BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu terla lu tinggi t inggi dengan tandus
temper te mperatur atur yang
yang
memang
sangat
tidak
dingin d ingin
cocok
bagi
atau daerah-dae daerah-daerah rah kehidupan
tanaman
(AAK.1988). ingga saat ini belum diketahui dengan pasti sejak kapan kapan tanaman tanaman kopi dikenal dikenal
dan
masuk masuk
dalam dalam
perada peradaban ban
manusia. manusia. !enurut catatan sejarah, tanaman tanaman ini mulai dikenal pertama
kali
di
benua
A"rika
tepatnya
di
#thiopia.
$ada
mulanya tanaman kopi belum dibudidayakan secara sempurna oleh penduduk, penduduk, melainkan melainkan masih tumbuh liar di hutan-hutan hutan-hutan dataran tinggi (%ajiati et al.&'') al.&'') $ada mulanya orang minum kopi bukanlah kopi bubuk yang berasal dari biji, melainkan cairan dalam kopi yang masih segar atau ada pula yang menggunakan menggunakan kulit buah yang disedu dengan air panas. panas. udah barang tentu rasanya tidak enak seenak kopi bubuk,
namun
dapat juga menyegarkan badan, sehingga penggemarnya pun belum begitu meluas. etelah diketemukan cara memasak kopi bubuk yang lebih sempurna, yaitu ya itu menggunakan biji kopi kop i yang ya ng masak kemudian dikeringkan dan dijadikan bubuk sebagai bahan minuman, minuman, akhirnya penggemarnya penggemarnya
cepat meluas di berbagai berbagai
daerah dan bahkan meluas di A"rika sebelah sebel ah utara(AAK.1988) *i +ndonesia, tanaman kopi diperkenalkan pertama kali oleh
pada periode antara tahun 19-199. $enanaman
tanaman ini mula-mula mula-mula hanya bersi"at coba-coba coba-coba (penelitian),
tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh cukup menguntungkan menyeb menyebar arkan kan
sebagai
bibit bibit
komoditi
kopi ke
perdagangan,
maka
berbagai berbagai daerah daerah agar agar
pendud penduduk uk
menanamnya (%ajiati et al.&'') al.&'') *idalam kopi terdapat logam seng dan logam tembaga yang berasal dari pemakaian pestisida serta pemupukan yang berlebihan dan dapat berasal dari tanah
Universitas Sumatera Utara
tetapi karena hasilnya memuaskan dan dipandang oleh cukup menguntungkan menyeb menyebar arkan kan
sebagai
bibit bibit
komoditi
kopi ke
perdagangan,
maka
berbagai berbagai daerah daerah agar agar
pendud penduduk uk
menanamnya (%ajiati et al.&'') al.&'') *idalam kopi terdapat logam seng dan logam tembaga yang berasal dari pemakaian pestisida serta pemupukan yang berlebihan dan dapat berasal dari tanah
Universitas Sumatera Utara
tempat tumbuhnya kopi tersebut. /ika kopi sudah tercemar akan membahayakan (%+ '1-02&-&''2).
3ogam-logam
bahan
pencemar
yang
perlu
di4aspadai adalah seperti seng, tembaga, merkuri,besi, kadmium, kobalt, timbale, nikel yang terlarut dalam air (*armono, 199). $encemaran logam pada produk makanan mungkin dapat terjadi pada 4aktu pemrosesan pemrosesan makanan dan 4adah. elain itu kontaminasi makanan juga dapat terjadi dari tanaman pangan (bidang
pertanian)
mengandung
yang
logam
diberi
(*armono.199).
dapat tertinggal dan tercampur suatu
hal
yang
perlu
pupuk
dengan
dan
pestisida
$enggunaan makanan
yang
pestisida merupakan
diperhatikan diperhati kan (5inarno.1990)
6erdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk menganalisa unsur 7n dan u yang terdapat dalam kopi bubuk menggunakan instrumen pektro"otometer erapan Atom (A). 1.2 Permasalahan Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah 1. Apakah kadar kadar unsur 7n dan u yang terdapat dalam kopi bubuk industri pabrik dan kopi bubuk industri rumah tangga memenuhi tandar %asional %asiona l +ndonesia (%+) &. 6agaimanakah perbandingan kadar kadar unsur 7n dan dan u yang terdapat pada kopi bubuk industri pabrik dengan kopi bubuk industri rumah tangga. 1.3 Pembatasan Masalah 1. $enelitian ini dibatasi pada penentuan kadar kadar 7n dan u dari kopi bubuk industri pabrik dan kopi bubuk industri rumah tangga &. ampel yang digunakan hanya hanya satu merek 0.
$arameter yang dianalisa yaitu logam seng dan tembaga
dan diukur dengan epektro"otometer erapan Atom pada spesi"ik &10,9 nm dan spesi"ik 0&2,8 nm
Universitas Sumatera Utara
1. !u"uan Penelitian $enelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar seng dan tembaga yang terdapat dalam kopi bubuk industri pabrik dan kopi bubuk industri rumah tangga, tembaga
serta
untuk menganalisis
apakah
kadar
seng
yang terkandung dalam kopi bubuk tersebut
dan tidak
melampaui baku mutu yang telah ditetapkan sehingga layak dikonsumsi. 1.# Man$aat Penelitian !emberikan in"ormasi
kepada masyarakat tentang kadar seng
dan tembaga yang terdapat dalam kopi bubuk industri pabrik dan industri rumah tangga yang beredar dipasaran. 1.% L&kasi Penelitian $enelitian ini dilakukan di 3aboratorium Kimia Analitik :akultas !atematika dan +lmu $engetahuan Alam ;ni
ara menghitung kadar seng dan tembaga dari sampel dalam analisis
satuan
mg>kg
dengan
pektro"otometer
menggunakan
erapan
Atom,
data
dan
menggunakan persamaan garis regresi kur
hasil
dengan
Universitas Sumatera Utara
BAB II
!IN)AUAN PUS!A*A
1.1 .*&+i
%ama kopi (o""ea spp.)sebagai bahan minuman sudah tidak asing lagi.*idunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya robusta
dan
liberika.
$ada
umumnya,
kopi
arabika,
penggolongan
kopi
berdasarkan spesies, kecuali kopi robusta. Kopi robusta bukan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari beberapa spesies kopi, terutama Coffea canephora. 1. Kopi 3iberika (Coffea liberica) Kopi
liberika
berasal
dari
Angola,
kemudian
masuk
ke
+ndonesia pada tahun 19. 6eberapa
pernah
didatangkan
ke
+ndonesia
antara
lain
Ardoniana dan *ur
ini
banyak dibudidayakan
didataran
rendah
yang
basah, yaitu daerah yang tidak sesuai untuk kopi robusta. Kelemahan jenis kopi ini antara lain kurang laku dipasaran dibanding kopi robusta karena kualitasnya kurang baik.
0. Kopi Arabika(Coffea Arabica)
Universitas Sumatera Utara
Kopi arabika berasal dari #thiopia dan Abessinia. Kopi ini merupakan jenis pertama yang dikenal dan dibudidayakan, bahkan termasuk kopi yang paling banyak diusahakan hingga akhir abad ke19. etelah abad ke-19, dominasi kopi Arabika menurun karena
kopi
terutama
di
ini
sangat
dataran
peka
terhadap
rendah.6eberapa
penyakit
+,
kopi
Arabika yang banyak diusahakan di +ndonesia antara lain Abesinia, $asumah, !arago type, dan congensis. 2. Kopi @obusta Kopi
@obusta
berasal
dari
Kongo.
Kopi
ini
masuk
ke
+ndonesia pada tahun 19''. 6eberpa jenis yang termasuk kopi @obusta antara lain uillou, ;ganda, dan hanephora. leh karena mempunyai si"at lebih unggul, kopi ini sangat cepat berkembang. 6ahkan kopi @obusta termasuk jenis yang mendominasi perkebunan kopi di +ndonesia hingga saat ini. . ?olongan ibrida Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perka4inan antara dua spesies atau
yang tidak
penambahan
bahan
lain
dalam
membahayakan kesehatan(%+ '1 B
02& B &''2). $embuatan kopi bubuk bisa dibagi kedalam dua tahap, yaitu tahap perendangan dan tahap penggilingan.
1. $erendangan ($enyangraian)
Universitas Sumatera Utara
$erendangan atau penyangraian adalah proses pemanasan o
kopi beras pada suhu &''-&& . Cujuannya adalah untuk mendapatkan kopi rendang yang ber4arna cokelat kayu manis kehitaman. Kopi beras adalah kopi kering yang sudah terlepas dari daging buah dan kulit arinya. $erendangan secara tradisional umumnya dilakukan petani secara terbuka dengan 4ajan yang terbuat dari tanah, besi atau baja.edang perendangan kopi oleh pabrik dilakukan secara tertutup dengan mesinD seperti bath roaster. &. $enggilingan (penumbukan) $enggilingan adalah proses pemecahan butir-butir kopi yang telah direndang untuk
mendapatkan
kopi
bubuk.$enggilingan
tradisional
dilakukan dengan cara menumbuk kopi menggunakan alat penumbuk yang disebut lumpang dan alu.$enggilingan oleh industri atau pabrik menggunakan mesin giling (%ajiati et al.&''). 1.3 S,arat Mutu *&+i Bubuk
%o
Kriteria ;ji
$ersyaratan
1
Keadaan 6au
%orm
@asa
al
5arn
%orm
&
a Air
al
0 2
Abu
%orm
E
Kealkalian Abu
al
(ml F
!aksimal E =
.%a>1''g)
b>b !aksimal
ari Kopi
= b>b !inimal
6ahan-bahan
0 !aksimal '
lain emaran
= b>b 6oleh
logam Cimbal
ada
($b) Cembaga
Universitas Sumatera Utara
Cimah (n)
!aksimal 2',' mg>kg
8
@aksa (g)
!aksimal ','0
9
emaran Arsen
mg>kg !aksimal
(As) emaran
1,' mg>kg
!ikroba
Angka 3empeng
!aksimal 1'
umber G %+ '1 -02&- &''2.Kopi 6ubuk.6adan tandar %asional
2. L&gam 3ogam dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu logam esensial dan logam nonesensial. 3ogam esensial adalah logam yang sangat membantu dalam proses "isiologis makhluk hidup dengan jalan membantu kerja enHim atau pembentukan organ dari makhluk yang bersangkutan, yang
termasuk logam esensial adalah seng
(7n), tembaga (u) dan selenium (e). 3ogam nonesensial adalah arsen (As), merkuri (g), admium (d), Cimbal ($b), Kromium (r), dan Aluminium (Al), tetapi beberapa jenis logam lain yang termasuk kelompok logam esensial dapat pula bersi"at racun bila keberadaannya telah melebihi dari kebutuhan pada proses "siologi dalam makhluk hidup (*armono.199).
2..1
L&gam Seng -n/
3ogam Hink adalah yang putih kebiru-biruanI 3ogam ini cukup o
o
mudah ditempa dan liat pada 11'-1' . 7ink melebur pada 21' o
dan mendidih pada 9' . 3ogamnya yang murni, melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkaliI adanya Hat-Hat pencemar atau kontak dengan platinum atau
tembaga,
yang
dihasilkan
oleh penambahan beberapa
tetes larutan garam dari logam-logam ini, mempercepat reaksi (ogel,A.+.198).
;nsur yang ber4arna putih-kebiruan mengkilap, rapuh pada o
suhu biasa tetapi liat pada suhu 1''-1' , konduktor listrik, pada suhu tinggi terbakar disertai asap
Universitas Sumatera Utara
putih oksidanya. i"at lainnya adalah unsur elektropositi", mudah bereaksi dengan & tetapi oksida yang terbentuk bersi"at melapisi dan menghambat oksidasi selanjutnyaI bereaksi dengan belerang dan unsur logam lainnya (!ulyono.&'')
2..2. n Dalam !ubuh Manusia @ata-rata tubuh orang de4asa mengandung 1,2 -&, g 7n yang tersebar hampir disemua sel. ebahagian besar seng berada di dalam hati , prankeas, ginjal, otot dan tulang. /aringan yang banyak mengandung seng adalah bagian mata, kelenjar prostat, spermatoHoa, kulit, rambut dan kuku. Kelebihan seng disimpan di dalam hati dalam bentuk
metalotionein.
3ainnya diba4a ke
pankreas dan jaringan tubuh lain. 6entuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus halus yang umurnya &- hari . 3ogam seng berperan
pula
dalam
sintesis
dan
degradasi kalogen, pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan
penyembuhan
luka,
serta
dalam pengembangan
"ungsi
reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma, selain itu sebagai pengangkut
sintesis
A,
pembentukan
antibodi
sel,
metabolisme tulang, transpor oksigen, pembentukan struktur dan "ungsi
membran
serta
proses
penggumpalan
darah
(Almatsier,.&''1)
2..3. De$esiensi (an *era0unan n eng
adalah
yang
mineral.Canda-tanda pertumbuhan terganggu,
dan
karena
paling
kurang
kekurangan kematangan gangguan
beracun
diantara
mikro
seng
adalah
gangguan
seksual.
:ungsi
pencernaan
"ungsi
"ankreas
dan
kerusakan
permukaan saluran cerna. *isamping itu dapat terjadi diare dan gangguan "ungsi kekebalan. Kekurangan seng kronis mengganggu pusat sistem sara" dan "ungsi otak.. Kekurangan seng mengganggu
"ungsi
kelenjar
tiroid
dan
laju
juga
metabolisme,
gangguan na"su makan, penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat penyembuhan luka. Kelebihan mengubah
seng
mempengaruhi
metabolisme
kolesterol,
nilai lipoprotein dan dapat mempercepat timbulnya
aterosklerosis.uplemen
seng
bisa menyebabkan
keracunan,
begitupun makanan yang asam dan disimpan didalam
Universitas Sumatera Utara
kaleng yang dilapisi seng . (unita.&''&).eng dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan kematian. *osis seng yang tinggi juga dapat menghambat penyerapan besi dari sistem pencernaan (:rances.&'')
2.# L&gam !embaga -u/ Cembaga adalah logam merah muda, yang lunak, dapat ditempa , dan liat. Karena potensial elektroda standarnya positi", (J',02 J&
untuk pasangan u>u ) ia tak larut dalam asam klorida dan asam sul"at encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat yang sedang pekatnya (8!) dengan mudah melarutkan tembaga (ogel,A.+.198 o
).Cembaga meleleh pada
o
1'80 , dan mendidih pada &.82' . ;nsur tembaga di alam dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk persenya4aan atau sebagai senya4a padat dalam bentuk mineral.
2.#.1 u Dalam !ubuh Manusia ebagai logam berat, u berada dengan logam-logam berat lainnya seperti g, d, dan r tetapi logam berat u digolongkan kedalam logam berat dipentingkan atau logam berat esensial, artinya meskipun u merupakan logam berat beracun, unsur logam ini sangat dibutuhkan tubuh meskipun dalam jumlah sedikit. Kadar u dalam tubuh orang de4asa sekitar '-8' mg, jauh lebih sedikit daripada :e dan 7n. $ada manusia u paling banyak didapatkan dalam hati dan darah (3inder,.!.199&). 3ogam u dibutuhkan untuk sistem enHim oksidati" seperti enHim askorbat oksidase, sistikrom oksidase, poly"enol oksidase dan lain-lain. u juga dibutuhkan manusia sebagai kompleks u-protein yang mempunyai "ungsi tertentu dalam
pembentukan
hemoglobin,
kolagen, pembuluh darah dan myelin otak. *isamping itu, u
juga terlibat dalam proses pembentukan energi untuk metabolisme serta dalam akti"itas tirosin (eryando.1992)
Universitas Sumatera Utara
2.#.2 De$esiensi (an *era0unan u *e"esiensi u tidak jarang terjadi pada bayi prematur atau yang berat badannya rendah.
*e"esiensi
juga
mungkin
dapat
diakibatkan
atau
ditingkatkan oleh banyaknya yang terekskresi melalui urin. ?ejala de"isiensi
u
seruloplasmin,
termasuk anemia,
penurunan
kadar
depigmentasi
kulit,
u-serum rambut
dan kusut,
kerusakan otak (3inder,.!.199&) %amun demikian meski sangat dibutuhkan, logam u akan berbalik menjadi bahan racun untuk manusia bila masuk dalam jumlah berlebihan. 6entuk u yang paling beracun adalah debudebu u yang dapat mengakibatkan kematian pada dosis 0, mg>kg. edangkan daya racun yang dimiliki oleh garam klorida terhidrasi (ul&.&&) akan mengakibatkan kematian pada dosis 9,2 mg>kg. ;ntuk garam sul"at dalam bentuk terhidrasi (u2.&) daya racun yang dimilikinya akan mengakibatkan kematian pada dosis 00 mg>kg .$ada manusia, e"ek keracunan utama yang ditimbulkan akibat terpapar oleh debu atau uap logam u adalah terjadinya gangguan pada jalur
perna"asan
sebelah atas,terjadinya kerusakan atropik pada selaput lendir yang berhubungan dengan hidung (eryando.1992)
2.% Per&mbakan Bahan rganik (an Bi&l&gis ;ntuk menentukan kandungan mineral bahan makanan, bahan makanan dihancurkan atau didekstruksi terlebih dahulu. ara yang biasa dilakukan yaitu dengan metode pengabuan kering (dry ashing) dan pengabuan basah (4et digestion). $emilihan metode pengabuan tersebut tergantung pada si"at Hat organik dalam bahan, si"at Hat anorganik yang ada dalam bahan, mineral yang
akan
dianalisa
(Apriyanto,A.1989).
serta
sensiti
yang
digunakan
a. *ekstruksi 6asah *ekstruksi basah yaitu pemanasan sampel (organic atau biologis) dengan adanya pengoksidasi kuat seperti asamasam mineral baik tunggal maupun campuran. /ika dalam sampel dimasukkan Hat pengoksidasi, lalu dipanaskan
Universitas Sumatera Utara
pada temperature yang cukup tinggi dan jika pemanasan dilakukan secara kontinu pada 4aktu yang cukup lama, maka sampel akan teroksidasi
sempurna
sehingga
meninggalkan
berbagai
elemen-elemen pada larutan asam dalam bentuk senya4a anorganik yang sesuai untuk dianalisis (Anderson,@.198E). *ekstruksi
basah
pada
prinsipnya
adalah
penggunaan
asam nitrat untuk mendekstruksi Hat organik pada suhu rendah
dengan
maksud
akibat
penguapan.
mengurangi kehilangan
$ada
tahap
mineral
selanjutnya,
proses
seringkali berlangsung sangat cepat akibat pengaruh asam perklorat atau hidrat peroksida.
*ekstruksi
basah
pada
umumnya digunakan untuk menganalisa arsen, tembaga, timah hitam, timah putih, dan seng. Ada tiga macam cara kerja dekstruksi basah dapat dilakukan, yaitu G 1. *ekstruksi basah menggunakan %0 dan &2 &. *ekstruksi basah menggunakan %0,&2 dan l2 0. *ekstruksi basah menggunakan %0,&2 dan &&(Apriyanto,A.1989) b. *ekstruksi Kering *ekstruksi digunakan dan
kering
merupakan
yang
paling
umum
dengan cara membakar habis bagian organik
meninggalkan residu
anorganik
sebagai abu untuk
analisis lebih lanjut. (Anderson,@.198E) $engabuan kering dapat diterapkan pada hampir semua analisa mineral, kecuali merkuri dan arsen. ara ini lebih membutuhkan
sedikit
ketelitian
sehingga
mampu
menganalisa bahan lebih banyak daripada pengabuan basah. $engabuan
kering
dapat
dilakukan
untuk
menganalisa
kandungan a,$ dan K akan tetapi kehilangan K dapat terjadi apabila suhu yang digunakan terlalu tinggi. leh
karena itu, untuk menganalisa K harus dihindari pemakaian suhu lebih tinggi
o
o
dari 28' . uhu 2'
digunakan jika menganalisa kandungan penggunaan
suhu
yang
tidak
seng terlalu
(7n),
dapat yang tinggi
juga menyebabkan beberapa mineral menjadi tidak larut (misal timah putih) (Apriyanto,A.1989)
Universitas Sumatera Utara
2.' S+ektr&$&t&metri Sera+an At&m !etode pektro"otometri erapan Atom pertama kali dikembangkan oleh 5alsh, Alkamede, dan !elatH (19) yang ditujukan untuk analisis renik dalam sampel yang dianalisis. $ada pektro"otometri erapan Atom terjadi penyerapan sumber radiasi (di luar nyala) oleh atom-atom netral dalam keadaan gas yang berada dalam nyala. @adiasi yang diserap oleh atom-atom netral dalam keadaan gas tadi biasanya radiasi sinar tampak atau ultra
2.'.1
Prinsi+ Dasar S+ektr&$&t&metri Sera+an At&m
/ika cahaya dengan panjang gelombang resonansi dile4atkan nyala yang
mengandung
sebagian
cahaya
atom-atom itu
yang
diserap
bersangkutan,
dan
jauhnya
maka
penyerapan
berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. $roses dalam nyala,
terbentuknya
uap
yang
mengandung
dapat diringkaskan sebagai
berikutG
atom-atom bila
suatu
larutan yang mengandung senya4a yang cocok dari yang akan diselidiki
itu
dile4atkan
kedalam
nyala,
terjadilah
peristi4a
berikut secara berurutan G 1. $enghilangan pelarut atau e
Universitas Sumatera Utara
2.'.2 Instrumentasi S+ektr&$&t&metri Sera+an At&m umber inar
%yala
monokromator
detektor
Cempat sampel
read out
a. umber sinar umber sinar yang laHim dipakai adalah lampu katoda berongga. 3ampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung berbentuk
suatu
silinder
katoda
dan
beronggga
anoda. Katoda
yang
terbuat
sendiri
dari
logam
atau dilapisi dengan logam tertentu. Cabung logam ini d iisi dengan gas mulia (neon atau
argon)
dengan
tekanan
rendah. %eon biasanya lebih disukai karena memberikan intensitas pancaran lampu yang lebih rendah. b. Cempat sampel *alam
anaisis
sampel
yang
dengan
pektro"otometri
akan dianalisis
harus
erapan
diuraikan
Atom, menjadi
atom-atom netral yang masih dalam keadaan asas. Ada beberapa
macam
alat
mengubah
suatu
sampel
yang
dapat
menjadi
uap
digunakan atom-atom
untuk yaitu
dengan nayala dan tanpa nyala K
%yala(:lame) %yala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga ber"ungsi untuk atomisasi.
K
Canpa nyala (:lameless)
$engatoman dapat dilakukan dalam tungku dari gra"it, kemudian tabung tersebut dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara mele4atkan arus
Universitas Sumatera Utara
listrik gra"it. Akibat pemanasan ini, maka Hat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral (@ohman,A.&''E) c. !onokromator !onokromator memisahkan, mengisolasi dan mengontrol intensitas dari radiasi energi yang mencapai detektor. *apat dianggap sebagai suatu saringan yang suatu
daerah
transmisi
yang
yang
tidak
dapat
spesi"ik,
disesuaikan
yang
sesuai
akan
dengan
mana
spektrum
ditolak.
+dealnya
monokromator harus mampu memisahkan garis resonansi. Karena ada beberapa unsur yang mudah dan ada beberapa unsur yang sulit (as4ell, ./.1991) d. *etektor *etektor pada spektro"otometer serapan atom ber"ungsi mengubah intensitas radiasi
yang
akan
datang
menjadi
arus
listrik.
$ada
spektro"otometer serapan atom yang umum dipakai sebagai detektor adalah tabung penggandaan "oton ($!C $hoto !ultiplier Cube *etector) (!ulja,!.199) e. @ead out istem
pencatat
ber"ungsi bentuk
yang
digunakan
pada
instrument
A
untuk mengubah sinyal yang diterima melalui
digital,
mengurangi
berarti
kesalahan
sistem dalam
pencatat menegah pembacaan
skala
atau
secara
paralaks, kesalahan interpolasi diantara pembacaan skala dan
sebagainya,
serta menyeragamkan tampilnya data,
yaitu dalam satuan absorbansi (as4ell, ./.1991)
2.'.3
angguan Pa(a SSA (an ara Mengatasin,a
?angguan diartikan sebagai suatu "actor kimia atau "isika yang
akan mempengaruhi jumlah dasar atau
(ground
state)
berkurangnya
atom
sehingga
bacaan
pada
anlit
dalam
keadaan
akan menyebabkan bertambah
nilai
serapan
atau
unsur
yang
dianalisis.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberap "aktor gangguan dalam menggunakan A G 1. uhu yang sesuai, suhu gas pembakar harus sesuai dengan suhu unsur yang akan dianalisis &. Konsentrasi sampel tidak boleh melebihi kesensiti"an dari alat detector A. +ni aan menyebabkan gangguan terhadap garis spectrum dan mengakibatkan kerusakan pada alat detector A 0.
$engaruh penguapan pelarut dan bahan larutan jangan sampai menurunkan suhu nyala gas pembakar, ini akan menyebabkan bacaan nilai serapan atom menjadi rendah (Khopkar, .!. 199')