BERDASARKAN WAKTU
Akut : < 6 minggu
BERDASARKAN MORFOLOGI
Papular : Berbentuk papul
Kronik : > 6 minggu
Gutata : Sebesar tetesan air
Girata : Besar-besar
BERDASARKAN PENYEBAB
Reaksi imunologik
Keterlibatan IgE : Hipersensitivitas type I atopi, karena antigen spesifik
Ikut sertanya komplemen: Hipersensitivitas tipe II & III, def C1 esterase inhibitor
Reaksi alergi tipe IV
Reaksi non imunologik: Obat-obatan, Trauma fisik
Idiopatik
BERDASARKAN LUAS
Lokal,Generalisata
Angioderma
MILIARIA KRISTALINA
Di stratum korneum
MILIARIA RUBRA
Di epidermis
MILIARIA PROFUNDA
Di dermo epidermal jungtion
PREDILEKSI: pada tempat tertutup pakaian
Muncul terutama saat setelah banyak berkeringat
PREDILEKSI: badan yang sering terkena tekanan atau gesekan
LESI: papul merah atau papul vesikular ekstra folikular
PREDILEKSI: di badan & extremitas
Tidak gatal & tidak terdapat eritema
LESI: vesikel bergerombol berukuran 1-2mm tanpa tanda radang
> berat dari miliaria kristalina,Terasa sangat gatal dan pedih
Biasanya timbul setelah miliaria rubra,ditandai papul putih, keras
Th/ Losio calamin dengan atau tanpa mentol 0,25%
Th/: : Bedak salisil 2% dengan mentol 0,25-2%
Tidak memberi keluhan & sembuh dengan sisik yang halus
LESI: > papul dri pada vesikel
Siffilis
Trauma persalinan
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Chancroid
Herpes Simplex
Bakterial Vaginosis
Trichomoniasis
Kandidiasis Vulvovagina
Condiloma lata & Condiloma Acuminata
Uretritits GO
4A
Uretritits Non-GO
4A
Sifilis
3A
Ulkus
4
Herpes Simpleks
4A
Trichomoniasis
4A
Bakterial vaginitis
4A
Kandidiasis Vulvovaginal
4A
Condiloma Akuminata
3A
Enterobius Vermicularis
OXYURIASIS = KREMI-An
KLINIS: GABURMARI gatal burit malam hari
DIAGNOSA
Menemukan telur dgn cara Graham schoot adesive tape pada pagi hari sebelum BAB 3 hari berturut turut
Telur: Lonjong asimetris,lebih datar satu sisi
THX/: Albendazol 400mg singgle dose,pirantel pamoat 10mg/kgBB
Ascaris lumbricoides
KLINIS: pneumonitis with cough,LOOFLER SYNDROM, intestinal blockage, vomit, abd pain.
INFEKTIF: Telur berisi larva
DiIAGNOSIS: Telur berwarna kecoklatan dengan dinding 3 lapis:
Albuminoid
Lapisan Hialin
Viteline
TH/
Albendazole
Mebendazole 1-3 hari
Shistosomiasis
ETILOGI: Shistosoma japonicum
KLINIS: demam, malaise, berat badan menurun, Pada infeksi berat Sindroma disentri
INFEKTIF: Serkaria
DIAGNOSA: Telur dengan duri Rudimenter
TH/: Praziquantel 20mg/KgBB 3 kali Pemberian dalam 1 hari / 4-6 jam
4S : SHISTOSOMA,SPINA DI TELUR,SERKARIA INFEKSIUSNYA,DI SULAWESI.
Trichuris Trichiura
CACING CAMBUK
KLINIS: Nyeri ulu hati, kehilangan darah , ANEMIA
Terinfeksi Embrional egg
DIAGNOSA: Telur bentuk tempayan di ujungnya ada 2 kutub (double knob)
TH/:
Albendazol 400 mg 3 hari
Mebendazol 2X100 mg 3 hari
KOMPLIKASI: Prolap rectum
FILARIASIS
Di Indonesia
Wuchereria bancrofti
Brugia malayi, Brugia timori penyebab filariasis limfatik (sal genital tdk pernah terkena)
Hospes: Culex & Anopheles
KLINIS: Filariasis limfatik
Demam
Limfadenopati inguinal
Nyeri testis dan/atau inguinal
Linfadema Irefersible Kronik, elephantiasis di tungkai.
Cara diagnostik
filariasis limfatik ditemukannya mikrofilaria di darah perifer
Deteksi Mikrofilaria di kiluria ditemukan dan cairan hidrokel.
Sampel diambil antara jam 10 malam dan 2 pagi
TH/: Dietilcarbamazin (DEC) 6mg/kgBB 3x sehari selama 12 hari
Pengobatan masal (WHO): DEC 6mg/kgBB + Albendazol 400 mg dosis tunggal,satu tahun sekali
Dermatitis Kontak
Dermatitis Atopik
DERMATITIS - IMUNOLOGI
Neurodermatitis
Dermatitis Numularis
Dermatitis Kontak Iritan
4A
Dermatitis Kontak alergika
4A
Dermatitis Atopik
4A
Dermatitis Numularis
4A
Neuro dermatitis
3A
Urtikaria akut
4A
Urtikaria kronik
3B
Angioderma
3B
Fixed drug erruption
4A
SJS
3B
NET
3B
Pemvigus
3B
Klasifikasi Tipe Dermatitis Atopik
Tipe infantil (2 bln-2 th)
Predileksi : Dahi, pipi , leher, kulit kepala, pergelangan tangan & tungkai.
Efloresensi : eritema, papulo-vesikel yang halus, eksudatif, krusta (lesi basah)
Tipe anak
Predileksi : Lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian dalam, leher
Efloresensi : Papul , squama, likenifikasi
Tipe juvenil
Predileksi : Lipat siku, lutut, leher, dahi, tangan , & pergelangan tangan.
Efloresensi: Plak papular-eritematosa & berskuama, plak, likenifikasi yang gatal, terjadi hiperpigmentasi
DERMATITIS ATOPIK
Definisi: Peradangan pada kulit kronis, residif, yg berkaitan dgn kadar IgE serta riwayat atopi keluarga atau penderita.
Gambaran umum
Onset: Umumnya anak-anak
Riwayat atopi (rhinitis alergi,asma,konjungtivitis vernalis)
Gatal hilang timbul sepanjang hari
Predileksi : Flexor & muka
Efloresensi: Eritema, papul ,skuama sampai likenifikasi, kulit menjadi kering.
Patch Test
Dilakukan untuk membuktikan suatu zat adalah alergen penyebab.
Cara
Antigen dibiarkan menempel selama 48 jam
Pembacaan dilakukan 2 kali: pertama dilakukan 15-30 menit setelah dilepas; kedua dilakukan 72-96 jam setelah dilepas
Bila reaksi bertambah (crescendo) di antara kedua pembacaan, cenderung ke respons alergi.
DERMATITIS KONTAK
GAMBARAN UMUM
DKA
DKI
ETIOLOGI
Bahan sehari- hari
Bahan iritan
PATOFISIOLOGI
Hipersensitifitas tipe IV
Iritasi langsung
ONSET
Setelah terpajan dua kali
Setelah terpajan kronik / bisa akut
SIAPA YANG KENA
Orang yg alergi
Semua orang
TAMPILAN KLINIS
Nyeri gatal,papul,vesikel
Likenifikasi,fisusra
BATAS
Tegas
Tdk tegas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji tempel ( Patch test) Reaksi Cresendo
Uji tempel ( Patch test) Reaksi descresendo
Tatalaksana
Hindari pencetus, Topikal: (Akut & eksudatif: kompres NaCl 0.9% , kronik : krim hidrokortison1% , Sistemik: Kortikosteroid Prednison 5-10 mg/ dosis, 2-3x/hr Deksametason 0.5-1 mg, 2-3x/hr, Anti-Histamin.
A .duodenale & Necator americanus
Infeksi Larva Filariform TANPA ALAS KAKI PORT D ENTRE
KLINIS: Kulit: GROUND ITCH, Sistemik: mual, muntah, diare & nyeri ulu hati ANEMIA
DIAGNOSA: Telur berdinding tipis & bening.
TH/
Albendazol 400mg single dose
Pirantel Pamoat 10mg/kgbb 3 hari
A.Braziliense & A.Caninum
KLINIS: Kulit CUTANEUS LARVA MIGRAN /Creeping Eruption Lesi linier eritema dan papul, Sistemik:mual, muntah, diare, nyeri ulu hati, ANEMIA.
Infeksi Larva
DIAGNOSA:
TH/
Albendazol 400mg single dose
Pirantel Pamoat 10mg/kgbb selama 3 hari
Tiabendazole 1 x 400mg
Cloretil Spray 5%
Panatalaksanaan
Pengobatan
Gameksan 1% atau emulsi benzil benzoat 25% dioleskan dan didiamkan 24 jam, diulangi 4 hari kemudian
Malthion 0,5 %
Pencegahan
Penderita dipisahkan
Alat selah dipakai dibersihkan, di cuci, di desinfeksi.
Pada pthiriasis pubis , rambut pubis di cukur, pakaian dalam di rebus.
PTIRIASIS VERSICOLOR (Panu)
Etiologi : Infeksi superficial kulit oleh Malassezia furfur
Patognomonis : makula hipo-hiperpigmentasi ,berskuama halus, dengan batas tegas atau tidak tegas. Skuama biasanya tipis seperti sisik & hanya dapat tampak dengan menggores kulit (finger nail sign).
Gejala :Bisanya Asimtomatik, gatal ringan dmn gatal jika berkeringat.
Predileksi : bagian atas dada, lengan, leher, perut, kaki, ketiak, lipat paha, muka dan kepala
Faktor resiko : cuaca yg lembab dan panas, banyak keringat, memakai pakaian yg ketat
Versi gampangnya DD lecet di kemaluan
ULKUS DURUM
ULKUS MOLE (Chancroid)
HERPES SIMPLEX
ETIOLOGI
Treponema Pallidum ( Sifilis Stadium II)
Haemophilus ducreyi
Coccus gram(-)
HVS tipe I
HVS Tipe II daerah umbilicus ke bawah
KLINIS
ULKUS
DASAR BERSIH
TDK BERGAUNG
TDK NYERI (indolen)
INDURASI (keras)
TANDA RADANG (-)
ULKUS
DASAR KOTOR
MUDAH BERDARAH
SANGAT NYERI
LUNAK MULTIPLE
TEPI ULKUS MENGAUNG
Pembesaran KGB inguinal + sakit ( Bubo Formation)
Vesikel berkelompok dgn dasar eritem
Vesikel pecah ulkus
Sangat nyeri
PX
Mikroskop lapang gelap , VDRL, TPHA
Gram, wright, Giemsa
Tzank test Multinukleid giant cell
TH/
Penicilin G prokain
1 g azithromycin, single dose oral /
ceftriaxone 250 mg IM, single dose
Asiklovir 5 x 200 mg/hari selama 7-10 hari.
Diagnosa- Tatalaksana
Pemeriksaan Penunjang
KOH : Selragi , blastospora, hifa semu.
Kultur di agar Sabouraud
Bulat dengan permukaan sedikit cembung, halus, licin
Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape.
Pengobatan
Hindari faktor predisposisi
Antifungal :Gentian violet 0,5-1%, Nistatin, amfoterisin B, grup azole
Diagnosa - Tatalaksana
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Mikroskop lapang gelap (Dark field) bakteri bentuk spiral
Pemeriksaan Serologi
Non treponemal
VDRL(Venereal Disease Research Laboratory)
Sensitif tapi tdk spesifik
Digunakan utk screaning & menilai hasil pengobatan
Treponemal
TPHA (Treponemal pallidum Haemoglutination Assay
Spesifik & Sensitif
Tatalaksana : Peniciline G prokain 600.000 UI selama 10-14 hari
Peniciline G benzatin 2,4 Jt UI IM SD
BILA MUNCUL LUKA ?
SIFILIS
Etiologi : Treponema pallidum
Stadium
STADIUM I ( Primer)
Ulkus Durum: dasar bersih, ulkus dinding tidak bergaung, (tdk nyeri) indolen, teraba indurasi (keras) , tidak ada radang akut
STADIUM II (sifilis sekunder)
The great imitator
Condiloma lata : papul lentikuler permukaan datar
STADIUM III (sifilis tersier)
Guma, Sifilis kardiovaskular, Otak ( Neurosifilis)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang
KOH : Hifa pendek, sprora bulat berkelompok (Spagetti and Meat Ball)
Lampu wood : Kuning keemasan
Tatalaksana
Edukasi pasien utk tdk menggunakan pakaian yg lembab & pemakaian bersama
Farmakologi: Topikal (Shampo selenium sulfida 1,8%, Derivat azol topikal)
Sistemik: Jika lesi luas / penggunaan obat topikal tidak berhasil (Ketokonazol 1 x 200 mg selama 10 hari)
Skabies
Pediculosis
INFEKSI ZOONIS & PARASIT
Cutaneus Larva Migran
Scabies
4A
Pediculosis
4A
Cutaneus larva migran
4A
Ascariasis
4A
Oxyuriasis
4A
Ansilostomiasis
Shistosomiasis
Filariasis
4A
Taeniasis
SCABIES
Etiologi : infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var hominis
Transmisi: kontak langsung (skin to skin), tidak langsung (pakaian)
Predileksi : Sela jari tangan, pergelangan tangan bag volar, siku luar, lipat ketiak depan, areola mammae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, perut bawah .
Cardinal Sign
Pruritus nokturnal
Menyerang manusia secara kelompok
Adanya terowongan (kunikulus) yang berwarna putih/keabuan, lurus/berkelok, panjang 1 cm, pada ujung didapatkan papul/vesikel.
Pada kerokan kulit: ditemukan tungau
Diagnosa- Tatalaksana
Pemeriksaan Penunjang
Burrow Ink Test untuk melihat terowongan
Kerokan Kulit : Menemukan telor, tungau.
Penatalaksanaan
Sulfur presipitatum 10% Aman untuk ibu hamil & anak kurang dari 2 tahun. Tidak efektif untuk stadium telur sehingga harus digunakan >3 hari
Emulsi benzil benzoas 20%
Gameksan 5% hindari untuk anak < 6 tahun & wanita hamil,efek neurotoksik & teratogenik
Permetrin 5% kontraindikasi anak usia < 2 bulan
PEDICULOSIS
Etiologi: Pedikulus humanus var
Cara penularan
kontak langsung, kontak tak langsung
Kontak seksual
Klasifikasi
Pedikulosis kapitis : Kulit kepala.
Pedikulosis korporis: pinggang,ketiak
Pedikulosis pubis :pada rambut didaerah pubis dan sekitarnya.
Gejala klinis
Gatal timbul akibat liur dan ekskreta kutu yg dimasukkan ke kulit saat menghisap darah
Pada Pedikulosis Pubis , terdapat bercak berwarna abu-abu kebiruan yg disebut makula serulae
Black dot, bercak hitam yg tampak pada celana dalam berwarna putih (krusta dari darah)
Krieria diagnosa (Wiliams 1994)
KRITERIA MAYOR
KRITERIA MINOR
Pruritus
Dermatitis di muka/ekstensor pd bayi & anak
Dermatitis di fleksura pada dewasa
Dermatitis kronis atau residif
Riwayat atopi pada penderita/ keluarga
Xerosis, infeksi kulit, dermatitis non spesifik, iktiosis, pitiriasis alba, dermatitis di papila mamae, white demographism, kelitis, lipatan infra orbital, konjungtivitis berulang, keratokonus, katarak subskapular anterior, orbita gelap,muka pucat/eritem, gatal bila berkeringat, intolerans terhadap wol, aksentuasi perifolikular, hipersensitif terhadap makanan, dipengaruhi lingkungan, tes kulit alergi (+), igE serum meningkat, awitan usia dini.
Diagnosa : 3 Kriteria Mayor + 3 Kriteria Minor
More Info
Kriteria dignosa pada bayi di modifikasi menjadi
3 Kriteria mayor: Riwayat atopi keluarga,dermatitis di muka & extensor,Pruritus
3 Kriteria minor: Xerosis, Fisura di belakang telinga,Squama di Scap yg kronis
Tatalaksana
Non-farmakologi
Menemukan faktor resio, hindari faktor pencetus, hidari stress psikis,pada bayi kebersihan popok harus di jaga.
Farmakologi
Topikal : Kortikosteroid topikal desodid kream 0,05% betametason valeat 0,1 % selama 2 minggu)
Oral : Anti-Histamin
DERMATITIS NUMULARIS
Dermatitis berbentuk lesi mata uang (koin) atau lonjong, berbatas tegas, berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing/madidans).
Faktor resiko: Pria, Riwayat trauma, riwayat infeksi kulit sebelumnya, stres emosi.
Predileksi: Tungkai bawah, badan, lengan, punggung tangan
Efloresensi : Lesi akut vesikel dan papulo vesikel, berbentuk uang logam, eritematosa, sedikit edema ,& berbatas tegas.
Penatalaksanaan
Nonfarmakologi: Menghindari faktor yang mungkin memprovokasi seperti stres
Farmakologi : Topikal, Lesi basah Kompres larutan PK 1/10000 sampi lesi mengering, Kortokosteroid topikal. Oral : Antihistamin sedatif pilihan utama
DERMATITIS SEBOROIK
Definisi : Kelainan kulit yg di dasari oleh faktor konstitusi predileksi pada tempat yg byk kel sebumnya.
Faktor presdiposisi : Genetik, stres emosional, Infeksi, defisiensi imun, Jenis kelamin pria lebih sering dari pada wanita, Usia : bayi bulan 1 & usia 18-40 tahun, kurang tidur.
Predileksi : Kulit kepala, dahi, glabela, alis mata,k elopak mata
Klinis : Awalnya berupa ketombe ringan pada kulit , sampai keluhan lanjut berupa keropeng yang berbau tidak sedap & terasa gatal.
Efloresensi : Papul sampai plak eritema, Skuama berminyak agak kekuningan, batas tidak tegas .
PTIRIASIS ROSEA
Dermatitis eritroskuamosa yang disebabkan oleh infeksi virus (self-limiting disease)
Bentuk klinis
Dimulai dengan lesi inisial berbentuk eritema berskuama halus dengan kolaret (herald patch)
Disusul dengan lesi yang lebih kecil di badan, paha dan lengan atas, tersusun sejajar costae, spt pohon cemara (inverted christmas tree appearance)
Tatalaksana : Simtomatis (self- limiting disease)
Tatalaksana
Tatalaksana
Topikal: Preparat ter, kortikosteroid, ditranol, tazaroen, emolien, dll
Sistemik
Kortikosteroid
sitostatik (metotreksat), levodopa,etretinat, dll
PUVA (UVA + psoralen)
PSORIASIS VULGARIS
Patofisiologi
Genetik: berkaitan dengan HLA
Imunologik: diekspresikan oleh limfosit T,sel penyaji antigen dermal, dan proliferasi keratinosit peningkatan turn over epidermis
Pencetus: stress, infeksi fokal, trauma, endokrin, gangguan metabolisme, obat, alkohol, dan merokok
Tanda khas
Fenomena tetesan lilin skuama yang digores seperti lilin yang digores
Fenomena Kobner
trauma pada kulit normal menimbulkan lesi psoriasis
Tanda Auspitz
pengerokan lesi bertahap menyebabkan tampak bintik-bintik pembuluh darah (papilomatosis)
Tatalaksana
Non-farmakologi: Hidari faktor presdiposisi
Farmakologi
Topikal
Bayi : asam salisilat 3%, Krim Hidrokortison 1%
Dewasa pada kulit kepala: Shampo Selenium sulfida 1.8 jika terjadi inflamasi betametason valeat 0, 1%)
Oral : Antihistamin
Akne Vulgaris
Rosasea
AKNE – ROSASEA
MILIARIA
Akne Vulgaris ringan
4A
Akne Vulgaris sedang-berat
3A
Rosasea
4A
Miliaria
4A
AKNE VULGARIS
Inflamasi kronik folikel pilosebasea yg di tandai dgn komedo, papul, pustul, nodus & kista.
Faktor: Perubahan pola keratinisasi dalam folikel, produksi sebum , terbentuknya fraksi asam lemak bebas, peningkatan jumlah flora folikel (Propionibacterium acnes), pembentukan circulating antibodies, kadar hormon androgen, stress psikis, faktor lain (usia, ras, familial, makanan, cuaca)
Predileksi: Muka, bahu, dada atas, punggung atas
Gejala klinis
Tanpa peradangan komedo, papula tidak beradang
Meradang : pustula, nodus, kista beradang
Derajat-Tatalaksana Acne
DERAJAT RINGAN
DERAJAT SEDANG
DERAJAT BERAT
Komedo <20
Komedo 20-100
Kista <5 atau komedo >100
Lesi inflamasi <15
Lesi inflamasi 15-50
Lesi inflamasi >50
Total lesi <30
Total lesi 30-125
Total lesi >125
DERAJAT RINGAN
Komedo : Retinoid topikal
Papular/pustular:Retinoid topikal +AB topikal (klindamisin atau eritromisin)
DERAJAT SEDANG
Papular/pustular:Ab oral (tetrasiklin, doksisiklin, klindamisin)+ Retinoid topikal
Nodular: Ab oral (tetrasiklin, doksisiklin, klindamisin) +Retinoid topikal
DERAJAT BERAT
dular/konglobata: isotretinoin oral (1stchoice), alternatif Ab oral dosis tinggi + retinoid topikal
ROSASEA
Radang kronis di sentral wajah ditandai eritem persisten & teleangiektaksis disertai peradangan erosi,papul,pustula,edem.
Gejala : Mata kering, tekstur dan nyeri kulit, wajah memerah setelah kepanasan, makanan pedas dan alkohol.
Jenis Rosacea
Erythemato telangiectatic rosacea
Phymatous rosacea
Papulo pustular rosacea
Ocular rosacea
Terapi
Hindari sinar matahari
Antibiotik topikal dan tetrasiklin oral untuk meringankan peradangan
Minocycline, doxycycline dan tetrasiklin.
MILIARIA
BILA MUNCUL DUH ?
Bakterial Vagigosis
Etiologi: Gardnela Vaginalis
Manifestasi: Duh warna Jernih, Berbau amis (fishy odor),tanda radang (-)
Kriteria Diagnosa (Amsel)
1. Sekret Homogen Tipis
2. PH > 4,5
3. KOH"wift Test": (+)
4. Nacl : Clue Cell (+) 20%
Tatalaksana : Metrionidazol 2x 500 mg selama 7 hari
Trikomoniasis
Etiologi: Trickomonas Vaginalis
Klinis: Duh kuning-kehijauan, Berbusa (Froty), Dyspareuni, Strawberry Cervix
Pemeriksaan NaCL: Sel berflagel & mortil.
Tatalaksana: Metrionidazol 2x 500 mg selama 7 hari
Candidiasis Vulvovagina
Etiologi :Candida Albican
Klinis: Duh putih seperti susu (Cottage Chese),tdk berbau, gatal, eritema.
KOH test: Pseudohifa,Sel ragi,Blastospora
Tatalaksana: Flukonazol 150mg / nistatin 100.000 IU intravagina selama 14 hr
Psoriasis
Ptiriasis Rosea
DERMATO ERITRO SQUAMOSA
Psoriasis Vulgaris
3A
Ptiriasis Rosea
4A
Dermatitis Seboroik
4A
Pemphigus Vulgaris
Bullous Pemphigoid
Pemphigus Vulgaris
Pemeriksaan-tatalaksana
Pemeriksaan Penunjang
Urtikaria alergi :Skin prick test / IgE RAST
Urtikaria Kontak : Uji gores (Scratch Test) utk melihat dermografisme
Tes eliminasi makanan
Urikaria dingin : Ice Tube test
Urikaria Kronik : LED,CRP, Test fungsi hati mencari penyebab urtikaria
Tatalaksana
Anti-Histamin sedatif lini I
Klasifikasi Urtikaria
URTIKARIA
(Biduran)
Reaksi vaskular pada kulit akibat bermacam-macam sebab. Ditandai oleh edema setempat yang timbul mendadak dan menghilang perlahan-lahan,berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi halo.Dapat disertai dengan angioedema.
Etiologi: obat, makanan, gigitan serangga, bahan fotosensitizer, inhalan, kontaktan, trauma fisik, infeksi, psikis, genetik, atau penyakit sistemik
NEURODERMATITIS
(Liken Simplex Kronik)
Peradangan kulit kronis, sangat gatal berbentuk sirkumkripta, dgn gambaran khas kulit menebal spt batang kayu akibat garukan berulang.
Faktor resiko : Wanita > laki-laki ,di hubungkan dgn stress Psikis
Keluhan: sangat gatal, sehingga pendertita akan terus menggaruk sampai luka
Predileksi : Daerah tengkuk, tangan,tungkai
Efloresensi: Lesi awal papul- eritema, squama , hiperpigmentasi di pinggir , bentuk lesi umumnya lentikuler & plakat, likenifikasi, relief kulit terlihat jelas
Tatalaksana
Edukasi pasien jgn di garuk , hindari stress psikis
Farmakologi
Topikal : Kortikosteroid topical
Oral : Anti histamin sedatif
Angioderma
Bentuk lebih berat dari urtikaria adalah angioedema (patofisiologinya sama)
Pada angioedema, terjadi edema di dalam jaringan subkutis akibat kebocoran vaskular
Tampilan klinis: Edema berbatas tegas yang tidak eritema dan tidak gatal. Biasanya menyerang wajah dan bibir, tapi bisa juga menyerang saluran GI dan laring (kegawatdaruratan).
Tatalaksana:
Ringan: antihistamin generasi 2
Sedang: difenhidramin IV + kortikosteroid
Berat: epinefrin
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
FIX DRUG ERUPTION
Kelainan erupsi kulit,terjadi berkali-kali di tempat yg sama.
Patogenesis: Hipersensitifitas tipe II (sitotoksik)
Klinis: Kemerahan,luka pada kulit setelah mengkonsumsi obat (Sulfonamid,analgenik, tmp)
Predileksi : mulut, bibir, vulva, penis.
Efloresensi khas: Vesikel, eritema, lesi terget bentuk lonjong, bulat / numular, bercak hiperpigmentasi dgn kemerahan di tepinya .
Tatalaksana
Tatalaksana
Prinsipnya: Hentikan/ eliminasi Penyebab
Topikal: jika lesi basah kompres larukan PK 1/1000 sampai kering di lanjutkan topikal kortikosteroid
Oral: Steroid + Anti histamin
NET VS SJS
STEVEN JOHNSON SYNDROM
NECROTYCAN EPIDERMOLYSIS TOXIC
ETIOLOGI
Alergi obat
Alergi obat
PATOGENESIS
Reaksi hipersensitivitas tipe III & IV
Reaksi hipersensitivitas tipe III & IV
KLINIS
TRIAS KELAINAN
Kelainan kulit: eritema, vesikel, bula
Kelainan mukosa
Kelainan Mata: Konjungtivitis
Tanpa Epidermolisis
Keadaan umum lebih baik di banding NET
Bentuk berat dari SJS
SJS + Epidermolisis generalisata
Nikolsky's Sign (+)
Keadaan umum buruk
TERAPI
Steroid, antibiotik,suppurotif
Steroid, antibiotik, suppurotif
SJS
PEMFIGUS
PEMFIGUS VULGARIS
PEMFIGOID BULOSA
ETIOLOGI
Auto imun
Autoimun
KLINIS
Bula kronik berdinding kendur, jika pecah menjadi krusta yg bertahan lam ,
Keadaan umum buruk
Bula berdinding tegang ,
Keadaan umum baik
Nikolsky's Sign
Positif (+)
Negatif (-)
PREDILEKSI
Generalisata + Mukosa > 60%
Perut, lengan,flexor,lipat paha
HisTOLOGIS
Bula intradermal,akantolisis
Celah antara dermal-epidermal , Bula subdermal
IMUNOFLORESENSI
IgG & komplemen di epidermis
IgG linier di membran basal
TERAPI
Steroid ( Prednison) ,Sitostatik
Steroid
URETRITIS GO
URETRITIS NON-GO
ETIOLOGI: Neisseria gonorrhoeae diplococcus gram (-) inta&ekstrasel
Masa tunas 2-5 hari
KLINIS: Gatal & panas di uretra distal dysuria, Polakisuria,OUE:ektropion (Mount Fish), Sekret Mukopurulen.
PX PENUNJANG
Sediaan langsung pewarnaan gram di temukan diplokokus gram negatif spt biji kopi,
Kultur: Agar Thayer-Martin
TH/: First line: Ceftriaxone 250 mg IM single dose / Cefixime 400 mg PO single dose + Azitromicin 1 g PO, single dose atau Doxycicline 100 mg PO 2x 1 selama 7 hri.
ETIOLOGI: Chlamydia trachomatis
Masa Inkubasi : 1- 3 minggu
KLINIS: Duh mukoid mukopurulen, kadang purulen ,dysuria, pilakisuria
PX PENUNJANG: Pemeriksaan Gram leukosit > 5 Lpd , Pemeriksaan Gram GO (-)
TH/: Azitromicin 1 g PO, single dose atau Doxycicline 100 mg PO 2x 1 selama 7 hri
BILA KENCING NANAH ?
Bentuk Klinis
Kandidosis intertriginosa
daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal, lipat payudara, sela jari, glans penis, dan umbilikus berupa bercak berbatas tegas, bersisik, basah, eritematosa.
Lesi satelit
Kandidosis perianal:Lesi berupa maserasi seperti dermatofit tipe basah
Kandidosis kutis generalisata: Lesi terdapat pada glabrous skin.
Penatalaksanaan
Edukasi : Faktor presdiposisi & higine
Farmakologi
Obat Topikal
Bila lesi terbatas ,Vehikulum sesuai stadium lesi
Obat: Kombinasi asam salisilat (3-6%) dan asam benzoat (6-12%) dlm bentuk salep Whitfield, ketokonazol 1%
Obat sistemik
Lesi luas , tdk resposnif terhadap obat topikal, Kronik berulang
Obat: Gliseofulfin 500 mg/hr selama 14 hr, Ketokonazol 200mg/hr selama 5-14 hari
PENATALAKSANAAN PIODERMA
Antibiotik Sistemik
Lini I : Gol Penicilin (amoxilin,ampicili,amoxilin clavuat)
Lini II : Makrolide (Eritromicin,klaritromicin)
Sefalosporin
Antibiotik Topikal
Kloramphenicol 2 % ,Tetracyclin 1 %
Krim / salap antibiotik (salap/krim asam fusidat 2%, salap mupirosin 2%, salap basitrasin dan neomisin).
Pada luka terbuka (Ektima,Erisipelas,selulitis,flegmon)
Kompres terbuka (larutan permanganas kalikus 1/5000, larutan rivanol 1 atau yodium povidon 7,5% dilarutkan 10x)
STAPHILOCOCCUS SCALDED SKIN SYNDROM (SSSS)
Etiologi: Staphilococcus Aureus
Usia : Mengenai anak < 5 tahun
Patogenesis
Infeksi (ispa) Eksotoxin (epidermolitis) Bula kendur mudah pecah Erosi / pengelupasan kulit.
Gejala klinis: Demam tinggi, Riwayat ISPA
Efloresensi
Eritema mendadak ,dlm 24 jam eritema menyeluruh 24-48 jam timbul bula berdinding kendur
Nikloski Sign (+) kalau kulit digeser terkelupas
ABSES MULTIPLE KELENJAR KERINGAT
Etiologi : S. aureus
Usia : Anak-anak
Presdiposisi : Keringat banyak,
imunitas (malnutrisi)
Predileksi : tempat yg byk keringat (aksila,pantat,umbilicus)
Efloresensi : Nodus eritema, multiple, bentuk kubah tdk nyeri lama kelamaan memecah.
HIDRANETIS SUPURATIF
Infeksi kelenjar apokrin
Etiologi : S. aureus
Usia : Pubertas,dewasa muda
Predileksi : daerah yg byk keringat (Ketiak, perineum)
Predisposisi
Trauma/mikrotrauma nyabutin bulu ketiak
Hiperhidrosis ( byk keringat), Deodoran
Efloresensi : Nodus meradang Abses fistula sinus multipel
INFEKSI NON -PIODERMA
KUSTA / LEPRA / MORBUS HANSEN
Etiologi : Mycobacterium Leprae
Cara Penularan: Kontak langsung yang lama
Masa Inkubasi: 40 hari – 40 tahun
Cardinal Sign
Kelainan Kulit : Lesi Hipopigmentasi /eritema di sertai dgn hilangnya sensasi (Hyposthesia/Anasthesia )
Penebalan saraf tepi di sertai hilangnya sensasi (paling sering n. Auricula magnus, N.ulnaris)
Kerokan Kulit : BTA (+)
Klasifikasi
WHO (1980)
Pausibaciler(PB): Sedikit basil
Multibasiler(MB): Banyak basil
Ridley – Joplin (1962)
TT BT
BB BL LL
Klasifikasi WHO (1980)
KARAKTERISTIK
PAUSIBASILER (PB)
MULTIIBASILER (MB)
Jumlah lesi
1-5
> 5
Efloresensi Kulit
Makula,
Hipopigmentasi ,papul, nodul
, eritema
Makula,
hipopigmentasi, papul, nodul ,eritema
Distribusi lesi
Asimetris Unilateral / Bilateral
Simetris Bilateral
Kerusakan syaraf
Hanya 1 cabang Syaraf
Banyak Cabang
Anastesi
Jelas
Tidak jelas
BTA
(-)
(+)
Kriteria Ridley & joplin
PAUSI BASILER (PB)
TIPE
LESI
BATAS
PERMUKAAN
BTA
LEPROMIN
I
Makula hipopigmentasi
Jelas
Halus agak berkilat, anestesi
-
+
TT
Makula eritematosa bulat/lonjong, bagian tengah sembuh
Jelas
Kering bersisik, anestesi
-
+ kuat
BT
Makula eritematosa tidak teratur, mula-mula ada tanda kontraktur
Jelas
Kering bersisik, anestesi
+/-
+ lemah
MULTIBASILER (MB)
TIPE
LESI
BATAS
PERMUKAAN
BTA
LEPROMIN
BB
Plakat, dome-shaped, punched-out
Agak jelas
Agak kasar, agak berkilat
+
-
BL
Makula infiltrat merah
Agak jelas
Halus berkilat
+
-
LL
Makula infiltrat difus berupa nodus simetri, saraf terasa sakit
Tidak jelas
Halus berkilat
+ kuat
-
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan gangguan syaraf tepi
Tes Sensitibilitas (Tes Suhu, Tes Raba, Tes Nyeri)
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan BTA
Diambil dari 3 tempat (kedua kuping telinga & lesi paling aktif)
Kerokan kulit Pewarnaan Zeihl Neelsen
Serologi
Uji MLPA (Micobacterium Lepra micro aglutinasi)
ML dipstik
Tes Lepromin
Tes Histopatologi : Sel datia Langhans, atau sel Virchow
SELULITIS & FLEGMON
Mirip erisipelas tapi kenanya sampai subcutis & batas tdk tegas
Etiologi: Streptococus B Hemolik
Predileksi : Kaki, tangan wajah, tungkai bawah
Gejala kontuisi (+): demam, nyeri, dll
Presdiposisi : Riwayat Trauma
Efloresensi : Makula eritema Eritema merah cerah, batas tdk tegas, tanda-tanda radang akut
Jika selulitis mengalami supurasi FLEGMON
ERISIPELAS
Infeksi pada epidermis dan dermis
Etiologi: Streptococus B Hemolitik
Predileksi : Tungkai bawah
Presdiposisi : riwayat trauma (+)
Gejala kontuisi( +): demam, nyeri, malaise, dll.
Efloresensi :Eritema merah cerah, batas tegas, tepi meninggi, tanda-tanda radang akut
Folikulitis
Furunkel
Karbunkel
Infeksi Pioderma / 4A
Infeksi Non-Pioderma / 4A
Trauma persalinan
INFEKSI BAKTERI
Impetigo
4A
Folikulitis
4
Furunkel,Karbunkel
4
Ektima
4
Erisipelas
4
Flegmon
3 B
Hidranitis Subratik
4A
Abses multiple kelenjar keringat
4A
Stapylococcus scaled skin syndrom
3 B
Leprae
4 A
Reaksi Lepra
3 A
Remember !!!
ILMU KULIT KELAMIN & PARASIT
Tim UKMPPD
Soriuosly it's no hard
UKMPPD
JIKA KAMU TIDAK TAHAN PEDIHNYA BELAJAR, MAKA KAMU HARUS TAHAN PEDIHNYA KEBODOHAN
PIODERMA
infesi kulit yang di sebabkan oleh bakteri golongan Staphilococcus & Streptococcus namanya PIODERMA .
Klasifikasi berdasarkan etiologi
Streptococcus ᵦ hemoliticus
Staphilococcus aureus
Impetigo krustosa
Ektima
Erisipelas
Selulitis
Flegmon
Impetigo bulosa
Folikulitis
Furunkel & furunkulosis
Karbunkel
S4
Abses Kelenjar keringat
Hidranesis Supuratif
IMPETIGO KRUSTOSA VS BULOSA
Impetigo Krustosa
Etiologi: streptococcus B hemolyticus
Predileksi: di muka, sekitar hidung dan mulut.
Efloresensi: eritema dan vesikel yang cepat memecah, krusta tebal kekuningan seperti madu (Honey bee)
Impetigo Bulosa
Etiologi: Staphylococcus aureus
Predileksi: di ketiak, dada, punggung.
Efloresensi: Eritema,bula hipopion Bula pecah kolaret warna coklat.
Impetigo Krustosa
Impetigo Bulosa
EKTIMA
Infeksi di epidermis & dermis
Etiologi: Streptococus B hemolitic
Predileksi : Tempat yg sering terjadi trauma (tungkai bawah)
Usia : Anak -anak, dewasa
Efloresensi : Eritema vesikel Pecah Krusta tebal kekuningan sulit di angkat dan di bawahnya ada Ulkus dangkal.
FOLIKULITIS, FURUNKEL, KARBUNKEL
ETIOLOGI: Staphilococcus Aureus
FOLIKULITIS
FURUNKEL
KARBUNKEL
Radang pada folikel rambut
Radang folikel rambut & jaringan sekitarnya. Jika > 1 Furunkulosis.
Kumpulan Furunke l membentuk nodus besar isinya jaringan nekrotik
PREDILEKSI: Daerah yg byk rambutnya (Kulit kepala ,tungkai bawah)
PREDILEKSI: Aksila , Bokong
EFLORESENSI: Makula eritem dgn papul, pustul di tengahnya ada rambutnya.
EFLORESENSI: Makula eritema Nodus kerucut ada pustul di tengah Abses jika pecah Fistel
Penatalaksanan
Tipe MB
Rifampicin 600mg / bulan + Dapson(DDS) 100 mg/hr + Klofazimin ( Lapren) 300mg/bulan 50 mg / hari selama 12 bulan
Tipe PB 1 Lesi ROM
Rifampicin 600 mg + Ofloksasin 400 mg + Minosiklin 100 mg satu kali pakai
Tipe PB banyak lesi
Rifampisin 600 mg/bulan + Dapson (DDS) 100 mg/hari selama 6 bulan
Efek samping obat : Rifampicin : Air seni berwarna , Ikterus (kuning), Clofazimin : Perubahan warna kulit menjadi coklat , Dapson : Anemia
Efek samping obat
CONDILOMA AKUMINATA
Etiologi : HPV tipe 6&11,HPV tipe 16 & 18 (penyebab ca cervix)
Termasuk dalam PMS
Predileksi
Laki-laki: perineum, sulkus koronarius,gland penis, anus
perempuan : vulva, introitus vagina
Efloresensi : Vegetasi bertangkai, warna kemerahan atau kehitaman , permukaan papilomatosa (berjonjot).
HUMAN PAPILOMA VIRUS(HPV)
VERUCA (Kutil)
Hiperplasi epidermis akibat pertumbuhan epithel yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus
Klasifikasi
Verruca Vulgaris: predileksi khususnya di ekstremitas bagian ekstensor (warna abu-abu)
Verruca Plantaris: Predileksi pada telapak kaki
Verruca Plana : Predileksi pada muka dan leher
Penatalaksanaan
Bahan kaustik: larutan AgNO3 25% asam triklorasetat 50%
Bedah : Bedah beku (CO2, N2, N2O), Bedah skalpel , Bedah listrik, Bedah laser.
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
VARIOLLA
Etiologi : Pox Virus Variolla
Manifes Klinis
Demam tinggi makula dan papul
Suhu turun vesikel dan pustul
Suhu naik krusta-krusta,
Suhu turun ( Resolusi) Black variola
Penyebaran : dari ekstremitas ke badan (sentripetal)
Predileksi : Ekstremitas
Tatalaksana
Simtomatic
Antiviral : Acyclofir 5x800 mg selama 7 hari.
isolasi
Pemeriksaan-tatalaksana
Pemeriksaan penunjang
Mikrobiologi dgn pewarnaan Giemsa
Gambaran Moloskum Body (Henderson-paterson bodies)
Diagnosa pasti : Biopsi dgn pewarnaan HE
Penatalaksanaan
Prinsip mengeluarkan masa (enokulasi) dgn
Bedah Beku (CO2,N2)
Elektrocauter
Penatalaksanaan
Kemoterapi
Tingtur pedofilin 25%
Asam trioasetat 50%
5-fluourasil 1-5%
Bedah
Bedah listik (elektrocauter)
Bedah beku
Bedah skapel
Golongan Dermatofitosis
Golongan Non-dermatofitosis
INFEKSI JAMUR
Tinea Kapitis
4A
Tinea Korporis
4A
Tinea Manus
4A
Tinea Unguinu
4A
Tinea Pedis
4A
Tinea Kruris
4A
Ptiriasis Vesikolor
4A
Kandidiosis Mukokutan
4A
DERMATOFITOSIS
Dermatofitosis: Infeksi oleh jamur dermatofita pada jaringan yg mengandung keratin (kulit, rambut, kuku)
Dermatofita: Golongan jamur yang dpt mencerna keratin dgn enzim keratinase
3 genus: Microsporum, Tricophyton, Epidermophyton
Morfologi Khas
Apapun tineanya punya bentuk khas, kecuali T.Kapitis
Kelainan berbatas tegas
Polimorfik (papul, vesikel, skuama, dll)
Tepi lebih aktif ,Tengah tenang (central healing)
Disertai rasa gatal , jika berkeringat
Klasifikasi Berdasarkan Letak
TINEA KAPITIS (Kulit kepala)
Terutama pada anak
Stadium klinis bisa: kronik, subakut, akut
Tiga bentuk klinis
Gray patch: Warna abu-abu Lampu Wood: M.canis fluoresensi hijau
Black dot: Rambut patah di muara folikel
Kerion: inflamasi bengkak, mirip sarang lebah
Continue
TINEA KRURIS : Daerah genitokrural, sekitar anus, bokong, & perut bagian bawah.
TINEA PEDIS ET MANUM : pada kaki dan tangan
TINEA UNGUINUM : pada kuku jari tangan dan kaki
TINEA KORPORIS: pada kulit tidak berambut (glabrous skin)
Pemeriksaan Penunjang
Kerokan kulit KOH
KOH 10% untuk rambut, KOH 20% utk kuku & kulit
Gambaran : Hifa panjang bersekat (hifa sejati) Arthospora, microspora, makrospora.
Lampu wood : Kuning kehijauan
Biakan: Media agar sabouroud
SMALL POX VIRUS
MOLOSKUM KONTAGINOSUM
Etiologi: Pox virus
Transmisi : Kontak laksung
Masa inkubasi : 1 minggu
Predileksi: muka badan, ekstremitas,
pubis (hanya pada dewasa)
Effloresensi : Papul milier kadang lentikuler dan berwarna putih spt lilin, bentuk kubah di bagian tengahnya terdapat lekukan, jika di pijat keluar masa spt nasi
Tatalaksana-Komplikasi
Penatalaksanaan
Simtomatis
Oral : Antipiretik + Analgetik
Lokal : Bedak salicil mentol mencegah vesikel agar tdk pecah
Antiviral
Dewasa : Acyclofir 5x800 mg selama 7 hari
Anak : Acyclovir 4 x 20 mg selama 7 hari
Valasiklovir: Dewasa 3 x 1000 mg/hari.
Komplikasi
Neuralgia Pasca Herpetik
Rasa nyeri yg timbul pada bekas lesi
Bisa berlangsung beberapa bulan – tahun
Usia > 40 th
Thx : Gabapentin
Parasilis motorik
Neuritis optik
Klasifikasi
Herpes Zoster Optalmicus
Syndroma Ramsay Hunt
Herpes Zoster Genelarisata
Mengenai N V/I
Gangguang N facialis & otikus Paralisis N VII
Tinitus
Vertigo
Nistagmus
Vesicel tersebar disket & merata
pada pasien Imunokompromais
Tatalaksana Reaksi Kusta
Prednison
2 Minggu pertama 40 mg/hari (1x8 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu kedua 30 mg/hari (1x6 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu ketiga 20 mg/hari (1x4 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu keempat 15 mg/hari (1x3 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu kelima 10 mg/hari (1x2 tab) pagi hari sesudah makan
2 Minggu Keenam 5 mg/hari (1x1 tab) pagi hari sesudah makan Bila terdapat ketergantungan terhadap Prednison, dapat diberikan Lampren lepas.
Fenomena Lucio
Reaksi sangat berat pada tipe lepromatosa non nodular difus (hanya pada tipe MB)
Nekrosis epidermal iskemik dengan nekrosis pembuluh darah superfisial, edema, dan proliferasi endotel pembuluh darah dalam
Fenomena Lucio
RR vs ENL
Reaksi Reversal
Kondisi cukup baik
Sebagian/semua lesi bertambah aktif atau muncul lesi baru
Bisa terjadi neuritis akut (nyeri syaraf)
Eritema Nodosum Leprosom
Muncul pada tipe lepromatosa ( LL & BL)
Muncul nodus eritem nyeri,keras , ada gelaja sistemik : Artritis, neuritis, limfadenitis.
Reaksi Kusta
Ingat muncul saat pengobatan Karena Infeksi sudah menurun tapi imunitasnya terlalu berlebih.
Reaksi Kusta
Reaksi Reversal (Upgrading)/ Reaksi Type 1
Akibat peningkatan sistem imun melawan basil lepra Hipersensitivitas type IV
Reaksi Eritema Nodosum Leprae (ENL)/Reaksi tipe II
Akibat jumlah basil yang banyak terbunuh melepaskan antigen reaksi alergi Hipersensitifitas tipe III
Muncul pada tibe MB
Fenomena Lucio
NON-DERMATOFITOSIS
CANDIDIASIS
Etiologi : Genus Candida
Faktor Presdiposisi
Endogen: perubahan fisiologik (kehamilan, obesitas, iatrogenik, DM, penyakit kronik), usia (orang tua & bayi), imunologik
Eksogen: iklim panas, kelembaban tinggi, kebiasaan berendam kaki, kontak dengan penderita
Klasifikasi
Kandidosis mukosa: kandidosis oral, perleche, vulvovaginitis, balanitis, mukokutan kronik, bronkopulmonar
Kandidosis kutis: lokalisata, generalisata, paronikia & onikomikosis, granulomatosa
Kandidosis sistemik: endokarditis,meningitis, pyelonefritis, septikemia.
Kecacatan
Cacat pada tangan dan kaki
tingkat 0 : gang.sensibilitas (-),deformitas (-)
tingkat 1 : gang.sensibilitas (+), deformitas (-)
tingkat 2 : gang.sensibilitas (+), deformitas (+)
Cacat pada mata
tingkat 0 : gang.pada mata (-), gang.penglihatan (-)
tingkat 1 : gang.pada mata (+), gang.penglihatan (+) visus 6/60 atau lebih baik (dpt menghitung jari pada jarak 6 meter)
tingkat 2 : gang.penglihatan berat (visus <6/60)
Deformitas termasuk ulserasi, kontraktur, absorbsi, mutilasi
Gangguan pada mata termasuk anestesi kornea, iridosiklitis, lagoftalmus
VARICELLA ZOSTER VIRUS
VARICELLA
Etiologi : Virus Varicella Zozter (VVZ)
Masa inkubasi : 17-21 hari
Manifestasi Klinis
Stasdium Prodromal : Demam, malaise,nyeri kepala dlm brp jam timbul erupsi
Stadium Erupsi : Papul Eritromatous vesikel dgn dasar eritromatous bentuk seperti tetesan air (Tear Drop) menyebar dari badan ke extremitas.
Pemeriksaan penunjang
Tzank test
Bahan dr kerokan di dasar vesikel
Gambaran : Multi nukleid giant cell (Sel besar berinti banyak)
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
HERPES ZOOSTER
Etiologi: Reaktifasi Virus Varicella Zoster yg dormant di ganglion posterior & ganglion cranial
Predileksi: Lokasi unilateral & mengikuti dermatom syaraf
Manifestasi klinis
Gejala prodromal sistemik (demam, pusing, malaise) & lokal (myalgia, gatal, pegal)
Timbul vesikel berkelompok dengan dasar eritematosa dermatom pecah mjd krusta.
Pemeriksaan Penunjang
Tzank Test
Bahan dr kerokan di dasar vesikel
Gambaran : Multi nukleid giant cell (Sel besar berinti banyak)
BILA MUNCUL SEPERTI TUMOR
CONDILOMA LATA
CONDILOMA AKUMINATA
ETIOLOGI: Triponema Pallidum (sifilis stadium II
KLINIS: Papul lentikuler permukaan datar
PREDILEKSI: Genital, perineum, anus, aksila.
TH: Penicilin G
ETIOLOGI: HPV Tipe 6 & 11 , Tipe 16&18 penyebab ca cervix.
KLINIS: Vegetasi bertangkai, berjonjot berwarna coklat kemerahan tampak seperti kembang kol.
PREDILEKSI: Pria: glans, sulcus coronarius, frenulum, batang penis Wanita: introitus posterior, labia)
TH: Kemoterapi:Tingtur pedofilin 25%, Asam trioasetat 50% 5-fluourasil 1-5%,
Bedah: elektrocauter, bedah beku, bedah skapel
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Simtomatis
Oral : Antipiretik + Analgetik
Lokal : Bedak salicil mentol (biar vesikel tdk pecah)
Antiviral
Dewasa: Acyclofir 5x800 mg selama 7 hari
Anak: Acyclovir 4 x 20 mg/kgbb selama 7 hari
Valasiklovir: Dewasa 3 x 1000 mg/hari
Varisella Zoster Virus
Chiken POX
Trauma persalinan
INFEKSI VIRUS
Varicella Zooster
4A
Herpes Zosster
4A
Moloskum Kontaginosum
4A
Variola
4A
Veruka Vulgaris
4A
Condiloma Akuminata
3 A
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
26/05/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
5/26/2017
#
55
26/05/2017
#
Click to edit Master title style
26/05/2017
#
87
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
26/05/2017
#
72
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
26/05/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
26/05/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
26/05/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
26/05/2017
#
54
53
4
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
26/05/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
26/05/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
26/05/2017
#
19
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
5/26/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
5/26/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
26/05/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
5/26/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
5/26/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
5/26/2017
#
103
5/26/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
5/26/2017
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
5/26/2017
#
Click to edit Master title style
5/26/2017
#
Click to edit Master title style
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
5/26/2017
#
96
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
5/26/2017
#
26/05/2017
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#