BAB I
PENDAHULUAN
Impaks Impaksii molar molar tiga tiga rahang rahang bawah bawah merup merupaka akan n kasus kasus yang yang umumn umumnya ya serin sering g diju dijump mpai ai dalam dalam prak prakti tik k kedo kedokt kter eran an gigi gigi.. Odon Odonte tekt ktom omii meru merupa paka kan n perawatan yang dianjurkan untuk mengangkat gigi molar tiga rahang bawah yang impaksi sehingga dengan demikian demikian dapat menghilangkan keluhan-keluhan yang mungk mungkin in dirasak dirasakan an pasien pasien oleh oleh karena karena gigi gigi impak impaksi si tersebu tersebut. t. Dalam Dalam hal ini mandib mandibula ularr blok blok anastes anastesii merupa merupakan kan piliha pilihan n anastes anastesii yang yang tepat tepat dan harus harus dilakukan untuk mendapatkan efek anastesi dengan durasi yang lama. Anatomi, sistem sistem persy persyaraf arafan an serta serta teknik teknik yang yang tepat tepat merupa merupakan kan hal dasar dasar yang yang harus harus dike diketa tahu huii
dala dalam m
mela melaku kuka kan n
mand mandib ibul ular ar
blok blok
anas anaste tesi si
sehi sehing ngga ga
dapa dapatt
meminimalkan meminimalkan kemungki kemungkinan nan terjadinya terjadinya komplikasi-k komplikasi-kompli omplikasi kasi yang timbul timbul dari efek anastesi. Salah satu komplikasi yang mungkin timbul dari kesalahan anastesi adalah adanya adanya parastesi. parastesi. Parestesi Parestesi merupakan merupakan efek perpanjangan perpanjangan anastesi berupa rasa kebas yang bertahan bertahan . enurut enurut penelitian penelitian yang dilakukan dilakukan oleh !londeu !londeu "#$$%&, melapo melaporka rkan n bahwa bahwa angka angka terjadi terjadiya ya presist presistens ensii setelah setelah pen'ab pen'abuta utan n molar molar tiga tiga rahang bawah impaksi berkisar $,() sampai *,() dari ++$ molar tiga rahang bawah. aug "#$$+&, melakukan sebuah penelitian terhadap *.$$$ kasus pen'abutan molar tiga rahang bawah impaksi, dimana hasil penelitian memperlihat memperlihatkan kan bahwa insidensi insidensi parastesi kurang dari # ) pada pasien berumur #+ tahun keatas. Insidensi parastesi meningkat seiring pertambahan usia. elihat elihat bahwa parestesi merupakan komplikasi komplikasi yang yang persentaseny persentasenyaa ke'il tetapi dapat terjadi dalam praktik kedokteran gigi, maka dengan ini akan sedikit mengupas mengupas mengenai mengenai sistem persyarafan persyarafan mandibula, mandibula, kesalahan-kesal kesalahan-kesalahan ahan yang yang menyebabkan parestesi dan perawatan yang sesuai untuk mengobati parestesi. 1
BAB II
PARASTESI NERVUS ALVEOLARIS INFERIOR
A.
erus aleolaris inferior erus aleolaris inferior adalah 'abang yang terbesar dari diisi posterior
dari dari
ner nerus us
mand mandib ibul ular aris is
yang ang
meng mengin iner era asi si
gigi gigi-g -gel elig igii
dan dan
jari jaring ngan an
pendukungnya pendukungnya di regio mandibula. mula-mula melalui permukaan medial dari muskulus pterigoideus eksternus dan dari arteri maksilaris interna, kemudian di anta antara ra
ram ramus
mandi andib bula ula
dan
muskul skulu us
pter pterig igo oideu ideuss
inte intern rnus us,,
sedi sedik kit
membengkok, dan ke bawah menuju ke foramen mandibula kemudian ke bagian depan di dalam kanalis mandibula bersama-sama dengan arteri dan ena, dekat dengan foramen mental, nerus aleolaris inferior terbagi atas nerus mental dan abang ke'il gigi insisius yang mana berlanjut menyusuri tulang dan gingial bagian labial. erus aleolaris inferior mengadakan 'abang-'abang/ 0. erus erus milohioide milohioideus, us, berasal berasal dari nerus nerus aleola aleolaris ris inferior inferior tepat sebelum masuk ke foramen mandibularis dan turun ke bawah dank e depan di dalam sulkus milohioideus mandibula, mula-mula lateral dari muskulus pterigoideus internus, kemudian di bawah muskulus milohioideus dan akhirnya menambah enter anterior muskulus digastrikus. #. 1ami dental dentalis is inferior inferior dan rami gingi gingialis alis inferior, inferior, yang yang berjalan berjalan di di dalam kanali kanaliss mandib mandibula ula yang yang mengin menginer erasi asi gigi gigi molar, molar, premo premolar, lar, prosesu prosesuss aleolaris aleolaris dan periosteum periosteum dan masuk ke tiap-tiap akar gigi yang akhirnya akhirnya membentuk pleksus dentalis inferior di atas nerus mandibularis. 2. er erus us ment mentali alis, s, adal adalah ah 'aba 'abang ng yang yang terb terbes esar, ar, meni mening ngga galk lkan an kana kanali liss mandib mandibula ula melalu melaluii forame foramen n mentali mentalis, s, ditutu ditutupi pi musku muskulus lus triang triangula ularis. ris. 2
erus ini membelah menjadi rami labialis inferior yang berjalan ke bagian atas untuk kulit dan membrane mukosa mukosa bibir bawah. 0
3ambar 0 erus aleolaris aleolaris inferior 0
!.
Pengertian pa parestesi Parestesi didefinisikan sebagai suatu fenomena sensorik berupa kebas, rasa
terbakar dari kulit tanpa adanya stimulus yang jelas dan salah satu manisfestasi klinis adanya sensasi yang tidak normal, hal ini terjadi akibat adanya perubahan sensasi pada sistem saraf perifer, dapat bersifat sementara atau menetap. Parestesi diseb disebab abka kan n oleh oleh 'ede 'edera ra saraf saraf yang ang dapa dapatt meng mengen enai ai n aleo aleola laris ris infe inferio rior, r, n lingualis, lingualis, n bukalis, bukalis, n milohioideu milohioideusdan sdan n mentalis. mentalis. 4abang-'ab 4abang-'abang ang saraf tersebut mempunyai fungsi sensoris. # 4edera yang mengenai syaraf-syaraf ini biasanya
3
sulit dihindari karena anatomi anatomi pembuluh-pe pembuluh-pembul mbuluh uh syaraf tersebut dekat dengan bagian api'al gigi molar ketiga rahang bawah. Pembuluh-pembuluh syaraf tersebut merupakan 'abang-'abang nerus mandibularis, diisi ketiga dari nerus trigeminus.2 5erk 5erkad adan ang g pasi pasien en meras erasak akan an keba kebass "bek "beku& u& bebe bebera rapa pa jam jam sete setela lah h pemberian anestesi lokal yang terjadi pada bagian-bagian wajah tertentu seperti bibir, gusi, ujung lidah atau dagu. al ini tidak menjadi masalah, namun ketika parestesi tetap ada selama beberapa hari, minggu atau bulan, akan menjadi masalah masalah.. Parestes Parestesii atau anestes anestesii yang yang persist persisten en merupa merupakan kan kompli komplikas kasii yang yang mengganggu dari pemberian anestesi lokal yang terkadang tidak dapat di'egah. Pareste Parestesi si juga juga merupa merupakan kan salah salah satu penye penyebab bab dari dari tuntut tuntutan an malprak malpraktek tek yang yang paling sering.# ekanisme terjadinya parestesi sebagai respon terhadap kerusakan syaraf perifer dapat dijelaskan melalui proses wallerian degeneration bahwa kerusakanan anato anatomi mi syara syaraff meny menyeb ebab abka kan n kela kelain inan an sensa sensasi, si, sent sentuh uhan an ring ringan an saja saja dapa dapatt menimbulkan menimbulkan kelainan kelainan sensasi. sensasi. Pada sistem syaraf syaraf perifer, perifer, jika terjadi kerusakan maka ujung akson pada sisi distal akan mengalami degenerasi. akrofag akan bermigrasi untuk melaksanakan fungsi fagositosis terhadap debris maupun benda benda asing di daerah kerusakan. Sel-sel s'hwan tidak berdegenerasi tetapi berproliferasi dan berubah membentuk sel yang solid s olid menyerupai bentuk sel yang asli seperti sel-sel s'hwan pada akson bagian proksimal. 6emudian akson distal sebagai akson baru yang dibungkus oleh sel-sel s'hwann, akan masuk dan bersatu dengan akson proksimal. 7ika pembentukan berlangsung terus se'ara normal maka akan terbentuk terbentuk akson baru yang akan menghubu menghubungka ngkan n dengan sinaps. sinaps. Dengan terbentukny terbentuknyaa kembali kembali selubung selubung akson maka peristiwa penghantara penghantaran n impuls impuls akan kembali kembali normal normal.. Selama Selama fase regene regenerasi rasi didaera didaerah h kerusa kerusakan kan maka maka perist peristiwa iwa penghantaran impuls tidak sebaik sebagaimana mestinya. 6elainan sensasi pada daerah penyembuhan jaringan yang teriritasi khronis oleh karena adanya kontak jaringan syaraf baru dengan jaringan syaraf semula disekitarnya, dapat menyebabkan penghentian penghantaran impuls syaraf se'ara spontan selama fase 4
regenerasi syaraf. 7embatan syaraf yang dihasilkan oleh fase regenerasi syaraf biasanya tidak sama dalam hal bentuk dan ukuran semula sehingga sifat dan kemampuan kemampuan jaringan syaraf yang baru dalam penghantaran penghantaran impuls jadi berubah. Disamping itu daya regenerasi dari pembuluh syaraf tergantung atas sifat gen dan umur indiidu. Pada indiidu yang sudah tua respon badan sel biasanya lebih lambat dari yang lebih muda. 2 enurut enurut seddon "08(2&, kerusakan kerusakan saraf se'ara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu/ ( 0.
eurapra9ia eurapra9ia adalah kerusakan saraf tanpa kehilangan kontinuitas akson,
tanpa tanpa demieli demielinia niasi si atau atau tanpa tanpa terbent terbentukn uknya ya neurom neuroma. a. Dalam Dalam hal ini terdapa terdapatt gangguan penghantaran impuls yang bersifat sementara. eurapra9ia disebabkan karena tekanan ringan pada saraf, pengaruhtermal, dan infeksi akut. !iasanya dapat sembuh se'ara spontan kurang dari # bulan. #.
A9onotmesis A9onot A9onotmes mesis is adalah adalah kerusa kerusakan kan saraf saraf yang yang 'ukup 'ukup berat, berat, dimana dimana terjadi terjadi
kehila kehilanga ngan n kontin kontinuit uitas as akson akson tetapi tetapi selubu selubung ng endone endoneuri uriam am masih masih utuh utuh dan mungkin terbentuk neuroma. al ini disebabkan karena kerusakan saraf sebagian, saraf tertarik, terkena bahan kimia, hematom dan infeksi kronis. 6eadaan ini dapat sembuh spontan dalam # sampai ( bulan. 2.
eurotmesis eurotmesis adalah kerusakan saraf yang parah, dimana semua susunan
dan struktur saraf terputus dan terbentuk neuroma. eurotmesis terjadi karena luka robek, laserasi dan aulse batang saraf. Penyembuhan dapat berlangsung lama hingga # tahun, bahkan kehilangan sensasi biasanya menetap. 4.
Insi Inside dens nsii par paras aste tesi si pada pada ner nerus us ale aleol olar aris is infe inferi rior or
5
!lon !londe deu u
"#$$ "#$$%& %&,,
melap elapor orka kan n
angk angkaa
terj terjad adiy iyaa
pres presis iste tens nsii
sete setela lah h
pen'abutan molar tiga rahang bawah impaksi berkisar $,() sampai *,() dari ++$ molar tiga rahang bawah. aug "#$$+&, melakukan sebuah penelitian terhadap *.$$$ kasus pen'abutan molar tiga rahang bawah impaksi, dimana hasil penelitian memperlihat memperlihatkan kan bahwa insidensi insidensi parastesi kurang dari # ) pada pasien berumur #+ tahun keatas. Insidensi parastesi meningkat seiring pertambahan usia. ( S'hult:e-mosgau dan rei'h "0882&, melaporkan angka terjadinya parastesi pas'a pen'abutan molar tiga rahang bawah impaksi, dari %80 pasien yang dilak dilakuk ukan an tind tindak akan an pen' pen'ab abut utan an mola molarr tiga tiga rahan rahang g bawa bawah h dila dilapo pork rkan an 0,2) 0,2) mengala mengalami mi 'edera 'edera pada pada aleol aleolaris aris inferi inferior or dan 0,8) 0,8) mengala mengalami mi 'edera 'edera pada pada nerus nerus lingualis, lingualis, sedangkan 'edera 'edera pada nerus bukalis bukalis sangat jarang. ;ielding ;ielding dkk "088%&, juga melaporkan bahwa pada pas'a pen'abutan molar tiga rahang bawah impaksi terjadi lingual parastesi unilateral sebanyak 8#,%), sedangkan lingual parastesi bilateral sebanyak %,2).( enuru enurutt peterso peterson n "0882& "0882&,, impaks impaksii mesio mesio angula angularr memilik memilikii inside insidensi nsi terjadinya parastesi lingual yang paling tinggi "2$,<)&, kemudian diikuti oleh impaksi disto angular "08,<)&. al ini disebabkan karena pen'abutan impaksi disto disto angula angularr mempun mempunya yaii tingka tingkatt kesuli kesulitan tan yang yang 'ukup 'ukup tinggi tinggi karena karena dalam dalam pen'abutannya melibatkan ramus mandibula dan membutuhkan interensi bedah yang besar seperti pembuangan tulang yang banyak. ( Selain Selain itu, itu, posisi posisi impaks impaksii mesio mesio angula angularr sangat sangat dekat dekat dengan dengan kanali kanaliss mand mandib ibul ular aris is sehi sehing ngga ga pask paskaa pen' pen'ab abut utan an mola molarr 2 raha rahang ng bawa bawah h seri sering ng menimbulkan parestesi nerus aleolaris inferior
BAB III
6
PENYEBAB PARESTESIA PADA NERVUS ALVEOLARIS INFERIOR SETELAH PENCABUTAN GIGI MOLAR TIGA BAWAH
Etiologi pareteia pa!a pe"!a#$ta" %olar tiga ra&a"g #a'a&
Penyebab timbulnya parestesia pas'a pen'abutan molar tiga bawah adalah karena trauma yang mengenai saraf-saraf di sekitar molar tiga rahang bawah.+ 5erdap 5erdapat at berbag berbagai ai ma'am ma'am faktor faktor yang yang dapat dapat menye menyebab babkan kan pareste parestesia sia pas'a pas'a pen'abutan molar tiga rahang bawah impaksi, diantaranya diantaranya yaitu/ 0. Anatomi ubu ubung ngan an posi posisi si akar akar mola molarr tiga tiga raha rahang ng bawa bawah h terh terhad adap ap kana kanali liss mandib mandibula ularis ris dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi terjadi terjadiny nyaa pareste parestesia. sia. al ini dapat dapat dilihat dengan pemeriksaan radiografi.+ enurut 1ood dan Shehab "088$&, ada lima gambaran radiografi yang menunjukkan hubungan antara kanalis mandibularis dengan akar molar tiga rahang bawah, diantaranya yaitu/ < a. 1adilo 1adilosen sen pada pada akar akar mola molarr tiga tiga rahang rahang bawah bawah b. Deiasi kanalis mandibularis '. Interu Interupsi psi gari gariss putih putih kanal kanalis is mandi mandibul bularis aris d. Defleksi Defleksi akar molar tiga rahang rahang bawah oleh kanalis kanalis mandibul mandibularis aris e. Penye Penyempi mpitan tan akar akar molar molar tiga tiga rahang rahang bawah bawah
7
3ambar # ubungan antara kanalis mandibularis dengan akar molar tiga rahang bawah menurut 1ood dan Shehab.<
3ambar 2 3ambaran 3ambaran radiografis hubungan akar molar tiga rahang bawah dengan kanalis mandibularis.%
erus lingualis biasanya terletak pada aspek lingual dari mandibula pada region region retromolarpad retromolarpad,, tetapi kadang-kadang kadang-kadang jalan nerus nerus lingualis lingualis berada berada
8
di area area retr retrom omol olar arpad pad sehin sehingg ggaa insi insisi si muko mukosa sa pada pada daera daerah h ini ini dapa dapatt menyebabkan 'edera nerus lingualis.* #. 5rauma 1etraksi 1etraksi flap yang berlebihan, berlebihan, tekanan retra'tor selama retraksi di bagian lingual gigi molar tiga, dan retraksi lidah yang berlebihan dengan retra'tor dapat menekan nerus lingualis, lingualis, sehingga sehingga menyebabkan menyebabkan 'edera nerus nerus lingualis.8 Selain Selain itu, itu, !ooth !ooth "#$$%& "#$$%& berpen berpendap dapat at bahwa bahwa penggu penggunaa naan n periosteal eleator owarth tradisional dapat meningkatkan frekuensi trauma nerus lingualis.0$ Pogrel "088+&, melakukan sebuah penelitian pada cadaver dan dan radiografis, dima dimana na hasil hasilny nyaa menu menunj njuk ukka kan n bahw bahwaa terda terdapa patt ari ariasi asi leta letak k ner nerus us lingualis, yaitu kurang lebih #$) letak nerus lingualis berada di atas lingual lingual crest atau atau berkontak berkontak langsung langsung dengan lingual plate. Oleh plate. Oleh karena itu, pada saat memotong mahkota gigi molar tiga rahang bawah impaksi mung mungki kin n saja saja terja terjadi di perf perfor orasi asi lingual lingual cortical cortical plate yang merupakan merupakan tempat tempat tulang tulang untuk untuk melindung melindungii nerus, nerus, sehingga sehingga menyebabkan menyebabkan 'edera nerus lingualis. 00 ;raktur lingual cortical plate juga plate juga dapat menyebabkan 'edera nerus lingualis.8 Pada pemakaian bur yang tidak hati-hati, seperti bur masuk ke dalam kanalis mandibularis saat melakukan pemotongan gigi dapat menyebabkan parestesia. Selain itu, pemakaian bur handpiece yang handpiece yang tidak disertai disertai irigasi irigasi dengan aliran larutan saline yang stabil akan mengakibatkan tulang yang berada di sekitar saraf memanas, sehingga dapat menyebabkan 'edera saraf.8
9
3ambar ( Ilustrasi menunjukkan 'edera erus Aleolaris Inferior yang berada dekat dengan gigi molar tiga rahang bawah disebabkan karena bur yang mengenai kanalis mandibularis.8
Pemakaian instrument yang tidak hati-hati pada saat pen'abutan molar tiga rahang rahang bawah dapat mendorong mendorong sisa akar ke dalam kanalis kanalis mandibulari mandibularis, s, sehingga menyebabkan trauma pada nerus aleolaris inferior. 8
3ambar + Sisa akar terdorong ke dalam kanalis mandibularis saat melakukan tindakan pen'abutan gigi molar tiga rahang bawah.8
10
Selain itu, trauma yang disebabkan karena jarum suntik yang mengenai jaringan
saraf
akan
menyebabkan
parestesia.
!eberapa
pasien
mengel mengeluhk uhkan an adany adanyaa sensasi sensasi seperti seperti sengat sengatan an listrik listrik.. =alaup =alaupun un jarum jarum suntik yang digunakan dengan ukuran yang ke'il, parestesia mungkin saja dapat terjadi.0# 2. Perd erdara arahan Perd Perdara araha han n pas'a pas'aop oper erati atiff dapa dapatt meny menyeba ebabk bkan an teka tekana nan n pada pada ner nerus us ale aleol olari ariss infer inferio iorr yang deka dekatt deng dengan an soke sokett sehi sehing ngga ga meny menyeba ebabk bkan an parestesia. 7ika nerus aleolaris inferior berada di dekat soket dan di dalam soket tersebut terdapat bekuan darah, pengurangan tekanan udara dapat menyebabkan terbentuknya gelombang udara ke'il di dalam soket dan dan meng mengak akib ibat atkan kan teka tekana nan n yang yang bersi bersifat fat sement sementar araa pada pada ner nerus us al aleola eolari riss
infe inferi rior or
sehi sehin ngga gga
meny enyebab ebabka kan n
sen sensasi sasi
yang ang
tid tidak
menyenangkan.02 Perdarahan di dalam atau sekitar nerus lingualis setelah inje injeks ksii
anes aneste tesi si
blok blok
mand mandib ibul ular ar
dapa dapatt
meny menyeb ebab abka kan n
terj terjad adin iny ya
parestesia.0(
(. Dampak Dampak peng penggu gunaa naan n larutan larutan aneste anestesi si lokal lokal Parestesia dapat juga disebabkan karena adanya molekul larutan anestesi lokal yang terhidrolisis pada saat masih terikat reseptor dan juga karena adanya alkohol berada pada saluran atau pori-pori sodium. etabolit ini dapat dapat mengga menggangg nggu u konduk konduksi si saraf saraf dan menye menyebab babkan kan disfun disfungsi gsi saraf saraf "parestesia&.0(
+. Pera Perada dang ngan an dan dan inf infek eksi si
11
Infe Infeks ksii sete setela lah h pen' pen'ab abut utan an gigi gigi molar olar tiga tiga raha rahang ng bawa bawah h dapa dapatt menyebabkan tekanan pada nerus aleolaris inferior yang dekat dengan soket, sehingga akan menyebabkan parestesia. 02
<. 7ari 7arin ngan gan par paru ut Dalam proses penyembuhan, pada soket dapat terbentuk jaringan parut fibrosa dimana nerus aleolaris inferior yang dekat dengan soket akan tertekan sehingga menyebabkan sensasi yang tidak menyenangkan. 02
%. Debr Debrid idem emen entt yang yang tidak tidak baik baik Pas'a pen'abutan gigi terkadang terdapat mikrofraktur dengan fragmen tulang tajam yang berada jauh di dalam soket, kondisi ini mungkin saja terjadi terjadi pada pada pen'ab pen'abuta utan n gigi gigi molar molar tiga tiga rahang rahang bawah. bawah. 7ika 7ika terdapa terdapatt pergerakan yang kuat atau trauma pas'aopertaif, kemungkinan akan menyeb menyebabk abkan an perpin perpindah dahan an fragmen fragmen tulang tulang,, sehing sehingga ga meneka menekan n nerus nerus aleolaris inferior.02
*. Penja enjah hitan Penjahitan flap yang tidak hati-hati, sehingga menekan saraf. 8
Te("i( pe"!a#$ta" gigi %olar tiga ra&a"g #a'a&
Odontektomi olar 6etiga 1ahang !awah etode Split Technique. 0+ Adapun Adapun tahapan tahapan odontekto odontektomi mi dengan dengan metode metode split technique adalah technique adalah sebagai berikut
12
a
Dilakukan Dilakukan disinfeksi disinfeksi jaringan jaringan di luar dan di dalam rongga rongga mulut sebelum sebelum odon odonte tekt ktom omi, i,
dapa dapatt
digu diguna naka kan n
obat obat kumu kumurr
anti antisep septi tik k
selan selanjut jutny nyaa
dilakukan blok anestesi. b
Dibuat insisi dengan memperhitungkan garis insisi tetap akan berada di atas tulang rahang setelah pengambilan jaringan tulang pas'a odontektomi, dan selanjutnya dibuat flap.
'
5ulang 5ulang yang menutup gigi diambil diambil seminimal seminimal mungkin mungkin dengan dengan perkiraan perkiraan besar setengah dari besar gigi yang akan dikeluarkan.
d
Selanjutny Selanjutnyaa dilakukan dilakukan pemotonga pemotongan n gigi yang biasanya biasanya dimulai dimulai dengan dengan memo memoto tong ng pert perten enga gaha han n mahk mahkota ota gigi gigi mola molarr keti ketiga ga impa impaks ksii ke arah arah bifurkasi atau melakukan pemotongan pada regio serikal untuk memi memisa sahk hkan an bagi bagian an mahk mahkot otaa dan dan akar akar gigi gigi.. Selan Selanju jutn tnya ya dila dilaku kuka kan n pemotongan menjadi bagian-bagian lebih ke'il sesuai dengan kebutuhan. ahkota gigi dapat dipotong menjadi dua sampai empat bagian, demikian pula pada bagian akarnya, kemudian bagian-bagian tersebut dikeluarkan satu per satu.
e
Selanj Selanjutn utnya ya dilaku dilakukan kan kureta kuretase se untuk untuk mengel mengeluar uarkan kan kapsul kapsul gigi gigi dan jaringan granulasi di sekitar mahkota gig0 dan dilanjutkan dengan melakukan irigasi dengan air steril atau larutan saline $,$8 ) steril.
f
Pada saat melakukan pemotongan tulang dan gigi dengan menggunakan bur, tidak boleh dilakukan se'ara blind akan tetapi operator harus dapat melihat melihat se'ara langsung daerah yang yang dilakukan dilakukan pengeboran pengeboran.. 5indakan 5indakan pengeboran se'ara blind akan dapat menyebabkan terjadinya trauma yang tidak diinginkan dijaringan sekitarnya.
g
Penjahitan dilakukan mulai dari ujung flap dibagian distal molar kedua dan dilanjutkan ke arah anterior kemudian ke arah posterior.
Odontektomi olar 6etiga 1ahang !awah posisi esioersi. 0+ 13
3igi impaksi molar ketiga rahang bawah dengan posisi mesioersi dapat ditemukan dengan keadaan mahkota gigi terletak di bawah atau di atas serikal gigi molar kedua dan akar giginya dapat terletak jauh atau dekat dengan kanalis mand mandib ibul ula. a. ;akt ;aktor or lain lain adal adalah ah mahk mahkot otaa bagi bagian an dista distall tertu tertutu tup p oleh oleh tula tulang ng mandib mandibula ula yang yang tebal. tebal. Pada Pada keadaa keadaan n mahkot mahkotaa gigi gigi terleta terletak k dibawa dibawah h serika serikall mahkota molar kedua dan akar gigi terletak dekat dengan kanalis mandibula, split te'hni>ue sangat dianjurkan karena dapat men'egah terjadinya trauma pada gigi molar kedua dan kanalis mandibula.
3ambar < 3ambaran ilustrasi pen'abutan gigi molar tiga rahang bawah/ "A& gigi molar tiga rahang rahang bawah impaksi mesioangluar, mesioangluar, "!& garis garis insisi, "4& pembukaan pembukaan flap mukoperiosteal, "D& menentukan jumlah tulang yang akan dibuang, "?& pembuangan tulang menggunakan menggunakan bur dan hand pie'e, ";& ";& pemisahan gigi, "3& "3& pengangkatan gigi sebelah distal, distal, "& pengangkatan pengangkatan gigi sebelah mesial dan "I& "I& penjahitan
14
BAB IV
PELA)SANAAN PARASTESI PADA NERVUS ALVEOLARIS INFERIOR PASCA PENCABUTAN GIGI MOLAR TIGA RAHANG BAWAH
4edera pada nerus aleolaris inferior akibat tindakan odontektomi akan mengalami penyembuhan se'ara spontan, namun direkomendasikan juga beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memper'epat proses regenerasi regenerasi syaraf. syaraf. Penyembuh Penyembuhan an se'ara spontan dapat terjadi terjadi beberapa beberapa minggu sampai bulan hingga 0 tahun. Apabila setelah 0 tahun tidak hilang maka kelainan sensasi tersebut kemungkinan bersifat menetap.
15
!eberap !eberapaa tindak tindakan an yang yang dapat dapat dilaku dilakukan kan untuk untuk memper memper'ep 'epat at proses penyembuhan 'edera syaraf yaitu/ 0. Pemijatan Pemij emijat atan an
dila dilak kukan ukan
mengur mengurang angii 'airan 'airan
den dengan gan
jari jari
tang tangan an
yang ang
bertu ertuju juan an
inflam inflamasi asi pada pada lokasi lokasi perada peradanga ngan n serta serta
mengurangi mengurangi pertumbuhan pertumbuhan jaringan jaringan ikat
fibrinogen. fibrinogen.
5erlalu 5erlalu
banyak jaringan ikat fibrous akan menimbulkan s'ar pada lokasi syar syaraf af yang ang rusa rusak. k. Sela Selama ma fase fase rege regene nera rasi si,, pemi pemija jata tan n ikut ikut membantu remodelling jaringan ikat kolagen. 2 #. 4ryo ryotherapy rapy erupakan pemberian es di jaringan sekitar saraf pada #( jam pertama setelah terjadi 'edera saraf dan dilakukan se'ara berkala selama minggu pertama. 5erapi ini bertujuan untuk mengurangi kemungkin kemungkinan an 'edera saraf sekunder sekunder akibat akibat edema dan tekanan, tekanan, sehing sehingga ga memper memperlam lambat bat pemben pembentuk tukan an neurom neuromaa dan jaringa jaringan n parut.0% 2. ?le'tro ?le'trothe therapy rapy @ ?le't ?le'tro-i ro-iont ontoph ophore oresis sis 5erapi ini menggunakan aliran listrik berkekuatan rendah untuk mengahntarkan obat atau bahan kimia melalui kulit, salah satunya yaitu yaitu pasta pasta yang yang mengan mengandun dung g lidoka lidokain in dan deksam deksametas etason on yang yang dapat berguna untuk mengurangi edema dan juga mengontrol rasa sakit pada minggu pertama setelah 'edera saraf. ekanisme yang tepa tepatt
dari dari ele' ele'tr trot othe hera rapy py ini ini
masi masih h
bany banyak ak dipe diperd rdeb ebat atka kan. n.
?le'tro ?le'trothe therapy rapy dapat dapat langsu langsung ng memblo memblokir kir transmis transmisii sinyal sinyal rasa sakit di sepanjang saraf. Selain itu, ele'trotherapy telah terbukti dapat dapat memban membantu tu pelepa pelepasan san hormo hormon n endorf endorfin in yang yang merupa merupakan kan penghilang rasa sakit alami yang diproduksi oleh tubuh. tubuh. 2,0% (. 5erapi api pa panas 16
6ompres air hangat berpengaruh pada perbaikan askularisasi di daerah kerusakan syaraf. 4ara ini dapat dilakukan selama 2$ menit setiap hari.2 +. Peng Penggu guna naan an anti antibi biot otik ik Parestesi yang disebabkan oleh peradangan atau infeksi dianjurkan untuk untuk menggu menggunak nakan an antibi antibioti otik. k. Pengob Pengobatan atan dengan dengan antiob antiobiot iotik ik selama % hari dengan penisilin merupakan standar untuk men'egah infeksi.0% <. Penggu Penggunaa naan n obat-o obat-obat bat neurot neurotrop ropik ik 5erapi 5erapi dengan dengan obat-obatan obat-obatan selain bertujuan bertujuan memper'epat memper'epat proses rege regene neras rasii syara syaraff juga juga bert bertuj ujua uan n untu untuk k meng mengata atasi si peny penyeba ebab b parastesia. Parestesi yang
disebabkan oleh peradangan atau
infek infeksi si dian dianju jurk rkan an untu untuk k meng menggu guna naka kan n
antib antibio iotik tik
dan dan
antiinflamasi. Sedangkan penggunaan golongan neurotropik dapat memban membantu tu fase regene regenerasi rasi syaraf syaraf.. Pemakai Pemakaian an multi multiitam itamin in ! kompleks kompleks
atau methyl'obalt methyl'obalt selama <-* minggu minggu memberikan memberikan
pengaruh yang baik pada proses proses penyembuhan 'edera syaraf. 2 %. Peng Penggu guna naan an anti-i anti-inf nfla lama masi si Pasien Pasien yang yang mengal mengalami ami pareste parestesi si pas'a pas'a pen'ab pen'abuta utan n molar molar tiga tiga raha rahang ng bawa bawah h sebai sebaikn knya ya meng menggu guna naka kan n korti kortiko kost stero eroid id untu untuk k meminim meminimalisa alisasi si terjadi terjadiny nyaa inflam inflamasi. asi. Obat Obat ini harus harus diguna digunakan kan se'epat se'epat mungkin, mungkin, idealnya sehari setelah pen'abutan pen'abutan gigi molar tiga rahang bawah. Pada pasien yang mengalami gejala parestesi ringan dapat juga diberikan obat anti inflamasi yaitu ibuprofen atau aspirin.0% *. Peng Penggu guna naan an oba obatt topi topika kall
17
Penggunaan obat topikal belum diteliti dengan baik, tetapi terdapat beberapa bukti bahwa 'apsai'in yang digunakan se'ara teratur akan meredakan rasa sakit. Dosis yang dianjurkan adalah + kali per hari selama + hari, kemudian 2 kali per hari selama 2 minggu. 0%
Pada kasus-kasus 'edera syaraf yang tidak kunjung sembuh dengan perawatan
non-bedah
maka
direkomendasikan
untuk
melakukan
perawatan bedah. !eberapa metode perbaikan se'ara bedah antara lain dekompresi syaraf, penjahitan syaraf dan graft syaraf. 2 Dekom Dekompre presi si syaraf syaraf dilaku dilakukan kan dengan dengan membuk membukaa jaringa jaringan n lunak lunak hingga ke daerah 'edera syaraf, eksploitasi ini bertujuan menghilangkan jaringan tulang yang menekan pembuluh syaraf. etode ini dilakukan karena pembuluh syaraf masih intak. 2 Penjahitan syaraf dilakukan pada pembuluh syaraf yang terputus dengan jarak antar kedua ujung syaraf sekitar 0 'm. Selain itu penjahitan dilakukan bila syaraf terpotong lurus serta tidak ada jaringan yang han'ur. Penyambungan kedua ujung syaraf yang terputus menggunakan benang nilon berukuran *.$ atau 8.$. Penjahitan dilakukan pada lapisan terluar pembuluh syaraf perifer yaitu epinerium.2 5eknik 5eknik graft graft syaraf syaraf dilaku dilakukan kan bila bila rekons rekonstru truksi ksi mengha mengharus ruskan kan pengambilan jaringan syaraf yang rusak sehingga memberikan jarak 'ukup panjang antara kedua ujung syaraf yang rusak, sehingga tidak mungkin dilakukan penyambungan jaringan syaraf dengan penjahitan. 2
Lapora" )a$
18
Seoran Seorang g wanita wanita umur umur #( tahun tahun datang datang ke bagian bagian bedah bedah mulut mulut subdiisi e9odonsia 1S3-;63 PAD dengan keluhan sejak kurang lebih < bulan yang lalu sering sakit pada gigi belakang kiri bawah, selain itu gigi tersebut tumbuh miring. !ila sedang timbul rasa sakit kadangkadang kadang menye menyebar bar sampai sampai ke daerah daerah telinga telinga diserta disertaii rasa pusin pusing. g. !ila !ila sedang sakit os minum obat pereda sakit, sakit hilang namun dapat timbul kembali pada suatu waktu. 1asa sakit terakhir sekitar 0 minggu yang lalu, os bero beroba batt ke dokt dokter er gigi gigi swas swasta ta dan dan dibe diberi ri obat obat anti antibi biot otik ikaa dan dan analgetika.Pasien ingin di'abut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda ital dalam batas normal. ?kstra ?kstraora orall tidak tidak terdap terdapat at kelain kelainan. an. Pada Pada pemerik pemeriksaan saan intrao intraoral ral gigi gigi 2* terpendam dan (* terpendam sebagian serta tumbuh miring. 3ingia di sekitar gigi tersebut tampak lebih merah dibanding jaringan sekitarnya. Status gigi geligi lainnya tidak ada kelainan. Pada gambaran panoramik foto tampak posisi oklusal gigi 2* terpendam dan berada di serikal gigi anter anterio iorny rnya, a, serta serta ujun ujung g dari dari apek apekss gigi gigi terseb tersebut ut mene menemb mbus us kana kanali liss mandibularis. !erd !erdasa asark rkan an
peme pemeri riks ksaan aan-pe -peme meri riks ksaan aan
terse tersebu butt
dite ditega gakk kkan an
diag diagno nosa sa klin klinis is deng dengan an impa impaks ksii klas klas II 4 gigi gigi 2*. 2*. Dila Dilaku kuka kan n terap terapii odontektomi gigi 2*. Setelah operasi odontektomi os diberi obat Amo9illin 2 9 +$$ mg dan imesulide # 9 0$$ mg selama + hari. Pada kontrol hari ke-0 paska odontektomi didapatkan pembengkakan pada pipi kiri bawah, tidak ada trsimus, keluhan lain tidak ada. Pada kontrol hari ke-+ paska odonte odontekto ktomi mi dilaku dilakukan kan pembuk pembukaan aan jahitan jahitan,, pemben pembengk gkakan akan berkur berkurang ang serta didapatkan keluhan rasa kebas atau baal pada bibir bawah sebelah kiri, sudut mulut sebelah kiri dan juga pada kulit daerah dagu sebelah kiri yang dikeluhkan sejak hari ke-( paska odontektomi. al ini menunjukkan bahwa pada pasien terdapat parestesi paska odontektomi gigi 2*. Selanjutnya pasien diberi eurotropik "euroit ?& 0 9 0 dan ethy'obal 2 9 +$$ mg selama % hari serta diinstruksikan untuk kompres hangat 19
selama 2$ menit setiap hari. Pada kontrol hari ke-0# paska odontektomi masih terdapat parestesi sedangkan keluhan lain tidak ada, pasien kembali diberi diberikan kan neurot neurotrop ropik ik dan ethy ethy'ob 'obal al selama selama % hari hari dengan dengan instru instruksi ksi sama seperti sebelumnya, serta dilakukan rontgen foto periapikal 2*. Pada kontrol hari ke-08 keluhan parestesi sudah mulai berkurang, pasien masih diberikan terapi dan instruksi yang sama untuk selama % hari. Pada kontrol hari hari ke-# ke-#< < pask paskaa odon odonte tekt ktom omii kelu keluha han n pares parestes tesii tida tidak k ada. ada. Pasie Pasien n meras merasak akan an sens sensasi asi di sekit sekitar ar bibi bibirr bawah bawah kiri kiri dan dan kuli kulitt sekit sekitar ar dagu dagu sebelah kiri sudah kembali seperti sedia kala. !erdasarkan 'ontoh kasus tersebut dapat disimpulkan, bahwa pada pasien mengalami parestesi yang mulai dirasakan sejak hari ke-( paska odonte odontekto ktomi. mi. Pareste Parestesi si berlan berlangsu gsung ng sekita sekitarr 2 minggu minggu.. Pada Pada pasien pasien ini, ini, komplikasi parestesi tidak dapat dihindari karena se'ara anatomi posisi ujung akar gigi 2* tampak menembus kanalis mandibularis. 2
20
Daftar Pustaka
0.
ard ardi, i, #$$ #$$*. *. 5ra 5rans nspo posi sisi si ner nerus us ale aleol olar aris is infe inferi rior or seba sebaga gaii persi persiap apan an
implan dental. ;akultas kedokteran gigi sumatera utara. edan. al 02 dan 0+. #.
and andoy oyo o benn benny y, #$$8 #$$8.. Pare Pareste stesi si seb sebag agai ai sal salah ah sat satu u kom kompl plik ikas asii dari darian anast astesi esi
blok pada mandibula. ;akultas kedokteran kedokteran gigi sumatera utara. edan. al 0%. 2.
end enday ayaa hedis hedis,, kasi kasim m alwin alwin.. Pare Parest stes esii sebag sebagai ai kom kompl plik ikas asii pas' pas'aa beda bedah h
molar tiga bawah impaksi. ;akultas kedokteran gigi unpad. !andung. (.
Dama Damaya yant ntia ianis nisa, a, #$0# #$0#.. pen penat atal alak aksan sanaa aan n para paraste stesi si pas' pas'aa pen pen'a 'abu butan tan molar molar
tiga rahang bawah impaksi. ;akultas kedokteran gigi updm"b&. 7akarta. +.
oore 7, #$$0. Principles of Oral and Maxillofacial Surgery. Surgery . ?disi ke-+.
3reat !ritain/ !la'kwell S'ien'e, 002. <.
Boes Boes'h 'her er A1, A1, Smi Smith th 63, 63, 1ob 1obin inso son n PP, PP, #$$ #$$2. 2. er ere e Dam Damag agee and and 5hi 5hird rd
olar 1emoal. Dental 1emoal. Dental Update, Update, 2%<, 2%8-2*$. %.
4ais 4aissi siee 1, 3ou 3oule lett 7, ;ort ;ortin in , , ori oriel elli li D, D, #$$+ #$$+.. Iatr Iatrog ogen eni' i' Par Pares esth thes esia ia in
5he 5hird Diision of 5he 5rigeminal ere. J. ere. J. Can Dent ssoc %0"2&/ ssoc %0"2&/ 0**-0*8. *.
upp, 71, #$$*. Conte!pory Oral and Maxillofacial Surgery. ?disi Surgery. ?disi ke-+.
Col. 0, 4hina/ osby, 0+2-0+%, 0<$, 0%2, 0%+, 082. 21
8.
;ragiskos D;, #$$%.
Oral Oral Surg Surgery ery.. ew ew ork/ ork/ Spri Sprin nger ger !erli erlin n
eidelberg, 080-08(. 0$. 0$.
!oot !ooth h P=, P=, S'he S'hend ndel el SA, SA, au ausa same men n 7A, 7A, #$$% #$$%.. Maxillofacial Surgery. Surgery. Col.
#. ?disi ke-#. issouri/ 4hur'hill Biingstone, 0<0+. 00.
;on'es'a 17 17, #$ #$$8. Oral and Maxillofacial Surgery. Surgery. Col. 0, ?disi ke-#,
issouri/ Saunders, (+, #<$, #<+-#<*, #%<-#%%. 0#.
alamed, Sta Stanley ;, ;, #$ #$$( . "and#oo$ of %ocal nesthesia. nesthesia . ?disi ke-+,
issouri/ osby, 0*0-0*(. 02. 02.
5olst 5olstun uno o B, B, Pogr Pogrel el A, A, #$$8 #$$8.. Delay Delayed ed Pares Paresth thesi esiaa of Infer Inferio iorr Aleo Aleolar lar
ere After ?9tra'tion of andibular 5hird olar/ 4ase 1eport and Possible ?tiology. J. ?tiology. J. Oral Maxillofacial Surgery <%"*&/0%<+. Surgery <%"*&/0%<+. 0(. 0(.
;iel ;ieldi ding ng A;, A;, 1a'h 1a'hie iele le DP, DP, ;ra: ;ra:ie ierr 3, 088% 088%.. Bingu Bingual al ere ere Pare Parest sthe hesi siaa
;ollow ;ollowing ing 5hird 5hird olar olar Surgery Surgery.. J. Oral Surg. Oral Med. Oral Pathol. Oral &adiol. 'ndod . *("(&/ 2(+, 2(% 0+.
http/@@'hris http/@@ 'hrist-drg t-drg.blogspo .blogspot.'om@#$00 t.'om@#$00@00@odont @00@odontektomiektomi-m2-rah m2-rahangang-
bawah.html 0<.
!alaji S, #$$%. Text#oo$ of Oral and Maxillofacial Surgery . ew Delhi/
?lseier, #((. 0%. 0%.
Dama Damay yanti anti,, Anis Anisa. a. Pena Penata tala laks ksan anaa aan n Pare Parest stes esii Pas' Pas'aa Pen' Pen'ab abut utan an ola olarr
5iga 1ahang !awah Impaksi. 7akarta/ ;akultas 6edokteran 6edokteran 3igi ni. Prof. Dr. oestopo, #$0#.
22