DIVERTIKULUM VESIKA URINARIA
1.
ANATOMI VESIKA URINARIA
Vesika urinaria merupakan ruang yang dibatasi oleh sel epitel transisionalurotelium, urotelium , yang dikelilingi oleh jaringan ikat – lamina lamina propria dan otot polos. Vesika urinaria yang normal mempunyai ketebalan 7-8 sel dan mempunai 3 zona sel : basalis, intermedia,dan lapisan permukaan yang khusus. Otot polos tersusun dalam anyaman yang saling bersilangan. Urin dari ginjal mengalir masuk ke dalam vesika urinaria melalui ureter, yang akan disimpan dalam waktu tertentu dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Dinding vesika urinaria tersusun serupa dinding ueter, yaitu epithelium transisionale. Di daerah trigonum vesicae terdapat : -
Tunika mukosa memiliki glandula trigoni vesicae Berkas otot polos membentuk bangunan melingkar, mengelilingi muara ostium uretrae internum, membentuk musculus spincter internus.
-
Disebelah luar tunica muscularis dijumpai tunica subserosa, tunica serosa atau tunica adventitia.
2.
DIVERTIKULUM VESIKA URINARIA
Divertikulum vesika urinaria adalah penonjolan dinding kandung kemih yang berbentuk kantung
diantara berkas-berkas
serabut otot dapat
timbul
kongenital
(divertikulum bawaan atau primer), divertikel kandung kemih yang diperoleh (divertikulum sekunder) penyebab paling sering yaitu peningkatan tekanan kandung kemih, benign prostatic hyperplasia, striktur uretra. Divertikulum kandung kemih menjadi lokasi stasis urin dan predisposisi terjadinya infeksi di samping terbentuknya batu kandung kemih. Kelainan ini juga merupakan predisposisi terjadinya refluks vesikoureter, kadang-kadang karsinoma dapat tumbuh pada divertikulum kandung kemih.
3.
GEJALA
Divertikula kandung kemih sering tidak menimbulkan gejala spesifik tetapi mungkin berhubungan dengan infeksi saluran kencing, kesulitan berkemih atau penuhnya vesika urinaria, terutama jika divertikulum menjadi besar menyebabkan pengosongan kandung kemih menjadi tidak optimal. Paling umum divertikula kandung kemih tidak memiliki gejala langsung tetapi secara kebetulan ditemukan saat mencari penyebab kesulitan kemih lainnya seperti infeksi saluran kencing, kesulitan buang air kecil atau darah dalam urin. 4.
DIAGNOSA
a. Intravenous Urography: Technique
Multiple bladder diverticula
b. Cystografi Cystografi
merupakan
salah
satu
pemeriksaan
traktus
urinarius
yang
dikhususkan untuk memeriksa bagian vesica urinaria ( kandung kemih ) dan uretra, dengan cara memasukan suatu bahan kontras yang dimasukan melalui uretra, dengan mengunakan kateter atau langsung menggunakan spuit. Ada beberapa tujuan dilakukannya pemeriksaan Cystografi, berikut tujuantujuan tersebut : - Untuk melihat anatomi dari vesica urinaria beserta dengan fungsi fisiologinya. - Untuk melihat apakah ada kelainan fungsi dari vesica urinaria dan uretra. - Untuk melihat adakah massa atau batu didalam vesica urinaria dan uretra. Persiapan pasien Selama ingin dilakukan pemeriksaan cystografi, pasien tidak mempunyai persiapan-persiapan khusus. Tetapi sebelum dilakukan pemeriksaan cystografi pasien terlebih dahulu dipasang kateter di bagian urologi. Sebelum dilakukannya pemeriksaan cystografi alangkah baiknya vesika urinarianya di kosongkan. Bila dipermintaan tersebut tertulis BNO – CYSTOGRAFI maka di buat foto pendahuluan BNO POLOS, bila dipermintaan tersebut tidak ada bacaan BNO – CYSTOGRAFI maka langsung saja dilakukan pemeriksaan cystografi. Foto harus mencangkup distal ureter dan prostate pada pasien laki- laki. Teknik pemasukan kkontras media Vesica urinaria pasien terlebih dahulu dikosongkan dengan cara klem kateter dibuka, maka urin akan keluar dan ditampung dengan alat penampung. Setelah itu
kontras media yang sudah ada didalam spuit di suntikan melalui kateter, kemudian kateter di klem dan dilekatkan pada paha pasien. Teknik pemeriksaan cystografi Posisi rutin yang biasa dilakukan untuk pemeriksaan cystografi adalah AP. Tujuan pembuatan posisi AP pada pemeriksaan retrograde cystografi adalah untuk melihat vesica urinaria dan proximal urethra.
c. USG
5.
TERAPI
Divertikula bawaan atau diperoleh tidak selalu membutuhkan pengobatan, terutama jika diventrikula tidak terkait dengan infeksi kemih, batu kandung kemih, aliran mundur dari urin ke ginjal (refluks), tumor kandung kemih atau kesulitan buang air kecil. Bagi pasien dengan divertikula diakibat dari obstruksi kandung kemih, pengobatan harus mencakup
menghilangkan
obstruksi
dan
mengangkat
divertikulum. Pengangkatan
divertikulum adalah melalui operasi terbuka. Pembedahan ini mungkin agak sulit jika ada peradangan dari divertikulum yang terinfeksi secara kronis.