iii
54
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk.
DAN ANAK PERUSAHAAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2010-2014
Disusun Oleh:
Feny Nur Fitri (344439)
Adelia Sulistyawati (344861)
Ratri Ulli Ayu A. (344862)
Rina Kusumawati (344938)
Ayu Anita Putri (344946 )
Puji Utami (345032)
DEPARTEMEN EKONOMIKA DAN BISNIS
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2015
EXECUTIVE SUMMARY
Laporan keuangan merupakan suatu alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Agar laporan keuangan dapat berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan maka perlu mengadakan analisa hubungan dari pos-pos dalam suatu laporan keuangan . Dalam hal ini analisa rasio dapat dipakai dalam memberikan gambaran keadaan keuangan yang sebenarnya mengenai perusahaan dan sehat tidaknya perusahaan tersebut melakukan usahanya.
Permasalahan yang diambil adalah Bagaimana Bank Negara Indonesia dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya, Bagaimana tingkat rentabilitas dan bagaimana efektifitas dan kondisi Bank Negara Indonesia dalam menggunakan dananya.
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. PROFIL BANK NEGARA INDONESIA 1
B. TUJUAN ANALISIS 3
C. LINGKUP ANALISIS 4
D. DATA YANG DIGUNAKAN 4
BAB II ANALISIS DAN INTERPRETASI 5
A. LANDASAN TEORI 5
B. ANALISIS DAN INTERPRETASI 7
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 54
A. KESIMPULAN 54
B. SARAN 54
DAFTAR PUSTAKA 56
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rasio Likuiditas 9
Tabel 2. Rasio Solvabilitas 12
Tabel 3. Rasio Profitabilitas 15
Tabel 4. Analisis Common Size pada Neraca Konsolidasian 18
Tabel 5. Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi Komprehensif 23
Tabel 6. Analisis Common Size pada Laporan Arus Kas 27
Tabel 7. Analisis Perbandingan pada Neraca Konsolidasian 32
Tabel 8. Analisis Perbandingan pada Laporan Arus Kas 37
Tabel 9. Analisis Trend pada Neraca Konsolidasian 42
Tabel 10. Analisis Trend pada Laporan Laba Rugi Komprehensif 46
Tabel 11. Analisis Trend pada Laporan Arus Kas 50
BAB I
PENDAHULUAN
PROFIL BANK NEGARA INDONESIA
Sejarah Singkat
Bank Negara Indonesia didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. Lahir pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia, BNI sempat berfungsi sebagai bank sentral dan bank umum sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2/1946, sebelum akhirnya beroperasi sebagai bank komersial sejak tahun 1955. Oeang Republik Indonesia atau ORI sebagai alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia pada tanggal 30 Oktober 1946 dicetak dan diedarkan oleh Bank Negara Indonesia.
Menyusul penunjukan De Javache Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai bank sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peran BNI sebagai bank sentral. BNI lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan dan diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa pada tahun 1950 dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Kantor cabang BNI pertama di luar negeri dibuka di Singapura pada tahun 1955. Peranan BNI untuk mendukung perekonomian Indonesia semakin strategis dengan munculnya inisiatif untuk melayani seluruh lapisan masyarakat dari Sabang sampai Merauke pada tahun 1960-an dengan memperkenalkan berbagai layanan perbankan seperti Bank Terapung, Bank Keliling, Bank Bocah dan Bank Sarinah. Tujuan utama dari pembentukan Bank Terapung adalah untuk melayani masyarakat yang tinggal di kepulauan seperti di Kepulauan Riau atau daerah yang sulit dijangkau dengan transportasi darat seperti Kalimantan. BNI juga meluncurkan Bank Keliling, yaitu jasa layanan perbankan di mobil keliling sebagai upaya proaktif untuk mendorong masyarakat menabung.
Sesuai dengan UU No.17 Tahun 1968 sebagai bank umum dengan nama Bank Negara Indonesia 1946, BNI bertugas memperbaiki ekonomi rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.
Dalam masa perjalanannya, BNI telah mereposisi identitas korporatnya untuk menyesuaikan dengan pasar keuangan yang dinamis. Identitas pertama sejak BNI berdiri berupa lingkaran warna merah dengan tulisan BNI 1946 berwarna emas melambangkan persatuan, keberanian, dan patriotisme yang memang merefleksikan semangat BNI sebagai bank perjuangan. Pada tahun 1988, identitas korporat berubah menjadi logo layar kapal & gelombang untuk merepresentasikan posisi BNI sebagai Bank Pemerintah Indonesia yang siap memasuki pasar keuangan dunia dengan memiliki kantor cabang di luar negeri. Gelombang mencerminkan gerak maju BNI yang dinamis sebagai bank komersial Negara yang berorientasi pada pasar.
Setelah krisis keuangan melanda Asia tahun 1998 yang mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional, BNI melakukan program restrukturisasi termasuk diantaranya melakukan rebranding untuk membangun & memperkuat reputasi BNI.Identitas baru ini dengan menempatkan angka '46' di depan kata 'BNI'. Kata 'BNI' berwarna tosca yang mencerminkan kekuatan, keunikan, dan kekokohan. Sementara angka '46' dalam kotak orange diletakkan secara diagonal untuk menggambarkan BNI baru yang modern.
Visi dan Misi BNI
Visi Bank Negara Indonesia :
Menjadi Lembaga
Keuangan yang Unggul dalam
Layanan dan Kinerja
Misi Bank Negara Indonesia :
Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kapada seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama
Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor
Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi
Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab kepada lingkungan dan komunitas
Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik bagi industri
Budaya Perusahaan
Budaya Kerja BNI "PRINSIP 46" merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI, terdiri dari :
4 (Empat) Nilai Budaya Kerja
Profesionalisme
Integritas
Orientasi Pelanggan
Perbaikan Tiada Henti
6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI
Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
Jujur, Tulus dan Ikhlas
Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab
Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
Kreatif dan Inovatif
Struktur Organisasi
TUJUAN ANALISIS
Laporan keuangan bank menjadi alat yang penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan bank menyajikan mengenai apa yang telah terjadi serta merupakan salah satu informasi yang cukup penting dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi. Analisis laporan keuangan bank dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan yaitu, digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau merger; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa datang; sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya; atau sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. (Prastowo dan Juliaty, 2008 : 57). Penyusunan Analisis Laporan Keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Periode Tahun 2010-2014 ini, dapat digunakan untuk mengevaluasi laporan keuangan PT. BNI periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
LINGKUP ANALISIS
Lingkup analisis yang digunakan pada Analisis Laporan Keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010-31 Desember 2014 meliputi :
Analisis Ratio
Analisis Rasio meliputi Rasio Likuiditas, yang terdiri dari Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Asset to Loan Deposit, Ratio Solvabilitas yang terdiri dari Primary Ratio, Risk Assrt Ratio, dan Capital Ratio, Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Gross Profit Margin, Net Profit Margin, dan Return On Equity (ROE).
Analisis Verrtikal
Analisis Vertikal yaitu Analisis Commond Size terhadap laporan keuangan PT. BNI Tbk. pada Neraca, Laporan Laba Rugi Komprehensif, dan Laporan Arus Kas.
Analisis Horizontal
Analisis Horizontal meliputi Analisis Perbandingan dan Analisis Trend terhadap laporan keuangan PT. BNI Tbk. pada Neraca, Laporan Laba Rugi Komprehensif, dan Laporan Arus Kas.
DATA YANG DIGUNAKAN
Data yang digunakan dalam melakukan Analisis Laporan Keuangan pada PT Bank Negara Indonesia Tbk. berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit yaitu laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 hingga 31 Desember 2014. Serta berbagai teori atau literature yang berkaitan dengan bahasan.
BAB II
ANALISIS DAN INTERPRETASI
LANDASAN TEORI
ANALISIS RASIO
Terdapat 3 jenis rasio yang digunakan untuk Analisis Laporan Keuangan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. yaitu :
Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin likuid. Berikut perhitungan rasio likuiditas yang digunakan :
Quick Rasio (mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan yaitu pemilik giro, tabungan dan deposito dengan harta yang paling likuid).
Rumus : QR = (Cash Asset)/(Total Deposit) x 100%
Loan to Deposit Rasio (mengukur komposisi kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri).
Rumus : LDR = (Total Loans)/(Total Deposit+Equity) x 100%
Asset to Loan Ratio (mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank).
Rumus : ALR = (Total Loans)/(Total Asset) x 100%
Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan bank atau alat ukur untuk melihat kekayaan bank serta melihat efisiensi pihak manajemen bank. Berikut perhitungan rasio solvabilitas yang digunakan :
Primary Ratio (mengukur permodalan yang dimiliki bank telah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity).
Rumus : PR = (Equity Capital)/(Total Asset) x 100%
Risk Asset Ratio (mengukur kemungkinan penurunan risk asset).
Rumus : RAR = (equity Capital)/(Total Asset-Cash Asset-Securities) x 100%
Capital Ratio (mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena ada kegagalan dalam menagih bunga bank).
Rumus : CR = (Equity Capital+Reserve for Loan Losses)/(Total Loans) x 100%
Rasio Profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Berikut perhitungan rasio profitabilitas yang digunakan :
Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni bank setelah dikurangi biaya-biaya).
Rumus : GPM = (Operating Income-Operating Expense)/(Operating Income) x 100%
Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank).
Rumus : NPM = (Net Income)/(Operating Income) x 100%
Return Equity Capital atau ROE ( mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income).
Rumus : ROE = (Net Income)/(Equity Income) x 100%
ANALISIS VERTIKAL
Analisis Vertikal atau Analisis Common Size dilakukan untuk mengetahui prosentase akun masing-masing terhadap total asset/total liabilitas & ekuitas (neraca) atau (laba/rugi).
ANALISIS HORIZONTAL
Analisis Perbandingan
Analisis Perbandingan dilakukan untuk mendapatkan informasi perkembangan keadaan keuangan perusahaan dengan cara membandingkan laporan keuangan antara dua periode atau lebih.
Analisis Trend
Analisis Trend bertujuan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang baik kecenderungan naik, turun maupun tetap (Harahap, 1998).
ANALISIS DAN INTERPRETASI
ANALISIS RASIO
Rasio Likuiditas
Tahun 2010
Loans to Deposit Ratio
=
129.399.567
x 100%
227.524.210
=
0,57
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,57 deposit dan ekuitas.
Asset to Loan Ratio
=
129.399.567
x 100%
248.580.529
=
0,52
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,52 total aset
Tahun 2011
Loans to Deposit Ratio
=
156.504.508
x 100%
269.138.764
=
0,58
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,58 deposit dan ekuitas.
Asset to Loan Ratio
=
156.504.508
x 100%
299.058.161
=
0,52
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,52 total asset.
Tahun 2012
Loans to Deposit Ratio
=
193.834.670
x 100%
301.186.132
=
0,64
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,64 deposit dan ekuitas.
Asset to Loan Ratio
=
193.834.670
x 100%
333.303.506
=
0,58
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,58 total asset
Tahun 2013
Loans to Deposit Ratio
=
243.757.807
x 100%
373.863.564
=
0,65
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,65 deposit dan ekuitas.
Asset to Loan Ratio
=
232.684.730
x 100%
373.863.564
=
0,63
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,63 total asset
Tahun 2014
Loans to Deposit Ratio
=
270.651.986
x 100%
306.366.939
=
0,88
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh Rp. 0,88 deposit dan ekuitas.
Asset to Loan Ratio
=
277.622.281
x 100%
416.573.708
=
0,67
Interpretasi : setiap Rp.1 pinjaman dijamin oleh 0,67 total asset
Berikut adalah tabel batang rasio likuiditas PT. Bank Negara Indonesia Tbk. periode tahun 2010-2014 :
Rasio Likuiditas
Berdasarkan tabel 1 di atas, PT. BNI Tbk dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan Loans to Deposit Ratio dari 0,57 menjadi 0,58.. Kemudian pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan dari 0,58 menjadi 0,64. Sedangkan pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami kenaikan dari 0,64 menjadi 0,65. Dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 PT. BNI ,Tbk mengalami kenaikan kembali dari 0,65 menjadi 0,88 .Hal ini menunjukkan bahwa PT.BNI dari tahun ke tahun selalu meningkatkan kapasitas pemberian pinjaman kredit terhadap manyarakat atau bisa dikatakan Bank mengalami perkembangan yang menunjukkan Bank illikuid.
Sedangkan untuk Asset to loan ratio, pada tahun 2010 ke tahun 2011 tidak mengalami perubahan yaitu bertahan pada 0,52 , meskipun dari segi presentase tidak mengalami perubahan akan tetapi jumlah pinjaman dan juga total asset dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana besar prosentase peningkatan tersebut hampir sama sehingga mempengaruhi dalam presentase secara keseluruhan terlihat tidak berubah. kemudian, pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan dari 0,52 menjadi 0,58. Kemudian pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami kenaikan dari 0,58 menjadi 0,63. Dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 juga mengalami kenaikan dari 0,63 menjadi 0,67.dari kenaikan yang terjadi selama tiga tahun berturut –turut hal ini menunjukan jumlah kredit yang disalurkan terhadap harta yang dimiliki bank selalu mengalami peningkatan,sehingga Bank Bni menunjukkan Bank yang illikuid.
Secara garis besar, rasio likuiditas PT. BNI ,Tbk pada tahun 2010-2014 berdasarkan Loans to Deposit Ratio dan Asset to loan ratio mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan kemampuan bank BNI dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik.
Rasio Solvabilitas
Tahun 2010
Primary Ratio
=
33.149.525
x 100%
248.580.529
=
0,133
Interpretasi : setiap 0,133 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital Ratio
=
40.385.105
x 100%
129.399.567
=
0,31
Interpretasi : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,31 pinjaman modal dan cadangan untuk kerugian pinjaman.
Tahun 2011
Primary Ratio
=
37.843.024
x 100%
299.058.161
=
0,127
Interpretasi : setiap 0,127 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital Ratio
=
44.871.939
x 100%
156.504.508
=
0,29
Interpretasi : : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,29 pinjaman modal dan cadangan untuk kerugian pinjaman.
Tahun 2012
Primary Ratio
=
43.525.291
x 100%
333.303.506
=
0,131
Interpretasi : setiap 0,131 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital Ratio
=
50.432.926
x 100%
193.834.670
=
0,26
Interpretasi : : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,26 pinjaman modal dan cadangan untuk kerugian pinjaman.
Tahun 2013
Primary Ratio
=
47.683.505
x 100%
370.716.158
=
0,129
Interpretasi : setiap 0,129 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital Ratio
=
54.563.541
x 100%
232.684.730
=
0,23
Interpretasi : : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,23 pinjaman modal dan cadangan untuk kerugian pinjaman.
Tahun 2014
Primary Ratio
=
61.021.308
x 100%
416.573.708
=
0,15
Interpretasi : setiap 0,15 penyertaan modal dijamin oleh Rp 1 total aset.
Capital Ratio
=
67.991.603
x 100%
277.622.281
=
0,24
Interpretasi : : setiap Rp 1 Pinjaman dijamin oleh 0,24 pinjaman modal dan cadangan untuk kerugian pinjaman.
Berikut adalah tabel batang rasio solvabilitas PT. Bank Negara Indonesia Tbk. periode tahun 2010-2014 :
Rasio Solvabilitas
Berdasarkan tabel 2 di atas, PT BNI ,Tbk pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan pada Primary Ratio dari 0,133 menjadi 0,127. Kemudian pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan dari 0,127 menjadi 0,131. Sedangkan pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami penurunan dari 0,131 menjadi 0,129. Dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 PT. BNI,Tbk mengalami peningkatan dari 0,129 menjadi 0,150.Sehingga bisa dikatakan permodalan Bank mengalami fluktuasi , akan tetapi fluktuatif tersebut cenderung positif.
Sedangkan untuk capital ratio, pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,02 dari 0,31 menjadi 0,29. dan, pada tahun 2011 ke tahun 2012 juga mengalami penurunan kembali dari 0,29 menjadi 0,26. Kemudian pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami penurunan dari 0,26 menjadi 0,23. Dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami peningkatan dari 0,23 menjadi 0,24. Hal ini dapat dikatakan bahwa kemampuan Bank BNI dalam permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena ada kegagalan dalam menagih bunga bank terus mengalami penurunan,dan mulai meningkat kembali pada tahun 2014, dan hal ini tidak memberikan kerugian pada Bank karena penurunan ini masih berada dalam slot positif.
Secara garis besar, rasio profitabilitas PT.BNI,Tbk pada tahun 2010-2014 berdasarkan Primary Ratio dan capital ratio mengalami penurunan yang masih dapat ditoleransi,karena masih berada dalam slot positif. Sehingga bisa dikatakan saat ini kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan bank Bank sedang mengalami penurunan.
Rasio Profitabilitas
Tahun 2010
Net Profit Margin
=
4.103.198
x 100%
24.346.415
=
0,17
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 17% sehingga bank mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE
=
4.103.198
x 100%
23.623.275
=
0,17
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 17% yang artinya bank pada tingkat efisiensi yang bagus.
Tahun 2011
Net Profit Margin
=
5.808.218
x 100%
20.691.796
=
0,28
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 28% sehingga bank mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE
=
5.808.218
x 100%
23.623.275
=
0,25
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 25% yang artinya bank pada tingkat efisiensi yang bagus.
Tahun 2012
Net Profit Margin
=
7.048.362
x 100%
31.150.328
=
0,23
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 23% sehingga bank mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE
=
7.048.362
x 100%
23.623.275
=
0,30
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 30% yang artinya bank pada tingkat efisiensi yang bagus.
Tahun 2013
Net Profit Margin
=
9.057.941
x 100%
35.891.612
=
0,25
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 25% sehingga bank mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE
=
9.057.941
x 100%
23.623.275
=
0,38
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 38% yang artinya bank pada tingkat efisiensi yang bagus.
Tahun 2014
Net Profit Margin
=
10.829.379
x 100%
44.080.298
=
0,25
Interpretasi : profit margin tersebut tinggi yaitu sebesar 25% sehingga bank mampu menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
ROE
=
10.829.379
x 100%
23.623.275
=
0,46
Interpretasi : rasio tersebut tinggi yaitu sebesar 46% yang artinya bank pada tingkat efisiensi yang bagus.
Berikut adalah tabel batang rasio profitabilitas PT. Bank Negara Indonesia Tbk. periode tahun 2010-2014 :
Rasio Profitabilitas
Berdasarkan tabel 3 di atas, PT. BNI,Tbk pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan Net Profit magin dari 0,17 menjadi 0,28. Hal ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank likuid. Kemudian pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dari 0,28 menjadi 0,23. Hal ini menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank menurun. Sedangkan pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami peningkatan dari 0,23 menjadi 0,25. Dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 PT. BNI,Tbk tidak mengalami perubahan atau tetap yaitu sebesar 0,25.
Sedangkan untuk ROE, pada tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan dari 0,17 menjadi 0,25. Pada tahun 2011 ke tahun 2012 juga mengalami peningkatan dari 0,25 menjadi 0,30.. Kemudian pada tahun 2012 ke tahun 2013 kembali mengalami peningkatan dari 0,30 menjadi 0,38. Dan pada tahun 2013 ke tahun 2014 juga mengalami peningkatan dari 0,38 menjadi 0,46.Peningkatan yang terjadi dari tahun ketahun ini menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net income illikuid.
Secara garis besar, rasio likuiditas PT.BNI,Tbk pada tahun 2010-2014 berdasarkan Net Profit Margin dan ROE mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank illikuid.
ANALISIS VERTIKAL ATAU COMMON SIZE
Analisis Common Size pada Neraca
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Analisis Common Size pada Neraca Konsolidasian
Interpretasi Analisis Common Size pada Neraca Konsolidasian PT. BNI Tbk.
Periode 31 Desember 2010
Pada tahun 2010 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp248,580,529. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp Rp13.563.799 (5,46%). Kemudian diikuti dengan penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar Rp38.385.316 (15.44%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2010 adalah tagihan derivative sebesar Rp 7,522 (0,003%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada pada periode 2010 sebesar Rp215,431,004(86,66%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp Rp33.149.525 (13,34%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak ketiga yaitu sebesar Rp Rp194.374.685 (78,19%) dan tambahan modal di setor yaitu sebesar 14,568,468 (5.86%).Sedangkan jumlah kewajiban dan ekuitas terkecil diperoleh dari laba rugi yang belum terealisasi sebesar simpanan nasabah yaitu Rp-361.009(-0,15%).
Periode 31 Desember 2011
Pada tahun 2011 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp299.058.161. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp156.504.508 (59,91%). Kemudian diikuti dengan penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar Rp49.328.028 (18,88%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2011 adalah pajak dibayar dimuka sebesar Rp29.365 (0,011%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada pada periode 2011 sebesar Rp261.215.137 (100,00%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp Rp37.843.024 (14,49%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak ketiga yaitu sebesar Rp231.295.740 (88,55%) dan tambahan modal di setor yaitu sebesar 14,568,468 (5,58%).Sedangkan jumlah kewajiban dan ekuitas terkecil diperoleh daripenyisihan sebesar Rp14.616 (0,01%).
Periode 31 Desember 2012
Pada tahun 2012 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp333.303.506. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp193.834.670 (58,16%). Kemudian diikuti dengan penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar Rp32.616.662 (9,79%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2010 adalah tagihan derivative sebesar Rp Rp10.571 (0,003%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada pada periode 2012 sebesar Rp289.778.215 (86,94%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp Rp43.525.291 (13,06%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak ketiga yaitu sebesar Rp257.660.841 (77,31%) dan tambahan modal di setor yaitu sebesar 14,568,468 (4,37%).Sedangkan jumlah kewajiban dan ekuitas terkecil diperoleh dari penyisihan sebesar Rp54.774 (0.016%), dan utang pajak lainnya sebesar Rp78.519 (0.024%).
Periode 31 Desember 2013
Pada tahun 2013 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp386.654.815. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp243.757.807 (63,04%). Kemudian diikuti dengan penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar Rp23.472.702 (6,07%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2010 adalah pernyataan saham sebesar Rp39.507 (0,01%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada pada periode 2013 sebesar Rp329.453.527 (85,21%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp Rp47.683.505 (12,33%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak ketiga yaitu sebesar Rp282.739.954 (73,12%) dan tambahan modal di setor yaitu sebesar 14,568,468 (3,77%).Sedangkan jumlah kewajiban dan ekuitas terkecil diperoleh dari utang pajak lainnya sebesar Rp37.042 (0.01%).
Periode 31 Desember 2014
Pada tahun 2014 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp416.573.708. Jumlah aktiva terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga yaitu sebesar Rp270.651.986 (64,97%). Kemudian diikuti dengan Giro pada Bank Indonesia sebesar Rp24.597.538 (5,90%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2010 adalah pernyataan saham sebesar Rp37.434 (0,01%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah kewajiban pada pada periode 2014 sebesar Rp341.148.654 (81,89%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp Rp61.021.308 (14,65%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak ketiga yaitu sebesar Rp300.264.809 (72,08%) dan tambahan modal di setor yaitu sebesar 14,568,468 (3,50%).Sedangkan jumlah kewajiban dan ekuitas terkecil diperoleh dari utang pajak lainnya sebesar Rp26.249 (0.01%).
Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi Komprehensif
Interpretasi Analisis Common Size pada Laporan Laba Rugi Komprehensif PT. BNI Tbk.
Periode 31 Desember 2010
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI Periode 2010, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 18.781.770. Pendapatan bank BNI diperiode ini dibedakan menjadi pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya. Pendapatan bunga dan syariah neto diketahui sebesar 62,40 % dan pendapatan operasional lainnya sebesar 37,60%.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank BNI antara lain beban operasional yang berasal dari beban gaji dan tunjangan sebesar Rp 4.126.640 (21,97 %), Umum dan administrasi sebesar Rp. 2.760.917 ( 14,7 %), Underwritting Asurrance Rp. 1.343.205 ( 7,15 %), Beban Promosi Rp. 675.153 ( 3,59%), premi penjaminan Rp. 363.989 ( 1,94%), beban lain-lain Rp. 373.453 (1,99%), sehinggga didapat total biaya operasional yang mengurangi laba sebesar Rp. 9.643.357. Beban pajak tahun berjalan periode ini diketahui sebesar sebesar Rp 1.382.26 sehingga Pada periode ini laba bersih Bank BNI mencapai Rp. 5.485.460 atau 29,21 %.
Periode 31 Desember 2011
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI periode 2011, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 20.797.289. Sebesar 63,45 % dari total pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 36,55% diperoleh dari pendapatan operasional lainnya.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba antara lain beban operasional dengan total beban sebesar Rp. 9.643.357. Beban terbesar berasal dari beban gaji dan tunjangan sebesar 24,24% dari total pendapatan. Beban umum dan administrasi sebesar 16,25%, Underwriting assurance sebesar 4,38 %, beban promosi 3,28 %, premi penjaminan 1,78 %, beban lain-lain 3,6%. Laba tahun berjalan pada periode ini didapat dari pengurangan pajak sebesar Rp. 1.653.090 sehingga diketahui labanya sebesar Rp. 5.808.218 ( 27,93%). Laba pada periode ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 322.758 atau sekitar 3%.
Periode 31 Desember 2012
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI periode 2012, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 23.904.804. Sebesar 64,67 % dari total pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 35,33 % diperoleh dari pendapatan operasional lainnya.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba antara lain beban operasional dengan total beban sebesar Rp. 12.739.104. Beban terbesar berasal dari beban gaji dan tunjangan sebesar 23,33% dari total pendapatan. Beban umum dan administrasi sebesar 16,40%, Underwriting assurance sebesar 3,91 %, beban promosi 3,43 %, premi penjaminan 1,94 %, beban lain-lain 4,28 %. Laba tahun berjalan pada periode ini didapat dari pengurangan pajak sebesar Rp. 1.653.090 sehingga diketahui labanya sebesar Rp. 7.048.362 ( 29,49%). Laba pada periode ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 1.240144 atau 9,64 %.
Periode 31 Desember 2013
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI periode 2013, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 28.499.185. Sebesar 66,87% dari total pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 33,13% diperoleh dari pendapatan operasional lainnya.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba antara lain beban operasional dengan total beban sebesar Rp.14.572.688. Beban terbesar berasal dari beban gaji dan tunjangan sebesar 21,35% dari total pendapatan. Beban umum dan administrasi sebesar 15,93%, Underwriting assurance sebesar 3,82%, beban promosi 3,28 %, premi penjaminan 1,79 %, beban lain-lain 4,97 %. Laba tahun berjalan pada periode ini diketahui sebesar Rp. 905.7941 ( 31,78%). Laba pada periode ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp. 2.009.579 atau 12%.
Periode 31 Desember 2014
Berdasarkan laporan laba rugi Bank BNI periode 2014, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 33.091.657 Sebesar 90,91% dari total pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan 51,75% diperoleh dari pendapatan operasional lainnya.
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba antara lain beban operasional dengan total beban sebesar Rp. 16.103.374 Beban terbesar berasal dari beban gaji dan tunjangan sebesar 20,49 dari total pendapatan. Beban umum dan administrasi sebesar 15,38%, Underwriting assurance sebesar 4,06%, beban promosi 2,55 %, premi penjaminan 1,77 %, beban lain-lain 4,4 %. Laba tahun berjalan pada periode ini diketahui sebesar Rp. 13.346.290.
Analisis Common Size pada Laporan Arus Kas
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Analisis Common Size pada Laporan Arus Kas
Interpretasi Analisis Common Size pada Laporan Arus Kas PT. BNI Tbk.
Periode 31 Desember 2010
Pada tahun 2010 kas neto digunakan untuk kegiatan operasi PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp14.172.924. Jumlah terbesar diperoleh dari penerimaan bunga, provisi, dan komisi yaitu sebesar 7,78% atau Rp Rp19.345.064. Kemudian diikuti dengan kenaikan liabilitas operasi sebesar 3,32% atau Rp8.252.096 jumlah terkecil pada periode 2010 adalah perubahan dalam asset dan liabilitas operasi sebesar -10,85% atau (Rp26.973.665). Kemudian pada kas neto digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp7.937.936. Jumlah terbesar diperoleh dari pembelian efek-efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo - neto sebesar 2,03% atau Rp5.038.979. Sedangkan pada kas neto yang digunakan untuk kegiatan pendanaan meningkat sebesar 3,75% atau Rp9.317.751. Kas dan setara kas pada awal periode sebesar 24,79% atau Rp61.621.283 serta kas dan setara kas pada akhir periode sebesar 19,65% atau Rp48.856.971 lebih rendah dari kas dan setara kas pada awal periode.
Periode 31 Desember 2011
Pada tahun 2011 kas neto yang digunakan untuk kegiatan operasi PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp15.384.156. Jumlah terbesar diperoleh dari penerimaan bunga, provisi, dan komisi yaitu sebesar 7,73% atau Rp Rp20.201.546. Kemudian diikuti dengan kenaikan liabilitas operasi sebesar 16,09% atau Rp42.028.466 jumlah terkecil pada periode 2011 adalah perubahan dalam asset dan liabilitas operasi sebesar -12,20% atau (Rp31.873.830). Kemudian pada kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp433.079. Jumlah terbesar diperoleh dari pembelian efek-efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo - neto sebesar 2,26% atau Rp5.910.140. Sedangkan pada kas neto yang digunakan untuk kegiatan pendanaan meningkat sebesar 0,27% atau Rp695.161. Kas dan setara kas pada awal periode sebesar 18,70% atau Rp48.856.971 serta kas dan setara kas pada akhir periode sebesar 24,15% atau Rp63.082.192 lebih tinggi dari kas dan setara kas pada awal periode.
Periode 31 Desember 2012
Pada tahun 2012 kas neto yang digunakan untuk kegiatan operasi PT. BNI PERSERO Tbk menurun menjadi sebesar Rp6.948.459. Jumlah terbesar diperoleh kenaikan liabilitas operasi yaitu sebesar 7,20% atau Rp Rp23.999.628. jumlah terkecil pada periode 2012 adalah perubahan dalam asset dan liabilitas operasi sebesar -8,01% atau (Rp26.696.019). Kemudian pada kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp4.479.197. Jumlah terbesar diperoleh dari penjualan/(pembelian) obligasi pemerintah-neto sebesar 0,99% atau Rp3.297.682. Sedangkan pada kas neto yang digunakan untuk kegiatan pendanaan meningkat sebesar 0,92% atau Rp3.067.078. Kas dan setara kas pada awal periode sebesar 18,93% atau Rp63.082.192 serta kas dan setara kas pada akhir periode sebesar 20,59% atau Rp68.618.523 lebih tinggi dari kas dan setara kas pada awal periode.
Periode 31 Desember 2013
Pada tahun 2013 kas neto yang digunakan untuk kegiatan operasi PT. BNI PERSERO Tbk meningkat menjadi sebesar Rp11393.896. Jumlah terbesar diperoleh kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi yaitu sebesar 8,66% atau Rp Rp33.487.805. jumlah terkecil pada periode 2013 adalah perubahan dalam asset dan liabilitas operasi sebesar -13,55 % atau (Rp52.408.671). Kemudian pada kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp10.672.557. Jumlah terbesar diperoleh dari penjualan/(pembelian) obligasi pemerintah-neto sebesar 0,01% atau Rp24.539. Sedangkan pada kas neto yang digunakan untuk kegiatan pendanaan meningkat sebesar 2,58% atau Rp9.984.640. Kas dan setara kas pada awal periode sebesar 17,75% atau Rp68.618.532 serta kas dan setara kas pada akhir periode sebesar 15,79% atau Rp61.060.610 lebih rendah dari kas dan setara kas pada awal periode.
Periode 31 Desember 2014
Pada tahun 2014 kas neto yang digunakan untuk kegiatan operasi PT. BNI PERSERO Tbk menurun menjadi sebesar Rp610.370. Jumlah terbesar diperoleh kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi yaitu sebesar 4,30% atau Rp Rp17.933.274. Jumlah terkecil pada periode 2014 adalah perubahan dalam asset dan liabilitas operasi sebesar -8,13 % atau (Rp33.878.766). Kemudian pada kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp2.406.032. Jumlah terbesar diperoleh dari penjualan/(pembelian) obligasi pemerintah-neto sebesar 0,40% atau Rp1.679.794. Sedangkan pada kas neto yang digunakan untuk kegiatan pendanaan menurun sebesar Rp4.454.107. Kas dan setara kas pada awal periode sebesar 14,66% atau Rp61.060.610 serta kas dan setara kas pada akhir periode sebesar 12,85% atau Rp53.512.006 lebih rendah dari kas dan setara kas pada awal periode.
ANALISIS HORIZONTAL
Analisis Perbandingan
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Analisis Perbandingan pada Neraca Konsolidasian
Interpretasi Analisis Perbandingan pada Neraca Konsolidasian PT. BNI Tbk.
Periode 31 Desember 2010-31 Desember 2011
Laporan Neraca periode PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk 2010 ke 2011 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 20,31%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti pinjaman yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan kepada pihak ketiga, kas,giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, dan efek-efek yang dibeli atau dimiliki hingga jatuh tempo. Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan adalah aktiva pajak tangguhan, pembiayaan/piutang usaha pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan efek-efek yang tersedia untuk dijual.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2010-2011 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp45.784.133 (21,25%) dan ekuitas sebesar Rp Rp4.693.499 (14,16%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah Simpanan dari nasabah,Simpanan dari bank lain,dan pinjaman yang diterima. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adala Effek-effek yang diterbitkan,Penyisihan, utang pajak,dan beban yang masih harus dibayar. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah saldo laba, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual .
Periode 31 Desember 2011-31 Desember 2012
Laporan Neraca periode PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk 2010 ke 2012 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 34,08%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kas,giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, kredit yang diberikan pada pihak ketiga. Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang,penempatan pada bank lain ,Aset lain-lain, dan aktiva pajak tangguhan.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2010-2012 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp74.347.211 (34,51%) dan ekuitas sebesar Rp10.375.766 (31,30%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah simpanan nasabah, Effek-effek yang diterbitkan dan pinjaman yang diterima. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah simpanan dari bank lain dan penyisihan. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya dan yang belum ditentukan penggunaannya, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, sementara modal saham dan modal disetor relative stabil, tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan.
Periode 31 Desember 2012-31 Desember 2013
Laporan Neraca periode PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk 2010 ke 2013 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 55,55%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kas,giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, kredit yang diberikan pada pihak ketiga. Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang,penempatan pada bank lain ,Aset lain-lain, aktiva pajak tangguhan, Penempatan pada Bank lain dan BI, dan efek-efek yang tersedia untuk dijual.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2010-2013 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp114.022.523 (52,93 %) dan ekuitas sebesar Rp14.533.980 (43,84 %). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah , Effek-effek yang diterbitkan dan pinjaman yang diterima. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah simpanan dari bank lain ,Utang pajak lainnya,dan penyisihan. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya dan yang belum ditentukan penggunaannya, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, sementara modal saham dan modal disetor relative stabil, tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan.
Periode 31 Desember 2013-31 Desember 2014
Laporan Neraca periode PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk 2010 ke 2014 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 67,58 %. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti kas,giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, kredit yang diberikan pada pihak ketiga. Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang,penempatan pada bank lain ,Aset lain-lain, aktiva pajak tangguhan, Penempatan pada Bank lain dan BI, dan efek-efek yang terseddibeli.Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2010-2014 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp125.717.650 (58,36%) dan ekuitas sebesar Rp27.871.783 (84,08%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah , Effek-effek yang diterbitkan,liabilitas deriftaif dan akseptif, dan pinjaman yang diterima. Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah simpanan dari bank lain ,Utang pajak lainnya,dan penyisihan. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya dan yang belum ditentukan penggunaannya, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual, sementara modal saham dan modal disetor relative stabil, tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan.
Analisis Perbandingan pada Laporan Arus Kas
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Analisis Perbandingan pada Laporan Arus Kas
Interpretasi Analisis Perbandingan pada Laporan Arus Kas PT. BNI Tbk.
Periode 31 Desember 2010-31 Desember 2011
Laporan arus kas PT BANK NEGARA INDONESIA(PERSERO) Tbk 2010-2011 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan operasional dan arus kas pendanaan sementara investasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari aktivitas operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah penerimaan bunga, provisi dan komisi, bunga dan pembayaran lainnya yang dibayar, pendapatan operasional lainnya, beban operasional lainnya dan pembayaran pajak penghasilan, dan kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi kemudian yang mengalami penurunan adalah pendapatan bukan operasional-neto dan perubahan dalam asset & liabilitas operasi. Pada arus kas kegiatan investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap dan pembelian obligasi pemerintah,. Kemudian yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dan penjualan asset tetap. Sementara pada arus kas aktivitas pendanaan yang mengalami peningkatan adalah pinjaman yang diterima dan pembayaran dividen sedangkan efek yang diterbitkan mengalami penurunan.
Saldo kas pada awal periode menurun sebesar 20,71% atau dari (Rp61.621.283 menjadi Rp48.856.971) sedangkan saldo kas pada akhir periode meningkat sebesar 29,12% (Rp48.856.971 menjadi Rp63.082.192).
Periode 31 Desember 2011-31 Desember 2012
Laporan arus kas PT BANK NEGARA INDONESIA(PERSERO) Tbk 2010-2012 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari aktivitas operasional dan arus kas aktivitas pendanaan sementara aktivitas investasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari aktivitas operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah penerimaan bunga, provisi dan komisi, bunga dan pembayaran lainnya yang dibayar, pendapatan operasional lainnya, beban operasional lainnya, pendapatan bukan operasional-neto dan kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi kemudian yang mengalami penurunan adalah perubahan dalam asset & liabilitas operasi dan pembayaran pajak penghasilan. Pada arus kas kegiatan investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap dan pembelian obligasi pemerintah,. Kemudian yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dan penjualan asset tetap. Sementara pada arus kas aktivitas pendanaan yang mengalami peningkatan adalah efek yang diterbitkan dan pembayaran dividen sedangkan pinjaman yang diterima mengalami penurunan.
Saldo kas pada awal periode meningkat sebesar 2,73% atau dari (Rp61.621.283 menjadi Rp63.082.192) sedangkan saldo kas pada akhir periode juga meningkat sebesar 40,45% (Rp48.856.971 menjadi Rp68.618.532).
Periode 31 Desember 2012-31 Desember 2013
Laporan arus kas PT BANK NEGARA INDONESIA(PERSERO) Tbk 2010-2013 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari aktivitas operasional dan arus kas aktivitas pendanaan sementara aktivitas investasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari aktivitas operasi keseluruhan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu penerimaan bunga, provisi dan komisi, bunga dan pembayaran lainnya yang dibayar, pendapatan operasional lainnya, beban operasional lainnya, pendapatan bukan operasional-neto, pembayaran pajak penghasilan, perubahan dalam asset & liabilitas operasi dan kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi. Pada arus kas kegiatan investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap dan penjualan/(pembelian) obligasi pemerintah,. Kemudian yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dan penjualan asset tetap. Sementara pada arus kas aktivitas pendanaan keseluruhan mengalami peningkatan yaitu, pinjaman yang diterima, pembayaran dividen, dan efek yang diterbitkan.
Saldo kas pada awal periode meningkat sebesar 11,36% atau dari (Rp61.621.283 menjadi Rp68.618.532) sedangkan saldo kas pada akhir periode juga meningkat sebesar 24,98% (Rp48.856.971 menjadi Rp61.060.610).
Periode 31 Desember 2013-31 Desember 2014
Laporan arus kas PT BANK NEGARA INDONESIA(PERSERO) Tbk 2010-2014 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari aktivitas operasional dan arus kas aktivitas pendanaan sementara aktivitas investasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari aktivitas operasi keseluruhan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu penerimaan bunga, provisi dan komisi, bunga dan pembayaran lainnya yang dibayar, pendapatan operasional lainnya, beban operasional lainnya, pendapatan bukan operasional-neto, pembayaran pajak penghasilan, perubahan dalam asset & liabilitas operasi dan kenaikan/(penurunan) liabilitas operasi. Pada arus kas kegiatan investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset. Kemudian yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo, penjualan/(pembelian) obligasi pemerintah-neto, dan penjualan asset tetap. Sementara pada arus kas aktivitas pendanaan yang mengalami peningkatan yaitu, pinjaman yang diterim dan pembayaran dividen sedangkan untuk efek yang diterbitkan tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan.
Saldo kas pada awal periode menurun sebesar 0,91% atau dari (Rp61.621.283 menjadi Rp61.060.610) sedangkan saldo kas pada akhir periode meningkat sebesar 9,53% (Rp48.856.971 menjadi Rp53.512.
Analisis Trend
Analisis Trend pada Neraca Konsolidasian
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Analisis Trend pada Neraca Konsolidasian
Interpretasi Analisis Trend pada Neraca Konsolidasian PT. BNI Tbk.
Periode 31 Desember 2010-31 Desember 2011
Pada Analisis Trend berikut ini, tahun 2010 digunakan sebagai tahun dasar atau tahun yang digunakan sebagai acuan dalam perbandingan dengan tahun –tahun setelahnya. Apabila di lihat dari data diatas dapat diketahui bahwa indeks pada neraca tahun 2010 seluruhnya sebesar 100%, hal ini karenakan tahun 2010 digunakan sebagai tahun dasar. Sedangkan perbandingan trend dari tahun 2010 ke Tahun 2011 secara keseluruhan baik total aktiva, liabilitas, dan ekuitasnya nya mengalami kenaikan.Kenaikan tersebut dapat dilihat dari presentase maupun nilai nominalnya, pada tahun 2010 ke tahun 2011 total aktivanya mengalami kenaikan sebesar 120,31% atau dari ( Rp248.580.529 ke Rp299.058.161), untuk Total Liabilitasnya secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 121,25 % atau dari (Rp215.431.004 ke Rp261.215.137 ), sedangkan Total ekuitasnya mengalami kenaikan sebesar 114,16% atau dari (Rp33.149.525 ke Rp37.843.024 ). Meskipun pada periode 2010-2011 juga terjadi peningkatan jumlah pasiva yang cukup tinggi ,hal ini tidak memberikan pengaruh buruk bagi keuangan Bank BNI, karena Kenaikan Jumlah Pasiva ini juga diimbangi dengan kenaikan Jumlah Aktiva yang cukup tinggi pula. Dengan demikian, neraca Bank Negara Indonesiadari tahun 2010 ke tahun 2011 sudah cukup baik.
Periode 31 Desember 2011-31 Desember 2012
Perbandingan trend dari tahun 2010 ke Tahun 2012 secara keseluruhan baik total aktiva, liabilitas, dan ekuitasnya nya mengalami kenaikan.Kenaikan tersebut dapat dilihat dari presentase maupun nilai nominalnya, pada tahun 2010 ke tahun 2012 total aktivanya mengalami kenaikan sebesar 134,08% atau dari (Rp248.580.529 ke Rp333.303.506), untuk Total Liabilitasnya secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 134,51 % atau dari (Rp215.431.004 ke Rp289.778.215), sedangkan Total ekuitasnya mengalami kenaikan sebesar 131,30% atau dari (Rp33.149.525 ke Rp43.525.291).Kenaikan dari aktiva maupun pasiva pada tahun 2012 ini lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2011, hal ini menunjukan berkembangnya atau peningkatan kinerja dari Bank BNI.
Periode 31 Desember 2012-31 Desember 2013
Perbandingan trend dari tahun 2010 ke Tahun 2013 secara keseluruhan baik total aktiva, liabilitas, dan ekuitasnya nya mengalami kenaikan.Kenaikan tersebut dapat dilihat dari presentase maupun nilai nominalnya, pada tahun 2010 ke tahun 2013 total aktivanya mengalami kenaikan sebesar 155,55% atau dari (Rp248.580.529 ke Rp386.654.815), untuk Total Liabilitasnya secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 152,93% atau dari (Rp215.431.004 ke Rp329.453.527), sedangkan Total ekuitasnya mengalami kenaikan sebesar 143,84% atau dari (Rp33.149.525 ke Rp47.683.505).Kenaikan dari aktiva maupun pasiva pada tahun 2013 ini sama seperti sebelumnya lebih tinggi peningkatan kinerja dari Bank BNI.
Periode 31 Desember 2013-31 Desember 2014
Perbandingan trend dari tahun 2010 ke Tahun 2014 secara keseluruhan baik total aktiva, liabilitas, dan ekuitasnya nya mengalami kenaikan.Kenaikan tersebut dapat dilihat dari presentase maupun nilai nominalnya, pada tahun 2010 ke tahun 2014 total aktivanya mengalami kenaikan sebesar 167,58% atau dari (Rp248.580.529 ke Rp416.573.708), untuk Total Liabilitasnya secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 158,36 % atau dari (Rp215.431.004 ke Rp341.148.654), sedangkan Total ekuitasnya mengalami kenaikan sebesar 184,08% atau dari (Rp33.149.525 ke Rp61.021.308).Kenaikan dari aktiva maupun pasiva pada tahun 2014 ini sama seperti sebelumnya lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2013, hal ini menunjukan berkembangnya atau peningkatan kinerja dari Bank BNI.
Analisis Trend pada Laporan Laba Rugi
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Analisis Trend pada Laporan Laba Rugi Komprehensif
Interpretasi Analisis Trend pada Laporan Laba Rugi PT. BNI Tbk.
Periode 31 Desember 2010-31 Desember 2011
Pada tahun 2011 Bank BNI menunjukkan peningkatan laba sebesar 5,88%. Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bunga dan syariah yaitu sebesar 12,59 % . pendapatan operasional lainnya juga mengalami peningkatan. Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah penerimaan kembali asset -6,05% dan pendapatan premi asuransi sebesar -21,84%.
Dari sisi beban semuanya mengalami peningkatan kecuali underwriting assurance yang mengalami penurunan sebesar -32,22%
Periode 31 Desember 2011-31 Desember 2012
Pada tahun 2012 Bank BNI menunjukkan peningkatan laba yang cukup fenomenal sebesar sebesar 28,49%. Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bunga dan syariah yaitu sebesar 31,89%. pendapatan operasional lainnya juga mengalami peningkatan. Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah pendapatan premi asuransi sebesar 10,36% dan keuntungan asset yang diperdagangkan menurun drastis sebesar 75,74 %. Dari sisi beban semuanya mengalami peningkatan kecuali underwriting assurance yang mengalami penurunan sebesar 30,46 %.
Periode 31 Desember 2012-31 Desember 2013
Pada tahun 2013 Bank BNI menunjukkan peningkatan laba yang cukup fenomenal sebesar sebesar 65,13%. Peningkatan ini dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bunga dan syariah yaitu sebesar 62,6%. pendapatan operasional lainnya juga mengalami peningkatan. Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah pendapatan keuntungan asset yang diperdagangkan menurun sebesar 83,06% dan keuntungan penjualan yang tersedia untuk diperdagangkan sebesar 45,07 %. Dari sisi beban semuanya mengalami peningkatan kecuali underwriting assurance yang mengalami penurunan sebesar 19 %.
Periode 31 Desember 2013-31 Desember 2014
Pada tahun 2014 Bank BNI menunjukkan peningkatan laba sebesar 97,42 % dari tahun dasar. Peningkatan ini dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bunga dan syariah yaitu sebesar 90,91 % pendapatan operasional lainnya juga mengalami peningkatan. Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah keuntungan penjualan yang tersedia untuk diperdagangkan sebesar 46,7 %. Dari sisi beban semuanya mengalami peningkatan kecuali underwriting assurance yang mengalami penurunan sebesar 0,01 %.
Analisis Trend pada Laporan Arus Kas
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS
31 DESEMBER 2010,2011,2012,2013,2014
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Analisis Trend pada Laporan Arus Kas
Interpretasi Analisis Trend pada Laporan Arus Kas PT BNI Tbk.
Periode 31 Desember 2010-31 Desember 2011
Analisis Trend pada Laporan Arus Kas, menggunakan tahun 2010 sebagai tahun dasar atau tahun yang digunakan sebagai acuan dalam perbandingan dengan tahun –tahun setelahnya. Apabila di lihat dari data diatas dapat diketahui bahwa indeks pada neraca tahun 2010 seluruhnya sebesar 100%, hal ini karenakan tahun 2010 digunakan sebagai tahun dasar. Sedangkan perbandingan trend dari tahun 2010 ke Tahun 2011 secara keseluruhan baik total arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan nya serta total kas dan setara kas mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut dapat dilihat dari presentase maupun nilai nominalnya, pada tahun 2010 ke tahun 2011 kas neto digunakan untuk kegiatan operasinya mengalami kenaikan sebesar 108,55% atau dari ((Rp14.172.924) ke Rp15.384156), untuk kas neto digunakan untuk kegiatan investasinya secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 5,46% atau dari ((Rp7.937.936) ke Rp433079), sedangkan kas neto digunakan untuk kegiatan pendanaanya mengalami penurunan sebesar 7,46% atau dari (Rp9.317751 ke Rp695.161). Kemudian pada total kas dan setara kas juga mengalami kenaikan sebesar 129,12% atau dari (Rp48.856.971 ke Rp63.082.192). Meskipun pada periode 2010-2011 terjadi penurunan jumlah kas dan setara kas pada awal periode yang cukup tinggi ,hal ini tidak memberikan pengaruh buruk bagi keuangan Bank BNI, karena penurunan jumlah kas dan setara kas pada awal periode ini juga diimbangi dengan kenaikan neto kas dan setara kas yang cukup tinggi pula. Dengan demikian, Laporan Arus Kas Bank Negara Indonesia dari tahun 2010 ke tahun 2011 sudah cukup baik
Periode 31 Desember 2011-31 Desember 2012
Perbandingan trend dari tahun 2010 ke Tahun 2012 secara keseluruhan baik total arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan nya serta total kas dan setara kas mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut dapat dilihat dari presentase maupun nilai nominalnya, pada tahun 2010 ke tahun 2012 total arus kas dari aktivitas operasi mengalami penurunan sebesar 49,03% atau dari ((Rp14.172.924) ke Rp6.948459), untuk total arus kas dari aktivitas investasi secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 56,43% atau dari ((Rp7.937.936) ke (Rp4.479197)) sedangkan kas neto digunakan untuk kegiatan pendanaanya mengalami penurunan sebesar 32,92% atau dari (Rp9.317751 ke Rp3.067.078). Kemudian pada total kas dan setara kas juga mengalami kenaikan sebesar 140,45% atau dari (Rp48.856.971 ke Rp68.618.532) Kenaikan dari total arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan nya serta total kas dan setara kas pada tahun 2012 ini lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2011, hal ini menunjukan berkembangnya atau peningkatan kinerja dari Bank BNI.
Periode 31 Desember 2012-31 Desember 2013
Perbandingan trend dari tahun 2010 ke Tahun 2013 secara keseluruhan baik total arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan nya serta total kas dan setara kas mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut dapat dilihat dari presentase maupun nilai nominalnya, pada tahun 2010 ke tahun 2013 total kas neto digunakan untuk aktivitas operasi mengalami kenaikan sebesar 80,39% atau dari ((Rp14.172.924) ke (Rp11.393.896)), untuk total kas neto digunakan untuk aktivitas investasi secara keseluruhan mengalami peningkatan sebesar 134,45% atau dari ((Rp7.937.936) ke (Rp10.672.557)) sedangkan kas neto digunakan untuk kegiatan pendanaanya mengalami kenaikan sebesar 107,16% atau dari (Rp9.317.751 ke Rp9.084.640). Kemudian pada total kas dan setara kas juga mengalami kenaikan sebesar 124,98% atau dari (Rp48.856.971 ke Rp61.061.610). Kenaikan dari total arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan nya serta total kas dan setara kas pada tahun 2013 ini lebih rendah dibandingkan pada tahun 2012, hal ini menunjukan bahwa kinerja dari Bank BNI pada tahun 2013 sedang tidak baik.
Periode 31 Desember 2010-31 Desember 2011
Perbandingan trend dari tahun 2010 ke Tahun 2014 secara keseluruhan baik total arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan nya serta total kas dan setara kas nya mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut dapat dilihat dari presentase maupun nilai nominalnya, pada tahun 2010 ke tahun 2014 total kas neto digunakan untuk aktivitas operasi mengalami kenaikan sebesar 4,43% atau dari ((Rp14.172.924) ke (Rp610.370)), untuk total kas neto digunakan untuk aktivitas investasi secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 30,31% atau dari ((Rp7.937.936) ke (Rp2.406.032)) sedangkan kas neto digunakan untuk kegiatan pendanaanya mengalami penurunan sebesar 47,80% atau dari (Rp9.317.751 ke (Rp4.454.107)). Kemudian pada total kas dan setara kas juga mengalami kenaikan sebesar 109,53% atau dari (Rp48.856.971 ke Rp53.512.006). Kenaikan dari total arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan nya serta total kas dan setara kas pada tahun 2014 ini lebih rendah dibandingkan pada tahun 2013, hal ini menunjukan bahwa kinerja dari Bank BN pada tahun 2014 sedang tidak baik dan belum mengalami perbaikan kinerja.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari tiga analisis laporan keuangan yang dilakukan pada PT. BNI Tbk. selama 5 periode yaitu dari tahun 2010-2014, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan rasio keuangan, kondisi perusahaan likuid, unsolvable dan profitable. Dikatakan likuid karena prosentase pada loans to deposit ratio dan asset to loan rasio menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Sedangkan unsolvable karena prosentase pada primary ratio tidak pasti (naik-turun) dan pada capital ratio cenderung menurun setiap tahunnya. Serta profitable karena prosentase pada net profit margin dan ROE menunjukkan kenaikan setiap tahunnya. Hanya pada ROE tahun 2011 ke 2012 turun 0,02%.
Kemudian, berdasarkan analisis vertical dapat disimpulkan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi Bank BNI optimal dan laporan arus kas Bank BNI cenderung tidak optimal karena arus kas masuk Bank BNI cenderung meningkat secara signifikan sedangkan arus kas keluar cenderung tidak stabil, dimana kadang angka indeks dari satu tahun ke tahun berikutnya menurun drastis dan berdasarkan analisis horizontal dapat disimpulkan bahwa neraca dan laporan laba rugi Bank BNI optimal sedangkan laporan arus kas bank BNI cenderung tidak optimal dimana masih terdapat arus kas yang berfluktuatif. Dan dari analisis horizontal ini, dapar diketahui bahwa kinerja terbaik entitas terjadi pada tahun 2012,dimana pada tahun ini baik neraca,laporan laba rugi, dan laporan arus kas mengalami peningkatan tertinggi.
SARAN
Adapun beberapa saran yang diajukan setelah melakukan analisis vertikal-horizontal dan rasio keuangan terhadap laporan keuangan Bank BNI selama periode 2008-2010, antara lain sebagai berikut:
Sebaiknya Bank BNI meningkatkan lagi pengelolaan keuangan perusahaannya, karena arus kas Bank BNI yang diteliti tidak stabil.
Berdasarkan rasio Bank Negara Indonesia perlu meningkatkan solvabilitasnya agar meningkatkan kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan bank serta meningkatkan efisiensi pihak manajemen bank dalam mengelola perusahaannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bni.co.id/ . Diakses pada tanggal 8 November 2015
Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan.
Edisi Kesepuluh. Salemba Empat:Jakarta
http://www.bi.go.id/id/peraturan/arsip-peraturan/Perbankan2001 /Lampiran14-PedomanPerhitunganRasioKeuangan.PDF. Diakses pada
tanggal 8 November 2015
56
53
Rasio Likuiditas PT. BNI Tbk. Periode Tahun 2010-2014
Rasio Profitabilitas PT. BNI Tbk. Periode Tahun 2010-2014
Rasio Solvabilitas PT. BNI Tbk. Periode Tahun 2010-2014