaha yang melakukan pembukaan areal baru untuk perkebunan kelapa sawit. Potensi sektor kehutanan masih di dominasi pada industri pengolahan kayu yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu Industri Primer Izin Usaha Industri Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUI-PHHK) dan Izin Pengolahan Kayu Lamjutan (IPKL). Potensi hutan alam dan hutan produksi cenderung menurun dan hanya jenis tertentu yang dapat dimanfaatkan yaitu potensi kayu bakau (mangroove) dengan pangsa pasar ekspor dalam bentuk arang briket dan juga Hutan Tanaman Industri. Peternakan hewan dan unggas dengan jumlah yang potensial terdapat disetiap kecamatan Kabupaten Kubu Raya dengan jenis s api, kambing, kerbau dan babi. Kelompok unggas didominasi oleh jenis ayam dan bebek. Sektor perikanan produksinya didominasi oleh perikanan laut, disamping juga terdapat dari budidaya tambak, kolam dan keramba dalam jumlah yang cukup berarti. Dilihat dari potensi yang ada, peluang pengembangan usaha perikanan budidaya di wilayah Kabupaten Kubu Raya masih sangat potensial untuk dikembangkan khususnya pada komoditas-komoditas yang prosfektif seperti komoditas ikan-ikan air tawar berupa ikan mas, ikan betutu, udang galah, ikan
14
lele, ikan nila, ikan paten, ikan bawal dan ikan jelawat. Sementara untuk budidaya air payau dan laut komoditas yang prosfektif yang dapat dikembangkan berupa ikan kerapu, udang windu, udang vanamaae, kepiting bakau, ikan bandeng dan ikan kakap putih. Selain ikan-ikan konsumsi, prosfektif pengembangan usaha perikanan budidaya yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Kubu Raya adalah pada komoditas ikan arwana. Komoditas ini cukup banyak dikembangkan di wilayah Kabupaten Kubu Raya, baik dari investor lokal maupun investor dari luar Propinsi Kalimantan Barat.
15
BAB IV ANALISIS PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI
Menganalisis pertumbuhan dan struktur ekonomi di Kabupaten Kubu Raya, dibutuhkan beberapa data secara time series dari tahun 2010 sampai dengan 2014. Data yang diperlukan adalah Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku (PDRB ADHB), Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga konstan (PDRB ADHK), Laju Pertumbuhan Ekonomi, Kontribusi Sektor, Indeks Implisit, Distribusi Per Sektoral, dan lain sebagainya. A. Pertumbuhan PDRB
Perekonomian Kabupaten Kubu Raya telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Berbagai program yang telah dilaksanakan mampu memberikan hasil yang cukup baik, hal ini ditandai dengan pertumbuhan PDRB (ekonomi) Kabupaten Kubu Raya.
PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui
perubahan harga dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut harga konstan. Ada dua macam PDRB yang digunakan untuk menghitung tingkat pertumbuhan dan struktur ekonomi Kabupaten Kubu Raya, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. Perhitungan PDRB berdasarkan harga berlaku dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat sumber daya ekonomi serta pergeseran struktur ekonomi suatu wilayah. Untuk melihat perkembangan serta pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Kubu Raya, dapat dilihat dari data PDRB berdasarkan harga berlaku tahun 2010-2014
16
Tabel 4.1 PDRB Kabupaten Kubu Raya Atas Dasar Harga Berlaku (2010-2014) Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi KEU, Persewaan dan Jasa Pemerintahan Jasa-jasa Total
2010 2011 1,661,105.83 1,862,353.78
2012 2,016,346.74
2013 2,189,491.12
2014 2,307,642.67
51,888.00
62,806.30
71,244.00
81,372.72
4,160,676.97 4,548,793.81
4,958,894.72
5,566,234.14
6,161,008.89
57,228.00 284,830.24
65,639,04 359,860.00
75,458.28 456,713.31
95,765.75 537,854.97
1,539,344.30 1,697,227.52
1,921,944.68
2,305,398.59
2,315,205.98
45,528.55
39,400.86 137,148 04
686,827.69
849,153.36
1,039,745.69
1,338,092.12
1,537,272.17
187,366.35 343,132.94
234,380.12 392,746.34
281,158.28 498,466.43
332,254.51 610,963.80
390,437.84 658,233.01
8,663,383.49 9,978,601.17 11,139,222.84
12,945,849.87 14,084,794.00
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat setiap sektor memiliki angka PDRB yang cukup tinggi. Sektor yang memiliki nilai PDRB yang paling tinggi adalah sektor Industri Pengolahan, sedangkan sektor yang memiliki nilai PDRB terendah adalah sektor Pertambangan dan Penggalian. Untuk melihat perkembangan setiap sektor menggunakan data PDRB atas dasar harga berlaku, dapat dilihat dari diagram di bawah ini.
17
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUBU RAYA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2010-2014 (JUTA RUPIAH) 7,000,000.00
Pertanian
6,000,000.00 Pertambangan dan Penggalian 5,000,000.00 Industri Pengolahan 4,000,000.00 Listrik, Gas dan Air Bersih 3,000,000.00 Bangunan
2,000,000.00
Perdagangan, Hotel dan Restoran
1,000,000.00
Pengangkutan dan Komunikasi
0.00 2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 4.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan diagram di atas, terlihat sektor industri pengolahan memiliki nilai PDRB terbesar dibanding sektor lainnya. Besarnya nilai tambah tersebut hampir dua kali lipat dari besarnya sektor pertanian yang menjadi urutan kedua. Hal ini menunjukkan sumber daya ekonomi unggulan di Kabupaten Kubu Raya berada d i sektor industri pengolahan yang terkait dengan pertanian dan perkebunan. Selain data PDRB harga berlaku, pertumbuhan ekonomi secara riil dapat dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. Dalam hal ini, tahun dasar yang digunakan adalah tahun 2000. Data PDRB atas dasar harga konstan 2010-2014 dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
18
Tabel 4.2 PDRB Kabupaten Kubu Raya Atas Dasar Harga Konstan (2010-2014) Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan
2010 2011 977,880.61 1,039,780.45
2012 1,089,036.39
2013 1,152,712.19
2014 1,213,626.50
22,260.12
24,360.32
26,239.99
28,307.94
2,265,932.13 2,366,766.11
2,458,679.69
2,576,187.25
2,706,289.60
20,578.83
25,101.02 54,356.77
28,793.80 65,014.39
32,247.91 73,590.64
33,854.28 82,931.88
38,698.09 85,278.91
Perdagangan, Hotel dan Restoran
816,002.11
853,946.21
909,492.24
952,072.79
999,676.98
Pengangkutan dan Komunikasi
336,289.77
382,307.24
438,909.64
728,471.87
855,365.12
KEU, Persewaan dan Jasa Pemerintahan Jasa-jasa
98,171.69 191,196 02
103,459.97 212,982.30
107,979.89 229,911.99
143,717.94 295,130.85
153,225.16 319,080.80
Total
4,594,312.93 5,075,310.59
5,364,208.71
5,991,319.04
6,399,549.10
Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat dengan harga konstan dengan tahun dasar 2000, PDRB Kabupaten Kubu Raya termasuk tinggi. Sama halnya PDRB atas dasar harga berlaku, sektor yang memiliki nilai PDRB yang paling tinggi adalah sektor Industri Pengolahan, sedangkan sektor yang memiliki nilai PDRB terendah adalah sektor Pertambangan dan Penggalian. Untuk melihat perkembangan setiap sektor menggunakan data PDRB atas dasar harga konstan, dapat dilihat dari grafik di bawah ini.
19
PRODUK DOMESTIK REGIONAL KABUPATEN KUBU RAYA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2010-2014 (JUTA RUPIAH) 3,000,000.00
Pertanian
2,500,000.00
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
2,000,000.00
Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,500,000.00 Bangunan 1,000,000.00 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 500,000.00
Pengangkutan dan omunikasi
0.00
KEU, Persewaan dan Js Persh 2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 4.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan diagram di atas, terlihat sektor industri pengolahan memiliki nilai PDRB terbesar dibanding sektor lainnya. Besarnya nilai tambah tersebut hampir dua kali lipat dari besarnya sektor pertanian yang menjadi urutan kedua. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi secara sektoral terletak pada sektor industri pengolahan. PDRB atas dasar harga konstan menggunakan berdasarkan harga dasar tahun 2000 sehingga pengaruh perubahan harga dihilangkan. Hal ini membantu untuk melihat
perkembangan
struktur
perekonomian
Kabupaten
Kubu
Raya.
Berdasarkan Gambar 4.2, perkembangan dan pertumbuhan setiap sektoral per tahun
semakin
meningkat,
sehingga
perekonomian di Kabupaten Kubu Raya.
mendukung
peningkatan
struktur
20
Jika dilihat dari hasil perhitungan PDRB Kabupaten Kubu Raya selain dapat diketahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi, juga dapat diketahui peranan masing-masing lapangan usaha terhadap total PDRB Kabupaten Kubu Raya. Peranan dari masing-masing lapangan usaha ini menggambarkan struktur ekonomi Kabupaten Kubu Raya. Semakin besar peranan suatu lapangan usaha maka semakin besar pula pengaruhnya dalam perkembangan perekonomian di daerah ini. B. Kontribusi Sektor Ekonomi
Untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi di Kabupaten Kubu Raya maka perlu diketahui sektor-sektor yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Disamping itu perlu pula memperhatikan pertumbuhan dan kontribusi dari 9 (sembilan) sektor ekonomi terhadap total PDRB di Kabupaten Kubu Raya. Dengan membandingkan kontribusi sektoral selama tahun pengamatan dapat dilihat perubahan secara struktural komponen (sektor) penyusun PDRB daerah sehingga dapat melihat kondisi ekonomi wilayah tersebut. Kontribusi sektor ekonomi di Kabupaten Kubu Raya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Nilai Kontribusi Sektor Lapangan Usaha Tahun 2010-2014 (Dalam Persen) Sektor 2010 2011 2012
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi KEU, Pesewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
2013
2014
19.81 0.42 45.9 0.51 1.1 16.52 8.89
19.78 0.42 45.01 0.55 1.24 16.24 9.78
19.41 0.43 43.85 0.57 1.31 16.21 11.06
19.24 0.44 43 0.57 1.38 15.88 12.16
18.96 0.44 42.29 0.6 1.34 15.62 13.37
2.19 4.66
2.23 4.75
2.31 4.85
2.4 4.93
2.39 4.99
100
100
100
100
100
21
Adapun untuk melihat peningkatan secara gra fis kontribusi dan peranan secara sektoral, dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
KONTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KUBU RAYA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2010-2014 (PERSEN) 50
pertanian
45 40
pertambangan dan penggalian
35 30
industri pengolahan
25 20
listrik, gas dan air bersih
15 10
bangunan
5 0 2010
2011
2012
2013
2014
perdagangan, hotel dan restoran
Gambar 4.3. Kontribusi PDRB Kabupaten Kubu Raya Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan Gambar 4.3, struktur ekonomi Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2010-2014, didominasi oleh sektor ekonomi yaitu sektor industri pengolahan, pertanian dan perdagangan hotel restoran. Kontribusi PDRB t ertinggi tahun 2010-2014 terletak pada sektor industri pengolahan sebesar 45,9 persen. Namun, hingga tahun 2014 mengalami penurunan hingga 42,29 persen. Sektor unggulan lainnya adalah pertanian sebesar 19,89 persen, namun juga mengalami penurunan menjadi 18,96 persen. Setiap sektor unggulan mengalami penurunan karena dampak dari kenaikan kontribusi sektor lain seperti Transportasi dan Komunikasi. Perhitungan menggunakan presentase sehingga sektor yang mengalami kenaikan kontribusi akan mempengaruhi nilai presentase sektor lain yang keseluruhannya memiliki nilai maksimal 100 persen. Walaupun begitu, perekonomian kabupaten Kubu Raya masih di dominasi oleh sektor industri
22
pengolahan karena sektor ini mempunyai peranan lebih besar dari sektor lapangan usaha lainnya termasuk penyerapan tenaga kerja. C. Sektor Unggulan di Kabupaten Kubu Raya
Sektor yang paling dominan dari data PDRB adalah industri pengolahan. Sektor ini menjadi unggulan dan penyumbang kontribusi terbesar dalam perekonomian. Industri pengolahan di Kabupaten Kubu Raya dibagi atas dua jenis, yaitu industri besar dan kecil. Adapun jenis industri pengolahan besar di Kabupaten Kubu Raya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tabel 4.3 Banyaknya Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Industri Besar Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014 Jenis Industri Tenaga Jumlah Nilai Investasi Kerja Pengolahan Kayu Lapis
7
5,760
177,832,599,000.56
Sawmill
17
3,419
52,379,525,000.23
Dowel, Moulding
18
4,356
54,985,614,000.47
Furniture
6
652
192,000,000.00
Particle Board
5
1,516
175,448,200,000.00
Pengetaman
3
32
540,378,000.00
Kusen/Daun Pintu
3
315
23,700,000,000.00
Baja Lapis Seng
2
92
12,196,851,000.09
Galangan Kapal
4
144
212,728,224,000.53
Kimia
7
352
55,203,774,000.70
Crum Rubber
3
528
226,120,000,000.00
Remiling Karet
1
22
315,000,000,000.00
Percetakan
2
147
1,975,000,000.00
Garam Beryodium
1
26
162,000,000.00
Industri Kelapa Sawit
1
377
565,000,000,000.00
Industri Penyosohan
1
16
14,075,000,000.00
Industri Barang dan Semen
1
125
17,300,000,000.00
17,879
1,904,839,165,002.58
Total 82 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Pada tabel di atas terlihat Jumlah Unit Usaha Terbesar adalah Dowel, Moulding yakni sebanyak 18 dari 82 Industri besar di Kabupaten Kubu Raya atau setara dengan 21,95 persen. Sedangkan unit usaha terkecil pada unit usaha
23
remiling karet, garam beryodium, Industri kelapa sawit, Industri penyosohan dan Industri Barang dari semen masing-masing 1 unit usaha. Pada industri besar ada fenomena yang cukup menarik untuk dianalisa yakni tidak ada kecenderungan hubungan yang linier antara jumlah unit usaha dengan tenaga kerja dan nilai investasi. Seperti industri kelapa sawit. Walau satu-satunya di Kubu Raya, tapi industri ini memiliki nilai investasi tertinggi yaitu 565 milyar. Namun sebaliknya jenis usaha dowel moulding yang memiliki jumlah unit usaha terbanyak hanya memiliki nilai investasi sebesar Rp. 54,98 milyar. Jenis industri garam beryodium yang memiliki unit usaha kecil hanya mampu menyerap tenaga kerja 26 orang dengan nilai investasi sebesar Rp. 162,00 juta. Selain industri besar, Kabupaten Kubu Raya juga memiliki kontribusi terbesar di industri kecil. Jenis dan jumlah unit industri tersebut dapat dilihat dari grafik di bawah ini. Tabel 4.5 Jumlah Industri Pengolahan Kecil di Kabupaten Kubu Raya Tahun 2014
Jenis Industri Pengolahan Makanan Minuman
Pengolahan Tembakau Pakaian Jadi Kulit, Barang Dari Kulit dan Alas Kaki Barang Dari Kayu, Gabus, Rotan dan Bambu Percetakan dan Reproduksi Rekaman Bahan Kimia dan Barang Dari Kimia Karet dan Bahan Dari Karet dan Plastik Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer Furniture Total Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Jumlah 277 18 2 11 1 40 9 2 3 10 2 19 394
24
Berdasarkan laporan yang didapatkan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kubu Raya, tercatat Jumlah Unit Usaha Industri Kecil sebanyak 400. Jumlah terbanyak jenis industri makanan berjumlah 277 dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 863 orang, disusul kemudian jenis industri barang dari kayu, gabus dan rotan yakni sebanyak 40 dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 248. Posisi ketiga pada kelompok industri kecil adalah jenis furniture dengan jumlah 19 dan tenaga kerja seba nyak 67 orang. Nilai investasi dan jumlah tenaga kerja terlihat berbanding lurus dengan .industri yang ada. Jenis industri makanan yang mendominasi jumlah industri di Kabupaten Kubu Raya memiliki tenaga kerja tertinggi yakni 835 dengan nilai investasi sebesar Rp. 4,55 milyar. Demikian juga untuk urutan ke dua da ketiga yakni jenis industri barang dari kayu, gabus, rotan dan bamboo serta jenis industri furniture memiliki jumlah tenaga kerja dan nilai investasi cukup besar. Nilai investasi untuk jenis industri di atas masing-masing sebesar Rp. 0,89 milyar dan Rp. 0,47 milyar. Kubu Raya merupakan satu-satunya kabupaten yang memiliki sektor unggulan industri pengolahan. Hal ini menjadi peluang bagi untuk emndukung kegiatan ekspor. Industri pengolahan sebagai penyumbang angka PDRB terbesar memiliki peranan sebagai penunjang ekonomi di Kubu Raya. Contohnya industri besar seperti pengolahan kelapa sawit. Hasil industri tersebut bisa berupa CPO (crude palm oil ) yang menjadi komoditi ekspor, baik domestic maupun luar negeri. CPO ini selanjutnya akan diolah menjadi sabun, minyak, atau produk lain lalu didistribusikan ke daerah lain. Kegiatan ekspor ini menjadi penyumbang pendapatan daerah, baik dari hasil industri maupun pajak yang dikeluarkan untuk daerah. Selain industri besar, industri kecil juga berperan untuk emnumbuhkan perekonomian Kubu Raya. Industri makanan yang terkenal adalah pengolahan minuman lidah buaya, pengulitan nanas, pengemasan jagung dan lain-lain. Industri ini besar di Kubu Raya karena dekat dengan raw material atau sumber
25
daya alam yang memanfaatkan potensi lahan Kubu Raya untuk ditanami tumbuhan keras. D. Perubahan Harga Barang terhadap Tingkat Produsen
Suatu indeks yang menunjukkan tingkat perkembangan harga di tingkat produsen ( producer price index) digunakan untuk mengetahui adanya perubahan harga barang dan jasa secara keseluruhan yang lebih dikenal dengan tingkat inflasi. Indeks implisit juga merupakan indikator turunan dari PDB/PDRB, variabel diperoleh dari survei yang juga tergantung dari pendekatan penghitungan yang digunakan. Bukan hanya tertutup di satu s isi. Indeks implisit dapat dicari secara manual dengan membagi PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan dalam bentuk presentase. Mengenai perubahan harga terhadap tingkat produsen di Kabupaten Kubu Raya, dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 Indeks Harga Implisit Menurut Lapangan Usaha Lapangan Usaha
2010
2011
2012
2013
2014
Pertanian
169.87
179.11
181.15
189.94
190.14
Pertambangan dan Penggalian
221.24
233.1
257.82
271.51
287.46
Industri Pengolahan
183.62
192.19
201.69
216.06
227.66
Listrik, Gas dan Air Bersih
156.97
198.75
203.55
222.89
247.47
Bangunan
252.31
438.1
489
554.05
630.7
Perdagangan, Hotel & Restoran
188.64
198.75
211.32
221.14
231.6
Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persew. & Jasa Perus.
156.48
165.06
167.6
183.68
179.72
173.52
199.88
216.73
231.19
254.81
Jasa-Jasa
149.25
157.25
183.06
207.01
206.29
Rata-rata
183.544
218.021
234.658
255.274
272.872
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan ratarata indeks implisit persektoral setiap tahunnya. Hal ini menggambarkan terdapat perubahan harga barang dan jasa di tingkat produsen di Kabupaten Kubu Raya yang cukup signifikan.
26
E. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu
lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Mengenai laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya dapat dilihat dari grafik berikut.
LAJU PERTUMBUHAN RILL PDRB KABUPATEN KUBU RAYA BERDASARKAN LAPANGAN USAHA TAHUN 2010-2014 (Dalam Persen) 6.7
6.61
6.6
6.66
6.54
6.5
6.44
6.4 6.3 6.2
6.23
6.1 6
2010
2011
2012
2013
2014
Gambar 4.5. Laju Perutumbuhan Rill PDRB Sumber: Badan Pusat Statistik (2015)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perekonomian Kabupaten Kubu Raya pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibanding pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kubu Raya tahun 2014 mencapai 6,44 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 6,66 persen. pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan sebesar 0,22 persen dari tahun sebelumnya. Perlambatan ini juga menunjukkan jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun 2014 lebih kecil daripada 2013 sehingga tidak mengalami pertumbuhan. F. Distribusi PDRB atas Dasar Harga Berlaku
27
Distribusi PDRB harga berlaku menuurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektorsektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. Adapun mengenai distribusi PDRB di Kabupaten Kubu Raya berdasarkan 9 sektor utama dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
DISTRIBUSI PRESENTASE PDRB KABUPATEN KUBU RAYA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2013
7. Pengangkutan dan omunikasi 11%
8. KEU, Persewaan dan Jasa 9. Jasa-Jasa Perusahaan 5% 3% 1. Pertanian 17%
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 16%
2. Pertambangan dan Penggalian 0.56%
3. Industri Pengolahan 44%
5. Bangunan 4% 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1%
Gambar 4.6. Distribusi presentase PDRB Kabupaten Kubu Raya Sumber: Badan Pusat Statisti, 2014
Tiga sektor ekonomi penyumbang terbesar masing-masing adalah sektor industri pengolahan meyumbang 43,67 persen di ikuti sektor pertanian sebesar 17,18 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,52 persen terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kubu Raya.
28
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Dari uraian dan analisis data untuk melihat pertumbuhan dan struktur perekonomian Kabupaten Kubu Raya, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
Pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Kubu Raya mengalami peningkatan yang dilihat dari PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) .
Berdasarkan PRDB ADHB dan ADHK, industri pengolahan merupakan sektor unggulan di Kubu Raya.
Sektor industri pengolahan terdiri atas industri besar dan kecil. Industri besar yang dominan adalah dowel dan moulding berjumlah 18 industri. Pemilik nilai investasi terbesar adalah industri pengolahan kelapa sawit. sedangkan industri kecil yang paling utama adalah industri pengolahan makanan dengan jumlah 277 dari 400 industri.
Terdapat perubahan harga yang dihitung berdasarkan indeks implicit. Sektor bangunan mengalami perubahan yang sangat signifikan yaitu kenaikan 530,7 persen dari harga konstan tahun 2000.
Distribusi atau penyebaran sektor terbesar dan membuka lapangan usaha terbesar adalah sektor industri pengolahan.
Sejak tahun 2010-2014, sektor industri pengolahan dan pertanian memberikan kontribusi terbesar untuk perekonomian Kubu Raya. Namun, mengalami penurunan di tahun 2014 akibat kenaikan presentase sektor lain seperti pengangkutan dan komunikasi dengan kenaikan kontribusi yang cukup pesat.
29
B. Saran
PDRB Kabupaten Kubu Raya adalah urutan kedua tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat. Sumber daya alamnya melimpah, akan lebih baik lagi jika menaikkan mutu sumber daya manusia. Selain itu, sektor dominan di Kabupaten Kubu Raya bukanlah pertanian, melainkan industri pengolahan. Luas wilayah 2
Kabupaten Kubu Raya adalah 6.985,24 km , namun lahan pertaniannya hanya 543,66 km2. Sektor unggulan adalah industri pengolahan yang didominasi oleh pengolahan hasil hutan. Hutan yang dimiliki Kubu Raya setiap tahun semakin menurun dan akan berdampak pada kontribusi industri ini. Diharapkan dengan hal ini, pemerintah dapat mengoptimalkan sektor yang lain, terutama pertanian dengan program swasembada pangan maupun pengembangan tanaman palawija yang berpotensi di lahan basah Kubu Raya.Dilihat dari kontribusi per sektor, setiap sektor unggulan mengalami penurunan tiap tahunnya. Tahun 2014, kontribusi sektor industri pengolahan adalah terendah dibanding empat tahun sebelumnya. hal yang sama juga terjadi pada perlambatan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kubu Raya yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Jika terdapat faktor-faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, maka diharapkan pemerintah dapat menangani hal ini sehingga Kabupaten Kubu Raya tetap dapat mempertahankan angka PDRB yang cukup membanggakan dan berkontribusi besar untuk Kalimantan Barat.