1
PENGETAHUAN UNSUR-UNSUR ELEMEN DISAIN INTERIOR (LANJUTAN) (MINGGU III)
FUNGSI CAHAYA DALAM PENYUSUNAN TATA-RUANG.
Cahaya merupakan unsure yang tidak kalah penting dalam perancangan ruang dalam, karena memberi pengaruh sangat luas serta menimbulkan efek-efek tertentu. Dengan pengetahuan mengenai cahaya seorang ruang dalam dapat mengembangkan kreativitasnya dalam memberikan kesan-kesan tertentu pada ruang dengan menanggapi efek-efek dan keuntungan-keuntungan lain dari system pencahayaan.
Perancangan ruang dalam, terutama yang berfungsi di malam hari tidak ada yang lebih menonjol menonjol dan lebih lebih banyak banyak kemungk kemungkinan inan kreativit kreativitas as yang dapat dicapai dicapai selain selain dari pencahayaan. Disini kita lebih menekankan pemakaian istilah pencahayaan dari pada pada penerangan buatan, sebab ada satu hal yang penting yang harus diperhatikan dari system pencahayaan yaitu sifat-sifat penyinaran yang perlu diperhatikan oleh seorang perancang tata ruang dalam.
Di pang panggu gung ng sand sandiw iwar ara, a, peny penyin inar aran an sela selalu lu menj menjad adii
pusa pusatt
perh perhat atia ian, n, deng dengan an
memperha memperhatika tikan n factor-f factor-fakto aktorr terang terang / silau, silau, perganti pergantian an warna, warna, kreativi kreativitas tas bentuk bentuk dan efek-efe efek-efek k khusus khusus yang yang ditimbulk ditimbulkan an akan akan mempeng mempengaruh aruhii perasaan perasaan psikolo psikologis gis para penonton dan memberi daya tarik yang cukup besar. Penempatan lighting yang kurang tepat, akan menimbulkan bayangan-bayangan yang kurang menguntungkan bagi actor / aktrisnya.
Dalam Dalam ruang ruang kita harus harus merancan merancang g pembagi pembagian an lighting lighting sedemiki sedemikian an rupa sehingg sehingga a dapat memberikan efek-efek ekslusive, nyaman dan menarik. Berbagai perasaan dalam keada keadaan an yang yang berbe berbeda da-be -beda da yang yang ditimb ditimbulk ulkan an oleh oleh facto factorr penca pencaha haya yaan an deng dengan an menyesuaikan pada warna-warna, suasana ruang dalam yang tersendiri. Pada system pencahayaan banyak permasalahan yang harus diketahui oleh seorang designe designerr karena karena masalah masalah pencaha pencahayaa yaan n merupaka merupakan n kehidup kehidupan an dari tata tata ruang, ruang, lebih lebih lebih dimalam hari.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
2 Pemilihan pada system yang akan dipergunakan merupakan kunci keberhasilan suatu perancangan perancangan interior, tetapi memang benar agak sulit untuk membuat perkiraan sampai berapa jauh system pencahayaan itu bisa dikatakan berhasil, oleh karena masalahnya menyan menyangk gkut ut perso persoal alan an sumbe sumberr cahay cahaya, a, facto factorr pene penemp mpata atan n titik titik caha cahaya, ya, warna warna,, intensitas, terang cahaya dan suasana ruang yang ingin dicapai, factor biaya dsb. Tetapi minimal dalam system pencahayaan adalah bagaimana kita bisa membuat benda benda dalam ruang agar tampak atau terlihat sedang mengenai suasana ( mood ) tergantung pada fungsi ruang.
Terang cahaya suatu penerangan ditentukan oleh factor : a. Kondisi Kondisi ruang ruang ( tertutu tertutup p atau atau bukaa bukaan n) b. Letak Letak pene penemp mpata atan n lampu lampu c. Jeni Jenis s dan dan daya daya lamp lampu u d. Jenis permukaan permukaan benda-benda benda-benda dalam ruang ruang ( memantulkan memantulkan atau atau menyerap menyerap ) e. Warna-wa Warna-warna rna dind dinding ing ( gelap gelap atau atau terang terang ) f.
Udara Udara dalam dalam rua ruang ng ( asa asap p rokok rokok,, dapu dapurr dsb )
g. Pola Pola dia diagra gram m dari dari tiap tiap lamp lampu. u.
Sistem pencahayaan pada hakekatnya dapat dibedakan dalam dua aspek prinsip yaitu bersangkutan dengan aspek penglihatan, nyaman dan tidak berbahaya sedang aspek yang lain yaitu dari segi suasana dan dekorasi. Dalam chapter ini kita sengaja tidak membahas seluruh masalah pencahayaan tetapi akan dibatasi pada masalah-masalah yang bersangkutan langsung dengan aspek suasana dan dekorasi, sedang segi-segi lain yang menyangkut menyangkut teknik teknik instalas instalasii perlistri perlistrikan kan biarlah biarlah kita serahkan serahkan saja kepada kepada insinyur listrik yang tentu lebih ahli dalam bidang ini. Masalah yang pokok adalah :
Kebutuhan yang praktis ( Practical needs )
Membantu penampilan ( Ease of performance )
Nyaman ( Comfort )
Keamanan ( Safety )
Ekonomis ( Economy )
Keperluan dekorasi ( Decorative needs)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
2 Pemilihan pada system yang akan dipergunakan merupakan kunci keberhasilan suatu perancangan perancangan interior, tetapi memang benar agak sulit untuk membuat perkiraan sampai berapa jauh system pencahayaan itu bisa dikatakan berhasil, oleh karena masalahnya menyan menyangk gkut ut perso persoal alan an sumbe sumberr cahay cahaya, a, facto factorr pene penemp mpata atan n titik titik caha cahaya, ya, warna warna,, intensitas, terang cahaya dan suasana ruang yang ingin dicapai, factor biaya dsb. Tetapi minimal dalam system pencahayaan adalah bagaimana kita bisa membuat benda benda dalam ruang agar tampak atau terlihat sedang mengenai suasana ( mood ) tergantung pada fungsi ruang.
Terang cahaya suatu penerangan ditentukan oleh factor : a. Kondisi Kondisi ruang ruang ( tertutu tertutup p atau atau bukaa bukaan n) b. Letak Letak pene penemp mpata atan n lampu lampu c. Jeni Jenis s dan dan daya daya lamp lampu u d. Jenis permukaan permukaan benda-benda benda-benda dalam ruang ruang ( memantulkan memantulkan atau atau menyerap menyerap ) e. Warna-wa Warna-warna rna dind dinding ing ( gelap gelap atau atau terang terang ) f.
Udara Udara dalam dalam rua ruang ng ( asa asap p rokok rokok,, dapu dapurr dsb )
g. Pola Pola dia diagra gram m dari dari tiap tiap lamp lampu. u.
Sistem pencahayaan pada hakekatnya dapat dibedakan dalam dua aspek prinsip yaitu bersangkutan dengan aspek penglihatan, nyaman dan tidak berbahaya sedang aspek yang lain yaitu dari segi suasana dan dekorasi. Dalam chapter ini kita sengaja tidak membahas seluruh masalah pencahayaan tetapi akan dibatasi pada masalah-masalah yang bersangkutan langsung dengan aspek suasana dan dekorasi, sedang segi-segi lain yang menyangkut menyangkut teknik teknik instalas instalasii perlistri perlistrikan kan biarlah biarlah kita serahkan serahkan saja kepada kepada insinyur listrik yang tentu lebih ahli dalam bidang ini. Masalah yang pokok adalah :
Kebutuhan yang praktis ( Practical needs )
Membantu penampilan ( Ease of performance )
Nyaman ( Comfort )
Keamanan ( Safety )
Ekonomis ( Economy )
Keperluan dekorasi ( Decorative needs)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
3
Cahaya sebagai unsure dekorasi
Persyaratan bangunan ( Architectural consideration )
Masal Masalah ah
penc pencah ahaya ayaan an
diang diangga gap p
menya menyang ngku kutt
kesel keselam amata atan n
manus manusia ia
sehin sehingg gga a
pemerinyah perlu ikut menentukan persyaratan-persyaratan dalam perancangan system pencahayaan ( roles of lighting ) yang harus ditaati dan diawasi secara ketat.
ROLES OF LIGHTING Kita mengenal 2 macam pencahayaan, yaitu : a. Caha Cahaya ya alam alam ( Natur Natural al ligh lightin ting g) b. Cahaya Cahaya buatan buatan ( Artifical Artifical lighting lighting ) Dalam beberapa hal fungsi ke 2 macam cahaya tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan.
CAHAYA ALAM ( NATURAL NATURAL LIGHTING ) Yang dimaksud dengan penerangan alam disini ialah pencahayaan yang berasal dari:
Sinar matahari
Sinar bulan
Sinar api dan sumber-sumber lain dari alam ( fosfor dsb )
Sumber pencahayaan alam yang kita gunakan dalam perancangan ruang dalam pada umumnya dipakai pencahayaan sinar matahari. Cahaya alam dapat dibedakan dalam 2 macam : a) Penc Pencah ahay ayaan aan langs langsung ung b) Penc Pencah ahay ayaan aan tida tidak k langsu langsung ng Pencahayaan Pencahayaan langsung yaitu yaitu penca pencaha hayaa yaan n yang yang beras berasal al dari dari matah matahari ari / secara secara langsung melalui atap / vide, jendela, genting kaca dll. Cahaya dari sumber alam sangat baik bagi kesehatan manusia, lebih-lebih pada pagi hari. Oleh karena itu pada rumah-rumah sakit diusahakan agar para penderita bisa mendapatkan cahaya pagi sebanyak mungkin. Teran Terang g caha cahaya ya akan akan terus terus berga berganti nti oleh oleh karen karena a kedu kedudu dukan kan matah matahari ari yang yang harus harus berubah dan kelemahan dari system ini yaitu bila udara berkabut atau udara mendung maka terang cahaya dalam ruang akan mendadak berkurang, sedang factor pemantulan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
4 sukar dihindarkan sehingga sehingga ada waktu-waktu tertentu dimana penghuni akan mengalami kesilauan pada penglihatan yang antara lain disebabkan juga oleh permukaan-permukaan benda yang mengkilap. Untuk menghindarkan pencahayaan langsung dipergunakan alat-alat penangkal cahaya, seperti tirai, kerey, louvers, pepohonan dsb. Sehingga kekerasan atau kekuatan cahaya dapat diperlu
Pencahayaan tak langsung adalah pencahayaan yang diperoleh dari sinar matahari secara tidak langsung. Sistem pencahayaan tersebut banyak kita temui penggunaannya dalam perancangan ruang melelui skylight, permainan bidang kaca,dll.
Semakin berkembangnya teknik perencanaan ruang dalam serta pengertian yang semakin bertambah akan pentingnya pencahayaan buatan sebagai tambahan dari pencahayaan alam dapat kita lihat pada banyaknya bangunan yang didisain untuk memenuhi kepentingan tersebut.
Disamping pendapat yang menganggap bahwa fungsi utama dari jendela adalah sebagai jalannya sinar matahari yang sehat tetap bertahan.
Gedung-gedung dirancang dengan jendela-jendela dan pintu-pintu diarahkan pada jalannya matahari karena yakin bahwa cahaya dari matahari menghemat energi, sehat, terang, ekonomis untuk dijadikan sebagai penerangan kerja yang baik pada siang hari, dan untuk ruang-ruang yang diberi pencahayaan buatan sekalipun masih perlu diberi tambahan sinar matahari melalui jendela-jendela apalagi bila diinginkan hasil yang lebih baik dan memuaskan sebaiknya dirancang gabungan antara cahay alam dengan cahaya buatan.
Untuk pencahayaan didalam gedung, kebutuhan yang utama adalah penglihatan yang baik dengan cara memasang system pencahayaan yang cukup. Dalam hal ini harus dibedakan antara cahaya matahari dan cahaya buatan menjadi sebagai berikut : Sinar matahari berubah-ubah sifat dan terangnya misalnya kalau cuaca lembab, polusi dll. Karena identitas yang berubah-ubah itulah maka di inggris dan Eropa barat laut diadakan suatu standart yang tidak absolute sifatnya, yang disebut dengan : Daylight Factor.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
5 Secara sedrhana dapat dijelaskan bahwa Daylight Factor adalah merupakan angka perbandingan antara terang yang ada didalam ruang berbanding dengan terang yang ada diluar ruang. Dengan mengetahui dan menghitung Daylight Factor, percuacaan akan mengetahui terang cahaya suatu ruang pada waktu tertentu pada tiap musim dengan perhitungan sbb :
Daylight Factor : Terang di dalam ruang Terang di luar ruang
Secara Secara matemati matematik k memang memang sukar sukar untuk untuk dijadika dijadikan n sebaga sebagaii dasar dasar pegang pegangan an untuk untuk sampai sampai berapa berapa jauh daylight daylight factor factor tersebu tersebutt bisa memuaskan memuaskan oleh karena sangat sangat terbatas, dalam lamanya waktu, pengontrolan dan penetrasinya.
Suat Suatu u bada badan n yang yang bern bernam ama a Inte Intern rnat atio iona nall Comm Commis issi sion on on Illu Illumi mina nati tion on ( CIE CIE ) mendefinisikan sebagai berikut : Daylight Factor adalah perbandingan dari terang sinar matahari pada titik tertentu pada tempa tempatt datar datar berba berband nding ing deng dengan an pene peneran ranga gan n pada pada tempa tempatt data datarr terseb tersebut ut yang yang mendapat penerangan saat cuaca cerah. Sinar matahari langsung tidak termasuk ke dalam 2 faktor tersebut diatas.
Daylight Factor biasanya dinyatakan dalam prosentase. Sebagai contoh : Apabila terang terang cuaca cuaca yang cerah cerah = 5.000 5.000 lux, daylight daylight factor factor = 2% Secara Secara sederha sederhana na dapat dapat dinyata dinyatakan kan bahwa bahwa peneran penerangan gan pada pada suatu suatu tempat tempat tertentu tertentu dalam ruangan adalah 100 lux. Konsep dari daylight factor meskipun penerangan sinar matahari matahari di luar ruangan ruangan bertamb bertambah ah atau berkurang, berkurang, dayligh daylightt factorn factornya ya tetap tetap sebab sebab terang di dalam ruangan juga ikut berubah sesuai dengan keadaannya. Maka daylight factorakan merupakan suatu ukuran yang cocok dari system pencahayaan di dalam ruangan. Untuk Untuk membe memberi ri dasar dasar yang yang baik baik dalam dalam membu membuat at perki perkiraa raan n dan dan mengu menguku kurr sinar sinar matahari dalam hal daylight factor adalah menjadi kebiasaan diinggris dan eropa adalah
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
6 5000 lux. Nilai ini bukan merupakan nilai rata-rata bukan pula merupakan nilai minimum tetapi nilai tersebut direkomendasikan oleh CIE sebagai nilai yang menyatakan bahwa di area-area dimana nilai itu dipakai sesuai dengan kondisi sinar matahari ke dalam ruang dapat diperoleh dari kurang lebih 85% dari seluruh waktu kerja dalam satu tahun.
CAHAYA BUATAN Yang dimaksud dengan cahaya buatan adalah pencahayaan yang berasal dari cahaya buatan manusia. Misalnya : cahaya lilin, sinar lampu dll. Lampu atau pencahayaan bisa mempunyai dua fungsi yaitu :
Sebagai sumber cahaya untuk kegiatan sehari-hari.
Untuk memberi keindahan dalam disain suatu ruang.
Dalam Dalam interior interior suatu suatu bangun bangunan, an, kita banyak banyak memanfa memanfaatka atkan n cahaya cahaya buatan buatan untuk untuk menciptakan kondisi-kondisi tertentu, sesuai dengan kehendak dan fungsi dari ruang. Dalam mendisain interior selalu berkaitan antara penggunaan bahan, pemilihan warna, komposis komposisii / organisa organisasi si dan fungsi fungsi ruang. ruang. Kesemua Kesemuanya nya mempuny mempunyai ai hubung hubungan an yang sangat erat dengan factor pencahayaan.
Suatu disain interior yang baik haruslah saling menunjang antara unsure-unsur tersebut diat diatas as.. Oleh Oleh kare karena na penc pencah ahay ayaa aan n yang yang baik baik akan akan meni menimb mbul ulka kan n keny kenyam aman anan an ( comfortable )bagi si penghuni.
Adapun pengertia pengertian n pencahayaan pencahayaan yang yang baik jika jika :
Tidak menyebabkan keletihan pada mata.
Tidak banyak membuang-buang sinar dengan percuma, sesuai kebutuhan.
Sesuai dengan ruang tersebut dan suasana yang akan diciptakan.
Kebutuh Kebutuhan an akan pencahaya pencahayaan an dikaitka dikaitkan n antara antara luas luas ruang ruang dengan dengan besar besar watt yang dibutuhkan ( watt per square feet / m² )
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
7 Beberapa contoh kebutuhan watt per square feet didalam ruang-ruang sebuah rumah tinggal :
Dapur……………………………………………………10 watt / sq feet
Ruang keluarga ………………………………………. 10 watt / sq feet
Ruang tidur………………………………………………8 ½ watt / sq feet
Laundry………………………………………………….8 ½ watt / sq feet
Kamar mandi…………………………………………….8 watt / sq feet
Ruang makan……………………………………………5 ½ watt / sq feet
Teras……………………………………………………..5 ½ watt / sq feet
Angka-angka Angka-angka tersebut diatas hanyalah hanyalah sebagai sebagai perkiraan kasar akan besarnya kebutuhan kebutuhan pencahayaan pencahayaan penggunaan angka-angka tersebut harus dikaitkan dengan pemilihan warna-warna yang tepat dan juga sifat bahan yang dipakai.
Umumnya dekorasi cahaya sebuah ruang keluarga lebih gelap dari dapur dan dalam pemakaian pemakaian bahan di ruang keluarga banyak dipakai bahan-bahan yang menyerap sinar jika dibanding dibanding dengan dengan didapur didapur yang menggunakan menggunakan bahan-bahan bahan-bahan yang memancarkan memancarkan sinar, maka jika kita ingin mendapatkan suasana terang yang sama di ruang keluarga dan dapur, maka kita harus menggunakan watt yang lebih besar di ruang keluarga. Jenis pencahayaan dapat dibedakan dalam 2 macam :
PENCAHAYAAN LANGSUNG
Yang Yang dimaksud dimaksud dengan dengan pencah pencahayaa ayaan n langsun langsung g adalah adalah semua semua sinar sinar yang langsun langsung g memancar dari pusatnya kea rah obyek yang disinari. Sistem tersebut banyak menggunakan lampu-lampu sorot untuk menyinari unsure-unsur dekorasi dalam ruang, dapur dan toko-toko ( etalase-etalase toko ) dan juga lampulampu meja / lantai.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
8
PENCAHAYAAN TIDAK LANGSUNG
Yang dimaksud dengan pencahayaan tidak langsung, adalah jika sumber pencahayaan disembunyikan dari pandangan mata kita sehingga cahaya yang kita rasakan adalah hasil pantulannya, terutama pada dinding atau ceiling system pencahayaan semacam ini disebut pencahayaan tidak langsung. Sistem tersebut digunakan untuk mengarahkan atau menuntun orang menuju ke sesuatu obyek.
PENCAHAYAAN SETEMPAT
Yang dimaksud dengan pencahayaan setempat adalah, pencahayaan yang diarahkan untuk menerangi ke suatu tempat atau obyek, misalnya pada dapur, menjahit, lampu meja belajar ataupun lampu yang dipergunakan untuk menerangi sesuatu apa yang sedang dikerjakan pada jarak dekat dan yang membutuhkan pencahayaan yang lebih khusus.
PENCAHAYAAN YANG MEMBIAS ( DIFFUSED ).
Adalah bahwa jika sinar yang memancar langsung dari sumbernya terlebih dahulu melalui suatu bahan / material yang akan menyebarkan sinar tersebut dalam area yang lebih besar dari sumbernya sendiri. Lampu-lampu pijar menyebarkan cahaya ( diffused ) melalui bahan gelas / kaca yang terdapat pada badannya, panel-panel plastic yang membungkus lampu-lampu neon ( cuve ). Lampu-lampu cahaya yang bersifat menyebar atau membias banyak digunakan untuk kebutuhan pencahayaan umum. System ini banyak digunakan pada ruang-ruang pertemuan, ruang tunggu, koridor dan sebagainya.
Pada pencahayaan yang membias dapat pula diberikan elemen penangkal sehingga pembiasan cahaya dapat diatur untuk mendapatkan suasana khusus.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
9
PENCAHAYAAN KHUSUS
Sistem pencahayaan khusus dibutuhkan untuk jenis pekerjaan-pekerjaan tertentu. Misalnya pencahayaan di ruang operasi, lampu sorot di ruang pameran dan sebagainya.
TEKNIK – TEKNIK PENEMPATAN LAMPU Beberapa cara teknik penempatan lampu didalam ruang :
A. TEKNIK PENCAHAYAAN PADA DINDING B. TEKNIK PENCAHAYAAN PADA PLAFOND C. TEKNIK PENCAHAYAAN YANG DAPAT DIPINDAH-PINDAH D. TEKNIK PENCAHAYAAN YANG DIGANTUNG E. TEKNIK PENEMPATAN KHUSUS
A. TEKNIK PENCAHAYAAN PADA DINDING meliputi : a. Valances b. Penutup dinding atau bracket c. Cornices d. Ceiling mounted spot / flood light e. Luminous panel
a. VALANCES Sebelum revolusi industry sistim ini banyak dipergunakan, penempatan lampu dengan penyinaran tidak langsung dan ditempatkan diatas jendela. Agar menimbulkan refleksi, system ini banyak digunakan dalam ruang yang berdinding kaca dimana cahaya pada malam hari sangat banyak dibutuhkan.
Kelemahan dari system ini terletak pada biaya pemeliharaan oleh karena itu dalam perancangan harus dibuat gambar-gambar detailnya agar memudahkan dalam pelaksanaannya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
10
b. CORNICES. Cornice adalah type valance yang melekat pada plafond, dimana seluruh cahaya langsung dipancarkan ke bawah. Cornice sangat baik untuk menerangi rak barang-barang atau buku-buku. Kedalaman minimum dari cornice 6 inci bila saluran kabel diletakkan pada plafond.
c. CEILING MOUNTED SPOT / FLOOD LIGHT . Penggunaan lampu pijar dalam rumah menimbulkan udara panas, untuk mengurangi panas tersebut kita gunakan ceiling mounted spot dengan menempatkan lampu pijar didalam plafond. Panas dari lampu akan naik ke atas plafond sedang cahaya tetap diteruskan kearah bawah. Dengan menggunakan bahan metal yang reflektif pada lubang plafond akan membantu pemantulan cahaya, atau dengan cara mengunakan lapisan plat yang dicat putih susu sudah gukup baik.
d. LUMINOUS WALL. Kita dapat membuat dinding / panel pada tembok sebagai pelindung sumber cahaya. Luminous wall / panel dapat digunakan hamper diseluruh bagian rumah. Sistem tersebut memberi efek bayangan jendela terutama pada siang hari, cocok untuk interior dapur / kamar mandi. Dapat pula digunakan untuk tempat yang bersifat private. Dengan mengunakan luminous panel interior dari rumah tambah lebih luas.
Panel ini dipasang sama seperti plafond luminous panel yaitu, pemasangannya dilakukan pada tahap akhir, tetapi kadang-kadang dapat juga dipasang terlebih dahulu. Permukaan cahaya dari luminous wall panel tidak boleh terlalu tinggi, tidak seperti halnya panel plafond, karena harus terlihat langsung oleh orang yang berada dalam ruang. Bila dinding lebih gelap dari plafond, kekuatan cahaya sangat menyilaukan. Cara
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
11 termudah mendapatkan sinar yang lembut dari panel adalah dengan menempatkan panel yang jernih dari kaca atau plastic.
Teknik ini hanya dipergunakan pada interior ganda dan akan lebih efisien bila dikedua ruang tersebut dipakai pada saat yang bersamaan untuk pencahayaan panel-panel yang bebas, terdapat dua dasar penampilan :
Panel vertical, melindungi sebaris lampu fluorescent pada bagian belakang.
Secara horizontal dengan pencahayaan seperti halnya system cornice.
Tabung dapat ditutup dengan transmisi yang tidak tembus cahaya, dibuat dengan sudut 45º untuk menghindari cahaya yang terlalu kuat dari tiap panel.
Panel luminous horizontal digunakan pada pintu-pintu / ruang gedung, dapur atau diruang tidur. Disepanjang koridor dapat menciptakan rasa yang luas dalam ruang, dan sekaligus berfungsi sebagai lampu didalam almari. Tabung lampu diletakkan dibelakang panel pintu, dengan material transparent, atau material jernih tergantung dari obyeknya. Untuk menghindari pandangan mata yang langsung digunakan penutup bagian atas. Kedudukan saluran disatukan agar cukup jernih bagi penempatan lampu, tetapi harus diletakkan lebih dalam dibandingkan dengan panelnya. Seperti dalam semua hal yang mengunakan refleksi lampu, bagian dalam dari panel harus dicat putih susu agar distribusi cahaya lebih efisien.
B. TEKNIK PENCAHAYAAN DARI PLAFOND. Hampir semua lampu dinding tergantung dari refleksi, dan hanya sedikit menggunakan cahaya langsung walau ada beberapa teknik pencahayaan yang dipasang pada plafond :
Cove
Luminous panel dari plafond
Skylight
COVE
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
12 Salah satu contoh yang umum dari pencahayaan plafond adalah pencahayaan dengan menggunakan cove. Ini ternasuk type pencahayaan tidak langsung. Proyeksi pada dinding mengandung cahaya lampu, merupakan sinar langsung ke plafond. Pencahayaan dengan system ini dapat digunakan pada ke 4 dinding yang berseberangan. Tetapi sifat ini datar dan tidak menimbulkan kesan decorative dalam ruang, sehingga dalam ruang perlu ditambahkan dengan lampu meja sebagai lampu dekorasi. Lampu tersebut selalu memancar dari plafond, jarak dari tabung lampu ke plafond harus minimum 12”. Makin besar jarak makin baik.
Jarak dari lampu ke dinding tidak boleh kurang dari 4 ½ “ untuk mencegah dinding agar tidak silau. Dinding dan plafond harus difinish dengan warna muda, dengan 65 – 85 % daya refleksi. Bagian dari cove sebaiknya digunakan warna putih. Bagian tepi berfungsi sebagai pengontrol dari pemancaran cahaya dari cove, untuk menghindari / menyembunyikan tabung lampu dari pandangan luas.
Bila bibir lampu terlampau rendah, tabung dapat terlihat dari dinding dengan jarak yang agak jauh dari ruang. Bila bibir terlampau tinggi, sinar lampu akan terbatas dan area yang kecil diatas cove.
Luminous panel dan plafond . Luminous plafond adalah penutup seluruh permukaan dari langit-langit atau sebagian dari langit-langit, ini merupakan cara yang efisien untuk menerangi beberapa area dengan mempergunakan sheet yang transparan, dan sangat mudah pemasangannya. Kebanyakan dipergunakan pada ruang dapur, dikamar mandi, dimana cahaya bayangan bebas
dari
lampu
sangat penting. Penggunaan material pembias
mendatangkan bermacam-macam perubahan
dan
ini
sangat menarik, dasar
dapat dari
perencanaan luminous plafond adalah untuk mendapatkan cahaya yang sebanyakbanyaknya dengan tidak menyilaukan dan dapat dilihat secara langsung dan menyenangkan. Dalam hubungannya dengan luminous plafond cahaya yang tidak menyilaukan tergantung dari cara mengekspresikan : misalnya di dalam ruang duduk atau ruang makan, silau harus dihindari, karena seorang yang sedang berbincangbincang selalu melihat dinding yang berada diseberangnya, sehingga bila dinding silau akan menyakitkan mata. Didalam dapur jumlah sinar lampu harus lebih banyak, sampai
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
13 2/3 kali lebih banyak daripada di ruang duduk, karena plafond lebih kecil areanya, juga tidak banyak variasinya. Di sekeliling daerah tersebut selalu terang dengan warna-warna karena itu sifat kontras tidak menjadi masalah. Pekerjaan di dapur memerlukan jarak penglihatan 30” dari atas lantai, karena itu intensitas lampu diperlukan lebih banyak lagi. Perbedaan permukaan dapat diatasi dengan berbagai cara : Dengan system kombinasi atau terpisah.
Di pasaran ada 2 type dasar dari jenis plafond luminous. Luminous panel / plafond yang digantung pada plafond yang sebenarnya, dan yang lain secara terpasang.
Saluran lampu dipasang pada box standart di dalam plafond. List aluminium yang ringan dihubungkan / di gantungkan pada saluran. Panel penghambur cahaya dari plastic diletakkan pada list aluminium sekaligus bersama instalasi. Ukuran dari single unit adalah 4 x 5 kaki, dan memiliki 2 x 40 watt lampu fluorescent. Panel gantung ini membutuhkan ruang 7 ½ “ dalamnya bila box di pasang didalam langit-langit. Plafond minimal 7 ½ kaki dari lantai. Ukuran tersebut sebagai rekomendasi, adapun factor-factor lain tetap diperhatikan seperti fungsi ruang, kapasitas penghuni, sifat permukaan bahan-bahan dan segi ekonomisnya.
Sistem penempatan diatas dan ditutup untuk menunjang panel plastic type ini dapat dipasang dalam ketinggian berapa saja. Ukuran dasar panel adalah 2 x 2 dan 2 x 4 kaki.
TEKNIK PENCAHAYAAN YANG DAPAT DIPINDAH-PINDAH
Misalnya : Portable lamp, standart lamp dan sebagainya. Dalam penggunaan ada beberapa petunjuk umum untuk menentukan lampu-lampu dari type ini. Besar cahaya harus diperhitungkan dengan lampu yang akan dipergunakan. Lampu baca sebagai contoh, harus cukup terang dan bila lampu tersebut akan digunakan sebagai pencahayaan umum, type ini harus menerangi bagian atas dan bawah.Lampu dengan bayangan yang penuh diatas bola lampu dapat menciptakan nada kontras yang tajam dalam level cahaya yang direfleksikan pada dinding.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
14 Penutup lampu harus sesuai dengan latar belakang lampu, lantai dan bayangan transmisi yang tinggi yang berlawanan dengan dinding kayu yang berwarna tua akan dapat menimbulkan silau.
PENCAHAYAAN SEBAGAI UNSUR DEKORASI KOLAM DAN TANAMAN.
Memberikan cahaya pada tamandi malam hari, dimaksud untuk menunjang efek interior yang terpadu dengan alam. Ada beberapa keuntungan yang berguna yaitu memberi pencahayaan pada taman akan menghidupkan keindahan taman secara praktis. Taman yang disinari matahari berbeda dengan taman yang diterangi oleh cahaya buatan. Suatu taman yang diterangi cahaya akan menyajikan suatu suasana malam. Taman dengan jalan setapak ( flag stone ) yang diterangi menyebabkan orang dapat berjalan dengan senang di malam hari yang sejuk, dengan menikmati keindahan tanaman yang tersebar dalam udara malam yang tenang. Seperti halnya pencahayaan dekoratif yang lain, pencahayaan pada tanaman mempunyai aturan-aturan tertentu jangan menggunakan cahaya yang kuat dan berlebihan, karena akan menjadikan tanaman layu. Taman yang diterangi sewaktuwaktu kelihatan pucat dan mempunyai penampilan, kesan datar pada malam hari.
Tanaman yang tidak rimbun bila diberi cahaya akan mendramatisir bentuk dan tekstur. Sehingga kesannya luas pad ataman yang kecil. Sudah tentu cahaya harus di tempatkan sedemikian rupa sehingga sinarnya tidak mengenai jendela tetangga atau secara langsung mengenai mata orang didalam taman. Silau di luar ruang merupakan suatu masalah yang sulit dipecahkan dari pada silau di dalam ruang, sebab latar belakang dari sumber cahaya biasanya berwarna gelap. Pokok-pokok dari pada pencahayaan taman adalah dengan menyesuaikan cahaya dengan bentuk dan tekstur dari tanaman atau sekelompok tanaman.
Menerangi taman dan kolam untuk dinikmati pada malam hari telah menjadi sebagian dari kehidupan di luar rumah, contohnya taman dan kolam menyajikan suatu vocal point untuk perancangan pencahayaan taman. Pada kasus-kasus dimana kolam itu harus diperlengkapi cahaya dapat dicapai dengan teknik :
Sub marine fixture
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
15
Ground level high lighting
Pencahayaan menyeluruh pada kolam dan sekitarnya.
Dua hal yang pertama dapat dipakai dengan arus 150 volt atau dengan system tegangan rendah sering lebih mahal daripada tegangan standart, rencana pencahayaan umum biasanya lebih memuaskan apabila memakai arus 115 volt. Untuk pest ataman segala jenis cahaya yang memijar adalah baik. Cahaya yang sederhana seperti lilin, obor dan lainnya pada ujung bamboo dapat menciptakan suasana yang romantis, kedaerahan dan natural.
LAMPU-LAMPU DEKORASI
Lampu selain berfungsi sebagai sumber cahaya dalam kehidupan manusia, lampu juga dapat kita pergunakan sebagai unsure dekorasi. Lampu-lampu dekorasi pada malam hari tetap berfungsi sebagai pencahayaan buat kita, tetapi dapat juga sekaligus sebagai unsure decorative / ornament dalam ruangan baik terutama pada siang hari. Sering kita lihat pada ruang-ruang makan dan ruang duduk / ruang tamu, tergantung lampu-lampu kristal yang indah, lampu portable yang antic ataupun standart lilin-lilin dengan ukiran-ukiran yang halus.
Dinegara-negara barat fireplace dijadikan sebagai unsure dekorasi dan merupakan vocal point dalam ruang sedang pada malam hari berfungsi untuk pemanas ruang dan sebagai sumber cahaya. Selain lampu-lampu dekorasi diruang makan dan diruang tamu, lampu-lampu dekorasi pun dapat digunakan dimanapun, antara lain :
Dalam suatu pameran lukisan, lampu-lampu yang digunakan untuk menyorot lukisan / mural / sculpture tersebut dapat berfungsi juga sebagai unsure dekorasi dalam bentuk penghias plafond dan dinding.
Lampu-lampu taman selainberfungsi untuk menerangi taman, juga sebagai unsure dekorasi dari taman itu sendiri.
Lampu-lampu pada tiap ruang berfungsi pula sebagai lampu dekorasi, kita hendaknya mengetahui dengan tepat bagaimana melihat bentuk lampu yang serasi untuk tiap ruang.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
16
Kesatuan antara bentuk-bentuk lampu, tujuan penyinaran bentuk ruang dan kegunaan ruang harus kita perhatikan.
EFEK-EFEK PSIKOLOGIS DARI SISTEM PENCAHAYAAN PADA KEHIDUPAN MANUSIA
Kita telah sama-sama ketahui bahwa pencahayaan dalam interior merupakan unsure terpenting dalam kehidupan manusia yang selain memberi pencahayaan untuk mata kita, juga mempunyai efek-efek psikologis misalnya, pada ruang tidur pencahayaan yang redup memberi efek tenang dan nyaman. Cahaya yang beraneka warna dari efek tertentu sedang bagi kegiatan manusia yang dilakukan didalam ruang-ruang tertentu memberi efek-efek psikologis tertentu pula.
Ruang tamu dengan penyinaran yang cukup terang dari cahaya murni akan memberi kesan keakraban yang nyaman.
Ruang makan yang diberi cahaya lilin yang redup, atau lampu yang redup dengan warna kemerah-merahan dapat menciptakan suasana yang romantis dan hangat.
Ruang tidur dengan lampu yang agak redup dan warna yang lembut memberi efek tenang sehingga orang mudah terlelap dalam tidur.
Pencahayaan pad ataman ataupun pada kolam disekitar taman memberi efek psikologis kedamaian.
Pencahayaan yang terarah pad ataman dengan cahaya natural dan penempatan lampu yang tepat, dapat membantu kesan indah sehingga taman terasa tenang dan romantis serta kita dapat merasakan keheningan yang menyatu dengan alam. Pencahayaan pada gereja dan gedung-gedung monumental dapat memberikan suasana yang dikehendaki, menciptakan suasana yang agung, monumental dan hening. Semua efek-efek ini dapat diciptakan dengan penempatan bentuk dari lampu yang tepat, serta warna-warna dari lampu yang harus tepat pula. Untuk sampai pada pencahayaan yang tepat, dianjurkan agar designer membuat percobaan-percobaan karena penghayatan nyata akan lebih
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
17 menentukan
seeing
believing
daripada
harus
melakukan
perombakan-
perombakan dikemudian yang dapat mengganggu jadwal penyelesaian.
Diruang pameran, terutama pamran-pameran karya seni misalnya pameran lukisan, Patungpatungdansebagainya,pencahayaan sangat menentukan berhasil tidaknya suatu pameran. Permainan lampu dapat memberi efek yang ekslusif menciptakan suasana pameran yang indah bagi ruangan maupun karyakarya yang dipamerkan. Bar / restaurant. Dalam
bar
/
restaurant
kita
dapat
menciptakan berbagai berbagai suasana yang
kita
kehendaki
melalui
sistim
pencahayaan lampu yang redup dan warna lampu yang panas / hangat, memberi suasana
yang
romantis,
lampu
yang
beraneka warna dan terang memberi kesan yang meriah dan riang. Lampu dengan warna lembut dan sinarnya yang lembut memberi perasaan santai dan nyaman bagi yang menikmatinya. Lampu-lampu sorot pada bar pun dapat memberi berbagai efek suasana untuk ruangan maupun bagi barnya sendiri.
Lampu panggung Pada pertunjukan panggung, lampu memberikan efek yang tidak kecil. Bahkan memegang peranan yang penting bagi kesuksesan suatu pertunjukan. Cahaya yang beraneka ragam warna akan membantu kehidupan warna. Sedang effect bayangan dan terang cahaya dijadikan sebagai factor penentu suasana.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
18 Sistem pencahayaan yang tepat memberikan kesan dramatis bagi penonton, karena akan memperkuat acting para pelaku, efek-efek yang menyeramkan, menegangkan, suasana riang, tenang, megah, agung, romantis, lembut dan berbagai suasana lainnya. Contoh-contoh tersebut adalah efek-efek psikologis baik yang menguntungkan maupun merugikan. Oleh sebab itu, teknik-teknik penempatan lampu, warna lampu dan system pencahayaan serta kepekaan perasaan kita untuk mengkombinasikannya sangat berguna untuk keberhasilan suatu interior.
Seperti diketahui “ pencahayaan “ merupakan salah satu unsure dari sekian banyak unsure-unsur interior yang fungsinya saling berkaitan dan saling menunjang satu sama lain, karena itu untuk membahas masalah-masalah pencahayaan secara menyeluruh harus ada kaitan dengan unsure-unsur dari interior lainnya, atau secara lebih luas lagi dapat dikatakan dengan masalah arsitektur. Karena itu dalam membahas maslah pencahayaan kita harus melihat dari 2 aspek :
Fungsi pencahayaan itu sendiri ( secara murni )
Fungsi arsitektur
Pencahayaan permasalahannya sama seperti masalah dari bangunan pada umumnya tidak berbeda dengan struktur ( kerangka bangunan ), masalah perancangan , masalahmasalah finishing dan sebagainya. Misalkan dalam mendesign struktur, ada aturan-aturan tertentu, yang sangat mengikat dan tidak bisa diabaikan yang kadang-kadang bertentangan dengan konsep disain arsitekturnya sendiri, terutama dalam hal bentuk. Masalah seperti ini bisa terjadi, begitu pula halnya dengan masalah pencahayaan. Pencahayaan berkaitan erat dengan masalah-masalah lain dari arsitektur, struktur, biaya bahan dsb
Semakin orang tahu tentang kaedah-kaedah arsitektur maupun struktur, maka semakin kecil pula masalah-masalah yang akan timbul dari kedua disiplin ilmu tadi, begitu pula halnya dengan pencahayaan, semakin banyak pengetahuan seseorang akan pencahayaan maka semakin sedikit masalah-masalah ( konfliks ) yang akan timbul antara sistim pencahayaan dengan unsure-unsur interior dari suatu bangunan ( arsitekture ).
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
19
Seorang arsitek sebagai coordinator dari suatu perancangan secara menyeluruh harus mempunyai banyak pengetahuan akan system pencahayaan beserta effect-efectnya sehingga ia dapat mengintegrasikan unsure-unsur dari interior ( arsitektur ),
Pada umumnya dengan unsure-unsur pencahayaan. Tantangan yang harus dihadapi seorang arsitek adalah bagaimana menemukan jalan keluar yang sebaik mungkin pada keadaan tersebut diatas.
Dalam praktek biasanya lebih menjurus kearah kebutuhan dan kepuasan psikologis dari manusia seperti apa dan bagaimana cahaya yang kita kehendaki apakah gelap, terang, suram dsb.Itu semua tergantung dari keinginan dan kemampuan tiap-tiap individu serta fungsi dari pencahayaan tersebut. Misalnya : pencahayaan yang dibutuhkan untuk keperluan kantor akan lain dengan pencahayaan pada rumah sakit atau restaurant/bar dll.
Jelaslah bahwa dari aspek fungsi pencahayaan tersebut lebih cenderung kearah pemecahan dari problem pencahayaan dalam kaitannya dengan hal-hal psychologis dari manusia yang menggunakan. Jadi menyiapkan rancangan pencahayaan dalam interior :
Standart kebutuhan penerangan yang disesuaikan kemampuan ekonomi penghuni.
Efek-efek psikologi dari pencahayaan
Type-type maupun sifat pencahayaan
Sistem system pencahayaan
Dan terakhir tapi terpenting adalah dalam tata penerangan sebagai unsure dekorasi dalam tata ruang.
Dari pokok-pokokyang telah dibahas maka dapat diambil kesimpulan bahwa banyak sekali cara dan teknik-teknik yang dapat dipakai dalam system pencahayaan ruang.
Masing-masing teknik mempunyai kegunaan dan menimbulkan efek-efek sendiri yang berbeda dalam hal ini yang terpenting adalah mengetahui dengan pasti
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
20 Struktur bangunan ikut menentukan system dan macam apa penerangan yang bagaimana akan dibutuhkan. Misalnya pencahayaan sebuah gedung yang berstruktur serba bulat tentu akan berlainan dengan gedungyang berstruktur kotak, karena pertimbangan segi-segi estetis dari pencahayaan. Pencahayaan untuk eksterior gedung harus mendukung bentuk struktur agar bentukbentuk struktur yang unik / khas dari gedung dapat ditonjolkan.
Disamping effect cahaya yang diinginkan , factor lamp shade ( armature ) dijadikan sebagai unsure dekorasi ruang. Disini tampak design interior telah berkembang sedemikian pesat, sehingga sukar untuk dipisahkan antara interior dan eksterior.
Kedua gambar yang tampak disini memnunjukan perbedaan kesan ruang yang ditimbulkan oleh lighting pada gereja di London. Kiri
: Menggambarkan lampu yang diletakkan tanpa memperhatikan kesan yang
akan ditimbulkan, disini terlihat bahwa kolom-kolom seakan terputus-putus, begitu pula design plafond yang megah tidak terlihat secara utuh. Kanan : Penempatan lampu-lampu dengan disertai perhitungan akan menerangi ruang tanpa merusak detail-detail arsitektur. AIR CONDITIONING DAN PENGARUHNYA DALAM DISAIN INTERIOR
1. PENGKONDISIAN UDARA DALAM INTERIOR
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
21 Manusia selalu berusaha menyesuaikan d i r i dan mencoba mempertahankan hubungan yang serasi dengan lingkungan dimana di a berada. Mereka akan mencari tempat berteduh jikahari sangat panas da n mencari tempat be r lin d un g bila menghadapi angin topan, hujan atau udara dingin. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa manusia membutuhkan tempat tinggal yang aman guna melindungi d ir i d a n gangguan-gangguan binatang, kondisi alam dan juga ancaman da r i sesamanya. Dengan perkembangan budaya mulailah mereka m e m i k i r k a n perlengkapanperlengkapanatau alat-alatkebutuhan rumah tangga, d in di n g
di b ua t
kua t,
beratap untuk penahan hujan dan membuat lu b a n g pada d i n d i n g seb ag ai j e n d e la , s eh in g g a memungkinkan cahaya matahari masuk serta mengalirkan u da r a ber sih dan sejuk dari luar ke dalam ruang. Pada saat perkembangan peradaban ma n u si a su da h sode miki an jauh telah ditemukan tenaga listrik, yang dimanfaatkan sebagai sumber energi u n t u k penerangan, menyejukkan udara di dalam ruang, hibu ran , d an ko mu ni ka si . Seseorang apabila secara terus-menerus berada di dalam ruang tertutup maka semakin lama akan semakin merasa pengap dan panas, sehingga merupakan siksaan baginya. Pada tahun 1777 Lavoisier seorang ahli kimia Perancis mencoba mengadakan penelit ia n ten ta ng adanya kenaikan kadar CO2 (carbon di ok si da ) di dal am ruang vang berasal dari hasil pembuangan nafas manusia. Kon dis i te rs ebu t menyebabkan ud ar a di dalam. ru an g menjadi panas d a n pengab serta tidak sehat, sehingga perlu secepatnya dilakukan penggantian udara dari luar ke dalam ru ang.
Pada t ah un 1858 Ma x von Pettenkofer, seorang a k h l i bid ang kesehatan menyatakan bahwa selama proses bernafas manusia menghisap partikel o2 (oksigen) dan mengeluarkan CO2 su a t u zat van g di ang gap bera cun. Se da ng kan Frugge mengemukakan sebuah t eo ri yang menyatakan, bahwa ma nu s ia ju ga mengeluarkan panas dari tu bu h sebagai aki bat dar i kerja vang mereka lak uk an . Ap abil a panas tersebut t i d a k d a pa t d i k e l u a r k a n d a r i
tu bu h, oleh karena kondisi udara sekitar tidak memungk inkan, maka badan akan merasa ku ra ng sehat ( fi t ). N a m u n t u b u h
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
22 manusi a ternyata memiliki kemampuan u n l u k melakukan penyesuaian dir i dengan li ng ku ng an
Udara bersih dalam suhu tertentu dialirkan melalui duckting yang dipasang pada plafond sehingga memungkinkan udara didalam ruang tetap segar.
sekitarnya. Dalam lingk ungan yan g ding in, saluran dara h akan menger ut, sehingga
penguapan
panas
tub uh
yang
disebahkan
oleh
radiasi
kulit
berkurang. Begitupula halnya bila manusi a berada di lin gk un ga n yang pan as, s a l u r a n d ar a h a k a n mengembang sehingga menyebabkan radi asi dari k ul i t ber tam bah besar. Ap abi la manusia berada di lin gkunga n yang lebih panas
lagi,
t ub uh
juga
akan
lebih
cepat
menjadi
panas
sehingga
m e n g e l u a r k a n b a n y a k k e r i n g a t P r o s e s p e n g u a p a n d a n keringatlah yang akan mendinginkan s u h u permukaan k u l i t . Pendek ka ta , t u b u h manusia akan sanggup mempertahankan su h u t u b u h secara ko ns ta n. Namun t u b u h setiap manusia mempunyai batas kemampuan penyesuaian yang berbeda-beda, tergantung pada usia dan kond isi tu bu h. Orang yang bekerja keras b a n y a k mengeluarkan panas tubuh, dia akan lebih menvukai udara yang di ng i n . Sebaliknya, mereka yang bekerja ringan akan lebih menvukai l i ngk un ga n udar a van gag ak panas.
Suhu permukaan kulit manusia yang terbaik rata-rala adalah 33 "C, yaitu sesuai dengan jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh. Orang tidak akan mendadak merasa dingin atau panas oleh perubahan su h u yang cepat dari t u b u h a t a u ole h perbedaan cuaca vang mendadak.
Perbedaan su hu udara l ua r dan uda ra di dal am ru an g v an g i deal sebaiknya t i d a k m e le bi h i 7 "C. Ti ng gi r e n d a h n y a s u h u u d a r a di l u a r d a n di d a l a m r u an g
tergantung
dari
banyaknya
cahaya
matahar i
vang
mengenai
p e r m u k a a n r ua n g beserta pengaruh yang di ti mb ul ka nn ya .
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
23
2. PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP KONDISl DI DALAM RUANG.
Panas matahari dipancarkan oleh sinar matahari yang ditransmisikan ke bumi melalui radiasi. Sinar tersebut bergerak dalam bentuk garis lurus dan terpantul dengan su d u t yang sama oleh permukaan benda-benda yang d i k e n a i ny a .
Sin ar ma t ah ar i menembus kaca dan di pa nt ul ka n secara la ngsu ng ke segala arah dal am ben tuk u t u h at aup un terurai. Radiasi panasnya merambat ke se lu ru h ruang da n men gak ib at ka n udara di dala m ruang menjadi panas .
Saat sinar matahari mengenai dinding bagian luar, sejumlah radiasi diteruskan ke dalam ruang, yang besarnya tergantung dari warna serta teks tur per muk aan dinding tersebut. Sudut ja tuhnya sinar pada di ndi ng juga i k ut menent ukan besarnya ju mla h panas yang diterima. A pabila sin ar mat ahar i mengenai permukaan dengan sudut 90° maka sinar akan direfleksikan kembali sehingga menjad ikan tem pera tur pada permukaan ter seb ut menjadi tinggi.
Perputaran bumi mengelilingi matahari menjadikan sudu t jatuhnya sinar dan cahaya terus berubah setiap menit sepanjang tahun.
Sumber panas terbesar yang terjadi di dalam ruang berasal dari sinar atau cahaya matahari yang masuk ke dalam ruang melalui celah-celah dinding / jendela, lobang-lobang yang terbuka, terutama kaca seperti yang kita lihat pada gedung-gedung masa kini. Warna kaca yang populer biasanya bening kehijau-hijauan atau
kecoklat-coklatan bersifat memudahkan sinar
matahari menembus langsung da n mengenai lantai, dinding s ert a benda-
benda yang berada di dala m ruang. Begitu pula dengan radiasinya akan merambat kemana-mana melalui media udara atau media lainnya.
Untuk membatasi jumlah panas yang ditimbulkan oleh cahaya yang
menembus kaca, sebaiknya dipakai jenis kaca yang disebut reflektion glass, agar cahaya yang mengandung panas dapat ditangkal dan tidak langsung Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
24
menembus ke dalam ruang, atau setidak-tidaknya dapat mengurangi sejumlah panas.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
25
GARUH PANAS MATAHARI TERHADAP KESEJUKAN UDARA DI DAL AM RUANG U nt uk mengurangi panas mataha ri yang m as uk ke dal am ru an g dengan segala radiasinya, digun akan alat-al at penedu h ata u pena ngka l cah aya mi sal nya , overstek, kanopi, gorden (tirai), poho n da n sun-br eaker. Sedang u n t u k me mba nt u mengatasi udara panas yang berlebihan, dir anc ang kan lah s u a t u a l a t y an g m a mp u mengatur udara secara tetap d an ko ns ta n se hin gga te rca pai k on d is i u d a r a ya ng nyaman, dan sejuk bagi pemakai ruang.
Sejak satu dekade terakhir udara sejuk di dalam rua ng t id ak lagi men gan dal kan sistem aliran udara alami yang disebut cross venti lati on system. Ma nu si a men ging ink an kenyamanan dan kesejukan uda ra ya ng ko ns ta n me ng gu na ka n ala t
penga tur
udara
mekanis yang disebut A
C s i n g k a l a n
dari
AIR
CONDITIONER, dan sistem kerjanya disebut A I R CONDITIONING.
1. PERAN AIR CONDITIONER DALAM DI SA IN INTERIOR
U n t u k mengatur kesejukan udara di da la m ruang, ki ta mengenal 2 jen is syst em pengaliran udara yaitu sistem yang alam i dan sistem va ng mekani s. Sistem a la mi , antara lai n cross ventilation, sedang sistem mekanis ad al ah sis tem b ua l an manusia. a. Sistem MEK ANI S adalah suat u sistem pengkondisian udar a dala m rua ng vang
menggunakan alat
mekanis (list rik)
seperti kipas
angin
yang
d i g un a k an u n t u k mempercepat gerakan ud ar a dengan t i d a k me ng ur an gi d er aj at kel emb aba n udara di sekitarnya. U nt uk ruangan yang besar dip ergunak an exh aus tf an ya ng berukuran besar yang juga berfu ngsi m enar ik da n men ga li rk an u da ra d ar i d a l a m keluar atau sebaliknya.
Kedua alat tersebut dianggap kurang nyaman karena t id ak mam pu u n t u k mengatur kelembaban, su hu di ng i n at au panas, kebe rsi han u d ar a kon stan ,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
26 ol eh karena i t u sistem kerjanyadisempurnakan dengan menambahkan a l a t y a n g disebut
refrigerator dan kondensor, u n t u k
mengkondisikan
uda ra
ar.ar
se su ai de ng an persyaratan yang di in gi nk an .
b. Sistem A I R CONDITIONINGS ada lah suat u sistem pengat uran uda ra
da la m
ruang yang dilakuka n secara teratur dan constan. Ad ap un un su run su r u da ra yang di atu r oleh AC ya it u:
KECEPATAN ALIRAN UDARA, PENGGANT1AN DAN PEM BER S IHAN UDARA,
PENGATURAN S U H U,
KELE MBA BAN
DAN
P E N D I S T R I B U S I AN A L I R A N
UDARA pada tingkat atau kon dis i yang kit a in gi nk an secara te ra tu r da n kon stan ( A I R CONDITIONED). Ma n u si a menginginkan kenyamanan dan kesejukan u d a ra agar mendukung kenydmanan kerja. Pi lih an at au keputusan u n t u k menggunakan AC adalah karena sistem mekanis lainnya dianggap ti da k mampu mengatasi pengaturan udara.secara sempurna antara lain disebabkan oleh :
a. Ventilasi alam yang kurang memenuhi persyaratan.
b.
Keadaan su hu
da n
kelembaban udara
yang kur ang
seimbang (uncomfortable) c.
Keadaan li ng ku ng an h i d u p yang tid ak memenuhi syara t ketentramandan kenyamanan teru ta ma disebab kan oleh p ol usi su ar a dan udara.
d.
Udara bersih v ang tidak mencukupi kebutuhan su at u ruan g yan g digunakan oleh se ju ml ah orang dengan segala ak ti vi ta sn ya .
Rasa demam sering dirasakan oleh para pemakai AC yang s er ing keluar masuk ruang, disebabkan oleh perbedaan s u h u ud ar a di da la m da n di lu ar ru an g sehingga pe ng at ur an dan penyesuaian pan as t u b u h menjadi terganggu.
Rasa dingin lerjadi sewaktu yang bersangkutan berada di dalam ruang yang ber-AC, pada saa't i t u t u b u h m an us ia men gel uar kan panas u n t u k mengimbangi atau menv esua ika n d i r i dengan di ng in ny a AC. Sedang apabila ia berada di Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
27 luar
ruang
yang
t id ak
ber
AC,
tub uhny a
s ecar a
p er l ah an - la ha n
m e n g u r a n g i p e ng e lu a r an panas guna mengimbangi cuaca panas yang ada di l ua r ruang. Sebagai akibat dari pe ruba han- peru baha n yan g ber kali -kal i dia lami , maka t i mb u ll ah rasa demam dikarenakan oleh penyesuaian suhu
tu bu h terhadap su hu udara se kitar yang tidak terjadi secara mendadak.
4. PENENTUAN KONDISI UDARA DALAM INTERIOR
U n t u k men dap at kan pen gkon disi an uda ra yang sejuk, bersih da n nyaman ada beberapa parameter yang dapat di g u n a k a n sebagai a c u a n :
a. temp era tu r rata-rata radiasi konstan. b. Kecepatan ali ran u da ra sesuai yang di in gi nk an . c. Udara yang bersih dan bebas po lu si .
d. Partikel udara yang menimbulkan bau. e. Kual ita s ventilasi udara. f. Tingkat kebismgan yan g di ti m bu lk an oleh suara dan lu ar . g. Suhu bola kering dan basah dan ud ar a h. Segi-segi ekonomis dari harga al at dan perawatannya. i.
Pertimbangan estetik dari be nt uk AC itu sen diri.
Tingkat kenyamanan yang d it en tu ka n dongan mengalur s u h u pada de ra ja t ding in atau panas AC, te rgant ung da ri kesukaan da n kei ngma n masi ngm a si n g pemakai disesuaikan dengan pada sifat pekerjaan, j u ml a h panas yang di ti mb ul ka n
oleh TV, Radio, setrikaan, Komputer, posisi ru an g terhadap
k e d u d u k a n ma ta ha ri , ukuran dan posisi jendela, jenis peneduh dan jenis media radiasi. Dalam menentukan jenis AC yang dis ukai , orang ak an memp er hat ika n merek AC yang sudah terk enal di pasara n, kar ena di an gg ap pa li ng cocok dengankebutuhannva
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Ir. GEGER PERBOWO ROSA TATA RUANG DALAM II
5. JENIS-JENIS AIR CONDITIONER (AC) Dalam pasaran umum kita kenal ada 3 (tig a) je ni s AC ya i t u :
a. AC WINDOW. Umumnya dipakai di perumahan dan di p a s a n g pada salah sa tu di nd ing
ruang dengan ketinggian yang terjangkau, d a n penyemprotan udara
tidak rnengganggu pemakai. b. AC CENTRAL bias a d i g u n a k a n perkantoran, hotel , supermaket yang dengan pengontrolan atau pengendaliannya di lakuk an dari satu tempat. c. AC SPLIT hampir sama bentuknya dengan AC WINDOW. Bedanya hanya pada konstruksi alat condensator yang terdapat di lu a r ruang.
Pada saat menentukan jenis AC yang akan digunakan, p u l a memperhatikan da ri ukuran dan segi ekonomis. AC WINDOW lebih cocok
u nt uk
menghemat
energi
ruang AC
kecil. jenis
Untuk ini
bisa
dimatikan saat ruang tidak terpakai. Jenis AC SPLIT kelembutan
banyak disuk ai suara
mesin,
oleh karena
tida k
bising
sehingga menjamin ketenangan. Peredamansua r a bi si ng tsb. dik arenakan motor
kondensor terletak di luar ruang. Kadang-kadang AC juga di
kategorikan me nu ru t cara penempatannya, seperti CEILING TYPE,
MOUNTED TYPE, PACKAGED TYPE, WALL MOUNTED TYPE, CUSTOM FLOOR TYPE, SUCT TYPE dan PORTABLE TYPE.
D I S A M P I N G i s t i l a h - i s t i l a h t e r s e b ut di a t a s k i t a j u g a m a s i h m e n j u m p a i i s t i l a hi s t i l a h l a i n y a n g p e n g g u n a a n n y a d a l a m s k a la besar m i s a l n y a u n t u k h ot e l, i n d u s t r i dll; yait u : • SISTEM UDARA P E N U H (AL L A I R SYSTEM) • SISTEM A I R KE UD A R A (WATER TO A I R SYSTEM) • SISTEM A I R PE NU H (A LL WATER SISTEM). Udara dalam ruang terdiri dari campuran beberapa jenis gas dan uap air. Udara k er in g (dry air) t er di ri da ri Nitrogen 78%, Oksigen 2 1%, Carbondioxida 1% serta se ju ml ah kecil gas-gas l ai n, sepe rt i hydrogen, h el iu m, Neon, Argon da n la in- la in. Pada pr ins ipn ya kandungan gas-gas dalam udar a di ma na pu n sama, ke cu al i udara yang berada di daerah i nd us t r i , pegunungan dan di at as la ut , karena cli pengar uhi oleh lokasi dan kondisi li ngk ung an sekitar. Kandungan air dal am udara juga bisa berbeda-beda. j ik a sat uan berat di ny at ak an dal am Kg. maka satuan udara dinyat akan dalam volume (meter kubik). Sepanjang tah un s uh u rata-rata di Indones ia adalah 32 - 39 "C, sedang su hu tu bu h yang ideal berki sar an ta ra 36 - 37 "C.
Kelembaban udara (humidity) sangat vital bagi pernafasan manusia sehingga kadar
kandungannya dalam udara perlu dikontrol
secara tetap. Kelembaban udara adalah prosentase kandungan uap air dalam udara.
Dalam udara vang panas lebih banyak menvimpan uap air dari pada udara yang dingin. Kelembaban udara mempengaruhi
tin gka t penguapan pada tubuh manusi a.
CASSETE TYPE
Udara kering mempercepat penguapan udara sehingga mendinginkan permukaan tubuh. Udara lembab akan menghalangi penguapan udara dari
badan, sehingga kita merasa panas. Kondisi udara y ang se ju k dan n ya man a da la h pada t i n g k a t kelembaban 50-60% sedang kecepatan udara yang ideal adalah an ta ra 15 - 20 KPM.
6. PRINSIP KERJA AIR CONDITIONER (AC)
Ventilasi ruang dengan siste m AC adalah su at u u sah a manu sia un tu k memasukkan sejumlah udara segar secara te ra tur dan k onst an ke da la m rua ng dengan mempergunakan suatu unit alat yang disebut Air Conditioner (AC). Jumlah udara yang dimasukkan ke dalam ruang akan dig unak an un tu k
menurunkan kandungan uap air dalam udara, menghilangkan bau yang tidak sedap, keringat, gas, dan kar bon dio ksid a. Jumlah udara segar vang di but uhk an juga tergantung dari ak tifi tas pengguna ruang. Semakin ba nyak orang yang
merokok cialam ruang, harus semakin cepat dan Bagan umum dari alat AC dirinc i dalam 9 (sembilan) bagian po ko k y ai tu :
KOMPRESSOR, KONDENSOR, SARINGAN (STRAINER).PIPA K A P I L E R , PENGGANTI PANAS (HEAT EXCHANGER), EVAPORATOR, AKUMULATOR, SALURAN HISAP (SUCTION LINE) DAN
BA HA N PENDINGIN (REFRI GER ANT ) . Pada saat AC dihidupkan, selang beberapa wa kt u kemud ian bagian depan terasa dingin sedang bagian beiakang terasa panas. Pada bagian depan terpasang evaporator dan blower yang diputar oleh motor fan.
Udara dalam ruang dihisap oleh blower melalui saringan udara ( a i r f i l t e r ) . Sewaktu udara lewat eva por ato r ter jad i proses pendinginan, sehingga uap air yang terkandung di dalam udara mengembun kemudian dikeluarkan dengan
kecepatan tinggi.
A i r embun ( kon d ens a t) yan g ter ja di akan menetes dan dialir kan keluar,
menyebabkan perbandingan kelembaban udara akan berkurang. Sebaliknya apabila temp erat ur udara terlampau rendah, maka udara tersebut akan dipanaskan dengan cara mengalirkan melalui koil pemanasan, Dengan demikian akan diperoleh suhu udara seperti yang diprogramkan.
Untuk bahan pendingin AC di pergunakan zat yang sifatnya mudah diubah dan bentuk gas menjadi cair a tau sebaliknya. Bahan terseb ut d ipakai u ntuk menyerap
panas dan evaporator dan mengalirkannya ke condensor. Jenis gas pendingin yang dikenal antara lain; Freon keluaran L)u Pont (AS),Frigen dari hoecshst AC". (Jerman). Ar cton dari 1CI (Inggris) Ucon da ri Union Carbide Corp (AS) dan masih
banyak lagi.
Bahan-bahan pendingin dari berbagai kondisi udara pada prinsipnya tidak boleh beracun, tidak boleh berbau, tidak boleh ter bakar atau meledak sendiri bila tercampur dengan minyak atau jenis udara yang lain, dan tidak boleh
menimbulkan daya korosi pada pipa saluran AC. Bahan pendingin disimpan di dalam tabung-tabung dengan warna yang berbeda-beda disesuaikan dengan jenis isinya.Pada sisi lu ar tabung tertera isi, dan tekanan da ri bahan pendingin tersebut misalnya, Freon 13 ( b ir u muda ), Freon 12 ( P utih ), Freon 500 ( K u n i n g ) da n seterusnya.
7. DASAR - DASAR PERHITUNGAN PENGGUNAAN AC
B i l a k i t a a k a n memasang AC u n t u k s u a t u r u a n g k i t a p e r l u m e n g e t a h u i t e r l e b i h da hu lu data yang akan di ja di ka n dasar pe rh itu ng an at a u p en en tu an kapasi tas AC, yaitu :
Dimensi
ruang
un t u k
mengetahui
besaran
Volume
udara
yang
dibutuhkan.
Fungsi ruang dan jen is kegiatan ya ng di lakukan.
Letak dan ukuran jendela, j u m l a h bukaan d in di ng yang borkaca, serta jen is kaca yang dipakai.
Jenis benda yang da pa t menim bulk an panas da la m rua ng, sepe rti tel evi si ,setrikaan dll.
Orientasi ruang terhadap mata angin, serta besar dan j u ml a h waktu penyinaran sinar matahari perhar i dan permu si m.
J umlah kapasitas pengguna ruang.
Kondisi udara sekeliling, seperti s uh u, kelembaban rel at if , da n perubahan cuaca.
Perhitungan lebih la nj ut secara teknis dan bagaimana detailnya, kita serahkan
saja pada teknisi. Kegunaan a tau fungsi AC mampu un tu k mengantisipasi segala kebutuhan yang bersangkutan dengan pengkondisian udara dalam ruang seperti : a.
Mengatur suhu udara ( temperature )
b.
Mengatur kelembaban udara ( humidit y )
c.
Mengatur aliran udara ( ai r motion )
d.
Pembersihan udara ( a ir cleaning )
e.
Ventilasi udara segar ( fresh air ventil atio n )
Saat ini baru diperkenalkan 2 type AC baru yaitu AW 1007E
kapasitas
pendmgm
sebesar
8000
BT/jam konsumsi
menggu-nakan
Iistrik620 wait, dan type AW 1210
E
pendingin
dengan
10000
kapasitas
BT/jam
menggunakan daya listri k 780 Watt. Angka-angka tersebut
lebih tinggi dibanding dengan ukuran umum yaitu 1pk = 8000 BT(BT = British Thermal Unit), Kusus dalam perhitungan 151 diambil ancer-ancer sbb; un tuk setia p l( sa tu) meter persegi lan tai ruangan dengan ukuran tinggi langit-langit 3-4 m dibu- tuhkan 550 BT.
Untuk ruang yang 3 x 4 nr diperlukan AC berkapasitas berukuran 3 x 4
BT/jam = 6600 BT/jam. Apabila ROOK TV/'K /);
denr.an
kurang dari angka tersebut tingkat kesejukan udara dalam
ruang akan berkurang,sehingga kompresor harus bekerja lebih berat dan tentu akan mempengaruhi usia AC. AC yang sering dihidupkan u n t u k
waktu
yang r el at if
singkat akan
mengganggu kompresor, sebab tekanan yang ada di kompresor akan m onj adi t id ak sta hii . Ar t in ya tekanan masih tinggi, tiba-tiba mati, la lu bekerja kembali maka sebaiknya ada interval waktu yang cukup, misalnya berkisar antara 2 sampai 3 jam. Catatan : Sebelum menentukan penggunaan system penyejukan udara dalam ruang, seorang disainer perlu mengetahui lebih dulu prinsip-prinsip kerja AC, dan mengetahui cara pengoperasian serta perawatannya yang antara lain sbb :
Mem ilih konstruksi yang sederhana
Dipilih merk AC yang tahan lama
Mudah direparasi bil a terjadi ke rus ak an
Mudah dicapai, pemasangan tid ak te rl al u ti ng gi
Mudah da lam perawatan dan mesin tidak bising
Mampu mengantisipasi perubahan – perubahan Cuaca
pertimbangan ekonomis, hemat energi
Pil ihl ah b entu k AC yang artis tik agar da pat m en un ja ng kei nda han i n t e r i o r d a n tentukan pemasangan pada tempat yang tepat
DEKORASI SEBAGAI UNSUR PENDUKUNG TATA RUANG (MINGGU III)
Untuk mencapai .hasil perancangan yang op ti ma l d an s u a t u dis ain ta ta ruang dalam, banyak unsur-unsur yang bisa u n t u k
mendukung nya.
Salah sat u
dia ntar any a adalah unsur DEKORASI, karena tanpa dekora si sebagai u ns ur keindahan,maka ruang akan kurang menyenangkan. Unsur-unsur dekorasi mancakup pengertian tentang teori estetika seperti titik, garis, bidang, komposisi warna,.proporsi , texture, keseimbangan dan lain-lain yang diaplikasikan pada kesatuan elemen
ruang. elemen keindahan yang.lain misalnya : • Perabot tambahan
• lukisan • pot bunga
• benda antik dan lain-l ain. Dalam perancangan disain suatu ruang hendaknya dijaga p e r p a d u a n a n t a r a berbagai unsur-unsur dekorasi yang ada di da la m r u an g dengan dekorasi y a n g ad a diluar ruang seperti: kolam, lampu-lampu taman, p a t u n g dan s eba gai nva . Pada gambar di bawah ini bisa kita li hat di nd ing yang dideko r dekor dengan ba t u a!am dan ruan g yang dipenuhi dengan tanam-tanaman.
Bangunan yang dibuat dengan perancangan yang baik sekalipun, tetapi apabila
tanpa didukung oleh unsur dekorasi, pasti tid ak akan berhasil.
Keindahan yangakan dijadikan sebagai pola utama disain hendaknya d ite ntu ka n
terlebih dulu dengan membuat warna dasar sebagai unsur pokok kemudian menyusui textur, dan baru pola-pola pendukung disekelilingnya; Adapun pola
>
yang baik yaitu pola yang mempunyai daya tarik, baik di waktu siang maupun di malam hari. Misalnya penggunaan pola tunggal yang ku at dengan warnawarna yang berani dijadikan sebagai
aksen
dan warna lembut sebagai
pendukung. Dengan berbekal pengertian keseimbangan baru kemudian perhatian diarahkan pada bentu k f ur ni tu r secara keseluruhansebagai satu kesatuan.
Seseorang akan siap menerapkan beberapa prinsip dekorasi bila yang
bersangkutan telah berhasil mengumpulkan materi-materinya, dan unsur-unsur budaya
setempat
bisa
dikembangkan
untuk
dipakai
sebagai
dasar
pengorganisasian ruang secara keseluruhan.
el em en dekorasi dicoba dikembangkan u n t u k bisa berfungsi sebagai hiasan ruang berfungsi agar tempat lebih u nik. Pada praktek, kadang-kadang membuat sesuatu yang janggal dalam proses perancangan disain interior, terleb ih lagi bila ada 2 orang perancang yang bersama-sarna mendisain ruang yang sama dengan top ik yang sama pula . Disainer
perlu
mengambil
keuntungan
yang
seluas-luasnya
dari
kesempatan un t u k menghias dengan cara menyatukan semua un su r-u nsu r yang menjadi pusat perhatian u m u m da n yang pa ling di se na ng i, karena dengan demikian dapat u n t u k menunjukkan kegemaran dan minat si perancang.
Ruang tidur dengan bahan pelengkap seperti penutup ranjang(bed cover), karpet dan dan sebag ebagai ainy nya a dapa dapatt u n t u k mengh enghiidupk dupkan an ru an g deng dengan an menam enamba bah h se di ki t se ntu han yang yang bers bersif ifat at huma human, n, maka maka ruan ruanga gan n tera terasa sa menja enjadi di lebih hang hangat at.. Mesk Meskip ipun un bendabenda-be benda nda pele peleng ngka kap p hany hanya a seba sebagi gian an keci kecill da ri se l ur uh deko dekora rasi si,, tet api bend bendaa-be bend nda a ters terseb ebut ut teta p memp mempuny unyai ai peran peranan an p e n t i n g g un a menc mencap apai ai keseimbangan total. Benda enda-b -ben enda da pele peleng ngka kap p d ika teg ori seba ebagai gai benda benda f un gs i on al dan dan de ko ra ti f y a n g maks maksud udny nya, a, bisa bi sa berbob berbobot ot u n t u k dipaja dipajang, ng, misa misalny lnya; a; kolek koleksi si cangk cangkir ir dengan dengan piring kecil dit empa tkan pada al mar i su du t akan mem memberikan ke kesan yan yang meyakinkan. Benda-b Benda-benda enda pelengk pelengkap ap fungsion fungsional al yang la in y a i t u bendabenda-ben benda da yangdig yangdigunak unakan an u n t u k maksudmaksud-mak maksud sud tertentu tertentu sesuai sesuai dengan dengan fungsi ruangse ruangseperti; perti; lampu-la lampu-lampu mpu,, jam, cermi ce rmi n/ kaca ka ca,, l a mp u meja meja,, b u k u - b u k u semu semua a i t u hend hendak akny nya a ters te rsus usun un secara berencana.
Perhatian khus us pada sua tu bagian da n ban gun an juga di b ut u hk an guna mendukung kelengkapan fungsional yang menarik. bagian-bagian yang kec il dima dimanf nfaa aatk tkan an untu untuk k pele peleng ngka kap p ten tu akan akan memb membaw awa a ko ns ek ue ns i dala dalam m pene penent ntu u su a t u keindahan ruang agar lebih berkesan. Berdasarkan pengalaman, bentuk pola atau benda-benda yang ramping di dalam ruang uang besa besarr ta tampak pak ber berllebih ebiha an ji ka di sba nd in g de nga n pa tu ng ya ng mun gil , tet api menu menuru rutt pand pandan anga gan n mata mata kita kit a tamp tampak ak kur kuran ang g sera serasi si.. Hal Hal t er se bu t b a n y a k kit a j u m p a i pada pada bang bangun unan an aba abad d pert perten enga gaha han n yan yang g penu penuh h deng dengan an uk i r a n d a n ornamen sebagai unsur dekorasi. Penempatan meja yang bagus bagus m emp uny ai peranan ya ng kh us us u n t u k pandangan mat mata karena berirama da ri sat u bagian ke bagi an ya ng la in , i r a m a n y a bergerak dalam urutan yang menarik.
Meja didis ain sama tinggi ggi den dengan leng engan ku rs i karena rena pro por si teras
Dekorasi ruang duduk dengan menyatukan unsur-unsur taman pola dan texture akan menjadikan ruang bertambah hidup kurang tepat bila dibuat lebih tinggi atau rendah terhadap meja.
Deng Dengan an memp mempe ergun rgunak akan an dekorasi dind dindin ing g yang berir ama ya ng sejalan dengan arah garis perabot serta penempatan dari obyek pada jarak tertentu bisa untuk mengurangi kesan dimensi oval dari ruang. Sentuhan halus dari dekorasi meliputi semua bagian-bagian disain yang dianggap baik, dengan cara mengkombinasikan warna, tekstur bentuk,
proporsi proporsi,,
keseimba keseimbangan ngan,,
kont kontra ras s
dan dan
lain lain-l -lai ain n
akan akan
memb memban antu tu
keberhasilan perancang tata ruang.
Pada ruang tidur banyak kegiatan yang dilakukan seperti berhias, membaca, menonton tv dsb. Penentuan dekorasi harus mendukung kegiatan tersebut tanpa harus mengorbankan prinsip dekorasi.
Dalam proses pendekorasian benda berfungsi unsur tek st ur akan dirasakan dengan penuh dan akan membantu perpaduan dari prinsip keseimbangan dan skala
benda
s ec ar a
mudah.
K e em p at
macam
u n s ur
t e rs e bu t
bila
dikombinasi dengan warna -wa rna membuat sua tu Interi or hadir bagai sebuah luk isan yang indah, sedang penampilan dari susunan dan corak tersebut dapat men unj ukkan karakter zaman dan tingkat kebudayaan sesuatu bangsa. Keseimbangan dan skala yang berhasil akan membuat rasa yang menyenangkan dan bersi fat mengundang sehingga ki ta pada suat u k etik a t ahu bagaimana
susunan corak yang digunakan untuk mencapai keseimbangan dan skala yang tepat.
Sebelum
menggunakan
keistimewaan
dan
kekhususan
tersebut,
sebaiknya diperiksa kembali beberapa prin sip yang penting dalam disain dan
sesungguhnya tidak ada a In ran yang boleh dilanggar, tola pi disain menganalisa persoalan dalam batas-batas kewajaran dari prinsip disain sebagai sesuatu cara pemecahan persoalan yang unik. An alisa garis dan b en tuk ruang, jen is- je ni s
pe ra bo t
dengan
jal an
pe ng ut am aa n
elemen-elemen
yang
menyenangkan a tau dengan menggunakan samaran un tu k menutupi bagianbagian yang tidak diinginkan. Garis vertikal kelihatan mulia, tenang dan maskulin seperti yang kila lihat dalam k at ed ra l dengan ruang yang berplafon tinggi dan bila dikombinasikan dengan garis horizontal akan kelihatan klasik dan kuat, sebagai bagian dari a rs it ek tu r modern seperti Shaker, dan perabotperabot Bauhaus.
Garis lengkung kelihatan sebagai curahan perasaan yan g bersemangat dan romantik, contoh : perabot Louis XIV, XV, Cabrioles, Bentwood Piece, Arsitektur Rococo dan Paisley Fabrics.
Bentuk-bentuk pada umumnya berupa garis lengkung dan alam dan digabung dengan gaya-gaya oriental akan memberi kesan bergerak dan dinamis. Jika kita tidak menggunakan bentuk-bentuk si met ris maka benluk segi empat , bulat, garis panjang akan terkesan lebih dominan sedang bagian lengkung dari sofa akan membuat bagian- bagian ruang mempunyai hubungan harmonis dengan
elemen yang lain.
I I I I I I
Apabila kita telah yakin bagian mana yang dominan maka kondisi ruang dianggap
sudah cuk up kuat untuk menentukan bagian-bagian mana dan ruang yang penting sehingga kita tidak kehilangan arah dan lepas dari keteraturan. samar . Sebuah lukis an modern dapat juga menarik p er ha ti an da l am sebuah r u a n g t r a d i s i o n i l a s al k an penempatannya tepat.
Keharmonisan sehuah ruang dicapai dengan memadukan unsur tekstur bentuk serta keseimbangan dari bahan-bahan yang akan membuat sebuah r u a n g menjadi
r~;
I I I I I I I l I l l
tampak lebih anggun dan abadi.
Suatu
ruang yang
didekor
dengan
tekstur
yang
sama
merupakan
kecerobohan yang besar, begitu juga kalau terlalu banyak variasi warna. Bisa terjadi tekstur yang kasar dan kuat akan membuat ruang yang membosankan
akan berubah menjadi bertambah meriah. Penambahan suatu area dengan bahan yang bertekstur kasar bisa jadi lebih baik tapi bisa juga merusak kesan ruang. Ruang lembut ditambah dengan elemen diachrome akan tampak lebih hidup sedang ruang yang didekorasi dengan warna monoton atau warna-warna halus dan lembut akan membuat tampak kurang hidup. Dengan demikian
jelaslah bahwa teks tur dan warna te rny ata mempunyai pengaruh yang dominan dalam dekorasi. Tekstur mempunyai ciri mulai dari yang kasar sampai yang halus, dari yang te rli ha t dengan jelas sampai ke yang semu seperti pada urat kayu atau pada beludru.tekstur untuk dekorasi te rd ir i da ri berbagai macam :
Tekstur dari bul u- bul u ; bahan tanaman, karpet da n permadani
Tekstur halus ; bahan-bahan gelas, kristal, gading, rotan dsb.
Tekstur kasar ; batu-batuan, manner, ka y u dsb .
Hubungan semu antar satu bangunan dengan yang lain me nu nt ut persyaratan sebagai mediator Iewat tekstur, fungsi, bentuk dan lingkungan Tekstur seperti pada batu memberi kesan pada s i f a t bahan secara langsung, menyentuh perasaan bagi orang yang melihat tanpa perlu merabanya. Tekstur bisa juga didapat dari bahan organis misalnya r u mp ut at au jenis-jenis lai n. Untuk membuat kesan ruang agar tampak kecil da pa t di gun ak an teks tu r dengan bahan kasar, batu bata, atau dengan merendahkan la ng it -l an gi t ata u di pa du ka n dengan peletakan permadani warna kuat at au gelap. U n t u k membuat r u a n g agar terasa besar.
dengan mempergunakan ce rm in at au benda diachrome, dengan ventilas i lebar. Permukaan kasar suatu bahan akan memperkecil intensitas warna bahan, karena cahaya dan warna diserap olehnya, karpet dengan tekstur kasar akan lebih menarik perhatian dari pada suatu permukaan yang mengkilap.
Je ni s katun, cetakan sederhana sampai yang termahal dan sutera tebal yang bagus dengan po la-p ola beraneka ragam akan menambah karakter ruang. Membuat pola agar d o m i n a n harus melihat bagian-bagian mana yang penting d a r i s ua tu ruang agar b isa tampak spe sifi k. Pola diterapkan pada bangunan, jendela, dinding, lantai atau perabot-perabot yang tersusun dari yang berukuran besar sampai pada meja perorangan yang kecil atau u n t u k langit-langit dengan menggunakan jenis tenunan atau wallpaper.
r
Pola dalam ruang d it iti kbe rat kan pada keindahan geometrik (alami) dim ul ai dengan membentangkan la nt ai v i n i l a t a u kayu, bisa u n t u k mendominasi suasana ruang agar tampak lebih berwibawa.
Rak perpustakaan terbuka, batu untuk dinding penyekat, semua mempunyai satu pola. Ukuran ruangdalam hubungannya dengan jum lah pola yan g akan digunakan misalnya : pola berskala besar dalam daerah luas kura ng cocok bila dibanding dengan daerah yang lebih kecil. Untuk membantu melihat hubungan an ta ra ukuran, pola dengan perabot-perabot memerlukan perhatian kritis. Untuk menjaga keseimbangan perabot-perabot biasa nya
di le ta kk an
pada
obyek yang menarik dengan jarak sama dari pusat imajinasi dengan mencurahkan
seluruh
keseimbangan
nor mal
perasaan
pada
dengan
jalan
batas
kerapihan,
Variasi
untuk
menggunakan kerangka dasar
sayangnya terapan ini kadang-kadang su ka r un tu k
tapi
mendapat pertemuan
bagian-bagian dan masing-masing bentuk (model).
Obyek hendaknya diberi latar belakang berbeda. Lukisan cat air yang bagus akan tampak hilang, jika sekitarnya banyak terdapat lukisan lain atau lukisan posterposter, sehingga perlu diperhitungkan penempatan yang berlawanan. Keseimbangan informal agak sukar untuk dicapai karena obyek-obyek yang tidak sama bentuknya sering dikelompokkan secara dini di sekeliling garis pusat menjadikan tampak kurang seimbang pada kedua sisi muka sehingga hasilnya akan
memperlihatkan
si fat
informal. Sebelum menyiapkan bahan-bahan dekorasi,
hendaknya dipelajari terlebih dahulu dengan sehelai kertas berwarna sebagai
percobaan dari disain yang akan direncanakan. Penciptaan perabot-perabot baru harus ada kes atu an, yang secara umum sebaiknya mengikuti aturan-aturan yang telah ada karena setiap perubahan di satu tempat pasti akan berakibat pada yang lain dengan mengundang persoalan-persolan baru di tempat lain.
Obyek hendaknya diberi latar belakang yang berbeda. Lukisan cat air yang bagus akan tampak hilang, jika sekitarnya banyak terdapat lukisan lain atau lukisan poster-
poster, sehingga perlu memperhitungkan penempatan arah yang berlawanan.
Dekorasi dinding merupakan cara paling baik untuk dikombinasikan dengan pajangan perlengkapan dekorasi yang monoton, termasuk cermin a tau patungpatung metalik. Benda-benda padat atau bingkai yang artistik akan menolong peran lukisan menjadi lebih menonjol dan berdimensi tiga, dan vang lebih meyakinkan lagi bila dekorasi dikombinasi dengan satu set perabot yang sama besar atau lebih besar akan memberi kesan besar pada pandangan. Un tu k mendukung penglihatan agar
dapat memperluas fungsi dekorasi dengan cara menaikkan tinggi lantai lebih-lebih
bila furnitur dalam ruang tersebut kurang memadai mungkin cara ini yang paling tepat. Apabila kita telah yakin bahwa problematika telah bisa diatasi kemudian selesaikanlah salah satu unsur yang dianggap penting pada bagian yang lain,
demikian seterusnya.
Methode lain dengan jalan perencanaan langsung di tempat yang akan didekorasi dengan jalan membuat percobaan-percobaan maka sampailah pada penentuan salah
sat u obvek yang paling baik, dan disertai catatan-catatan seperlunya guna menyusun rencana anggaran.
Tiap bagian dinding dipelajari, mana tempat-tempat yang masih bisa diperindah agar bisa menyambung dengan bagian-bagian lain yang ada di dalam gedung.
Ruang keluarga, dapur, kamar tidur, ruang tamu dan selasar memiliki peluang besar un tuk diberi dekorasi terutama pada dinding. Di tempattempat yang sempit
diusahakan agar ada kets timewa an-k eisti mewaa n kh us u s
ya ng
bisa
menambah keindahan obyek tanpa merusak alam sekitar. Keuntungan-keuntungan la in da ri pemanfaatan u n s u r - u n s u r estetika seperti : keseimbangan, skala, vvarna, proporsi merupakan modal da sa r
da la m
pembuatan dekorasi baik yang ko nve nsi oni l dan t ra dis ion il , sampai pada post modernism. Sejumlah perlengkapan dekorasi yang akan d i p a k a i merupakan persoalan tersendiri, tergantung dari acara pandang mereka mas ing- masin g, tet api pada
umumnya penambahan benda baru akan mempengaruhi el em en de k or as i y a n g te la h ada sebelumnya. Dengan jalan mengadakan beberapa pilihan te nt an g cara pendekorasian melalui warna atau tekstur pada tempat yang dominan di dalam ruang akan memberi hasil yang sangat mengagumkan.
Ruang-ruang u n t u k beristirahat secara r ela tif sering terjadi bahwa pengunjung secara otomatis bergerak ke tempat yang bisa memberi suasana te na ng dan tente ram dengan men ikm ati al am benda dekorasi .
Keleluasaan gerak keamanan dan keselamatan pengunjung merupakan tujuan perancangan disain tetapi disamping itu manusia juga membutuhkan kepuasan batin yang berupa keindahan.
Penggemar
benda-benda
an ti k
misalnya,
senang
me ngu mp ul kan
benda-benda u n t u k di j ad i ka n sebagai bahan dekorasi da n bagi mereka yang keb et ula n mempunyai mi n a t y an g sama ak an i k u t merasa gembira karena tel ah menemukan obyek yang sama-sama merek a sen ang i. Bag aim ana membawa pa nd an ga n ag ar serasi dan
terkesan benar-benar merupakan tantangan yang hanya bisa dicapai melalui usaha penyiapan disain secara terprogram. Menghias
permukaan
dinding
merupak an
tin dak an
pertama
dala m
menampilkan suatu dekorasi yang tidak terasa bosan di sepanjang jaman pada ruang keluarga dibutuhkan meja dan sofa dan begitu pula di ruang makan te ta pi ca ra penempatannya dibuat lain agar dominan di dalam ruang. Bendabenda dekorasi lainnya sangat dibutuhkan guna menunjang kebutuhan kerja yang la in mis al ny a asbak, ja m di sisi tempat tidur, atau lampu. Dekorasi di daerah yang posisinya dominan mudah diatasi tetapi bagaimana dengan dekor asi di tem pa t yan g kuran g, pent ing? maka perlu diusahakan agar tidak terjadi dekorasi yang telah ada mongganggu dekorasi baru atau sebaliknya. Penempatan dari perlengkapan dekorasi di sekitar ruang harus tetap berhati-hati dengan menghindari penempatan pot-pot di se ki ta r sofa dan l eb ih ba i k lagi bila
diletakkan pot di depan dinding-dinding
kosong u n t u k
membuat
ak se nt ra si d ar i daerah sekitar. Dekorasi pada exterior tidak bisa lepas da r i kepentingan i nt er i or misalnya : lampu di atas kolam atau halaman mempunyai hubungan penglihatan dari dalam ruang. Kita tidak boleh mengorbankan obyek utama guna mendapatkan keuntungan lain yang belum tentu berhasil. Pemakaian tanaman sebagai u n s u r dek ora si ak an
menambah keberhasilan seorang disainer dalam
menata ruang karena tanaman sebagai unsur dekorasi pelengkap dapat memperlembut su a s a n a y a n g serba keras dan berfungsi sebagai penghubung atau pengikat satu elemen dengan elemen lain.
Penempatan tanaman berpotensi atau dimaksud untuk : a.
Pengisi ruang yang masih dianggap kosong.
b.
Sebagai aksen dekorasi.
c.
Berfungsi sebagai pelindung pandangan dan cahaya.
d.
Berfungsi untuk penghambat rambatan suara.
e.
Sebagai elemen pelunak slruktur bangunan.
Hal lain yang menarik dalam sistem dekorasi adalah u n s u r penggunaan unsur seni tiga dimensi yang juga bisa berguna dan berhasil memberi keuntungan pada kelompok-kelompok dan beberapa kombinasi perambat sehingga dekor tampak lebih semarak dan hidup.
PERABOT DITINJAU DARI SEGI DEKORASI. Perabot merupakan unsur yang unik karena perabot itu sendiri adalah elemen dekorasi yang kehadirannya dida la m ruang terbawa oleh fu ng si. Dalam meneliti d is ai n perabot, kita harus b er pr ins ip bahwa k ita harus memilih perabot apa saja yang kelak dibutuhkan di dalam ruang tersebut sesuai dengan keseimbangan dan skala ruang.
Kelernahan tanarnan sebagai unsur dekorasi semata-mata terletak pada faktor pemeliharaan karena tanaman mernbutuhkan sinar matahari. Dis ai n perabot d al am penempatannya menunt ut
pertimbangan-pertimbangan dalam segi bentuk, ukuran, tekstur,
model, warna dan kualitas bahan.
Se ri ng ka li perabot dianggap menyenangkan dan akan menambah keindahan dalam arti kata a bstrak oleh karena itu perlu diko mbin asik an dengan uns ur dekorasi dan bahan-bahan alami lainnya seperti tanam-tanaman akan menjadikan suasana tampak lebih menyatu dengan alam sekitar. Uk ur an , pola dan tekst ur, apakah sudah sesuai u n t u k mengimbangi b ent uk perabot. Hal tersebut p en ti ng gu na mempertinggi daya ta ri k f u r n i t u r i t u sendiri sedang intensitas warna, pola dan bentuk yang berani akan berfungsi sebagai pendukung
dekorasi
yang
mampu
mempengaruhi
suasana
ruang
secara
langsung.
Keseimbangan formal adalah simetris memberi kesan ruang menjadi terang (cerah) hal ini lebih mudah dicapai dari pada keseimbangan informal.
Sebagai contoh, dalam sebuah ruang ditempatkan sofa berwarna gelap di tengah ruang dan di tambah dengan koleksi bantal-bantal yang merupakan pengulangan dari warna-warna taplak. Bentuk sofa persegi yang lengkap dengan p u f f dan bantalan berbentuk segi tiga digabung, akan merupakan gu b a h a n u n i k ya n g bisa me narik perhatian. Keindahan kombinasi warna sarung bantal yang te rb ua t da ri bahan sat in sampai bahan wool pada hakekatnya sama nilainya. Suatu keuntungan lain dari perabot tradisionil pada umumnya dikarenakan memiliki skala yang tepat dan ornamen atau motif-motif menarik. Bila kita menginginkan penggunaan alat-alat elektronik atau elemen lain yangtermasuk modern sebaiknya di gunakan perabot yang non tradisional sobagai dasar pegangan atau dasar patokan dalam proses perancangan. Tingkat formalitas d ari su at u ruang mempunyai p er ma sal ah an tersen diri misalnya. benda-benda keramik t i d a k akan te rl ih at janggal ap ab il a ditempatkan di ruang keluarga atau pada ruang kerja, meskipun benda tersebut tidak berasal dari masa yang sama, tetapi benda tersebut tetap akan tampak formil atau tidak formil tergantung dari kepandaian penyusun perabot yang selalu mencerminkan karakter pribadi seseorang. Secara praktis di pilih sebuah sofa u n t u k ruang keluarga, te ta pi da la m rencana selanjutnya tidak akan ada orang lain yang memilih asbak atau lu ki san yang bentuknya sama sebagai pelengkapnya. Pemilihan perabot sebagai u n s u r penghias ruang menuntut keseimbangan secara menyeluruh dalam disain. Kita harus berhati-hati dalam memilih dan menempatkan perabot. Seperti halnya senyum akan mempercantik wajah seseorang, begitu pula dengan pemilihan perabot juga kan menambah rumah kita tampak lebih hidup dan menarik bagi mereka yang menatapnya. Apakah kita memiliki benda-benda perabot yang lengkap atau hanya dengan seadanya, maka dalam setiap penempatan harus tetap dipikirkan ruangruang mana yang tepat u n t u k mendukung keberadaan benda-benda tersebut.
Dengan penempatan perabot ki ta bisa mendapatkan proporsi yang cukup baik, lain halnya dengan sebuah lukisan yang besar, maka belum te n tu benda tersebut bisa memberi pandangan berbobot karena hiasan dinding hanya merupakan sebagian saja yang bisa memberi sentuhan dramatik dari seluruh
tata
susuna n.
Seandainya
kita
merasa
ragu-ragu
dal am
merencana maka sebaiknya d i bu at te rl eb ih da h ul u sketsa dengan skala lalu gambarlah elemen-elemen penting dari ruang, seperti letak pintu, jendela, dan ventilasi kemudi an buatlah aksen-aksen pad a di ndi ng yan g aka n dipasang hiasan dengan ja la n membuat tempelan-tempelan yang bisa di ub ah - u ba h sampai mendapatkan letak yang ba ik dari benda-benda tersebut.
Benda-benda pelengkap ditempelkan setelah itu pada taha p berikutnya n ya, lampu-lampu, jam dinding atau yang lain penempatannya juga dis es ua ik an dengan keb utu han , misalnya pada su du t meja kita per luk an la mp u u n tu k membaca, dip ih a k la in ki ta letakkan jam dengan memilih tempat yang mudah terlihat, dem ik ian
seterusnya, ulang i
proses-proses tersebut un tu k keempat sisi
dinding. Penggantungan hiasan-hiasan sedapat m u n g k i n sejajar a t a u s e d ik i t di bawah pandangan mata, tapi ada pul a yang har us di ga nt un g set ing gi ta ta pa n ma ta sewaktu kita memasuki ruang. Dekorasi merupakan ku mp ul an da ri berbagai uns u r yang
tergabung
dal am sa tu un it yang serasi dengan fungs i sebagai su atu kesatuan yang
harmonis Ragam h ia s berbagai bangsa bisa k i t a p e l a j a r i u n u t k s e l a n j u t n y a k i t a terapkan u n t u k mendapatkan suasana khu su s sesuai b ud ay a bangsa yang bersa ngkut an.Ben da-be nda hias tradi sional kaya ak an ragam, kit a kenal ragam hias geometri yang erat hubungannya dongan bentuk pola dasar yang kemudian berkembang menjadi ragam hi as yang beraneka d a l a m be ntu k gar is-garis patah, lurus ataupun l engkungdan diulang-ulang secara sistematis kesemuanya akan menambah keindahan tata ruang sebagai u n s u r dekorasi yang ma ntap. Demikian sekilas gambaran tentang peranan un s ur dekorasi da lam disiplin Disain Interior, dan tentu masih banyak lagi un s ur -u ns ur lai n yang per lu ki ta pelajari seperti sistem pencahayaan, pengatur i k l i m rua ng,
pe ng uk ur
dan
pembatas k eb is in ga n su ar a yang kesemuanya merupakan man if estasi di sa in er da lam pe ngab di an ny a pada bangsa dan kebudayaan dari su a tu masa.
MATERIAL L O G A M
PENGETAHUAN MATERIAL DASAR DISAIN INTERIOR Pengetahuan Material logam.
Awal penggunaan logam oleh orang, ialah ketika orang membuat perhiasan dari emas dan perak tempaan dan ke mu di an membuat senjata a t a u mata bajak dengan menempa tembaga h a l i n i dimungkinkan karena logam-logam ini terdapat di a la m d a l a m keadaan murni, sehingga dengan mudah orang dapat menempanya.Pengecoran perunggu dilakukan pertama kali di
zaman Mesopotamia kir a - kira 3000 tahun sebelum Masehi, teknik in i kemudian dib aw a ke Asia Tengah, I nd ia da n Cina. Dalam zaman Cina kuno semasa Dinasti Yin, yaitu kira-kira 1.500-1.400 tahun sebelum Masehi, pada masa it u tangki tangki besar yang ha lus p en ge c or a n.
buatannya dib ua t dengan jala n
Cara p e n ge c o r an
p a d a zaman i t u
ia la h
menuangkan secara langsung logam cair vang didapatkan dari b ij i besi da n dituangkan lang sung ke dal am cetakan. Saat i ni ma te ri al logam ata u sering dis ebut metal adalah bahan yang banyak di pak ai u n t u k kebutuhan kerekayasaan i nd us ri dan sangat menentukan hasil kinerja dar i su at u peral atan dan pr od uk yang d ii ng in ka n. Pada umumnya, penguasaaan dari ilmu
material
l og am
(meta llurgi )
d ip e rl u ka n
untuk
mendukung, perencanaan / desain d a n s u a t u peralatan dan konstruksi produk yang dih as il ka n, terutama y an g berkaitan dengan kekuatan / ketangguhannya, karena s u a t u ki ne rj a peralatan dipersyaratkan harus sesuai dengan standard teknis y a n g di mi nt a. Pengertian bahan/material logam yang di pa ka i dida la m perencanaan tek nik da n pro duk yang dista ndar kan biasanya mencakup material logam yang mengandung besi ( NON FERO
) dan lo ga m yang tidak mengandung besi ( non ferro) termasuk
al lu mi ni um (,AI) , Bronz ( paduan tembaga ), Brass ( paduan kuningan ), seng ( pa du an ) dan beberapa jenis logam mu li a. Dengan pesatnya kri ter ia bahan dan tuntutan persyaratan teknis, kinerja peralatan dan pr od uk
van g
distandarkan
haruslah dapat dipenuhi maka i l mu logam sangat penting untuk dikuasai, tetapi tidak semua peralatan dan produk dapat dipenuhi oleh logam, bahkan banyak dijumpai material yang non
logam
justru
lebih
cocok
un tu k
dipakai
seperti
a l l u m i m u m , tembaga, perunggu, seng, composite, plastik, ceramic dan banyak lagi yang mampu untuk mensubtitusi fungsi logam sebagai material .
Saat
ini
logam
konst ruks i
dan
lebih
populer
pendukung
dipakai
material
sebagai un tu k
material
kebutuhan
peralatan / perencanaan produk yang sering disebut sebagai engineering material. Peranan material / bahan sebagai raw mat eri al pr od uk me m p un va i kekhususan pendalaman serta kekhususan tersendiri yang perlu ditelaah.
Di bawah ini akan dijelaskan secara garis besar ur ai an mat er ial
logam dan kaitannya dengan non logam yang
d i j u m p a i d a l a m pengetahuan bahan yang sering disebut juga sebagai engineering material .
Logam secara u m u m dik ena l sebagai mat eria l pe nd uk un g konstruksi bangunan dalam bentuk baja beton, baja pr of il e sebagai kerangka baja yang mendukung bangunan juga sebagai material pengsupport bangunan seperti atap (sealing), ducting, r a il tangga, kitchen material, sanitary meterial dan banyak lagi fungsinya sebagai interior bulding. Secara umum dapat dibagi menjadi logam berbasis ferro dan logam non ferro basis. Logam ferro (ferro met al s) di ke na l sebagai baja dan besi (besi cor) sedangkan logam non ferro (non f er ro metal) yaitu logam selain besi dan baja Logam non fe r r o d a p a t dibedakan sebagai : Logam ringan : (allummium, magnesium ) Logam berat
: (timbal
/tima h hitam, tembaga ) Logam mulia : ( emas,perak,platina ) Logam radioaktif : uranium, germanium, r a di um Logam ti ti k lebur tinggi, chrom.nickel, cobalt
Logam dengan titik lebur rendah, timah, timbal, bis mut Dari penjelasan di atas yang banyak di pa ka i sebagai penguat / konstruksi bangunan adalah baja sedangkan di dalam bangunan tersebut, material interior banyak di gu na kan logam non fe rro seperti alu mini um, tembaga dan timah
Besi dan baja
Besi tuang adalah campuran besi (Fe) dan karbon ( C ) dengan kadar karbon > 2%. Sedangkan baja tuang adalah campuran besi karbon dengan kadar karbon < 2%. Dalam rangka memperbaiki si fa t ditambahkan
UNSUR-UNSUR
lai n
mekanis besi cor maupun baja cor selalu sebagai
impurity
maupun
kesengajaan
perencanaan. Baja yang mendapatkan perlakuan tersebut seri ng disebut sebagai baja al loy , yang mengarah kesifat-sifat khusus dan u n t u k kepentingan terte nt u.
Fe-C DIAGRAM (Diagram keseimbangan Fe-C )
Dalam aplikasinya material apapun yang di pa ka i/ di gu na ka n ya ng per lu diketahui a da la h spesifikasi kekuatannya, s i l a t - s i f a t mekanik dan sifat kimia yang menjadi Cata tan khusus d a n ma te ria l tersebut (acuan standard yang
dipenuh i ). U n t u k material , khususnya logam yang dipakai a c u a n adalah tensile strength (o,) yangdicapai, saat ini dapat diacu bahwa dengan mengetahui kekerasan dari material logam (angka HB) maka me la lu i cara mengkonversikan ke dalam tensile strength ( d i l i ha t d a ri tabel standarisasi, standard internasional yang dipakai) dapat d i k e t a h u i secara langsung tensile strength ( kek ua tan tar ik) material tersebut dalam Kg/ cm 2.
Logam non ferro.
Disamping logam banyak raw material lam sebagai produk dan sebagai pelapis dengan persyaratan khusus yang harus d i p e n u h i dikelompokan sebagai composite, ceramic dan rubber ya ng a k a n dijelaskan secara lengkap pada bab - bab tersendiri. Hakek at da n perencanaan itu sendiri ad al ah merencanakan peralatan pr o d u k j a d i dengan menggunakan material yang seminim mun gk in tetap i K u a t
dal am fu ng si kerjanya at au pemakaiannva
serta prima dari segi estetikanya. Bagian peralatan yang umum dijumpai dan banyak
dipakai di lingkungan indu stri
bangunan dan in ter ior nya
dapat
digolongkan sebagai mate ri al de kor ati ve.
Khusus di dunia bangunan dan interior, perancangan yang dilakukan mencakup terhadap segi ke in daha nnya, jen is mat erial standard pelapisan yang di la kuk an ju ml ah produk yang ditarg etkan dan cara produksinya menjadi kriteria yang harus di pe nu hi . Karena keterbatasan uraian d i kt a t ajar i ni , maka diharapkan pendalaman ilmu penunjang pengetahuan bahan standard te kni k me la lu i Hand book yang tersedia. Logam non ferro yang digunakan dalam interior disain adalah alluminium, tembaga, timah dan seng yang sering disebut logam tunggal mempunyai sifat-sifat tahan karat, l u n a k dan kurang kuat.
Aluminium ( AL ) Aluminium berasal d ar i bijih al um iniu m alam, yang dijump a i sebagai tambang bauksit yang mengandung kandungan utama alu min ium oksida. Bauk sit diolah dalam dapur listrik yang menghasilkan ingot aluminium ( alluminium virgin ingot ). Bila dibandingkan dengan baja maka Al 1/3 berat baja, harganya 6 x > dari harga baja, 1 /2 x kekuatan baja. Tetapi bila alluminium di bu at paduan maka kekuatannya akan dapat melebihi kekuatan baja, aluminium paduan ini mempunyai
sebutan
high strenght a l u minium. Aluminium alloy ( paduan
aluminium) ini mempunyai si fat
Mudah dibentuk
Tahan gempa ( u n t u k konstruksi rangka untuk pemasangan kaca )
Tahan pengaruh lengkung ,ketahanan ini diperbaiki dengan proses anodisasi.
Dari bentuk ingot alluminium (balok alluminium ) dapat dibuat alluminium paduan (allu min ium alloy) berbagi produk al lu mi ni um seperti : a. Pipa,dalam bentuk bulat (pi pes ),berbentuk empat persegi (square pipes ) b. Berbentuk profil, antar a lain,bentuk siku,bentuk 1,bentu k H, bentuk U ,bentuk C dll c. Berbentuk pelat (sheet) untuk penutup lantai / atap ada dua jenis flat sheet, corugated sheet d. Bentuk lembaran sangat tipis (al lum iniu m foil) ,un t uk pelapis penahan panas yang dipasang di bawah genteng. U n t u k je ni s ini dalam perdagangan ada dua jenis yaitu Al lu mi ni um fo il tanpa penguat, hanya satu lapis dan mudah robek. U n t u k jeni s in i sebelum dipasang a l l u m i n i u m fo il harus dipasang plywood terlebih dahulu. J enis yang kedua, terd iri dari 3 lap is yang tersusun sebagai berikut, alluminium foil, lembaran pla stik busa dan lembaran penguat .
Keuntungan penggunaan aluminium foil jenis 3 lapis :
Lebih kuat, tidak mudah robek
Tahan panas, memantulkan panas hingga 95 %
Pemasangan di atas tidak perlu menggunakan penguat tambahan dari plywood.
Jenis ini juga dapat digunakan sebagai : •
Isolasi panas matahari pada konstruksi, atap bangunan, pabrik, gudang, gedung bertingkat dan bangunan umum
• Pekerjaan isolasi panas pada jaringan AC, alat pendingin dan pemanas • Pekerjaan isolasi pada di nd in g.
Di
dalam
perdagangan
disajikan
dalam
bentuk
gulungan
dala m
versi
a l l u m i n i u m fo il , lebar 1,25 meter, panjang 60 meter d a n alluminium foil lebar 1 meter, panjang 1OO meter.
Mempunyai daya hantar li st ri k serta kalor yang baik (nomer 2 setelah perak), tembaga murni dapat ditempa y a i t u d i r u b a h bentuknya dalam keadaan ding in dengan memalu, men ggi lin g a ta u menarik hingga menjadi getas. s i fa t getas mi d a p a t dihilangkan dengan mendinginkan kembali dalam air. Tembaga yang dihasilkan disebut sebagai bli ste r copper dengan kemurnian 99 %, u n tu k keperluan tertentu, bidang ke li st ri ka n dan elektronika perlu dimurnikan lagi menjadi tought pitch cop-per dengan kemurnian 99,5 % atau menjadi electrolytical refined copper dengan kemurnian 99,9 % .
Sifat tembaga sebagai logam tunggal : • Tahan karat • Lunak dan kurang kuat • Mempunyai data hantar list ri k yang baik • Tahan terhadap panas Daya hantar listrik yang baik pada tembaga dimanfaatkan di bi da ng kelistrikan sebagai kabel listrik, al at listrik, penangkal pet ir. Tembaga juga mempunyai daya hantar panas yang baik dan digunakan u n t u k pembuatan alat pemanas . Sifat yang kurang baik lunak, kurang kuat kondisi ini dapat diperbaiki dengan membuat paduan tembaga (copper alloy ). Paduan tembaga yang banyak dijumpai dan dima nfa atk an adalah kuningan (brass) dan perunggu (bronz).
c. Perunggu ( Bronz ) Perunggu disebut pula sebagai bronz yang dibedakan keda la m
dua
penggolongan utama ,yaitu : a. Paduan tembaga dengan timah , dengan kadar ti ma h a nt ara10 - 20 % b. Paduan tembaga dengan logam lain non timah, i n i dapat dicontohkan sebagai, paduan tembaga dengan a l l u m m i u m , paduan tembaga dengan kuningan, paduan tembaga de nga n nikel, paduan tembaga dengan silikon
Di bidang interior perunggu tidak banyak d i g u n a k a n bi l a dibanding dengan kuningan
dan
perunggu
lebih
banyak
digun akan
sebagai
material
engineering.
d. Kuningan ( Brass )
Kuningan disebut juga sebagai loyang, merupakan paduan tembaga dan Zn dengan kadar Zn bisa lebih besar dari 40 %. Penggunaan kuningan (brass ) pada umumnya digunakan untuk :
Pipa penyalur a ir panas dan evapurator pe n d i ng i n pada jaringan AC, alat pendingin kodensor dan alat pemanas (pro heater).
Finishing alluminium .
Aluminium tahan karat karena di udara membentuk paduan alluminium oksida hasil reaksi antara O2 di udara dengan permukaan logam allum innium . Lapisan all um in iu m in i berisi oksida yang cukup kedap udara dan t i d a k dapat tertembus dan i n i menghambat terjadinya pengkaratan. Agar all uminium lebih tahan terhadap karat per lu di la ku ka n fin is hin g lebih la nj ut
dengan
melakukan anodisasi /anodixing. Lapisan oksida alluminium terbentuk secara alami amat tipis ini membuat daya tahan meningkat, lapisan ini dapat dipertebal dengan proses anodisasi. Dengan cara menempatkan alluminium ke dalam l a r u t a n ele kt ro lit e (la rut an ya ng mudah meneruskan arus listrik) yang kemudian dialiri arus li st ri k.
Lapisan alluminium oksida yang terbentuk lunak + berpori-pori, karena itu perlu proses sealing (penutupan pori 2) dan membentuk lapisan alluminium oksida yang keras, terjadi proses kristal isasi
dan hasil ini disebut sebagai anodixied
alluminium. Semua komponen bagian yang telah dianodisasi menjadi tahan terhadap pengaratan.
b. Tembaga (Cu )
Berdasarkan informasi dan data yang ada bahwa In d o n es ia memiliki potensi tembaga yang cukup besar, yang hingga saat in i baru sebagian kecil saja yang dapat di ma n f a a t k a n u n t u k menunjang pembangunan. Seperti kita ketahui potensi tembaga yang sudah diekploitasi antara lai n TIMIKA Irian Jaya oleh FREE PORT. Para desainer, arsitek memilih logam tembaga dengan alasan ekonomis, sebab perawatannya yang mudah serta alasan estetika lain misalnya dipakai pada permukaan d i n d i n g akan tampak lebih indah, biasanya berbentuk gelombang monogram yang tidak membosankan. Tembaga dalam teknik pada umumnya dipakai dalam bentuk paduan dari logam murninya sendin, selain dari sifat mekanis dan sifa t
kimianya dapat di at ur
me nu ru t
keperluan paduan - paduan tembaga berupa kuningan, perunggu dan lainnya. Tembaga berasal d ar i al am berupa b i j i h ba t ua n tembaga (Cu) dengan kandungan utama tembaga oksida yang kemudian direduksi dalam dapur l is tr ik menjadi tembaga murni . Tembaga adalah logam berwarna merah kekuning - kuningan yang terkenal non magnetis, dengan indentitas sebagai berikut : Berat
jenis
:
Berat atom : 63,57
8,93 Tit ik cai r : 1083oC
Titik didih : 23IOoC
b. Di bidang bangunan dan interior, di m a n f a t k a n se rt a digunakan untuk pembuatan :
Furniture Kereta dorong untuk sajian makanan Kaki dan alas lemari Dekorasi pada dinding , patung - Pegangan pada tombol pintu rumah dan furniture Aneka barang - barang kerajinan , patung / tempat li li n , lampu hias dll.
Paduan dalam bentuk kuningan kurang tahan terhadap udara lembab dan akan menimbulkan noda biru dan agar lebih tahan harus dilapisi dengan
pernis kuning. Pernis yang digunakan h a r u s bebas terhadap asam /acidfree (copper varnishes ) karena asam akan merusak kuningan .
e. Timah ( Tin ) Timah atau secara awam dikenal sebagai timah pa tr i leb ih banyak dipakai sebagai fille r metal pada proses soldering (pe m.it nan ), pelekatan logam induk (parent metal) dongan menggunakan timah yang memanfaatkan panas di mana logam in du kn ya ti da k i k u t mencair. Selain it u timah juga dimanfaatkan sebagai bahan coran dengan kekuatan rendah. Dalam lin gk un ga n di sa in interior banyak digunakan pula sebagai pengikat kaca decorative yang dipasang sebagai kaca rumah yang bersifat seni a r ti s ti k . Timah ini juga digunakan sebagai bahan campuran u n t u k produk-produk kerajinan dan bahan campuran log am l a i n u n t u k kepentingan anti korosi.
3.1. KOMPOSIT K omposit adalah mat er ia l yang d ib en tu k d ar i d ua al au leb ih material dasar yang mempunyai sifat lebih baik dari material pembentuknya. Menurut keberadaannya komposit a d a d u a macam yaitu komposit alam ( kayu, gigi, tulang) dan komposit buatan (semen beton, fiber reinforce, be metal ). Komposit dapat dinyatakan sebagai hasil man ip ul as i orde satu at au has il ma ni pu la si sifat makrokopis material yang dikenal dan mulai dibuat sejak avval tahun 1972. Komposit dibuat/d ic ip ta ka n
karena ingin mendapatkan bahan baru yang
mempunyai sif at sebagai,( A + B ) / 2 = X dimana X > ( A + B ) / 2, sifa t ini disebut sebagai sifat sinergitik dan dapat dicontohkan sebagai bahan karet + carbon = ban. Sifat yang dicari. dinginkan oleh komposit antara lain : 1. Kekuatan ( strength ) 2. Kekokohan ( stif fne ss) 3. Tahan korosi ( corrosion resi stta nce ) 4. Tahan keausan ( wear resistance )
5. Menarik (attractiviness) 6. Masalah berat ( weight) 7. Unsur kelelahan ( ftique lif e )
8. Ketahanan temperatur (temperatur depended ) 9. Konduktivitas termal (thermal behavior co nd uc ti vi ty ) 10. Isolasi panas (thermal insulation ) 11. Insulasi akustik ( acustic insulation )
Klasifikasi komposite
1. Komposite serat ( fibricus composite), yaitu komposite yang terdiri dari serat dan matrix ( bahan dasar ) yang d i p r o d u k secara fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan perekat. Sebagai contoh ialah FRP (fiber reinforce plastik) plastik diperkuat dengan serat dan banyak digunakan. yang sering di se bu t f i b e r glass. Contoh lainnya adalah PCB ( pulp cement board ) semen yang diperkaya dengan serat pulp dan dicetak dala m lembaran data r atau bergelombang.
PCB
menggantikan
asbes
semen
board
dalam
penggunaannya, karena asbes akan terhisap dan merugikan kesehatan dengan menimbulkan gangguan kesehatan pada paru -paru. Beda serat dengan serabut ialah serat it u panjang da n serabutt itu pendek. . Apabila kita tinjau lebih mendalam maka posisi besar kecilnya serat mempunyai kekuatan yang berbeda
t en t u
saj a
posisi
kemiringan
anyaman serta jaraknya i k u t serta m e ne n tu ka n kekuatannya. Untuk disain serat ini dapat di de ka ti dengan perhitungan matematika dan mekanika da la m me ne nt uk an
macam serat, arah serat dan disain
seratnya . Bila kita amati ikatan baja yang dibentuk dari wishkers (serabut) Fe^ C dan
Fe 3C butiran mempunyai sifat yang berbeda beda tergantung dari bentuk kristalnya. Fe sC yang terbentuk dari serabut (wishker) ikatan kristalnya sangat mempengaruhi keuletan baja tersebut. Secara mikro struktur ikatan Fe 3C dapat dilihat sbb :
2. Komposite lapis (laminated composite), yaitu komposite yang terdiri dari lapisan dan matrix, yaitu lapisan yang diperkuat oleh resin sebagai contoh plywood, laminated glass yang sering digunakan sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya. Pada umumnya manipulasi makroskopis yang dilakukan yang tahan terhadap korosi, kuat dan tahan terhadap temperatur dan ini dicontohkan oleh bimetal.
Bila logam A dan logam B direkatkan dimana aA > aB maka perekat harus tahan terhadap temperatur, karena bila terjadi panas dan bahan perekat ti da k kuat menahan muai, maka muai A > dari muai B sehingga terjadi pembengkokan . 3. Komposit partikel ( particulate composite ), komposit yang terdiri dari partikel dan matrix yaitu butiran (batu, pasir) yang diperkuat dengan semen yang kita jumpai sebagai beton (concrete), senyawa komplek ke dalam senyawa komplek. Dua bahan atau leb ih dicampur lalu tidak terjadi interaksi antara permukaannya dan tidak mempunyai sif at sinergetik disebut algomerale ( ad uk an ) tetapi bila mempunyai sifat sinergetik disebut komposile. Contoh lainnya adalah WPC ( wood plastic combination ) ya it u pa rt ik el kayu hasil buangan sisa kayu (waste wood ) yang diikat dengan plastik resin dan apabila partikel kayu tersebut diikat dengan resin saja maka particulate komposite ini disebut sebagai particle board ( PB.) yang sering dijumpai sebagai bahan peredam suara atau bahan pelapis dinding.
Baja untuk peluru, partikelnya dibuat speroid agar tahan terhadap puntiran, di sini komposite yang terjadi adalah metal terhadap metal. Keramik dilapiskan pada metal disebut sebagai ciM ino l (ceramik metal) dengan tujuan agar tahan terhadap tempe ratu re tinggi. Cromium carbid (CrC,) dimasukan ke da la m m a t r i x C> dengan tujuan agar matrial baru tahan terhadap korosi Bila oksida, carbit2 dimasukan ke dalam makaakan membual metal in i sangat kuat untuk terkorosi .Perbedaan antara alloy dan composite : Alloy
a. perosesnya lebih sulit b.
Mudah
phisiknya
diprediksi karena
s if at
susunan
atomnya teratur. c.
Mudah
mernprediksi
sifat
koduktivitas listrik panas d.
Sifat
mekanisnya
mudah
dipridiksi e.Perlakuan secara termisi sudah dapat diatasi.
Composite A.
PROSESNYA LEBIH MUDAH
B. LEBIH SULIT, KARENA SUSUNAN ATOMNYA C. H ARUS DIUKUR DENGAN TRIAL DAN EROR SIFAT PHISIK DAN
DINAMIKA D. S AMA E. B ARU DAPAT DIATASI TERHADAP SIFAT MEKANIS F. LEBIH BANYAK DITINJAU DARI SEGI EKONOMISNYA.
Tinjauan komposite non enginering dapat dijelaskan sebagai berikut,
Mempunyai s i fa t homogen, walaupun komposit t e r j a d i karena campuran tetapi terhadap kekuatan luar dapat dianggap homogen. Komposit juga bersifat isotropik artinya arah kekuatan ke segala arah sama besar (komposite partikel), perkecualian hanya te rj ad i pd komposite jenis lamina maka jenis ini mempunyai sifat anisotropik .
Sifat mekanik komposite : 1. Sifat mikromekanik, mempelajari komposite sebagai bahan yang inhomogenis yaitu menelaah interaksi antara fi ll er ( isian ) dengan matrix khususnya kerekatan antara filler dan matrix . 2. Sifat makromekanik, mempelajari s i f a t makro k om po si t sebagai bahan yang homogen yang dapat menerima ak si dari luar . 3.2. PLASTIK
Di bidang bangunan interior plastik digunakan terutama u n t u k pekerjaan lantai, pekerjaan dinding dan plafon, pekerjaan saniter dan perlengkapan kamar mandi, pekerjaan atap dan pekerjaan furniture serta produk desain yang lainnya. Plastik termasuk kelompok polimer, yaitu merupakan hasil penggabungan (proses polimerisasi) dari monomernya, sedangkan monomer adalah senyawa k i m i a organik yang mempunyai kemampuan untuk berpolimerisasi dan ini tergantungdari jenis monomer yang akan bergabung. Monomer yang bergabung dapat dibedakan atas beberapa jenis an tar a lai n : a. Mono polimer ,adalah hasil penggabungan monomer sejems, nA polimerisasi ( A ) x n -^ n molekul monomer A bergabung menjadi polimer (A) dengan berat molekul n x berat molekul monomer A . Sebagai contoh,
ethilene
polyethilene .
prophilene polyprophilene .
vcm ( vinyl chloride monomer )
PVC (poly vinyl chloride).
b. Leopimer, yang bergabung bukan monomer sejenis, n A + m B + pC
( ABC ) n + m + p, n molekui monomer A bergabung dengan
m molekul monomer B dan p molekul monomer C membentuk polymer (ABC) dengan berat atom ( n+m+p ). Sebagai contoh : • Formaldehid + melamin
melamin formaldehid.
• Formaldehid + phenol
phenol formaldehide.
Plastik dapat diar ti kan sebagai material organik s in te tik yang dibentuk melalui pemanasan dan dapat dibentuk menjadi bentuk -bentuk tertentu di bawah tekanan. Plastik dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 1. Thermoplastic, yaitu plastik yang bahan bakunya dapat diolah kembali dan tidak memiliki bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Sifat - sifat thermoplastik antara lain :
Mudah menjadi lunak bila terkena panas dan akan mengeras kembali bila dingin, sifat ini berulang .
Dapat did aur ulang lagi atau denga n kat a l ai n da pa t dimanfaatkan lagi .
Dapat disampul dengan pemanasan (heat scalable ), dalam praktek dengan melakukan pengelasan plastik( plastu welding), pengerasan plastik . batang plastik A penambah
alat pemanas
Bahan plastik penambah dipanaskan dan meleleh kemudian mengisi rongga yangakan disambung. dapat juga dengan cara memanaskan ujung plasti A dan plastik 15 dan ke mudian menekannya . dipanaskan . ditekan
A
B <- ditekan .
d. Mudah larut dalam pelarut organik seperti bensin, al ko ho l, terpentine, tineer dan sejenisnya .
2. Thermosetting , yaitu plastik yang hanya dapat diolah sekali saja.
Sifat - sifat plastik thermosetting antara la in :
Tidak mau melunak bila terkena panas, jadi tahan panas hanya melunak pada waktu pembentukan produk pe r t a m a b i l a kemudian dipanaskan ia tidak dapat melunak lagi
Tidak dapat didaur ulang.
Tak dapat disambung dengan pemanasan .
Tidak larut / sulit larut dalam pelarut organik .
jenis - jenis plastik thermosetting,
Cellulosic Material ini memi liki sifat ke ku at an mekanik yang baik dan kemampuan untuk dibentuk menjadi lembaran .
Polysyrene Material ini memiliki sifat tahan terhadap air dan banyak bahan kimia, kestabilan, dimensi, dan kemampuan isolasi yang baik .
Polythylene Material ini memiliki sifat tahan terhadap ai r dan sedi kit bahan kimia, berkemampuan u n t u k mengisolasi panas, d an dapat dibentuk dalam berbagai warna .
Polypropylene Material ini memiliki sifat kelistrikan yang sangat baik, ke ku atan impact dan tesile yang baik dan tahan terhadap panas dan si f a t kimia .
Polysulfones Material ini memiliki bentuk fisik vang baik dan tahan terhadap panas.
Polymide
Material ini memiliki sifat ketahanan panas yang tinggi, koef isien friksi yang kecil dan sifat kelistrikan yang tinggi .
Polycarbonet Material ini memiliki sifat ketahanan kimia yang baik dan me mi lik i tingkat kekerasan yang baik .
A B S (Acrylonitrille Butadiena Styrene) Material ini dapat dibentuk dengan tingkat kekerasan ya ng ti ng gi ataupun ketangguhan yang tinggi .
Nylon Material ini memiliki sifat keuletan yang tinggi dan tahan a i r .
Acrylic Material ini mampu mentransmisikan cahaya dengan sa ng at
baik,
mudah dibentuk dan tahan terhadap minyak
Vinyl Vinyl dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
Poly vinyl buty rate yang tahan terhadap minyak, kemampuan lekat yang baik dan stabil terhadap cahaya dan panas .
Polyvinyl chloride (PVC) yang tahan terhadap banyak jen is cairan dan tidak mendukung pembakaran .
Synthetic Rubber Material ini tahan terhadap suhu yang rendah dan tinggi sebaik melumasi minyak, menetralkan asam dan sinar matahari .
Plastik AMINO antara lain :
a. Urea formaldehide ( UF ). Urea formaldehide in i banyak sekali digunakan sebagai resin pembentuk produk glue sebagai pemuatan plywood dan jenis perekat lain. Apabila perekat tersebut harus tahan terhadap ai r maka yang digunakan adalah urea melamin formaldehide .
b. Melamin formaldehide ( MF )
c.
Phenol formaldehide ( PP ) .
PROSES PEMBENTUKAN PADA PLASTIK 1. Injection Molding dari Thermoplastic Plastic injection machine merupakan mesin yang sering digunakan
untuk
membentuk material plastik. Material plastik 1
HjhjiM
Gambar3.1. sketsa plastic injektion machine.
Plastic injection mechine dibagi berdasarkan kekuatan penekanan dies. Kekuatan penekanan dies berada di antara 50 ton sampai 2500 ton dan temperatur ruang pemanasan di antara 120 °C sampai 260 °C tergantung jenis material plastik. Cara kerja plastic injection adalah: material molding dimasukan dalam hyper dan kemudian masuk ke dalam tungku pemanas silinder, di mana material tersebut lumer/leleh dan diinjeksikan ke dalam cetakan tertutup di bawah tekanan yang ditentukan. Produk akhir menjadi padat di dalam cetakan akibat efek pendinginan dengan silkulasi air melalui saluran pendingin di dalam cetakan. Setelah luas injeksi dit ar ik mund ur , cetakan terbuka dan produk dito lak keluar cetakan.
2. Compression Molding Compression Mo ld in g
di la ku ka n
clengan cara pemasukan sejumlah
material pada cetakan metal yang dipanaskan, dan setelah cetakan ditutup, tekanan diberikan dan membentuk material sesuai dengan bentuk cetakan. Material yang digunakan dapat berbentuk bubuk atau tablet.
3. Transfer Molding Pada transfer molding, bubuk thermosetting dimasukan pada tabung terpisah atau ruang penekanan terpisah di bawah tempat cetakan. Material dibentuk
dengan panas dan tekanan kemudian diinjeksi pada mold cavities dengan panas dan mengeras. Waktu pembentukan pada transfer molding umumnya lebih se diki t dibandingkan dengan compression molding akan tetapi kerugian material dalam tabung material, sprue dan runner dan biaya cetakan lebih besar, dibanding clengan compressin molding.
4. Injection Molding dari Thermosetting Material thermosetting dapat dicetak secara injeksi menjadi bentuk dengan ukuran yang terbatas dengan proses yang dikenal sebagai jet molding. Dengan sed iki t perubahan, hampir semua pla st ic -injection molding dapat diubah menjadi jet molding. Pada jet molding, nozzle hams dipanaskan dalam sil in de r dan menjadi plastik tetapi belum tepolimerisasi. Setelah didorong ke cetakan, nozzle didinginkan agar sisa material tidak terpolimensasi. 5.
Extruding Material thermoplastic dapat diekstrusikan melalui dies menjadi bentuk bentuk yang sederhana dengan panjang yang tak terbatas. Proses extruding coating umunya
digunakan
untuk
melapisi kertas, kain,
lembaran logam, mengisolasi kabel dan kawat dan dapat diekstrusikan menjadi lembaran plastik.
6. Blow molding Blow molding digunakan u n t u k membentuk tabung kosong berdinding tipis dari resin thermoplastic. Silinder dari material plas tik yang dikenal sebagai par iso n di ek st ru si ka n secepat mungkin dan ditempatkan pada cetakan yang terpisah. Setelah cetakan ditutup, akan menekan parison dan produk d i b e n t u k dengan tekanan angin yang membentuk material sesuai dengan bentuk permukaan dies.
7. Pembentukan Film dan Lembaran Metoda dasar u n t u k membentuk fi lm dan lembaran ada lah cal- endering, ekstr usi dan percetakan. Cale nder ing ad al ah pembentukan lembaran tipis melalui penekanan material thermoplastic melalui rol. Proses ekstrusi d i g u n a k a n u n t u k membentuk meterial - meterial plypropilene, polythylene, polystyrene dan ABS. Pada fi lm casting meterial dilebur dalam cairan dan dicetak pada polished continous belt at au d r u m besar da n dijalankan me la lu i
oven di mana material d i be n tu k da n ca ir terpisah. Pada cell casting, cell yang dibentuk oleh dua lembaran dari kaca mengkilap, dipisahkan oleh ketebalan lembaran yang dikehendaki dan ujung - ujung ditahan u n tuk di is i ca ir an monomer katalis, di mana cairan ini ditempatkan hingga di be nt uk . cell casting digunakan dalam memproduksi lembaran ac r y l i c transparan.
8. Thermoforming
Thermoforming dilakukan pada lembaran thermoplastic dengan pemanasan sehingga lembaran lunak dan kemudian di be nt uk menjadi bentuk yang sesuai dengan cetakan m elalui tekanan angin maupun dengan tekanan mekanik.Thermoforming memiliki dua teknik pembentukan yaitu :
Teknik pembentukan bebas dengan menggunakan tekanan udara diferensial tanpa menggunakan cetakan. Dan dengan menggunakan tekanan udara yang diberikan kepada cetakan.
Teknik pembuatan vakum snap back. Setelah lembaran yang telah dipanaskan dijepit, ruangan cetak divakumkan yang mengakibatkan lembaran tertarik ke dalam cetakan, kemudian cetakan jantan dipasang pada
lembaran
terbentuk
dan
tekanan
vakum
dikurangi
yang
mengakibatkan lembaran kembali ke bentuk semula dan dibentuk sesuai bentuk cetakan.
KAYU DAN PLYWOOD
Kayu adalah suatu material alam yang mempunyai karakter sebagai komposit alam yang menjadi komoditi dan menghasilkan devisa Negara. Indonesia merupakan salah satu penghasil kayu terbesar didunia dalam bentuk hutan tropis terbesar didunia dan menjadi andalan, juga sebagai paru-paru dunia. Amatlah naïf bila kita sebagai bangsa Indonesia tidak mengenal kayu sebagai resources alam yang sangat menguntungkan. Merupakan kewajiban warga Negara yang berkecimpung didunia pendidikan tinggi untuk mendalami pengetahuan tentang kayu sebagai material yang digunakan sebagai bahan dasar produk, mengetahui pemanfaatan jenis kayu yang ada, menguasai pengolahan kayu serta pelestariannya. Jenis kayu yang ada di Indonesia beraneka ragam yang tumbuh didaerah tropis, dalam kesempatan ini yang kita bicarakan adalah kayu yang tumbuh berkembang didaerah tropis Kayu jenis ini banyak digunakan sebagai material dasar peralatan atau produk bangunan maupun pelengkap interior baik sebagai produk semi maupun produk jadi ( finished Product ). Product kayu ini bisa dijadikan konsumsi local maupun untuk kepentingan eksport sebagai devisa Negara yang menjanjikan
4.1. KAYU TROPIS
Kayu secara umum merupakan material alami yang sampai saat ini menjadi kebutuhan in du st ri , konstruksi y a n g b e l um d a pa t digantikan oleh material lain.
Kayu merupakan bahan bangunan perekayasaan, engineering construction material yang paling luas penggunaanya di Indonesia, dengan jumlah tonasi produk tahunannya melebihi semua bahan-bahan perekayasaan lainnya. termasuk beton dan baja. Disamping penggunaannya, fungsi kayu untuk membangun rumah kediaman, gedung, jembatan dan kelengkapan peralatan interior bangunan serta furniture, kayu juga digunakan untuk memproduksi bahan-bahan campuran seperti kayu lapis, papan halus, particel board dan bahan dasar kertas (bubur kertas / pulp ). Kayu merupakan sebuah bahan campuran alami yang terutama terdiri dari suatu susunan sel-sel selulosa yang tersusun secara rumit, dan diperkuat oleh sebuah bahan primer yang bernama lignin, serta bahan-bahan campuran organis lainnya sesuai dengan jenis kayunya. Pembahasan mengenai kayu yang dilakukan pada bab ini akan diawali dengan terlebih d u lu memperhatikan susunan makro kayu tersebut d iik uti dengan su atu pemeriksaan singkat tentang susunan mikro kayu halus / lun a k dan kayu keras. Kemudian beberapa si fa t yang di mi li ki kayu tersebut termasuk kekerasannya, texturenya yang dikaitkan dengan susunan makronya .
Susunan makro kayu.
Kayu adalah sebuah pro du k al am yang mempunyai susunan yang rumit, oleh karenanya kita ti da k dapat mengharapkan, memperoleh suatu produk yang homogen u n t u k keperluan perancangan-perancangan kerekayasaan, karena kekuat an k ay u sanga t anisotropis, dengan kekuatan daya j a l u r yang sejajar dengan arah batang pohon yang bersangkutan. Lapisan-lapisan yang te rli hat
pada potongan melintang pohon dapat dijelaskan
sebagai berikut, pertama-tama marilah kita t el it i sebuah potongan me lin t an g sebuah pohon yang khas, sebagaimana yang dapat lihat dalam gambar4.1, dimana daerah-
daerah lapisan penting yang terdapat dalam gambar ini, ditandai dengan h u r u f A sampai F.
Gambar .4.1.
Penampang melintang potongan pohon
Nama dan fungsi masing lapisan tersebut dapat di je la sk an sebagai berikut :
Lapisan A, lapisan ku li t lu ar terdiri d ari jari ngan kerin g dan mati, berguna sebagai l a p i s a n p e l i n d u n g l u a r p o h o n tersebut.
Lapisan B, lapisan kul it dalam masih dalam keadaan basah dan lunak serta bertugas mengangkut makanan dari d aun ke semua bagian pohon yang masih mengalami pertumbuhan .
Lapisan C, lapisan kambium adalah lapisan yang terletak di antara lapisan k u l i t ka yu dan lapisa n k a y u n y a se nd ir i, berfungsi untuk membentuk selsel kulit kayu dan kayu.
Lapisan D, kayu muda adalah bagian kayu berwarna muda, merupakan bagian luar batang kayu tersebut. Bagian kayu muda ini mengandung se ju ml ah sel yang ma s i h l u d up , berfungsi sebagai penyimpan makanan dan pengangkut ai r / getah tumbuh - tumbuhan dari akar ke daun .
Lapisan E, hati kayu adalah wilayah kayu yang terletak lebih dalam dan lebih tua di dalam batang pohon, yaitu bagian kayu yang sudah tidak hidup lagi. Bagian hati ini berwarna lebih gelap dibandingkan warna bagian kayu muda,
berfungsi memberi kekuatan kepada batang tersebut.
Bagian F, adalah inti kayu yang merupakan jaringan lu n ak , terdapat di tengahtengah batang pohon, pada sekeliling bagian inilah sesungguhnya pertumbuhan pohon dim ul ai .
Kayu halus/lunak dan Kayu keras .
Pohon diklasifikasikan ke dalam dua buah kelompok utama, ya itu kayu halus /lunak (gymnosperm) dan kayu keras (angiosperm). Dasar botani mengklasifikasikan demikian bila benih pohon
yang bersangkutan tersingkap /
terbuka
(berbiji
ganda),maka kayu yang dihasilkan dimasukkan ke dalam kayu halus/lunak, yang secara fi s i k pohon ini dijumpai sebagai pohon berdaun jarurn ( needle trees). Yaitu pohon dengan ciri-ciri daunnya runcing dan batang pohonnya lurus tidak bercabang . Sebaliknya bila benih kayu t ertutup (berbiji tunggal), maka termasuk jenis kayu keras yang ditandai secara fi si k dengan pohon yang mempunyai daun lebar ( brood leave trees ), berdaun biasa, berbatang banyak dan mempunyai banyak cabang yang ditumbuhi daun yang rindang. Demikian pu la seju ml ah kecil perkecualian yang terjadi dapat diterima dan dapat pula dikata kan bahwa setiap tahun pohon kayu lunak akan tetap mempertahankan daun-daunnya, sementara sebuah pohon kayu keras daun-daunnya akan.berguguran setiap tahun. Pohon-pohon kayu h a l u s/l u na k kerap kali disebut sebagai pohon-pohon yang berdaun hijau dan pohon kayu keras dikenal sebagai pohon-pohon yang berganti daun. Secara fisik pohon kayu lunak mempunyai fisik halus/lunak dan pohon kayu keras sebaliknya mempunyai fisik kayu keras, tetapi sebagaimana lazimnya di sini juga kita dapatkan sejumlah perkecualian yang ada. Beberapa buah contoh kayu halus/lunak asli Indonesia adalah pohon - pohon pir semacam pohon s pr uc e, semacam pohon cemara dan pohon cadar, sedangkan beberapa contoh pohon kayu keras adalah tectona grandis, sono ke li ng , sungkai, meranti, bengkirai, ramin, ulin, eboni dll.
Cincin-cincin pertumbuhan tahunan .
Pada daerah-daerah beriklim sedang, seperti di I n d o n e s i a misalnya, maka selama setiap musim pertumbuhan, sebuah lapisan lapisan kayu baru akan di bentuk setiap tahun mengelilingi batang pohon. Lapisan-lapisan yang demikian inilah yang
dinamakan cincin-cincin pertumbuhan tahunan. Cincin-cincin pertumbuhan tahunan yang demikian terutama sekali akan dapat kita li ha t dengan jelas pada potongan melintang pohon kayu lunak / h a lu s seperti pada gambar 4.2. Masing-masing cincin mempunyai dua buah sub cincin yaitu kayu dini (musim semi) dan kayu lambat (musim panas). Pada kelompok kayu halus/lunak akan dapat kita saksikan bahwa kayu dini itu mempunyai warna yang lebih muda dan sel-selnya memiliki ukuran yang lebih besar, jika dibandingkan dengan apa yang kita dapatkan pada jenis kayu keras. Gambar 4.2 c i n c i n pertumbuhan tahunan, sebagaimana yang dapat kita saksikan pada pohon kayu halus/lunak. Bagian kayu dini (EW) dan c i n c i n pertumbuhan tahunan tersebut kelihatan berwarna lebih muda j ika dibandingkan dengan apa yang kita saksikan pada lapisan kayu lambat (LW)
Gambar 4.2.
Sumbu-sumbu
simetri
lingkaran tahun pohon lunak kayu
penting
sekali
artinya
bagi
kita
untuk
mampu
menghubungkan arah yang terdapat pada sebuah pohon dengan susunan mikronya Untuk dapat melakukan it u dengan baik, maka telah dipilih seperangkat sumbu sebagaimana di pe rl ih at ka n pada gambar 4.3.
Gambar 4.3. axes in wood
Persamaan dan perbedaan mendasar sifat dari material logam dan material kayu.
1. Mechanical properties Sifat mekanik
Logam
Kayu
1. Kekuatan tariknya
tetap
tidak tetap
2. Kekerasannya
tetap
tidak tetap
3. Kelembabannya
tetap
ti dak tetap
4. Kehalusan permukaan
(tidak berubah) halus
(tergantung suhu 0) bervariasi
5. Komposisi unsurnya
tetap
tidak tetap
2. Natural properties logam
Tampak
texrurenya
warnanya homogen homogen
kayu
spesifik spesifik
Kelebihan kayu ,sehingga masih banyak digunakan antara la in :
Lebih ringan dan cukup kuat bila dibandingkan bahan bangunan lain seperti baja dan beton.
Pengerjaannya mudah dan peralatan yang digunakan c u k u p sederhana.
Dapat diperoleh dalam ukuran besar dan bila diperoleh ukuran kecil dapat dibuat ukuran besar dengan teknik penyambungan yang sederhana dan cukup kuat.
Dapat dilestarikan sepanjang pola tanam dan pola t e b a ng diserasikan.
Mempunyai nilai artistik dan decorative yang tinggi .
Kelemahan kayu antara lain :
Mudah terbakar, tetapi dapat dibuat lebih tahan terhadap api, caranya memperlambat sifat terbakarnya dengan melakukan wood fire proofing.
Ada kayu yang kurang awet ( gampang lapuk dan mudah dimakan rayap) dapat diperbaiki dengan cara pengeringan kayu dan pemberian bahan kimia wood seasoning atau timber drying dan chemical treatment.
Dalam penggunaannya sering terjadi k et id ak p ua s an da r i pemakaianya karena kayu yang digunakan dalam kondisi basah dan ini banyak terjadi di lingkungan penggunanya. Oleh karenanya sebelum digunakan dianjurkan u n t u k d il a k u k an pengeringan terhadap kayu terlebih dahulu moisten contentnya mendekati 6 -10 serta pemberian anti rayap .
Sifat kayu yang penting untuk diperhatikan .
a) Kekerasannya (hardness), dibedakan ke dalam kayu keras ( hard wood ) dan kayu lunak ( soft wood ) tetapi pengelompokan ini kurang tepat, karena ada pohon kayu yang berdaun lebar bersifat lunak contoh: meranti clan mahoni. Adapula kayu dari pohon yang berdaun jarum sifat kayunya keras. contoh : pohon damar. b) Cara pembelahan , sifat ini dibentuk dan di tentukan menur u t serat batang
memanjang. Sumbu batang memanjang, umumnya arah seratnya sejajar arah sumbu batang. Bahan kayu yang mudah membelahnya contohnya: kayu jati, kayu ulin, kayu besi dan yang sulit membelahnya antara lain: kayu noni, kayu kesambi dan kayu walikukun. c) Berat jenis ( BJ), berat jenis kayu berkisar antara 0,1 - 1,3, yang teringan adalah kayu balsa dan yang terberat adalah kayu besi. Kayu dapat dibedakan berdasarkan berat jenisnya, yaitukedalam berat jenis ringan sekali, berat jenis ringan, berat jen is agak ringan, berat jenis agak berat, berat jenis berat, berat jenis berat sekali, d) Kekuatannya, yang terpenting adalah kekuatan tekan dan kekuatan lengkung, sesuai dengan penggunaannya.
Penggolongan kayu dalam perdagangan
Kayu dijual di pasaran dalam bentuk kayu gelondong, jenis kayu gelondong (log wood ) yang dilindungi oleh regulasi negara dengan membatasi perdagangan untuk eksport. Sedangkan untuk perdagangan lokal dipasarkan dalam bentuk papan kayu (sawntimber), square type (reng, usuk, kaso atau ukuran tertentu yang
dipesan).
Untuk
mewujudkan jenis dan ukuran kayu tersebut dilakukan dengan cara membelah batang
kayu (kayu gelondong / log), meggunakan savvmiller ( gergaji pita), hingga menghasilkan papan kayu ( sawntimber ) yang diinginkan. Di bawah ini disajikan bagaimana cara menghasilkan papan kayu dari batangan kayu (kayu gelondong ),dengan cara yang benar agar mendapatkan hasil yang optimal. Keterangan: Comparison of yield, 18-inch diameter log. Veneer and lumber. /4-cut into veneer, leaving 7-inch core. B-cut into veneer, leaving 5-inch core. C-sawn into lumber, quality basis. D-sawn into lumber, quantity basis. Gambar 4.4. Proses penggergajian kayu gelondong yang benar .
Kayu Kelapa.
Kayu jenis ini perlu mendapatkan penjelasan tersendiri mengingat ciri dan karakternya berbeda dengan kayu secara umum serta populasinya cukup banyak terdapat di Indonesia. Tujuan utama dari tanaman kelapa ini adalah untuk dimanfaatkan buahnya, selain dimanfaatkan sebagai buah yang segar juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar minyak kelapa dan keperluan yang lain. Kayu kelapa hanya dimanfaatkan bila pohonnya tidak lagi produktif buahnya, dan dimanfatkan sebagai bahan bangunan rumah, jembatan atau dibiarkan mati mengering. Akhir-akhir ini sudah banyak dipakai sebagai bahan dasar furniture, walaupun hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkannya. Hal tersebut dikarenakan karena kontinuitas penyediaannya serta karakter kayu kelapa yang sul it pengerjaannya.Tetapi texture dan serabutnya mempunyai karakter tersendiri dan berbeda dengan jenis kayu yang lain, ini sangat menarik bila dipandang dari sisi artistiknya .
4.2. P LY W O O D.
Adalah salah satu jenis produk fabrikasi dari material kayu, yang terbentuk dari beberapa layer lumber dan vineer yang d il em secara bersamaan baik secara pengeleman panas ( hot glueing ) maupun pengeleman dingin (cold glueing) yang sering disebut juga sebagai kayu lapis atau multiplex.
jenis dari plywood sangat banyak sekali ada yang dipakai sebagai bahan dasar pembuatan lemari, piano, kursi tempat t idur dan banyak lagi yang lain, oleh karenanya jumlah layer dan jenis glu eing yang digunakan juga amat bervariasi tergantung dari kegunaan dan standard yang dipersyaratkan. Sebagai contoh dapat dijelaskan sebagai berikut :
Playwood with layers separated to show the structural features of the different strata. A-five-ply with lumber core : B-three-ply with veneer core. The laminations when glued ri gi dl y together tend strongly to balance the internal stresses and strains and result in a st ur dy sheet of compound wood with a rugged base as a foundation for fragile lace veneers.
Gambar 4.5. plywood dengan beberapa st ra ta jumlah l a y e r dapat dicontohkan sebagai plywood kontruksi.
Klasifikasi glue dan adhesive yang ser ing digunakan da l a m pekerjaan kayu dan plywood antara lain : 1. animal glue 2. vegetable glue
3. casein glue 4. soya bean glue 5. blood albumin 6. syntetic resin, phenolic and urea miscellaneous glue . Masing - masing glue tersebut memiliki sifat individual dan karakteristik yang erat kaitannya dengan harga, k e m u n g k i nan mendapatkannya, kecepatan keringnya dan k e m u d a h a n menggunakannya. Dari keenam kelompok lem tersebut di atas jenis sintetic resin dan groupnya yang banyak dijumpai d a n dapat dikembangkan secara massal karena dapat diproduksi secara besar -besaran. Disamping i tu karakter glue yang
ada
biasanya
standard
kemampuan
glue
di tun tu t
harus
memenuhi
persyaratan yang dipersyaratkan, misalnya harus tahan terhadap air ( water proofing ) dan tidak beracun (non tocid ) dan ini hanya dapat diwujudkan oleh kelompok ke enam .
Klasifikasi plywood .
1. Plywood for beauty Plywood
for
beauty ini sering juga disebut
sebagai
plywood
dekoratif
yang
memprioritaskan keindahan penampakannya. Pl ywood jenis ini layer pertamanya menjadi keutamaan penampakan motif a ta u te xt ur e d a r i de sa in er perancangan p r o d u k y a n g direncanakan. Texture dan motif kayu tersebut biasanya ter dir i da n lembaran tipisatau veneer kayu yang merupakan layer pertama yang mengutamakan motif dan keindahan. Mo ti f yang d im ak s u d k an terwujudkan dengan menampakan antara lai n texture kayu ja ti , texture kayu ramin, texture kayu sungkai, texture kayu sono keling, kayu oak d ll . Plywo od in i memang keu ta ma an ny a ad al ah penampakaan keindahan texture dan motif kayu te ta pi f a k t o r kekuatan tidaklah diabaikan begitu saja .
2. Plywood for strength .
Plywood
jenis
in i
memprioritaskan
kekuatan
da la m
penggunaannya,
oleh
karenanya cara mewujudkannya tergantung dari jenis kayunya, ketebalan dan jumlah layer, proses serta jenis glue (resin) yang digunakan. Plywood jenis ini juga sering disebut sebagai plywood konstruksi atau plywood teknik yang mengutamakan kekuatan (stiffness). Ke bu tu ha n desain perencanaan t en ta ng kekuatan yang distandarkan adalah kekuatan tekan ( o
(
) dan kekuatan bengkok ( o
b
) dalam satuan kg / cm 7
y a n g h a r u s diwujudkan oleh plywood for strength ini .
A- circumferential shrinkage. B- radial shrinkage. C- plain-sawn board. D- quarter-swanboard. Gambar 4.7. ilustrasi
pembelahan kayu gelondong untuk mendapatkan kekuatan
ROTAN DAN BAMBU
5.1. R O T A N Rotan atau rattan adalah material alami yang tumbuh di hutan merambat secara Liar dari pohon yang satu ke pohon yang lain dan panjang rambatannya bisa mencapai panjang 300 meter. Rotan diambil dengan cara memotong pangkal rambatan yang dekat tanah dan kemudian menariknya sampai rambatan lepas, kemudian dipotong-potong berdasarkan u k u r a n
di am et er
yang
te la h
distandardkan. Rotan dibedakan
berdasarkan besar diameternva, yaitu : 1. Rotan besar, yaitu rotan dengan diameter >18 mm dan panjangnya dipotong sepanjang 3 meter. 2. Rotan kecil, yaitu rotan dengan diameter < 18 mm dan panjangnya dipotong sepanjang 6 meter. Dari kedua jenis rotan i ni perlu mendapatkan pengolahan leb ih lanjut yang sering disebut sebagai pengolahan p r i m e r d a n pengolahan sekunder, kemudian ha si l pengolahan t e r s e b u t dikerjakan oleh pemahat dan pengrajin sebagai produk ja di (f in ished product)..
1. Pengolahan primer Dalam proses pengolahan i ni rotan d ik er in gk an s ek al ig us diawetkan, dan ini terjadi pada :
a. Rotan kecil. Proses pengeringan dan pengawetan ini dilakukan dengan dua cara, diletakan di dalam rak bambu dan kemudian diasap sebagai berikut,
Rak bambu
A s a p
Rotan Dengan mengasap rotan akan menjadi kering dan pengawetan terjadi oleh bahan yang terbawa oleh asap. Yang kedua meletakan di rak bambu t er se b ut d a n menjemurnya di luar dengan memanfaatkan sinar matahari . Pengeringan cara ini adalah secara alami (natural drying), dan proses alami ini memerlukan waku 7-21 hari .
b. Rotan besar.
Dikeringkan dengan cara merebus / menggoreng batang rotan ke dalam minyak / campuran minyak, dan jenis minyak yang digunakan tergantung dari kebiasaan setempat. Sebagai contoh, minyak solar, minyak solar + minyak tanah, minyak solar + minyak tanah + minyak kelapa. Sewaktu minyak dipanaskan, kandungan belerang akan terbakar dan u n s u r sulphur inilah yang mengawetkan rotan serta membuat warna rotan menjadi lebih muda, setelah it u dilakukan pengeringan secara alami dengan memanfaatkan sinar matahari .
2. Pengolahan sekunder. Di dalam pengolahan sekunder, rotan besar dan kecil di ol ah menjadi produk setengah jadi ( half finished product ) yang merupakan bahan baku bagi pengusahaan pembuat product jadi atau produk siap pakai (finished product). Karena itu pengolahan sekunder dilengkapi berbagai peralatan dan mesin yang menghasilkan jenis produk tertentu . Jenis produk a.
Mesin
Jenis peralatan / mesin
Batang rotan yang semula belum lurus ditarik oleh mesin ini sehingga rotan i n i m e n j a d i batang yang luru s.
pclurus bahan rotan b.
Mesin
Batang rotan yang t elah lurus, diametemya bel um serag am
serutscrut/
dan diameter ini diserut sehingga diameter jadi seragam
mesin
(sama besar).
c. Mesin poles
Batang rotan yang telah lurus dan diameternya
seragam permukaannya dihal uskan dengan cara diampl as atau dapat juga dilakukan secara manual. Yang di maksud dengan manual
dikerjakan dengan tangan, biasanya hal ters ebut dila kuka n oleh perusahaan kecil. at au dapat pula menggunakan mesin (dengan bantuan pita amplas berjalan), yang biasa dilakukan oleh perusahaan besar . Batang rotan dibelah / diirat menghasilkan
d. Mesin irat
(mesin
pembelah rotan) iratan rotan (sejenis pita ) dihasil kan : iratan kulit, iratan ati (pikri l)
e. Mesin Trim . Menghasilkan dan menyeragamkan u k u r a n (trimming rotan
machine) ikatan rolan,
lebar d a n tingginya, dan unluk menyambung ikatan yang pulus f. Mesin anyam rotan
Mesin
ini
menganyam
rotan
iratan
dan
menghasilkan anyaman
sederhana
(an yam an 2 arah, verlikal dan horizonta l). Mesi n in i merubah anyaman 2 arah menjadi an ya m a n bercorak ( anyaman truntun ) ata u corak lai n te rg an tu ng den gan p ol a y a n g d i b u a t / direncanakan pada meja anyam.
3. Pengelola/ perusahaan pembuat produk jadi rotan
perusahaan in i merangkai ha si l produk setengah jadi dari pengelola sekunder menjadi produk jadi (siap pakai) seperti :
furniture
produk keperluan sehari - hari seperti keranjang, penutup lantai ( lampit), krey, penyekat ruangan .
aneka produk kerajinan seperti kap lamp u, hias an di nd in g, tempat buah, vas bunga, dl l.
Produk utama furn itur e dari rotan terd iri dari 2 komponen utama yaitu ;
Rangka, komponen pemberi bentuk dasar dan juga sebagai penguat, biasanya digunakan rotan batangan yang berdiamater 1,5 - 5,0 cm yang sering disebut rotan tulang .
Isian, komponen yang mengisi rongga kosong antar rangka, dan isian dapat digunakan Rotan eating / rotan sa lut , ya i tu rotan yang kecil dengan ukuran 2- 5 mm, ata u anyaman rotan 2 arah / anyaman rotan yang bercorak ( t r u n t u n ) .
2. 2. BAMBU Bambu (bamboo) adala h je ni s t a na ma n a la mi ya ng b an ya k tumbuh dan ditanam di desa-desa serta banyak d i j u m p a i di pegunungan, tumbuh berkelompok ( serumpun )
dan tersebar di seluruh tanah air kita. Bambu (bamboo) jenisnya banyak sekali m ulai bambu yang berdiameter kec il 1 - 2 cm sampai dengan y a n g berdiameter > dari 20 cm dengan ketebalan daging yang berbeda pula. Nama dari bambu ditentukan dari jen is dan dan daerah mana bambu tersebut tumbuh, suatu misal bambu apus, bambu pelung, bambu orri bambu kuning dan banyak lagi.
Pada umumnya bambu digunakan sebagai kerajinan, a l at d a p u r yang konvensional,alat rumah tangga, atap rumah, di nd i ng pelapis, furniture dan di desa banyak dipakai sebagai material ko ns tr u ks i
(tiang rumah, usuk, reng, pagar bahkan jembatan
gantung), Bambu mempunyai karakter yang tersendiri berkulit luar c u k u p keras, berdaging dengan serat searah yang keras p u la dan panjang pohonnya bisa mencapai 10 meter yang terdiri dari buku-buku sepanjang pohonnya. Sampai saat ini bambu yang ma si h muda ( rebung ) masih dimanfaatkan sebagai bahan dasar s a y u r dan masakan lainnya.Karena karakternya yang unik maka pengerjaan bambu memerlukan
persyaratan
tersendiri
dan
biasanya
selalu
dikerjakan
dengan
handmade menggunakan peralatan khusus yang sederhana standard hand tool yang banyak dipakai da n
d i j ua l
dipasaraan Kelemahan dari bambu adalah sarat
di ma ka n rayap (termmit ), oleh karenanya sebelum dik erj aka n sela lu ha ru s dipreparasi terlebih dahulu dengan chemical treatment ( bahan kimia ) agar tahan
terhadap rayap. Biasanya f in is hi n g pe l a pi s an n ya dilakukan dengan memberikan pernis agar natural texturenya dapat tertampakan .
PENGETAHUAN MATERIAL PELAPIS AKHIR FURNITURE DISAIN INTERIOR
Bahan Pelapis Akhir dari Jenis Logam Meliputi: 1. Plat besi dan plat besi bermotif. 2. Plat stanless steel; mirror dan hairline 3. Plat alumunium rata dan bermotif 4. Plat tembaga dan kuningan
Bahan pelapis akhir dari jenis non logam, meliputi:
1. Bahan lapisan kayu / veener, seperti: lapisan sungkai, nyatoh, jati, white, oak, red oak, mega sungkai, zebra wood, maple, dan lain-lain.
2. Lapisan HPL ( Hight Plesure Laminated), meliputi:
a. Supercone
b. Takon
c. Pelangi
d. Wilson art
e. Bahan Dekorial.
3. Bahan pelapis untuk sofa / dudukan , meliputi: a. Bahan kulit
b. Kulit sintesis (oskar)
c. Bahan jenis kain/ bludru