LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
ACARA VI DESKRIPSI VARIETAS
Semester : Genap 2017
Muhamad Minanurahman NIM A1D015090 Rombongan 4
KEMENTERIAN, RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2017
I.
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini memicu tidak hanya di bidang industry namun namun juga di bidang pertanian. Disektor pertanian era globalisasi berdampak pada terciptanya varietas varietas unggul. Varietas merupakan sekelompok tanman dari satu jenis spesies yang memiliki genotip yang berbeda beda, sehingga perbedaannya terlihat (Mangoendidjojo, 2007). Varietas unggul ini tidak hanya diartikan sekelompok tanman dari satu jenis spesies yang memiliki genotip yang menghasilkan hasil yang tinggi namun juga sekumpulan tanaman yang memiliki keunggulan karakter di banding tetuanya. Perkembangan berbagai jenis varietas ini menyebabkan banyaknya varietas yang tersebar di pasaran p asaran yang dibutuhkan pedeskripsian mengenai suatu varietas yang ada untuk memudahkan pemilihan varietas yang akan digunakan digunakan / dibutuhkan. Perbedaan yang terlihat pada varietas varieras tersebut dapat dideskripsikan agar lebih mudah dalam membedakan antar varietas. Pendeskripsian tersebut dapat diartikan sepagai penjabaran karakter / sifat dari sekelompok tanaman dari suatu spesies yang memiliki genotip yang berbeda beda. Deskripsi suatu varietas saangat bermanfaat bagi petani dikarenakan dengan mengatahui deskripsi suatu varietas tanaman maka petani dapat menentukan jenis tanaman yang cocok di tanaman di lahan mereka. Deskripsi varietas bagi seorang pemulia tanaman bermanfaat s ebagai penentuan awal tetua dari suatu varietas yang akan dirakit.
Deskripsi tersebut memudahkan kegiatan pemuliaan tanaman ataupun kegiatan pertanaman karena menjadi dasar awal dalam melaksanakan kedua kegiatan tersebut. Penjabaran diatas menggambarkan pentingnya deskripsi terhadapat suatua tanaman. Oleh sebab itu penting untuk mengetahui diskripsi tanaman secara keseluruhan sebelum melakukan tindakan budaidaya tau pemuliaan tanmaan B. Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tiap tiap tanaman secara keseluruhan
II.
TINJAUAN PUSATAKA
Pengetahuan perihal aspek botani dari suatu tanaman merupakan hal yang amat penting dalam usaha perbaikan tanaman, baik untuk sifat kuantitatif maupun kualitatif. Pengetahuan data morfologi amat berguna dalam program pemuliaan. Salah satu tujuan penting dalam program pemuliaan ialah hasil biji yang tinggi (BPPP, 2013). Pengetahuan tersebut selanjutnya dijadikan dasar dalam mendeskripsikan suatu tanaman. Pengertian deskripsi itu sendiri adalah menggambarkan secara langsung mengenai morfologi tanaman, yaitu warna daun, warna batang, w arna biji, bentuk batang, bentuk daun, dan masih banyak lagi sifat morfologi yang lainnya (Stone BC, 1972). Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam deskripsi sebagian besar merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi pada semua varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan musim tanam yang berbeda (Soenarto,1997). Deskripsi juga dapat membantu dalam pengujian kemurnian suatu benih. Kemurnia suatu benih dinilai berdasarkan sifat sifat morgologi yang tampak, ini langkah awal di dalam penyediaan benih bermutu yang bertujuan mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan penyakit dan adaptif terhadap lingkungan tumbuh (Syukur et al ., 2009). Untuk itu deskripsi variasi yang berisi sifat-sifat morfologis dapat membantu untuk menilai kemurnian benih. Kemurnian suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat morfologi yang tampak. Hal tersebut merupakan langkah awal di dalam penyediaan benih bermutu yang bertujuan
mendapatkan
varietas
unggul
tahan
terhadap
hama
dan
penyakit
dan
adaptif terhadap lingkungan tumbuh (Syukur et.al ., 2009). Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pemahaman yang baik mengenai sifat morfologi yang disajikan dalam deskripsi tanaman (BPPP, 2013). Manfaat mendeskripsikan varietas bagi petani adalah dapat ditentukannya varietas yang tepat untuk ditanam pada lahan pertanaman agar dapat berproduksi tinggi (Soenarto, 1997). Sementara itu, manfaat bagi pemulia adalah dapat ditentukannya varietas baru yang ingin dirakit dengan sumber genetik dari varietas yang telah lebih dahulu dilepas. Sumber-sumber genetik tersebut memiliki sifatsifat unggul sehingga apabila dikawinkan akan menghasilkan keturunan dengan sifat-sifat unggul dari masing-masing tetua. (Syukur et.al., 2009). Contoh deskripsi tanaman yang banyak dilakukan adalah deskripsi tanaman padi. Keseragaman pada tanaman padi dapat diperoleh dengan mengetahui sifatsifat bagian-bagian tanaman padi. Beberapa bagian penting tanaman padi yang dapat dipergunakan untuk membedakan antar varietas satu dengan yang lainnya antara lain (Soemedi, 1982): 1.
Habitus (bentuk tanaman) : dapat tinggi atau pendek, tegak atau terserak.
2.
Anakan : dapat banyak, sedang atau sedikit.
3.
Pangkal batang : ada yang bergaris atau tidak berwarna atau be rgaris.
4.
Batang : ada yang berwarna, bergaris atau tidak berwarna atau ber garis.
5.
Daun bendera : ada yang tegak atau membentuk sudut dan ada pula yang mendatar atau terkulai.
6.
Bulir : ada yang berdiri tegak atau terkulai dan ada pula yang terserak atau tidak terserak.
7.
Gabah : dapat dibedakan menjadi besar, sedang atau kecil; panjang, sedang atau pendek; berbulu atau tidak; ujungnya berwarna atau tidak.
8.
Beras : ada yang besar, sedang atau kecil; panjang, sedang atau pendek. Tanaman padi yang termasuk ke bangsa Oryza sativa L. terdapat ribuan
varietas yang satu sama lain mempunyai ciri-ciri khas tersendiri sehingga dapatlah dikatakan bahwa ditilik dari sudut bentuk tubuh (morfologi) tidaklah ada dua varietas padi yang mempunyai bentuk tubuh yang sama. Antara varietas yang satu dengan yang lain senantiasa terdapat perbedaan, bagaimana pun kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan yang nampak antara varietas yang satu dengan yang lain adalah disebabkan oleh perbedaan dalam pembawaan atau sifat varietas (Siregar, 1981). Aspek botaninya tanaman padi yaitu Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Divisio Spermatophyta, dengan Sub divisio Angiospermae, termasuk ke dalam kelas Monocotyledoneae, Ordo adalah Poales, Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah Oryza sativa L (Grist, 1960). Tumbuhan padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara tersusun yaitu pada batang pokok atau batang batang utama akan tumbuh anakan pertama, anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku pertama pada
batang anakan kedua dan seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang serupa dan membentuk perakaran sendiri (Luh, 1991). Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983). Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang menguning sudah mencapai sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk. Tangkai padi merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Andoko, 2002).
III.
METODE KERJA
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu tanaman varietas yang akan di candra. Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu penggaris, busur derajat, dan alat tulis
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu : 1.
Tanaman yang dideskripsikan diamati penampilannya
2.
Tanaman yang dideskripsikan diambil datanya
3.
Candra dibuat berdasarkan data tanaman yang diperoleh
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1 Deskripsi Varietas Batang Lembang No
Sifat-Sifat
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Asal Golongan Umur Tanaman Bentuk Tanaman Tinggi Tanaman Anakan Produktif Warna Kaki Warna Batang Posisi Daun Posisi Daun Bendera Bentuk Gabah Warna Gabah Tekstur Nasi Bobot 1000 Butir Kadar Amilosa
16.
Kepekaan Terhadap Hama Dan Penyakit
Sumber : BPTP (2004)
Varietas Batang Lembang Pengamatan Literatur Sintha / IR64 / IR64 Gundil Cere 97-120 Hari Tegak Tegak 64 cm 93-115 cm Sedang Banyak Hijau Hijau Hijau Hijau Tegak Tegak Tegak Tegak Sedang / lonjong Ramping Cokelat Kuning Bersih Pera 27-28 gram 27% Tahan terhadap penyakit blast daun dan blast leher malai
Tabel 2 Deskripsi Varietas Inpago Unsoed 1 No
Sifat-Sifat
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Asal Golongan Umur Tanaman Bentuk Tanaman Tinggi Tanaman Anakan Produktif Warna Kaki Warna Batang Posisi Daun Posisi Daun Bendera Bentuk Gabah
12.
Warna Gabah
13. 14. 15.
Tekstur Nasi Bobot 1000 Butir Kadar Amilosa
16.
Kepekaan Terhadap Hama Dan Penyakit
Varietas Batang Lembang Pengamatan Literatur Poso / Mentik Wangi Gundil Cere ± 110 hari Tegak Tegak 135 cm ± 107 cm Sedang Banyak Cokelat Muda Hijau Hijau Hijau Serak Tegak Tegak Tegak Ramping Sedang Kuning Kuning Bersih Keemasan Pulen ± 27,7 gram ± 18% Tahan terhadap penyakit ras 133 dan wereng cokelat diotipe 1
Sumber : Balitbang Pertanian (2014)
B. Pembahasan
Deskripsi Varietas merupakan daftar petunjuk yang menggambarkan karakteristik suatu varietas.Hal tersebut sesuai dengan pendapat dari Soemedi, (1982) yang menyatakan bahwa deskripsi varietas merupakan sautu panduan untuk menyajikan sejarah asal usul sifat sifat morgologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama serta sejarah tanaman. Sifat sifat morfologi yang dideskripsikan sebagian besar merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik. Variasi fisik terjadi pada semua varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan musim yang berbeda.
Deskripsi varietas sendiri dapat membantu seorang petani untuk menentukan varietas mana yang cocok ditanam dilahannya dikarenakan menurut Ardianto (2004) varietas yang dipilih oleh petani sebaiknya yang paling menguntungkan karena setiap varietas memiliki lokasi penanaman yang spesifik sehingga dapat menghasilkan produksi optimal jika ditanam di daerah geografis yang sesuai. Deskripsi varietas juga berguna bagi seorang pemulia tanaman untuk melakukan seleksi terhadap suatu varietas dalam perakitan sebuah varietas baru. Hajoeningtijas dan Mulyadi (2013) menambahkan seoran pemulian akan dapat mengetahui keunggulan dan keunikan dari masing-masing varietas, sehingga dapat digunakan sebagai rujukan bagi para petani untuk ditanam, dan bagi masyarakat umum dapat memperoleh informasi keberadaan varietas suatu tanaman di suatu tempat. Sifat-sifat morgologi yang terdapat didalam sebuah deskripsi varietas, misalnya varietas padi antara lain : asal, golongan, umur tanaman, bentuk tanaman, tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, warna kaki, warna batang, posisi daun, posisi daun bendera, bentuk gabah, warna gabah, tekstur nasi, bobot 1000 biji, kadar amilosa, ketahanan terhadap hama dan penyakit. Suparyono (1997) menambahkan sifat daun sering sering dipakai sebagai salah satu sifat morfologis yang dipakai untuk membedakan antarvarietas.Sifat-sifat itu adalah ketegakan, panjang daun, lebar daun, tebal daun, warna daun, dan kec epatan penuaan. Romdon (2014) secara lengkap menerangkan bahwa sifat-sifat yang perlu di kaji dalam pendeskripsian varietas yaitu :
1. Nomor seleksi merupakan Nomor urut persilangan yang pernah dilakukan dan silsilah turunan bagaimana tanaman materi pemuliaan diseleksi sampai menjadi galur harapan calon VUB. 2.
Asal persilangan menjelaskan tentang asal-usul materi genetik dan atau cara persilangan yang telah dilakukan dalam perakitan varietas yang bersangkutan.
3.
Golongan merupakan Pengelompokan varietas ke dalam klasifikasi taksonomi ”sub spesies” padi, antara lain Indica, Japonica, Javanika atau japonica tropis, Intermediate (tipe tanaman berada antara indica dan japonica). Cere sepadan dengan indica, sedangkan bulu sepadan dengan Javanika.
4.
Umur tanaman merupakan Umur varietas sejak sebar sampai matang fisiologis (±75% biji dalam semua malai matang).
5.
Bentuk tanaman merupakan Penampakan tegakan rumpun tanaman yang didasarkan atas besar sudut yang dibentuk antara batang-batang anakan dengan garis imaginer yang berada di tengah-tengah rumpun dan tegak lurus dengan bidang permukaan tanah. a)
Tegak : Besar sudut yang dibentuk batang kurang dari 30 0
b)
Agak tegak : Batang membentuk sudut >30 0 dan <45 0
c)
Terbuka : Batang membentuk sudut >45 0 dan <600
d)
Berserak : Batang membentuk sudut >60 0 tetapi tidak menyentuh tanah
e)
Menjalar (tidak teratur) : Batang dari rumpun tanaman mendekati permukaan tanah
6.
Tinggi tanaman merupakan Tinggi dari permukaan tanah sampai ujung malai paling panjang .
7.
Anakan produktif merupakan Rata-rata jumlah anakan yang mampu menghasilkan malai per rumpun, dari total rumpun yang berada pada luasan 1 m2.
8.
Warna kaki merupakan Warna dasar bagian bawah pelepah rumpun tanaman yang diamati pada saat awal sampai akhir fase vegetatif.
9.
Warna batang merupakan Warna dasar bagian luar batang padi yang diamati pada akhir fase vegetatif.
10. Warna daun merupakan Warna helaian daun pertama setelah daun bendera dikelompokkan menjadi hijau pucat, hijau, hjjau tua, ungu pada bagian ujung, ungu pada bagian garis tepi daun, campuran antara ungu dan hijau, ungu seluruhnya. Pengamatan dilakukan pada akhir fase vegetatif. 11. Muka daun merupakan Kekasaran dan kehalusan permukaan helaian daun yang didasarkan pada hasil perabaan daun secara cermat menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Dapat dibedakan menjadi halus termasuk bagian tepi daun, sedang dan berbulu (diamati pada saat fase vegetatif akhir). 12. Posisi daun dinyatakan oleh sudut yang terbentuk pada titik pelekatan helaian daun pertama setelah daun bendera dengan batang , dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a)
tegak (sudut kurang dari 45 0)
b)
datar (sudut daun mendekati 90 0)
c)
terkulai (sudut daun lebih dari 90 0)
13. Daun bendera merupakan Daun yang terakhir keluar dari batang, membungkus malai atau bunga padi pada saat fase bunting. Sudut daun yang diukur dari titik
pelekatan daun bendera terhadap tangkai malai, dikelompokkan menjadi empat yaitu: a)
tegak (kurang dari 300)
b)
agak tegak/sedang (450)
c)
mendatar (900)
d)
terkulai (descending) (lebih dari 90 0)
14. Leher malai dinilai dari proporsi leher malai yang keluar dari pelepah, dengan kelas penampilan muncul sempurna, muncul – muncul sempurna, muncul, sebagian muncul, tidak muncul/tertutup. 15. Bentuk gabah merupakan Hasil pengamatan terhadap panjang dan lebar gabah. bentuk gabah dikelompokkan berdasarkan rasio antara panjang dan lebar gabah, dapat dikelompokkan menjadi : bulat (p/l = 1), agak bulat (1,1 – 2,0), sedang (2,1 – 3,0), ramping / panjang (lebih dari 3,0). 16. Warna gabah Warna palea dan lemma pada saat biji masak. Diklasifikasikan ke dalam 11 kelas, yaitu kuning jerami, keemasan dan atau bergaris keemasan dengan latar belakang warna jerami, kuning jerami berbecak coklat, kuning jerami dengan garis-garis coklat, coklat kekuningan, kemerahan sampai ungu muda, bercak – bercak ungu, bergaris ungu, ungu, hitam, putih. 17. Kerebahan diukur pada fase masak biji untuk melihat posisi ketegakan tanaman pada seluruh plot. Diklasifikasikan berdasarkan skor yaitu : a)
Tahan (tidak ada yang rebah),
b)
Agak tahan (sebagian tanaman condong/tidak tegak lagi),
c)
Agak rentan (sebagian besar tanaman agak rebah),
d)
Lemah (sebagian besar tanaman rebah, hampir rata dengan tanah),
e)
Sangat lemah (seluruh tanaman rebah, rata dengan tanah)
18. Tekstur nasi Umumnya dinyatakan dalam bentuk pernyataan pulen atau pera. Secara fisik-kimia sifat tekstur nasi tersebut dicirikan oleh: a)
Kadar amilosa, merupakan salah satu sifat fisikokimia beras yang ditentukan oleh sifat pati (beras mengandung 80% pati) yang berantai lurus. Kadar amilosa
b)
Tekstur nasi
0-2%
: Ketan
2-10%
: Ketan
10-20% (amilosa rendah)
: Sangat pulen
20-25% (amilosa sedang)
: Pulen
>25% (amilosa tinggi)
: Pera
Konsistensi gel, digunakan sebagai indeks kelunakan (softness) dari beras. Data ini sangat diperlukan untuk memperjelas kelas tekstur nasi dari varietas-varietas yang berkadar amilosa > 22 %. Pengelompokan tersebut, yaitu konsistensi gel tinggi (< 36 mm) tergolong keras, konsistensi gel sedang (36 – 50 mm) tergolong sedang, konsistensi gel rendah (> 50 mm) tergolong lunak.
19. Bobot 1000 butir merupakan gabah bernas pada kandungan air gabah 14%. 20. Ketahanan terhadap hama penyakit utama merupakan Respon tanaman terhadap serangan hama dan penyakit yang saat ini diklasifikasi sebagai hama atau penyakit yang paling destruktif merusak tanaman padi.
Deskripsi varietas juga bermanfaat dalam teknologi produksi sebuha benih . Syukur et al. (2009) menambahkan bahwa deskripsi juga dapat membantu dalam menguji suatu kemurnian suatu. Kemurnian suatu benih dapat dinilai berdasarkan sifat-sifat morfologi yang tampak pada suatu tanaman, hal tersebut merupakan langkah awal dalam penyediaan benih bermutu yang bertujuan mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan penyakit serta adaptif
terhadap
lingkungan tumbuh yang berbeda-beda. Padi merupakan salah satu tanaman yang memiliki berbagai macam varietas yang unggul untuk itu sangat penting untuk melakukan dekripsi varietas terhadap tanaman ini. Hardjodinomo (1970) menambahkan padi merupakan tanaman pokok Bangsa Indonesia, hal ini memang sesuai untuk Negara Indonesia karena : 1.
Padi menghendaki iklim tropik dan dan subtropik
2.
Padi untuk tumbuhnya memerlukan banyak air dan di Negara Indoneisa air berlimpah
3.
Tanah di Indonesia umumnya tanah yang subur
4.
Mudah ditanam, baik sawah maupun lading
5.
Tahan lama disimpan
Tanaman padi termasuk golongan tanaman semusim yang berdasarkan keterangan diatas banyak budidayakan di Indonesia. Secara umum karakter yang ditampilkan padi menurut Deptan, (1983) Bentuk batangnya bulat berongga, daunnya memanjang seperti pita yang berdiri pada ruasruas batang dan mempunyai sebuah malai yang terdapat pada ujung batang. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung malai t ertinggi. Tinggi tanaman
maksimum digolongkan: sangat rendah (>70 cm), rendah (70 cm – 100 cm), sedang (101 cm – 130 cm), tinggi ( 131 cm – 160 cm), dan sangat tinggi (<60 cm). Daun terdiri dari helaian daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah daun yang menyelubungi batang. Daun ketiga dari atas biasanya merupakan daun terpanjang. Daun bendera (daun yang berada di paling atas) mempunyai panjang daun terpendek dengan lebar daun terbesar. Banyak daun dan besar sudut yang dibentuk antara daun bendera dengan malai, tergantung pada varietas-varietas padi yang ditanam. Besar sudut yang di bentuk kurang dari 90 0 atau lebih dari 90 0. Jumlah anakan biasanya mencapai maksimum pada minggu keenamatau ke tujuh setelah tanam. Jumlah anakan maksimum perbatang dapat digolongkan: sangat rendah ( < 5 batang), rendah (5-8 batang), tinggi (13-16 batang), dan sangat tinggi (>16 batang). Pada praktikum kali ini varietas padi yang digunakan adalah varietas batang lembang dan varietas INPAGO UNSOED-1. Menurut Atman (2007) Varietas unggul Batang Lembang sangat cocok ditanam pada ketinggian 0-700 m diatas permukaan laut (mdpl). Deskripsi Varietas Batang Lembang yaitu menurut BPTP Sumbar (2004) : Deskripsi
Varietas Nomor Pedigree Varietas Asal Golongan Umur Tanaman Bentuk Tinggi Tanaman Anakan Produktif Posisi Daun Daun Bendera Bentuk Gabah
Uraian Batang Lembang S4362f-Kn-2-1-2 Sintha/IR64//IR64 Cere 97-120 hari Tanaman Tegak 93-115 cm 13-19 malai Tegak Tegak Ramping
Ukuran Gabah Warna Gabah Kerontokan Gabah Kerebahan Tekstur Nasi Bobot 1000 Butir Kadar Amylosa
Rasa Nasi Kisaran Hasil Rata-rata Hasil Ketahanan Hama dan Penyakit Syahrul
Anjuran Pengusul
Panjang Kuning Bersih Sedang Sedang Pera 27-28 gram 27% Sama dengan IR42 (sesuai dengan preferensi konsumen Sumatera Barat) 3,74-7,83 t/ha 6,25 t/ha
Tahan terhadap penyakit blas daun dan blas leher malai Dapat ditanam pada lahan sawah sampai 700 m dpl Zen, Aan Daradjat, Helmidar Bahar, Farida Artati, Ardimar, dan Aswardi
Hasil diatas sedikit berbeda dengan data yang didapatkan saat pendeskripsian langsung di lapangan yaitu varietas padi batang lembang ini memiliki golongan gundil, bentuk tanaman tegak, tinggi tanman 64 cm. Jumlah anakan produktif sedang yang berjumlah 11 anakan. Warna kaki hijau, warna batang hijau dengan posisi daun tegak dan posisi daun bendera tegak. Bentuk gabah sedang atau lonjong dengan rasio 1:3 dan warna gabah cokelat. Varietas Batang lembang didapatkan dari persilangan varietas Sintha dan IR64. Varietas Sintha menurut Hadi dkk. (2005) merupakan varietas unggul yang awal dilepas yaitu sebelum tahun 1970 varietas ini memiliki sifat tahan terhadap penyakit tertentu seperti hawar daun ( Xanthomonas oryzae) dan blas (Pyricularia oryzae), tetapi varietas tersebut tidak memiliki ketahanan terhadap hama wereng. Litbang (2013) menerangkan secara lengkap bahwa varietas sintha merupakan varietas unggul yang dilepas pada tahun 1963 yang merupakan persilangan dari Begawan dan sigadis 4. Varietas ini memiliki rataan hasil dengan golongan cere,
umur varietas ini 145-150 hari dengan bentuk agak serak bertinggi 145 – 165 cm. Jumlah anakan produktif banyak dengan warna kaki ungu, warna batang ungu mufa, warna daun terlinga ungu, warna lidah daun ungu dan warna daun hijau muda. Muka daun kasar dengan posisi daun agak tegak, posis daun bendera datar. Bentuk gabah panjang ramping dengan warna gabar berujung unggu. Bobot 1000 butir gabah 29,5 g dengan kadar amilosa 23%. IR-64 merupakan tetua dari varietas batang lembang, menurut Litbang (2009) menerangkan bahwa varietas ini merupakan golongan cere, umur tanaman 110-120 hari, bentuk tanaman tegak dengan tinggi tanaman 115-126 cm. Anakan produktif 20-35 batang, warna kaki hijau, warna batang hijau, warna telinga daun tidak berwarna dan warna lidah daun tidak berwarna. Warna daun hijau, muka daun kasar, posis daun tegak dan daun bendera tegak. Bentuk gabah ramping, panjang, warna gabah kuning bersih dengan tahan kerontokan dan kerebahan. Tekstur nasi pulen, kadar amilosa 23%, bobot 1000 butir 24,1 g dengan rata-rata hasil 5,0 t/ha dengan potensi hasil 6,0 t/ha. Ketahana varietas ini terhadap hama baik yaitu tahan hama wereng cokelat biotipe 1,2 serta agak tahan wereng cokelat biotipe 3. Ketahanan terhadap penyakit yaitu agak tahan hawar daun strain IV dan tahan virus kerdil rumput. Varietas Unggul Batang Lembang ini dapat berkembang menurut Atman (2007) yaitu, agar varietas ini dapat berkembang dengan baik, perlu didukung oleh teknologi budidaya yang spesifik Antara lain: umur bibit, jumlah bibit dan cara tanam atau melakukan tanam dan sumberdaya terbaru (PTT). Umur bibit disarankan adalah berkisar Antara 15-20 hass dengan jumlah bibit maksimum 7 batang per rumpun. Cara tanam yang dianjurkan adalah shafter karena mampu
meninkatkan hasil gabah batang lembang sekitar 2545-28,87 % disbanding cara petani. Varrietas unggul yang selanjutnya yang diamati merupakan varietas INPAGO UNSOED-1 yang merupakan varietas unggul hasil persilangan antara varietas poso dan mentik wangi. Varietas ini berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan saat praktikum memiliki karakter yaitu golongan gundil, bentuk tanman tegak dengan tinggi 135 cm. Anakan produktif sedang, warna kaki cokelat muda, warna batang hijau dengan posisi daun intermedia serta posisi daun bendera tegak. Bentuk gabah raping dengan warna gabah kuning keemasan. Litbang (2014) menjelaskan bahwa varietas inpago unsoed-1 asal poso dan mentik wangi dengan golongan cere. Umur tanaman ± 110 hari, bentuk tanaman tegak dengan tinggi tanmaan ± 107 cm. Anakan produktif banyak, warna kaki hijau, warna batang hijau, posisi daun tegak dan posisi daun bendera tegak. Bentuk gabah sedang, warna gabah kuning bersih, bertekstur nasi pulen, bobot 1000 butir ± 27,7 g dengan kadar amilosa ± 18% serta memiliki ketahanan terhadap penyakit blas ras 133, wereng cokelat diotipe 1. Salah satu tetua dari padi INPAGO UNSOED-1 merupakan varietas poso, berdasarkan data dari Litbang pertanian (2011) deskripsi dari varietas Poso yang merupakan tetua 1 dari varietas Inpago Unsoed 1, meliputi tinggi tanaman 100-134 cm, warna kaki hijau, warna batang hijau, warna daun hijau, posisi daun tegak, bentuk tanamannya tegak, anakan produktif 10-12 anakan, posisi daun bendera miring, termasuk kedalam golongan cere, bentuk gabah bulat panjang, warna gabah kuning bersih, berat 1000 butir 23-24 gr, kadar amilosa 28-29%, kerebahannya termasuk tanaman yang tahan rebah, kerontokannya termasuk tanaman yang agak
mudah rontok, tekstur nasi yang dihasilkan sedang, umur tanaman 115-125 hari warna lidah daun tidak berwarna dan warna telinga daun tidak berwarna.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Deskripsi varietas INPAGO UNSOED-1 memiliki karakter yaitu golongan gundil, bentuk tanman tegak dengan tinggi 135 cm. Anakan produktif sedang, warna kaki cokelat muda, warna batang hijau dengan posisi daun intermedia serta posisi daun bendera tegak. Bentuk gabah raping dengan warna gabah kuning keemasan. Litbang (2014) menjelaskan bahwa varietas inpago unsoed-1 asal poso dan mentik wangi dengan golongan cere. Umur tanaman ± 110 hari, bentuk tanaman tegak dengan tinggi tanmaan ± 107 cm. Anakan produktif banyak, warna kaki hijau, warna batang hijau, posisi daun tegak dan posisi daun bendera tegak. Bentuk gabah sedang, warna gabah kuning bersih, bertekstur nasi pulen, bobot 1000 butir ± 27,7 g dengan kadar amilosa ± 18% serta memiliki ketahanan terhadap penyakit blas ras 133, wereng cokelat diotipe 1. B. Saran
Sebaiknya digunakan varietas padi yang masih baik sehingga pendeskripsian tanaman dapat dilakukan secara optimal
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, Agus. 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Jakarta: Penebar Swadaya Ardianto, Tuhana, T. Novo, I. 2004. Budidaya dan Analisi Usaha Tani Kedelai Kacang Hijau Kacang Panjang. Absolute: Yogyakarta Atman.2007. Varietas Unggul Baru Padi Sawah Batang Lembang: Deskripsi Dan Teknologi Budidaya. Jurnal Ilmiah Tambua, Vol. VI, No.2: 153-162 hlm. Balitbang Pertanian. 2014. Deskripsi Varietas Padi. Online. http : // www.litbang.deptan.go.id / varietas / one / 795 /. Diakses tanggal 22 Mei 2017. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2013. Deskripsi Varietas Unggul Baru Padi: Jakarta. BPTP Sumbar. 2014. Paket Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Propinsi Sumatra Barat. Balai Pengkajian Teknologi Pertaninan Sumatra Barat: 31. Departemen Pertanian. 2013. Produksi, Konsumsi, dan Populasi Ternak Menurut Provinsi. Online. http://www.deptan.go.id/infoeksekutif/nak/isi_dt5thn_nak.php. Diakses pada tanggal 29 Mei 2017. Grist, D.H., 1960. Rice Formerly Agricultural Economist, Colonial Agricultural Service, Malaya. Longmans Green and Co Ltd: London. Hajoeningtijas, Dwi Oetami., dan Mulyadi Purnawanto. 2013. Keragaman Padi Gogo Lokal di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah . Agritech XV (2): 71. Litbang. 2011. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan . Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian: Bogor. Litbang 2013. Varietas Padi Sintha. Online. http://pangan.litbang.pertanian.go.id/varietas-512.html. Diakses tanggal 29 Mei 2017 Luh, B.S., 1991. Rice. Second Edition. Van Nostrand Reinhold: New York. Mangoendijdojo. 2007. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Romdon, Anggi Sahru, Elly Kurniyati, Syamsul Bahri. 2014. Kumpulan Deskripsi Varietas Padi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah: Ungaran. Setia Hadi., Tati, B., Haryadi., 2005. Studi Komersial Benih Padi Sawah Varietas Unggul. Bul. Agronom 33 (1): 12-18 Siregar. 1981. Breeding Rice Varieties for Indonesia. p. 141 – 146. In Rice Breeding. IRRI: Philippines. Soemedi. 1982. Pedoman Bercocok Tanam Padi. Universitas Jenderal Soedirman: Purwokerto. Soenarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. Semarang: IKIP Semarang Press. Stone BC. 1972. A review of Javanese Pandanaceae which notes of plants cultivated in hortus bogoriensis. Teinwardtia 8: 309-318. Suparyono.1997. Padi. Jakarta: Penebar Swadaya Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian Bogor: Bogor
LAMPIRAN
Gambar 1. Lembang
Padi
Varietas
Batang
Gambar 3. Padi Varietas INPAGO UNSOED-1
Gambar 2. Lembang
Padi
Varietas
Batang
Gambar 4. Padi Varietas INPAGO UNSOED-1