PERCOBAAN VI DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT
I.
Hari/Tanggal : Sabtu, 14 November 2015
II.
Tujuan 1. Mengukur daya hantar listrik berbagai jenis senyawa dan larutan pada berbagai konsentrasi. 2. Mempelajari pengaruh jenis senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap daya hantar listrik
III.
Teori Larutan adalah campuran homogen dari zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Zat yang jumlahnya lebih sedikit didalam larutan disebut zat terlarut atau solute. Sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau salven, komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan. Sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengna memberikan gejala berupa menyalakan lampu pada uji atau timbulnya gas dalam larutan-larutan yang menimbulkan gejala-gejala tersebut tergolong ke dalam larutan elektrolit. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak adanya gelombang dalam larutan atau jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan larutan elektrolit. Lampu tidak menyala atau menyala redup. Larutan yang menunjukkan gejala-gejala tersebut pada pengujian maka tergolong ke dalam larutan yang non elektrolit (Irawan. 2010). Arus listrik ialah arus muatan listrik, yaitu banyaknya muatan listrik yang melintas penampang persatuan waktu dan rapatan arus listrik bagi arus listrik
yang terdistribusi secara kontinyu seperti misalnya oleh gerakan ion-ion yang berserakan diudara didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang melintas penampang seluas satu satuan luas per satuan waktu. Sedangkan arus listrik yang di dalam cairan, khususnya elektrolit adalah ion-ion yang bergerak dari elektrode satu ke elektrode lainnya. Dan didalam larutan tidak terdapat elektrolit bebas. Sudah tentu daya hantar yang memberikan ukuran mudah-sukarnya arus listrik mengalir ditentukan sepenuhnya boleh pembawa-pembawa muatan listrik, yakni elektron-elektron ataupun ion-ion yang bergerak di dalam suatu medium. Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada konsentrasinya. Misalnya konsentrasi yang optimal yaitu 2M karena pada saat konsentrasi tersebut untuk larutan NaCl lampu menyala terang. Larutan NaOH lampu menyala lebih terang dari lampu larutan NaCl. Dan lampu pada larutan HCl, NaCl, dan NaOH terurai sempurna menjadi ion-ion sehingga didalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion, larutan-larutan ini termasuk larutan elektrolit kuat. Sumber arus merupakan salah satu faktor penting dalam daya hantar larutan, karena apabila larutan dialiri arus yang terlalu kecil maka lampu tidak akan menyala pada proses optimalisasi digunakan tegangan batu baterai 3 volt, 6 volt, dan 9 volt (Renl. 2013).
Perbedaan potensial yang sama diantara ujung-ujung tongkat tembaga dan tongkat kayu yang mempunyai geometri yang serupa. Maka dihasilkan arus-arus yang sangat berbeda, karakteristik (sifat) penghantar yang menyebabkan hal ini dalah hambatan atau reasistonce. Kita mendefinisikan hambatan dari sebuah penghantar, yang sering dinamakan tahanan atau resistor diantara dua titik dengan memakaikan sebuah perbedaan potensial (v) diantara titik tersebut. Dan dengan mengukur arus (I) (Halliday. 1984). Untuk beda potensial yang sama tidak selalu menghasilkan kuat arus listrik yang sama melainkan pada dasarnya tahanan penghantar yang dipakai. “Makin besar tahanan penghantar, maka kecil arus yang mengalir melalui penghantar tersebut”. Atau dengan perkataan lain makin besar tahanan (R) makin sedikit muatan listrik yang dihantarkan. Kemampuan suatu menghantar untuk
memindahkan muatan listrik dikenal sebagai “daya hantar listrik” yang besarnya berbanding terbalik dengab tahanan (R). 𝐼
L=𝑅 Keterangan : L = daya hantar (ohm) R = hambatan (ohm) Hasil penelitian pada abad ke-19 menunjukkan bahwa larutan dalam air dari beberapa zat padat menghantar arus listriuik zat-zat dalam larutan atau leburannya dapat menghantar listrik disebut elektrolit. Tidak semua zat dalam larutan dapat menhantarkan listrik, zat-zat semacam ini disebut non elektrolit. Partikel-partikel dalam larutan yang menghantar listrik disebut ion-ion inilah yang menyebabkan sifat hantaran listrik serta sifat kimia dan fisika suau elektrolit yaitu elektrolit kuat dan lemah. Elektrolit kuat terurai sempurna menjadi ion dalam larutan air atau dalam keadaan lebur, senyawa yang termasuk elektrolit kuat yaitu : -
Senyawa ion yang dalam keadaan padat beruppa ion
-
Senyawa kovalen yang bereaksi sempurna dengan air memberi atau membentuk ion. Misalnya HCl. Zat yang termasuk elektrolit kuat adalah asam mineral, yakni asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, basa, dan leburan dalam air. Sedangkan elektrolit lemahg hanya sedikit sekali terurai menjadi ion dalam larutan didalam air. Elektrolit ini terutama senyawa kovalen yang sedikit sekali bereaksi dengan air membentuk ion. Oleh karena itu elektrolit lemah merupakan penghantar listrik yang buruk dan mempunyai derajat disosiasi kecil (Achmad.1996).
Suatu pertemuan antara dua larutan elektrolit memberikan suatu potensial terhadap sel, misalnya larutan pekat asam klorida membentuk pertemuan dengan laruitan encer. Kedua ion hydrogen dan ion klorida berdifusi dari larutan yang pekat ke dalam larutan yang encer. Ion hidrogen bergerak lebih cepat, maka larutan encernya menjadi bermuatan positif karena adanya ion hidrogen ya ng
berlebih. Larutan yang lebih pekat ditinggalkan dengan kelebihan ion klorida dan dengan demikian mendapatkan muatan negatif. Pemisahan muatan yang nyata adalah sangat kecil tetaoi beda potensial yang dihasilkan cukup berarti. (Alberty. 1992). Bila larutan elektrolit dialiri listrik ion-ion dalam larutan akan bergerak menuju elektroda dengan muatan yang berlawanan. Melalui cara ini arus listrik akan mengalir dan ion bertindak sebagai penghantar, akibatnya larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik, gula pasir, urea, dan alkohol. Jika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion. Dalam larutan itu, zat-zat tersebut tetap berwujud molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik, maka larutanlarutan tersebut tidak bermuatan listrik atau non elektrolit berdasarkan penjelasan ini, maka penyebab larutan dapat menghantarkan listrik adalah karena adanya ionion positif dan ion-ion negatif yang berasal dari senyawa elektrolit yang terurai dalam larutan-penguraian senyawa elektrolit yang terurai dalam larutan penguraian senyawa elektrolit menjadi ion-ionnya disebut reaksi ionisasi (Poppy. 2009).
III.
Prosedur Percobaan 3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat 1. Beker gelas 100 mL 8 buah 2. Batang pengaduk 3. Rangkaian alat multimeter 4. Gelas ukur 100 mL 5. Gelas ukur 50 mL 6. Kaca arloji 7. Pipet tetes 5 buah 8. Spatula 3.1.2 Bahan 1. Akuades 2. NaCl
3. Air jeruk nipis 4. NH4OH 5. NaOH 6. HCl 7. NaBr 8. NaI 9. NH4Cl 10. Minyak tanah
3.2 Skema Kerja 3.2.1 Menentukan Daya Hantar Listrik Berbagai Senyawa Minyak Tanah H2O Larutan NaCl Kristal NaCl Diisi ke dalam 5 gelas beaker 100 mL Diukur daya hantar listrik setiap larutan tersebut dengan menggunakan alat multimeter yang dirangkai seperti gambar Ditentukan sifat zat terhadap arus listrik (konduktor kuat, konduktor lemah dan isolator) Hasil
3.2.2 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi terhadap Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Larutan Volume 10 mL konsentrasi 0,05;0,1;0,5;1,0 M Disediakan dan tiap larutan diukur daya hantar listrik Digambarkan grafik daya hantar listrik kelompok 1 terhadap konsentrasi dan ditentukan senyawa yang merupakan elektrolit kuat dan lemah Digambarkan grafik daya hantar listrik larutan kelompok 2 terhadap konsentrasi dan dibandingkan daya hantar listrik kation dan anion segolongan
Hasil
IV.
Data dan Hasil Pengamatan 4.1 Data Pengamatan
4.1.1
Menentukan Daya Hantar berbagai Senyawa
4.1.2 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi terhadap Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit -Kelompok 1
-Kelompok 2
5.2 Pembahasan Praktikum kali ini akan membahas tentang daya hantar listrik larutan elektrolit. Alat yang digunakan adalah alat multimeter. Multimeter merupakan suatu alata yang dipakai untuk menguji komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk ampere, volt dan ohm meter. Cara menggunakan alat multimeter adalah atur terlebih dahulu selector switch avometer pada posisi ohm. Lalu hubungkan kedua probe alat ukur langsung pada resistor atau kabel yang hendak diukur. Perlu diketahui bahwa untuk mengukur hambatan suatu komponen maka komponen tersebut harus bebas dari adanya tegangan listrik. Proses hantaran listrik pada dasarnya terjadi karena adanya pergerakan ion dan perpindahan elekron. Pada katoda terjadi proses reduksi, di mana ion positif bergerak menuju elektroda negatif untuk mengambil elektron dari elektroda ini. Pada anoda terjadi proses oksidasi, di mana ion negatif bergerak menuju elektroda positif untuk menyerahkan elektron. Oleh karena itu, terjadi penghantaran muatan dari elektroda yang diangkut oleh ion-ion. Bahan yang digunakan adalah akuades, NaCl, NaBr, NaI, NH4Cl, NaOH, NH4OH, HCl, dan air jeruk nipis serta minyak tanah. Digunakan gelas beker sebagai wadah bahan. Dan gelas beker haruslah bersih. Pada praktikum ini, ada dua macam percobaan, yakni menentukan daya hantar berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Di mana minyak tanah, H2O, larutan NaCl dan kristal NaCl masuk ke menentukan daya hantar berbagai senyawa. Air jeruk nipis. NH4OH, HCl dan NaOH masuk ke kelompok I larutan elektrolit dan NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl masuk ke kelompok II larutan elektrolit. Minyak tanah tidak dapat menghantarkan listrik karena tidak memiliki kation (+) dan anion (-) di dalam larutannya atau dengan kata lain tidak mengalami ionisasi. Berdasarkan persamaaan reaksi: C2H5OH(l)
C2H5OH(aq)
Di mana pada persamaan reaksi, larutannya tidak mengalami ionisasi atau tidak terion, tetapi tetap sebagai molekul. Lain halnya dengan elektrolit kuat dan
elektrolit lemah yang masing-masing mengalami ionisasi sempurna dan ionisasi sebagian. Sedangkan larutan NaCl dan kristal NaCl perbedaannya adalah bahwa larutan NaCl dapat menghantarkan listrik karena jika dalam fase cair, akan terdisosiasi ke dalam ion-ionnya
yang bisa menghantarkan arus listrik.
Sedangkan jika dalam bentuk padatan, maka proses disosiasi tidak dapat berlangsung karena harus dicairkan terlebih dahulu. Namun pada percobaan ini, baik larutan maupun kristal NaCl sama-sama menghantarkan listrik. Hal ini mungkin saja terdapat kesalahan karena seharusnya hanya larutan NaCl saja yang menghantarkan listrik. Ada kemungkinan jika praktikan mengalami pertukaran bahan dikarenakan ketidaktelitian. Air atau H2O digolongkan sebagai larutan elekrolit lemah. Yang mana dapat menghantarkan arus lisrik karena sebagian molekul H2O dapat terurai menjadi ion H2+2 dan O2. Setelah prosedur pertama telah dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan melakukan prosedur kedua. Masing-masing bahan yang digunakan 4 jenis konsentrasi, yakni 0,05 M; 0,1
M; 0,5 M dan 1 M. Penggunaaan 4 jenis
konsentrasi ini dikecualikan terhadap air jeruk nipis. Di mana bahan ini hanya ditentukan 1 jenis konsentrai, dianggap 1 M. Untuk membuat larutan air jeruk nipis 1 M, dilakukan pengenceran dengan cara mencampurkan 10 mL pekat dengan 90 mL air. Pencampuran dilakukan agar larutan yang digunakan tidak pekat sehingga tidak memberikan hasil yang ekstrim. Pada prosedur ini, digunakan 8 gelas beker untuk masing-masing bahan. Kecuali larutan air jeruk nipis, setiap bahan diukur daya hantar listriknya dengan 4 jenis konsentrasi yang berbeda.
1.
Air Jeruk Nipis
Air Jeruk Nipis Daya Hantar (L)
60 50
40 30 Air Jeruk Nipis
20 10 0 0.05
0.1
0.5
1
Konsentrasi [M]
Sesuai dengan grafik, air jeruk nipis pada konsentrasi 1 M, daya hantarnya 50. Air jeruk nipis termasuk ke dalam larutan asam karena terasa masam, bersifat korosif dan larutan dalam air yang dapat menghantarkan listrik. Zat asam (H+) yang terdapat pada jeruk nipis berfungsi sebagai cairan elektrolit yang akan beraksi dengan dua kutub alat multimeter yang terbuat dari batang tembaga dan batang seng. Maka dapat menghantarkan listrik. Menurut literatur, air jeruk nipis tergolong larutan elektrolit lemah, di mana jika percobaan dengan lampu, lampu tidak menyala dengan baik secara redup maupun nyala terang.
2.
NH4OH
Daya Hantar (L)
NH4OH 40 35 30 25 20 15 10 5 0
NH4OH
0.05
0.1
0.5
1
Konsentrasi [M]
Pada pengukuran daya hantar listrik larutuan NH4OH, didapatkan grafik berupa 3 garis linear yang arahnya tidak tetap. Pada titik pertama ke titik kedua, garis sejajar dengan sumbu x. Lalu pada titik kedua ke titik ketiga, garis mulai diagonal terhadap bidang. Namun, pada titik ketiga sampai titik keempat, padahal seharusnya grafik yang terbentuk cenderung statis berupa garis lurus yang arahnya ke kanan atas dari bidang. Kemungkinan kesalahan pada data disebabkan oleh para praktikan yang tidak mengikuti aturan di mana setiap penggantian bahan yang diukur harus dicelupkan ke akuades dan dilap dengan tisu. NH4OH termasuk ke jenis larutan elektrolit lemah karena hanya sebagian terionisasi. Tapi itu tidak sesuai dengan data yang menunjukkan data hantar yang cukup tinggi. Berbeda dengan literatur yang menyatakan jika larutan elektrolit lemah, daya hantar listriknya buruk. Persamaan reaksinya adalah: NH4OH
NH4+ + OH-
3.
HCl
HCl 140
Daya Hantar (L)
120 100 80 60
HCl
40 20 0 0.05
0.1
0.5
1
Konsentrasi [M]
Pada pengukuran daya hantar listrik larutan HCl, didapatkan hasil grafik yang tidak sesuai dengan yang terdapat pada teori. Di mana pada titik 1 dan 2, garis mengarah ke kanan atas. Tetapi pada titik 2 ke 3, garis menurun secara drastis ke kanan bawah. Dan pada titik 3 ke 4, garis sejajar horizontal sumbu x. Tentu saja hal ini berlawanan dengan hasil yang seharusnya, di mana garis harus linear ke arah kanan atas. Kesalahan yang mungkin saja terjadi karena pengukur atau praktikan tidak menetralkan alat yang digunakan pada bahan sebelumnya dan langsung digunakan pada bahan selanjutnya. Hal ini menimbulkan hasil yang tidak akurat. Atau dikarenakan bahannya yang kemungkinan kadaluarsa. Menurut teori, HCl termasuk dalam larutan elektrolit kuat di mana ketika HCl dilarutakn dalam air banyak ion-ion yang terurai dan semakin besar permukannya sehingga daya hantar listriknya semakin besar sehingga dikatakan elektrolit kuat. Persamaan yang terbentuk adalah: HCl
H+ + Cl-
4.
NaOH
NaOH Daya Hantar (L)
60 50 40 30
NaOH
20 10
0 0.05
0.1
0.5
1
Konsentrasi [M]
Sesuai grafik di atas, larutan NaOH pada konsentrasi 0,05 M dan 0,1 M daya hantar listriknya 16,67. Pada konsentrasi 05 M daya hantarnya 31,25 dan konsentrasi 1 M daya hantar listriknya 50. Percobaan dapat dikatakan berhasil karena diperoleh grafik yang sesuai. Larutan NaOH dapat menghantarkan listrik karena semua molekul NaOH dapat terurai menjadi ion Na+ dan OH- atau terionisasi dengna sempurna. Akibatnya daya hantar listrik yang dihasilkan kuat. Sehingga NaOH dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat. Menurut teori, kerika dilakukan pengukuran daya hantar listrik multimeter terjadi perubahan warna, hal ini menunjukkan bahwa larutan mengandung unsur logam Na. Persamaan reaksinya: NaOH
Na+ + OH-
5.
NaCl
NaCl Daya Hantar (L)
60 50 40 30 NaCl
20 10 0 0.05
0.1
0.5
1
Konsentrasi [M]
Pada percobaan pengukuran daya hantar listrik larutan NaCl, didapatkan grafik yang menunjukkan bentuk yang fluktuatif. Dari titik 1 ke titik 2, arah grafik adalah ke kanan atas. Tetapi pada titik 2 ke 3, arah grafik menjadi menurun ke kanan bawah walau tidak terlalu ekstrim. Dan pada titik 3 ke 4, garis sejajar dengan sumbu x. Hasil gradik ini tidak sesuai dengan teori, di mana arah grafik adalah konstan ke kanan atas. Grafik mengalami naik turun yang menandakan adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi saat percobaan berlangsung. Larutan NaCl digolongkan larutan elektrolit kuat. Larutan NaCl dapat menghantarkan listrik karena semua molekuk NaCl dapat terurai menjadi ion N+ dan Cl-. Akibatnya daya hantar listrik yang dihasilkan kuat. Persamaan reaksinya adalah: NaCl
Na+ + Cl-
6.
NaBr
NaBr Daya Hantar (L)
60 50 40 30 NaBr
20 10 0
0.05
0.1
0.5
1
Konsentrasi [M]
Sesuai dengan grafik di atas, larutan NaBr pada konsenrasi 0,05 M daya hantarnya 20,83. Pada konsentrasi 0,1 M daya hantar listriknya adalah 33,33, konsentrasi 0,5 M daya hantar listriknya 41,67 dan konsentrasi 1 M daya hantar listriknya 50. Grafik sesuai karena tiap konsentrasi mengalami kenaikan percobaan berhasil. Larutan NaBr digolongkan ke larutan elektrolit kuat. Larutan NaBr dapat menghantarkan lisrik karena semua molekul NaBr dapat terurai menjadi Na+ dan Br-. Akibatnya daya hantar listrik yang dihasilkan kuat. Persamaan reaksinya: NaBr
Na+ + Br-
7.
NaI
NaI Daya Hantar (L)
60 50 40 30 NaI
20 10 0
0.05
0.1
0.5
1
Konsentrasi [M]
Sesuai dengan grafik di atas, laruta NaI pada konsentrasi 0,05 M; 0,1 M dan 0,5 M daya hantar listriknya 50. Dan pada konsentrasi 1 M, dya hantar listriknya 38,46. Grafik tidak sesuai diharapkan karena mengalami penurunan garis pada konsentrasi 1 M. Ini terjadi karena adanya kesalahan-kesalahan seperti kesalahan pada alat multimeter atau bahan yang mungkin sudah kadaluarsa. Larutan NaI dapat digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat. Larutan ini dapat menghantarlkan listrik karena semua molekul NaI dapat terurai menjadi ion Na+ dan I- yang mana terionisasi dengan sempurna. Daya hantar yang dihasilkan kuat. Persamaan reaksinya: NaI
Na+ + I-
8.
NH4Cl
NH4Cl 70
Daya Hantar (L)
60 50 40 30
NH4Cl
20 10 0 0.05
0.1
0.5
1
Konsentrasi [M]
Sesuai dengan grafik, larutan NH4Cl pada konsentrasi 0,05 M daya hantarnya 25, konsentrasi 0,1 M daya hantar listriknya 38,46, konsentrasi 0,5 M daya hantarnya 50 dan pada konsentrasi 1 M daya hantar listriknya 62,5. Garis NH4Cl pada grafik mengalami kenaikan. Percobaan berhasil. Larutan NH4Cl dapat menghantarkan listrik karena semua moeluk NH4Cl dapat terurai menjadi ion NH4+4 dan Cl-4. Dan daya hantar listrik yang dihasilkan kuat. Sehingga larutan NH4Cl digolongkan sebagai larutan elektrolit kuat. Persamaan reaksinya: NH4Cl
NH4+4 + Cl-
V.
Penutup 5.1 Kesimpulan 1. Dalam mengukur daya hantar listrik digunakan persamaan L = 1/R 2. Konsentrasi larutan sangat berpengaruh terhadap daya hantar lisrik, semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin besar daya hantar listriknya. 3. Larutan akan terionisasi jika larutan tersebut dapat menghantarkan listrik
5.2 Saran Diharapkan agar lebih teliti dalam menjalani praktikum agar didapatkan hasil data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : P Citra Aditya Bakti. Alberty, Robert. 1992. Kimia Fisika Edisi 5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Halliday, Resnick. 1984. Kimia Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Irawan, Hengki. 2010.Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Jurnal Dinamika Maritim. Vol : 2. Hal : 8 diakses tanggal 12 November 2015. Poppy, Devi K. 2009. Kimia Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Reni Tresnawati. 2013.Pengembangan Prosedur Praktikum Kimia SMA pada Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Jurnal Riset dan Praktikum Pendidikan Kimia. Vol : 1. Hal : 4. Diakses tanggal 12 November 2015. Soedoso, Peter. 1999. Kimia Dasar. Yogyakarta : Andi.
PERTANYAAN PRAPRAKTIKUM 1. Apa yang dimaksud dengan daya hantar listrik? Jawab: Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas tinggi rendahnya berkaitan erat dengan nilai salinitas. 2. Bagaimana suatu larutan elektron dapat menghantarkan listrik? Jawab: Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena larutannya akan terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu bergerak bebas. 3. Jelaskan cara kerja pengkuran daya hantar listrik dengan menggunakan alat multimeter. Jawab: Larutan dimasukkan ke dalam gelas beaker, kedua kutub dari alat multimeter dicelupkan ke dalam larutan, lalu amati berapa nilai arus listrik yang dihasilkan oleh larutan.
EVALUASI 1. Apa yang dimaksud dengan larutan elektrolit? Jawab: Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik karena zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut sellau bergerak bebas. 2.
Bagaimana sifat dari larutan yang bersifat elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit?
Jawab: -Larutan elektrolit kuat Daya hantar listriknya kuat -Larutan elektrolit lemah Daya hantar listriknya lemah -Larutan non elektrolit Tidak dapat menghantarkan listrik 3.
Berikan masing-masing 3 buah contoh senyawa yang bersifat larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit.
Jawab: –Elektrolit kuat : NaI, NaBr, NaCl - Elektrolit Lemah : CH3COOH, HCN, H2O -Non Elektrolit :Urea, gula, sukrosa. 4.
Jelaskan pengaruh senyawa dan konsentrasi suatu larutan terhadap daya hantar listrik.
Jawab:
Jenis senyawa non elektroit tidak bisa menghantarkan listrik, daya hantar listriknya nol. Jenis senyawa elektron bisa menghantarkan arus listrik, dengan kata lain larutan elektrolit daya hantar listriknya > nol. Semakin besar konsentrasi dari suatu senyawa elektrolit, maka akan semakin besar pula daya hantar listrik larutan elektrolit tersebut.
PERHITUNGAN -Perhitungan dalam menentukan daya hantar berbagai senyawa *Senyawa Minyak Tanah Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
0
= 500.000 x 100% =
0
I = V/R = 1,5 / 0
L
=0
= 1/R = 1/0 =0
*Senyawa H2O Skala Didapat
R = Skala Maksimum x 100% 200
= 500.000 x 100% =
0,4
I = V/R = 1,5 / 0,4
L
= 3,75
= 1/R = 1/0,4 = 2,5
*Larutan NaCl Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02 = 75 *Kristal NaCl
L
= 1/R = 1/0,02 = 50
Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02
L
= 75
= 1/R = 1/0,02 = 50
-Perhitungan pada data pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit -Kelompok I *Air jeruk nipis ( 1 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02
L
= 75
= 1/R = 1/0,02 = 50
*NH4OH (0,05 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum = =
30 500.000
x 100%
x 100%
0,06
I = V/R = 1,5 / 0,06 = 25 *NH4OH (0,1 M)
L
= 1/R = 1/0,06 = 16,67
Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
30
= 500.000 x 100% =
0,06
I = V/R = 1,5 / 0,06
L
= 25
= 1/R = 1/0,06 = 16,67
*NH4OH (0,5 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
14
= 500.000 x 100% =
0,028
I = V/R = 1,5 / 0,028
L
= 53,57
= 1/R = 1/0,028 = 35,71
*HCl (0,1 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
4
= 500.000 x 100% =
0,008
I = V/R = 1,5 / 0,008 = 187,5 *HCl (0,5 M)
L
= 1/R = 1/0,008 = 125
Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
0
= 500.000 x 100% =
0
I = V/R = 1,5 / 0
L
=0
= 1/R = 1/0 =0
*HCl ( 1 M ) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
0
= 500.000 x 100% =
0
I = V/R = 1,5 / 0
L
=0
= 1/R = 1/0 =0
*NaOH ( 0,05 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
30
= 500.000 x 100% =
0,06
I = V/R = 1,5 / 0,06 = 25 *NaOH (0,1 M)
L
= 1/R = 1/0,06 = 16,67
Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
30
= 500.000 x 100% =
0,06
I = V/R = 1,5 / 0,06
L
= 25
= 1/R = 1/0,06 = 16,67
*NaOH (0,5 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
16
= 500.000 x 100% =
0,032
I = V/R = 1,5 / 0,032
L
= 46,88
= 1/R = 1/0,032 = 31,25
*NaOH (1 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02 = 75
L
= 1/R = 1/0,02 = 50
-Kelompok II *NaCl (0,05 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
20
= 500.000 x 100% =
0,04
I = V/R = 1,5 / 0,04
L
= 37,5
= 1/R = 1/0,04 = 25
*NaCl (0,1 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02
L
= 75
= 1/R = 1/0,02 = 50
*NaCl (0,5 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
15
= 500.000 x 100% =
0,03
I = V/R = 1,5 / 0,03 = 50 *NaCl (1 M)
L
= 1/R = 1/0,03 = 33,33
Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
15
= 500.000 x 100% =
0,03
I = V/R = 1,5 / 0,03
L
= 50
= 1/R = 1/0,03 = 33,33
*NaBr (0,05 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
24
= 500.000 x 100% =
0,048
I = V/R = 1,5 / 0,048
L
= 31,25
= 1/R = 1/0,048 = 20,83
*NaBr (0,1 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
15
= 500.000 x 100% =
0,03
I = V/R = 1,5 / 0,03 = 50 *NaBr (0,5 M)
L
= 1/R = 1/0,03 = 33,33
Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
12
= 500.000 x 100% =
0,024
I = V/R = 1,5 / 0,024
L
= 62,5
= 1/R = 1/0,024 = 41,67
*NaBr (1 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02
L
= 75
= 1/R = 1/0,02 = 50
*NaI (0,05 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02 = 75 *NaI (0,1 M)
L
= 1/R = 1/0,02 = 50
Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02
L
= 75
= 1/R = 1/0,02 = 50
*NaI (0,5 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02
L
= 75
= 1/R = 1/0,02 = 50
*NaI (1 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
13
= 500.000 x 100% =
0,026
I = V/R = 1,5 / 0,026 = 57,69 *NH4Cl (0,05 M)
L
= 1/R = 1/0,02 = 38,46
Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
20
= 500.000 x 100% =
0,04
I = V/R = 1,5 / 0,04
L
= 37,5
= 1/R = 1/0,04 = 25
*NH4Cl (0,1 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
13
= 500.000 x 100% =
0,026
I = V/R = 1,5 / 0,026
L
= 57,69
= 1/R = 1/0,02 = 38,46
*NH4Cl (0,5 M) Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
10
= 500.000 x 100% =
0,02
I = V/R = 1,5 / 0,02 = 75 *NH4Cl (1 M)
L
= 1/R = 1/0,02 = 50
Skala Didapat
R = Skala Maksimum
x 100%
8
= 500.000 x 100% =
0,016
I = V/R = 1,5 / 0,016 = 93,75
L
= 1/R = 1/0,016 = 62,5