Judul : Pembuatan Pembuatan dan Evaluasi Evaluasi Gel Piroksikam Piroksikam
Tujuan
Dapat mengetahui dan membuat bsediaan gel yang baik dan benar
Dapat mengetahui cara evaluasi gel dan membandingkan sediaan yang baik dengan literatur yang ada.
Dasar Teori
Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel kadang
– kadang
disebut jeli. Jika massa gel terdiri dari jaringan kecil yang
terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya Gel Aluminium Hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan dan akan menjadi me njadi cair pada pengocokan, gel fase fas e tunggal dapat dibuat dari makro molekul sintetik (misalnya Karbomer) atau dari gom alam (misalnya Tragakan). Sediaan tragakan disebut juga mucilago. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau dimasukan ke dalam lubang tubuh. Ada 2 macam basis gel yaitu gel hidrofobik dan gel hidrofilik : 1.
Gel hidrofobik (oleogel) adalah sediaan dengan basis yang yang biasanya mengadung mengadung
parafin cair dengan polietilen atau minyak lemak membentuk gel dan d an silika koloidal atau aluminium atau sabung seng. 2.
Gel hidrofilik (hidrogel) adalah sediaan dengan dengan basis yang yang biasanya mengandung mengandung
air, gliserol atau propilen glikol membentuk gel dengan gelling dengan gelling agent (pembentuk (pembentuk gel) yang sesuai seperti tragakan, pati, derivat selulosa, polimer karboksivinil, dan magnesium-aluminium silikat. Sifat / Karakteristik Gel (Lachman, 496 – 499): 499): Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik ialah inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan bentuk padatan yang baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika sediaan diberikan kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan dalam
botol, pemerasan tube, atau selama penggunaan topikal. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan yang diharapkan. Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi atau BM besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau digunakan). Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga pembentukan gel terjadi satelah pemanasan hingga suhu tertentu. Contoh polimer seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang akan membentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan tersebut akan membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation. Gel merupakan sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan (Departemen Kesehatan RI, 1995). Gel pada umumnya memiliki karakteristik yaitu strukturnya yang kaku. Gel dapat berupa sediaan yang jernih atau buram, polar, atau non polar, dan hidroalkoholik tergantung konstituennya. Gel biasanya terdiri dari gom alami (tragacanth, guar, atau xanthan), bahan semisintetis (misal : methylcellulose, carboxymethylcellulose, atau hydroxyethylcellulose), bahan sintetis (misal : carbomer), atau clay (misal : silikat). Viskositas gel pada umumnya sebanding dengan jumlah dan berat molekul bahan pengental yang ditambahkan. Gel dapat dikelompokkan menjadi : lipophilic gels dan hydrophilic gels. Lipophilic gels(oleogel) merupakan gel dengan basis yang terdiri dari parafin cair, polietilen atau minyak lemak yang ditambah dengan silika koloid atau sabun -sabun aluminium atau seng. Sedangkan hydrophylic gels, basisnya terbuat dari ai r, gliserol atau propilen glikol, yang ditambah gelling agent seperti amilum, turunan selulosa, carbomer dan magnesium-aluminum silikat (Gaur et al, 2008). Berdasarkan sifat pelarut terdiri dari hidrogel, organogel, dan xerogel. Hydrogel (sering disebut juga aquagel)merupakan bentuk jaringan tiga dimensi dari rantai polimer hidrofilik yang tidak larut dalam air tapi dapat mengembang di dalam air. Karena sifat hidrofil dari rantai polimer, hidrogel dapat menahan air dalam jumlah banyak di dalam struktur gelnya (superabsorbent)Organogel merupakan bahan padatan non kristalin dan thermoplastic yang terdapat dalam fase cairan organic yang tertahan dalam jaringan cross-linked tiga dimensi. Cairan dapat berupa pelarut organic, minyak mineral, atau minyak sayur.
Xerogel berbentuk gel padat yang dikeringkan dengan cara penyusutan. Xerogel biasanya mempertahankan porositas yang tinggi (25%),luas permukaan yang besar (150-900 m/g), dan ukuran porinya kecil (1-10 nm). Saat pelarutnya dihilangkan di bawah kondisi superkritikal, jaringannya tidak menyusut dan porous, dan terbentuk aerogel. Gelling agent bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Gom alam dan polimer berfungsi dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan partikel. Pada saat dikempa, partikel cenderung beraglomerasi. Bahan sangat larut seperti gula, mengikat partikel bersama dengan membentuk jembatan kristal. Pengikat untuk proses granulasi basah biasanya dilarutka dalam air atau suatu pelarut biasanya berupa alkohol dan larutan pengikat digunakan untuk membentuk masa basah/granul. Dalam pengikatan partikel bersama yang berperan adalah ikatan van der walls dan ikatan hidrogen. Contoh : mikrokristalin selulosa, gom arab. Penggunaan gelling agent dengan konsentrasi yang tinggi mengakibatkan viskositas dari gel meningkat pula sehingga bisa mengakibatkan gel akan sulit dikeluarkan dari wadahnya. Temperature yang tinggi pada saat penyimpanan akan mengakibatkan konsistensi dari basis berubah, misalnya pada hydrogel yang sebagian besar solvennya berupa air maka temperature yang tinggi akan mengakibatkan
sebagian
dari
solvennya
akan
menguap
sehingga
akan
mengakibatkan perubahan pada struktur gel.Basis gel sebagian besar berupa polimer – polimer.
Gel merupakan crosslinked system dimana aliran tidak akan terjadi
apabila berada dalam keadaan steady state. Sebagian besar bahan merupakn liquid tetapi gel memiliki sifat seperti padatan karena adanya ikatan 3 dimensi didalam larutan. Ikatan ini mengakibatkan adanya sifat swelling dan elastic. Untuk melihat kerusakan dari struktur gel dapat dilihat dari kekakuan/rigidness dari gel tersebut. Temperature tinggi dapat mengakibatkan kekakuan dari gel meningkat oleh karena itu proses penyimpanan dari sediaan bentuk gel harus diperhatikan.
A. Uraian Bahan a. Uraian Zat aktif 1. Piroksikam (Farmakope Indonesia edisi IV halaman 683, Martindale edisi 35
halaman 102) λ : 230 nm (British Pharmacope hal 1645) Rumus molekul
: C15H13 N3O4S.
Berat Molekul
: 331,35.
Pemerian
: Serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning terang;
tidak berbau. Bentuk monohidrat
berwarna kuning. Kelarutan
: Sangat sukar larut dalam air, dalam asam-asam encer dan sebagian besar pelarut organik; sukar larut dalam etanol dan dalam larutan alkali mengandung air.
Stabilitas
: Kurang dari 300 C.
Dosis
: 0,5-1%.
Khasiat
: Analgetik-antipiretik, antiinflamasi.
Indikasi
:Rasa nyeri, inflamasi dan kekakuan pada rematoit arthritis, osteoarthritis.
Efek Samping
: Gangguan kulit, sindrom nefrotik dan nefritis
interstisial. Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
b. Uraian Zat Tambahan 1. TEA (HPE, 754) (FI IV, 1203)
BM
: 101,19
Struktur
: C6H15 NO3 149.19
Pemerian
: Serbuk halus, putih, sedikit berbau khas, higroskopis
Kelarutan
: Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanoldengan eter dan dengan air dingin
Inkompabilitas: Trietanolamina akan bereaksi dengan asam mineral untuk membentuk kristal garam dan ester. Dengan asam lemak lebih tinggi, trietanolamina membentuk garam yang larut dalam air
dan memiliki karakteristik sabun. Trietanolamina juga akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks. Trietanolamina dapat bereaksi dengan reagen seperti tionil klorida untuk menggantikan gugus hidroksi dengan halogen. Produk dari reaksi-reaksi ini sangat beracun, menyerupai mustard nitrogen lainnya. Titik didih
: 335°C
Titik lebur
: 208°C
Fungsi
: Alkalizing Agent
Konsentrasi
: 2-4%
Alasan
: TEA merupakan alkalizing agent, diaman dapat membantu kelarutan dari bahan aktif (Piroksikam) dan meningkatkan pH dari Gelling agent (Carbopol). Tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mudah mengalami hidrolisis dan oksidasi (Piroksikam mudah mengalami oksidasi
2. Karbopol (HPE, 111)
Pemerian
: Serbuk halus, putih, sedikit berbau khas, higroskopis
Kelarutan
: Setelah netralisasi dengan alkali hidroksida, atau amina larut dalam air, dalam etanol, dan dalam gliserol
Fungsi
: Gelling Base
Konsentrasi
: 0,5- 2%
pH
: 2,5 – 4,0 untuk 0,2% w/v system disperse
3. Tween 80 ( Farmakope Indonesia IV halaman 687, Handbook of Pharmaceutical excipient edisi VI halaman 375 )
Pemerian
: Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning muda hingga coklat muda, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak berbau dan praktis tidak berwarna, larut dalam etanol, dalam etil asetat, tidak larut dalam minyak mineral.
Konsentrasi
: 1-15%.
Stabilitas
: Stabil pada elektrolit dan asam lemah, dan basa. Berangsur-angsur akan tersaponi dengan asam kuat dan basa.
OTT
: Akan berubah warna atau mengendap dengan phenol, dan tannin.
pH larutan
: 6-8 untuk 5% zat (w/v) dalam larutan berair
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, lindungi dari cahaya, ditempat sejuk dan kering.
4. Air suling/aquadest (Farmakope Indonesia III halaman 96)
BM
: 18,02.
Rumus molekul
: H₂O.
Pemerian
: Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
Stabilitas
: Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es, air, dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel - partikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
OTT/Inkompabilitas : Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient lainya yang mudah terhidrolisis.
Procedur Pembuatan Gel
Formula 1
Siapkan alat dan bahan
Masukan Carbopol kedaalam mortir + tambah 1ml aquadest gerus ad homogen
Tambahkan proxicam yang telah dihaluskan gerus ad homogen
Setarakan timbangan
Tambahkan Tea gerus ad homogen lalu tambahkan aquadest panas gerus ad homogen
Masukan dalam pot plastik
Menimbang bahan
Ditambahkan aquadest yang dipanaskan , penambahannya per 1ml ad 20 mL, aduk ad homogen ad gelly agent
Lakukan Evaluasi Uji Gel
Acc Dosen / Asdos
Formula 2
Siapkan alat dan bahan
Masukan Carbopol kedaalam mortir + tambah 1ml aquadest gerus ad homogen
Tambahkan proxicam yang telah dihaluskan gerus ad homogen
Setarakan timbangan
Tambahkan campuran ( Tea + aquadest sama banyak dengan tea) gerus ad homogen
Masukan dalam pot plastik
Menimbang bahan
Ditambahkan aquadest yang dipanaskan , penambahannya per 1ml ad 18,5 mL , aduk ad homogen ad gelly agent
Lakukan Evaluasi Uji Gel
Acc Dosen / Asdos