Pengendalian Mutlr Beton SffiTru gNI, ACI dAN ASTM
\J\)
9 S
s \
t\
$ \) \Q
A)
\\ a -\\
s"s $s''N F<
sNe
ssL tc\
\S S
s
Ketenangan Gambar di Sampul Depan Gambar grafik Proses Pengerasan menunjukkan nilaikuat tekan silinder beton bila pemeliharaan kelembaban dilakukan berbeda-beda. I{erucut slump adaiah a}ar cctak kerucut beton segar yang digunakan untuk mengukur nilai "slump" sebagai ukuran keseragaman kelecakan beton Silinder adalah bentuk benda uii beton berukura 150 x 300 mm vang diberi identitas: ' Huruf E menunjukkan identitas kelompok komponen smuktur beton bcrtr.rlang 1,ang muru betonnya dirvakili oleh silinder beto n#3adan3b . Angka 3 adalah nomor silincler sedang a clan b menunjtrkkan pasangaflnya
. Angka I / 10 dan 9.30 berturut-turut berarti silindcr dibu at pada tanggal 8
Oktobcr pada pukul 9.30
&$**i#&@*"
Disusun oleh
:
Puio Aii lr. MT. Dr. techn.
Rachmat Purwono lr. MSc. Prof. lP-U HAKI
201 0 Sirspress
PENGENDALIAN MUTU BETON Sesuai SNl, ACl, dan ASTM
Penulis
;
Puio Aii lr' MT' Dr'techn'
Penyunting
:
Rachmat Purwono lr' MSc' Prof' lP-U HAKI PuioAiilr. MT. Dr'Techn'
DesainSamPul
:
Nila Permatasari
o 2o1o, lTSPress, SurabaYa
Daftar Isi
Didistribusikan oleh; CV. Putra
Media Nusantara
Perum Gunung Sari lndah AZ'24 Surabaya - 6o223 Telp: o31-6o9o9556 e-mail:
[email protected]
Prakata
Hak cipta dilindungi Undang-undang
10
Diterbitkan Pertama kali oleh: Penerbit lTSPress SurabaYa
Komponen Pembentuk Beton dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Beton
lsBN 978-979-8897-56-6
IS8il
X?ff
1.1 Definisi L.2 Kuat Tekan Beton dan Faktor-Faktor
-1?1-$S1?-5t;*b
Sanksi Pelanggaran Pasal
Undang-Undang Nomor Tentang Hak CiPta:
t.
zl
19
Tahun zoot
melakukan perbuatan Barangsiapa dengan sengaia dan tanp.a hak (t) dan ayat pasal z ayat(1) atau Pasal 49 ayat seUaglimana dimJksud dalim t:,t') mising-masi' g penlara pidana (z) dipidana dengan l'l:ng .t'lg|<1,:lf atau rupian), (satu iuta iulan aan/ atau d-enda paling sedikit Rpr.ooo.ooo,oo banyak paling denda atau t'i'nliahun dan/ pidana peniara patini
Rp5.ooo'ooo.ooo,oo (lima milyar rupiah)' mengedarkan Barangsiapa dengan sengaia menyiarkan' memamerkan' pelanggaran hasil barang atau rieniuat repiaa umu"m suatu ciptaan atau (t) dipidana ayat pada dimaksud Hak cipta atau Hak r"ir.uit sebagaiman paling banyak denda atau dan/ tahun (liria) f"u 5 dengan peniara parinj Rp5"oo.ooo'ooo,oo (lima ratus iuta rupiah)'
Dicetak oleh
vang l\{em-
7.2.1 Sifat darr Proporsi Carnpuran 7.2.2 Kondisi Pemeliharaan
15
Beton
L.2.3 Iraktor Perrguiian
L*"i
2.
L2
perrgaruhi Kekuatan
illl lililllllill lli Iill il il 9117897?8ir897566'r
:
ITS Press
lnstitutTeknologi Sepuluh NopemberSurabaya
atau memperbanyak sebaglrrr Dilarang keras meneriemahkan, memfotokopi' atau selirruh isi buku lni tanpa izin
tertulis dari penerbit
Beton 2.1 Pendahuluan ...\. ..... 2.2 Bulletin LB3-ITS no.l Sept 2008 2.3 Bulletin LB3-ITS no.2 Okt 2008 2.4 Bulletin LB3-ITS no.li Nop 2008 Masalah Praktek Evaluasi Kualitas
1,2
16
20 21
28 28 29 :\2 :17
DAFTAR ISI
2.5
Bulletin LB3-ITS no.4 Des
DAI IAII I:;I
2008
43
Pemilihan Kekuatan Beton Secara Statistik
3.1 3.2 3.3
4
Distribusi Kuat Tekan Beton dan Maknanya.
(;.')
6.3
Pemilihan Proporsi Campuran Beton
6.4
Perancangan Proporsi Campuran Berdasarkan Pengalaman Lapangan dan/atau Hasil Campuran
49
.
.
74
49
Pemilihan Kekuatan Beton untuk Desain Campuran 52
uji..
Evaluasi dan Penerimaan Beton
6.4.7
Pedoman Pemakaian Bahan dan Kualitas Beton
4.1 Pendahuluan 4.2 Pengujian Bahan 4.3 Semen 4.4 Agregat 4.5 Air Persyaratan Keawetan Beton
5.1 Pendahuluan 5.2 Rasio Air-Semerr 5.3 Pengaruh Lingkungan 5.4 Pengaruh Lingkungan mengandung sulfat 5.5 Perlindungan Terhadap Korosi
59
77
6.4.2 Kuat Rata-Rata Perlu
80
6.5
Pencatatan data kuat rata-rata
81
6.6
Perancangan Campuran Tanpa Berdasarkan Data Lapangan atau Campuran Percobaan .
83
Evaluasi dan Penerinlaan Beton
84
6.7.1
85
60 61 61
76
Deviasi Standar
55
59
75
6.7
Evahrasi
62
65 65 66
67 67
85
6.7.3
Syarat penerimaan beton
86
6.7.4
Perawatan benda uji di lapangan
87
6.7.5 Penyelidikan untuk hasil uji kuat beton yang rendah.
.
88
.
- Laporan data uji kuat Contoh 6.2 - Pemilihan rasio air-semen Contoh 6.1
92
untuk su-
69
atu mutu dan keawetan beton
97
Kualitas dan Pemilihan Campuran
73
Contoh 6.3 Pemilihan proporsi beton dengan Campuran Percobaan
99
6.1
7:t
Pendahuhran
Contoh
6.4
Frekuensi Pengujian
103
t)At tAil
DAFTAR ISI
Perrgujian
Contoh 6.5
-
Flekuensi
Contoh 6.6
..-
Penerirrraan Beton Sesuai Persyaratanl0B
106
Contoh 6.7 * Penerimaan Beton Sesuai Persyaratanll0
Pengendalian Mutu Dikaitkan dengan Prosedur Disain Proporsi Campuran Beton 115
7.L Pendahuhriur .....115 7.2 Prosedrrr dan Diskrmi Disain Carrrpurau ll7 Beton Saat Segar
130
8.1 Pendahuluan 130 8.2 IJnrunr .....732 8.3 Karakteristik Beton Segar dan N{aknarrya, . . . . . 13:l 8.4 Pengarnanan Beton Segar . . 140 Evaluasi Kekuatan Struktur Yang Telah
Berdiri ....
9.1 Evaluasil{ekuatan-UN'IuNI 9.2 Penentuiln Dirnensi Struktur cla,n Sifat Balur,n yang
148 149
Diperlukan
151
9.3
Prosetlur Uji Bebtur
15,4
9.4
Syarat Penerirraan
757
9.5
Ketentuan Untuk Tingkat Pernbebzrnan yarrg LeLrih Rendah
160
Kcnrnanan
160
9.6
tr,t
LarrrJrirau
L62
A
t62
SNI 03-2847-2002
DAFTAR CiAMBNR
9.3
Kriteria Uji Beban untuk elemen dengan tebal mln
Daftar Gambar 2.1 Contoh model kubus dan silinder beton 2.2 Sepasang silinder lengkap dengan tanda
29
kodenya
33
3.1
Pengaruh s Pada
fl
50
3.2
Pengaruh s Pada
fl"
50
3.3
Kriterial ..
3.4
Kriteria
2
3.5
Kriteria
3
6.1
Kurva kuat tekan campuran percobaan
9.1
di apPengaruh arching/melengkung ketika beban Iikasikan
54
'
g.2 Kriteria Uji Beban untuk elemen dengan
54 55
101
156
bentang 159
200 159
DAFlnt r
Daftar Tabel
Hasil suatu pengetesan beton
108
6.6
Hasil suatu pengetesan beton
i10
7.1
Mix Disain dan Diskusinya Harga rekomendasi slump untuk berbagai
t7
.
7.3
28
hari f
.3 Sumber
utarna bervariasi besar
18
penyebab kuat tekan
2.1 Nilai /j, untuk nilai s > 3.5 MPa 2.2 Standar deviasi dikaitkan .dengan mutu pekerjaan beton
25 38
40
2.3 Nilai .fl, bila tidak tersedia data s
42
6.1 Faktor koreksi kuat tekan beton inti 6.2 Perhitungan kuat tekan dan kuat tekan rata-
90
rata 3 silinder
92
6.3
Perhitungan deviasi standar
9.1
6.4
Data hasil campuran percobaan
100
l
6.5
7.2
1.1 Tipe semen dan fungsinya L.2 Tipe semen dan kekuatannya pada umur
rAlI
Proses
tipekonstruksi Perkiraan air campuran dan
118
...
L28
persyaratan kandungan udara dengan variasi nilai slump dan ukuran maksimum agregat
724
7.4 Hubungan rasio air-semen dan kekuatan tekanbeton .....12b 7.5 Rasio maksimum a/c untuk kondisi lingkunganagresifl .....126 '7.6 Volume agregat kasar per unit volume beton l2T 7.7 Estimasi awal dari Beton segar . . . . . 128
9.1 PerbandinganFaktorReduksi
.....
1bS
DAF
DAFTAR TABEL
Prakata Di Indonesia,
sebagian besar pengetahuan fisik beton saat ini diakui bukan hasil studi teoritis, tapi merupakan hasil laboratorium dan pengalaman lapangan. Karena itu pola kerja produksi beton muIai dari disain campuran (termasuk spesifikasi bahan-bahannya), proses pencampuran, pengangkutan sampai dengan pemadatan di tempatnya yang terakhir harus konsisten mengikuti pedoman dan tata cara nQrmatip yang berlaku yaitu SNI, ACI dan ASTM yang relevan.
Buku ini memfokuskan diri pada kegiatan pengendalian rnutu beton, karena itu buku ini membatasi diri dalam memberi
pedoman-pedoman preventif yang dapat mgrugikan mutu fisik beton setelah menjadi keras.
IAil r^ill
r
Selarrjutrrya Bab 6 berlbkus pada apa arti dari standar deviasi bagi kinerja perusahaan, evaluasi dan penerirnaan beton dan disertai contoh-contoh aplikasinya.
Praktisi pengendali mutu tentu akan lebih ya,kin'akan tugasnya bila mengetahui dasar alasan tindakannya karena itu Bab 7 menjelaskan secara singkat. Dasar-dasar ini dijelaskan lebih lanjut di Bab 8 yang menguraikan realisasinya dalam bentuk karakteristik beton segar'. Buku ini mengakhiri tulisannya di Bab g yang memfokuskan pedornan evahrasi kekuatan struktur bila uji non destruktip tidak memberikan pemecahan masalah.
Dalam penulisan buku ini penulis sangat berterimakasih kepada: pertarna pada SNI, ACI dan ASTM yang memberikan ijin pemakaian berbagai publikasinya; kedua para praktisi industri konstrtftsi baik kontraktor, konsultan, teknisi lab dan bahkan mahasiswa di Teknik Sipil yang rnemberikan masukan berharga dan ketiga pada ITS Press atas kesediaan penerbitan buku ini. Akhirnya To erris human, demikian ada peribahasa yang menunjukkan sebagai ma,nusia kita bisa melakukan kesalahan oleh karena itu penulis akan sangat berterimakasih bila ada kritik dan saran sehingga materi buku ini dapat ditingkatkan kualitasnya dari waktu ke waktu. Selamat memanfaatkan.
Bab 1, 2 d,an 3 mulai menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh pada kekuatan beton dan prinsip-prinsip evaluasi mutu beton sesuai tata cara baru. Bab 1, 2 dan 3 ini ditulis sebagai respons dari masyarakat industri yang masih menggunakan tata cara Iama (PBI 1971) Bab 4 dan 5 merupakan catatan tambahan dari pasal 5 dan 6 SNI 2847 yang mengingatkan mempertahankan' kelecakan lretort segar dan batasan rasio a/c sebagai syarat pengamh lingkungan'
10
Pujo Aji Rachmat Purwono Surabaya, Desember 2009
t1
1.1. Dtt lN[;r
akan dipakai dalam pembahasan beton dan kornponen-komponen penting pembentuk beton dalam tulisan ini.
BETON adalah suatu komposisi ba-
Bab.
han yang terdiri terutama dari me-
1
Komponen Pembentuk Beton dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Beton KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: Kenali "Kunci Kata" dan faktor yang berpengaruh pada kekuatan beton
1.1
Fahanni dahulu definisi kata-latal heton, agregatn rnortar, semenr heton mutu rcildah, brton mutu nonnal, beton rmutu tinggi, patita semen dan bahan tamhahan
dia pengikat yang didalamnya tertanam partikel atau pigmen agregat. Pada beton dengan semen hidraulis, pengikat terbentuk oleh campuran semen hidraulis dan air.
AGREGAT adalah bahan berbutir, seperti pasir, kerikil , batu pecah, yang dipakai bersama media pengikat untuk membentuk beton. Disebut AGREGAT KASAR (AK) bila partikel agregat lebih beNo. 4) dan disebut AGREGAT HALUS (AH) bila ukuran partikel itu lebih kecil dari 4.75 mm tetapi lebih besar dari 0.75 mm (ayakan no 200). KERIKIL adalah AK hasil dari disintegrasi alam dan abrasi batu atau proses pemecahan batu besar. Istilah PASIR biasanya dipakai pada agregat halus hasil dari disintegrasi dan abrasi batu. BATU PECAH adalah produk industri pemecah batu atau batu besar. sar dari 4.75 mm (avakan
MORTAR adalah ca,rrlpuran dari pasir,'semen dan air. Ini sesungguhnya adalah beton tanpa pakai AK. sedangkan PASTA SEMEN
Definisi
Berikut ini adalah definisi kuncikuuci kata dalam teknologi beton yang dipakai oleh ASTM C125 (Standard Definition of Ttrrms Relating to Concrete and Concrete Technology) yurrg seltrnitttnva
L2
adalah campuran dari sernen dan air saja.
SEMtrN adalah bahan bcrbutir halus hasil gilingan, yang bukan merupakan pengilcrt, l,a,pi rriorrjadi bersifat pengikat sebagai hasil hidratasi (yaitrr rulksi kirrriir antara semen dan air). Semen
l:t
1
2. Kr,Al il hnN ttt I0N
KEKI.'AIAN
I)NN
IAKIOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1.1. DEFINISI
IJcl,orr rrurtu rnoderat biasa disebut beton normal, biasanya
hidraulis yang biasanya paling banyak dipakai adalah SEMEN PORTLAND.
dipakai untuk pekerjaan struktural. Beton berkekuatan tinggi dipakai urltuk pekerjaan spesial seperti untuk konstruksi beton
Ada suatu kelompok komponen pembentuk beton lain yaitu bahan tambahan (admixtures) yang hampir selalu dipakai pada pembuatan beton modern. Admixture ini adalah bahan selain semen) agregat dan air, yang ditambahkan pada awal atau se-
prategang.
waktu proses pencampuran. Sesuai SNI2847 yang nlemakai pedoman ASTM C494, ada 7 jenis admixture sesuai tujuan pemakaian dalam beton, yaitu:
o Tipe A: Reduksi Air
o Tipe B: Menghambat hidratasi (retarding) o Tipe C: Mempercepat hidratasi o Tipe D: Reduksi Air dan Retarding
o Tipe E: Reduksi Air dan Percepat Hidratasi o Tipe F: Reduksi Air, High Range
o Tipe G: Reduksi Air, High
range dan Retarding
Mutu beton normal yang merniliki berat volume +
2400
l*3 dan paling banyak dipakai sebagai tujuan struktural rlibagi dalam 3 kategori berdasarkan kekuatan tekan yaitu: kg
o Beton mutu rendah: kurang dari 20 MPa Beton mutu moderat: 20 -_ 40 MPa
Beton berkekuatan tinggi: lebih dari 40 MPa
1.2 Kuat Tekan Beton dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Kekuatan karaktcristik beton (.fl) dipandang sangat penting Banyak sifat flsik kons,trukri heton oleh insinyur peren- hertulang dinyatakan datarn nilai kuat cana dan pengendali tekan karakteristlk heton, $'", ktrrna mutu. Betapa tidak Itu baik porencana maupun karena banyak sifatpengendf,li mutu beton berfokur pada sifat fisik utama benilai fl" ini ton dapat ditentukan dari data kuat tekan beton (fl), misalkan modulus elastisitas beton (8"), kuat geser beton (7"), kuat tarik belah beton (flr), syarat keawetan beton, syarat kedap air,. dsb. Dengan adanya korelasi ini, maka kontrol terhadap sifat fisik beton itu dapat difokuskan pada kuat tekan beton.
Literatur teknologi beton menyatakan bahwa sebagian besar pengetahuan sifat-sifat beton dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang menjadi dasar tata cara disain campuran beton saat ini bukan berasal dari studi teoritis tapi dari pengalaman laboratorium dan lapangan. Terutama mengenai kuat tekan beton, sudah jelas sangat cliperrgaruhi oleh rasio air/semen yang akan menciptakarr porosittrs di pasta semen dan tingkat ikatannya dengan agregat. Ntrutrrrr
14
1 .2. KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN
dividual komponen struktural dianggap tidak praktis, karena itu model porositas untuk menaksir kekuatan beton tidak bisa dikem-
bangkan. Sebaliknya, setelah lewat beberapa waktu ditemukan banyak hubungan empiris yang bermanfaat bagi penggunaan praktis yang memberikan cukup informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton. Dibawah ini diberikan pengaruh faktor-faktor itu secara kualitatif sedangkan pengamh yang bersifat kuantitatif dapat ditemui di tabel-tabel disain proporsi campuran beton (Bab 7). Faktor-faktor yang berpengaruh pada kekuatan beton ini, sesuai dengan latar belakang penyebabnya, dibedakan dalam tiga kelompok vaitu:
I.2, KIJAI II
2. Kondisi pemeliharaan
III I()N I)NN INKIOH FAK'TOB
YANG MEMPENGARUHI
1. Rasi<-r air'/scrnen Sejak larna para ahli dan praktisi sangat faharn bahwa peningkatan rasio air/semen akan mendapatkan hasil kuat beton lebih rendah. Pengalaman laboratorium menunjukkan kenaikan rasio air/semen : 0.35 berturut menjadi 0.6b .akan menurunkan kekuatan beton hampir secara linier meniadi 50% (pada kondisi campuran lain yang sama). Peningkatan jumIah pemakaian air bisa disebabkan oleh berbagai sebab antara lain: o Kontrol pemakaian air jelek o Variasi kelembaban dan absorbsi agregai
o 1. Sifat dan proporsi campuran beton
hAN
KEKL,IAIAN
Perubahan gradasi agregat
2. Tipe Semen SNI 75-2049-1994 dan ASTM C150 mengenalkan 5 tipe semen Portland (SP) (tanpa pakai ai,r-entrained) (lih. Tabel 1.1).
3. Faktor pengujian
Tabel. 1.1: Tipe semen dan fungsinya
1.2.L Sifat dan Proporsi Campuran Beton Tipe SP Keterangan
Penentuan proporsi
campuran
beton adalah tindakan per-
tama dalam
proses
I $ermom Tipe I (normal) dianggap menrapai 100% kekuatannya pada umilr fB hari" Semrn Tipe ll, lV dan V haru pada uflrur 9CI hari
disain campuran unmencapai mutu yang diinginkan. Walau diakui bahwa pengaruh masing-masing komponen pembentuk beton pada kekuatan beton bersifat interdependen, tlamun pengaruh dominan dibawah ini perlu diperhitungkan.
tuk
16
SP
Normal atau untuk Tujuan Umum
II III ry
Panas Hidratasi Rendah
V
Tahan Sulfat
Panas Hidratasi Moderat dan Tahan Sulfat Moderat
Kekuatan Awal Tinggi
t7
KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI .1 :2: KEKUATAN
Ditinjau
dari
pertumbuhan kekt Al( nraupun AH harus atannya, puau r.orl-Grading syarut gradasi tmttnttr" disi temperatur dan memgikuti alau peruhalun kelembaban yans
-*1:*IiTpangan gradasi akan rnenurunlam kuat tekan sama, pada ,-ri henda uii 9o hari semua Tipe SP akan mencapai 100% kekuatannya. Namun pada umur 28 hari, masing-masing Tipe SP akan mencapai kuat tekan yang berbeda-beda (lih. Tabel 1.2). Tabel. 1.2: Tipe semen dan kekuatannya pada umur 2g hari
Tipe SP Kuat Tekan I 700%
III
110%
II, IV, V
3. Agregat Bila
sifat-sifat
seperti ukuran, bentuk, tekstur per-
mukaan dan komposisi mineralogi telah
Air untrk carnpuran dam pemeliharean hetom paling haik'adalah yang layak diminum, biL tidak akan *"r!r.*gakr.t hkan dan merusak
memenuhi syarat un, . tuk dipakai sebagai komponen p"*b",rt,,ff[:L" (]ih SNI 2tt47, Pasal 5.3) maka kekuatan beton sangat ditentukan oleh gradasi (distribusi ukuran partikel) agregat.
18
KNN
III I()N
I)NN IAKIOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
I)clrrba,ltur gradasi, tanpa ada perubahan ukuran maksimum AK dan rasio air/semen, akan menyebabkan penurunan kuat tekan beton terutama bila ada tanda/kenaikan slump. Karena itu ko,sistensi pemakaian grading sesuai ketentuan disain-campuran harus secara rutin dijaga terhadap penyimpangan. Grading agregat kasar dan halus harus memenuhi grading ASTM CB3 dan c136.
4. Air Campuran Air
untuk kebutuhan campuran dan kemudian juga pemeliharaan beton tidak boleh mengandung bahanbahan yang merusak beton. Jadi hanrs bersih dan tawar. Air PDAM adalah air yang paling ideal untuk ini,
narnun air sungai juga boleh dipakai asalkan tidak men-
gandung
O
agregat
I.2, KI,lAI II KEKIjN IAN
Ada 7 Tlpe bahan tanrbahan {ASTM C494! dengan ciri ryie*ifik kegunaannya. Nam$n $muanya tidak menguhah kekuatan akhir henda uii
lumpur, sisa-sisa bahan organik dan atau mengandung larutan kimia (air buangan dari pabrik dan atau air laut). Pengalaman menunjukkan, pemakaian air yang kurang bersih itu akan menurunkan kuat tekan beton secara signifikan. Dalam hal menemui keraguan atas kualitas air, maka baiknya diperiksa dahulu kandungan kimianya atau diadakan uji percobaan kekuatan dahulu untuk mengetahui layak tidaknya air campuran.
5. Bahan Tambahan (admixture) Pengaruh bahan tambahan pada kekuatan beton tentunya tergantung pada tipe admixture. Pada rasio air/semen tertentu, pemakaian admixture yang mereduksi air dan mempercepat/melambatkan proses hidratasi jelas berpenganrh besar pada laju pengerasan beton, tapi tidak berpengaruh parla kr:krrtrtiln akhir beton yang direncanakan. t9
1.2. KUATTEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN
L.2.2 Kondisi Peineliharaan
ltl
beton diartikan
atau perawatan beton dalam keadaarr
se-
bagai prosedur yang harus dipatuhi untuk proses
Penyimpangar df,ri standar ku*t tekan sillnder teriadi pada:
hiclratasi semen, r 'yaitu pengendalian waktu, temperatur
' kelembaban segera setelah ' beton selesai dicor dan kondisi
dalam cetakannya. Semua prosedur
l( )N l)AN I AKfOH FAKTOR YANG MEMPENGARUHT
I)crrrrrliIrilru,inr
Istilah pemeliharaan
melantarkan
1,2. Kt,Al I I l\AN KEKI.JAIAN
Umur uii te*am khih dariyang
ditohrand fvaluasi uii tekan gilinder < 7 hari yang t(onfl rinar matahari langsung Uii lruat $ilinder dilakukan lama *etelah diangkat keluar daritenrpat lembab
di atas adalah jaminarr agar
proses pengerasan
beton (kekuatan) berlangsung lancar.
1. Waktu Harus diingat bahwa pencapaian standar target kekuatan rata-rata silinder beton pada umur 28 hari pada umumnya memakai anggapan pada kondisi lembab/b.asah dan temperatur tertentu QA"C).
Bila dalam waktu kurang dari 28 hari beton berada dalam keadaan kering sehingga air dalam beton akan menguap keluar, maka peningkatan kekuatan beton akan terhambat. Bila sejak awal tidak di rawat dalam keadaan basah, kekuatan be-ton hanya akan mencapai *50% dari kuat rencana. Kemudian waktu melakukan uji tekan umur benda uji harus tidak melampaui toleransi waktu yang ditentukan (ASTM C39/C39M,01) dan benda uji silinder harus masih dalam keadaan lembab.
2. Kelembaban 20
basah dapat diIakukan dengan
Bentuk, goomatrifi dan ulcr1ran bendr uii tekan $aryat mcmpcrqgaruhi hasil kuat lelnn beton. SNl2847 msmahi hemda uii tekan bsbentuk silinder herukuran I5{l x 3{lO nrrn
menyrram atau merendam atau menutup permukaan beton dengan karung goni yang terus dipelihara dalam keadaan basah. Di lapangan struktur beton yang baru dicor disarankan untuk dipelihara secara terus menerus dalam keadaan basah/lembab selama sedikitnya 7 hari.
.jalan
Bila selanjutnya tidak dalam lembab, pada umur 28 hari beton ini akan hanya mencapai +55% dari yang lembab. Bila beton tidak dipelihara lembab sama sekali pada umur 28 hari akan hanya mencapai 50 %
3. Temperatur Silinder Di negara tropis seperti Indonesia yang bertempartur udara antara 20" 3brc, masalah temperatur hanya berpengaruh memberi perbedaan kekuatan beton awal (umur < 7 hari) Namirn pada umur 28 hari, bila perawatan dilakukan dengan baik dan beton selalu berada pada ternperatur antara 20o - 35"C,,perbedaan kekuatan beton hanya kecil. Karena itu, bila diperlukan kuat uji pada umur bbton ( 7 hari harus dijaga benda uji jangan terkena langsung sinar matahari yang menyebabkan benda uji bertemperatur tinggi (> B5rC) dan menghasilkan kuat tekan awal lebih tinggi. L.2.3 Faktor Pengujian Sering kali dilupakan bahwa hasil kudt tekan beton sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor benda uji dan kondisi pembebananya.
2t
1.2. KUATTEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN
1.2. Kt,lAI II KAN III ION DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEKUATAN
Faktor benda uji termasuk ukuran , geometri, kondisi umur dan keadaan kelembaban; kondisi pembebanan rneliputi tingkat dan kecepatan pembebanan
1. Faktor benda uji Benda uji berbentuk silinder ukuran 150 x300 mm (yang dipakai oleh SNI 2847 2002) tentu berbeda kuat tekan yang diperoleh dari benda uji berbentuk kubus berukuran 150 mm. Benda uji kubus biasanya menghasilkan kuat tekan 10 15% lebih tinggi dari benda uji silinder.Ini bukan disebabkan oleh campuran beton yang berbeda, melainkan oleh perbedaan ukuran benda uji. Faktor lain yang penting dijaga adalah ketentuan yang rrengharuskan benda uji umur 28 hari masih dalam keadaan lembab pada waktu diuji tekan. Observasi pada uji tekan beton mencatat bahwa benda uji kering mempengaruhi kuat tekan 20 sampai 25% lebih besar dibanding yang dalam kondisi lembab.
2. Kondisi IJrnur Sudah diketahui secara umum bahwa kuat tekan beton, khususnya silinder uji beton, akan meningkat dengan pertambahan umurnya, karena itu Chapter 7.3 ASTM C3gM-01 menetapkan waktu toleransi yang diijinkan untuk memperoleh kuat tekan silinder beton pada berbagai umur sebagai berikut: Umur Uji
jam 3 hari 7 hari 28 hari 90 hari 24
Toleransi diijinkan +
0.5
iam atat 2.17o
+
2 jarn atau 2.B
+
6
+
jam atat 3.6 Yo
20
+
2
Yo
jam atau 3 %
hari atau 2.2
Yo
ASTM
c3e/c39M
01
menentukan pen gujian tekan silirder harus secepatnya dilakukan setelah benda uji di-
ambil dari
Faktor penguiian yang memp€ngfr ruhi kuat tekan silinder:
r '
Waktu dir{i tekan, silinder tidak dalanr keadaan lemhah dan suhu norfiral lfucepatan prflirylutan heban tidailr sesuai Peraturan
tempat rendaman/tempat pemeliharaan yang lembab. Sedangkan Chapter 5.1.5, ACI 30b R mensyaratkan, selama benda uji menunggu ke fasilitas pengujian, benda uji harus tetap dalam keadaan lembab, dilindungi dan dipindah-pindah secara hati-hati., Benda uji itu harus disirupan dalam keadaan lembab pada suhu 23 + L.7 C sampai saat
Sudah tentu bila waktu tolerarrsi yang diijinkan tersebut dilampai akan memberikan hasil uji tekan lebih besar dari nilai normatipnya.
3. Kondisi Pernbebanan Semua buku mengenai beton teknologi
mencatat bahwa ni-
lai kuat tekan beton (dalam hal ini
benda uji tekan) sangat tergantung pacla,
Pengendali mutu heton olsh pelalaana lapangan dan pietugar laboratorium haruo konsistan wi$pada pada penyehab variari hafil uii tekan
kecepatan perningka,t,arr lrcbnn yang dikenakan pada benda uji. Makin tinggi ltrjrr k
22 .).)
1.2, KI]AI I I KAN III I()N DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1.2. KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN
KEKUATAN
aparatus/mesin penguji sudah dipenuhi, dipersyaratkan jaminan
Tabel. 1.3: Sumber utama penyetrab kuat tekan bervariasi besar
kesanggupan pembatasan peningkatan pembebanan antara 0.15
sampai 0.35 MPa per detik atau rata-rata 0.25 MPa per detik. Ini berarti untuk f'., : 33 MPa akan perlu waktu *132 detik x 2.2 menit.
Dalam Tabel 2.1 SNI 03-6815-2002 menyajikan secara komprehensif data faktor-faktor utama yang menyebabkan kuat tekan benda uii beton bervariasi.
VARIASI OLEH SIFAT PONEN BETON
KOM- VARIASI OLEH METODE
UJI TEKAN * Perubahan rasio air/semen * Prosedur pembuatan benda disebabkan oleh: uji kurang baik o Kontrol pemakaian air jelek o Kelernbaban AK dan AH sangat bervaria"si
r
Mengubah kelecakan
* Variasi dalam kebutuhan air: * Variasi oleh sebab Teknik r Perubahan gradasi agregat, Fabrikasi: o Kualitas bahan cetak jelek absorbsi, bentuk partikel o Pemindahan, penyimpanan o Perubahan sifat senren dan dan pemeliharaan benda uji bahan tambahan baru o Waktu penyerahan dan temperatttr beton
* Variasi karakteristik dan pro- * Perubahan dalam Perneliporsi komponen beton: haraan: o Variasi Temperatur r Agregat
o o
o Bahan sementirs o Bahan tambahan
24
')i
Variasi kontrol kelembaban Terlarnbat mengirim silinder ke laboratorium
1.2. KUAT TEKAN BETON DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN
* Variasi dalam perbandingan
Prosedur pengujian kurang
bahan campuran, pengadukan, transportasi, pengecoran dan
baik:
o Penanganan benda uji,
pernadatan.
1.2. KUAI tt KAN
o Penempatan kurang baik di
dan pemeliharaan
1.
2.
mesin uji
26
DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Mengapa kuat tekan karakteristik beton, /j, penting sekali bagi perencarla dan ahli pengendali mutu?
Sebut 3 (tiga) pemakaian air berlebihan selain rasio a/c yang ditetapkan dalam disain campuran yang dapat merye-
o Mesin uji tidak dikalibrasi r Kecepatan uji tekan salah
Dengan adanya informasi faktor dan sumber penyebab variasi kuat tekan benda uji beton (Tabel 1.3) diharapkan para pelaksana di lapangan dan petugas di laboratorium dapat lebih mengusahakan mutu beton lebih baik lagi. Ukuran pengendalian mutu beton ini akan tercermin oleh nilai deviasi standar (s) yang dihasilkan (lihat Bab 6)
IoN
Evaluasi Kompetensi Anda
transportasi dan capping
* Variasi dalam temperatur
II
KEKUATAN
babkan penurunan kekuatan beton! 3.
Sebut kemungkinan sebab-sebab kenaikan slump yang diukur setelah proses pencampuran selesai dilakukan!
4.
Apakah benefit pemakaian bahan tambahan?
5.
Sebut kondisi-kondisi pemeliharaan yang dapat menyebabkan hasil uji tekan lebih besar dari yang dilakukan sesuai ketentuan normatip!
3 Faktor Pengujian yang masing-masing bila ketentuannya tidak dipenuhi akan rnenghasilkan kuat uji lebih tinggi dari nilai normatipnya!
6. Sebut
'27
2.2. BUt
t-
t
t
tN t
tllt
II
t; No.1 sEpT 2008
ITS rnencoba memberikan penyuluhan perihal masalah faktorfaktor atau indikator QC (Quality Control) Beton dan produksi beton yang ekonomis sesuai SNI 03-2847-2002.
Bab.
2.2 Bulletin
2
LB3-ITS no.1 Sept 2008
Topik: Kekuatan Beton Ditentukan Menggunakan Kubus atau Silinder?
Masalah Praktek Evaluasi Kualitas Beton
"Beton saya memiliki kekuatan K250", ini adalah ungkapan yang sering ada di lingkungan masyarakat yang ditujukan untuk mem-
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Paham prinsip-prinsip evaluasi mutu beton sesuai tata cara
Pola penyebutan kekuatan beton yg menggunakan ,,K,, tidak lain dipengaruhi oleh peraturan lama yang masih terasa yaitu PBI 71 (Peraturan Beton Indonesia 1971).
baru dan usaha produksi beton yang ekonomis"
berikan informasi tentang kekuatan material beton. K250 berarti beton kekuatannya dinyatakan dalam bentuk benda uji Kubus dengan satuan kg f cm2.
D
2.L
<]**-tr
Pendahuluan
ffi
+--g-+
Berikut ini akan disajikan beberapa topik permasalahan yapg banyak ditemui di lapangan dan sempat dibahas dalam empat bulletin Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan ITS (disingkat LB3-ITS). Topik-topik tersebut di mulai dengan pembahasan mengenai seringnya pemakaian sample/benda uji berbentuk kubus yang dipakai untuk menentukan kekuatan beton. Hal ini tentunya tidak tepat lagi mengingat SNI-2847 selalu menggunakan silinder sebagai acuan mutu beton. Selain itu Bulletin LB328
rffi ffi IGbr. 2.1:
Orxrt,olr truldel kubus dan silinder beton
29
2.2. BUt t I 2.2. BULLETIN LB3-ITS NO.1 SEPT
Gbr 2.1 menunjukkan model kubus dan silinder. Dimana ukuran standard dari kubus adalah S : 15 crn, sedangkan silinder memiliki ukuran D : 15 cm dan H : 30 cm
Pada
peraturan Indonesia yang baru (SNI 03-2847-2002) keku-
ton dinyatakan
oleh
Kekuatan tekan beton saat ini dinyatakan oleh krat tekan rah-ratil seFasanH silinder herukuran 150 x 300 mm
kuat tekan benda uii berbentuk silinder dengan simbol /j dengan satuan MPa. Perubahan ini disebabkan pada saat ini (SNI 2847) peraturan beton mengacu kepada peraturan ACI 318. Perlu diketahui bahwa peraturan baru ini tidak hanya memt afat: dari kubus ke silinder saja namun ternyata ada banyak hal lain yang juga berubah seperti: bawa dampak pada perubahan penyebutan dari K menjadi f
1. perhitungan penentuan kuat tekan karakteristik
2. prosedur mix design dalam hal penentuan Kuat rata-rata perlu,
rN I
tt:t
il:i
No r SEPT 2008
1. Untuk keperluan disain bangunan baru: dilakukan
sosial-
isasi (bisa lewat kursus/training) kepada civitas akademik dan masyarakat tentang /l sebagai acuan kekuatan material beton.
2. Untuk keperluan
beton di
atan material be-
r
2OO8
assessment bangunan lama: bila istilah K dipakai maka harus dikonversikan menjadi fl.
Berkaitan dengan konversi dari harga K Kubus ke Iangkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Silinder
1. konversikan satuan kgf cm2 menjadi MPa dengan mengalikannya dengan 0.098.
2. harga K yang sudah dalam satuan MPa kita istilahkan sebagai f.1, dan selanjutnya gunakan rumus dibawah ini untuk mengubah menjadi
fl:
fl:
Q.To + o.2o
* to,s1ff11 * y"t
(2.r)
Dengan cara ini marilah kita siapkan untuk menggunakan peraturan baru seutuhnva
fl,
3. evaluasi kuat tekan beton Dengan melihat informasi di atas dapat disimpulkan bahwa peraturan baru di Indonesia tidak mengenal istilah K ataupun menggunakan kubus sebagai tolak ukur kekuatan matcriiil beton. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri masih barryak insinyur yang terbiasa menggunakan K untuk mendefinisikan kckrratan beton.
Dari informasi di atas dapat disimpulkan: .l 1 ,rf
30
fl
I
i I
2.3. BULLETIN LB3.ITS NO.2 OKT
2.3 Bulletin
2OO8
LB3-ITS no.2 Okt 2008
Topik: Pelaksanaan Quality Control (QC) Mutu Beton Inti dari QC beton adalah pembahasan mengenai langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk menjamin bahwa mutu beton pad,a saat proses pengecoran berlangsung sesua,i mutu beton yang di, rencanakan.
Sebagai kontraktor profesional, kiranya sangat ingin tahu pasti perihal pengertian-pengertian penting eC mutu beton berdasarkan peraturan beton yang baru (SNI - OZ - 2847 -2002, Pasal 7) yaitu antara lain:
1. Notasi mutu beton:
2.3. BUt I
I llN I llr ill;
N()1r
oKI
2008
Berr
diuii tekan adalah sample beton yang diambil dari beton yang dipakai untuk pembuatan sekelompok komponen struktur beton.
Bila kuat
tekan
yang diperoleh dari sample itu memenuhi
syarat kuat tekan, maka mutu betorr kelompok komponen tadi akan dinyatakan OK ptia.
Silirder harur dihnglopi idemtitas hagian rtruhur yang diwalcili, pf,$antsannya dan nial$u
Bila terjadi sebaliknya, maka mutu beton kelompok komponen tadi menjadi tidak memenuhi syarat. Oleh sebab itu pembertan kode pada benda uji silinder wajib dilakukan sebagai berikut:
Dalam peraturan baru yang berlaku saat ini, mutu beton dinyft dannilai kuat tekannya dinyatakan dalam MPa atakan dengan notasi
2. Jumlah benda uji untuk kuat tekan: Hasil uji kuat tekan beton diperoleh dari rata-rata kuat tekan 2 (dua) buah (atau sepasang) benda uji berbentuk silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm yang telah berurnur 28 hari. Mengapa perlu 2 (dua) buah, tak lain untuk menjamin kesahihan kualitas pembuatan benda uji & proses uji tekannya.
Bila hasil uji dari benda uji berbeda jauh, maka akan memberi indikasi ada yang tidak baik pada kualitas benda uji atau dalam proses penekanannya.
Gbr. 2.2:
Sepasang silinder lengkap dengan tanda kodenya
Gbr 2.2 menunjukkan 2 buah silinder suatu proyek yang telah diberi kode dirrrana kodenya memiliki arti sebagai berikut:
3. Arti hasil uji f'. dan kode benda uji:
32
:i3
2.3. BULLETIN LBS-ITS NO,2 OKT
2.3. BUt t r ltN t tt:t tlri N().2 oKT 2008
2OO8
Contoh: 'Iabel berikut ini menunjukkan hasil uji kuat tekan beton bermutu f'. : 30 MPa dari suatu proyek.
7a dan 7b
menunjukkan nomor benda uji dan pasangannya
x
mencatat lokasi kelompok komponen struktur yang diwakili oleh silinder 7a k 7b
6/8
Ifurttokm
Sample benda
?.6.3.3
Kult Tgl
No
|uat
utt rffinder
Berarti dibuat pada pukul 8 lebih lima puluh menit
4. Flekuensi pengujian:
Syrr$ Prrd
h.rt Rrtr2
berarti dicor tanggal 6 Agustus
8.50
UE
uji (untuk tiap mutu
SillIxdcr
Xomnonen I
b
Teken 3
Rrtd
I
0/0E/tl8
D
30.5
25.8
28.2
2
uo8/0s
33.8 31.4
34.3
s/08108 8108i08
E F
34.8
3 4
35.9
33:1
c il
29.6
33.3 13.4
3
r8/08/08
beton) diambil tidak kurang (ambil yang lebih besar) dari:
Kebmpok Slltrnder
28.5
r.5
3r.0
Sllinder
Syrrrl (r)
OK OK 32.0 OK JJ.I OK 32.4 OK
Syrnt
ft)
OK
or( OK
o satu pasang untuk tiap hari pengecoran satu pasang untuk tiap 720 rn3 satu pasang untuk tiap 500 rn2 luasan lantai atau dinding
5. Kuat tekan yang 7.6.3.3)
memenuhi syarat (SNI 2847 Pasal
Bila hasil uji beton telah terkumpul disusurr
sesuai urutan tang-
gal
pembuatannya,
lumlah berda uii silirder yang dihuat terganturg pada frekuensi penguiian. Tidek herus heriumlah 30 atau 20
salahan dalam pembuatan silinder no
kuat tekan kelompok beton yang diwakili oleh benda uji silinder dianggap memenuhi syarat bila dua hal berikut ini dipenuhi: (a) Tidak ada nilai kuat uji tekan (rata-rata dari kuat tekan silinder) yang lebih kecil dari # - 3.5 MPa
2
(b) Tidak ada nilai kuat uji tekan rata-rata dari 3 uji tekan yang berurutan yang lebih kecil dari /j 34
:
26.5 MPa
Evaluasi:
* Kuat tekan silinder tanggal 10/8/08 : 25.8 MP, cenderung disebabkan oleh ke-
z
dan telah
Menurut syarat SNI ps 7.6.3.3: Batas dari syarat (a) adalah : 30 - 3.5 Batas dari syarat (b) adalah : 30 MPa
Bih suatu henda uii tidd( nremenuhi Syaral (aI atau (b), maka hanya hagian struldur yang ediwakili' yanf, tidak rnemenuhl syerat
1b.
t
Beton di semua kelompok komponen memenuhi syarat mutu beton (syarat (a) dan syarat (b)) Kesimpulan: Beton kelompok D s/d H memenuhi syarat.
6. Manfaat Uji Tekan Beton: Di Laboratorittnt lJeton permintaan uji tekan 35
beton
2.3. BULLETIN LB3-ITS NO.2 OKT
2OO8
disyaratkan memasukkan sample uji maksimum sebanyak 10 buah silinder. Pimpinan proyek diharapkan memanfaatkan uji tekan ini seperti yg dicontohkan di Butir 5 di atas yg dapat menunjukkan kondisi mutu beton yang diwakili oleh 5 pasang bend-a uji dari 5 kelompok komponen struktur yaitu: D, E, F, G, H.
catatan: untuk memenuhi kuat tekan silinder pada umur 2g hari, laboratorium harus melakukan uji tekan pada hari yang berbeda disesuaikan dengan tanggal pembuatan benda uji.
2.4. BUt t t I lN I lrit I lri
N( ) ir NOP 2008
2.4 Bulletin LB3-ITS no.3 Nop 2008 Topik: Produksi Beton yang Ekonomis Setelah
membahas
mengenai QC (Quality Control) pembu-
atan beton selanjutnya akan membahas
f* yang hesar oleh scbab nllai s m€rupakan indikasi prcmf produkri yang lturang sfisien
mengenai "Produksi Beton yang Ekonomis", dimana dalam pembahasan akan dikonsentrasikan pada pengaruh dari penentuan standard deviasi terhadap biaya produksi.
Tiap konstraktor dalam pelaksanaan struktur beton bertulang tentunya merasa bertanggung jawab atas hasil pembuatan komponen-komponen struktur tersebut yaitu terutama dalam aspek antara lain: Kualitas mutu beton,
fl
sesuai rencana gambar.
Mutu dan detailing pemasangan tulangan baik tulangan pokok maupun tulangan transversalnya.
o Kepadatan dan kemulusan hasil pengecoran betonnya. Dalam sub bab berikutnya kita akan sharing pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada pembuatan beton vang lebih ekonomis.
36
:17
2.4. BULLETIN LB3-ITS NO.3 NOP
2OO8
2.4. BULLEI tN t tJ:| il t; No.3 NoP 2008
Pengaruh Nilai Standard Deviasi
s
Untuk design campuran beton, yaitu pada proses penenr;uan per_ bandingan berat dari campuran komponen beton pc:AH:AK dan faktor af c, makabiasanya didahului dengan penentuan kuat tekan beton rata-rata, fl. yung sanggup dibuat oleh kontraktor yang bersangkutan. Lazimnya nilai fl ini lebih tinggi dari mutu beton
fl.
sNI 2847 Pasal 7.3.2.1 menentukan nilai f t, adalahnilai terbesar dari hasil 2 buah rumus dibawah ini:
fl, :
fl+t.z+*s
(2.3)
Bila standar deviasi s bernilai > 3.b Mpa maka hasil rumus (2.3)yang menentukan. Tabel 2.1 dibawah ini menunjukkan nllai f I bila proyek menuntut fl:25 Mpa dengan s yang blrvari_ asi > 3.5 MPa.
No
1
Mpa
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa beton akan lebih ekonomis bila rasio f!,/ f! atau s
bernilai,
serendah-
Nilai standar deviari, s, nurupakan ukuran efektivitac QC dan eltonomi produki heton
rendahnya. Marilah selanjutnya kita telaah apa itu s dan gapa s bisa membesar.
(2.2)
f'", : f'.+Z.Zgxs-8.5
Tabel. 2.1: Nilai
Analisa awal menunjukkan bahwa tiap kenaikan /j, sebesar akan butuh tambahan PC sebanyak + 6.09 kgl*3 beton.
/j,
untuk nilai s > B.E Mpa Standard Deviasi s (Mpa) fl,
#
1
3.5
29.65
1.19
2
4.5
32
t.2B
3
5
33.15
1.33
4
7
37.81
1.51
Apakah
Arti s itu?
Standard deviasi (s) adalah suatu istilah statistik yang dil(etelitinn Qf, tertermin prda dhlplin pakai sebagai ukuran aplikasi 4 spmifilnsi campuran beton tingkat variasi suatu sssuai derian campuran hasil produk tertentu (dalam hal ini produksi beton). variasi yang dinilai diwakili oleh kuat tekan silinder 150x300 mm.
Menurut SNI 2847 Pasal 7.3.1, bila kontraktor atau fasilitas produksi (perusahaan ready mix) memiliki catatan minimal 30 hasil uji secara berturutan, standard deviasi, s boleh dihitung dengan formula berikut ini:
Tabel 2.1 menunjukkan makin besar nilai s, maka r.trkin besar /ir. Makin besar fl, berarti makin mahal p.r r,;| beton.
(2.4)
tuntutan
38 39
2.4. BULLETIN LB3-ITS NO.3 NOP
2OO8
2.4. BULLETIN LBII II S NO.3 NOP
dimana: i
fri:
nilai uji kuat tekan individual (sepasang silinder)
J,-
;_
rata-rata n hasil uji
n:
jumlah (> 30) uji kekuatan berturutan
2OO8
beton dalam menjaga aplikasi 4 (empat) spesifikasi unsur campuran beton yang telah ditentukan oleh design campuran sbb:
o Ketepatan perbandingan berat campuran beton yaitu PC:AH:AK
o Kedisiplinan
dalam pemakaian jumlah air campuran (faktor
alc) Rumus (2.4) di atas jelas menunjukkan bahwa bila variasi r; besar (beda satu dengan yang lain besar) maka akan diperoleh nilai s yang tinggi pula.
Notes On ACI 318 - 99 Chapter 4 memberikan arti nilai s terkait dengan indikasi ketelitian QC dalam produksi beton sebagai berikut: Tabel. 2.2: Standar deviasi dikaitkan dengan mutu pekerjaan beton
Standard deviasi s
(MPa) Indikator eC
2.7 2.8
Istimewa
2.8 3.5
Baik
3.5-4.3
Sedang
>
4.3
Jelek
Tabel 2.2 inimengidentifikasikan fasilitas produksi boton yang > 4.3 harus memperbaiki ()C produksi betonnya, karena QC yang jelek.
punya "track record" s
Ketelitian QC dinilai dari konsistensi tim pel.ks^rr., lrrotruksi 40
o Pemakaian AH dan AK terus menerus sesuai spesifikasi (gradasi, berat volume dan kadar butir lembut) o Air campuran selalu memperhitungkan kelembaban AH dan AK Jadi bila diinginkan menurunkan nilai s dan kemudian /j", maka empat faktor QC di atas harus dilaksanakan. Bersamaan dengan hal di atas, rajin-rajinlah pula membuat catatan hasil uji silinder beton untuk mengukur kemajuan nilai standard deviasi, yang nantinya mendukung harga beton makin ekonomis.
Data Deviasi Standard dari Kontraktor
Tahukah
o
Anda,
bahwa sebagian besar kontraktor pada waktu membuat mix design tidak mencantumkan harga s dari
Pelalsanaan produloi farry tak punya etandar deviari. $€nuai Tabel 2,X, maka fl., akan terkena tambahan 2.5 * 5.S MPa
pengalaman rnerektr. Hal ini akan rncrrgnkitratkan berlakunya peraturan SNI 2847 Tabel 5 yang rncrrcl,ir.Jrkarr harga fl, bilamana tidak tersedia data s sebagai berikrrt,: 41
2.4. BULLETIN LB3.ITS NO.3 NOP
2.5. BULLETIN I I]3 IIS NO.4 DES 2OO8
2OO8
Tabel. 2.3: Nilai ,fJ" bila tidak tersedia data
ft
<27
s
ft f,.+7
21-35 f'" +
A.S
>35 f,"+to Tentu,ya nilai f!, tidak perlu setinggi di Tabel 2.3, hal ini bisa dicapai bila tersedia nilai s < 4.8, bukan? Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada sub bab berikutnya.
42
2.5 Bulletin LB3-ITS no.4 Des 2OO8 Topik: Fokus Usaha Produksi Beton yang Ekonomis Menyambung pembahasan mengenai beton yang ekonomis, pada ini di perlihatkan fungsi dari Pengawas dan pengawasan yang akan mempengarui terhadap ekonomis tidaknya produksi beton. sub bab
Selain itu dibahas juga "keterangan penting" (doket) yang harus dicantumkan oleh produsen beton sebagai wujud komitmen untuk menjaga mutu produksi betonnya.
Dalam sub bab sebelumnya sedikitnya terdapat 4 kesirnpuIan penting yang berpengaruh pada usaha produksi beton yang ekonomis yaitu: 1.
Probability mencapai mutu beton yang direncanakan (fl) dilakukan dengan rencana campuran beton yang menghasilkan kuat tekan rata-rata fl, > f'" (lihat rumus (1) dan (2) Bulletin no 3. Nop 2008).
2.
Makin besar nilai standard deviasi s akibat ketelitian QC yang rendah akan membawa tuntutan nilai ft, yang makin besar (lihat Tabel 2.1 Bulletin no 3. Nop 2008).
3.
Diperkirakan bahwa tiap kenaikan fl, sebesar 1 MPa akan butuh tambahan PC sebanyak * 6.09 kg per rns beton.
4.
Reduksi nilai s hanya bisa dicapai melalui disipli,n pada proses pro
4:l
2.5. BULLETIN LB3-ITS NO.4 DES
2OO8
2.5. BULLEI tN t uu
Selanjutnya, dibawah ini akan disajikan pedoman atau aturan normatif yang berkaitan dengan pencapaian butir 4 diatas, yaitu pada sNI 2847 Pasal5.1.3; sNI 03-4433-199T dan ASTM c685 (yurrg disyaratkan oleh SNI 2847 pasal 7.g)
I
I Si
NO.4 DES 2o0B
kan pedornan-pedoman "Quality Assurance,, beton yang dicatat dibawah ini.
Pedoman Pembuatan Beton Bermutu Penanggung Jawab Mutu Beton
Tahukah
Tercapainya mutu beton yang direncanakan adalah salah satu pekerjaan penting dalam semua proyek yang menggunakan beton bertulang sebagai rangka strukturnya. Karena itu ACI31g mulai tahun 1999, dalam chapter 3.1.3 telah menetapkan pergeseran tanggung jawab pemeliharaan catatan uji material konstruksi beton dari "Perencana atau Arsitek,, ke ,,pengawas,,.
Prrnrtrahan ini rlibrtlt kzrrerra kenyata,arurya Perenr:ana rla.rr Arsitek biasanya
tidak
mengawasi
mrrtu beton,
gkan
sedan*
"Pengawas"
SNI X8{7 Fasal S"I.l jelae menetapkan prnansgung jaurtab pencapaian mutu bttsn adaleh TEN6AWA$ pnoffifi
secara khusus memang ditugaskan
untuk tujuan
itu.
Chapter pada Pengawas selain berhak merintahkan diadakan pengujian setiap bahan yang digurrakan di proyek juga untuk ,r,"rryiirpun semua catatan pengujian bahan dan pengujian beton clan harus dapat menunjukkan untuk pemeriksaan selama proyek berlangsung dan pada masa 2 tahun setelah selesainya pembangunan.
itu, yang dimuat di SNI 2842 pasal 5.1.3, mewajibkan
Nah, dengan adanya kejelasan penanggung jawab ini, pen_ gawas diharapkan benar-benar dapat fokus pada mengetrap-
44
Anda, Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan ITS rata-rata tiap tahun
bahwa
menerima2s/d3kali
Kuasai QC Produki beton dengan menguasni SNI CI3-4433-1997 dan ASTM C 685
tugas melakukan pengujian kuat tekan beton inti (core dri,ll). Ini disebabkan karena di proyek itu telah terjadi variasi kuat tekan beton yang lebih rendah dari (/l - B.b) Mpa. Alangkah baiknya kalau ini dapat dihindarkan, bukan?
Agar beton mempunyai kualitas yang seragam dan memuaskan, maka contoh-contoh uji yang diambil dari porsi adukan yang berbeda itu seyogyanya masing-masing harus mempunyai berat satuan, slump, dan memiliki spesifikasi agregat yang sama. Untuk mencapai irri SNI 2847 Pasal7.8 menentukan untuk memakai SNI 03-4433-1997 atau ASTM C685 sebagai pedoman kerja dalam pengadaan beton. Keduanya dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam proses produksi, pengav/asan dan penyerahan beton siap pakai (beton segar)
Syarat Penerimaan Beton Segar Dari uraian di
ata,s rliketahui, ada banyak faktor yang berpengaruh untuk rnt:nr:npai rrurtrr yang seragam dan memuaskan. Bul-
4lt
2.5. BULLETIN LB3.ITS NO.4 DES
2.5. BULLEITN ilt:t il1;N()4 t)FS 2008
2OO8
letin ini tidak membahas secara mendetail faktor-faktor but, namun akan merangkum keterangan penting yang dicantumkan dalam /-\
AsrM
harus
U/
"delivery ticket"
(istilah
terse-
C685)
atau *doket" lah sNr 4433)
(isti-
Fefihara motivasi e( yang mtrlruaskan dengan celiu merilrima "ddet" p"L ti"p derivery beton segar
vang disertakan oleh pro-
dusen beton untuk setiap batch adukan beton yang diserahkan pada konsumen. Keterangan itu berisi "reminder" komitmen yang harus selalu diingat dan dilaksanakan oleh produsen beton yaitu: f
. identifikasi proyek/customer
2. identifikasi produsen dan no "delivery ticket,, 3. tanggal, waktu mulai mencampur beton
Delivery ti
Keterangan di atas akan bermanfaat bila dari awal Fek*rana produsem beton senantiasa
Pengawas telah mempunyai data ren-
$Bcara kontinu melaksanakan pedoman p€ngavsasan mutu
l
cana butir 5 s/d 10, kriteria yang seyogyanya dicantumkan pada dokumen pemesanan beton.
Pedoman Pengawas Mutu Beton Inspeksi oleh Pengawas lapangan (lihat ASTM C 685) untuk menjamin pencapaian uniformitas kuat tekan beton disediakan 3 pedoman yaitu untuk:
(awas batas waktu
setting)
1. Pemeriksaan uji slump, dan berat AH dan AK per m3 beton saat beton masih segar
4. jumlah rn3 beton
5. mutu dan jenis beton
2. Sampling & pengujian kuat tekan beton
6. slump disyaratkan
3. Toleransi penyimpangan yang masih cliijinkan.
7. ukuran maksimum AK 8. jenis dan nama admixture bila pakai.
Kiranya sebagai pengalvas perlu untuk memahami isi 3 pedornan ASTM C 685 ini.
9. Berat dari masing-masing ingredien beton per m3 beton (perbandingan campuran beton) dan asal usul dan gradasi
AH dan AK 10. jumlah minimum PC per rn3 beton dan jenisnya 46
47
2.5. BULLETIN LB3.ITS NO.4 DES
2OOB
Evaluasi Kompetensi Anda 1. Beri penjelasan mengapa u.ji kuat tekan beton harus diper_ oleh dari kuat rata-rata dari satu pasang benda uji silinder!
2. Tiap benda uji silinder selain diberi identitas tanggal pem_ buatan, harus mencantumkan pula 3 (tiga) identitas lain. Sebutkan dan jelaskan kegunaannya!
3. Apabila dalam empat hari total mengecor 220 m3, apakah cukup dibuat dua pasang silinder? Beri alasaan jawaban Anda!
4. Apakah suatu proyek sampai selesai wajib membuat
30
pasang silinder? Beri opini jawaban Anda!
Bab.
3
Pemilihan Kekuatan Beton Secara Statistik
5. Apa syaratnya agar standar deviasi (s) Anda dapat dipakai 'untuk menghitung J'", provek lain anda? 6. Sebut 4 faktor utama QC produksi beton yang dapat menghasilkan nilai s rendah! 7.
8.
Sesuai peraturan baru, apa kerugian Anda bila
tidak memiliki standar deviasi untuk perencanaan disain campuran be_ ton Anda? Anda kenal "delivery ticket,, atau ,,doket,,, bukan? pilih 3 informasi dari 10 item di doket yang Anda anggap penting untuk konstruksi beton yang sedang anda laksanakan. Beri alasan pilihan Anda itu!
9. Adakah tersedia pedoman inspeksi untuk pengawas eC ton di suatu proyek? Sudahkan Anda membacanya?
48
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Paham latar
belakang nilai karakteristik beton
3.1
fl"
Distribusi Kuat Tekan Beton dan Maknanya
Data uji kuat tekan beton dari suatu proyek besar dengan banyak
uji menunjukkan bahwa distribusi kuat tekan benda uji beton (untuk satu mutu beton) itu berbentuk yang di ilmu statistik disebut lengkung distribusi normal.
be-
Lengkung distrilxrsi ini rnempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Pusat lengkrrrrgan lrt-,rzxla di kuat tekan rata-rataft",
49
3.1. DISTRIBUSI
KUAT TEKAN BETON DAN MAKNANYA
3.1. DISIFlIBT'I;I Kt.lAI
Il
KAN BErON DAN MAKNANYA
2. Luas di [r.w,]r lengkung distribusi merupakan 100% dari seluruh hasil uji
3. Bentuk lengkungan distribusi mele-
fr
$),St
bar bila standar deviasi (s1, sz, se) makin besar (variasi kuat tekan besar)
Standar deviari yang memhesar herpengaruh negatif terha&p pen€apahn fl., maup*rn f"
4.
f"l for
Pada campuran beton yang menuntut kuat tekan rata-rata dan p yang sama, maka standar deviasi yang lebih besar akan menghasilkan kuat beton yang lebih kecil (/j, < fl, < /j1) (lih Gbr. 3.1).
P"r
Gbr. 3.1: Pengaruh s pada /j
/,\i'rst
5. Sebaliknya, pada beton yang menuntut syarat kuat tekan dan p yang sama, maka standar deviasi yang lebih besar akan mem_ butuhkan kuat tekan rata-rata (f'"*) yang lebih besar (ftc"r1 < ftc.,z I f'c",s) (lih Gbr. 8.2) dimana: s1 ,
standar deviasi yang berbeda-beda nilainya, Mpa
s2, s3
faktor probabilitas terkait
p
Yo
kuat tekan yang lebih
rendah
f
kuat tekan rata-rata benda uji, MPa
'",
f'"r, l'.2,
fi,
kuat tekan beton karakteristik yang berbeda nilainya, MPa
50 I-r
I
I
3.2. PEMILIHAN KEKUATAN BETON UNTUK DESAIN CAMPURAN
3.2
3.2, PEMILIHAN Kt
Pemilihan Kekuatan Beton untuk Desain Campuran
Adalah
f
fl p
kewajiban
'.,
: : :
perencana struktur
untuk menetapkan kuat tekan beton
f*iakin benar nilai standar deviasi nnakln beffir syarat f", untuk podoman dirain campuran heton
yang dipakai untuk perencanaan kekriatan strukturnya. Kirat tekan itu di tata cara perhiturrgan struktur beton disebut kuat tekan beton karakteristik ata:u speci,fied strengfh (selanjutnya disingkat
fl)
Melihat variabilitas atau distribusi kuat tekan beton (/f,,) berbentuk lengkung distribusi normal, maka perencana struktur beton bertulang tidak memakai kuat tekan rata-rata (disingkat fl.) sebagai kuat tekan beton karakteristik, karena pilihan ini akan berarti di dalam struktur yang direncanakan terdapat 50% krrat tekan beton (f'.") yurg bernilai kurang dari nilai karakteristiknya. Tentu ini membahayakan kestabilan struktur. Jadi vang ideal adalah kuat tekan karakteristik (fl) itu harus terletak cukup signifikan disebelah kiri dari /j,, dengan probabilitas (P7) kuat tekan yang lebih kecil dari fl cukup rendah. Nilai ftcr it:u dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini:
KTJAIAN IJ[: tON UNTUK DESAIN CAMPURAN
kuat tekarr rata-rata yang diperlukan, MPa kuat tekan beton karakteristik, MPa
faktor probabilitas berdasarkan persentasi yang lebih kecil dari /j
Ilustrasi makain kurva
uji
tekan
pe-
dis-
tribusi normal untuk memperoleh ft, yang disyaratkan dapat di lihat di Gbr.3.3 s/d Gbr.3.5
Krlterla pemilihan f* di SNI 2s47 ini sangat berheda dengan kriteria yang dipakai PSI 1971. SNI 2847 menghasilkan fl., yang lehih kecil
Dengan pengertian di atas ACI 214-3R-BB menentukan 3 kriteria untuk menentukan nilai fl, sebagai ukuran kuat tekan ratarata beton untuk disain campuran beton yaitu:
1. P[f '." < f l] < 10% menghasilkan f l, >
2. P[f'"" < 2.326s
f! -t t.282s
(f'.* 3.5)] < 1% menghasilkan fl, > ff'. -
3. P[rata-rata flu dari 3 uji berturut < f'.]
(
3.5) +
1% menghasilkan
f'.,> f'.+t.z+zs
f'.,: fl*p,rs
(3.1)
Secara grafis
kriteria di atas digambarkan pada Gbr.3.3 s/d
Gbr.3.5 dimana:
Melihat krito'ria ll rnr:rrghasilkan nilai fl, yung lebih tinggi dari kriteria 1, maka tat,a <:ara, lrrrrhitrrrrgan konstruksi beton ini hanya 52
I-rll
3.2. PEMILIHAN KEKUATAN BETON UNTUK DESAIN CAMPURAN 3.3. EVALUASI
DN
N 1'I, NERIMAAN BETON
2.3'26
stJi-134
s
1.282 s
iY17'"",slrl5l
Gbr. 3.5: Kriteria
3
memakai kriteria 2 dan 3, yaitu: 2.326 s
f,., : f,c*l.Z4s fl, : f'"+Z.ggs-Z.S
(3.2) (3.3)
Pemilihan fb diambil dari nilai yang lebih besar dari Pers.(3.2) dan (3.3). Pers.(3.3) hanya dipakai bila standar
deviasis>3.5MPa (r"
-
3.5)
f*.
Gbr. 3.4: Kriteria 2
3.3
Evaluasi dan Penerimaan Beton
Setelah kuat tekan rata-rata (ft,) ditetapkan, tahap berikutnya adalah memilih proJrorsi ('arnprrran yang akan menghasilkan kuat rata-rata paling
54 j-rlr
3,3. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
sedikit
3.3. EVALUASI DAN I'I NLHIMAAN BETON
l-rahwa benda
sebesar
kuat rata-rata yang Hila ada benda uii tldak nrelnenuhi clitetapkan. Hal irii sfarat maka btton yary tidak akan diperiksa dari mernenuhi $yarat lranya pada hagian benda uji silinder struktur yang diwakili oleh henda uii yang dibuat selama itu, hukan semuannya pembuatan beton. Tata cara evaluasi dan penerimaan beton diperoleh dari ACI 214-3R-88, yaitu mengikuti kriteria 2 dan 3 tersebut di Bab 3.2.
uji silinder yang tidak memenuhi syarat itu
jelas terlihat identitas bagian dari struktur yang mutu betonnya diwakili oleh silinder tersebut.
Kuat tekan suatu mutu beton (fl) dapat diterima jika dua syarat berikut ini dipenuhi: dari 3 uji berturut < f'.) < 1% yang berarti: setiap nilai rata-rata dari 3 uji kuat tekan beruntun harus (dengan probabilitas uji tekan rendah 1 banding 100) bernilai > f'".
1. P[rata-rata
ft,
2. Plf'. < (fl - 3.5) S
1%l yang berarti: tidak ada satu nilai uji tekan mempunyai nilai < (f'. - 3.5) (dengan probabilitas uji tekan rendah l banding 100)
ACI
214R-3R-88 nrenetapkan bila satu nilai uji tekan yang tidak memenrrhi salah satu syarat
tersebut
di atas be-
Tiap henda uji silinder harus diheri tanda identitas dari hagian sfuktur yang diwakili dan u,aktu pcmbuftten silindernya
rarti bagian beton yang diwakili kualitasnya oleh benda uji itu dinyatakan kritis atau tidak memenuhi syarat kekuatan beton yang direncanakan (fl) dan harus dikenai langkah-langkah pengarnanan seperlunya. Perlu dicatat, bahwa satu nilai uji tekan adalah nilai ratarata dari dua hasil uji contoh silinder'. Dan hams pula diingat 56
harus
s7
3.3. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Evaluasi Kompetensi Anda 1. Mengapa kuat tekan beton rata-rata, fl,, tidak boleh dipakai sebagai kuat tekan karakteristik (fl)?
2. Kuat tekan rata-rata beton, f '"r, yang ditetapkan sesuai PBI 1971, selalu akan bernilai lebih besar dari f'", yurg ditentukan oleh SNI 2847. Mengapa? Dan apa kelemahannya
Bab. 4
dalam praktek?
3. Dalam menetapkan nilai kuat tekan karakteristik beton (fl), ACI 274 menetapkan 3 kriteriaT namun hanya 2 yang dipakai. Sebut 2 kriteria itu! 4. Ada 2 rumus untuk menentukan flr, mengapa diperlukan
2
rumus itu?
5. Bila hasil uji tekan silinder beton tidak memenuhi syarat, apa artinya ini sesuai ACI2L4? 6. Benda uji silinder beton harus menunjukkan sedikitnya (ernpat) identitas, apa saja itu?
Pedoman Pemakaian Bahan dan Kualitas Beton
4
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Paham faktor-faktor penentu kelecakan beton segar dan sumbersumber kandungan ion klorida"
4.L
Pendahuluan
Bab 4 rnerupakan catatan tambahan dari Pasal5 SNI2847, karena
itu Bab 4 baikrrya diba,ca bersamaan dengan pasal 5 itu. Sebelum dilanjutkan berikut irri tcrcatat:
Pemutakhiran Tata Cara
58
2OO2:
l-rl )
4.2. PENGUJIAN BAHAN
4.3.
SEM,EN
1. SNI
tahun setelah penyelesaian proyek untuk digunakan bila kernudian timbul pertanyaan masalah kualitas bahan dan beton. Penyelesaian proyek adalah tanggal saat pemilik menerima baik
2. Dikenalkan ketentuan baru antara lain berikut ini:
proyek atau ketika sertiflkat hunian diterbitkan,.digunakan tanggal yang terakhir. Persyaratan hukum lokal dapat mensyaratkan penyimpanan yang lebih lama terhadap catatan itu.
03-2847-2002 ini rnemuat ketentuan-ketentuan mengenai bahan dan standar pengujian yang di SNI 03-284T lgg2 tidak ada danjuga berlainan dengan yang ada di PBI 1971.
(a) Benda uii memakai berrtuk silinder berdiameter 150 mm dan tinggi 300 mm (b) Mutu beton dinyatakan dalam nilai karakteristik kuat tekan beton silinder (/l) dengan < l% kemungkinan adanya kuat tekan yang tidak memenuhi f'. J.b darr atau ( 1% kemungkinan adanya kuat tekan rata-rata 3 benda uji silinder yang tidak memenuhi berturut-turut
nilai fl (c) Satu hasil
uji
adalah hasil rata-rata dari
1
(satu)
pasang silinder.
(d) Standar deviasi dihitung dari
uji silinder, bila kurang dikenai koreksi. (e) Persetujuan mutu beton selama pelaksanaan konstruksi dilakukan secara sederhana oleh 2 kriteria 30 buah hasil
penerimaan.
4.2
Pengujian Bahan
4.3
Semen
Semen yang digunakan pada pekeriaan konstruksi harus Fermakaian samen hartm dari tipe $P sesuai dengan semen yanB sama at*u scsuei rperifikari yang dipakai pada diharur dari mrrnber tnrtentu sain proporsi campuran. Ini secara sederhana dapat diartikan semen yang sama tipenya atau boleh diartikan semen dari sumber yang sama. Dalam kasus suatu proyek yang telah menentukan standar deviasinya dari hasil uji yang memakai semen dari beberapa sumber, maka yang disebut pertama akan berlaku. Sedangkan yang terakhir berlaku bila standar deviasi uji kuat tekan beton yang dipakai untuk menentukan target kuat tekan beton diclasarkan pada tipe semen khusus dari satu sumber tertentu.
Laporan
lengkap pengujian bahan dan beton harus tersedia untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung dan dis-
impan sedikitnya
4.4 Dakumen hasil pengujlan kuat {ekan beton harus disimpan sedikitnya dalam waktu 2(dua) tahun sstelah proysk selesai
2
60
Agregat
Ukuran maksirnurn agrcga,t kasar tidak boleh melebihi;
1.
f jarak terkecil rLrrl,ara, sisi-sisi (it
<:etakan
1{:
4.5. AtR
Z.
]
ketebalan pelat lantai
3. f jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawatkawat bundel tulangan atau tendon prategang atau selongsongselongsong.
Pembatasan
Int
dapat diabaikan jika kelecakan dan metoda pemadatan beton adalah
Untulr rneniamiil ldecahan dan kepadatan penelnpatan bfion fegar perftatitrun ukuran nrakrinrum AK yang didinkan
AIR
vang
sedemikian sehingga beton dijamin dapat dicor tanpa terjadi sarang lebah ataupun rongga.perencana waiib memutuskan apakah pembatasan ukuran maksimum agregat tersebut boleh diabaikan.
4.5 Air Hampir semua air alami yang dapat diminum dan tidak
mempunyai
rasa
atau bau yang mencolok akan memenuhi
syarat sebagai air
Perneriksaan kandungan ion klorlda dalam beton fidak hanya hersunrher dalam air saja tapi juga terkandung di agr€gat, semafi dan hahan tambahan
campuran pembuatan beton. Ketidak murnian air (mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik dll.) dapat mempengaruhi ticlak hanya kuat beton dan stabilitas volume, tetapi dapat juga mengakibatkan florescence atau korosi tulangan.
Air yang dipakai untuk struktur beton (prategang atau non prategang) atau pada beton yang pada dasar aluminium atau (;:t
62
4.5. AtR
Evaluasi Kompetensi Anda 1.
Sebut 3 dari 5 tata cara baru 2002 yang Anda pandang sangat rnengubah nilai kuat tekan karakteristik beton dari
PBI 2.
1971!
Menurut opini Anda, mengapa dokumen hasil pengujian tekan beton perlu disimpan sampai 2 tahun setelah proyek
Bab.
5
selesai?
, Apa yang
t).
harus Anda waspadai pada bahan air adukan bila beton dicor di atas cetakan tetap dari alumunium atau metal galvanized? Mengapa?
Persyaratan Keawetan Beton KOMPETENSI YANG DIHARAPI{AN: "Paham keawetan beton ditentukan oleh syarat-syarat rasio mak-
simum air/semen dan kuat tekan beton /j minimum untuk menghadapi pengaruh lingkungan"
5.1
Pendahuluan
Bab 5 ini baiknya dibaca bersamaan dengan Pasal 6 SNI 2847. Kondisi pengaruh lingkungan khusus yang diatur oleh tata cara ini berada di Pasal 6 yang menekankan pentingnya pengaruh Iingkungan pacla keawctan beton. Pasal 7 mengatur mengenai kualitas) pcrrcarrrpttr:rn dan pengecoran menekankan bahwa pemilihan prolrorsi (:il,lnl)llra,n beton dihasilkan harus memenuhi 2 syarat ini ytrit,rr: 64
(il-r
5.2. RASIO AIR.SEMEN
I
1. Ketahanan terhadap pengaruh lingkungan khusus yang ada di Pasal 6 dan
2.
Sesuai dengan syarat kekuatan dari pasal 7.
Ketahanan pengamh sulfat diatur di Pasal 6.3, sedangkan perlindungan tulangan terhadap korosi diatur di Pasal 6.4.
Tergantung pada syarat desain dan
lingkungan
yang
o
rnengandung
Disaln campuran he&on harus diawali dangrn penstapan fiyarat-cyerat untuk nronianriil lreawetan strukur heton terhadap pergaruh lingkungan
pengaruh lingkungan, maka harus dipilih rasio air_semen yang Iebih rendah yang disyaratkan oleh clesain struktural dan yang untuk kondisi pengaruh lingkungan.
5.3.
PENGAHTJ}I I IN( iKI'N( iAN
dalam rasio air'-sclnerr yang disyaratkan pada Tabel 1 dan 2 Pasal 6 SNI 2847 iri, harus dihitung berat semen (sesuai ASTM C 150, ASTM C 595, atau ASTM C 845), ditambah dengan berat bahan bersifat semen seperti abu terbang dan bahan pozzolan lainnya (sesuai ASTM C 618), kerak (sesuai ASTM C 9S9) dan silica fume (sesuai ASTM C 1,240) bilamana digunakan.
5.3
Pengaruh Lingkungan
Pada waktu melakukan adalah merupakan keharusan untuk memperhitungkan
Rasio Air-Semen
Dalam tata cara bahasa Inggris istilah tradisional ra-
sio
"
water-cernent"
flasio ah-semen di ACI dicehut swalrr camentitioil$ rfliliCIr, fadi *srmen" atau ncemsntitiou$n dalann tata cara haru ini b*rarti jurnlah hsrat somen + hahan berslfat sefimn
telah diubah menjadi "water cementitious ratio". Untuk dipahami dalam kata cementitious ini tercakup berat semen (sp) dan bahan bersifat semen lain yang diijinkan oleh suatu tata cara. Bahan bersifat semen ini berfungsi untuk memenuhi pembatasan ratio air-semen bagi keawetan beton. Dengan kata lain, iumlah berat semen di 66
C
o
ampuran
beton,
Froses dirain rarnpuran heton haru* diawali aleh ryarat perctapan syarat keawetan struktur beton bertulang
kondisi beton yang akan mengalami pen-
garuh
5.2
disain
lingkungan seperti air, bahan mengandung klorida atau air laut. Disain campuran harus mememrhi syarat rasio maksimum air-semen dan kuat tekan /j minimum (lihat Tabel 1 dan 2 Pasal 6 SNI 2847) untuk memberikan jarninan tambahan agar tujuan umur pakai provek terpenuhi.
5.4
Pengaruh Lingkungan
mengandung
sulfat Ancaman keawetarr beton terhadap pengaruh sulfat dapat ter-
jadi apabila betorr terckspose oleh tanah, air laut, air tanah yang memiliki ka,rr
l,<'r'r
rrir,srrk pernakaian semen
$7
penahan-sulfat.
5.4. PENGARUH LINGKUNGAN MENGANDUNG
SULFAT
5.5. PERLINDt,N(iAN
Kepekaan terhadap serangan sulfat terjadi lebih tinggi pada beton yang terekspos oleh kelembaban, seperti pada pondasi dan pelat yang langsung terletak di atas tanah dan pada struktur-struktur yang langsung terekespos pada air laut.
Untuk struktur beton yang akan
iuga
r .
I
Dalam memilih tipe semen tahan-sulfat, pertimbangan prin_
sipiil adalah pada kandungan tricalcium aluminat (CsA).
rendah, pemadatan yang cukup, keseragaman penutup tulangan dan perawatan lembab yang cukup baik.
Perlindungan Terhadap Korosi
Chloride dapat berada dalam beton melalui bahan pembentuk beton seperti: air, agregat) semen dan bahan tambahan atau melalui paparan dengan air laut atau udara yang mengandung garam di lingkungan pantai. Batas kandungan ion chloride yang tertera di Tabel 3 Pasal 6 SNI 2847 dimaksudkan pada chloride yang terdapat dalam bahan pembentuk beton, bukan chloride pada lingkungan yang ada di sekitar beton itu.
Batas ion chloride adalah tanggung jawab fasilitas produksi beton, yang harus menjamin bahwa bahan pembentuk beton (semen, air, agregat dan bahan tambahan) yang menghasilkan beton masih dalam batas-batas kandungan ion chloride untuk berbagai paparan lingkungan.
Se_
men dengan%o c3A rendah memiliki ketahanan sulfat khusus ter-
hadap tanah dan air yang mengandung sulfat. Bila peningkatan terhadap serangan sulfat moderat'dipandang penting, seperti distruktur-struktur drainase dimana konsentrasi sulfat dalam air tanah lebih tinggi dari normal tetapi bukan termasuk berat (0.10 - 0.20 persen), maka semen portland tipe II (sesuai ASTM C150 mengandung CsA maksimum 8 %) harus dipakai.
Tipe-tipe semen lain yang dihasilkan dengan kandungan C3A rendah juga dapat dipakai pada kasus-kasus paparan lirrgkungan
sulfat moderat sampai yang berat. Ketahanan terhadap sulfat
68
KoHOSI
berta.rrrlrtr,h oleh rasio air-semen rendah, kekuatan, slump
5.5
terekspos oleh seranKeawetalr heton dicapai dengan gan sulfat dari tanah rnsmakai a/c rninimum dan fl" atau air, pemakaian maksimurn nrenghadapi: semen tahan sulfat harus ditentukan. pengaruh liqg&unganl lihat Tahel 1 Tabel 2Pasal 6SNI prngaruh sulfaft lihat Tabel 2847 mencantumkan tipe seme4 tahan sulfat yang tepat, rasio air-semen maksim,m dan kuat beton minimum yang diperlukan untuk berbagai kondisi pengaruh lingkungan. Tingkat pengaruh lirrgkungan didasarkan atas banyaknya konsentrasi surfat yang dapat larut dalam air di dalam tanah atau banyaknya konsentrasi sulfat di dalam air.
il lilt^l)Al,
Bila uji dilakukan
untuk
menentukan kandungan ion chloride dari masingmasing bahan pem-
bentuk beton
aLau
Ferlindungan tulangan terhadap korosi teqgantung pada konsentrasi malaimurn ion klorida (lihat Tabcl tI terdapat dalam bahan pemhenhrk beton dan yang larut dalam air
sampel-sampel dari beton yang telah rnengeras, maka prosedur pengujian harus sesuai ASTM C1218, sobagairnana ditentukan oleh pasal 6.4.1 SNI 2847 Chlori
I
5.5. PERLINDUNGAN TERHADAP KOROSI
i
5.5. PERLINDUNGAN ILI]HADAP KOROSI
yang tidak larut dalam air ada didalamnya; narnun hanya chloride yang larut dalam air yang dapat menimbulkan korosi.
Uji bahan dapat dilakukan untuk menentukan kandungan chloride larut dalam air atau total kandungan kedua
Konkol lundungan ion klodda yang larut dalam afu haiknya dilakukan pada hahan-hahan pemhentuk beton daripada beton yar6 sudeh rrrcngeras
chloride (yang larut * tidak larut). Uji chloride larut dalam air butuh banyak waktu dan sulit terkontrol, dan karena itu lebih mahal dari uji total chloride. Evaluasi awal kandungan chloride boleh dilakukan atas kandungan total chloride yang ada di bahan-bahan pembentuk beton. Bila total kandungan chloride lebih kecil dari data yang tersebut di Tabel 3, maka kanrlungan chloride yang larut dalam air (pada beton yang telah mengera,s) tak perlu dicari.
rnerupakan chlori
Material dan konclisi yang berpotensi terkena chloride termasuk: pemakaian air laut sebagai air adukan atau pencuci agregat, karena air laut mengandung jumlah sulfat dan chloride yang signifikarr; pemakaian agregat dari dasar laut, karena agregat demikian sering mengandung garam; pemakaian bahan tambahan yang Inenganclung chloridc, seperti kalsium chloride' Kondisikondisi tersebut di atas urewajibkan pemenuhan syarat nilai rasio air-senren dan kuat beton pada Tabel 1 sNI 2847 darn persyaratan tebal selimut pada SNI 2847 Pasal 9.7'
Bila
kandungan total chloride melampaui batas nilai yang
diijinkan, uji kandun-
garl chloride
pada yang telah mengeras yang
contoh beton
Kontrol kandungan ion klorida pada hrton ynng sudsh mongerao dilakukan bila kandungan ion klorida dari bahan-bahan penrbentuk beton tnelehihi hatas Tabel S
larut dalam air perlu dilakukan untuk perbandingan langsung batas nilai di Tabel 3. Perlu diketahui bahwa sebagian dari chloride yang larut dalam air dari bahan pembentuk beton akan bereaksi dengan semen selama proses hidratasi dan menjadi tak larut, ini berarti merrgurangi kandungan ion chloride larut dalam air yang merupakan penyebab korosi. Dari total kandungan chloride yang berada dalam beton yang telah rnengeras, hanya ada kira-kira 50 - 85% 70 71
5.5. PERLINDUNGAN TERHADAP KOROSI
Evaluasi Kompetensi Anda 1. Walau dalam peraturan baru 2002, tetap memakai istilah rasio air-semen, namun SNI 2002 ini mengartikan itu sama dengan istilah ,'ater cementitious ratio,, yang dipakai oleh ACI. Mengapa ACI memakai kata ,,cementitious,, itu? 2. Kalau konstruksi kita harus tahan air laut, apakah kita boleh memakai beton dengan rasio air_semen : 0.b dan mutu beton fl : 2S Mpa? Berikan nilai_nilai y.rrg vv ) r --o t"ru4 menurut tatacara yang berlaku!
3. Untuk struktur.saluran drainase, biasanya PC harus menjadi pertimbangan demi pemakaian tipe keawetan struk_ turnya. Berikan pendapat AnJa! Selain tip" pa, fu,f.tor_ faktor lain aparagi yang harus diwujudkan
Bab.
6
Kualitas dan Pemilihan Campuran
dalam pcrak_
sanaan?
4. Faktor keawetan beton terhadap pengaruh lingkungan diatur dalam bentuk pembatasa., rusio af c danmutu beton di Tabel 2 pasal 6 SNI 2847. pertirJrrrgu, terhadap korosi tulangan diatur oleh pembatasan kadar ion chloride yarrg larut dalam air. Dalam praktek, ion chlo.ide itu berada ^ Bagaimana d_ibahan apa saja? cara mengontrol keberadaan
chloride jtu?
KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: ((Tlampil menghitung s: f'.r,, rnenentukan jumlah benda uji dan mengevaluasi mutu produksi tretonnya sesuai tata cara
baru"
6.1
Pendahuluan
Bab 6 ini merupakan catatan dari pedoman yang diatur oleh sebagian SNI 2847 Pasal T. Dalam Tata Cara 2002 itu diisi ketentuan kualitas, pencampuran dan pengecoran yang belum diatur oleh tata cara 1992. Tata Cara 2002 ini menganut tata cara yang berlaku di Arrrcrikn Sr:rikat, berbeda dengan tata cara yang dianut oleh PBI 1971 yarrg krbih berorientasi ke Eropa, karena itu terjadi ketentrra,rr-kcl,crrl,ruln vang berbeda pula. 72
a,) I 'l
6.2. UMUM
6.3. PEMILIHAN PROPORSI CAMPURAN BETON
Persyaratan proporsi campuran beton didasarkan pada filosofi bahwa beton keras harus memberikan baik keawetan (sNI 2g47 Pasal 6) rnaupun kekuatan yang cukup. Kriteria penerimaan beto. didasarkan pada filosofi bahwa tata cara berrnaksud untuk melindungi keamanan publik. sNI 2g4z pasal 7 ini mengatur kriteria nilai umum untuk pencampuran dan pengecoran beton de,gan kekuatan yang cukup dan rnemberi prosedur evaluasi kuaritas beton pada saaLdan setelah pengecoran di tempat kerja.
Untuk pengendalian mutu beton, kiranya prinsip-prinsip pengetahuan tersebut di atas wajib dipahami.
6.2
lJmum
Kuat tekan
beton
harus dirancang
O
se-
hingga menghasilkan 2 syarat kuat tekan
Mutu minimurn beton untuk barryunan adalah f'. ) l7"E Mpa yang diukur dari kuat teftan silinder berumur 28 hari
rata-rata, fl, yang ditentukan oleh SNI 2847 Pasal7.3.2 dan juga harus mernenuhi syarat-syarat keawetan dalam sNI 2B4z Pasal 6' Ditekankan bahwa kuat tekan rata-rata dari J pasang uji kuat tekan dari beton yang diprocluksi harus seraru urerampaui nilai kuat tekan karakteristik yang disyaratkan yaitu flyang di_ gunakan dalam disain struktur. Hal ini didasarkan pada konsep probabilistik (lihat Bab 3) dan climaksudkan unt,k menjamin cukup kuat tekan beton untuk struktur yang sedang dibangun. Nilai fl minimum vang digunakarr pada bangunan sesuai tata cara ini tidak boleh kurang dari 17.5 Mpa. Ketentrran untuk rnenilai /" harus didasarkan atas uji kuat tekan silinder yang dibuat 74
, dirawat dan diuji
sebagaimana yang disebut dan disyaratkan pada SNI 2847 Pasal 7.6.3. Perrentuan nilai fl ini dilakukan pada penguiian beton yang telah berumur 28 hari.
6.3
Pemilihan Proporsi Campuran Beton
Desain carrrpuran beton di proporsi untuk mencapai kekuatan berdasa,rkan konsep probabilistik yang ditujukan untuk rnenjamin pencapaian kekuatan beton yang cukup memudskan. Di Pasal 57.3.2 SNI 284Tdijelaskan konsep probabilistik itu dan telah dijelaskan secara mendeta,il di Bab 3 buku ini. Disarnping syarat kekuatan, hasil proporsi material untuk campuran beton harus mememrhi syarat-syarat sebagai berikr-rt:
1. kelecakan dan konsistensi yang menjadikan beton mudah dicor tanpa terjadi kekeroposanT segregasi dan bleeding vang berlebihan.
2. ketahanan terhadap berbagai pengaruh lingkunan tersebut di SNI 2847 Pasal 6. 3.
sesuai syarat
uji kekuatan SNI
2847 Pasal 7.6.
Pengendali mutu beton wajib menjaga rnutu beton yang mememrhi 3 syarat ini.
7lt
6.4. PERANCANGAN PRO-POFISI CAMPURAN BERDASARKAN PENGALAMAN LAPANGAN DAN/ATAU HASIL CAMPUFIAN UJI
6.4 Perancangan Proporsi
Campuran Berdasarkan Pengalaman Lapangan danf atau Hasil Campuran Uji
Pada tata cara ini, pemilihan campuran beton dilakukan dalarn 3(tiga) tahap.
1. Tahap Pertama adalah penentuan standar deviasi
t.
Tahap Kedua menetapkan kuat tekan rata_rata
f!,
3. Tahap Ketiga Pemilihan proporsi campuran untuk hasilkan ft, dan 3 syarat tersebut di Butir 6.3.
meng_
6.4. PERANCANGAN I'I.IOPOI'ISI CAMPURAN BERDASARKAN PENGALAMAN LAPANGAN DAN/ATAU }IASIL CAMPUFIAN UJI
6.4.L Deviasi Standar Nilai deviasi standar s merupakan ukuran ketelitian proses proStandar devlari, s, harus ditenilukan duksi beton dan pedrri track rccCInd prose$ produksl nentu ekonomis camyeng $flme, dari ? 30 huah haril uii puran beton. Nilai yamg tsrfr(unrpul dalam 45 hari deviasi standar dapat dihitung bila fasilitas produksi beton memiliki catatan hasil uji beton yang rnemenuhi ketentuan: 1. jenis material, prosedur pengendalian rrrutu dan kondisi adalah serupa dengan di proyek dimana beton akan diproduksi.
t
Pemilihan proporsi ini boleh di-
2. catatan mutu hasil uji beton berasal dari mutu beton yang 7 MPa dafi ft" yang akan diproduksi
lakukan baik dengan Hasil dirain sampuran selian krkuatan prosedur carnpuran heton hanm rnememuhi: coba-coba kouvensional atau dengan 1" Mudah dicor iampa ada kropos, catatan pen6Jalarnan uegregani dan hleeding (syarat yang sesuai. Gam- kelecakan)
3. catatan hasil uji beriumlah sekurang-kurangnya 30 buah berurutan atau dari dua kelompok pengujian yang jumlahnya mini-
bar 1 (lihat Pasat 2. Tahan terhadap pengaruh 7, SNI 2847 tertam- li*Elungannya {awet}
rnurn juga 30 contoh pengujian seperti vang ditetapkan pada SNI 2847 Pasal 7.6.2.4, kecuali sebagaimana ditentukan pada SNI 2847 Pasal 7.3.1.2
Deviasi standar dihitung dengan formula berikut:
* 4'1+ L "-1
lI
pir) menyajikan sebuah diagram alir yang memberikan urutan
pemilihan campuran dan prosedur dokumentasi.
Pemilihan campuran harus berdasarkan pada hasil k,at uji rata-rata yang lebih tinggi dari fl. Tingkat kelebihan ini memperhitungkan variabilitas yang dinyatakan oleh nilai standar deviasi pada penetapan tahap pertama pemilihan campuran beton tersebut di atas. 76
(,,
J
dimana, s : deviasi starrdtrr, MPa r.; : uii ktta,t tcka,n individual seperti didefinisikan dalam 7.6.2.4
i :
rat,a-t'ata rr lrir,sil rt.li kckrttrttltt 77
ILApANGAN 1:, ?.E_EANCANGAN
p
Ro^p.oRSt CAM PURAN BE R DASAR KAN pE NGALAMAN
DAN/ATAU HASTL
72
:
cAMpunnrrt
uji --"
jumlah u.ji kuat tekan berturutan
Deviasi standar ini digunakan untuk menetapkan kuat rata-rata f '", yang disyaratkan pada Pasal 7.3.2.1 SNI 2847.
Nilai
6.4. PERANCAN(iAN I,II()I '0I IiiI (;NMI'[-'IIAN BERDASARKAN PENGALAMAN LAPANGAN DAN/AIAI' IIN:iII (;N MI'I.JHAN UJI
rlalarrr periorla wiLktu tidak kurang dari 45 hari kalender. Deviasi slandar dari 2 kelompok hasil uji itu dilakukan sebagai berikut:
5: dimana,
s ( 2"8,MFa: lstirnewa
5 : deviasi standar
(nz
(ry+nz-2)
1)
(.'z)2
.
? 4.9 Mfra: lelek/tturang
deviasi
standar ya,g diperoleh dari suatu fasilitas produksi beton dapat dipakai sebagai indikator ukuran kontror kualitas produksi dilapangan sebagai berikut: (SNI 03_6g1 b_2002)
rata-rata stat istik di-
mana dua
uji
[Mpa]
Indikasi Kontrol Kualitas Istimewa Kontrol Kualitas Sangat Baik
1.7)
- 4.2 (1.7 - 2.1) 4.2 - 4.9 (2.1 - 2.4)
Kontrol Kualitas Cukup
> 4.9 (>
Kontrol Kualitas Kurang
3.5
catatarr
digunakan untuk
mengestimasi deviasi standar.
Ptnenftran e boleh terdiri dari 2 kelompok haril uii asalkan $peflfika$i rnattrial nI dan n2 sarna, b*da mutu r 7 MPa,
n=nl +n2?3CI,
nI dan n! dipercleh dalanr S,l5 hari deviasi sLandar dihitung dari dua catatan uji berturut-turut, setelah mengalami koreksi oleh faktor modifikasi pada Tabel 4 (SNI 2847 PasalT). SL 52
< 2.8 (<1.4) 2.8 , 3.5 (1.4 "
I
lndikator ketelitian psrgendaliar kualitae produfioi be{on;
s
Deviasi Standar
(r, - 1)(r,)2 *
:
rlt, TLz: jumlah uii berturut-turut dalam setiap kelompok catatan uji-l(yaitu sebanyak 15 sampai 29)
Kontrol Kualitas Baik
2.4)
Standard deviasi S, 51 maUpUn S2 yang diperoleh dari
jumlah uji catatan: angka dalam kurung berlaku untuk produksi di raboratorium. sNI 2847 Pasal 7-3.1.2 mengijinkan penentuan deviasi
standar dari 2 kelompok catatan hasil uji masing-masing berjum-
lah 15 - 29 hasil uji secara berurutan. Hasil uji iiu adalah dari beton yang memenuhi syarat (a) dan (b) SNI 2847 pasal 7'3'1.1 dan pengujian-pengujian
kurang dari 30 tetapi paling sedikit 15 uji, hanrs
Standar deviari s, q dan E yang diperoleh dari tS #d 29 huah uii tekan harus dikenai faktor modiflkasi dalarn Tabel4
ditingkatkan dengarr faktor modifikasi rlal;rrrr Tabel 4 (SNI 2847 Pasal
itu telah dilakukan berurutan 79
78
T).
6.4. PERANCANGAN PROPORS] CAMPUHAN BERDASARKAN PLN(iALAMAN LApANGAN oAN/ATAU HASIL cAMFunalr [ii "-"'
6.5. PENC^T InN l)AlA KUAI lt^lA
6.4.2 Kuat Rata-Rata perlu Kuat tekan rata-rata perlu /j, yurrg Jig.,-
nakan sebagai dasar pemilihan campuran beton (lihat Contoh
Ferryaratam nrutu beton (f,") ini lebih rilgan dari tata cara p$l I97I (o,b*). Akibatnya diperoleh kuat tekan ralirata (f*) lebih kecil/ekoncmis
6.2) harus diambil sebagai rrilai terbesar dari Pers.(6.1) atau Pers.(6.2) dengan nilai deviasi standard
s tersebut di atas:
s
atau
f,., : fl+t.Sl"
(6.1)
: f,.+Z.lZs-
(6.2)
atau
f'",_
. {sal usul Pers.(6.1)
hal Bab 3). yaitu:
S.S
Bila fasilitas produksi beton tidak
memiliki catatan hasll uji lapaugarr sebagaimana diten-
Produsen heton yang tidak nnerfiiliki ca1;tam standar deviari, harus pal6i fl.. tercehut di Tahd 5
tukan oleh SNI 2847 Pasal 7.3.1.1 atau 7.3.7.2 maka kuat rata-rata perlu fl, harus ditetapkan berdasarkan Tabel. 5 SNI 2847. Disini nampak persyaratan fl, ditetapkan lebih konservatip berdasarkan deviasi standar > 4.2 NIPa.
6.5 /
atau
p[fl"
<
2' Hanya 1 ilari 100 hasil uji ctari rata-rata 3,ji boreh berada di bawah f! atat p[rata-rata f!, dari 3 uji berturut <
fl]
:
lYo atau N.[.fl,:, JS) se]ringga fl, > :/
ll*
Karr:ntr syarat 2. rnemberikan fl, sedikit lebih besar dari syarat 1. maka syarat 2. dan 3. dipakai untuk menentukan fl. dirnana: f'.u: ktat uji individual silinder beton f '"ut : rata-r'ata kuat uji dari 3 buah fl,
dan pers.(6.2) diperoleh clari 3 syarat (li_
1. Hanya 70 % dari hasil uji boleh clibawah .f l) S t0% sehingga f,", > flf 1.28s
f'", >
IIATA
fI + 2.226(s/ t/z)
Pencatatan data kuat rata-rata
Dari SNI
produksi ntutu beton sebesar fl telah disyaratkan
atau
1.34s
2847
Pasal 7.3.2 dipahami bahwa untrtk tnem-
f'.,
digunakan
yung
sebagai
Usul proporsi oampuran betott untuk rnencapaifl., boleh berdasa*an atas data uii tekan di lapangan atau hasil uii campuran percobaan di lahoratoriurn
dasar pemililtatt t'rrt npuran beton. Perrtililta,tt calnpuran beton ini harus menghasilkan kuat rata-rata pirlitrg sc
3. Hanya t Yo dari hasil uji boleh dibawah (fl _ 3.5) ataLr P[f l" < Ul - Z.b)] ( 1% seshingga diperoleh f'", > ff|- 3.5) * 2.33s BO
81
6.5.
PENCATATAN DATA KUAT RATA.RATA
memenuhi persyaratan pengarllh lingkungan khusus dari SNI 2847 Pasal6. Dokumen catatan uji kuat tekan itu dapat berupa cat,atarr uii kuat tekan hasil campuran percobaan laboratorium atau
lapangarr,
nya
keduanmenggunakan
bahan dasar beton yang sama seperti yang dipakai untuk menentukan deviasi
Desain campuran percobaan di lahoratorium harus mrmenuhi 6 {enam) ketentuan Fasal 7.3.3.2
standar dipandang cukup bila sudah terseclia sedikitnya 10 contoh uji secara berurutan yang menghasilkan kuat tekan rata-rata yang disyaratkan, f !, dan catatan itu mencakup periode waktu tidak kurang dari 45 hari seperti yang ditentukan di SNI 2842 pasal 7.3.3.1. Akan tetapi, bila catatn uji ini menunjukkan f,., yang lebilr rendah atau lebih tiuggi dari f'., yurg disyaratkan, uraka perubahan proporsi canrpulan lain mungkin perlu diadakan.
Bila tidak tersedia catatan hasil uji lapangan yang memenuhi syarat, rnaka, proporsi campuran beton boleh diambilkan dari hasil carnpuran percobaan yang memenuhi batasan-batasan berikut ini: (lih. Contoh 6.3)
f|,
1.
Tentukan 2847)
2.
Kombinasi bahan, yang akan digunakan harus sama dengan yang akan dipakai
,
r)-
yung disyaratkan sesuai Tabel. 5 (pasal Z SNI
Campuran percobaan yang harus dibuat menggunakan sedikitnya tiga jenis rasio air-semen atau kandungan semen yang berbeda-beda untuk menghasilkan kisaran (range) ft", vang disvaratkan. 82
6.6. PERANOAN(;nN ( :AMl',llllAN IANI'A tsEBDASARKAN DATA LAPANGAN ATAU CAMPUBAN PLI-I(X )I IAAN
4. Calnpurarr uji
harus direncanakan untuk menghasilkan kelacakan dengan kisaran t 20 mm dari nilai maksimum yang
diijinkan.
5. Llntuk tiap rasio air-semen atau kadar semen) minimum harus dibuat 3 buah silinderr uji dan dirawat sesuai SNI 03-2492-7991. Silinder harus diuji pada umur 28 hari. 6. Buat kurva yang memperlihatkan hubungan antara rasio air-semen atau kadar serren terhadap kuat tekaprata-rata.
7. Dari krrva tersebut dapat diperoleh rasio air-semen rnaksimum atau kadar semen minimum untuk beton yang digunakan pada proyek yang akan datang dengan bantuan perpotongan f'", yang disyaratkan dengan kurva rata-rata (lihat Contoh 6.3)
6.6
Perancangan Campuran Tanpa Berdasarkan Data Lapangan atau Campuran Percobaan
Perancangan campltran dengan alternatif
ini dilakukan
bila bidak ada data pen-
galanran
sebelunr-
nya (SNI 2847 Pasal 7.3.3.1) atau tak tersedia data catrtpr rran percobaan (SNI
Bila sanra mlflli tida* tercdia data pengalaman proporsi campurail heton, maka proporsi f,ampuran yang dipakai harus rnendapat persstuiuan pirnpinan proyek dan nilai f", harut rnengikuti Tahel S
rJ:i
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUAIJI I)N N I'I NI IIIMAAN BETON
lain boleh digunakan unmenentukan rasio air-semen. Namun pemilihan proporsi campuran beton hanya diperkenankan bilamana disctujui oleh pimpinan proyek (lihat SNI 2847 Pasal7.4). Karena bahan-bahan pembentuk betonnya bisa sangat bervariatif maka alternatif perancangan ini hanya boleh dipakai untuk mutu beton f!. < 28 MPa dan kuat rata-rata yarrg disyaratkan /f" harus bersifat konservatif, yaitu f'", > f! * 8.5 MPa. Bila, misalkan diinginkan mutu beton f '. : 25 MPa maka kuat rata-rata untuk menentukan propolsi camuran beton (rasio air-semen) harus didasarkan pada flr:33.5 MPa. Dipanclang dari sudut ekonomi pernakaian material, pemakaian opsi ini sewajarnya dibatasi untuk proyek kecil saja. Bila dituntut mutu beton yang lebih tinggi, maka syarat perancangar] campuran berdasarkan pengalaman Iapangan atau data campuran percobaan harus dipenuhi.
pr:rlorrran scra,trgkaian tindakan untuk
2847 Pasal 7-3.3.2) maka pengalarnan
tuk
Alternatip ini harus pula rnemenuhi svarat keawetan beton (SNI 2847 Pasal 6) dan kriteria pengujian kuat tekan beton (SNI 2847 Pasal 7.6)
6.7.1 Evaluasi Beton harus diuji
dengan
ketentuan SNI 2847 Pasal 7.6.2 hingga 7.6.5. Teknisi
pengujian lapangan
harus melakukan pengujian beton segar
Evaluasi dan Penerimaan Beton
Dalam tata cara ini telah disediakan sebuah dasar yang jelas mernutuskan apakah tiap konr-
untuk
porlen struktur beton bertulang yang
Tslmici lapangan dan laboratorium harur nrelalmanakan tugas penguiian heton herdasarkan SNI 03-2458-1 99I, SNl CI3-48l0-1998 dan $Nl CI3-1e74I990
sedang dilaksanakan dalam suatu proyek dapat diterima, begitu pula memberikan
B4
Harus diingat bahwa tiap haeil uii tekaei sepnsang henda
uii (silind*r)
mewakili suatu hagian beton yang dicor di proyek
di proyek, pntbuatan silinder yang diperlukan dan catatan
iderrtitas tiap silinder. Sedangkan teknisi laboratorium melakukan semua pengujian laboratorium yang disyaratkan (lihat SNI 031974-1990 atau ASTM C39M-01)
6.7.2
6.7
diikuti bila hasil uii kuat
tekan tidak meutuaskan.
FYekuensi Pengujian
f l, yung dicapai oleh suatu campuran beton dilakukan berdasarkan prinsip probabilistik. Irri menEvaluasi kuat tekan rata-rata,
syaratkan bahwa harus ditentukan volume beton yangdapat diwakili oleh satu trasil uji tekan benda uji beton. Karena itu tersedia kriteria frekuensi rnininrum pembuatan benda uji berdasarkan volume beton yang dicor tiap hari untuk masing-masing mutu beton yang
Jumlah minirnrttrt rr.ii ktrat tekan per hari harus tidak kurang dari (SNI 2847 Pasal 7.b.2.I):
1. Satu uji kuat,
(,r'kir,rr
pt't' ltari, It5
1
6.7. EVALUA9I DAN PENERIMAAI.IJEIg!
BETON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN
pengecoran' 2. Satu uii kuat tekan per 120 rn3 atau rn2 luas permukaan lantai 3. Satu uji kuat tekan per 500 dinding Yang di cor'
Ilustrasi kasus ini diberikan di
Contoh 6'4
kurang tekan Per proyek harus tidak Jurnlah minimum uji kuat dari:
lirna uji kuat Yanb diarnbil secara acak
dari lima
adukan yang diPilih sebelumnya (SNI 2847 Pasal
- Ilustrasi kasus ini diberikan di
7
.6.2.2)
heton frekuensi Fenguiiil kuar telon '' ter[antu ns fud Ii-tTl1, " nart volume beton Yang dicor tiaP minimal harus dibuat satu namun "p*r;rh-nda uii te*an tiaP hari
;;;;r'i
rn3'
kurang'dari'4! beton vang alan. 1i,'o:.,h3"a oleh dilakukan bila clisetujui uji kuat tekan b";;-b"i;h tidak Pasal7 '6'2'2) pengawas lapangan (SNI 2847
6.7.g SYarat Penerimaan beton
beton'
dianggaP
memenuhi sYarat bila
J;;;;";au 2. Tidak acla nilai
uii kuat tekan (Yaitu uii kuat beton per kuat tekan rata-rata lumlah rninimum kurang dari lima dari 2 hasil uji contoh proyek -' -'iiharus tidak tekan pw mutu heton il#;;;"g diamtit '' clari 1 (satu) adukan) lawah mempunyai nilai tli
Bih ada uii tekan tidak mernenuhi
*r."t*.i" bagian struktur beton fidak memenuhi sYarat ,rin t - ot"*"kili hukan seluruh struktur 86
nrelebihi clari 3'5 MPa
/l
hasil uji kuat memberikan ilustrasi 6'7 dan 6'6 Contoh kuat" berturut-turut au'
auput'iiili*Ji
I:'"* atas' cara penerimaan di tata kriteria berdasarkan
tekan "yang
ffi:Tl"i:,
Tingkat kuat te'kan suatu kellas mutu
harus memPunYai tekan yang trerurutan kuat uji tiga dari rata lebih besar dari fl
uji di lapangan 6.7.4 Perawatan trenda kondisi lapangan yang clirawat di bawah silinder tekan Kuat kecukupan Uji lapangan,untuk rnengecek pengawas oleh yang sedang bisa diminta beton pada struktur perawatan au" plilitiaungan dilaksanakan'
Tata cara telah
menetapkan bah-wa
\U n!r* 6a,6r.,t*n dan oedindungln
uffi*-u'*
Lrrrovv(r. b-',xl uELUrr 5illffilX'ffiilii,i oll"*0,,-1l,lli :Hl:' dungt oarl "' '*---'Tbisa minta diperiksa
rr,tuk mensimulasi rmaka Pefigiwa yang dipelihara di lapattgatt kuat henda uii oraklek 'rurr* baik adalah laPangan
dirawat set'.%',ullo:-.s*inder vang yang dirawat lrttkau' antara silinder
ill,.,.iilt .,tff"u,*ll]ls 't'ui cara lembab di tttt"'tltt''itttrr'
titto,rt"tttt" '"U"uar di lapangan an" "if":"u""* 87
fl'
Batasan 85%
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
tersebut tidak berlaku jika kuat tekan silinder beton yang dirawat di lapangan itu menghasilkan nilai yang melebihi fl + S.S Upa, meskipun gagal untuk mencapai 85% kuat silinder pasangannya yang di rawat di laboratorium.
6.7.5 Penyelidikan untuk hasil uji kuat beton yang rendah Penyelidikan ini harus dilakukan bila benda uji silinder yang dirawat di laboratorium menghasilkan kuat tekan kurang dari (f'" - 3.5) MPa [ihat SNI 2847 Pasal 7.6.3.3(b)] atau bila uji kuat tekan benda uji yang dirawat di lapangan menunjukkan kuat tekan yang kurang dari 85% kuat tekan dari benda uji yang dirawat di laboratorium (lihat SNI 2847 Pasal 7.6.4.4). Tujuan penyelidikan adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa ketahanan struktur dalam memikul beban masih dalam batas-batas yang aman.
Bila data benda
kuat
uji beton yang
rendah seperti terseAda 2 ,macam profss pongujian kuat but di atas diketahui tekail beton intiyaitu dalanr kondisi dan dari hasil perhikering dan hasah tungan menunjukkan fungsi ketahanan struktur menurun secara signifikan maka harus dilakukan uji contoh beton uji yang diambil dari daerah bagian komponen struktur yang diwakili oleh benda uii dimaksud sesuai SNI 03-2492-1997. Pada uji contoh beton inti tersebut, harus diambil paling sedi,kit ti,ga benda uji untuk seti,aTt uji kuat tekan yang terbukti mempunyai nilai kuat tekan kurang dari f!- 3.5 MPa.
88
6.7. EVALUASI DAN PLNEHIMAAN BETON
Ada dua nlacam prosedrrr proses penHasil uii kuat tsilran beton inti harus gujian kuat tekan dikorcksi bila rasio pnniang terhadap benda uji beton inti diameternya < I"00 (lihat SNI 2847 Pasal 7.6.5.3) yaitu pertama untuk struktur yang berada dalam kondisi kering dalarn masa layan dan kedua yang selalu berada dalam kondisi basah. Pada yang pertama benda uji beton inti harus dibuat kering udara (pada temperatur 15 hingga 25"C, kelembaban relatif kurang dari 60%) selama 7 hari sebelum pengujian, dan harus diuji dalam keadaan kering. Pada yang kedua, beton inti harus direndam dalam air sekurang-kurangnya dalam waktu 40 jam dan diuji dalam keadaan basah.
Ketahanan komponen struktur yarrg diwakili oleh 3 buah Peagujian lapangan hanya dllakutr
1
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Tabel. 6.1: Faktor koreksi kuat tekan beton inti
Rasio
l!"t"?s Faktor Koreksi Ku-
dzanleter
at Tekan
t.75
0.98
1.50
0.96
7.25
0.93
1.00
0.87
Bila kriteria kuat tekan beton inti tersebut di atas tidak dipenuhi , apalagi bila hasil analisa ketahanan konrponen struktur masih diragukan, maka pengawas lapangan dapat meminta untuk dilakukan pengujian Iapangan sesuai dengan SNI 2847 Pasal 22 atau melakukan langkah-Iangkah lainnya vang dianggap tepat. Umumnya pengujian lapangan cocok untuk komponen lentur, tapi kadang-kadang diterapkan pada komponen lain.
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Mengurangi beban yang semula direncanakan pada tingkat sesuai dengan kuat beton aktual.
Memperbesar atau mengubah dimensi komponen struktur sehingga diperoleh kapasitas semula. Ini bisa berupa menambah komponen struktur baru. Perlu dicatat disini, bahwa penyelidikan kuat tekan beton dan struktur yang sudah jadi menurut ASTM 805-02 tidak bisa diperoleh dari hasil pantulan secara langsung dari alat Schmid Hammer atau spring-driven steel hammer, tapi pantulan itu hanya akan memberikan korelasi antara nilai pantulan pada struktur yang bersangkutan dengan uji kuat tekan beton inti yang diambil dari lokasi struktur yang sama.
Yang .jelas, p€ilguJran
Iapangan
adalah suatu usaha khusus yang harus dilakukan dan diinterpretasikan oleh se-
l(ekuat*n kornponen struktur yarry kurang memadai hanya holeh dipaloi dengan mengurangi hehan keria atau diperku,at kapasitasnya
orang insinyur yang menguasai teknik yang tepat. Dalam kasus pengujian lapangan pada suatu komponen struktur yang ketahanan atau kestabilannya kurang memadai, maka alternatif yang memungkinkan dapat dipakai adalah:
90
1)t
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Contoh 6.1 - Laporan data uji kuat
01 Juni 07
33.8 30.7 30.5 33.8 31.4 29.6 28.5 32.t 31.6 36.7 34.2 32.7 33.0
31.6
02 Juni 07
36.3
36.2
24
03 Juni 07
Tekan 28
25
06 Juni 07
Hari
26
08 Juni 07
27
10 Juni 07
28
13 Juni 07
29
15 Juni 07
30
16 Juni 07
38.8 37.8 33.6 34.8 35.7 34.3 30.3
Diketahui: Kuat rata-rata 30 hasil uji di rabel. 6.2. Hasil perhitungan ini akan dipakai untuk konstrukti beton yang memiliki nilai fl:30 MPa.
Ditanyakan: Ientukan standar deviasi dari hasil uji tersebut dengan ketentuan sNI 2847 Pasal 7.3.1 dan apakah hasil uji ini memenuhi : untuk "fj 30 MPa
Tabel.6.2: Perhitungan kuat tekan dan kuat tekan rata-rata 3 silinder
Silinder
Uji No
Kuat Tekan 28 Hari Tgl Buat Sil a Sil b rata-rata Benda uji
Kuat 3
Silinder berturut 1
10
April
07
2
11
April
07
3
13
April
07
4
16
April
07
5
19
April
07
6
23 April 07
7
24 April0T
8
27 Apri107
9
30 April 07
33.0 35.0 32.6 34.3 35.7 31.3 33.0 34.3 35.8 92
34 .0
.)o.,)
36.4 34.0
33.3
34.2
36.3
OO.
J
34.8
35.0
10
02 Mei 07
11
06 Mei 07
t2
10 Mei 07
i3
12 Mei 07
t4
15 Mei 07
15
18 Mei 07
16
19 Mei 07
L7
23 Mei 07
18
24Mei
19
27 Mei 07
20
29 Mei 07
21
20 Mei 07
22
07
35.0 29.3 25.8 34.8 35.9 33.3 33.4 36.1 34.6 39.7 37.8 35.4
39.2 38.2 34.0 35.9 34.8 33.3 31.3
34.4 30.0 28.r 34.3 33.6 3r.4 30.9 34.1 33.1 38.2 36.0 34.0 32.3
34.5 33.3 30.8 30.8 32.0 33.1
32.0 32.2 32.7 35.1 35.8 36.0 34.1 34.2
39.0 38.0 33.8 35.4 35.3 33.8 30.8
35.8 37.7 36.9 35.7 34.8 34.8 33.3
34.6
32.6
32.4
34.3
34.4
,lt
c
33.8
33.3
33.6
33.2
35.2
35.5
34.3
Jawaban & Diskusi: Perhitungan kuat rata-rata dan deviasi standard dilakukan di Tabel.6.3. Deviasi bernilai 2.48 MPa ini menunjukkan tingkat kontrol kualitas yang lraik scka,li untuk mutu beton fl: Z\Mpa f
)ii
6.7. EVALUASI DAN I,I NI IIIMAAN tsL]ON 6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Tabel. 6.3: Perhitunf1an deviasi standar
Uji No Kuat 28 Hari, ri - r MPa r, MPa
(ro
-
*)2
19
28.2
-4.2
77.64
20
36.0
2.0
4.00
2L
34.0
0.0
0.00
22
32.3
-r.7
2.89
1
33.5
0.25
23
36.2
2.2
4.84
2
35.7
2.89
24
39 .0
5.0
25.00
J
33.3
0.49
25
38 .0
4.0
16.00
4
35.5
1.69
26
33.8
-0.2
0.04
5
35.3
1.69
27
35.4
L.4
1.96
6
32.4
2.59
28
qt , Jt .d
1.3
1.69
7
33.7
0.09
29
33.8
-0.2
0.04
8
33.6
0.16
30
30.8
-().a
,.\
10.24
I
35.5
2.25
10
34.4
0.16
11
30.0
16.00
L2
28.7
34.81
13
34.3
0.09
t4
33.6
0.16
15
31.4
12.96
16
30.9
16.81
t7
34.7
0.01
18
33.1
0.81
t78.22
1021
n:30
l
Kuat minimum:28.1 MPa Kuat maksimum:38.2 MPa Kuat tekan rata-rata : 13# : 34.03 = 34 MPa Deviasi standar
: ,W !
:2.4g
Tabel.6.2 menunjukkan bahwa pembuatan beton untuk konstruksi beton yang mensyaratkan mutu fl : 30 MPa telah memenuhi syarat terscrbut di SNI 2847 Pasal7.6.3, tidak ada satu pun hasil uji tekan (rata-ra,ta, rlari 2 silinder benda uji dan diuji 9i-r
94
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUASI IJAN l'l Nt lllMAAN tlt' ION
pada umur 28 hari) berada di bawah (fl - 3.5) MPa : 26.5 MPa dan rata-rata dari kuat tekan 3 silinder uji berturut-turut bernilai di atas "fj : 30 MPa.
Contoh 6.2 - Pemilihan rasio air-semen untuk suatu mutu dan keawetan beton
Terlihat di kolom 5 Tabel.6.2, hasil satu uji tekan yang agak rendah (28.1 MPa), sebagai akibat kuat tekan silinder b (25.8 MPa). Perbedaan mencolok antara silinder b dan a ini mungkin disebabkan dalam massalah prosedur pembuatan benda uji dan pengujiannya. Namun hasil evaluasi mutu beton tersebut di atas menunjukkan bahwa campuran beton memenuhi syarat untuk konstruksi yang dilaksanakan. Data statistik terse-
Diketahui:
but di Tabe1.6.3, pada kesempatan
lfuat tekan rata-rata henda uji no 12 bernihi r€ndah (2S.1 MPa) merylrin disehabkam oleh masalah prosedur pembuaten dan penguiien rilinder No.2
lain dapat digunakan untuk memprediksi desain campuran beton proyek lain yang mensyaratkan rnutu beton bernilai antara 23 - 37 MPa dan memiliki sifat-sifat bahan dasar beton dan cara pelaksanaan yang sama. Standard deviasi untuk proporsi campuran baru ini boleh memakai harga 2.48 MPa.
Dibutuhkan beton untuk konstruksi lantai dermaga yang terkena pengaruh lingkungan air laut. Diperlukan beton mutu pula akan .fl, : 25 MPa untuk disain strukturnya. Ditentukan maksimum cligunakan senen Tipe 1 dan agregat biasa berttkura, 20 mm.
Ditanyakan: Tentukan syarat-syarat desain campuran beton untuk lantai derrnaga
Jawaban
& Diskusi:
Beton yarlS clikehendaki untuk struktur dermaga ini harus tahan pengaruh lingkungan laut, maka Tabel'1 di sNI 2847 Pasal 6.2 menentukan mutu beton minimurn harus fl : 35 MPa dan faktor air-semen maksimum harus 0'4'
Mutu beton
35
MPa ini menentukan walau desain strukturnya hanya perlu f'.:25 MPa'
Rasio
Disain campurar heton harus memperhitunglran PenEaruh lingkurqan air laut, Yaitu raslo a/c * 0.4 dan mutu f'" e 35 Mpa
air-senrert
0.4 dan mutu bctott 35 MPa harus dipakri rrrrtrrk menentukan proporsi campuran berdasarkan carrtplrrirtt pcr<:rltlaan atau data lapangan dengan menggunakan bahiut-l
rtt,l
ull r
a'ktttal lapangan yang sama'
Misalkan contolr (i.2 iili rrr<'rrggrurakan bahan-bahan dan kon96
97
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUASI DAN I't NI IIIMNNN
disi kualitas kontrol yang sama dengan Contoh 6.1, maka deviasi standar sebesar 2.4g Mpa (lihat contoh 6.1) bisa dipakai dan harga kuat tekan rata-rata fl, yargharus dicapai oleh iercobaan proporsi campuran harus lebih besar dari:
35
+
Contoh 6.3 - Pemilihan proporsi beton dengan Campuran Percobaan Diketahui:
f,., : fl+t.lq"
: :
1.84(2.48)
38 MPa
Suatu struktur beton bertulang untuk bangunan kantor ditentukan spesifikasi betonnya sebagai berikut:
t f '.:
atau
fl, : f,.+Z.lSs_Z.S : 35 + 2.33(2.48) : 37 NfPa Dalam kasus ini
f'-:
E}ETON
22'5 MPa
o ukuran maksimum agregat 20 mm 3.b
J8 Mpa menentukan.
Untuk menyimpulkan pemenuhan kuat rata_rata proporsi
carnpuran, produsen beton cukup menyajikan catatan irasil uji yang kurang dari 30 contoh tetapi tidak kurang dari 10 contoh pengujian secara berurutan yang menunjukkan nilai kuat tekan rata-rata lebih besar dari 3g Mpa.
catatan: bila proyek tidak memiliki data ,,track record,,, untuk perhitungan standar deviasi, maka deviasi standar ditetapkan sebesar di rabel 5 dan proporsi campuran beton harus memenuhi ketentuan SNI 2842 pasal T.J.2.2.
o slump maksimum
o
100 mm
pasir dan agregat dari perushaan XYS, Pandaan (memenuhi syarat gradasi ASTM C33)
o PC pakai Tipe
1
Anggap tidak ada data tekan uji untuk menentukan /j,, rasio air-semen ditentukan dari hasil campuran percobaan (lihat SNI 2847 Pasal7.3.3.2)
Ditanyakan: Tentukan rasio air-semen dan proporsi campuran beton vang memenuhi syarat beton untuk disain konstruksi beton bertulang yang memenuhi syarat tersebut di atas
Jawaban & Diskusi: Menentukan
/j, dengan bantuan Tabel.5 (lihat SNI 2847 Pasat
: 2'2.5 MPa berlaku: : ill MPa
7.3.2.2) untuk f'. fL:22.s * 8.5 98
99
6.7. EVALUASI t)AN I't NI IIIMAAN
6,7. EVALUASI DAN PENEFIIMAAN BETON
Carnpuran percobaan memakai sumber bahan sesuai spesifikasi proyek. Dibuat tiga macam campuran beton dengan 3 macam rasio air-semen yang menghasilkan kuat rata-rata dalam : kisaran (range) "fj, 31 NIPa.
Carnpuran
40
I
tsETON
'r
per-
cobaan harus punya slump (100 + 20) Bila dari data alrtual diperoleh nilai atau (80 - 120) mm. hmbah leblh kecil dari iahel 5, maka untuk tiap macam fl., bolah dikurangi uerd&saikan campuran percobaan pers(E.t) d;il (6.2) harus dibuat tiga buah silinder uji yang akan diuji pada umur 28 hari. Hasil proses percobaan campuran ini dicatat di Tabel.6.4 dan selanjutnya digambarkan dalam kurva di Gbr. 6.1.
mm
E:o E
...+-Sil No.l *,*.*Sil No.2
C
t .I
g
; i2s
---e*sil
-.llf
Tabel. 6.4: Data hasil campuran percobaan
Campuran Percobaan Adukan Rasio a/c dipilih
1 Adukan 2 Adukan 3
0.46
0.56
0.66,
94
105
1i5
Silinder No.1
34.3
28.8
20.3
Silinder No.2
32.1
zl.l
21.4
Silinder No.3
33.6
26.9
2r.0
Rata-rata
33.3
27.8
20.9
Slump Terukur [mm] Hasil
Uji
No",
.Re6-s313
[MPa]
Dari Gbr. 6.1 ini, sasaran f'.,
100
:
0.ir5
0.5
0.55
0.5
0.65
,lc Gbr. 6.1: Kurva kuat tekan campuran
percobaan
31 MPa dinyatakan akan
101
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
tercapai pada rasio af c : 0.49, sehingga selanjutnya rasio 0.49 ini akan dipakai sebagai dasar menentukan proporsi beton.
. :Biasanya dengan rasio air-semen 0.49 untuk menghasilkan fl 22.5 MPa, setelah dipraktekkan, akan dinilai ap1kuf, u;i kuat tekan akan memberikan hasil rebih tinggi. seterah cukup fl
tersedia data hasil uji aktual (lihat sNI 2B4T pasal z.3.3.1) dan nilai tambah ternyata lebih kecil dari g.b Mpa sebagaimana ditentukan oleh rabel.s (sNI 2B4T), maka nilai fl, bisa dikurangi
sehingga bisa diproduksi campuran betorr yang lebih ekonomis.
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Contoh 6.4 - Flekuensi Pengujian Diketahui: Suatu proyek untuk struktur beton bertulang berupa pur, balok dan kolom butuh total 1400 rn3 beton yang harus dicor selesai dalam waktu 8 hari. Beton dipesan dari perusahaan beton siap campur (ready mir) dan diangkut oleh truk pengaduk beton berkapasitas 7 rn3.
Ditanyakan: Tentukan jumlah uji silinder yang harus dibuat agar memenuhi syarat tata cara minimum frekuensi pengujian untuk uji kuat tekan. Contoh ini mengilustrasikan frekuensi uji tekan yang lebih dari satu contoh uji per hari. Jawaban
& Diskusi:
1. Total beton yarrg dicor
1400 m3
2. Sehari jumlah pengecoran
# :
L75 m3
> L20 rn3 (lihat
7.6.2.1)
3. Jumlah pengiriman beton
# :200 truk pengaduk
4. Jumlah truk pengaduk tiap hari yang perlu diambil contoh beton silinder i# :1.f0 = 2 (lihat SNI 2847 Pasal 7.6.2.1) 5. Tiap hari ada dua tnrk adukan yang masing-masing harus siap diambil betolr
6. Tfuk pengaduk yatrg rlirunbil contoh betonnya di proyek ini 102
I0:t
6.7, EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
berjumlah 2 x 8 : 16 pasang silinder yang dipilih secara random dari 200 truk.
7. Jumlah total uji tekan yang disyaratkan untuk dibuat proyek ini minimum : 16 pasang silinder (2 silinder per 1 uji tekan) : 32 silinder.
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
berjadi kuat tekan beton yang kurang memuaskan yang diidentifikasi oleh suatu silinder uii dapat dengan mudah diketahui lokasi betonnya.
Perlu
diketahui bahwa perhitungan jumlah total silin- lumlah pengambilan $ilnrpcl uii te*an der uji yang harus heton harus ditamhah bila diinginkan dibuat pada proyek mutu heton sehin yang berumur 28 ini adalah hanya unhari tuk memenuhi syarat minimum yang diperlukan untuk menentukan syarat penerimaan mutu beton. Tambahan jumlah silinder uji mungkin diperlukan untuk misalkan kontrol kekuatan beton pada umur 7 atau 14 hari untuk kebutuhan pembukaan bekisting, atau untuk penegangan Iebih awal tendon prategang, dan memelihara 1 ata:u 2 uji silinder sebagai cadangan bila terjadi kuat tekan silinder yang rendah pada umur 28 hari.
Catatan: Di depan diterangkan bahwa frekuensi pengujian beton
ini didasarkarr
Penting seluli untuk buat catatan tempat lokari beton dalam wtruktur yan6 nrutunya diwakili oleh sepasang benda uii silinder
pada kaidah statistik yang menentukan tiap uji tekan beton mewakili suatu jumlah beton tertentu yang dicor (contoh di atas mewakili 720 m3). Karena itu adalah penting sekali tersedia catatan lokasi di struktur beton bertulang yang dikerjakan yang diwakili oleh tiap silinder uji tekan, agar dikemudian hari jika t04
I ( )l-r
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Contoh 6.5 - Fbekuensi Pengujian
5. Hanrs acla 5 truk adukan secara acak cliambil silinder uji (lihat SNI 2847 Pasal7.6.2.2).
Diketahui:
6. Total minimum uji silinrler untuk proyek siliner/uji) : 10 silinder.
Untuk pengecoran suatu lantai seluas Tb\ m2 dengan tebal 20 cm, butuh beton sebanyak 750 m3. Beton di pesan pa.da perusahaan ready r,';rix xyz dan diangkut truk pengaduk beton berkapasitas 7 rn3.
Berapa minimum
memenuhi
syarat-
syarat
lumlah henda uji rilinder untuk menilai mutu beton sangat terf,anfung pada ryarat fielffen$i penguiian uii kuat (SNl28/f7 pasal 7.62.2, namun tak boleh kurarg dari lima
minimum frekuensi pengujian uji kuat. Contoh ini mengilusLrasikan suatu proyek kecil dimana syarat jumlah minimum silinder uji didasarkan pada kriteria frekuensi SNI 2847 Pasal T.6.2.2.
Jawaban
& Diskusi: :750
1.
Jumlah luas lantai
2.
Jumlah beton yang di cor
.).
Jumlah 750 m3 beton dikirim oleh
4.
Jumlah truk yang diambil contoh silinder per hari diambil yang paling besar dari nilai ffi :7.25 atau ffi : 1.5 (lihat Pasal 7.6.2.1), namun,
m2
:
106
5
(2
Sekali lagi dijelaskan, bahwa jumlah 5 uji atau 10 silinder itu adalah jurnlah rninimum untuk proses penerirnaan kekuatan beton. .Iumlah ini bisa lebih untuk kebutuhan lain-lain.
Ditanyakan: jumlah silinder yang harus dibuat untuk
ini :
150 rn3
f :22 trtk.
I07
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Contoh 6.6
t.
Tidak ada nilai uji rata-rat dari dua silinder yang kurang dari
ffi,
- 35):
syaratan
-
Penerimaan Beton Sesuai Per-
Diketahui: Tabel.6.5 menunjukkan daftar hasil uji silinder kuat beton dari 5 tmk adukan yang telah mengirirn beton ke tempat pekerjaan. Dari tiap truk adukan telah dibuat 2 silinder dan diuji pada umur : 28 hari. Mutu beton ditentukan "fl 30 MPa.
Tabel. 6.5: Hasil suatu pengetesan beton No.Uji Silinder Silinder Rata-Rata R.ata-R.ata Silinder a b Uji Tekan Uji Tekan :t0.8
31.9
:11..4
28.8
30.4
29.6
33.1
33.4
,,
a
:17.4
28.6
28.0
30.3
34.3
34.4
31.9
:J4.6
3
(30
-
3.5)
:
27.5 MPa.
2. Setiap nilai rata-raLa dari 3 u.ji kuat tekan yang berurutan : rnempunyai nilai tidak kurang dari "fj 30 MPa. Hasil uji tekan silinder ditunjukkan di kolom 4 Tabel.6.5. Terlihat tiap uji tekan beton sernuannya berada lebih besar dari 27.5 MPa. Memang ada satu hasil uji (28 MPa) berada di bawah nilai f'.: 30 MPa, tapi nilai ini (28 MPa) masih berada di atas 27.5 MPa. 5
Dalarn
kokrnr
Tabel.6.5 ditun-
jukkarr nilai
rata-
rata 3 rrji lekan. Nilai 31.4 adalah hasil clari (31.4 + 29.6 + 33.2)
13,
kernudian
Ho Uii di kolom pertama Tahl 6.5 dan Tabel 6.6 menuniukkam tanda nomor lokasi heton dl strulttur yang diwakili oleh benda ujirilinder
nilai 30.3 diperoleh dari (29.6 + 33.2 + 28)13 dst. Terlihat semua rrilai di kolorn 5 ini tidak ada yang lebih kecil dari 30 MPa.
.Iadi berdasarkan 2 syartrt penerirnaan di SNI 2847 Pasal 7.6.3.3 tersebut di atas, lirna lokasi komponen struktur yang diwakili oleh benda uji no.l s/d 5 itu dapat dinyatakan merrenuhi
Ditanyakan: Apakah hasil uii kuat beton ini dapat Mutu beton tiap bagian struktur heton dikategorikan seba- hertlrlang dinilai haik hila rnemenuhi gai memenuhi syarat 2 syarat (SNl 2847 Pasal 7.6.3.3) rrntuk diterima,.
urutu beton yang ditentukan.
Jawaban & Diskusi: Kualitas beton dapat dinyatakan diterima apabila memenuhi 2 syarat berikut ini (lihat Pasal 7.6.3.3): 108
I01)
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
Contoh
G.Z
syaratan
-
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
penerimaan Beton Sesuai per-
Diketahui: T3bel6'6 menunjukkan daftar hasil uji s,inder kuat beton dari 5- truk adukan yang telah mengirim beton ke tempat pekerjaan. Dari tiap truk adukan telah dibuat 2 silinder dan diuji pada umur 28 hari. Mutrr beton ditentukan fl : 2Z.b Mpa.
No.Uji Silinder
Tabel. 6.6: Hasil suatu pengetesan beton Silinder Silinder Rata-R"ata Rata-Rata a b
Uji
24.7
Tekan
Uji
25.0
24.5
2
27.4
28.0
28.7
27.6
27.9
26.8-
32.4
33.0
29.5
21.4
22.4"*
4 5
23.4
. Rata-Rata 3 Uji tekan rrremiliki nilai lebih renclah t)ari ** Rata-rata f!(27.b) u.ii tekan merniliki n,ai lebih rendah 3.5
f '.(22.s
-
J.b
:
2a1
lukan tindakan
g
Contoh 6.6 dan 6.7 mengilurtrasikan nninirmum 5 uii tekan betom cutrrup dipalcai untuk menilai $yarat pen8rirfiran rflutu hotsn
unmeningkatkan level kekuatan. Untuk penyelidikan kekuatan material yang rendah, posisi dari beton yang bermasalah pada struktur harus diketahui sehirrgga insinyur dapat melakukan evaluasi terhadap pengaruh rendahnya kekuatan pada elemen struktur.
1. Tidak sempurrranya pengambilan sample
dan
proses
pengetesan
Mpa
dari
2. Penurunan kualitas beton karena kesalahan produksi atau adanya penambahan berlebihan air ke dalam beton di tempat kerja yang disebabkan penundaan waktu pengecoran atau permintaan untuk membuat beton dengan slump yang lebih tinggi dari rencana.
uji di
Tabel
6.6
Jawaban & Diskusi: Investigasi dari has, kuat teka, yang rendah dibahas pa.a 110
dan sekali lagi dipcr-
Berdasarkan pengalaman, ada beberapa alasan pokok bila hasil test tekan memberikan nilai yang rendah:
Ditanyakan; Apakah mutu beton berdasarkan hasil memenuhi syarat SNI 2B4Z pasal 7.6.5
tur memiliki kekuatan yang cukup; tuk
Tekan
1
SNI 2847 Pasal 7.6.5. Jika rata-rata 3 uji tekan bernilai dibawah fl, maka harus dilakukan tindakan untuk meningkatkan kekuatan dari beton. Jika hasil pengetesan nilainya lebih kecil dari 3.5 MPa dibandingkan f! maka kemungkinan ada masalah vang lebih serius lagi yang membutuhkan penyelidikan untuk Irremastikan stnrk-
Hasil pengetesan beton dari 5 buah truk nilainya dicatat di Tabel 6.6. Terlihat, sebagaimana di footnote, ada 2 kriteria p<.rrcrirua,au yang tidak dipenuhi yaitu
llr
6-
v4lq4s
7
-E
|
-D_4[|EN
ER
TMAAN
BEroN
6.7. EVALUASI I)AN I't NTFIIMAAN BETON
Pers. (0.1) tidak clipenuhi oleh bencl
Hasil Uii tekan beron diContoh 6.7 l,ji rlan (6.2) ridak heton di lokasi llo*t -._'n,.*"nyimpulkan: dipenrrlri oJeh nilaj struktur yang bertanda no r, Z,Jiaan rata-rata 3 uii tekan 5 ternyata kurang kuat yzrng pertarna (26.8 N{pa) SNI 2847 pasal 7.6.3.3. Catatan; pr:rhatikar parl a t es t,,,;;il:.1"il:,T*:1, i,xl ::?liil i, hal ini dikarenakan kuaritas i ,.,u,,, .rriir]aer barlvak crite,tuka, orerr variabel pernbuatan sample am p".,g"iJsan benda uji.
rlo
Lji i e2:
:ll t,1.*l
Evaluasi Kompetensi Anda 1. Nilai standar
clevia,si, s, yang
tinggi dikataktr.n akan menye-
babkan harga beton tidak ekonomis. Jelaskan!
2. Standar
deviasi boleh ditentukan dari hasil ctrtatan uji tekan kelornpok proses produksi'/ Apa syaratnya?
3. Apa kerugian kontraktor bila tidak memiliki standar dcviasi, padahal akan memproduksi betorr sendiri?
4. Apabila Anda
perusahaan kontraktor yang pesan beton dari perusahaarr ready mix, apakah Anda perlu memiliki standar deviasi?,Ielaskan mengapa!
5.
Nzlengapa
suatu proyek tidak perlu buat 30 trji
terkan?
Berikan alasan jawaban Anda!
6. Bila silinder beton inti harus dibuat, bagaimana Anda rneuentnkarr lokasi pengambilarr beton inti itu? 7. Ada 2 rnacarn proses pengujian kuat beton inti yaitu dalarn kondisi [6:ring dan basah, .jelaskan masing-lnasing dipakai urrtuk apa! 8.
Dalam Contoh 6.1 diberikan data hasil uji dari 30 pastrng benda uji silinder lalu ditanyakan standar deviasi dan apakah hasil uji itu memenuhi syarat nntuk "fl : 30 MPa. Sekarang, anggap hanya tersedia data uji no 1 s/d 20 saja, dan hitung berapaka,h standar deviasi s; Apakah data ini tnemenuhi syarat f i. : 3(l MPa dan hitung kuat tekan ratarata ft", untuk disairr carnpurirn beton ,fl : 30 MPa!
9. Setelah rnernbtr<:tr/rucrrrpcltria,ri
Bab 6 dan Contoh 6.1 s/d saja (sebelum dituang)
6.6, clata, slrersifikir,si lu'1,orr sogirr rrtr)a 772 I
l:t
6.7. EVALUASI DAN PENERIMAAN BETON
yang harus diberikan oleh perusahaan beton ready mix, agar beton yang diserahkan memenuhi syarat struktur proyek? 10.
11.
Apu perbedaan perancangan proporsi
campuran pengalaman berdasarkan lapangan dan hasil uji campuran percobaan? Apa perbedaan syarat persetujuan disain campurannya?
Menurut Anda, apakah tujuan dan aturan frekuensi pengujian beton itu dan siapakah yang tepat bertanggung jawab mengenai ini?
Bab.
7
Pengendalian Mutu Dikaitkan dengan Prosedur Disain Proporsi Campuran Beton KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN: "Pelaksana lapangan dan para petugas supervisi lebih yakin arti pengendalian mutu untuk mencapai mutu yang diinginkan"
7.L
Pendahuluan
Dalam usaha memperoleh beton dengan karakteristik fisik yang diinginkan, pertama, clilakukan seleksi kornponen bahan, lalu langkah berikutrrya arlaltr,h melakukan disain proporsi campu-
114
I
1l1r
7.1. PENDAHULUAN
7.2. PROSEDUI.I I)AN I)II;KIJSI I]ISAIN CAMPURAN
ran beton. Ini adalah suatu proses untuk mendapat kombi,asi yang baik dari semerrl agregat, air clan bahan tambaharr untuk rrencapai ka'akteristik fisik tertentu. pengalaman rne-
mrnjukkan bahwa proscs i,i diarrggap merupakan suatu hasil "seni" ketimbang "ilmu", banyak pcrloman-pecloman disain (bila tidak ada yang lain) diatur oleh tabel-taber yang dihasilkan oleh hasil pengalaman/eksperimen. Banyak ahli teknik merasa ku_ ra,g "puas" karena barryak hal kurang dapat clijelaskan secara "ilmiah". Tetapi pengalama, telah menunj,kkan bahwa prosedur disain carnpuran beton yang dikenal saat irri cukup andal untuk rnencapai sasaran yang diirrginkan itu yaitu keseimbangan antara sifat kelecakan, kekuatarr, keawetan clan pertimbangan harga vang diinginkan. Kare,a itu sangat pe,ting sckali seorang insinyur perlu r,eurahami larrgkah-langkah disain campuran beton itu dan dengan cukup yakin melaksanakan proses pengenclalian mutunya untuk lrcnr:apai karaktelistik betorr yang diinginkan itu. Daliun Bab 7 ini, akan disajikan prosedu'disain czrrnpuran betorr kuat normal yang dikerralka, oleh ACI 211.1 "stand,a,rd practi,ce for Selecti.ng Propo,rt,ions for Normal, Heatry Weight and Mo,ss Concrete". Kemudian dilengkapi oleh diskusi dan alasan pengen_ dalian mutunya. untuk rnernbatasi pada kebutuhan dasar-dasar pedoman penge,dalian mutu, langkah-langkah disairl camplrran irri tidak mencakup proses percobaan di'laboratorium.
7.2
Prosedur dan Diskusi Disain Campuran
Prosedur disain carnpuran beton rnentrrut ACI 211.1 ini hanya akan disajikan 8 langkah (dari 9 keseluruhan langkah) yang dipandang cukup beri perrjelasan mengapa perlu bagi pengendalian mutu pada proses penyediaan, penakaran dan pencampuran kornponen bahan beton. Sedapatnva, data kornponen beton yang akan dipakai berikut ini htrrus sudah tersedia sebelum disain campuran dimulai antara
lain:
1. Gradasi AK, AH dan modulus kehalusannya.
2. Berat Volume AK kering 3. Berat jenis dan % absorbsi Ak dan AH
4. Syarat khusus: rasio a/c maks, ukuran rnaks AK, slump dll. 5. Kelembaban AK dan AH
ini, pemesan beton memberikan speuntuk proyeknya berikut ini: yang akan dipakai sifikasi beton Senada clengan pdoman
o Kuat tekan rata-rata ft"r:24MPa
dengan slump
75
100
mIII Agregat kasar memiliki ukuran nominal maksimurn 37.5 mm dan dry rodded rnass 1600 kgl*' Pakai PC Tipe I dctrgan bcrat jenis 3.15
o Agregat kasar (rrurtttcttttlti 116
sya,rat kualitas dan batas gradasi
lt7
7.2, PROSEDUR OAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN 7.2.
PROSEDU R DAN
DlsKuslqlg^lt''l IAI'I|URAN
sesuai ASTM C33) memiliki berat jenis 2.68 dan absorbsi 0.5%
Langkah ke-4: Tentuka'n Faktor
Agregat halus/pasir (rneme,nuhi syarat kualitas dan batas gradasi sesuai ASTM C33) merniliki berat ienis 2.64, absorbsi O.Uo dan rnodulus kehalusan 2.8
a/c
sesuai syarat
gan 1", : 2i1 MPa diPeroleh dari Tabel 7.4 adalah 0'62
Tabel 7.5 menetaPkan rasio a/c untuk nrenghadapi lingkungan (keawetan)
Tabel 7.4 merekomendasi rasio a/c
Faktor air-setnen untuk beton den-
Dibawah ini dicantumkan 8 langkah/prosedur disain cmpuran beton untuk nrenghasilkan beton dengan fl, :24 MPa disertai dengan diskusi/ulasan pengendalian mutunya.
Tabel. 7.1: Proses Mix Disain dan Diskusinya
LANGKAH-LANGKAH MIX Langkah
DISKUSI KENDALI MUTU DAN MAKNANYA
DISAIN
ke-l: Tentukan Slurnp
Slump diinginkan 75 sampai 100 nrm.
Tabel 7.2 rnerekomenasikan slump (kelecakan) maks/min sesuai tipe konstruksi agar terjamin homogenitas dan konsistensinya.
Langkah ke-2: Tentukan ukuran agregat kasar (tergantung kerapatan susunan tulangan)
Jarrgan ubah ukurarr AK untuk terhindari dari honeycomb dan reduksi
kekuatan beton.
Agregat kasar yang dipakai merniliki ukuran nominal maksimurn 37.5 mm.
Langkah ke-3: Tentukan Kebu-
tuhan Air Dari Tabel 7.3 kebutuhan air untuk slump 75 100 mm
dan ukuran agregat maksimum 37.5 mm adalah l8l kg/rn,3
berarti mengubah rasio a/c akan rnengubah tujuan dari Tabei 7 '4 dan
Ili
atau Tabel 7.5
Langkah ke-5: Tentukan Kebutuhan PC
,Jumlah kebutuhan PC sebagai Penentu mutu beton terkait erat
Langkah ke-6: Tentukan Kebu-
Jangan pakai sembarang AH! Tabel 7.6 menunjukkan volume AK bila ukuran rnaksimum AK dan P- diketahui untuk menghasilkan kuat tekan rata-rata vang diinginkan'
ius kehalusart sebesar 2'8 dan ukurau
AK tlan AH yang rnemenuhi gradasi ASTM C33 adalah sYarat tnutlak dalam ilisain camPuran ini karena itu pengawasa,n gradasi AK dan AH
Dari informasi vang dikembangkan di Iangkah ke-3 dan ke-4, daPat dihitung jumlah sernen yang dibutuhkan vaitrr 181/0.62 : 292 kS I rn"
tuhan Agregat I(asar Kuantitas agregat kasar (Yu'g memenuhi grade ASTM C33) ditaksir dengan b:r.ntuart Tabel 7'6' Untuk agregat halus dengan rnodunominal
tnaksimum agiregat kasar
37.5 mm, tabel itu menetaPkan
Tabel 7.3 menunjukkan volume kebutuhan air carrpuran biia nilai
.iurnlah agregat kasar sehanyak 0'71 rn'' urrtuk I tn3 betou. Berat kering yang dibutuhkan dengalr demikian
slump dan ukuran rnaksimuur AK
a6alah 0.21
* 1600 :
1136 kg.
sudah tertentu. Tabel 7.3 ini mengisyaratkan bahwa mengubah salah satu komponen itu akan rnengubah kebutuhan air.
118
fl
I l1)
tidak boleh diluPakan.
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
Langkah ke-7: Tentukan Kebutuhan Agregat Halus Dengan sudah diketahuinya jumlah kebutuhan, PC dan agregat kasar, rnaka sisa bahan untuk mernenuhi 1 m3 beton seharusnya berupa agregat
halus dan udara/void yang terkandung. Kebutuhan agregat halus
ini dapat ditentukan lnASSA:
dengan agregat ukuran norninal rlaksimum 37.5 rnrn ditaksir sebesar 2410 kg (untuk percobaan batch pertarna, penyesuaian secara eksak nilai
ini tidak kritikal untuk perbedaan biasa daiam slurnp, faktor scrnen dan berat .ienis agregat). Massa yang sudah diketahui adalah: Air (campuran bersih) 18 kg PC 292 kg Agregat Kasar 1136 kg TOTAI, 1609 kg Jadi massa (berat) agregat halus, di-
taksir:
- 1609:
tr'rer rn3
batch beton sbb: PC
Agregat Kasar Agregat Halus
lainnva.
:
Penyesuaian Be-
Dari pengujian % kadar kelembaban diperoleh 27o dalan agregat kasar dan 67a dalam apJregat halus. Bila percobaan proporsi dipakai dasar berat , maka penyesuaian berat agregat menjadi:
Agrcgal kasar (lembab) 1136 (1.02) : 1159 kc Agregal halus (lembah) 801(1.06) : 849 kc
bersih)
18 kg 292 kg 1136 kg 801 kg
720
Disain Proporsi campuran disini rrrenunjukkan secara teliti rnemperhitungkan % kelembaban AK dan AH yang akarr dipakai. Dalam pelaksaraan dituntut penyesuaian bila
terjadi perubahan % kelernbaban. % kelembaban sangat berpengaruh padtr jumlah air campuran yarrg dipakai.
: Korrtrol volume air oleh perubahan kelernbaban AK dan AH harus dilakukan secara teratur agar tuiuan
:
Tabel 7.4 terc:rpai.
Air dari kelernbaban ini belum d\rerhitungkan pada Langkah ke-3 didepan, karena itu air yang dibutuhkan
perlu disesuaikan. .ladi, air lembab dari kontribusi agregat kasar sebanyak 2-0.5 : l.5o/r:,
801 kg
Didapat hasil akhir berat
Air (campuran
AH dan kornponen pembentuk beton
Langkah ke-8 rat Agregat
berdasarkan
Dengan bantuan Tabel 7.7, massa, (berat) satu m3 beton yang dibuat
2470
Tabel 7.7 mengingatkan perubahan
pada ukuran maksirlum AK akan mengubah rencana proporsi berat
7.2, PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
Taksiran bcral batch unluk l n" bcton adalah: Air(yang dituang) L22 kg Semen
292 ks
Agregat kasar (lembab) 1159 kg Agregat hahm (lembab) 849 kg
TOTAL
2422 kg
l2r
Perubaharr spesifikasi
kornporren
di lapangan akan menghasilkan efek negatif pada pembentuk beton
mutu pasta semen.
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSIDISAIN CAMPURAN
Beberapa Tambahan Catatan Diskusi: 1. Bab 8.2 menjelaskan kuat tekan beton tergantung pada volume dan kualitas pasta semen yang berfungsi sebagai:
o Pengisi rongga antara butir-butir AK dan juga AH o Pengikat butir AK dan AH
7
2-
PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
2. Proporsi jumlah pemakaian air, PC dengan syarat AK dan AH harus memenuhi gradasi tertentu adalah untuk memperoleh volume dan kualitas pasta semen sebagai pengikat AK clan AH yang optimal mendukung pencapaian /j,
3. Pembatasan rasio a/c untuk faktor lingkungan adalah untuk memperoleh pasta semen yang padat dan permeabilitas beton vang rendah.
2. Volurne dan kualitas pasta semen untuk rnemenuhi kuat tekan dan keawetan beton tergantung pada: oflJCT
o Besar ukuran butir AK dan o Gradasi AH dan -I,1,, o Rasio af c atau slump o Jumlah PC
Tabel. 7.22 IJrarga rekomendasi slump untuk berbagai tipe konstruksi Slumr mrn
gradasin5,a
3. Disain campuran beton di langkah 1 s/d B mt-:nggunakan Tabel 7.2 sld 7.7 sebagai pedoman yang andal bila tidak tersedia pengalaman lain.
4. Tabel 7.2 sld Tabel 7.7 merupakan pedornarr kuantitatif proporsi normatip campuran beton bila slump, ukuran nraksimurn AK, gradasi AK dan AH, Fn, dari AI{ dan f!, sudalr diketahui lebih dahulu.
Maks* Min
Tipe Konstruksi
Ponclasi Telapak, Kaison dan dinding struktur dg Beton Polos
75
sub-
75
Balok dan Dinding Beton Bertulang
100
25
Kolom
100
25
Pavement dan pelatf slab
75
25
Mass Concrete
75
25
* Harga ini bisa ditambah 25 mm bila pemadatar yang tidak menggunakan vibrator
KESIMPULAN: 1. Penetapan nilai slump, rasio a/c, gradasi AK dan AH, ukuran maksimum AK, F^ dari AH dan kemudian proporsi jumlah air, PC, AK dan AH adalah untuk mencapai kuat tekan raha-rala, f!r. t22
Be-
Dinding Pondasi dan Pondasi Telapak ton Bertulang
t'23
:.1
N.i
tJ F
H
2.5 2
276 1.5
202 1
190
18i
166
0.5
178
169
154
0.3
160
145
130
0.2
124
113
o
z
U)
I
@
C
ilc.a
)
=:
TH
0q
f
E
il
-
{$,I =
-p
\
-
^1
'
l:.-
=
[ +
9
O
PHP
?.
uY (J a EPEP
r-ltD-
<
5p
*
t\')
CJI
-
6-
-
/,1p
0q
ffr*pq358 ;
;+-46 1E= Y3 >Iafi
,EE=3r53 iE ;*;D
=
=
='f q
= ^6- E d E r ;6Oq 5 r ai ; O d :oc f 3F "q*) EE=- Bs 3a'+
fr'g.o;99 e S ** I o'o p -o ;
l
-
g=
r iLlc, f &if
!.
A1 Uc-g=i^J.
3^=
H ?
E 3 6 r' ;DF--n+=.:i.5
!^.!i.+A!E -E:sldlr-tDAF-.
sFLfrxd:- I, i; P, x-
"t E i idi='Ftr sSI apipT**So= =
:
T t + i; i x- r F rEE;rEi++* + +t E g 6'= = rE;ix+;i,EE 36 aB sC 3 q:; : * Hoc." 6
=5!Xl^AE -.- X 0,
EET S1
-{o
-A{N)
HN)N.)C^JCiA CTTOOTOOTO
A,
2o PO
p a
*P. 5*
0qo p
EU.
o.:
b,
@t,
N,i
o
3
e.i
+
X
n
o
F o ,i
s
o
I
a
r_l
a
p
r_l
oc
'tr
_il
o
I
i..J
d
* Jumlah air campuran untuk beton-dengan-udara berdasarkan pada persyaratan kandungan udara untuk kondisi moderat. Jumlah air campuran ini dipakai untuk menghitung jumlah semen untuk ..-p.... cobr-coba (triaL ;.ir) pada suhu 20 s/d 2b derajat tersebut bernilai minimum rrntuk agregat yang berbentuk tajam. Untuk agregat berbentuk buiat biasanya membutuhkan C. Harga air 1g kg lebih sedikit untuk beton-tanpa-udara dan 15 kg Iebih sedikit untuk betonldeigan-udara. Penggunaan uater-red,uci,ng C 494) akan mengurangi jumlah air campuran 57o atat lebih. Volume dari caimn admixture diikutsertakan sebatai a.dmirture (ASTM total volume camputan air. + Nil'i beton yang ukuran agregat lebih besar dari 4o mm didasarkan pada tes slump yang dibuat setelal, 'ntukbesar dari 4O memiliki partikel "l"pyang lebih mm dihilangkan dengan cara uet screenxng $. lumlah air campuran ini dipakai untuk menghitung faktor semen pada waktu membuat campuran coba-coba ketika agregat dengan ukuran maksimum 75 mm atau 150 mm dipakai. Harga tersebut harga rata-rata untuk agregat kasar dengan model yang baik (ueLl-shaped, codrse aggregates) dan bergradmi baik dari kasar-eruprkarr ke halus. $ Rekomendasi tambahan lain untuk kandungan udara dan toleransi yang diperlukan pada kandungan udara untuk proses kontrol dilapangan dijelaskan pada dokumen ACI seperti ACI 201, 345, 318, 301 da;302. ASiM c94 untu-k beton ."ady mi* juga membatasi kandungan udara di beton. Peraturan pada dokumen lain tidak selalu sama sehingga pada waktu mencampur beton pertigrbangan harus diberikan untuk memilih kandungan udara yang memenuhi baik kebutuhan!'Lt".i... dan persyaratan peraturan.
rl
z
! C I
o
z
(D
o
@
xC
U)
o
z
u o
C
o a m o
1l
:N
z
D
-u
d
228
193
179
C
175
205
190
udara, persen
s/d
216
199
z a @ x
C
a n o
m
o (/)
D
-o
i"
-.1
Perkiraan udara yg terjebak didalam beton tanpa
150
243
228
100
s/d
75
207
Beton tanpa udara (non-air-entrained concrete)
9.5.
25 sld 50
Slump,mm
Air, kgf m3 dari beton untuk harga maksimum agregat nominal: rr*$ 12.5* l-925J /.i) 50+150+$
Tabel. 7.3: Perkiraan air campuran dan persyaratan kandungan udara dengan variasi nilai slump dan ukuran maksimum agregat
7,2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN 7.2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
Tabel. 7.6: Volume agregat kasar per unit volume beton Volurne d,rg rodd,ed, agregat kasar* per unit volume beton yang memiliki modulus kehalusan (fineness mod,ulus+) agregat halus yang berbeda-beda
Tabel. 7.5: Rasio maksimum agresif
Ijkuran Maksirnurn
a/c untuk kondisi lingkungan , i
Struktur basah se cara terus *"r.rrrl dan di ekspose pada
Tipe Struktur
Penampang
Tipis (p"-
Struktur di ekspose pada kondisi air laut
tl
i
2.40
2.60
2.80
3.00
9.5
0.50
0.48
0.46
0.44
12.5
0.59
0.57
0.55
0.53
19
0.66
0.64
0.62
0.60
aggregat, mm
kondisi beku-cair*
atau sulfat
25
0.7r
0.69
0.67
0.65
0.45
0.40$
37.5
o.75
0.73
o.7L
0.69
50
0.78
0.76
0.74
0.72
75
0.82
0.80
0.78
0.76
150
0.87
0.85
0.83
0.81
nampang dengan selimut
beton kurang dari
25
mm)
Struktur
lainnya
0.50
0.45$
* Berdasarkan pada ACI 201-2R + Beton harus diisi udara
$ Bila
tahan sulfat (Tipe II atau Tipe V sesuai ASTM C 150) dipakai, rasio ""me, w/c yang diijinkan bisa di tingkatkan sebesar 0.0b.
" Volume berdasarkan pada agregat dalam kondisi drg rodded sesua\ dengan penjelasan ASTM C29. Volume ini dipilih dengan menggunakan hubungan empiris untuk menghasilkan beton dengan tingkat kemudahan pelaksanaan (w orkabi,lity) yang sesuai untuk konstruksi beton yang umum. Untuk kondisi yang less workable misalnya untuk pembuatan beton pauement volume tersebut dapat ditingkatkan 10 persen. Untuk kondisi yang lebih workable seperti untuk beton yang penempatannya menggunakan pompa, Harga volume dapat dikurangi sampai 10 persen. + Lihat ASTM Metoda C136 untuk perhitungan fineness modulus.
127
126
7.2. PROSEDUR DAN DISKUSI DISAIN CAMPURAN
7.2. PROSEDUTI I)AN I)IIJKIISI IJISAIN CAMPURAN
Evaluasi Kompetensi Anda Tabel. 7.7: Estimasi awal dari Beton segar
IJkuran maksimum Estimasi awal beton, mm kg/*t*
agregat,
9.5
2280
12.5
2310
19
2345
25
2380
37.5
2410
50
2445
(t)
2490
150
2530
* Harga yang dihitung diperuntukkan untuk beton dengan kadar
semen medium (semen 330 kg per m3) dan slump medium dengan agregat
yang memiliki spesifik gravity 2.2. persyaratan air berdasarkan p.dJh..ga slump dari 75 s/d 100 mm pada Tabel 7.4. Jika diinginkan estimasi miLSSSa dapat diperbaiki dengan cara berikut ini: jika informLi yang dibutuhkan tersedia: untuk setiap perbedaan 5 kg air campuran dari raber 7.4untuk slump 75 s/d 100 mm, perbaiki masa per m3 d"rgu, g kg pada arah yang berlawanan; untuk setiap perbedaan 20 kg dari kud.. serier,330 kg, perbaiki massa per m3 dengan 3 kg pada arah yang sama; untuk setiap perbedaan 0.1 dari spesifik gravity agregat 2.7, perbaiki massa beton sebesar 60 kg pada arah yang sama. untuk beton-diisi-udara kadar uclara untuk kondisi lingkungan agresif pada Tabel 7.5 dapat dipakai. Massa dapat ditingkatkan sebesar 1-persen untuk setiap reduksi kadar air.
t28
1.
Setelah mempelajari langkah disain campuran ini, sebut syarat-syarat penting yang harus dikontrol dari bahan AK dan AH sebagai bahan pembentuk beton! Mengapa?
2.
Bila Anda telah ditunjuk sebagai petugas pengendali mutu, sebelum mulai tugas, data penting apa saja yang perlu dimiliki dari produsen beton supaya beton yang akan diterima sesuai dengan rencana?
3.
Dalam praktek selalu dikatakan merubah spesifikasi atau volume salah satu komponen campuran beton akan mengganggu pencapaian f t, karerta komponen campuran lain perlu penyesuaian pula. Tunjukkan gejala ini dengan misalkan menurut rencana beton yang akan dipakai harus mempunyai slump antara 75 mm s/d 150 mm dan batu Ak maksimum 37.5 mm. Buktikan dengan menggunakan Tabel 7.3 dan 7.6, apa yang terjadi pada rencana campuran ini bila butir maks AK yang semula pakai 37.5 mm diubah pakai 25
I
i
mm? 4.
Setelah memahami langkah-Iangkah disain campuran, faktor-faktor apa yang perlu dikendalikan untuk mempertahankan fungsi pasta semen dan setelah itu juga kualitas pasta semen?
129
:8-1. PENDAHULUAN
target itu mungkin akan hanya merupakan ilusi saja bila perhatian kurang diberikan pada "pengolahan" semasa "beton saat segar".
Beton saat segar
Bab.
merupakan
8
kira-kira 2 hari seteIah beton diproduksi. Tapi dalam periode
Beton Saat Segar KOMPETENSI YANG DIHARApKAN: ..paham akan bebagai operasi produksi beton yang merusak kelecakan beton segar dan berakibat pada reduksi kekuatan dan keawetan beton,,
8.1
lhraktrristik Utama hetsn seprr prnrntu nrutu akhir heton adalalr
kehaakan, wafttu settirry dan terjadi kecepatan hidratasi $Gmen berbagai persyaratan yang harus dikenakan pada beton segar itu, yaitu misalkan pada saat dalam proses penakaran, pencampuran, pengantaran ke proyek, pengecoran dalam bekisting, pemadatan dan pemeliharaan (curing). Sernua proses ini tergantung pada karakteristik beton segar) yaitu kelecakan, waktu setting dan kecepatan hidratasi semen. Karena kontrol untuk mencapai sifat-sifat beton yang diinginkan ini sangat penting sekali maka semua kriteria pengolahan itu telah ditetapkan di SNI 2847 Pasal 7.7 s1d7.72.
pendek
itu
Uraian
secara
mendetail mengenai
Pendahuluan
teknik pencampuran?
Tahap
pemilihan campuran dan disain proporsi lerakteristik heton saal campuran adalah Prngendalian ssgar meniarnin pencapaian ilrutil langkah-langkah beton yang diinginkan penting untrrk memperoleh hasil produksi beton yang diinginkan. Kemudian meralui karakteristik kelecakannya (workability) akan diperoleh beton yang kuat juga tahan terhadap pengaruh lingkungan. Narnun, baharr
130
pengadukan.
pengakatan, pengecoran,
Gradasi agregat $s6uai standar menghasilkan kebuft.rhan pasta samen yang rninimum dan kual
pemadatan dsb. dari beton segar adalah diluar lingkup buku ini. Disini dicoba disajikan langkah-langkah mendasar, misalkan pentingnya kontrol kelecakan, segregasi, pengantaran , perubahan slump, pemadatan dsb. yang dapat merugikan beton secara permanen dan mengurangi umur pakainya.
131
8.2. UMUM
8.2
8.3. KARAKTEHI:; I lK uL IoN SEG4B
fJmurn
Beton adalah adukan agregat halus (AH) i agregat kasar (AK) yang dibalut dan diikat menjadi satu oleh pasta semen (carnpuran semen dan air). Agregat iralus dan kasar adalah bahan-bahan yang keras dan padat, sehingga dengan demikian sifat fisik beton keras (kekuatan, ketahanan terhadap lingkungan, susut dsb.) sangat.tergantung pada kualitas dan banyaknya pasta sernen. Namun demikian berarti
ini tidak bahwa itu tidak
agregat Makin kecil rasio airlsemsn rnakin banyak bailr ltualitao fisik panta remer berperan. kenyataan menunjukkan bahwa volume pasta sernen yang diperlukan sangat
tergantung pada susunan (gradasi) butir-butir agregat. Bila suatu penampang beton diperiksa maka terlihat bahwa tiap butir agregat kasar (AK) dibungkus oleh bahan mortar (campuran AH + semen * air) dan juga mengisi ruang diantara butir AK itu. Selanjutnya terlihat butir-butir AH dibungkus lapisan pasta semen dan rnengisi ruangan dianatara AH itu. Dalam lapisan pasta semen sendiri terlihat pori-pori kecil. Jumlah pori-pori yang banyak adalah suatu tanda pemakaian air lebih dari yang diperlukan untuk proses hidrasi. Uutuk ielasnya baik clipahami dahulu 2 fungsi pasta semen berikut ini;
1. Pasta semen adalah pengikat butir-butir AK dan AH menjadi satu. Untuk itu diperlukan susunan pasta-semen yang baik. makin kecil rasio air/semen makin baik kualitas fisik pasta semen. Jadi harus diusahakarr rasio air/semen serendah rendahnya.
2. Mengisi ruangan antara butir agregat. Ruangan tersebut harus diisi oleh suatu masa yang sepadat padatnya agar diperoleh be732
!4!-l!4MIy8
ton yang kuat dan awet' kualitas dan volume pasta-semen sangat menentukan. Volume minimum pasta semen yang padat ternyata sangat ditentukan oleh gradasi butir-butir agregat yang akan dipukui, cara pemadatan clan kuat tekan beton yang direncanakan'
Karena demikian Xelecalan heton rogar harus pelan penting sarnpai beton selesai agregat gradasi dalam menentukan volume pasta semen serta air yang dibutuhkan, maka pada tiap disain proporsi campuran beton, syarat gradasi agregat itu ditentukan oleh standar yang berlaku (SNI 03-2834-1993, ASTM C33-86 ) dan wajib dipenuhi. Satu hal lagi yang patut dipahami adalah bahwa sesungguhnya kebutuhan murni proses hidrasi semen sampai keras hanya membutuhkan air dengan rasio air/semen sebesar 0'15' Bila lebih, clalam praktek sampai dipakai faktor air/semen: 0.40 atau maka itu hanya untuk melnenuhi syarat kelecakan (workability) beton segar. Kelecakan ini selama kondisi beton masih segar harus dapat pendipertahankan mulai dari proses pencampuran sampai saat ernpatan beton segar pada tempat akhir sehingga diperoleh beton yang padat dan tidak keroPos'
8.3 Karakteristik Beton Segar dan Maknanya
133
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAB DAN MAKNANYA
Sebelum
mulai
MAKNANYA 8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN
bleeding atau segreKohesiP Yaitu tidak boleh terjadi gejala
dalam pembahasan Kehcakan(workability) rnrriamifi dan diskusi perihal konsistrmi dan kohosiil netoi ssEar pengolahan beton unfuk mencapai kekuatan dari saat segar ini t". 'keawetan btton baiknya memaharnr
b.
dulu beberapa karakteristik penting beton segar yang sangat dominan perannya dalam menciptakan rnutu beton yang di-
memenuhi sYarat.
inginkan.
1. Kelecakan (Workability) ASTM Q 125 mendefinisikan kelecakan sebagai berikut: "That property determining the effort required to manipulate a freshly mixed quantity of concrete with minimurn loss of homogeneity"
(sifat yang rneneutukan usaha yang
diperlukan
untuk
memanipulasi sejumlah beton segar agar hanya kehilangarr ho-
mogenitas mungkin).
serendah
Perhedaan tak normal uii slump m€rupakan indikasi ada peruhahan propor$i carnpuran/grada$i aBrEgaU kelembahan agrElet selain rasio air-semen !
Yang dimaksud "manipulate" (atau memanipulasi) adalah operasi pengolahan beton antara lain pada proses pengecoran, p€trgantaran dan pemadatan.
Manipulasi untuk mencapai kelecakan beton segar mencakup sedikitnya 2 (dua) komponen utama yaitu:
a.
Konsistensi yaitu mudah dapat mengalir urengisi ruang diantara tulangan (lihat SNI 2847 Pasal7.10).
t34
gasi.
akan tidak Dua faktor ini, bila tidak dijaga cukup baik' rian karakteristik keawemenghasilkan kekuatan struktur beton tekan silindernya iun lup"rti yang diharapkan, walau uji kuat dilakukan dengan Pengukuran kelecakan beton segar biasanya dipahami' bahwa Perlu uji kemcut - slump (slurnp-cone test) ' dan sederhan untuk uji slump ini merupakan rnetocle yang mudah dalam beton segar dari mengontrol keseragaman, kandungan air pengaclukan Yang berbeda-beda' tidak normal hasil uji Namun harus diingat bahwa perbedaan tak dinantikan dari slump bisa disebabkan oleh adanya perubahan karrdungan kelernproporsi campuran atau gradasi agregat atau bahaya bagi petugas tuUun bahan. Ini akanrnempakan tanda penyelidikan dan perbaikan pengendali mutu untuk mengadakan seperlunya. Slump (Slump Loss) Kehi)angan slump dapat
2. Kehilangan didefinisikan sebagai kehilangan konsistensi beton seger setelah lewat suatu waktu tertentu. Ini
Untuk terhlndar kehilangan slumP Yenq hrmasalah, etur PenemPatan 'dan"pemadatan beton segar dalam
sesungguhnYa suatu wafirttr 1"5 ianr sefiudah Proces pen&rnrpuran gejala normal, Yaitu camdalam bebas air oleh absorPsi Pada puran beton berkurang oleh reaksi hidratasi' permukaan beton segar dan oleh penguapan' dapat diabaikan bila Dalam kondisi norrnal kehila,ngan slump
1i]l-r
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
terjadi setengah jam setelah semen teraduk dengan air, tapi akan menunjukkan kehilangan slump yang cukup besar setelah i.S;u_ oleh pengaruh pengadukan, pengurrL.u, dan pengecoran.
Biasanya
pen-
gukuran slump dilakukan sesudah penMemperbeiki slump dmgan campuran dan kemuntTtMPtf,lHG haiknya berpedoman dian sebelum beton pada ACi I0S-9I Chapter i.S atau segar dituang untuk ASTM ({S4 bila pakai adnrixturr memeriksa apakah kimia konsistensi beton sudah baik, bila tidak, maka akan diadakan penyesuaian yang tepat untuk menjamin cukup konsistensi bagi pemadatan dan finrstring beton yang dicor. untuk mengatasi ini tlmUut praktek lapangan seperti pada beton ready mix, dibuat slump lebih tinggi dari ,"ncana sewaktu meninggalkan pabrik pengaduk untukl-ompensasi kehilangan slump yang diperkirakan, atau menambah air (masih dalam.rasio air/semen yang diijinkan), lalu beton ."gu, jiudrrk ulang (remixing) sebaik-baiknya sebelum dituang.
Praktek tersebut
terakhir ini dikenal dengan kata
Penambahan air pada beton sqiar retempering ( "diatur oleh pekerja harus dilarang karlna ulang"). Bagi yang akan rnenimbulkan reuiko 6leedingt memanfaatkan caracara ini baiknya menggunakan prosedur A dan B yang tersedia di Chapter 2.9 ACI305R-91. Dalam hal perbaika" ir*p al lakukan dengan pemakaian bahan tambahan kima dianjr.t u, berpedoman pada ASTM C4g4 .
Bila inspeksi lapangan dan kontrol mutu lemah, sering kali 136
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
terjadi pekerja lapangan melakukan praktek yang jelek dengan menambah ekstra air pada beton segar, apakah itu perlu atau tidak, dengan tujuan ingin memudahkan transportasi beton segar. Sudah tentu ini harus dihindarkan karena retempering air berlebihan atau tidak diaduk ulang (remixing) sesuai aturan akan menyebabkan pengurangan kekuatan, keawetan dan sifat-sifat lemah lain beton.
3. Waktu Pengikatan (Setting Time) Bila semen dicampur dengan air maka akan terjadi reaksi pengikatan (setting). Dibedakan 2 macam waktu pengikatan (setting) yaitu awal pengikatan (setting) dan akhir pengikatan (setting). Awal
waktu
pengikatan didefinisikan sebagai awal perrgerasar (solidifikasi) pasta beton.
Waktu prnempatan dan pemadatan heton segar harus terr,rdi sebelurn walrtu ewal persiketan
Begitu juga akhir waktu pengikatan didefinisikan sebagai akhir solidifikasi beton segar.
Baik awal waktu pengikatan dan akhir waktu pengikatan beton ditentukan oleh metoda uji yang disebut metoda perlawanan penetrasi (penetrati,on res'istance method). Khusus untuk waktu pengikatan beton
segar diatur
oleh
ASTM C4O3 .
Yang
penting
bagi produsen beton adalah makna dari 2 macam waktu pengikatan
itu,
Waktu frwal pengikatan pa$ta ramon dan beton $egar herbedi, balhnya untuk heton ditentukan cendiri rcsuai ASTM C '003
vaitu awal waktu pengikatan adalah didefin-
l:17
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
isikan sebagai BATAS PENGOLAHAN (limit of hand,ting) dan akhir waktu pengikatan sebagai permulaan pengemban_ gan kekuatan mekanis beton. Selanjutnya ASTM C4O3-mengy_ atakan bahwa awal waktu pengikatan adalah kira_kira waktu dimana beton segar sudah tidak bisa/boleh diaduk, ditem_ patkan dan dipadatkan secara baik; sedangkan akhir waktu pengikatan memberikan kira-kira waktu sesudah itu proses pengembangan kekuatan beton melaju cukup cepat. Sudah jelas, pengetahuan mengenai waktu pengikatan ini sangat diper_ lukan dalam penjadwalan operasi konstruksi beton. waktu awal pengikatan diperoleh dari saat antara beton dicampur air dan saat terjadi perlawanan penetrasi sebesar 3.5 Mpa, Faktor-faktor utama yang berpengaruh pada waktu
pengikatan beton adalah komposisi semen, rasio air/semen. temper-
Waktu pengikatan ewal beton $egar sanga{ teryantung pad,a rasio air s€men tipe remrn dan hahan campuran kimia
atur dan bahan tambahan campuran. Karena itu harus diingat, waktu pengikatan dari pasta semen bisa berbeda dengan waktu pengikatan beton yang mengandung jumlah semen y:rrrg ,urn. namun rasio air/semen berbeda. pada umumnya makin tinggi rasio air/semen, makin lama waktu pengikatan. Memiliki data uji waktu pengikatan awal dengan memperhi_ tungkan faktor-faktor di atas akan sangat bermanfaat bagi op"r.ri produksi beton ini. Kalau tidak ada, maka akan berraku bahwa afrar tetap memenuhi syarat kelecakan, beton segar harus selesai ditempatkan dan dipadatkan dalam waktu 1.5 jam setelah selesai
proses pencampuran.
138
8.3. KARAKTERISTIK BETON SEGAR DAN MAKNANYA
Segregasi didefinisikan sebagai terjadinya pemisahan pada komponen-komponen beton segar sehingga tidak lagi terdistribusi secara homogen. Ada 2 macam segregasi, yaitu pertama karena beton segar terlalu kering, terjadi pemisahan mortar dari badan beton (seperti, karena penggetaran berlebihan) sedangkan yang kedua didefinisikan sebagai f'enomena penampakan lapisan air dipermukaan atas beton setelah penernpatan dan pemadatan beton segar tetapi sebelum mulai awal waktu peng.ikatan.
4. Segregasi dan Bleeding
Air adalah komponen paling ringan dalam campuran beton segar, sehingga bleeding a
segregasi karena
$egregasi dan hloeding htrkan hanya masalah volume air, tapl iuga lndiltasi kelalnan propor$i firmpuran dan gPadasi
agregat yang lebih
agrryt
berat bergerak ke bawah oleh gaya gravitasi. Dalam praktek air selain naik kepermukaan, banyak yang tertahan sebagai kantongkantong air diantara agregat kasar dan tulangan, dimana di bagian atas kantong-kantong air itu lebih banyak dan lebih besar dari bagian bawah sehingga bagian atas ini kurang kuat dibanding bagian bawah.
Informasi ini menjadi dasar kuat bahwa segregasi harus sedapatnya dikurangi karena
Btton $egar yeng terlillu kering dan atau bleeding atran menyebabknil hasil beton kurang padat (kekuatan & keawetan herkurang)
tidak mungkin beton mencapai kekuatan maksimum bila beton sudah dalam kondisi tidak padat.
1:t9
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
Masalah bleeding ini dapat dikurangi atau dihindarkan apabila semua ketentuan hasil disain campuran, pengantaran, pengecoran dan metoda penempatan dipenuhl sebaik]baiknya. Terutama pada segregasi oleh kering, syarat gradasi "u-p,rrrn AK serta ukuran butir maksimumnya dan gradasi AH nya jangan dilanggar, walau kadang-karu .u-i,rrun kering riapat dikurangi dengan sedikit tambahan volume air (.etempering). Bagi yang berminat akan pengukuran laju bleeding dan total kapasitas, bleeding dari suatu campuran beton segar dapat dipelajari di ASTM C232 .
8.4
Pengamanan Beton Segar
proses pencampu_ ranr pengantaran,
a.
Perhatian khusus diberikan bahwa nilai slump harus sesuai
rencana disain campuran sebelum beton segar dibawa keluar dari
fasilitas produksi.
b. Slump mudah berubah bila ada perubahan pada kelembaban AK. Pengalaman menunjukkan perubahan 0.5Vo kelembaban AK dapat menyebabkan perubahan slump sebesar 25 sld 50 mm. Karena itu, operator cenderung mengurangi takaran air dan ditambah sedikit setelah tiba di lapangan. Penggunaan bahan tambaharr retarding menunjukkan hasil baik untuk memperpanjang waktu kelecakan beton segar. Pedoman pemakaian terdapat di ASTM C494, juga di ACI 212.3R.
Kontrol nilai dump mlesai Te"n{almpur, untuk periksa pengaruh kelembahan agnegat Arn pernaflaian retarder
pengecoran, penem_ pemadatan dan perawatan beton cair tidak boleh sampai terjadi segregasi, ini berarti bahwa kelecakan beton segar harus burar-burrr."dijaga agar terjamin memperoleh beton yang padat. Diingatkan pula (sNI 2847 Pasal 2.10.4) bahwa bettn J"gu, vrrrg sudah melewati yaktu awal pengikatan tidak boleh dicampur urang dan tidak boleh digunakan.
patan,
1. Penakaran dan Pencampuran
c.
Secara jelas SNI 2847
Pasal 7.7 s/d 2.t2, menekankan dalarn
pengantaran, penempatan dan pemeliharaanya. Dibawah ini ACI 305R menambahkan beberapa catatan:
AcI
305R-91 menyatakan pembuatan beton didaerah panas/tropis dapat dilakukan .u...u memuaskan bila perhatian diberikan sebaik-baiknya pada proses penakaran, produksi,
740
d. Untuk mencegah peningkatan temperatur beton (yurlg merryebabkan peningkatan kehilangan slump), jumlah dan kecepatan pencampuran (mixing) hendaknya mengikuti pedoman dalam ACT 2O7.4R.
2. Pengantaran (deliaery)
a. Waktu antara pencampuran dan penempatan beton(sperti diny-
Selama pengantaran waspad& padat
atakan oleh SNI 2847 Pasal 7.9) harus dibuat seminimum mungkin. Ini karena
. r .
htoil
Kehilangan slump Nemacgtan lalnr lintas
Hamhatrn p*nompatiln
141
ffiEar,
8.4. PENGAMANAN BEION SEGAR
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
dalam waktu terseb,t terjadi hidratasi, kenaikan temperatur dan slump loss yang sangat mempengaruhi kelecakan beton. b' Harus ada koorainasi antara pemberangkatan truk pencampur dan kecepatan penempatan beton segar agar tidak terjadi keter_ lambatan. Jadi ha^r ada komunikasi yang baik antara iroyek dan fasilitas produksi beton.
dengan rencana maksimum dengan menambah air, sesuai maksimum diijinkan. Untuk keseragaman adukan, sedikitnya drum pengaduk perlu tambahan 30 putaran (revolution).
c. Penyesuaian slump diiiinkan dengan
pemakaian
penempatan beton ternyata lambat, pertimbangkarr pe_ makaian bahan tambahan/retarding untuk menghambat awal waktu pengikatan (setting).
&rtcmpering harus herpodoman pada tambahan ACI 305-91. High rang* wirter kimia, sepanjang rareducing admixture terbukti efektif sio air/semen masih nremelihara kelecakan hcton sama atau tidak dilampaui dan tidak terjadi kemungkinan segregasi. Perlu diingat bahwa untuk struktur beton bertulang, beton segar harus mempunyai slump 75 sld 100 mm.
3. Penyesuaian Slump
4. Retempering
a.
a.
c. Penempatan beton segar dalam volume besar harus di_ jadwalkan pada periode-periode intensitas lal, rintas rendah (terutama diperkotaan). d. Bila
Beton segar se-
lalu akan mengalarni
slump loss
karena
itu harus diadakarr
Cara penyesuaian ulump holeh dengan cara mengurangi air waktu penakaian dan ditamhah setelah tiba di lapangan atau pakai hahan tamhahan kimia
estimasi perubahan slump yang rnungkin terjadi antara waktu pengadukan dan penempatan beton.
b. Untuk
antisipasi kemungkinan kemacetan lalu lintas dan keIambatan penempatan beton segar, operator pengadukan perlu mengurangi jumlah air untuk dapat kondisi beton yang lebih Untuk kehutuhan struktur heton kering, dan setelah bertuhnp heton ssgar harus tiba di pekerjaan, mempunyai slurnp 75 - I00 mm slump disesuaikarr
742
bahan
Retempering didefinisikan ACI 116 ) sebagai ("menambah air dan mengaduk ulang beton, atau mortar yang telah kehilangan cukup berarti kelecakannya itu menjadi konsistensi kembali" Retempering harus dilakukan berpedoman pada ACi 305-91.
b.
Penambahan air yang melebihi rasio air/semen harus di- Pmamhahan air adukan tak terpncana larang karena kelebiakan nrenguransi kekuatan dan han air itu akan menkeawetan haton gurangi kekuatan dan sifat-sifat lain dari beton secara proporsibnal.
c. Penambahan bahan tambahan kimia, terutama high range water reducing admixture, bisa sangat efektif memelihara kelecakan beton.
5. Penempatan dan pemeliharaan 143
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
8.4. PENGAMANAN tsEION SEGAR
a. Untuk seminirnal mungkin terjadi segregasi, beton segar harus dituang sedekat mungkin rrengan posisi ukhi. b"to, ybs Jan tidak dipindah-pindah.
b.
Penempatan hen
daknya dalam
dilakukal lapisan-
lapisan horisontal dengan ketebalan
Penempatan dan pqmadatam heton segnr harus berpodornar pada ACi 3{19 f, lrntuli terhindar dari segregasi
sung dan tiupan angin kencang. Proses pemeliharaan harus dilakukan sedikitnya dalam waktu 7 (tujuh) hari. Pemeliharaan balok-balok, kolom dsb. dilakukan dengan spraying dan lantai direncam air. yang penting permukaan beton yang sedang mengeras itu tidak boleh sampai kering. Berbagai metoda pemeliharaan beton disediakan dalam ACI 308.
yang sama dan tiap lapis dipadatkan sebelum lapisan berikutnya. Kecepatan pen_ empatan lapis demi lapis ini dilakukan secepatnya agar lapisan
dibawahnya masih dalam kondisi plastis sebagai .yurrl pengatu_ ran yang baik. vibrator jangan dipakai untuk memindah beton segar ke arah horis.ntal karena ini clapat me,yebabkan segregasi. c. Pemampatan dengan vibrasi bertujuan agar beton segar Prosm mern€lihfrra mukr beton yang bergerak dan memadat ke bawah dis- eodang nrengena$ dengan celalu d'alai.r keadaan harah harur *edi&ifrrya amping gerak vibradilalruhn dalam 7 hari dan tor ke atas dan ke hmpedoman padfi Afl l0S bawah rnengeliminasi gelembung-gelembung udara yang naik ke atas. Efektifitas vibra_
tor sangat tergantung pada besar diameter kepalanya, frekuensi dan amplitudonya. Rekomendasi mendetail untuk peralatan dan prosedur pemampatan diberikan di AcI30g R. vibrasi yang sarah
rnalah akan menghasilkan segregasi, retak clan kropos.
d. Setelah
pernadatan
dan penghalusan permukaan beton segar selesai dikerjakan, rnaka usaha merindungi beton segar terus di-
lakukan terhadap kehilangan kelembapan, sinar matahari lang_
r44
I45
L1_!E!94U41{
8.4. PENGAMANAN BETON SEGAR
AN
ts:E
rgNr
tEe4r
segar yang rnyang rlibuat? Sebutkan 2 karakteristik beton bila kita gln iipertuhankan oleh tindakan ini dan akibatnva
Evaluasi Kompetensi Anda 1. Apa vang Anda pandang penting dari kelecakan beton? Pada saat apakah sifat/karakteristik kelecakan ini dianggap penting?
Bila pengadaan beton dilakukan melalui perusahaan ready mix, kapan kontrol kelecakan diadakan? Apa rnetoda yang dipakai untuk mengotrol kelecakan itu'/
, Apa tindakan yang perlu dilakukan bila slump
lalai! sudah sesuai rencana? 11. untuk memastikan bahwa nilai slump Sebut sebabsebut kapan saja uji slump harus dilakukan! sebab PenYimPangan slumP! akibat kehilangan 12. Sebut beberapa cara untuk mengatasi dipakai! harus slump dan pedoman-pe<1oman yang
tidak
dipenuhi akibat kehilangau slurnp'/
sebab-sebabnya dan 13. Ada 2 macamsebab segregasi' Uraikan kemungkinan akibatnYa!
4.
Terangkan sebab-sebab gejala berikut ini dan pengaruh negatifnya setta cara mengatasi segregasi, bleecling dan retempering!
mengatasi kehi14. Retenpering adalah salah satu cara untuk dilakukanl kapan langarrslump. Terangkan caranya dan
5.
Apa saran Anda utrtuk mengurangi keirilangan
O,
slump?
Bagaimana rnengontrol kehilangan slump ini? 6.
Apakah makna dari waktu awal setting dan waktu akhir setting beton segar? Sebutkan standar yang dipakai! Dalanr praktek apa, danrpaknya bila kita menerirna beton segar yang telah melampaui waktu awal setting?
8.
Apakah waktu setting pasta semen dapat dipakai sebagai waktu setting beton segar? Mengapa?
9. Mengapa gradasi AK dan AH sangat penting dalam disain campuran beton? Apa yang ingin didapat dari syarat gradasi itu? 10. Setelah beton segar dituang diternpat pekerjaan dari truk pencarnpur, jelaskan mengapa beton segar itu harus secepatnya ditempatkan clan dipadatkan clikomponen strttktur r46
747
9.1. EVALUASI KEKUATAN - UMUM
faktor reduksi yang lebih tinggi diberikan oleh tata cara ini untuk evaluasi analitis kekuatan struktur yang ada.
Evaluasi
keku
atan struktur yarr;
Bab.
I
telah berdiri membu-
tuhkan
dan
pengalaman
pertimbangan
tekrris yang tepat.
Evaluasi Kekuatan Struktur )Iang Telah
Berdiri
SHI 1847 fasal 12 ini memuat revisi tatacara nromonitor rffipon perilaku sbuktur relama dan sesudah uii behan
SNI 2847 5.22.1memberikan arahan untuk menginvestigasi keamanan struktur bila:
1. Material dari bangunan dianggap memiliki kualitas yang kurang.
2. Terdapat bukti yang mengindikasikan terjadinya kesalahan konstruksi
3. Bangunan mengalami kerusakan.
KOMPETENSI YANG DIHARApKAN: ..paham akan prosedur dan syarat peneriman untuk memastikan ban_ gunan bermasalah yang telah berdiri masih mampu berfungsi dengan baikD
Pasal22 merupakan hasil revisi dari AcI 95 yang menekankan perlunya selama uji beban untuk memonitor tidak hlnya defleksi, namun juga retak yang berhubungan dengan geser dan/atau lekatan, bersamaan dengan terkelupas dan pecahnya beton. Lebih jauh, syarat penerimaan juga memasukkan unsur batas waktu. Inspeksi secara berkala dan evaluasi ulang kekuatan harus disebutkan/ditetapkan tergantung dari sifat kerusakan. Bila dimensi struktur, ukuran dan lokasi tulangan dan sifat material diketahui.
148
4. Bangunan
akan digunakan untuk fungsi yang berbeda
5. Bangunan atau sebagian dari padanya tidak memenuhi persyaratan standar Peraturan pada SNI 2847 Pasal22 tidak bolah dipakai untuk menyetujui suatu desain dan konstruksi dari sistem khusus.
9.1
Evaluasi Kekuatan - UMUM
Evaluasi kekuatan dari struktur dapat dilakukan menggunakan cara analitis maupun eksperimental. Pemakaian dari prosedur
I49
9.1. EVALUASI KEKUATAN, UMUM 9.2. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR DAN SIFAT BAHAN YANG DIPERLUKAN
analitis tergantung pada apakah sumber kerusakan yang berpen_ garuh secara kritis pada struktur diakibatkan oleh:
1. Lentur dan/atau beban aksial
2. Geser dan/atau lekatan.
Perilaku
darr
kekuatan struktur
beton yang terkena
lentur
dan/atau
beban aksial dapat secara akurat diprediksi
menggunakan hipotesa Navier
Evaluasi kelru*tan dengan rnetode analitis hanya holeh dilaliulan bila dua kondisi dipenuhi, bila tidalr harur dilaltukan uji fioik barqgunan
yaitu "penampan€J datar akan tetap datar sebelum maupun setelah diberi beban.,, Sebaliknya, teori_teori yang ada tidak bisa secara tepat memprediksi perilaku kekuatan geser dan lekatan pada struktur beton. Syarat peraturan yang
mernbahas geser satu dan dua arah, dan lekatan didapat secara semi-empiris' Kegagaran akibat geser dan rekatan b"rrifut getas.
Evaluasi
keku-
atan dengan metoda analitis dapat dipakai sebagai syarat penerimaan apabila dua kondisi berikut
l(ondiri pertarna: keadaan kritis hukan oleh kuat Seffsr ntau leftatan.
Kondisl keduff data keadaan fisik bangunan tercedia tama, sumber kerusakan harus kritis pada kondisi beban rentur, aksial atau kombinasi rentur dan beban kuat aksiar. Jadi tidak akan jadi kiritis oleh kuat geser atau rekatan. Kedua, harus ada kemungkinan memperoleh ukuran sesungguhnya dari bangu_ nan, dimensi dan ]okasi tulangan, Jika dua r.o"ai.i ai atas iiaut
ini dipenuhi:
per-
dipenuhi, evaluasi kekuatan harus ditentukan dengan menggunakan uji beban seperti yang dijelaskan dalam Pasal 22.3 SNI 2847. Jlka penyebab kerusakan berhubungan dengan lentur atau beban aksial, tetapi tidak mungkin mendapatkan sifat-sifat material, maka test fisik bangungan mungkin tepat. Evaluasi secara analitis pada kekuatan geser tidak harus dilarang jika terdapat "pemahaman yang sangat baik". Jika kekuatan geser dan lekatan merupakan hal yang kritis, test fisik mungkin merupakan solusi yang paling efisien. Sebisa mungkin, semua hasil dari uji beban di dukung oleh analisa (SNI 2847 5.22.1.3).
9.2
Penentuan Dimensi Struktur dan Sifat Bahan yang Diperlukan
Jika evaluasi dari bangunan menggunakan cara analitis, ukuran sesungguhnya, Iokasi dan dimensi tulangan dan sifat material harus didapatkan. Pengukuran harus dilakukan pada penampang
kritis dimana besar tegangan yang diukur mencapai ni-
lai rnaksimum. Jika terdapat shop drawirg, lakukan cek di bagian-bagian ter-
tentu (spot
untuk
check)
Pada evaluasi kakuatan dengan cara
analitlsr trrcedia faktor redukci $ yang khih besar (lihat Tahel g.I) dari yang di SNI 2947 Pasal 11"3.1 karona $emua ftoadaan flrik mruai yang
trrukur
memastikan
lokasi dan dimensi tulangan yang tergambar di shop drawing. Tersedia teknik NDT (Nondestructive Testing) untuk mendapatkan lokasi dan dimensi tulangan dan untuk mengestimasi kekuatan dari beton. Kecuali apabila sudah diketahui, sifat
150 151
9.2. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR DAN SIFAT BAHAN YANG DIPERLUKAN
9.2. PENENTUAN DIMENSI STRUKTUR DAN SIFAT BAHAN YANG DIPERLUKAN
aktual dari tulangan dan tendon prategang harus di tentukan dengan cara mengambil sample dari struktur.
Evaluasi
keku-
atan dengan cara analitis membrrtuhkan pemakaian faktor beban
yang
PenBaturan hehan uji lrarus yang memhsri letdutan/togangan maksimum dl daerah hritis Behan uii perlu ditsntukan mininrum 0.05 (I.4D + l.ILl Komponen struHur diuii harur berumur rminirnurm E6 hari
terdapat di SNI 2847 Pasal 11.2 dan faktor reduksi yang terdapat di SNI 2847 Pasal 22.2.5. Salah satu Lujuan dipakainya faktor reduksi kekuatan dijelaskan di sNI 2847 / Pasal s.11.3.1 adalah untuk menampung probabilitas komponen yang memiliki kekuatan kurang akibat variasi kekuatan material dan dimensi . Bila harga aktuar dari dimensi komponen, ukuran dan lokasi tulangan, dan sifat materiar beton dan tulangan didapat, sNI 2847 Pasal 22 memberikan faktor reduksi ketuatan yang lebih tinggi. Perbandingan dari faktor red,ksi kekuata,n yang terdapat pada sNI 2B4z pasar 22.2.5 terhadap sNI 2g47 Pasal 11.3 diberikan pada Tabel.9.1. Rasio faktor reduksi sNI 2847 pasar 22 dibandingkan de,ga, sNI2847 Pasal 11 di tampilkan pada kolom terakhir tabel. Untuk evaluasi secara analitis, faktor reduksi / untuk kolom dan bernilai
20% lebih besar dari yang tertulis pada pasal 11.3, sedangkan tumpuan memiliki nilailbYo lebih tinggi. untuk lentur pada balok dan tarik aksial, terdapat kenaikan sebesar 13%, sedangkan untuk geser dan puntir sebesar Z%
Tabel. 9.1: Perbandingan Faktor Reduksi Faktor reduksi kekuatan
Keterangan Pasal
22 Pasal 11 Pasal Z2fPasal
Lentur tanpa aksial
0.9
0.8
1.13
Tarik aksial dan tarik aksial dengan lentur
0.9
0.8
1.13
0.85
0.7
7.21
0.8
0.65
t.23
0.8
0.75
1.07
0.75
0.65
1.15
Tekan aksial dan tekan aksial dengan lentur: Komponen Struktur dengan tulangan spi-
ral
Komponen struktur lain Geser dan/atau pun-
tir Tumpuan pada beton
Dengan naiknya harga faktor reduksi, seperti yang dican_ tumkan pada SNI 2847 Pasar 22.2.b, menghasilkan tarnbahan
752
153
11
9.3. PROSEDUR UJI BEBAN
9.3. PROSEDUR UJI BEBAN
kekuatan komponen. Kekuatan nominal tekan aksial kolom sebagian besar merupakan fungsi dari perkalian luas perampang kolom dan
kuat tekan Karena
betorr. kuat tekan
beton memiliki ni-
lai variabilitas
yang tinggi, faktor reduksi pada SNI 2847 Pasal 11 untuk aksial tekarr memiliki nilai yang
Catatan respon awal strukfur harus dilakukan paliqg lanrhat ratu iam sebelum nrarlai uii pembebanan. H indarkan teriadi pembehanan
lebih rendah dibandingkan untuk lentur. Karena untuk evaluasi ini kuat tekan beton aktual sudah terukur , maka faktor recluksi / untuk kolom di sl{I 284T pasal 22.2.s ditentukan lebih tinggi dari yang tercantum di SNI 2847 pasal 11.
9.3
Prosedur Uji Beban
Jumlah dan pengaturan pola bentangan atau pane I yang dibebani harus dipilih sedemikian rupa agar didapat lendutan Meningkatkan uji beban dan mencafiat dan tegangan rnaksistrulrtur harur sedikitnya - ryspon mum di daerah yang dalam waHu 14 iarn" |uga harurada kritis dari komponen pengufturan selama Id jam setelah struktur yang kekubeban uii dilepaa atannya diragukan (sNI 2847 Pasal22.z.1). Jika terdapat elemen lain yang menyatu dan tidak dibebani namun memberikan kontribusi terhadap kapasitas menahan beban, maka besar besar beban u.ji atau
o
r54
1>euernpatannya harus diubah a,ga1' nla,rryu rneruberikan korxlisi yang konsisLen.
Total beba,n untuk uji bebau aclalali 0.85(1.4D + 1.7L), dirlarra D aclalah total beban rnati (rnornert atau gaya) dan L didefinisikrn sebagai beba,n hidup (rnoruen atau gaya). Halga total dari pembebanan sudah terrnasuk bebau mati yang sudah acla pada struktur. Bagian struktur vaug akau di uji beban harus paling ticlak berurnur 56 ha.ri, kecua,li semua, pihzr,k meuyetujui untuk urengatlakan pengetesan di uruur varrg lebih rmtcla.
Kriteria Pembebanan
Kritclia
pcntb
banan diatur cli SNI 2847 Persal 22..1. NiIai ir.rval Jlengukttran rospon struktur (seperti lendrrt.an. r'otasi, rega,u€lan slip,
lebar retak)
htrrus
Kegagalan uii heban dapat berupa spalling atau beton Fecah/ Iendutan berleblhan, r€tak dan retak lekatan. Kamponen struktur yans gagal dalam uii beban dilarang dipakai lagi
tercatat dalarn rn'aktu tidak lerbih dari satu jarn sebelurn pembe> banan.
Bila rnensimulasi beba,n terbagi rata, pengarnh lengkung (arching) dari aplikasi beban harus dihindari. Gbr.9.1 mengilustra,sikan efek dari arching. Celah-celah dia.nta,ra timbunan bel"ran harus cukup dibentuk agar ticlak terjadi singgungan, datt rnernbentuk arching kctika kompou<;n menga,lami leudrttau. Stabilitas juga harus dijaga selaura pernbebanan dilakukan. Uji beban harus diaplika"sikan ticlak kurang dari 4 kali tahap peningkatan peurbebanan yarlg s:tlna,. Rangkaian pengujian dan
155
9.3. PROSEDUR UJI BEBAN
9.4. SYARAT PENERIMAAN
pengukuran respon di catat untuk rnasing-masing tahap pembebanan dan setelahtotal beban diaplikasikan paling sedikit selama 24 iarn. Rangkaian pengukuran akhir respon harus dicatat selama 24jarn sctclah beban uji dilepaskan.
9.4
Syarat Penerimaan
Tanda-tanda terjadirrva kegagalan dapat berupa pengelupasan/spalling atau pecahnya beton (SNI 2847 Pasal 22.5.1),
lendutan
yang
berlebihan (SNI 2847 Pasal 22.5.2). retak (SNI 2847 Pasal 22.5.3 dan SNI 2847 Pasal 22.5.4) dan retak-lekatan(bond ry i.r I i I
1
Jaralo'gap ya"ng cukry yang cukup untuk rnnucegah arching Botsieh dfteksi rrrjadi ffi LJ
*J
H
i;; t;
HH ld
u ,.
F,{!q !:i llr
l"^
B5
Baik
cracks) (SNI 2847 Pasal 22.5.5). Tidak ada aturan sederhana yang dapat dikembangkan untuk diaplikasikan pada semua tipe dan kondisi dari stnrktur.
Namun, pada elemen tanpa tulangan transversal, dari retak diagonal pada suatu sumbu paralel
proyeksi
terhadap sumbu lon-
gitudinal Gbr' 9'1:
Perrgaruh arching/melengkung ketika beban di aplikasikan
156
Tatacara ini nrenyediakan kriteria lendutan unaksimum dan syarat ptrflsnta$i prmulihf,n lendutan yang meme$uhi ujihehan
elemen
haruslah di monitor. Jika proyeksi retak diagonal lebih panjang dari tinggi komponen yang diukur di posisi tengah pan-
Bila nvaluasi lcekuatan $ecfira tnalitis menuniul*ar indikasi kurang kuat atau lendutan atau retak terlalu hemr, struktur holeh dipakai untuk pemhehanan yang lehih rendah
r57
9.4. SYARAT PENERIMAAN
9.4. SYARAT PENERIMMN
jarrg retak, k.*rp.ne' sangat rmrngkiu leruah rri geser. JikI te{adi ke.rsakan r:ukup besar sehingga st^rktur telah ciauggap g-agal menjala,kan uji itu. ,raka pengctesa, ula,g ticlak cliijinka, karo.a dianggap ko,rp
Kriteria lendutan harus memenuhi konclisi-kon
1.
Ketika defleksi rnaksi,*rm ,relebihi l?/(20000h,),
tes rrlang.
l
rci
I
Eil 312j ,:
zs%
cra,p,fi
mal i;;a;r";*;dcry;
Pe-1_syqptan..;99-o-v._qry
.C si 8r G t b, 4i ll
or
0
.'----'.-
'.,.--n: ----,-
50
xso
'a -
130
' '',''1,.' 200
i
r06
Ttbd el*mst{hL mm
Gbr. 9.2: Kriteria Uji
40
Reba,n untuk elemen dengan benta,ng 6 m
-,
35. ,&
'l
t:
l,-i* TIO"
Check lendritan recovery, jika ku144g 757e, bgleh di tepl ulang,
3:tt' {ll
!.0
5
0
di
4. Pengetesan ula,g dapat dilakukan seterah kurun waktu T2 jant
Gbr. 9.3: Kriteria Uji
l3eban unluk elemeu clengan tebal 200 urm
r59 r58
jika
kura4g ?5%;boiet direst ritang
.*J
diabaikan
I10i
:
2. Ketika dcfleksi maksim,m kura,g dari rl/(20000rr). pcrsyaratarr pcnrulihan/recovery lencrutan criabaikan. Gbr. g.2 clan Gbr. 9.3 mengilustra^sikan aplilar,si clari kriteria. ba,tas lei,rlutan pada uji beban pertarna. Gbr. 9.2 mengilrrstrasikan batas lenclutan vs tebal u,tr.rk elemen yang merniliki be,ta,g 6 m. Gbr. g.B mengga,rnbarkan batas lendutan vs berrtaug urrtuk ele[ren yang memiliki tebal 200 mrn. Elerrren vang gagal mcuremrhi syarat rocovery
18:
prosenttr^sc
penrulilran/recovery lendutan harus paliug seclikit TsTc setelah 24 janr. dirnana: h : tebal total dari kornporren struktur Ir : be,ta,g kompone, st.rkt*r ya,g di,ji, mrn (be,ta,g.yang lebih pe,dek ,nt,k sistern perat dua artr,h). Benta,,g kon,ponen struktur aclalah,ilai tcrrkecil clari (a) iarak a,tar pusat tumpua,, dan (b) iarak bersih antar:r, t'mp,a,u dita'rbah rre,gan ti,ggi kompone, struktur (h). Bentang untrik kantilever ha.rs ditent,kan sel:agai clua kali jarak clari tur,puan ke ujung ka,tilever.
3.
,t,
9.5. KETENTUAN UNTUKTINGKAT PEMBEBANAN YANG LEBIH BENDAH
9.6, KEAMANAN
setelah pelepasan beban-uji yang pertama. Dari pengetesan ulang
Evaluasi KomPetensi Anda
pemulihan lendutan harus 80%
9.5
Ketentuan
Untuk Tingkat Pembe-
banan yang Lebih Rendah Jika evaluasi kekuatan secara analitis (SNI 2847 Pasal 22.7.2) mengindikasikan bahwa struktur tidak cukup kuat, jika lendutan (SNI 2847 Pasal22.5.2) terjadi berlebihan, atau jika persyaratan retak (SNI 2847 Pasal22.5.3) tidak dipenuhi, struktur dapat dipakai untuk tingkat pembebanan yang lebih rendah bilamana disetujui oleh pejabat bangunan yang berwewenang.
9.6
pada waktu be1. Nlengapa pengaruh arch'ing harus dihindari
ban diaPlikasikan? 2.
lt1
menyelesaikan proses Berapa waktu yang cliperlukan untuk untuk menp"-n"Urrrun clan berapa waktu yang diperlukan g,rt r. len
lendutan pada Apakah diperbolelftan langsung mengukur tidak berikan waktn saat uji pembebanan dilakukan'? Bila stmktur! yang tepat untuk mengukur respon awal terdapat in4. Apabila dari hasil evaluasi dengan cara anlitis solusi apa yang .likasi struktur tidak cukup kuat, kira-kira bisa diambil?
Keamanan
Selama uji beban, perancah biasanya harus dipasang di bawah elemen yang dibebani untuk menjamin keselarnatan. Perancah tidak boleh rnenggarlggu prosedur test atau mempengaruhi hasil uii beban. Selama uji beban struktur yang melendut tidak diperbolehkan menyentuh atau menumpu pada perancah.
160
1
161
il
l,iurrpilttrr
Lampiran A
sNI 03-2g47-2002
5
A liNl
0:l 2f{17-2002
Brh€n
5.1
Pengujian bahan
t] Penganra* lapangan bsrhs* memerintahkan diedEkan @nguiiao pads estiap hahsn yanq d*Sunakon pads pelak$an{an konstruksi beion untul mcfl4fttukan apakf,h bahm tersebul mornpunyai mutu sosuai den$sn n:utu yafig lBlah ditstapkao.
2)
Fengujian bahan dan psogujiafl bsion harus dibuat ss3uai dsnSEB tata cara.late rara
lcng terdapal
3)
pada pasal 2.
Laporan longkap p*ngujian bahsrl
dan ponBujian b6ion hdruB tsrssdia
pomBrilraaan solEma poksrjaeo b*daftgsdlrrg
un'isk
d6'l pade mgse ? tohun seieiah golesainys
pembangunsn.
gafien
52 1
)
$ernen haruc mernEnuhi salah satu {,ari l(Btenluan bo{ikuti
{1} SNI 't5"2049"1994. Serr.6a po.rilcnd" {2} '$pesitit
troe S d8n SA yaftg ridat(
dipGruntukkar ssbasei unsur p6n$i:kel uiama rtruktur bcton.
{3} "Spoo{ikosisemon }rdru/,,i oLssnsif {ASTM C 8{5}.
2)
Sofion yftftg digunakan pada pskcriasn koostruksi haruB s65r.,ai d$ngqn sorlBn ydne
digiinskan pada p8{ancangsn pfi}por3i earnpuran. Lihst 7.2.
5.3 1)
Agrogat
Agmga,l untut< bBton harua mednEnuhi salah satu dari ketofllusn berikut:
('l)
'Sposd"r,kas apregal unlilk
{2}
SN{ 03-34S1-1 99r. Sp6sryf*s.e, a!fl.egol,Tirgar? unru*
2)
Ukurcn maktimu,rF norninal agragst ksosr h&nrJs tidah nelsbihl:
(1) trSiarsk
[$Ior'
TASTM C 33].
telbfl
tErkecil Entam sbi3isi cetEk6n, siaupun
{2} lE krtebalan pelel laitai, stEupr..ro (3) 3/a iarak bersih rninjrnum alllara $lafigan"tulangsn algu alau i8ndon"l6ndon p{'aiBgang f,tcu solofi tsong-s€{onBso{rg.
162
slrutrdur.
163
kawa!"kae*si, blJff 6l tulangsn.
Larrrpirarr
A
SNI 0:l-2lJ.l7-2(n)2
l,irrrrlririrtt
A
SNI 0:t
2t{ l7-2(X)2
5J Alr
5.0
1) At F{ dEu*& Fd. rllrff ffi. na! !.oar d- !.n- ori tcrDtd5 o xl fi! .E!.an4lg.I. si. .Lq !fr, hre oRoi( .tI r.tr.ntah.r IJuFFrgm4.nffiS btqrtuuaE .
F t dau*- ,f t idr hG ftdryl F*tlls il$ar p.'oMltprt c d-&,rri 2) t ,tlh kd.rhr'{ pe4o, bc'- r$\b.rn F! dhurd(r nb. mnsr d[ rraritr E{A..aBr ldrtd &n E F y-! m d.tm FlE dlf,Ln olcr p rirr yg{dlrE r.n d.r.. lldrtxn pEgdi o ,ltr b.bn sd rrsl.& ?2.
p.Hr!l, Frc dlNLn Fdr t b. qlqxt! .!u o* !.n[ yxl! d !rri- bde.rri{6. itrr8* rr r.B tiE 6r-d{rE dn o rvl.e. {(t*bogrm'cabigl'rbcn"hBniuib,.,gs.d#r L'd!"ql) 2) At
dttony.
!) ri
rrrc m* dt i dtrhN Ek
brlot( i.r!6u (1) Psrr5 F!F.i
boldi
.AEr.,
!.16
t r.., rxd t r..trtr
sF/m !.5r h'u dLl.don td. crllr t-r Msu5.,.tE.,,lt{yflE|.e.}B.n-hi.lEnF(s.{|Ji(0.l.ls14!l,..lE[l1lmrhlscs24gEi6l' 'rE hrL.q, tu!.rr{ P, lrd F{!fnrd.6rrd..2rhnpd .l.rl!{.rFl!g d*&ad rtin*M ha. nI!.nF rdql.r.d.E {lt(r-!n|o gE d.,tE ,0* dri hrEts i-d. ui Fr! a!{t cr!- i ylrlt &pd.r6run. P.t!.,nhe- {, l{lolat t i.t, te r*krhn D.d.dr*u -qp., bd-rrl pd * F !t4@, yrr.bt d d-tlrt suirrree xrd {&.lt t r urru irdbr$,|uoer( o$dr- lD.*mhihrdilgI ohrn fi !t) mf (Aei cr0)
t64
Bahsn
1) srt5
taftbthan
bmEtEn
a) K.b- udb.rrt hsad.,' !{E n,Errt , rddrdr ri.Ltbhtdlml5,r p.n n br lrta-rq r.rr n b. d.E r.kt*irE nln tdi r.{ ldli i.btrFls e dng.^ dE u*r^ b*ttng b.rr g.lr-h. Laa 6,q2rd3 &4(o
$t ad&i!i'ts"l.|t-'r*g15i4ror*fr' 6) Brrs }rb.rdr F.{unn.i. Ft$mad utjt dI. D.h., FrEr.ld Etd h&-i hdor!. rarrq, Fn rEt.i d, pdrtErt.i 6*.tr,,ltd na.n llr !.lrErD pr!Jr.!g.r d.r ,Ir*.{* n.ra h l i.b. hr. ltrMmrqp..*d,,.r*r lrrtrr rdl drrr* D.irf ( stu c lg4} rll .gcllrrr 4,i* 6.re !rbl, ttuisn*ma'dl.rl,s,tt*aas...*rr.rra dtir.GsTu c t0i7).
165
Lam;>irau
A
SNI 0J-2U.17-2002 Larnpiran A
-
SNI 03-2847-2002
Prfsyrrrlrn k6awGtln b6ton Rc*!o air - semen
G-r
flesb ai..$ernon yacg
drisyara{(an p8da ?sbel 1 dan ?abel 2 harus dihil{.,r}g mengguna*an
beral 3am&n, sGsuai dsflgan ASIM C t50. ASTM C 5S5 N, artu ASTil{ C 845, diiambsh
8)
Abu tcbang atsu bshM por:rr6o lsinnya yang {,i$unakafl Bobegai bahsn t&mbshdn
harus msmanufii ,.Spesrirtfi,s,
u$rr.rtr ebu loda4g dar, pozrolan arerni,nunni afiru ,sr*ur.srrs, onfuk d,guna&,n so,sgsi Aohsn ten,€hao mid&ra! Wda iefon sorn*n pffta/r.f
decgan ber&t ahu terbang da'l bahan of.zzolan,ainnya.Es*usl den{8n ASTM C 6t8, kBrat sesuai dengan
ASf[4 C BBg, dEn slie8 funrs sesilsi dengafl ASl]'( C 1?48, bilamsna
digunakfin.
{ASIM C
61 8).
8^2 Pangtruhlingkurrgsrr
r)
yarg diperhrirus y8ng diguflal€n sebrga! brhan l8rnhahsn "qpa'r{it*ssi untt* ka$k t4iltgrtu p&r wfig diwrhstus,rffrr( dibur}**Ef, psds
xerat< &ngku pij:ar
r@menuhi
ddn nld'tar(AsTM
c
harue
Boton ysag sken meDoabmi pengaruh lingkungan sspDrti yaog diberil(sn psdu Tob€l
oar,f,
harus rnsmEnuhi rosio air"sGmBn dan perEyaretEn kti8t tEkEfl kar3.ktarislik bEtofl yang
989).
1
ditetapkan pads tabel lorsabut.
8)
Bahan tarnbf,han yang diguneksfi p6da hstsn yang mengandung sorflefl ekpan$il (ASTil C 645) ha{us oocoh dangan san*n y,ng digunskan
Tnb&l
re*eb$ dsft ms'0ha!,irken
pengsruh yang tidak rnorugiksn.
$) sdha ftram yang digunarkan sobagei bahan tombohen haru$ sasuai 6eng0n .spos,r,r(ds un{d( sifics fu'no 0ilt$k *igunshut pada btton dan mottars6.oro,"rilir.D*s" (AsrM c 1240)"
3.7 1)
Untuk porl*dun{an tutarg*n trxaeap fo
pada Seton yanq t8rpangaruh +ngturgan
Balron s6moo den agr6Eal haru$ dkimpan sod8mikian rupa unll,lx
ke{usakEn, aiau intru!}i bohan yang rnsngggnggu,
2)
Soriap bahan yang talah:ergaftggrJ
Pgrsyeratrn untuk pcl}gnruh llngkungrn khurut
Bak,fi dsngr,l p8Eiliuabililss refidah yang tort(ora p6,l1garuh lingtunsa* sir
Perrylmpinenbsfian.b.rhrn
pembuat&n haton.
I
mencogah
!
i
GATATAT{ 1 . Dihitung iBrtfidap botdl. {r*n b6fi6hu snle,k $$!rbn nomE{ ?. Un{$t t}slsr b6rBl $rm*i dan t&i5n bsral iiilEan
ariu t'rhofiEminasi tidak bobh digunai(ari ufiruk
0.1
Fnngarulr llogkungan yang mengandung rulfal
1)
Bot!fl yang dipBngaruhi
616lr lingkun*an ysng mongandur$ sutrfal
y8rq iorddpal drhrn
larulan slou tEnah trr8.us msm.$nuhi porlyarclsn pada Tonel Z, etau harus iErbu€t dsri s€'nan trhdn sulfgr dan rnernponygi raEb air"gdrnBn maksi nurn dan kual iorrcfl fi$nirnurn 6esuai dengs.r Tabel 2,
3)
Kakium klo.ida s€baga[ bshEn iambaian tidak boloh digunskan
pda
hrt.oo yaflu
diFaogaruhi oloh }irEkilngen sulfut ysng ber*itat berat hifigga rsnget berat, ssporti )rang
diioiaplsn pada Trbel 2.
166 167
03-2847-20(),2
T*bel
2
l,arnpiran
Porryarrt.n untuk bolofi ysr* dlp.nglruhl olch llnsfurgrrn yilng monBan(hrng
A
SNI 03-2847-2002
Ku6lttffi, perioaflrPurEfii dan pingtcofan
rulfil
?.1
1)
Unnum
EBtrfl herus diranceng cBd8rniklan hhgEa msnghasillan kust tEkflfl rsts-rata soper{ dsr juga harus rlemenuhi kriterle ksfltsstan sepodi yenq
}"dng dtssbutksn datarn 7.3(El
t6rd5p6t delarn peeEl 6. Fr6kusnsi nilsi kust iaIE{} rstjs'rat8 yfing iatuh di bawah nalai f. s8psrti yslrg ditsntultan dalarn ?.6(3(3)) h&ruslsh
EB$(o,cil
rnungkin, Sehin itu' nllai
f;
yarE
di0unalrsn pada b6ngu&an yarq diranE8n{lken gGaqEi d6ngan aturan*atuEfl d&lam tEta cara ini. tk sk bolsh *iiran{ daripsds 17.5 Mpa.
2)
Kntentran untuk nilfli
f"
frarus didasGrirEn pada uii silifitor yary dlbud dan diuii
sabaEsimons )rafig diperByEratkan pada 7.8{3),
3)
6.4 Parlhdungon toteilgsrt tErhedep korotl
1)
unluk perlindungan tutangan $i dstsm boion tefiGdsp komsi, konsenlrEsi isn k$oI*rs
nak'ismum yans dspst rsrut daiam air psda bs$n ha.ros umur 2B hingga 42 hsri fid'k bo{6h rnslsbihi Dstesan ysng dib*riksn peds Ta*, 3. ts*a dirakukan pangurien unhrk msn@nrur,un kandungerl iofl klorids yeng dapst laru{. dalam sir, prossdur uji haru' sesue} d€ngan ASTlrfi C
1218.
Trbol
S
KxndungBn lon
khrtd: mrkrlmum untuk porlin fungio b€Jl tulingrn terhadep ftomsl
ta
roa
I
tlsm o.fiho$trg
uod{.
T4:
i
Bdffi D@{F{ F.g E@E li"trkrym ta@ $tp.6 hlg , B?&rtrId
-i-". -_-
rwtFMle$oftia Kffilli.'kld brrs bdrrrieq
rffi*y*
***
*- -*-l- ,I - -*- ****
2l
rfiH
po
r*m Mdsmd@ o
(Gr-
}
I
I
rx
@a
E8rllbar rdflcsna ElEri spssmkffii l8knl*-
4l
Ellrmana prq66dur ptrsncansan mon8yarstlEn ponggunasfl
dinyetskEn dahm
1
deftgan 8illt-03-2461-1ggx,
,S@sf,fl(8s,r
manan{.ulffin hubunget! antsrE
f* don f,
5l
fd'
seb8g8imeGa
1.5(2{3}}, 13.2 d6n 14.?(4[ m&kr uji laborstorium h&flrs dilekul(En s68uei
agrugal r,n$fsfl unluk Oslon st urd,ur"
untuik
.
Uji kuat tsri* b6bt! bston tidsk bdEh dbi,n8ksn sdbflgsi ds68r pano[frnasn b6ton di
lap€ngan.
, I
,
1.m
*- * '.-
,',..-..]
72 Ffinlflhafi
tttnfi,urefi hctsn
I
j
Psfsyar€tan nirai msio air-e'm'n dan kuet tekan b€t.n psde Tabst 1, dan porsyar.tan t8bal sslimut b8mn pads g.T hsrus dipsnuhi epabile botofi bdrtuhng 6kan bor&ds p6ds lirqkungan yang fi@rryqnd'ng kloride yqng br*sEt d&ri eir geram, ah tat t" atEU ciualan dari srmber gar3m lars6bui. N-ihat keteniuan ?0. 16 unhlk tendiln kabel Brategang tanpa l6kabn.
168
leri'
Eraha umur b6lsn untuk psngujbn tsrsstHJt herus sasuei d8ngan yang dimntuften
I
O,'5
-;;
K8sueli ditefltulien l6FI" makE pcnentuan nfiai fo herus dida*erleau pada psnguihn bctEn
yong tsl&h barurnur 28 hari, BSa urnur bsmn ysng d8unail€B untul psnguiign hukan 28
) Proporsi rnatorial untuh carn{ffJran betofl harut dibntuksn untuk mengh8silkan $ifat'sifst: {l } Kebcakan dsn kofisiatBnsi yaflg rnBnjadil€n b8iofl mudah diEsr ke delam ostahafl dan 't
ke c6lsh di ssl$lilirE tulanBsft d6ngsn hGrbagsi ksndiei ps{skEanasn pang ootan ysng hsru3
dihl(ukoft, tanps tBrjaditlya sEgrBg&Ei
6trEu bl'so{rJhg
yang bertobih,
Kot8hsflan tefiadsp p6ngaruh lingkungan sBporli yang diByeratksn dal8rn p{sa! 6
{2) {3} so$ra!
ddn6am p,asyaratan ujl ks*uatsn 7-6,
t
(;9
Lanrpiran A
-SNI
A
l,;rtnpiran
OB-2B.|T-2002
SNI O:t-28,17-2002
4
fsb4{
2)
Untuk soilap csmporsn b6!Dn ydng barb*da, bair( dari Espek maledal yang digunskan araupun prpporsi campurannya, harus dilak{rksft pengujian.
Filktol modmkr*i untuk d6ylssl rttrndflr.llhs iumlrh pfinBu,,lsn
-_
k_urgng
Jufflilh p6nsu1l'8"
3)
-
dyl
. -i - go.nloh r'ttii J'ainrt"-ilffi d;ili
-***Kd;nsdrrirba;tsh - -
Pmpor*i beion. tern'lasuk rasb a{r*s€m6r}, dspat dit.tapk60 sosuar dEngoo 7.3 aLxu Eelagsi alt8maiif 7.4 drn haruB mefionuhi keicr{uan pa8al 6 (c6mbar 1}_
3_0
i -i-'
.
I
stgnder
*-
dffihdf;b*i
I
-
-t
s
i
--i
li coriton t. E ?0 Gofltsh 1,08 I "-* * * *2dtrirrtdh * -* -- - - --- -- " "- - s0cs*6h";i6;ffifl'- - - " i - - " " - l.oir i;gdr
I
I.3 Fir&deanlin prnps$l crmpuran
bsrda$.srkar} pehgelsrnsn lapangan
danlatau harll campuran ujl
1)
I
it..
Oovia*i *tandar
{:drarall
!{lwldri
(1) Nilri deviasi $t ndar dsp* diF'mrett jika fosfiiia$ produk*i h's,l uji' Dara tusir uji yang
axton diladikan sobagai dara
siandar haru!:
b€h,r.r
ac,an uflruk parhitungan d',riasi
fon
a)
Mewak,i ianig materiar. prosedur pefigend&risn ihuiu dan kondisi yafig serupa dcnsan yong diharaptsn, dsn p'rubohan-perubahan podri ma&dol atlupun pr'ror.* campuran dala{il dera p.ngujian tidak per,u diboat rsb.tr keiat.defi y€ng digunakan pada p'tsrjas' ysnt &kan dllaaukan.
b)
i'{eufskili beton yonp dtporlirkan [ntuk n*,*m*nuhr ketuaten ]4aog drsyarstk fi etsu kuat tokaa t"' pada ki$ran 7 MFa dariyong dibnluksn untilk pek*{iaan yang ar*n di*ak.,kiln.
e)
Tordlrf dad s*kursrq*ursn*nya 30 cofiioh pcngujia* beruruian ot8u dr,ls hebmpok
.
r""""""""8ksn
rata-rate parru
f*
yarg diguflak'n sebsgai da56f p'rnilihan pr,po*i
t70
I
rilui.$iE. di
ffis
aiau perssms,n ?
(1)
r'i *4+g'lSe-1,5
{2}
(2) Eila taeiiifas p6EdukEi bstsn tidak mampunya* cetsten
h&Blil
uji
l8pdngen untuk
parhitungan dBlsia$i stsndar yan! tri)mGfiilhi hetBntuan pada 7.3(1(1Il ai;ail 7-3{'{PJJ, makE kuet lgta-mta p6rlu
fd
harus dftBtapkeft hErdas8rlmn Tab@t 5 d6n psnc8taten
dfik
huat rata-
rat6 txflftls s8st &i d8nflan pGrsyaratan pads 7.3{3}.
Tabel
r't' I
5
Nurt telmn reid-rf,tq
p@rl$ Jihfi datE tld6k
tcr8odts
Entul( menotepl(afi d6rylasl st8ndof
--'-" Po]tyartirn tuat tckan, f; MFe
L _ __
] i
Kurang
drri?l
I
I
t il
21 sarnpeidsngan 35
--Lobih
&ri
35
i
3J
Kuatrato-rauportu
{1) x.,,!
#im
6tSU
30 Frrtoh pBrryujian Eaporti yens dilstapkan pada 7.6{2(4}), hocuali sabogaimana yang d;t6fltuk8n pad6 7.it.t{A}}, (2) Jika fosiritas produksi boron rid&k $onpunyai caratan hasir u.ii yaog m'menuhi 7.3t1(1i), teltpi m'ompunyai csr&ti'n u,i dari p6fl*ujr6n *'bsflyak 15 conrotl sampai ug conrDh Esr're berurubn. mska doei&si s!6ndar dRenlur(En *ebagfii hasil pBrkarion unlar' nirsi d'tissi ltlafldar ya,'€ dihirung dan faktor rnodilikasi pada Tabor 4. Agar daptrr ditedma, ma,,u catatan hasll pengujhn yan! dlgunaksn harus momsnuhri por$yoratan {atr daft {b) dan ?.3{1t1}}, don ho[ye ma1t6Lili calEton turtggst dari pcrtsuiiin-pcngujian yang bazu.u!fin dalam pcrfud8 r,,.aku tilok kuraog dari 4I hari kslondor,
camgumn boto* h,ru$ diambir $eba€,i nit€i tGrO€SSr d'ri perBam'an dorEen nilri dsvissi frandar sesuai dsngan 7.S(i{1)} atau 7.3{1{Z}}_
tso{p[de ]qr$ hruds di
f" +'1,34s
p6ngu$an bsru'lf.an yaftg jum&ahflya $rl(urens"tureflgnys
2)
ffitu8. F&t!*r
,remp*nysi csiatan
Fanc*totan dats kuet rab-rata
Catetan Ffoporsi @mpurEfl botDn yang diffiulkan untuh rnsnghasilkan kua.t t6kan rats-rato yang ssnre at6u labih b8s8r dsripodE klet i&ksn rats*rau pBr{u (lihst 7.3[E]] hE ile tGrdki dar* safu uetaton hasil uji hpangan, hEborape c6tstBn t!8Eil
pfircobsan-
t77
i4................j
k:[lf,t lokan, eteu h8sil uii carnpuran
l,attrl>irarr
tll
A
l,;rnrlririrr ,\
SNI 0:l-28.17-2(102
lNl t):t Ji'i l7
Jlx)J
BilB catahn uli dimaksudhar untsk rnenunjukkao bahe{a proForsi campurun bGlofl yarry
diurulltsn skan rnsnghasill(en nihf kuat rata-rEta per&r
f-
(fihat
I.3(2["
rsake caiatan !ar6e-
b$t haruB flistffekili maisri8l dan kondisi }ra$g mirip dqngan kofldigl dimana campur8n tErBE-
hut akan digunakan. PE.ubehari pada nxarerial. hondbi, den proporBi dari cetstan i8rseb$t tidak psrlu dibuat fiubih katat dari yang akon dih€dspi pada pekorjaan ,r8ng atffin dihhr/ksn. Untuk tuiuen pcncat&tan pot8nsial kuat rata-ratE, caiatan heBil uji yEng
tstapi tidak tffrang deri
lsfailo deri g0
cofitBh
0w l6l8'p[ qa HrrtuBn {qrJir36)
r 3d Enttrt ujr b€tutum
contoh perEuiian socara berurutan dapat ditsrirna Belama catalari p6nguiian tollBbul rrBnc6kup poriodo waktu tidak kirrang dari 4E h&ri. prBpo{Bi cBmpuran '10
14$
{Tidse -" eaa
eoa
untuk 8)
bston yang diporiufan dapat ditentukan melalui intGrpolasi kuat t8t(an Gsn pmposBi d,eri dua l.i,tu0g s dam lffi€ksi
atau lobih mntoh rdi yang mssifiU-masirry marnonuhi perBy&ffii5n pade butir ini.
mr{*unahan T&* *
(2) Jika tidak torBsdia
cateasn irasit uji ysog marftGnutli kdt@r{s, rp"ah8 proporsi sampure{r bBton yeng diFeno{eh dari campuran pBrEobflon iraflg momenuhi batasan"batasan bsdkut
dspat d$Eiuftaken:
g)
Kornbinasi b€h&n yang digunakan harus sama dengan yang diguns,kan Ff,da pekErja&n
yang ar(nn dilakuh8n.
b)
Garnpuran pemobson yang rnsmimki proporEi csnipuran dsn konshtsnsi yanq diperlukan
untuk pBkorjsan yang akan dilakukan harus dibuai rflonggun8kan sekurtsng-l(.lrsngnya r.tgE j6nk, rasio eir-errnsn elsu l€ndungan ssnnon y€ng b6rbEda,brda ufituk rnsrghesilk&n sr,iatu klEaran luat tekan bBton yang m8ncahBF kuet rat&rale
c)
porlu ts
Carnpuran uji hsrus dir8ncaflakan unluk ms,nghasilkan
tdust tsd(an .a&B{&'la Fgrlu Es6sssn 1 etE{ 2
Kdd h*Bn ratE-mtE Fqtlu de 'I8bsl $
dm
Te6€drwa Gmlan lB@nBBD dr 3Bhdr6f,gffiFdrdl hEerl uS bffirutw den0fln bah6n ytrxg 88@ dfl P.adE
.
Es6t ffipu&n
l€lecakan dengafi
ki3arEn
I
Fffioba&n
,tsng
meng8qna*En gBk.rBnq-{ffingft€ ligE reE!, dtr-Men 6l8u &adEr bahs sman yEf,E h8t€dd sesi P.3,{3i!}}
Z0
nihi rnekgirnurn )femg dliziniffin, den unt{,}k beton d@rE6n behen tr0rnb&hsn penBmbah udara, ktsaren kandungan udaraflya dihatosi 0,516. rrari kdndunoafl udara mrn deri
I
old
msl$imum ysng diiainksn.
glafik k"€4
pmpoGi
Bmpff
Bsn EEqlIt lsfDdBD dan guks iFtBrpolEe
unuA nB4rap€tktr k@1 hfiafl .ara#t6
d)
l-lntuk sotisp r8eio air.Ea{nan stau hadar Bernsn" se*urerE-ftur€fignya haruB dibua, tlga buah oontoh sitindor uji untuk ma$ing-rnasing umur uii dan dirawat sEBUai dongan SNI 03.
@rlu
E4$2-1S91, lilol$de p8mouat8n dan porau,rclon bonds r4i bston di /a0rysfonurn. Silinder hsrljs diuri p€da umur 28 tiari atau pada umOr uii )aang dilatspk8n untuk penenfuan
e)
f.
Osri hasl| uli cantoh silkder L8rs6but harus diplot kurus yaog fir8mpor{lhattsn huburEan
aritara lasio air-Be$BBn atau hsdar s8rn8n l8rhadap kust tclmn
@a
umur uji yailg
[uB{ iskan r&la{6ia > kuqi rata{lfr oadu
Sri*h tssl rdi*iila 6F*lng so#& tfirrrsn cdn urd ]rFrrhsi dldrt
qm&mn Iiffir*;*p"d; runurut p&6Bl ?.( imsnbu*Ih-
I
k*-:::.**
diistapkan.
f)
Ra8io air€Emafl maksirnuril atau l€dar aomsn minirfluri untuk b6toD yang aksn digunakan ptsd8 p6trari6an yang akan drleltukan tlaru* Mp6rli yang dForlihsu(an pada kurva untuk m&nghssitkon kual ratrB-rala yang djsyaratkan oleh 7"3i2), kmueli bila rasio air-sarnBn yang lebih mndah 6tau lrust tal*an yang lobih tiirggi di$.yaraflMfl olsh pas{l E. ganxbsr 1 m8mpadihstkan diaqrern alir untuk perilrlcangan FrDporEi campuran.
t72
ParB€tuNs
Bembrr
1
Dlogtain sllr untr* Perancsngf,n proporBl c,tnpuron
17:t
Larrrpirarr
A
FiNI 0:1,2u.17-20O2 l,:rntlrit:r,tt A
7"4 Faffinoongrn cerfipurdn ta|tpd borda*srlun {tdt{ lipf,ngsfl cafirpura& Fefs6b&8n
1)
Jika da& !,fiils dhraratha,, peda
r.r
tid*k t.r*Bdia, rnaka pmporsr campuran
dteu
baton
harue ditsntul{en hafldasoriffin per*ohoan Etau inf,rnasi lEiruryfl, bilemana hal t*r$obut disatujui olsh 'peng.urs& rapangan. Kuat tek,fi reta-rate p6rtu, neton yEng dihs*in(srx dsrigsn bahan lreng mirip dsnos, yang akan digunakan harua sqkurang-.kur*rrymys B,b Mpa lob& beear dedpada kuat tsr€n yeng di*yoratkan. A,rt*rnaiif ini tidak hor'h dqlunsr*n
6,
f.
untuk beton dongsn kuat kkan yEng disyErstkEil l8bih bEsar {reri Eg MFa.
2)
Campuran boton yan6 di,rEnc6.ng rnanurut hutir
RdduliBl
d'ts
'@r'rn,
perskaons'n h*nstruN*,. mak, driz,i&kan untuk meroduk'i
f,
yang di8yaraUffin, seliama:
1)
umtuk 38rti8p 1?0 rml boton,
Nr.msan
psnnukaan lant!fl atau
dinding.
E)
Pada *ualu pehernEen pBngEcGron, jiko \slurn6 [o,t8[ adeish tsd8rn{ki8r} liiriggf, frtshu6nsi
psrlgulian ysng disyara[ken o]Bh 7-6{2111} hanyo skan manghssill(sn 1{Im.lsh tIi hEkuetsfl bsron ku.rang deii 5 untuk sudtu tnutu batsn, mdks (gntoh ttji horu8 disirnhil dad paling sGdikit yang dlgunalcan adalah kurang deti llma. nnutxl bslofl yeng diguflel
fst'-rsta
(4) Suatu uji k&at &kan herua merupokon nileii ku8t trkan eilind@r ysng bf,rasal dari aduksn beton yang
dfiri 40 mi},
nneka
ril@lsbihi kstentusn
d*via'i s&fidar Ea$uar dafl0an
)), atsu
3)
r6h-r@tie dari dua oontDh ui{
' ama dan diiuii psda
FadE umur uj, yEng ditslepk&n untuk paflsfltuaft f;
um,ur hGtln ?B heri etau
.
Bonda uii y8ng dir6$rat di l,Eboratorlum
{1} Contoh untuk
Uj{ hutst
iekan han,s d{ambll rinenuru[
SNtr
03-2458- lgg'1, M&lhdd p8ngEtl.dn
d6n psn6Effi&Ian contufi unftllk sampurEn &olon,sagor.
!)
T6rs@i8 15 hilngga t9 c*nloh da& hesir u.r'i, dan ha*ir uji rata_rata mohbihi ''ntofi k't*ntuen y,ng diEy.rEflran oloh /.J(z{{}} yamg dihnun0 fi}enggurrsr,€n d*\dssi sianu'r
ff)
Bonda uii sflindcr yang diUunffk8fl untuh
ulr,
kuat [sken harus dibfinrnjk dsn dir&r#at dl
lflhof8tErium rnenu,rut Str,ll 03"4810'1SBE, ,Welsde, pombualan dsn p6lEwefon asfldfi r# dr
soBuai deflpan ?rB(1{?)}, dan
Jspargsr'l dan diu.ii rinsnurut SNI 03-{974"1990. Mo{ade
3)
{3) Kuot LBken
Pereyaratan khu8us mBngsnai pengsruh lingkungan pqds
?.S
@at
6 diponirhi.
Bston hanrs diu.li dsngan ketantusn I.B{?} hinsgs 7.fi{5}. Tettnisi pEngujian tepangon yang rnomsnufii hu&tifikasr herue rnorarrukan Fangujian botBn segsf di rokasi konetruksr, rnenyr{p,sfl cofitsh-o*ntoh uii ei$ind*r yang diporXukan @n mencatat suihu b{ton Esgar Fsds
sa6t ,'ie'yrepk,n cofiich uji uniurr psngurisfl kust t6kan. Toknisi kaboraturium yang m*rnpuoysi kuer*ii{esi hanrs rnalakr&an s6mue penflujisn-psngujisn raboratorium yan}
diBy8rstkan.
SBtiap n{lal ratB-rEis dari tigo
alau l6bqh bes*r dani f.
b)
r.{i[
ku8/ Ia*sn &a{oo.
kllst tEkan ]Efig b@nirotsn nnempunyfli nilar ysng ssma
.
Tidak ada nilai uli kusi tBkan yang dihflung seb,agai nilai rata.rata dari dua haeil uji
contofi sitindsr msrnpunyai nilai di bswah
f;
mrdkbihi {rsri 3,5 [4P4,
{4J Jnka a{ah Batu dflri perByeratan pEda 7.6[3{3}} td6k terpanirhi. mska herus diembi* langkethlangkEh ontuk menifigkas(an hmil uii kuat tfi*(an ffita-rat0 psda @ns$coran b#tori berihubrya. Foreyarahn pada
I-6i5I haru$ diperhstifl(an jlka kstantusn 7"6{3{3b}} tid8k
tsrpen$hi"
774
psruuleIl
Euqtu mulu broten dopat dihatagoriknn rnomenuhi syarst jika dus hfil horikut
dipGnuhi;
8) Evrlu,esl dari potior{fi{st& beton
1l
Er*-.
fi&k kilrang defi ratu ccntoh 4i
stsrj tidek kursmg dari sotl] Eafitrsh u]i untu[ .ss{iap 50O m}
disstujul 0l8h psfig6w6s bparqsn"
Tc*s*. 30 conlorx ahu rsbih d6t& hasif uii, dan h,sil uji yenQ dkyerstr*n orsh r.B{z(I}} yaflg dihitun0 msnggw*kan (1
Pongulian kEkrr&tfin rnasing*masln8 rnutu bcton yEng di[or stsii]ap he,rinya hen,stloh dad
satu contffi uii p'or hsr,i, otau
psnguiliam lruat lEtr(8n lidsk !.eflu dilskukan bils bukli tery@muhinya ku&t t8tu8n dissrslrkan dan
he&arnilsi salisihentara fH terfisdap
7 3(1
Frskuenei @ngujisn
('l)
{3} Jlka wlume tflisl d&r{ *uatu
kufi ret5,reti
*enB*n t.rs.disnys
2)
5 adul(eft fang dip&l{h sroar& acEk atau dari masiflg"maslnu adukBn bilernsn6 i$rnhah aduli'an
ini harus mamafluhi po*yaratan
ksEw8tar ped& pas6$ 6 dan kritoria pery0u$an kuet iekEn psds f.6.
?,5
sN I o:t 2ri.17,2(x)2
775
Lzrrnpirtr.rr A
4) Fera1trat&n benda ujidi lepangan tI l Jfta diminta ol6h ocflga.#Es lapan$an, mal(a
():t-2,\
lT
2(X)2
takannYs kurang dsri Eda salupufl bB.r'on inti yang kuat
hesil uii
kr.{at
tekao h€flda uii silinder yans
inii }?ng diambil dari ichasi yang
?5!(
(?f Fercuatan benda u1i di lf,p&ogari han{e
meng,ilruti
SNi 03-4818[!S98,
&delode
pEfmiu'atua drn pordrilEtafl b6oda uf di l8psngsn.
(3] Bonda-banda uii ciiindor yan0 dirarrrat di iapangan harus dicor pada wBhtl{
ysr}E
borsarnaan dan diarnbi! dari cDntoh adulmn betofl yqfig sama dengan y6ng d8unslcsn untuk
pcngswa$ lepangan
mae{h tnar8gul(,en' rntsha 1'dak dipenuhi dan hila tahdnan struktur Nahansn strLtktur tapangen pBnguiidn dapat maminH Untuk di*Bkukan
boton s,$uai d*nsen
ps*r
(5) Bila kriteria 7.6(5{4}}
yang bErrnas.rsh ter'ebut, atsu 22 untuk bagisn_b'giail stfuktilr
ysng disftggap tEFat' rnsla*ukan {angkarihldngkstt leifi nya
di ia'borct$riu.rF.
pEnyirnpsfisfl P6rslaFan psrslstan dan tamp6t
?.?
bstoB yaflff dirEwer di lapsngan msnahssilkan nilai
b€ton mGliputi hsl berik'ut: P6rEiaps.n sBbs{um pcngasomfi
di
{
yanq kur&og d8ri 8596 huat rsk8r
laborsloriurn Batassn
8sor'o
tersebui tidak bsrlaftu jika
kuat tekan boion ysng dirawat di lopBnfsn mBnghaeilt(en flf{ai yang rns.lebihi
f,
ssbsBsr
rninimal 3,5 MP6.
Sl
trEnyelidtkan untut hasi{ uji kuat lBken bBtoo yan0 rsndBh
{1) Jihasuatuujrku6tts.kanfiihal 7.8{2{4})} bendailii silindsryang{tirsHeldi
{'[
]
dan prnganskutan bstoff] hefiJs bemih Sornua peralatan untuk peniarnpuran ydrg ahsn diieib€lsn' dihitangt€m dad *etskan Semua sarnpah etau N(otaraft harus diboflgkar' mudah n6hiflSga penftuka'n Ceteksn frarus dilapEi eol pelumas sog6r h'arus daliarn hoton d6n8an ber€sfltuhBn dinding bata F8ngisi yEng aksn
(2) (3) (4) Bsakn
kondisi basah {sborst{}rium
(5)
dari lBpisan yang mtsngganggu' Tulangan harus hariar'bonar berBih
mengtlasilkem nilai di ba{s6h fo saboear minimsl 3,5 }ilpa Uihar 7.6{3{3b[1 atau bilE $ji kust
(81 Scbelum
lakan baBd8 uii yang dirayrat di tapangan
tfamlG.
msnun.Jukkan huranffnye parlindunEam dan
pera$ralan psda bend5 uJi ilthat 7.6{4i4)}1, maha harus drilekilhafl anaflieis untuk refljamift behr/r,e
{2}
TsmbEhan Fengujiaft b8toil
b6ton inti yang tidsk irnednpartiha&an hssit kBhuatan
(4) Prosdur unluk pei[induflgan dafi parawBtafi beton hBrus dip8rkBtat .iika kuat i8kan bBtsn pBmbanding ysng dir5u,rEt
f;
bBratur€n diperbclohhEfl '
dirayrat dl trapangan ha.rrs dEiapkan.
r,.ii
sNl
l,:rtttgritittt A
sN I ():t-2f{.17-2()(}2
tahenan struktur dslsrfi mem,hu{ bsuan rnasih dalafii bat{E yanB aman.
Jfka kepastiafl nilai kust lckan baton yeng rendah tBlah diito[ahui dan ha8il F€rhirun0an
bila dati mmpat parigecorart'kecuali b@ton dicor, a*r halus dibuang
digunclsfl
\-
yEng h$ali'tssnye hur&ng permukaan yarig dapat 16p65 6tsL/ Sarnua k8toran dan bagian p@finukaan bstqn yaftg pada p€ngacoran laniulen dilakukan baik hanns dibors*hkEn Babslurn
{7)
tolah mangsras.
rBonuniukkan bah\rna tahanan struhtur dalam m8rnik4Ji bebsn bsrkuraflg Beeara signitiL8n, makE harus dilakuksn uii contoh bstcm uji !,tsfltg diarnbifi dsri da$rah yaflg digsrnrasaletlks0
sesuai
Sf"dil
03.?4SAlgg1, /t6lsdB psrlgsmbilan
{tatsd6 pefigujian
&LsJ
/skan &eton
lItli
b@rldo l4i bsto') ifiri dan SNl 03"3403"1994,
Pada uji conldt betoa inii tsrBabul haruB diambit
paling sddikit Uga benda uji untuk sBriap uji kuat tef{an yang msrnpunyai nil8i 3.5 MPs dt bowsf, nilai parsyoratan
(3i
fi.
P6nctmPuran
eoluruhnya sBcarB $Gksanna dan harus dituaogktn Eanrua b8han hshn halus di8duk sehelum pencampur diisi ksrnbali'
'l)
SNt 03'4433-199?' dan dbntarl(a$ sesuai p@rsyaratan Eoion Biap Falffii hsrus dicflmp'Lir psfiatsran yfrflg dibunt Dstsn "spesfikasr ufl'tul( 'J"t?8/8ilJ'r Sp6$fl&flsi beton si'p p8/'€[ stEu
2)
Blla beton pada struktur bsmda datam kofldfBi ksring
uji bston inti harlr8 dlbuat kqflng uddrs (pada tfimpsretLir
masa layan. ftakE bcnd,a hingga 25 eC. kelembebafi
s.@lan'ra
15'tr
re{stif kl{r&nt dari B0n6} EB[erna 7 hari sehelum pcfigl{jran, dan haru$ diuii dalam kondisr
koring. Eita belsn pada struklur harada pade kB&dasn sangat bseah selama mssa leyen. maka bstori inti harus dirandafl1dalarn sir $sk,sfang"kurangnya
40 jam dan liaru* diuj, dalern
(Asflsrl C 6851 wirrms dan pcncsrnpilron rnsnsrus" haru5 dib{6t s'ebagai berikut: Aduksn helon yang dicarnpur di lapaflgaft mt"n rnfin0gufiakgn lanis p&Ilcatflpur 1L*g daflgan ('l ) Poncompuran haru6 dilsisrhsn
3)
disotulu!.
kond*si bilsah.
(4)
,.8
Beton pada daBrah yeng dffdakili o{sh uii betBn,inti harusdionggap cuhup sscara struktur
jika kuat iokari rala"rats d&n tiga bston inli sdalah minirnal Ef,Ir,a dBnqan Bs+b
176
f;
dan tidak
yang dissrsilkEn olsn pahik diputer d€nEan l(ecEf€laR {2) Mesln pancampur harus psmbuaL
177
l,arrrl>iliur A
sNI
0:t-28.17_20()2
{3) Fencarnpuran haius dirakuk,fi saqara tfif,s rnanitr ssfs*aln s&mufi
bah,fl b,r,da dalam
/Tl&n&nJa saianra sokurang-hurangnya 1}g
\r{,sdsf, Fanrempur, ks{uali hila dspat diperlthsr'€ft bohv/e waktu yeng r*bih singkat dspet msrnenuhr pers]amren $ji ksser,gsf,en
cEtrprurax] SNI 0A"4430- I
SSI, Spmffiks6{ &Bler} siqp ps,kei_ Fongoliahan, ps,{ukaran, dan p*fluampura& bah6n herue m*i},sflqhi atu{En yaftg beilEt{u pe.dfl Sf',} 0E-4438- f gSI, S,e@,sffifta$, beaorl
(4)
-qjep
{$} Eatamn riilEi herus disinpan
s)
oetflj-
dongen dsifl_daia yaa8 flrellFutij
bJ
prspnnei bahan yeftE digilnakffni pErkirEan lokasi pomgecbrsn psds Etrukiur:
Permukean ata8 c8taN(ao trBflikal 8sc&rs u{ilum trrxrus datar.
7l
JikEdisGrtuk naiarpElat(ssnaan,rflslcasatr?bungsnharusdibuatsseuaiS.4.
8)
Sumua bston harus dipadstkan ssc€re rnsnyeluruh dsfigon msfiggunak8n p8raletrn
yang s86usi Bsl6[fl4 pan{&Eoram dan hafl.rE diopsy&kan rn6ngbl Esl$lfling tu&*rEEn dBR Beturuh Esl6h dsn m&stlk kts 8ernu8 sudut sataftsn"
7.r{
tanggal don rvaktu pEnsampuran daft pBr,fiseo.ran.
?.tl
Fongentarulr
Eernn hflrus di&nterksn ddri tGrpFat pBncarflpurarn k6 lokaci p8ngE@rsn d8figan carE_ depfi rnenssgEh t8rjadifiys pBmisahfln {segrqlasj} atau hitampn}a bfihafl.
2)
Psrslatfin pengantiar haru$ marnpu nrenganbrkan betsm ko ternpat p@ngoeordfl isftps pemisahaft bahan dsfi lsnpfl s6ie ysng dspat ff.engakib&tan hi$engny,e plaetisita$ carnffl{En_
l.{0
Psrerr5ilsfi bsti}il
B6lon {sstiain bEton kusl a$.4[ tiogQi] h&ruB direilrat psda suhu di ata& t0 @C defl dslsm kondlsi lBrnbsh untuk sekjrang-kuraflgnya aa&Bma 7 had setBtah p€ruacqran- ks{r}ali jika {
)
dir8$rEt rnBn0rut 7. I 1{5}.
cara y6flg
Batan kuat avrd tinggi heruE diral#st pada sutffl di s!68 I 0 'C dEn d*lsrfi kondi8i bmbsh untu[ sekureng-kuran*ny8 sslarr]a 3 h8d pBrtiams kscuam jihE df8wat meiiurut 7,1 1{3}-
?f
3) (1 |
F$ro#etan{ipsrcspEt Parauretan dangan uo8 bcrtBl€nen till€igi, psflSl.I8p8n pada tel€nsn atuno3fir, panss dan
lBrnbab, atau prosss lalnnlra y&rq dspat diletirn8" depgt d&lakuksn untuft rnempsrwgst p6ningkatan kakuetEn dan rfiBn$urangi wakhj $elarvaten.
Frngecorun
1)
Befon h&ftls dicor sedskal mungkifl pada posisi akhrmya untuk mefighindEri tffledinye [email protected] skibat panangsnan kBenbarli atau ssgraga5l Ekitet pengal*mn_
2]
Pengemran betDfl haruc dilekuhan dengan ketroFaton sedGiltildan hingga heton sslar€ p*nseoar,n tsrsabut t*tAp dsl*rn k*ildson prastis d6a dsngan mudah daper m'ngr€i fusng di
&ntara tljlang&n.
3!
Beton !'a[,g t*rf,h ,rerxgEr&* sob,friafl at&u bBtsn ysng i*i{rh terk,Brarniftasi or6h bahan ls4n tidak bsleh digurrlakEfl untuh pEngErfir8n.
4)
6)
jurnlah adukan yang dihssitkdfl,
t) d|
'tr)
sN I 0;r-2fr,t7-2(X)2
l,rrrnpirirtt A
{I}
.ku8t l6han Percopetan urglritu pBrat{aian her&ls mernborilifin
hqbn
@8
t6fi8p
p6mbBbanafl yang ditifijEu s6kuranB-hurangny€ estna dBngen kust sEnc€iila porhi
@B
hehsp psmbabafl an tersobut-
(3) Frosou
peretr,alEn harus s8domikisn hiflgg,s bston ysng diilssiksn momputly&i tingkat
ksawatan p8ling tidah same dsngan yang dihesitkan olBh rndtods p€rswatsn psda 7.rl{1) ater, 7-'11{21.
4) 8ih
d.iperlulcan
d8n
Fan0i rr/ss hparlgsn" rn8ka depsl dihkukan pBnambahen uii kt El
tokafl b6!on se$.lai dsilgiafi 7.6{4} untuk rnonFunin h6hws pm88s p,Brswatefl
}ang
iknkukEn
tElEfi msmonuhi parEyarat&n"
Bet*n yong
ditBmbatt ain iagi flrau bstsn yEng telah dicampur utaftS sEtelaill p.engikaton ewal l$dak bo&h diuunaksfl, ketruali bile dis&tuiui obh pet&awas lispangaa.
$)
Setslsil dimuiainya peEgecoran. mska pengficoraat tersBbut f,snj.B diiskLrksn secsre manarus hingga r*eogisi ee*ara pcnuh pon4l alau psn,&mpeflg eampai batesnya, atau
ssrnbuirgsfl yang ditEtapksn sEba06{rnana yanE diiein*(arc q[Eu dilarsng piah g.4.
178
?.{l FefiyrmtDncu6captn& Sehrna cusca panas, p6tttatisn harus lqbh dih€dl€n @a bshan das&r, cara IHEdul(Ei. p*nang8nan, pangoc;onrn, prtindung8n" dan p6ra'rlatf,n iltrtuk mslxs8gsh t6risdiny& tBrnpsratur b6ton atau pon€uapan air yang b8rlet*han ysru dapat max&h6ri pBn$sruh nggstif peda rnutu botom yang dihs8ilksn EtEu psd8 komampuar! l8yan kornponfift atau shuktur.
17!)
fndex AH, B AK, 8 MPa,25
fl,, f'"r,
Air campuran, BO5, 86
47 47
cL25,7,129 c136, 14, 722 c150, 12,63, 727 c232,735 c29,722 c31,120 c33, 113, 128 c3g, 15, 17 c403,132
f'", 47 n,r 35 rL1, 74
n2,74 p,48 s. 33. 34. 47.72,74 s1, 74
s2,74
C42M, 84 c4g4, g, 131 c685, 39-47
ACI 277.1,777 2t4-3R,48 305R, 131, 135 116, 138 318, 25, 35 Admixtures, g, 14 Agregat, 13,50 Agregat Halus, B Agregat Kasar, 8, 56
14, bT
ASTM
cg4,77g Awet, 60
Batu Pecah,
Keawetan Betorr, 60, 79 Kehilangan Slump, 130 Kekuatan, 9 Kelecakan, 78,725,129 Kelernbaban, 15
Definisi agregat, 8 agregat halus, agregat kasar, beton, 8,727
Kerikil, B Klorida, 58, t27
Kornporren, 8
B,
127
Konsistensi,l29 Korosi, 61 Kualitas, 60, 73, 103 Kuat Geser Beton, 10 Karakteristik Beton, 10 Tarik Belah Beton, 10 Kubus, 26
kerikil, B mortar, 8 pasir,
B
semen,
B
Deliverv, 136 Delivery Ticket, 41 Distribusi Normal, 44 Doket, 38,41 Drurn Perrgaduk, 1l)8
Empiris,
62
B,
Lingkungan, 60 Lokasi, 86
11
Faktor pengujian, 16 Faktor variasi deviasi stanclar, 20
Media Pengikat, B Mix Disain, 113 Modulus Elastisitas, 10
Mortar, B Mrrtn, 27,
35
Frekuensi,28, 80 8
Beton, B Beton Ekonomis, 32; 34, 38 Beton Normal, 10 Beton Segar, 40,126. Bleeding. 134
lBi)
Carrrpuran, 50, 68 Cerrrentitious, 61 Clrernical admixtures, 9, 74 Contoh, 51
NDT,
146
Gradasi, 128
Hidrasi Semen, 128 Irrdikasi, 73 Inspeksi, 42
Pasir, B Pasta, 127 Pasta Semen, B PBI 7L,24 Pemarnpatan, 139
181
Penempatan,lZT Penetrasi, 132 Pengantaran, 136 Pengawas, 29,42 Pengikat, 8 Pengikatan, 132
Syarat
Batas Ion Klorida, 64 Batas ion klorida, 5g Keawetan beton, 60 menentukan f!,, 48 Penerimaan, 2g Uji Beban, 143 {-}kuran maksimum AK, b6
Pengu.jian, 16
Percobaan, 7l, TT Probabilitas, 46, 20, Proporsi, 11, 50
Daftar Pustaka
B0
Quality Assurance, 40
Temperatur silinder. 16 Tipe semen, 12 Toleransi umur uji, 18
Rasio, 12
uji,
54, 55 Uji Beban, 143
Rasio air-semen, 12,61
Remixing, 131 Retarding, 136 Retempering, 131, 138
Vibrator,
13g
[1] ACI Comrnittee 211. ACI 211-1, Standard Practi'ce for Selecti,ng Proport'ions for Norrnal, Heauy Wei'ght and Mass Concrete. ACI, 1991. [2] ACI Committee 305. ACI 305R-91, Hot Weather Concreting' ACI, 1991. [3] ACI Committee 318. Notes on ACI 318-99, Bu'ildi,ng Code Requi,rements for Structural Concrete wi'th Desi,gn Appli'cati,on. Portland Cement Association, 1999.
Segar, 40
Segregasi, 134 Segregation See Segregasi, 134
[4] ASTM Committee C07. ASTM C 150-02, Standard Specifi' cation for Portland Cement. ASTM International,2002'
Semen, 56 Semen Portland, 9
t5l
Sementitious, 61 Setting Time, 132 Silinder, 25,27, Gg Slump, 130 Slump Loss, 130, 137 Standar Deviasi, 34 Standar deviasi, 33 Sulfat, 67, 62
t6l
T82
ASTM Committee C09. ASTM C 403M - 99, Standard Test Method, for Ti.me of Setti,ng of Concrete Mi,rtures by Penetration Res'istance. ASTM International, 1999.
ASTM Committee COg. ASTM C 494M-99, Standard Speci,ficati,on for Chemi'cal Admi,rtures for Concrete. ASTM Interrrational, 1999.
183
[7] ASTM Committee Cl)g. ASTI,'[ C 1.?6 01, Stan.dard Test Methorl for Si,eue Analysi,s of Fi,ne and Coarse Aggregates. ASTN{ International, 2001. [8] ASTM Committee C09. ASTM C 39lvt - 01, Standanl Test Method for Com,press'iue Strerr,gth of Cyli,ndri,cal Concrete Sytec'irn e'ns. ASTM International, 2001.
C09. ASTM C 685M 01, Standard Concrete Made by Volu,metri,c Batching a,nd for C ont'inuous Mi,ri.ng. ASTNI International, 200 1.
[9] ASTM Cornrnittee Specifi,cation
[10] ASTM Committee C09. ASTA,I C 805 - 02, Stan,dard, Test Method for Rebou,nd Nurnber of Ha'rdened Concrete. ASTM International, 2002.
Umum' SNI 03-1974-1990' Metotla Pengu[16] Dinas Pekerjaan PU' 1990' .iian Kuat Tekan Betort' Umum' SNI 03-/t810-1998' Metoda Pcrnf17] Dinas Pekerjaan Beton tli Lo,panlan. PU, buatan rlan Per,a,watan Bend,a Uji 1998.
Be' SNI 03-/t433-1ggg' Spesi'fikasi' Umum' Pekerjaan Dinas [18] ton SiaP Pakai'' PU, 1999'
Urnum' SNI 03-21Lgg-2002' Metoda Pem'bu[19] Dinas Pekerjaan d'i' Laboratorht'm" PU ' atan d,un Pera'uatan Benda uj'i Beton 2002.
Umum'
SArl 03-6815-2002, PU, 2002. I[engeno,luasi' H asi'l Uii' K eku'atan
l20l Dinas Pekerjaan
[11] ASTN'f Committee C09. ASTM C 125-03, Standard Definiti,on of Terms Relati,ng to Concrete and Concrete Technology. ASTNI Internal,ional, 2003. [12] ASTM Comrnittee Ct)9. ASTM C 3J-0.?. Standard Spccificati,on, for Concrete Aggregates. ASTM International, 2003. [13] Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gernyta u.ntuk Bangunan GedrunQ (SNI A31726-2002). PU, 2002. [14] N'Iehta, P.Kurnar, Monturo, and Paulo J.M. Concrete Structure, Propert'ies, and Matertuls. Prentice Hall, 2nd edition, 1993.
[t5] Purwono Rachrnat, Tavio, Imran Iswandy, and Raka I.G.P. Tata Cara Perhi,tungan Struktu,r Beton u,ntuk Bangunan G edtrng ( S N I 03 - 2 B lt 7 - 2 0 0 2 ) D i,len gk ap i, P e n j elas arr, ( S - 2 0 0 2 ). ITS Press, Surabaya,
2007.
r84
185
Tata Cara
Ary4Pr..-.h4, Prof [r. Racl'rnrat Puru,ono. NISc. tP-L] FL\KI aclalah gurru Lrcsur lLrniritas biclang honstrrrksi lJctr>n Bcrttrlang clan lJctr>r-r Pratesans di ITS Sr-rral>a1,2. l.ahir cli Jomlranq pacla tahun 1932.
'l'cl.nik Sipil dipcrolch cli l'l'1) pacia tahun 1954 1959, dzrn N{aeistcr (NISc) ciitcnrpr-rh rli Univcrsirr' oi W'isc, rnsin, N{aciison, pacla tahun 198()-1981. Di sarnprng ffi itu pcrnah mcnclapat pcncliclikzrn tambahzrn entara lain satu tahun clalarr-r l>iclzing I{onstruksi Rctr>n llcrtr-rlang (KBB) clan Bcton Prategang (KBP) cli Ttl Delft, I3elancla, pacla tahnn 1967 /19(r8 clan satlr tehLrn )uua rlalan-r bichns lndustrial N{anascment cli LPPNI Jal
l)cngirn lzrtar bclakrrng pcncliclikan rcrscbr-rt cli atas, Prof. Rachmzrt sclama bergaburnq di .Jurusan f'eknil< Sipil, FTSP lT'S, mulai tahun 1962 sampai pcnsion pacla trrhun 2()07 pct:nah mengajar matzr pclajaran IitlB, KBP, Bcttin'l'elusi scbagai lrn(qg()ta rlalam panitirt pcnYusuorn pcrr)turan pcraturan r.aitu (1)
Pctaturran Bcton lncioncsia (P1]l) 1971 dan (2) SNI 03-2847-2002 ; (3) Tata (lirra llcban l)csrrin N{inimr-rtn untcrk Geduns clan Strlrktur t.ain (1)SN R Stl-l 2) Selama cli ITS, tugas institusional yang pcrnah cliiabat zrntara lain, Pemlrantu Dekan I FT'SP, Ketua Pclaksana Ilarian [.APlTS, Iietua Biclang Penscmbangar-r 1TS, I{epala Lab. Beton & Bahan l}.angr.rnan Jr-rrusan Teknik Sipil I.1SP iTS, PR IV Bidang Pengembangan ITS, Pirnpro P3-ITS, Depu4, Pr:ojcct N'Ianaser lT'S ADB clan PR 11
lllrlrrrrri,\.lrrrlrrrslr;r.,r I rrrrrrrr l'l'S. tlrrn lt,r.;r1, 1r1.st,1,,11,.11 \.rr.r I,rrrrl,, l ,lrlr,r':rl.r'i Lrlrr lJr,lr )l) (lir) IJ;rlrrrrr ll:rrrurrrrrrrr, l,"l Sl, l,l S.
Setclah pcnsir-rn, sclai, rrcr'LrsLrn btrkn ini, prrL llachm^[ tcl,rlr menerbitkan 3 buku, \,zritr-r : 1. Pcrenca.naan Struliturr Bcton Bertulang Tahan (icmpa Sesuai sNI-l726 dan sNI-2847 Tcrbaru, Tahun 2005, Ecrisi I{etiga 'Ihhun 2008, iTSprcss. 2. '[ata Cara Pcrhitungan Struktur Bcton unftrli l]angunan
(ieclung (SNI
-).
03-2847-2002) DILF)NGKAPI PIINJIiIASr\N (5-2002), Tahun 2007, tTSpress E'ah-rasi Ccpzrt Sisten-r Ranglia pemiktrl N.{omc' Tahan
Gcmpa, Tahun 2007, ITSpress
l)t.
l'rr1,, \ti rrrtrrt.rrrlrrrlr 11 l:rr Sl tt.lirrili sipil rli I'l'S ()7. 52 tli t'l'lJ 2002 rlarr sclar cloltor cli Tcchr-rical []r-rir,crsitv ol (]raz tahun 2(X)(r.
r
Sejak tahun 1998 beiiau menjacii doscn retap jutr-rsan tclinik sipil ITS clan saat ini rncngajar rli SI rnrupun prscesarjrne.
Sctclah licmbali dari Grtz, bcliau sempar ditunjr-rk mcr-rjadi seliertaris jurusan Tclinil< Sipil, N{R (Nllanajcmcn Rcprcsentativc) IS() (International ()rganization for Stanclarcltzatsriurn Bcton dan Bahan Bangunan ITS di tzrhun 2007. Pcngalaman provck ),ang telah clilakukan'diantaranva analisa struktur
bangunan bcton 4 lantai untuk bank dan rcstauran di Surabaya, analisa perbaikan water tank di Riau, analisa strlrktur warchouse di Jakarta dan analisa hontrol kualitas clari prolrsk pembangunan chimncy cli Paiton.
Bebcrapa mata kuliah ),ang pernah cliampu
diantaran)ra:
pcmrograman komputer, mekanika bahan, mekanika statis teftcntu, bcton pratekan, optimasi di tcknik sipil, artificial intclegencc dan teknik pcnulisan ilmiah. Selain rncnjacli anggota HAKI saar ini Dr. Pujo juga anggota ACI (Amcrican Concrcte lnstitute).
aktif
sebagai