BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
System distribusi jaringan tegangan rendah adalah bagian dari system
tenaga listrik yang berada di antara sumber daya listrik dan pemakai tenaga
listrik(konsumen). Dengan pertambahan jumlah penduduk memaksakan jaringan
tegangan rendah yang semakin handal guna menyediakan sumber listrik yang
optimal. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi angka losses daya pada
distribusi jaringan tegangan rendah.
Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi, maka masyarakat
sebagai pemakai energi listrik saat ini, mulai berfikir secara kritis,
sehingga suatu saat dapat menuntut masalah keandalan dalam penyediaan
tenaga listrik ini, maka hal ini perlu diperhatikan. Dalam sistem tenaga
listrik, tentu tidak terhindar dari suatu masalah mutu atau kualitas
tegangan maupun kontinuitas pelayanan. Hal ini terbukti dengan adanya
keluhan terhadap gangguan listrik darimasyarakat konsumen listrik, berupa
tegangan turun, kedip tegangan, maupun sering terjadinya padam.
Pembahasa pada makalah ini adalah tentang system distribusi tegangan
rendah, dengan menjelaskan tentang system secara umum, standard atau
persyaratan yang harus dipenuhi, pengenalan material serta menampilkan
gambar standard konstruksi yang diperoleh dari standard konstruksi PLN.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perancangan Distribusi Tegangan Rendah?
2. Bagaimana Jaringan Distribusi Tegangan Rendah?
3. Bagaimana Pemeliharaan Distribusi Tegangan Rendah?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat Mengetahui Perancangan Distribusi Tegangan Rendah.
2. Dapat Mengetahui Jaringan Distribusi Tegangan Rendah.
3. Dapat Mengetahui Pemeliharaan Distribusi Tegangan Rendah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perancangan Distribusi Tegangan Rendah
1. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam merancang jaringan sitem distribusi
tegangan rendah adalah :
Karakteristik daerah pelayanan.
Perkiraan beban maksimum.
Pemilihan jenis hanaran dan konstruksi jaringan.
Perhitungan susut tegangan.
Penyediaan pemakaian peta geografis.
Survai lapangan.
Pemilihan jenis tiang / panel distribusi dan titik lokasinya.
Pembuatan peta rencana.
Perhitungan kebutuhan material.
Rencana anggaran biaya.
2. Karakteristik daerah pelayanan.
Perlu diperhatikan karakteristik daerah pelayanan.
– Homogen dari satu jenis pemakai (perumahan, pertokoan,
industri).
– Heterogen campuran pemakai.
Perlu dipertimbangkan apakah direncanakan konstruksi saluran udara,
saluran kabel atau kombinasi keduanya.
Perlu diperhatikan klasifikasi pemakai dilihat dari tingkat sosialnya
(daerah real estate, daerah pemakai mewah, pemakai menengah, pemakai
biasa).
Rencana pemerintah daerah tentang rencana tata ruang atau faktor para
pengembang
3. Perkiraan beban tersambung dapat dilakukan dengan cara :
Data daya tersambung.
– Rencana pemakaian listrik dari para developer/ pengembang /
calon pelanggan.
– Rata-rata pemakai / sambungan pelayanan per tiang, dihitung
berdasarkan statistik pemakaian listrik / sambungan pelayanan
per daerah.
Contoh :
– Listrik desa : 0,5 sambungan / tiang
– Perkotaan : 2,5 sambungan / tiang
– Pertokoan : 6 sambungan / panel distribusi
Rata-rata pemakaian daya
– Listrik desa : 450 – 900 VA / sambungan
– Perkotaan : 2200 – 3500 VA / sambungan.
– Pertokoan : 2200 – 4400 VA / sambungan.
Rata-rata pemakaian daya per luas rumah :
– 25 VA / m2, 20 VA / m2, 15 VA / m2, 10 VA / m2, 7,5 VA / m2
4. Perhitungan beban puncak.
Perkiraan beban puncak memakai konsep pemakaian listrik pada suatu
daerah tidaklah terjadi pada saat yang bersamaan (coincidence factor)
Angka faktor kebersamaan berbeda-beda sesuai dengan jumlah pemakai /
jumlah sambungan pelayanan.
Faktor kebersamaan = fk
5. Pemilihan jenis hantaran.
Jenis hantaran dapat di pilih antara
– Saluran udara, biasanya daerah pelayanan umum.
– Saluran kabel tanah, biasanya daerah real estate, perumahan
mewah atau daerah pertokoan atau mall / block pertokoan.
Untuk saluran udara umumnya memakai :
– Penghantar tak berisolasi /berisolasi ukuran 16 mm2, 25 mm2, 35
mm2, 50 mm2, 70 mm2
Pada saat sekarang pemakaian penghantar pilin (twisted cable) sangat
banyak dipakai baik untuk perumahan sedang / sederhana atau daerah
pelayanan publik.
Untuk saluran kabel tanah memakai kabel dengan perisai baja, contoh :
NYFGBY
6. Perhitungan susut tegangan
Umumnya untuk mempercepat perhitungan, biasanya dipakai metode moment
listrik yang telah dijelaskan pada teori listrik terapan.
Batas susut tegangan ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan.
– contoh :pada titik alat meter pelanggan susut tegangan
a). + 5 % s/d – 10 %.
b). ± 5 %.
c). 2,5 % - 6 %.
Penentuan batas susut tegangan dan besarnya susut energi menentukan
besarnya luas penghantar yang dipilih.
7. Menghitung kuat tarik tiang.
Kondisi geografis, faktor lingkungan, faktor konstruksi, penampang
hantaran, menentukan besar kekuatan tarik tiang harus dipilih.
Ada 3 tipe tiang yang harus diperhitungkan kekuatan tariknya.
– Tiang awal / tiang akhir jaringan listrik.
– Tiang tengah jaringan listrik.
– Tiang sudut jaringan tenaga listrik
Selanjutnya dengan melihat asp[ek konstruksi, kegunaan tiang
dipertimbangkan.
– Tiang untuk gardu transformer.
– Tiang Afspan, tiang tempat bertemu dua penghantar yang berbeda
penampangnya.
– Tiang untuk jaringan pada daerah dengan kemiringan terjal
(diatas 20()
– Tiang untuk konstruksi poletopswitch.
– Pada konstruksi jaringan tegangan rendah dengan SUTM ketentuan
kekuatan tiang dipilih 1 tingkat diatas jika saluran tegangan
menengah tersebut tanpa dibebani jaringan tegangan rendah.
– Pada daerah dengan kontur tanah / kemiringan di atas 20(
dipilih kekuatan tiang satu tingkat diatas medan diatas.
8. Survey lapangan.
Survai lapangan diperlukan untuk :
– Menyesuaikan peta rencana dengan keadaan / situasi lapangan
(kemungkinan perlu direvisi)
– Menentukan titik lokasi penanaman tiang.
– Mencatat kemungkinan terdapatnya calon-calon pelanggan dengan
daya besar.
– Mengukur dan membuat peta baru jika perlu
– Mengukur kontur permukaan tanah.
Peta yang cocok dipergunakan adalah :
– Peta planimetris berskala 1 : 1000
– Untuk konsumsi saluran kabel tanah peta planimetris dengan
skala 1 : 500 atau 1 : 200 ( 1 cm = 5 meter atau 1 cm = 2,5
meter)
Survai untuk saluran kabel tanah harus ditelusuri dengan benar rencana
jalur kabel, diukur dengan teliti.
– Hal yang sama pada rencana saluran kabel pada pusat-pusat
pertokoan.
Pada pusat-pusat pertokoan yang cukup memakai kabel twisted, dapat
dipakai saluran kabel twisted dengan jarak pole bracket maksimum 5
meter dan jarak dari dinding tembok 10 cm.
9. Pembuatan rancangan jaringan.
Rancangan jaringan dibuat pada peta dengan :
– skala 1 : 1000 untuk saluran udara
– skala 1 : 200 untuk saluran kabel tanah.
Pada peta tercantum :
– Titik-titik penanaman tiang dengan jarak gawang.
– Titik-titik pemasangan panel distribusi dan jenisnya.
– Ukuran dan jenis penghantar.
– Tinggi, kekuatan tiang, nomor tiang.
– Peta lintasan kabel tanah / power cable.
– Titik pembumian.
– Peta petunjuk lokasi gardu dan daerah pelayanan.
– Nomor gardu.
– Tanda mata angin.
– Nama jalan.
Contoh Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah
10. Kebutuhan material.
Kebutuhan material tiang dan asseroris (kelengkapan) mengikuti model-
model konstruksi pada standard konstruksi .
– PA : Konstruksi tiang awal dengan kabel naik
– PL : Konstruksi tiang tengah.
– PHB-1 type-1 : Konstruksi PHB-1 type-1
Kabel Utama (Kabel tanah tegangan rendah).
– Diukur dengan cermat di lapangan ditambah 5 % untuk konstruksi
cadangan ("seling")
Kabel pilin (Twisted cable)
– Diukur dengan cermat ditambah 5 % untuk andongan (sag) dan
untuk ikatan pada tiang ujung.
Kabel Tanah.
– Diukur dengan cermat ditambah 2 %.
Penghantar pembumian.
– Sudah termasuk pada konstruksi tiang dengan pentanahan
– contoh : Konstruksi PE atau PL.E.
Volume galian kabel, konstruksi lintasan dihitung dengan cermat di
lapangan.
Jembetan kabel (kalau ada).
Biaya lain.
11. Rencana anggaran biaya (RAB)
RAB adalah rencana dalam bentuk uang, dihitung dengan cermat sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
B. Jaringan Distribusi Tegangan Rendah
1. Tiang Saluran Tegangan Rendah
Jenis Tiang
Pada umumnya tiang listrik yang sekarang digunakan pada SUTR
terbuat dari beton bertulang dan tiang besi. Tiang kayu sudah
jarang digunakan karena daya tahannya (umumnya) relatif pendek dan
memerlukan pemeliharaan khusus. Sedang tiang besi jarang digunakan
karena harganya relative mahal dibanding tiang beton, disamping itu
juga memerlukan biaya pemeliharaan rutin.
Dilihat dari fungsinya, tiang listrik dibedakan menjadi dua
yaitu tiangpemikul dan tiang tarik. Tiang pemikul berfungsi untuk
memikul konduktordan isolator, sedang tiang tarik fungsinya untuk
menarik konduktor. Sedang fungsi lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan sesuai dengan posisi suduttarikan konduktor nya. Bahan
baku pembuatan tiang beton untuk tiang tegangan menengah dan
tegangan rendah adalah sama, hanya dimensinyayang berbeda.
Menentukan/memilih Panjang Tiang
"NO "TEGANGAN "RANGKAIAN "PANJANG "TYPE "SPAN "
" " " "TIANG(m) "(daN) "MAKSIMUM "
"1. "MENENGAH "TUNGGAL "11 "350 "80 "
" " " "13 "350 "120 "
"2. "MENENGAH "GANDA "11 "350 "50 "
" " " "13 "350 "60 "
"3. "RENDAH "TUNGGAL "9 "100 "40 "
" " " "9 "200 "60 "
Gambar Jarak Aman Menentukan Tiang
2. Saluran Tegangan Rendah
Saluran tegangan rendah terdiri dari 3(tiga) macam, yaitu Saluran
Udara Tegangan Rendah (SUTR), Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR),
dan Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
Saluran udara tegangan rendah (SUTR) dengan LVTC (Low Voltage Twistad
Cable), saat ini sudah dikembangkan, hal ini untuk mempertinggi keandalan,
factor keamanan dan lain-lain. Untuk kabel LVTC ini pemasangannya, 1) di
bawah SUTM (underbuilt) dan 2) khusu LVTC (JTR murni). Spesifikasi kabel
LVTC :
Accessories twisted cable terdiri dari :
1. Suspension assembly
2. Large angle assembly
3. Dead end assembly
4. Insulated tap connector berbagai ukuran
5. Insulated nontension joint
6. Insulated tension joint
7. Guy set/stay set SUTR
Pemakaian guy set pada SUTR digunakan type ringan, pada stay set SUTR ini
tidak mempergunakan guy insulator.
Pada konstruksi jaringan tegangan rendah atau menengah harus
diperhatikan lintasan yang akan dilewati saluran kabel, misalnya pada saat
kabel udara melintasi jalan umum, kabel udara dipasang di bawah pekerjaan
konstruksi, kabel udara melintasi sungai, dan lintassan-lintasan lain yang
perlu perhatian sehubungan dengan kemanan kabel dan keselamatan mereka yang
berada di sekitar kabel tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk
saluran kabel udara yang melewati lokasi tersebut, dan ukuran-ukuran jarak
aman terhadap lingkungan yang tercantum dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan tugas pemasangan kabel.
Gambar Kabel Udara Melintasi jalan umum yang dilalui kendaraan bermotor
3. Sambungan Pelayanan
Ketentuan Umum Sambungan Pelayanan
Ketentuan umum yang perlu diperhatikan dalam sambungan pelayannan
pelanggan, antara lain adalah jarak aman saluran kabel, jumlah pelanggan
pada setiap sambungan luar pelanggan (SLP).
Gambar Ketentuan Umum Sambungan Pelanggan
Ketentuan-ketentuan Sambungan Pelayanan
1. Dari satu taung boleh dipasang maksimum 5 SLP
2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-turut (seri) maksimum 5 Pelanggan
dan tetap memperhatikan beban dan susut tegangan.
3. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari rumah ke rumah maksimum
30 meter u/SLP jenis twisted dan maksimum 45 meter u/SLP jenis Dx/Qx.
4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir maksimum 150 meter dan
tetap memperhatikan susut tegangan yang diijinkan.
5. Susut tegangan sepanjang SR yang diijinkan maksimum 2% bila SLP
disambung pada STR, maksimum 10% bila SLP disambung pada gardu
Trafo/peti TR
6. Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3 SLP.
4. Gangguan Pada Saluran Udara Tegangan Rendah
Gangguan Hilang Pembangkit
Dalam beroperasi, pembangkit tenaga listrik tidak bisa dipisahkan dari
sub sistem tenaga listrik yang lain yaitu penyaluran (transmisi),
distribusi dan pelelangan, karena pembangkit tenaga listrik merupakan salah
satu sub sistem dari sistem tenaga listrik. Suatu sistem tenaga listrik
yang sangat luas cakupan areanya, menyebabkan timbulnya gangguan tidak bisa
dihindari. Salah satu sub sistem yang kemungkinan mengalami gangguan,
adalah pembangkit tenaga listrik. Bentuk gangguan tersebut adalah hilangnya
daya atau pasokan daya pada pembangkit atau biasa disebut hilangnya
pembangkit.Secara garis besar, gangguan hilangnya pembangkit diakibatkan
oleh dua hal, yaitu yang bersifat internal dan gangguan yang bersifat
ekstemal.
1) Gangguan internal yaitu yang diakibatkan oleh pembangkit itu
sendiri, misalnya: kerusakan/gangguan pada penggerak mula (prime over) dan
kerusakan/gangguan pada generator, atau komponen lain yang ada di
pembangkitan.
2) Gangguan eksternal, yaitu gangguan yang berasal dan diakibatkan
dari luar pembangkitan, misalnya: gangguan hubung singkat pada jaringan.
Hal ini akan menyebabkan sistem proteksi (relai atau circuit breaker)
bekerja dan memisahkan suatu pembangkitan dari sistem yang lainnya. Apabila
tingkat kemampuan pembebanan pembangkitan yang hilang atau terlepas dari
sistem tersebut melampaui spinning reserve sistem, maka terjadi penurunan
frekuensi terus menerus. Hal ini harus segera diatasi, karena akan
menyebabkan trip pada unit pembangkitan yang lain, sehingga berakibat lebih
fatal, yaitu sistem akan mengalami padam total (collapse).
Gangguan Beban Lebih
Dalam suatu sistem tenaga listrik, yang dimaksud gangguan beban lebih
adalah pelayanan kepada pelanggan listrik yang melebihi kemampuan sistem
tenaga listrik yang ada, misal: trafo distribusi dengan kapasitas daya
terpasang 100 KVA, akan tetapi melayani pelanggan lebih besar dari
kapasitasnya. Hal ini menyebabkan trafo bekerja pada kondisi abnormal.
Beban lebih akan menyebabkan arus yang mengalir pada jaringan listrik
menjadi besar, selanjutnva menimbulkan panas yang berlebihan, yang akhirnya
akan menyebabkan umur hidup (life time) peralatan dan material pada
jaringan listrik menjadi pendek atau mempercepat proses penuaan dan
kerusakan.
Gangguan Hubung Singkat
Gangguan hubung singkat pada jaringan listrik, dapat terjadi antara
phasa dengan phasa (2 phasa atau 3 phasa) dan gangguan antara phasa ke
tanah. Timbulnya gangguan bisa bersifat temporer (non persistant) dan
gangguan yang bersifat permanent (persistant). Gangguan yang bersifat
temporer, timbulnya gangguan bersifat sementara, sehingga tidak memerlukan
tindakan. Gangguan tersebut akan hilang dengan sendirinya dan jaringan
listrik akan bekerja normal kembali. Jenis gangguan ini ialah : timbulnya
flashover antar penghantar dan tanah (tiang, traverse atau kawat tanah)
karena sambaran petir, flashover dengan pohon-pohon, dan lain sebagainya.
Gangguan yang bersifat permanen (persistant), yaitu gangguan yang bersifat
tetap. Agar jaringan dapat berfungsi kembali, maka perlu dilaksanakan
perbaikan dengan cara menghilangkan gangguan tersebut.
Gangguan ini akan menyebabkan terjadinya pemadaman tetap pada jaringan
listrik dan pada titik gangguan akan terjadi kerusakan yang permanen.
Contoh: menurunnya kemampuan isolasi padat atau minyak trafo. Di sini akan
menyebabkan kerusakan permanen pada trafo, sehingga untuk dapat beroperasi
kembali harus dilakukan perbaikan.
Beberapa penyebab yang mengakibatkan terjadinya, gangguan hubung
singkat, antara lain:
1) Terjadinya angin kencang, sehingga menimbulkan gesekan pohon dengan
jaringan listrik.
2) Kesadaran masyarakat yang kurang, misalnya bermain layang-layang
dengan menggunakan benang yang bisa dilalui aliran listrik. Ini sangat
berbahaya jika benang tersebut mengenai jaringan listrik.
3) Kualitas peralatan atau material yang kurang baik, misaInya: pada JTR
yang memakai Twested Cable dengan mutu yang kurang baik, sehingga
isolasinya mempunyai tegangan tembus yang rendah, mudah mengelupas dan
tidak tahan panas. Hal ini juga akan menyebabkan hubung singkat antar
phasa.
4) Pemasangan jaringan yang kurang baik misalnya: pemasangan konektor
pada JTR yang memakai TC, apabila pemasangannya kurang baik akan
menyebabkan timbulnya bunga api dan akan menyebabkan kerusakan phasa
yang lainnya. Akibatnya akan terjadi hubung singkat.
5) Terjadinya hujan, adanya sambaran petir, karena terkena galian (kabel
tanah), umur jaringan (kabeI tanah) sudah tua yang mengakibatkan
pengelupasan isolasi dan menyebabkan hubung singkat dan Sebagainya
Gangguan Tegangan Lebih
Yang dimaksud gangguan tegangan lebih ialah besarnya tegangan yang ada
pada jaringan listrik melebihi tegangan nominal, yang diakibatkan oleh
beberapa hal sebagai berikut :
1) Adanya penurunan beban atau hilangnya beban pada jaringan, yang
disebabkan oleh switching karena gangguan atau disebabkan karena manuver.
2) Terjadinya gangguan pada pengatur tegangan otomatis/automatic voltage
regulator (AVR) pada generator atau pada on load tap chenger
transformer.
3) Putaran yang sangat cepat (over speed) pada generator yang diakibatkan
karena kehilangan beban.
4) Terjadinya sambaran petir atau surja petir (lightning surge), yang
mengakibatkan hubung singkat dan tegangan lebih.
5) Terjadinya surja hubung (switch surge), yaitu berupa hubung singkat
akibat bekerjanya circuit breaker, sehingga menimbulkan tegangan
transient yang tinggi. Hal ini sering terjadi pada sistem jaringan
tegangan ekstra tinggi.
Gangguan tegangan lebih akan merusak isolasi, dan akibatnya akan
merusak peralatan karena insulation break down(hubung singkat) atau setidak-
tidaknya akan mempercepat proses penuaan peralatan dan memperpendek umur
peralatan. Sebenarnya kondisi abnormal ini kurang tepat jika disebut
sebagai gangguan. Akan tetapi kondisi abnormal ini jika berlangsung terus
menerus akan menyebabkan peralatan cepat rusak, umur peralatan pendek dan
membahayakan sistem. Sebenamya timbulnya gangguan beban lebih ini,
khususnya terhadap pasok daya ke pelanggan, bisa dieliminir oleh pihak PLN
dengan cara: pembebanan pada tiap-tiap trafo harus diinventarisir dan
dimonitor dengan seksama, sehingga pembebanannya tidak melebihi kapasitas
trafo.
Gangguan Instabilitas
Yang dimaksud gangguan instabilitas adalah gangguan ketidakstabilan
pada system (jaringan) listrik. Gangguan ini diakibatkan adanya hubung
singkat dan kehilangna pembangkit, yang selanjutnya akan menimbulkan ayunan
daya (power swing).
Efek yang lebih besar akibat adanya ayunan daya ini adalah, mengganggu
system interkoneksi jaringan dan menyebabkan unit-unit pembangkit lepas
sinkron (out of synchronism), sehingga relay pengaman salah kerja dan
menyebabkan timbulnya gangguan yang lebih luas.
Untuk mengantisipasi agar gangguan instabilitas tidak terjadi, ada
beberapa cara yaitu : konstruksi jaringan harus baik, system proteksi harus
andal, pengoperasian dan pemeliharaan harus baik dan benar, dan sebagainya.
C. Pemeliharaan Distribusi Tegangan Listrik
Inpeksi Pemeliharan Sistem Distribusi Tegangan Rendah
1.Untuk mengetahui secara dini kerusakan kerusakan atau gejala
kerusakan sistempengiriman tenaga listrik yang akan
mengganggu kelangsungan pelayanan, membahayakan masyarakat
maupun petugas.
2. Untuk mengetahui adanya kondisi diluar standard yang terjadi di
lapangan, misal tegangan terlalu rendah, kedip tegangan dan lain-lain.
Menginspeksi secara visual
1. Kondisi tiang diperiksa secara visual,
-. kemungkinan keropos untuk tiang besi
-. keretakan pada tiang beton
-. kemiringannya sesuai standar, Karena lemahnya pondasi atau
karena tarikan penghantar.
2. Asesoris diperiksa secara visual sesuai standar
3. Penghantar diperiksa secara visual sesuai standar/acuan.
4. Andongan penghantar diperiksa secara visual sesuai standar
5. Jarak bebas jaringan terhadap lingkungan diperiksa secara
visual sesuai standar
Menginspeksi Konstruksi Tiang Dan Asesoris
1. Ukuran dan jenis tiang yang tertancap diperiksa sesuai
standar/acuan.
2. Asesoris yang terpasang diperiksa sesuai standar
Menginspeksi Penghantar Dan Pengikatan
1. Ukuran penghantar KHA yang terpasang sesuai standar.
2. Pengikatan penghantar pada isolator diperiksa sesuai standar
3. Andongan penghantar diukur sesuai standar.
4. Jarak bebas/aman/Clearance sesuai standar.
Menginspeksi Jaringan
1. Tahanan isolasi jaringan sesuai standar.
2. Urutan fase sesuai standar.
Menginspeksi Pembumian Tiang
1. Penghantar pembumian tiang sesuai standar.
2. Tahanan pembumian tiang sesuai standar.
Menginspeksi Joint Dan Jumper (Connector)
1. Mutu sambungan sesuai standar, menyebabkan rugi tegangan dan rugi
daya.
2. Mutu kontak sesuai standar, menyebabkan terjadi gangguan loss
kontak atau putus
sambungan.
Sistem Distribusi Tegangan Rendah
Sistem Distribusi Tegangan Rendah dimulai dari sumber disebut Gardu
Distribusi mulai dari panel hubung bagi TR keluar didistribusikan. untuk
setiap sirkit keluar melalui pengaman arus disebut penyulang/ feeder pada
tegangan distribusi dibawah 1 Kilo Volt (Tegangan sistem SUTR Nominal 380V
/ 220 V 4 kawat) SPLN No : 1 – 1995, kepada para pelanggan tegangan rendah.
– Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah dibatasi oleh :
a. Radius pelayanan berkisar 350 meter.
b. Susut Tegangan yang disyaratkan.
c. Luas penghantar jaringan.
d. Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.
e. Sifat daerah pelayanan (desa, kota)
f. Kelas pelanggan
Struktur Jaringan
Struktur jaringan adalah radial murni atau radial open loop (bentuk
tertutup namun operasi radial). Jarang sekali pelanggan dipasok dengan
tingkat keandalan tinggi secara tertutup (loop) baik dari satu sumber
ataupun dari sumber berlainan.
Penghantar Udara Tak Berisolasi Tegangan Rendah Diatas Atap Bangunan
Instalasi penghantar adalah sedemikian sehingga tidak menganggu perbaikan
atap bangunan.
– Jarak dengan bagian bangunan
a. Minimal ( 1,5 meter dari bagian bangunan termasuk antena, cerobong ).
b. Minimal 2,5 meter (diluar jangkauan tangan) dari balkon bordes,
lorong, panggung yang dalam keadaan biasa dikunjungi umum.
– Ketentuan tersebut diatas tidak berlaku
a. Boleh berjarak 1,25 meter dengan sudut atap 45º, diatas atap yang
tidak umum dikunjungi orang.
b. Konstruksi sambungan rumah dengan atap 15º.
Pembumian Pada Jaringan Distribusi Jaringan Tegangan Rendah
a. Menurut PUIL, semua bagian konduktif terbuka pada suatu instalasi
harus dibumikan.
b. Menurut PUIL, apabila jalur yang sama dipasang SUTM dan SUTR, maka
pada setiap3 tiang harus dipasang penghantar pembumian yang
dihubungkan dengan penghantar netral. Menurut PUIL, nilai resistansi
pembumian setiap 200 meter lintasan ( 5 gawang) tidak boleh melebihi
dari 5 Ohm. Petunjuk praktis semua nila resistansi pembumian maksimum
sebesar 5 Ohm.
e. Berdasarkan kekuatan mekanis luas penampang minimum penghantar
pembumian adalah sebesar 50 mm2 dan terbuat dari tembaga.
f. Sambungan penghantar bumi dengan elektroda bumi harus kuat secara
mekanis/ elektris dan mudah dibuka untuk dilakukan pengujian
resistansipembumian. Klem pada elektroda pipa harus memakai ukuran
minimal 10 Ohm dan dilindungi dari kemungkinan korosi.
g. Penghantar bumi harus dilindungi secara mekanis kimiawi.
Catatan : - Biasanya dimasukkan dalam pipa ½ inchi, setinggi
2,5 mm2.
- Terminal klem ditanam 20 cm dibawah permukaan tanah
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam suatu system jaringan distribusi tegangan rendah, pada umumnya
mengikuti alur jalanan yang telah ada, sehingga tidak dapat dihindari
sepenuhnya tentang adanya konstruksi untuk jalanan lurus, tikungan dan
ujung-ujung atau percabangan jaringan.
Penentuan jenis konstruksi yang dipilih untuk setiap tiang, sangat
dipengaruhi oleh besarnya sudut yang terbentuk dari jaringan, dimana
dibutuhkan metode untuk memikul beban mekanik yang timbul serta
mempertahankan posisi tiang selalu tegak lurus sehingga lendutan yang
terjadi memenuhi standard.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca memahami bagaimana
Distribusi Tenaga Listrik pada Tegangan Rendah. Selain itu, para pembaca
juga diharapkan mampu memahami bagaimana merancang, memahami jaringan, dan
pemeliharaan pada jaringan distribusi tenaga listrik tersebut.
Karena semakin berkembangnya zaman, keberadaan distribusi tenaga listrik
sangat dibutuhkan untuk melayani konsumen terhadap kebutuhan hidup manusia
saat ini. Untuk itu diperlukan pemahaman yang berfungsi untuk mengatasi
terjadinya permasalahan distribusi tegangan rendah.
Akan tetapi makalah kami masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan
saran dari pembaca sangat kami butuhkan guna pembuatan makalah kami
berikutnya yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, A. 1989 . Jaringan Tegangan Rendah. Jakarta : Gramedia.
Mustafa, D. (2008, November). Techno : Jaringan Tegangan Rendah Listrik
Tenaga [35 paragraf]. [26 April 2009]
https://www.scribd.com/doc/187542997/Makalah-Jaringan-Tegangan-Rendah
https://www.academia.edu/22787117/MAKALAH_JARINGAN_DISTRIBUSI_TENAGA_LISTRIK
https://dokumen.tips/documents/makalah-jaringan-tegangan-rendah.html
http://wasiatewonglistrik.blogspot.co.id/2013/07/jaringan-distribusi-
tegangan-rendah.html
http://makalahcentre.blogspot.co.id/2010/11/tugas-akhir-studi-jaringan-
distribusi.html