BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
2B
3B
0B
Konsep utilitas bangunan ini berisi pembahasan tentang pengertian kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya kenyamanan, kesehatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan Sebagai seorang arsitek atau calon arsitek dalam melakukan tugas perancangan perancangan sadar atau tidak sudah diperhadapkan dengan berbagai masalah yang berkaitan dengan sistem utilitas bangunan, seperti sistem plambing air bersih dan air kotor, sistem transportasi dalam bangunan, sistem penghawaan, sistem penerangan dan sistem drainase bangunan maupun sistem yang lainnya lainnya Materi yang akan dibahas dalam modul ini merupakan pengantar sistem utilitas bangunan secara intergral.
Menurut pengertian Utilitas, berasal dari kata Utitlity . Menurut Anwir, B,S, dalam kamus teknik, “ “ Utility “ adalah nuttigheid (Belanda), kegunaan sedang sedang Utilization adalah benutting, nuttige aanwending (Belanda) yaitu, penggunaan, pemakaian berguna, pelaksanaan yang bermanfaat. Menurut
Kamus Inggeris Indonesia, (Echols, M, John),
5B
adalah kegunaan,
manfaat. Dari pengertian tersebut diatas dapat dianulir bahwa
6B
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
1
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Jika kita merenung
tentang
anatomi
manusia,
maka dalam
anatomi bangunan demikian pula halnya. Dalam tubuh manusia dikenal adanya sistem jaringan syaraf, otot, jaringan arteri arteri dan adanya adanya tulang kerangka kerangka sebagai penopang berdirinya tubuh nanusia seutuhnya. Hal ini analog dengan sistem jaringan perlengkapan bangunan (utilitas) dan struktur / konstruksi bangunan, dimana terdapat jaringan utilitas berupa plambing, dakting, jaringan telekomunikasi, elektrikal dan sebagainya,
serta
kerangka struktur. Oleh karena karena itu dasar
dalam merancang merancang bangunan bangunan secara paripurna, paripurna, berfikir atas
pertimbangan
anatomis
adalah
suatu
solusi
yang
tepat
untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang relevan dengan kelengkapan bangunan. Dalam era teknologi modern ini sistem kelengkapan bangunan dijuluki “ Sistem Bangunan Pintar”
karena semua sub sistem
yang terkait dengan utilitas
bangunan dirancang sedemikian rupa, dimana semua sub sistem dikendalikan secara terpadu dengan media komputer, mulai dari sistem security sampai kepada pengendalian alat transportasi, telekomunikasi dan sistem layanan lainnya.
Perancangan sistem utilitas bangunan, harus mengacu pada
prosedure
dan hirarki yang yang secara garis garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut : 1).
Rancangan Konsep, meliputi (a). Perlunya
diketahui data
bangunan.
tentang
jenis
dan
penggunaan
.
(b). Denah bangunan (c). Kapasitas bangunan
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
2
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
2). Penelitian Lapangan Dalam tahap rancangan konsep, penelitian lapangan sangat penting di samping hal-hal yang disebutkan diatas. Penelitian lapangan yang kurang memadai pada
ataupun tidak lengkap lengkap tidak hanya akan menimbulkan kesulitan
tahap
awal
perancangan,
tetapi
bahkan
dapat
menyebabkan
terhambatnya pelaksanaan pekerjaan instalasi. Oleh karena itu penelitian lapangan merupakan bagian dari pekerjaan perencanaan dan perancangan suatu bangunan. Penelitian
lapangan
tidak
hanya
berarti
kunjungan
ke
lokasi
pembangunan gedung dan melihat situasi setempat, tetapi mencakup pula kesepakatan
dengan instansi terkait, menjajagi instansi pemerintah pemerintah yang
berkompeten seperti halnya untuk instalasi air bersih terkait dengan PDAM, Instalasi Komunikasi terkait dengan Perumtel, Listrik dengan PLN, Instalasi Air Panas dengan menggunakan ketel pemanas terkait dengan Depnaker (Inspektorat Boiler) dan sebagainya. c). Rancangan Dasar 1).
Masalah Umum Dalam tahap ini disiapkan dasar-dasar perancangan dengan menggunakan rencana konsep serta data yang diperoleh dari penellitian lapangan. Antara lain perlu dilakukan : (a). Pertemuan dengan
pemilik gedung atau perancang perancang
gedung. (b). Penyesuaian dengan
persyaratan gedung
maupun
peralatan lainnya. 2). Masalah Khusus Setelah menetapkan dasar-dasar perancangan jenis sistem dapat dipilih dan data perhitungan dapat disiapkan serta jenis-jenis peralatan yang akan digunakan.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
3
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
d). Rancangan Pendahuluan Berdasarkan alternatif rancangan rencana dasar yang telah dibuat, maka dapat di tetapkan suatu rancangan untuk dipelajari lebih detail dengan menggunakan gambar-gambar pendahuluan denah dan anatomi bangunan. e). Rancangan Pelaksanaan Setelah rancangan pendahuluan diperiksa dan disetujui oleh pemilik gedung atau perancang gedung, perhitungan dan gambargambar pelaksanaan dapat disiapkan. Selain itu juga disiapkan dokumen spesifikasi dan perkiraan biaya pelaksanaan. Kontraktor pelaksana akan membuat penawaran biaya pelaksanaan berdasarkan gambar rancangan dan spesifikasi tersebut, yang merupakan bagian penting dalam kontrak. Oleh karena dokumen kontrak ini menjadi acuan untuk dicocokkan dengan pekerjaan rancangan arsitektur-struktur, elektrikal, dan mekanikal.
f).
Undang-undang, Undang-undang, Peraturan dan Standar. Walaupun belum di syahkan sebagai suatu peraturan yang diundangkan, untuk wilayah-wilayah negara Republik Indonesia hendaknya digunakan buku : (1). Pedoman Plambing (2). Peraturan Umum Instalasi Instalasi Listrik (PUIL) (3). Peraturan Umum Bahan Bahan Bangunan Bangunan (PUBB) (PUBB) (4). Undang - undang Bangunan” seperti
lainnya
yang berkaitan dengan “Keamanan
tentang petir, penghawaan, pencahayaan
dsb. Jika tidak terdapat di Indonesia dapat digunakan standar yang berlaku secara internasional.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
4
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
8B
1). Sistem Plumbing, meliputi :
9B
-
Penyediaan dan distribusi air bersih
-
Pembuangan air kotor dan disposal
10B
11B
2). Sistem transportasi transportasi dalam bangunan
12B
3) . Sistem pengamanan gedung dan Sistem Informasi, meliputi
13B
-
Penangkal petir
-
Pencegahan terhadap bahaya kebakaran
14B
15B
4).
:
IBS (Intelligent Building System )
Sistem Elektrikal, meliputi : - Sistem pencahayaan - Power System System dan Panel Distribusi Distribusi
5). Sistem Makanikal Makanikal , meliputi : - AC System & Blower Blower - Pompa Perkembangan sistem utilitas a. Perkembangan Teknologi Dengan perkembangan kemajuan saat ini, juga berdampak pada perkembangan
16B
sistem utilitas bangunan, dimana penyediaan penyediaan peralatan
lebih maju dari yang yang
sebelumnya. Salah satu contoh yang saat ini dikenal adalah Intelligent Building Systems (IBS) atau ada yang meng-istilah-kan “Intelligent Building” the Future yaitu suatu sistem yang mengendalikan jaringan komunikasi komunikasi dan informasi pada suatu perangkat bangunan yang telah dilengkapi dengan sistem IBS. Demikian IBS. Demikian juga dengan perangkat lainnya seperti sistem plambing, mekanikal dan elektrikal mengalami perkembangan dan semua dikendalikan oleh sistem informasi dari IBS dengan media komputer.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
5
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
b. Perkembangan kebutuhan Perkembangan kebutuhan penghuni pada umumnya adalah karena tuntutan pola hidup yang lebih maju terutama di kota-kota besar. Perkembangan ini tidak hanya berdampak pada ekonomi rumah tangga tapi mempengaruhi biaya operasional dari sistem utililitas bangunan, seperti kebutuhan daya yang cukup besar, kebutuhan air bersih makin meningkat juga pada sistem-sistem lainnya.
a.
Hubungan antar sub sistem Yang dimaksudkan dengan hubungan antar sub sistem adalah tingkat ketergantungan antara masing-masing sub sistem seperti misalnya sistem plambing yang terkait dengan air bersih dan air kotor meskipun memiliki karakteristik yang berlainan, seperti kita lihat pada diagram pola jaringan berikut : Keterkaitan antara sistem plambing air kotor dengan air bersih merupakan hubungan inlet dan outlet, yaitu air bersih men- suplai ke ruang yang membutuhkan (WC, KM) sedang air kotor disalurkan melalui plambing air kotor baik dari floor drain maupun dari penggelontoran. Demikian halnya dengan sistem lainnya seperti jaringan listrik, terkait dengan semua sub sistem yang ada, lift, Air Conditioning (AC), sistem IBS, Pompa untuk mengangkat air ke tangki atap sangat tergantung pada sistem kelistrikan bangunan. Dan yang lebih penting adalah hubungan antara sistem struktur dengan sistem utilitas, karena terkait dengan beban peralatan utilitas.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
6
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Pipa air bersih, makin kebawah makin kecil
b.
Pipa air kotor makin kebawah makin besar
Manajemen utilitas Manajemen utilitas, adalah cara pengaturan dan pengelolaan kegiatan yang terlingkup dalam sistem utilitas bangunan baik dalam cara pengoperasian maupun dalam perancangan atau sistem pelaksanaan. Suatu contoh misalnya pemasangan instalasi sistem pemadam kebakaran dengan sistem ducting AC, harus diatur secara overlay
antara denah kedua
jaringan agar tidak menimbulkan tumpah tindih, demikian dengan jaringan lainnya
karena jika tidak dirancang dengan cermat akan menyulitkan
dikemudian
hari
terutama
dalam
maintenance.
Untuk
mengendalikan
manajemen utilitas ini, terkait dengan suatu sistem komputerisasi dimana semua telah terprogram. Sebagai pusat kendali dipusatkan pada ruang kontrol
termasuk program IBS sehingga dengan cara ini akan
meminimisasi kemungkinan - kemungkian yang
dapat
dapat
mengganggu
keamanan gedung.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
7
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
4B
1B
Penyediaan air bersih pada bangunan berlantai banyak meliputi air dingin dan air panas dengan sistem perpipaan, menghitung dimensi / besaran reservoar, diameter pipa serta pengetahuan tentang pompa yang banyak digunakan pada sistem distribusi air bersih pada bangunan berlantai banyak. Sebagai seorang arsitek atau calon arsitek dalam melakukan tugas perancangan sudah harus memperhatikan sistem jaringan utilitas terutama yang menyangkut sistem plambing. Materi yang akan dibahas dalam modul ini merupakan teori tentang sistem distribusi air bersih dengan segala aparatnya atau perangkat yang terkait.
Setelah menyelesaikan
/ mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan tentang distribusi air bersih pada bangunan berlantai banyak.
a. Penyediaan air bersih 1). Air dingin 2). Air panas 3). Sistem perpipaan (plambing) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor 173 / Men.Kes/Per/VII/77
7B
tanggal 3 Agustus 1977 tentang Pengawasan Pencemaran Air untuk
berbagai
kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan, yang dalam peraturan dimaksud :
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
8
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
a. “ Air Baku” adalah air dari Badan Air yang dapat diolah menjadi air minum yang pada pokoknya dilakukan dengan cara koagulasi, pengendapan, penyaringan dan penyucihamaan. b. “Air Minum” adalah air yang mutunya (kualitasnya) memenuhi syarat -syarat sebagai air minum seperti yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I No. –1/BIRHUMAS/I/75 tahun 1975, tentang syarat-syarat dan pengawasan air minum. c. “ Air Permandian Alam “ adalah air dari Badan Air yang dalam keadaan alami dipergunakan untuk permandian umum. d. “ Air Untuk Berbagai Kegunaan Berhubungan Dengan Kesehatan” adalah meliputi Air Baku dan Air untuk Permandian Alam, Perikanan Darat, Pertanian yang hasilnya dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu, seperti oleh raga, pesiar serta keindaahannya. e. “ Badan Air” adalah tempat dan wadah diatas permukaan daratan yang terisi dan atau menghasilkan air, yaitu rawa, danau, sungai, waduk dan saluran air. f. “ Badan Air Kelas A” adalah badan air yang airnya digunakan untuk air baku. g. “ Badan Air Kelas B ” adalah badan air yang airnya digunakan untuk permandian alam dan pertanian yang hasilmnyaa dimakan tanpa dimasak lebih dahulu. h. “ Badan Air Kelas C ” adalah badan air yang airnya digunakan untuk perikanan darat, olah ragaa (kecuali renang, ski air, luncur air), pesiar dan keindahan. i.
“ Buangan Industri ” adalah buangan yang berasal dari industri sebagai akibat proses produksi.
j. “ Buangan Rumah tangga “ adalah buangan yang berasal dari rumah tinggaal, kantor, hotel, restoran, tempat ibadah, tempat hiburan, pasar, pertokoan, pelabuhan dan rumah sakit. k. “ Pencemaran Air “ adalah suatu peristiwa masuknya zat-zat kedalam air yang mengakibatkan kualitas
(mutu) air
tersebut menurun, sehingga dapat
mengganggu / membahayakan kesehatan masyarakat.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
9
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Faktor yang menentukan kualitas air ini adalah unsur-unsur kimiawi yang diperkenankan pada kandungan air. Hal ini merupakan ketentuan standar yang digariskan oleh pemerintah seperti halnya ditiap negara mempunyai standar masing-masing bahkan menggunakan standar dari WHO (World Health Organisation).
Hal-hal yang dapat menyebabkan pencemaran air antara lain,
Beberapa hal untuk mencegah pencemaran tersebut antara lain : (a). Larangan
hubungan
yakni hubungan
fisik antara dua sistem pipa yang berbeda, satu sistem pipa untuk air minum dan satu dan satu sistem pipa lainnya yang berisi air yang tidak diketahui atau diragukan kualitasnya. (b).
Pencegahan
adalah
aliran air atau cairan
lainnya, zat atau campuran kedalam sistem perpipaan air minum, yang berasal dari sumber lain yang bukan untuk air minum. Aliran balik tidak dapat dipisahkan dari hubungan pintas dan ini disebabkan oleh terjadinya
yaitu terjadinya aliran
masuk kedalam pipa air minum dari air bekas, air tercemar, yang
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
10
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
disebabkan oleh timbulnya pada illlustrasi dibawah ini
dalam pipa. (dapat dilihat - gambar 2. 15)..
.
¥ A B ¥
kraan / katup tertutup kraan (B) terbuka. selang bak cucian yang berisi air bekas terhubung dengan selang.
¥ C
kraan © terbuka, terkontaminasi air bekas akibat tekanan negatif.
¥ D kraan (D)
Dari PAM
Penyediaan air bersih yang banyak digunakan saat ini dapat dikelompokkan sebagai berikut : -
-
Dalam
sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung
dengan pipa utama penyediaan air bersih yang berada dibawah permukaan jalan raya (milik PDAM).
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
11
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Batas persil
Saluran
Kraan
Pipa Persil Katup penutup & Meter Pipa Dinas Pipa Utama PDAM
Batas persil
Saluran
Kraan
Lubang kontrol PAM
Pipa Dinas
Pipa Persil Meter
Pipa Utama PDAM
Jika sambungan langsung tidak dapat ditrapkan sebagai gantinya banyak digunakan sistem tangki atap.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
12
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Sistem ini air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (rservoar bawah tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang diatas atap atau diatas lantai tertinggi bangunan. Sistem tangki atap ini banyak digunakan karena alasan sebagai berikut : (a).
Selama airnya digunakan perubahan tekanan yang terjadi tidak terlalu berarti, kecuali bangunan tersebut berlantai banyak yang kemungkinan tekanan pipa cukup besar akibat gravitasi. Oleh karena itu sistem distribusi dibuat dalam bentuk pendaerahan distribusi (zoning area ), dimana setiap daerah dipasang booster pump untuk membantu mendorong air ke tangki yang lebih tinggi.
(b). Sistem
pompa
yang
mengangkat air keatas tidaklah terlalu
istimewa tergantung tinggi bangunannya. Biasanya digunakan pompa tekan (suction pump ), Pada setiap tangki bawah tanah (ground reservoar ) dan
tangki atap
harus dipasang alarm yang memberikan signal untuk muka air rendah maupun muka air penuh.
Seperi halnya dengan tangki atap, sistem tangki tekan diterapkan karena keadaan dimana sulit digunakan sambungan langsung. Prinsip kerja sistem ini adalah sebagai berikut, air yang telah ditampung dalam tangki bawah (reservoar) dipompakan kedalam suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara didalamnya terkompressi. Air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Beberapa variasi atau jenis sistem tangki tekan yaitu :
Sistem ini menggunakan alat yang dinamakan “hydrocel ” , sebagai pengganti udara dalam tangki tekan,
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
sistem ini menggunakan
13
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
tabung-tabung berisi udara dibuat dari bahan karet khusus yang akan mengerut dan mengembang sesuai dengan tekanan air dalam tangki.
Tangki tekan pada sistem ini dilengkapi dengan diafram yang dibuat dari bahan karet khusus, untuk memisahkan udara dengan air. Dengan demikian menghilangkan kelemahan tangki tekan sehubungan dengan perlunya pengisian udara secara priodik.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
14
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
15
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
16
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
17
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
TANGKI ATAP
ZONE 3
TC
ZONE 2
TC
ZONE 1 ..
POMPA
TANGKI BAWAH TANAH (RESERVOAR) METER
KETERANGAN : TC = TANGKI CADANGAN
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
18
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
ELEKTRODACONT ROL
PACKAGED
KEPOMPAPD1&2
BP.1 BP.1
Ø150
TOPRESERVOIR KAP:10M3
75 Ø50
LANTAIATAP
32
40
5 7
0 4
32
32
TANKIAIR KAP:1M3
TANKIAIR KAP:1M3 L VWC
LV UR UR
WC
40
40
LANTAI3 32
16
FCAHU
5 7
32 32 32
20
13
RUKO RUKO
L VWC
LV UR UR
WC
LANTAI2
40
16
32
5 7
FCAHU
RUKO 20
20
32
13 40
LVWC
L V UR U R
20
RUKO
WC
LANTAI1
50
FCAHU
RUKO
25 0 4
25
20
32
RUKO
13 13
32
32 TANKIAIR KAP:1,5M3
TANKIAIR KAP:1,5M3 LV WC
LV UR UR
WC
WC
40
25
LV UR UR
LV WC
LANTAIDASAR
Ø25
25
20
DARIPDAM METERAIR
METERAIR
20
20
20
32
75
Ø150
13
13
13
13
PD1
LV V L
PD2
WC
WC
UR U R
WC
WC
FC FC
PARKING
DEEPWELL RAWWATER PUMP TANK KAP:60M3
LANTAIBASEMENT 75
DIAGRAMSKEMATIKSISTEMAIR BERSIH
GROUNDRESERVO IR KAP:210M3
TANPASKALA
Sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan ataupun tangki atap.
Air dipompakan langsung
ke sistem
distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama atau pipa induk. Ada dua macam pelaksanaan sistem ini yaitu :
Pada
prinsipnya
sistem
ini
menerapkan
paralel beberapa pompa identik
sambungan
yang bekerja
pada
kecepatan putaran konstan.
Pada sistem ini laju aliran air yang dihasilkan oleh pompa diatur dengan mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatik oleh
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
19
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
suatu alat yang mendeteksi tekanan atau laju aliran air keluar dari pompa ini. Untuk mengatasi hal ini, maka dalam beberapa instalasi dipasang pipa paralel yang dihubungkan dengan pompa penguat tekanan air (booster pump ). Pompa ini akan bekerja secara otomatik kalau tekanan dalam pipa berkurang.
Tekanan air yang kurang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing dan menambah kemungkinan pukulan air . Besarnya tekanan air yang baik berkisar dalam suatu daerah yang agak lebar dan bergantung pada persyaratan pemakai atau alat yang harus dilayani.
Juga memungkinkan terjadinya
kerusakan pada pipa seperti kerusakan alat penyambung atau pecahnya pipa. Hal ini tergantung pada kualitas material yang digunakan
misalnya
pipa paralon atau PVC sangat potensial untuk pecah dibandingkan dengan pipa galvanized.
Secara umum dapat dikatakan besarnya tekanan
“standar” adalah 1,0 kg/cm2, sedang tekanan statik sebaiknya diusahakan antara 4,0 sampai 5,0 kg/cm2 untuk perkantoran dan antara 2,5 sampai 3,5 kg/cm2 untuk hotel dan perumahan. Disamping itu beberapa macam peralatan plambing tidak dapat berfungsi dengan baik kalau tekanan airnya kurang dari suatu batas minimum, tergantung dari pabrik yang membuatnya tapi umumnya berkisar antara 0,25 kg/cm2 sampai 0,7 kg/cm2, tekanan maksimum yang diperbolehkan berkisar antara 3,0 kg/cm2 sampai 4,0 lg/cm2.
Dibawah ini di jelaskan dalam tabel
1
tentang tekanan yang
dibutuhkan alat plambing.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
20
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Nama alat plambing
Katup glontor kloset Kantup glontor peturasan Kran yang menutup sendiri Otomatik. Pancuran mandi, dengan Pancaran halus/tajam. Pancuran mandi (biasa) Kran biasa Pemanas air langsung dgn Bahan bakar gas.
Takanan yang dibutuhkan (kg/cm2)
Tekanan Standar (kg/cm2)
0,7 1) 0,4 2) 0,7
3)
0,7 0,35 0,3
1,0
0,25 – 0,7 4).
Sumber : Morimura Catatan : 1), 2) Tekanan yang dibutuhkan katup glontor untuk kloset dan urinal yang dimuat dalam tabel ini adalah tekanan statik pada waktu air mengalir dan tekanan maksimumnya adalah 4,0 kg/cm2. 3). Untuk kraan dengan katup yang menutup secara otomatik, kalau tekanan airnya kurang dari yang minimum dibutuhkan maka katup tidak akan dapat menutup dengan rapat, sehingga air masih akan menetes dari keran. 4). Untuk pemanas air klangsung dengan bahan bakar gas, tekanan minimum yang dibutuhkan biasanya dinyatakan.
Air yang dibutuhkan didalam suatu permukiman dapat dibedakan atas beberapa jenis : a). Kebutuhan rumah tangga b). Kebutuhan industri c). Kebutuhan komersial d). Kebutuhan Umum
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
21
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
e). Kehilangan air Jumlah pemakaian air tergantung pada beberapa faktor antara lain keadaan iklim, harga air, tingkat sosial masyarakat, tekanan air dalam jaringan pipa distribusi dan cara pendistibusiannya. Jumlah kebutuhan air per orang pada hakekatnya tidak lebih dari 5 sampai 8 liter per hari dalam bentuk cairan atau
makanan padat, termasuk 3
sampai 6 liter dalam bentuk air susu dan minuman lainnya. a). Kebutuhan untuk rumah tangga Kebutuhan air untuk rumah tangga seperti minum, masak, mandi, cuci dan penggelontoran WC, standard internasional No. 1172 – 1957 menunjukkan angka komsumsi angka 135 liter/hari. (Lambe, A,B
perkapita pada
: 1982) . Untuk Indonesia
angka ini pada tahun 1974 ditetapkan 86,4 liter perhari sedangkan tahun 1980 angka tersebut diharapkan diatas 100 liter/hari. Dibawah ini ditunjukkan perincian pemakaian berdasarkan ketentuan Standard Internasional tersebut diatas.
Kebutuhan
Liter/Orang/Hari
Mandi
55
Cuci pakaian
20
Gelontor WC
30
Pembersihan rumah
10
Cuci piring / alat dapur
10
Masak
5
Minum
5
Jumlah
135 / org/ hr
Sumber : Lambe, A.B ( 1982)
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
22
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
b). Kebutuhan Industri Kegiaatan industri sangat berpengaruh terhadap kebutuhan air secara keseluruhan. Jumlah kebutuhan air tergantung jenis industri yang akan menggunakannya, biasanya untuk kawasan industri yang tidak terlalu besar kebutuhan air ditambah antara 20 sampai 30 % perkapita. Pada tabel dibawah ini, digambarkan beberapa macam industri dan kebutuhan airnya.
Jenis Industri
Besi Alluminium Minyak : - Penyulingan - Petrokimia Kertas :
Hasil Produksi
Ingot Alluminium
Ether - Pulp - Kertas koran - Kertas tulis
Pakaian Pencelupan Semen
Kebutuhan Air setiap hr Produksi.
11 m3 73 m3 0,1 m/barrel 240 m3 220 m3 69 m3 445 m3 355 m3 378 m3 2 – 5 m3.
Sumber : A,B, Lambe ( 1982). c). Kebutuhan Komersil Pengertian komersil disini tergantung dari sifat atau bentuk kegiatannya, misalnya perhotelan, service station, restoran dan lain-lain. Jumlah pemakaian air perorang setiap hari berbeda pada
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
23
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
setiap negara, bahkan di negara kita sendiri belum ada yang bersifat standar tentang hal tersebut.
Sampai saat ini masih
merupakan assumsi atau angka pendekatan, kecuali standar dari luar yang seringg dipakai atau sebagai angka komparatif. Dibawah ini disajikan daftar untuk mendapatkan gambaran sesuai (International Standard – I.S 117 – 1957) dalam A.B. Lambe – 1982.
Kebutuhan
Liter/Orang/Hari
Pabrik dgn KM/WC
43
Pabrik tanpa KM/WC
30
Rumah Sakit (100 tt)
340
Idem
450
Asrama Perawat Hotel
135 135
Kantor
45
Restoran/Tempat Duduk
70
Bioskop, Ged. Konser
15
Sekolah : - Setengah hari
40
- Asrama
135
Sumber : Lambe, A.B ( 1982)
Dibawah ini juga dikemukakan standar bangunan komersil di Jepang yang angka kebutuhan airnya ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
24
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
JENIS BANGUNAN
- Apartemen - Flat - Hotel - Inn - Restoran -Tempat Mandi Umum - Pasar - Pasar Pusat - Rumah Sakit - Klinik - Sekolah Dasar - SMU - Kantor
STATUS PEMAKAI
KEBUTUHAN MAX. HARIAN (L / HARI)
Penghuni Penghuni Penghuni Penghuni Pengunjung Pegawai
250 160 500 240 40 110
Pengunjung Pengunjung Pegawai/Penjual Pengunjung Pegawai/Penjual Tempat Tidur Pasien Pegawai Murid Guru Pegawai
50 5 100 6 100 300 10 110 60 110 100
Sumber : Lambe, A.B ( 1982) d). Kebutuhan Umum Kebutuhan air yang dapat dikatagorikan sebagai kebutuhan untuk umum adalah : ¤
Pembersihan jalan
¤
Sanitasi
¤
Tanaman umum/ lansekap
¤
Pemadam kebakaran
Untuk pembahasan tentang kebutuhan umum sepintas lalu diutarakan bahwa keperluan pencucian jalan didalam lingkungan Oleh : Annas Maruf, ST., MT
25
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
perkotaan dimana angka yang diambil adalah 5 liter/orang/hari. Demikian
halnya
pembuangan
air
untuk kotor
keperluan digunakan
penggelontoran angka
3
saluran
sampai
5
liter/orang/hari. e). Kehilangan Air Kehilangan air dimaksudkan adalah adanya kebocoran pipa mengakibatkan
berkurangnya debit air yang terdistribusi.
Kehilangan ini merupakan hal yang diperhitungkan meskipun secepatnya diantisipasi oleh pihak PDAM . Untuk skala perkotaan / lingkungan diambil sebagai kebutuhan sirkulasi sebesar 20 % , sedang untuk bangunan diperhitungkan secara empiris karena kebocoran dalam gedung akan berdampak fatal jika tidak segera diantisipasi. Oleh karena itu kebutuhan sirkulasi akibat kebocoran dan penggunaan untuk hal-hal khusus hanya diambil antara 2 % 5 %.
f).
Prinsip-prinsip perhitungan kebutuhan air bersih.
Tetapkan jumlaah populasi pemakai
Tentukan kebutuhan air bersih (air dingin dan air panas)
Tentukaan waktu-waktu puncak (peak hour)
Perhitungkan kehilangan air/kebocoran – kebocoran pipa.
Perhitungkan air cadangan / kebutuhan statis, misalnya cadangan untuk pemadam kebakaran, dsb.
Untuk menghitung banyaknya pemakaian air per jam, dianggap persentase pemakaian air dalam sehari = 100 % Q Etmaal, jadi dalam 1 jam = 100 / 24 = 4,17 % Qetmaal ( pengaliran normal).
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
26
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Konsumen
PDAM
Bak Cadangan
Untuk bangunan berlantai banyak, perhitungan dititik beratkan pada waktu puncak dan occupancy rate dari pemakai. Untuk ini occupancy diambil antara 60 % sampai 80 % dari populasi pemakai tergantung dari karakteristik pemakai dan fungsi bangunan, misalnya kantor berbeda dengan apartemen atau sekolah. Sedang untuk waktu puncak pemakaian diambil : Q puncak = ξ x Q
Dimana :
ξ
= faktor pengali, biasanya diambil 1,5 Q = Kebutuhan air pada keadaan normal
Volume reservoar diperhitungkan = 0,75 Qtotal. Contoh
1:
Suatu bangunan apartemen berlantai 5 dengan jumlah penghuni 50 KK. Kebutuhan air per orang per hari 135 liter. Occupancy rate diambil 85 % Diminta : Berapakah kapasitas reservoar yang diperlukan. Jawab : Assumsi 1 KK = 5 orang Jadi jumlah penghuni apatermen = 50 x 5 = 250 jiwa
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
27
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Kebutuhan air perhari = 0,85 x 250 x 135 Liter = 2768,75 liter = 27, 69 M3. Kebutuhan pada waktu puncak = 1,5 x 27,69 = 41,54 M3 ~ 42 M3. Volume reservoar = 0,75 x 42 = 31,5 M3
Sistem distribusi air panas didukung oleh alat pemanas (water heater ) dengan tangki penyimpanannya dan pipa-pipa pembagi serta pengembalian yang terpisah dari sistem distribusi air dingin. Sumber air dingin yang dipanaskan disini, berasal dari tangki / reservoar, didistribusikan secara gravitasi maupun lewat pompa (booster) ke alat pemanas. Cara pemanasan dapat dibedakan atas 2 (dua) cara yaitu :
a). Pemanasan Langsung (1). Ketel Pemanas Air (Storage hot water boiler). Seperti dalam gambar skema dibawah ini, air dipanaskan oleh dinding ruang bakar ketel dan kemudian didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
28
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Air panas
Ketel Pemanas
Air dingin
Sumber kalor
Gambar 6. Ketel Pemanas Tipe Tangki
Air panas Tangki Air dingin
Ketel Pemanas
Sumber kalor
(2).
Kombimnasi Ketel Pemanas dan Tangki Pada cara ini (lihat gambar 7), air panas keluar dari ketel dimasukkan terlebih dahulu kedalam suatu tangki penyimpan sebelum
didistribusikan
sehingga
mempunyai
efisiensi
pemanasan yang juga cukup baik. (3). Oleh : Annas Maruf, ST., MT
Pemanas satu jalan (One tough ). 29
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Pemanas sesaat (instanteneous) dengan gas yang telah dikemukakan diatas termasuk jenis ini.
Sumber kalor air dingin air panas
b). Pemanasan Tidak Langsung Dibandingkan
dengan sistem pemanasan langsung, cara ini
menghasilkan efisiensi yang relatif rendah, namun mempunyai beberapa kelemahan. Dengan sistem ini uap panas, air panas atau air sangat panas (artinya tekanan tinggi) yang dihasilkan oleh suatu ketel, dialirkan kedalam jaringan pipa didalam tangki penyimpanan air panas dan kemudian dialirkan kembali kedalam ketel. Hal tersebut dimaksudkan sebagai
Uap masuk
║║║║ ║ ║║ pompa air
uap keluar balik Koil pemanas
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
30
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Beberapa rumus – rumus tentang pencampuran air panas (mixing) tanpa memperhitungkan kerugian panas ataupun tambahan panas
sebagai
berikut : Menurut Morimura (85 : 110) :
(Gc) (tc) + (Gh) (th) tm = Gc + G h
Dimana
:
Temperatur campuran (oC) Berat air dingin (kg) Berat air panas (kg) = Temperatur campuran (oC) tc th = Temperatur air panas (oC) = = =
tm Gc Gh
Rumus tersebut diatas sebaliknya dapat pula digunakan untuk menghitung banyaknya air panas yang diperlukan untuk memperoleh air campuran pada temperatur (tm) untuk setiap kilogram (liter) air dingin. Gh = (tm - tc) / (th - tm ) Persentase air panas dalam campuran dapat dinyatakan : P c).
= (100) (tm - tc) - (th - tm )
Laju aliran air panas (1).
Cara perhitungan Banyaknya air panas yang digunakan pada jenis pemakaian gedung, jumlah orang yang menggunakan air panas, banyaknya alat
plambing
,
kebiasaan
masing-masing
orang
dan
kebudayaannya, musin dan sebagainya. Ada dua cara yang
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
31
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
dapat digunakan untuk menghitung air panas yaitu berdasarkan jumlah pemakai dan berdasarkan jumlah dari jenis alat plambing. Rumus – rumus dibawah ini digunakan dengan melihat standar pemakaian pada tabel 7 dibawah ini.
ξ
Dimana
)
:
Qd = Jumlah air perhari (liter/hari) Qh = Laju aliran air panas maksimum ( liter/jam)
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
V
= Volume tangki penyimpanan (liter)
H
= Kapasitas pemanas (kcal./jam)
N
= Jumlah orang pemakai air panas
32
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Terdiri dari dari dua sistem yaitu :
. Pada dasarnya ada dua sistem perpipaan air dingin dalam gedung, yaitu sistem pengaliran ke atas dan sistem pengaliran ke bawah. Dalam sistem pengaliran ke atas, pipa utama dipasang dari tangki atas ke bawah sampai langit-langit lantai terbawah dari gedung, kemudian mendatar dan bercabang – cabang ke atas untuk melayani lantai-lantai diatasnya. Dalam sistem pengaliran kebawah pipa utama dari tangki atas dipasang mendatar dalam langit-langit lantai teratas dari gedung, dan dari pipa mendatar ini dibuat cabang-cabang tegak ke bawah untuk melayani lantai-lantai di bawahnya. Diantara kedua sistem ini, agak sulit untuk dinyatakan sistem mana yang terbaik, Masing-masing
sistem
mempunyai
kelebihan
dan
kekurangan.
Pemilihan lebih banyak ditentukan oleh ciri khas konstruksi atau penggunaan gedung dan oleh selera atau prefrensi perancangan.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
33
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
.
Kran kontrol
ж
☼ж
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
34
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Suatu sistem dimana digunakan pipa hantar dari pompa tangki air bawah ke tangki atas terpisah dari pipa air utama melayani lantailantai gedung, dinamakan
.
Kalau kedua fungsi tersebut diatas dilayani oleh satu pipa maka dinamakan Dalam sistem pipa ganda, tekanan air pada peralatan plambing tidak banyak berubah karena hanya terpengaruh oleh
tinggi rendahnya
muka air dalam tangki atas. Sedangkan dalam sistem pipa tunggal, tekanan air pada peralatan plambing akan bertambah pada waktu pompa bekerja mengisi tangki. Dalam sistem ini ukuran pipa ditentukan berdasarkan pengaliran air tangki atas ke peralatan plambing dan bukan didasarkan pada waktu pengisian
tangki
dengan
pompa.
Beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan dalam perancangan sistem pipa : 1). Sistem
manapun
yang
dipilih, pipa harus dirancang dan
dipasang sedemikian rupa, sehingga udara maupun air kalau perlu dapat dibuang / dikeluarkan dengan mudah. 2). Pipa
mendatar
pada
sistem pengaliran keatas sebaiknya
agak miring ke atas (searah aliran), sedangkan sistem pengaliran kebawah dibuat agak miring kebawah. Kemiringan sekitar 1/300. 3). Perpipaan yang
melengkung
atau
tidak
merata harus
dihindarkan. 4). Tidak dibenarkan membalikkan arah aliran, misalnya pipa cabang tegak melayani daerah diatasnya pipa utama mendatar, tetapi penyambungannya diarahkan kebawah lebih dahulu (gambar 3).
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
35
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Pipa Utama Mendatar
Pipa tegak
Gambar 14.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
36
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Contoh Berbagai Pemasangan Klem Pipa
Gambar 15. Contoh Cara Penggantungan Pipa-pipa Tunggal
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
37
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
adalah suatu seni penginstalasian pipa air, alat sanitair dan aparatnya untuk mengalirkan air bersih dan air kotor pada sebuah bangunan. pada bangunan adalah suatu piranti perpipaan yang meliputi pipa pendistribusian air bersih, alat-alat sanitair dengan perangkap air, air kotor, air bekas dan pipa ventilasi, drainase bangunan, penggelontoran
air bekas dengan
aparatnya, serta penyambungan yang berada di dalam maupun di luar bangunan (Sitio, S, Abner, 1992 : 3).
Prinsip dasar plambing meliputi beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu antara lain : 1. Tersedianya sumber air bersih yang dapat dikonsumsi oleh penghuni. Air tidak boleh terkontaminasi apapun dari lingkungan sekitarnya. 2. Setiap peralatan alat sanitair, harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Penggunaan bahan, penempatan pipa penyaluran sedemikian rupa, sehingga memperlancar aliran dan penghematan air dengan memperhatikan estetika, kekuatan dan kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance ). 3. Jika dilengkapi alat pemanas, harus direncanakan atau dipasang dengan sebaikbaiknya, sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan dapat ditanggulangi. 4. Sistem pipa air limbah harus dirancang sedemikian rupa, agar
efektif dan tidak
mengganggu system yang lain jika ada kerusakan . 5. Setiap sistem pemasangan pipa harus bebas dari sumbatan atau adanya partikel , penimbunan gas atau bahan lainnya dalam pipa yang dapat menimbulkan kerusakan pipa dan sambungan.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
38
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
6. Harus
dipikirkan
tindakan
pencegahan
terhadap
kemungkinan
terjadinya
kontaminasi pada makanan, air, barang-barang steril lainnya oleh adanya aliran balik air kotor (backflow ). 7. Semua air limbah atau air bekas dari alat sanitair plambing tidak boleh dialirkan ke daerah atau saluran (riol) terbuka sebelum melalui proses sterilisasi (treatment ) .
Alat –alat sanitair plambing adalah bagian pernampung yang terpasang pada sistem plambing yang dapat
menerima air minum atau air buangan dan
mengalirkannya ke saluran pembuangan dari sistem tersebut. Secara umum alat-alat plambing dapat dibagi atas empat jenis (kelompok) yaitu 1. Alat sanitair badan ( Ablutionery Fixture ) UU
U
2. Alat sanitair cucian atau air bekas (Waste Water Fixture ) 3. Alat sanitair lemak (Greasy Water Fixture ) 4. Alat sanitair kotoran (Soil Fixture ) Alat –alat sanitair tersebut diatas dapat dibagi lagi menurut kelompok khusus sesuai sifat penggunaannya, yaitu : 1. Alat sanitair badan meliputi alat-alat sanitair : a. Bak cuci tangan (Washtafe l) b. Bak mandi rendam (Bathtub ) 2. Alat sanitair cucian atau air bekas, meliputi : a. Bak cuci pakaian (Trough ) b. Mesin cuci pakaian (Cloth Washer ) c. Bidet 3. Alat sanitair lemak, meliputi : a. Bak cuci piring (Sink ) b. Mesin cuci piring (Disk Washer ) c. Alat penghancur sisa makanan (Disposal Unit ) 4. Alat sanitair kotoran, meliputi : a. Peturasan (Urinal )
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
39
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Water closet (WC )
Dalam
perancangan sistem perpipaan (plambing) bangunan pada umumnya
dan bangunan berlantai banyak pada khususnya , yang terpenting adalah arah dari pembuangan dan sistem penjaringan dari pembuangan kotoran-kotoran tersebut (individual fixture ), untuk memperkirakan kemungkinan beban yang harus dilayani oleh sistem tersebut, dimana kapasitas muatan dari pipa-pipa drainase yang dinyatakan dalam satuan unit pembuangan (unit fixture ) yang menunjukkan rata-rata dari aliran dalam cubic feet per minute (cfm ). 1. Sistem perpipaan dalam bangunan, terdiri dari : a. Pipa-pipa horizontal, meliputi
pipa pembuangan
dari unit fixture dan pipa
penguimpul. b. Pipa-pipa vertikal, yang
meliputi
pipa
pembuangan
vertical keluar
bangunan dan pipa udara (vent stack ) dimana kotoran yang berasal dari fixture tersebut, dialirkan melalui pipa pembuangan, yang mempunyai kemiringan setiap 2 meter turun 1 centimeter, yang selanjutnya ditampung pada pipa pengumpul (collector ) dan diteruskan ke pipa pembuangan vertikal untuk seterusnya dialirkan keluar bangunan yaitu bak penampungan (septictank).
Sistem perpipaan ini adalah sistem perpipaan sebelum kotoran tersebut ditampung di beerput atau septictank dimana antara bangunan dan septictank tersebut ditempatkan bak-bak kontrol
Dimensi pipa
untuk
pipa-pipa
pembuangan
tersebut
sangat
tergantung dari jumlah fixture, yakni sebagai berikut :
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
40
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Tabel 1 Pipa vertikal (Kombinasi house drain + house sewer)
Maks. Luas Lantai (sq.ft)
Juml. Pipa Pembuangan Number of Fixture (bh)
150 - 300 2 - 8 300 - 500 0 - 15 500 - 900 15 - 35 900 - 1500 35 - 125 1500 - 3500 125 - 225 dan seterusnya, pipa-pipa naik 1” (inch)
Diameter Pipa (inch) Vertikal
Horizontal
1½ 2 2½ 3 4
2½ 2 2½ 3 4
Pipa-pipa pembuangan : Pipa Vertikal
Jumlah Fixture Perlantai
--------
1 buah 2 buah 6 buah 9 buah 16 buah 90 buah (maks. 2 WC) 200 buah (lebih dari 4 WC)
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
ø Pipa Horizontal 1¼ 1½ 2 2½ 3 4 5
“ “ “ “ “ “ “
41
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Sambungan Tabel 1 Pipa-pipa Dalam Bangunan Tipe Pipa Pembuangan (Type of Fixture)
Kebutuhan Unit Pipa Pembuangan (Fixture Unit Value)
-- Kamar mandi (bath tube) -- Kombinasi zink + tray dgn pembuangan sampah. -- Bidet -- Floor drain -- Lavatory -- Tempat cuci pakaian -- Shower group -- Urinals -- WC tank operated
Minimum ø Pipa (inch)
2 bh
1½
4 3 1 2 2 3 8 4
1½ 2 2 1½ 1½ 2 3 3
bh bh bh bh bh bh bh bh
Sumber : John, H, Callender, Time Saver Standard for Architectural Design Data, hal. 85, 806, 818.
Jenis bahan yang digunakan dalam pengaliran air bersih, air kotor atau air limbah, terutama yang dihasilkan oleh buangan rumah tangga adalah bermacam-macam bentuk dan jenisnya termasuk fitting. Secara umum bahan dan fitting pipa untuk instalasi yang diperlukan, selalu menggunakan salah satu atau gabungan beberapa bahan tersebut dibawah ini : - Tembaga (Copper ) -
Baja Galvanis (Galvanis Mild Steel )
-
UPPC atau PVC (Polythylene ) atau Poly Venyl Chlorida
-
Asbestos Cement
-
Besi Tuang (Cast Iron )
-
Tanah Liat yang diglazuur
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
42
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Bahan tembaga mempunyai sifat-sifat mudah dibentuk, tahan terhadap pengaruh karat (corosi ) dan salah satu logam penghantar
panas
yang baik. Oleh karena itu tembaga banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti pipa penyaluran air bersih (air panas dan air dingin) atau penyaluran minyak, gas dan sebagainya. Secara
umum panjang pipa yang digunakan srbagai jaringan penyaluran,
berbentuk pipa bulat (batangan) dengan panjang 6 meter sedang yang berbentuk gulungan (coil
cubing ) dapat mempunyai panjang yang bervariasi. Tembaga
gulungan dibuat secara khusus, antara lain berdinding tipis dan berdiameter kecil dan sedang, serta lebih mudah dibentuk bila dibandingkan dengan pipa batangan. Untuk keperluan pekerjaan plambing, maka pipa tembaga tersedia dalam diameter 15, 20, 25, 38, 50, 75 dan 100 millimeter. Cara mengukur diambil dari diameter luar (O.D = Outside Diameter ). Untuk pemilihan mutu, bahan-bahan yang dialirkan dan keras lunaknyya bahan pipa serta cirri-cirinya. Tabel 2 Tipe Pipa
Kode Warna Label
Pemakaian pada
Batangan/ Sifat
Gulungan khusus pipa Lunak
K
Hijau
Pemakaian di bawah tanah (ditanam) di di dalam dinding
20 ft (± 6m) keras & lunak
60 ft dan 100 ft
L
Biru
Khusus diatas per mukaan tanah.
20 ft (6 m) keras & lunak
sama dengan K
M
Merrah
Diatas permukaan Tanah, untuk pipa air (bersih & kotor) , ventilasi.
20 ft (6 m) keras.
tidak diproduksi
Kuning
Diatas permukaan Tanah, pipa drainase air limbah, atau air Bekas dan ventilasi
. DWV
20 ft ()6 m) keras
tidak dip[roduksi
DWV = Drainage, Waste and Vent.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
43
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Bahan terbuat dari baja lunak mempunyai sifat-sifat muidah dibentuk, tahan terhadap pengaruh karat dalam batas waktu tertentu dan juga salah satu logam penghantar panas yang baik.. Oleh karena itu pipa baja galvanis banyak digunakan untuk berbagai keperluan seperti pipa penyaluran air bersih (panas dan dingin). Secara umum panjang pipa yang digunakan sebagai jaringan penyaluran, berbentuk pipa bulat (batangan) dengan panjang 6 meter,secara khusus antara lain berdinding sedang dan tebal, berdiameter kecil dan sedang. Untuk kepeluan pekerjaan plambing, maka pipa baja galvanis tersedia dalam diameter 0,5” (12,7 mm), 1” (25,4 mm), 1,75” (33,45 mm), 2” (50,8 mm), 3” (7,62 mm), 4” (101,6 mm), 5” (127 mm), 6” (152,4 mm). Cara mengukur yaitu dari diameter dalam (I.D = inside diameter).
Pipa ini terbuat dari bahan polythelene yang keras atau juga disebut polivynil chlorida, dengan sifat kimiawi yang kompleks dan mudah untuk dibentuk, khususnya untuk pipa air dan sambungannya. Pipa ini sangat cocok untuk keperluan sanitasi maupun distribusi air bersih dimana pipa ini diproduksi dalam ukuran panjang 4 meter dengan diameter yang bervariasi. Keuntungan PVC ini ringan dan tidak berkarat. Mutu bahan pipa PVC ini ditentukan berdasarkan kelasnya yaitu dengan kode AW, misalnya kualitas terbaik adalah AW I, mempunyai kekerasan dan ketebalan yang cukup.
Pipa asbestos cement juga mulai dipergunakan, umumnya sebagai pipa hantar atau pipa induk untuk saluran distribusi air bersih.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
44
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Pipa dari jenis ini, sesuai untuk bermacam-macam penggunaan dalam sistem saluran pipa (plumbing drainage system). Kerugiannya adalah mudah berkarat karena pengaruh reaksi kimia dalam sistem yang tidak dapat dikontrol.
Pipa ini biasanya digunakan untuk jaringan air kotor dibawah tanah yakni untuk house sewer dan drain. Kerugian dari pipa ini mudah retak dan tidak kuat. Sistem penyambungan pipa dapat dibedakan dalam 2 hal yaitu :
a. Berdasarkan material, terdiri atas 2 macam yaitu : 1). Penyambungan dengan material pipa yang sama,
misalnya
PVC dengan PVC atau pipa galvanis dengan pipa galvanis. 2). Penyambunagn dengan material yang tidak sama, yaitu : a). Pipa besi tuang dengan pipa PVC, sambungan seperti ini diperkuat dengan memakai epoxy compound (sejenis semen). b).
Pipa besi tuang dengan pipa galvanis, sambungan
seperti ini
diperkuat dengan memakai cairan timah (dicor). c).
Pipa
dari besi tuang dengan tembaga, sambungan seperti ini
diperkuat dengan cairan timah. d).
Pipa dari tembaga dengan pipa
PVC, sambungan seperti ini
diperkuat dengan memakai las perak dan solvent cement. e).
Pipa galvanis dengan pipa PVC, sambungan seperti ini diperkuat memakai ulir soket dan solvent cement.
Pada dasarnya penyambungan pipa buang yang berbeda bahan ada 2 jenis yaitu : -
Sambungan sementara
-
Sambungan tetap (rigid pipe joints )
c. Berdasarkan diameter , terdiri atas 2 macam yaitu :
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
45
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
1).
Menyambung pipa dengan diameter yang berbeda (pada pipa pembuangan). a). Pipa yang
akan
disambung pada posisi horisontal,
maka alat penyambungnya dipakai
“Leveniver Taper”
(gambar 2.1 a). b). Apabila keadaan pipa yang akan disambung berada pada posisi vertikal, diameternya berbeda, maka alat penyambungnya dipakai soket pembesar (reducer socket ) atau soket kerucut (gambar 2.1b). 2).
Menyambung
pipa
yang
diameternya
sama, posisi pipa
pembuangan : a). Horizontal ke horizontal. (1). Pada pertemuan sudut memakai alat penyambung bend yang bersudut 90º, atau 45º
tergantung pada besarnya sudut.
(2). Pada pertemuan kedua pipa pembuang, dipakai alat pemnyambung bentuk “Y”
(penyambung 45º
-
lihat
gambar 2.2). b). Menyambung pipa yang tegak dengan yang horizontal alat penyambungnya bend atau 2 buah
45º (lihat gambar 2.3).
c). Menyambung pipa horizontal dengan pipa tegak mengguna kan alat penyambung sayap (gambar 2.4).
45º 45º JUNCTION
SAYAP
Gambar 2.1a
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
Leveniver Taper
46
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Diatas
Diameter kecil
Altering pipa Bagian bawah - diameter besar Gambar 2.1a
Dipasang tegak
Arah aliran Arah aliran
Gambar 2.1 b - Reducer Socket
Socket diameter besar ke diamater kecil Atau sebaliknya.
Gambar 2.1 c - Reducer Socket
Gambar 2.1 d - Sambungan T
Alat plambing di dalam sebuah bangunan, baik berupa bangunan tempat tinggal keluarga maupun bangunan komersial seperti alat
plambing di
perhotelan, rumah sakit serta sekolah atau kampus merupakan suatu kesatuan yang Oleh : Annas Maruf, ST., MT
47
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
terpadu. Tidak satu jenispun dari alat plambing yang dapat berdiri sendiri tanpa didukung oleh alat lainnya. Salah satu hal yang tak kalah pentingnya dalam sistem plambing ini adalah pemeliharaan atau maintenance alat plambing dan semua alat plambing dinyatakan layak operasi bila memenuhi persyaratan yaitu alat plambing telah dipastikan berfungsi baik, tidak bocor dan telah mengikuti prinsip-prinsip dasar pemasangan plambing.
Sistem perpipaan
pada suatu bangunan, utamanya pada bangunan
berlantai banyak (multi storey buildings ) dibedakan antara pipa air bersih dan pipa air kotor. Untuk didtribusi air bersih yang memggunakan tangki atap perlu memperhitungkan tekanan air akibat gravitasi. Jaringan plambing pada arah vertikal harus dirancang sedemikian rupa agar pipa tidak pecah akibat tekanan tersebut. Biasanya diameter pipa dibuat bervariasi yaitu makin kebawah diameternya makin kecil, dimaksudkan agar tekanan pada bagian bawah menjadi kecil. Untuk pengontrolan pipa harus ditempatkan dalam shaft plambing dengan membedakan tempat antara pipa air bersih dan air kotor.
Shaft air bersih
Shaft air kotor
Gambar 2.1c
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
48
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Tanki atap Pipa Vent.
Pipa supply Pipa distribusi air bersih makin kebawah makin kecil Pipa pembuanga air kotor Makin kebawah Pipa makin besar
Shaft
Riol
Reservoar
Septiktank
Gambar
2.1d
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
49
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Sedang untuk jaringan air kotor diameter pipa induk
kebalikan dari sistem air bersih, yaitu
makin kebawah makin besar. Hal ini dimaksudkan agar
semua sistem pembuangan
terakumulasi
pada jaringan induk (primer) dengan
bantuan gravitasi dapat tersalur dengan cepat kebawah.
PEMBUNGKUS DARI ASBES
PENGGANTUNG DENGAN BESI STREP
DENGAN MENGGUNAKAN BESI BULAT DAN SIKU
Gambar 2.2
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
50
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Jenis perangkap yang dimaksud adalah komponen yang digunakan untuk perlengkapan alat saniter. Trap dapat diartikan sebagai suatu perangkap air yang mempunyai fungsi mencegah masuknya gas atau bau kedalam ruangan melalui sistem pipa alat saniter. Gas dan bau yang berasal dati pipa penyalur air ke ruangan akan sangat mengganggu penghuni atau pemakainya. Beberapa jenis alat perangkap air (water trap ), secara umum adalah sebagai berikut : 1). Perangkap bentuk “P”
2). Perangkap bentuk “S”
GAMBAR 2.5
GAMBAR 2.6
Pada umumnya selain digunakan secara langsung d dalam badan alat saniter dan pada pipa – pipa saluran seperti
(gambar 2.7),
harus dijaga agar benar-benar kedap air dan tetap terisi air secara stabil
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
51
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
dan tidak terganggu oleh berbagai kotoran yang mungkin terjadi. Yang perlu diingat bahwa tidak seluruhnya pipa pembuangan alat saniter di dalam bangunan diperbolehkan memlalui perangkap lantai tersebut.
Gambar 2.7 Perangkap Lantai (Floor Waste Gully )
Alat saniter yang dapat disambungkan dengan perangkap lantai, hanya terbatas pada kelompok air bekas buangan, seperti : air mandi rendam (bathquip ), dan washtafel (hand basin ). Alat saniter buangan kotoran manusia (soil fixture ) hanya boleh disambung langsung ke pipa buangan air kotor atau drainage.
a). Persyaratan : Bentuk perangkap harus bulat memanjang berbentuk belokan secara landai dan permukaan dinding dalamnya halus, agar memeudahkan mencuci dan menggelontor sendiri, tidak mudah ditempeli partikel air bekas atau atau air kotor. Hilangnya air perangkap oleh siphon langsung
yang diperlihatkan pada gambar 2.8.
Kedalaman air
perangkap 75 mm untuk pipa iar bekas 32 – 50 mm. Kedalaman air perangkap 50 mm untuk pipa air bekas 65 – 100 mm.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
52
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
Gambar 2.8
Situasi Air Perangkap
b). Gangguan Sebuah trap alat saniter disebut efisien, apabila proses pengaliran lancar dan air perangkap tidak berkurang jauh dibawah normal. Kehilangan air perangkap dalam trap dapat disebabkan oleh faktorfaktor berikut ini : (1). Siphon (a). Siphon langsung Pada pemasangan pipa tunggal, arus air yang mengalir mendorong atau memindahkan udara, gas, sehingga terjadi pengisian dinding pipa oleh volume air dengan tekanan optimal (gambar 2.8), menunjukkan contoh siphon langsung. Pemasangan pipa gelontor berdiameter kecil, lebih panjang dan miring dapat mengganggu keadaan udara di dalam pipa yang mengakibatkan terjadinya
(b). Siphon tidak langsung Bila air mengalir secara vertikal dan melewati pipa cabang alat saniter di bawahnya akan dapat mendorong udara mencari jalan keluar yang digelontorkan dari alat saniter lainnya.
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
53
BAHAN KULIAH UTILITAS BANGUNAN
(2).
Tekanan balik (Plenum ). Memperhitungkan akibat gelontor air di dalam pipa bagian lantai atas terhadap keadaan air dalam pipa di tingkat bawah adalah satu hal yang tidak boleh diabaikan. Hal ini sambungan pipa, baik pipa tegak maupun pipa datar atau miring pada sebuah bangunan bertingkat. Pada sistem instalasi ini hampir tidak dapat disangkal
bahwa gelontoran air pada pipa tegaknya jauh lebih
cepat dibanding pipa datar atau miring
Terjadinya tekanan balik
adalah akibat tidak bebasnya sirkulasi udara gas dalam pipa tegak, sehingga gas atau udara pun mencari jalan melalui salah satu alat saniter , misalnya pada closet menjadi buntu. Jadi plenum dapat diartikan terjadinya tekanan balik (tekanan negatif) akibat penggelontoran air dalam saluran pipa secara penuh tanpa adanya kesempatan udara bergerak bebas.
(3 ).
Momentum . Momentum dapat diartikan sebagai gaya dorong (tekanan) air atau gelontor air dari atas secara tiba-tiba. Gaya dorong air yang terjadi melebihi ambang batas ketinggian dari alat saniter sampai
perangkap
air
dibawahnya.
Terjunan
air
mengakibatkan hilangnya air perangkap yang terdapat
tersebut pada trap
sehingga trap tersebut dapat kosong dan tidak berfungsi lagi. Alternatif untuk mengatasinya adalah dengan memperpendek jarak alat saniter ke trap atau pencabangan pipa mengikuti posisi alat saniter diatasnya . (4).
Osilasi. Osilasi adalah terjadinya kehilangan air dari perangkap air (trap) akibat adanya pergoyangan atau getaran air itu sendiri. Terjadinya pengaliran air secara tidak stabil dapat dipengaruhi
Oleh : Annas Maruf, ST., MT
54